PENGARUH SCIENTIFIC APPROACH TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN FIKIH DI MA DDI
MATTOANGING BANTAENG
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Jurusan Pendidikan Agama Islam
pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar
Oleh:
SAPRIADI RAZAK NIM: 20100117067
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2021
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Mahapeserta didik yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Sapriadi Razak
NIM : 20100117067
Tempat/Tgl. Lahir : Junggea, 17-06-2000 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan Alamat : Bungeng/Jeneponto
Judul : ‚Pengaruh Scientific Approach terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fikih di MA DDI Mattoanging Bantaeng‛
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Gowa, 10 Agustus 2021 Penyusun
Sapriadi Razak NIM: 20100117067
iii
iv
KATA PENGANTAR
ِمْيِحَّرلا ِن ْحَّْرلا ِالله ِمْسِب
ُهُدْعَ ب اَّمَا الله ِدْبَع ِنْب ِدَّمَُمُ َنَ َلَْوَمَو َنَِدِّيَس الله ِلْوُسَر ىَلَع ُم َلَِّسلاَوُة َلَِّصلاَو للهُدْمَْلَْا
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat, hidayah dan taufik-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad saw. yang dengannya manusia mampu berhijrah dari satu masa yang tidak mengenal peradaban menuju kepada satu masa yang berperadaban.
Karya ilmiah ini membahas tentang ‚Pengaruh Scientific Approach terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fikih di MA DDI Mattoanging Bantaeng‛. Penulis menyadari bahwa pada proses penulisan karya ilmiah ini dari awal sampai akhir tidak luput dari segala kekurangan penulis sendiri maupun berbagai hambatan dan kendala yang sifatnya datang dari eksternal selalu mengiringi proses penulisan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Dengan penuh kesadaran dan dari dalam dasar hati nurani penulis menyampaikan permohonan maaf dan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada:
1. Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D., Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Mardan, M.Ag., Wakil Rektor 1, Dr. H. Wahyuddin Naro, M.Hum., Wakil Rektor II, Prof. Dr. H. Darussalam Syamsuddin, M.Ag., Wakil Rektor III, dan Dr. H. Kamaluddin Abunawas, M.Ag., Wakil Rektor IV, yang telah membina dan memimpin UIN Alauddin Makassar yang menjadi tempat bagi penyusun untuk memperoleh ilmu baik dari segi akademik maupun ekstrakurikuler.
2. Dr. H A. Marjuni, M.Pd.I., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, Dr. M. Shabir U, M.Ag., Wakil Dekan Bidang
v
Akademik, Dr. M. Rusdi, M.Ag., Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Dr. H. Ilyas, M.Pd., M.Si., Wakil Dekan Bidang Kemahapeserta didikan, yang telah membina penulis selama proses penyelesaian studi.
3. Dr. H. Syamsuri, S.S., M.A. dan Dr. Muhammad Rusmin B, M.Pd.I., Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan petunjuk dan arahannya selama penyelesaian studi.
4. Dr. H. Andi Achruh, M.Pd.I. dan Abudzar Al Qifari, S.Pd.I., M.Pd.I., Pembimbing I dan Pembimbing II, yang telah memberikan arahan, dan pengetahuan baru dalam penyusunan skripsi ini, serta membimbing penulis sampai tahap penyelesaian.
5. Dr. H. Syamsuri, S.S., M.A. dan Dr. Hj. Rosmiaty Aziz, M.Pd.I., Penguji I dan Penguji II, yang telah memberikan arahan, koreksi dan pengetahuan baru dalam penyusunan skripsi ini, serta membimbing penulis sampai tahap penyelesaian.
6. Kepala Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan serta UIN Alauddin Makassar beserta segenap staf yang telah menyiapkan berbagai literatur dan memberikan kemudahan untuk memanfaatkan perpustakaan secara maksimal demi penyelesaian skripsi ini.
7. Ayahanda tercinta dan tersayang Abdul Razak dan ibunda Kisrawati, yang telah membesarkan, mendidik, dan membina penulis dengan penuh kasih serta senantiasa memanjatkan doa-doanya untuk penulis. Serta tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada adikku yang tercinta Kasman Ardiansyah razak dan St. Almunawwarah Razak yang selalu memberikan motivasi dan doanya kepada penulis.
8. Kepala sekolah, para pendidik, dan peserta didik pada kelas XII IIS 1 dan XII IIS 2 yang ada di MA DDI Mattoanging Bantaeng.
vi
9. Sahabatku Nur Ijma Sari, Nurul Wahyuni, Renaldi Wahab, Mawaidah, Zulhijjah, Asnuddin, Nur Said Mutakhir, Muh. Asyam Samjas dan juga teman-teman kost aku Zul Fadli Ali, Muhammad Achir B., Wahyudi, M.
Fahrul Azikin dan tidak lupa pula Andi Nurfadilah Armi, Rini dan Wahyu Ramadhan yang telah mendoakan, membantu, memberikan motivasi dan dorongan untuk semangat.
10. Rekan-rekan seperjuangan di Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2017 tanpa terkecuali, khususnya kepada rekan-rekan PAI 3-4 yang telah banyak membantu dan memberikan pengalaman dan kenangan.
11. Rekan-rekan KKN (Kuliah Kerja Nyata) Posko 1 Desa Malimpung pada umumnya, yang telah banyak memberikan banyak pengalaman. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu yang telah banyak memberikan uluran bantuan baik bersifat moril dan materi kepada penulis selama kuliah hingga penyusunan skripsi ini.
Upaya penulisan dan penyusunan skripsi telah dilakukan secara maksimal.
Untuk itu, demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang membangun, senantiasa diharapkan. Akhirnya semoga skripsi ini memberi manfaat bagi semua pembaca, dan terkhusus kepada penulis sendiri. Aamiin ya rabbal alamin.
Gowa, 10 Agustus 2021 Penulis,
Sapriadi Razak NIM: 20100117067
vii DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
PEDOMAN TRANSLITERASIARAB-LATIN DAN SINGKATAN ... x
ABSTRAK ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Hipotesis Penelitian ... 6
D. Definisi Operasional Variabel ... 7
E. Kajian Pustaka ... 8
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN TEORETIS ... 13
A. Scientific Approach (Pendekatan Saintifik) ... 13
B. Hasil Belajar ... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37
A. Pendekatan, Jenis dan Lokasi Penelitian ... 37
B. Populasi dan Sampel ... 38
C. Metode Pengumpulan Data ... 39
D. Instrumen Penelitian ... 41
E. Validitas dan Realibilitas Instrumen ... 42
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48
viii
A. Hasil Penelitian ... 48
B. Pembahasan ... 59
BAB V PENUTUP ... 62
A. Kesimpulan ... 62
B. Implikasi Penelitian ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 64
LAMPIRAN ... 67
DOKUMENTASI ... 84
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 rekapitulasi peserta didik di MA DDI Mattoanging semester genap tahun
ajaran 2020/2021 ... 39
Tabel 3. 2 Sampel Penelitian ... 39
Tabel 3. 3 Sistem penilaian Tes ... 41
Tabel 4. 1 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Fikih Kelas XII IPS 1 & 2 ... 50
Tabel 4. 2 Hasil Belajar Fikih Kelas XII IPS 1 Post-test pada (Eksperimen)... 51
Tabel 4. 3 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Fikih Kelas XII IPS 1 & 2 ... 53
Tabel 4. 4 Uji Normalitas Hasil Belajar Fikih Kelas XII IPS 1& 2 Menggunakan Program IMB SPSS Statistics 26 pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 55
Tabel 4. 5 Between-Subjects Factors Pada Kelas XII IPS 1 & 2 ... 56
Tabel 4. 6 Uji Homogenitas Skor Hasil Belajar Fikih Kelas XII IPS 1 & 2 Peserta Didik dengan Program IMB SPSS Statistics 26 Test of homogenity of variances ... 57
Tabel 4. 7 Uji Hipotesis Hasil Belajar Fikih Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen pada Kelas XII IPS 1 & 2 ... 58
x
PEDOMAN TRANSLITERASIARAB-LATIN DAN SINGKATAN
A. Transliterasi Arab-Latin
Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya kedalam huruf Latin dapat dilihat ada tabel berikut:
1. Konsonan
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
ا Alif tidakdilambangkan tidak dilambangkan
ب Ba B Be
ت Ta T Te
ث s\a s\ es (dengan titik di atas)
ج Jim J Je
ح h}a h} ha (dengan titik di bawah)
خ Kha Kh ka dan ha
د Dal D De
ذ z\al z\ zet (dengan titik di atas)
ر Ra R Er
ز Zai Z Zet
س Sin S Es
ش Syin Sy es dan ye
ص s}ad s} es (dengan titik di bawah)
ض d{ad d} de (dengan titik di bawah)
ط t}a t} te (dengan titik di bawah)
ظ z}a z} zet (dengan titik di bawah)
ع ‘ain ‘ apostrof terbalik
غ Gain G Ge
xi
Hamzah(ء)yang terletak diawal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apapun. Jika ia terletak ditengah atau diakhir, maka ditulis dengan tanda (’).
2. Vokal
Vokal bahasa Arab,seperti vokal bahasa Indonesia,terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:
ؼ Fa F Ef
ؽ Qaf Q Qi
ؾ Kaf K Ka
ؿ Lam L El
ـ Mim M Em
ف Nun N En
و Wau W We
هػ Ha H Ha
ء hamzah ’ Apostrof
ى Ya Y Ye
Tanda Nama Huruf Latin Nama
َ ا fath}ah A A
َ ا Kasrah I I
َ ا d}amah U U
xii
Vokal rangkap bahasa Arab yanglambangnya berup agabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:
Contoh:
َ فْي ك: kaifa
َ ل ْى ه : haula 3. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:
Contoh:
َ ثا م : ma>ta
ً م ز : rama>
َ مْي ق : qi>la
َ ث ْى م ي : yamu>tu 4. Ta>’ marbu>t}ah
Transliterasi untuk ta>’ marbu>t}ah ada dua, yaitu: ta>’ marbu>t}ah yang hidup atau mendapat harakat fath}ah, kasrah, dan d}ammah, transliterasinya adalah [t].
Tanda Nama Huruf Latin Nama
ًَْ ى fath}ah dan ya>’ Ai a dan i
َْى ى fath}ah dan wau Au a dan u
Harakat dan Huruf
Nama Huruf dan
Tanda
Nama
ي
ﹶ ... اﹶ... fath}ah dan alif atau ya>’ a> a dan garis di atas
ًى kasrah dan ya>’ i> i dan garis di atas ى ى d}amah dan wau u> u dan garis di atas
xiii
Sedangkan ta>’ marbu>t}ah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah [h].
Kalau pada kata yang berakhir dengan ta>’ marbu>t}ah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta>’marbu>t}ah itu ditransliterasikan dengan ha (h).
Contoh:
َ لا فْطَ ْلْاَ ت ض ْو ز : raud}ah al-at}fal>
َ ت ه ضا فْناَ ت ىْي د مْن ا : al-madi>nah al-fa>d}ilah
َ ت مْكحْن ا : al-h}ikmah 5. Syaddah (Tasdi>d)
Syaddah atau tasydi>d yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda tasydi>d ( َﹼ ), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.
Contoh:
َ اىَّب ز : rabbana>
ا ىْيَّج و :najjaina>
َ ق حْن ا : al-haqq
َ م ع و : nu‚ima
َ و د ع : ‘aduwwun
CJika huruf ي ber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah ((َ ي ىmaka ia ditransliterasi seperti huruf maddah menjadi i>.
Contoh:
َ ي ه ع : ‘ali> (bukan ‘Aliyy atau ‘Aly)
َ ي بَ س ع : ‘arabi> (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby)
xiv 6. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf لا(alif lam ma‘arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-).
Contoh:
َ سْمَّشن ا : al-syamsu (bukan asy-syamsu)
َ ت ن زْن َّزن ا : al-zalzalah (bukan az-zalzalah)
َ ت ف سْه فْن ا : al-falsafah
َ د لا بْن ا : al-bila>du 7. Hamzah
Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.
Contoh:
َ ن ْو س مَْأ ح : ta’murun>
َ ع ْىَّىن ا : al-nau‘
َ ءْي ش : syai’un
َ ث ْس م أ : umirtu
8. Penulisan Kata Arab yang Lazim Digunakan dalam Bahasa Indonesia Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia, atau sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, atau lazim
xv
digunakan dalam dunia akademik tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya, kata al-Qur’an (dari al-Qur’a>n), alhamdulillah, dan munaqasyah. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka harus ditrans-literasi secara utuh.
Contoh:
Fi>Zila>l al-qur’a>n
al-Sunnah qabl al-tadwi>n 9. Lafz} al-Jala>lah (الله)
Kata ‚Allah‛ yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai mud}a>f ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.
Contoh:
َ اللهَ هْي دdi>nulla>hللهَا بbilla>h
Adapun ta>’ marbu>t}ah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz} al- jala>lah, ditransliterasi dengan huruf [t].
Contoh:
َ اللهَ ت مْح زَْي فَْم هhum fi> rah}matilla>h 10. Huruf Kapital
Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf
xvi
kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR). Contoh:
Wa ma> Muh}ammadun illa> rasu>l
Inna awwala baitin wud}i‘a linna>si lallaz\i> bi Bakkata muba>rakan Syahru Ramad}a>n al-laz\i> unzila fi>h al-Qur’a>n
Nas}i>r al-Di>n al-T{u>si>
Abu> Nas}r al-Fara>bi>
Al-Gaza>li>
Al-Munqiz\ min al-D}ala>l
Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibn (anak dari) dan Abu>
(bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus disebutkansebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi.
Contoh:
B. Daftar Singkatan
Beberapa singkatan yang dibakukan adalah:
swt. = subh}a>nahu> wa ta‘a>la>
saw. = s}allalla>hu ‘alaihi wa sallam a.s. = ‘alaihi al-sala>m
H = Hijrah
M = Masehi
Abu> al-Wali>d Muh}ammad Ibn Rusyd, ditulis menjadi: Ibn Rusyd, Abu> al-Wali>d Muh}ammad (bukan: Rusyd, Abu> al-Wali>d Muh}ammad Ibn)
Nas}r H{a>mid Abu> Zaid, ditulis menjadi: Abu> Zaid, Nas}r H{a>mid (bukan: Zaid, Nas}r H{ami>d Abu>)
xvii SM = Sebelum Masehi
l. = Lahir tahun (untuk orang yang masih hidup saja) w. = Wafat tahun
QS …/…: 4 = QS al-Baqarah/2: 4 atau QS A<l ‘Imra>n/3: 4 HR = Hadis Riwayat
xviii ABSTRAK Nama : Sapriadi Razak
NIM : 20100117067
Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
Judul : Pengaruh Scientific Approach terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fikih di MA DDI Mattoanging Bantaeng.
Penelitian ini bertujuan untuk, 1) Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik sebelum diterapkan Scientific Approach pada Mata Pelajaran Fikih di MA DDI Mattoanging Bantaeng. 2)Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah diterapkan Scientific Approach pada Mata Pelajaran Fikih di MA DDI Mattoanging Bantaeng. 3)Untuk mengetahui pengaruh Scientific Approach terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fikih di MA DDI Mattoanging Bantaeng.
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimental yang digunakan dalam penelitian adalah Non-equivalent control group design. penelitian ini dilakukan di MA DDI Mattoanging Bantaeng.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik di MA DDI Mattoanging Bantaeng tahun ajaran 2021/2022 yang berjumlah 235 peserta didik. Sampel dalam penelitian ini diambil dari 2 kelas menggunakan purposive sampling, yaitu kelas XII IPS 1 sebagai kelas kontrol dan XII IPS 2 sebagai kelas ekperimen dengan jumlah 41 peserta didik dari populasi. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes hasil belajar dan format dokumentasi. Adapun teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) kelas kontrol lebih memiliki rata-rata lebih besar daripada kelas ekperimen sebelum adanya perlakuan atau pre-test. 2) setelah adanya perlakuan scientific approach maka, kelas eksperimen meningkat lebih besar dari kelas kelas kontrol setelah diterapkannya. 3) pada hasil pada variabel Kelas yang telah dilakukan diperoleh nilai Sig. sebesar 0,000 <
0,05, artinya terdapat pengaruh Scientific Approach terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran fikih di MA DDI Mattoanging Bantaeng. Meningkat dari 30,48 menjadi 79,52.
Adapun implikasi dalam penelitian ini adalah: 1)Jika pendidik menggunakan sientific approach dalam pembelajaran fikih sesuai dengan langkah-langkah sientific approach maka peserta didik akan mudah memahami pembelajaran dengan baik dan benar. 2) Kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi pendidik dan peserta didik maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam pembelajaran fikih. 3)Kepada peneliti lainnya yang berkeinginan untuk meneliti dalam wilayah kajian yang sama, diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seorang muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu dan mengamalkan ilmu yang dimilikinya untuk beribadah kepada Allah swt. dan meningkatkan mutu kehidupanya. Keutamaan memiliki ilmu diterangkan dalam QS Al- Mujadilah/58:11.
ِإَو ۡۖۡمُكَل َُّللَّٱ ِحَسۡفَ ي ْاوُحَسۡفٱَف ِسِلَٓجَمۡلٱ ِفِ ْاوُحَّسَفَ ت ۡمُكَل َليِق اَذِإ ْاأوُ نَماَء َنيِذَّلٱ اَهُّ يَأَٓيَ
َليِق اَذ
ُنَماَء َنيِذَّلٱ َُّللَّٱ ِعَفۡرَ ي ْاوُزُشنٱَف ْاوُزُشنٱ تَٓجَرَد َم ۡلِعۡلٱ ْاوُتوُأ َنيِذَّلٱَو ۡمُكنِم ْاو
ۚ ٖ َُّللَّٱَو اَِبِ
َنوُلَمۡعَ ت
يرِبَخ ٖ
ََ
َ Terjemahnya:
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang- lapanglah dalam majelis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.1
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah swt. akan meninggikan orang yang beriman dan berilmu. Kitab al-Qur’an tidak hanya mencakup tuntunan hidup tapi juga mencakup ilmu pengetahuan yang seharusnya dipelajari.2 Maka dari itu kita harus mengaplikasikan ayat tersebut di dalam kehidupan kita utamanya dalam ranah pndidikan yang ada di negara kita.
Pendidikan di Indonesia diatur oleh konstitusi, salah satunya Undang- Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Di dalam
1Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: Cordoba, 2019), h. 543.
2Hidayat Muslimi, B., M. Y., & Anggereni, S. (2018). Analisis Kemampuan Peserta didik dalam Menyelesaikan Soal Fisika Berbasis Taksonomi Bloom. Jurnal Pendidikan Fisika, 6(2), 96-101;
undang-undang tersebut tepatnya bab II pasal 3 dijelaskan tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agat menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3
Pendidikan adalah tolok ukur kemajuan sebuah bangsa menuju persaingan global. Dalam pendidikan banyak aspek yang saling mempengaruhi satu sama lain, antara lain pemerintah, pendidik, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri. Pada intinya, pendidikan yang dimaksud adalah mengembangkan potensi bagi peserta didik, sebab keberhasilan sebuah negara tidak ditentukan oleh melimpahnya sumber daya alam, melainkan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya.
Dalam dunia pendidikan ada istilah tertentu yaitu istilah pembelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu proses sistematik yang meliputi banyak komponen antara lain pendidik, peserta didik, interaksi, kurikulum, materi pelajaran, silabus, RPP, program tahunan, program semester, serta sumber belajar. Pendidikan dan pengajaran bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan, melainkan adanya kemampuan dari pendidik yang memiliki dasar- dasar mendidik dan mengajar yang baik.
Fenomena yang terjadi saat ini yaitu perubahan. Perubahan merupakan sesuatu yang harus terjadi pada bidang pendidikan. Perubahan yang terjadi adalah pergantian kurikulum, dari kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013.
Dalam rangka menerapkan pendidikan yang bermutu pemerintah telah menetapkan kurikulum tahun 2013 untuk diterapkan pada sekolah maupun
3Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
3
madrasah. Penerapan kurikulum ini tentunya dilakukan secara bertahap. Ada banyak komponen yang melekat pada kurikulum 2013.
Hal yang paling menonjol adalah pendekatan dan strategi pembelajarannya. pendidik masih memahami dan menerapkan pendekatan dan strategi pembelajaran kurikulum sebelumnya.4 Hal ini perlu ada perubahan mindset dari metodologi pembelajaran pola lama menuju pada metodologi pembelajaran pola baru sesuai dengan yang diterapkan pada kurikulum 2013.
Tidak semua pendidik yang menerima pergantian kurikulum ini. Pendidik yang baik adalah pendidik yang mau menerima perubahan, melakukan pertumbuhan, dan perkembangan dalam dunia pendidikan.
Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui proses pendekatan saintifik yang merupakan perpaduan antara proses pembelajaran yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.5 Meskipun ada yang mengembangkan lagi menjadi mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengolah data, mengomunikasikan, mengobservasi dan mencipta. Namun tujuan dari beberapa proses pembelajaran Saintifik sama, yaitu menekankan bahwa belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Salah satu faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yaitu keadaan sekolah. Lingkungan sekolah yang baik sangat mendukung peserta didik untuk
4M hosnan , Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21 (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2014), h. 30.
5E. Kosasih, Strategi Belajar dan pembelajaran Implementasi kurikulum (Bandung:
Yrama Widya, 2013), h. 70.
lebih giat belajar sehingga hasil belajar dapat dicapai secara optimal. Keadaan sekolah ini meliputi kreativitas pendidik dalam merancang pembelajaran, hubungan pendidik dengan peserta didik, sarana prasarana belajar, dan kurikulum. Seorang pendidik yang profesional dituntut untuk dapat menyajikan materi pelajaran dengan baik. Agar materi dapat disajikan kepada peserta didik dengan baik maka pendidik perlu melakukan perencanaan pembelajaran.
Hasil ialah sesuatu yang terjadi akibat adanya suatu usaha, sedangkan belajar ialah suatu proses yang terjadi secara sadar yang membawa/menuntun kita pada sesuatu yang baru. Jadi, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah melakukan suatu aktivitas atau setelah menerima pengalaman belajarnya, dimana tujuan proses hasil belajar dalam pembelajaran terdiri dari 3 ranah, yaitu ranah kognitif (cognitive) yang berhubungan dengan kemampuan intelektual peserta didik yang menjadi kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran. Ranah afektif (afective) berhubungan dengan sikap, nilai, motivasi, dam apresiasi peserta didik. Ranah psikomotor (psychomotoric) berhubungan dengan keterampilan yang dimiliki oleh setiap individu.
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hanya dibatasi pada aspek kognitif saja, sehingga keberhasilan terhadap hasil belajar peserta didik dapat di lihat dari aspek kognitifnya. Ranah kognitif, yaitu ranah yang mencakup kegiatan mental.6 Jadi, ranah kognitif merupakan ranah yang bekerja dalam bidang mental yang berkaitan dengan proses mental, seperti halnya berfikir, mengingat, dan memahami sesuatu.
Hasil belajar menjadi komponen terakhir dalam sebuah proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada hari Kamis, 18
6Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 49.
5
Februari 2020 di MA DDI Mattoanging Bantaeng, terdapat beberapa kendala dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran di kelas tersebut masih didominasi oleh pendidik, khususnya pada mata pelajaran fikih. Pendidik masih cenderung menggunakan metode ceramah dan peserta didik kurang dilibatkan secara aktif. Sehingga masih ada beberapa peserta didik yang tidur, bermain dan kurang memperhatikan apa yang sedang disampaikan oleh pendidik. Ketika pendidik bertanya, hanya beberapa peserta didik yang terlihat antusias menjawab, yang lainnya hanya diam serta beberapa peserta didik terlihat bermain dan menganggu teman yang sedang belajar. Hal ini pun sangat berpengaruh pada hasil ulangan harian peserta didik. Hasil ulangan harian peserta didik pada mata pelajaran fikih menunjukkan rata-rata peserta didik tidak menjawab semua soal diberikan oleh pendidik, sehingga nilai peserta didik masih ada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Menurut peneliti untuk mengatasi permasalahan sebagaimana dijelaskan di atas, maka diperlukan seorang pendidik untuk dapat memotivasi peserta didik dan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan dapat pula membuat peserta didik belajar dengan bersungguh-sungguh. Suasana pembelajaran yang menyenangkan dapat diaplikasikan melalui metode pembelajaran atau pendekatan pembelajaran yang menyenangkan pula. Salah satu pendekatan pembelajaran tersebut adalah pendekatan saintifik atau biasa disebut scientific approach. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ‚Pengaruh Scientific Approach terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fikih di MA DDI Mattoanging Bantaeng‛.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana hasil belajar peserta didik sebelum diterapkan Scientific Approach pada Mata Pelajaran Fikih di MA DDI Mattoanging Bantaeng?
2. Bagaimana hasil belajar peserta didik setelah diterapkan Scientific Approach pada Mata Pelajaran Fikih di MA DDI Mattoanging Bantaeng?
3. Bagaimana pengaruh Scientific Approach terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fikih di MA DDI Mattoanging Bantaeng?
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.7 Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpula data. Hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.
Merumuskan pasangan hipotesis dalam suatu penelitian memerlukan kepiawaian khusus dari penulis agar hipotesis tersebut dapat teruji melalui data yang ada. Ditinjau dan operasinya, hipotesis dibedakan menjadi hipotesis nol (Ho), yakni hipotesis yang menyatakan ketidak adanya hubungan antar variabel.
Dan hipotesis alternatif (Ha), yakni hipotesis yang menyatakan adanya hubungan
7Sugiyono, Metodologi Penelitian Kombinasi (Cet. XIII; Bandung: Alfabeta, 2012), h.
99.
7
antar variabel.8 Hipotesis dinyatakan sebagai suatu kebenaran sementara, dan merupakan dasar kerja panduan dalam analisis data.
Adapun hubungan hipotesis dari penelitian ini yaitu:
1. Ho: Tidak terdapat pengaruh Scientific Approach terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fikih di MA DDI Mattoanging Bantaeng
2. Ha: Terdapat pengaruh Scientific Approach terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fikih di MA DDI Mattoanging Bantaeng.
D. Definisi Operasional Variabel
Definisi variabel bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca terhadap variabel-variabel penelitian yang dibahas penulis, memudahkan pemahaman terhadap judul, serta memperjelas ruang lingkup dari penelitian ini. Dengan demikian, kesalahan penafsiran antara penulis dengan pembaca dapat dihindari.
Dalam penelitian ini, penulis memiliki batasan-batasan operasional variabel yaitu:
1. Scientific Approach
Scientific Approach adalah pendekatan yang berpusat pada peserta didik yang memiliki 5 unsur yakni: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan. Scientific Approach melibatkan kegiatan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau mengumpulkan data. Metode ilmiah pada umumnya dilandasi dengan pemaparan data yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan. Oleh sebab itu kegiatan
8Muhammad Arif Tiro, Dasar-Dasar Statistik Makassar. (State University Of Makassar Pres, 2000), h. 10.
percobaan dapat diganti dengan kegiatan memperoleh informasi dari berbagai sumber.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah penilaian terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai peserta didik dengan kriteria tertentu. Hasil belajar pada hakikatnya merupakan perubahan tingkah laku setelah melalui proses belajar mengajar. Perubahan tingkah laku yang mencakup sedikitnya tiga aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Akan tetapi, hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hanya dibatasi pada aspek kognitif saja, sehingga keberhasilan terhadap hasil belajar peserta didik dapat di lihat dari aspek kognitifnya.
E. Kajian Pustaka
Pada bagian ini, penulis akan menguraikan beberapa penelitian terdahulu dan kajian teoritas kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Adapun beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh para peneliti yaitu:
1. Penelitian Siti Rohmah , hal ini ditunjukkan pada perolehan angka korelasi sebesar 0,74. Adapun Kontribusi yang terdapat pada Variabel X terhadap variabel Y masuk di dalam kategori cukup. Hal ini dapat ditunjukkan dengan diperoleh angka yang koefisien determinan sebesar 54,76% dan sisanya dari angka tersebut sebesar 45,24% dan dapat dipengaruhi oleh faktor lain yang dapat diteliti.9
Dari hasil penelitian tersebut menujukkan bahwa, penelitian ini terdapat pengaruh pendekatan saintifik terhadap hasil belajar peserta didik di MA Islamiyah Kabupaten Tanggerang.
9 Siti Rohmah, Pengaruh pendekatan Saintifik terhadap Hasil Belajar Peserta didik Pada Mata Pelajaran Fikih di MA Islamiyah kabupaten Tanggerang, skripsi (Serang: fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, 2018), h. 108.
9
2. Penelitian Azzuriana Sa’adah, yang pertama hasil Belajar kognitif peserta didik pada Mata Pelajaran Fikih di MTs Sultan Agung Jabalsari memiliki nilai rata-rata sebesar 17,946%. Yang kedua Hasil Belajar afektif peserta didik pada Mata Pelajaran Fikih di MTs Sultan Agung Jabalsari memiliki nilai rata-rata sebesar 18,386%. Kemudian yang ketiga Hasil Belajar psikomotorik peserta didik pada Mata Pelajaran Fikih di MTs Sultan Agung Jabalsari memiliki nilai rata-rata sebesar 19,874%.10
Ketika kita melihat Hasil penelitian di atas, ada 3 komponen penilaian yang digunakan yakni; penilaian kognitif, penilaian afektif dan penilaian psikomotorik. Oleh karena itu, hasil penelitian menunjukkan ketika melihat dari ketiga komponen tersebut terdapat pengaruh pendekatan saintifik pada pembelajaran fikih terhadap hasil belajar peserta didik di MTs Sultan Agung Jabalsari.
3. Penelitian Titik Suwarni (2016), Dari 32 peserta didik hanya 2 peserta didik saja yan memperoleh nilai tetap, selebihnya mengalami perubahan kenaikan nilai pada peserta didik. Kenaikan juga terjadi pada tahap Pre- test yang berkategori cukup dengan nilai rata-rata 63,125 dibandingkan dengan tahap post-test yang berkategori baik dengan nilai rata-rata 74,843.11
Hasil penelitian ini menujukkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan saintifik terhadap kemampuan menilis teks ulangan drama peserta didik kelas XI SMK Negeri 8 Medan tahun pembelajaran 2014/2015.
10 Azzuriana Sa’adah, Pengaruh Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Fikih terhadap Hasil Belajar Peserta didik di MTs Sultan Agung Jabalsari, Skripsi (Tulungagung: fakultas Tarbiyah dan keguruan Institut Agama Islam Negeri Tulungagung, 2018), h. 94-95;
11 Titik suwarni, ‚Pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap Kemampuan Menulis Teks Ulasan Drama peserta didik Kelas XI SMK Negeri 8 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015‛, Medan, 3 Februari 2016
4. Penelitian Heru Suseno. hasil penelitian ini menujukkan bahwa Hasil dari pencapaian keterampilan abstrak peserta didik pada siklus I memiliki nilai rata-rata sebesar 59,29% dan meningkat menjadi 86,43% dari hasil pencapaian keterampilan abstrak peserta didik pada siklus II. Kemudian prestasi belajar peserta didik menujukkan pada siklus I mencapai ketuntasan sebesar 60,53% meningkat menjadi 98,47% dari hasil pencapaian prestasi peserta didik pada siklus II.12
Ketika melihat dari penelitian diatas Penerapan model inquiry learning melalui pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan abstrak dan prestasi belajar peserta didik pada kelas X9 MIPA SMA Negeri 2 Madiun Tahun Pelajaran 2015/2016.
5. Penelitian Yoga Prasetya (2016), hasil penelitian pada siklus I rata-rata hasil belajar peserta didik belum mencapai KKM yaitu: 73,46 dengan ketuntasan belajar peserta didik 57,58%. Pada siklus II nilai rata-rata peserta didik mencapai hasil 75,06 dengan ketuntasan belajar klasikal peserta didik mencapai 72,73%. Sedangkan pada siklus III hasil belajar peserta didik kembali mengalami peningkatan, yaitu rata-rata nilai hasil belajar peserta didik sudah mencapai 81,76 dengan ketuntasan belajar klasikal 87,88%.13
Penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi Geometri kelas X SMA Negeri 2 Kota Bengkulu.
12 Heru suseno, ‚Penerapan Model Inquiry Learning Dengan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Keterampilan Abstrak dan Prestasi Belajar Fisika Peserta didik SMA‛, JEMS (Jurnal Edukasi Matematika dan Sains) Vol. 4, No. 1 (2016): h. 43-48
13 Yoga Prasetya, Penerapan pendekatan saintifik untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi Geometri kelas X SMA Negeri 2 Kota Bengkulu, Skripsi (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu: 2016), h. 116.
11
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan memiliki tujuan dan kegunaan yang dapat digunakan baik untuk penulis, pembaca, dan yang terkait dalam penelitian tersebut. Adapun tujuan dan kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mendeskripsikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan pada rumusan masalah. Tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik sebelum diterapkan Scientific Approach pada Mata Pelajaran Fikih di MA DDI Mattoanging Bantaeng.
b. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah diterapkan Scientific Approach pada Mata Pelajaran Fikih di MA DDI Mattoanging Bantaeng.
c. Untuk mengetahui pengaruh Scientific Approach terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fikih di MA DDI Mattoanging Bantaeng 2. Kegunaan Penelitian
Setelah mengetahui tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan yang bermanfaat, adapaun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kegunaan Ilmiah
Sebagi wujud sumbangsih penulis terhadap upaya peningkatan pembendaharaan karya-karya ilmiah dalam spesifikasi scientific approach, dan memperkaya wawasan konsep atau teori mengenai scientific approach yang didasarkan pada hasil belajar peserta didik.
b. Kegunaan Praktis
1) Bagi peneliti : Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan terkait Scientific Approach dan dapat digunakan untuk menambah referensi bagi peneliti yang lain terkait permasalah yang sama dengan judul dari skripsi ini.
2) Bagi pendidik : Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh pendidik sebagai masukan untuk menemukan pendekatan pengajaran yang lebih baik bagi peserta didik, sehingga pembelajaran akan semakin efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
3) Bagi sekolah : Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh sekolah untuk meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran di sekolah.
12 BAB II
TINJAUAN TEORETIS A. Scientific Approach (Pendekatan Saintifik)
1. Pengertian Pendekatan saintifik
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian pendekatan secara bahasa adalah proses, perbuatan, cara mendekati.1 Sedangkan secara istilah Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran melalui proses ilmiah.2 Adapun yang dimaksud dengan proses ilmiah yaitu proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik dengan akal pikiran berdasarkan fakta-fakta yang ada. Dalam proses pembelajaran tersebut peserta didik melakukan sendiri sehingga mereka memiliki pengalaman secera langsung. Melalui pendekatan ini peserta didik mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapinya.
Pendekatan ilmiah atau pendekatan saintifik, menjadi bahan pembahasan yang menarik perhatian para pendidik. Penerapan pendekatan ini menjadi tantangan melalui pengembangan aktifitas peserta didik, yaitu mengamati, menanya, mengolah, mencoba, menyaji, menalar dan mencipta. Tujuh aktivitas
1M. Hosnan, pendekatan Saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21 (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2014), h. 32.
2M. Fadillah, M. Pd.I, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, & SMA/MA (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), h. 175.
belajar tersebut merupakan aktifitas dalam mengembangkan keterampilan berpikir untuk mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik.
Peserta didik diharapkan termotivasi untuk mengamati fenomena yang terdapat disekitarnya, mencatat atau mengidentifikasi fakta, lalu merumuskan masalah yang ingin diketahuinya dalam pernyataan menanya. Dari langkah ini diharapkan peserta didik mampu merumuskan masalah atau hal yang ingin diketahui olehnya.
Pendekatan saintifik ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja tidak bergantung pada informasi searah dari pendidik. Sehingga kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber observasi.3 Scientific approach ini merupakan jenis pendekatan yang berpusat pada peserta didik sebab pendekatan ini lebih memusatkan kegiatan aktif peserta didik dengan stimulus yang sebelumnya telah diberikan oleh pendidik agar peserta didik mampu menerapkan kelima tahapan pembelajaran saintifik tersebut dalam pembelajaran.
Menurut Hosnan Pendekatan Saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksikan konsep masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.4 Scientific approach adalah pendekatan yang berpusat pada peserta didik dan memiliki 5
3Abdul Majid dan Chaerul Rochman. Pendekatan Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulim 2013 (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2014), h.69-70.
4M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2014), h. 34.
15
tahapan yakni: Mengamati, Menanya, Mengumpulkan informasi, Menalar atau mengolah informasi, Mengomunikasikan.
Pendekatan saintifik erat dengan metode saintifik. Metode saintifik (ilmiah) pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau observasi yang di butuhkan untuk perumusan hipotesis atau mengumpulkan data. Metode ilmiah pada umumnya dilandasi dengan pemaparan data yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan.5 Oleh sebab itu, kegiatan percobaan dapat diganti dengan kegiatan memperoleh informasi dari berbagai sumber.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik moderen dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan dan mencipta.6 Metode saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar yaitu teori Bruner, teori Piaget, dan teori Vygotsky.
Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar penemuan. Ada empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar Bruner. Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses-proses kognitif dalam proses penemuan, peserta didik akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsik. Ketiga, satu- satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan
5 Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, h.
50- 51.
6 Misykat Malik Ibrahim, Implementasi Kurikulum 2013; Rekonstruksi Kompetensi, Revolusi pembelajaran dan Reformasi Penilaian (Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2014), h. 85.
maka akan memperkuat retensi ingatan. Empat hal di atas adalah bersesuaian dengan proses kognitif yang diperlukan dalam pembelajaran menggunakan metode saintifik.
Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema (jamak skemata). Skema adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Skema tidak pernah berhenti berubah, skemata seorang anak akan berkembang menjadi skemata orang dewasa.
Proses yang menyebabkan terjadinya perubahan skemata disebut dengan adaptasi. Proses terbentuknya adaptasi ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi merupakan proses kognitif yang dengannya seseorang mengintegrasikan stimulus yang dapat berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip ataupun pengalaman baru ke dalam skema yang sudah ada didalam pikirannya.
Akomodasi dapat berupa pembentukan skema baru yang dapat cocok dengan ciri- ciri rangsangan yang ada atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan ciri-ciri stimulus yang ada. Dalam pembelajaran diperlukan adanya penyeimbangan atau ekuilibrasi antara asimilasi dan akomodasi.
Vygotsky, dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada dalam zone of proximal development daerah terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu.7 Pendekatan saintifik merupakan pendekatan dalam proses
7 Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013, h. 35.
17
pembelajaran dimana peserta didik mencari tahu sendiri fakta-fakta dan pengetahuan yang dikaitkan dengan materi pembelajaran.
2. Tahap-Tahap Scientific Appproach
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik moderen dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan menciptakan untuk semua mata pelajaran8. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural.
Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan ilmiah pembelajaran disajikan seperti berikut ini.
a. Mengamati
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini.
1) Menentukan objek apa yang akan diobservasi.
2) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi.
3) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder.
4) Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi.
5) Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
8Kemendikbud. 2014. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik SMA/MA/MAK Kelas X (Jakarta: Kemendikbud), h. 21.
6) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya. 9
Mengamati merupakan metode pembelajaran yang mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran. Kegiatan belajar yang di lakukan dalam proses mengamati ini adalah melihat baik itu menggunakan alat ataupun tidak, membaca, mendengar, menyimak. Kompetensi yang dikembangkan dalam metode ini adalah melatih kesungguahan ketelitian dalam mencari informasi.
b. Menanya
Pendidik membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat.
Fungsi Bertanya:
1) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran
2) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri
3) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan rancangan untuk mencari solusinya
4) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan
5) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar
9Kosasih, E. 2013. Strategi Belajar dan pembelajaran Implementasi kurikulum (Bandung:
Yrama Widya), h. 75.
19
6) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan
7) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok
8) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul
9) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.10
Menanya merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang telah diamati atau pertanyaann untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati, mulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
c. Mengumpulakan informasi
Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Pendidik juga dapat menugaskan peserta didik untuk mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber, misalnya dalam pelajaran bahasa dan kelompok pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Pada tahap persiapan pembelajaran, pendidik bertindak sebagai pengarah atau pengelola kegiatan belajar dengan melakukan hal-hal antara lain:
10Fathiyah Hasan Sulaiman, Sistem Pendidikan Versi al Ghazali (Cet.1: Bandung: Al Maarif, 2004), h. 66.
1) Mengembangkan keingintahuan dan minat peserta didik dalam mempelajari topik kajian
2) Mengajukan pertanyaan atau membantu peserta didik mengembangkan pertanyaan yang relevan dengan topik dan harus diselesaikan dengan melaksanakan kegiatan penyelidikan atau percobaan.
3) Mengarahkan pengembangan rencana penyelidikan atau percobaan oleh peserta didik.
4) Mendeskripsikan atau membantu peserta didik memilih atau mencari peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan penyelidikan atau percobaan.
5) Menyatakan lamanya waktu dan hasil yang di harapkan dengan pelaksanaan kegiatan penyelidikan/percobaan.11
Mengumpulakan informasi merupakan kegiatan pembelajaran dengan cara membaca informasi dari sumber lain selain buku, teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, dan wawancara dengan narasumber. Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengumpulkan informasi adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, mengahrgai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar.
d. Mengolah informasi
Pendidik perlu mengarahkan peserta didik dalam merencanakan aktivitas, melaksanakan aktivitas, dan melaporkan aktivitas yang telah dilakukan. Pada tahap pembelajaran, pendidik bertindak sebagai pengarah atau pengelola kegiatan belajar dengan melakukan hal-hal antara lain;
11M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2014), h. 57.
21
1) Mengembangkan keingintahuan dan minat peserta didik dalam mempelajari topik kajian
2) Mengajukan pertanyaan atau membantu peserta didik mengembangkan pertanyaan yang relavan dengan topik dan harus diselesaikan dengan melaksanakan kegiatan penyelidikan atau percobaan.
3) Mengarahkan pengembangan rencana penyelidikan atau percobaan oleh peserta didik
4) Mendiskripsikan atau membantu peserta didik memilih atau mencari peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan penyelidikan atau percobaan.
5) Menyatakan lamanya waktu dan hasil yang diharapkan dengan pelaksanaan kegiatan penyelidikan/percobaan.12
Mengolah informasi merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa pengelolahan informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan informasi maupun hasil dari kegiatan mengamati. Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengolah informasi adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemapuan berfikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
e. Mengomunikasikan
Dalam Permendikbud Nomor 81 a tahun 2013, kegiatan mengomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.13 Mengomunikasikan berarti menyampaikan hasil kegiatan sebelum kepada orang
12Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013 (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), h. 62.
13Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.81a Tahun 2013.Tentang Implementasi Kurikulum, 44.
lain, baik secara lisan ataupun tertulis. Kegiatan yang dimasudkan bisa dengan cara-cara berikut.
1) Silang baca antar peserta didik
2) Membacakan pendapat pribadi ataupun hasil diskusi kelompok untuk mendapatkan tanggapan dari peserta didik lainnya.
3) Berprestasi di depan kelas dengan menggunakan media tertentu, seperti LCD sehingga menyerupai kegiatan diskusi umum.
4) Memajang karya di majalah dinding.
5) Kunjungi karya berarti peserta didik mengunjungi karya temannya yang dipajang di dinding atau di tempat-tempat lainnya untuk mereka komentari/dinilai.14
Mengomunikasikan merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetensi yang dikembangkan dalam tahapan mengkomunikasikan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berfikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
3. Prinsip-Prinsip Scientific Approach
Beberapa prinsip pendekata Saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik b. Pembelajaran membentuk students self concept c. Pembelajaran terhindar dari verbalisme
d. Pembelajaran memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengasimilasi dan mengkomodasi konsep, hukum dan prinsip
14Kosasih, E .2013.Strategi Belajar dan pembelajaran Implementasi kurikulum (Bandung: Yrama Widya), h. 80.
23
e. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir peserta didik
f. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan motivasi mengajar pendidik
g. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan dalam komunikasi
h. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi peserta didik dalam struktur kognitifnya.15
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip pembelajaran yang digunakan yaitu:
a. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu
b. Dari pendidik sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar
c. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah
d. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi e. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu
f. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multidimensi
g. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif
h. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills)
i. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat
15 Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, h. 58-59.
j. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangunkarso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani)
k. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah dan di masyarakat l. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah pedidik, siapa
saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas.
m. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran dan
n. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.16
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan dalam pendekatan saintifik yang menjadi pusat pembelajaran adalah peserta didik. Peserta didik dapat melatih kemampuan berpikirnya sehingga motivasi peserta didik dan guru dalam pembelajaran dapat meningkat. Peserta didik juga diberikan kesempatan untuk melatih kemampuan berkomunikasinya sehingga terhindar dari bahaya verbalisme dalam pembelajaran.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian hasil belajar
Hasil (product) merupakan suatu perolehan akibat dilakukannya suatu proses atau aktifitas yang mengakibatkan terjadinya perubahan input secara fungsional. Dalam pembelajaran, yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil maksimum yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mengalami proses belajar mengajar dalam mempelajari materi pelajaran tertentu.
16 Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI, ‚Permendikbud RI Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah‛, h.1-2.
25
hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan.17 Perubahan itu diperoleh melalui usaha, menetap dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman. Perubahan tersebut ditandai dengan terjadinya peningkatan dan pengembangan pengetahuan yang lebih baik dari sebelumnya dari yang tidak tahu menjadi tahu.
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif mantap.18 Pencapaian tujuan belajar akan menghasilkan hasil belajar, pencapaian tujuan belajar adalah ingin mendapatkan suatu pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental. Hasil belajar dapat diketahui dengan adanya penilaian, karena penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat seberapa besar kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Hasil belajar tidak mutlak berupa nilai saja, akan tetapi dapat berupa perubahan atau peningkatan sikap, kebiasaan, pengetahuan, keuletan, ketabahan, penalaran, kedisiplinan, keterampilan dan lain sebagainya yang menuju pada perubahan positif. Hasil belajar menunjukkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya yang telah mengalami proses pengalihan ilmu pengetahuan dari seseorang yang dapat dikatakan dewasa atau memiliki pengetahuan kurang.
Dengan adanya hasil belajar, pendidik dapat mengetahui seberapa jauh peserta didik dapat menangkap, memahami, memiliki materi pelajaran tertentu.
17Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Jakarta:Bumi Aksara, 2007), h. 30.
18Abdulrahman Mulyono, Pendidikan bagi Anak yang Kesulitan Belajar (Cet. IV;
Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 37.
2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut:
a. Faktor Internal
Faktor dari dalam diri peserta didik meliputi dua aspek, yakni:
1) Fisiologis
Aspek fisiologis meliputi keadaan atau kondisi umum jasmani seseorang.
Berkaitan dengan ini, kondisi organ-organ khusus seperti tingkat kesehatan pendengaran, penglihatan juga sangat mempengaruhi peserta didik dalam menyerap informasi atau pelajaran.
2) Aspek Pisikologis
Banyak faktor yang yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran peserta didik.
Namun, diantara faktor-faktor rohaniah peserta didik yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut:
a) Kemampuan Kognitif
Kemampuan Kognitif adalah kemampuan untuk memperoleh pengetahuan atau usaha mengenai sesuatu melalui pengalaman sendiri.19 Kemampuan Kognitif merupakan variabel penting yang mempengaruhi pilihan- pilihan peserta didik dalam bidang akademik, selanjutnya perkembangan bagi mahapeserta didik belajar serta bagaimana peserta didik dan pendidik berinteraksi dalam kelas.
Kemampuan berfikir kreatif peserta didik juga dapat berbeda dalam cara memperoleh, menyimpan serta menerapan pengetahuan selain berbeda dalam tingkat kecakapan memecahkan masalah. Kemampuan kognitif merupakan faktor penting dalam belajar peserta didik. Seseorang yang mengalami gangguan
19 Tabrani Rusyan, Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 51.