TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Oleh:
Margaretha Karolina Sagala 1201396
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN SEKOLAH PASCASARJANA
di SMK Negeri 2 Bandarlampung)
Oleh
Margaretha Karolina Sagala
S.T. Universitas Lampung, 2011
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Margaretha Karolina Sagala 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
vi
Margaretha Karolina Sagala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KATA PENGANTAR... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian ... 1
B.Identifikasi Masalah Penelitian... 5
C.Rumusan Masalah Penelitian... 5
D.Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Struktur Organisasi Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Teori Belajar... 8
B.Pembelajaran Konvensional ... 10
C.Pendekatan Scientific ... 14
D.Model Problem Based Learning... 23
E. Emotional Quotient (EQ)... 27
F. Spiritual Quotient (SQ) ... 33
G.Hasil Belajar ... 35
H.Keterkaitan Instalasi Listrik Dasar dengan EQ dan SQ ... 40
I. Kerangka Pemikiran ... 46
J. Hipotesis ... 47
vii
Margaretha Karolina Sagala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D.Definisi Operasional... 60
E. Instrumen Penelitian ... 60
F. Prosedur Penelitian ... 63
G.Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 64
H.Pengujian Instrumen Penelitian ... 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Profil SMK Negeri 2 Bandarlampung ... 70
B.Uji Instrumen Penelitian ... 71
C.Pemaparan Hasil Penelitian ... 81
D.Pembahasan Hasil Penelitian ... 121
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A.Simpulan ... 144
B.Implikasi ... 144
C.Rekomendasi... 146
DAFTAR PUSTAKA ... 147
ii
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK PENINGKATAN EQ, SQ, DAN
HASIL BELAJAR INSTALASI LISTRIK DASAR
(Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X Tahun Ajaran 2013/2014 di SMK Negeri 2 Bandarlampung)
OLEH:
MARGARETHA KAROLINA SAGALA
Kecerdasan intelektual (IQ) bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang, tetapi ada faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut, yaitu kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ).
Penelitian dengan judul “PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC
MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK PENINGKATAN EQ, SQ, DAN HASIL BELAJAR INSTALASI LISTRIK DASAR (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X Tahun Ajaran 2013/2014 di SMK Negeri 2 Bandarlampung)” bertujuan untuk menganalisis dampak hasil belajar Instalasi Listrik Dasar terhadap EQ dan SQ, menganalisis bahwa hasil belajar Instalasi Listrik Dasar mampu meningkatkan EQ, menganalisis bahwa hasil belajar Instalasi Listrik Dasar mampu meningkatkan SQ, serta menganalisis perbandingan hasil belajar kelompok scientific dan kelompok konvensional.
Penelitian menggunakan metode quasi experiment (eksperimen semu) dengan subyek terdiri dari dua kelas, yaitu kelas X TL 1 sebanyak 32 orang sebagai kelompok eksperimen dan kelas X TL 2 sebanyak 31 orang sebagai kelompok kontrol di SMK Negeri 2 Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014. Pengumpulan data dilakukan dengan tes kecerdasan EQ, kuesioner SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar. Pengolahan data dilakukan dengan menghitung uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji homogenitas, dan uji-t dengan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solution).
Hasil perhitungan tes kecerdasan EQ, kuesioner SQ, dan tes essay hasil belajar memberikan gambaran umum bahwa pendekatan scientific dapat meningkatkan EQ siswa secara deskriptif, namun pendekatan scientific tidak dapat
meningkatkan SQ siswa karena tidak ada gain yang dihasilkan. Walaupun demikian, pendekatan scientific dapat meningkatkan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar secara signifikan karena adanya gain yang cukup signifikan.
iii
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
THE APPLICATION OF SCIENTIFIC APPROACH THROUGH PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO IMPROVE EQ, SQ, AND BASIC ELECTRIC INSTALLATION ACHIEVEMENT
(Quasi Experiment Study in Class X School Year 2013/2014 at SMK Negeri 2 Bandarlampung)
BY:
MARGARETHA KAROLINA SAGALA
Intelligence quotient (IQ) is not the only factor that affects one's learning achievement, but there are other factors that affect the learning achievement, namely emotional intelligence (EQ) and spiritual intelligence (SQ).
The study entitled "THE APPLICATION OF SCIENTIFIC APPROACH THROUGH PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO IMPROVE EQ, SQ,
AND BASIC ELECTRIC INSTALLATION ACHIEVEMENT (Quasi
Experiment Study in Class X School Year 2013/2014 at SMK Negeri 2 Bandarlampung)" aims to analyze the achievement effect of Basic Electric Installation towards EQ and SQ, to analyze whether the achievement of Basic Electric Installation can improve EQ, to analyze whether the achievement of Basic Electric Installation can improve SQ, and to analyze the comparison of the scientific group achievement and conventional group achievement.
The study applies a quasi-experiment method (quasi-experimental) with the subject consists of two classes, namely class X TL 1, 32 people, as the experimental group and class X TL 2, 31 people, as a control group in SMK Negeri 2 Bandarlampung Academic Year 2013/2014. The data collection includes the test EQ, SQ questionnaire, and Basic Electrical Installation achievement. Data processing is done by calculating the validity test, reliability test, normality test, homogeneity, and the t-test with the help of SPSS (Statistical Product and Service Solution).
The results of the calculation of an intelligence test EQ, SQ questionnaire, and essay test provides an overview that scientific approach can improve the EQ’s students descriptively, but scientific approach can’t improve SQ’s students because there is no improvement gained. However, scientific approach can improve Basic Electric Installation achievement significantly due to its increase quite significant.
iv
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
1
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dewasa ini, banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi
belajar yang tinggi diperlukan kecerdasan intelektual atau Intelligence
Quotient (IQ) yang tinggi juga, namun menurut hasil penelitian terbaru,
dibuktikan bahwa IQ bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi hasil
belajar seseorang, tetapi ada faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar
tersebut, yaitu kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) dan
kecerdasan spiritual atau Spiritual Quotient (SQ).
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 mengatakan bahwa:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.
Kurikulum merupakan salah satu unsur sumber daya pendidikan yang
memberikan kontribusi signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya
kualitas potensi peserta didik. Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013
untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
scientific, yaitu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
yang memiliki tujuh kriteria pendekatan scientific sebagai berikut: (1) Materi
pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan
legenda, atau dongeng semata. (2) Penjelasan guru, respons peserta didik, dan
interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berpikir logis. (3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara
kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan
masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. (4) Mendorong dan
menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat
perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran. (5)
Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan,
dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan obyektif dalam
merespons materi pembelajaran. (6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta
empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. (7) Tujuan pembelajaran
dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah
(scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi
mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua
mata pelajaran.
Gambar 1.1. Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran (Sumber: Diklat Guru, 2013, hlm. 4)
Kurikulum 2013 didisain berdasarkan pada budaya dan karakter bangsa,
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendahuluan yang dilaksanakan di SMK Negeri 2 Bandarlampung
kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik kelas X pada mata
pelajaran Instalasi Listrik Dasar, peneliti menemukan permasalahan pada
proses pembelajaran serta pemahaman penguasaan pada standar kompetensi,
terlihat dari nilai peserta didik yang masih rendah dan sikap peserta didik
yang belum serius dalam mengikuti praktikum.
Dalam studi pendahuluan, peneliti mengamati peserta didik kelas X TL 1 dan
X TL 2 yang melakukan salah satu praktikum, yaitu “Pengawatan Sakelar
Tunggal dengan Kotak Kontak Sistem Instalasi dalam Pipa”. Setiap
kelompok terdiri dari tiga orang dan diberikan waktu praktikum selama dua
jam. Dari pengamatan peneliti, maka dapat diketahui bahwa seluruh peserta
didik belum berhasil mencapai indikator keberhasilan, terlihat dari
kelompok-kelompok yang belum menyelesaikan praktikum dalam waktu yang telah
ditentukan, peserta didik belum melakukan kerjasama dengan baik di dalam
kelompok, dan masih ada kelompok yang belum bisa mengerjakan pekerjaan
dengan rapi.
Dari studi pendahuluan, peneliti juga memperoleh nilai akhir mata pelajaran
Memasang Instalasi Listrik Dasar semester ganjil tahun ajaran 2013/2014
kelas X TL 1 dan X TL 2 dan diketahui bahwa seluruh peserta didik kelas X
belum memperoleh nilai yang tinggi (nilai rata-rata 74), sehingga dapat
dikatakan bahwa peserta didik belum mencapai hasil belajar yang diharapkan
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 1.2. Grafik Hasil Belajar Instalasi Listrik Dasar Semester Ganjil (Sumber: Data SMK Negeri 2 Bandarlampung)
Aktivitas belajar peserta didik yang kurang optimal mengindikasikan adanya
permasalahan dalam kegiatan pembelajaran yang harus dicari solusinya.
Model Problem Based Learning merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran yang dianggap memiliki karakteristik pembelajaran scientific.
Pada model Problem Based Learning, peserta didik dituntut aktif untuk
mendapatkan konsep yang dapat diterapkan dengan jalan memecahkan
masalah, peserta didik akan mengeksplorasi sendiri konsep-konsep yang
harus mereka kuasai, dan peserta didik diaktifkan untuk bertanya dan
berargumentasi melalui diskusi, mengasah keterampilan investigasi, dan
menjalani prosedur kerja ilmiah lainnya (Permana, 2010).
Pada model Problem Based Learning, guru dan peserta didik perlu
memainkan peran yang berbeda dari pembelajaran konvensional. Untuk
keberhasilan model Problem Based Learning diperlukan waktu khusus untuk
menyampaikan instruksi pembelajaran. Alokasi waktu yang sedikit akan
membatasi aspek interaktif dan kooperatif, sedangkan pekerjaan rumah harus
dirancang dengan cermat sehingga dapat memotivasi peserta didik. Peserta
didik merasa terlibat dalam proses belajar melalui model Problem Based
Learning karena mereka terus bekerja. Pada pelaksanaan awal model
Problem Based Learning, guru harus mempersiapkan skenario pembelajaran
yang matang (Karim J Nasr, 2004).
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti ingin menganalisis
perbandingan EQ, SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar yang
menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning
dengan EQ, SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar yang menggunakan
pembelajaran konvensional dalam judul “Penerapan Pendekatan Scientific
Melalui Model Problem Based Learning untuk Peningkatan EQ, SQ, dan
Hasil Belajar Instalasi Listrik Dasar”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Dalam proses penelitian diperlukan suatu proses identifikasi terhadap
faktor-faktor yang bisa mempengaruhi permasalahan yang sedang diteliti sehingga
bisa lebih jelas dan mudah. Oleh karena itu, peneliti mengidentifikasi masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Sebagian besar peserta didik mengalami kesulitan memahami mata
pelajaran Instalasi Listrik Dasar, terlihat dari nilai peserta didik yang
rendah.
2. Proses pembelajaran yang berlangsung selama ini lebih berorientasi pada
teacher centered daripada student centered, seperti metode ceramah yang
sering digunakan dan pemberian tugas oleh guru sehingga peserta didik
menjadi kurang aktif dalam proses pembelajaran.
3. Proses pembelajaran yang selama ini dilaksanakan cenderung monoton
sehingga siswa menjadi pasif dan kurang termotivasi untuk belajar.
4. Perlu adanya penerapan pembelajaran lain sebagai alternatif yang dapat
meningkatkan EQ, SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Bagaimana dampak hasil belajar Instalasi Listrik Dasar terhadap EQ dan
SQ.
2. Bagaimana hasil belajar Instalasi Listrik Dasar mampu meningkatkan EQ.
3. Bagaimana hasil belajar Instalasi Listrik Dasar mampu meningkatkan SQ.
4. Bagaimana perbandingan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar kelompok
scientific dan kelompok konvensional.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Menganalisis dampak hasil belajar Instalasi Listrik Dasar terhadap EQ
dan SQ.
2. Menganalisis bahwa hasil belajar Instalasi Listrik Dasar mampu
meningkatkan EQ.
3. Menganalisis bahwa hasil belajar Instalasi Listrik Dasar mampu
meningkatkan SQ.
4. Menganalisis perbandingan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar kelompok
scientific dan kelompok konvensional.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi sekolah, dapat memberi sumbangan pemikiran dan masukan dalam
menerapkan inovasi pendekatan scientific melalui model Problem Based
Learning untuk meningkatkan mutu pendidikan.
2. Bagi guru, dapat menjadi tambahan wawasan sehingga pendekatan
scientific melalui model Problem Based Learning dapat menjadi salah satu
alternatif penerapan pembelajaran. Selain itu, penelitian ini diharapkan
dapat membantu guru menggali kreativitasnya dalam melakukan
pengembangan media pendidikan, sehingga media tersebut menjadi sarana
komunikasi yang tepat untuk menyampaikan pesan dalam mencapai hasil
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Bagi peserta didik, dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga
peserta didik termotivasi untuk menggali potensi dan kemampuan yang
dimilikinya secara optimal untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan.
4. Bagi peneliti, dapat memperoleh informasi tentang EQ, SQ, dan hasil
belajar Instalasi Listrik Dasar dengan menggunakan pendekatan scientific
melalui model Problem Based Learning dan pembelajaran konvensional
serta dapat membandingkannya.
F. Struktur Organisasi Penelitian
Struktur organisasi penelitian yang digunakan terdiri dari bab-bab sebagai
berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah
Penelitian, Rumusan Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat
Penelitian, dan Struktur Organisasi Penelitian.
BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
Bab ini memuat tentang Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis
Penelitian.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang Metode dan Disain Penelitian, Variabel dan
Alur Penelitian, Populasi dan Sampel, Definisi Operasional, Instrumen
Penelitian, Prosedur Penelitian, Teknik Pengumpulan, dan Pengujian
Instrumen Penelitian.
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab ini membahas tentang Profil SMK Negeri 2 Bandarlampung, Uji
Instrumen Penelitian, Pemaparan Hasil Penelitian, dan Pembahasan Hasil
Penelitian.
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
Bab ini memuat tentang simpulan berdasarkan pembahasan pada laporan tesis
51
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian pada dasarnya merupakan suatu pencarian (inquiry), menghimpun
data, mengadakan pengukuran, analisis, sintesis, membandingkan, mencari
hubungan, menafsirkan hal-hal yang bersifat teka-teki. Penelitian ini
berdasarkan pendekatan kuantitatif yang didasari oleh filsafat positivisme
yang menekankan fenomena-fenomena obyektif dan dikaji secara kuantitatif.
Maksimalisasi obyektivitas disain penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur, dan percobaan
terkontrol.
Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan
penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan
filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan
penelitian yang digunakan adalah “Pretest-Posttest Nonequivalent Control Group Design”. Nana Syaodih (2008, hlm. 59) menyatakan bahwa “metode
eksperimen semu pada dasarnya sama dengan eksperimen murni, bedanya
adalah dalam pengontrolan variabel”. Eksperimen semu merupakan salah satu
metode dari penelitian eksperimen yang melakukan pengontrolan variabel,
kelompok kontrol, pemberian perlakuan atau manipulasi kegiatan, serta
pengujian hasil. Dalam penelitian ini tidak dilakukan random assignment,
melainkan menggunakan kelompok yang sudah terbentuk (intact group).
Nana Sudjana (2001, hlm. 19) mengatakan bahwa:
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengaruh metode eksperimen ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana pengaruh variabel bebas, yaitu penggunaan pendekatan scientific
melalui model Problem Based Learning terhadap variabel terikat, yaitu EQ,
SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar.
Suatu metode penelitian memiliki disain penelitian (research design) tertentu.
Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus
ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi seperti apa data
dikumpulkan, serta dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan
diolah. Tujuan rancangan penelitian adalah melalui penggunaan metode
penelitian yang tepat, dirancang kegiatan yang dapat memberikan jawaban
yang teliti terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian. Disain yang digunakan
dalam penelitian ini adalah disain pretest-posttest menggunakan kelompok
kontrol tanpa penugasan random, karena bila digunakan penugasan random
akan merusak kealamiahan situasi kelompok, sedangkan kealamiahan
kelompok sangat penting dalam proses manipulasi variabel. Oleh sebab itu,
pengelompokan subyek penelitian berdasarkan kelompok yang telah ada.
Disain yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.1. Disain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen (E) Q1 X Q2
Kontrol (K) Q3 Q4
Keterangan:
E = Kelompok Eksperimen K = Kelompok Kontrol
Q1= Pretest Kelompok Eksperimen Q2= Posttest Kelompok Eksperimen
X = Perlakuan Menggunakan Pendekatan Scientific melalui Model Problem
Based Learning
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Subyek penelitian diambil dalam kelompok kelas tanpa penugasan random
karena peneliti tidak mungkin mengubah kelas yang telah ada sebelumnya,
sehingga peneliti dapat menentukan subyek penelitian mana saja yang masuk
ke dalam kelompok-kelompok dalam penelitian. Kegiatan yang pertama kali
dilakukan adalah menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dari sejumlah kelompok yang ada. Kemudian masing-masing kelompok
diberikan pretest berupa tes kecerdasan EQ, kuesioner SQ, dan tes essay hasil
belajar untuk mengetahui kemampuan awal siswa, lalu menghitung hasil
pretest masing-masing kelompok tersebut. Setelah dilakukan uji normalitas
dan homogenitas, peneliti melakukan uji dua buah rata-rata nilai pretest
kedua kelompok tersebut.
Uji dua buah rata-rata nilai pretest dari kelompok eksperimen dan pretest dari
kelompok kontrol digunakan untuk mengetahui perbedaan dari kedua
kelompok yang akan dibandingkan sehingga kedua kelompok tersebut
memang layak untuk dijadikan sebagai kelompok penelitian. Selanjutnya
diberikan perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa pendekatan
scientific melalui model Problem Based Learning, sedangkan pada kelompok
kontrol digunakan pembelajaran konvensional (tidak diberi perlakuan).
Setelah selesai perlakuan, masing-masing perlakuan, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol diberikan posttest berupa tes kecerdasan
EQ, kuesioner SQ, dan tes essay hasil belajar untuk mengetahui EQ, SQ, dan
hasil belajar Instalasi Listrik Dasar, kemudian peneliti menghitung hasil
posttest masing-masing kelompok tersebut. Pada data hasil belajar dari
posttest dilakukan uji normalitas dan homogenitas, setelah itu dilakukan uji
dua buah rata-rata dari hasil posttest kedua kelompok.
B. Variabel dan Alur Penelitian
Variabel atau peubah dapat diartikan sebagai ciri dari individu, obyek, gejala,
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah
variabel perlakuan atau sengaja dimanipulasi dan diukur oleh peneliti untuk
menentukan hubungan atau pengaruh gejala yang diamati atau disebut juga
sebagai variabel penyebab yang mempengaruhi variabel lain. Variabel ini
diberi notasi (X).
Variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk mengetahui efek
dari variabel bebas atau disebut juga sebagai variabel akibat karena akan
berubah apabila variabel bebas berubah. Variabel ini diberi notasi (Y).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas (penyebab), yaitu pendekatan scientific melalui model
Problem Based Learning.
2. Variabel terikat (akibat), yaitu EQ, SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Survei dan Studi Pendahuluan
Perumusan Masalah
Penyusunan RPP
Penyusunan Instrumen Penelitian: 1. Pembuatan tes kecerdasan EQ 2. Pembuatan kuesioner SQ 3. Pembuatan kisi-kisi soal essay
Instrumen Hasil Diujicoba
Pretest Pretest
Pendekatan Scientific melalui Model Problem
Based Learning
Pembelajaran Konvensional
Posttest Posttest
Analisis Data
Pembahasan
Simpulan, Implikasi, dan Rekomendasi
Berikut ini adalah alur penelitian yang merupakan rencana tahap-tahap
pelaksanaan penelitian:
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Survei dan Studi Pendahuluan.
Survei dilakukan untuk menemukan masalah yang akan diteliti. Masalah
yang diambil adalah masalah nyata yang ada dalam dunia pendidikan
teknologi dan kejuruan. Dalam penelitian ini, survei dilakukan ke
beberapa SMK di Kota Bandung dan Bandarlampung. Studi pendahuluan
dilakukan untuk lebih memperdalam permasalahan dan mencari
informasi yang diperlukan sehingga didapatkan keputusan bahwa
masalah perlu diteliti atau tidak. Studi pendahuluan pada penelitian ini
dilakukan dengan melakukan studi literatur dari beberapa sumber
referensi dan pengambilan data awal penelitian di SMK Negeri 2
Bandarlampung.
2. Perumusan Masalah.
Perumusan masalah dilakukan setelah didapatkan data awal penelitian
melalui studi pendahuluan, kemudian masalah-masalah yang ada tersebut
diidentifikasi untuk memperjelas permasalahan. Pada penelitian ini,
masalah yang dirumuskan terdiri dari rumusan masalah secara umum dan
penjabarannya.
3. Memilih Metode Penelitian.
Langkah selanjutnya adalah memilih metode penelitian yang sesuai
dengan rumusan masalah. Metode yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah quasi experiment design. Hal ini disebabkan oleh rumusan
masalah yang ingin mengetahui penerapan suatu treatment terhadap kelas
eksperimen dan dibandingkan dengan kelas kontrol.
4. Menentukan Variabel Penelitian dan Sumber Data.
Langkah selanjutnya adalah menentukan variabel penelitian dan sumber
data. Variabel penelitian ini meliputi variabel bebas (X), yaitu
pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning dan
variabel terikat (Y), yaitu EQ, SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik
Dasar. Keduanya diukur setelah mendapatkan treatment pendekatan
scientific melalui model Problem Based Learning. Sumber data pada
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa kelas kontrol sebanyak 31 orang, guru-guru kompetensi keahlian
Teknik Instalasi Tenaga Listrik, dan wakil kepala sekolah bidang
kurikulum.
5. Penyusunan RPP.
Langkah selanjutnya adalah menyusun RPP yang akan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran.
6. Penyusunan Instrumen Penelitian.
Langkah selanjutnya adalah menyusun instrumen, yaitu tes kecerdasan
EQ untuk mengetahui peningkatan EQ, kuesioner SQ untuk mengetahui
peningkatan SQ, dan tes hasil belajar untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar Instalasi Listrik Dasar.
7. Instrumen Hasil Diujicoba.
Instrumen hasil diujicoba, yaitu dengan uji validitas dan uji reliabilitas.
Bila ada instrumen yang tidak sesuai, maka instrumen hasil dibuang.
8. Pretest.
Tahapan selanjutnya adalah pretest. Pretest dilakukan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa, baik kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol. Aspek yang di-pretest-kan adalah tes kecerdasan EQ, kuesioner
SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar. Setelah diambil data pretest,
maka dilakukan uji normalitas data dan uji homogenitas data untuk
mengetahui apakah data varian, baik kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol, normal dan homogen atau tidak. Jika normal dan
homogen, maka penelitian quasi experiment dapat dilanjutkan.
9. Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning dan
Pembelajaran Konvensional.
Langkah selanjutnya adalah kegiatan pembelajaran (treatment). Untuk
kelompok eksperimen, kegiatan pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based
Learning, sedangkan untuk kelompok kontrol, kegiatan pembelajaran
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 10. Posttest.
Langkah selanjutnya adalah posttest untuk mengetahui kemampuan akhir
siswa setelah mendapat perlakuan (treatment) dengan pendekatan
scientific melalui model Problem Based Learning untuk kelompok
eksperimen dan pembelajaran konvensional untuk kelompok kontrol.
Seperti halnya pretest, aspek yang diajukan pada posttest meliputi tes
kecerdasan EQ, kuesioner SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar.
11. Analisis Data.
Tahap selanjutnya adalah analisis data. Setelah didapatkan data pretest
dan posttest, maka selanjutnya dilakukan analisis data. Pada tahap
analisis data dilakukan uji normalitas data, uji homogenitas data, uji-t,
dan N-gain, sehingga didapatkan data yang kredibel.
12. Pembahasan.
Setelah data dianalisis dan didapatkan hasil penelitian, maka dilakukan
pembahasan hasil penelitian. Pada pembahasan penelitian, peneliti
mencoba mencari relevansi hasil penelitian dengan teori-teori yang ada
dan relevansinya dengan hasil penelitian dari peneliti terdahulu. Peneliti
ingin mengetahui bagaimana bentuk penerapan pendekatan scientific
melalui model Problem Based Learning yang sesuai dengan karakteristik
mata pelajaran Instalasi Listrik Dasar, sehingga pada penelitian ini
dilakukan empat kali treatment.
13. Simpulan, Implikasi, dan Rekomendasi.
Tahap akhir dari penelitian ini adalah membuat simpulan, implikasi, dan
rekomendasi.
C. Populasi dan Sampel
Riduwan (2008, hlm. 54) menyimpulkan dari beberapa pendapat bahwa
“populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”.
Dalam melaksanakan penelitian, adakalanya peneliti tidak melakukan
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang dianggap mewakili populasi (representatif). Hal ini berdasarkan
pertimbangan yang logis, seperti kepraktisan, keterbatasan biaya, waktu, dan
tenaga. Dari penelitian secara sampel, diharapkan hasil yang telah diperoleh
akan memberikan kesimpulan dan gambaran yang sesuai dengan karakteristik
populasi. Jadi, kesimpulan dari penelitian sampel dapat digeneralisasikan
terhadap populasi. Sesuai dengan lingkup penelitian, populasi atau wilayah
data yang menjadi subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X TL 1
dan kelas X TL 2 di SMK Negeri 2 Bandarlampung.
Arikunto (2006) mengatakan bahwa “sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah
sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili
seluruh populasi”. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara cluster sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan
terhadap populasi dengan cara mengambil kelompok-kelompok yang sudah
ada. Jadi, bukan pengambilan sampel dari anggota populasi secara individu,
tetapi dalam bentuk kelas. Analisis sampel ini bukan individu, tetapi
kelompok, yaitu berupa kelas yang terdiri dari beberapa individu. Apabila
pengambilan sampel dilakukan secara individu, dikhawatirkan situasi
kelompok sampel menjadi tidak alami.
Dari beberapa kelas yang ada, peneliti mengambil dua kelas sebagai sampel.
Kelas X TL 1 dijadikan kelompok eksperimen (kelompok yang diberikan
pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning), sedangkan
kelas X TL 2 dijadikan kelompok kontrol (kelompok yang diberikan
pembelajaran konvensional). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 63 orang
yang terbagi dalam dua kelas, yaitu kelas X TL 1 sebanyak 32 orang dan
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Definisi Operasional
Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan beberapa definisi operasional
dari variabel-variabel penelitian sebagai berikut:
1. Pendekatan Scientific melalui Model Problem Based Learning adalah
proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik
secara aktif mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui
tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dengan mengkomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip
yang “ditemukan”.
2. EQ adalah kemampuan untuk menggunakan emosi secara efektif dalam
mengelola diri sendiri dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain.
3. SQ adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan serta menempatkan
perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya;
kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang
lebih bernilai dan bermakna.
4. Hasil Belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang
ditentukan dalam bentuk angka atau nilai.
E. Instrumen Penelitian
Suharsimi (2006, hlm. 160) mendefinisikan instrumen penelitian sebagai
berikut:
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Tes Kecerdasan EQ
Tes kecerdasan digunakan untuk mengetahui peningkatan EQ dalam
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tes kecerdasan EQ yang digunakan diadopsi dari penelitian Lauw Tjun
Tjun, dkk. (2009, hlm. 115) yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan
Emosional terhadap Pemahaman Akuntansi dilihat dari Perspektif
Gender”. Tes kecerdasan pada penelitian ini dibuat untuk mengetahui
peningkatan EQ siswa dalam penerapan pendekatan scientific melalui
model Problem Based Learning, sehingga pertanyaan pada kuesioner ini
tidak menuntun jawaban benar atau salah. Bentuk skala yang digunakan
pada tes kecerdasan ini adalah skala Likert.
2. Kuesioner SQ
Kuesioner merupakan instrumen pendukung dalam penelitian dan
digunakan untuk mengetahui peningkatan SQ dalam penerapan
pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning. Kuesioner
SQ yang digunakan diadopsi dari penelitian Muhammad Idrus (2003,
hlm. 56) yang berjudul “Kecerdasan Spiritual Mahasiswa Yogyakarta”.
Kuesioner pada penelitian ini dibuat untuk mengetahui peningkatan SQ
siswa dalam penerapan pendekatan scientific melalui model Problem
Based Learning, sehingga pertanyaan pada kuesioner ini tidak menuntun
jawaban benar atau salah. Bentuk skala yang digunakan pada kuesioner
ini adalah skala Likert.
Arikunto (2010, hlm. 180) mengatakan bahwa:
Skala Likert disusun dalam bentuk pernyataan dan diikuti oleh empat persepsi yang menunjukkan tingkatan, misalnya:
SS = sangat sesuai S = sesuai TS = tidak sesuai
STS = sangat tidak sesuai
3. Tes Hasil Belajar
Penelitian ini bermaksud membandingkan hasil belajar Instalasi Listrik
Dasar yang mengikuti pendekatan scientific melalui model Problem
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
alat pengumpul data yang bersifat mengukur, yaitu berupa tes. Penelitian
menggunakan instrumen standar atau telah distandardisasikan dan
menghasilkan data hasil pengukuran yang berbentuk angka-angka.
Instrumen primer yang digunakan dalam penelitian berupa essay.
Item-item soal yang dipakai dalam pengumpulan data hasil belajar ini diambil
dari mata pelajaran Instalasi Listrik Dasar. Soal essay diberikan pada saat
pretest dan posttest. Pretest diberikan dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan awal (EQ, SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar)
kedua kelompok penelitian, sedangkan posttest diberikan dengan tujuan
untuk mengetahui peningkatan EQ, SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik
Dasar pada kedua kelompok penelitian.
Alat pengumpul data yang digunakan harus valid, sehingga dapat
diandalkan untuk mengungkap data penelitian. Jika setelah diujicobakan
ternyata instrumen belum baik, maka perlu diadakan revisi sampai
benar-benar diperoleh instrumen yang baik. Oleh karena itu, instrumen tes
disusun dengan langkah- langkah sebagai berikut:
a. Menyusun kisi-kisi instrumen tes yang di dalamnya mengarah kepada
pencapaian tujuan instruksional untuk ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
b. Berdasarkan kisi-kisi tersebut, disusun pertanyaan untuk butir-butir
soal terlampir.
c. Butir-butir pertanyaan yang dibuat dikonsultasikan dengan guru mata
pelajaran Instalasi Listrik Dasar dan ketua jurusan Teknik Instalasi
Tenaga Listrik.
d. Mengadakan uji coba instrumen tes terhadap siswa di luar sampel
penelitian untuk mengetahui validitas dan reliabilitas. Uji coba
instrumen dilakukan agar instrumen penelitian yang digunakan teruji
kesahihannya dan keajegannya, sehingga data yang diperoleh pada
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu e. Melakukan uji validitas dan uji reliabilitas.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
1. Menentukan dua kelas sebagai kelas sampel, yaitu kelas X TL 1 sebagai
kelompok eksperimen dan kelas X TL 2 sebagai kelompok kontrol.
2. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan tes awal (pretest)
berupa tes kecerdasan EQ, kuesioner SQ, dan tes essay hasil belajar
Instalasi Listrik Dasar dengan materi yang sama, kemudian ditentukan
mean (rata-rata) dan simpangan baku masing-masing kelompok untuk
mengetahui kesamaan atau perbedaan kemampuan siswa kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
3. Memberikan perlakuan sesuai dengan kriteria kelompok masing-masing,
di mana pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan pendekatan
scientific melalui model Problem Based Learning, sedangkan pada
kelompok kontrol diberikan perlakuan pembelajaran konvensional.
4. Memberikan tes akhir (posttest) kepada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Dari tes awal dan tes akhir diperoleh gain, kemudian
dihitung mean (rata-rata) dan simpangan baku dari masing-masing
kelompok untuk mengetahui peningkatan EQ, SQ, dan hasil belajar
Instalasi Listrik Dasar.
5. Setelah diperoleh data tes awal, tes akhir, dan gain (peningkatan),
selanjutnya dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas varian
terhadap data sebagai pedoman dalam menggunakan uji statistik terhadap
analisis data.
6. Menggunakan uji statistik yang sesuai dengan kriteria data (normal atau
tidak normal dan homogen atau tidak homogen) untuk mengetahui
besarnya pengaruh penerapan pendekatan scientific melalui model
Problem Based Learning terhadap peningkatan EQ, SQ, dan hasil belajar
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
EQ, SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar kelompok kontrol. Dari
uji statistik, maka dapat diketahui apakah EQ, SQ, dan hasil belajar
Instalasi Listrik Dasar kelompok eksperimen sama atau lebih baik
daripada EQ, SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar kelompok
kontrol.
G. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data-data yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka
dibutuhkan suatu teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data harus
benar-benar tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliabel.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara
Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur, yaitu
“wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap dengan
alternatif jawabannya” (Sugiyono, 2011, hlm. 197). Pedoman wawancara
yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan. Wawancara digunakan untuk mengetahui hal-hal berkaitan
dengan penelitian dari responden yang lebih mendalam. Dalam hal ini,
wawancara dilakukan dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
dan guru-guru Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik.
2. Observasi
“Teknik pengumpulan data dengan observasi dilakukan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala
(fenomena) yang diamati secara cermat, mendalam, dan terfokus dalam
suasana formal ataupun nonformal” (Sugiyono, 2008, hlm. 203). Observasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi lapangan, yaitu
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Dokumentasi
Suharsimi Arikunto (2006, hlm. 231) memberi pengertian tentang teknik
dokumentasi, yaitu “mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat,
agenda, dan sebagainya”. Bila dibandingkan dengan metode lain, metode
ini tidak begitu rumit. Dalam arti, apabila ada kekeliruan, sumber datanya
masih tetap (belum berubah). Teknik ini mengamati data yang berupa
benda mati, bukan benda hidup. Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi
dimaksudkan untuk mendapatkan data tentang jumlah siswa kelas X dan
silabus mata pelajaran Instalasi Listrik Dasar.
4. Angket atau Kuesioner
Angket merupakan suatu metode pengumpulan data dengan menggunakan
daftar pertanyaan atau penyataan (kuesioner) yang harus diisi oleh setiap
responden penelitian, sehingga peneliti mendapatkan kesimpulan tentang
informasi yang ingin diperoleh (Sugiono, 1999).
Di samping itu, Sugiyono (2011, hlm. 200) mengemukakan beberapa
prinsip dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data, yaitu
“prinsip penulisan, pengukuran, dan penampilan fisik”. Ketiga prinsip itu
lebih rinci oleh Sugiyono (2011, hlm. 200) sebagai berikut:
(a) Isi dan tujuan pertanyaan; (b) Bahasa yang digunakan; (c) Tipe dan bentuk pertanyaan; (d) Pertanyaan tidak mendua; (e) Tidak menanyakan yang sudah lupa; (f) Pertanyaan tidak menggiring; (g) Panjang pertanyaan; (h) Urutan pertanyaan; (i) Prinsip pengukuran; dan (j) Penampilan fisik angket.
Teknik ini memberi tanggung jawab bagi responden yang dijadikan
subyek penelitian untuk memilih dan menjawab pertanyaan atau
pernyataan. Angket diberikan kepada para responden dan responden akan
mengisinya sesuai dengan pendapat dan persepsi responden. Kuesioner ini
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. Tes.
Tes digunakan untuk mengetahui tes kecerdasan dan tes hasil belajar
Instalasi Listrik Dasar. Sebagaimana diungkapkan oleh Arikunto (2006,
hlm. 223), “data yang diungkap dalam penelitian dapat dibedakan menjadi
tiga jenis, yaitu fakta, pendapat, dan kemampuan. Untuk mengukur ada
atau tidaknya serta besarnya kemampuan obyek yang diteliti, maka
digunakan tes”.
Tes kecerdasan EQ digunakan untuk mengukur EQ siswa dan instrumen
tes berupa tes essay digunakan untuk mengetahui hasil belajar instalasi
listrik dasar. Tes essay buatan peneliti diujicobakan dahulu untuk mencari
validitas dan reliabilitas.
Setelah data-data terkumpul, maka dilakukan suatu analisis data. Analisis data
adalah suatu proses mengolah data dari penyebaran kuesioner yang
dilakukan. Dari analisis data akan didapat hasil yang nantinya dipakai untuk
menguji hipotesis. Pengujian hipotesis disesuaikan dengan bentuk pengajuan
hipotesis, apakah pengajuan hipotesis berupa hipotesis deskriptif, komparatif,
atau asosiatif, dan apakah data yang telah diperoleh berdistribusi normal atau
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berikut ini adalah flowchart dalam menganalisis data:
Gambar 3.2. Langkah-langkah Analisis Data
H. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data perlu diuji untuk
memenuhi kriteria instrumen sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto
(2006, hlm. 168) yang mengungkapkan bahwa instrumen yang baik harus
memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel.
Tidak
Ya Mulai
Data Sampel Penelitian
Uji Normalitas Chi Kuadrat
Distribusi Frekuensi Normal?
Statistik Parametris
Korelasi Product Moment Uji t
Kesimpulan
Statistik Non Parametris
Kesimpulan
[image:33.596.143.473.131.575.2]Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Arikunto (1995, hlm. 63) mengatakan bahwa “validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat keandalan dan kesahihan suatu alat ukur. Alat
ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji
validitas, terlebih dahulu dicari korelasi bagian-bagian dari alat ukur secara
keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor
total yang merupakan jumlah tiap skor butir dengan rumus Pearson Product
Moment”.
rxy = √{ ( )} ( )
Keterangan:
r = koefisien korelasi skor antargubahan
n = jumlah responden
∑ = skor ubahan pertama
∑ = skor ubahan kedua yang dikorelasikan
Kaidah keputusan: jika rhitung > rtabel, berarti valid. Demikian pula sebaliknya.
Jika instrumen valid, maka kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya
(r) adalah sebagai berikut:
0,800 – 1,000 : sangat tinggi
0,600 – 0,799 : tinggi
0,400 – 0,599 : cukup
0,200 – 0,399 : rendah
0,000 – 0,199 : sangat rendah
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat konsistensi atau stabilitas sarana pengukuran
sejalan dengan waktu. Reliabel berarti handal sehingga reliability atau
reliabilitas berarti keterhandalan atau dapat dihandalkan. Dalam penelitian,
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diuji reliabilitasnya melalui suatu uji coba. Reliabilitas hasil pengujian
dinyatakan dengan koefisien korelasi r yang menunjukkan hubungan dua
kumpulan skor yang umumnya dihitung dengan pearson’s product moment
correlation coefficient. Dalam penelitian ini digunakan metode belah dua,
yaitu sebuah tes dan dicobakan satu kali (single test single trial method).
Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes, maka digunakan rumus Spearman
Brown sebagai berikut:
r11 =
Keterangan:
r11 = koefisien reliabilitas internal seluruh item
rb = korelasi product moment antara belahan (ganjil-genap) atau (awal-akhir)
Prosedur uji coba yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Gambar 3.3. Langkah-langkah Uji Coba Instrumen tidak
ya
tidak
ya
Memenuhi Obyek Uji Coba Instrumen
Uji coba terhadap Obyek
Uji Validitas Butir Soal
Valid
Uji Reliabilitas Soal
Reliabel?
Selesai
Butir Soal Dibuang
[image:35.596.133.474.431.737.2]144
Margaretha Karolina Sagala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil penelitian mengenai Penerapan Pendekatan Scientific melalui Model
Problem Based Learning untuk Peningkatan EQ, SQ, dan Hasil Belajar
Instalasi Listrik Dasar memperoleh beberapa simpulan. Pertama, hasil belajar
Instalasi Listrik Dasar berdampak terhadap EQ dan SQ, terlihat dari hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa EQ meningkat secara deskriptif,
sedangkan SQ tidak meningkat. Kedua, hasil belajar Instalasi Listrik Dasar
mampu meningkatkan EQ secara deskriptif, terlihat dari hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa gain yang dihasilkan tidak signifikan. Ketiga, hasil
belajar Instalasi Listrik Dasar tidak mampu meningkatkan SQ, terlihat dari
hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tidak ada gain yang dihasilkan.
Keempat, penerapan pendekatan scientific melalui model Problem Based
Learning lebih baik daripada penerapan pembelajaran konvensional, karena
pendekatan scientific mampu meningkatkan hasil belajar Instalasi Listrik
Dasar secara signifikan, terlihat dari hasil penelitian yang menunjukkan
adanya gain yang cukup signifikan.
B. Implikasi
Hasil penelitian membuktikan adanya peningkatan EQ secara deskriptif, tidak
adanya peningkatan SQ, dan adanya peningkatan hasil belajar Instalasi Listrik
Dasar secara signifikan dari penerapan pendekatan scientific melalui model
Problem Based Learning. Dari hasil penelitian ini, maka dapat dikatakan
bahwa EQ, SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar tidak dapat
ditingkatkan secara signifikan, sehingga memunculkan beberapa implikasi
Margaretha Karolina Sagala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Implikasi Teoritis
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan scientific
melalui model Problem Based Learning hanya meningkatkan EQ secara
deskriptif, sehingga dapat dikatakan bahwa seorang guru harus lebih
kreatif dan lebih banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menggali kecerdasan emosionalnya agar peserta didik dapat
meningkatkan EQ-nya.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan scientific
melalui model Problem Based Learning tidak dapat meningkatkan SQ,
sehingga dapat dikatakan bahwa seorang guru harus lebih melatih dan
membina peserta didik melalui kegiatan positif dalam pembelajaran agar
peserta didik dapat meningkatkan SQ-nya.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan scientific
melalui model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar
Instalasi Listrik Dasar secara signifikan, sehingga dapat dikatakan bahwa
seorang guru mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,
namun perlu inovasi dan kreativitas yang tinggi sehingga peserta didik
dapat mempertahankan, bahkan meningkatkan prestasi belajarnya.
Implikasi Praktis
1. Hasil penelitian dapat dijadikan parameter oleh lembaga pemerintah
untuk merancang program pendidikan, khususnya program yang berkaitan
dengan penyediaan peralatan praktik dan kebutuhan dalam kegiatan
pembelajaran Instalasi Listrik Dasar.
2. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan evaluasi untuk meningkatkan EQ,
SQ, dan hasil belajar Instalasi Listrik Dasar dengan menerapkan inovasi
pendekatan scientific, sehingga dapat menciptakan peserta didik yang
produktif, kreatif, dan inovatif.
3. Hasil penelitian dapat ditindaklanjuti oleh guru untuk menerapkan inovasi
pendekatan scientific, khususnya dalam peningkatan intelektual dan
Margaretha Karolina Sagala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Rekomendasi
Dari hasil penelitian mengenai Penerapan Pendekatan Scientific melalui
Model Problem Based Learning untuk Peningkatan EQ, SQ, dan Hasil
Belajar Instalasi Listrik Dasar, maka peneliti merekomendasikan kepada:
1. Sekolah, untuk menerapkan inovasi pendekatan scientific agar dapat
meningkatkan mutu pendidikan.
2. Guru, untuk menerapkan inovasi pendekatan scientific sebagai salah satu
alternatif pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Selain
itu, inovasi pendekatan scientific dapat membantu guru untuk menggali
kreativitasnya dalam melakukan pengembangan media pendidikan,
sehingga media tersebut menjadi sarana komunikasi yang tepat untuk
menyampaikan pesan dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan.
3. Peserta didik, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga peserta
didik termotivasi untuk menggali potensi dan kemampuan yang
dimilikinya secara optimal serta lebih aktif terlibat dalam kegiatan
pembelajaran sehingga mencapai hasil belajar yang diharapkan.
4. Lembaga pemerintah, untuk memperkenalkan inovasi pendekatan
scientific kepada stakeholders, sehingga dalam implementasinya tidak
terjadi kesalahan dalam menafsirkan ide-ide baru yang dikembangkan.
5. Orang tua, untuk mendukung inovasi pendekatan scientific dalam kegiatan
pembelajaran bagi peningkatan hasil belajar dan karakter peserta didik.
6. Peneliti selanjutnya, untuk meneliti inovasi pendekatan scientific pada
mata pelajaran lainnya dan peningkatan berpikir kreatif peserta didik
karena berpikir kreatif dapat memberikan keterampilan kepada peserta
didik dalam menyiapkan diri sebagai lulusan SMK yang siap bekerja dan
147
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: Rineka Cipta.
Atsnan, M. F. dan Rahmita Yuliana Gazali. (2013). Penerapan Pendekatan
Scientific dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas XII Materi Bilangan
(Pecahan). Prosiding. 1-8.
Baldwin, A. L. (1967). Theories of Child Development. New York: John Wiley & Sons.
Bloom, Benyamin S. (1977). Taxonomy of Educational Objective. Hand-Book I,
Cognitive Domain. New York: Longman Inc.
Chotijah, Siti. (2008). Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan
Spiritual terhadap Prestasi Belajar (Studi pada Siswa SMK YP 17 Pare Kediri). Skripsi, Universitas Negeri Malang.
Cooper, Robert K dan Ayman Sawaf. (1998). Executive EQ: Kecerdasan
Emosional dalam Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta: Gramedia.
Daryono. (2011). Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif dalam Upaya
Mengembangkan Kecerdasan Emosional Siswa SMA (Studi Pengembangan di Kelas X SMA Negeri 19 Garut Tahun Pelajaran 2010/2011). Tesis,
Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Davies, K. Ivor. (1981). Instructional Technique. Indiana: McGraww-Hill Inc.
Efendi, Agus. (2005). Revolusi Kecerdasan Abad 21 Kritik MI, EQ, SQ, AQ, &
Succesful Intelligence atas IQ. Bandung: Anggota IKAPI.
Fadli, Yusrizal. (2008). Penggunaan Multimedia dalam Pembelajaran untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen di SMK Negeri 1 Jeunieb Kabupaten Bireuen Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam). Tesis,
Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Faizal, Muhammad. (2009). Pengaruh Model Cooperative Learning pada
Margaretha Karolina S agala, 2014
Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kelompok Teknologi dan Industri SMK Bandung Selatan I). Tesis, Sekolah
Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Fauziah, Resti, dkk. (2013). Pembelajaran Saintifik Elektronika Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal. 165-178.
Fyanti W, Theresia. (2010). Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk
Mengembangkan Kecerdasan Emosional Siswa SMA Kanisius Yos Sudarso Boyolali. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung.
Ginanjar Agustian, Ary. (2001). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi
dan Spiritual (ESQ). Jakarta: Arga Wijaya Persada.
Goleman, D. (2000), Kecerdasan Emosi: Mengapa Emotional Intelligence Lebih
Tinggi daripada IQ, Alih Bahasa: T. Hermay. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Hadian Sasmita, Asep. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Direct
Instruction dalam Meningkatkan Procedural Knowledge dalam Hasil Belajar Siswa di SMK (Studi tentang Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMKN 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 pada Mata Pelajaran Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut). Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung.
Hamalik, Oemar. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasibuan, J.J. dan Moedjiono. (2012). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Helma. (2001). Pengembangan Alat Ukur Kecerdasa