PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROGRESIF TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK NEGERI 3 CIMAHI KELAS XI
PERHOTELAN 3 PADA PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh
Fadhilah Nur Syahbana
0901338
PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROGRESIF TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK NEGERI 3 CIMAHI KELAS XI
PERHOTELAN 3 PADA PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK
Oleh
FADHILAH NUR SYAHBANA
Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi
©Fadhilah Nur Syahbana 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2014
@Hak cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian
FADHILAH NUR SYAHBANA
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROGRESIF TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK NEGERI 3 CIMAHI KELAS XI
PERHOTELAN 3 PADA PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Drs. H. Yus Solihin Yusakarim, M.Ed NIP . 195003111978101001
Pembimbing II
Helmy Firmansyah, M.Pd Nip . 197912282005011002
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
FPOK UPI
ABSTRAK
Fadhilah Nur Syahbana “Pengaruh Metode Pembelajaran Progresif
Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 3 Cimahi kelas XI Perhotelan 3 Pada Pembelajaran Aktivitas Ritmik.” Program Studi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga FPOK UPI. Pembimbing I: Drs. H. Yus Solihin Yusakarim, M.Ed dan Pembimbing II: Helmy Firmansyah, M.Pd.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode pembelajaran progresif terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 3 Cimahi kelas XI Perhotelan 3 pada aktivitas ritmik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Desain penelitian pretest posttes control grup
desain. Populasi dan Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 3
Cimahi kelas XI Perhotelan 3 dengan sampel 34 orang yaitu dengan menggunakan Simple Kuota. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar skala motivasi belajar dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif. Penelitian ini memakai analisis statistik yaitu analisis uji t (uji hipotesis) dengan kesamaan dua rata-rata satu pihak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis diterima yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada siswa yang diberikan metode progresif terhadap motivasi dalam pembelajaran aktivitas ritmik. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa t hitung 5,47 lebih besar dari ttabel - α (2,037). kriteria pengujian
adalah tolak Ho jika t > tl –α pada taraf nyata α = 0.05 dengan (dk) = 16. Dalam hal ini t hitung berada pada daerah penolakan Ho. Jadi Ho ditolak dan H1 diterima yang artinya metode progresif memberikan pengaruh terhadap terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran aktivitas ritmik.
ABSTRACT
Fadhilah Nur Syahbana “The Impact Of Progressive Learning To Students’ Learning Motivation Of State High School III Of Cimahi Class XI For
Hospitality Majors In The Rhythmic Activity.” Study Program PJKR Department of Sport Education FPOK UPI. Supervisor I: Drs. H.Yus Solihin
Yusakarim, M.Ed dan Supervisor II: Helmy Firmansyah, M.Pd.
The purpose of this research is for knowing how much Progressive Learning
Method affect to student’s motivation in SMK Negeri 3 Cimahi, especially for sixth grade Hospitality Major in rhythmic activity. The method that the author used is experiment. And the design of research is pretest posttes control grup
desain. Population and Samples in this research is students from sixth grade of
Hospitality Major in SMK Negeri 3 Cimahi with 34 students for the sample in
Simple Quota. The Instruments used in this research is motivation to learn scale
paper and documentation. The data analysis is done by descriptive quantitative analysis technique. This research used statistical analysis, and it is t test analysis (hypothesis testing) with an average similarity of the two parties. The test result showed that the hypothesis accepted which there is significant reaction to students who were given progressive method to motivation in rhythmic activity learning. From the test result, the author got t counted 5,47 bigger than ttabel - α (2,037). The
criteria of the test is refuse Ho if t > tl –α in real level α = 0.05 with (dk) = 16. In this case, t calculation is in Ho refusal area. So, Ho was rejected and H1 was
accepted, and that means the progressive method gave an effect to student’s
motivation to learn in rhythmic activity learning.
Keywords : Progressive Learning Method, Motivation to Learn, Rhythmic
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Pembatasan Penelitian ... 6
D. Tujuan Penelitian... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
G. Definisi Operasional ... 7
BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 9
A. Pembelajaran dalam Dunia Pendidikan... 9
B. Hakikat Pembelajaran ... 10
1. Tujuan Pembelajaran ... 10
2. Komponen-Komponen Pembelajaran ... 12
3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran ... 13
C. Metode Pembelajaran ... 14
1. Pengertian Metode Pembelajaran ... 14
D. Metode Progersif ... 15
E. Motivasi ... 18
1. Pengertian Motivasi ... 18
2. Motivasi Belajar ... 19
3. Ciri-Ciri Motivasi Belajar ... 20
5. Jenis-jenis Motivasi Belajar ... 22
6. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar ... 25
7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 25
8. Pengukuran Motivasi ... 28
F. Aktivitas Ritmik ... 30
1. Hakikat Aktivitas Ritmik ... 30
2. Prinsip, Manfaat dan Macam-Macam Aktivitas Ritmik atau Senam Irama ... 31
G. Line Dance ... 32
1. Manfaat Latihan Line Dance ... 34
2. Jenis Line Dance ... 34
H. Hubungan Antara Metode Pembelajaran dengan Motivasi Belajar Siswa pada Aktivitas Ritmik ... 35
I. Anggapan Dasar ... 37
J. Hipotesis ... 39
BAB III METODE PENELITIAN ... 40
A. Metode Penelitian ... 40
B. Lokasi, Populasi dan Sampel ... 42
1. Lokasi ... 42
2. Populasi ... 42
3. Sampel ... 43
C. Desain Penelitian ... 44
D. Instrumen Penelitian ... 46
E. Uji Coba Skala ... 52
F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 52
1. Pengujian Validitas Instrumen ... 53
2. Reliabilitas ... 53
G. Prosedur Penelitian ... 54
H. Teknik Analisis Data ... 56
BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN ... 59
B. Pengujian Instrumen ... 60
1. Uji Validitas ... 60
2. Uji Reliabilitas ... 62
3. Analisis Butir Soal Tes Obyektif ... 63
C. Pengolahan dan Analisis Data ... 63
1. Rata-rata dan Simpangan Baku ... 64
2. Uji Homogenitas (uji dua varians) ... 64
3. Uji Normalitas ... 65
4. Uji Hipotesis (satu pihak) ... 66
1. Hasil Uji Hipotesis Uji Satu Pihak (Kelompok Eksperimen) ... 67
2. Hasil Uji Hipotesis Uji Satu Pihak (Kelompok Kontrol)… 68
D. Diskusi Temuan ... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 70
B. Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA……….. 72
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Komponen- komponen Pembelajaran ... 12
2.2. Pengaruh Motivasi Terhadap Belajar dan Perilaku ... 21
3.1. Desain Penelitian ... 45
DAFTAR TABEL
Halaman
3.1.Kisi-kisi Dimensi Motivasi Belajar ... 49
3.2 Pola Skor Opsi Alternatif Respons ... 51
3.3 Skala Motivasi Belajar ... 51
4.1 Perhitungan Validitas Instrument ... 60
4.2 Uji Reabilitas ... 61
4.3 Uji Reabilitas ... 61
4.4 Analisis Butir Soal Tes Objektif ... 62
4.5 Hasil Pretest dan Post test Kelas Eksperimen ... 63
4.6 Hasil Pretest dan Post test Kelas Kontrol ... 63
4.7 Hasil Uji Homogenitas Post test ... 64
4.8 Hasil Uji Normalitas Lilliefors Kedua Kelompok ... 64
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan, mata pelajaran pendidikan jasmani mempunyai
kedudukan yang sama dengan mata pelajaran yang lainnya, karena dalam
pendidikan jasmani bermaterikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan
cabang olahraga dan kesehatan, juga memberi peluang bagi siswa untuk
mengembangkan kemampuan gerak dirinya dalam bidang olahraga khususnya
dalam cabang senam.
Pada masa sekarang ini masyarakat telah menyadari akan perlunya
melakukan olahraga. Ini terbukti dari banyaknya anggota masyarakat yang
melakukan olahraga pada hari-hari libur di lapangan-lapangan atau di
tempat-tempat tertentu yang memungkinkan. Salah satu cabang olahraga yang populer
dan digemari oleh masyarakat yaitu olahraga senam. Olahraga senam juga dapat
menjadi sebuah media untuk pendidikan dan rekreasi serta untuk peningkatan
kebugaran. Olahraga senam ini menurut individu untuk tidak hanya
mengandalkan segi fisik dan kekuatan semata, tetapi juga dituntut untuk dapat
menggunakan kemampuan dalam mengembangkan koordinasi geraknya. Dan
perlu diperhatikan olahraga ini memerlukan keahlian dan daya ingat dari tiap
individu yang melakukannya, sehingga gerakan-gerakan dalam senam dapat
dilakukan dengan benar. Semua jenis senam memberikan input yang baik bagi
individu yang melakukannya dan berpengaruh terhadap kebugaran jasmani bila
dilakukan secara teratur. Sampai saat ini belum ada definisi senam yang tepat,
artinya yang dapat mencangkup semua jenis senam, karena sekarang begitu
banyak macamnya dan tujuannya pun berbeda-beda seperti senam ritmik, senam
artistik, dan sebagainya.
Senam yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang
olahraga, merupakan terjemahan dari bahasa Inggris Gymnastics yang berarti
olahraga senam, atau Belanda Gymnastiek. Gymnastics sendiri dalam bahasa
Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan
perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk mendapat
penekanan di dalam program pendidikan jasmani, terutama karena tuntutan fisik
yang dipersyaratkannya, seperti kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh bagian
tubuh. Di samping itu, senam juga menyumbang besar pada perkembangan gerak
dasar fundamental yang penting bagi aktivitas fisik cabang olahraga lain, terutama
dalam hal bagaimana mengatur tubuh secara efektif dan efisien.
Menurut Peter H. Werner dalam Mahendra, A (1994: 9) mengatakan bahwa
“senam dapat diartikan sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai atau pada alat, yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan,
kelincahan, koordinasi, serta kontrol tubuh.” Jadi fokusnya adalah tubuh, bukan
alatnya, bukan pula pola-pola geraknya, karena gerak apapun yang digunakan,
tujuan utamanya adalah peningkatan kualitas fisik serta penguasaan
pengontrolannya. Selanjutnya menurut Iman Hidayat (1995) dalam Mahendra, A
(2001: 8) menjelaskan bahwa :
Senam adalah suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental dan spiritual.
Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan
pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai
untuk mengisi program pendidikan jasmani. Aktivitas jasmani adalah segala
bentuk kegiatan jasmani. Kegiatan yang melibatkan jasmani bergerak. Aktivitas
jasmani adalah segala bentuk menggerakan badan, termasuk gerak berjalan kaki,
berlari, melempar menangkap, merayap, merangkak, berlompat, berloncat, dan
bentuk gerak dasar lainnya. Aktivitas jasmani atau gerak badan yang dikenal
selama ini juga terkait dengan istilah “human movement”, yang dalam bahasa Indonesia dapat dialih-bahasakan menjadi “gerak insani” atau “gerak manusiawi”.
Tema gerak insani nampaknya sangat akurat untuk menterjemahkan “human movement”. Dan merupakan inti dari semua bentuk istilah seperti: olahraga
kesehatan olahraga rehabilitasi, olahraga adaptif, termasuk pula pendidikan
jasmani dan pendidikan olahraga. Dengan demikian tema “gerak insani” adalah
suatu bentuk istilah sangat luas maknanya, mencakup semua tema yang terkait
dengan menggerakan badan. Adapun materinya, khususnya untuk mata pelajaran
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan tedapat berbagai materi yang harus diajarkan
kepada siswa disekolah, salah satunya aktivitas ritmik line dance yang akan
menjadi bahasan dalam penelitian ini.
Senam line dance merupakan bagian dari senam irama atau senam ritmik.
Pada perkembangannya banyak sekali jenis dari senam irama salah satunya adalah
Line Dance. Line Dance adalah sebuah tariankoreografidenganurutan berulang darilangkah-langkahdi mana sekelompokorangmenari dalam satu baris
ataulebih tanpa memperhatikanjenis kelamin individu, semuamenghadap ke arah
yangsama,dan melakukan langkah-langkahpada saat yang sama. Kemudian
pengertian yang diambil dari http://herliessa.blogspot.com/ „menerangkan kembali
bahwa Line Dance adalah sejenis olahraga dansa yang berupa langkah yang
membentuk suatu koregrafi dan digerakan pada sejumlah hitungan musik tertentu.
Rangkaian gerak itu bisa digerakkan menghadap ke 1, 2, 3 atau 4 bilik (wall).
Dari pengertian line dance diatas, line dance tersebut merupakan bagian dari
aktivitas ritmik.
Aktivitas ritmik adalah rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan
pola irama, disesuaikan dengan perubahan tempo, atau semata-mata gerak
ekspresi tubuh mengikuti iringan musik atau ketukan di luar musik. Aktivitas
ritmik merupakan istilah baru dalam khasanah peristilahan pendidikan jasmani di
Indonesia, karena sebelumnya kehadirannya diwakili oleh senam irama. Aktivitas
ritmik mempunyai karakteristik sebagai gerak kreatif, dimana dalam
pembelajarannya menekankan siswa sebagai pembelajar untuk berkreasi dalam
bergerak. Di dalam pembelajaran perlu adanya suatu dorongan yang dilakukan
oleh seorang guru untuk membangkitkan minat siswa untuk belajar secara baik,
dorongan tersebut adalah motivasi belajar siswa.
Guru perlu mempertimbangkan faktor psikologis siswa, salah satunya adalah
jelas dan penting untuk dilaksanakan karena akan memenuhi harapan, cita-cita
dan kebutuhannya. Menurut (Sumadi Suryabrata, 1991; Singgih Gunarsa, 1990;
Monks, Knoers, Siti Rahayu, 1989) dalam Dimyati dan Mudjiono (2006),
“Motivasi belajar diperkuat dengan adanya sikap, emosi, kesadaran, kebiasaan, dan kemauan”. Oleh karena itu agar siswa mau belajar tentang apa yang diajarkan, maka perlu menghubungkan bahan pelajaran itu dengan kebutuhan minat siswa
yang bersangkutan.
Proses terbentuknya motivasi berasal dari dua jenis, yaitu berasal dari diri
sendiri (internal) dan juga berasal dari luar (eksternal). Motivasi internal adalah
motivasi yang muncul dari dalam diri sendiri tanpa ada faktor luar yang
mempengaruhi. Sedangkan motivasi eksternal adalah motivasi yang muncul
karena dorongan dari luar baik itu berupa hal yang positif seperti imbalan, reward,
hadiah, penghargaan dan lain-lain maupun hal yang negatif seperti hukuman,
paksaan dan lain-lain. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat maka akan
bertambah motivasinya untuk belajar dan berlatih.
Usaha untuk membangkitkan motivasi belajar pada diri siswa dapat ditempuh
dengan berbagai cara pendekatan, antara lain dengan menggunakan angka, hadiah,
sering memberi ulangan, pujian dan lainnya. Para siswa di sekolah merupakan
suatu kelompok manusia yang mempunyai minat dan kebutuhan yang kompleks
dan beragam. Untuk menghadapi kondisi itu, seorang guru perlu mengenal
karakteristik para siswanya, sehingga seorang guru dapat mengembangkan suatu
cara untuk membangkitkan motivasi siswa belajar, sesuai dengan kemampuannya
dan kondisi kelasnya.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, Guru perlu
mempertimbangkan faktor psikologis siswa, salah satunya adalah motivasi siswa.
Memotivasi siswa tidak hanya menggerakkan siswa agar aktif dalam pelajaran,
tetapi juga mengarahkan dan menjadikan siswa terdorong untuk belajar secara
terus menerus didalam sekolah maupun diluar sekolah. Dan banyak guru yang
kurang tepat menerapkan metode pembelajaran. Sedangkan penerapan metode
siswa dalam proses pembelajaran. Fathurrohman dan Sutikno (2007: 20).
Mengungkapkan cara meningkatkan motivasi belajar, yaitu:
“...i. Meningkatkan motivasi belajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang variasi, metode yang bervariasi akan sangat membantu dalam proses belajar dan mengajar. Dengan adanya metode yang baru akan mempermudah guru untuk menyampaikan materi pada siswa...‟‟ http://belajarpsikologi.com/cara-meningkatkan-motivasi-belajar-anak/
Ada beberapa metode yang digunakan, salah satunya adalah metode
progresif. Menurut Mahendra, A (2007: 278) menjelaskan bahwa „‟metode progresif atau „‟progressive method‟‟ adalah suatu cara mengajar dimana bahan latihan atau keterampilan dibagi dalam beberapa unit atau bagian.
Berdasarkan penjelasan di atas penulis mencoba menerapkan salah satu
metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran Progresif. Penggunaan metode
progresif merupakan salah satu alternatif yang dapat kita tempuh untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar berlangsung sehingga dapat terwujud apa
yang kita harapkan yakni dengan pembelajaran pendidikan jasmani.
Dari latar belakang di atas maka penulis dalam peneliti mengambil judul
“Pengaruh metode pembelajaran progresif terhadap motivasi belajar siswaSMK Negeri 3 Cimahi kelas XI Perhotelan 3 pada pembelajaran aktivitas ritmik.‟‟
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan. Oleh karena itu perumusan
masalah sangat diperlukan dalam sebuah penelitian. Secara umum metode
pembelajaran progresif sangatlah dibutuhkan dalam proses pembelajaran
aktivitas ritmik. Berdasarkan latar belakang dalam penelitian ini, penulis
menjelaskan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah metode pembelajaran progresif berpengaruh secara signifikan
terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 3 Cimahi kelas XI Perhotelan 3
C. Pembatasan Penelitian
Agar penelitian ini memperoleh sasaran yang sesuai dengan tujuan yang
diharapkan, maka perlu adanya pembatasan masalah tentang pembatasan masalah
ini, berpedoman dari latar belakang diatas, serta untuk menghindari timbulnya
penafsiran yang terlalu luas dan untuk memperoleh gambaran yang jelas, maka
batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Permasalahan yang diteliti pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui
pengaruh aktivitas ritmik yang menggunakan metode progresif (variabel x)
sebagai variabel bebas, sedangkan sebagai variabel terikat motivasi belajar
(variabel y) di SMK Negeri 3 Cimahi.
2. Populasi dan sampel yang diteliti dalam penelitian adalah siswa SMK
Negeri 3 Cimahi kelas XI Perhotelan 3, sebanyak 34 siswa yang dipilih,
karena penulis mendapatkan kelas yang benar-benar belum mempelajari
pembelajaran aktivitas ritmik line dance sebelumnya, penulis mengetahui
bahwa siswa tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan aktivitas ritmik,
dan semua siswa kelas XI Perhotelan 3 adalah homogen tidak pernah
mengikuti pembelajaran atau ekstrakulikuler aktivitas ritmik.
3. Aktivitas ritmik merupakan rangkaian gerakan senam yang dilakukan dengan
gerakan langkah-langkah serta ayunan lengan dan sikap badan dengan diiringi
irama atau musik
4. senam line dance merupakan bagian dari aktivitas ritmik
5. Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah di SMK Negeri 3 Cimahi
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang ingin dicapai oleh peneliti
setelah penelitian ini selesai. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan
dari penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui apakah metode pembelajaran progresif berpengaruh secara
signifikan terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 3 Cimahi kelas XI
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini berguna untuk menyajikan salah satu alternatif yang terbaik
bagi upaya mengatasi masalah yang dihadapi siswa. Jika tujuan penelitian ini
tercapai, manfaat yang dapat dirasakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoritis, penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pikiran dan bahan
pengajaran dalam penyampaian materi pembelajaran aktivitas ritmik line
dance pada siswa-siswi di SMK Negeri 3 Cimahi.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan bahan masukan
bagi guru pendidikan jasmani untuk menyampaikan materi pembelajaran
senam ritmik line dance sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa akan
lebih baik.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah-istilah, maka penulis
mencoba memberikan penjelasan mengenai istilah sebagai berikut :
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 849). Daya yang ada atau
timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan,
atau perbuatan seseorang.
2. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain
instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan
pada penyediaan sumber belajar. (Dimiyanti dan Mujiono, 1999 : yang
dikutip oleh Sagala 2007). Pembelajaran adalah suatu aktivitas yang paling
utama, ini merupakan suatu tujuan dari pendidikan nasional yang bergantung
pada begaimana proses pembelajaran yang efektif yang diberikan oleh guru
yang disusun sedemikian rupa materinya untuk diberikan kepada peserta
didik.
3. Berdasarkan pengertian metode progresif menurut Mahendra, (2007: 278).
Saya dapat menyimpulkan bahwa Pengertian metode progresif ialah suatu
metode yang proses pembelajarannya atau keterampilannya dibagi-bagi
menjadi beberapa bagian, setelah bagian/keterampilan 1 selesai, kemudian
menjadi 1 gerakan yang selaras, kemudian dilanjutkan dengan keterampilan
ke 3, dan seperti itu selanjutnya.
4. Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang
yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan. (Sardiman, 2011: 73). Motivasi adalah suatu bentuk
dorongan atau semangat untuk melakukan suatu bentuk aktivitas agar lebih
efektif dalam menjalankannya.
5. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang sifatnya
non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,
merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi
kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.
(Sardiman, 2011: 75). Motivasi belajar adalah suatu bentuk dorongan agar
bersemangat dalam melakukan belajar.
6. Aktivitas ritmik adalah rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan
pola irama, disesuaikan dengan perubahan tempo, atau semata-mata gerak
ekspresi tubuh mengikuti iringan musik atau ketukan di luar musik.
7. Ritmik/ritme atau disebut juga irama, yaitu gerakan nada yang teratur
mengalir karena munculnya aksen secara tetap. Keindahan irama akan lebih
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode Penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan
dan dipergunakan oleh peneliti dalam rangka memperoleh data yang
dipergunakan dengan permasalahan yang diselidiki. Seperti yang dikemukakan
oleh Surakhmad (1990:131), sebagai berikut:
Metode adalah merupakan suatu cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara ini dipergunakan setelah penyelidikan, memperhitungkan kewajarannya, ditinjau dari tujuan penelitian serta dari situasi penelitian.
Untuk menjawab pertanyaan penelitian dalam rumusan masalah serta dalam
rangka membuktikan hipotesis yang diajukan pada Bab I, perlu dilakukan
penelitian terhadap kelompok subjek dan objek pokok sebagai bahasan penelitian.
Oleh karena itu penulis menggunakan metode yang sesuai dengan masalah yang
akan diteliti. Mengenai metode penelitian dikemukakan oleh Arikunto (1996: 150) bahwa: “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.”
Dalam penelitian ini, tujuan utamanya yaitu untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa dengan melalui penerapan metode pembelajaran progresif yang
dilaksanakan pada pembelajaran pendidikan jasmani. Maka akhir penelitian yang
ingin dicapai yaitu peningkatan motivasi belajar siswa melalui penerapan metode
pembelajaran progresif dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya
pembelajaran aktivitas ritmik line dance.
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian diatas, maka metode
penelitian yang akan dipergunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian
eksperimen. Metode penelitian ini akan digunakan berdasarkan pertimbangan
bahwa sifat dari penelitian yang akan dilakukan bersifat ekperimental yaitu
akibat dari suatu perlakuan atau treatment tersebut. Menurut Sugiyono (2010: 72)
bahwa ”Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan”.
Dari uraian yang telah dikemukakan dan pendapat para ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa metode penelitian eksperimen merupakan suatu bentuk
rangkaian kegiatan percobaan penelitian dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu
hal atau masalah dengan mencoba menerapkan perlakuan atau treatment sehingga
diperoleh hasil akan perlakuan tersebut.
Karena penelitian yang akan dilakukan penulis adalah ingin mengetahui
kontribusi dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Penulis anggap bahwa
metode eksperimen lebih tepat untuk mencari jalan pemecahan masalah hubungan
sebab akibat. Hal ini pun dikemukakan oleh Suryadibrata (1993: 32) bahwa:
Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen, satu atau lebih kondisi perlakuan, dan membandingkan hasilnya.
Ada beberapa jenis metode penelitian yang sering digunakan orang untuk
mengadakan penelitian suatu permasalahan, seperti metode historis, deskriptif dan
eksperimen. Untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang penulis ajukan
maka penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode eksperimen,
yaitu mengadakan kegiatan percobaan terhadap variabel-variabel yang diselidiki
untuk mendapatkan suatu hasil.
Metode ini dipergunakanatas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian ini
adalah untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada pembelajaran aktivitas
ritmik line dance dengan metode pembelajaran progresif pada siswa SMK N 3
Cimahi. Melalui penelitian eksperimen ini, diharapkan akan terungkap besarnya
kontribusi dari variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode progresif
terhadap variabel terikat yaitu motivasi belajar siswa SMK N 3 Cimahi.
mempengaruhi terhadap hasil penelitian ini, diantaranya adalah: jenis kelamin,
usia, kemampuan, minat dan bakat.
B. Lokasi, Populasi dan Sampel
1. Lokasi
Agar penelitian ini jelas maka, penulis akan melakukan penelitian di SMK
Negeri 3 Cimahi, yang beralamat di JL. Sukarasa No. 136 Citeureup kecamatan
Cimahi utara. Kota Cimahi. Jawa Barat.
Untuk memecahkan suatu masalah penelitian diperlukan sumber data dan
pada umumnya sumber data itu disebut populasi dan sampel penelitian.
2. Populasi
Setiap penelitian memerlukan sejumlah objek yang akan diteliti, populasi
merupakan sumber data yang sangat penting. Populasi memegang peranan penting
dalam suatu penelitian, karena populasi merupakan keseluruhan sumber data atau
objek yang akan diteliti. Seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (1997:115) bahwa:
Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti.Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selain itu, menurut Sudjana (2005:5), mengatakan Totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatnya.
Berdasarkan penjelasan diatas mengenai populasi, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa populasi merupakan suatu keseluruhan atau totalitas dari
sekumpulan objek penelitian, baik benda hidup, manusia, benda mati, atau berupa
gejala maupun peristiwa-peristiwa yang dijadikan sebagai sumber data yang
memilki berbagai ciri atau karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.
Mengingat populasi sangat luas, maka dalam penelitian ini peneliti
membatasi populasi untuk membantu mempermudah penarikan sampel. Menurut
Sudjana, N dan Ibrahim (1992) bahwa: “..pembatasan populasi dilakukan dengan
membedakan populasi sasaran (target population) dan populasi terjangkau
Berdasarkan pendapat tersebut maka yang menjadi populasi dalam penelitian
ini adalah siswa SMK Negeri 3 Cimahi, sedangkan populasi terjangkaunya adalah
siswa kelas XI Perhotelan SMK Negeri 3 Cimahi. Berdasarkan ketentuan tersebut
maka jumlah populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI
perhotelan 1, 2 dan 3 SMK Negeri 3 Cimahi sebanyak 3 kelas yang berjumlah 105
orang. Dalam penelitian ini penulis meneliti kelas XI perhotelan 3 yang berjumlah
34 orang.
3. Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2010: 81) menyatakan bahwa “sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”
Sedangkan seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2006: 131) bahwa: “Jika
kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.”
Berdasarkan pengertian tersebut, sampel yang diambil harus dapat memiliki
karakteristik yang sama dengan populasi, sehingga apa yang diteliti tersebut
benar-benar mewakili populasi penelitian. Salah satu syarat dalam penarikan
sampel adalah bahwa sampel itu bersifat representative, artinya sampel yang
ditetapkan harus mewakili populasi. Sifat karakteristik populasi harus tergambar
dalam sampel. Untuk menentukan jumlah sampel pada penelitian ini harus
berdasarkan pertimbangan masalah, tujuan, metoda, dan instrument penelitian.
Disamping itu perlu diperhatikan masalah waktu, tenaga, dan dana.
Berdasarkan metode penelitian eksperimen yang ciri utamanya adalah
penugasan random, maka peneliti menggunakan kelompok-kelompok yang sudah
ada sebagai sampel. Jadi peneliti tidak mengambil sampel dari anggota populasi
secara individu tetapi dalam bentuk kelas, alasannya adalah karena apabila
pengambilan sampel dilakukan secara individu dikhawatirkan situasi kelompok
sampel menjadi tidak alami.
Lalu penulis berpedoman pada pendapat Arikunto (2002: 107) yang
mengemukakan sebagai berikut:
Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10% sampai 15% atau 20% sampai 25% atau lebih.
Berdasarkan pernyataan tersebut maka penulis menetapkan jumlah sampel
yang diambil adalah sebanyak 34 orang yaitu kelas XI Perhotelan 3, dikarenakan
kelas tersebut yang benar-benar belum mempelajari pembelajaran aktivitas ritmik
line dance sebelumnya, penulis mengetahui bahwa siswa tidak mengetahui apa
yang dimaksud dengan aktivitas ritmik, dan semua siswa kelas XI Perhotelan 3
adalah homogen tidak pernah mengikuti pembelajaran atau ekstrakulikuler
aktivitas ritmik.
Dalam pengambilan sampel ini penulis menggunakan teknik sampling kuota,
Sugiyono (2011:85) menjelaskan mengenai sampling kuota sebagai berikut:
“teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu
sampaijumlah (kuota) yang diinginkan.” Cara demikian dilakukan karena kemampuan siswa dianggap homogen. Sesuai dengan karakteristik sampel yang
dibutuhkan yaitu (1) siswa pemula yang baru belajar atau belum mempelajari
pembelajaran aktivitas ritmik line dance sebelumnya, (2) jenis kelamin putera dan
puteri, (3) penulis mengetahui bahwa siswa tidak mengetahui apa yang dimaksud
dengan aktivitas ritmik, (4) kelas XI Perhotelan 3 yang berjumlah 34 orang, terdiri
dari 16 siswa putera dan 18 siswi puteri, selanjutnya 34 siswa tersebut yang akan
dijadikan sebagai sampel penelitian.
Ke-34 siswa tersebut dibagi ke dalam dua kelompok yang di bagi secara acak,
masing-masing 17 siswa, satu kelompok eksperimen dengan menggunakan
metode progresif 17 siswa dan yang satu lagi kelompok kontrol dengan 17 siswa,
dikarenakan mengingat terbatasnya waktu, tenaga, biaya, maka penulis
mengambil sebagian dari populasi.
C. Desain Penelitian
Menurut Nazir (2005:84) Desain penelitian adalah “semua proses yang
diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.” Dalam pengertian
lebih sempit, desain penelitian hanya pengumpulan dan analisis data saja.Dalam
sebagai berikut Nazir (2005:84):
a. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian.
b. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya.
c. Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan, luas jangkauan (scope), dan hipotesis untuk diuji.
d. Membangun penyelidikan atau percobaan.
e. Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel. f. Memilih prosedur serta teknik sampling yang digunakan.
g. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.
h. Membuat coding, serta mengadakan editingdan prosesing data.
i. Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistik untuk mengadakan generalisasi secara inferensi statistic.
j. Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi, serta interprestasi data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta menganjurkan beberapa saran dan kerja penelitian yang akan datang.
Dalam desain penelitian yang menjelaskan mengenai hubungan antara suatu
variabel dengan variabel lainnya peneliti harus cermat dalam menentukan secara
jelas yang mana variabel bebas (independent variabel) dan mana variabel terikat
(dependent variabel). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah (X1).
Melihat dari permasalahan yang akan diungkapkan dalam penelitian
ini”rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “pre test and post test designs” yang dapat digambarkan sebagai berikut: Desain penelitian dapat dilihat dalam Tabel 3.1.
Gambar 3.1
Bentuk Pretest-Posttest Control Group Design
Kelompok Eksperimen = Y1 X1 Y2
Kelompok Kontrol = Y3 Y4
Keterangan :
Kelompok 1: kelompok eksperimen
Kelompok 2: kelompok kontrol
Y2 : tes akhir
X1 : perlakuan dengan menerapkan metode pembelajaran progresif
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-postest control
design, di mana dua kelompok dipilih secara random, kemudian diberi tes awal
(pretest) dan tes akhir (posttest) untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara
kelompok kontrol yang menerapkan metode pembelajaran langsung dan
kelompok eksperimen yang menerapkan metode pembalajaran progresif.
D. Instrumen Penelitian
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani perlu adanya alat evaluasi
yang akan digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa, terutama
motivasi belajar. Instrument penelitian adalah alat untuk memperoleh data, yang
pada hakekatnya adalah alat ukur untuk mengukur variable penelitian.
Keberhasilan penelitian banyak ditemukan oleh instrument yang digunakan, sebab
data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan
menguji hipotesis diperoleh melalui instrument penelitian. Menurut Arikunto
(2002: 136) menyatakan bahwa. “Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap dan sitematis sehingga
lebih mudah diolah.”
Bertolak dari tujuan dan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini,
maka instrument yang digunakan adalah berupa skala atau angket pengukuran
motivasi belajar dengan menggunakan skala likert. Dibawah ini akan dijelaskan
tentang pengertian angket.
1. Angket
Dalam melakukan penelitian ini, penulis akan menggunakan angket motivasi
belajar sebagai alat ukur dalam melakukan penelitian ini. Menurut Sugiyono
(2010: 142) menyetakan bahwa:
kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang paling efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu pasti apa yang akan diharapkan dari responden.
Kuesioner juga cocok bila jumlah responden cukup besar dan tersebar
diwilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup
atau terbuka. Pertanyaan atau pernyataan terbuka adalah pernyataan yang
mengharapkan responden untuk menulis jawabannya berbentuk uraian tentang
sesuatu hal. Sedangkan pernyataan tertutup akan membantu responden untuk
menjawab dengan cepat, dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis
data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul. Pertanyaan atau pernyataan
dalam angket tertutup perlu dibuat kalimat positif dan negatif agar responden
dalam memberikan jawaban setiap pertanyaan lebih serius, dan tidak mekanistis.
Maka dalam penelitian ini penulis akan menggunakan pertanyaan tertutup
dalam pembuatan angketnya, karena dengan menggunakan pertanyaan tertutup
akan mendapatkan jawaban yang tegas dari responden. Angket tersebut telah
tersusun atas pertanyaan atau pernyataan yang tegas, teratur, kongkrit, lengkap
dan tidak menuntut jawaban, hanya sesuai dengan alternatif jawaban. Ini
sependapat dengan apa yang dikemukakan oleh Arikonto (2006: 152) yang
menyebutkan “angket tertutup atau koesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih”.
Angket yang diberikan kepada responden adalah merupakan instrumen
penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh
karena itu instrumen angket tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkan
data yang valid dan reliabeltentang variabel yang diukur. Supaya diperoleh data
penelitian yang valid dan reliabel, maka sebelum instrumen angket tersebut
diberikan pada responden, maka perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih
dulu.
Varibel yang diukur dalam penelitian ini adalah motivasi belajar, maka
instrumen yang digunakan adalah tes motivasi belajar yang dikembangkan oleh
peneliti sendiri. Sebelum menyusun butir-butir pernyataan yang akan diberikan
instrumen penelitian, yaitu kisi-kisi motivasi belajar siswa.
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan angket motivasi belajaryang
dikemukakan oleh Mc Cleland dalam Dimyati dan Mudjiono (2006: 88) bahwa:
Motivasi dalam konteks pembelajaran berdasarkan tiga jenis kebutuhan yang berbeda, yaitu: a. Motivasi untuk berprestasi, b.Motivasi untuk memperoleh kasih sayang seperti rela berkorban unruk sesama c. Motivasi untuk berkuasa, seperti kesetiaan tujuan perkumpulan
Dari teori diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut oleh Mc Cleland dalam
Rekso hadiprojo dan Handoko (1996: 85):
1. Kebutuhan prestasi (motivasi untuk berprestasi), tercermin dari keinginan mengambil dari tugas yang dapat dipertanggung jawabkan secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya. Ia menentukan tujuan yang wajar dapat memperhitungkan resiko dan ia berusaha melakukan sesuatu secara kreatif dan inovatif.
2. Kebutuhan afiliasi (motivasi untuk memperoleh kasih sayang), kebutuhan ini ditujukan dengan adanya bersahabat.
3. Kebutuhan kekuasaan (motivasi untuk berkuasa), kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh atas orang lain, dia peka terhadap struktur perilakunya dan membuat orang lain terkesan kepadanya, serta selalu menjaga reputasi dan kedudukannya.
http://nandahandoyo04.wordpress.com/2014/01/03/memahami-motivasi-dalam-pembelajaran/
Yang kemudian disederhanakan menjadi kisi-kisi dimensi motivasi belajar,
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Dimensi Motivasi Belajar
Variabel Subvariabel Indikator
No. Soal
Yang dimaksud dengan
menguasai disini dalam
artian membuat dirinya
tahu.
Setelah kisi-kisi dibuat dan indikator-indikator dirumuskan selanjutnya
penulis menyusun item tes dalam angket sesuai dengan spesifikasi data. Item-item
tersebut dituangkandalam bentuk pernyataan dengan disediakan alternatif jawaban
yang tersediaagar responden dapat menjawab, maka pernyataan-pernyataan
disajikan dan disusun dengan berpodoman pada penjelasan Surakhmad (1990:
184), sebagai berikut:
responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif. c. Sifat pernyataan harus netral dan obyektif.
d. Mengajukan hanya pernyataanyang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.
e. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban masalah yang dihadapi.
Tentang perumusan pernyataan-pernyataan atau item tes menurut pendapat
Sudrajat (2009:1) sebagai berikut:
a. Pernyataan yang dibuat harus jelas dan tidak meragukan. b. Hindari pertanyaan ganda.
c. Pertanyaan atau pernyataan harus relavan.
d. Pertanyaan atau pernyataan yang pendek adalah yang terpendek adalah yang terbaik.
e. Hindari istilah yang kias.
Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam
pernyataan dalam menyusun pernyataan dalam angket harus bersifat jelas, ringkas
dan relevan.
Alat yang digunakan adalah berupa skala atau angket pengukuran motivasi
belajar dengan menggunakan skala likert. Skala likert, menurut Sugiono (2008:
93) bahwa: “Variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.”
Lebih lanjut mengenai skala likert, Sudjana (2005: 107) menjelaskan bahwa
“Skala likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden,
apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai tertentu”. Adapun alasan penulis menggunakan skala likert skala ini mempunyai
beberapa keuntungan seperti yang diungkapkan black dan champion yang dikutif
Sudrajat (2009: 6) bahwa “Kelebihan skala likert yaitu : 1) mudah dibuat dan
ditafsirkan, 2) bentuknya yang paling umum, 3) bersifat fleksibel, 4) mengukur tingkat skala ordinal”.
Tabel 3.2
Pola Skor Opsi Alternatif Respons
Model Summated Ratings (Likert)
Alternatif Jawaban
Pemberian Skor
Positif Negatif
Sangat Sesuai (SS) 5 1
Sesuai (S) 4 2
Kurang Sesuai (KS) 3 3
Tidak Sesuai (TS) 2 4
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 5
Berdasarkan diatas penulis menetapkan kategori penskoran sebagai berikut:
kategori untuk setiap butir pernyataan positif, yaitu Sangat Sesuai = 5, Sesuai = 4,
Kurang Sesuai = 3, Tidak Sesuai = 2, Sangat Tidak Sesuai = 1. Kategori untuk
pernyataan negatif, yaitu Sangat Sesuai = 1, Sesuai = 2, Kurang Sesuai = 3, Tidak
Sesuai = 4, Sangat Tidak Sesuai = 5. Pemberian skala skor pada setiap kategori
pernyataan tes, dilakukan dengan pemberian bobot, terhadap lima alternatif jawaban. Adapun skor menurut Nurhasanah (2007: 349) adalah: “Butir soal atau pernyataan-pernyataan tersebut tidak terlepas dari inti permasalahan yang ingin
dipecahkan.
Instrumen dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk check list ( √ ) dalam
pengisiannya dengan contoh sebagai berikut.
Tabel 3.3
Skala Motivasi Belajar
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S KS TS STS
1 Saya menggunakan seluruh kemampuan saya dalam
melakukan kegiatan pembelajaran aktivitas ritmik √
Keterangan: SS = Sangat Sesuai,
S = Sesuai,
TS = Tidak Sesuai,
STS = Sangat Tidak Sesuai.
Rancangan instrumen angket motivasi belajar yang sudah jadi tersebut
kemudian di uji kadar validitas dan realibilitas instrumentnya.
E. Uji Coba Skala
Untuk mengukur tingkat validitas dan realibilitas dari setiap butir pertanyaan
atau pernyataan, maka skala yang telah disusun harus diuji cobakan terlebih
dahulu untuk mengukur tingat validitas dan realibilitas dari setiap butir
pernyataan-pernyataan. Dari uji coba skala akan diperoleh sebuah skala yang
memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian
ini. Uji coba instrumen bertujuan untuk menentukan valid atau tidaknya suatu tes
berupa angket dan apakah tes berupa angket tersebut cocok atau tidak digunakan
dalam penelitian tentang motivasi belajar terhadap pembelajaran aktivitas ritmik.
Pada penelitian ini penulis melakukan uji coba angket pada 50 siswa kelas XI
Perhotelan SMK Negeri 3 Cimahi tidak termasuk pada sampel penelitian. Skala
tersebut diberikan kepada para sampel penelitian yaitu siswa-siswi kelas XI
Perhotelan 3 SMK Negeri 3 Cimahi sebanyak 34 orang dan dalam teknik
pengisiannya penulis memberikan langsung untuk mengisi angket tersebut
sebelum pelaksanaan pembelajaran.
F. Pengujian Validitas dan Realibilitas
Untuk memperoleh data yang menunjang validitas dan reliabilitas instrument,
maka uji coba instrument dilakukan pada siswa-siswi yang dianggap homogen
dengan sampel yang akan diteliti, yaitu siswa-siswi dari kelas XI Perhotelan SMK
Negeri 3 Cimahi (diluar sampel penelitian). Setelah data hasil uji coba terkumpul
kemudian data diolah dan dianalisis secara statistik.
Dalam upaya menguji tingkat validitas skala dalam penelitian ini, penulis
mengolah data dengan menggunakan program SPSS versi 20. Setelah peneliti
membuat alat ukur atau instrumen yang berupa angket sebanyak 50 soal
motivasi belajar yang bisa dipakai dalam penelitian. Bila ada item soal yang tidak
memenuhi standar validitas, maka akan dibuang, dan jumlah item yang
dinyatakan valid, maka sejumlah item soal itulah yang akan digunakan sebagai
instrumen dalam penelitian. Metode uji validitas instrumen yang digunakan
adalah Metode Corrected Item Total Correlation yaitu uji validitas internal butir
tes dengan mengkorelasikan antara skor tiap butir soal yang didapatkan dengan
skor total responden (Priyatno, 2010: 24) sedangkan untuk reabilitas instrumen
peneliti menggunakan metode Cronbach Alpha yaitu model internal consistency
score berdasarkan korelasi purata antara butir-butir (items) yang ekivalen
(Uyanto, 2006:239).
1. Pengujian Validitas Instrumen
Uji validitas instrumen berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep
yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Arikunto
(2006: 160) mengemukakan “Validitas adalah pengukuran yang menunjukan
tingkat kevaliditasan dan kesahihan suatu instrumen.” Metode yang akan
digunakan dalam uji validitas dalam penelitian ini adalah Metode Corrected item
Total Correlation yaitu dengan mengkorelasikan antara skor tiap item dengan
skor total dan melakukan korelasi terhadap nilai koefisien korelasi overstimasi
(Priyatno, 2010: 24). Semua data yang terkumpul dari hasil uji coba instrumen
akan dianalisi menggunakan dengan bantuan SPSS versi 20.
Setelah melakukan perhitungan dari data yang telah dikumpulkan, maka
diperoleh angket valid yang dapat dilahat dalam BAB 4.
2. Reliabilitas
Dalam upaya menguji tingkat reliabilitas dalam penelitian ini, penulis
mengolah data dengan menggunakan program SPSS yang dapat dilihat dalam
BAB 4. Untuk reliabiltas alat ukur, dari item tes yang sudah diuji cobakan, diuji
kembali tingkat reliabilitasnya. Reabilitas adalah derajat atau keajegan suatu tes
atau alat pengukur, yang apabila alat pengukur itu dipergunakan hasilnya
memberikan keajegan atau kemantapan (Nurhasan, 2007:330). Suatu alat
pengukuran atau tes dikatakan reliabel jika alat ukur menghasilkan suatu
menghasilkan pengukuran yang sesungguhnya. Instrumen kuesioner yang tidak
reliabel maka tidak dapat konsisten untuk pengukuran sehingga hasil pengukuran
tidak dapat dipercaya (Priyatno, 2010: 24). Uji reliabilitasnya bertujuan untuk
mengungkapkan ketepatan dan kemantapan alat ukur.
http://repository.upi.edu/641/6/S_JKR_0807718_CHAPTER3.pdf
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian menjelaskan tentang tahap dan langkah-langkah
penelitian untuk memberikan gambaran mengenai langkah penelitian yang yang
dilakukan maka diperlukan langkah penelitian sebagai rencana kerja. Dengan
adanya gambaran dalam melakukan penelitian diharapkan penelitian tersebut
dapat berjalan sesuai dengan apa yang sudah dibuat dalam langkah-langkah
penelitian. Peneliti melakukan penelitian di SMK Negeri 3 Cimahi dengan jumlah
pertemuan sebanyak 12 kali pertemuan dalam 4 minggu karena menurut Tite, dkk
(2007) dalam Gunawan, H (2013: 41) mengatakan bahwa “dalam pelaksanaan
pengaturan lama latihan diharuskan untuk mempertimbangkan tingkat kelelahan
secara fisiologis”. Dengan kata lain, penelitian dilaksanakan 3 kali dalam
seminggu (senin, kamis, jumat) dimulai dari bulan November 2013. Menurut
Habblinck dalam Agustin, M (2011: 23) “Frekuensi latihan paling sedikit 3 hari
dalam seminggu, baik untuk olahraga kesehatan, olahraga pendidikan, dan
olahraga prestasi. Hal ini disebabkan ketahanan sesorang akan menurun setelah 40
jam tidak melakukan latihan.”
Secara umum ada tiga tahap penelitian, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan,
dan pelaporan. Setiap tahapan terdiri atas beberapa langkah kegiatan, seperti
diuraikan berikut ini:
1. Tahap persiapan, terdiri atas langkah-langkah kegiatan:
1. Pengajuan judul pada dosen pembimbing, penyusunan proposal, dan
seminar proposal penelitian.
2. Pengajuan surat izin penelitian ke SMK Negeri 3 Cimahi dari Jurusan
POR, Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi,
3. Melakukan studi pendahuluan ke lokasi peneliatan Sekolah SMK Negeri
3 Cimahi.
2. Tahap pelaksanaan, terdiri atas langkah-langkah kegiatan:
1. Pemberian perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran
progresif pada pembelajaran aktivitas ritmik terhadap kelompok
eksperimen selama 12 kali pertemuan; Jadwal dan program perlakuan
dapat di lihat pada lampiran.
2. Melakukan tes dengan menggunakan skala motivasi belajar yang
diberikan kepada siswa sebelum pelaksanaan pembelajaran.
3. Pelaksanaan post-test atau tes akhir untuk melihat pengaruh metode
pembelajaran progresif pada pembelajaran aktivitas ritmik. Tes akhir
dilaksanakan satu hari setelah pertemuan ke-12, yaitu pada hari jumat,
tanggal Desember 2013.
Langkah-langkah dalam melakukan penelitian seperti gambar 3.2
dibawah ini:
POPULASI
SAMPEL
TES AWALSKALA MOTIVASI BELAJAR
KELOMPOK A (TRETMENT)
Pembelajaran menggunakan metode progresif
KELOMPOK B(KONTROL)
Pembelajaran tanpa menggunakan metode progresif
TES AKHIRSKALA MOTIVASI BELAJAR
ANALISIS DATA PENGOLAHAN
3. Tahap pelaporan, terdiri atas langkah-langkah kegiatan:
1. Melakukan pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul;
2. Membuat kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian;
3. Menyusun naskah skripsi secara lengkap.
H. Teknik analisi data
Setelah seluruh persiapan diselesaikan, peneliti siap untuk melakukan
penelitian dilapangan dengan menggunakan metode eksperimen. Data yang
terkumpul dari lapangan diolah dan dianalisis untuk dapat membuat kesimpulan.
Analisis data dilakukan dengan tujuan mampu menjawab pertanyaan yang
diajukan dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh metode pembelajaran
progresif terhadap motivasi belajar siswa pada aktivitas ritmik dibandingkan
dengan kelompok kontrol. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Menghitung Rata-Rata Dan Simpangan Baku
a. Mencari nilai rata-rata ( ) dari setiap data dengan rumus:
̅
Keterangan:
= Nilai rata-rata
= Jumlah dari seluruh data = Jumlah sampel
b. Menghitung simpangan baku dari setiap kelompok data dengan menggunakan
rumus:
̅
Keterangan:
S = Simpangan baku
= Nilai data ke-i
= Nilai rata-rata data
2. Uji Normalitas Data
Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang didapat dari
hasil pengamatan berdistribusi normal atau tidak dan juga untuk menentukan jenis
statistik yang akan digunakan selanjutnya. Uji normalitas yang digunakan pada
penelitian ini adalah uji Lilifort.
Prosedur yang digunakan menurut Sudjana (2001) adalah sebagai berikut:
a. Pengamatan X1, X2, … Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ..., Zn dengan
menggunakan rumus:
̅
( ̅ dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari
sampel).
b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F(Z1) = P(Z Z1).
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, … ZnZi. Jika proporsi ini
dinyatakan S(Zi), maka:
Banyaknya Z1, Z2, ... , Zn Zi
S (Zi) =
n
d. Menghitung selisih F (Zi) - S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
3. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetaui apakah data yang didapat dari
hasil pengamatan homogen atau tidak dan juga untuk menentukan jenis statistik
yang digunkan. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji F dengan rumus:
cil
Variansike
sar
Variansibe
Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika hitung lebih kecil dari
F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (α) = 0,05
dan derajat kebebasan dk = V1 dan V2, nilai V1 = n – 1 dan V2 = n – 2 jadi data setiap butir tes adalah homogen bila F hitung ≤ F table
4. Menguji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yaitu bahwa metode pembelajaran progresif yang
berorientasi pada keterampilan bekerja sama (sebagai kelompok eksperimen)
lebih besar pengaruhnya daripada metode pembelajaran langsung yang
berorientasi pada keterampilan teknik (sebagai kelompok kontrol) terhadap
motivasi belajar siswa, digunakan “pengujian dua sampel tidak berhubungan
(independent sample t-test)” yaitu melalui perbandingan kelompok eskperimen
yang menggunakan metode pembelajaran progresif dengan pembelajaran
langsung atau kelompok kontrol. Uji Hipotesis dengan ketentuan yang telah
disahkan pada saat pengajuan penelitian bahwa untuk menguji hipotesis
menggunakan uji hipotesis kesamaan dua rata-rata (satu pihak) adalah sebagai
berikut:
̅ ̅ √
Separated varian
H0 ditolak jika t-hitung > t-tabel
H1 diterima jika t-hitung < t-tabel
Kriteria untuk menafsirkan kelompok yang lebih besar pengaruhnya terhadap
aktivitas ritmik, yaitu jika niai t-hitung > t-tabel maka H0 ditolak, artinya ada
perbedaan antara kedua kelompok. Sedangkan jika nilai t-hitung < t-tabel maka
H1 diterima, artinya tidak ada perbedaan antara kedua kelompok, t-tabel dengan
derajat kebebasan (df) n-2, dengan pengujian 1 sisi (signifikan = 0,05) dapat
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Proses motivasi dalam melakukan pembelajaran penjas dapat dilakukan
melalui metode progresif. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data,
diperoleh kesimpulan bahwa metode progresif memberikan pengaruh terhadap
motivasi belajar siswa pada aktivitas ritmik, siswa kelas XI Perhotelan 3 SMK
Negeri 3 Cimahi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah peneliti kemukakan, ada beberapa hal
yang dapat disampaikan sebagai saran atau masukan yaitu:
1. Bagi guru bahwa metode progresif dapat digunakan dalam mengajar
pembelajaran aktivitas ritmik.
2. Proses pembelajaran melalui metode progresif sangat baik demi
meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran penjas. Berdasarkan hal
tersebut, di sarankan bagi para guru pendidikan jasmani untuk menerapkan
metode progresif dalam pembelajaran pendidikan jasmani atau pembelajaran
aktivitas ritmik.
3. Melalui metode ini siswa akan lebih aktif dan menyukai aktivitas yang
dilakukannya. Sehingga memotivasi untuk melakukan gerakan dan
diharapkan akan meningkat sehingga siswa lebih aktif dalam proses
pembelajaran penjas.
4. Bagi lembaga sekolah, perlu adanya publikasi kepada seluruh guru terhadap
pemahaman metode-metode pembelajaran.
5. Bagi rekan mahasiswa khususnya program studi pendidikan jasmani
kesehatan dan rekreasi yang akan mengadakan penelitian tentang tentang
motivasi dan metode pembelajaran progresif, penulis menganjurkan untuk
lebih maksimal demi kemajuan mutu ilmu pendidikan khususnya bidang
keilmuan pendidikan jasmani.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis paparkan, semoga hasil
penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan kualitas
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, M. (2011). Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.
Arikunto, S. (1996). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto, S. (1997). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Anggaran Dasar The Universal Line Dance 2005
Dimiyanti Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimiyanti Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djmarah, dan Azwan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Giriwijoyo, Y. S Santoso. (2005). Manusia dan Olahraga. Bandung. ITB.
Gunawan, H. (2013). Pertandingan Metode Pembelajaran Bagian Dengan
Metode Pembelajaran Keseluruhan Terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh.
Bandung. Tidak Diterbitkan.
Handoyo, N. (2014). Memahami motivasi dalam pembelajaran. (online). Tersedia : http://nandahandoyo04.wordpress.com/2014/01/03/memahami-motivasi-dalam-pembelajaran/ (20 Maret 2014)
Herliessa. (2012). The Universal line dance. (online).
Tersedia: http://herliessa.blogspot.com.html (25 Agustus 2013)
Heryanto. (2012). Cara meningkatkan motivasi belajar anak. (online).
Tersedia: http://belajarpsikologi.com/cara-meningkatkan-motivasi-belajar-anak/.html (2 September 2013)
Hidayat, Y. (2009). Psikologi Olahraga. Bandung; CV. Bintang Warli Artika. Jl. Gegerkalong Hilir
Mahendra, Agus. (1994). Pembelajaran Senam: Pendekatan Pola Gerak
Mahendra, Agus. (2001). Pembelajaran Senam: Pendekatan Pola Gerak
Dominan, Jakarta. Dirjen Olahraga dan Dikdasmen, Depdiknas.
Mahendra, Agus. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: FPOK UPI.
Mahendra, Agus. (2010). Pembelajaran Senam: Pendekatan Pola Gerak
Dominan, Jakarta. Dirjen Olahraga dan Dikdasmen, Depdiknas.
Mahendra, Agus. Modul Senam Artistik Teori dan Pembelajaran Senam. Bandung: FPOK UPI.
Muzzam. (2012). Pengertian: ciri-ciri dan upaya. (online)
Tersedia : http://muzzam.wordpress.com/2012/05/18/motivasi-belajar-pengertian-ciri-ciri-dan-upaya/.html (18 mei 2012)
Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.
Nn. (2013). Pengertian ritme. (online).
Tersedia: http://matakristal.com/pengertianritme.html (31 mei 2013)
Nurlatipah, Erna. (2012). Perbedaan Hasil Pembelajaran Senam Irama Melalui
Model Mengajar Langsung dengan Model Kooperatif di SMPIT As-Syifa Boarding School Subang. Bandung. Tidak Diterbitkan.
Priyatno, D. (2010). Tehnik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data
Penelitian dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran.
Yogyakarta: Gava Media
Purwanto Ngalim. (2002). Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Putri Desty, A. (2012). Hubungan Motivasi Belajar Dengan Densitas
(Kepadatan/Kekerapan) Siswa Mengikuti Latihan Ekstrakulikuler Bola Basket Di SMPN 2 Ciasem Kabupaten Subang. Bandung. Tidak
diterbitkan.
Rahmawati, Puji. (2013). Pengaruh Senam Otak terhadap Pemahaman Bermain
Hoki. Bandung. Tidak Diterbitkan.
Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana 2010.
Sardiman. (1986). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sardiman. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sudjana, N. (1992). Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito.
Sudjana, N. (2005). Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D : Alfabeta, CV. Jl. Geger Kalong Hilir No. 84 Bandung
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D : Alfabeta, CV. Jl. Geger Kalong Hilir No. 84 Bandung
Surakhmad, Winarno. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode
Teknik.Bandung : Tarsito
Surakhmad, Winarno. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metoda dan
Teknik. Bandung: Tarsito.
Suryadibrata, Sumadi. (1993). Metodologi Penelitian. Jakarta : CV. Rajawali.
Uno, H.B. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Gorontalo : Bumi Aksara
Tersedia online:
http://en.m.wikipedia.org/wiki/line_dance http://id.wikipedia.org/wiki/Senam_irama