v DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
UCAPAN TERIMA KASIH iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………. 1
B. Fokus Penelitian ………... 5
C. Tujuan Penelitian ………. 6
D. Manfaat Penelitian ………... 6
E. Kerangka Teoritis ………... 7
F. Metode Penelitian ………... 8
G. Sistematika Penulisan ……….. 8
BAB II KURIKULUM VOKASIONAL DAN SENI KRIYA TEKSTIL A. Kurikulum Vokasional ………. 10
1. Pengertian Kurikulum ……… 10
2. Pengertian Vokasional ………... 11
3. Perkembangan Kurikulum Vokasional di Indonesia ... 12
4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ……….. 14
5. Struktur Kurikulum Pendidikan Vokasional ………….. 15
B. Kompetensi dan Standar Kompetensi ……….. 18
C. Pendidikan Seni Rupa ……….. 20
1. Proses Belajar Mengajar Seni Rupa ………... 20
2. Metode Belajar Mengajar di SMK Jurusan Tekstil …... 22
vi
b. Metode Latihan Partisipasi (Metode LP) …... 23
c. Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) ………... 24
d. Metode Pembinaan Kreativitas (Metode PK) …….. 25
3. Kompetensi Jurusan Kriya Tekstil ………... 25
4. Tujuan Jurusan Keahlian Tekstil SMK ……….. 26
5. Fungsi Jurusan Keahlian Tekstil ……… 27
D. Seni Kriya Tekstil ………... 27
1. Seni Kriya ……….. 27
2. Tekstil ………... 33
3. Batik ………... 35
a. Sejarah singkat Batik ………... 35
b. Pengertian Batik ………... 39
c. Pembagian Pola Batik ……….. 40
4. Alat Batik ………... 47
5. Bahan Batik ……… 59
6. Proses Membatik ……… 63
7. Motif Batik ………... 68
8. Motif Batik berbagai Daerah di Indonesia ……... 73
E. Komparasi Pendidikan……….. 84
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda Penelitian ……… 87
B. Subjek Penelitian ……….…………... 89
C. Teknik Pengumpulan Data ……….. 92
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ……… 94
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kekuatan Lokal Kota Bandung dan Kota tasikmalaya …… B. Gambaran Umum ………. 97 1. SMK Negeri 14 Bandung………... 98
vii
D. Komparasi Pelaksanaan Pembelajaran Membatik………… 113
E. Komparasi Hasil Pembelajaran Membatik……… 116
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……….. 135
B. Rekomendasi ……… 136
DAFTAR PUSTAKA ……… 138
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Perkembangan Orientasi Kurikulum Dikmenjur ………... 12 2.2 Struktur Kurikulum SMK/MAK ………. 16 2.3 Perkembangan Teknik Rintang Warna Zaman Prasejarah
hingga Kemerdekaan ………... 37 3.1 Daftar Siswa XII Tekstil SMK Negeri 14 Bandung ……… 91 3.2 Daftar Siswa XII Tekstil 1 dan 2 SMK Negeri Tasikmalaya ….. 92 4.1 Program Keahlian dan Hasil Akreditasi SMK Negeri 14
Bandung ……….. 102 4.2 Pengajar Vokasional Desain dan Produksi Kriya Tekstil SMK
Negeri 14 Bandung ………..
102
4.3 Program Keahlian dan Hasil Akreditasi SMK Negeri 3
Tasikmalaya ………
106
4.3 Pengajar Vokasional Desain dan Produksi Kriya Tekstil SMK Negeri 3 Tasikmalaya ………..
106
4.4 Komparasi Struktur Kurikulum Mata Pelajaran Membatik …… 107 4.6 Komparasi Silabus salah Satu Materi Pelajaran Membatik
[image:4.595.116.506.183.642.2]ix
DAFTAR GAMBAR
Tabel Halaman
2.1 Skema Belajar Mengajar Metode Kelompok Kecil ……... 23
2.2 Skema Belajar Mengajar Metode Latihan Partisipasi …………. 24
2.3 Skema Belajar Mengajar Metode CBSA ………... 24
2.4 Skema Metode Pembinaan Kreativitas ……… 25
2.5 Skema Pengolahan Bahan Dasar Tekstil ………. 34
2.6 Klasifikasi Desain Tekstil ……… 35
2.7 Pola Kawung ……… 41
2.8 Pola Tumpal ………. 43
2.9 Bagian-bagian Canting ………... 48
2.10 Canting Cecekan ……….. 50
2.11 Canting Loron ……….. 50
2.12 Canting Telon ……….. 50
2.13 Macam-macam Kuas ………... 51
2.14 Gawangan ………... 52
2.15 Anglo/Kompor ………... 52
2.16 Wajan ………... 53
2.17 Ceret ………... 53
2.18 Timbangan ………... 53
2.19 Stik Besi ………... 54
2.20 Dingklik ………... 54
2.21 Meja Pola ………... 55
2.22 Ember ………... 55
2.23 Gelas Ukur ………... 56
2.24 Sarung Tangan ………... 56
2.25 Mangkuk, Gelas dan Sendok ………... 57
2.26 Pensil, Spidol, Penghapus, Penggaris dan Rautan ………... 57
[image:5.595.116.507.178.759.2]x
2.28 Meteran ……… 58
2.29 Scrap ………... 58
2.30 Seterika dan Meja Seterika ……….. 58
2.31 Jemuran ……… 59
2.32 Malam ……….. 60
2.33 Parafin ……….. 60
2.34 Pedoman Penggunaan Warna Indigosol dan Napthol …………. 67
2.35 Parang Rusak Barong (Batik Tulis) ………... 70
2.36 Truntum (Batik Tulis) ……….. 71
2.37 Kawung (Batik Tulis) ……….. 71
2.38 Sidomukti (Batik Tulis) ………... 72
2.39 Semen Romo (Batik Tulis) ……….. 72
2.40 Ornamen Binatang Kupu-kupu ……… 75
2.41 Ornamen Meru ………... 75
2.42 Salah Satu Contoh Batik Pekalongan ……….. 76
2.43 Ornamen Garuda ……….. 77
2.44 Batik Binatang Burung Merak ………... 78
2.45 Batik Lereng Pagi-Sore ………... 78
2.46 Batik Kembang Kapas dari Indramayu ………... 79
2.47 Batik Mega Mendung dari Cirebon ………. 81
2.48 Motif Batik Lereng dari Ciamis ………... 82
2.49 Batik Sekar Jagad dari Garut ………... 82
2.50 Batik Lasem ………... 84
4.1 Hasil Pembelajaran Pengenalan Cara Mencanting ……….. 116
4.2 Hasil Pembelajaran Pengenalan Serat Alam ………... 117
4.3 Hasil Karya Siswa pada Uji Kompetensi 2010 ………... 117
4.4 Kain setelah dibatik dan dicolet ……….. 117
xi
4.7 Hasil Pembelajaran Membatik Siswa Kelas X ……… 119
4.8 Hasil Pembelajaran Membatik Siswa Kelas XI ………... 119
4.9 Salah Satu Hasil Prakerin Siswa Kelas XI Pesanan Bapak Walikota Tasikmalaya ………. 119
4.10 Kegiatan Mencanting ………... 124
4.11 Kegiatan Pewarnaan dengan Teknik Colet ……….. 124
4.12 Kegiatan Penimbangan Zat Pewarna ………... 125
4.13 Kegiatan Pewarnaan ……… 125
4.14 Kegiatan Penutupan Motif yang telah dilakukan Proses Pewarnaan dengan Teknik Colet ………. 126
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam berbagai hal di dunia ini tidak ada yang sempurna namun kita dapat berusaha untuk mencapai kesempurnaan tersebut. Hal tersebut pun dapat kita kaitkan dalam pendidikan, seorang pengajar atau lembaga pendidikan tidak dapat menyatakan bahwa dirinya sudah sempurna karena dalam setiap kehidupan manusia saling melengkapi, memiliki berbagai persamaan dan perbedaan, kekurangan dan kelebihan. Sejalan dengan pemikiran tersebut dalam pendidikan dapat kita terapkan dengan melalukan studi komparatif pendidikan yaitu istilah perbandingan jika diterjemahkan dalam bahasa Inggris berarti comparative education. Kata comparative diartikan sebagai bersamaan atau sama sedangkan
online,http://sinergitasjiwa.blogspot.com/2009/02/pengertian-perbandingan-pendidikan.html).
Di sisi lain Abdul Rachman Assegaf mengemukakan salah satu pandangan Carter V. Good yang menyertakan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pendidikan, yakni bahwa perbandingan pendidikan adalah studi tentang kekuatan-kekuatan pendidikan, sosial, politik, dan ekonomi dalam hubungan internasional dengan tekanan pada potensi dan bentuk pendidikan, sedangkan tujuannya adalah untuk meningkatkan saling pengertian dengan jalan tukar-menukar sarana pendidikan, teknik dan metode, mahasiswa, guru, dosen, teknisi dan lain-lain (tersedia online,http://sinergitasjiwa.blogspot.com/2009/02/pengertian-perbandingan-pendidikan.html).
Suatu pembelajaran dalam pendidikan sangat erat kaitannya dengan kurikulum karena kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dan sekaligus digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada berbagai jenis dan tingkat sekolah. Kurikulum menjadi dasar dan cermin falsafah pandangan hidup suatu bangsa, akan diarahkan kemana dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa ini di masa depan, semua itu ditentukan dan digambarkan dalam suatu kurikulum pendidikan. Dengan itu kurikulum merupakan peranan penting dalam suatu pendidikan. Di Indonesia pengajar memberikan pembelajaran terhadap siswa diwajibkan dapat mencapai tujuan kurikulum bidang studi pelajaran yang disampaikannya. Meskipun semua pengajar dengan bidang studi pelajaran sama memiliki kurikulum yang sama namun dalam penguasaan, penyampaian, penerapan, dan pencapaian tujuan dari kurikulum tersebut akan terdapat persamaan dan perbedaaan yang dihasilkan dan ini dipengaruhi tidak hanya dari peran pengajar tetapi juga dari kepala sekolah, siswa, karyawan sekolah dan sarana prasarana yang mendukung pembelajaran tersebut termasuk perangkatnya.
merupakan salah satu cabang dari seni tekstil. Sementara itu pembelajaran membatik di SMK Negeri 3 Tasikmalaya, selain batik sebagai salah satu cabang seni tekstil yang harus dicapai dalam pembelajaran yang mengacu terhadap kurikulum, juga lebih mengarah kepada upaya agar siswa sebagai penduduk setempat harus lebih mengetahui, memahami dan dapat berkarya batik yang menjadi kekayaan seni budaya di masa lalu. Produksi batik khas Tasikmalaya pernah mengalami masa kejayaan dan memberikan kontribusi baik terhadap pendapatan masyarakatnya.
Kompetensi Seni Rupa Dalam Mata Pelajaran Membatik Kelas XII Di SMK Negeri 14 Bandung dan SMK Negeri 3 Tasikmalaya”.
B. FOKUS MASALAH
Batik merupakan salah satu seni tekstil peninggalan nenek moyang yang saat ini perkembangannya di Indonesia cukup baik. Penerapan pembelajaran membatik di suatu sekolah merupakan alternatif pelestarian kebudayaan negeri ini dengan berpedoman terhadap kurikulum. Penelitian ini difokuskan pada hasil karya kriya batik yang dihasilkan siswa dan melalui itu dapat dicermati pencapaian tujuan pembelajaran tersebut.
Permasalahan ini layak untuk dijadikan sebagai topik dalam penelitian mengingat pembelajaran membatik merupakan kompetensi keahlian yang masuk pada tugas akhir di Jurusan Keahlian Tekstil. Selain itu juga pembelajaran kriya batik ini dapat dijadikan sebagai upaya melestarikan budaya bangsa dalam dunia tekstil dan masyarakat.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana perangkat pembelajaran yang digunakan guru dalam membatik dengan mengkomparasikan di SMK Negeri 14 Bandung dan SMK Negeri 3 Tasikmalaya?
3. Bagaimana hasil karya kriya batik di SMK Negeri 14 Bandung dan SMK Negeri 3 Tasikmalaya pada Ujian Praktik Vokasional Tekstil pada tahun 2011?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan :
1. Mengidentifikasi dan menganalisis perangkat pembelajaran yang digunakan guru pada pembelajaran membatik di SMK Negeri 14 Bandung dan SMK Negeri 3 Tasikmalaya.
2. Mengidentifikasi dan menganalisis proses pembelajaran membatik di SMK Negeri 14 Bandung dan SMK Negeri 3 Tasikmalaya.
3. Mengidentifikasi dan menganalisis hasil karya kriya batik di SMK Negeri 14 Bandung dan SMK Negeri 3 Tasikmalaya pada tahun 2011.
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : Bagi Peneliti
1. Dapat memberikan tentang gambaran kegiatan membatik di SMK.
2. Dapat memberikan pemahaman kegiatan guru dalam proses belajar kegiatan membatik.
3. Dapat memberikan pemahaman dari hasil karya kriya batik yang ingin dicapai oleh sekolah melalui Ujian Praktik Vokasional.
1. Memberikan kontribusi pada SMK Seni Rupa tentang hasil karya seni batik di sekolah.
2. Memberikan kontribusi kepada para pengajar dan pembelajaran, tentang merancang dan menyusun kegiatan belajar membatik di SMK.
3. Memberikan kontribusi bagi pengajar di SMK Negeri 14 bandung dan SMK Negeri 3 Tasikmalaya dengan meningkatkan kekurangan dan mengembangkan untuk lebih baik kegiatan pembelajaran bercermin pada hasil komparasi yang dilakukan peneliti.
4. Memberikan kontribusi pemikiran dalam rangka meningkatkan kualitas lulusannya sesuai dengan dinamika masyarakat.
5. Memberikan kontribusi kepada sekolah agar penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam mengembangkan potensi dan kreativitas siswa.
E. KERANGKA TEORITIS
Secara umum penelitian diarahkan untuk mengetahui gambaran pencapaian akhir keberhasilan dari pembelajaran batik melalui hasil karya seni batik yang dihasilkan oleh siswa di SMK Negeri 14 Bandung dan SMK Negeri 3 Tasikmalaya.
F. METODA PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metoda studi komparatif. Data yang diperoleh berupa kata-kata yang bersumber dari deskripsi yang luas dan berlandasan kokoh, serta memuat penjelasan tentang proses yang terjadi dalam lingkup setempat. (Matthew B. Miles, 1992:1). Digunakan pula pendekatan penelitian kualitatif interaktif (Interaktif Inquiry) dan Non Interaktif (Non Interaktif Inquiry), artinya penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis teori yang dirumuskan peneliti berdasarkan kajian teoretis dan temuan.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika Penulisan dalam tesis ini terdiri dari lima bab yaitu:
BAB I Pendahuluan yang di dalamnya menguraikan tentang latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian, metodologi, dan sistematika penulisan. BAB II Landasan penelitian menguraikan tentang kajian pustaka meliputi kajian tentang studi komparatif, seni batik, kurikulum bidang studi keahlian tekstil, karya seni batik.
BAB III Metoda Penelitian menguraikan tentang metode, subjek, prosedur, instrumen, teknik penelitian dan teknik penelitian hasil karya seni batik.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini mengambil judul Studi Komparasi Kompetensi Seni Rupa Mata Pelajaran Membatik Kelas XII Di SMK Negeri 14 Bandung Dan SMK Negeri 3 Tasikmalaya. Kesiapan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah hasil karya kriya batik siswa kelas XII jurusan tekstil di SMK Negeri 14 Bandung dan SMK Negeri 3 Tasikmalaya. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran perbandingan, persamaan dan perbedaan pada sistem pendidikan di kedua sekolah tersebut dengan menganalisis hasil karya kriya batik akhir sekolah yang dihasilkan siswa setelah melalui proses pembelajaran. Selain itu akan dijelaskan juga bagaimana perangkat pembelajaran yang digunakan oleh kedua guru tersebut dalam pembelajarannya.
Pada bagian ini akan dibahas pendekatan dan metode penelitian, subyek penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, pelaksanaan penelitian, pengolahan dan analisa data.
A. METODA PENELITIAN
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan tingkah laku atau perilakunya serta suatu hasil karyanya yang dapat diamati.
Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan alasan sebagai berikut : 1) lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan, 2) menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti dengan responden atau karya yang akan diamati, lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Moleong, 1993: 5).
Selanjutnya Bogdan dan Biken (1982) dalam Soehardi Sigit (1999: 155) mengemukakan bahwa pendekatan kualitatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Perangkat alami adalah sumber langsung data, dan peneliti sendiri adalah
instrument kunci.
2. Data yang dikumpulkan bukan angka-angka, melainkan bentuk kata-kata atau gambar-gambar.
3. Penelitian kualitatif hanya dengan proses dan hasil peneliti hanya peduli pada bagaimana hal itu terjadi, bagaimana orang berinteraksi satu dengan yang lainnya. Bagaimana satu pertanyaan dijawab, arti daripada kata-kata dan tindakannya, bagaimana sikap dijabarkan dalam tindakan.
5. Peneliti kualitatif peduli bagaimana hidup mereka yang menjadi sasaran penelitian itu mempunyai arti bagi mereka, yaitu pandangan hidupnya, apa yang menjadi pikirannya, anggapan, motivasi, alasan, tujuan, dan lain-lain.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi komparatif yaitu kegiatan membandingkan dua sistem pendidikan yang berbeda baik antar daerah maupun antar negara. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran perbandingan baik persamaan maupun perbedaan pendidikan dalam mata pelajaran membatik kelas XII di SMK Negeri 14 Bandung dan SMK Negeri 3 Tasikmalaya dengan pengamatan yang difokuskan terhadap hasil karya membatik pada Uji Kompetensi Keahlian Jurusan Tekstil berupa selendang batik tetapi tidak lupa diamati pula pendukung pembelajarannya baik perangkat pembelajaran maupun tim pengajarnya.
B. SUBJEK PENELITIAN
Dalam menentukan populasi dan sampel yang dapat digunakan sebagai sumber data yang pada akhirnya hasil peneltian akan digeneralisasikan maka sampel yang digunakan sebagai sumber data harus representative dapat dilakukan dengan cara mengambil sampel dari populasi secara random sampai jumlah tertentu.
pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa XII di SMK Negeri 14 Bandung dan SMK Negeri 3 Tasikmalaya sebanyak 3 (tiga) orang dari setiap sekolah tersebut. Sistem pengambilan sampel yaitu siswa yang mendapat nilai tertinggi, sedang, dan terendah di kelasnya.
TABEL 3.1
DAFTAR SISWA XII TEKSTIL SMK NEGERI 14 BANDUNG
NO. NAMA SISWA
1 ADE PUTRA M. 2 AJAT LUKAS
3 CUCUN TRIANAWATI 4 DANI NURYADI 5 DEDE SETIANA 6 DEWI ANTIKA 7 DIAN HERAWATI 8 DINI SOPIYADI 9 ELI KOMALASARI 10 ERNI ERNAWATI 11 FITRI WAHYUNI 12 GEBY RACHMAN 13 JONI
14 MIRANDHA HERMAWAN 15 MUHAMAD KURNIAWAN 16 NIAR NURYUNIAWATI 17 NURHAYAT
18 NURLELA
19 PEPEN SAEPUDIN N. 20 RENI MARWATI 21 RITA PURNAMA SARI 22 RITA ROSITA LESTARI 23 RIZKY DWI ANUGRAH 24 SILVIANI
25 SITI JUBAEDAH 26 SRI DEWI MULYANI
27 SYANDRA NURUL HIDAYANI 28 TANTI WIDIANTI
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA 1. Teknik Observasi
Dalam penelitian ini, salah satu teknik yang digunakan adalah teknik observasi yang bertujuan untuk mengamati langsung secara langsung
perilaku-DAFTAR SISWA XII TEKSTIL 1 SMK NEGERI 3 TASIKMALAYA
NO. NAMA SISWA
1 ADE LUTFIAH 2 AGUSTIN NR'AINI 3 AI YUSANTI 4 ALIN MENTARI 5 ANDINI
6 ANITA ROBIANTI 7 ARISMA
8 AYANG YULIYANI 9 CHINTIA ANGELINA 10 DEDE MAESAROH 11 DESI ROSDIANA 12 FENYI NURSAHIDAH 13 IRNA NURMALA 14 ITA ROSITA 15 LELI SUTARLI 16 LIAWATI 17 MASPUPAH 18 NENAH
19 NITA TIARA GESTAFIA 20 NORMA HERLIANA 21 NUR'AISYAH
22 RANTI MIRA GUSTINI 23 RENA MARDIANA 24 RESTI FAUZIAH 25 SUSANA
26 TIRTA ALPIA 27 WIDA WIDIAWATI 28 YANI NANDINI
DAFTAR SISWA XII TEKSTIL 2 SMK NEGERI 3 TASIKMALAYA
NO. NAMA SISWA
1 ANITA NUR LIANI 2 BELLA FATIMAH 3 DINI RAMDANIATI 4 ELA SITI MELAWATI 5 ENENG RIMA RISMAYANI 6 EVIN ARISMAWATI
7 FITRI AULIA SYAADAH 8 GIAN PARAMUDITA 9 HILMATUL ADAWIYAH 10 IIN NURINAYAH
11 INA NURFITRIANA 12 ITA RAHAMAWATI 13 LELA NURLELA 14 LUSI DAMAYANTI 15 MELATI PURNAMASARI 16 METI SRIWAHYUNI
17 NOVIANTI SSRI ROSMAWATI 18 PUJI LARAS SARATIH
19 RANI HOERUL MUPLIHAH 20 RENI SUMARNI
21 RISEU RISDIANI 22 SINTA NURMILAH
23 TRIA RISWINANDA NINGSIH 24 YENI PUJIAWATI
perilaku dan keadaan lingkungan tempat dilaksanakan penelitian. Dengan teknik ini peneliti dapat menggali data-data di lapangan, dengan mengamati secara langsung aktivitas siswa, guru, keadaan sarana dan prasarana sekolah serta lingkungan yang mendukung terciptanya pembelajaran yang kondusif.
2. Teknik Wawancara
Wawancara dalam penelitian kualitatif merupakan teknik pengumpulan data yang sangat penting. Wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan. Ciri utama wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber informasi (interviewee) (Margono, S, 2000:165). Selain itu wawancara berfungsi sebagai alat pembantu utama teknik observasi Alwasilah (2004:154) mengemukakan: “Interviu dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi yang tidak mungkin diperoleh lewat observasi”.
3. Studi dokumentasi
4. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan digunakan untuk memperoleh teori dan bahan yang berkaitan erat dengan masalah yang diteliti, serta untuk menyempurnakan analisis data dalam rangka menelaah hubungan dengan teori-teori yang relevan.
Teknik ini dilakukan dengan mempelaari dokumen resmi yang mendukung penelitian ini. Dokumen yang dimaksud berupa kurikulum, bahan ajar, alat bantu ajar, dokumentasi foto-foto, hasil karya siswa yang sudah ada pada kedua sekolah tersebut, serta buku-buku yang menunjang dengan penelitian ini.
D. TEKNIK PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Pengolahan dan analisis data dilakukan secara terus menerus dari awal sampai akhir penulisan laporan penelitian. Sebaiknya data jangan dibiarkan menumpuk, semakin sedikit data, semakin mudah penangananya. Dilakukannya analisis data agar data yang sudah disusun dapat ditafsirkan. Data yang telah terkumpul dalam penelitian ini dianalisis sebagai berikut:
1. Analisis pada saat pengumpulan data
perbedaan-perbedaan persepsi penulis dengan pemberi informasi. Alwasilah (2000: 172) menyatakan bahwa “ Teknik member-check” digunakan untuk melakukan pengecekan kebenaran atau konfirmasi dengan kenyataan langsung kepada yang bersangkutan.
Selain itu penulis melakukan audit trail, dengan cara memisah-misahkan data hasil wawancara, hasil observasi, dan catatan lapangan. Penulis kemudian melakukan trangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data sebagai pembanding yang dapat dipergunakan untuk memeriksa keabsahan data melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Penulis menggunakan triangulasi melalui data dokumen foto-foto, mencek kurikulum. Menelaah profil visi dan misi sekolah tersebut melalui website dan mewawancarai sumber penelitian.
2. Analisis setelah data terkumpul
Setelah data terkumpul, maka peneliti melakukan analisis data sebagai berikut:
a. Reduksi data
penelitian ini. Keseluruhan dari rangkuman yang telah dibuat kemudian dikelompokkan atau disusun berdasarkan kategori dari permasalahan yang diteliti. b. Display Data
Tahap ini merupakan kegiatan proses penyusunan hal-hal pokok yang sudah dirangkum secara sistematis sehingga diperoleh tema dan pola yang jelas. Display data adalah suatu upaya untuk menyajikan data dengan cara melihat gambaran keseluruhan atau bagian tertentu dari data penelitian.
c. Kesimpulan dan Verifikasi
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian dan data-data yang diperoleh, penulis dapat
menyimpulkan bahwa dari komparasi kedua sekolah dalam mata pelajaran membatik
metode yang digunakan dalam pembelajaran terdapat perbedaan dan persamaan.
1. Komparasi Perangkat Pembelajaran, kedua sekolah memiliki perangkat
pembelajaran tetapi dalam sistem susunan baik dalam struktur kurikulum, silabus,
dan RPP memiliki perbedaan namun nilai untuk KKM mata pelajaran membatik
pada kedua sekolah ada persamaan yaitu menetapkan nilai 70.
2. Komparasi Pelaksanaan Pembelajaran, diantaranya persamaan tersebut adalah
metode Latihan Partisipasi (LP) dan perbedaan tersebut terlihat pada metode Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA) dan Metode Pembinaan Kreativitas (Metode PK)
yang kurang maksimal digunakan oleh SMK Negeri 3 Tasikmalaya.
3. Komparasi Hasil Pembelajaran, komparasi terhadap hasil karya siswa kelas XII
dalam ujian praktik vokasional tekstil kurang sesuai dengan tema yang diberikan
karena kurang paham dengan motif-motif etnik daerah baik daerah tempat mereka
tinggal maupun batik khas di Indonesia. Sebagian besar siswa lebih memilih
untuk menggambil objek jenis motif tumbuhan dibandingkan dengan motif
Bandung memiliki kualitas yang baik dibandingkan dengan SMK Negeri 3
Tasikmalaya.
B. REKOMENDASI
Atas dasar hasil penelitian tersebut, maka peneliti menyampaikan saran yaitu
sebaiknya sekolah selain memberikan pengetahuan dalam proses membatik,
pengetahuan mengenai motif sebaiknya jangan dikesampingkan karena motif batik
etnik daerah merupakan suatu peninggalan budaya yang sangat bersejarah sehingga
sangat penting untuk dapat dilestarikan. Pelestarian suatu kebudayaan daerah salah
satunya adalah dengan menerapkannya dalam proses pembelajaran di sekolah karena
sekolah memiliki peranan penting dalam mengembangkan potensi dan kretivitas
siswa, terutama pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) karena setiap siswa
lulusannya diharapkan dapat memiliki keterampilan yang sesuai dengan vokasional
pada saat menempuh pendidikan sebagaimana sama halnya dengan tujuan Program
Keahlian Kriya Tekstil kedua sekolah yaitu mempersiapkan peserta didik terutama
untuk bekerja dalam bidang tertentu. Agar tujuan sekolah tersebut dapat tercapai
sebaiknya siswa dapat dilatih untuk dapat mengembangkan kreativitas melalui ide-ide
yang mereka miliki sehingga setelah selesai menempuh pendidikan para siswa dapat
lebih berkembang dalam dunia kerjanya karena sudah terlatih dalam keseharian
pembelajaran yang mandiri.
Hasil dari pembelajaran membatik diharapkan dari kegiatan ini adalah dapat
pemerintah lebih aktif dan optimal dalam menangani masalah budaya ini. Disamping
peran Pemerintah Daerah sebagai ujung tombaknya juga peran lembaga pemerintah
yang ada di daerah.Peran pemerintah dan masyarakat sangat berpengaruh terhadap
kemajuan bangsa, pemerintah harus menjelaskankepada masyarakat terutama kepada
orang yang awam tentang kebudayaan.karena kebudayaan sangat berpengaruh
terhadap budaya bangsa. Apalagi peran kesenian dalam kebudayaan itu sangat
membantu kemajuan bagi perekonomian bangsa serta menjadikan bangsa yang kokoh
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Alwasilah, A. Chaedar. 2002. Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Bas, Y. 1983. Dasar-dasar Seni Rupa. Bandung: Carya Remaja.
BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.
Budiyono. 2008. Kriya Tekstil Untuk Sekolah Menengah Kejuruan Jilid I. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Desain Kerajinan Tekstil. Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional UPI. 2004. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Laporan Buku, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi). Bandung: UPI.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdiknas . 2003. Undang-undang Republik Indoersia nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Didik Riyanto, SE. 1993. Proses Batik, Batik Tulis, Batik Cap, Batik Printing. Solo: C.V. Aneka.
Dikdasmen. 2005. Pokok-pokok Pikiran Pengembangan Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Depdiknas.
Dikdasmen. 2005. Sistem Standarisasi Kompetensi dan Sertifikasi. Jakarta: Depdiknas.
E. Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ganda Prawira, Nanang. 2001. Petunjuk Penulisan Skripsi dan Pengantar Karya Tugas Akhir. Bandung: Pendidikan Seni Rupa FPBS UPI.
Ibrahim dan Nana Syaodih. 2002. Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grasindo Persada.
Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hamzuri. 1985. Batik Klasik (Klasikal Batik). Bandung: Djambatan. Hasanudin. 2001. Batikk Pesisiran. Bandung: PT Kiblat Buku Utama. Keraf, Gorys. 1985. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia.
Meleong, Lexy. (1988). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Muslich, Masnur. 2007. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nian S. Djumena. 1990. Batik dan Mitra. Jakarta: Djambatan.
Nasution, S. 2003. Asas-asas Kurikulum. Edisi kedua. Jakarta: Bumi Aksara. Purwadarminta. (1995). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 2010. Kurikulum SMK Negeri 14 Bandung. Rahman, Arif. 2000. Pendidikan Komparatif. Laksbang Grafika:yogyakarta. Rohidi, Tjetjep Rohendi. 1999. Analisis Kualitatif Dalam Penelitian Sosial
Budaya (Uraian Singkat Dalam Konteks Pendekatan Kebudayaan).
Semarang. Pusat Kajian Bahasa dan Sosial Budaya. Lembaga Penelitian IKIP Semarang.
Sachari, Agus. 2005. Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Jakarta: Erlangga. Shihab, Quraish, M. 1994. Membumikan Al-Quran, Fungsi dan Peran Wahyu
dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan.
Sudirwo, Daeng. 2002. Kurikulum dan Pembelajaran Dalam Rangka Otonomi Daerah. Bandung: CV. Andira.
Sukmadinata, Nana S. 2009. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sunaryo, Aryo. 2009. Ornamen Nusantara. Semarang: Dahara Prize Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2009. Nirmana. Yogyakarta: Jalasutra
Tarjo, Enday. (2006). Strategi Belajar Mengajar Seni Rupa. Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS UPI Bandung.
Tabrani, Primadi. 2000. Proses Kreasi, Apresiasi, Belajar. Bandung: Penerbit ITB.
___. Ragam Batik Batik Tulis Batik Cetak. Senisen Batik Studio. ___.Bagian II Garis-Garis Besar Program Pembelajaran.
Sumber Internet
http://kurikulumsmk.freehosting.net/
http://zeful.wordpress.com/komparasi-pendidikan/ http://ceviyoga.blogdetik.com/2010/05/25/pendidikan/
http://www.infogue.com/viewstory/2008/04/30/pengertian_kompetensi/?url=http:/ /dahlanforum.wordpress.com/2008/04/17/pengertian-kompetensi/
http://weblog-pendidikan.blogspot.com/2009/08/pengertian-kompetensi-dan-kurikulum.html
yandarlive.weebly.com/uploads/4/.../kompetensi_profesional_guru_sd.doc http://www.g-excess.com/id/pengertian-dan-peran-guru-dalam-belajar-mengajar.html
http://rbaryans.wordpress.com/2007/05/16/bagaimanakah-perjalanan-kurikulum-nasional-pada-pendidikan-dasar-dan-menengah/