36
A. Identifikasi dan Pemberian Definisi Operasional Variabel
“Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulanya”
(Sugiyono, 2016:60).
Memperjelas pembahasan dalam penelitian ini agar tidak terjadi kesalahan dalam mengartikan suatu istilah pokok, maka diperlukan adanya definisi operasional variabel penelitian. Variabel penelitian ini adalah sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada Hotel Batara Banjarmasin. Adapun beberapa definisi operasional variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada Hotel Batara Banjarmasin yaitu :
a. Sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari transaksi sewa kamar pada Hotel Batara Banjarmasin yaitu sistem yang memproses data dari transaksi sewa kamar yang akan dibuat Laporan Pendapatan Check-in berdasarkan pembayaran dari
transaksi sewa kamar oleh tamu menjadi laporan penerimaan kas dari transaksi sewa kamar yang diolah secara terkomputerisasi.
b. Sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari transaksi laundry pada Hotel Batara Banjarmasin yaitu sistem yang
memproses data dari transaksi laundry yang akan dibuat Laporan Pendapatan Laundry berdasarkan pembayaran dari transaksi laundry oleh tamu menjadi laporan penerimaan kas dari transaksi laundry yang diolah secara terkomputerisasi.
c. Sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari transaksi coffeshop pada Hotel Batara Banjarmasin yaitu sistem yang
memproses data dari transaksi coffeshop yang akan dibuat Laporan Penjualan Restoran berdasarkan pembayaran dari transaksi coffeshop oleh tamu menjadi laporan penerimaan kas dari transaksi laundry yang diolah secara terkomputerisasi.
2. Penerimaan kas pada Hotel Batara Banjarmasin yaitu :
a. Penerimaan kas dari transaksi sewa kamar pada Hotel Batara Banjarmasin dalam penelitian ini adalah kas yang diterima dari transaksi sewa kamar pada Hotel Batara Banjarmasin.
Penerimaan kas secara tunai diperoleh saat tamu membayar
secara penuh biaya sewa kamar dengan adanya penambahan deposit. Penerimaan kas dari transaksi sewa kamar akan diinput
ke Laporan Pendapatan Check-in.
b. Penerimaan kas dari transaksi laundry pada Hotel Batara Banjarmasin adalah kas yang diterima dari transaksi laundry pada Hotel Batara Banjarmasin. Penerimaan kas secara tunai diperoleh saat tamu membayar secara penuh biaya transaksi laundry. Penerimaan kas dari transaksi laundry akan diinput ke
Laporan Pendapatan Laundry.
c. Penerimaan kas dari transaksi coffeshop pada Hotel Batara Banjarmasin adalah kas yang diterima dari transaksi coffeshop pada Hotel Batara Banjarmasin. Penerimaan kas secara tunai diperoleh saat tamu membayar secara penuh biaya transaksi coffeshop. Penerimaan kas dari transaksi coffeshop akan diinput
ke Laporan Penjualan Restoran.
B. Jenis Penelitian
Penelitian yang dapat dilakukan merupakan studi kasus yang dilakukan secara intensif terhadap unsur-unsur sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada Hotel Batara Banjarmasin.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif.
“Data kualitatif adalah data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka” (Sugiyono, 2016:22).
Data kualitatif yang digunakan penulis berupa Sejarah Singkat Hotel Batara Banjarmasin, Struktur Organisasi Hotel Batara Banjarmasin, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), catatan akuntansi yang terkait seperti Laporan Pendapatan Check-in, Laporan Pendapatan Laundry dan Laporan Penjualan
Restoran, dokumen yang digunakan seperti Faktur Hotel, Faktur Fasilitas dan Faktur Restoran, fungsi yang terkait dari transaksi penerimaan kas hotel, prosedur yang digunakan dari transaksi penerimaan kas hotel, informasi yang diperlukan dari transaksi penerimaan kas hotel dan sistem pengendalian intern dari transaksi penerimaan kas hotel. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Data primer
“Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”. Sugiyono (2016:308).
Data primer yang dikumpulkan oleh penulis dalam penelitian ini berupa hasil wawancara kepada Supervisor/HRD Hotel Batara Banjarmasin, yaitu data mengenai Sejarah Singkat Hotel Batara Banjarmasin, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), fungsi yang terkait dari transaksi penerimaan kas hotel, prosedur yang digunakan dari transaksi penerimaan kas hotel, informasi yang diperlukan dari transaksi penerimaan kas hotel dan sistem pengendalian intern dari transaksi penerimaan kas hotel.
2. Data sekunder
“Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”. Sugiyono (2016:309).
Data sekunder yang dikumpulkan oleh penulis dalam penelitian ini adalah Struktur Organisasi Hotel Batara Banjarmasin dan data yang terkait dengan catatan-catatan pendukung mengenai transaksi penerimaan kas pada Hotel Batara Banjarmasin. Dokumen yang didapat sudah tersedia, sehingga penulis tidak perlu mengolah kembali. Seperti Faktur Hotel, Faktur Fasilitas, Faktur Restoran, Bukti Deposit, Coffeshop Order dan Dry Cleaning.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono terdiri dari:
1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit/kecil. Sugiyono (2016:194).
2. Kuisioner
“Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Sugiyono (2016:199).
3. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuisioner. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku
manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Sugiyono (2016:203).
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu wawancara. Dalam hal ini penulis mengadakan tanya jawab dengan Supervisor/HRD Hotel Batara Banjarmasin mengenai Sejarah Singkat Hotel Batara Banjarmasin, Struktur Organisasi Hotel Batara Banjarmasin, transaksi sewa kamar, transaksi laundry dan transaksi coffeshop yang dilakukan pada Hotel Batara Banjarmasin.
E. Teknik Analisa Data
Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data-data mengenai sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada Hotel Batara Banjarmasin sebagai berikut:
1. Fungsi yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada Hotel Batara Banjarmasin yang diperoleh dari Fungsi Pemesanan Kamar, Fungsi Pemesanan Laundry, Fungsi Pemesanan Coffeshop, Fungsi Kas, Fungsi Penyerahan Kunci Kamar, Fungsi Penyerahan Hasil Laundry, Fungsi Penyerahan hidangan coffeshop dan Fungsi Penyimpanan.
2. Catatan akuntansi yang digunakan dari sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada Hotel Batara Banjarmasin yang diperoleh dari Laporan Pendapatan Check-In, Laporan Pendapatan Laundry, Laporan Penjualan Restoran dan Buku Kas Hotel Batara.
3. Dokumen yang digunakan dari sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada Hotel Batara Banjarmasin yang diperoleh dari Bukti Deposit, Dry Cleaning, Coffeshop Order, Faktur Hotel, Faktur Fasilitas dan Faktur Restoran.
4. Informasi yang diperlukan pada sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada Hotel Batara Banjarmasin yang diperoleh dari jumlah kas dari transaksi sewa kamar menurut type dan tarif sewa kamar yang telah ditawarkan, jumlah kas order dari transaksi laundry menurut jenis pakaian dan tarif laundry yang telah
ditawarkan, jumlah kas dari transaksi coffeshop menurut pilihan menu dan tarif coffeshop yang telah ditawarkan.
5. Jaringan prosedur yang diperlukan pada sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada Hotel Batara Banjarmasin yang diperoleh dari prosedur pemesanan kamar, prosedur penerimaan kas dari transaksi sewa kamar, prosedur penyerahan kunci kamar, prosedur pencatatan transaksi sewa kamar, prosedur pencatatan penerimaan kas dari
transaksi sewa kamar, prosedur pemesanana laundry, prosedur penerimaan kas dari transaksi laundry, prosedur penyerahan hasil laundry, prosedur pencatatan penerimaan kas dari transaksi laundry,
prosedur pemesanan coffeshop, prosedur penerimaan kas dari transaksi coffeshop, prosedur penyerahan hidangan coffeshop dan prosedur pencatatan penerimaan kas dari transaksi coffeshop.
6. Sistem pengendalian intern yang diperlukan pada sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada Hotel Batara Banjarmasin yang diperoleh organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan dan praktik yang sehat.
Setelah mengumpulkan data-data mengenai sistem informasi penerimaan kas pada Hotel Batara Banjarmasin, kemudian penulis membuat bagan alir sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada Hotel Batara Banjarmasin yang diperoleh dari transaksi sewa kamar, transaksi laundry dan transaksi coffeshop dan menjelaskan bagan alir tersebut.