• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KEBUGARAN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA MENGIKUTI AKTIVITAS PEMBELAJARAN KEBUGARAN DALAM PENDIDIKAN JASMANI PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CISITU I KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KEBUGARAN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA MENGIKUTI AKTIVITAS PEMBELAJARAN KEBUGARAN DALAM PENDIDIKAN JASMANI PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CISITU I KOTA BANDUNG."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KEBUGARAN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA MENGIKUTI AKTIVITAS PEMBELAJARAN KEBUGARAN DALAM PENDIDIKAN JASMANI

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas V-B di SD Negeri Cisitu 1 Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Olahraga

Oleh

Andrias Salsabiel 0904060

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

IMPLEMENTASI MODEL

PEMBELAJARAN KEBUGARAN

UNTUK MENINGKATKAN

PARTISIPASI SISWA MENGIKUTI

AKTIVITAS PEMBELAJARAN

KEBUGARAN DALAM PENDIDIKAN

JASMANI

Oleh Andrias Salsabiel

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Oahraga dan Kesehatan

© Andrias Salsabiel 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ANDRIAS SALSABIEL

STUDI PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS V-B MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KEBUGARAN

UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA MENGIKUTI AKTIVITAS PEMBELAJARAN KEBUGARAN

DALAM PENDIDIKAN JASMANI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Drs. Andi Suntoda Situmorang, M.Pd NIP.1958 0620 1986 011002

Pembimbing II

dr. Ikbal Gentar Alam NIP.1976 1015 2008 011000

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani

(4)

Andrias Salsabiel, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Kebugaran untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa Mengikuti A B S T R A K

Andrias Salsabiel (2013) Implementasi Model Pembelajaran Kebugaran untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa Mengikuti Aktivitas Pembelajaran Kebugaran Dalam Pendidikan Jasmani Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Cisitu I Kota Bandung. Pembimbing I Drs. Andi Suntoda Situmorang, M.Pd Pembimbing II dr. Ikbal Gentar Alam.

(5)

Andrias Salsabiel, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Kebugaran untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa Mengikuti ABSTRACK

Andrias Salsabiel (2013). Implementation Model for Improving Learning Centre Students Following Participation Activities Learning Centre in Physical Education Classroom Action Research In Fifth Grade Students Cisitu I Elementary School Bandung. Pembimbing I Drs. Andi Suntoda Situmorang, M.Pd Pembimbing II dr. Ikbal Gentar Alam.

This classroom action research aims to investigate student participation when

following a fitness learning in physical education and sport health fitness using

learning models . The research was conducted by implementing the research design

developed by Kurt Lewin, consisting of stages of planning, action, observation, and

reflection . The research was conducted at the Cisitu I Elementary School, Bandung.

The object of research is 34 students from VB class. The research process is divided

into two cycles of four actions. Every action, using a variety of fitness activities in the

game as the game outposts, circuits , and move the ball both ways and the modified

game rules . Data was collected using instruments observation sheets , field notes ,

and documentation in the form of photos. All data collected were analyzed using

percentages techniques . Results of data analysis showed that the application of

learning models fitness can improve student participation in the learning material to

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... .. ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI. ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... . ix

DAFTAR GRAFIK... x

DAFTAR LAMPIRAN ... . xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Pembatasan Penelitian ... 7

F. Definisi Istilah ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN... 9

A. Kajian Pustaka ... 9

(7)

2. Hakikat Model Pembelajaran Kebugaran ... . 18

3. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 30

4. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas ... 34

B. Hipotesis Tindakan... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 41

A. Jenis dan Rancangan Penelitian... 41

B. Waktu dan TempatPenelitian ... 42

C. Subjek Penelitian ... 42

D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ... 43

E. Prosedur Penelitian ... 43

F. Instrumen Penelitian ... 50

G. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN .... ... 58

A. HasilPenelitian...………...………….. 58

1. Deskripsi Data... 58

2. Hasil Analisis Data... 59

3. Refleksi ... 65

B. Pembahasan Penelitian...…………....………...…... 68

1. Siklus Satu... 68

2. Siklus Dua... 78

(8)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... ... 90

A. Simpulan ... ... 90

B. Saran. ... 90

DAFTAR PUSTAKA. ... 93 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di

sekolah-sekolah, dan mempunyai peranan penting dalam pengembangan aspek

kognitif, afektif dan psikomotor. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan

melalui aktivitas jasmani, yang didalam pembelajarannya melingkupi hal-hal

yang berkaitan dengan ketiga aspek tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh

Hetherington (Abduljabar 2010:7) mendeklarasikan empat tujuan pendidikan

jasmani yaitu:

1. Tujuan perkembangan organik, yaitu: sebagai contoh kebugaran,

kesehatan, kekuatan, daya tahan, power, tahan terhadap derita, dan mudah

bergerak.

2. Tujuan perkembangan kognitif, yaitu tujuan pengetahuan, sebagai contoh

pemahaman, kebebasan, kemerdekaan, wawasan, dan kenyataan.

3. Tujuan perkembangan psikomotor, yaitu keterampilan, bergerak efektif,

kompeten, bebas mengekpresikan, partisipasi (dalam budaya olahraga,

senam) dan kreativitas.

4. Tujuan perkembangan afektif, yaitu: sebagai contoh perkembangan

karakter, apresiasi, makna, keriangan, dan kesenangan.

Menurut (Husdarta, 2011:3) dalam buku Manajemen Pedidikan Jasmani

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, dari pada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.

Pendidikan jasmani yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

pendidikan tentu di dalamnya ada proses pembelajaran. Apabila dibandingkan

(10)

pendidikan jasmani sangatlah berbeda. Pendidikan jasmani mengajak siswa

untuk dapat berkembang sesuai dengan keinginannya, tetapi kenyataan lain

dilapangan mengakibatkan pendidikan jasmani menjadi suatu mata pelajaran

yang membosankan dan melelahkan serta tidak sesuai dengan konsep dasar

pendidikan jasmani itu sendiri. Kenyataan lainnya adalah tidak adanya

kesinambungan antara kurikulum yang diajarkan dengan kehidupan nyata anak

sehari-hari seperti diungkap oleh Siswoyo dalam (Sobarna, 2009) menyatakan

bahwa pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) yang dirumuskan para ahli

kurikulum cenderung eksklusif, sempit, dan terlalu akademis dan terkesan

semua peserta didik hendak diarahkan jadi ilmuwan.

Meskipun secara konseptual pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

memiliki peran penting dalam peningkatan kualitas hidup siswa, tetapi secara

umum fakta dilapangan menunjukan bahwa pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan masih memiliki berbagai permasalahan, terutama yang terkait

dengan kualitas proses pembelajaran. Hasil survey pada tingkat global

menunjukan beberapa indikasi lain, mulai dari alokasi waktu yang terbatas,

kelangkaan infrastruktur, kualifikasi tenaga yang tidak sesuai (Lutan, 1999).

Hasil penelitian yang dilakukan di Belanda menunjukan bahwa remaja pada

usia 13-17 tahun terjadi penurunan tingkat aktivitas jasmani dan aktivitas

jasmani siswa laki-laki lebih aktif secara signifikan dari pada siswa perempuan

yang diungkap oleh Biddle dan Chatzisarantis dalam (Lutan, 1999)

Persoalan-persoalan seperti diatas bisa berdampak pada munculnya

masalah-masalah lain, seperti siswa mempunyai tingkat kebugaran yang rendah

dan keterampilan dasar yang tidak memadai, kurang termotivasinya siswa

untuk berpartisifasi dalam aktivitas pendidikan jasmani. Hasil survey yang

dilakukan oleh Cholik dan Harsono dalam ngasmin dan Soepatono dalam

(Lutan, 1999) menunjukan adanya kecenderungan siswa kurang meminati

aktivitas pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan karena dirasakan sangat

(11)

Demikian pula dengan persoalan pendidikan jasmani di kelas V pada saat

penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SDN Cisitu I

Kota Bandung, menunjukan masih banyak siswa yang kurang antusias

mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada saat materi

aktivitas pembelajaran kebugaran jasmani. Pada saat pembelajaran pendidikan

jasmani berlangsung, siswa lebih memilih duduk di pinggir lapangan dari pada

mengikuti kegiatan, selalu mengeluh bahwa pembelajaran kebugaran sangat

melelahkan dan membosankan, menunjukan adanya kecenderungan minat

siswa berkurang pada saat aktivitas pembelajaran kebugaran jasmani karena

dirasakan sangat berat, dan partisipasi dalam pembelajaran pun cenderung

menurun.

Pembelajaran kebugaran merupakan salah satu komponen yang ada

dalam pendidikan jasmani. Kebugaran jasmani dapat diartikan dalam berbagai

kualitas hidup yang sangat berhubungan dengan keadaan status kesehatan

seseorang, dan menjadi bagian pendorong serta sumber kekuatan bagi

perkembangan dan pertumbuhan jasmani ke arah yang lebih baik.

Pembelajaran kebugaran sangat penting diberikan pada anak sekolah dasar, hal

tersebut sesuai dengan kurikulum yang terlampir dalam Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar Sekolah Dasar (SK dan KD) tentang pembelajaran

kebugaran dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani. Pembelajaran kebugaran

secara garis besar mengajarkan tentang konsep dasar pembinaan kebugaran

jasmani, praktek dasar kebugaran jasmani, membuat dan menilai status

kebugaran jasmani untuk diri sendiri. Untuk itu beberapa pertimbangan

penerapan model ini antara lain meliputi: 1) Menekankan pada partisipasi yang

menyenangkan pada kegiatan-kegiaan yang mudah dilakukan dalam kehidupan

sehari-hari. 2) Menyediakan kegiatan-kegiatan kompetitif dan non kompetitif

dengan rentang yang bervariasi sesuai dengan tuntutan perbedaan kemampuan

siswa. 3) Memberikan keterampilan (skill) dan keyakinan (confidence) yang

diperlukan siswa agar dapat berpartisipasi aktif secara fisik.

Sesuai dengan uraian diatas dan kondisi nyata permasalahan yang

(12)

maka perlu dilakukan upaya kongkret dan inovatif untuk meningkatkan

kualitas proses dan hasil pembelajaran mata pelajaran pendidikan jasmani,

salah satunya antara lain dengan menerapkan model pembelajaran kebugaran.

Dengan diberikan pemahaman serta motivasi tentang manfaat mempunyai

tubuh yang bugar sejak usia dini, diharapkan siswa akan lebih termotivasi dan

terdorong untuk berpartisipasi mengikuti pembelajaran kebugaran dalam

pendidikan jasmani, serta lebih menyadari fungsi dan manfaat memiliki tubuh

yang sehat untuk sekarang, dan dimasa yang akan datang.

Dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran, yang paling penting

adalah bagaimana menciptakan kondisi atau suatu proses yang mengarahkan

siswa itu ikut berpartisipasi dalam aktivitas belajar. Dalam hal ini sudah tentu

peran guru sangat penting, bagaimana guru melakukan usaha-usaha untuk

dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi agar anak didiknya melakukan

aktivitas belajar dengan baik. Seseorang dalam melakukan aktivitas didorong

oleh adanya faktor-faktor kebutuhan biologis, insting, unsur-unsur kejiwaan

yang lain serta adanya pengaruh perkembangan budaya manusia. Sebenarnya

semua faktor-faktor itu tidak dapat dipisahkan dari soal kebutuhan, kebutuhan

dalam arti luas, baik kebutuhan yang bersifat biologis maupun psikologis.

Kebutuhan tersebut akan selalu berkaitan dengan motivasi, jika siswa sudah

tidak merasa butuh dengan aktivitas belajar, maka motivasi siswa akan

berkurang, sehingga partisipasi siswa dalam aktivitas belajar pun tidak ada.

Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa partisipasi akan selalu berkaitan

dengan soal kebutuhan. Sebab seseorang akan terdorong melakukan sesuatu

bila merasa ada suatu kebutuhan. Macam-macam faktor psikologis yang

diperlukan dalam kegiatan belajar menurut Thomas F. Staton dalam (A. M.

Sardiman, 2011) yaitu 1) Motivasi, 2) Konsentrasi, 3) Reaksi, 4) Organisasi, 5)

Pemahaman, 6) Ulangan.

Penulis dalam penerapan model ini lebih menekankan pada pemberian

materi pembelajaran aktivitas bermain yang bersifat kompetitif,

menyenangkan, dan selalu memberi pemahaman tentang fungsi dan manfaat

(13)

mengikuti pembelajaran kebugaran yang bervariasi, menarik, sehingga siswa

akan lebih tertarik mengikuti pembelajaran khususnya dalam konteks

pembelajaran pendidikan jasmani. Dengan demikian motivasi dalam proses

pembelajaran sangat dibutuhkan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam

aktivitas pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menerapkan model

pembelajaran kebugaran untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam

mengikuti aktivitas pembelajaran kebugaran serta menambah pemahaman

siswa tentang manfaat dalam mengikuti aktivitas pembelajaran pendidikan

jasmani, selanjutnya peneliti merumuskan dalam sebuah judul penelitian: “Implementasi Model Pembelajaran Kebugaran Untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa Mengikuti Aktivitas Pembelajaran Kebugaran Dalam

Pendidikan Jasmani Pada Siswa Kelas V di SDN Cisitu I Kota Bandung”. Penelitian ini penulis anggap memiliki nilai penting dalam kaitannya dengan

upaya mengembangkan kualitas pembelajaran baik dalam intrakurikuler

maupun ekstrakurikuler, yang berdampak pada tingkat keberhasilan

pembelajaran pendidikan jasmani pada khususnya dan umumnya pada siswa

dapat menerapkan kebiasaan hidup sehat dilingkungan sendiri maupun

masyarakat.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah diatas, maka permasalahnnya dapat di

identifikasi sebagai berikut:

Apakah penerapan model pembelajaran kebugaran dapat meningkatkan

partisipasi siswa saat mengikuti pembelajaran aktivitas kebugaran dalam

pendidikan jasmani siswa kelas V SDN Cisitu I Kota bandung ?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan

tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan penerapan model

(14)

mengikuti pembelajaran aktivitas kebugaran pada siswa kelas V SDN Cisitu 1

Kota Bandung.

D.Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan sumbangan

bahan pemikiran untuk kajian penerapan model pembelajaran kebugaran

terhadap partisipasi siswa ketika belajar aktivitas kebugaran dalam pendidikan

jasmani yang diharapkan dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian lebih

lanjut bagi pengembangan belajar mengajar.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi

yang sangat besar bagi semua pihak yang terkait dalam usaha perbaikan proses

pembelajaran kebugaran jasmani dalam pendidikan jasmani di sekolah dasar,

diantaranya:

a. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan sebagai masukan kepada pengajar pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan untuk merangsang kreativitas dan inovasi

dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya dalam pembelajaran

kebugaran.

b. Bagi siswa

Diharapkan memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik

serta siswa menjadi lebih berpartisipasi mengikuti pembelajaran kebugaran

dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

c. Bagi peneliti

Peneliti secara tidak langsung telah ikut andil dalam memberikan

pemahaman dan memperkuat perencanaan pelaksanaan proses pembelajaran

(15)

d. Bagi SD Negeri Cisitu I Kota Bandung

Hasil penelitian akan memberikan sumbangan praktis untuk sekolah

tersebut dalam rangka perbaikan proses pembelajaran kebugaran dalam

pendidikan jasmani.

E.Pembatasan Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Definisi-definisi menurut para ahli, meliputi : model pembelajaran

kebugaran, partisipasi belajar, pendidikan jasmani dan Penelitian Tindakan

Kelas.

2. Partisipasi belajar akan dilihat dari lima aspek dorongan psikologis belajar

menurut Thomas dalam (A. M. Sardiman, 2011) yaitu : 1). Motivasi, 2).

Konsentrasi, 3). Reaksi, 4). Organisasi, 5). Pemahaman 6). Ulangan.

3. Dalam penelitian ini pembelajaran pendidikan jasmani dibatasi dengan

materi pembelajaran kebugaran aktivitas permainan yang bersifat

kompetitif.

4. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah

dengan cara pengamatan (lembar observasi siswa), catatan lapangan, dan

dokumentasi berbentuk foto.

F. Definisi Istilah

Untuk menghindari kesalahan penafsiran dari masalah penelitian ini, maka

penulis ingin memberikan beberapa definisi yang berkaitan dengan istilah yang

digunakan dalam penelitian ini yakni:

1. Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksaan dari sebuah rencana

yang sudah disusun secara matang dan terperinci.

2. Model diartikan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan suatu

kegiatan. Fred Percipal dalam buku model-model pembelajaran (Juliantine

(16)

3. Pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis melalui tahap

rancangan, pelaksanaan dan evaluasi. (UUSPN No 20 tahun 2003). dalam

buku model-model pembelajaran (Juliantine T. dkk. 2011:6).

4. Model pembelajaran adalah rancangan yang dibuat oleh guru untuk

membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai baru

dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rencana, pelaksanaan,

dan evluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar. Knirk dan Gustafon

dalam (Juliantine T. dkk. 2011:8).

5. Kebugaran jasmani adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan

sehari-hari dengan semangat penuh kesadaran, yang dilakukan tanpa mengalami

kelelahan yang berarti, serta dapat terhindar dari penyakit kurang gerak

(hypokinetik) sehingga dapat menikmati kehidupan yang baik dan

bersahaja, (Tarigan, 2012).

6. Model pembelajaran kebugaran adalah model pembelajaran yang

didalamnya mengajarkan tentang gaya hidup sehat, mandiri, serta serta

menumbuhkan partisipasi siswa dalam aktivitas fisik. (Suherman, 2011)

7. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani,

permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan.

8. Menurut Keith Davis dalam (Sastropoetro, 1986) , partisipasi adalah

suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan

(17)

Andrias Salsabiel, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang penulis laksanakan adalah Penelitian Tindakan

Kelas (Classroom Action Research/CAR) yang sudah dipaparkan di BAB II.

Adapun yang mendasari atau alasan penulis memilih PTK adalah karena objek

permasalahan penelitian ini adalah metode pembelajaran yang merupakan

permasalahan faktual. Permasalahan ini muncul dalam kegiatan pembelajaran

sehari-hari yang dihadapi oleh guru dari proses mengajar. Penelitian ini

dilakukan dalam rangka memecahkan permasalahan-permasalahan yang

terjadi selama proses pembelajaran di kelas dengan menerapkan sebuah model

atau pendekatan pembelajaran untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.

Rancangan Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan dalam peneltian

ini adalah model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin, alasanya karena

Model Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai

model penelitian tindakan yang lain, rancangan modelnya sederhana dan lebih

muda dipahami, serta paling banyak digunakan dalam penelitian-penelitian

tindakan kelas. Rancangan model PTK. Menurut Kurt Lewin yang dikutip oleh

Susilana dalam (Hidayat, Y. 2011) yang menyatakan bahwa: “Penelitian

tindakan kelas mengikuti suatu siklus dimana tiap siklus terdiri dari

langkah-langkah berikut: (1). Perencanaan (Planing) (2).Aksi atau tindakan (Action)

(3).Observasi (Observing) (4).Refleksi (Reflecting)”. Lebih jelasnya disajikan

(18)

Andrias Salsabiel, 2013

Gambar 3.1 Rancangan PTK

Berdasarkan pemaparan di atas, jadi tujuan utama dari Penelitian

Tindakan Kelas yaitu untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu

pembelajarandalam proses belajar mengajar di kelas yang dilakukan secara

berkesinambungan melalui teknik-teknik yang tepat, yang dilakukan sesuai

dengan masalah yang dihadapi dan tingkat perkembangan siswa.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama dua minggu, yaitu pada pertengahan

bulan Agustus sampai awal bulan September 2013. Penelitian direncanakan

akan dilaksanakan selama dua minggu empat kali pertemuan atau tindakan,

yaitu dalam dua siklus, setiap siklus terdiri atas dua pertemuan atau

tindakan. Penelitian dilakukan Tempat penelitian dilaksanakan di komplek

Sekoah Dasar Negeri Cisitu I Kota Bandung Jalan Sangkuriang No. 87 Kec.

Coblong Kota Bandung.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah para siswa kelas V di Sekolah Dasar

Negeri Cisitu I Kota Bandung dan objek penelitian adalah siswa-siswi kelas

V-B yang berjumlah 34 orang, terdiri atas 15 siswa putera dan 19 siswa putri.

Merencanakan

(Planning)

Refleksi

(Reflecting)

Melakukan Tindakan

(Acting)

Mengamati

(19)

Andrias Salsabiel, 2013

D. Variabel dan Definisi Operasioanl Variabel

1. Variabel Penelitian

Ada tiga variabel pokok yang dilibatkan dalam PTK ini, yaitu:

1) Variabel input : Siswa kelas V-B SDN Cisitu I Kota Bandung

2) Variabel proses : Model Pembelajaran Kebugaran

3) Variabel Out put : Partisipasi siswa mengikuti aktivitas pembelajaran

kebugaran dalam pendidikan jasmani

2. DefinisiOperasional Variabel

Mengkaji dan mengimplementasikan model pembelajaran kebugaran

untuk meningkatkan partisipasi siswa ketika mengikuti pembelajaran

aktivitas kebugaran dalam pedidikan jasmani.

Menurut Suherman 2011, tujuan mengajar kebugaran kepada siswa

adalah membantu mereka memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan

sikap yang membawa mereka ke gaya hidup aktif.

Menurut Husdarta (2011:18) pendidikan jasmani adalah proses

pendidikan melalui aktifitas jasmani, permainan atau olahraga yang

terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan.

Menurut Keith Davis dalam (Sastropoetro, 1986), partisipasi adalah

suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan

dan ikut bertanggung jawab di dalamnya.

E. Prosedur Penelitian

Rangkaiam proses peneletian akan dilakukan dengan menempuh empat

tahapan proses rancangan model Kurt Lewin, yaitu : (1) perencanaan, (2)

pelaksanaan, (3) pengamatan (observasi), dan (4) refleksi. Keempat tahap

tersebut merupakan suatu putaran yang disebut siklus. Adapun tahap-tahap

(20)

Andrias Salsabiel, 2013

Gambar 3.2

Tahapan atau siklus PTK Model dari Workshop Jurusan oleh Yusuf Hidayat,

S.Pd, M.Si

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan ini guru harus merencanakan program

pembelajaran, Peneliti membuat sekenario pembelajaran yang sesuai dengan

PERMENDIKNAS NOMOR 41 TAHUN 2007 Tentang STANDAR PROSES

UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH, tentang

pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kebugaran sebagai fokus utamanya.

1) Setiap pertemuan atau tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki,

meningkatkan atau perubahan terhadap hasil atau tujuan yang diinginkan,

termasuk didalamnya membuat sekenario pembelajaran dengan penerapan

model pembelajaran kebugaran.

Pengamatan Tindakan I & II Pelaksanaan

Perencanaa

Perencanaan Ulang Refleksi

Pelaksanaan

Refleksi

Pengamatan Tindakan III & IV

Pengamatan

Siklus II

(21)

Andrias Salsabiel, 2013

2) Menyiapkan alat dan perlengkapan pembelajaran yang dibutuhkan, baik

untuk kepentingan simulasi maupun untuk pelaksanaan tindakan.

3) Menyusun dan mengembangkan instrumen atau alat pengumpul data,

dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : (a) Menentukan indikator setiap

variabel; (b) Membuat format observasi, (c) Menentukan indikator/target

pencapaian, (d) Dokumentasi berupa foto.

4) Melakukan pra observasi pembelajaran untuk mengetahui

kekurangan-kekurangan yang mungkin ada sebelum pelaksanaan tindakan

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan kelas ini akan dilaksanakan sebanyak dua siklus,

setiap siklus terdiri atas dua tindakan atau pertemuan. Rangkaian siklus dan

tindakan dilaksanakan selama dua minggu, jadi setiap minggu dilaksanakan

dua kali tindakan atau pertemuan. Pada tahap pelaksanaan ini peneliti sebagai

guru, melaksanakan tindakan yang sebelumnya telah direncanakan untuk

dilaksanakan sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan terhadap

hasil atau tujuan yang diinginkan, dan akan dibantu oleh seorang observer,

yaitu Drs. Hasanudin (guru penjas kelas V dari SDN Cisitu 1 Kota Bandung).

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini

dari Siklus I s/d Siklus II, yaitu sebagai berikut:

1. Ide Awal

Pada ide awal peneliti mengidentifikasi masalah yang terjadi dan

ditemukan dalam proses pembelajaran. identifikasi masalah tersebut

dilakukan dengan cara observasi langsung pada siswa kelas V-B SDN

Cisitu 1 Kota Bandung.

2. Temuan Analisis

Pada temuan analisis ini, peneliti berdasarkan observasi yang telah

dilakukan terhadap siswa kelas V-Bmenemukan permasalahan yang

diantaranya adalah siswa kurang bersemangat dan rendahnya tingkat

(22)

Andrias Salsabiel, 2013

pembelajaran aktivitas kebugaran yang berdampak terhadap hasil belajar,

sehingga peneliti memutuskan siswa kelas V-B untuk dijadikan sebagai

objek penelitian.

3. Perencanaan

Pada tahap perencanaan langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai

berikut:

a. Meminta izin kepada Kepala Sekolah SDN Cisitu 1 Kota Bandung.

Permintaan izin dapat diperoleh dari Kepala Sekolah, karena

peneliti sebelumnya telah melaksanakan Program Pengalaman

Lapangan (PPL) di SDN tersebut.

b. Melakukan sosialisasi dengan Guru Penjas dan siswa

Peneliti melakukan sosialisasi terhadap guru untuk melakukan

penelitian dengan meminta kelas V-B sebagai subjek penelitian. Selain

itu peneliti melakukan sosialisasi dengan siswa kelas V-BSDN Cisitu 1

Kota Bandung yang akan dijadikan objek penelitian.

c. Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai

situasi dan kondisi di SDN Cisitu 1 Kota Bandung, terutama siswa

kelas V-B yang akan dijadikan objek penelitian. Kemudian peneliti

menganalisis Kurikulum dan Silabus SDN Cisitu 1 Kota Bandung

untuk mempelajari Kompetensi Dasar dari mata pelajaran Penjasorkes

khususnya materi pembelajaran kebugaran. Setelah itu, peneliti

menyiapkan materi yang akan digunakan dalam pembelajaran.

d. Identifikasi masalah

Pada tahap ini peneliti menentukan cara pemecahan masalah

sebelum melaksanakan tindakan, dan peneliti sudah menelaah

Kurikulum dan Silabus SDN Cisitu 1 Kota Bandung mata pelajaran

Penjasorkes kelas V-B semester 1 tahun ajaran 2013-2014. Adapun

(23)

Andrias Salsabiel, 2013

1) Menentukan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator,

tujuan pembelajaran, dan materi pokok.

2) Menentukan model/pendekatan pembelajaran. peneliti memilih

model pembelajaran kebugaran dengan pendekatan bermain dalam

penelitiannya.

3) Mempersiapkan media pembelajaran sesuai dengan materi yang

akan dilakukan.

4) Menyusun Rerencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam

RPP tersebut peneliti menyusun tindakan yang dilakukan dalam

sebuah siklus.

5) Memilih dan menyusun serta menetapkan teknik pengumpulan data

penelitian yaitu dengan menggunakan lembar observasi (lembar

observasi siswa), catatan lapangan, dan rekaman foto.

4. Implementasi / Menerapkan

Siklus I

Pada siklus 1 dilakukan dengan 2 tindakan pembelajaran. Kegiatan yang

dilakukan yaitu:

1) Tindakan 1

a. Pelaksanaan

Pada tindakan 1 proses pembelajaran, materi yang peneliti pilih

dalam model pembelajaran kebugaran adalah materi pembelajaran

aktivitas permainan pos-pos (3pos) yang ditambah usur kompetitif

didalamnya, hal tersebut dilakukan karena menurut peneliti usia anak

sekolah dasar adalah termasuk kedalam usia bermain. Sehingga

akan lebih efektif dilakukan jika dibandingkan dengan memberikan

materi pembelajaran kebugaran yang sifatnya baku atau sesuai

(24)

Andrias Salsabiel, 2013

b. Melaksanakan tindakan

Melaksanakan kegiatan pembelajaran (KBM) sesuai dengan

rencana (skenario pembelajaran) yang telah ditetapkan pada

perencanaan disiklus 1.

c. Observasi

Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi

perilaku siswa dan guru penjas yang sesuai dengan target yang harus

dicapai dan yang telah ditetapkan disiklus 1.

d. Refleksi

Mengevaluasi yang berkaitan dengan proses dan hasil yang

dicapai pada siklus I, menentukan tindakan selanjutnya di tindakan

II.

2) Tindakan 2

Pada tindakan 2 juga masih sama menggunakan pembelajaran

kebugaran berbentuk permainan pos-pos (3 pos), yang diberi unsur

kompetitif yang disesuai dengan pedoman model pembelajaran

kebugaran.

B. Siklus II

1) Siklus II tindakan 3

a. Pelaksanaan

Pada tindakan 3, jenis pembelajaran kebugaran yang penulis

pilih adalah model pembelajaran kebugaran yaitu permainan sirkuit

dan menambahkan unsur kompetitif didalam pembelajaran tersebut

dengan rencana tindakan dari hasil refleksi siklus 3 yang telah

dilakukan. Kemudian pada akhir pembelajaran melakukan sesi tanya

jawab dengan siswa dan mendiskusikannya dengan observer, hal ini

bertujuan untuk melihat perubahan atau peningkatan dari tindakan

(25)

Andrias Salsabiel, 2013

b. Melaksanakan tindakan

Melaksanakan kegiatan pembelajaran (KBM) sesuai dengan

rencana (skenario pembelajaran) yang telah ditetapkan pada

perencanaan disiklus II yaitu menerapkan model pembelajaran

kebugaran.

c. Observasi

Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi

perilaku siswa dan guru peneliti yang sesuai dengan target yang

harus dicapai dan yang telah ditetapkan disiklus 1.

d. Refleksi

Mengevaluasi secara keseluruhan yang berkaitan dengan proses

dan hasil yang dicapai pada siklus I, dan menentukan tindakan

selanjutnya di tindakan II.

2) Siklus II tindakan 4

Pada tindakan 4, pembelajaran kebugaran yang dilakukan adalah

aktivitas permainan memindahkan bola secara berkelompok yang

dimodivikasi dan bervariasi baik alat atau aturannya dengan rencana

tindakan dari hasil siklus sebelumnya. Pada akhir pembelajaran seperti

biasanya guru melakukan sesi tanya jawab pada siswa, dan diskusi

dengan observer untuk mengetahui perubahan atau peningkatan

partisipasi siswa dari tindakan yang telah diberikan.

a. Pelaksanaan observasi dan evaluasi

Observer melakukan pengamatan secara langsung terhadap

pelaksanaan tindakan secara sistematis dan objektif dengan

menggunakan format observasi yang telah disiapkan.

3. Tahap Pengamatan (observasi) dan Evaluasi

Pada tahapan ini, guru sebagai observer mengamati semua hal yang

terjadi dan mengamati hasil atau dampak dari tindakan-tindakan yang

(26)

gejala-Andrias Salsabiel, 2013

gejala yang timbul pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Tahap ini

ditujukan untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan

dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.

4. Tahap Refleksi

Refleksi adalah proses berpikir untuk melihat kembali aktivitas yang

sudah dilakukan. Tujuannya yaitu untuk mencari solusi berdasarkan hasil

observasi di lapangan pada saat pembelajaran berlangsung. Tahapan refleksi

ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menemukan, mengkaji, menganalisa,

dan merenungkan kembali hasil pembelajaran dari setiap tindakan yang

disiskusikan dengan observer. Hasil refleksi ini berfungsi untuk perbaikan

terhadap rencana awal, sehingga diketahui apakah penelitian yang dilakukan

telah dapat meningkatkan partisipasi siswa atau sebaliknya.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam

kegiatan pengumpulan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

dipermudah (Arikunto, 2006).

Adapun instrumen yang digunakan penulis selama penelitian berlangsung

adalah sebagai berikut:

1. Lembar observasi (pengamatan)

Lembar observasi merupakan alat pengamatan yang digunakan untuk

melihat aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Lembar observasi

berfungsi juga sebagai bahan refleksi pembelajaran berikutnya. Observasi ini

dilakukan oleh rekan sejawat/ guru penjas peneliti dengan menggunakan

lembar observasi sebagai pedoman, dan dilakukan secara terus menerus dalam

setiap siklus.

Adapun lembar observasi aktivitas siswa yang digunakan dalam penelitian ini

(27)

Andrias Salsabiel, 2013

Tabel 3.1

Format lembar observasi aktivitas siswa

No Aspek-aspek yang

a. Siswa bersemangat dalam melakukan gerakan yang diajarkan.

b. Siswa antusias mengikuti pembelajaran yang disampaikan.

c. Siswa begairah mengikuti kegiatan pembelajaran

2 Konsentrasi

d. Siswa berkonsentrasi ketika mendengarkan penjelasan materi pembelajaran.

e. Siswa berkonsentrasi ketika mempelajari gerakan.

f. Siswa berkonsentrasi ketika mengikuti kegiatan pembelajaran .

3 Reaksi

g. Siswa dapat merespon dengan cepat semua yang disampaikan oleh pengajarnya.

h. Siswa bersikap waspada ketika melakukan permainan

i. Siswa bersikap cermat ketika melakukan permainan.

4 Organisasi

j. Siswa mampu bekerjasama ketika bermain dengan satu tim

k. Siswa melakukan tugas dengan baik dalam kelompoknya

l. Siswa tidak diam saja dalam mengikuti permainan/pembelajaran

(28)

Andrias Salsabiel, 2013

Keterangan penilaian tiap indikator terhadap partisipasi siswa dalam proses

pembelajaran

Motivasi :

a. Semangat

1. Siswa berkemauan dalam mengikuti pembelajaran (B)

2. Siswa biasa saja dalam mengikuti pembelajaran (C)

3. Siswa tidak berkemauan dalam mengikuti pembelajaran (K)

b. Antusias

1. Siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran (B)

2. Siswa kadang-kadang aktif dalm mengikuti pembelajaran (C)

3. Siswa pasif dalam mengikuti pembelajaran (K)

c. Bergairah

1. Siswa berenergik dalam mengikuti pembelajaran (B)

2. Siswa kadang-kadang berenergik dalam mengikuti pembelajaran (C)

3. Siswa tidak berenergik dalam mengikuti pembelajaran (K)

Konsentrasi

1. Siswa memperhatikan setiap pembelajaran dengan sungguh-sungguh (B)

2. Siswa kadang-kadang memperhatikan pembelajaran (C)

3. Siswa tidak memperhatikan setiap pembelajaran (K)

6 Ulangan

p. Siswa dapat menyebutkan kembali materi pembelajaran

q. Siswa dapat mengulangi gerakan yang telah diajarkan oleh pengajar dengan baik.

r. Siswa dapat mengingat pembelajaran yang telah disampaikan dengan baik

Skor Maksimal: 18 Ket. Nilai=

(29)

Andrias Salsabiel, 2013

Reaksi : a. Respon

1. Siswa menanggapi kegiatan pembelajaran deangan baik (B)

2. Siswa kadang-kadang menanggapi kegiatan pembelajaran (C)

3. Siswa tidak menanggapi kegiatan pembelajaran (K)

b. Waspada

1. Siswa behati-hati dalam melakukan kegiatan pembelajaran (B)

2. Siswa kadang-kadang memperhatikan keselamatan ketika pembelajaran(C)

3. Siswa ceroboh pada saat melakukan kegiatan pembelajaran (K)

c. Cermat

1. Siswa teliti pada saat melakukan kegiatan pembelajaran (B)

2. Siswa kadang-kadang teliti melakukan kegitan pembelajaran (C)

3. Siswa ceroboh melakukan kegitan pembelajaran (K)

Organisasi :

1. Siswa saling membantu dan peduli dengan siswa lainnya (B)

2. Siswa kadang-kadang peduli kepada siswa lainnya (C)

3. Siswa tidak peduli/tidak membantu siswa lainnya (K)

Pemahaman :

1. Siswa dapat melakukan gerakan yang diminta oleh pengajar (B)

2. Siswa kadang-kadang dapat melakukan gerakan apa yang diminta oleh

guru (C)

3. Siswa tidak dapat melakukan sendiri apa yang diminta oleh pengajarnya

(K)

Ulangan :

1. Siswa dapat melakukan pembelajaran dengan baik ketika guru meminta

mengulang kembali permainan / pembelajaran yang disampaikan (B)

2. Siswa kadang-kadang bisa melaksanakan pembelajaran yang telah

(30)

Andrias Salsabiel, 2013

3. Siswa tidak bisa melaksanakan pembelajaran ketika guru meminta

mengulangnya kembali pemainan / pembelajaran (K).

2. Catatan lapangan

Catatan lapangan merupakan alat yang penting dalam penelitian tindakan

kelas. Catatan tersebut berisi deskripsi hal-hal yang terjadi atau muncul pada

saat pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan. Rusmini dalam (Hikmalulloh 2011: 48) menjelaskan bahwa, “Catatan lapangan dalam penelitian pendidikan berkaitan dengan interaksi belajar yang dilakukan oleh guru dan siswa. ”Interaksi yang teramati dan tercatat memuat perilaku praktis saat melaksanakan pembelajaran, dalam hal ini berkaitan dengan kesulitan perilaku

yang dilakukan oleh guru dengan langkah-langkah yang termuat dalam

perencanaan yang tersusun. Adapun perilaku siswa yang diharapkan sebagai

indikator ketercapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Format catatan

lapangan berfungsi untuk mengamati perilaku siswa ketika melaksanakan

pembelajaran.

Adapun format catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

Permasalahan yang Muncul Pada Waktu

Observasi Tindakan ... Alternatif Pemecahan Masalah

... ...

... ...

... ...

(31)

Andrias Salsabiel, 2013

3. Rekaman Foto

Rekaman foto digunakan untuk mengabadikan tindakan yang telah

dilaksanakan. Selain itu, rekaman foto berguna untuk menggambarkan situasi

yang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran berlangsung, untuk

menangkap suasana, detail peristiwa penting yang perlu didokumentasikan

sebagai tanda bukti fisik.

Gambar-gambar foto juga dapat menjadi bukti kuat bahwa telah

dilakukan penelitian, sehingga laporan yang diberikan menjadi lebih akurat

dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, foto-foto juga dapat

menggambarkan kemajuan pembelajaran siswa secara visual.

4. Indikator Keberhasilan

Bersumber dari hasil yang diperoleh dari observasi awal, yang

mencerminkan partisipasi siswa kelas V-B SDN Cisitu 1 Kota Bandung

dalam mengikuti pembelajaran kebugaran, diharapkan adanya peningkatan

partisipasi setelah dilakukannya pembelajaran kebugaran tersebut. Indikator

keberhasilan yang ditentukan adalah minimal 70%.

G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk

memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, sehingga dapat

menjawab permasalahan penelitian. Adapun cara yang ditempuh itu terdiri

dari berbagai teknik yang digunakan seperti: obsevasi, mencatat gejala-gejala

yang timbul dan dokumentasi data sebagai bukti dalam pelaksanaan.

Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

observasi atau pengamatan langsung. Observasi dalam penelitian ini disusun

berdasarkan pra observasi. Pra observasi adalah penulis mengamati siswa saat

mengikuti pembelajaran penjas atau PJOK sebelum kegiatan penelitian

(32)

Andrias Salsabiel, 2013

Jenis observasi yang akan digunakan adalah observasi partisipatif, yaitu

proses observasi langsung yang dilakukan dimana observer berada bersama

subjek yang diteliti. Dalam teknik observasi ini, peneliti membuat pedoman

observasi secara terstruktur untuk mengukur tingkat aktivitas siswa selama

mengikuti kegiatan pembelajaran dalam variabel gejala partisipasi siswa.

Penilaian yang di laksanakan oleh observer yaitu secara subjektif. Menurut

Sugiyono (2010:145), observasi partisipatif adalah peneliti terlibat dengan

kegiatan sehari-hari orang sedang diamati atau yang digunakan sebagai

sumber data penelitian.

Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal

penelitian, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Penulis juga dapat langsung

menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana kelas/lapangan, hubungan

guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan teman yang lainnya.

Proses analisis data dalam penelitian ini adalah mengelompokan data

berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan

variabel dari seluruh responden siswa kelas VB, menyajikan tiap variabel

yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang sudah diajukan.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data

kualitatif dan kuantitatif. Secara garis besar teknik analisis data dilakukan

dalam tahapan-tahapan berikut: (1) Menelaah seluruh data yang telah

terkumpul, (2) penghitungan / pengolahan data, (3) penjabaran hasil data, (4)

evalasi hasil data. Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Menelaah seluruh data yang telah terkumpul

Penelaahan dilakukan dengan cara menghitung data dari lembar

observasi, serta didukung dengan catatan lapangan dan diperkuat dengan

(33)

Andrias Salsabiel, 2013

(2) Penghitungan / pengolahan data

Data yang sudah dihitung, kemudian dimasukan pada grafik dalam

bentuk persentase agar mempermudah membaca hasil penelitian.

(3) Penjabaran hasil data

Hasil data yang sudah ditampilkan berbentuk persentase, selanjutnya

diperjelas dalam suatu kalimat yang disesuaikan dengan hasil dari analisis

data.

(4) Evaluasi hasil penelitian

Mengevaluasi dan mendiskuasikan hasil penelitian, tentang

kekurangan atau gejala-gejala yang terjadi pada saat penelitian berlngsung

(34)

Andrias Salsabiel, 2013

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dari mulai pra observasi

sampai dengan tindakan terakhir, dapat peneliti simpulkan bahwa dengan

menerapkan model kebugaran jasmani dalam pelajaran pendidikan jasmani dapat

meningkatkan partisipasi siswa kelas V SDN Cisitu 1 Kota Bandung dalam

mengikuti aktivitas pembelajaran kebugaran.

Berdasarkan hasil penelitian dari mulai pra observasi sampai dengan tindakan

keempat, diketahui bahwa partisipasi siswa kelas V-B SDN Cisitu 1 dalam

pembelajaran kebugaran telah meningkat.

B. Saran

1. Untuk sekolah

Diharapkan sekolah dapat mempertimbangkan waktu pembelajaran

pendidikan jasmani lebih awal atau dilakukan di pagi hari, karena pada

saat itu siswa masih memiliki energi yang cukup untuk menunjang

pembelajaran lebih efektif, menyediakan sarana dan prasarana untuk

pembelajaran pendidikan jasmani agar siswa lebih aman dan nyaman

sehingga partisipasi siswa mengikuti pembelajaran akan lebih meningkat.

2. Untuk guru pendidikan jasmani

Agar motivasi belajar siswa dalam materi pembelajaran kebugaran

dapat ditingkatkan, maka guru pendidikan jasmani harus lebih kreatif dan

inovatif ketika memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi

pembelajaran sehingga partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran

(35)

Andrias Salsabiel, 2013

3. Untuk siswa

Siswa diharapkan untuk lebih konsentrasi ketika mengikuti

pembelajaran kebugaran agar siswa dapat lebih memahami materi

pembelajaran kebugaran baik manfaat maupun fungsi dari pembelajara

tersebut serta dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik sehingga

siswa dapat melakukan kembali gerakan yang telah dipelajari dengan baik

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

A.M. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Rajagrafindo: Jakarta

Abduljabar, B. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual dalam Pendidikan Jasmani. Rizqi Press : Bandung

Arikunto, S. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara: Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hidayat, Y. 2011. Penulisan Penelitian Tindakan Kelas dalam Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. FPOK UPI: Bandung.

Husdarta, J.s .(2009) . Manajemen Pendidikan Jasmani. Alfabeta: Bandung.

Ibrahim R. 2001. Landasan Psikologis Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Direktorat Jenderal Olahraga Depdiknas: Jakarta

Juliantine T. dkk. 2011.Model-model Pembelajaran Pendidikan Jamani. FPOK UPI:Bandung.

Lutan R. dkk. 2001. Pendidikan Kebugaran Jasmani. Direktorat Jenderal Olahraga, Dep.Diknas: Jakarta pusat.

Lutan R. 1999. Krisis Global Pendidikan Jasmani. Reinterpretasi Hasil Kongres Summit on Physical Education. Makalah. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia

Mahendra A. 2007. Asas dan filsafah Pendidikan Jasmani. FPOK UPI:Bandung

Marbono, (1986). Partisipasi dan Berbagai Kehidupan Sosial. Granada: Jakarta

Netisemito. (1986). Partisipasi dan Factor-Faktor Yang Mempengaruhinya. PT Rajagrafindo: Jakarta..

(37)

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Pustaka Setia: Bandung

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta: Bandung

Suherman A. 2011. Realitas Kurikulum Pendidikan Jasmani. Rizqi Press: Bandung

Sukajati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.PPPTK Matematika : Yogyakarta

Tarigan, B. (2012) Optimalisasi Pendidikan Asmani dan Olehraga Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga (Sebuah Analisis Kritis). Eidos: Bandung

UPI. 2012. Pedoman Karya Penulisan Karya Ilmiah. UPI: Bandung

Wardani, igak. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka : Jakarta

Sumber Lain

(http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/02/penelitian-tindakan-kelas-definisi.html)

______. Partisipasi . http://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi. [7 september 2013]

Chandra, 2013. Penelitian Tindakan Kelas.

http://yokychandra.blogspot.com/2013/01/penelitian-tindakan-kelas.html. [21 september 2013]

file.upi.1edu/.../MODEL_PEMBELAJARAN_PENDIDIKAN_JASMANI.pdfqa file:///G:/Physical%20Education%20%20Tes%20Kebugaran%20Jasmani%20untu

k%20SD,SMP%20dan%20SMA.html

Hikmalulloh. 2011. Implementasi Model Pembelajaran Bermain dalam meningkatkan kebugaran jasmani siswa kelas VIII-A SMP Negeri 2 Cikembar .

http://juprimalino.blogspot.com/2012/01/peraturan-menteri-pendidikan-nasional.html

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pjkr_0605642_chapter1.pdf.ikadam23.

(38)

Rahmi, Ulfia. 2012. Penelitian Tindakan Kelas.

http://tepenr06.wordpress.com/2012/02/15/penelitian-tindakan-kelas/ [7 Juli 2013]

Sakdiyah, Efa, 2011. Pengaruh Motivasi, Disiplin, Dan partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Akuntansi siswa Kelas Xi Ips Sma

Negeri 1 Tayu Pati semester Ii Tahun Ajaran 2005/2006.

http://id.scribd.com/doc/25009775/13/Pengertian-Partisipasi. [7 september 2013]

Sobarna. 2009. Filosofi Sekolah Olahraga.

http://sobarnasblog.blogspot.com/2009/02/filosofi-sekolah-olahraga.html. [21 september 2013]

Taufik, M. 2009. Motivasi Belajar Dalam Penjaskes.

Gambar

Gambar 3.1 Rancangan PTK
Gambar 3.2
Tabel 3.1
Tabel  3.2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di Pulau Gag, Papua Barat terkait persepsi masyarakat pada penambangan nikel di

[r]

Stanford Berkeley Dumb Network Gatech Gatech Berk1 Stan1 Stan2 Berk1 Berk2 Source: Purdue P2P Streaming..

Buku Laporan AkhirRPIJM ini disusun sebagai bagianakhir dari proses Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka MenengahKabupaten Pasuruan 2014 – 2018, yang

Dipukul ayah merupakan akibat dari perbuatan anak kurang baik yang harus diterimanya Teks dindang Banjar Hulu tersebut mengandung makna tanggung jawab (M 10)... (11) curahan hati

(STUDI DESKRIPTIF TENTANG GEJALA GROUPTHINK DALAM KOMUNIKASI KELOMPOK CLUB MOTOR BROTHERHOOD MEDAN DALAM RANGKA

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X 3 SMAN 1 Pangkalan Kerinci pada materi trigonometri dengan penerapan metode penemuan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka disimpulkan bahwa pantun Minang pada Masyarakat Minangkabau Kota Bengkulu terdapat tanda semiotika yang