• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROGRESIF TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK NEGERI 3 CIMAHI KELAS XI PERHOTELAN 3 PADA PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROGRESIF TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK NEGERI 3 CIMAHI KELAS XI PERHOTELAN 3 PADA PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROGRESIF TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK NEGERI 3 CIMAHI KELAS XI

PERHOTELAN 3 PADA PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

Fadhilah Nur Syahbana

0901338

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROGRESIF TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK NEGERI 3 CIMAHI KELAS XI

PERHOTELAN 3 PADA PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK

Oleh

FADHILAH NUR SYAHBANA

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi

©Fadhilah Nur Syahbana 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

@Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian

(3)

FADHILAH NUR SYAHBANA

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROGRESIF TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK NEGERI 3 CIMAHI KELAS XI

PERHOTELAN 3 PADA PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Drs. H. Yus Solihin Yusakarim, M.Ed NIP . 195003111978101001

Pembimbing II

Helmy Firmansyah, M.Pd Nip . 197912282005011002

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

FPOK UPI

(4)

ABSTRAK

Fadhilah Nur Syahbana “Pengaruh Metode Pembelajaran Progresif

Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 3 Cimahi kelas XI Perhotelan 3 Pada Pembelajaran Aktivitas Ritmik.” Program Studi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga FPOK UPI. Pembimbing I: Drs. H. Yus Solihin Yusakarim, M.Ed dan Pembimbing II: Helmy Firmansyah, M.Pd.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode pembelajaran progresif terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 3 Cimahi kelas XI Perhotelan 3 pada aktivitas ritmik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Desain penelitian pretest posttes control grup

desain. Populasi dan Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 3

Cimahi kelas XI Perhotelan 3 dengan sampel 34 orang yaitu dengan menggunakan Simple Kuota. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar skala motivasi belajar dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif. Penelitian ini memakai analisis statistik yaitu analisis uji t (uji hipotesis) dengan kesamaan dua rata-rata satu pihak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis diterima yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada siswa yang diberikan metode progresif terhadap motivasi dalam pembelajaran aktivitas ritmik. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa t hitung 5,47 lebih besar dari ttabel - α (2,037). kriteria pengujian

adalah tolak Ho jika t > tl –α pada taraf nyata α = 0.05 dengan (dk) = 16. Dalam hal ini t hitung berada pada daerah penolakan Ho. Jadi Ho ditolak dan H1 diterima yang artinya metode progresif memberikan pengaruh terhadap terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran aktivitas ritmik.

(5)

ABSTRACT

Fadhilah Nur Syahbana “The Impact Of Progressive Learning To Students’ Learning Motivation Of State High School III Of Cimahi Class XI For

Hospitality Majors In The Rhythmic Activity.” Study Program PJKR Department of Sport Education FPOK UPI. Supervisor I: Drs. H.Yus Solihin

Yusakarim, M.Ed dan Supervisor II: Helmy Firmansyah, M.Pd.

The purpose of this research is for knowing how much Progressive Learning

Method affect to student’s motivation in SMK Negeri 3 Cimahi, especially for sixth grade Hospitality Major in rhythmic activity. The method that the author used is experiment. And the design of research is pretest posttes control grup

desain. Population and Samples in this research is students from sixth grade of

Hospitality Major in SMK Negeri 3 Cimahi with 34 students for the sample in

Simple Quota. The Instruments used in this research is motivation to learn scale

paper and documentation. The data analysis is done by descriptive quantitative analysis technique. This research used statistical analysis, and it is t test analysis (hypothesis testing) with an average similarity of the two parties. The test result showed that the hypothesis accepted which there is significant reaction to students who were given progressive method to motivation in rhythmic activity learning. From the test result, the author got t counted 5,47 bigger than ttabel - α (2,037). The

criteria of the test is refuse Ho if t > tl –α in real level α = 0.05 with (dk) = 16. In this case, t calculation is in Ho refusal area. So, Ho was rejected and H1 was

accepted, and that means the progressive method gave an effect to student’s

motivation to learn in rhythmic activity learning.

Keywords : Progressive Learning Method, Motivation to Learn, Rhythmic

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Pembatasan Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

G. Definisi Operasional ... 7

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 9

A. Pembelajaran dalam Dunia Pendidikan... 9

B. Hakikat Pembelajaran ... 10

1. Tujuan Pembelajaran ... 10

2. Komponen-Komponen Pembelajaran ... 12

3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran ... 13

C. Metode Pembelajaran ... 14

1. Pengertian Metode Pembelajaran ... 14

D. Metode Progersif ... 15

E. Motivasi ... 18

1. Pengertian Motivasi ... 18

2. Motivasi Belajar ... 19

3. Ciri-Ciri Motivasi Belajar ... 20

(7)

5. Jenis-jenis Motivasi Belajar ... 22

6. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar ... 25

7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 25

8. Pengukuran Motivasi ... 28

F. Aktivitas Ritmik ... 30

1. Hakikat Aktivitas Ritmik ... 30

2. Prinsip, Manfaat dan Macam-Macam Aktivitas Ritmik atau Senam Irama ... 31

G. Line Dance ... 32

1. Manfaat Latihan Line Dance ... 34

2. Jenis Line Dance ... 34

H. Hubungan Antara Metode Pembelajaran dengan Motivasi Belajar Siswa pada Aktivitas Ritmik ... 35

I. Anggapan Dasar ... 37

J. Hipotesis ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Metode Penelitian ... 40

B. Lokasi, Populasi dan Sampel ... 42

1. Lokasi ... 42

2. Populasi ... 42

3. Sampel ... 43

C. Desain Penelitian ... 44

D. Instrumen Penelitian ... 46

E. Uji Coba Skala ... 52

F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 52

1. Pengujian Validitas Instrumen ... 53

2. Reliabilitas ... 53

G. Prosedur Penelitian ... 54

H. Teknik Analisis Data ... 56

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

(8)

B. Pengujian Instrumen ... 60

1. Uji Validitas ... 60

2. Uji Reliabilitas ... 62

3. Analisis Butir Soal Tes Obyektif ... 63

C. Pengolahan dan Analisis Data ... 63

1. Rata-rata dan Simpangan Baku ... 64

2. Uji Homogenitas (uji dua varians) ... 64

3. Uji Normalitas ... 65

4. Uji Hipotesis (satu pihak) ... 66

1. Hasil Uji Hipotesis Uji Satu Pihak (Kelompok Eksperimen) ... 67

2. Hasil Uji Hipotesis Uji Satu Pihak (Kelompok Kontrol)… 68

D. Diskusi Temuan ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA……….. 72

LAMPIRAN

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Komponen- komponen Pembelajaran ... 12

2.2. Pengaruh Motivasi Terhadap Belajar dan Perilaku ... 21

3.1. Desain Penelitian ... 45

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

3.1.Kisi-kisi Dimensi Motivasi Belajar ... 49

3.2 Pola Skor Opsi Alternatif Respons ... 51

3.3 Skala Motivasi Belajar ... 51

4.1 Perhitungan Validitas Instrument ... 60

4.2 Uji Reabilitas ... 61

4.3 Uji Reabilitas ... 61

4.4 Analisis Butir Soal Tes Objektif ... 62

4.5 Hasil Pretest dan Post test Kelas Eksperimen ... 63

4.6 Hasil Pretest dan Post test Kelas Kontrol ... 63

4.7 Hasil Uji Homogenitas Post test ... 64

4.8 Hasil Uji Normalitas Lilliefors Kedua Kelompok ... 64

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan, mata pelajaran pendidikan jasmani mempunyai

kedudukan yang sama dengan mata pelajaran yang lainnya, karena dalam

pendidikan jasmani bermaterikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan

cabang olahraga dan kesehatan, juga memberi peluang bagi siswa untuk

mengembangkan kemampuan gerak dirinya dalam bidang olahraga khususnya

dalam cabang senam.

Pada masa sekarang ini masyarakat telah menyadari akan perlunya

melakukan olahraga. Ini terbukti dari banyaknya anggota masyarakat yang

melakukan olahraga pada hari-hari libur di lapangan-lapangan atau di

tempat-tempat tertentu yang memungkinkan. Salah satu cabang olahraga yang populer

dan digemari oleh masyarakat yaitu olahraga senam. Olahraga senam juga dapat

menjadi sebuah media untuk pendidikan dan rekreasi serta untuk peningkatan

kebugaran. Olahraga senam ini menurut individu untuk tidak hanya

mengandalkan segi fisik dan kekuatan semata, tetapi juga dituntut untuk dapat

menggunakan kemampuan dalam mengembangkan koordinasi geraknya. Dan

perlu diperhatikan olahraga ini memerlukan keahlian dan daya ingat dari tiap

individu yang melakukannya, sehingga gerakan-gerakan dalam senam dapat

dilakukan dengan benar. Semua jenis senam memberikan input yang baik bagi

individu yang melakukannya dan berpengaruh terhadap kebugaran jasmani bila

dilakukan secara teratur. Sampai saat ini belum ada definisi senam yang tepat,

artinya yang dapat mencangkup semua jenis senam, karena sekarang begitu

banyak macamnya dan tujuannya pun berbeda-beda seperti senam ritmik, senam

artistik, dan sebagainya.

Senam yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang

olahraga, merupakan terjemahan dari bahasa Inggris Gymnastics yang berarti

olahraga senam, atau Belanda Gymnastiek. Gymnastics sendiri dalam bahasa

(12)

Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan

perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk mendapat

penekanan di dalam program pendidikan jasmani, terutama karena tuntutan fisik

yang dipersyaratkannya, seperti kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh bagian

tubuh. Di samping itu, senam juga menyumbang besar pada perkembangan gerak

dasar fundamental yang penting bagi aktivitas fisik cabang olahraga lain, terutama

dalam hal bagaimana mengatur tubuh secara efektif dan efisien.

Menurut Peter H. Werner dalam Mahendra, A (1994: 9) mengatakan bahwa

“senam dapat diartikan sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai atau pada alat, yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan,

kelincahan, koordinasi, serta kontrol tubuh.” Jadi fokusnya adalah tubuh, bukan

alatnya, bukan pula pola-pola geraknya, karena gerak apapun yang digunakan,

tujuan utamanya adalah peningkatan kualitas fisik serta penguasaan

pengontrolannya. Selanjutnya menurut Iman Hidayat (1995) dalam Mahendra, A

(2001: 8) menjelaskan bahwa :

Senam adalah suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental dan spiritual.

Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan

pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai

untuk mengisi program pendidikan jasmani. Aktivitas jasmani adalah segala

bentuk kegiatan jasmani. Kegiatan yang melibatkan jasmani bergerak. Aktivitas

jasmani adalah segala bentuk menggerakan badan, termasuk gerak berjalan kaki,

berlari, melempar menangkap, merayap, merangkak, berlompat, berloncat, dan

bentuk gerak dasar lainnya. Aktivitas jasmani atau gerak badan yang dikenal

selama ini juga terkait dengan istilah “human movement”, yang dalam bahasa Indonesia dapat dialih-bahasakan menjadi “gerak insani” atau “gerak manusiawi”.

Tema gerak insani nampaknya sangat akurat untuk menterjemahkan “human movement”. Dan merupakan inti dari semua bentuk istilah seperti: olahraga

(13)

kesehatan olahraga rehabilitasi, olahraga adaptif, termasuk pula pendidikan

jasmani dan pendidikan olahraga. Dengan demikian tema “gerak insani” adalah

suatu bentuk istilah sangat luas maknanya, mencakup semua tema yang terkait

dengan menggerakan badan. Adapun materinya, khususnya untuk mata pelajaran

Pendidikan Olahraga dan Kesehatan tedapat berbagai materi yang harus diajarkan

kepada siswa disekolah, salah satunya aktivitas ritmik line dance yang akan

menjadi bahasan dalam penelitian ini.

Senam line dance merupakan bagian dari senam irama atau senam ritmik.

Pada perkembangannya banyak sekali jenis dari senam irama salah satunya adalah

Line Dance. Line Dance adalah sebuah tariankoreografidenganurutan berulang darilangkah-langkahdi mana sekelompokorangmenari dalam satu baris

ataulebih tanpa memperhatikanjenis kelamin individu, semuamenghadap ke arah

yangsama,dan melakukan langkah-langkahpada saat yang sama. Kemudian

pengertian yang diambil dari http://herliessa.blogspot.com/ „menerangkan kembali

bahwa Line Dance adalah sejenis olahraga dansa yang berupa langkah yang

membentuk suatu koregrafi dan digerakan pada sejumlah hitungan musik tertentu.

Rangkaian gerak itu bisa digerakkan menghadap ke 1, 2, 3 atau 4 bilik (wall).

Dari pengertian line dance diatas, line dance tersebut merupakan bagian dari

aktivitas ritmik.

Aktivitas ritmik adalah rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan

pola irama, disesuaikan dengan perubahan tempo, atau semata-mata gerak

ekspresi tubuh mengikuti iringan musik atau ketukan di luar musik. Aktivitas

ritmik merupakan istilah baru dalam khasanah peristilahan pendidikan jasmani di

Indonesia, karena sebelumnya kehadirannya diwakili oleh senam irama. Aktivitas

ritmik mempunyai karakteristik sebagai gerak kreatif, dimana dalam

pembelajarannya menekankan siswa sebagai pembelajar untuk berkreasi dalam

bergerak. Di dalam pembelajaran perlu adanya suatu dorongan yang dilakukan

oleh seorang guru untuk membangkitkan minat siswa untuk belajar secara baik,

dorongan tersebut adalah motivasi belajar siswa.

Guru perlu mempertimbangkan faktor psikologis siswa, salah satunya adalah

(14)

jelas dan penting untuk dilaksanakan karena akan memenuhi harapan, cita-cita

dan kebutuhannya. Menurut (Sumadi Suryabrata, 1991; Singgih Gunarsa, 1990;

Monks, Knoers, Siti Rahayu, 1989) dalam Dimyati dan Mudjiono (2006),

“Motivasi belajar diperkuat dengan adanya sikap, emosi, kesadaran, kebiasaan, dan kemauan”. Oleh karena itu agar siswa mau belajar tentang apa yang diajarkan, maka perlu menghubungkan bahan pelajaran itu dengan kebutuhan minat siswa

yang bersangkutan.

Proses terbentuknya motivasi berasal dari dua jenis, yaitu berasal dari diri

sendiri (internal) dan juga berasal dari luar (eksternal). Motivasi internal adalah

motivasi yang muncul dari dalam diri sendiri tanpa ada faktor luar yang

mempengaruhi. Sedangkan motivasi eksternal adalah motivasi yang muncul

karena dorongan dari luar baik itu berupa hal yang positif seperti imbalan, reward,

hadiah, penghargaan dan lain-lain maupun hal yang negatif seperti hukuman,

paksaan dan lain-lain. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat maka akan

bertambah motivasinya untuk belajar dan berlatih.

Usaha untuk membangkitkan motivasi belajar pada diri siswa dapat ditempuh

dengan berbagai cara pendekatan, antara lain dengan menggunakan angka, hadiah,

sering memberi ulangan, pujian dan lainnya. Para siswa di sekolah merupakan

suatu kelompok manusia yang mempunyai minat dan kebutuhan yang kompleks

dan beragam. Untuk menghadapi kondisi itu, seorang guru perlu mengenal

karakteristik para siswanya, sehingga seorang guru dapat mengembangkan suatu

cara untuk membangkitkan motivasi siswa belajar, sesuai dengan kemampuannya

dan kondisi kelasnya.

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, Guru perlu

mempertimbangkan faktor psikologis siswa, salah satunya adalah motivasi siswa.

Memotivasi siswa tidak hanya menggerakkan siswa agar aktif dalam pelajaran,

tetapi juga mengarahkan dan menjadikan siswa terdorong untuk belajar secara

terus menerus didalam sekolah maupun diluar sekolah. Dan banyak guru yang

kurang tepat menerapkan metode pembelajaran. Sedangkan penerapan metode

(15)

siswa dalam proses pembelajaran. Fathurrohman dan Sutikno (2007: 20).

Mengungkapkan cara meningkatkan motivasi belajar, yaitu:

“...i. Meningkatkan motivasi belajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang variasi, metode yang bervariasi akan sangat membantu dalam proses belajar dan mengajar. Dengan adanya metode yang baru akan mempermudah guru untuk menyampaikan materi pada siswa...‟‟ http://belajarpsikologi.com/cara-meningkatkan-motivasi-belajar-anak/

Ada beberapa metode yang digunakan, salah satunya adalah metode

progresif. Menurut Mahendra, A (2007: 278) menjelaskan bahwa „‟metode progresif atau „‟progressive method‟‟ adalah suatu cara mengajar dimana bahan latihan atau keterampilan dibagi dalam beberapa unit atau bagian.

Berdasarkan penjelasan di atas penulis mencoba menerapkan salah satu

metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran Progresif. Penggunaan metode

progresif merupakan salah satu alternatif yang dapat kita tempuh untuk

melaksanakan kegiatan belajar mengajar berlangsung sehingga dapat terwujud apa

yang kita harapkan yakni dengan pembelajaran pendidikan jasmani.

Dari latar belakang di atas maka penulis dalam peneliti mengambil judul

Pengaruh metode pembelajaran progresif terhadap motivasi belajar siswaSMK Negeri 3 Cimahi kelas XI Perhotelan 3 pada pembelajaran aktivitas ritmik.‟‟

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan. Oleh karena itu perumusan

masalah sangat diperlukan dalam sebuah penelitian. Secara umum metode

pembelajaran progresif sangatlah dibutuhkan dalam proses pembelajaran

aktivitas ritmik. Berdasarkan latar belakang dalam penelitian ini, penulis

menjelaskan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah metode pembelajaran progresif berpengaruh secara signifikan

terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 3 Cimahi kelas XI Perhotelan 3

(16)

C. Pembatasan Penelitian

Agar penelitian ini memperoleh sasaran yang sesuai dengan tujuan yang

diharapkan, maka perlu adanya pembatasan masalah tentang pembatasan masalah

ini, berpedoman dari latar belakang diatas, serta untuk menghindari timbulnya

penafsiran yang terlalu luas dan untuk memperoleh gambaran yang jelas, maka

batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Permasalahan yang diteliti pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui

pengaruh aktivitas ritmik yang menggunakan metode progresif (variabel x)

sebagai variabel bebas, sedangkan sebagai variabel terikat motivasi belajar

(variabel y) di SMK Negeri 3 Cimahi.

2. Populasi dan sampel yang diteliti dalam penelitian adalah siswa SMK

Negeri 3 Cimahi kelas XI Perhotelan 3, sebanyak 34 siswa yang dipilih,

karena penulis mendapatkan kelas yang benar-benar belum mempelajari

pembelajaran aktivitas ritmik line dance sebelumnya, penulis mengetahui

bahwa siswa tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan aktivitas ritmik,

dan semua siswa kelas XI Perhotelan 3 adalah homogen tidak pernah

mengikuti pembelajaran atau ekstrakulikuler aktivitas ritmik.

3. Aktivitas ritmik merupakan rangkaian gerakan senam yang dilakukan dengan

gerakan langkah-langkah serta ayunan lengan dan sikap badan dengan diiringi

irama atau musik

4. senam line dance merupakan bagian dari aktivitas ritmik

5. Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah di SMK Negeri 3 Cimahi

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang ingin dicapai oleh peneliti

setelah penelitian ini selesai. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan

dari penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui apakah metode pembelajaran progresif berpengaruh secara

signifikan terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 3 Cimahi kelas XI

(17)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini berguna untuk menyajikan salah satu alternatif yang terbaik

bagi upaya mengatasi masalah yang dihadapi siswa. Jika tujuan penelitian ini

tercapai, manfaat yang dapat dirasakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoritis, penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pikiran dan bahan

pengajaran dalam penyampaian materi pembelajaran aktivitas ritmik line

dance pada siswa-siswi di SMK Negeri 3 Cimahi.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan bahan masukan

bagi guru pendidikan jasmani untuk menyampaikan materi pembelajaran

senam ritmik line dance sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa akan

lebih baik.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah-istilah, maka penulis

mencoba memberikan penjelasan mengenai istilah sebagai berikut :

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 849). Daya yang ada atau

timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan,

atau perbuatan seseorang.

2. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain

instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan

pada penyediaan sumber belajar. (Dimiyanti dan Mujiono, 1999 : yang

dikutip oleh Sagala 2007). Pembelajaran adalah suatu aktivitas yang paling

utama, ini merupakan suatu tujuan dari pendidikan nasional yang bergantung

pada begaimana proses pembelajaran yang efektif yang diberikan oleh guru

yang disusun sedemikian rupa materinya untuk diberikan kepada peserta

didik.

3. Berdasarkan pengertian metode progresif menurut Mahendra, (2007: 278).

Saya dapat menyimpulkan bahwa Pengertian metode progresif ialah suatu

metode yang proses pembelajarannya atau keterampilannya dibagi-bagi

menjadi beberapa bagian, setelah bagian/keterampilan 1 selesai, kemudian

(18)

menjadi 1 gerakan yang selaras, kemudian dilanjutkan dengan keterampilan

ke 3, dan seperti itu selanjutnya.

4. Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang

yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan

terhadap adanya tujuan. (Sardiman, 2011: 73). Motivasi adalah suatu bentuk

dorongan atau semangat untuk melakukan suatu bentuk aktivitas agar lebih

efektif dalam menjalankannya.

5. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang sifatnya

non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,

merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi

kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.

(Sardiman, 2011: 75). Motivasi belajar adalah suatu bentuk dorongan agar

bersemangat dalam melakukan belajar.

6. Aktivitas ritmik adalah rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan

pola irama, disesuaikan dengan perubahan tempo, atau semata-mata gerak

ekspresi tubuh mengikuti iringan musik atau ketukan di luar musik.

7. Ritmik/ritme atau disebut juga irama, yaitu gerakan nada yang teratur

mengalir karena munculnya aksen secara tetap. Keindahan irama akan lebih

(19)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode Penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan

dan dipergunakan oleh peneliti dalam rangka memperoleh data yang

dipergunakan dengan permasalahan yang diselidiki. Seperti yang dikemukakan

oleh Surakhmad (1990:131), sebagai berikut:

Metode adalah merupakan suatu cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara ini dipergunakan setelah penyelidikan, memperhitungkan kewajarannya, ditinjau dari tujuan penelitian serta dari situasi penelitian.

Untuk menjawab pertanyaan penelitian dalam rumusan masalah serta dalam

rangka membuktikan hipotesis yang diajukan pada Bab I, perlu dilakukan

penelitian terhadap kelompok subjek dan objek pokok sebagai bahasan penelitian.

Oleh karena itu penulis menggunakan metode yang sesuai dengan masalah yang

akan diteliti. Mengenai metode penelitian dikemukakan oleh Arikunto (1996: 150) bahwa: “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.”

Dalam penelitian ini, tujuan utamanya yaitu untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa dengan melalui penerapan metode pembelajaran progresif yang

dilaksanakan pada pembelajaran pendidikan jasmani. Maka akhir penelitian yang

ingin dicapai yaitu peningkatan motivasi belajar siswa melalui penerapan metode

pembelajaran progresif dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya

pembelajaran aktivitas ritmik line dance.

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian diatas, maka metode

penelitian yang akan dipergunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian

eksperimen. Metode penelitian ini akan digunakan berdasarkan pertimbangan

bahwa sifat dari penelitian yang akan dilakukan bersifat ekperimental yaitu

(20)

akibat dari suatu perlakuan atau treatment tersebut. Menurut Sugiyono (2010: 72)

bahwa ”Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam

kondisi yang terkendalikan”.

Dari uraian yang telah dikemukakan dan pendapat para ahli diatas, dapat

disimpulkan bahwa metode penelitian eksperimen merupakan suatu bentuk

rangkaian kegiatan percobaan penelitian dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu

hal atau masalah dengan mencoba menerapkan perlakuan atau treatment sehingga

diperoleh hasil akan perlakuan tersebut.

Karena penelitian yang akan dilakukan penulis adalah ingin mengetahui

kontribusi dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Penulis anggap bahwa

metode eksperimen lebih tepat untuk mencari jalan pemecahan masalah hubungan

sebab akibat. Hal ini pun dikemukakan oleh Suryadibrata (1993: 32) bahwa:

Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen, satu atau lebih kondisi perlakuan, dan membandingkan hasilnya.

Ada beberapa jenis metode penelitian yang sering digunakan orang untuk

mengadakan penelitian suatu permasalahan, seperti metode historis, deskriptif dan

eksperimen. Untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang penulis ajukan

maka penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode eksperimen,

yaitu mengadakan kegiatan percobaan terhadap variabel-variabel yang diselidiki

untuk mendapatkan suatu hasil.

Metode ini dipergunakanatas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian ini

adalah untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada pembelajaran aktivitas

ritmik line dance dengan metode pembelajaran progresif pada siswa SMK N 3

Cimahi. Melalui penelitian eksperimen ini, diharapkan akan terungkap besarnya

kontribusi dari variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode progresif

terhadap variabel terikat yaitu motivasi belajar siswa SMK N 3 Cimahi.

(21)

mempengaruhi terhadap hasil penelitian ini, diantaranya adalah: jenis kelamin,

usia, kemampuan, minat dan bakat.

B. Lokasi, Populasi dan Sampel

1. Lokasi

Agar penelitian ini jelas maka, penulis akan melakukan penelitian di SMK

Negeri 3 Cimahi, yang beralamat di JL. Sukarasa No. 136 Citeureup kecamatan

Cimahi utara. Kota Cimahi. Jawa Barat.

Untuk memecahkan suatu masalah penelitian diperlukan sumber data dan

pada umumnya sumber data itu disebut populasi dan sampel penelitian.

2. Populasi

Setiap penelitian memerlukan sejumlah objek yang akan diteliti, populasi

merupakan sumber data yang sangat penting. Populasi memegang peranan penting

dalam suatu penelitian, karena populasi merupakan keseluruhan sumber data atau

objek yang akan diteliti. Seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (1997:115) bahwa:

Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti.Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selain itu, menurut Sudjana (2005:5), mengatakan Totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatnya.

Berdasarkan penjelasan diatas mengenai populasi, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa populasi merupakan suatu keseluruhan atau totalitas dari

sekumpulan objek penelitian, baik benda hidup, manusia, benda mati, atau berupa

gejala maupun peristiwa-peristiwa yang dijadikan sebagai sumber data yang

memilki berbagai ciri atau karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.

Mengingat populasi sangat luas, maka dalam penelitian ini peneliti

membatasi populasi untuk membantu mempermudah penarikan sampel. Menurut

Sudjana, N dan Ibrahim (1992) bahwa: “..pembatasan populasi dilakukan dengan

membedakan populasi sasaran (target population) dan populasi terjangkau

(22)

Berdasarkan pendapat tersebut maka yang menjadi populasi dalam penelitian

ini adalah siswa SMK Negeri 3 Cimahi, sedangkan populasi terjangkaunya adalah

siswa kelas XI Perhotelan SMK Negeri 3 Cimahi. Berdasarkan ketentuan tersebut

maka jumlah populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI

perhotelan 1, 2 dan 3 SMK Negeri 3 Cimahi sebanyak 3 kelas yang berjumlah 105

orang. Dalam penelitian ini penulis meneliti kelas XI perhotelan 3 yang berjumlah

34 orang.

3. Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2010: 81) menyatakan bahwa “sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

Sedangkan seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2006: 131) bahwa: “Jika

kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.”

Berdasarkan pengertian tersebut, sampel yang diambil harus dapat memiliki

karakteristik yang sama dengan populasi, sehingga apa yang diteliti tersebut

benar-benar mewakili populasi penelitian. Salah satu syarat dalam penarikan

sampel adalah bahwa sampel itu bersifat representative, artinya sampel yang

ditetapkan harus mewakili populasi. Sifat karakteristik populasi harus tergambar

dalam sampel. Untuk menentukan jumlah sampel pada penelitian ini harus

berdasarkan pertimbangan masalah, tujuan, metoda, dan instrument penelitian.

Disamping itu perlu diperhatikan masalah waktu, tenaga, dan dana.

Berdasarkan metode penelitian eksperimen yang ciri utamanya adalah

penugasan random, maka peneliti menggunakan kelompok-kelompok yang sudah

ada sebagai sampel. Jadi peneliti tidak mengambil sampel dari anggota populasi

secara individu tetapi dalam bentuk kelas, alasannya adalah karena apabila

pengambilan sampel dilakukan secara individu dikhawatirkan situasi kelompok

sampel menjadi tidak alami.

Lalu penulis berpedoman pada pendapat Arikunto (2002: 107) yang

mengemukakan sebagai berikut:

(23)

Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10% sampai 15% atau 20% sampai 25% atau lebih.

Berdasarkan pernyataan tersebut maka penulis menetapkan jumlah sampel

yang diambil adalah sebanyak 34 orang yaitu kelas XI Perhotelan 3, dikarenakan

kelas tersebut yang benar-benar belum mempelajari pembelajaran aktivitas ritmik

line dance sebelumnya, penulis mengetahui bahwa siswa tidak mengetahui apa

yang dimaksud dengan aktivitas ritmik, dan semua siswa kelas XI Perhotelan 3

adalah homogen tidak pernah mengikuti pembelajaran atau ekstrakulikuler

aktivitas ritmik.

Dalam pengambilan sampel ini penulis menggunakan teknik sampling kuota,

Sugiyono (2011:85) menjelaskan mengenai sampling kuota sebagai berikut:

“teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu

sampaijumlah (kuota) yang diinginkan.” Cara demikian dilakukan karena kemampuan siswa dianggap homogen. Sesuai dengan karakteristik sampel yang

dibutuhkan yaitu (1) siswa pemula yang baru belajar atau belum mempelajari

pembelajaran aktivitas ritmik line dance sebelumnya, (2) jenis kelamin putera dan

puteri, (3) penulis mengetahui bahwa siswa tidak mengetahui apa yang dimaksud

dengan aktivitas ritmik, (4) kelas XI Perhotelan 3 yang berjumlah 34 orang, terdiri

dari 16 siswa putera dan 18 siswi puteri, selanjutnya 34 siswa tersebut yang akan

dijadikan sebagai sampel penelitian.

Ke-34 siswa tersebut dibagi ke dalam dua kelompok yang di bagi secara acak,

masing-masing 17 siswa, satu kelompok eksperimen dengan menggunakan

metode progresif 17 siswa dan yang satu lagi kelompok kontrol dengan 17 siswa,

dikarenakan mengingat terbatasnya waktu, tenaga, biaya, maka penulis

mengambil sebagian dari populasi.

C. Desain Penelitian

Menurut Nazir (2005:84) Desain penelitian adalah “semua proses yang

diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.” Dalam pengertian

lebih sempit, desain penelitian hanya pengumpulan dan analisis data saja.Dalam

(24)

sebagai berikut Nazir (2005:84):

a. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian.

b. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya.

c. Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan, luas jangkauan (scope), dan hipotesis untuk diuji.

d. Membangun penyelidikan atau percobaan.

e. Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel. f. Memilih prosedur serta teknik sampling yang digunakan.

g. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.

h. Membuat coding, serta mengadakan editingdan prosesing data.

i. Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistik untuk mengadakan generalisasi secara inferensi statistic.

j. Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi, serta interprestasi data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta menganjurkan beberapa saran dan kerja penelitian yang akan datang.

Dalam desain penelitian yang menjelaskan mengenai hubungan antara suatu

variabel dengan variabel lainnya peneliti harus cermat dalam menentukan secara

jelas yang mana variabel bebas (independent variabel) dan mana variabel terikat

(dependent variabel). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah (X1).

Melihat dari permasalahan yang akan diungkapkan dalam penelitian

ini”rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “pre test and post test designs” yang dapat digambarkan sebagai berikut: Desain penelitian dapat dilihat dalam Tabel 3.1.

Gambar 3.1

Bentuk Pretest-Posttest Control Group Design

Kelompok Eksperimen = Y1 X1 Y2

Kelompok Kontrol = Y3 Y4

Keterangan :

Kelompok 1: kelompok eksperimen

Kelompok 2: kelompok kontrol

(25)

Y2 : tes akhir

X1 : perlakuan dengan menerapkan metode pembelajaran progresif

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-postest control

design, di mana dua kelompok dipilih secara random, kemudian diberi tes awal

(pretest) dan tes akhir (posttest) untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara

kelompok kontrol yang menerapkan metode pembelajaran langsung dan

kelompok eksperimen yang menerapkan metode pembalajaran progresif.

D. Instrumen Penelitian

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani perlu adanya alat evaluasi

yang akan digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa, terutama

motivasi belajar. Instrument penelitian adalah alat untuk memperoleh data, yang

pada hakekatnya adalah alat ukur untuk mengukur variable penelitian.

Keberhasilan penelitian banyak ditemukan oleh instrument yang digunakan, sebab

data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan

menguji hipotesis diperoleh melalui instrument penelitian. Menurut Arikunto

(2002: 136) menyatakan bahwa. “Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas

yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih

mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap dan sitematis sehingga

lebih mudah diolah.”

Bertolak dari tujuan dan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini,

maka instrument yang digunakan adalah berupa skala atau angket pengukuran

motivasi belajar dengan menggunakan skala likert. Dibawah ini akan dijelaskan

tentang pengertian angket.

1. Angket

Dalam melakukan penelitian ini, penulis akan menggunakan angket motivasi

belajar sebagai alat ukur dalam melakukan penelitian ini. Menurut Sugiyono

(2010: 142) menyetakan bahwa:

(26)

kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang paling efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu pasti apa yang akan diharapkan dari responden.

Kuesioner juga cocok bila jumlah responden cukup besar dan tersebar

diwilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup

atau terbuka. Pertanyaan atau pernyataan terbuka adalah pernyataan yang

mengharapkan responden untuk menulis jawabannya berbentuk uraian tentang

sesuatu hal. Sedangkan pernyataan tertutup akan membantu responden untuk

menjawab dengan cepat, dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis

data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul. Pertanyaan atau pernyataan

dalam angket tertutup perlu dibuat kalimat positif dan negatif agar responden

dalam memberikan jawaban setiap pertanyaan lebih serius, dan tidak mekanistis.

Maka dalam penelitian ini penulis akan menggunakan pertanyaan tertutup

dalam pembuatan angketnya, karena dengan menggunakan pertanyaan tertutup

akan mendapatkan jawaban yang tegas dari responden. Angket tersebut telah

tersusun atas pertanyaan atau pernyataan yang tegas, teratur, kongkrit, lengkap

dan tidak menuntut jawaban, hanya sesuai dengan alternatif jawaban. Ini

sependapat dengan apa yang dikemukakan oleh Arikonto (2006: 152) yang

menyebutkan “angket tertutup atau koesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis

yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih”.

Angket yang diberikan kepada responden adalah merupakan instrumen

penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh

karena itu instrumen angket tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkan

data yang valid dan reliabeltentang variabel yang diukur. Supaya diperoleh data

penelitian yang valid dan reliabel, maka sebelum instrumen angket tersebut

diberikan pada responden, maka perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih

dulu.

Varibel yang diukur dalam penelitian ini adalah motivasi belajar, maka

instrumen yang digunakan adalah tes motivasi belajar yang dikembangkan oleh

peneliti sendiri. Sebelum menyusun butir-butir pernyataan yang akan diberikan

(27)

instrumen penelitian, yaitu kisi-kisi motivasi belajar siswa.

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan angket motivasi belajaryang

dikemukakan oleh Mc Cleland dalam Dimyati dan Mudjiono (2006: 88) bahwa:

Motivasi dalam konteks pembelajaran berdasarkan tiga jenis kebutuhan yang berbeda, yaitu: a. Motivasi untuk berprestasi, b.Motivasi untuk memperoleh kasih sayang seperti rela berkorban unruk sesama c. Motivasi untuk berkuasa, seperti kesetiaan tujuan perkumpulan

Dari teori diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut oleh Mc Cleland dalam

Rekso hadiprojo dan Handoko (1996: 85):

1. Kebutuhan prestasi (motivasi untuk berprestasi), tercermin dari keinginan mengambil dari tugas yang dapat dipertanggung jawabkan secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya. Ia menentukan tujuan yang wajar dapat memperhitungkan resiko dan ia berusaha melakukan sesuatu secara kreatif dan inovatif.

2. Kebutuhan afiliasi (motivasi untuk memperoleh kasih sayang), kebutuhan ini ditujukan dengan adanya bersahabat.

3. Kebutuhan kekuasaan (motivasi untuk berkuasa), kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh atas orang lain, dia peka terhadap struktur perilakunya dan membuat orang lain terkesan kepadanya, serta selalu menjaga reputasi dan kedudukannya.

http://nandahandoyo04.wordpress.com/2014/01/03/memahami-motivasi-dalam-pembelajaran/

Yang kemudian disederhanakan menjadi kisi-kisi dimensi motivasi belajar,

(28)

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Dimensi Motivasi Belajar

Variabel Subvariabel Indikator

No. Soal

Yang dimaksud dengan

menguasai disini dalam

artian membuat dirinya

tahu.

Setelah kisi-kisi dibuat dan indikator-indikator dirumuskan selanjutnya

penulis menyusun item tes dalam angket sesuai dengan spesifikasi data. Item-item

tersebut dituangkandalam bentuk pernyataan dengan disediakan alternatif jawaban

yang tersediaagar responden dapat menjawab, maka pernyataan-pernyataan

disajikan dan disusun dengan berpodoman pada penjelasan Surakhmad (1990:

184), sebagai berikut:

(29)

responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif. c. Sifat pernyataan harus netral dan obyektif.

d. Mengajukan hanya pernyataanyang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.

e. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban masalah yang dihadapi.

Tentang perumusan pernyataan-pernyataan atau item tes menurut pendapat

Sudrajat (2009:1) sebagai berikut:

a. Pernyataan yang dibuat harus jelas dan tidak meragukan. b. Hindari pertanyaan ganda.

c. Pertanyaan atau pernyataan harus relavan.

d. Pertanyaan atau pernyataan yang pendek adalah yang terpendek adalah yang terbaik.

e. Hindari istilah yang kias.

Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam

pernyataan dalam menyusun pernyataan dalam angket harus bersifat jelas, ringkas

dan relevan.

Alat yang digunakan adalah berupa skala atau angket pengukuran motivasi

belajar dengan menggunakan skala likert. Skala likert, menurut Sugiono (2008:

93) bahwa: “Variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun

item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.”

Lebih lanjut mengenai skala likert, Sudjana (2005: 107) menjelaskan bahwa

“Skala likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden,

apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai tertentu”. Adapun alasan penulis menggunakan skala likert skala ini mempunyai

beberapa keuntungan seperti yang diungkapkan black dan champion yang dikutif

Sudrajat (2009: 6) bahwa “Kelebihan skala likert yaitu : 1) mudah dibuat dan

ditafsirkan, 2) bentuknya yang paling umum, 3) bersifat fleksibel, 4) mengukur tingkat skala ordinal”.

(30)

Tabel 3.2

Pola Skor Opsi Alternatif Respons

Model Summated Ratings (Likert)

Alternatif Jawaban

Pemberian Skor

Positif Negatif

Sangat Sesuai (SS) 5 1

Sesuai (S) 4 2

Kurang Sesuai (KS) 3 3

Tidak Sesuai (TS) 2 4

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 5

Berdasarkan diatas penulis menetapkan kategori penskoran sebagai berikut:

kategori untuk setiap butir pernyataan positif, yaitu Sangat Sesuai = 5, Sesuai = 4,

Kurang Sesuai = 3, Tidak Sesuai = 2, Sangat Tidak Sesuai = 1. Kategori untuk

pernyataan negatif, yaitu Sangat Sesuai = 1, Sesuai = 2, Kurang Sesuai = 3, Tidak

Sesuai = 4, Sangat Tidak Sesuai = 5. Pemberian skala skor pada setiap kategori

pernyataan tes, dilakukan dengan pemberian bobot, terhadap lima alternatif jawaban. Adapun skor menurut Nurhasanah (2007: 349) adalah: “Butir soal atau pernyataan-pernyataan tersebut tidak terlepas dari inti permasalahan yang ingin

dipecahkan.

Instrumen dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk check list ( √ ) dalam

pengisiannya dengan contoh sebagai berikut.

Tabel 3.3

Skala Motivasi Belajar

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S KS TS STS

1 Saya menggunakan seluruh kemampuan saya dalam

melakukan kegiatan pembelajaran aktivitas ritmik

Keterangan: SS = Sangat Sesuai,

S = Sesuai,

(31)

TS = Tidak Sesuai,

STS = Sangat Tidak Sesuai.

Rancangan instrumen angket motivasi belajar yang sudah jadi tersebut

kemudian di uji kadar validitas dan realibilitas instrumentnya.

E. Uji Coba Skala

Untuk mengukur tingkat validitas dan realibilitas dari setiap butir pertanyaan

atau pernyataan, maka skala yang telah disusun harus diuji cobakan terlebih

dahulu untuk mengukur tingat validitas dan realibilitas dari setiap butir

pernyataan-pernyataan. Dari uji coba skala akan diperoleh sebuah skala yang

memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian

ini. Uji coba instrumen bertujuan untuk menentukan valid atau tidaknya suatu tes

berupa angket dan apakah tes berupa angket tersebut cocok atau tidak digunakan

dalam penelitian tentang motivasi belajar terhadap pembelajaran aktivitas ritmik.

Pada penelitian ini penulis melakukan uji coba angket pada 50 siswa kelas XI

Perhotelan SMK Negeri 3 Cimahi tidak termasuk pada sampel penelitian. Skala

tersebut diberikan kepada para sampel penelitian yaitu siswa-siswi kelas XI

Perhotelan 3 SMK Negeri 3 Cimahi sebanyak 34 orang dan dalam teknik

pengisiannya penulis memberikan langsung untuk mengisi angket tersebut

sebelum pelaksanaan pembelajaran.

F. Pengujian Validitas dan Realibilitas

Untuk memperoleh data yang menunjang validitas dan reliabilitas instrument,

maka uji coba instrument dilakukan pada siswa-siswi yang dianggap homogen

dengan sampel yang akan diteliti, yaitu siswa-siswi dari kelas XI Perhotelan SMK

Negeri 3 Cimahi (diluar sampel penelitian). Setelah data hasil uji coba terkumpul

kemudian data diolah dan dianalisis secara statistik.

Dalam upaya menguji tingkat validitas skala dalam penelitian ini, penulis

mengolah data dengan menggunakan program SPSS versi 20. Setelah peneliti

membuat alat ukur atau instrumen yang berupa angket sebanyak 50 soal

(32)

motivasi belajar yang bisa dipakai dalam penelitian. Bila ada item soal yang tidak

memenuhi standar validitas, maka akan dibuang, dan jumlah item yang

dinyatakan valid, maka sejumlah item soal itulah yang akan digunakan sebagai

instrumen dalam penelitian. Metode uji validitas instrumen yang digunakan

adalah Metode Corrected Item Total Correlation yaitu uji validitas internal butir

tes dengan mengkorelasikan antara skor tiap butir soal yang didapatkan dengan

skor total responden (Priyatno, 2010: 24) sedangkan untuk reabilitas instrumen

peneliti menggunakan metode Cronbach Alpha yaitu model internal consistency

score berdasarkan korelasi purata antara butir-butir (items) yang ekivalen

(Uyanto, 2006:239).

1. Pengujian Validitas Instrumen

Uji validitas instrumen berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep

yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Arikunto

(2006: 160) mengemukakan “Validitas adalah pengukuran yang menunjukan

tingkat kevaliditasan dan kesahihan suatu instrumen.” Metode yang akan

digunakan dalam uji validitas dalam penelitian ini adalah Metode Corrected item

Total Correlation yaitu dengan mengkorelasikan antara skor tiap item dengan

skor total dan melakukan korelasi terhadap nilai koefisien korelasi overstimasi

(Priyatno, 2010: 24). Semua data yang terkumpul dari hasil uji coba instrumen

akan dianalisi menggunakan dengan bantuan SPSS versi 20.

Setelah melakukan perhitungan dari data yang telah dikumpulkan, maka

diperoleh angket valid yang dapat dilahat dalam BAB 4.

2. Reliabilitas

Dalam upaya menguji tingkat reliabilitas dalam penelitian ini, penulis

mengolah data dengan menggunakan program SPSS yang dapat dilihat dalam

BAB 4. Untuk reliabiltas alat ukur, dari item tes yang sudah diuji cobakan, diuji

kembali tingkat reliabilitasnya. Reabilitas adalah derajat atau keajegan suatu tes

atau alat pengukur, yang apabila alat pengukur itu dipergunakan hasilnya

memberikan keajegan atau kemantapan (Nurhasan, 2007:330). Suatu alat

pengukuran atau tes dikatakan reliabel jika alat ukur menghasilkan suatu

(33)

menghasilkan pengukuran yang sesungguhnya. Instrumen kuesioner yang tidak

reliabel maka tidak dapat konsisten untuk pengukuran sehingga hasil pengukuran

tidak dapat dipercaya (Priyatno, 2010: 24). Uji reliabilitasnya bertujuan untuk

mengungkapkan ketepatan dan kemantapan alat ukur.

http://repository.upi.edu/641/6/S_JKR_0807718_CHAPTER3.pdf

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian menjelaskan tentang tahap dan langkah-langkah

penelitian untuk memberikan gambaran mengenai langkah penelitian yang yang

dilakukan maka diperlukan langkah penelitian sebagai rencana kerja. Dengan

adanya gambaran dalam melakukan penelitian diharapkan penelitian tersebut

dapat berjalan sesuai dengan apa yang sudah dibuat dalam langkah-langkah

penelitian. Peneliti melakukan penelitian di SMK Negeri 3 Cimahi dengan jumlah

pertemuan sebanyak 12 kali pertemuan dalam 4 minggu karena menurut Tite, dkk

(2007) dalam Gunawan, H (2013: 41) mengatakan bahwa “dalam pelaksanaan

pengaturan lama latihan diharuskan untuk mempertimbangkan tingkat kelelahan

secara fisiologis”. Dengan kata lain, penelitian dilaksanakan 3 kali dalam

seminggu (senin, kamis, jumat) dimulai dari bulan November 2013. Menurut

Habblinck dalam Agustin, M (2011: 23) “Frekuensi latihan paling sedikit 3 hari

dalam seminggu, baik untuk olahraga kesehatan, olahraga pendidikan, dan

olahraga prestasi. Hal ini disebabkan ketahanan sesorang akan menurun setelah 40

jam tidak melakukan latihan.”

Secara umum ada tiga tahap penelitian, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan,

dan pelaporan. Setiap tahapan terdiri atas beberapa langkah kegiatan, seperti

diuraikan berikut ini:

1. Tahap persiapan, terdiri atas langkah-langkah kegiatan:

1. Pengajuan judul pada dosen pembimbing, penyusunan proposal, dan

seminar proposal penelitian.

2. Pengajuan surat izin penelitian ke SMK Negeri 3 Cimahi dari Jurusan

POR, Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi,

(34)

3. Melakukan studi pendahuluan ke lokasi peneliatan Sekolah SMK Negeri

3 Cimahi.

2. Tahap pelaksanaan, terdiri atas langkah-langkah kegiatan:

1. Pemberian perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran

progresif pada pembelajaran aktivitas ritmik terhadap kelompok

eksperimen selama 12 kali pertemuan; Jadwal dan program perlakuan

dapat di lihat pada lampiran.

2. Melakukan tes dengan menggunakan skala motivasi belajar yang

diberikan kepada siswa sebelum pelaksanaan pembelajaran.

3. Pelaksanaan post-test atau tes akhir untuk melihat pengaruh metode

pembelajaran progresif pada pembelajaran aktivitas ritmik. Tes akhir

dilaksanakan satu hari setelah pertemuan ke-12, yaitu pada hari jumat,

tanggal Desember 2013.

Langkah-langkah dalam melakukan penelitian seperti gambar 3.2

dibawah ini:

POPULASI

SAMPEL

TES AWALSKALA MOTIVASI BELAJAR

KELOMPOK A (TRETMENT)

Pembelajaran menggunakan metode progresif

KELOMPOK B(KONTROL)

Pembelajaran tanpa menggunakan metode progresif

TES AKHIRSKALA MOTIVASI BELAJAR

ANALISIS DATA PENGOLAHAN

(35)

3. Tahap pelaporan, terdiri atas langkah-langkah kegiatan:

1. Melakukan pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul;

2. Membuat kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian;

3. Menyusun naskah skripsi secara lengkap.

H. Teknik analisi data

Setelah seluruh persiapan diselesaikan, peneliti siap untuk melakukan

penelitian dilapangan dengan menggunakan metode eksperimen. Data yang

terkumpul dari lapangan diolah dan dianalisis untuk dapat membuat kesimpulan.

Analisis data dilakukan dengan tujuan mampu menjawab pertanyaan yang

diajukan dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh metode pembelajaran

progresif terhadap motivasi belajar siswa pada aktivitas ritmik dibandingkan

dengan kelompok kontrol. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

1. Menghitung Rata-Rata Dan Simpangan Baku

a. Mencari nilai rata-rata ( ) dari setiap data dengan rumus:

̅

Keterangan:

= Nilai rata-rata

= Jumlah dari seluruh data = Jumlah sampel

b. Menghitung simpangan baku dari setiap kelompok data dengan menggunakan

rumus:

̅

Keterangan:

S = Simpangan baku

= Nilai data ke-i

= Nilai rata-rata data

(36)

2. Uji Normalitas Data

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang didapat dari

hasil pengamatan berdistribusi normal atau tidak dan juga untuk menentukan jenis

statistik yang akan digunakan selanjutnya. Uji normalitas yang digunakan pada

penelitian ini adalah uji Lilifort.

Prosedur yang digunakan menurut Sudjana (2001) adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2, … Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ..., Zn dengan

menggunakan rumus:

̅

( ̅ dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari

sampel).

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F(Z1) = P(Z Z1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, … ZnZi. Jika proporsi ini

dinyatakan S(Zi), maka:

Banyaknya Z1, Z2, ... , Zn Zi

S (Zi) =

n

d. Menghitung selisih F (Zi) - S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

3. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetaui apakah data yang didapat dari

hasil pengamatan homogen atau tidak dan juga untuk menentukan jenis statistik

yang digunkan. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji F dengan rumus:

cil

Variansike

sar

Variansibe

(37)

Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika hitung lebih kecil dari

F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (α) = 0,05

dan derajat kebebasan dk = V1 dan V2, nilai V1 = n – 1 dan V2 = n – 2 jadi data setiap butir tes adalah homogen bila F hitung ≤ F table

4. Menguji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yaitu bahwa metode pembelajaran progresif yang

berorientasi pada keterampilan bekerja sama (sebagai kelompok eksperimen)

lebih besar pengaruhnya daripada metode pembelajaran langsung yang

berorientasi pada keterampilan teknik (sebagai kelompok kontrol) terhadap

motivasi belajar siswa, digunakan “pengujian dua sampel tidak berhubungan

(independent sample t-test)” yaitu melalui perbandingan kelompok eskperimen

yang menggunakan metode pembelajaran progresif dengan pembelajaran

langsung atau kelompok kontrol. Uji Hipotesis dengan ketentuan yang telah

disahkan pada saat pengajuan penelitian bahwa untuk menguji hipotesis

menggunakan uji hipotesis kesamaan dua rata-rata (satu pihak) adalah sebagai

berikut:

̅ ̅ √

Separated varian

H0 ditolak jika t-hitung > t-tabel

H1 diterima jika t-hitung < t-tabel

Kriteria untuk menafsirkan kelompok yang lebih besar pengaruhnya terhadap

aktivitas ritmik, yaitu jika niai t-hitung > t-tabel maka H0 ditolak, artinya ada

perbedaan antara kedua kelompok. Sedangkan jika nilai t-hitung < t-tabel maka

H1 diterima, artinya tidak ada perbedaan antara kedua kelompok, t-tabel dengan

derajat kebebasan (df) n-2, dengan pengujian 1 sisi (signifikan = 0,05) dapat

(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Proses motivasi dalam melakukan pembelajaran penjas dapat dilakukan

melalui metode progresif. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data,

diperoleh kesimpulan bahwa metode progresif memberikan pengaruh terhadap

motivasi belajar siswa pada aktivitas ritmik, siswa kelas XI Perhotelan 3 SMK

Negeri 3 Cimahi.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah peneliti kemukakan, ada beberapa hal

yang dapat disampaikan sebagai saran atau masukan yaitu:

1. Bagi guru bahwa metode progresif dapat digunakan dalam mengajar

pembelajaran aktivitas ritmik.

2. Proses pembelajaran melalui metode progresif sangat baik demi

meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran penjas. Berdasarkan hal

tersebut, di sarankan bagi para guru pendidikan jasmani untuk menerapkan

metode progresif dalam pembelajaran pendidikan jasmani atau pembelajaran

aktivitas ritmik.

3. Melalui metode ini siswa akan lebih aktif dan menyukai aktivitas yang

dilakukannya. Sehingga memotivasi untuk melakukan gerakan dan

diharapkan akan meningkat sehingga siswa lebih aktif dalam proses

pembelajaran penjas.

4. Bagi lembaga sekolah, perlu adanya publikasi kepada seluruh guru terhadap

pemahaman metode-metode pembelajaran.

5. Bagi rekan mahasiswa khususnya program studi pendidikan jasmani

kesehatan dan rekreasi yang akan mengadakan penelitian tentang tentang

motivasi dan metode pembelajaran progresif, penulis menganjurkan untuk

(39)

lebih maksimal demi kemajuan mutu ilmu pendidikan khususnya bidang

keilmuan pendidikan jasmani.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis paparkan, semoga hasil

penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan kualitas

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, M. (2011). Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.

Arikunto, S. (1996). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S. (1997). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Anggaran Dasar The Universal Line Dance 2005

Dimiyanti Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimiyanti Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djmarah, dan Azwan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Giriwijoyo, Y. S Santoso. (2005). Manusia dan Olahraga. Bandung. ITB.

Gunawan, H. (2013). Pertandingan Metode Pembelajaran Bagian Dengan

Metode Pembelajaran Keseluruhan Terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh.

Bandung. Tidak Diterbitkan.

Handoyo, N. (2014). Memahami motivasi dalam pembelajaran. (online). Tersedia : http://nandahandoyo04.wordpress.com/2014/01/03/memahami-motivasi-dalam-pembelajaran/ (20 Maret 2014)

Herliessa. (2012). The Universal line dance. (online).

Tersedia: http://herliessa.blogspot.com.html (25 Agustus 2013)

Heryanto. (2012). Cara meningkatkan motivasi belajar anak. (online).

Tersedia: http://belajarpsikologi.com/cara-meningkatkan-motivasi-belajar-anak/.html (2 September 2013)

Hidayat, Y. (2009). Psikologi Olahraga. Bandung; CV. Bintang Warli Artika. Jl. Gegerkalong Hilir

Mahendra, Agus. (1994). Pembelajaran Senam: Pendekatan Pola Gerak

(41)

Mahendra, Agus. (2001). Pembelajaran Senam: Pendekatan Pola Gerak

Dominan, Jakarta. Dirjen Olahraga dan Dikdasmen, Depdiknas.

Mahendra, Agus. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: FPOK UPI.

Mahendra, Agus. (2010). Pembelajaran Senam: Pendekatan Pola Gerak

Dominan, Jakarta. Dirjen Olahraga dan Dikdasmen, Depdiknas.

Mahendra, Agus. Modul Senam Artistik Teori dan Pembelajaran Senam. Bandung: FPOK UPI.

Muzzam. (2012). Pengertian: ciri-ciri dan upaya. (online)

Tersedia : http://muzzam.wordpress.com/2012/05/18/motivasi-belajar-pengertian-ciri-ciri-dan-upaya/.html (18 mei 2012)

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.

Nn. (2013). Pengertian ritme. (online).

Tersedia: http://matakristal.com/pengertianritme.html (31 mei 2013)

Nurlatipah, Erna. (2012). Perbedaan Hasil Pembelajaran Senam Irama Melalui

Model Mengajar Langsung dengan Model Kooperatif di SMPIT As-Syifa Boarding School Subang. Bandung. Tidak Diterbitkan.

Priyatno, D. (2010). Tehnik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data

Penelitian dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran.

Yogyakarta: Gava Media

Purwanto Ngalim. (2002). Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Putri Desty, A. (2012). Hubungan Motivasi Belajar Dengan Densitas

(Kepadatan/Kekerapan) Siswa Mengikuti Latihan Ekstrakulikuler Bola Basket Di SMPN 2 Ciasem Kabupaten Subang. Bandung. Tidak

diterbitkan.

Rahmawati, Puji. (2013). Pengaruh Senam Otak terhadap Pemahaman Bermain

Hoki. Bandung. Tidak Diterbitkan.

Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:

Kencana 2010.

Sardiman. (1986). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

(42)

Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sardiman. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sudjana, N. (1992). Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito.

Sudjana, N. (2005). Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D : Alfabeta, CV. Jl. Geger Kalong Hilir No. 84 Bandung

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D : Alfabeta, CV. Jl. Geger Kalong Hilir No. 84 Bandung

Surakhmad, Winarno. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode

Teknik.Bandung : Tarsito

Surakhmad, Winarno. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metoda dan

Teknik. Bandung: Tarsito.

Suryadibrata, Sumadi. (1993). Metodologi Penelitian. Jakarta : CV. Rajawali.

Uno, H.B. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Gorontalo : Bumi Aksara

Tersedia online:

http://en.m.wikipedia.org/wiki/line_dance http://id.wikipedia.org/wiki/Senam_irama

Gambar

Gambar
Gambar 3.1 Bentuk Pretest-Posttest Control Group Design
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Dimensi Motivasi Belajar
Pola Skor Opsi Alternatif Tabel 3.2 Respons
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam sistem tersebut terdapat 4 external entity yang memberikan input dan output pada sistem yaitu Responsibility center melakukan pencatatan administrasi yang meliputi

Metode ini merupakan kombinasi antara pembelajaran kooperatif/ kolaboratif dengan pembelajaran individual. Secara bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelom- pok

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas IV SD Negeri Panancangan 2 Kota Serang Provinsi Banten, melalui penerapan model sains teknologi

Masalah dalam penelitian ini mengungkap sejauhmana pelaksanaan evaluasi pembelajaran PAI pada SMP Kota Bandung Tahun 2014, dengan melakukan studi evaluatif pelaksanaan standar

Model Pengujian Analisis Regresi Linear Berganda pada Kebun Sei Baleh Estate pada Tanaman Berumur 7, 10 dan 13 Tahun Selama 3 Tahun.. Uji Analisis Regresi Linear Berganda

“ Implementasi pola gerak dominan terhadap keterampilan guling depan dan guling belakang dalam proses belajar.

kolam Pancing Anom Asri untuk pengembangan dimasa yang

Undang-undang Nomor 51 Tahun 1960 tentang Larangan Pemakaian Tanah Tanpa Ijin Yang Berhak atau Kuasanya Yang Sah.. Undang-undang Nomor 23 tentang Ketentuan-Ketentuan