• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN TEKNIK DASAR BACKHAND TENIS MEJA MELALUI PANTULAN BOLA KE DINDING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI UJUNGARIS III KECAMATAN WIDASARI KABUPATEN INDRAMAYU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN TEKNIK DASAR BACKHAND TENIS MEJA MELALUI PANTULAN BOLA KE DINDING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI UJUNGARIS III KECAMATAN WIDASARI KABUPATEN INDRAMAYU."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN TEKNIK DASAR BACKHAND TENIS MEJA MELALUI PANTULAN BOLA KE DINDING PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI UJUNGARIS III KECAMATAN WIDASARI KABUPATEN INDRAMAYU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh SOPIAN MALIK

0904946

PROGRAM STUDI PGSD S-1 PENDIDIKAN JASMANI KAMPUS SUMEDANG

(2)

MENINGKATKAN TEKNIK DASAR BACKHAND TENIS MEJA MELALUI PANTULAN BOLA KE DINDING PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI UJUNGARIS III KECAMATAN WIDASARI KABUPATEN INDRAMAYU

SOPIAN MALIK NIM. 0904946

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I,

Drs. H. Anin Rukmana, M.Pd NIP. 196002061986031001

Pembimbing II,

Prof.Dr. H. JS Husdarta, M.Pd NIP. 194506121973031001

Mengetahui

Ketua Program Studi PGSD Penjas UPI Kampus Sumedang

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul Meningkatkan

Teknik Dasar Backhand Tenis Meja Melalui Pantulan Bola ke Dinding Pada

Siswa Kelas V SD Negeri Ujungaris III Kecamatan Widasari Kabupaten

Indramayu ini beserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak

melakuka penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan

etika keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko dan sangsi yang

dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran

terhadap keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim lain terhadap keaslian

karya saya ini.

Sumedang, Juni 2011

Yang membuat pernyataan,

(4)

DAFTAR ISI

UCAPAN TERIMA KASIH ... ..iii

DAFTAR ISI ... ..v

DAFTAR TABEL ... ..viii

DAFTAR GAMBAR ... ..ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ... 6

1. Perumusan Masalah ... 6

A. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 10

B. Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar ... 11

1. Tujuan Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar ... 12

2. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani di SD ... 13

C. Hakikat Permainan Tenis Meja ... 14

1. Sejarah Permainan Tenis Meja... 14

2. Bentuk Lapangan Tenis Meja ... 16

3. Cara-cara memegang Bet pada pukulan Backhand dan posisi badan dalam cabang olahraga Tenis Meja ... 18

4. Tenik Pukulan (stroke) ... 21

5. Teknik Dasar Backhand ... 21

D. Modifikasi dan Teori Bermain ... 22

E. Pembelajaran Backhand Tenis Meja ... 23

F. Latihan Memukul Backhand melalui Pantulan Bola ke Dinding... 23

G. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ... 24

H. Hipotesis Tindakan... 25

BAB III METODE PENELITIAN…….. ... 26

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

1. Lokasi Penelitian ... 26

2. Waktu Penelitian ... 26

B. Subyek Penelitian………….. ... 27

C. Metode dan Desain Penelitian ... 28

1. Metode Penelitian ... 28

(5)

D. Prosedur Penelitian ... 30

1. Perencanaan Tindakan………. ... 31

2. Pelaksanaan Tindakan ... 33

3. Tahap Observasi... 34

4. Catatan Lapangan……… 36

F. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 37

1. Teknik Pengumpulan Data ... 37

2. Analisis Data ... 38

G. Validasi Data ... 38

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN…... . ... 40

A. Paparan Data Awal ... 40

1. Paparan Data Awal Perencanaan Pembelajaran... 40

2. Paparan Data Awal Kinerja Guru ... 42

3. Paparan Data Awal Aktivitas Siswa ... 44

4. Paparan Data Awal Hasil Tes Ketrampilan Backhand ... 46

B. Paparan Data Tindakan ... 48

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 48

a. Paparan Perencanaan ... 48

b. Paparan Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 49

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus I ... 50

d. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 59

2. Paparan Data Tindakan Sikus II ... 64

a. Paparan Perencanaan ... 64

b. Paparan Pelaksanaan Tindakan siklus II ... 65

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus II ... 66

d. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 73

3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 77

a. Paparan Perencanaan ... 77

b. Paparan Pelaksanaan Tindakan siklus III ... 78

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus III ... 79

d. Analisis dan Refleksi Siklus III ... 87

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 90

1. Pembahasan Tahap Perencanaan………. ... 91

2. Pembahasan Kinerja Guru………. 92

3. Pembahasan Aktivitas Siswa………..94

4. Pembahasan Hasil Belajar Siswa ... 95

BAB V Kesimpulan dan Saran ...97

A. Kesimpulan ...97

B. Saran ...98

DAFTAR PUSTAKA ...101

(6)

A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...102 B. Alat Pengumpul Data / Instrumen ...117 C. Data Penelitian / Dokumen ...131

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

1.1 Data Awal Hasil Tes Backhand ... 4

4.1 Data Awal Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran ... 41

4.2 Data Awal Hasil Observasi Kinerja Guru ... 43

4.3 Data Awal Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 45

4.4 Data Awal Hasil Tes Backhand ... 47

4.5 Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 51

4.6 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 53

4.7 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa siklus I ... 56

4.8 Data Hasil Tes Keterampilan Backhand Siklus I ... 58

4.9 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Perencanaan Siklus I ... 60

4.10 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I ... 61

4.11 Rekapitulasi Hasil Aktivitas Siswa Siklus I ... 62

4.12 Rekapitulasi Hasil Tes Keterampilan Backhand Siklus I ... 63

4.13 Data Hasil Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 66

4.14 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 68

4.15 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 70

4.16 Data Hasil Keterampilan Backhand Siklus II ... 72

4.17 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Perencanaan Siklus II... 73

4.18 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 74

4.19 Rekapitulasi Hasil Aktivitas Siswa Siklus II ... 75

4.20 Rekapitulasi Hasil Tes Keterampilan Backhand Siklus II ... 76

4.21 Data Hasil Observasi Perencanaan Siklus III ... 80

4.22 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III... 82

4.23 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III... 84

4.24 Data Hasil Keterampilan Backhand Siklus III ... 86

4.25 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Perencanaan Siklus III.……….. 87

4.26 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III 88

4.27 Rekapitulasi Hasil Aktivitas Siswa Siklus III ... 88

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Ukuran Tenis Meja dan Net ...17

2.2 Bet dan Bola Tenis Meja ...18

2.3 Cara Memegang Bet ...19

3.1 Model Spiral (Kemmis Dan Taggart) ...30

4.1 Grafik Persentase Perencanaan Data Awal, Siklus I, II dan III ...91

4.2 Grafik Kinerja Guru Data Awal, Siklus I, II dan III ...93

4.3 Grafik Aktivitas Siswa Data Awal, Siklus I, II dan III ...94

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral

dari pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek

kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan

sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat,

dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan

kesehatan yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan nasional.

Pendidikan sebagai proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur

hidup. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah

memiliki peran sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas

jasmani, olahraga dan kesehatan yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan

pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan

pengembangan phisikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat

dan bugar sepanjang hayat.

Ateng (1992 : 2) menyatakan bahwa, „Pendidikan jasmani berkaitan erat

(10)

Bermain adalah jenis yang non-kompetitif dari kegembiraan gerak fisik, meskipun

tidak harus fisikal. Bermain tidak harus olahraga atau pendidikan jasmani.

Sedangkan olahraga selalu beraturan dan merupakan permainan yang kompetitif.

Olahraga sering dipandang sebagai bermain secara teratur, yang dapat

membawanya lebih mendekati pendidikan jasmani.

Secara sederhana pendidikan jasmani adalah proses belajar gerak untuk

mencapai tujuan pembelajaran melalui gerak dasar. Melalui pengalaman gerak

tersebut diharapkan terbentuk perubahan dan keseimbangan aspek jasmani dan

rohaninya secara utuh dan menyeluruh. Melalui pendidikan jasmani diharapkan

adanya peningkatan dan perkembangan dalam aspek; kemampuan jasmani

(Psikomotor),perkembangan pengetahuan dan nalar (Kognitif) serta

perkembangan sikap (Apektif), Salah satu materi bidang studi pendidikan jasmani

adalah cabang tenis meja.

Sepintas permainan tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga

yang rumit untuk dikuasai, oleh sebab itu permainan tenis meja kurang

diminati oleh anak dibandingkan dengan cabang permainan lainnya. Namun

demikian bila dipelajari lebih mendalam ternyata tenis meja merupakan suatu

cabang olah raga permainan yang sangat komplek. Hal ini dapat dilihat dari

teknik-teknik dasar permainannya seperti cara pegangan (grip), sikap atau

posisi bermain (stance), jenis-jenis pukulan (stroke), dan kerja kaki

(footwork). Demikian pula peralatan dan perlengkapan bermainnya yang

bermacam-macam serta memiliki syarat-syarat khusus yang disesuaikan dengan

(11)

Djoenaidi (1980: 15) menjelaskan sebagai berikut :

Masing-masing permainan olahraga mempunyai ciri-ciri khas tersendiri, demikian pula olahraga tenis meja juga mempunyai ciri khas tersendiri. Hal ini disebabkan karena jenis bola, alat pemukul, cara memukul, lapangan serta peraturan permainannya. Terutama karena laju bola yang sangat cepat dan gesit geraknya, alat pemukul yang memakai lapisan karet atau busa berlapis karet beraneka jenis, maka olahraga ini kaya dengan variasi permainan. Bagi pemain yang mahir, dapat menciptakan pukulan-pukulan yang mengandung unsur seni gerak yang sangat indah.

Maka perlu diupayakan kreativitas melalui pembelajaran yang menarik.

Keterangan teknik dasar permainan tenis meja hanya akan dikuasai dengan baik

melalui proses belajar. Keterampilan satu cabang olahraga hanya akan dapat

dikuasai dengan baik bila diperajari dengan sebaik-baiknya. Prosesnya mencakup

kegiatan latihan atau pelaksanaan tugas-tugas secara berulang-ulang.

Dari hasil observasi dilapangan tentang materi teknik dasar backhand tenis

meja kelas V SD Negeri Ujungaris III Kecamatan Widasari Kabupaten

Indramayu, sebagian besar anak mendapat kesulitan melakukan teknik dasar

backhand. Data ini diperoleh dari hasil tes awal yaitu hanya 6 orang siswa dari 28

orang jumlah siswa yang mampu melakukan teknik dasar backhand dengan baik

atau sekitar 21%, selebihnya 22 orang atau 79% tidak mampu melakukan teknik

dasar backhand dengan baik, sehingga hasil belajar tidak mencapai kriteria

ketuntasan minimal.

Adapun hasil observasi awal terhadap tes keterampilan backhand

pada siswa kelas V SDN Ujungaris III Kecamatan Widasari Kabupaten

(12)

Tabel I.1

Data Awal Hasil Tes Backhand

No NamaSiswa L/

(13)

�� ��� ℎ� = � � − � � � � � ℎ

� � (12) 100

J �ℎ � = � � � � ℎ

� � � (336) 100

Dari gambaran data awal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

keterampilan teknik dasar backhand merupakan suatu masalah yang terjadi di

SDN Ujungaris III Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu yang harus

dicarikan pemecahannya.

Untuk dapat menyelesaikan permasalahannya tersebut maka diperlukan

satu cara atau teknik yang sesuai dengan pokok permasalahannya yang muncul.

Maka upaya yang dilakukan adalah siswa belajar teknik dasar backhand dengan

cara memantulkan bola ke dinding, setelah bola jatuh ke alas kemudian dipukul

dari seberang badan menuju depan atau menggunakan bagian belakang dari bet

(backhand). Alas yang digunakan lantai, setengah lapangan tenis meja, dan meja

belajar.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengetahui proses dan

hasil pembelajaran teknik dasar backhand tenis meja melalui pantulan bola ke

dinding. Dengan mengangkat topik tersebut, maka peneliti mengambil judul

Meningkatkan Teknik dasar Backhand Tenis Meja Melalui Pantulan Bola

Ke Dinding Pada Siswa Kelas V SD Negeri Ujungaris III Kecamatan

(14)

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas tentang permasalah yang muncul dalam

pembelajaran teknik dasar backhand tenis meja di Kelas V SD Negeri

Ujungaris III Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu, penulis

menyadari bahwa masalah ini cukup kompleks untuk dipelajari. Penulis

memandang perlu untuk rumusan di atas diuraikan sebagai berikut.

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran teknik dasar backhand tenis meja

melalui pantulan bola ke dinding?

b. Bagaimana pelaksanaan kinerja guru dalam pembelajaran teknik dasar

backhand tenis meja melalui pantulan bola ke dinding?

c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran teknik dasar backhand tenis

meja melalui pantulan bola ke dinding?

d. Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran teknik dasar backhand

tenis meja melalui pantulan bola ke dinding?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan pada perumusan masalah yang muncul,maka penulis

mengajukan cara pemecahan masalah tersebut sebagai berikut ; Pada tahap awal

siswa diberi penjelasan dan informasi tentang teknik dasar pukulan backhand

tenis meja. Kemudian siswa diberi kesempatan melakukan gerakan secara

bergantian di setengah lapangan tenis meja yang dirapatkan ke dinding, hal

tersebut bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal secara umum seperti yang

(15)

Tahap berikutnya setiap siswa melakukan latihan teknik dasar backhand

dengan memantulkan bola ke dinding tembok dengan alas setengah lapang tenis,

kemudian dengan alas lantai, dan dengan alas meja belajar, dilakukan secara

bergantian.

Dengan demikian model latihan melalui pantulan bola ke dinding, dapat

mengatasi kesulitan siswa dalam melakukan teknik dasar backhand pada

pembelajaran permainan tenis meja.

C. Tujuan Penelitian

Bedasarkan paparan masalah yang telah peneliti paparkan sebelumnya,

maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran teknik dasar

backhand tenis meja melalui pantulan bola ke dinding.

2. Untuk mendapat gambaran bagaimana pelaksanaan kinerja guru dalam

pembelajaran teknik dasar backhand tenis meja melalui pantulan bola ke

dinding.

3. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran teknik

dasar backhand tenis meja melalui pantulan bola ke dinding.

4. Untuk mengetahui bagaimana hasil evaluasi pembelajaran teknik dasar

(16)

D. Manfaat Penelitian

Denghan diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut :

1. Untuk Siswa

Meningkatkan motivasi belajar, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai

dengan mudah.

2. Untuk Guru

Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini, guru Pendidikan

Jasmani dapat berkreasi menciptakan bentuk pembelajaran untuk

kelangsungan proses belajar mengajar di lapangan serta menambah wawasan

tentang aplikasi gerak atau cara pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan

kurikulum.

3. Untuk Sekolah

Meningkatkan efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran pendidikan

Jasmani di sekolah dasar.

4. Untuk Lembaga UPI Kampus Sumedang

Sebagai masukan dan bahan acuan dalam perbaikan proses pembelajaran

pendidikan jasmani, untuk untuk menghasilkan tenaga pendidik yang

memiliki kompetensi.

5. Untuk Pemda

Sebagai bahan kajian dalam perencanaan pembangunan pendidikan secara

(17)

E. Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap pokok permasalahan yang

diteliti, dalam hal ini akan diperjelas beberapa istilah,yang perlu diketahui

kejelasannya, diantaranya :

1. Backhand adalah pukulan yang diayun dari seberang badan menuju depan atau menggunakan bagian belakang dari raket untuk memukul bola dan

telapak tangan kita membelakangi bola.(Hodges (2002:XII), yang

diterjemahkan oleh Eri Desmarini Nasution.

2. Tenis Meja merupakan cabang olahraga yang tidak mengenal batas umur. Anak-anak maupun orang dewasa dapat bermain bersama.Simpson (1986 : 7)

3. Pantulan Bola Ke Dinding adalah suatu cara yang digunakan dalam melakukan kegiatan untuk meningkatkan keterampilan teknik dasar backhand

dalam permainan tenis meja.

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis bermaksud ingin mengefektifkan teknik dasar

backhand pada permainan tenis meja melalui pantulan bola ke dinding pada siswa

kelas V SDN Ujungaris III Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu. Metode

yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan

kelas (Classroom Action Research).

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SD Negeri Ujungaris III

Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu.Penentuan lokasi ini diharapkan

memberikan kemudahan, khususnya menyangkut pengenalan lingkungan yang

berhubungan dengan anak didik sebagai subyek penelitian.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilaksanakan oleh tim peneliti

yang melibatkan kepala sekolah, guru penjas sebagai mitra peneliti dan

kedudukan peneliti sebagai praktisi atau pengajar juga observer.tim peneliti ini

diharapkan mampu memberikan pemecahan masalah. Melalui proses

perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan hari Selasa mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan

09.00 WIB, di SDN Ujungaris III Kecamatan Widasari Kabupaten

(19)

bulan Juli 2011. Penelitian dimulai dengan observasi awal sampai berakhirnya

tindakan sehingga target penelitian tercapai.

Penelitian ini direncanakan dan ditargetkan selama kurang lebih tujuh bulan dari

mulai bulan Januari sampai dengan bulan juli 2011. Dengan rincian jadwal

kegiatan sebagai berikut:

B. Subyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Ujungaris III Kecamatan Widasari

Kabupaten Indramayu pada kelas V dengan jumlah siswa 28 orang, terdiri dari 10

orang siswa laki-laki dan 18 orang siswa perempuan. Secara umum bila ditinjau

dari sosial budaya dan ekonomi masyarakat peserta didik masih tergolong kurang

terhadap perhatian pendidikan dan ini berakibat terhadap kualitas pendidikan di

SDN Ujungaris III, walaupun hal tersebut bukan salah satu faktor yang

No Deskripsi

kegiatan

Bulan (minggu ke-)

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

(20)

menentukan kualitas pendidikan masih banyak faktor lainnya seperti sarana

prasarana, sumber daya manusia dan pelaksanaan kurikulum.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas (Classroom

Action Research).Karena permasalahan dalam penelitian ini bertujuan bagaimana

mengatasi kesulitan anak dalam belajar servis bawah melalui latihan berpasangan

untuk meningkatakan ketepatan sasaran.Penelitian ini berangkat dari

permasalahan yang factual dalam praktek pembelajaran yang dihadapi guru.

Beberapa dari keinginan memperbaiki dan meningkatkan kwalitas pembelajaran

penjas pada pokok bahasan servis bawah, penulis mempersiapkan diri tentang apa

itu penelitian tindakan kelas, latar belakang karakter dan prosedur yang harus

ditempuh.

Menurut Arikunto, (2008:2-3) adalah sebagai berikut :

a. Penelitian ialah suatuu kegiatan mencermati suatu obyek dengan

menggunakan cara dan aturan metedologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan ialah menunjukan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja

dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

c. Kelas ialah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Dengan menggabungkan batasan pengertiandi atas, dapat disimpulkan

bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan

belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

(21)

2. Desain Penelitian

Pada dasarnya desain penelitian ini menggunakan metode yang bersifat

kualitatif deskriptif artinya bahwa penulisan penelitian mendeskripsikan gejala,

peristiwa kejadian yang terjadi pada saat sekarang.Proses yang berlangsung dalam

prosedur kualitatif memakai metode induktif, memunculkan desain, kategori yang

dipakai sebagai kiteria diidentifikasi selama proses berlangsung.Bahasa yang

digunakan informal, berkembang ke arah kesimpulan dan keputusan.Sehingga

data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambaran, dan bukan angka-angka.

Menurut Kemmis dan Taggart dalam Kasbolah, (1998/1999 : 12). bahwa :

Desain memiliki penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian tindakan kelas yang menggambarkan penelitian tindakan kelas sebagai suatu proses yang dinamis dimana keempat aspek yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan kejadian atau peristiwa dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan observasi dan refleksi.

Desain penelitian tindakan ini dilakukan dalam beberapa siklus yang ada

kegiatan refleksinya disesuaikan dengan kenyataan yang terjadi dilapangan. Untuk

(22)

RENCANA

Bagan Model Spiral dari Kemmis dan Tagaart (Wiriaatmadja, 2005: 66)

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian akan dilaksanakan dengan penelitian tindakan kelas

berbentuk siklus. Tahapan penelitian terbagi menjadi beberapa siklus, setiap siklus

terdiri dari tiga pertemuan.Tiap siklus dilaksanakan dengan perubahan yang ingin

dicapai.Untuk melihat kemampuan awal dalam pembelajaran backhand, siswa

diberikan tes tanpa petunjuk teknis dari guru, hal tersebut sebagai bahan evaluasi.

(23)

diberikan dalam rangka meningkatkan kemampuan maksimal siswa dalam

permainan tenis meja.

Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa

tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan maksimal dalam

permainan tenis meja yaitu melalui pembelajaran backhand. Dari refleksi awal

yang digunakan sebagai tolak ukur, maka dilaksanakan PTK (Penelitian Tindakan

Kelas) sebagai berikut :

1. Perencanaan Tindakan

Setelah mengadakan kerjasama dengan pihak sekolah dan meminta

persetujuan dari Kepala Sekolah dan rekan-rekan guru kemudian melakukan

obsevasi langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani tentang

permainan tenis meja pada siswa kelas V SDN Ujungaris III, untuk mendapatkan

data awal sebagai masalah penelitian, ditemukan permasalahan bahwa sebagian

besar siswa merasa kurang mampu melakukan gerak dasar backhand dalam tenis

meja, karena guru kurang menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai, metode

pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang tepat untuk melakukan

pembelajaran.

Untuk menyelesaikan permasalahan ini dimulai dari menganalisis

kurikulum Pendidikan Jasmani SD tentang permainan tenis meja kemudian hasil

analisis tersebut dituangkan dalam bentuk RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) dengan menggunakan media pembelajaran yang dimodifikasi yaitu

(24)

Adapun kegiatan perencanaan tersebut diantaranya :

1). Siklus I, memperbaiki permasalahan yang ditemukan dengan menerapkan alat

media pembelajaran yang dimodifikasi yaitu melalui pembelajaran backhand

pada permainan tenis meja dengan menggunakan pantulan bola ke dinding.

Adapun kegiatan perencanaan siklus I diantaranya:

a. Membuat skenario pembelajaran backhand untuk meningkatkan pembelajaran

tenis meja

b. Menyiapkan instrument, dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran

penjas

c. Membuat papan yang dimodifikasi yang akan digunakan dalam pembelajaran

d. Membuat lembar observasi, lembar wawancara, dan lembar kerja siswa untuk

mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran backhand

melalui pantulan bola ke dinding.

2). Siklus II, memperbaiki permasalahan yang muncul dan ditemukan pada proses

perbaikan pembelajaran Siklus I yang telah dilaksanakan, sehingga

permasalahan yang ditemukan diperbaiki pada Siklus II. Adapun kegiatan

perencanaan siklus II diantaranya:

a. Membuat skenario pembelajaran backhand untuk meningkatkan pembelajaran

tenis meja

b. Menyiapkan instrument, dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran

penjas

c. Membuat papan yang dimodifikasi yang akan digunakan dalam pembelajaran

(25)

mengobserver yaitu siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Ujungaris III

Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu.

d. Amati kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran backhand melalui

pantulan bola ke dinding.

3). Siklus III, memperbaiki permasalahan yang muncul dan ditemukan pada

proses perbaikan pembelajaran yang ditemukan pada perbaikan pembelajaran

Siklus II, dengan maksud agar permasalahan yang ditemukan pada perbaikan

pembelajaran Siklus II dapat diperbaiki, sehingga semua permasalahan yang

timbul pada proses pembelajaran dapat diperbaiki sampai dengan pencapaian

hasil yang sesuai target.

Adapun kegiatan perencanaan siklus III diantaranya:

a. Membuat skenario pembelajaran backhand untuk meningkatkan pembelajaran

tenis meja

b. Menyiapkan instrument, dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran

penjas

c. Membuat papan yang dimodifikasi yang akan digunakan dalam pembelajaran

d. Mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa dalam backhand melalui pantulan

bola ke dinding.

2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan ini kegiatan yang dilaksanakan yaitu

tahapan-tahapan yang sudah direncanakan antara lain :

(26)

1). Mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan dalam

pembelajaran backhand pada permainan tenis meja.

2). Mengkondisikan siswa

3). Guru memimpin pemanasan meliputi joging dan senam peregangan.

b). Kegiatan inti

1). Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang teknik gerak dasar backhand

pada tenis meja.

2). Siswa memperhatikan demonstrasi teknik gerak dasar backhand.

3). Siswa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok laki-laki dan kelompok

perempuan.

4). Setiap kelompok melakukan gerakan gerak dasar backhand secara bergantian

dengan mengunakan dinding pantul

5). Siswa saling mengoreksi kesalahan teman secara bergantian .

c). Kegiatan akhir

1). Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.

2). Melakukan koreksi.

3. Tahap Observasi

Pada kenyataannya tahap observasi tindakan dilakukan bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan, merupakan semua kegiatan untuk mengenal, merekam dan

mendemonstrasikan setiap hal dari proses dan hasil yang dicapai dari tindakan

yang direncanakan. Observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Melalui tahap observasi semua data

(27)

terjadi dalam proses pembelajaran. Penerapan observasi pada pembelajaran

backhand tenis meja melalui pantulan bola ke dinding.

4. Tahap Refleksi

Dalam tahap refleksi merupakan kegiatan yang sangat penting untuk

melakukan menganalisis, menginterprestasi dan eksplorasi terhadap semua

informasi yang diperoleh dari hasil observasi terhadap perencanaan dan

perencanaan siklus yang telah dilakukan, sebagai acuan untuk perecanaan dan

pelaksanaan tindakan siklus selanjutnya.

Tahap refleksi berfungsi untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran

mana yang kurang atau yang belum muncul dan indikator mana yang belum

tercapai ketika pembelajaran backhand pada tenis meja pantulan bola ke dinding.

Dengan demikian, penulis dapat menentukan tindakan selanjutnya untuk

memperbaiki sebelumnya yang dikatakan belum sempurna.

E. Instrumen Penelitian 1. Lembar Observasi

Dilakukan untuk mengukur perencanaan tindakan dalam hal ini

merencanakan pembelajaran backhand dalam permaianan tenis meja melalui

pantulan bola ke dinding, mengukur kinerja guru dalam pelaksanaan

pembelajaran, mengukur aktivitas atau kegiatan siswa selama pembelajaran

berlangsung. Menurut Marshlall dalam Sugoyono (2005: 64) menyatakan bahwa,

Though observation, the research to those behaviour”. Melalui observasi,

(28)

2. Tes

Tes digunakan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan serta

pemahaman siswa setelah model meningkatkan pembelajaran backhand pada tenis

meja melalui pantulan bola ke dinding dilaksanakan adalah tes perbuatan, alat tes

yang digunakan adalah peralatan tenis meja.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap siswa sesudah pelaksanaan pembelajaran,

dengan tujuan untuk memeperoleh tanggapan dan kesulitan yang dihadapi selama

melaksanakan kegiatan pembelajaran backhand tenis meja. Menutur Hopkins

dalam Wiraatmaja (2002:117) wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui

situasi tertentu dalam kelas dilihat dari sudut pandang lain. Orang-orang yang

dapat diwawancarai dapat masuk beberapa siswa dan guru. Maksud wawancara,

ditegaskan oleh Lincoln dalam Moleong (2005:186), antara lain: mengkontruksi

mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian

dan lain-lain kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa yang akan

datang, memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari

orang lain baik manusia(triangulasi): dan memverifikasi, mengubah kontruksi

yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan

berguna sebagai alat perantara, yaitu apa yang dilihat, didengar, dirasakan,

dicium, dan diraba dengan catatan sebenarnya. Proses pelaksanaan dilakukan

(29)

Biklen dalam Moleong (2005:209) bahwa, “catatan lapangan adalah tentang apa

yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data

dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”.

F. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis data 1. Teknik Pengumpulan Data

d. Data dan cara pengambilannya

1) Sumber Data : yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa dan

guru.

2) Jenis data : jenis data yang didapat adalah data kualitatif yang terdiri dari :

a) Hasil belajar

b) Rencana pembelajaran

c) Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran

d) Tes teknik dasar backhand

e. Cara pengambilan data

1) Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada siswa.

2) Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan diambil

dengan menggunakan lembaran observasi.

3) Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas,

diambil dari observasi, angket, kamera foto, hasil tes dan RPP yang dibuat

guru.

4) Data tentang keterkaitan antara perencanaan didapat dari rencana

(30)

2. Analisis Data

Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data

dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan

melalui seleksi, pemfokuskan dan pengabstraksian dan mentah menjadi informasi

yang bermakna. Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih

sederhana dalam bentuk paparan naratif, repsentatif grafik dan sebagainya.

Sedangkan penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang

telah diorganisasikan dalam bentuk penyetaraan kalimat atau formula yang

singkat dan padat tetapi mengandung arti luas.

Dalam penelitian ini pengecekan keabsahan data menggunakan ketekunan

pengamat.Data yang terjaring lewat observasi dicek ulang bersama guru dan

siswa, disebut triangulasi dan dilakukan setelah seleasi pembelajaran. Hal ini

selaras dengan pernyataan Moelong (2005: 175) yang menyatakan : “Pengecekan

data dalam penelitian kualitatif dapat dilakaukan dengan menggunakan beberapa

teknik, misalnya ketekunan pengamatan perpanjangan keikutsertaan, triangulasi

dan pengecekan teman sejawat”.

G. Validasi Data

Validasi data pada penelitian ini menunjuk pada pendapat Hopkins dalam

Wiraatmadja, (2005: 168-171) yaitu :

1. member cek, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi

yang diperoleh selama observasi dengan cara menginformasikan dengan guru

(31)

Data-data hasil observasi diperiksa kembali kebenarannya melalui diskusi

dengan siswa pada akhir tindakan, sehingga data dan informasi akan tetap

sifatnya dan tidak berubah. Dengan demikian data yang diperiksa

kebenarannya.

2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh dengan orang

lain misalnya mitra peneliti secara kolaborasi. Hasil dari observasi

dibandingkan dengan orang lain misalnya mitra peneliti yang hadir

menyaksikan proses pembelajaran. Triangulasi dapat dilakukan berdasarkan

tiga sudut pandang yaitu guru, siswa dan peneliti.

3. Exspert opinion, yaitu pengecekan terakhir kesalahan temuan peneliti kepada

pakar professional. Dalam hal ini peneliti mengkonsultasikan temuan kepada

pembimbing/dosen penjas. Data hasil observasi kinerja guru dan aktivitas

siswa dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mengetahui langkah

(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil peembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai

pembelajaran teknik dasar backhand tenis meja melalui pantulan bola ke dinding

pada siswa kelas V SDN Cisarua Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu

peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan Pembelajaran

Pada bagian ini, peneliti akan menyimpulkan tahap perencanaan dalam

pembelajaran. Yang pertama peneliti mempersiapkan materi yang akan

disampaikan dalam pembelajaran backhand tenis meja, menentukan tujuan

pembelajaran, metode pembelajaran, dan penggunaan latihan pantulan bola ke

dinding pada pembelajaran backhand tenis meja. Kemudian menentukan

langkah-langkah pembelajaran dalam RPP, menentukan instrumen yang akan digunakan

selama proses pembelajaran, dan menentukan teknik pengolahan data yang akan

digunakan untuk mengetahui hasil setelah pembelajaran melalui pantulan bola ke

dinding. Hasil yang dicapai pada perencanaan siklus I yaitu baru mencapai 93%

dan belum mencapai target yang ditentukan, sehingga diperlukan perbaikan pada

siklus II, dalam siklus II target sudah dapat tercapai, dan dipertahankan pada

(33)

2. Pelaksanaan Kinerja Guru

Pelaksanaan pembelajaran backhand tenis meja melalui pantulan bola ke

dnding diikuti dengan kinerja guru yang maksimal dalam memotivasi aktivitas

siswa dan bimbingan melalui petunjuk-petunjuk pelaksanaan yang jelas dan

koreksi-koreksi yang tepat baik secara khusus maupun umum.

Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari siklus I sampai

dengan siklus III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil persentase pada

setiap siklusnya. Sehingga pencapain tujuan dapat maksimal dalam pembelajaran

backhand tenis meja melalui pantulan bola ke dinding.

3. Aktivitas Siswa

Dilihat dari hasil persentase aktivitas siswa dari siklus I sampai dengan

siklus III, dapat disimpulkan adanya peningkatan aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dengan menggunakan dinding pantul dalam pembelajaran teknik

dasar backhand tenis meja.

4. Hasil Belajar

Dengan penerapan latihan melalui pantulan bola ke dinding dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar siswa menunjukan adanya peningkatan yang

signifikan. Hal ini terlihat dari hasil tes keterampilan backhand yang meningkat

pada setiap siklusnya.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh penulis selama penelitian ini

(34)

1. Bagi Siswa

a. Setiap pembelajaran yang disampaikan oleh guru, khusunya pembelajaran

pendidikan jasmani semua siswa harus mengikutinya dengan semangat belajar

yang tinggi, disiplin yang baik dan tanggung jawab terhadap apa yang menjadi

kewajibannya sebagai seseorang dalam menuntut ilmu, dalam hal pembelajaran

backhand tenis meja apabila semua ini dilakukan maka penguasaan

keterampilan gerak apapun dalam pembelajaran pendidikan jasmani akan

mudah dicapai.

b. Biasakan banyak melakukan latihan, manfaatnya waktu senggang dengan

aktivitas jasmani sehingga bisa merangsang pertumbuhan dan perkembangan

ke arah yang lebih baik sehingga suatu saat prestasi akan mudah diraih.

2. Bagi Guru

a. Guru disarankan untuk selalu menambah wawasan dengan belajar membaca

dan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) apabila menemui masalah

pembelajaran di kelasnya.

b. Disarankan para guru pendidikan jasmani mencoba berbagai macam metode

teknik pendekatan yang sesuai dengan karakter materi ajar, agar wawasan

metodologi pembelajaran pendidikan jasmani menjadi berkembang, salah

satunya adalah pembelajaran backhand tenis meja melalui latihan pantulan

(35)

3. Bagi Lembaga

Sekolah dan pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan program

pendidikan jasmani harus turut membantu kinerja guru pendidikan jasmani

melalui pengadaan fasilitas pendukung pembelajaran pendidikan jasmani.

4. Bagi UPI Kampus Sumedang

Disarankan mengembangkan inovasi pembelajaran pendidikan jasmani

dalam bentuk diskusi-diskusi untuk kepentingan prestasi lembaga dan melalui

pengadaan fasilitas pendukung pembelajaran pendidikan jasmani sehingga para

mahasiswa khususnya mahasiswa pendidikan jasmani akan lebih terampil dan

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Amiri, A. (1985). Strategi Belajar Mengajar. Bandung. FPOK IKIP Bandung.

Arikunto, Suharsimi. (1988). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bina Aksara.

Ateng, Abdulkadir. (1992). Asas dan landasan pendidikan jasmani. Jakarta : Depdikbud : Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Damiri, Achmad dan Kusmaedi, Nurlan (1992). Olahraga Pilihan Tenis Meja. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Praktek Pembinaan Tinggi Kependidikan.

Dikti. Supandi dan Seba. (1983). Strategi Belajar Mengaiar. Bandung. FPOK IKIP Bandung.

Gunawan, Budi. (2010). Pembelajaran forehand tenis meja melalui metode distribusi menggunakan dinding pantul pada siswa kelas v sd negeri cangkuang xi kecamatan dayeuh kolot kabupaten bandung. Skripsi pada jurusan pgsd s1 penjas upi kampus sumedang: tidak diterbitkan.

Moleong, lexy, J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nurhasan. (1991). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung. FPOK IKIP Bandung.

Poerwadarminta. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.

Simpson, Peter. (1984). Teknik Bermain Pingpong. Bandung. Pionir.

Suharsimi (2006). Penelitian Tindakan Kelas. CV.Yrama Widya. Bandung.

Sukintaka. (1992). Teori Bermain untuk D2 PGSD Penjaskes. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Supandi. (1991). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani. Jakarta. Dirjen

Universitas Pendidikan Indonesia. (2003). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Gambar

Tabel  1.1  Data Awal Hasil Tes
Grafik Aktivitas Siswa Data Awal, Siklus I, II dan III ..............................94 Grafik Hasil Belajar Data Awal, Siklus I, II dan III ..................................95
Tabel I.1 Data Awal Hasil Tes
Gambar 3.1  Bagan Model Spiral dari Kemmis dan Tagaart

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis diberi kemudahan, kesabaran, kekuatan serta hasil yang terbaik

Pada hari ini rabu tanggal dua puluh enam bulan juni tahun dua ribu tiga belas, Pokja pengadaan barang dan jasa Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga untuk

31 Maka berbeda pada masa ini terjadi pergeseran nilai dalam kelompok Jawara itu sendiri, mereka adalah elit masyarakat karena di antara mereka ada yang menyibukan diri di

Persentase kecemasan saat duduk di kursi gigi pada umur 26-45 tahun sebesar. 77,2% terutama

Tujuan umum penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pembelajaran meningkatkan kognitif anak usia dini melalui pemanfaatan

Universitas Sumatera Utara) apabila sistem informasi akuntansi tidak baik akanc. menimbulkan suatu gejala yang merugikan, misalnya terjadi

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK KELOMPOK B MELALUI PERMAINAN POHON HURUF.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya, merinci setiap mata pelajaran sehingga dinamakan Rentjana Pelajaran Terurai 1952.. Kurikulum ini sudah mengarah pada