• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH HUB COMMUNITY TERHADAP CITRA KAWASAN KOTA TUA JAKARTA SEBAGAI KAWASAN HERITAGE DAN CULTURE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH HUB COMMUNITY TERHADAP CITRA KAWASAN KOTA TUA JAKARTA SEBAGAI KAWASAN HERITAGE DAN CULTURE."

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGARUH HUB COMMUNITY TERHADAP CITRA KAWASAN KOTA TUA JAKARTA SEBAGAI KAWASAN

HERITAGE DAN CULTURE

(Survei pada Komunitas Hub di Kawasan Kota Tua Jakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata

Rakhmat Wahyu Winangun

0807196

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGARUH HUB COMMUNITY TERHADAP CITRA KAWASAN KOTA TUA JAKARTA SEBAGAI KAWASAN HERITAGE DAN

CULTURE

Oleh

Rakhmat Wahyu Winangun

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial

© Rakhmat Wahyu Winangun 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Pengaruh

Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai

Kawasan Heritage dan Culture (Survei Terhadap Komunitas Hub di Kawasan Kota Tua Jakarta), beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan/pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika-etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2013 Yang Membuat

Pernyataan,

(4)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGARUH HUB COMMUNITY TERHADAP CITRA KAWASAN KOTA TUA JAKARTA SEBAGAI KAWASAN HERITAGE DAN

CULTURE

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Prof.Dr. Eeng Ahman Bagja Waluya, S.Pd.

NIP.196110221986031002 NIP.19721024 200112 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi

Manajemen Pemasaran Pariwisata

HP. Diyah Setiyorini, MM.

NIP 1976 10 31 2008 12 2001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

(5)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Rakhmat Wahyu Winangun, 0807196, Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Wisata Heritage dan Culture (Survei pada Komunitas tipe Hub di Kawasan Kota Tua Jakarta) Di bawah

bimbingan Prof. Dr. Eeng Ahman, M.S dan Bagja Waluya, S.Pd

(6)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kata Kunci : Hub Community (Motivasi, Tujuan Akhir, Homogeni, dan Paradigma), dan Citra.

ABSTRACT

Rakhmat Wahyu Winangun, 0807196, The Influence of Hub Community Againts The Image Of Jakarta Old City Area as Heritage dan Culture Area (Survey on

Communities Hub Type on Jakarta Old City Area)” Under Guidance of Prof. Dr.

Eeng Ahman, M.S dan Bagja Waluya, S.Pd

Development of tourism in Indonesia at the moment is very well developed . It is characterized by the increasing number of tourists visiting Indonesia. Arrival of tourists to visit due to the growing motivation within themselves . Every human being would want to escape from their daily routine in which the routine of life would make a boring situation and it is that makes someone motivated to travel . Berkunjungnya a good rating from one country to another or one city to another . Jakarta is one of satau major cities in Indonesia. Jakarta also has a lot of tourist attraction which could reasonably disaingkan with other countries. The number of tourist arrivals increased to Jakarta every year. The old city area is one tourist attraction that is quite interesting to have a fairly unique appeal . Every person who visit there had a distinct impression that made an impression in his mind. Travelers who visit there the majority of the general public, students, students and even foreign tourists. But what makes this region is typical of the many communities that have a noble mission to preserve the history contained within this region. The increasing numbers into a tourist attraction as well as a community of loyal, CGU Old City, the Department of Culture and Tourism and the Ministry of Tourism and Creative Economy, Republic of Indonesia as the government body that houses a tourist attraction located in Jakarta is certainly going to try to maintain the image of positive area of the old city of Jakarta to work with communities that do have the same vision and mission is to preserve history . The old town Jakarta has several zoning that is already mapped in the days of yore colonial rule . The data analysis technique used is the coefficient of path analysiswith SPSS computer software aids 19.00. Based on test results obtained statistical findings Hub Community there are two variables that have a significant influence on the image of Final Destination and Paradigm and there are two variables have no influence on the image of the Motivation and homogeneity . It can be concluded that the End and the paradigm is very powerful in shaping the image of the old city area as " Region Culture and History . "

(7)

iii

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

KATA PENGANTAR ... xii

UCAPAN TERIMAKASIH ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 17

1.3 Tujuan Penelitian ... 17

1.4 Kegunaan Penelitian ... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 19

2.1.1Pemasaran ... 19

2.1.1.1Pengertian Pemasaran ... 19

2.1.2 New Wave Marketing... 20

2.1.3 New Wave Marketing Mix ... 20

2.1.3.1 Product is Co Creation ... 20

2.1.3.2 Price is Currency ... 22

2.1.3.3 Place is Communal Activation ... 22

2.1.3.4 Promotion is Conversation ... 23

2.1.3.5 Selling is Comercialisation ... 23

2.1.4. Communitization ... 24

2.1.4.1 Komunitas ... 24

(8)

iv

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2.1.5 Hub Community ... 25

2.1.5.1 Perbedaan Segmentasi dengan Communitization ... 26

2.1.5.2 Model Komunitas ... 28

2.1.6 Citra ... 30

2.1.6.1 Pengertian Citra ... 30

2.1.6.2 Menbangun Citra ... 33

2.1.6.3 Proses Pembentukan Citra ... 34

2.1.6.4 Pengeruh Hub Community terhadap Citra ... 39

2.1.7 Orisinalitas Penelitian ... 40

2.2 Kerangka Pemikiran ... 46

2.3 Hipotesis Penelitian ... 47

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 50

3.2 Metode Penelitian ... 51

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 51

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 52

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 56

3.2.4 Populasi dan Sampel ... 57

3.2.4.1 Populasi ... 58

3.2.4.2 Sampel ... 60

3.2.5 Tehnik Sampling ... 61

3.2.6 Tehnik pengumpulan data ... 62

3.2.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 63

3.2.7.1 Hasil Pengujian Validitas ... 63

3.2.7.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 68

3.2.8 Analisis Data ... 70

3.2.8.1 Analisis Data Deskriptif ... 71

(9)

v

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.2.8.3 Pengujian Hipotesis ... 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 79

4.1 Profil Kawasan Kota Tua Jakarta dan Komunitas Hub ... 79

4.1.1 Profil Kawasan ... 79

4.1.1.1 Identitas Kawasan Kota Tua Jakarta ... 79

4.1.1.2 Sejarah Singkat Kawasan Kota Tua Jakarta ... 80

4.1.1.3 Produk dan Jasa yang ditawarkan ... 81

4.1.2 Profil Komunitas Hub ... 83

4.1.2.1 Jenis Hub Community Berdasarkan Jenis Kelamin ... 83

4.1.2.2 Jenis Hub Community Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 84

4.1.2.3 Jenis Hub Community Berdasarkan Pekerjaan ... 86

4.1.2.4 Jenis Hub Community Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ... 88

4.2 Tanggapan Responden terhadap Hub Community ... 90

4.2.1 Tanggapan responden mengenai Motivasi ... 93

4.2.2 Tanggapan responden mengenai Tujuan Akhir ... 94

4.2.3 Tanggapan responden mengenai Homogenitas ... 96

4.2.4 Tanggapan responden mengenai Paradigma ... 97

4.2.5 Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai Hub Community 99 4.3 Tanggapan Responden mengenai Citra ... 101

4.3.1 Tanggapan Responden Mengenai Holistic Imagery ... 101

4.3.2 Tanggapan Responden Mengenai Functional Characteristic ... 102

4.3.3 Tanggapan Responden Mengenai Psychological Characteristic ... 104

4.3.4 Tanggapan Responden Mengenai Attributes ... 105

4.3.5 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Citra Kawasan Kota Tua Jakarta ... 107

4.4 Pengeruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta ... 108

(10)

vi

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4.5.1 Tanggapan Responden Mengenai Motivasi Komunitas Hub ... 113

4.5.2 Tanggapan Responden Mengenai Tujuan Akhir Komunitas Hub.... 115

4.5.3 Tanggapan Responden Mengenai Homogenitas Komunitas Hub .... 116

4.5.4 Tanggapan Responden Mengenai Paradigma Komunitas Hub ... 117

4.5.5 Tanggapan Responden Mengenai Citra Kawasan Kota Tua Jakarta 118 4.5.6 Pengaruh Motivasi Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta ... 120

4.5.7 Pengaruh Tujuan Aklhir Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta`` ... 121

4.5.8 Pengaruh Homogenitas Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta ... 122

4.5.9 Pengaruh Paradigma Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta ... 123

4.6 Implikasi Hasil Temuan Penelitian ... 124

4.6.1 Impilkasi Penelitian Bersifat Teoritik ... 124

4.6.2 Implikasi Penelitian Bersifat Empirik ... 125

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 126

5.1 Kesimpulan ... 126

5.2 Rekomendasi... 127

(11)

vii

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Hal

1.1 Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Indonesia ... 2

1.2 Rata-rata Pendapatan Per Tahun Dari Sektor Pariwisata Indonesia ... 4

1.3 Data Kunjungan Wisman Ke Provinsi DKI Jakarta Tahun 2002-2012 6 1.4 Perkembanngan Jumlah Kunjungan Wisnus Ke Provinsi DKI Jakarta . 7 1.5 Data Kunjungan Wisatan ke Daya Tarik Wisata Provinsi DKI Jakarta Tahun 2009-2011 ... 8

1.6 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kota Tua Tahun 2007-2012 ... 11

1.7 Komunita Tipe Hub di Kawasan Kota Tua Jakarta ... 13

2.1 Definisi Pemasaran Menurut Para Ahli ... 25

2.2 Perbedaan Segmentasi dengan Komunitisasi ... 27

2.3 Definisi Citra ... 31

2.4 Orisinalitas Penelitian ... 40

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 53

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 57

3.3 Jumlah Komunitas Hub ... 59

3.4 Hasil Pengujian validitas ... 65

3.5 Hasil Pengujian Realibilitas ... 70

(12)

viii

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4.2 Jenis Responden berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 84

4.3 Jenis Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 86

4.4 Jenis Responden berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ... 89

4.5 Rekapitulasi Hasil Penilaian Hub Community ... 92

4.6 Tanggapan Responden terhadap Motivasi ... 93

4.7 Tanggapan Responden Mengenai Tujuan Akhir ... 94

4.8 Tanggapan Responden Mengenai Homogenitas ... 96

4.9 Tanggapan Responden Mengenai Paradigma ... 97

4.10 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Hub Community ... 99

4.11 Tanggapan Responden mengenai Holistic Imagery ... 101

4.12 Tanggapan Responden mengenai Functional Characteristic ... 102

4.13 Tanggapan Resonden mengenai Psychological Characteristic ... 104

4.14 Tanggapan Responden mengenai Attributes ... 105

4.15 Rekapitulasi tanggapan responden tentang Citra ... 107

4.16 Matriks Korelasi antara sub variabel hub community dengan citra ... 109

4.17 Uji Kelayakan/Uji F ... 111

4.18 Hasil Pengujian Koefesien Jalur ... 112

(13)

ix

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Gambar Hal

2.1 Model Komunitas ... 28

2.2 Kerangka Pemikiran ... 46

2.3 Paradigma Penelitian ... 47

3.1 Diagram Jalur Hipotesis I ... 73

3.2 Diagram Jalur Sub Struktur Hipotesis ... 74

3.3 Jalur Sub Struktur Hipotesis I ... 63

4.1 Struktur Organiasai UPK Kota Tua Jakarta ... 82

4.2 Profil Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 84

4.3 Profil Responden berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 86

4.4 Profil Responden berdasarkan Pekerjaan ... 88

4.5 Profil Responden berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ... 90

4.6 Tanggapan Responden Terhadap Hub Community ... 91

4.7 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Hub Community ... 100

(14)

x

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4.9 Garis kontimum Motivasi terhadap citra ... 114

4.10 Garis kontinum Tujuan Akhir terhadap citra ... 115

4.11 Garis kontinum Homogenitas terhadap citra ... 116

4.12 Garis kontinum Paradigma terhadap citra ... 117

(15)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pertumbuhuan pariwisata pada saat ini merupakan bentuk nyata dari perjalanan sebuah bisnis global yang sangat menjanjikan karena pertumbuhan pariwisata itu sendiri mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dunia yang dihasilkan dari pergerakan wisatawannya. Pada akhir-akhir ini pariwisata di Indonesia sangat digalakkan oleh pemerintah Indonesia. Pariwisata ini sangat mempunyai prospek yang sangat baik untuk masa depan bagi Indonesia. Data yang ditunjukkan dari UNWTO (United Nations World Tourism Organization) diperkirakan pada tahun 2020 akan terjadi pergerakkan sebanyak 1,6 miliar wisatawan dengan total perbelanjaan sebesar USD 2.000 miliar. Angka yang cukup besar ini hanya dihasilkan oleh wisatawan internasional saja di luar biaya transportasi yang dikeluarkan. Ditambah dengan masuknya Era Globalisasi yang dimana setiap unit kehidupan yang ada pada saat ini sangat saling berhubungan satu dengan yang lainnya, ada fasilitas yang mendukung pergerakkan para manusia dalam setiap aktifitasnya.

Dengan adanya Globalisasi, tentu adanya persaingan antar sesama individu bahkan antar negara. Persaingan yang ada salah satunya persaingan dalam Pariwisata. Setiap negara tentunya memiki destinasi yang mempunyai daya tarik dan daya saing yang berbeda. Pendeskripsian daya saing destinasi antar negara dapat dilihat pada pernyataan bahwa Singapura menduduki peringkat

(16)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pertama dengan indeks daya saing 71,73%, Australia dengan indeks daya saing sebesar 64,69%, Malaysia dengan indeks daya saing sebesar 56,83%, Thailand dengan indeks daya saing sebesar 53,25%, Filipina dengan indeks daya saing sebesar 49%, Indonesia dengan indeks daya saing sebesar 40,63%, dan yang terakhir adalah Vietnam dengan indeks daya saing sebesar 40,61% (Hasil kajian daya saing Indonesia terhadap Negara pesaing, sebagaimana pernah

diungkapkan Sekretaris Jenderal Kemenbudpar, 2010.

Indonesia sendiri memiliki jumlah tingkat kunjungan yang potensial sera bisa bersaing dengan negara-negara ASEAN yang lainnya. Walau memang dari posisi indeks daya saing pariwisata indonesia sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan negara tetangganya sendiri. Jumlah wisatawan Indonesia yang didalamnya terdiri dari wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara yang mana memeiliki pengeluaran yaang berbeda-beda dalam kegiatan pariwisatanya di indonesia. Adapun jumlah kunjungan para wisatawan mancanegara dapat dilihat didalam tabel di bawah ini.

TABEL 1.1

STATISTIK KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DI INDONESIA

Per Orang (USD) Penerimaan Devisa

wisman Pertumbuhan

(17)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2005 5.002.101 -6,00 9,05 99,86 904,00 4.521,90 -5,75

Tahun

Per Orang (USD) Penerimaan Devisa

wisman Pertumbuhan

2006 4.871.351 -2,61 9,09 100,48 913,09 4.447,98 -1,63

2007 5.505.759 13,02 9,02 107,70 970,98 5.345,98 20,19

2008*) 6.234.497 13,24 8,58 137,38 1.178,54 7.347,60 37,44

2009**) 6.323.730 1,43 7,69 129,57 995,93 6.297,99 -14,29

2010 7.002.944 10,74 8,04 135,01 1.085,75 7.603,45 20,73

2011 7.649.731 11,82 9,51 144,52 1.374,38 8.977,83 18,61

2012 Data Belum Tersedia

Sumber : P2DSJ dan BPS, 2013

Berdasarkan Tabel 1.1 di atas Indonesia mengalami peningkatan yang cukup baik dari tahun sebelumnya. Hal ini dikeranakan upaya yang dilakukan pemerintah sudah cukup baik. Ini menandakan bahwa indonesia berpotensi untuk mendatangkan wisatawan yang lebih banyak lagi untuk tahun-tahun berikutnya.

(18)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Indonesia sebagai salah satu kawasan ASEAN dan negara yang mempunyai potensi wisata yang sangat banyak, mengalami laju pertumbuhan wisatawan yang keadaanya tidak pasti.

Untuk mencapai prospek yang baik tersebut, kepariwisataan di Indonesia haruslah dikelola oleh tenaga-tenaga yang sangat profesional. Peranan pemerintah, swasta serta masyarakat Indonesia sangatlah penting demi untuk kemajuan pariwisata di Indonesia itu sendiri. Pariwisata sangatlah baik untuk mendukung dan menciptakan lapangan pekerjaan dan devisa yang cukup tinggi untuk sebuah negara. Dengan berkembangnya kepariwisataan yang ada akan sangat membantu sebuah negara tersebut untuk memajukan daerah-daerahnya.

Jumlah pendapatan yang diperoleh dari sektor pariwisata Indonesia memiliki jumlah yang cukup tinggi dan menjadi penghasil devisa negara kedua setelah migas yang dapat menghasilkan penerimaan devisa sebesar US$ 8,7 juta (Sumber: Badan Pusat Statistik, 2008). Berikut data yang menunjukan penghasilan yang diperoleh dari pariwisata mulai dari tahun 2004 sampai tahun 2009 di Indonesia.

TABEL 1.2

RATA-RATA PENDAPATAN PER TAHUN DARI SEKTOR PARIWISATA INDONESIA

2004 5.321.165 4.797,90 3.941.381 3.388,84 202.763 71,7

(19)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2006 4.871.351 4.447,98 4.967.403 3.863,20 204.553 88,21

2007 5.505.759 5.345,98 5.158.441 4.331,23 222.389 108,96

2008 6.429.027*) 7,377.39*) 4.996.594 5.245,02 225.042 123,17

2009 6.452.259**) 6,302.50**) 4,772,790*) 4,680.67*) 229.731 137,91

2010 7.002.944 7.169,35 4,559,010 3.448,82 310.159 139,01

2011 7.649.731 7.831,50 4,354,806 3.532,63 448.242 144,52

Sumber : www.budpar.go.id (Diolah)

Peningkatan jumlah wisatawan dan jumlah pendapatan merupakan langkah baik bagi Indonesia dan pemerintah daerah yang daerahnya mempunyai potensi pariwisata yang cukup mumpuni. Setiap daerah yang ada di Indonesia mempunyai potensi yang sangat berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Setiap pemerintah daerah memiliki peraturan atau wewenang bagi daerahnya dalam upaya untuk mengembangkan pariwisata yang ada di daerahnya tersebut.

(20)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu TABEL 1.3

DATA JUMLAH KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI DKI JAKARTA

TAHUN 2002 – 2012

Tahun Jumlah Wisman Pertumbuhan (%)

2002 1,267,695 5.87

2003 1,125,168 -11.24

2004 1,065,495 -5.30

2005 1,168,656 9.68

2006 1,216,132 4.06

2007 1,216,057 -0.01

2008 1,534,432 26.18

2009 1,451,914 -5.38

2010 1,892,866 30.37

2011 1,943,751 38.19

2012 2,864,976 40,12

Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta, 2013

(21)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

itu tidak begitu mempengaruhi wisatawan untuk datang berkunjung ke Indonesia. Indonesia memiliki kota-kota yang mempunyai destinasi pariwisata yang unggul. Seperti Jakarta juga mempunyai objek wisata yang cukup baik dan bisa bersaing dengan objek wisata di daerah lainnya.

Banyaknya wiasatawan yang berkunjung pada setiap destinasi wisata dinyatakan dalam jumlah kunjungannya pada setiap objek destinasi tersebut. Dalam sisi jumlah kunjungan, wisatawan nusantara mengalami kenaikan jumlah kunjungan yang cukup besar. Berikut adalah tabel 1.4 mengenai jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke provinsi DKI Jakarta.

TABEL 1.4

PERKEMBANGAN JUMLAH KUNJUNGAN WISNUS KE PROVINSI DKI JAKARTA

Tahun Jumlah Wisnus Pertumbuhan (%)

2002 9,108,728 0.20

2003 9,088,420 0.22

2004 13,577,000 49.39

2005 11,746,250 13.48

2006 12,777,571 8.78

2007 14,055,328 10.00

2008 15,741,967 12.00

2009 16,708,834 6.14

2010 18,045,541 8.00

2011 21,694,726 5.94

2012 23,763,832 6.74

Sumber : BPS DKI Jakarta, 2013

(22)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Jakarta itu sendiri. Destinasi yang tersedia di Jakarta tentunya akan menjadi salah satu motivasi mereka untuk mengunjungi kota metropolitan ini. adapun berbagai macam destinasi dan jumlah kunjungan wisatawan, pada tabel 1.5 dibawah ini.

TABEL 1.5

DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE DAYA TARIK WISATA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2009-2012

NO OBJEK

WISATA

TAHUN

2009 2010 2011 2012

1 TIJA Ancol* 10.573.716 12.834.890 27.888.970 28.475.900

2

Taman Mini Indonesia

Indah*

4.863.486 5.298.719 5.307.552 6.075.644

3 T. Marga Satwa

Ragunan* 3.215.831 3.580.024 4.659.078 5.367.887

4 Monumen

Nasional 1.372.896 1.253.266 1.107.696 1.504.673

5 Museum

Nasional 243.464 375.710 189.684 223.675

6 Museum Satria

140.410 724.082 546.960 664.874

8 Museum

Wayang 189.398 164.696 275.114 378.457

12 Museum Joang

JUMLAH 20.986.066 24.492.390 40.306.000 43.023.021

(23)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Masing-masing daya tarik yang ada di Jakarta, tentunya memiliki karakteristik masing-masing. Destinasi yang telah di sebutkan pada Tabel 1.5 diatas, mayoritas hampir keseluruhan destinasi tersebut naik dalam sisi kunjungan wisatawan. Jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Jakarta, mengalami perkembangan yang cukup baik.

DKI Jakarta merupakan Kota Metropolitan yang cukup berkembang dan dapat bersaing dari Kota-Kota berkembang lainnya di Indonesia. Terkenal dengan gedung-gedung pencakar langitnya serta gaya hidup yang sangat Glamour. Bukan hanya itu Jakarta merupakan tempat pusat pemerintahan Indonesia. Jakarta memiliki banyak tempat-tempat wisata seperti wisata sejarah, wisata alam, wisata budaya dll. Salah satu yang paling terkenal adalah wisata sejarah Jakarta seperti Museum Fatahillah, Museum Tekstil, Museum Wayang yang terletak di kawasan kota tua Jakarta tepatnya di Jakarta Barat.

(24)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang memiliki bangunan-bangunan kolonial yang memiliki nilai historis dan sejarah yang cukup tinggi. Dengan rencana pembangunan di kawasan Kota Tua telah dimulai sejak tahun 1972.

Jakarta Kota (Oud Batavia) adalah Kota peninggalan kolonial Belanda yang memiliki karakter tersendiri. Banyak terdiri dari bangunan yang menyimpan saksi bisu sejarah yang terjadi pada Jakarta pada zaman pemerintahan Belanda. Kokohnya bangunan bersejarah membuat karakter bahwa Kota Tua Jakarta ini sebagai destinasi Budaya dan Sejarah. Tetapi di pihak lain, bangunan yang ditinggalkan juga tetap perlu dikelola agar tidak kehilangan nilai-nilainya. Lokasi dan bangunan tua yang terkait dengan sejarah kota dapat memberikan inspirasi bagi manusia untuk memberdayakan diri melalui berbagai macam kegiatan ekonomi, sosial dan budaya.

Ditinjau dari sisi sosial yang ada didalam kawasan Kota Tua Jakarta ini cukup variatif. Adanya kawasan yang memiliki nilai bersejarah yang terdapat tempat atau bangunan bersejarah menciptakan motivasi kunjungan baik dari kalangan wisatawan mancanegara juga wisatawan nusantara, bahkan disisi lain banyaknya tumbuh komunitas – komunitas yang peduli akan nilai sejarah dan budaya yang terkandung di dalam kawasan Kota Tua Jakarta ini.

(25)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

sangat dinamis, hal ini disebabkan kegiatan promosi yang kurang efesien yang dilakukan UPK Kota Tua itu sendiri. Data jumlah kunjungan wisatawan dapat dilihat dari Tabel di bawah ini.

TABEL 1.6

JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA TUA TAHUN 2007-2012

Tahun Jumlah Kunjungan Wisnus Wisman

2007 543.235 181. 325 361.910

2008 724.560 362.253 362.310

2009 634.502 242.192 392.310

2010 1.049.037 424.206 624.831

2011 1.006.396 380.565 625.831

2012 1.245.267 415.089 830.178

Sumber : UPK Kota Tua Jakarta, 2013

(26)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Beberapa bangunan di Kawasan Kota Tua Jakarta yang telah dijadikan Museum adalah Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah), Museum Wayang, Museum Bahari, Museum tekstil, dan pelabuhan sunda kelapa. Salah satu objek unggulan yang ada di Kota Tua Jakarta adalah Museum Fatahillah.

Keberadaan Kota Tua Jakarta sekarang ini tidak asing lagi, selain dikenal dengan peninggalan sejarah dan budaya zaman kolinial Belanda, Kota Tua juga dikenal dengan adanya komunitas-komunitas yang tentunya memiliki tujuan tersendiri untuk memberikan sumbangsih dan pastinya mereka sangat peka dengan nilai yang ditinggalkan oleh kawasan Kota Tua itu sendiri dan bertujuan untuk melestarikan dan menjaga nilai-nilai tersebut.

Komunitas yang telah eksis di Kota Tua ini merupakan komunitas yang sangat sadar dan sangat memperhatikan keadaan Kota Tua itu sendiri. Mereka dengan sukarela membuat programnya masing-masing yang dapat menimbulkan motivasi tersendiri bagi para wisatawan untuk belajar akan sejarah dan budaya kolonial yang telah ditinggalkan oleh Kota Tua Jakarta. Dengan adanya komunitas ini para Stakeholder yang berwenang disana sangat memanfaatkan komunitas ini.

(27)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(28)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu TABEL 1.7

KOMUNITAS TIPE HUB DI KAWASAN KOTA TUA JAKARTA

No Komunitas Ju Jumlah Anggota

1. Ruhha Fatahillah 24

2 Barongsai Museum Mandiri 15

3 Tanjidor Museum Mandiri 10

4. Marching Band Museum Mandiri 37

5. Komunitas Jelajah Budaya (KJB) 34

6. Komunitas Historia Indonesia (KHI) 45

7. Komunitas Tempo Doeloe 23

8. Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) 29

9. HMP Seni Budaya 18

10. Trem Kota 14

11. Komunitas KAPISTA Pelukis / Perupa 20

12. Komunitas Jelajah 24

13. Penggiat Onthel di Taman Fatahillah 12

14. ICA (Indonesia Community Art) 23

15. Trotoart (Perupa / Pelukis) 9

16. Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) 32

17. Lorong Rupa 21

18. Love Our Heritage 30

19. Kota Tua Dance 15

20. KlubTempo Doeloe 22

21. Pemuda Museum 15

22. Jejak Wisata 26

23. River for Live 17

24. Sahabat Museum 25

25. Jejak Langkah 34

Jumlah 574

(29)
(30)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dari Tabel 1.7 diatas dapat dikatakan bahwa cukup banyaknya komunitas yang keberadaannya dapat membantu pemerintah dan Stakeholder dalam memasarkan Kota Tua Jakarta sebagai salah satu warisan sejarah dan budaya kolonial.

Adapun rangkaian acara yang dilakukan oleh Pemerintah setempat khususnya UPK Kota Tua itu sendiri. Berikut adalah rangkaian acara yang didalamnya terdapat peranan komunitas – komunitas tersebut.

Komunitas yang ada disana merupakan komunitas yang terbentuk melalui kesadarannya mereka masing-masing akan pentingnya nilai sejarah yang terkandung didalam kawasan Kota Tua Jakarta ini. Komuitas ini dinamakan Komunitas Hubs atau Hubs Community. Yang mana menurut Hermawan Kertajaya (2010) Hubs Community adalah Komunitas yang bersatu karena kekaguman anggotanya terhadap satu individu. Dari sekian banyak komunitas yang terbentuk, hingga saat ini pemerintah setempat membentuk tim kerja yang bergabung di dalam komunitas yaitu DMO (Destination Management Organization) yang mana peran aktif dari pemerintah bersama sekelompok

komunitas beserta pihak pengelola kawasan Kota Tua Jakarta itu sendiri.

(31)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Barat. Kawasan ini merupakan awal dari masa depan perkembangan Kota Tua Jakarta sejak abad 14. Dalam perkembangan Kota Jakarta, khususnya untuk kawasan-kawasan tersebut masih terdapat permasalahan seperti belum merekatnya citra yang didapat oleh Kota Tua itu sendiri sebagai kawasan Heritage dan Culture.

Kota Tua yang pada masanya merupakan sebuah kawasan yang sangat dijaga, kini berubah menjadi kawasan yang memang masih memiliki situs sejarah dan nilai budaya namun secara berangsur – angsur seakan berubah menjadi kawasan yang kurang terjaga, baik dari sisi kebersihan, kelestarian bangunan, lingkungan sekitar seperti drainase, dan kemacetan yang luar biasa membentuk penilaian tersendiri yang tentunya negatif.

Dapat dilihat, banyak ruang hijau kota di kawasan ini berubah menjadi tempat komersial. Kawasan ini pada zaman dahulu juga sempat menjadi pusat kegiatan ekonomi terbesar di Jakarta, tetapi daya dukung lingkungannya tidak diperhatikan, dilihat dari sebagian besar warganya kawasan ini sebatas tempat untuk mencari uang. Tidak ada semacam rasa memiliki yang membuat warga tergerak untuk turut membenahi kota.

(32)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Bukan hanya itu bahkan dari masyarakat sekitar kawasan atau pengunjung kurang kesadaran dalam menjaga kelestarian dan kebersihan kawasan Kota Tua ini. Hal tersebut diatas merupakan hal yang sangat mempengaruhi citra kawasan Kota Tua Jakarta sendiri. Hal ini juga sudah ditanggapi dengan cepat oleh pihak UPK (Unit Pengelola Kawasan) Kota Tua, Swasta, dan Pemerintah yang bertanggungjawab atas kawasan ini. Menurut Bapak Norvi sebagai sekertaris UPK Kota Tua, sulitnya membina komunitas yang menyimpang, para pedagang kali lima, dan masyarakat sekitar kawasan ini untuk peduli dengan keberadaan kawasan Kota Tua Jakarta itu sendiri.

Menurut Nirwono ”Seperti kita lihat, banyak ruang hijau kota di kawasan ini berubah menjadi tempat komersial. Kawasan ini juga menjadi pusat kegiatan ekonomi terbesar di Jakarta, tetapi daya dukung lingkungannya tidak diperhatikan. Ini sama saja bunuh diri ekologis,” (Kompas 25 Juli 2011).

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa Kota Tua Jakarta juga selain memiliki sisi negatif juga memiliki potensi daya tarik wisata yang besar sebagai Kawasan Wisata Sejarah seperti museum – museum , warisan situs perang dan pertahanan, warisan gempa dan ziarah, budaya, hidup, festival, acara khusus, warisan industri, situs arkeologi dan acara khusus.

(33)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

membantu dalam menjaga kelestarian kawasan kota tua itu sendiri. Kawasan Kota Tua Jakarta juga memiliki potensi pasar yang cukup besar, hal ini bisa dilihat dari banyaknya pengunjung yang datang ke kawasan tersebut, dengan kegiatan yang yang beraneka ragam, namun semua itu terhambat oleh masalah-masalah yang telah disebutkan diatas.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti akan melakukan penelitian untuk pengimplentasian strategi pemasaran dalam era New Wave Marketing yaitu adalah Hubs Community. Sehingga didalam penelitian ini peneliti mengangakat judul

“Pengaruh Hub Community terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan judul penelitian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana Hub Community di Kawasan Kota Tua Jakarta ? 2. Bagaimana Citra Kawasan Kota Tua Jakarta ?

3. Seberapa besar pengaruh Hub Community terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini untuk memperoleh hasil temuan tentang:

1. Gambaran mengenai Hub Community di Kawasan Kota Tua Jakarta. 2. Gambaran mengenai Citra Kawasan Kota Tua Jakarta.

(34)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 1.4 KEGUNAAN PENELITIAN

Penulisan penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat kegunaan penelitian.

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengembangan ilmu manajemen pemasaran dan memberikan nilai tambah pengetahuan serta wawasan berkaitan dengan bahasan penelitian ini, yaitu tentang New Wave Marketing sebagai grand theory, dan teori New Wave Marketing Mix

sebagai Midle Theory serta khususnya pengaruhnya terhadap citra Kawasan Kota Tua.

2. Kegunaan praktis

(35)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah tanggapan dari para komunitas-komunitas yang ada di kawasan Kota Tua Jakarta, yan mana kawasan tersebut berada dibawah pengawasan UPK (Unit Pengelola Kawasan) Kota Tua Jakarta, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jakarta serta Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata. Kawasan Kota Tua Jakarta terletak di Jl. Taman Fatahillah No.1 Jakarta Barat.

Variabel Independent yang diteliti Hub Communitysebagai (X) yang terdiri dari Motivasi, Tujuan Akhir, Homogeni, dan Paradigma, dan Citrasebagai variabel Dependent (Y) yang terdiri dariHolistic (Imagery), Functional Characteristic, Psycological Characteristic dan Attributes.

Responden yang dituju dalam penelitian ini adalah Anggota setiap komunitas tipe Hub yang ada di kawasan kota tua Jakarta.

Penelitian ini dilakukan dalam waktu kurang dari satu tahun. Maka pendekatan yang digunakan menurut Sugiyono (2008:8) cross sectional method adalah metode penelitian yang mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu (tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang) dan menurut Uma

Sekaran (2006:315) “Penelitian cross sectional method adalah penelitian dimana

data dikumpulkan hanya sekali (yang dilakukan selama periode hari, minggu atau

bulan) utuk menjawab pertanyaan penelitian”. Penelitian ini dilakukan dari bulan

(36)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam suatu kurun waktu tertentu tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang (Husein Umar, 2010 : 131)

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Metode penelitian merupakan cara utama yang dipergunakan untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat-alat penelitian tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidikan memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan dan situasi penyelidikan atas pertimbangan tujuan penelitian, maka penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif.

Menurut Sugiyono (2008:11) bahwa Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Moh. Nasir (2003:63) mengemukakan bahwa tujuan dari penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

(37)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Menurut pendapat Sugiyono (2010:718) penelitian verifikatif adalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda.penelitian verifikatif digunakan untuk menguji kebenaran suatu hipotesis, dalam hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Hub Community terhadap Citra kawasan Kota Tua Jakarta.

Berdasarkan jenis penelitian di atas, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif survey dan explanatory survey. Menurut Ker

Linger dalam Sugiyono (2008:7) bahwa “Metode deskriptif survey dan

explanatory survey merupakan metode penelitian yang dilakukan pada populasi

besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan deskripsi dan hubungan-hubungan antar variabel”. Pada penelitian yang menggunakan metode ini informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung di tempat kejadiandengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Penelitian ini mengkaji tiga variabel yaitu Hub Communitysebagai variabel independent (X), Citrasebagai variabel Dependent (Y) Untuk mencegah

(38)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu TABEL 3.1

Komunitas yang bersatu karena kekaguman anggotanya terhadap satu individu, meliputi Motivasi, tujuan

Akhir, Homogeni, dan Paradigma.

(Hermawan, 2010)

Motivasi

(X1)

Sesuau hal yang mendorong

seorang untuk melakukan

aktifitas.

1. Aktualisasi komunitas Tingkat

Aktualisasi Ordinal 1

2. Patisipasi komunitas Tingkat

partisipasi Ordinal 2

3. Sosialisasi yang

dilakukan komunitas

 Tingkat

sosialisasi Ordinal 3

4.Kepedulian komunitas Tingkat kepedulian

Ordinal 4

Tujuan Akhir

(X2)

komunitas yang diciptakan

tersebut dapat menjadi

relevan dengan karakter

merek perusahaan.

1. Eksistensi komunitas Tingkat Eksistensi

Ordinal 5

2. Kejelasan informasi

yang diterima

Tingkat

Kejelasan Ordinal 6

3. Kesesuaian produk

kawasan dengan harapan

(39)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 5. kesesuaian dengan

tujuan komunitas

Tingkat

Kesesuaian Ordinal 9

Homogeni

X5

sejauh mana masing-masing

anggota komunitas tersebut

betul-betul kohesif, artinya

saling dekat satu sama lain.

1. Memiliki tujuan yang

sama dengan wisatawan

Tingkat kesamaan tujuan

Ordinal 10

2. Kesetiaan anggota dalam

komunitas dengan kawasan

 Tingkat Kesetiaan

Ordinal 11

Variabel/Sub

Variabel

Konsep Indikator Ukuran Skala

No. Item

3. Kepedulian komunitas

terhadap kawasan

 Tingkat

Kepedulian Ordinal 12

Paradigma

X4

konsumen dalam komunitas

ini diberikan kesempatan

untuk berpartisipasi dan

berinteraksi dengan

perusahaan yang berkarakter

horizontal

lebih humanis. (Hermawan,

2010)

1. Intensitas Interaksi

dengan pengelola

kawasan

 Tingkat

Intensitas Ordinal 13

2. kesesuaian kebijakan

pengelola kawasan

terhadap komunitas

 Tingkat kebijakan

Ordinal 14

3. intensitas program

komunitas terhadap

kawasan

 Tingkat

Intensitas Ordinal 15

Citra

(Y)

An image is not individual traits or qualities but the total impression an entity makes on the minds of others.

(J. R. Brent Ritchie, 2007)

Sebuah Citra adalah bukan pandapat individual atau kualitas tetapi jumlah dari sebuah kesan dan entitas

dari sebuah fikiran dari yang lainnya.

Holistic (Imagery) (Y1)

Imagery has been defined by

psychologists as a distinct

way of processing and

storing multisensory

information in working

(40)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Citratelah didefinisikan

J.R. Brent Ritchie (2007)

2. Kejelasan informasi

yang didapatkan

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No. Item

Functional Characteristic (Y1.2)

Directly observable or

measurable (for example,

prices and store layout)

Pengamatan langusng atau

pengukuran(misalnya,harga

dantoko, tata letak).

Charlotte M. Echtner and J.R. Brent Ritchie (2007).

1. Harga masuk kawasan Tingkat Harga Ordinal 19 2. Keunikkan desain

bangunan

Tingkat

keunikkan Ordinal

20

3. Kebersihan kawasan Tingkat

Kebersihan Ordinal 21

4.Akses menuju kawasan Tingkat

kemudahan Ordinal 22

Psycological Characteristic

(Y1.3)

psychological characteristics

cannot be directly measured

(friendliness,

atmosphere).psikologiskarak

teristiktidak dapat

langsungdiukur

(keramahan,suasana).

Charlotte M. Echtner and J.R. Brent Ritchie (2007)

1. Keramahan pengelola Tingkat Keramahan

Ordinal

(41)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Kemenarikan suasana

kawasan

Tingkat

kemenarikan Ordinal 24

3. Kemenarikan objek

(Gedunng bersejrah)

Tingkat

Kemenarikan Ordinal 25

Attributes (Y1.4)

Fasilitas yang menunjang

suatu kawasan yang

membentuk citra bagi

seseorang.

Konsep Indikator Ukuran Skala

No. Item

3. Kelayakan

Transportasi umum

Tingkat

Kelayakan Ordinal 28

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

(42)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu: data primer dan data sekunder. Menurut Hermawan (2005:168) berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Data Primer (Primary Data Source)

Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian eksploratif, deskriptif maupun kausal dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa survei ataupun observasi. 2. Data Sekunder (Secondary Data Source)

Data sekunder merupakan struktur data historis mengenai variabel-variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain. Sumber data sekunder bisa diperoleh dari dalam suatu perusahaan (sumber internal), berbagai internet, website, perpustakaan umum maupun lembaga pendidikan, membeli dari perusahaan-perusahaan yang memang mengkhususkan diri untuk menyajikan data sekunder.

Menurut Aaker (2004:759) data primer adalah data collected to address a specific research objective (as opposed to secondary data). Artinya data yang

dikumpulkan untuk mengarahkan objek penelitian yang spesifik. Sedangkan

menurut Aaker (2004:761) data sekunder adalah, “ Data collected for some

(43)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Uma Sekaran (2006:60) menyatakan bahwa data primer adalah responden individu, kelompok fokus, dan panel yang secara khusus ditentukan oleh peneliti dan di mana pendapat bisa dicari terkait persoalan tertentu dari waktu ke waktu, atau sumber umum seperti majalah atau buku tua. Untuk lebih jelasnya mengenai data dan sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka penulis mengumpulkan dan menyajikannya dalam Tabel 3.2 berikut :

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

Jenis Data Sumber

Data Sekunder

Prospek Pariwisata Indonesia, 2020 World Tourism Organization (WTO), Tahun 2011 dikutip didalam buku Creative Based Tourism.

Statistik kunjunganwisatawan mancanegara ke indonesia

Badan Pusat Statistik, 2012

Rata-Rata Pendapatan Per Hari Dari Sektor Pariwisata Indonesia

Budpar.go.id (Diolah)

Data kunjungan wisatawan ke jakarta tahun 2009 – 2011

BPS DKI Jakarta, 2012

Data perkembangan umlah wisawatan nusantara ke provinsi DKI Jakarta

BPS DKI Jakarta, 2012

Data kunjungan wisatawan ke daya tarik wisata kota jakarta tahun 2009 - 2011

BPS DKI Jakarta, 2012

Data Sekunder Jumlah kunjungan wisatawan ke kota tua

Tahun 2007-2011

UPK Kota Tua Jakarta, 2012

Daftar jumlah komunitas di Kota Tua Jakarta Sekretariat DMO Kemenparekraf, 2011

Data Primer Tanggapan mengenai Hub Community di

Kawasan Kota Tua Jakarta

Penyebaran kuesioner ke perusahaan yang menjadi responden

Tanggapan Komunitas mengenai Citradi Kawasan Kota Tua Jakarta

Penyebaran kuesioner ke perusahaan yang menjadi responden

(44)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3.2.4.1 Populasi

Dalam pengumpulan dan menganalisa suatu data, langkah yang paling penting adalah menentukan populasi terlebih dahulu.Seorang peneliti harus menentukan populasi yang menjadi sasaran penelitianya dengan jelas. Menurut

pendapat Sugiyono (2008:72) yaitu: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”.

Jadi populasi bukan hanya orang saja, tetapi juga benda-benda alam. Populasi juga bukan hanya jumlah yang ada pada objek/subjek itu. Sehingga populasi terbagi dua, yaitu populasi dalam arti jumlah dan populasi dalam arti karakteristik.

Langkah awal seorang peneliti harus menentukan secara jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut dengan populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi apabila dalam sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka menurut etika penelitian, kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan.

(45)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ini adalah setiap anggota komunitas hub yang ada di kawasan Kota Tua Jakartasebanyak 25 Komunitas. Berikut adalah tabel 3.3 mengenai anggota setiap komunitas hub :

TABEL 3.3

JUMLAH KOMUNITAS HUB

No Komunitas Ju Jumlah Anggota

1. Ruhha Fatahillah 24

2 Barongsai Museum Mandiri 15

3 Tanjidor Museum Mandiri 10

4. Marching Band Museum Mandiri 37

5. Komunitas Jelajah Budaya (KJB) 34

6. Komunitas Historia Indonesia (KHI) 45

7. Komunitas Tempo Doeloe 23

8. Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) 29

9. HMP Seni Budaya 18

10. Trem Kota 14

11. Komunitas KAPISTA Pelukis / Perupa 20

12. Komunitas Jelajah 24

13. Penggiat Onthel di Taman Fatahillah 12

14. ICA (Indonesia Community Art) 23

15. Trotoart (Perupa / Pelukis) 9

16. Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) 32

17. Lorong Rupa 21

18. Love Our Heritage 30

19. Kota Tua Dance 15

No Komunitas Ju Jumlah Anggota

20. KlubTempo Doeloe 22

21. Pemuda Museum 15

22. Jejak Wisata 26

23. River for Live 17

24. Sahabat Museum 25

(46)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Jumlah 574

Sumber : UPK Kota Tua, 2012

3.2.4.2 Sampel

Pengertian sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Menurut Sugiyono (2010:116) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Sampel pada penelitian ini menggunakan populasi grup yang ada di sekitar Kawasan Kota Tua yang berjumlah 25 Komunitas. Pada penelitian ini menggunakan sampel jenuh yang istilah lainnya adalah sensus. Menurut Sugiyono (2010:122) Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Penarikan sampel ditujukan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. Sampel merupakan perwakilan dari populasi penelitian. Dengan adanya sampel, maka waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan oleh peniliti menjadi lebih efisien.

(47)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

komunitas tipe Hub terbut yang eksis keberadaannya didalam kawasan Kota Tua Jakarta.

Berdasarkan pendapat ahli diatas, kita tidak perlu meneliti seluruh populasi, tetapi mengambil sampel yakni sebagian dari populasi yang dianggap mewakili seluruh populasi.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik sebagai berikut :

1. Angket (quesioner) yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada responden yang menjadi sampel penelitian. Dalam penelitian ini kuesioner atau angket berlaku sebagai data primer. Angket yang digunakan dan disebarkan pada responden merupakan angket yang disusun dengan memberikan alternatif jawaban yang disediakan oleh peneliti. Dengan menggunakan angket tertutup sebagai teknik pengumpulan data akan mempermudah peneliti dalam melakukan analisis data dari seluruh angket.

2. Studi kepustakaan yaitu usaha untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan juga gambaran umum mengenai produk yang ada kaitannya dengan masalah dan variabel yang diteliti. 3. Studi dokumentasi yaitu dengan mengadakan penelaahan terhadap

(48)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4. Observasi yaitu mengadakan pengamatan terhadap objek penelitian dan data yang diperlukan dalam penelitian, yang diteliti adalah ada atau tidaknya pengaruhHub Community terhadap Citra.

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas

Uji validitas adalah untuk mengetahui tepat tidaknya angket yang tersebar. Insrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.

Pengujian Validitas dapat menggunakan rumus korelasi sederhana atau sering kali disebut sebagai korelasi Pearson. Adapun rumus korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson dapat dijabarkan sebagai berikut:

2 2



2 2

rxy = koefisien validitas item yang dicari

X = skor yang diperoleh subjek dari seluruh item

Y = skor total

(49)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Y

 = jumlah skor dalam distribusi Y

2

X

 = jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

2

Y

 = jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

n = banyaknya responden

Kriteria pengujian validitas item instrumen adalah sebagai berikut :

1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid, jika rhitung > rtabel

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid, jika rhitung<rtabel

3. Nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel dan taraf signifikansi α=0,05

Pengujian validitas pada penelitian ini diimplementasikan pada Program SPSS, berikut langkah-langkahnya:

1. Masukan data pada program SPSS

2. Klik Analyze – Pilih Correlate – Pilih Bivariate 3. Pada kotak Bivariate Correlate:

a. Masukan semua data pada kotak variables b. Pilih Correlation Coeficients: Pearson c. Abaikan yang lain dan pilih OK

Berdasarkan pengujian kuesioner terhadap 25 responden dengan tingkat signifikasi 5% dan derajat kebebasan dk= n-2 atau (25-2=23), maka didapat nilai rtabel sebesar 0,396. Berikut ini hasil pengujian validitas dari item pertanyaan yang

(50)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu TABEL 3.4

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL (X) HUB

COMMUNITY DAN VARIABEL (Y) CITRA

No Variabel r hitung r tabel Keterangan

Hub Community (X)

Motivasi (X1)

1 Aktualisasi komunitas 0,866 0,396 Valid

2 Patisipasi komunitas 0,510 0,396 Valid

3 Sosialisasi yang dilakukan komunitas 0,509 0,396 Valid

4 Kepedulian komunitas 0,425 0,396 Valid

Tujuan Akhir (X2)

1 Eksistensi komunitas 0,531 0,396 Valid

2 Kejelasan informasi yang diterima 0,410 0,396 Valid 3 Kesesuaian produk kawasan dengan harapan 0,596 0,396 Valid

4 Kesesuaian dengan visi komunitas 0,430 0,396 Valid

5 Kesesuaian dengan tujuan komunitas 0,611 0,396 Valid Homogeni(X3)

1 Memiliki tujuan yang sama dengan wisatawan 0,606 0,396 Valid 2 Kesetiaan anggota dalam komunitas dengan kawasan 0,448 0,396 Valid

3 Kepedulian Komunitas dengan Kawasan 0,713 0,396 Valid

Paragidma (X4)

1 Intensitas Interaksi dengan pengelola kawasan 0,566 0,396 Valid

2 kesesuaian kebijakan pengelola kawasan terhadap

komunitas

0,605 0,396 Valid

(51)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

No Variabel r hitung r tabel Keterangan

Citra (Y)

Holistic Imagery (Y1)

1 Pengetahuan tentang kawasan 0,492 0,396 Valid

2 Kejelasan informasi yang didapatkan 0,577 0,396 Valid

3 Manfaat yang didapatkan 0,646 0,396 Valid

Functional Characteristic (Y2)

1 Harga masuk kawasan 0,621 0,396 Valid

2 Keunikkan desain bangunan 0,422 0,396 Valid

3 Kebersihan kawasan 0,438 0,396 Valid

4 Akses menuju kawasan 0,437 0,396 Valid

Pschycological Characteristic (Y3)

1 Keramahan pengelola 0,448 0,396 Valid

2 Kemenarikan suasana kawasan 0,484 0,396 Valid

3 Kemenarikan objek (Gedunng bersejrah) 0,482 0,396 Valid

Attributes (Y4)

1 Kelayakan fasilitas umum kawasan 0,680 0,390 Valid

2 Perawatan benda bersejarah kawasan 0,527 0,390 Valid

3 Kelayakan Transportasi umum 0,493 0,390 Valid

(52)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan Tabel 3.4 , dapat dilihat dimana semua item pertanyaan yang di uji dinyatakan valid karena skor rhitung lebih besara dari rtabel yang bernilai

0,390.

Agar data dalam penelitian ini dapat digunakan dan memenuhi syarat pengujian, maka perlu dilakukan uji validitas. Validitas menunjukkan ukuran yang benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Jadi dapat dikatakan semakin tinggi validitas suatu alat test, maka alat test tersebut semakin mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Suatu test dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila test tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya test tersebut. Jika peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka item-item yang disusun pada kuesioner tersebut merupakan alat test yang harus mengukur apa yang menjadi tujuan penelitian.

(53)

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013

Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam perhitungan validitas ini digunakan koefisien korelasi product moment oleh Pearson.

Dimana :

r = koefesien korelasi antara variabel X dan Y X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = Skor total

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y N = Banyaknya responden

Keputusan pengujian validitas item instrumen, adalah sebagai berikut :

 item pernyataan yang diteliti dikatakan valid jika rhitung > rtabel

 item pernyataan yang diteliti dikatakan tidak valid jika rhitung < rtabel

3.2.6.2 Hasil PengujianReliabilitas

Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan dan konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu. Reliabilitas artinya adalah tingkat keterpercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliable).

Gambar

Tabel Judul Tabel
Gambar Judul Gambar
TABEL 1.1 STATISTIK KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DI
TABEL 1.2 RATA-RATA PENDAPATAN PER TAHUN DARI SEKTOR
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini dibuat rancangan system informasi akuntansi pada Datayasa Komputer, untuk diintegrasikan dengan system informasi penjualan yang telah dibuat

Sebagaimana segitiga Galtung dalam menjelaskan situasi konflik atau terjadinya kontradiksi dalam masyarakat, maka sikap yang berkembang, baik di antara satu komuniti dengan

Tujuan dari BCCT adalah untuk merangsang seluruh aspek kecerdasan anak (kecerdasan jamak) melalui bermain terarah, menciptakan setting pembelajaran yang merangsang

fasilitator memperlihatkan ketidaksabaran dan tidak bersahabat. 6enyiapkan asisten/notulis. ;otulis berlaku sebagai pengamat selama FGD/DKT berlangsung dan bertugas mencatat

Selain itu, perdarahan dapat terjadi karena penurunan dungsi platelet akibat tumor (Tanjung, 2007). b) Mekanisme dan Penyebab perdarahan.. Penggunaan povidon iodine tidak

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif dan bermakna dengan koefisien korelasi yang cukup kuat antara ekspresi protein EGFR dan ekspresi

1) Penerapan strategi KWL dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran membaca pemahaman pada siswa kelas V-A SDN Sekaran 01. Hal tersebut ditunjukkan oleh data

Justeru, perubahan dasar ekonomi telah dilaksanakan untuk menyertai pertubuhan antarabangsa dan juga serantau seperti ASEAN untuk mendapatkan pengiktirafan antarabangsa telah