No. Daftar 04/UN: 40.FPEB.IPL/2013
PENGARUH IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA
PEGAWAI PADA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA
BANDUNG II
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran
Oleh: Dini Deistiana NIM. 0704294
PENGARUH IMPLEMENTASI
GOOD GOVERNANCE
TERHADAP KINERJA
PEGAWAI PADA KANTOR PELAYANAN
PERBENDAHARAAN NEGARA
BANDUNG II
Oleh
Dini Deistiana
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Dini Deistiana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR PELAYANAN
PERBENDAHARAAN NEGARA BANDUNG II
Skripsi ini Disetujui dan Disahkan oleh:
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Pendidikan Manajemen Perkantoran
Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
UPI
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Janah Sojanah, M.Si
NIP. 195712191984032002
Rini Intansari M. S.Pd.,M.Pd
ABSTRAK
PENGARUH IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR PELAYANAN
PERBENDAHARAAN NEGARA BANDUNG II
Oleh: Dini Deistiana
0704294
Skripsi ini dibimbing oleh:
Dr. Janah Sojanah, M.Si., dan Rini Intansari M., S.Pd., M.Pd.
Masalah yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah belum optimalnya kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II. Dalam penelitian ini, masalah tersebut dipecahkan melalui 3 pernyataan utama yaitu dengan mencari gambaran tingkat implementasi good governance, gambaran tingkat kinerja pegawai, dan seberapa besar pengaruh implementasi good governance terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II.
Responden dalam penelitian ini berjumlah 45 orang yaitu pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan Explanatory Survey Method. Selanjutnya, teknik pengumpulan data adalah dengan cara penyebaran angket yang menggunakan model skala likert, yang di analisa dengan analisis regresi sederhana.
Berdasarkan analisa jawaban para responden, diperoleh hasil bahwa implementasi good governance yang dilakukan oleh Kepala Bagian Umum di KPPN Bandung II termasuk pada kategori sangat tinggi, dan kinerja pegawai pada Bagian Umum di KPPN Bandung II termasuk pada kategori rendah. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien regresi sederhana, diperoleh hipotesis bahwa implementasi good governance memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF THE IMPLEMENTATION OF GOOD
GOVERNANCE ON THE EMPLOYEES’ PERFORMANCE IN KPPN
BANDUNG II
By: Dini Deistiana
0704294
This paper is supervised by:
Dr. Janah Sojanah, M.Si. and Rini Intansari M., S.Pd., M.Pd.
The problem analyzed in this study is the employees’ performance in KPPN Bandung II which is not optimal. This study is aimed to figure out implementation good governance, employees’ performance, and the effects of implementation good governance the employees’ performance in KPPN Bandung II.
Forty five employees in KPPN Bandung II were involved as respondents. A descriptive method with Explanatory Survey Method approach was employed. The data were obtained through questionnaire with Likert Scale model and were then analyzed by using simple regression analysis.
The results showed that variable X, which is implementation good governance, was classified as very high category. Furthermore, variable Y, which is employees’ performance, was classified low category. Based on simple regression coeficient, it was concluded the implementation of good governance has positive and significant influence on the employees’ performance.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GRAFIK ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 14
1.3 Rumusan Masalah ... 15
1.4 Tujuan Penelitian ... 15
1.5 Kegunaan Hasil Penelitian ... 16
1.5.1 Kegunaan Teoritis ... 16
1.5.2 Kegunaan Praktis ... 17
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Konsep Good Governance ... 18
2.1.1 Pengertian Good Governance ... 18
2.1.2 Arti Pentingnya Good Governance ... 22
2.1.3 Prinsip-Prinsip Good Governance ... 24
2.2 Kinerja Pegawai ... 29
2.2.1 Pengertian Kinerja Pegawai ... 29
2.2.2 Penilaian Kinerja (Performance Appraisal) ... 34
2.2.3 Peningkatan Kinerja Pegawai ... 41
2.5 Hipotesis ... 53
BAB 3 DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 54
3.2 Metode Penelitian ... 55
3.3 Operasional Variabel ... 56
3.4 Sumber Data ... 60
3.5 Populasi ... 61
3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data Penelitian ... 62
3.7 Transformasi Data ... 63
3.8 Pengujian Instrumen Penelitian ... 65
3.8.1 Uji Validitas ... 66
3.8.2 Hasil Uji Validlitas ... 67
3.8.3 Uji Reliabilitas ... 70
3.8.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 71
3.9 Uji Persyaratan Analisis Data ... 73
3.9.1 Uji Normalitas ... 73
3.9.2 Uji Homogenitas ... 76
3.9.3 Uji Linearitas ... 78
3.10 Teknik Analisis Data ... 78
3.10.1 Perhitungan Skor Rata-rata ... 78
3.10.2 Analisis Regresi ... 79
3.10.3 Pengujian Hipotesis ... 82
3.10.4 Waktu Penelitian ... 84
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... . 85
4.1 Hasil Penelitian... .... 85
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian... 85
4.1.2 Pengujian Persyaratan Analisis Data... 95
4.2 Pembahasan... 104
4.2.3Pengaruh Implementasi Good Governance terhadap
Kinerja Pegawai... 110
BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... ... 112
5.1 Kesimpulan... 112
5.2 Rekomendasi... 113
DAFTAR PUSTAKA... ... 115
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data Ketidakdisiplinan Pegawai Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara Bandung II Tahun 2011 Dengan
Jumlah Pegawai 45 Orang ... 6
Tabel 1.2 Penilaian Prestasi Kinerja Pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II Tahun 2010-2011 ... 9
Tabel 1.3 Data Pencapaian Kinerja Berdasarkan Sasaran Kerja Unit (SKU) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II Tahun 2010-2011 ... 10
Tabel 1.4 Laporan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana KPPN Bandung II Periode Januari-Mei 2012 ... 12
Tabel 2.1 Kajian Empirik Penelitian Terdahulu ... 51
Tabel 3.1 Operasional Variabel Implementasi Good Governance ... 56
Tabel 3.2 Operasional Variabel Kinerja Pegawai ... 59
Tabel 3.3 Pegawai KPPN Bandung II ... 61
Tabel 3.4 Skala Likert ... 65
Tabel 3.5 Validitas Variabel (X) ... 69
Tabel 3.6 Validitas Variabel (Y) ... 70
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel (X) ... 72
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel (Y) ... 72
Tabel 3.9 Distribusi Frekuensi ... 74
Tabel 3.10 Uji Bartlett ... 76
Tabel 3.11 Analisis Varians (ANAVA) Regresi ... 80
Tabel 3.12 Jadwal Penelitian ... 84
Tabel 4.1 Penafsiran Persentase Skor Deskriptif ... 86
Tabel 4.4 Kecenderungan Responden terhadap Indikator
Responsibilitas ... 88
Tabel 4.5 Kecenderungan Responden terhadap Indikator
Independensi ... 89
Tabel 4.6 Kecenderungan Responden terhadap Indikator
Kesetaraan dan Kewajaran ... 90
Tabel 4.7 Kecenderungan Responden terhadap Indikator Kualitas
Kerja ... 91
Tabel 4.8 Kecenderungan Responden terhadap Indikator Kuantitas
Kerja ... 92
Tabel 4.9 Kecenderungan Responden terhadap Indikator Keandalan
Kerja ... 93
Tabel 4.10 Kecenderungan Responden terhadap Indikator Sikap
Kerja ... 94
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1.1 Data Kehadiran Pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Hubungan antar Sektor dalam Good Governance (UNDP) .. 21
Gambar 2.2 Mekanisme Good governance ... 44
Gambar 2.3 Kerangka Perilaku Individu ... 47
Gambar 2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu ... 48
Gambar 2.5 Paradigma Penelitian ... 50
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini akan mengkaji mengenai latar belakang masalah, identifikasi dan
rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian dalam
penelitian ini.
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejak krisis ekonomi tahun 1997 pelaksanaan tata kelola Pemerintah yang
baik atau lebih dikenal dengan Good Corporate Governance (GCG) menjadi isu
yang mengemuka di Indonesia. Menurut Wahyudin Zarkasyi dalam bukunya
“Good Corporate Governance” (2008:1), semua pihak baik dari pemerintah dan
swasta sepakat untuk dapat bangkit dari keterpurukan dan memulai dengan tata
kelola yang baik. Berbagai upaya memperbaiki tata kelola dilakukan dengan
menerapkan prinsip GCG di semua lini masyarakat.
Tuntutan terhadap wujud GCG di setiap sektor (publik maupun swasta),
kini semakin gencar, hal ini mengingat banyak penelitian yang menunjukkan
bahwa krisis ekonomi yang terjadi di negeri ini disebabkan oleh buruknya
pengelolaan (bad governance) pada sebagian besar pelaku ekonomi di Indonesia.
Indikasi buruknya pengelolaan tersebut antara lain tercermin dari berbagai temuan
studi yang dikutip dari Wahyudin Zarkasyi (2008:8-10), diantaranya pada tahun
1998 hasil survei Booz-Allen dan Hamilton menemukan bahwa keefektifan
pelaksanaan GCG pada Pemerintah di Indonesia adalah yang paling rendah di
Singapura 98,93) dan Jepang (9,17) dan tahun 2000, di sektor publik, birokrasi
pemerintahan Indonesia termasuk yang terburuk di Asia.
Selain itu, kajian penggunaan GCG dari Asian Development Bank (ADB)
pun menunjukkan beberapa faktor penyebab krisis keuangan di Indonesia, yaitu:
(1) konsentrasi kepemilikan Pemerintah; (2) tidak efektifnya fungsi pengawasan;
(3) rendahnya transparansi pelaksanaan merger dan akuisisi Pemerintah; (4)
terlalu tingginya pendanaan eksternal; dan (5) tidak memadainya pengawasan oleh
para kreditor, (Ridwan Khairandi, 2008:3).
Sehubungan dengan masalah tersebut di atas, pemerintahan yang baik
(Good Governance) perlu segera diwujudkan secara nyata dalam bentuk
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi lembaga pemerintah, sehingga kinerja
mereka sebagai lembaga pemerintahan semakin baik dalam melayani masyarakat.
Kinerja pegawai yang tinggi sangatlah diharapkan oleh setiap Pemerintah
atau instansi pemerintah. Salah satunya pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara (KPPN) Bandung II yang mempunyai tugas yaitu “melaksanakan
sebagian kewenangan perbendaharaan dan kuasa bendahara umum, penyaluran
pembiayaan atas beban anggaran serta penatausahaan penerimaan dan
pengeluaran anggaran melalui dan dari kas negara berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku”. Bentuk pelayanan KPPN Bandung II selain
kepada mitra kerja juga diberikan kepada masyarakat luas termasuk dunia usaha
KPPN Bandung II sebagai instansi pelayanan publik atau masyarakat
harus dapat melaksanakan suatu good governance, sehingga pelayanan yang
diberikan memuaskan masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat Kepala KPPN
Bandung II, Drs. Asep Cahyadi (www.kppnbandung2.com, diakses pada tanggal
20 September 2011), yang menyatakan bahwa :
“Dalam rangka mewujudkan reformasi birokrasi serta tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di lingkungan Departemen Keuangan, maka pimpinan Direktorat Jenderal Perbendaharaan melalui Keputusan Dirjen Perbendaharaan Nomor KEP-172/PB/2007 tanggal 6 Juli 2007 pada tahap pertama telah membentuk 18 Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Percontohan di 17 ibukota provinsi yang salah satunya adalah KPPN Percontohan Bandung II. Kebijakan pembentukan KPPN Percontohan ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan khususnya terkait pencairan dana APBN yang diproses secara cepat, tepat, akurat tanpa biaya serta penyelesaiannya secara transparan (Zero defect).”
Berdasarkan pernyataan Kepala KPPN Bandung II di atas, dapat diketahui
bahwa pembentukan KPPN Bandung II adalah usaha dari Departemen Keuangan
dalam membentuk tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) yang
ditujukan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat melalui Standar
Operasi Prosedur (Standard Operating Procedures/ SOP), berfungsi sebagai
tolak ukur atau standar dalam memproses pekerjaan seperti penyelesaian Surat
Perintah Pencairan Dana (SP2D) Non Belanja Pegawai yang sebelumnya
diselesaikan dalam waktu satu hari menjadi hanya dalam waktu satu jam, sejak
Surat Perintah Membayar (SPM) diterima secara lengkap dan memenuhi syarat.
Melaksanakan Rekonsiliasi Sistem Akuntansi Instansi Satuan Kerja serta
yang akurat dan tepat waktu. Selanjutnya dalam upaya pelaksanaan good
governance dengan mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan publik dan untuk
memberikan gambaran mengenai apa, bagaimana dan siapa KPPN Bandung II
melalui website KPPN Bandung II.
Selain itu, adapun standar good governance yang dilakukan di KPPN
Bandung II salah satunya yaitu pada Sistem Perbendaharaan dan Anggaran
Negara (SPAN) sebagai suatu sistem berbasis teknologi informasi ditujukan untuk
mendukung pencapaian prinsip-prinsip pengelolaan anggaran tersebut. Seluruh
proses yang terkait dengan pengelolaan anggaran yang meliputi penyusunan
anggaran, manajemen dokumen anggaran, manajemen komitmen pengadaan
barang dan jasa, manajemen pembayaran, manajemen penerimaan negara,
manajemen kas dan pelaporan diintegrasikan ke dalam SPAN. Perubahan yang
paling mendasar yang diusung SPAN adalah otomasi proses bisnis yang
dijalankan di Ditjen Anggaran dan Ditjen Perbendaharaan. Perubahan yang
signifikan tersebut menuntut perbaikan pada proses bisnis yang dijalankan dan
perubahan pola pikir para pihak yang terlibat pada proses bisnis tersebut,
mengingat luasnya cakupan SPAN dan banyaknya pihak-pihak yang terlibat,
dibutuhkan kesepahaman dan dukungan yang kuat dari seluruh stakeholders,
Mardiasmo (2008:32). Untuk itu, dengan adanya pelaksanaan good governance
tersebut, para pegawai KPPN Bandung II dituntut untuk dapat meningkatkan
kinerjanya, karena menurut Veithzal Rifai (2004:15), “Kinerja adalah kesediaan
menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang
diharapkan.”
Akan tetapi, berdasarkan hasil wawancara terhadap dua orang pegawai
dengan terkaitnya masalah kinerja di KPPN Bandung, didapatkan informasi
dengan melakukan wawancara pada hari Senin tanggal 18 Juli dan 31 Desember
2011, yang pertama dari Bapak Yofi Habibie Adnan (pegawai Subag Umum di
KPPN Bandung), mengemukakan bahwa terdapat beberapa kendala dalam hal
kinerja pegawai, yaitu tingkat kehadiran dan kedisiplinan pegawai yang masih
terlihat ada sebagian yang terlambat masuk kerja, bahkan ketidakhadiran pegawai
masih sering terjadi, selain itu masih banyak pegawai yang izin, sakit, cuti, dinas
luar atau pun tanpa keterangan (Alpha). Fakta tersebut terlihat dari fenomena yang
penulis temukan berdasarkan observasi dan data-data yang diberikan oleh pihak
Subag Umum di KPPN Bandung II.
Adanya ketidakhadiran dan ketidakdisiplinan pegawai dapat dilihat dari
data empirik yang didapatkan dari lapangan yang mencerminkan ada
kecenderungan permasalahan yang dilakukan oleh pegawai. Seperti yang telah
disampaikan Edy Sutrisno (2009:167), salah satu aspek yang dapat mengukur
kinerja pegawai adalah “disiplin waktu dan absensi”, “tingkat ketepatan waktu
dan kehadiran”. Berikut adalah tabel absensi pegawai pada Kantor Pelayanan
Grafik 1.1
Data Kehadiran Pegawai
Kantor pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II Periode Tahun 2011 (dalam presentase)
Sumber: Kantor pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II Provinsi Jabar Ket : Pegawai = 45 pegawai.
Berdasarkan grafik 1.1 menunjukkan bahwa ketidakhadiran pegawai untuk
ijin yang memiliki persentase tertinggi terjadi pada bulan April 2011 mencapai
15%, untuk cuti yang memiliki persentase tertinggi terjadi pada bulan Juni 2011
mencapai 13%, untuk sakit yang memiliki persentase tertinggi terjadi pada bulan
April dan September 2011 mencapai 4%, untuk dinas luar yang memiliki
persentase tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2011 mencapai 6%, sedangkan
untuk tanpa keterangan (Alpha) yang memiliki persentase tertinggi terjadi pada
bulan September mencapai 11% dan Desember 2011 mencapai 9%. Dari
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketidakhadiran pegawai selalu
terjadi setiap bulannya dengan persentase yang selalu berfluktuatif.
Berikut dapat dilihat pada Tabel 1.1 menunjukkan data tingkat
ketidakdisiplinan pegawai di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung
II, hal ini terlihat dari data pegawai yang terlambat masuk kerja dan pulang
sebelum waktunya dari bulan Januari sampai Desember 2011.
Tabel 1.1
Data Ketidakdisiplinan Pegawai
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II Tahun 2011 Dengan Jumlah Pegawai 45 Orang
Bulan
Sumber : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II Provinsi Jabar
Berdasarkan tabel 1.1 diatas terdapat dua hal yang berkaitan dengan
tingkat ketidakdisiplinan pegawai, yaitu pada pegawai yang terlambat masuk kerja
dan pegawai yang pulang sebelum waktunya. Pada kategori pegawai yang
terlambat masuk kerja cenderung mengalami peningkatan setiap bulannya, yaitu
Sedangkan pada kategori pegawai yang pulang sebelum waktunya dengan
kategori pegawai yang terlambat masuk kerja bisa dilihat mengalami fluktuatif
(naik-turun) setiap bulannya. Pada kategori dari pegawai yang pulang sebelum
waktunya menduduki posisi tertinggi terjadi pada bulan Juni.
Hal tersebut membuktikan bahwa pegawai KPPN Bandung II masih
kurang disiplin dalam bekerja yang berdampak pula pada kinerja pegawainya.
Padahal, berdasarkan peraturan kerja pegawai KPPN Bandung II, pegawai yang
tidak disiplin akan mendapatkan hukuman. Adapun hukuman tersebut
diantaranya:
1. Hukuman disiplin ringan :
a. Teguran ringan.
b. Teguran tertulis
c. Teguran tidak puas secara tertulis.
2. Hukuman disiplin sedang :
a. Penundaan KGB untuk paling lama 1 tahun.
b. Penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk 1 tahun.
c. Penundaan kenaikan pangkat untuk 1 tahun.
3. Hukuman disiplin berat :
a. Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk 1
tahun.
b. Pembebasan dari jabatan.
c. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS.
Selanjutnya, hasil wawancara yang kedua dengan Bapak Titis selaku (Staff
sub bagian umum di KPPN Bandung) yang dilakukan pada hari Senin, 02 Januari
2012, terdapat penilaian kinerja yang dilakukan di KPPN. Penilaian kinerja ini
dilakukan setiap satu tahun sekali.
Adapun standar penilaian kinerja yang digunakan oleh KPPN dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 1.2
Penilaian Prestasi Kinerja Pegawai
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II Tahun 2010-2011
No Unsur yang di nilai Bobot
2010 2011
1. Prestasi Kerja 75% 80%
2. a. Perilaku : - Skill - Integrity - Trust
- Teamwork
- Innovative
2% 2% 2% 2% 2%
2% 2% 2% 2% 2%
3. Kedisiplinan 15% 10%
Jumlah 100% 100%
Sumber:Surat Keputusan Dirjen Perbendaharaan, tentang Penilaian pegawai tahun 2010-2011.
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui adanya perubahan penilaian
kinerja pegawai di KPPN Bandung II. Perubahan tersebut dari prestasi kerja dari
75% tahun 2010 menjadi 80% tahun 2011, sedangkan untuk kedisiplinan dari
kinerja pegawai yang menjadi prioritas KPPN Bandung II adalah prestasi kerjanya
bukan kedisiplinannya.
Bernardin dan Russel yang dikutip dalam Gomes (2000 : 135) menyatakan
bahwa kinerja pegawai merupakan suatu kondisi dimana mereka bekerja sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan dan mencapai tujuan seperti yang
diharapkan. Ini berarti bahwa aparatur berkinerja baik apabila pelaksanaan
tugasnya didasarkan kepada ketentuan atau mekanisme kerja yang telah
ditetapkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Berdasarkan hasil analisa tentang aspek kinerja pegawai di KPPN
Bandung II, dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban kinerja dengan
menggunakan penetapan kerja (PK) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) terlihat
bahwa inputs, indikator kinerja outputs dan outcomes yang diharapkan atas
realisasinya outcomes pelaksanaan kegiatan tersebut banyak yang belum
mencapai target. Berdasarkan Sasaran Kerja Unit (SKU) KPPN Bandung II,
diperoleh kinerja yang diantaranya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.3
Data Pencapaian Kinerja
Berdasarkan Sasaran Kerja Unit (SKU)
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II Tahun 2010-2011
Kinerja
Tahun 2010 Tahun 2011
Target
terkait layanan pelayanan 3 (puas)
3 (puas)
3
Persentase sejumlah SP2D
yang diterbitkan tepat waktu 100% 95% 100% 80%
Tingkat pemahaman
stakeholders terhadap tugas bidang perbendaharaan
90% 80% 100% 70%
Persentase tingkat akurasi dan
ketepatan waktu 100% 80% 90% 80%
Tingkat kepatuhan pegawai terhadap peraturan disiplin pegawai
100% 90% 100% 80%
Persentase jumlah pegawai
yang mengikuti diklat 100% 95% 100% 90%
Sumber: Kantor pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II
Berdasarkan tabel 1.3, dapat diketahui bahwa pencapaian kinerja
pegawai (target) pada tahun 2010 dan 2011 masih belum mencapai target
yang telah direncanakan KPPN Bandung II. Untuk “Persentase sejumlah SP2D
yang diterbitkan tepat waktu” tahun 2010 dari target 100%, tetapi realisasinya
hanya 95%, sedangkan tahun 2011 dari target 100%, tetapi realisasinya hanya
80%, menurun dibandingkan tahun 2010. Selain itu, untuk “Tingkat kepatuhan
pegawai terhadap peraturan disiplin pegawai“, tahun 2010 dari target 100%,
tetapi realisasinya hanya 90%, sedangkan tahun 2011 dari target 100%, tetapi
realisasinya hanya 80%, menurun dibandingkan tahun 2010. Berdasarkan hal
tersebut, dapat diketahui bahwa kinerja pegawai di KPPN Bandung II masih
belum optimal yang mana dapat diasumsikan sebagai adanya masalah kinerja
pegawai dalam pengimplementasian good governance di KPPN Bandung II.
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, namun pada penelitian ini, peneliti akan memfokuskan
KPPN Bandung II. Hal tersebut dikarenakan melalui implementasi good
governance, seorang pegawai akan memperhatikan pekerjaannya sesuai
dengan tata aturan yang telah ditetapkan instansi yang diarahkan kepada
pencapaian tujuan, visi dan misi KPPN Bandung II. Tidak optimalnya kinerja
pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya, dapat ditingkatkan dengan
pemahaman standar atau prinsip good governance yang meliputi disiplin,
transparansi, kemandirian, akuntabilitas, tanggung jawab, keadilan dan
kesadaran.
Adapun permasalahan mengenai implementasi good governance yang
terjadi di KPPN Bandung II yang diperoleh dari data dokumentasi tentang
penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana KPPN Bandung II untuk tahun
2012 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.4
Laporan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana KPPN Bandung II Periode Januari-Mei 2012
Satuan Kerja Jumlah
SP2D
Jumlah
Tepat Waktu Terlambat
Kejaksaan Tinggi Jawa Barat 17 17 0
Pusat penelitian Geoteknologi 38 38 0
Dinas Pengelolaan SDA Prov.
Jawa Barat 55 55 0
Madrasah Tsanawiyah Negeri
Ciparay Kab. Bandung 2 0 2
Pusat Penelitian dan
pengembangan jalan 182 179 3
Balai Pendidikan dan pelatihan
Keagamaan 13 13 0
Balai pengkajian dan
pengembangan Komunikasi 10 4 6
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa adanya suatu
permasalahan mengenai implementasi good governance pada kedisiplinan
pada ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat dari
penerbitan SP2D untuk “Madrasah Tsanawiyah Negeri Ciparay Kab.
Bandung” dari jumlah 2 SP2D, telah terjadi keterlambatan sebanyak 2 buah
SP2D dalam penyelesaiannya; untuk penerbitan SP2D “Pusat Penelitian dan
pengembangan jalan” dari jumlah 182, sebanyak 3 buah SP2D terjadi
keterlambatan dalam penyelesaiannya, sedangkan untuk penerbitan SP2D
“Balai pengkajian dan pengembangan Komunikasi” dari jumlah 10 SP2D,
terjadi keterlambatan sebanyak 6 buah SP2D.
Hal ini membuktikan bahwa implementasi good governance di KPPN
Bandung II masih belum optimal.
Good governance dalam kaitannya dengan kinerja pegawai sering
dijadikan tuntutan terhadap keberadaan pegawai di lingkungan birokrasi
pemerintahan. Oleh karena itu, kinerja pegawai sering menjadi perhatian pada
setiap institusi pemerintah pusat maupun daerah. Namun, untuk
mewujudkannya bukan merupakan pekerjaan yang mudah karena dipengaruhi
oleh berbagai faktor seperti antara lain kepemimpinan, kemampuan, motivasi,
kebijakan, prosedur kerja, dan profesionalisme tersedianya secara lengkap
sarana kerja, pengalaman, pendidikan, hubungan antar pegawai, koordinasi,
pengawasan, iklim organisasi dan lainnya. Gibson (dalam Nunuk,
“Terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai, yaitu: (1) variabel individual (kemampuan, keterampilan, latar belakang, dan demografis); (2) variabel psikologi (kepribadian, persepsi, sikap, motivasi dan kepuasan); dan (3) variabel organisasi (desain pekerjaan, struktur organisasi, kebijakan dan aturan, kepemimpinan, penghargaan dan sanksi, serta sumber daya).”
Sedangkan Robbins (2000:56), menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja pegawai meliputi kemampuan, motivasi, penghargaan,
tantangan, tanggungjawab, pengembangan, keterlibatan dan kesempatan. Drucker
(dalam stoner, 1982-26) menambahkan faktor lain yang mempengaruhi kinerja
pegawai yaitu good governance yang di dalamnya menyangkut motivasi,
kemampuan dan disiplin.
Berdasarkan uraian di atas tentang pentingnya pengkajian implementasi
good governance dalam meningkatkan kinerja pegawai, maka penulis akan
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Implementasi Good
Governance terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara Bandung II”.
1.2 Identifikasi Masalah
Ketidakhadiran dan ketidakdisiplinan yang dilakukan oleh pegawai dapat
menunjukkan kinerja pegawai yang rendah, dikarenakan disiplin waktu, ketepatan
waktu dan absensi merupakan beberapa aspek yang digunakan dalam mengukur
kinerja pegawai. Untuk itu diperlukan pemecahan masalah tersebut dengan
menerapkan good governance yang merupakan sebuah sistem yang mempunyai
di jalankan oleh sistem tersebut, karena karakteristik dan prinsip good governance
akan menuntun bagaimana sistem governance yang baik dapat dilaksanakan.
Maka, implementasi prinsip-prinsip good governance sangat diperlukan, karena
good governance mampu mendorong pengelolaan instansi/Pemerintah secara
profesional, transparan efektif dan efisien dalam peningkatan kinerja pegawainya.
Menyadari pentingnya hal ini, maka perlu dilakukan pengkajian yang
mendalam mengenai pengaruh implementasi good governance KPPN Bandung II
saat ini dalam kaitannya dengan kinerja pegawai. Berdasarkan uraian di atas,
fokus masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh implementasi
good governance terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara Bandung II.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana gambaran efektifitas implementasi good governance pada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II ?
2. Bagaimana gambaran kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara Bandung II ?
3. Seberapa besar pengaruh implementasi good governance terhadap kinerja
pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II ?
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui gambaran efektifitas implementasi good governance pada
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II.
2. Untuk mengetahui gambaran kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara Bandung II.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh implementasi good governance
terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
Bandung II.
1.5 Kegunaan Hasil Penelitian
Peneliti mengharapkan dari hasil penelitian ini memperoleh beberapa hasil
yang bermanfaat dan berguna baik secara teoritis maupun praktis.
1.5.1 Kegunaan Teoritis
Secara teoritis peneliti dapat memperoleh gambaran mengenai aplikasi
good governance dilapangan sebagai suatu penyelenggaraan pemerintahan negara
yang solid dan bertanggung jawab, efisien dan efektif yang dapat meningkatkan
kinerja pegawainya, karena didalam good governance terdapat prinsip yang
menyangkut motivasi, kemampuan dan disiplin pegawai. Secara spesifik,
yang berkaitan dengan implementasi good governance sebagai usaha untuk
meningkatkan kinerja pegawai.
1.5.2 Kegunaan Praktis
Bagi peneliti, penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengaplikasikan
ilmu metode penelitian terutama dalam meneliti tentang good governance dan
kinerja pegawai dengan menganalisis fakta, data, gejala dan peristiwa yang terjadi
untuk dapat ditarik kesimpulan secara objektif dan ilmiah.
Bagi program studi manajemen perkantoran, hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan serta dapat dimanfaatkan
sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk memperoleh konsep baru mengenai
implementasi good governance dan kinerja pegawai.
Bagi kantor KPPN Bandung II, penelitian ini diharapkan menjadi salah
satu data ataupun rujukan dalam peningkatan kinerja pegawai, melalui
implementasi good governance yang efektif dan efisien.
Bagi peneliti selanjutnya, khususnya pada bidang manajemen sumber daya
manusia, penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi untuk
penelitian-penelitian selanjutnya, terutama yang berkaitan dengan implementasi good
BAB 3
DESAIN PENELITIAN
Bab ini akan mengkaji mengenai objek penelitian, metode penelitian,
operasional variabel, populasi, teknik dan alat pengumpulan data, pengujian
instrumen, teknik analisis data, pengujian hipotesis dan waktu penelitian yang
akan digunakan dalam penelitian ini.
1.1 Objek Penelitian
Penelitian ini membahas mengenai variabel implementasi Good
Governance sebagai variabel independent atau variabel bebas, dan variabel
kinerja pegawai sebagai variabel dependen atau variabel terikat.
Adapun mengenai siapa dan apa unit yang akan diteliti, dimana tempat
penelitian dan waktu penelitian adalah sebagai berikut :
a) Unit yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah pegawai Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II, Instansi Direktorat
Jenderal Perbendaharaan Negara Bandung.
b) Tempat penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
Bandung II yang beralamat di Jalan PHH. Mustofa No.37 Kelurahan
Neglasari, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Provinsi Jawa
Barat.
c) Waktu pelaksanaan penelitian berlangsung pada bulan Juli 2011 sampai
1.2 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan
atau memperoleh data yang diperlukan. Adapun metode penelitian dalam
penelitian ini dengan menggunakan metode deskriptif verifikatif. Menurut
Idriantoro dan Bambang Supomo (2002:26), penelitian deskriptif merupakan
penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu
populasi.
Selanjutnya, Metode Deskriptif menurut Moh Nazir (2003:54) adalah :
“Suatu metode untuk meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.”
Adapun metode penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji
kebenaran melalui pengumpulan data di lapangan (Suharsimi Arikunto, 2006:7).
Menurut Umi Narimawati (2008:21) metode verifikatif adalah metode pengujian
hipotesis melalui alat analisis statistik. Sedangkan menurut Mashuri (2008: 45)
pengertian Metode Verifikatif adalah sebagai berikut: “Metode Verifikatif
memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan
atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi
masalah yang serupa dengan kehidupan.”
Berdasarkan ketentuan di atas, hubungannya dengan penelitian ini adalah,
penelitian deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran implementasi good
implementasi good governance terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara Bandung II.
1.3 Operasional Variabel
Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah suatu variabel yang keadaannya tidak dipengaruhi oleh
variabel-variabel yang lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
implementasi good governance. Implementasi good governance mempunyai
indikator yaitu transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability),
responsibility (responsibility), independensi (independency), kesetaraan dan
kewajaran (fairness).
Tabel 3.1
Operasional Variabel Implementasi Good Governance
Variabel Pokok Indikator Tingkat Pengukuran Item
Soal
4. Tingkat ketetapan
1. Tingkat kesesuaian tugas dan tanggung jawab secara jelas dan selaras dengan visi dan misi.
5 Ordinal dalam menjaga diri dan orang lain
1. Tingkat kepekaan Organ institusi untuk
menghindari terjadinya
2. Tingkat pencapaian tugas dan tanggung jawab pegawai yang mandiri.
16 Ordinal
3. Tingkat pencapaian pengambilan keputusan yang objektif.
17 Ordinal
Kesetaraan dan kewajaran (fairness)
1. Tingkat kesempatan dalam memberikan pendapat dan ide.
18 Ordinal
2. Tingkat perlakuan setara dan wajar.
19 Ordinal
3. Tingkat kesempatan dalam pengembangan karir.
20 Ordinal
Sumber : Wahyudin Zarkasyi (2008:52).
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat/tidak bebas adalah variabel yang keadaannya dipengaruhi
variabel bebas. Dalam hal ini, variabel terikatnya adalah kinerja pegawai.
Kinerja pegawai mempunyai sub variabel yaitu kualitas kerja, kuantitas
kerja, keandalan dan sikap.
Operasionalisasi variabel merupakan salah satu alat bantu bagi penulis
untuk merancang metode penelitian yang sesuai dengan informasi. Untuk
memperjelas dan mempertegas variabel yang diteliti, maka
Tabel 3.2
Operasional Variabel Kinerja Pegawai
Variabel
Pokok Indikator Tingkat Pengukuran
Item
2002:69) Kualitas Kerja
1. Tingkat ketepatan
menyelesaikan pekerjaan.
1 Ordinal
2. Tingkat ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan.
2 Ordinal
3. Tingkat keterampilan dalam bekerja.
3,4 Ordinal
4. Tingkat kebersihan di lingkungan kerja.
5 Ordinal
Kuantitas Kerja
1. Tingkat kesesuaian hasil pekerjaan yang telah ditetapkan KPPN (rutin).
6,7 Ordinal
2. Tingkat kesesuaian hasil pekerjaan di luar jam kerja/lembur (non-rutin).
8,9,10 Ordinal
Keandalan
1. Tingkat kemampuan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan instruksi dari Pimpinan.
11 Ordinal
2. Tingkat inisiatif dalam menyelesaikan pekerjaan.
12 Ordinal
3. Tingkat kehati-hatian dalam menyelesaikan pekerjaan.
13 Ordinal
4. Tingkat kedisiplinan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
2. Tingkat kemampuan bersikap baik terhadap pegawai lain didalam maupun diluar pekerjaan.
18 Ordinal
3. Tingkat kemampuan membina hubungan baik ketika bekerja sama dengan pegawai lain dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
19,20 Ordinal
1.4 Sumber Data
Sumber data adalah subyek dari mana data diperoleh (Arikunto, 2006:129).
Adapun sumber data dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Data primer
Data primer menurut Sambas dan Maman (2007:17) adalah Data yang
didapat dan diolah langsung dari objeknya, yaitu KPPN Bandung II. Dalam
penelitian ini menggunakan sumber data primer yang diperoleh dari para
pegawai di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II, yaitu
berupa kuesioner yang berisi seperangkat pertanyaan yang berkaitan dengan
implementasi good governance dan kinerja pegawai.
2. Data sekunder
Sumber data lain yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder.
Data sekunder menurut Sambas dan Maman (2007:17) adalah data yang
secara tidak langsung diperoleh dari objek penelitian, tetapi hasil dari
pengumpulan dan pengolahan pihak lain. Dalam penelitian ini yang akan
menjadi data sekunder yang didapat melalui bahan-bahan kepustakaan
sebagai data referensi, seperti data kehadiran pegawai, data
ketidakdisiplinan pegawai, data penilaian prestasi kinerja pegawai, serta
1.5 Populasi
Populasi adalah himpunan keseluruhan karakteristik dari obyek yang diteliti
atau dapat dikatakan sebagai totalitas obyek yang dibatasi oleh suatu kriteria
tertentu. Menurut Sugiyono (2010:61) menyatakan bahwa populasi adalah:
“Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”.
Ukuran populasi pegawai KPPN Bandung berjumlah 45 orang, maka
seluruh populasi KPPN Bandung dijadikan total populasi (total population) dalam
penelitian ini. Adapun data populasi pegawai KPPN Bandung dapat dilihat pada
Tabel 3.3 :
Tabel 3.3
Pegawai KPPN Bandung II
No. Pegawai Jumlah
Pegawai Bagian
1 Kepala Kantor 1
2 Kepala Sub Bagian Umum 1
3 Staff Sub Bagian Umum 7
4 Kepala Seksi Pencairan Dana 1
5 Staff Seksi Pencairan Dana 17
6 Kepala Seksi Bank/Giro Pos 1
7 Staff Seksi Bank/Giro Pos 8
8 Kepala Seksi Verifikasi dan Akuntansi 1
9 Staff Seksi Verifikasi dan Akuntansi 8
Jumlah 45
1.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data Penelitian
Teknik pengumpulan data disebut juga instrumen penelitian. Instrumen
penelitian (Arikunto, 2006:160) adalah “alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat lengkap dan sistematis sehingga mudah
diolah”. Teknik dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu
menggunakan teknik sebagai berikut :
1. Studi Lapangan
a. Wawancara
Penelitian untuk pra penelitian ini dilakukan dengan cara berbicara
langsung dengan nara sumber untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas yaitu
dengan mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terkait sesuai
dengan masalah yang sedang diteliti.
Dengan metode wawancara, agar data yang diperoleh dapat lebih dalam
dan rinci, maka penulis menggunakan teknik wawancara, hal ini bertujuan untuk
mendukung data yang didapatkan lewat pengisian kuesioner tersebut. Diharapkan
data-data yang nantinya didapatkan lewat pengisian kuesioner beserta wawancara
ini, dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya di dalam organisasi tersebut.
b. Angket/Kuesioner
Angket/Kuesioner adalah (Arikunto, 2006:151) adalah “sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden”.
penelitiannya untuk mendapatkan Informasi yang diinginkan dari sampel secara
mendalam. Angket/kuesioner yang digunakan adalah angket yang khusus untuk
mengetahui pengaruh implementasi good governance terhadap kinerja pegawai
pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Bandung II.
2. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dipergunakan untuk memperoleh data yang bersifat
teoritis dengan mencari informasi tertulis dan sistematis dari beberapa ahli
yang dapat memperluas wawasan berpikir. Teknik ini juga dilakukan dengan
mempelajari buku-buku, makalah dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya yang ada
hubungannya dalam penelitian ini. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh
bahan dan data yang bersifat teoritis, yang sekiranya dapat mendukung
kebenaran data yang diperoleh, juga memperoleh kejelasan informasi yang
telah diperoleh dari responden.
1.7 Transformasi Data
Data mengenai variabel penelitian yang terkumpul melalui angket
merupakan data yang berskala ordinal, sedangkan syarat data untuk dapat
digunakan dalam analisis regresi sebagai analisis utama sekurang-kurangnya
harus berskala interval. Oleh karena itu, terhadap data tersebut dilakukan
konversi dengan maksud untuk menaikkan derajatnya dari skala ordinal ke
skala interval dengan menggunakan Methods Of Succesive (MSI). Adapun
a. Hitung frekuensi (f) setiap skor (1 sampai dengan 5) dari responden yang
memberikan respon.
b. Hitung proporsi dengan membagi setiap jumlah frekuensi (f) dengan
jumlah n sampel.
c. Tentukan proporsi kumulatif dengan menjumlahkan proporsi secara
berurutan setiap respon.
d. Proporsi kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku.
Selanjutnya hitung nilai Z berdasarkan pada proporsi kumulatif tadi.
e. Dari nilai Z yang diketahui tersebut selanjutnya ditentukan nilai
density-nya.
f. Menghitung SV untuk masing-masing pilihan dengan rumus:
limit)
(density at lower limit ) : Kepadatan batas bawah
(density at upper limit ) : Kepadatan batas atas
(area under upper limit ) : Daerah di bawah batas atas
(density under lower limit) : Daerah di bawah batas bawah
g. Mengubah SV terkecil menjadi dengan I dan mentransformasikan
masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil sehingga
1.8 Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen pada penelitian ini dengan menggunakan kuesioner sebagai
alat utama pengumpulan datanya. Kuesioner ini berisi pernyataan yang dibuat
menggunakan skala likert. Menurut Riduwan (2003: 12), skala Likert adalah
skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial. Selanjutnya pada
masing-masing Skala Linkert tersebut diberikan sejumlah bobot atau nilai.
Tabel 3.4
: Sangat Tidak Setuju
5 4 3 2 1 Sumber : Arikunto, (2006:231)
Setelah data terkumpul semuanya, kemudian penulis melakukan
pengolahan data sehingga memudahkan analisis. Langkah-langkah pengolahan
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan data (editing). Setelah data terkumpul melalui kuesioner pertama
kali diperiksa apakah semua jawaban telah diisi dan apakah telah kembali
semuanya secara lengkap atau ada yang rusak.
2. Pemberian skor jawaban. Sebelum jawaban yang telah diperiksa kemudian
diberikan skor terhadap masing-masing item pertanyaan sesuai dengan
3. Langkah berikutnya adalah memasukkan data dalam tabel (tabulating) sebagai
bahan dalam analisis berikutnya.
1.8.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
sesuatu instrumen (Arikunto, 2006:168). Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya instrumen menunjukkan
sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang
variabel yang dimaksud.
Alat untuk mengukur validitas adalah Korelasi Product Moment dari
Pearson (Arikunto,2006:170).
1. Hasil rhitung > rtabel = valid.
2. Hasil rhitung < rtabel = tidak valid.
1.8.2 Hasil Uji Validitas
Validitas dalah pengujian instrumen penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat kevalidan setiap item-item pertanyaan. Uji validitas dilakukan
sebagai bukti bahwa instrumen yang telah diuji benar-benar mengukur apa yang
seharusnya diukur. Tahapan perhitungan uji validitas instrumen dibantu oleh
program Microsoft Office Excel 2007.
Setelah r hitung diperoleh, kemudian dibandingkan pada r tabel dengan
taraf kepercayaan 95% atau α = 0.05 dengan db = n – (db = 45-2 = 43) = 0,294.
Jika r hitung > r tabel maka item tersebut dinyatakan valid, dan jika r hitung < r
tabel maka item dinyatakan tidak valid.
3.8.2.1 Uji Validitas Variabel Implementasi Good Governance
Variabel X yaitu variabel implementasi good governance akan diukur
validitasnya melalui indikator: (1) transparansi, (2) akuntabilitas, (3) responbility,
(4) independensi, (5) kesetaraan dan kewajaran. Dari kelima indikator variabel
implementasi good governance tersebut diuraikan 20 item pernyataan dalam
instrumen penelitian.
Rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas variabel X(Implementasi Good
Governance) dengan menggunakan bantuan aplikasi Microsoft Office Excel 2007
Tabel 3.5
Validitas Variabel X(Implementasi Good Governance)
Dari tabel 3.5 di atas dapat diperoleh pernyataan yang valid sebanyak 19
sedangkan yang tidak valid sebanyak 1 pernyataan. Maka pernyataan variabel
implementasi good governance yang dapat digunakan dalam penelitian adalah 19
pernyataan.
3.8.2.2 Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai
Variabel Y yaitu variabel kinerja pegawai akan diukur validitasnya melalui
indikator: (1) kualitas kerja , (2) kuantitas kerja, (3) keandalan, (4) sikap. Dari Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
1 0,50 0.294 Valid
2 0,53 0.294 Valid
3 0,66 0.294 Valid
4 0,65 0.294 Valid
5 0,34 0.294 Valid
6 0,18 0.294 Tidak Valid
7 0,36 0.294 Valid
8 0,34 0.294 Valid
9 0,59 0.294 Valid
10 0,63 0.294 Valid
11 0,51 0.294 Valid
12 0,49 0.294 Valid
13 0,65 0.294 Valid
14 0,32 0.294 Valid
15 0,41 0.294 Valid
16 0,66 0.294 Valid
17 0,53 0.294 Valid
18 0,62 0.294 Valid
19 0,70 0.294 Valid
kelima indikator variabel implementasi good governance tersebut diuraikan 20
item pernyataan dalam instrumen penelitian.
Rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas variabel Y (Kinerja Pegawai)
dengan menggunakan bantuan aplikasi Microsoft Office Excel 2007 dapat dilihat
pada tabel:
Tabel 3.6
Validitas Variabel Y(Kinerja Pegawai) Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
1 0,48 0.294 Valid
2 0,43 0.294 Valid
3 0,58 0.294 Valid
4 0,32 0.294 Valid
5 0,37 0.294 Valid
6 0,32 0.294 Valid
7 0,42 0.294 Valid
8 0,32 0.294 Valid
9 0,39 0.294 Valid
10 0,57 0.294 Valid
11 0,48 0.294 Valid
12 0,63 0.294 Valid
13 0,34 0.294 Valid
14 0,35 0.294 Valid
15 0,20 0.294 Tidak Valid
16 0,30 0.294 Valid
17 0,16 0.294 Tidak Valid
18 0,31 0.294 Valid
19 0,42 0.294 Valid
20 0,38 0.294 Valid
Dari tabel 3.6 di atas dapat diperoleh pernyataan yang valid sebanyak 18
sedangkan yang tidak valid sebanyak 2 pernyataan. Maka pernyataan variabel
1.8.3 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik
(Arikunto,2006:178). Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius atau
mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen
yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat
dipercaya, apabila datanya benar-benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa
kalipun diambil, tetap akan sama. Reliabilitas menunjukkan pada tingkat
keandalan (dapat dipercaya).
Di sini yang dapat dipercaya adalah datanya, bukan semata-mata
instrumennya (Arikunto,2006:179). Instrumen yang reliabel mengandung arti
bahwa instrumen tersebut harus baik sehingga mampu mengungkap data yang
bisa dipercaya. Alat untuk mengukur reliabilitas adalah Alpha Cronbach
(Arikunto, 2006:196).
Σσq2 = Jumlah varian butir pertanyaan
Suatu variabel dikatakan reliabel, apabila (Nurgiyantoro, 2004: 352) :
1. Hasil α ≥ 0,60 = reliabel.
2. Hasil α < 0,60 = tidak reliabel.
3.8.4 Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil
pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih.
Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas instrumen adalah:
(Sambas dan Maman, 2007:38)
Hasil perhitungan reliabilitas angket terhadap variable Implementasi good
governance, dan variabel kinerja pegawai menggunakan aplikasi program
Microsoft Office Excel 2007, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
3.8.4.1 Uji Reliabilitas Variabel Implementasi Good Governance (X)
Perhitungan hasil uji reliabilitas variabel implementasi good governance (X)
pada instrumen penelitian, menggunakan rumus diperoleh r = 0,85, menurut
klasifikasi koefisien reliabilitas maka variable Implementasi good governance
termasuk dalam reliabilitas tinggi. Bila dimasukan ke dalam kriteria korelasi
(dalam Suherman, 2003 : 112), maka r = 0,85 termasuk dalam kategori korelasi
tinggi. Setelah dilakukan uji t-student diperoleh thitung = 10,47, dari tabel t pada
1,68. Sehingga thitung > ttabel maka variabel implementasi good governance (X)
tersebut reliabel dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian selanjutnya.
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Variabel X
Variabel (X) r hitung r table Kriteria
Implementasi
Good Governance 0.85 0.2940 Reliabel
3.8.4.2 Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Pegawai (Y)
Begitu juga pada variabel Kinerja pegawai (Y) diperoleh r = 0,69, menurut
klasifikasi koefisien reliabilitas maka variable Implementasi kinerja pegawai
termasuk dalam reliabilitas sedang dan untuk thitung diperoleh sebesar 6,33 dari
tabel t pada taraf signifikan 95% dengan derajat kebebasan (dk) 45 – 2 = 43,
diperoleh ttabel = 1,68. Sehingga thitung > ttabel = 6,33 > 1,68 maka variabel kinerja
pegawai (Y) tersebut reliable yang berarti dapat dipergunakan sebagai instrument
penelitian. Untuk lebih jelasnya hasil dari uji reliabilitas instrumen sampel ini
dapat dilihat pada daftar lampiran uji reliabilitas instrument.
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y
Variabel (Y) r hitung r table Kriteria
1.9 Uji Persyaratan Analisis Data
Pada bagian ini akan menguraikan tentang uji normalitas, uji homogenitas,
dan uji linearitas.
1.9.1 Uji Normalitas
Imam Ghozali (2006: 74), menyatakan bahwa uji normalitas adalah untuk
menguji apakah model regresi, variabel independen, dan variabel dependennya
memiliki distribusi data normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dilakukan
dengan uji kolmogorov-smirnov satu arah atau analisis grafis. Untuk mengetahui
nilai kolmogorov-smirnov menggunakan bantuan program Microsoft Excel dan
SPSS 17 for Windows.
Uji normalitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menentukan Rentang Skor ( R )
R = skor terbesar – skor terkecil (Syafaruddin Siregar, 2004 : 24)
b. Menentukan Banyaknya Kelas Interval (i) dengan menggunakan aturan
Sturgesrs
n
i 13,3log (Syafaruddin Siregar, 2004 : 24)
c. Menentukan Panjang Kelas Interval ( p )
i R
d. Menghitung Nilai Median (Me)
(Syafaruddin Siregar, 2004 : 22)
e. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel 3.9
f. Menghitung Nilai Rata-Rata (M)
fi
g. Menghitung Simpangan Baku (SD)
1
h. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi untuk Harga-Harga yang Diperlukan
dalam Uji Chi-Kuadrat (χ2)
i. Menentukan Batas Atas (Ba) dan Batas Bawah (Bb) Kelas Interval
Bb = skor terendah
Ba = skor tertinggi
Z =
SD M Bk
(Syafaruddin Siregar, 2004 : 86)
k. Mencari Batas Luas Tiap Kelas Interval (Lo) dengan Menggunakan Daftar
F (luas di bawah lengkung normal standar normal dari 0 ke Z)
l. Mencari Luas Tiap Kelas Interval (Li)
Li = L1 - L2 (Syafaruddin Siregar, 2004 : 87)
m. Mencari Harga Frekuensi Harapan (ei)
i i
i L f
e . (Syafaruddin Siregar, 2004 : 87)
n. Menghitung Nilai Chi Kuadrat (χ2)
2o. Mencari Harga p-value
2
Penerimaan kenormalan diterima apabila p-v > 0,05.
Dasar pengambilan keputusan normal atau tidaknya data yang diolah
adalah sebagai berikut :
1. Jika nilai > , atau nilai signifikansi < 0.05 maka distribusi
sampel normal.
2. Jika nilai < , atau nilai signifikansi > 0.05 maka distribusi
Hasil perhitungan uji normalitas jika diperoleh data yang normal untuk
variabel X dan variabel Y, maka metode statistik yang digunakan adalah metode
statistik parametik. Apabila hasil perhitungan uji normalitas ada salah satu data
atau keduanya berdistribusi tidak normal, maka metode statistik yang digunakan
adalah metode statistik non parametik.
1.9.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah varians dari
kelompok-kelompok data yang datangnya dari sekian banyak lokasi dalam kondisi
yang relatif sama. Jika sama, maka varians-varians tersebut homogen. Dengan
demikian varians-varians atau data tersebut dapat digabung untuk dianalisa lebih
lanjut. Uji homogenitas dalam penelitan ini menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Menyusun data dalam tabel Bartlett.
Tabel 3.10
2
b. Menghitung varians untuk setiap kelompok sampel, dengan rumus :
(Syafaruddin S, 2004 : 26)
c. Menghitung varians gabungan dari semua sampel, dengan rumus :
(Syafaruddin S, 2004 : 90)
d. Menghitung harga satuan Bartlett (B), dengan rumus :
(Syafaruddin S, 2004 : 91)
e. Menghitung harga χ2, dengan rumus :
f. Melakukan pengujian Bartlett, digunakan rumus faktor koreksi K, dengan
rumus :
(Syafaruddin S, 2004 : 90)
3.9.3 Uji Linearitas
Pengujian linieritas ini menggunakan model regresi. Analisis regresi
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh implementasi Good
Governance terhadap kinerja pegawai pada kantor pelayanan perbendaharaan
negara yang meliputi persamaan regresi linier, uji kelinieran dan keberartian
regresi.
1.10 Teknik Analisis Data
Pada bagian ini akan menguraikan tentang perhitungan skor rata-rata,
analisis regresi, pengujian hipotesis dan waktu penelitian.
1.10.1 Perhitungan Skor Rata-Rata
Rata-Rata (Mean) adalah teknik penjelasan kelompok yang didasarkan
atas rata-rata dari kelompok tersebut (Sugiyono, 2010:49). Rata-rata (mean) ini
didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu,
kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut. hal
ini dapat dirumuskan seperti rumus berikut :
Me=∑n i
Dimana :
Me = Mean (rata-rata)
Σ = Epsilon (baca jumlah)
xi = nilai s ke i sampai ke n
1.10.2 Analisis Regresi
1. Menentukan persamaan regresi linier
Untuk menyatakan bentuk hubungan fungsional antara dua variabel
(variabel X dan Y) digambarkan dengan persamaan matematika, dengan rumus
sebagai berikut :
Regresi yang didapat dari perhitungan tersebut dapat digunakan untuk
menghitung harga Y bila harga X diketahui.
2. Analisis Linieritas dan Keberatian Regresi
Uji kelinieran dapat dilakukan dengan menghitung jumlah kuadrat-jumlah
kuadrat yang disebut sumber variansi. Sumber variansi yang perlu dihitung
menurut Syafaruddin Siregar (2004, 202 – 211) sebagai berikut :
1) Menghitung jumlah kuadrat total dengan rumus :
JKt =
3) Menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a dengan rumus :
4) Mengitung jumlah kuadrat sisa (JKs) dengan rumus :
JK (S) = JKt– JKa– JKreg
5) Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan (JKE) dengan rumus :
6) Menghitung jumlah kuadrat ketidak cocokan JK (TC) dengan rumus :
JKTC = JKS– JKE
7) Semua besaran di atas dapat diperoleh dalam tabel analisis varians (ANAVA).
Tabel 3.11
8) Memeriksa keberartian regresi, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
- Menentukan varians koefisien a dan b
- Melakukan pengujian parameter a dan b
a
koefisien regresi a dan b sangat berarti.
9) Membuat grafik linieritas variabel X dan variabel Y
Yˆ= a + bX
1.10.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yang memiliki koefisien korelasi r dilakukan dengan
menggunakan uji t – student. Rumus yang digunakan adalah rumus uji t – student,
adalah sebagai berikut :
t = rxy
tingkat peluang kesalahan penolakan Ho, adalah sebagai berikut :
p –v = α1–(α1–α2) .
penolakan Ho pada tingkat kepercayaan 99 %.
Hipotesis akan disimbolkan dengan Hipotesis Alternatif (HA) dan
Hipotesis Nol (H0), supaya tampak ada dua pilihan. Hipotesis ini perlu didampingi
oleh pernyataan yang isinya berlawanan. Pernyataan ini merupakan hipotesis
tandingan antara HA terhadap H0.
1. Menyusun hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (HA).
Hipotesis yang diajukan untuk mengetahui pengaruh implementasi good
governance terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan
H0 : = 0 : Tidak terdapat pengaruh implementasi good governance terhadap
kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
Bandung II.
HA : ≠ 0 : Terdapat pengaruh implementasi good governance terhadap kinerja
pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung
II.
2. Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05.
3. Membandingkan dengan . Jika lebih besar dari
maka Ha diterima.
Nilai dapat dicari dengan rumus (Sugiyono, 2010:251):
√
Bila < maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Bila > maka H0 ditolak dan Ha diterima.
4. Berdasarkan probabilitas
1.10.4 Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
(KPPN) Bandung II yang berlokasi di jalan PHH Mustofa No. 37 kelurahan
Neglasari, kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung, provinsi Jawa Barat.
Adapun jadwal penelitian yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.11
Jadwal Penelitian
No. Kegiatan Jan-jun11 Jul-Des11 Jan-Jun12 Jul-Des12 Jan-Mar13
1 Konsultasi judul penelitian
2 Pengajuan Bimbingan
3 Pra Penelitian
4 Pengerjaan Bab 1,2,dan 3
5 Konsultasi Bimbingan
BAB 5
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini akan mengkaji mengenai kesimpulan dan rekomendasi dalam
penelitian ini.
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pegawai di KPPN
Bandung II, untuk mengetahui pengaruh implementasi good governance terhadap
kinerja pegawai, maka dapat diambil kesimpilan sebagai berikut:
1) Gambaran Efektifitas implementasi good governance di KPPN Bandung II
yang ditunjukkan oleh hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi
good governance yang terdiri dari indikator akuntabilitas, independensi,
kesetaraan dan kewajaran dinyatakan berada pada kategori sedang, terutama
pada indikator transparansi yang memperoleh skor tertinggi. Adapun skor
terendah yaitu pada indikator responsibility. Oleh Karena itu, kepala bagian
perlu meningkatkan pendalaman pemahaman terhadap semua peraturan yang
menjadi dasar pelayanan kepada masyarakat.
2) Gambaran kualitas kinerja pegawai di KPPN Bandung II yang ditunjukkan
oleh hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pegawai yang terdiri dari
indikator kuantitas kerja dan sikap kerja, dinyatakan berada pada kategori
sedang, terutama pada indikator keandalan kerja yang memperoleh skor
tertinggi. Adapun skor terendah yaitu pada indikator kuantitas kerja. Oleh