• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK PENINGKATAN EQ, SQ, DAN HASIL BELAJAR INSTALASI LISTRIK DASAR : Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X Tahun Ajaran 2013/2014 di SMK Negeri 2 Bandarlampung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK PENINGKATAN EQ, SQ, DAN HASIL BELAJAR INSTALASI LISTRIK DASAR : Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X Tahun Ajaran 2013/2014 di SMK Negeri 2 Bandarlampung."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Oleh:

Margaretha Karolina Sagala 1201396

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

di SMK Negeri 2 Bandarlampung)

Oleh

Margaretha Karolina Sagala

S.T. Universitas Lampung, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Margaretha Karolina Sagala 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

vi

Margaretha Karolina Sagala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Identifikasi Masalah Penelitian... 5

C.Rumusan Masalah Penelitian... 5

D.Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Teori Belajar... 8

B.Pembelajaran Konvensional ... 10

C.Pendekatan Scientific ... 14

D.Model Problem Based Learning... 23

E. Emotional Quotient (EQ)... 27

F. Spiritual Quotient (SQ) ... 33

G.Hasil Belajar ... 35

H.Keterkaitan Instalasi Listrik Dasar dengan EQ dan SQ ... 40

I. Kerangka Pemikiran ... 46

J. Hipotesis ... 47

(5)

vii

Margaretha Karolina Sagala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D.Definisi Operasional... 60

E. Instrumen Penelitian ... 60

F. Prosedur Penelitian ... 63

G.Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 64

H.Pengujian Instrumen Penelitian ... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Profil SMK Negeri 2 Bandarlampung ... 70

B.Uji Instrumen Penelitian ... 71

C.Pemaparan Hasil Penelitian ... 81

D.Pembahasan Hasil Penelitian ... 121

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A.Simpulan ... 144

B.Implikasi ... 144

C.Rekomendasi... 146

DAFTAR PUSTAKA ... 147

(6)

ii

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK PENINGKATAN EQ, SQ, DAN

HASIL BELAJAR INSTALASI LISTRIK DASAR

(Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X Tahun Ajaran 2013/2014 di SMK Negeri 2 Bandarlampung)

OLEH:

MARGARETHA KAROLINA SAGALA

Kecerdasan intelektual (IQ) bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang, tetapi ada faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut, yaitu kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ).

Penelitian dengan judul “PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK PENINGKATAN EQ, SQ, DAN HASIL BELAJAR INSTALASI LISTRIK DASAR (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X Tahun Ajaran 2013/2014 di SMK Negeri 2 Bandarlampung)” bertujuan untuk menganalisis dampak hasil belajar Instalasi Listrik Dasar terhadap EQ dan SQ, menganalisis bahwa hasil belajar Instalasi Listrik Dasar mampu meningkatkan EQ, menganalisis bahwa hasil belajar Instalasi Listrik Dasar mampu meningkatkan SQ, serta menganalisis perbandingan hasil belajar kelompok scientific dan kelompok konvensional.

Penelitian menggunakan metode quasi experiment (eksperimen semu) dengan subyek terdiri dari dua kelas, yaitu kelas X TL 1 sebanyak 32 orang sebagai kelompok eksperimen dan kelas X TL 2 sebanyak 31 orang sebagai kelompok kontrol di SMK Negeri 2 Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014. Pengumpulan data dilakukan dengan tes kecerdasan EQ, kuesioner SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar. Pengolahan data dilakukan dengan menghitung uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji homogenitas, dan uji-t dengan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solution).

Hasil perhitungan tes kecerdasan EQ, kuesioner SQ, dan tes essay hasil belajar memberikan gambaran umum bahwa pendekatan scientific dapat meningkatkan EQ siswa secara deskriptif, namun pendekatan scientific tidak dapat

meningkatkan SQ siswa karena tidak ada gain yang dihasilkan. Walaupun demikian, pendekatan scientific dapat meningkatkan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar secara signifikan karena adanya gain yang cukup signifikan.

(7)

iii

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE APPLICATION OF SCIENTIFIC APPROACH THROUGH PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO IMPROVE EQ, SQ, AND BASIC ELECTRIC INSTALLATION ACHIEVEMENT

(Quasi Experiment Study in Class X School Year 2013/2014 at SMK Negeri 2 Bandarlampung)

BY:

MARGARETHA KAROLINA SAGALA

Intelligence quotient (IQ) is not the only factor that affects one's learning achievement, but there are other factors that affect the learning achievement, namely emotional intelligence (EQ) and spiritual intelligence (SQ).

The study entitled "THE APPLICATION OF SCIENTIFIC APPROACH THROUGH PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO IMPROVE EQ, SQ,

AND BASIC ELECTRIC INSTALLATION ACHIEVEMENT (Quasi

Experiment Study in Class X School Year 2013/2014 at SMK Negeri 2 Bandarlampung)" aims to analyze the achievement effect of Basic Electric Installation towards EQ and SQ, to analyze whether the achievement of Basic Electric Installation can improve EQ, to analyze whether the achievement of Basic Electric Installation can improve SQ, and to analyze the comparison of the scientific group achievement and conventional group achievement.

The study applies a quasi-experiment method (quasi-experimental) with the subject consists of two classes, namely class X TL 1, 32 people, as the experimental group and class X TL 2, 31 people, as a control group in SMK Negeri 2 Bandarlampung Academic Year 2013/2014. The data collection includes the test EQ, SQ questionnaire, and Basic Electrical Installation achievement. Data processing is done by calculating the validity test, reliability test, normality test, homogeneity, and the t-test with the help of SPSS (Statistical Product and Service Solution).

The results of the calculation of an intelligence test EQ, SQ questionnaire, and essay test provides an overview that scientific approach can improve the EQ’s students descriptively, but scientific approach can’t improve SQ’s students because there is no improvement gained. However, scientific approach can improve Basic Electric Installation achievement significantly due to its increase quite significant.

(8)

iv

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

(9)

1

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dewasa ini, banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi

belajar yang tinggi diperlukan kecerdasan intelektual atau Intelligence

Quotient (IQ) yang tinggi juga, namun menurut hasil penelitian terbaru,

dibuktikan bahwa IQ bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi hasil

belajar seseorang, tetapi ada faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar

tersebut, yaitu kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) dan

kecerdasan spiritual atau Spiritual Quotient (SQ).

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 mengatakan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

Kurikulum merupakan salah satu unsur sumber daya pendidikan yang

memberikan kontribusi signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya

kualitas potensi peserta didik. Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013

untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan

scientific, yaitu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik

yang memiliki tujuh kriteria pendekatan scientific sebagai berikut: (1) Materi

pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan

dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan

legenda, atau dongeng semata. (2) Penjelasan guru, respons peserta didik, dan

interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang

(10)

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berpikir logis. (3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara

kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan

masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. (4) Mendorong dan

menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat

perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran. (5)

Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan,

dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan obyektif dalam

merespons materi pembelajaran. (6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta

empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. (7) Tujuan pembelajaran

dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam

pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah

(scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi

mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua

mata pelajaran.

Gambar 1.1. Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran (Sumber: Diklat Guru, 2013, hlm. 4)

Kurikulum 2013 didisain berdasarkan pada budaya dan karakter bangsa,

(11)

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendahuluan yang dilaksanakan di SMK Negeri 2 Bandarlampung

kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik kelas X pada mata

pelajaran Instalasi Listrik Dasar, peneliti menemukan permasalahan pada

proses pembelajaran serta pemahaman penguasaan pada standar kompetensi,

terlihat dari nilai peserta didik yang masih rendah dan sikap peserta didik

yang belum serius dalam mengikuti praktikum.

Dalam studi pendahuluan, peneliti mengamati peserta didik kelas X TL 1 dan

X TL 2 yang melakukan salah satu praktikum, yaitu “Pengawatan Sakelar

Tunggal dengan Kotak Kontak Sistem Instalasi dalam Pipa”. Setiap

kelompok terdiri dari tiga orang dan diberikan waktu praktikum selama dua

jam. Dari pengamatan peneliti, maka dapat diketahui bahwa seluruh peserta

didik belum berhasil mencapai indikator keberhasilan, terlihat dari

kelompok-kelompok yang belum menyelesaikan praktikum dalam waktu yang telah

ditentukan, peserta didik belum melakukan kerjasama dengan baik di dalam

kelompok, dan masih ada kelompok yang belum bisa mengerjakan pekerjaan

dengan rapi.

Dari studi pendahuluan, peneliti juga memperoleh nilai akhir mata pelajaran

Memasang Instalasi Listrik Dasar semester ganjil tahun ajaran 2013/2014

kelas X TL 1 dan X TL 2 dan diketahui bahwa seluruh peserta didik kelas X

belum memperoleh nilai yang tinggi (nilai rata-rata 74), sehingga dapat

dikatakan bahwa peserta didik belum mencapai hasil belajar yang diharapkan

(12)

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 1.2. Grafik Hasil Belajar Instalasi Listrik Dasar Semester Ganjil (Sumber: Data SMK Negeri 2 Bandarlampung)

Aktivitas belajar peserta didik yang kurang optimal mengindikasikan adanya

permasalahan dalam kegiatan pembelajaran yang harus dicari solusinya.

Model Problem Based Learning merupakan salah satu pendekatan

pembelajaran yang dianggap memiliki karakteristik pembelajaran scientific.

Pada model Problem Based Learning, peserta didik dituntut aktif untuk

mendapatkan konsep yang dapat diterapkan dengan jalan memecahkan

masalah, peserta didik akan mengeksplorasi sendiri konsep-konsep yang

harus mereka kuasai, dan peserta didik diaktifkan untuk bertanya dan

berargumentasi melalui diskusi, mengasah keterampilan investigasi, dan

menjalani prosedur kerja ilmiah lainnya (Permana, 2010).

Pada model Problem Based Learning, guru dan peserta didik perlu

memainkan peran yang berbeda dari pembelajaran konvensional. Untuk

keberhasilan model Problem Based Learning diperlukan waktu khusus untuk

menyampaikan instruksi pembelajaran. Alokasi waktu yang sedikit akan

membatasi aspek interaktif dan kooperatif, sedangkan pekerjaan rumah harus

dirancang dengan cermat sehingga dapat memotivasi peserta didik. Peserta

didik merasa terlibat dalam proses belajar melalui model Problem Based

Learning karena mereka terus bekerja. Pada pelaksanaan awal model

Problem Based Learning, guru harus mempersiapkan skenario pembelajaran

yang matang (Karim J Nasr, 2004).

(13)

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti ingin menganalisis

perbandingan EQ, SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar yang

menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning

dengan EQ, SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar yang menggunakan

pembelajaran konvensional dalam judul “Penerapan Pendekatan Scientific

Melalui Model Problem Based Learning untuk Peningkatan EQ, SQ, dan

Hasil Belajar Instalasi Listrik Dasar”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Dalam proses penelitian diperlukan suatu proses identifikasi terhadap

faktor-faktor yang bisa mempengaruhi permasalahan yang sedang diteliti sehingga

bisa lebih jelas dan mudah. Oleh karena itu, peneliti mengidentifikasi masalah

penelitian sebagai berikut:

1. Sebagian besar peserta didik mengalami kesulitan memahami mata

pelajaran Instalasi Listrik Dasar, terlihat dari nilai peserta didik yang

rendah.

2. Proses pembelajaran yang berlangsung selama ini lebih berorientasi pada

teacher centered daripada student centered, seperti metode ceramah yang

sering digunakan dan pemberian tugas oleh guru sehingga peserta didik

menjadi kurang aktif dalam proses pembelajaran.

3. Proses pembelajaran yang selama ini dilaksanakan cenderung monoton

sehingga siswa menjadi pasif dan kurang termotivasi untuk belajar.

4. Perlu adanya penerapan pembelajaran lain sebagai alternatif yang dapat

meningkatkan EQ, SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar.

C. Rumusan Masalah Penelitian

(14)

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimana dampak hasil belajar Instalasi Listrik Dasar terhadap EQ dan

SQ.

2. Bagaimana hasil belajar Instalasi Listrik Dasar mampu meningkatkan EQ.

3. Bagaimana hasil belajar Instalasi Listrik Dasar mampu meningkatkan SQ.

4. Bagaimana perbandingan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar kelompok

scientific dan kelompok konvensional.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Menganalisis dampak hasil belajar Instalasi Listrik Dasar terhadap EQ

dan SQ.

2. Menganalisis bahwa hasil belajar Instalasi Listrik Dasar mampu

meningkatkan EQ.

3. Menganalisis bahwa hasil belajar Instalasi Listrik Dasar mampu

meningkatkan SQ.

4. Menganalisis perbandingan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar kelompok

scientific dan kelompok konvensional.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi sekolah, dapat memberi sumbangan pemikiran dan masukan dalam

menerapkan inovasi pendekatan scientific melalui model Problem Based

Learning untuk meningkatkan mutu pendidikan.

2. Bagi guru, dapat menjadi tambahan wawasan sehingga pendekatan

scientific melalui model Problem Based Learning dapat menjadi salah satu

alternatif penerapan pembelajaran. Selain itu, penelitian ini diharapkan

dapat membantu guru menggali kreativitasnya dalam melakukan

pengembangan media pendidikan, sehingga media tersebut menjadi sarana

komunikasi yang tepat untuk menyampaikan pesan dalam mencapai hasil

(15)

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagi peserta didik, dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga

peserta didik termotivasi untuk menggali potensi dan kemampuan yang

dimilikinya secara optimal untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan.

4. Bagi peneliti, dapat memperoleh informasi tentang EQ, SQ, dan hasil

belajar Instalasi Listrik Dasar dengan menggunakan pendekatan scientific

melalui model Problem Based Learning dan pembelajaran konvensional

serta dapat membandingkannya.

F. Struktur Organisasi Penelitian

Struktur organisasi penelitian yang digunakan terdiri dari bab-bab sebagai

berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah

Penelitian, Rumusan Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian, dan Struktur Organisasi Penelitian.

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

Bab ini memuat tentang Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis

Penelitian.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang Metode dan Disain Penelitian, Variabel dan

Alur Penelitian, Populasi dan Sampel, Definisi Operasional, Instrumen

Penelitian, Prosedur Penelitian, Teknik Pengumpulan, dan Pengujian

Instrumen Penelitian.

(16)

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab ini membahas tentang Profil SMK Negeri 2 Bandarlampung, Uji

Instrumen Penelitian, Pemaparan Hasil Penelitian, dan Pembahasan Hasil

Penelitian.

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

Bab ini memuat tentang simpulan berdasarkan pembahasan pada laporan tesis

(17)

51

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu pencarian (inquiry), menghimpun

data, mengadakan pengukuran, analisis, sintesis, membandingkan, mencari

hubungan, menafsirkan hal-hal yang bersifat teka-teki. Penelitian ini

berdasarkan pendekatan kuantitatif yang didasari oleh filsafat positivisme

yang menekankan fenomena-fenomena obyektif dan dikaji secara kuantitatif.

Maksimalisasi obyektivitas disain penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur, dan percobaan

terkontrol.

Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan

penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan

filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Penelitian ini

menggunakan metode eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan

penelitian yang digunakan adalah “Pretest-Posttest Nonequivalent Control Group Design”. Nana Syaodih (2008, hlm. 59) menyatakan bahwa “metode

eksperimen semu pada dasarnya sama dengan eksperimen murni, bedanya

adalah dalam pengontrolan variabel”. Eksperimen semu merupakan salah satu

metode dari penelitian eksperimen yang melakukan pengontrolan variabel,

kelompok kontrol, pemberian perlakuan atau manipulasi kegiatan, serta

pengujian hasil. Dalam penelitian ini tidak dilakukan random assignment,

melainkan menggunakan kelompok yang sudah terbentuk (intact group).

Nana Sudjana (2001, hlm. 19) mengatakan bahwa:

(18)

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengaruh metode eksperimen ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh

mana pengaruh variabel bebas, yaitu penggunaan pendekatan scientific

melalui model Problem Based Learning terhadap variabel terikat, yaitu EQ,

SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar.

Suatu metode penelitian memiliki disain penelitian (research design) tertentu.

Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus

ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi seperti apa data

dikumpulkan, serta dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan

diolah. Tujuan rancangan penelitian adalah melalui penggunaan metode

penelitian yang tepat, dirancang kegiatan yang dapat memberikan jawaban

yang teliti terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian. Disain yang digunakan

dalam penelitian ini adalah disain pretest-posttest menggunakan kelompok

kontrol tanpa penugasan random, karena bila digunakan penugasan random

akan merusak kealamiahan situasi kelompok, sedangkan kealamiahan

kelompok sangat penting dalam proses manipulasi variabel. Oleh sebab itu,

pengelompokan subyek penelitian berdasarkan kelompok yang telah ada.

Disain yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1. Disain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen (E) Q1 X Q2

Kontrol (K) Q3 Q4

Keterangan:

E = Kelompok Eksperimen K = Kelompok Kontrol

Q1= Pretest Kelompok Eksperimen Q2= Posttest Kelompok Eksperimen

X = Perlakuan Menggunakan Pendekatan Scientific melalui Model Problem

Based Learning

(19)

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Subyek penelitian diambil dalam kelompok kelas tanpa penugasan random

karena peneliti tidak mungkin mengubah kelas yang telah ada sebelumnya,

sehingga peneliti dapat menentukan subyek penelitian mana saja yang masuk

ke dalam kelompok-kelompok dalam penelitian. Kegiatan yang pertama kali

dilakukan adalah menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

dari sejumlah kelompok yang ada. Kemudian masing-masing kelompok

diberikan pretest berupa tes kecerdasan EQ, kuesioner SQ, dan tes essay hasil

belajar untuk mengetahui kemampuan awal siswa, lalu menghitung hasil

pretest masing-masing kelompok tersebut. Setelah dilakukan uji normalitas

dan homogenitas, peneliti melakukan uji dua buah rata-rata nilai pretest

kedua kelompok tersebut.

Uji dua buah rata-rata nilai pretest dari kelompok eksperimen dan pretest dari

kelompok kontrol digunakan untuk mengetahui perbedaan dari kedua

kelompok yang akan dibandingkan sehingga kedua kelompok tersebut

memang layak untuk dijadikan sebagai kelompok penelitian. Selanjutnya

diberikan perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa pendekatan

scientific melalui model Problem Based Learning, sedangkan pada kelompok

kontrol digunakan pembelajaran konvensional (tidak diberi perlakuan).

Setelah selesai perlakuan, masing-masing perlakuan, yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol diberikan posttest berupa tes kecerdasan

EQ, kuesioner SQ, dan tes essay hasil belajar untuk mengetahui EQ, SQ, dan

hasil belajar Instalasi Listrik Dasar, kemudian peneliti menghitung hasil

posttest masing-masing kelompok tersebut. Pada data hasil belajar dari

posttest dilakukan uji normalitas dan homogenitas, setelah itu dilakukan uji

dua buah rata-rata dari hasil posttest kedua kelompok.

B. Variabel dan Alur Penelitian

Variabel atau peubah dapat diartikan sebagai ciri dari individu, obyek, gejala,

(20)

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah

variabel perlakuan atau sengaja dimanipulasi dan diukur oleh peneliti untuk

menentukan hubungan atau pengaruh gejala yang diamati atau disebut juga

sebagai variabel penyebab yang mempengaruhi variabel lain. Variabel ini

diberi notasi (X).

Variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk mengetahui efek

dari variabel bebas atau disebut juga sebagai variabel akibat karena akan

berubah apabila variabel bebas berubah. Variabel ini diberi notasi (Y).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas (penyebab), yaitu pendekatan scientific melalui model

Problem Based Learning.

2. Variabel terikat (akibat), yaitu EQ, SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik

(21)

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Survei dan Studi Pendahuluan

Perumusan Masalah

Penyusunan RPP

Penyusunan Instrumen Penelitian: 1. Pembuatan tes kecerdasan EQ 2. Pembuatan kuesioner SQ 3. Pembuatan kisi-kisi soal essay

Instrumen Hasil Diujicoba

Pretest Pretest

Pendekatan Scientific melalui Model Problem

Based Learning

Pembelajaran Konvensional

Posttest Posttest

Analisis Data

Pembahasan

Simpulan, Implikasi, dan Rekomendasi

Berikut ini adalah alur penelitian yang merupakan rencana tahap-tahap

pelaksanaan penelitian:

(22)

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Survei dan Studi Pendahuluan.

Survei dilakukan untuk menemukan masalah yang akan diteliti. Masalah

yang diambil adalah masalah nyata yang ada dalam dunia pendidikan

teknologi dan kejuruan. Dalam penelitian ini, survei dilakukan ke

beberapa SMK di Kota Bandung dan Bandarlampung. Studi pendahuluan

dilakukan untuk lebih memperdalam permasalahan dan mencari

informasi yang diperlukan sehingga didapatkan keputusan bahwa

masalah perlu diteliti atau tidak. Studi pendahuluan pada penelitian ini

dilakukan dengan melakukan studi literatur dari beberapa sumber

referensi dan pengambilan data awal penelitian di SMK Negeri 2

Bandarlampung.

2. Perumusan Masalah.

Perumusan masalah dilakukan setelah didapatkan data awal penelitian

melalui studi pendahuluan, kemudian masalah-masalah yang ada tersebut

diidentifikasi untuk memperjelas permasalahan. Pada penelitian ini,

masalah yang dirumuskan terdiri dari rumusan masalah secara umum dan

penjabarannya.

3. Memilih Metode Penelitian.

Langkah selanjutnya adalah memilih metode penelitian yang sesuai

dengan rumusan masalah. Metode yang akan digunakan dalam penelitian

ini adalah quasi experiment design. Hal ini disebabkan oleh rumusan

masalah yang ingin mengetahui penerapan suatu treatment terhadap kelas

eksperimen dan dibandingkan dengan kelas kontrol.

4. Menentukan Variabel Penelitian dan Sumber Data.

Langkah selanjutnya adalah menentukan variabel penelitian dan sumber

data. Variabel penelitian ini meliputi variabel bebas (X), yaitu

pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning dan

variabel terikat (Y), yaitu EQ, SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik

Dasar. Keduanya diukur setelah mendapatkan treatment pendekatan

scientific melalui model Problem Based Learning. Sumber data pada

(23)

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa kelas kontrol sebanyak 31 orang, guru-guru kompetensi keahlian

Teknik Instalasi Tenaga Listrik, dan wakil kepala sekolah bidang

kurikulum.

5. Penyusunan RPP.

Langkah selanjutnya adalah menyusun RPP yang akan digunakan dalam

kegiatan pembelajaran.

6. Penyusunan Instrumen Penelitian.

Langkah selanjutnya adalah menyusun instrumen, yaitu tes kecerdasan

EQ untuk mengetahui peningkatan EQ, kuesioner SQ untuk mengetahui

peningkatan SQ, dan tes hasil belajar untuk mengetahui peningkatan

hasil belajar Instalasi Listrik Dasar.

7. Instrumen Hasil Diujicoba.

Instrumen hasil diujicoba, yaitu dengan uji validitas dan uji reliabilitas.

Bila ada instrumen yang tidak sesuai, maka instrumen hasil dibuang.

8. Pretest.

Tahapan selanjutnya adalah pretest. Pretest dilakukan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa, baik kelompok eksperimen maupun kelompok

kontrol. Aspek yang di-pretest-kan adalah tes kecerdasan EQ, kuesioner

SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar. Setelah diambil data pretest,

maka dilakukan uji normalitas data dan uji homogenitas data untuk

mengetahui apakah data varian, baik kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol, normal dan homogen atau tidak. Jika normal dan

homogen, maka penelitian quasi experiment dapat dilanjutkan.

9. Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning dan

Pembelajaran Konvensional.

Langkah selanjutnya adalah kegiatan pembelajaran (treatment). Untuk

kelompok eksperimen, kegiatan pembelajaran dilakukan dengan

menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based

Learning, sedangkan untuk kelompok kontrol, kegiatan pembelajaran

(24)

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 10. Posttest.

Langkah selanjutnya adalah posttest untuk mengetahui kemampuan akhir

siswa setelah mendapat perlakuan (treatment) dengan pendekatan

scientific melalui model Problem Based Learning untuk kelompok

eksperimen dan pembelajaran konvensional untuk kelompok kontrol.

Seperti halnya pretest, aspek yang diajukan pada posttest meliputi tes

kecerdasan EQ, kuesioner SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar.

11. Analisis Data.

Tahap selanjutnya adalah analisis data. Setelah didapatkan data pretest

dan posttest, maka selanjutnya dilakukan analisis data. Pada tahap

analisis data dilakukan uji normalitas data, uji homogenitas data, uji-t,

dan N-gain, sehingga didapatkan data yang kredibel.

12. Pembahasan.

Setelah data dianalisis dan didapatkan hasil penelitian, maka dilakukan

pembahasan hasil penelitian. Pada pembahasan penelitian, peneliti

mencoba mencari relevansi hasil penelitian dengan teori-teori yang ada

dan relevansinya dengan hasil penelitian dari peneliti terdahulu. Peneliti

ingin mengetahui bagaimana bentuk penerapan pendekatan scientific

melalui model Problem Based Learning yang sesuai dengan karakteristik

mata pelajaran Instalasi Listrik Dasar, sehingga pada penelitian ini

dilakukan empat kali treatment.

13. Simpulan, Implikasi, dan Rekomendasi.

Tahap akhir dari penelitian ini adalah membuat simpulan, implikasi, dan

rekomendasi.

C. Populasi dan Sampel

Riduwan (2008, hlm. 54) menyimpulkan dari beberapa pendapat bahwa

“populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”.

Dalam melaksanakan penelitian, adakalanya peneliti tidak melakukan

(25)

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dianggap mewakili populasi (representatif). Hal ini berdasarkan

pertimbangan yang logis, seperti kepraktisan, keterbatasan biaya, waktu, dan

tenaga. Dari penelitian secara sampel, diharapkan hasil yang telah diperoleh

akan memberikan kesimpulan dan gambaran yang sesuai dengan karakteristik

populasi. Jadi, kesimpulan dari penelitian sampel dapat digeneralisasikan

terhadap populasi. Sesuai dengan lingkup penelitian, populasi atau wilayah

data yang menjadi subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X TL 1

dan kelas X TL 2 di SMK Negeri 2 Bandarlampung.

Arikunto (2006) mengatakan bahwa “sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah

sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili

seluruh populasi”. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara cluster sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan

terhadap populasi dengan cara mengambil kelompok-kelompok yang sudah

ada. Jadi, bukan pengambilan sampel dari anggota populasi secara individu,

tetapi dalam bentuk kelas. Analisis sampel ini bukan individu, tetapi

kelompok, yaitu berupa kelas yang terdiri dari beberapa individu. Apabila

pengambilan sampel dilakukan secara individu, dikhawatirkan situasi

kelompok sampel menjadi tidak alami.

Dari beberapa kelas yang ada, peneliti mengambil dua kelas sebagai sampel.

Kelas X TL 1 dijadikan kelompok eksperimen (kelompok yang diberikan

pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning), sedangkan

kelas X TL 2 dijadikan kelompok kontrol (kelompok yang diberikan

pembelajaran konvensional). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 63 orang

yang terbagi dalam dua kelas, yaitu kelas X TL 1 sebanyak 32 orang dan

(26)

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Definisi Operasional

Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan beberapa definisi operasional

dari variabel-variabel penelitian sebagai berikut:

1. Pendekatan Scientific melalui Model Problem Based Learning adalah

proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik

secara aktif mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui

tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),

merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik

kesimpulan dengan mengkomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip

yang “ditemukan”.

2. EQ adalah kemampuan untuk menggunakan emosi secara efektif dalam

mengelola diri sendiri dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain.

3. SQ adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan serta menempatkan

perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya;

kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang

lebih bernilai dan bermakna.

4. Hasil Belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang

ditentukan dalam bentuk angka atau nilai.

E. Instrumen Penelitian

Suharsimi (2006, hlm. 160) mendefinisikan instrumen penelitian sebagai

berikut:

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Tes Kecerdasan EQ

Tes kecerdasan digunakan untuk mengetahui peningkatan EQ dalam

(27)

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tes kecerdasan EQ yang digunakan diadopsi dari penelitian Lauw Tjun

Tjun, dkk. (2009, hlm. 115) yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan

Emosional terhadap Pemahaman Akuntansi dilihat dari Perspektif

Gender”. Tes kecerdasan pada penelitian ini dibuat untuk mengetahui

peningkatan EQ siswa dalam penerapan pendekatan scientific melalui

model Problem Based Learning, sehingga pertanyaan pada kuesioner ini

tidak menuntun jawaban benar atau salah. Bentuk skala yang digunakan

pada tes kecerdasan ini adalah skala Likert.

2. Kuesioner SQ

Kuesioner merupakan instrumen pendukung dalam penelitian dan

digunakan untuk mengetahui peningkatan SQ dalam penerapan

pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning. Kuesioner

SQ yang digunakan diadopsi dari penelitian Muhammad Idrus (2003,

hlm. 56) yang berjudul “Kecerdasan Spiritual Mahasiswa Yogyakarta”.

Kuesioner pada penelitian ini dibuat untuk mengetahui peningkatan SQ

siswa dalam penerapan pendekatan scientific melalui model Problem

Based Learning, sehingga pertanyaan pada kuesioner ini tidak menuntun

jawaban benar atau salah. Bentuk skala yang digunakan pada kuesioner

ini adalah skala Likert.

Arikunto (2010, hlm. 180) mengatakan bahwa:

Skala Likert disusun dalam bentuk pernyataan dan diikuti oleh empat persepsi yang menunjukkan tingkatan, misalnya:

SS = sangat sesuai S = sesuai TS = tidak sesuai

STS = sangat tidak sesuai

3. Tes Hasil Belajar

Penelitian ini bermaksud membandingkan hasil belajar Instalasi Listrik

Dasar yang mengikuti pendekatan scientific melalui model Problem

(28)

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

alat pengumpul data yang bersifat mengukur, yaitu berupa tes. Penelitian

menggunakan instrumen standar atau telah distandardisasikan dan

menghasilkan data hasil pengukuran yang berbentuk angka-angka.

Instrumen primer yang digunakan dalam penelitian berupa essay.

Item-item soal yang dipakai dalam pengumpulan data hasil belajar ini diambil

dari mata pelajaran Instalasi Listrik Dasar. Soal essay diberikan pada saat

pretest dan posttest. Pretest diberikan dengan tujuan untuk mengetahui

kemampuan awal (EQ, SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar)

kedua kelompok penelitian, sedangkan posttest diberikan dengan tujuan

untuk mengetahui peningkatan EQ, SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik

Dasar pada kedua kelompok penelitian.

Alat pengumpul data yang digunakan harus valid, sehingga dapat

diandalkan untuk mengungkap data penelitian. Jika setelah diujicobakan

ternyata instrumen belum baik, maka perlu diadakan revisi sampai

benar-benar diperoleh instrumen yang baik. Oleh karena itu, instrumen tes

disusun dengan langkah- langkah sebagai berikut:

a. Menyusun kisi-kisi instrumen tes yang di dalamnya mengarah kepada

pencapaian tujuan instruksional untuk ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

b. Berdasarkan kisi-kisi tersebut, disusun pertanyaan untuk butir-butir

soal terlampir.

c. Butir-butir pertanyaan yang dibuat dikonsultasikan dengan guru mata

pelajaran Instalasi Listrik Dasar dan ketua jurusan Teknik Instalasi

Tenaga Listrik.

d. Mengadakan uji coba instrumen tes terhadap siswa di luar sampel

penelitian untuk mengetahui validitas dan reliabilitas. Uji coba

instrumen dilakukan agar instrumen penelitian yang digunakan teruji

kesahihannya dan keajegannya, sehingga data yang diperoleh pada

(29)

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu e. Melakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai

berikut:

1. Menentukan dua kelas sebagai kelas sampel, yaitu kelas X TL 1 sebagai

kelompok eksperimen dan kelas X TL 2 sebagai kelompok kontrol.

2. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan tes awal (pretest)

berupa tes kecerdasan EQ, kuesioner SQ, dan tes essay hasil belajar

Instalasi Listrik Dasar dengan materi yang sama, kemudian ditentukan

mean (rata-rata) dan simpangan baku masing-masing kelompok untuk

mengetahui kesamaan atau perbedaan kemampuan siswa kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

3. Memberikan perlakuan sesuai dengan kriteria kelompok masing-masing,

di mana pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan pendekatan

scientific melalui model Problem Based Learning, sedangkan pada

kelompok kontrol diberikan perlakuan pembelajaran konvensional.

4. Memberikan tes akhir (posttest) kepada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Dari tes awal dan tes akhir diperoleh gain, kemudian

dihitung mean (rata-rata) dan simpangan baku dari masing-masing

kelompok untuk mengetahui peningkatan EQ, SQ, dan hasil belajar

Instalasi Listrik Dasar.

5. Setelah diperoleh data tes awal, tes akhir, dan gain (peningkatan),

selanjutnya dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas varian

terhadap data sebagai pedoman dalam menggunakan uji statistik terhadap

analisis data.

6. Menggunakan uji statistik yang sesuai dengan kriteria data (normal atau

tidak normal dan homogen atau tidak homogen) untuk mengetahui

besarnya pengaruh penerapan pendekatan scientific melalui model

Problem Based Learning terhadap peningkatan EQ, SQ, dan hasil belajar

(30)

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EQ, SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar kelompok kontrol. Dari

uji statistik, maka dapat diketahui apakah EQ, SQ, dan hasil belajar

Instalasi Listrik Dasar kelompok eksperimen sama atau lebih baik

daripada EQ, SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar kelompok

kontrol.

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka

dibutuhkan suatu teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data harus

benar-benar tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliabel.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur, yaitu

“wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap dengan

alternatif jawabannya” (Sugiyono, 2011, hlm. 197). Pedoman wawancara

yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan

ditanyakan. Wawancara digunakan untuk mengetahui hal-hal berkaitan

dengan penelitian dari responden yang lebih mendalam. Dalam hal ini,

wawancara dilakukan dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

dan guru-guru Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik.

2. Observasi

“Teknik pengumpulan data dengan observasi dilakukan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala

(fenomena) yang diamati secara cermat, mendalam, dan terfokus dalam

suasana formal ataupun nonformal” (Sugiyono, 2008, hlm. 203). Observasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi lapangan, yaitu

(31)

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Dokumentasi

Suharsimi Arikunto (2006, hlm. 231) memberi pengertian tentang teknik

dokumentasi, yaitu “mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat,

agenda, dan sebagainya”. Bila dibandingkan dengan metode lain, metode

ini tidak begitu rumit. Dalam arti, apabila ada kekeliruan, sumber datanya

masih tetap (belum berubah). Teknik ini mengamati data yang berupa

benda mati, bukan benda hidup. Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi

dimaksudkan untuk mendapatkan data tentang jumlah siswa kelas X dan

silabus mata pelajaran Instalasi Listrik Dasar.

4. Angket atau Kuesioner

Angket merupakan suatu metode pengumpulan data dengan menggunakan

daftar pertanyaan atau penyataan (kuesioner) yang harus diisi oleh setiap

responden penelitian, sehingga peneliti mendapatkan kesimpulan tentang

informasi yang ingin diperoleh (Sugiono, 1999).

Di samping itu, Sugiyono (2011, hlm. 200) mengemukakan beberapa

prinsip dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data, yaitu

“prinsip penulisan, pengukuran, dan penampilan fisik”. Ketiga prinsip itu

lebih rinci oleh Sugiyono (2011, hlm. 200) sebagai berikut:

(a) Isi dan tujuan pertanyaan; (b) Bahasa yang digunakan; (c) Tipe dan bentuk pertanyaan; (d) Pertanyaan tidak mendua; (e) Tidak menanyakan yang sudah lupa; (f) Pertanyaan tidak menggiring; (g) Panjang pertanyaan; (h) Urutan pertanyaan; (i) Prinsip pengukuran; dan (j) Penampilan fisik angket.

Teknik ini memberi tanggung jawab bagi responden yang dijadikan

subyek penelitian untuk memilih dan menjawab pertanyaan atau

pernyataan. Angket diberikan kepada para responden dan responden akan

mengisinya sesuai dengan pendapat dan persepsi responden. Kuesioner ini

(32)

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. Tes.

Tes digunakan untuk mengetahui tes kecerdasan dan tes hasil belajar

Instalasi Listrik Dasar. Sebagaimana diungkapkan oleh Arikunto (2006,

hlm. 223), “data yang diungkap dalam penelitian dapat dibedakan menjadi

tiga jenis, yaitu fakta, pendapat, dan kemampuan. Untuk mengukur ada

atau tidaknya serta besarnya kemampuan obyek yang diteliti, maka

digunakan tes”.

Tes kecerdasan EQ digunakan untuk mengukur EQ siswa dan instrumen

tes berupa tes essay digunakan untuk mengetahui hasil belajar instalasi

listrik dasar. Tes essay buatan peneliti diujicobakan dahulu untuk mencari

validitas dan reliabilitas.

Setelah data-data terkumpul, maka dilakukan suatu analisis data. Analisis data

adalah suatu proses mengolah data dari penyebaran kuesioner yang

dilakukan. Dari analisis data akan didapat hasil yang nantinya dipakai untuk

menguji hipotesis. Pengujian hipotesis disesuaikan dengan bentuk pengajuan

hipotesis, apakah pengajuan hipotesis berupa hipotesis deskriptif, komparatif,

atau asosiatif, dan apakah data yang telah diperoleh berdistribusi normal atau

(33)

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berikut ini adalah flowchart dalam menganalisis data:

Gambar 3.2. Langkah-langkah Analisis Data

H. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data perlu diuji untuk

memenuhi kriteria instrumen sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto

(2006, hlm. 168) yang mengungkapkan bahwa instrumen yang baik harus

memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel.

Tidak

Ya Mulai

Data Sampel Penelitian

Uji Normalitas Chi Kuadrat

Distribusi Frekuensi Normal?

Statistik Parametris

Korelasi Product Moment Uji t

Kesimpulan

Statistik Non Parametris

Kesimpulan

[image:33.596.143.473.131.575.2]
(34)

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Arikunto (1995, hlm. 63) mengatakan bahwa “validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat keandalan dan kesahihan suatu alat ukur. Alat

ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji

validitas, terlebih dahulu dicari korelasi bagian-bagian dari alat ukur secara

keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor

total yang merupakan jumlah tiap skor butir dengan rumus Pearson Product

Moment”.

rxy = √{ ( )} ( )

Keterangan:

r = koefisien korelasi skor antargubahan

n = jumlah responden

∑ = skor ubahan pertama

∑ = skor ubahan kedua yang dikorelasikan

Kaidah keputusan: jika rhitung > rtabel, berarti valid. Demikian pula sebaliknya.

Jika instrumen valid, maka kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya

(r) adalah sebagai berikut:

0,800 – 1,000 : sangat tinggi

0,600 – 0,799 : tinggi

0,400 – 0,599 : cukup

0,200 – 0,399 : rendah

0,000 – 0,199 : sangat rendah

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat konsistensi atau stabilitas sarana pengukuran

sejalan dengan waktu. Reliabel berarti handal sehingga reliability atau

reliabilitas berarti keterhandalan atau dapat dihandalkan. Dalam penelitian,

(35)

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diuji reliabilitasnya melalui suatu uji coba. Reliabilitas hasil pengujian

dinyatakan dengan koefisien korelasi r yang menunjukkan hubungan dua

kumpulan skor yang umumnya dihitung dengan pearson’s product moment

correlation coefficient. Dalam penelitian ini digunakan metode belah dua,

yaitu sebuah tes dan dicobakan satu kali (single test single trial method).

Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes, maka digunakan rumus Spearman

Brown sebagai berikut:

r11 =

Keterangan:

r11 = koefisien reliabilitas internal seluruh item

rb = korelasi product moment antara belahan (ganjil-genap) atau (awal-akhir)

Prosedur uji coba yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

Gambar 3.3. Langkah-langkah Uji Coba Instrumen tidak

ya

tidak

ya

Memenuhi Obyek Uji Coba Instrumen

Uji coba terhadap Obyek

Uji Validitas Butir Soal

Valid

Uji Reliabilitas Soal

Reliabel?

Selesai

Butir Soal Dibuang

[image:35.596.133.474.431.737.2]
(36)

144

Margaretha Karolina Sagala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian mengenai Penerapan Pendekatan Scientific melalui Model

Problem Based Learning untuk Peningkatan EQ, SQ, dan Hasil Belajar

Instalasi Listrik Dasar memperoleh beberapa simpulan. Pertama, hasil belajar

Instalasi Listrik Dasar berdampak terhadap EQ dan SQ, terlihat dari hasil

penelitian yang menunjukkan bahwa EQ meningkat secara deskriptif,

sedangkan SQ tidak meningkat. Kedua, hasil belajar Instalasi Listrik Dasar

mampu meningkatkan EQ secara deskriptif, terlihat dari hasil penelitian yang

menunjukkan bahwa gain yang dihasilkan tidak signifikan. Ketiga, hasil

belajar Instalasi Listrik Dasar tidak mampu meningkatkan SQ, terlihat dari

hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tidak ada gain yang dihasilkan.

Keempat, penerapan pendekatan scientific melalui model Problem Based

Learning lebih baik daripada penerapan pembelajaran konvensional, karena

pendekatan scientific mampu meningkatkan hasil belajar Instalasi Listrik

Dasar secara signifikan, terlihat dari hasil penelitian yang menunjukkan

adanya gain yang cukup signifikan.

B. Implikasi

Hasil penelitian membuktikan adanya peningkatan EQ secara deskriptif, tidak

adanya peningkatan SQ, dan adanya peningkatan hasil belajar Instalasi Listrik

Dasar secara signifikan dari penerapan pendekatan scientific melalui model

Problem Based Learning. Dari hasil penelitian ini, maka dapat dikatakan

bahwa EQ, SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar tidak dapat

ditingkatkan secara signifikan, sehingga memunculkan beberapa implikasi

(37)

Margaretha Karolina Sagala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Implikasi Teoritis

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan scientific

melalui model Problem Based Learning hanya meningkatkan EQ secara

deskriptif, sehingga dapat dikatakan bahwa seorang guru harus lebih

kreatif dan lebih banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk menggali kecerdasan emosionalnya agar peserta didik dapat

meningkatkan EQ-nya.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan scientific

melalui model Problem Based Learning tidak dapat meningkatkan SQ,

sehingga dapat dikatakan bahwa seorang guru harus lebih melatih dan

membina peserta didik melalui kegiatan positif dalam pembelajaran agar

peserta didik dapat meningkatkan SQ-nya.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan scientific

melalui model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar

Instalasi Listrik Dasar secara signifikan, sehingga dapat dikatakan bahwa

seorang guru mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,

namun perlu inovasi dan kreativitas yang tinggi sehingga peserta didik

dapat mempertahankan, bahkan meningkatkan prestasi belajarnya.

Implikasi Praktis

1. Hasil penelitian dapat dijadikan parameter oleh lembaga pemerintah

untuk merancang program pendidikan, khususnya program yang berkaitan

dengan penyediaan peralatan praktik dan kebutuhan dalam kegiatan

pembelajaran Instalasi Listrik Dasar.

2. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan evaluasi untuk meningkatkan EQ,

SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar dengan menerapkan inovasi

pendekatan scientific, sehingga dapat menciptakan peserta didik yang

produktif, kreatif, dan inovatif.

3. Hasil penelitian dapat ditindaklanjuti oleh guru untuk menerapkan inovasi

pendekatan scientific, khususnya dalam peningkatan intelektual dan

(38)

Margaretha Karolina Sagala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Rekomendasi

Dari hasil penelitian mengenai Penerapan Pendekatan Scientific melalui

Model Problem Based Learning untuk Peningkatan EQ, SQ, dan Hasil

Belajar Instalasi Listrik Dasar, maka peneliti merekomendasikan kepada:

1. Sekolah, untuk menerapkan inovasi pendekatan scientific agar dapat

meningkatkan mutu pendidikan.

2. Guru, untuk menerapkan inovasi pendekatan scientific sebagai salah satu

alternatif pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Selain

itu, inovasi pendekatan scientific dapat membantu guru untuk menggali

kreativitasnya dalam melakukan pengembangan media pendidikan,

sehingga media tersebut menjadi sarana komunikasi yang tepat untuk

menyampaikan pesan dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan.

3. Peserta didik, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga peserta

didik termotivasi untuk menggali potensi dan kemampuan yang

dimilikinya secara optimal serta lebih aktif terlibat dalam kegiatan

pembelajaran sehingga mencapai hasil belajar yang diharapkan.

4. Lembaga pemerintah, untuk memperkenalkan inovasi pendekatan

scientific kepada stakeholders, sehingga dalam implementasinya tidak

terjadi kesalahan dalam menafsirkan ide-ide baru yang dikembangkan.

5. Orang tua, untuk mendukung inovasi pendekatan scientific dalam kegiatan

pembelajaran bagi peningkatan hasil belajar dan karakter peserta didik.

6. Peneliti selanjutnya, untuk meneliti inovasi pendekatan scientific pada

mata pelajaran lainnya dan peningkatan berpikir kreatif peserta didik

karena berpikir kreatif dapat memberikan keterampilan kepada peserta

didik dalam menyiapkan diri sebagai lulusan SMK yang siap bekerja dan

(39)

147

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: Rineka Cipta.

Atsnan, M. F. dan Rahmita Yuliana Gazali. (2013). Penerapan Pendekatan

Scientific dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas XII Materi Bilangan

(Pecahan). Prosiding. 1-8.

Baldwin, A. L. (1967). Theories of Child Development. New York: John Wiley & Sons.

Bloom, Benyamin S. (1977). Taxonomy of Educational Objective. Hand-Book I,

Cognitive Domain. New York: Longman Inc.

Chotijah, Siti. (2008). Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan

Spiritual terhadap Prestasi Belajar (Studi pada Siswa SMK YP 17 Pare Kediri). Skripsi, Universitas Negeri Malang.

Cooper, Robert K dan Ayman Sawaf. (1998). Executive EQ: Kecerdasan

Emosional dalam Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta: Gramedia.

Daryono. (2011). Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif dalam Upaya

Mengembangkan Kecerdasan Emosional Siswa SMA (Studi Pengembangan di Kelas X SMA Negeri 19 Garut Tahun Pelajaran 2010/2011). Tesis,

Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Davies, K. Ivor. (1981). Instructional Technique. Indiana: McGraww-Hill Inc.

Efendi, Agus. (2005). Revolusi Kecerdasan Abad 21 Kritik MI, EQ, SQ, AQ, &

Succesful Intelligence atas IQ. Bandung: Anggota IKAPI.

Fadli, Yusrizal. (2008). Penggunaan Multimedia dalam Pembelajaran untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen di SMK Negeri 1 Jeunieb Kabupaten Bireuen Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam). Tesis,

Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Faizal, Muhammad. (2009). Pengaruh Model Cooperative Learning pada

(40)

Margaretha Karolina S agala, 2014

Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kelompok Teknologi dan Industri SMK Bandung Selatan I). Tesis, Sekolah

Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Fauziah, Resti, dkk. (2013). Pembelajaran Saintifik Elektronika Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal. 165-178.

Fyanti W, Theresia. (2010). Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk

Mengembangkan Kecerdasan Emosional Siswa SMA Kanisius Yos Sudarso Boyolali. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia,

Bandung.

Ginanjar Agustian, Ary. (2001). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi

dan Spiritual (ESQ). Jakarta: Arga Wijaya Persada.

Goleman, D. (2000), Kecerdasan Emosi: Mengapa Emotional Intelligence Lebih

Tinggi daripada IQ, Alih Bahasa: T. Hermay. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Hadian Sasmita, Asep. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Direct

Instruction dalam Meningkatkan Procedural Knowledge dalam Hasil Belajar Siswa di SMK (Studi tentang Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMKN 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 pada Mata Pelajaran Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut). Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Hamalik, Oemar. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasibuan, J.J. dan Moedjiono. (2012). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Helma. (2001). Pengembangan Alat Ukur Kecerdasa

Gambar

Gambar 1.1. Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran
Gambar 1.2. Grafik Hasil Belajar Instalasi Listrik Dasar Semester Ganjil
Tabel 3.1. Disain Penelitian
Gambar 3.2. Langkah-langkah Analisis Data
+2

Referensi

Dokumen terkait

rgguna Anggaran Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten Rokan Hulu mat : Komplek Perkantoran Pemda Rokan Hulu. ngumumkan

Peningkatan laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup dapat dilakuakan dengan menggunakan proobiotik, salah satu probiotik yang dapat mempercepat pertumbuhan dan

Penulis melihat dengan munculnya banyaknya software pendukung pembuatan gambar dan animasi, program dalam bentuk multimedia ini bisa dikreatifitaskan lebih interaktif lagi. Salah

[r]

(1) Dalam keadaan penyelenggara telekomunikasi khusus untuk keperluan pertahanan keamanan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) huruf b belum atau tidak mampu

Pada hari ini Jum’at Tanggal Lima Belas Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Empat Belas (15-08-2014), berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemilihan Langsung Nomor

• BESIDE THAT, ALSO STUDYING PROJECT RESOURCES AND RELATED ASPECTS,DUE TO THEIR ROLES IN ESTIMATING THE. COST OF

• Persyaratan ruang sehat (indikator: siang hari tidak butuh lampu dan AC, ruang terang, tidak lembab dan pengab, tidak silau). • - pengaruh bukaan ruang • -