• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang bisa dijadikan referensi di dalam penelitian ini.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang bisa dijadikan referensi di dalam penelitian ini."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang bisa dijadikan referensi di dalam penelitian ini.

Adapun beberapa hasil penelitian terdahulu yang berkaitan tentang perbandingan penjualan pedangan sebagai berikut:

Penelitian yang dilakukan Juwita Dwi Purwasih et al (2019) “ Pengaruh perbandingan Pendapatan Nelayan Pukat Cincin (PURSE SEINE) dan Pancing Tonda (TROLL LINE) di PPP Tamparan Pacitan, Jawa Timur, Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan daerah penangkapan purse seine sejauh 30 mil, sedangkan pancing tonda sejauh 60 mil dari fishing base. Jumlah trip purse seine selama 7 hari dan pancing tonda selama 10 hari. Hasil tangkapan yang diperoleh adalah ikan pelagis besar seperti Cakalang, Tuna, Tongkol, Marlin dan Albakor. Pendapatan kotor usaha penangkapan purse seine Rp. 75.787.400,- dan pancing tonda Rp.

31.766.500,-. Pendapatan bersih nelayan ABK purse 232seine Rp. 23.390.800, dan pancing tonda Rp. 13.940.500,-.Uji Independent samples t-test didapatkan sig sebesar 0,00.

Okky Parahita et al (2019) “ Analisis Perbandingan Pendapatan Nelayan Rajungan Dengan Alat Tangkap Jaring Pejer (GILL NET) dan Alat Tangkap Bubu (TRAP) (Studi Kasus di Desa Sukoharjo dan Desa Pacar di Kabupaten Rembang)”

hasil analisis mengunakan uji independent sempel t-test didapatkan, nilai ttabel dengan df = 58 sebesar 2,001, t hitung sebesar -5,447 dan nilai Sig (2-tailed) = 0,00<0,05. Kesimpulan nilai thitung >dari ttabel, dan dilihat nilai Sig. =

(2)

0,000<0,05, maka Ho ditolak, yang artinya pendapatan jaring Pejer (gill net) dan Bubu (trap) berbeda. Pendapatan alat tangkap alat jaring Pejer (gill net) sebesar Rp.

25.413.000,-/tahun. Sedangkan pendapatan nelayan Bubu (trap) di Desa Pacar sebesar Rp. 44. 109.000,-/tahun.Berdasarkan hasil perhitungan, menunjukan kegiatan usaha penangkapan Rajungan menggunakan Bubu (trap) lebih menguntungkan daripada jaring Pejer (gill net).

Sari et al (2017) “ Analisis Perbandingan Pendapatan Nelayan Dengan Pola Waktu Penangkapan Berbeda Pada Alat Tangkap Anco (Lift Net) di Perairan Rawa Bulung, Kabupaten Kudus” Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai residual data produksi, biaya, penerimaan dan keuntungan memiliki varians yang sama dan berdistribusi normal. Pola waktu penangkapan yang digunakan dalam penelitian adalah 8 bulan (207 trip), 6 bulan (154 trip), 4 bulan (102 trip). Estimasi perhitungan terhadap produksi, biaya dan penerimaan nelayan anco di Desa Bulung diperoleh nilai tertinggi pada 8 bulan penangkapan, tetapi keuntungan total maksimum yang diperoleh terdapat pada 4 bulan penangkapan sebagai nelayan dan 8 bulan sebagai petani yaitu sebesar Rp 19.344.300. Sehingga sebaiknya nelayan anco melakukan penangkapan ikan pada bulan Desember hingga Maret (musim puncak) dan pada bulan April hingga November bekerja sebagai petani.

Sheila et al (2019) “Analisis Perbandingan Pendapatan Nelayan Bubu Desa Betahlawang Dengn Pola Waktu Penangkapan Berbeda” Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai residual data produksi, biaya, pendapatan dan keuntungan memiliki varians yang sama dan terdistribusi normal (uji normalitas dan uji homogenitas). Pola waktu penangkapan yang digunakan dalam penelitian

(3)

ini adalah 12 bulan (313 trip), 11 bulan (287 trip), 10 bulan (261 trip) dan 9 bulan (234 trip). Estimasi perhitungan terhadap produksi, biaya dan pendapatan nelayan bubu di Desa Betahwalang diperoleh nilai tertinggi pada 12 bulan penangkapan, akan tetapi keuntungan maksimal yang diperoleh nelayan bubu di Desa Betahwalang terdapat pada 10 bulan penangkapan.

Penelitian dari Kurnia Ilahi et al., (2019) “Analisis perbandingan pendapatan dan keuntungan usaha minipadi dengan padi konvensional di nagara talang maur Kecamatan Mungka Kabupaten lima puluh kota” untuk variabel yang dianalisis dalam penelitian ini mengunakan variabel pendapatan dan variabel keuntungan, hasil dari penelitian ini adalah Terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan ushatani minapadi dengan padi konvensional berdasarkan uji t- test yang dilakukan. Rata-rata pendapatan usahatani minapadi per hektarnya adalah Rp 27.878.548/Ha/MT, sedangkan pendapatan usahatani padikonvesnional adalah Rp 17.471.414/Ha/MT. Dari hasil uji t-test, tidak terdapat perbedaanyang signifikan antara keuntungan usahatani minapadi dengan padi konvensional. Rata-rata keuntungan usahatani minapadi per hektarnya adalah Rp 21.142.744/Ha/MT dan keuntungan usahatani padi konvensional per hektarny adalah Rp 13.981.012/Ha/MT.

Pontoh (2014) “Perbandingan pendapatan petani padi sawah peserta dan bukan peserta pasar lelang komoditi agro (PLKA) di kelurahan Kinir kecamatn Tondano Timur” variabel yang digunakan adalah sebagai berikut produksi,harga produksi,jumlah input yang digunakan, harga masing-masing input yang dinyatakan dalam satuan rupiah,biyaya, penerimaan dan pendapatan, Hasil

(4)

penelitian ini menunjukan adanya perbedaan rata-rata pendapatan petani peserta dan bukan peserta Pasar Lelang di Kelurahan Kiniar Kecamatan Tondano Timur, rata-rata pendapatan petani peserta PLKA lebih tinggi dibandingkan rata-rata pendapatan petani bukan peserta PLKA.

Penelitian yang dilakukan oleh Kertasari et al (2021) “Analisis perbandingan pendapatan usaha kentang sebelum dan pada masa pandemi covid- 19 di Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung” variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit, pupuk organik, pupuk anorganik, pestisida, tenaga kerja, bensin, ajir, Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan usahatani kentang sebelum masa pandemi Covid-19 dan pada masa pandemi Covid-19, serta memiliki nilai R/C lebih dari 1 yang artinya usahatani kentang di Kecamatan Kertasari menguntungkan dan layak untuk diusahakan.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Fluktuasi Harga

Fluktuasi harga adalah apabila jumlah produksi banyak maka harga akan turun, sebaliknya jika jumlah produksi menurun menyebabkan harga akan naik secara drastis (B. A. Nugroho et al., 2013) Harga merupakan nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang ataupun barang lain dari manfaat yang didapatkan oleh suatu jasa atau barang bagi kelompok ataupun bagi seseorang pada waktu dan tempat tertentu. Penggunaan kata harga biasanya berupa digit nominal jumlah angka terhadap nilai tukar mata uang yang mentukan tinggi rendahnya suatau baranag atau jasa tersebut

(5)

2.2.2 Biaya, Peneriman dan Pendapatan

Biaya adalah pengeluaran yang dilakuan oleh suatu perusahaan atau perorangan yang digunakan untuk mendapatkan hasil dari kegiatan yang dilakukan tersebut. Biaya dapat dibedakan menjadi dua yaitu biaya tetep (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost). Biaya tetap adalah biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas meningkat atau menurun (Jayanti & Hartanti, 2019) dengan kata lain jumlah biaya tetap tidak tergantung dengan besarnya tingkat produksi sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang berkaitan langsung dengan bertambahnya dan berkurangnya produksi (Andiny, 2017)

Penerimaan merupakan jumlah dari output produksi dikalikan dengan harga yang nilainya dalam satuan rupiah (Septiawan et al., 2017). Penerimaan yang diperoleh pedagang ikan dari hasil penjualan barang daganganya dalam satuan rupiah tetapi belum dikurangi biaya produksi.

Pendapatan adalah salah satu bagian terpenting dari pembuatan laporan laba rugi di dalam perusahaan. Pendapatan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan produksi.

Menurut Lumintang (2015) Sukirno 2006) pendapatan merupakan penghasilan yang didapat atas kerjanya selama satu kurun tertentu, baik harian, bualanaan bahkan tahunan. Pendapatan akan diperoleh dari kegiatan penjulan barang ataupun jasa dengan nilai uang. Pendapatan yang diterima dari kegiatan penjualan barang atau jasa yang nantinya akan dikurangi dengan biaya yang sudah dikeluarkan.

2.2.3 Pedagang

(6)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dagang adalah pekerjaan yang berhubungan dengan menjual dan membeli barang untuk memperoleh keuntungan.

Pedagang merupakan salah satu bagian dari bisnin yang berperan sebaga distribusi yang dihasilakan oleh sektor ekonomi, antara lain sektor pertanian, sektor jasa dan sektor industi yang sangat diperlukan manusia untuk dimanfaatkan oleh pembeli.

2.2.4 Nelayan

Nelayan adalah pekerjaan melakukan kegiatan penangkapan ikan mengunakan perahu dan alat bantu sederhana seperti jala. Pekerjaan sebagai nelayan sebagian besar dimiliki oleh masarakat yang bermukim di daerah sekitar pantai.

nelayan secara umum dapat dikatakan sebagai masarakat yang mendapat pemasukan dari sumber alam laut (Fahmi, 2011). Nelayan dalam menangkap ikan mengunakan cara menebarkan jala ke laut untuk mendapatkan tangkapan ikan yang lebih bayak

2.2 Kerangka Berfikir

Dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang ikan di Pasar Desa Tambakboyo dan Desa Glondonggede. Adapun keranga berfikir bedasarkan latar belakang terdahulu dan teori yang mendasari penelitian, maka peneliti membuat konsepan rancangan bertfikir seperti dibwah ini

(7)

Gambar 1. Kerangka Berfikir Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

2.3 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya perbandingan pendapatan antara pedagang ikan di pasar Desa Glondonggede dengan pedapatan pedagang ikan di pasar Desa Tambakboyo.

1. Terdapat perbedaan tingkat harga ikan di pasar Tambakboyo dan di pasar Desa Glondonggede.

Pedagang Ikan

Pasar Tambakboyo

Penerimaan

Pendapatan

Analisis Perbandingan

Pendapatan Penerimaan

Pasar Glondonggede

Pendapatan

Referensi

Dokumen terkait

Adapun hasil- hasil dari penelitian terdahulu yang dijadikan perbandingan tidak lepas dari topik penelitian mengenai Analisis Implementasi Corporate Social

Pemberian kuasa adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu memberikan kuasa kepada pihak yang lain (penerima kuasa/lasthebber), yang menerimanya untuk

Evaluasi kebijakan adalah tahapan yang paling penting dalam sebuah proses kebijakan, tanpa ada evaluasi suatu kebijakan itu tidak akan ada nilainya karena di

Adapun perbedaan yang ada pada penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan ini, bahwasanya penelitian terdahulu ini membahas tentang bagaimana

Penelitian sekarang dilakukan oleh Wisnu Aditya Nurkamal untuk menguji ulang pengaruh dimensi gaya hidup terhadap keputusan pembelian dengan menggunakan objek yang berbeda dengan

Dalam memperhitungkan unsur-unsur ke dalam produksi terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variabel costing.Full costing merupakan metode pententuan (HPP) yang

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi marketing politik yang digunakan pada saat pemilu 2014 berhasil untuk mendapatkan dukungan dari para pemilih pada

a) Fungsi produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. b) Fungsi pemasaran, merupakan fungsi yang