PENGARUH MANAJEMEN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) TERHADAP MUTU PRAKTEK KERJA
DI SMK BINA WARGA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukanuntukmemenuhisalahsatu SyaratmemperolehgelarSarjanaPendidikan
DepartemenAdministrasiPendidikan
Oleh
MELLY PUTRI NOVITASARI 1003283
DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENGARUH MANAJEMEN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) TERHADAP MUTU PRAKTEK KERJA
DI SMK BINA WARGA BANDUNG
Oleh
Melly Putri Novitasari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada FakultasIlmuPendidikan
© Melly Putri Novita Sari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH MANAJEMEN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) TERHADAP MUTU PRAKTEK KERJA DI SMK BINA WARGA BANDUNG”. ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu
yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap
menanggung resiko/ sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya
pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian
karya saya ini.
Bandung, Oktober 2014
Yang membuat pernyataan,
Melly Putri Novita Sari
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Struktur Organisasi Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 9
1. Konsep Manajemen ... 9
2. Manajemen Prakerin ... 12
3. Pembelajaran di SMK ... 19
4. Mutu Praktek Kerja ... 23
B. Kerangka Pemikiran ... 36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian ... 42
B. Populasi dan Sampel ... 47
C. Definisi Operasional ... 48
D. Instrumen Penelitian ... 49
E. Prosedur Penelitian ... 52
F. Teknik Pengumpulan Data ... 54
G. Kesimpulan Hasil Uji Coba Instrumen ... 59
H. Analisis Data ... 62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 67
1. Manajemen Prakerin... 68
2. Mutu Praktek Kerja ... 82
3. Korelasi Manajemen Prakerin terhadap Mutu Praktek Kerja ... 86
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 89
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 91
B. Rekomendasi ... 91
DAFTAR PUSTAKA ... 93
DAFTAR TABEL
2.1 Skor Penilaian di SMK ... 32
3.1 Klasifikasi Koefisien Validitas ... 50
3.2 Klasifikasi Koefisien Reabilitas ... 51
3.3 Kisi-Kisi Insrumen Penelitian ... 55
3.4 Data Hasil Uji Validitas Instrumen ... 59
3.5 Data Hasil Uji Reliabilitas ... 61
3.6 Interpretasi Persentase Skor Angket ... 62
3.7 Tingkat Kekuatan Hubungan Antara Variabel X dan Variabel Y... 64
4.1 Data Statistik Skor Manajemen Prakerin dan Mutu Praktek Kerja... 67
4.2 Data Statistik Skor Manajemen Prakerin... .. 68
4.3 Data Statistik Skor Tujuan Prakerin... 79
4.4 Data Statistik Skor Metode Prakerin... ... 70
4.5 Data Statistik Skor Pendataan Siswa Peserta Prakerin ... 71
4.6 Data Statistik Skor Sosialisasi Prakerin ... 72
4.7 Data Statistik Skor Materi Prakerin ... 73
4.8 Data Statistik Skor Tenaga Pengajar/Pembimbing dari Pihak Sekolah .. 74
4.9 Data Statistik Skor Tenaga Struktur dari Pihak Dunia Usaha ... 75
4.10 Data Statistik Skor Penempatan Siswa ... 76
4.11 Data Statistik Skor Model Penyelenggaraan Prakerin ... 76
4.12 Data Statistik Skor Metode Pembelajaran ... 77
4.13 Data Statistik Skor Standar Profesi ... 78
4.14 Data Statistik Skor Prosedur Penilaian ... 80
4.15 Data Statistik Skor Ukuran ... 80
4.16 Data Statistik Skor Alat Ukur ... 81
4.17 Data Statistik Skor Mutu Praktek Kerja ... 82
4.18 Data Statistik Skor Pemahaman ... 83
4.19 Data Statistik Skor Penguasaan ... 84
4.20 Data Statistik Skor Kemandirian ... 85
4.22 Hasil Uji Homogenitas Varians ... 87
4.23 Hasil Uji Korelasi Produk Momen ... 87
4.24 Hasil Uji Hubungan Linear Mutu Praktek Kerja Atas Manajemen Prakerin
... 88
4.25 Hasil Uji Koefisien Regresi Mutu Praktek Kerja Atas Manajemen Prakerin
... 89
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Pemikiran... 37
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Administrasi Penelitian ... 96
Lampiran II Kisi-Kisi Instrumen dan Instrumen Penelitian ... 97
Lampiran III Uji Validitas dan Reliabilitas ... 98
Lampiran IV Analisis Hasil Perhitungan Ms. Excel dan SPSS ... 99
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Manajemen Praktek Kerja Industri Terhadap Mutu Praktek Kerja di SMK Bina Warga Bandung”. Masalah yang
dikaji dalam penelitian ini menyangkut manajemen praktek kerja industri dan pengaruhnya mutu praktek kerja di SMK Bina Warga. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai Pengaruh manajemen praktek kerja industri terhadap mutu praktek kerja di SMK Bina Warga Bandung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup, yang menjadi sampel penelitian yaitu Guru yang berjumlah 47 orang.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus rata-rata simpangan baku,
gambaran umum variabel x (manajemen praktek kerja industri) dan variabel y (mutu praktek kerja) berada pada kategori baik. Hasil uji normalitas terhadap distribusi data menunjukkan bahwa variabel x dan variabel y berdistribusi normal, selanjutnya analisis data menggunakan rumus persentase. Korelasi variabel x dan y yaitu memiliki korelasi positif yang signifikan, hal tersebut dilihat dari hasil koefisien korelasi sebesar 0,67 yang berada pada kategori kuat. Selain itu, hubungan variabel x dan y dinyatakan secara linear dan dapat dimodelkan dengan persamaan regresi sederhana, yaitu Y = 10,68 + 0,21 X yang bersifat signifikan dan linier.
ABSTRACT
This research title is “The Influence of Industrial Practice Work Management (Prakerin) Toward Work Practice Quality at SMK Bina Warga Bandung. The problem in this research is about Prakerin management and how it influence the work practice quality at SMK Bina Warga Bandung. Generally, this is research purpose is to find out the clear representation about the influence of industrial practice quality at SMK Bina Warga Bandung.
The method used for this research is the descriptive method with quantitative approach. The data collecting technique is using the closed quentionnaire, with the sample of the research are including 47 teachers.
Based on the counting results with avereage and deviation formula, general representation of x variable (industrial practice work management) and y variable (work practice quality) be in a good category. Normality test toward the distribution show that both variable is normal, and then data analysis is using the percentage formula. The corelation between x and y variable show that is has significant positive result, based on the corelation number 0,67 be in the strong category. Beside that, the connection between x and y variable stated linier and can be modelize with simple regretion equation, Y = 10,68 + 0,21 X that have the charachter of significant and linier.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan salah satu akses dalam meningkatkan Sumber Daya
Manusia (SDM). Tinggi rendahnya SDM tergantung pada tingkat pendidikan.
Pendidikan di Indonesia penyelenggaraannya belum merata dan belum dinikmati oleh
masyarakat luas khususnya masyarakat yang berpenghasilan rendah. Pendidikan
terkesan semata-mata merupakan kewajiban pemerintah, padahal untuk mengatasi
pembiayaan pendidikan tersebut, pemerintah memiliki kemampuan yang kecil. Oleh
karena itu, pemerintah melibatkan masyarakat dalam menangani pendidikan.
Seperti diketahui bahwa pendidikan di Indonesia terbagi dalam beberapa jalur
pendidikan. Jalur pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 13 ayat 1
dinyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal, non-formal, dan
informal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang
yang terdiri atas; Pendidikan Anak Usia Dini (TK/RA), Pendidikan Dasar (SD/MI),
dan Pendidikan Tinggi (Universitas). Pendidikan formal terdiri dari pendidikan
formal berstatus negeri dan pendidikan formal berstatus swasta.
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan non formal
dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses
penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah
Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. Seperti; Lembaga Kursus
dan pelatihan, Kelompok Belajar, Sanggar, dan lain-lain.
Sedangkan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan
yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui
sama dengan pendidikan formal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan
standar nasional pendidikan. Seperti; Pendidikan Agama, Budi Pekerti, Etika, Sopan
2
Pada prinsipnya, jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokan sesuai
dengan sifat dan kekhususan tatanannya. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 15,
jenis pendidikan terbagi atas; Pendidikan Umum, Pendidikan Kejuruan, Pendidikan
Akademik, Pendidikan Profesi, Pendidikan Vokasi, Pendidikan Keagamaan, dan
Pendidikan Khusus.
Jenis pendidikan tersebut mempunyai jenjang pendidikan yang jelas. Jenjang
pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang
dikembangkan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 14, jenjang pendidikan formal
terdiri atas; Pendidikan Usia Dini (TK/RA), Pendidikan Dasar (SD/MI), Pendidikan
Menengah (SMA/SMK), dan Pendidikan Tinggi (Universitas).
Salah satu jenjang pendidikan adalah pendidikan menengah yang terdiri atas
pendidikan menengah umun, dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan
menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA),
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau
bentuk lain yang sederajat.
Jenjang pendidikan yang menitikberatkan siswa agar mempunyai keterampilan,
pengetahuan dan pengalaman yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK
menurut Gustimulya (2004; 7) merupakan salah satu wahana pendidikan formal yang
mempunyai tujuan mempersiapkan para siswanya untuk menjadi tenaga kerja tingkat
menengah yang mempunyai pengetahuan, keterampilan, keahlian dan akhirnya
mempunyai kesiapan kerja setelah menamatkan pendidikannya, karena pendidikan
SMK adalah tamatan yang 80% memilih untuk mencari kerja. Untuk mewujudkan
tujuan tersebut pemerintah melalui Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan,
Departemen Pendidikan Nasional telah mengembangkan salah satu bentuk
pendidikan bagi sekolah kejuruan yang dikenal dengan Pendidikan Sistem Ganda
(PSG). Hal ini dipertegas melalui Kepmendikbud Nomor 323/UU/1997 tanggal 31
Desember 1997, tentang penyelenggaraan PSG, yang didalamnya dinyatakan
Oemar Hamalik (2009; 91) menyatakan bahwa “Prakerin merupakan suatu tahap kesiapan profesional dimana seorang siswa yang hampir menyelesaikan studi secara
formal bekerja dilapangan dengan supervisi seorang administrator yang kompeten
dalam jangka waktu tertentu, yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan melaksanakan tanggungjawab dalam bidangnya”.
Prakerin merupakan bagian dari PSG yang merupakan inovasi pada program
SMK dimana peserta didik melakukan praktek kerja di dunia usaha atau dunia
industri yang merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pelatihan di
SMK. Untuk mendukung pelaksanaan Prakerin, maka harus ada manajemen Prakerin.
Manajemen Prakerin menurut Sri Suwarno (2009; 2) adalah suatu kegiatan atau
rangkaian kegiatan berupa proses mengelola atau menata agar dapat berjalan secara
efektif dan efisien sehingga mencapai tujuan secara optimal, dengan suatu proses
yang nyata mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.
Pelaksanaan manajemen mengharuskan SMK bersama dunia usaha atau dunia
industri membicarakan bagian dari kurikulum yang diajarkan di sekolah dan bagian
untuk pelatihan di industri. Guru-guru harus mempunyai pengalaman industri
sehingga dapat memberikan contoh bekerja untuk menghasilkan produk seperti yang
dikehendaki industri. Instruktur di industri juga harus memiliki pengetahuan
kependidikan guna pembimbingan siswa dan evaluasinya. Implikasi penerapan
manajemen Prakerin mengharuskan SMK berbenah diri untuk melakukan
pembaharuan di sekolah sehingga program Prakerin berjalan efektif dan dapat
memperoleh hasil yang optimal.
Hal-hal yang harus dilakukan oleh sekolah untuk menghasilkan tenaga kerja
yang memiliki keahlian sesuai bidangnya, melalui pelaksanaan manajemen yang baik
dengan memilih tempat Prakerin, membekali pengetahuan, bersosialisasi, dan
membuat kerjasama dengan pihak dunia usaha atau dunia industri.
Tetapi kenyataan dilapangan, masih kurangnya link and match antara pendidikan
yang dilaksanakan oleh pihak sekolah dengan kebutuhan di dunia usaha atau dunia
4
pembangunan sehingga hasilnya tidak cocok (match) dengan kebutuhan dunia kerja.
Dan kurangnya materi pelajaran yang didapat untuk dipraktekan dalam pelaksanaan
Prakerin.
Selain itu, kompetensi keahlian siswa tidak sesuai dengan instansi tempat
Prakerin sehingga membuat siswa tidak dapat mengaplikasikan teori atau konsep
yang diperoleh pada saat pembelajaran di sekolah. Selanjutnya, kurangnya kesiapan
pada pengetahuan dan pembekalan siswa dalam melaksanakan Prakerin sehingga
menghambat dalam kelancaran proses pelaksanaan Prakerin di suatu instansi atau
lembaga.
Prakerin dalam pelaksanaannya bertujuan untuk membentuk tenaga kerja yang
berkompetensi, melibatkan pihak sekolah dengan intansi atau lembaga untuk
mengaplikasikan teori atau konsep sehingga menghasilkan pengalaman sesuai dengan
tuntutan dan kebutuhan lapangan kerja.
Kunci keberhasilan pendidikan kejuruan adalah keterlibatan dunia usaha atau
dunia industri. Keterlibatan dunia usaha atau dunia industri tersebut dimulai dari
perencanaan hingga evaluasi mutu lulusan. Hal ini sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 39 Tahun 1992 Tentang Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan
Nasional, yang memberikan peluang luas bagi dunia usaha atau dunia industri untuk
mengembangkan pendidikan. Pendidikan yang bermutu merupakan syarat pokok
untuk peningkatan mutu SDM dalam memasuki persaingan global. Sejarah
menunjukan negara yang memperhatikan mutu pendidikan ternyata mengalami
perkembangan yang mengagumkan, seakan membuktikan bahwa hasil pendidikan
berupa SDM yang bermutu, menjadi modal dasar yang sangat kokoh bagi
perkembangan suatu negara.
Oleh karena itu, mutu tersebut harus dimiliki atau dicapai oleh setiap siswa
setelah mengikuti pelaksanaan Prakerin. Dengan memadukan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
mengetahui, tetapi juga dapat memahami dan menghayati bidang tersebut yang
tercermin dalam pola perilaku sehari-hari.
Bertolak dari apa yang dipaparkan di atas, maka penulis bermaksud untuk
mengadakan suatu penelitian dengan judul “Pengaruh Manajemen Praktek Kerja
Industri (Prakerin) terhadap Mutu Praktek Kerja di SMK Bina Warga Bandung”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Program Prakerin tidak terlepas dari kendala atau hambatan dalam
pelaksanaannya. Ketidaksesuaian perencanaan yang telah ditentukan karena adanya
hambatan-hambatan yang tidak terduga, ditambah dengan kurangnya pengawasan
baik dari pihak sekolah maupun pihak dunia usaha atau dunia industri yang dijadikan
tempat praktek kerja, berpengaruh pada kurangnya link and match antara pendidikan
yang dilaksanakan oleh pihak sekolah dengan kebutuhan di dunia usaha atau dunia
industri. Hal tersebut mengakibatkan proses pendidikan tidak sesuai dengan
kebutuhan pembangunan sehingga hasilnya pun tidak cocok (match) dengan
kebutuhan dunia kerja. Selain itu kurangnya materi pelajaran yang didapat untuk
dipraktekan dalam pelaksanaan Prakerin, serta kompetensi keahlian siswa tidak
sesuai dengan instansi tempat Prakerin yang membuat siswa tidak dapat
mengaplikasikan teori atau konsep yang diperoleh pada saat pembelajaran di sekolah.
Secara tidak langsung menyebabkan kurangnya kesiapan siswa pada pengetahuan dan
pembekalan dalam melaksanakan Prakerin sehingga menghambat dalam kelancaran
proses pelaksanaan Prakerin di suatu instansi atau lembaga.
C. Perumusan Masalah Penelitian
Proses pendidikan yang terjadi didalamnya adalah kegiatan belajar mengajar
antara siswa dengan pengajar atau guru dan tujuan yang hendak dicapai adalah
menghasilkan lulusan sesuai yang diharapkan. SMK adalah sekolah formal yang
6
ataudunia industri.Berdasarkan identifikasi masalah penelitian diatas penulis
merumuskan rumusan masalahpenelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana manajemen Praktek Kerja Industri (Prakerin) di SMK Bina Warga
Bandung?
2. Bagaimana mutu praktek kerja di SMK Bina Warga Bandung?
3. Bagaimana pengaruh manajemen Praktek Kerja Industri (Prakerin) terhadap
mutu praktek kerja di SMK Bina Warga Bandung?
D. Tujuan Penelitian
1. Umum
Adapun tujuan secara umum adalah untuk memperoleh gambaran tentang
Pengaruh Manajemen Praktek Kerja Industri (Prakerin) terhadap Mutu Praktek Kerja
di SMK Bina Warga Bandung.
2. Khusus
a. Untuk memperoleh gambaran mengenai manajemen Praktek Kerja Industri
(Prakerin) di SMK Bina Warga Bandung.
b. Untuk memperoleh gambaran mengenai mutu praktek kerja di SMK Bina
Warga Bandung.
c. Untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh manajemen Praktek Kerja
Industri (Prakerin) terhadap mutu praktek kerja di SMK Bina Warga
Bandung.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat secara praktis maupun secara
teoritis, yaitu :
1. Manfaat Secara Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat sebagai
a. Peneliti, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang masalah
kependidikan sebelum terjun langsung di lapangan kerja serta dapat mendorong
diadakannya penelitian lanjutan.
b. SMK Bina Warga, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
dan masukan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan-kebijakan
dalam upaya meningkatkan mutu praktek kerja, melalui manajemen Prakerin
pada periode yang akan datang.
c. Dunia usaha atau dunia industri pasangan yang merupakan tulang punggung
pelaksanaan Prakerin, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kerja sama
dengan pihak sekolah.
2. Manfaat Secara Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat secara
teoritis sabagai berikut :
a. Menambah khasanah keilmuan terutama berkenaan dengan manajemen Prakerin
sebagai upaya peningkatan mutu praktek kerja.
b. Dapat dipakai sebagai bahan kajian lebih mendalam bagi penelitian-penelitian
lanjutan yang sifatnya lebih luas dan mendalam.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Secara garis besar struktur organisasi penulisan laporan penelitian ini, dibagi
menjadi lima bagian atau bab, yang dimulai dari Bab I berisi Pendahuluan. Kemudian
berturut-turut: Bab II berisi Kajian Pustaka dan Kerangka Pemikiran. Bab III berisi
Metode Penelitian, Bab IV tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan, serta Bab V
berisi Kesimpulan dan Rekomendasi.
Bab I PENDAHULUAN berisi beberapa sub bab, yaitu: Latar Belakang Penelitian;Identifikasi Masalah Penelitian; Rumusan Masalah Penelitia;,
Tujuan Penelitian; Manfaat Penelitian; serta Struktur Organisasi Skripsi.
Bab II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
8
Pembelajaran di SMK; Mutu Praktek Kerja; Kerangka Pemikiran dan
Hipotesis Penelitian.
Bab III METODE PENELITIAN terbagi menjadi sub bab: Lokasi, Metode
Penelitian dan Desain Penelitian; Populasi dan Sampel; Definisi
Operasional; Instrumen Penelitian; Prosedur Penelitian; Teknik
Pengumpulan; Kesimpulan Hasil Uji Instrumen; dan Analisis Data.
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN terdiri dari sub bab: Hasil
Penelitian dan Pembahasan.
Bab V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI terbagi menjadi sub bab:
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakana di SMK Bina Warga Bandung yang merupakan
sekolah berstatus SwastaTerakreditasi “A“dengan memiliki lima program keahlian
yang diantaranya Akuntansi, Administrsi Perkantoran, Pemasaran, Akomodasi
Perhotelan dan Multimedia. SMK Bina Warga ini bertempat di Jalan Buah batu No.
135 Bandung 40264, Nomor Telepon. (022) 7305120.
A. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian dimana
metode penelitian ini akan dijadikan pedoman untuk menjalankan penelitian,
sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono
(2012; 6) menjelaskan bahwa :
“Metode penelitian merupakan suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data
yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang
pendidikan”.
Metode yang akan digunakan oleh peneliti yaitu metode penelitian deskriptif
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, sama halnya dengan tujuan yang telah
dikemukakan peneliti pada bab sebelumnya. Tujuan dari metode penelitian kuantitatif
ini yaitu untuk menjelaskan fenomena sosial yang memfokuskan pada ada atau tidak
adanya suatu hubungan antar variabel yang diteliti. Data penelitian dari metode
penelitian kuantitatif ini berupa angka dan analisis menggunakan statistik. Menurut
Sugiyono (2012; 14) menjelaskan bahwa :
“Metode penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
43
Metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif ini dilakukan
dengan sampel yang diambil secara random, dimana kesimpulan hasil penelitian
dapat digeneralisasikan melalui populasi dimana sampel tersebut diambil. Peneliti
menggunakan pendekatan kuantitatif karena, pende katanini mengutamakan
nilai-nilai matematis, terencana dan keakuratan dalam memecahkan permasalahan tersebut
serta membuktikan hipotesis penelitian dengan hitungan statistik serta pengumpulan
data yang terkontrol.
Seperti yang sudah diketahui, permasalahan yang diangkat dan diteliti dalam
penelitian ini yaitu berkaitan dengan hubungan dua variabel, maka metode yang tepat
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif dimana penggambaran data-data yang diperoleh benar-benar aktual yang
disajikan dalam bentuk angka-angka sebagai hasil penelitian yang dilakukan terhadap
populasi ataupun sampel penelitian. Nana Sudjana (1996: 53) mengemukakan
pentingnya metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif sebagai
berikut:
“Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan secara kuantitatif
digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau suatu kejadian yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk
angka yang bermakna.”
Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode deskriptif karena
penelitian ini meneliti permasalahan yang berlangsung pada saat sekarang, sedangkan
studi kepustakaan digunakan sebagai sarana untuk memperoleh informasi dengan
penelahaan terhadap sumber tertulis yang relevan dan mendukung terhadap masalah
yang diteliti guna menunjang validitas dan reliabilitas instrumen pengumpulan data
dan mempertajam kajian permasalahan penelitian.
Menurut Ali (1985: 120), “metode penelitian deskriptif yaitu metode yang
digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalaahan yang sedang dihadapi
a. Memusatkan diri pada pemecahan-pemecahan masalah-masalah yang ada pada
masa sekarang atau pada masalah-masalah yang aktual; dan
b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis.
Oleh karenannya metode ini sering disebut metode analisa.
Dengan demikian, metode deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk
memecahkan masalah yang faktual berdasarkan data yang disusun dan diproses untuk
mendapatkan hasil penelitian sesuai masalah yang diteliti.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan kerangka kerja yang digunakan untuk melaksankan
penelitian. Desain penelitian akan memberikan gambaran menengai prosedur untuk
mendapatkan informasi atau data yang diperlukan untuk menjawab seluruh
pertanyaan penelitian.
Dalam melaksanakan suatu penelitian, diperlukan suatu perencanaan penelitian
yang dilakukan agar penelitian dapat dilaksanakan dengan baik, sistematis dan
efektif. Nasution (2009: 23) memaparkan bahwa “Desain penelitian merupakan
rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan
secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu”. Sedangkan E. A. Suchman dalam Nazir (1988: 99), memaparkan bahwa “Desain dari penelitian adalah semua
proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Desain
penelitian bertujuan untuk memberi pertanggungjawaban terhadap semua langkah
yang akan diambil dalam pelaksanaan penelitian. Sebagaimana dikemukakan oleh
Nasution (2009: 23-24), bahwa kegunaan desain penelitian diantaranya:
a. Desain memberikan pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan
penelitiannya. Dalam penelitian, desain merupakan syarat mutlak agar dapat
meramalkan sifat pekerjaan serta kesulitan yang akan dihadapi.
b. Desain menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan
45
c. Desain penelitian selain memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang
harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang
akan dihadapi yang mungkin juga telah dihadapi oleh peneliti lain.
Berdasarkan pemaparan di atas, terlihat bahwa dengan adanya desain penelitian
akan memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian dan mencapai tujuan yang
diharapkan dari penelitiannya. Menurut Nasution (2009: 56), untuk menghasilkan
penelitian yang baik dan akurat, maka peneliti harus menyusun desain penelitian yang
akan digunakan, proses desain penelitian tersebut antara lain yaitu:
a. Identifikasi dan pemilihan masalah.
b. Pemilihan kerangkan konseptual.
c. Memformulasikan masalah penelitian dan membuat hipotesis.
d. Membangun penyelidikan dan percobaan.
e. Memilih dan mendefinisikan pengukuran variabel.
f. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan.
g. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.
h. Membuat coding, serta mengadakan editing dan processing data.
i. Menganalisa data dan pemilihan prosedur statistik.
j. Penulisan laporan hasil penelitian.
Dengan demikian, desain penelitian yang menurut peneliti sesuai dengan kajian
yang akan diteliti yaitu dengan menggunakan metode penelitian deskriptif melalui
pendekatan kuantitatif untuk menguji hipotesis penelitian yang telah diajukan serta
memperoleh data penelitiandari beberapa sampel dengan menggunakan kuesioner.
Dari penjelasan diatas, peneliti mencoba menggambarkan desain penelitian
Gambar 3. 1
Desain Penelitian
Peneliti mencoba menggambarkan desain untuk menghasilkan laporan penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti menggambarkan penelitian yang diawali dengan adanya
masalah.dari masalah tersebut peneliti dapat merumuskannya ke dalam Latar
Belakang Masalah yang didalamnya menggambarkan fenomena yang terjadi pada
suatu organisasi atau lembaga atau perusahaan yang akan diteliti yang selanjutnya
dirumuskan mengenai pertanyaan-pertanyaan penelitian (Rumusan Masalah) yang
nantinya akan dijawab ketika Teknik Pengumpulan data. Latar Belakang Masalah dan
Rumusan Masalah tersebut dalam laporan penelitian, dipaparkan pada BAB I, untuk
kerangka konseptual dan hipotesis awal dipaparkan pada BAB II sebagai landasan
teoretis yang peneliti anggap sesuai dengan yang akan diteliti. Setelah
Latar Belakang Masalah
1. Fenomena Makro Yuridis
Filosofis
Teoritik/Normatif 2. Fenomena Mikro
Empirik Kerangka Konseptual
Hipotesis Metode Penelitian
Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan
Data
Perhitungan Statistika
Kesimpulan Rekomendasi
Identifikasi Masalah
Rumusan
47
mendapatkanteori atau konsep dari para ahli yang dianggap sesuai, maka peneliti
perlu mengumpulkan data yang berkaitan dengan penelitian dari organisasi, lembaga,
atau perusahaan yang akan diteliti. Setelah mendapatkan data-data yang dibutuhkan,
maka peneliti perlu menggunakan metode penelitian sebagai alat untuk dijadikan
pedoman menjalankan penelitian yang biasa dipaparkan pada BAB III.
Selanjutkan, setelah didapatkannya alat-alat yang akan digunakan untuk
melakukan analisis dan teknik pengolahan data serta penghitungan statistika yang
akan digunakan, maka peneliti menggunakan seluruh alat tersebut untuk menguji
hipotesis yang telah dipaparkan pada BAB II serta hasil pengolahan data yang
menunjukkan atau menjawab rumusan masalah yang telah dipaparkan pada BAB I.
Kajian ini, dipaparkan pada BAB IV sebagai hasil dari penelitian yang nantinya dapat
diberikan kesimpulan serta rekomendasi dari apa yang telah diteliti sebagai feedback
dari peneliti untuk organisasi atau lembaga atau perusahaan yang diteliti.
B. Populasi dan Sampel
Setelah menentukan metode penelitian dengan menggunakan metode penelitian
deskriptif dan pendekatan kuantitatif, maka peneliti selanjutnya menentukan populasi
dan sampel yang akan diteliti. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri
dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2012; 117). Populasi ini merupakan keseluruhan karakteristik yang
dimiliki oleh obyek atau subyek yang akan diteliti, dalam hal tersebut maka bukan
hanya orang tetapi benda alam lainnya pun merupakan populasi. Sesuai dengan
permasalahan penelitian, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
Guru yang berjumlah 47 orang.
Menurut Sugiyono (2012; 118) menjelaskan bahwa, sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam sampel tersebut,
akan digunakan dalam penelitian. Teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini
yaitu Sampling Jenuh.
Dalam penarikan jumlah sampel menurut Arikunto (2002; 112) menyatakan
bahwa:
“Bila jumlah subjek populasinya kurang dari 100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Bila jumlah subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 –25% atau lebih”.
Berdasarkan pernyataan tersebut, karena populasi kurang dari 100 maka sampel
dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh. Sejalan dengan menurut Sugiyono
(2010; 217) “sampling jenuh adalah sampel yang mewakili jumlah populasi, biasanya dilakukan jika populasi dianggap kecil atau kurang dari 100”.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk memberikan persamaan persepsi
sehingga terdapat persamaan pemahaman terhadap istilah-istilah yang digunakan
dalam penelitian ini. Pentingnya definisi operasional dibahas karena terdapat
istilah-istilah berbeda yang digunakan untuk menyebutkan isi atau maksud yang sama, atau
sebaliknya istilah-istilah yang sama dipergunakan untuk menyebutkan isi atau
maksud yang berbeda.
Operasionalisasi variabel dilakukan untuk membatasi pembahasan agar tidak
terlalu meluas. Istilah variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan
dalam setiap jenis penelitian. F. N. Kerlinger (dalam Arikunto, 2002; 94)
menyebutkan “variabel sebagai sebuah konsep seperti halnya laki-laki dalam konsep
jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran”. Sedangkan menurut Sugiyono (2004; 19) “variabel penelitian itu adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan”.
Untuk menghindari kesimpangsiuran dan salah pengertian terhadap istilah yang
49
menjelaskanpengertian serta maksud yang terkandung dalam judul penelitian
sehingga diharapkan akan menambah keragaman landasan berfikir peneliti dan
pembaca.
Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu “Pengaruh Manajemen Praktek Kerja Industri (Prakerin) Terhadap Mutu Praktek Kerja di SMK Bina Warga Bandung,
maka peneliti menjelaskan beberapa istilah yang dimaksud :
1. Manajemen Praktek Kerja Industri (Prakerin)
Manajemen Prakerin adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang
dirancang dengan mengaitkan program pembelajaran di sekolah dengan program
pelatihan di dunia usaha atau dunia industri berupa proses mengelola atau menata
agar dapat berjalan secara efektif dan efisien sehingga mencapai tujuan secara
optimal, dengan suatu proses yang nyata mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
penyelenggaraan,dan pengawasan.
2. Mutu
Mutu adalah gambaran dan karakteristik secara menyeluruh dari jasa pendidikan
secara internal maupun eksternal yang menunjukan kemampuan memuaskan
kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat mencakup input, proses, dan output
pendidikan.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
angket. Instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data dimana dalam
penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif ini, instrumen merupakan
sebuah kunci yang digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Hal
tersebut juga dijelaskan oleh Sugiyono (2012; 133) bahwa, “Instrumen penelitian
digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif
yang akurat”.
Menurut Arikunto (2007: 10) menjelaskan bahwa, instrumen pengumpulan data
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudaholehnya. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
yaitumenggunakan angket. Langkah pertama dari penyusunan instrumen yaitu
menentukan dan menetapkan variabel penelitian. Setelah ditetapkan variabelnya,
tahap selanjutnya yaitu memberikan definisi operasional dari setiap variabelnya dan
selanjutnya ditentukan indikator-indikator yang akan diukur. Setelah itu, indikator
tersebut dipaparkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan.
1. Validitas Instrumen
Menurut Arikunto (2010; 15) validitas merupakan keadaan yang
menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang
hendak diukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap
skor total. Hasil perhitungan validitas ini dapat digunakan untuk menyelidiki lebih
lanjut butir-butir soal yang mendukung maupun yang tidak mendukung. Dukungan
setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi, dikarenakan tes yang dilakukan
berupa uraian, maka untuk mendapatkan validitas butir soal digunakan rumus korelasi
Pearson Product Moment (Sugyono, 2003; 132),yaitu:
2 2 xy
y
x
xy
r
Keterangan:
x = Xi X= Selisih dari skor butir soal dengan rerata skor butir soal.
y = Yi Y = Selisih dari skor total butir soal dengan rerata skor butir soal.
xy
r = Koefisien validitas
x = Selisih antara skor butir soal dengan rerata skor butir soal
y = Selisih antara skor total dengan rerata skor total butir soal
i
51
i
Y = Skor total butir soal
X = Rerata skor butir soal Y = Rerata skor total butir soal
Suatu instrumen penelitian dikatakan valid jika rxy> r tabel dengan mengambil
taraf signifikansi tertentu, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data.
Selanjutnya untuk menginterpretasikan klasifikasi validitas instrumen menggunakan
kriteria yang dibuat Guilford (Subana & Sudrajat, 2005; 130) tersaji pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Klasifikasi Koefisien Validitas
Nilai rxy Klasifikasi
rxy 0,00 Tidak Valid
0,00 < rxy < 0,20 Korelasi Sangat Rendah
0,20 rxy< 0,40 Korelasi Rendah
0,40 rxy< 0,70 Korelasi Sedang
0,70 rxy< 0,90 Korelasi Tinggi
0,90 rxy 1,00 Korelasi Sangat Tinggi
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabelberarti handal sehingga reliabilitas berarti dapat diandalkan Reliabilitas
instrumen adalah reabilitas yang dihitung untuk mengetahui tingkat konsistensi
instrumen tersebut. Sebuah tes disebut reliabel jika instrumen itu menghasilkan skor
yang konsisten. Jika pengukurannya diberikan pada subyek yang sama, meskipun
dilakukan oleh peneliti yang berbeda, waktu yang berbeda, dan tempat yang berbeda.
Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas bentuk uraian
r = reliabilitas yang dicari k = banyaknya butir soal
2 iσ = jumlah varians butir soal
2 t
= varians total N = banyak respondenX = skor butir soal
Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel jika r11> r tabel dengan mengambil
taraf signifikansi tertentu sehingga dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data.
Selanjutnya untuk menginterpretasikan reliabilitas instrumen menggunakan kriteria
yang dibuat Guilford (Subana & Sudrajat, 2005: 132) dan tersaji pada Tabel 3.2
berikut:
Tabel 3.2
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Nilai r11 Interpretasi
r11< 0,20 Korelasi Sangat Rendah
0,20 r11< 0,40 Korelasi Rendah
0,40 r11< 0,70 Korelasi Sedang
0,70 r11< 0,90 Korelasi Tinggi
0,90 r11< 1,00 Korelasi Sangat Tinggi
53
E. Prosedur Penelitian
Pengolahan data merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu penelitian.
Karena dengan pengolahan data, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang
berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Data yang telah dikumpulkan perlu
dipecah-pecahkan dalam kelompok-kelompok, diadakan kategorisasi, dilakukan
manipulasi serta dianalisis sehingga data tersebut mempunyai makna untuk
menjawab masalah dan bermanfaat untuk menguji hipotesa atau pertanyaan
penelitian. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahap-tahap
sebagai berikut :
1. Editing. Pada tahapan ini, data yang telah terkumpul melalui daftar pertanyaan
(kuesioner) perlu dibaca kembali untuk melihat apakah ada hal-hal yang masih
meragukan dari jawaban responden. Jadi, editing bertujuan untuk memperbaiki
kualitas data dan menghilangkan keraguan data.
2. Koding. Setelah tahap editing selesai, maka data-data yang berupa
jawaban-jawaban responden perlu diberi kode untuk memudahkan dalam menganalisis
data. Hal ini sangat penting artinya, apalagi jika proses pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer. Pemberian kode pada data
dapat dilakukan dengan melihat jawaban dari pola pertanyaan yang diajukan
dalam kuesioner.
3. Tabulasi Data. Tabulasi data merupakan proses pengolahan data yang dilakukan
dengan cara memasukkan data ke dalam tabel. Atau dapat dikatakan bahwa
tabulasi data adalah penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar untuk
memudahkan dalam pengamatan dan evaluasi. Hasil tabulasi data ini dapat
menjadi gambaran tentang hasil penelitian, karena data-data yang diperoleh dari
lapangan sudah tersusun dan terangkum dalam tabel-tabel yang mudah dipahami
maknanya. Selanjutnya peneliti bertugas untuk memberi penjelasan atau
keterangan dengan menggunakan kalimat atas data-data yang telah diperoleh.
4. Analisis Data. Pada dasarnya, pengolahan data dalam penelitian sosial tidak
penelitian, baik dalam penyusunan, perumusan hipotesis, pengembangan alat dan
instrument penelitian, penyusunan rancangan penelitian, penentuan sampel,
maupun dalam analisis data.
1. Interpretasi Data. Setelah data yang terkumpul dianalisis dengan teknik statistik
hasilnya harus diinterprestasikan atau ditafsirkan agar kesimpulan-kesimpulan
penting mudah ditangkap oleh pembaca. Interpretasi merupakan penjelasan
terperinci tentang arti sebenarnya dari materi yang dipaparkan, selain itu juga
dapat memberikan arti yang lebih luas dari penemuan penelitian. Kedudukan
interpretasi dalam rangkaian proses analisis data penelitian sangat penting. Oleh
karena itu, interpretasi harus dilakukan dengan hati-hati, sebab kualitas analisis
sangat tergantung dari kualitas interpretasi yang dibuat peneliti terhadap data.
2.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan data dari
permasalahan yang akan dipecahkan. Menurut Nazir (2003; 174) menjelaskan bahwa
“Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan”.
Pengumpulan data tergantung pada teknik atau cara yang digunakan dalam
mengumpulkan data dimana teknik tersebut berfungsi untuk menjawab
permasalahan-permasalahan ataupun mendapatkan hipotesis penelitian. Ketepatan
teknik atau cara yang digunakan akan menunjukkan kualitas data yang dihasilkan.
Teknik pengumpulan data menjadi bagian dari tindak lanjut instrumen penelitian,
dalam arti teknik pengumpulan data akan bergantung pada instrumen sebagai alat
pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain yaitu melalui wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, angket
dan sebagainya. Pengumpulan data memiliki peran penting, karena seperti yang
diketahui bahwa pada dasarnya penelitian merupakan kegiatan dalam mengumpulkan
55
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode angket atau
kuesioner.
Menurut Sugiyono (2012: 199), bahwaangket (Kuesioner), menjelaskan bahwa :
“Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya”.
Pemilihan metode angket sebagai alat pengumpulan data dikarenakan angket
memiliki kelebihan dan dirasa efektif serta efisien dalam mengumpulkan data yang
respondennya cukup banyak dan tersebar dalam wilayah yang cukup luas.
Angket yang digunakan oleh peneliti yaitu angket tertutup atau berstruktur.
Menurut Akdon (2008: 132), bahwa “Angket berstruktur merupakan angket yang
disajikan sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban
yang sesuai dengan karakter dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau
tanda checklist (√)”. Sementara, Burhan (2001: 123), mengemukakan bahwa:
“Angket langsung tertutup adalah angket yang dirancang sedemikian rupa untuk merekam data tentang keadaan yang dialami oleh responden sendiri, kemudian semua alternatif jawaban yang harus dijawab oleh responden
tertera dalam angket tersebut”.
Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu
masalah dan reponden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban
yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Disamping
itu, responden mengetahui informasi yang diminta. Menurut Burhan (2001: 89),
mengemukakan kelebihan penggunaan angket sebagai alat pengumpulan data, yaitu :
a. Metode angket membutuhkan biaya yang relatif murah.
b. Pengumpulan data lebih mudah,terutama pada responden yang terpencar-pencar.
c. Pada penelitian sampel di atas 1000, penggunaan metode ini sangat tepat.
d. Walaupun penggunaan metode ini pada sampel yang relatif besar,.tetapi
pelaksanaannya dapat berlangsung serempak.
f. Kalau metode ini dilakukan dengan menggunakan jasa pos, maka relatif tidak
membutuhkan atau tidak terikat pada pengumpul data.
g. Kalaupun metode ini menggunakan petugas lapangan pengumpul data, hanya
terbatas pada fungsi menyebarkan dan menghimpun angket yang telah diisi atau
dijawab oleh responden.
1. Kurikulum harus
mengandung komponen tujuan.
2. Isi atau materi dan evaluasi yang dirancang menjadi satu kesatuan utuh.
3. Rancangan pendidikan dan pelatihan yang menyentuh dan terpadu.
1. Day release disepakati bersama dari 6 hari belajar dalam satu minggu, 5 hari di industri pasangan dan 1 hari di sekolah.
2. Dalam penyelenggaraan block
release disepakati bersama
bulan atau semester mana di institusi pasangan, dan bulan atau semester mana di
sekolah. Dalam
penyelenggaraan hour release disepakati jam-jam belajar yang harus dibagi dua antara jam belajar di sekolah dengan jam bekerja di industri.
9,10
11
Pendataan siswa peserta
1. Mengumpulkan data-data industri yang dapat digunakan sebagai tempat Prakerin;
57
Prakerin bekerjasama;
2. Kesiapan industri menerima siswa Prakerin ditandai dengan surat kesediaan.
15
Sosialisasi Prakerin
1. Sekolah menyiapkan lembar ketersediaan industri untuk kesiapan industri menerima siswa Prakerin ditandai surat kesediaan.
2. Sekolah menyiapkan surat undangan untuk industri sebagai salah satu tutor dalam pembekalan Prakerin.
1. Bentuk-bentuk pekerjaan yang dilakukan.
1. Pengajar minimal S1.
2. Pengajar mampu menyiapkan metode pengajaran.
3. Kepala sekolah memiliki kualifikasi yang baik.
4. Terdapat Administrasi yang Profesional.
1. Pengajar memiliki kualifikasi yang tinggi.
2. Mampu memberikan
bimbingan kepada siswa Prakerin.
34
35,36
Penempata n siswa
1. Sekolah menyiapkan surat undangan untuk industri sebagai salah satu tutor dalam pembekalan Prakerin.
1. Model pengaturan
penyelenggaraan program.
1. Mengimplementasikan materi yang selama ini dipelajari di
ran sekolah.
2. Mengimplementasikan
Kemampuan Normatif, Kemampuan Adaptif, Teori Kejuruan, Praktek Dasar Kejuruan dan Praktek Keahlian Produktif.
kemampuan peserta didik agar menjadi warga negara yang baik dan memiliki karakteristik sebagai bangsa indonesia.
2. Aspek pendidikan dasar yang menunjang pembentukan kemampuan adaptif, yaitu memberi bekal penunjang untuk menguasai keahlian
profesi dan bekal
kemampuan untuk mengikuti
perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. 3. Aspek pendidikan dasar
profesi, yaitu membentuk peserta didik untuk menguasai pengetahuan dan teknik dasar keahlian profesi. 4. Aspek pelatihan keahlian dengan cara bekerja langsung di dunia industri secara terprogram untuk membentuk kemampuan
1. Membuat laporan Prakerin 2. Pemberian nilai diberikan
oleh industri dan sekolah.
58 59,60
Ukuran 1. Penilaian Berbasis Kelas. 2. Penilaian Kompetensi.
1. Format sertifikasi dapat berasal dari sekolah atau
59
industri tempat Prakerin telah dimiliki sendiri format sertifikat.
2. Laporan Prakerin. 70
2.
1. Penguasan siswa tentang pengenalan fakta-fakta. 4. Kemampuan siswa mengkaji
(analisis) suatu masalah dan upaya pemecahannya.
5. Kemampuan peserta
mengenai kegiatan dan produk yang dihasilkan.
G. Kesimpulan Hasil Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dilakukanterhadap 32orang guru yang diberikansecaraacak.
Hasil uji coba instrumen yang pertamaadalah uji validitas. Uji validitas dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat ketepatan instrumen mengukur sesuatu
dengan tepat apa yang hendak diukur. Rumus yang digunakan untuk menguji
validitas adalah korelasi produk moment dari Karl Pearson dengan rumusan hipotesis
di bawah ini.
1. Rumusan Hipotesis
H1: Instrumen yang digunakan valid
2. Statistik Uji, Kriteria Pengujian dan Kesimpulan
Tabel 3.4
Data Hasil Uji Validitas Instrumen
Item r hitung r tabel Keputusan H0
Keterangan Kategori
1. 0,408 0,349 Ditolak Valid Sedang
2. 0,600 0,349 Ditolak Valid Sedang
3. 0,380 0,349 Ditolak Valid Rendah
4. 0,374 0,349 Ditolak Valid Rendah
5. 0,475 0,349 Ditolak Valid Sedang
6. 0,597 0,349 Ditolak Valid Sedang
7. 0,470 0,349 Ditolak Valid Sedang
8. 0,441 0,349 Ditolak Valid Sedang
9. 0,669 0,349 Ditolak Valid Sedang
10. 0,365 0,349 Ditolak Valid Rendah
11. 0,690 0,349 Ditolak Valid Sedang
12. 0,412 0,349 Ditolak Valid Sedang
13. 0,679 0,349 Ditolak Valid Sedang
14. 0,600 0,349 Ditolak Valid Sedang
15. 0,380 0,349 Ditolak Valid Rendah
16. 0,364 0,349 Ditolak Valid Rendah
17. 0,406 0,349 Ditolak Valid Sedang
18. 0,523 0,349 Ditolak Valid Sedang
19. 0,531 0,349 Ditolak Valid Sedang
20. 0,519 0,349 Ditolak Valid Sedang
21. 0,592 0,349 Ditolak Valid Sedang
22. 0,595 0,349 Ditolak Valid Sedang
23. 0,483 0,349 Ditolak Valid Sedang
24. 0,421 0,349 Ditolak Valid Sedang
25. 0,418 0,349 Ditolak Valid Sedang
26. 0,488 0,349 Ditolak Valid Sedang
27. 0,447 0,349 Ditolak Valid Sedang
28. 0,449 0,349 Ditolak Valid Sedang
61
30. 0,431 0,349 Ditolak Valid Sedang
31. 0,519 0,349 Ditolak Valid Sedang
32. 0,392 0,349 Ditolak Valid Rendah
33. 0,595 0,349 Ditolak Valid Sedang
34. 0,483 0,349 Ditolak Valid Sedang
35. 0,468 0,349 Ditolak Valid Sedang
36. 0,473 0,349 Ditolak Valid Sedang
37. 0,600 0,349 Ditolak Valid Sedang
38. 0,380 0,349 Ditolak Valid Rendah
39. 0,374 0,349 Ditolak Valid Rendah
40. 0,406 0,349 Ditolak Valid Sedang
41. 0,440 0,349 Ditolak Valid Sedang
42. 0,669 0,349 Ditolak Valid Sedang
43. 0,523 0,349 Ditolak Valid Sedang
44. 0,479 0,349 Ditolak Valid Sedang
45. 0,382 0,349 Ditolak Valid Rendah
46. 0,412 0,349 Ditolak Valid Sedang
47. 0,419 0,349 Ditolak Valid Sedang
48. 0,600 0,349 Ditolak Valid Sedang
49. 0,547 0,349 Ditolak Valid Sedang
50. 0,406 0,349 Ditolak Valid Sedang
51. 0,669 0,349 Ditolak Valid Sedang
52. 0,355 0,349 Ditolak Valid Rendah
53. 0,690 0,349 Ditolak Valid Sedang
54. 0,412 0,349 Ditolak Valid Sedang
55. 0,368 0,349 Ditolak Valid Rendah
56. 0,373 0,349 Ditolak Valid Rendah
57. 0,600 0,349 Ditolak Valid Sedang
58. 0,380 0,349 Ditolak Valid Rendah
59. 0,374 0,349 Ditolak Valid Rendah
60. 0,406 0,349 Ditolak Valid Sedang
61. 0,440 0,349 Ditolak Valid Sedang
62. 0,441 0,349 Ditolak Valid Sedang
63. 0,600 0,349 Ditolak Valid Sedang
64. 0,380 0,349 Ditolak Valid Rendah
66. 0,406 0,349 Ditolak Valid Sedang
67. 0,440 0,349 Ditolak Valid Sedang
68. 0,441 0,349 Ditolak Valid Sedang
69. 0,669 0,349 Ditolak Valid Sedang
BerdasarkanTabel 3.4 di atasdihasilkanbahwa ternyata sebanyak 69 butir item
dapat dinyatakan valid, dikarenakan nilai r hitung > r tabel dengan mengambil taraf
kesalahan 5%. Dengan demikian, 69 butir item
manajemenPrakerindanmutupraktekkerjadapat digunakan sebagai alat pengumpulan
data. Namun, terdapat 29 butir item manajemen Prakerin dan mutu praktek kerja
dinyatakan tidak validmaka item tersebutdihapuskan, dikarenakan nilai r hitung <
nilai r tabel dengan taraf kesalahan 5% dan dilakukan revisi. Dari 98 butir item
tersebut, 53 (54,08%) butir item validitasnya dikategorikan sedang, 25 (25,51%) butir
item validitasnya dikategorikan rendah, 2 (2,04%) butir item validitasnya
dikategorikan sangat rendah, dan 18 (18,37%) butir item validitasnya dikategorikan
tidak valid.
Selanjutnya hasil uji coba intrumen yang kedua adalah reliabilitas. Rumus yang
dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen di dalam penelitian ini adalah
koefisien alpha dari Cronbach dengan rumusan hipotesis di bawah ini.
1. Rumusan Hipotesis
H0 : Instrumen yang digunakan tidak reliabel
H1 : Instrumen yang digunakan reliabel
2. Statistik Uji, Kriteria Pengujian dan Kesimpulan
Tabel 3.5
Data Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
r hitung
(Cronbach’s Alpha) r tabel
Keputusan H0
Keterangan Kategori
63
Tabel 3.5 memberikan informasi bahwa r hitung atau koefisien Cronbach’s
Alpha diperoleh sebesar 0,838 dan dikategorikan tinggi. Dengan mengambil taraf
kesalahan sebesar 5% dan derajat kebebasan N sebesar 32, sehingga r tabel yang
didapatkan adalah 0,349. Terlihat bahwa koefisien Cronbach’s Alpha lebih besar dari
r tabel, sehingga H0 ditolak. Dengan demikian, instrumen yang digunakan
dalampenelitianiniadalahreliabel dan dapat dijadikan sebagai alat pengumpulan data.
H. Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan. Tujuannya yaitu untuk menjawab tujuan,
pertanyaan penelitian dan hipotesis penelitian. Menurut Sugiyono (2012; 207)
menjelaskan bahwa, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
responden atau sumber data lain terkumpul”. Menurut Nazir (2003; 346) menjelaskan
bahwa, “Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah,
karena dengan dilakukan analisis, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang
berguna dalam memecahkan masalah penelitian”. Namun untuk penelitian kuantitatif,
pada dasarnya pengolahan data dalam penelitian sosial tidak lepas dari penggunaan
metode statistik tertentu. Statistik sangat berperan dalam penelitian, baik dalam
penyusunan, perumusan hipotesis, pengembangan alat dan instrumen penelitian,
penyusunan rancangan penelitian, penentuan sampel, maupun dalam analisis
data.Hasil angket diolah dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut:
% 100 n f P
Keterangan:
P = Persentase jawaban
n = Banyak responden
Selain itu, data dihitung dengan persentase perskoran untuk masing-masing item
dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria, yaitu:
Tabel 3.6
Interpretasi Persentase Skor Angket
Persentase Skor Jawaban (P) Kategori
0 P 20 Sangat Rendah
Data berupa hasil angket dianalisa secara kuantitatif dengan menggunakan uji
statistiksebagaiberikut:
a. Memberikan skor angket sesuai dengan kunci alternative jawaban,
jikabenardiberikanskor 1 dansalahdiberikanskor 0.
b. Melakukan uji korelasiPearson Produk Moment jikaskormanajemenprakerin,
skormutupraktekkerjaberdistribusi normal
danvarians-variansnyahomogendengan hipotesis sebagai berikut:
65
XY
r =Nilaikorelasimanajemenprakerin(X)terhadapmutupraktekkerja(Y).
n =Banyaknya data
X =Skormanajemenprakerin
Y =Skormutupraktek
Jika rXY> r tabel (%, n) maka dapat dikatakan terdapat
korelasiantaraduavariabel tersebut. Adapun tingkat signifikansi (keberartian)
koefisien korelasi rXYberdasarkan pada
2
dikatakan terdapat korelasi yang
signifikanantaraduavariabeltersebut..Adapununtukmengetahuibesarnyasumbangs
ihvariabel X terhadapvariabel Y dinyatakandengankoefisiendeterminasi, yaitu:
kudratdarinilaikorelasi (rXY) dikalikan 100%.
Begitujugauntukmengetahuitingkatkekuatanhubunganantaravariabel X
danvariabel Y dapatdisajikanpadaTabel 3.7 di bawahini:
Interval koefisien korelasi Tingkat kekuatan hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
c. Melakukan uji korelasirank spearman jikaskormanajemenprakerin,
skormutupraktekkerjaberdistribusitidak normal
n
1 dengan tingkat signifikansi 2
1
d. Melakukan uji hubungan linear
antaramanajemenPrakerindenganmutukerjapraktekdanmelakukanujikoefisienregr
esisederhanamutupraktekatasmanajemenPrakerindenganmenggunakanujianalisisr
egresirumusanhipotesis:
H0 : Tidakterdapathubungan linear mutupraktekkerjaatasmanajemenprakerin.
H1 : Terdapathubungan linear mutupraktekkerjaatasmanajemenPrakerin.
Dengan menggunakan metode kuadrat terkecil, konstanta (a) dankoefisien (b)
regresisederhanamutupraktekkerja (Y) atasmanajemenprakerin(X) dapat
ditentukandengan:
Pengujian kelinearan regresi sederhanauntuk menguji apakah regresi yang
diperoleh memiliki hubungan linear atau tidak antara variabel dependen dengan
67
Pengujian koefisien regresi untuk menguji apakah koefisien regresi memiliki
pengaruh signifikan atau tidakdenganuji t sebagaiberikut:
n
Koefisienregresisignifikanjika t hitung > t tabel (/2;n-k).
Keterangan:
= Koefisien parameter regresisederhana
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Penelitian tentang pengaruh manajemen praktek kerja industri (Prakerin)
terhadap mutu praktek kerja di SMK Bina Warga Bandungdapat diambil kesimpulan,
adalah sebagai berikut:
1. Manajemen Prakerin di SMK Bina Warga Bandung secara komprehensif
dikategorikan baik dalam aspek perencanaan terutama pada tujuan prakerin,
metode prakerin, pendataan siswa prakerin, sosialisasi prakerin, aspek
pengorganisasian terutama materi prakerin, tenaga pembimbing atau pengajar
dari pihak sekolah, tenaga struktur dari pihak dunia usaha dan penempatan siswa,
aspek pelaksanaan terutama model penyelenggaraan prakerin, metode
pembelajaran, dan standar profesi, dan evaluasi prakerin terutama pada prosedur
penilaian, ukuran dan alat ukurnya.
2. Mutu praktek kerja di SMK Bina Warga Bandung secara komprehensif
dikategorikan baik dalam aspek pengetahuan termasuk pemahaman,
keterampilan termasuk penguasaan, dan sikap termasuk kemamdirian siswa SMK
Bina Warga Bandung.
3. Manajemen praktek kerja industri (Prakerin) berpengaruh dan signifikan
terhadap mutu praktek kerja SMK Bina Warga Bandung.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil temuan penelitian yang telah diperoleh, maka peneliti
mengajukan beberapa rekomendasi berkaitan dengan hasil peneilitian yang
diharapkan dapat menjadi masukan, khususnya bagi SMK Bina Warga Bandung,
maka dari itu perlu adanya masukan untuk penelitian selanjutnya serta pihak lain
92
yang berkepentingan untuk menindaklajuti. Berikut rekomendasi yang peneliti ajukan
antara lain:
1. Bagi SMK Bina Warga Bandung
a. PerluadanyapeningkatandanperbaikanpadamanajemenpendataansiswaPrakerinber
kenaandenganaspekperencanaanpraktekkerjaindustri di SMK BinaWarga
Bandung, dikarenakandikategorikancukupbaik.
b. Perluadanyapeningkatandanperbaikanpadamanajemenukuranberkenaandenganas
pekevaluasipraktekkerjaindustri di SMK BinaWarga Bandung,
dikarenakandikategorikancukupbaik.
2. Penelitian Selanjutnya
Dalam penelitian ini, peneliti menyadari masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, bagi penelitian selanjutnya hendaknya dapat meneliti, mengkaji dan
memperdalam kembali mengenai manajemen Prakerin serta mutu praktek kerja. Data
penelitian ini diperoleh dari pendapat responden dengan menjawab kuesioner yang
peneliti sebarkan. Sehingga, data dalam penelitian ini masih terdapat banyak
subjektivitas pendapat responden yang memungkinkan terjadinya bias.
Untuk penelitian selanjutnya, peneliti dapat melakukan penelitian dengan objek
yang sama namun menggunakan pendekatan kualitatif agar penelitiannya lebih fokus
dan tidak terpatok dari angka-angka sehingga lebih mendalam dengan penggunaan
instrumen wawancara dan observasi.
Selain itu, peneliti juga berharap bagi penelitian selanjutnya agar bahan yang
akan dijadikan penelitian haruslah dikaji terlebih dahulu, supaya hasil yang
DAFTAR PUSTAKA
Ali, R. A. dan Fahrurrozi. (2006). Total Quality Management In Education. Yogyakarta: IRCiSoD.
Amtu, O. (2011). Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah (Konsep,
Strategi dan Implementasi). Bandung: Alfabeta.
Andri, D. (2013). Pengertian Manajemen. [Online]. Tersedia di: http://karodalnet.blogspot.com/2013/02/pengertian-manajemen.html. Diakses 15 Maret 2014.
Arikunto, S. (1993). Manajemen Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2006). Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.
Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Burhan, B. (2001). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Danim, S. (2010). Otonomi Manajemen Sekolah. Bandung: CV Alfabeta
Darsono, M. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV. IKIP Semarang Press.
Donosepoetro, M. (1982). Manajemen dalam Pengertian dan Pendidikan
Berpikir. Surabaya: Fakultas Ekonomi UNAIR.
Ginanjar, D. (2009). Pengaruh Praktek Kerja Industri (Prakerin) Program
keahlian Administrasi Perkantoran Terhadap Kompetensi Kesekretarisan Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Bandung. Skripsi,
Universitas Pendidikan Indonesia.
Hadis, A. dan Nurhayati. (2010). Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Hari, S. (2005). Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Implementasi KBK. Bandung: Cipta Lekas Garafika.
Husaini, U. (2006). Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Ishak, T. (2008). Proses Belajar di SMK. [Online]. Tersedia di: http://theguru-educationist.blogspot.com/2008/09/proses-belajar-di-smk.html. Diakses 28 Maret 2014.