• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MANAJEMEN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PRAKERIN TERHADAP MUTU PRAKTEK KERJA DI SMK BINA WARGA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MANAJEMEN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PRAKERIN TERHADAP MUTU PRAKTEK KERJA DI SMK BINA WARGA BANDUNG."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MANAJEMEN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) TERHADAP MUTU PRAKTEK KERJA

DI SMK BINA WARGA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukanuntukmemenuhisalahsatu SyaratmemperolehgelarSarjanaPendidikan

DepartemenAdministrasiPendidikan

Oleh

MELLY PUTRI NOVITASARI 1003283

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

PENGARUH MANAJEMEN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) TERHADAP MUTU PRAKTEK KERJA

DI SMK BINA WARGA BANDUNG

Oleh

Melly Putri Novitasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada FakultasIlmuPendidikan

© Melly Putri Novita Sari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH MANAJEMEN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) TERHADAP MUTU PRAKTEK KERJA DI SMK BINA WARGA BANDUNG”. ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu

yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap

menanggung resiko/ sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya

pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian

karya saya ini.

Bandung, Oktober 2014

Yang membuat pernyataan,

Melly Putri Novita Sari

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 9

1. Konsep Manajemen ... 9

2. Manajemen Prakerin ... 12

3. Pembelajaran di SMK ... 19

4. Mutu Praktek Kerja ... 23

B. Kerangka Pemikiran ... 36

(6)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian ... 42

B. Populasi dan Sampel ... 47

C. Definisi Operasional ... 48

D. Instrumen Penelitian ... 49

E. Prosedur Penelitian ... 52

F. Teknik Pengumpulan Data ... 54

G. Kesimpulan Hasil Uji Coba Instrumen ... 59

H. Analisis Data ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 67

1. Manajemen Prakerin... 68

2. Mutu Praktek Kerja ... 82

3. Korelasi Manajemen Prakerin terhadap Mutu Praktek Kerja ... 86

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 89

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 91

B. Rekomendasi ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93

(7)

DAFTAR TABEL

2.1 Skor Penilaian di SMK ... 32

3.1 Klasifikasi Koefisien Validitas ... 50

3.2 Klasifikasi Koefisien Reabilitas ... 51

3.3 Kisi-Kisi Insrumen Penelitian ... 55

3.4 Data Hasil Uji Validitas Instrumen ... 59

3.5 Data Hasil Uji Reliabilitas ... 61

3.6 Interpretasi Persentase Skor Angket ... 62

3.7 Tingkat Kekuatan Hubungan Antara Variabel X dan Variabel Y... 64

4.1 Data Statistik Skor Manajemen Prakerin dan Mutu Praktek Kerja... 67

4.2 Data Statistik Skor Manajemen Prakerin... .. 68

4.3 Data Statistik Skor Tujuan Prakerin... 79

4.4 Data Statistik Skor Metode Prakerin... ... 70

4.5 Data Statistik Skor Pendataan Siswa Peserta Prakerin ... 71

4.6 Data Statistik Skor Sosialisasi Prakerin ... 72

4.7 Data Statistik Skor Materi Prakerin ... 73

4.8 Data Statistik Skor Tenaga Pengajar/Pembimbing dari Pihak Sekolah .. 74

4.9 Data Statistik Skor Tenaga Struktur dari Pihak Dunia Usaha ... 75

4.10 Data Statistik Skor Penempatan Siswa ... 76

4.11 Data Statistik Skor Model Penyelenggaraan Prakerin ... 76

4.12 Data Statistik Skor Metode Pembelajaran ... 77

4.13 Data Statistik Skor Standar Profesi ... 78

4.14 Data Statistik Skor Prosedur Penilaian ... 80

4.15 Data Statistik Skor Ukuran ... 80

4.16 Data Statistik Skor Alat Ukur ... 81

4.17 Data Statistik Skor Mutu Praktek Kerja ... 82

4.18 Data Statistik Skor Pemahaman ... 83

4.19 Data Statistik Skor Penguasaan ... 84

4.20 Data Statistik Skor Kemandirian ... 85

(8)

4.22 Hasil Uji Homogenitas Varians ... 87

4.23 Hasil Uji Korelasi Produk Momen ... 87

4.24 Hasil Uji Hubungan Linear Mutu Praktek Kerja Atas Manajemen Prakerin

... 88

4.25 Hasil Uji Koefisien Regresi Mutu Praktek Kerja Atas Manajemen Prakerin

... 89

(9)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pemikiran... 37

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Administrasi Penelitian ... 96

Lampiran II Kisi-Kisi Instrumen dan Instrumen Penelitian ... 97

Lampiran III Uji Validitas dan Reliabilitas ... 98

Lampiran IV Analisis Hasil Perhitungan Ms. Excel dan SPSS ... 99

(11)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Manajemen Praktek Kerja Industri Terhadap Mutu Praktek Kerja di SMK Bina Warga Bandung”. Masalah yang

dikaji dalam penelitian ini menyangkut manajemen praktek kerja industri dan pengaruhnya mutu praktek kerja di SMK Bina Warga. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai Pengaruh manajemen praktek kerja industri terhadap mutu praktek kerja di SMK Bina Warga Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup, yang menjadi sampel penelitian yaitu Guru yang berjumlah 47 orang.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus rata-rata simpangan baku,

gambaran umum variabel x (manajemen praktek kerja industri) dan variabel y (mutu praktek kerja) berada pada kategori baik. Hasil uji normalitas terhadap distribusi data menunjukkan bahwa variabel x dan variabel y berdistribusi normal, selanjutnya analisis data menggunakan rumus persentase. Korelasi variabel x dan y yaitu memiliki korelasi positif yang signifikan, hal tersebut dilihat dari hasil koefisien korelasi sebesar 0,67 yang berada pada kategori kuat. Selain itu, hubungan variabel x dan y dinyatakan secara linear dan dapat dimodelkan dengan persamaan regresi sederhana, yaitu Y = 10,68 + 0,21 X yang bersifat signifikan dan linier.

(12)

ABSTRACT

This research title is “The Influence of Industrial Practice Work Management (Prakerin) Toward Work Practice Quality at SMK Bina Warga Bandung. The problem in this research is about Prakerin management and how it influence the work practice quality at SMK Bina Warga Bandung. Generally, this is research purpose is to find out the clear representation about the influence of industrial practice quality at SMK Bina Warga Bandung.

The method used for this research is the descriptive method with quantitative approach. The data collecting technique is using the closed quentionnaire, with the sample of the research are including 47 teachers.

Based on the counting results with avereage and deviation formula, general representation of x variable (industrial practice work management) and y variable (work practice quality) be in a good category. Normality test toward the distribution show that both variable is normal, and then data analysis is using the percentage formula. The corelation between x and y variable show that is has significant positive result, based on the corelation number 0,67 be in the strong category. Beside that, the connection between x and y variable stated linier and can be modelize with simple regretion equation, Y = 10,68 + 0,21 X that have the charachter of significant and linier.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu akses dalam meningkatkan Sumber Daya

Manusia (SDM). Tinggi rendahnya SDM tergantung pada tingkat pendidikan.

Pendidikan di Indonesia penyelenggaraannya belum merata dan belum dinikmati oleh

masyarakat luas khususnya masyarakat yang berpenghasilan rendah. Pendidikan

terkesan semata-mata merupakan kewajiban pemerintah, padahal untuk mengatasi

pembiayaan pendidikan tersebut, pemerintah memiliki kemampuan yang kecil. Oleh

karena itu, pemerintah melibatkan masyarakat dalam menangani pendidikan.

Seperti diketahui bahwa pendidikan di Indonesia terbagi dalam beberapa jalur

pendidikan. Jalur pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 13 ayat 1

dinyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal, non-formal, dan

informal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang

yang terdiri atas; Pendidikan Anak Usia Dini (TK/RA), Pendidikan Dasar (SD/MI),

dan Pendidikan Tinggi (Universitas). Pendidikan formal terdiri dari pendidikan

formal berstatus negeri dan pendidikan formal berstatus swasta.

Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang

dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan non formal

dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses

penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah

Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. Seperti; Lembaga Kursus

dan pelatihan, Kelompok Belajar, Sanggar, dan lain-lain.

Sedangkan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan

yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui

sama dengan pendidikan formal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan

standar nasional pendidikan. Seperti; Pendidikan Agama, Budi Pekerti, Etika, Sopan

(14)

2

Pada prinsipnya, jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokan sesuai

dengan sifat dan kekhususan tatanannya. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 15,

jenis pendidikan terbagi atas; Pendidikan Umum, Pendidikan Kejuruan, Pendidikan

Akademik, Pendidikan Profesi, Pendidikan Vokasi, Pendidikan Keagamaan, dan

Pendidikan Khusus.

Jenis pendidikan tersebut mempunyai jenjang pendidikan yang jelas. Jenjang

pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat

perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang

dikembangkan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 14, jenjang pendidikan formal

terdiri atas; Pendidikan Usia Dini (TK/RA), Pendidikan Dasar (SD/MI), Pendidikan

Menengah (SMA/SMK), dan Pendidikan Tinggi (Universitas).

Salah satu jenjang pendidikan adalah pendidikan menengah yang terdiri atas

pendidikan menengah umun, dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan

menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA),

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau

bentuk lain yang sederajat.

Jenjang pendidikan yang menitikberatkan siswa agar mempunyai keterampilan,

pengetahuan dan pengalaman yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK

menurut Gustimulya (2004; 7) merupakan salah satu wahana pendidikan formal yang

mempunyai tujuan mempersiapkan para siswanya untuk menjadi tenaga kerja tingkat

menengah yang mempunyai pengetahuan, keterampilan, keahlian dan akhirnya

mempunyai kesiapan kerja setelah menamatkan pendidikannya, karena pendidikan

SMK adalah tamatan yang 80% memilih untuk mencari kerja. Untuk mewujudkan

tujuan tersebut pemerintah melalui Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan,

Departemen Pendidikan Nasional telah mengembangkan salah satu bentuk

pendidikan bagi sekolah kejuruan yang dikenal dengan Pendidikan Sistem Ganda

(PSG). Hal ini dipertegas melalui Kepmendikbud Nomor 323/UU/1997 tanggal 31

Desember 1997, tentang penyelenggaraan PSG, yang didalamnya dinyatakan

(15)

Oemar Hamalik (2009; 91) menyatakan bahwa “Prakerin merupakan suatu tahap kesiapan profesional dimana seorang siswa yang hampir menyelesaikan studi secara

formal bekerja dilapangan dengan supervisi seorang administrator yang kompeten

dalam jangka waktu tertentu, yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan melaksanakan tanggungjawab dalam bidangnya”.

Prakerin merupakan bagian dari PSG yang merupakan inovasi pada program

SMK dimana peserta didik melakukan praktek kerja di dunia usaha atau dunia

industri yang merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pelatihan di

SMK. Untuk mendukung pelaksanaan Prakerin, maka harus ada manajemen Prakerin.

Manajemen Prakerin menurut Sri Suwarno (2009; 2) adalah suatu kegiatan atau

rangkaian kegiatan berupa proses mengelola atau menata agar dapat berjalan secara

efektif dan efisien sehingga mencapai tujuan secara optimal, dengan suatu proses

yang nyata mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

Pelaksanaan manajemen mengharuskan SMK bersama dunia usaha atau dunia

industri membicarakan bagian dari kurikulum yang diajarkan di sekolah dan bagian

untuk pelatihan di industri. Guru-guru harus mempunyai pengalaman industri

sehingga dapat memberikan contoh bekerja untuk menghasilkan produk seperti yang

dikehendaki industri. Instruktur di industri juga harus memiliki pengetahuan

kependidikan guna pembimbingan siswa dan evaluasinya. Implikasi penerapan

manajemen Prakerin mengharuskan SMK berbenah diri untuk melakukan

pembaharuan di sekolah sehingga program Prakerin berjalan efektif dan dapat

memperoleh hasil yang optimal.

Hal-hal yang harus dilakukan oleh sekolah untuk menghasilkan tenaga kerja

yang memiliki keahlian sesuai bidangnya, melalui pelaksanaan manajemen yang baik

dengan memilih tempat Prakerin, membekali pengetahuan, bersosialisasi, dan

membuat kerjasama dengan pihak dunia usaha atau dunia industri.

Tetapi kenyataan dilapangan, masih kurangnya link and match antara pendidikan

yang dilaksanakan oleh pihak sekolah dengan kebutuhan di dunia usaha atau dunia

(16)

4

pembangunan sehingga hasilnya tidak cocok (match) dengan kebutuhan dunia kerja.

Dan kurangnya materi pelajaran yang didapat untuk dipraktekan dalam pelaksanaan

Prakerin.

Selain itu, kompetensi keahlian siswa tidak sesuai dengan instansi tempat

Prakerin sehingga membuat siswa tidak dapat mengaplikasikan teori atau konsep

yang diperoleh pada saat pembelajaran di sekolah. Selanjutnya, kurangnya kesiapan

pada pengetahuan dan pembekalan siswa dalam melaksanakan Prakerin sehingga

menghambat dalam kelancaran proses pelaksanaan Prakerin di suatu instansi atau

lembaga.

Prakerin dalam pelaksanaannya bertujuan untuk membentuk tenaga kerja yang

berkompetensi, melibatkan pihak sekolah dengan intansi atau lembaga untuk

mengaplikasikan teori atau konsep sehingga menghasilkan pengalaman sesuai dengan

tuntutan dan kebutuhan lapangan kerja.

Kunci keberhasilan pendidikan kejuruan adalah keterlibatan dunia usaha atau

dunia industri. Keterlibatan dunia usaha atau dunia industri tersebut dimulai dari

perencanaan hingga evaluasi mutu lulusan. Hal ini sesuai dengan Peraturan

Pemerintah No. 39 Tahun 1992 Tentang Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan

Nasional, yang memberikan peluang luas bagi dunia usaha atau dunia industri untuk

mengembangkan pendidikan. Pendidikan yang bermutu merupakan syarat pokok

untuk peningkatan mutu SDM dalam memasuki persaingan global. Sejarah

menunjukan negara yang memperhatikan mutu pendidikan ternyata mengalami

perkembangan yang mengagumkan, seakan membuktikan bahwa hasil pendidikan

berupa SDM yang bermutu, menjadi modal dasar yang sangat kokoh bagi

perkembangan suatu negara.

Oleh karena itu, mutu tersebut harus dimiliki atau dicapai oleh setiap siswa

setelah mengikuti pelaksanaan Prakerin. Dengan memadukan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

(17)

mengetahui, tetapi juga dapat memahami dan menghayati bidang tersebut yang

tercermin dalam pola perilaku sehari-hari.

Bertolak dari apa yang dipaparkan di atas, maka penulis bermaksud untuk

mengadakan suatu penelitian dengan judul “Pengaruh Manajemen Praktek Kerja

Industri (Prakerin) terhadap Mutu Praktek Kerja di SMK Bina Warga Bandung”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Program Prakerin tidak terlepas dari kendala atau hambatan dalam

pelaksanaannya. Ketidaksesuaian perencanaan yang telah ditentukan karena adanya

hambatan-hambatan yang tidak terduga, ditambah dengan kurangnya pengawasan

baik dari pihak sekolah maupun pihak dunia usaha atau dunia industri yang dijadikan

tempat praktek kerja, berpengaruh pada kurangnya link and match antara pendidikan

yang dilaksanakan oleh pihak sekolah dengan kebutuhan di dunia usaha atau dunia

industri. Hal tersebut mengakibatkan proses pendidikan tidak sesuai dengan

kebutuhan pembangunan sehingga hasilnya pun tidak cocok (match) dengan

kebutuhan dunia kerja. Selain itu kurangnya materi pelajaran yang didapat untuk

dipraktekan dalam pelaksanaan Prakerin, serta kompetensi keahlian siswa tidak

sesuai dengan instansi tempat Prakerin yang membuat siswa tidak dapat

mengaplikasikan teori atau konsep yang diperoleh pada saat pembelajaran di sekolah.

Secara tidak langsung menyebabkan kurangnya kesiapan siswa pada pengetahuan dan

pembekalan dalam melaksanakan Prakerin sehingga menghambat dalam kelancaran

proses pelaksanaan Prakerin di suatu instansi atau lembaga.

C. Perumusan Masalah Penelitian

Proses pendidikan yang terjadi didalamnya adalah kegiatan belajar mengajar

antara siswa dengan pengajar atau guru dan tujuan yang hendak dicapai adalah

menghasilkan lulusan sesuai yang diharapkan. SMK adalah sekolah formal yang

(18)

6

ataudunia industri.Berdasarkan identifikasi masalah penelitian diatas penulis

merumuskan rumusan masalahpenelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana manajemen Praktek Kerja Industri (Prakerin) di SMK Bina Warga

Bandung?

2. Bagaimana mutu praktek kerja di SMK Bina Warga Bandung?

3. Bagaimana pengaruh manajemen Praktek Kerja Industri (Prakerin) terhadap

mutu praktek kerja di SMK Bina Warga Bandung?

D. Tujuan Penelitian

1. Umum

Adapun tujuan secara umum adalah untuk memperoleh gambaran tentang

Pengaruh Manajemen Praktek Kerja Industri (Prakerin) terhadap Mutu Praktek Kerja

di SMK Bina Warga Bandung.

2. Khusus

a. Untuk memperoleh gambaran mengenai manajemen Praktek Kerja Industri

(Prakerin) di SMK Bina Warga Bandung.

b. Untuk memperoleh gambaran mengenai mutu praktek kerja di SMK Bina

Warga Bandung.

c. Untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh manajemen Praktek Kerja

Industri (Prakerin) terhadap mutu praktek kerja di SMK Bina Warga

Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat secara praktis maupun secara

teoritis, yaitu :

1. Manfaat Secara Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat sebagai

(19)

a. Peneliti, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang masalah

kependidikan sebelum terjun langsung di lapangan kerja serta dapat mendorong

diadakannya penelitian lanjutan.

b. SMK Bina Warga, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

dan masukan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan-kebijakan

dalam upaya meningkatkan mutu praktek kerja, melalui manajemen Prakerin

pada periode yang akan datang.

c. Dunia usaha atau dunia industri pasangan yang merupakan tulang punggung

pelaksanaan Prakerin, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kerja sama

dengan pihak sekolah.

2. Manfaat Secara Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat secara

teoritis sabagai berikut :

a. Menambah khasanah keilmuan terutama berkenaan dengan manajemen Prakerin

sebagai upaya peningkatan mutu praktek kerja.

b. Dapat dipakai sebagai bahan kajian lebih mendalam bagi penelitian-penelitian

lanjutan yang sifatnya lebih luas dan mendalam.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Secara garis besar struktur organisasi penulisan laporan penelitian ini, dibagi

menjadi lima bagian atau bab, yang dimulai dari Bab I berisi Pendahuluan. Kemudian

berturut-turut: Bab II berisi Kajian Pustaka dan Kerangka Pemikiran. Bab III berisi

Metode Penelitian, Bab IV tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan, serta Bab V

berisi Kesimpulan dan Rekomendasi.

Bab I PENDAHULUAN berisi beberapa sub bab, yaitu: Latar Belakang Penelitian;Identifikasi Masalah Penelitian; Rumusan Masalah Penelitia;,

Tujuan Penelitian; Manfaat Penelitian; serta Struktur Organisasi Skripsi.

Bab II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

(20)

8

Pembelajaran di SMK; Mutu Praktek Kerja; Kerangka Pemikiran dan

Hipotesis Penelitian.

Bab III METODE PENELITIAN terbagi menjadi sub bab: Lokasi, Metode

Penelitian dan Desain Penelitian; Populasi dan Sampel; Definisi

Operasional; Instrumen Penelitian; Prosedur Penelitian; Teknik

Pengumpulan; Kesimpulan Hasil Uji Instrumen; dan Analisis Data.

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN terdiri dari sub bab: Hasil

Penelitian dan Pembahasan.

Bab V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI terbagi menjadi sub bab:

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakana di SMK Bina Warga Bandung yang merupakan

sekolah berstatus SwastaTerakreditasi “A“dengan memiliki lima program keahlian

yang diantaranya Akuntansi, Administrsi Perkantoran, Pemasaran, Akomodasi

Perhotelan dan Multimedia. SMK Bina Warga ini bertempat di Jalan Buah batu No.

135 Bandung 40264, Nomor Telepon. (022) 7305120.

A. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian dimana

metode penelitian ini akan dijadikan pedoman untuk menjalankan penelitian,

sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono

(2012; 6) menjelaskan bahwa :

“Metode penelitian merupakan suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data

yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang

pendidikan”.

Metode yang akan digunakan oleh peneliti yaitu metode penelitian deskriptif

dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, sama halnya dengan tujuan yang telah

dikemukakan peneliti pada bab sebelumnya. Tujuan dari metode penelitian kuantitatif

ini yaitu untuk menjelaskan fenomena sosial yang memfokuskan pada ada atau tidak

adanya suatu hubungan antar variabel yang diteliti. Data penelitian dari metode

penelitian kuantitatif ini berupa angka dan analisis menggunakan statistik. Menurut

Sugiyono (2012; 14) menjelaskan bahwa :

“Metode penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,

(22)

43

Metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif ini dilakukan

dengan sampel yang diambil secara random, dimana kesimpulan hasil penelitian

dapat digeneralisasikan melalui populasi dimana sampel tersebut diambil. Peneliti

menggunakan pendekatan kuantitatif karena, pende katanini mengutamakan

nilai-nilai matematis, terencana dan keakuratan dalam memecahkan permasalahan tersebut

serta membuktikan hipotesis penelitian dengan hitungan statistik serta pengumpulan

data yang terkontrol.

Seperti yang sudah diketahui, permasalahan yang diangkat dan diteliti dalam

penelitian ini yaitu berkaitan dengan hubungan dua variabel, maka metode yang tepat

digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif dimana penggambaran data-data yang diperoleh benar-benar aktual yang

disajikan dalam bentuk angka-angka sebagai hasil penelitian yang dilakukan terhadap

populasi ataupun sampel penelitian. Nana Sudjana (1996: 53) mengemukakan

pentingnya metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif sebagai

berikut:

“Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan secara kuantitatif

digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau suatu kejadian yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk

angka yang bermakna.”

Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode deskriptif karena

penelitian ini meneliti permasalahan yang berlangsung pada saat sekarang, sedangkan

studi kepustakaan digunakan sebagai sarana untuk memperoleh informasi dengan

penelahaan terhadap sumber tertulis yang relevan dan mendukung terhadap masalah

yang diteliti guna menunjang validitas dan reliabilitas instrumen pengumpulan data

dan mempertajam kajian permasalahan penelitian.

Menurut Ali (1985: 120), “metode penelitian deskriptif yaitu metode yang

digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalaahan yang sedang dihadapi

(23)

a. Memusatkan diri pada pemecahan-pemecahan masalah-masalah yang ada pada

masa sekarang atau pada masalah-masalah yang aktual; dan

b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis.

Oleh karenannya metode ini sering disebut metode analisa.

Dengan demikian, metode deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk

memecahkan masalah yang faktual berdasarkan data yang disusun dan diproses untuk

mendapatkan hasil penelitian sesuai masalah yang diteliti.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan kerangka kerja yang digunakan untuk melaksankan

penelitian. Desain penelitian akan memberikan gambaran menengai prosedur untuk

mendapatkan informasi atau data yang diperlukan untuk menjawab seluruh

pertanyaan penelitian.

Dalam melaksanakan suatu penelitian, diperlukan suatu perencanaan penelitian

yang dilakukan agar penelitian dapat dilaksanakan dengan baik, sistematis dan

efektif. Nasution (2009: 23) memaparkan bahwa “Desain penelitian merupakan

rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan

secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu”. Sedangkan E. A. Suchman dalam Nazir (1988: 99), memaparkan bahwa “Desain dari penelitian adalah semua

proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Desain

penelitian bertujuan untuk memberi pertanggungjawaban terhadap semua langkah

yang akan diambil dalam pelaksanaan penelitian. Sebagaimana dikemukakan oleh

Nasution (2009: 23-24), bahwa kegunaan desain penelitian diantaranya:

a. Desain memberikan pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan

penelitiannya. Dalam penelitian, desain merupakan syarat mutlak agar dapat

meramalkan sifat pekerjaan serta kesulitan yang akan dihadapi.

b. Desain menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan

(24)

45

c. Desain penelitian selain memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang

harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang

akan dihadapi yang mungkin juga telah dihadapi oleh peneliti lain.

Berdasarkan pemaparan di atas, terlihat bahwa dengan adanya desain penelitian

akan memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian dan mencapai tujuan yang

diharapkan dari penelitiannya. Menurut Nasution (2009: 56), untuk menghasilkan

penelitian yang baik dan akurat, maka peneliti harus menyusun desain penelitian yang

akan digunakan, proses desain penelitian tersebut antara lain yaitu:

a. Identifikasi dan pemilihan masalah.

b. Pemilihan kerangkan konseptual.

c. Memformulasikan masalah penelitian dan membuat hipotesis.

d. Membangun penyelidikan dan percobaan.

e. Memilih dan mendefinisikan pengukuran variabel.

f. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan.

g. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.

h. Membuat coding, serta mengadakan editing dan processing data.

i. Menganalisa data dan pemilihan prosedur statistik.

j. Penulisan laporan hasil penelitian.

Dengan demikian, desain penelitian yang menurut peneliti sesuai dengan kajian

yang akan diteliti yaitu dengan menggunakan metode penelitian deskriptif melalui

pendekatan kuantitatif untuk menguji hipotesis penelitian yang telah diajukan serta

memperoleh data penelitiandari beberapa sampel dengan menggunakan kuesioner.

Dari penjelasan diatas, peneliti mencoba menggambarkan desain penelitian

(25)

Gambar 3. 1

Desain Penelitian

Peneliti mencoba menggambarkan desain untuk menghasilkan laporan penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti menggambarkan penelitian yang diawali dengan adanya

masalah.dari masalah tersebut peneliti dapat merumuskannya ke dalam Latar

Belakang Masalah yang didalamnya menggambarkan fenomena yang terjadi pada

suatu organisasi atau lembaga atau perusahaan yang akan diteliti yang selanjutnya

dirumuskan mengenai pertanyaan-pertanyaan penelitian (Rumusan Masalah) yang

nantinya akan dijawab ketika Teknik Pengumpulan data. Latar Belakang Masalah dan

Rumusan Masalah tersebut dalam laporan penelitian, dipaparkan pada BAB I, untuk

kerangka konseptual dan hipotesis awal dipaparkan pada BAB II sebagai landasan

teoretis yang peneliti anggap sesuai dengan yang akan diteliti. Setelah

Latar Belakang Masalah

1. Fenomena Makro  Yuridis

 Filosofis

 Teoritik/Normatif 2. Fenomena Mikro

 Empirik Kerangka Konseptual

Hipotesis Metode Penelitian

Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan

Data

Perhitungan Statistika

Kesimpulan Rekomendasi

Identifikasi Masalah

Rumusan

(26)

47

mendapatkanteori atau konsep dari para ahli yang dianggap sesuai, maka peneliti

perlu mengumpulkan data yang berkaitan dengan penelitian dari organisasi, lembaga,

atau perusahaan yang akan diteliti. Setelah mendapatkan data-data yang dibutuhkan,

maka peneliti perlu menggunakan metode penelitian sebagai alat untuk dijadikan

pedoman menjalankan penelitian yang biasa dipaparkan pada BAB III.

Selanjutkan, setelah didapatkannya alat-alat yang akan digunakan untuk

melakukan analisis dan teknik pengolahan data serta penghitungan statistika yang

akan digunakan, maka peneliti menggunakan seluruh alat tersebut untuk menguji

hipotesis yang telah dipaparkan pada BAB II serta hasil pengolahan data yang

menunjukkan atau menjawab rumusan masalah yang telah dipaparkan pada BAB I.

Kajian ini, dipaparkan pada BAB IV sebagai hasil dari penelitian yang nantinya dapat

diberikan kesimpulan serta rekomendasi dari apa yang telah diteliti sebagai feedback

dari peneliti untuk organisasi atau lembaga atau perusahaan yang diteliti.

B. Populasi dan Sampel

Setelah menentukan metode penelitian dengan menggunakan metode penelitian

deskriptif dan pendekatan kuantitatif, maka peneliti selanjutnya menentukan populasi

dan sampel yang akan diteliti. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri

dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2012; 117). Populasi ini merupakan keseluruhan karakteristik yang

dimiliki oleh obyek atau subyek yang akan diteliti, dalam hal tersebut maka bukan

hanya orang tetapi benda alam lainnya pun merupakan populasi. Sesuai dengan

permasalahan penelitian, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

Guru yang berjumlah 47 orang.

Menurut Sugiyono (2012; 118) menjelaskan bahwa, sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam sampel tersebut,

(27)

akan digunakan dalam penelitian. Teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini

yaitu Sampling Jenuh.

Dalam penarikan jumlah sampel menurut Arikunto (2002; 112) menyatakan

bahwa:

“Bila jumlah subjek populasinya kurang dari 100, lebih baik diambil semua

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Bila jumlah subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 –25% atau lebih”.

Berdasarkan pernyataan tersebut, karena populasi kurang dari 100 maka sampel

dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh. Sejalan dengan menurut Sugiyono

(2010; 217) “sampling jenuh adalah sampel yang mewakili jumlah populasi, biasanya dilakukan jika populasi dianggap kecil atau kurang dari 100”.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk memberikan persamaan persepsi

sehingga terdapat persamaan pemahaman terhadap istilah-istilah yang digunakan

dalam penelitian ini. Pentingnya definisi operasional dibahas karena terdapat

istilah-istilah berbeda yang digunakan untuk menyebutkan isi atau maksud yang sama, atau

sebaliknya istilah-istilah yang sama dipergunakan untuk menyebutkan isi atau

maksud yang berbeda.

Operasionalisasi variabel dilakukan untuk membatasi pembahasan agar tidak

terlalu meluas. Istilah variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan

dalam setiap jenis penelitian. F. N. Kerlinger (dalam Arikunto, 2002; 94)

menyebutkan “variabel sebagai sebuah konsep seperti halnya laki-laki dalam konsep

jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran”. Sedangkan menurut Sugiyono (2004; 19) “variabel penelitian itu adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulan”.

Untuk menghindari kesimpangsiuran dan salah pengertian terhadap istilah yang

(28)

49

menjelaskanpengertian serta maksud yang terkandung dalam judul penelitian

sehingga diharapkan akan menambah keragaman landasan berfikir peneliti dan

pembaca.

Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu “Pengaruh Manajemen Praktek Kerja Industri (Prakerin) Terhadap Mutu Praktek Kerja di SMK Bina Warga Bandung,

maka peneliti menjelaskan beberapa istilah yang dimaksud :

1. Manajemen Praktek Kerja Industri (Prakerin)

Manajemen Prakerin adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang

dirancang dengan mengaitkan program pembelajaran di sekolah dengan program

pelatihan di dunia usaha atau dunia industri berupa proses mengelola atau menata

agar dapat berjalan secara efektif dan efisien sehingga mencapai tujuan secara

optimal, dengan suatu proses yang nyata mulai dari perencanaan, pengorganisasian,

penyelenggaraan,dan pengawasan.

2. Mutu

Mutu adalah gambaran dan karakteristik secara menyeluruh dari jasa pendidikan

secara internal maupun eksternal yang menunjukan kemampuan memuaskan

kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat mencakup input, proses, dan output

pendidikan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

angket. Instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data dimana dalam

penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif ini, instrumen merupakan

sebuah kunci yang digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Hal

tersebut juga dijelaskan oleh Sugiyono (2012; 133) bahwa, “Instrumen penelitian

digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif

yang akurat”.

Menurut Arikunto (2007: 10) menjelaskan bahwa, instrumen pengumpulan data

(29)

mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

dipermudaholehnya. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

yaitumenggunakan angket. Langkah pertama dari penyusunan instrumen yaitu

menentukan dan menetapkan variabel penelitian. Setelah ditetapkan variabelnya,

tahap selanjutnya yaitu memberikan definisi operasional dari setiap variabelnya dan

selanjutnya ditentukan indikator-indikator yang akan diukur. Setelah itu, indikator

tersebut dipaparkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan.

1. Validitas Instrumen

Menurut Arikunto (2010; 15) validitas merupakan keadaan yang

menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang

hendak diukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap

skor total. Hasil perhitungan validitas ini dapat digunakan untuk menyelidiki lebih

lanjut butir-butir soal yang mendukung maupun yang tidak mendukung. Dukungan

setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi, dikarenakan tes yang dilakukan

berupa uraian, maka untuk mendapatkan validitas butir soal digunakan rumus korelasi

Pearson Product Moment (Sugyono, 2003; 132),yaitu:

2 2 xy

y

x

xy

r

Keterangan:

x = Xi X= Selisih dari skor butir soal dengan rerata skor butir soal.

y = Yi Y = Selisih dari skor total butir soal dengan rerata skor butir soal.

xy

r = Koefisien validitas

x = Selisih antara skor butir soal dengan rerata skor butir soal

y = Selisih antara skor total dengan rerata skor total butir soal

i

(30)

51

i

Y = Skor total butir soal

X = Rerata skor butir soal Y = Rerata skor total butir soal

Suatu instrumen penelitian dikatakan valid jika rxy> r tabel dengan mengambil

taraf signifikansi tertentu, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data.

Selanjutnya untuk menginterpretasikan klasifikasi validitas instrumen menggunakan

kriteria yang dibuat Guilford (Subana & Sudrajat, 2005; 130) tersaji pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Klasifikasi Koefisien Validitas

Nilai rxy Klasifikasi

rxy 0,00 Tidak Valid

0,00 < rxy < 0,20 Korelasi Sangat Rendah

0,20  rxy< 0,40 Korelasi Rendah

0,40  rxy< 0,70 Korelasi Sedang

0,70  rxy< 0,90 Korelasi Tinggi

0,90  rxy 1,00 Korelasi Sangat Tinggi

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabelberarti handal sehingga reliabilitas berarti dapat diandalkan Reliabilitas

instrumen adalah reabilitas yang dihitung untuk mengetahui tingkat konsistensi

instrumen tersebut. Sebuah tes disebut reliabel jika instrumen itu menghasilkan skor

yang konsisten. Jika pengukurannya diberikan pada subyek yang sama, meskipun

dilakukan oleh peneliti yang berbeda, waktu yang berbeda, dan tempat yang berbeda.

Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas bentuk uraian

(31)

r = reliabilitas yang dicari k = banyaknya butir soal

2 i

σ = jumlah varians butir soal

2 t

= varians total N = banyak responden

X = skor butir soal

Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel jika r11> r tabel dengan mengambil

taraf signifikansi tertentu sehingga dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data.

Selanjutnya untuk menginterpretasikan reliabilitas instrumen menggunakan kriteria

yang dibuat Guilford (Subana & Sudrajat, 2005: 132) dan tersaji pada Tabel 3.2

berikut:

Tabel 3.2

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Nilai r11 Interpretasi

r11< 0,20 Korelasi Sangat Rendah

0,20  r11< 0,40 Korelasi Rendah

0,40  r11< 0,70 Korelasi Sedang

0,70  r11< 0,90 Korelasi Tinggi

0,90  r11< 1,00 Korelasi Sangat Tinggi

(32)

53

E. Prosedur Penelitian

Pengolahan data merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu penelitian.

Karena dengan pengolahan data, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang

berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Data yang telah dikumpulkan perlu

dipecah-pecahkan dalam kelompok-kelompok, diadakan kategorisasi, dilakukan

manipulasi serta dianalisis sehingga data tersebut mempunyai makna untuk

menjawab masalah dan bermanfaat untuk menguji hipotesa atau pertanyaan

penelitian. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahap-tahap

sebagai berikut :

1. Editing. Pada tahapan ini, data yang telah terkumpul melalui daftar pertanyaan

(kuesioner) perlu dibaca kembali untuk melihat apakah ada hal-hal yang masih

meragukan dari jawaban responden. Jadi, editing bertujuan untuk memperbaiki

kualitas data dan menghilangkan keraguan data.

2. Koding. Setelah tahap editing selesai, maka data-data yang berupa

jawaban-jawaban responden perlu diberi kode untuk memudahkan dalam menganalisis

data. Hal ini sangat penting artinya, apalagi jika proses pengolahan data

dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer. Pemberian kode pada data

dapat dilakukan dengan melihat jawaban dari pola pertanyaan yang diajukan

dalam kuesioner.

3. Tabulasi Data. Tabulasi data merupakan proses pengolahan data yang dilakukan

dengan cara memasukkan data ke dalam tabel. Atau dapat dikatakan bahwa

tabulasi data adalah penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar untuk

memudahkan dalam pengamatan dan evaluasi. Hasil tabulasi data ini dapat

menjadi gambaran tentang hasil penelitian, karena data-data yang diperoleh dari

lapangan sudah tersusun dan terangkum dalam tabel-tabel yang mudah dipahami

maknanya. Selanjutnya peneliti bertugas untuk memberi penjelasan atau

keterangan dengan menggunakan kalimat atas data-data yang telah diperoleh.

4. Analisis Data. Pada dasarnya, pengolahan data dalam penelitian sosial tidak

(33)

penelitian, baik dalam penyusunan, perumusan hipotesis, pengembangan alat dan

instrument penelitian, penyusunan rancangan penelitian, penentuan sampel,

maupun dalam analisis data.

1. Interpretasi Data. Setelah data yang terkumpul dianalisis dengan teknik statistik

hasilnya harus diinterprestasikan atau ditafsirkan agar kesimpulan-kesimpulan

penting mudah ditangkap oleh pembaca. Interpretasi merupakan penjelasan

terperinci tentang arti sebenarnya dari materi yang dipaparkan, selain itu juga

dapat memberikan arti yang lebih luas dari penemuan penelitian. Kedudukan

interpretasi dalam rangkaian proses analisis data penelitian sangat penting. Oleh

karena itu, interpretasi harus dilakukan dengan hati-hati, sebab kualitas analisis

sangat tergantung dari kualitas interpretasi yang dibuat peneliti terhadap data.

2.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan data dari

permasalahan yang akan dipecahkan. Menurut Nazir (2003; 174) menjelaskan bahwa

“Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan”.

Pengumpulan data tergantung pada teknik atau cara yang digunakan dalam

mengumpulkan data dimana teknik tersebut berfungsi untuk menjawab

permasalahan-permasalahan ataupun mendapatkan hipotesis penelitian. Ketepatan

teknik atau cara yang digunakan akan menunjukkan kualitas data yang dihasilkan.

Teknik pengumpulan data menjadi bagian dari tindak lanjut instrumen penelitian,

dalam arti teknik pengumpulan data akan bergantung pada instrumen sebagai alat

pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara,

antara lain yaitu melalui wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, angket

dan sebagainya. Pengumpulan data memiliki peran penting, karena seperti yang

diketahui bahwa pada dasarnya penelitian merupakan kegiatan dalam mengumpulkan

(34)

55

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode angket atau

kuesioner.

Menurut Sugiyono (2012: 199), bahwaangket (Kuesioner), menjelaskan bahwa :

“Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya”.

Pemilihan metode angket sebagai alat pengumpulan data dikarenakan angket

memiliki kelebihan dan dirasa efektif serta efisien dalam mengumpulkan data yang

respondennya cukup banyak dan tersebar dalam wilayah yang cukup luas.

Angket yang digunakan oleh peneliti yaitu angket tertutup atau berstruktur.

Menurut Akdon (2008: 132), bahwa “Angket berstruktur merupakan angket yang

disajikan sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban

yang sesuai dengan karakter dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau

tanda checklist (√)”. Sementara, Burhan (2001: 123), mengemukakan bahwa:

“Angket langsung tertutup adalah angket yang dirancang sedemikian rupa untuk merekam data tentang keadaan yang dialami oleh responden sendiri, kemudian semua alternatif jawaban yang harus dijawab oleh responden

tertera dalam angket tersebut”.

Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu

masalah dan reponden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban

yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Disamping

itu, responden mengetahui informasi yang diminta. Menurut Burhan (2001: 89),

mengemukakan kelebihan penggunaan angket sebagai alat pengumpulan data, yaitu :

a. Metode angket membutuhkan biaya yang relatif murah.

b. Pengumpulan data lebih mudah,terutama pada responden yang terpencar-pencar.

c. Pada penelitian sampel di atas 1000, penggunaan metode ini sangat tepat.

d. Walaupun penggunaan metode ini pada sampel yang relatif besar,.tetapi

pelaksanaannya dapat berlangsung serempak.

(35)

f. Kalau metode ini dilakukan dengan menggunakan jasa pos, maka relatif tidak

membutuhkan atau tidak terikat pada pengumpul data.

g. Kalaupun metode ini menggunakan petugas lapangan pengumpul data, hanya

terbatas pada fungsi menyebarkan dan menghimpun angket yang telah diisi atau

dijawab oleh responden.

1. Kurikulum harus

mengandung komponen tujuan.

2. Isi atau materi dan evaluasi yang dirancang menjadi satu kesatuan utuh.

3. Rancangan pendidikan dan pelatihan yang menyentuh dan terpadu.

1. Day release disepakati bersama dari 6 hari belajar dalam satu minggu, 5 hari di industri pasangan dan 1 hari di sekolah.

2. Dalam penyelenggaraan block

release disepakati bersama

bulan atau semester mana di institusi pasangan, dan bulan atau semester mana di

sekolah. Dalam

penyelenggaraan hour release disepakati jam-jam belajar yang harus dibagi dua antara jam belajar di sekolah dengan jam bekerja di industri.

9,10

11

Pendataan siswa peserta

1. Mengumpulkan data-data industri yang dapat digunakan sebagai tempat Prakerin;

(36)

57

Prakerin bekerjasama;

2. Kesiapan industri menerima siswa Prakerin ditandai dengan surat kesediaan.

15

Sosialisasi Prakerin

1. Sekolah menyiapkan lembar ketersediaan industri untuk kesiapan industri menerima siswa Prakerin ditandai surat kesediaan.

2. Sekolah menyiapkan surat undangan untuk industri sebagai salah satu tutor dalam pembekalan Prakerin.

1. Bentuk-bentuk pekerjaan yang dilakukan.

1. Pengajar minimal S1.

2. Pengajar mampu menyiapkan metode pengajaran.

3. Kepala sekolah memiliki kualifikasi yang baik.

4. Terdapat Administrasi yang Profesional.

1. Pengajar memiliki kualifikasi yang tinggi.

2. Mampu memberikan

bimbingan kepada siswa Prakerin.

34

35,36

Penempata n siswa

1. Sekolah menyiapkan surat undangan untuk industri sebagai salah satu tutor dalam pembekalan Prakerin.

1. Model pengaturan

penyelenggaraan program.

1. Mengimplementasikan materi yang selama ini dipelajari di

(37)

ran sekolah.

2. Mengimplementasikan

Kemampuan Normatif, Kemampuan Adaptif, Teori Kejuruan, Praktek Dasar Kejuruan dan Praktek Keahlian Produktif.

kemampuan peserta didik agar menjadi warga negara yang baik dan memiliki karakteristik sebagai bangsa indonesia.

2. Aspek pendidikan dasar yang menunjang pembentukan kemampuan adaptif, yaitu memberi bekal penunjang untuk menguasai keahlian

profesi dan bekal

kemampuan untuk mengikuti

perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. 3. Aspek pendidikan dasar

profesi, yaitu membentuk peserta didik untuk menguasai pengetahuan dan teknik dasar keahlian profesi. 4. Aspek pelatihan keahlian dengan cara bekerja langsung di dunia industri secara terprogram untuk membentuk kemampuan

1. Membuat laporan Prakerin 2. Pemberian nilai diberikan

oleh industri dan sekolah.

58 59,60

Ukuran 1. Penilaian Berbasis Kelas. 2. Penilaian Kompetensi.

1. Format sertifikasi dapat berasal dari sekolah atau

(38)

59

industri tempat Prakerin telah dimiliki sendiri format sertifikat.

2. Laporan Prakerin. 70

2.

1. Penguasan siswa tentang pengenalan fakta-fakta. 4. Kemampuan siswa mengkaji

(analisis) suatu masalah dan upaya pemecahannya.

5. Kemampuan peserta

mengenai kegiatan dan produk yang dihasilkan.

G. Kesimpulan Hasil Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukanterhadap 32orang guru yang diberikansecaraacak.

Hasil uji coba instrumen yang pertamaadalah uji validitas. Uji validitas dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat ketepatan instrumen mengukur sesuatu

dengan tepat apa yang hendak diukur. Rumus yang digunakan untuk menguji

validitas adalah korelasi produk moment dari Karl Pearson dengan rumusan hipotesis

di bawah ini.

1. Rumusan Hipotesis

(39)

H1: Instrumen yang digunakan valid

2. Statistik Uji, Kriteria Pengujian dan Kesimpulan

Tabel 3.4

Data Hasil Uji Validitas Instrumen

Item r hitung r tabel Keputusan H0

Keterangan Kategori

1. 0,408 0,349 Ditolak Valid Sedang

2. 0,600 0,349 Ditolak Valid Sedang

3. 0,380 0,349 Ditolak Valid Rendah

4. 0,374 0,349 Ditolak Valid Rendah

5. 0,475 0,349 Ditolak Valid Sedang

6. 0,597 0,349 Ditolak Valid Sedang

7. 0,470 0,349 Ditolak Valid Sedang

8. 0,441 0,349 Ditolak Valid Sedang

9. 0,669 0,349 Ditolak Valid Sedang

10. 0,365 0,349 Ditolak Valid Rendah

11. 0,690 0,349 Ditolak Valid Sedang

12. 0,412 0,349 Ditolak Valid Sedang

13. 0,679 0,349 Ditolak Valid Sedang

14. 0,600 0,349 Ditolak Valid Sedang

15. 0,380 0,349 Ditolak Valid Rendah

16. 0,364 0,349 Ditolak Valid Rendah

17. 0,406 0,349 Ditolak Valid Sedang

18. 0,523 0,349 Ditolak Valid Sedang

19. 0,531 0,349 Ditolak Valid Sedang

20. 0,519 0,349 Ditolak Valid Sedang

21. 0,592 0,349 Ditolak Valid Sedang

22. 0,595 0,349 Ditolak Valid Sedang

23. 0,483 0,349 Ditolak Valid Sedang

24. 0,421 0,349 Ditolak Valid Sedang

25. 0,418 0,349 Ditolak Valid Sedang

26. 0,488 0,349 Ditolak Valid Sedang

27. 0,447 0,349 Ditolak Valid Sedang

28. 0,449 0,349 Ditolak Valid Sedang

(40)

61

30. 0,431 0,349 Ditolak Valid Sedang

31. 0,519 0,349 Ditolak Valid Sedang

32. 0,392 0,349 Ditolak Valid Rendah

33. 0,595 0,349 Ditolak Valid Sedang

34. 0,483 0,349 Ditolak Valid Sedang

35. 0,468 0,349 Ditolak Valid Sedang

36. 0,473 0,349 Ditolak Valid Sedang

37. 0,600 0,349 Ditolak Valid Sedang

38. 0,380 0,349 Ditolak Valid Rendah

39. 0,374 0,349 Ditolak Valid Rendah

40. 0,406 0,349 Ditolak Valid Sedang

41. 0,440 0,349 Ditolak Valid Sedang

42. 0,669 0,349 Ditolak Valid Sedang

43. 0,523 0,349 Ditolak Valid Sedang

44. 0,479 0,349 Ditolak Valid Sedang

45. 0,382 0,349 Ditolak Valid Rendah

46. 0,412 0,349 Ditolak Valid Sedang

47. 0,419 0,349 Ditolak Valid Sedang

48. 0,600 0,349 Ditolak Valid Sedang

49. 0,547 0,349 Ditolak Valid Sedang

50. 0,406 0,349 Ditolak Valid Sedang

51. 0,669 0,349 Ditolak Valid Sedang

52. 0,355 0,349 Ditolak Valid Rendah

53. 0,690 0,349 Ditolak Valid Sedang

54. 0,412 0,349 Ditolak Valid Sedang

55. 0,368 0,349 Ditolak Valid Rendah

56. 0,373 0,349 Ditolak Valid Rendah

57. 0,600 0,349 Ditolak Valid Sedang

58. 0,380 0,349 Ditolak Valid Rendah

59. 0,374 0,349 Ditolak Valid Rendah

60. 0,406 0,349 Ditolak Valid Sedang

61. 0,440 0,349 Ditolak Valid Sedang

62. 0,441 0,349 Ditolak Valid Sedang

63. 0,600 0,349 Ditolak Valid Sedang

64. 0,380 0,349 Ditolak Valid Rendah

(41)

66. 0,406 0,349 Ditolak Valid Sedang

67. 0,440 0,349 Ditolak Valid Sedang

68. 0,441 0,349 Ditolak Valid Sedang

69. 0,669 0,349 Ditolak Valid Sedang

BerdasarkanTabel 3.4 di atasdihasilkanbahwa ternyata sebanyak 69 butir item

dapat dinyatakan valid, dikarenakan nilai r hitung > r tabel dengan mengambil taraf

kesalahan 5%. Dengan demikian, 69 butir item

manajemenPrakerindanmutupraktekkerjadapat digunakan sebagai alat pengumpulan

data. Namun, terdapat 29 butir item manajemen Prakerin dan mutu praktek kerja

dinyatakan tidak validmaka item tersebutdihapuskan, dikarenakan nilai r hitung <

nilai r tabel dengan taraf kesalahan 5% dan dilakukan revisi. Dari 98 butir item

tersebut, 53 (54,08%) butir item validitasnya dikategorikan sedang, 25 (25,51%) butir

item validitasnya dikategorikan rendah, 2 (2,04%) butir item validitasnya

dikategorikan sangat rendah, dan 18 (18,37%) butir item validitasnya dikategorikan

tidak valid.

Selanjutnya hasil uji coba intrumen yang kedua adalah reliabilitas. Rumus yang

dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen di dalam penelitian ini adalah

koefisien alpha dari Cronbach dengan rumusan hipotesis di bawah ini.

1. Rumusan Hipotesis

H0 : Instrumen yang digunakan tidak reliabel

H1 : Instrumen yang digunakan reliabel

2. Statistik Uji, Kriteria Pengujian dan Kesimpulan

Tabel 3.5

Data Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

r hitung

(Cronbach’s Alpha) r tabel

Keputusan H0

Keterangan Kategori

(42)

63

Tabel 3.5 memberikan informasi bahwa r hitung atau koefisien Cronbach’s

Alpha diperoleh sebesar 0,838 dan dikategorikan tinggi. Dengan mengambil taraf

kesalahan sebesar 5% dan derajat kebebasan N sebesar 32, sehingga r tabel yang

didapatkan adalah 0,349. Terlihat bahwa koefisien Cronbach’s Alpha lebih besar dari

r tabel, sehingga H0 ditolak. Dengan demikian, instrumen yang digunakan

dalampenelitianiniadalahreliabel dan dapat dijadikan sebagai alat pengumpulan data.

H. Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan. Tujuannya yaitu untuk menjawab tujuan,

pertanyaan penelitian dan hipotesis penelitian. Menurut Sugiyono (2012; 207)

menjelaskan bahwa, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh

responden atau sumber data lain terkumpul”. Menurut Nazir (2003; 346) menjelaskan

bahwa, “Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah,

karena dengan dilakukan analisis, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang

berguna dalam memecahkan masalah penelitian”. Namun untuk penelitian kuantitatif,

pada dasarnya pengolahan data dalam penelitian sosial tidak lepas dari penggunaan

metode statistik tertentu. Statistik sangat berperan dalam penelitian, baik dalam

penyusunan, perumusan hipotesis, pengembangan alat dan instrumen penelitian,

penyusunan rancangan penelitian, penentuan sampel, maupun dalam analisis

data.Hasil angket diolah dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut:

% 100 n f P 

Keterangan:

P = Persentase jawaban

(43)

n = Banyak responden

Selain itu, data dihitung dengan persentase perskoran untuk masing-masing item

dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria, yaitu:

Tabel 3.6

Interpretasi Persentase Skor Angket

Persentase Skor Jawaban (P) Kategori

0  P  20 Sangat Rendah

Data berupa hasil angket dianalisa secara kuantitatif dengan menggunakan uji

statistiksebagaiberikut:

a. Memberikan skor angket sesuai dengan kunci alternative jawaban,

jikabenardiberikanskor 1 dansalahdiberikanskor 0.

b. Melakukan uji korelasiPearson Produk Moment jikaskormanajemenprakerin,

skormutupraktekkerjaberdistribusi normal

danvarians-variansnyahomogendengan hipotesis sebagai berikut:

(44)

65

XY

r =Nilaikorelasimanajemenprakerin(X)terhadapmutupraktekkerja(Y).

n =Banyaknya data

X =Skormanajemenprakerin

Y =Skormutupraktek

Jika rXY> r tabel (%, n) maka dapat dikatakan terdapat

korelasiantaraduavariabel tersebut. Adapun tingkat signifikansi (keberartian)

koefisien korelasi rXYberdasarkan pada

2

dikatakan terdapat korelasi yang

signifikanantaraduavariabeltersebut..Adapununtukmengetahuibesarnyasumbangs

ihvariabel X terhadapvariabel Y dinyatakandengankoefisiendeterminasi, yaitu:

kudratdarinilaikorelasi (rXY) dikalikan 100%.

Begitujugauntukmengetahuitingkatkekuatanhubunganantaravariabel X

danvariabel Y dapatdisajikanpadaTabel 3.7 di bawahini:

Interval koefisien korelasi Tingkat kekuatan hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

c. Melakukan uji korelasirank spearman jikaskormanajemenprakerin,

skormutupraktekkerjaberdistribusitidak normal

(45)

n

1 dengan tingkat signifikansi 2

1

d. Melakukan uji hubungan linear

antaramanajemenPrakerindenganmutukerjapraktekdanmelakukanujikoefisienregr

esisederhanamutupraktekatasmanajemenPrakerindenganmenggunakanujianalisisr

egresirumusanhipotesis:

H0 : Tidakterdapathubungan linear mutupraktekkerjaatasmanajemenprakerin.

H1 : Terdapathubungan linear mutupraktekkerjaatasmanajemenPrakerin.

Dengan menggunakan metode kuadrat terkecil, konstanta (a) dankoefisien (b)

regresisederhanamutupraktekkerja (Y) atasmanajemenprakerin(X) dapat

ditentukandengan:

Pengujian kelinearan regresi sederhanauntuk menguji apakah regresi yang

diperoleh memiliki hubungan linear atau tidak antara variabel dependen dengan

(46)

67

Pengujian koefisien regresi untuk menguji apakah koefisien regresi memiliki

pengaruh signifikan atau tidakdenganuji t sebagaiberikut:

n

Koefisienregresisignifikanjika t hitung > t tabel (/2;n-k).

Keterangan:

= Koefisien parameter regresisederhana

(47)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Penelitian tentang pengaruh manajemen praktek kerja industri (Prakerin)

terhadap mutu praktek kerja di SMK Bina Warga Bandungdapat diambil kesimpulan,

adalah sebagai berikut:

1. Manajemen Prakerin di SMK Bina Warga Bandung secara komprehensif

dikategorikan baik dalam aspek perencanaan terutama pada tujuan prakerin,

metode prakerin, pendataan siswa prakerin, sosialisasi prakerin, aspek

pengorganisasian terutama materi prakerin, tenaga pembimbing atau pengajar

dari pihak sekolah, tenaga struktur dari pihak dunia usaha dan penempatan siswa,

aspek pelaksanaan terutama model penyelenggaraan prakerin, metode

pembelajaran, dan standar profesi, dan evaluasi prakerin terutama pada prosedur

penilaian, ukuran dan alat ukurnya.

2. Mutu praktek kerja di SMK Bina Warga Bandung secara komprehensif

dikategorikan baik dalam aspek pengetahuan termasuk pemahaman,

keterampilan termasuk penguasaan, dan sikap termasuk kemamdirian siswa SMK

Bina Warga Bandung.

3. Manajemen praktek kerja industri (Prakerin) berpengaruh dan signifikan

terhadap mutu praktek kerja SMK Bina Warga Bandung.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil temuan penelitian yang telah diperoleh, maka peneliti

mengajukan beberapa rekomendasi berkaitan dengan hasil peneilitian yang

diharapkan dapat menjadi masukan, khususnya bagi SMK Bina Warga Bandung,

maka dari itu perlu adanya masukan untuk penelitian selanjutnya serta pihak lain

(48)

92

yang berkepentingan untuk menindaklajuti. Berikut rekomendasi yang peneliti ajukan

antara lain:

1. Bagi SMK Bina Warga Bandung

a. PerluadanyapeningkatandanperbaikanpadamanajemenpendataansiswaPrakerinber

kenaandenganaspekperencanaanpraktekkerjaindustri di SMK BinaWarga

Bandung, dikarenakandikategorikancukupbaik.

b. Perluadanyapeningkatandanperbaikanpadamanajemenukuranberkenaandenganas

pekevaluasipraktekkerjaindustri di SMK BinaWarga Bandung,

dikarenakandikategorikancukupbaik.

2. Penelitian Selanjutnya

Dalam penelitian ini, peneliti menyadari masih terdapat banyak kekurangan.

Oleh karena itu, bagi penelitian selanjutnya hendaknya dapat meneliti, mengkaji dan

memperdalam kembali mengenai manajemen Prakerin serta mutu praktek kerja. Data

penelitian ini diperoleh dari pendapat responden dengan menjawab kuesioner yang

peneliti sebarkan. Sehingga, data dalam penelitian ini masih terdapat banyak

subjektivitas pendapat responden yang memungkinkan terjadinya bias.

Untuk penelitian selanjutnya, peneliti dapat melakukan penelitian dengan objek

yang sama namun menggunakan pendekatan kualitatif agar penelitiannya lebih fokus

dan tidak terpatok dari angka-angka sehingga lebih mendalam dengan penggunaan

instrumen wawancara dan observasi.

Selain itu, peneliti juga berharap bagi penelitian selanjutnya agar bahan yang

akan dijadikan penelitian haruslah dikaji terlebih dahulu, supaya hasil yang

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, R. A. dan Fahrurrozi. (2006). Total Quality Management In Education. Yogyakarta: IRCiSoD.

Amtu, O. (2011). Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah (Konsep,

Strategi dan Implementasi). Bandung: Alfabeta.

Andri, D. (2013). Pengertian Manajemen. [Online]. Tersedia di: http://karodalnet.blogspot.com/2013/02/pengertian-manajemen.html. Diakses 15 Maret 2014.

Arikunto, S. (1993). Manajemen Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2006). Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.

Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Burhan, B. (2001). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Danim, S. (2010). Otonomi Manajemen Sekolah. Bandung: CV Alfabeta

Darsono, M. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV. IKIP Semarang Press.

Donosepoetro, M. (1982). Manajemen dalam Pengertian dan Pendidikan

Berpikir. Surabaya: Fakultas Ekonomi UNAIR.

Ginanjar, D. (2009). Pengaruh Praktek Kerja Industri (Prakerin) Program

keahlian Administrasi Perkantoran Terhadap Kompetensi Kesekretarisan Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Bandung. Skripsi,

Universitas Pendidikan Indonesia.

Hadis, A. dan Nurhayati. (2010). Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Hari, S. (2005). Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Implementasi KBK. Bandung: Cipta Lekas Garafika.

Husaini, U. (2006). Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ishak, T. (2008). Proses Belajar di SMK. [Online]. Tersedia di: http://theguru-educationist.blogspot.com/2008/09/proses-belajar-di-smk.html. Diakses 28 Maret 2014.

Gambar

Gambar 3. 1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Table 3.3
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi dunia usaha terhadap unjuk kerja siswa SMK Negeri 1 Kendal jurusan busana butik pada praktek kerja industri

Peran Industri Dalam Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) Siswa Jurusan Tata Busana SMK Negeri 6 Semarang. Prodi PKK Konsentrasi Tata Busana. Jurusan Teknologi Jasa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN), gambaran kompetensi siswa pada standar kompetensi menyusun

Dari uraian latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengar uh Prestasi Praktek Kerja Industri (Prakerin) terhadap Minat

Pengaruh Manajemen Praktek Kerja Industri (Prakerin) Terhadap Mutu Praktek Kerja Di Smk Bina Warga Bandung1. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dalam pelaksanaan praktek kerja industri pada SMK BISTEKIN pengolahan data prakerin berupa pembayaran prakerin, pengajuan prakerin, pengumpulan laporan prakerin dan

Abstrak ― Praktek Kerja Industri atau yang biasa disebut Prakerin merupakan sebuah realisasi dari bagian pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan membekali siswa

Laporan Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) yang telah saya tulis ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas dari sekolah dan sebagai bahan pertanggung jawaban atas