commit to user
i
STUDI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL PASAR
NANGKA ATAS DASAR OBSERVASI EKUIVALENSI MOBIL
PENUMPANG
studies of performance unsignalized intersection pasar nangka on the basis of observation passenger car equivalent (pce)
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana teknik pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh :
YASINTHA IKA PRAMESTI I1106062
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
STUDI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL PASAR
NANGKA ATAS DASAR OBSERVASI EKUIVALENSI MOBIL
PENUMPANG
studies of performance unsignalized intersection pasar nangka on the basis of observation passenger car equivalent (pce)
Disusun oleh :
YASINTHA IKA PRAMESTI I1106062
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji pendadaran
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Persetujuan
Dosen Pembimbing
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Ir. Agus Sumarsono, MT S.J Legowo, ST. MT
commit to user
iii SKRIPSI
STUDI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL PASAR NANGKA ATAS DASAR OBSERVASI EKUIVALENSI MOBIL PENUMPANG
studies of performance unsignalized intersection pasar nangka on the basis of observation passenger car equivalent (pce)
Disusun oleh:
YASINTHA IKA PRAMESTI
NIM. I1106062
Telah dipertahankan dihadapan tim penguji pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima guna memenuhi sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Teknik
Pada hari : Kamis
Tanggal : 21 Juli 2011
Ir. Agus Sumarsono, MT ( ) NIP. 19570814 198601 1 001
Slamet Jauhari Legowo, ST,MT ( ) NIP 19670413 199702 1 001
Ir. Djoko Sarwono, MT ( ) NIP. 19600415 199201 1 001
Dewi Handayani, ST, MT ( ) NIP. 19710919 199512 2 001
Mengetahui, Disahkan, Disahkan,
a.n Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan Ketua Program S1
Universitas Sebelas Maret Teknik Sipil Non-Reguler Jurusan
Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNS Teknik Sipil
Kusno A. Sambowo, ST,M.Sc, Ph.D Ir. Bambang Santosa, MT Edy Purwanto, ST, MT
commit to user
iv MOTTO
Hidup adalah pilihan. (NN)
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dalam ucapan syukur. (Filipi 4:6)
Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya (Pengkhotbah 3:11)
Kegagalan adalah rencana alam untuk mempersiapkan kita agar lebih bertanggungjawab (Napoleon Hill)
Cara paling bagus untuk keluar dari masalah adalah menyelesaikannya. (Alan Saporta)
PERSEMBAHAN
Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan terang dan pengharapan-Nya.
Almarhumah Nenekku (Antonia Katiyem)
Terimakasih atas cinta-Nya yang membuatku ingat untuk segera bangkit saat terjatuh.
Ibu dan Bapakku tercinta
(Dyah Retno Wulandari dan Yasin Eko Sisworo)
Tidak ada kehidupan tanpa beliau sekalian, tidak ada cinta seperti cinta beliau sekalian.
Adikku tersayang (Yudha Baladhika)
commit to user
v ABSTRAK
Yasintha Ika Pramesti, 2011. Studi Kinerja Simpang Tak Bersinyal Pasar Nangka Atas Dasar Ekuivalensi Mobil Penumpang.Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Salah satu jenis simpang adalah simpang tak bersinyal. Simpang tak bersinyal Pasar Nangka merupakan simpang empat lengan yang terdapat di wilayah Pasar Nangka. Simpang ini merupakan pertemuan antara jalan Sultan Hasanudin dan jalan Raden Mas Said. Simpang ini berbatasan dengan perlintasan kereta api secara langsung dan tidak ada pembatasan kendaraan yang melewatinya, hal ini menyebabkan arus pada persimpangan sangat padat. Berdasarkan kondisi tersebut, perlu dilakukan perhitungan emp dan analisis kinerja pada simpang tak bersinyal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai emp dan kinerja simpang tak bersinyal Pasar Nangka pada saat ini.
Metode penelitian ini adalah survei lapangan yaitu penelitian yang dilakukan dengan meneliti lapangan secara langsung untuk mendapatkan data – data yang dibutuhkan. Perhitungan data untuk mengetahui nilai emp yaitu dengan menggunakan analisis regresi linier dan time headway, dan untuk perhitungan data kinerja simpang menggunakan metode MKJI 1997.
Nilai emp dengan metode regresi linier untuk sepeda motor (MC) bernilai 0,12 dengan koefisien korelasi antara 0,159 – 0,896 dan 2,04 untuk kendaraan berat (HV) dengan koefisien korelasi -0.065 – 0,291. Metode time headway
menghasilkan nilai emp 0,4 untuk sepeda motor (MC) dan 2,38 untuk kendaraan berat (HV). Dari hasil analisis data diperoleh nilai Derajat Kejenuhan (DS) dengan menggunakan emp dari MKJI 1997 sebesar 0,70, dengan menggunakan emp dari metode regresi linier sebesar 0,41 dan dengan menggunakan emp dari metode rasio headway sebesar 0,83. Tundaan yang didapat dengan menggunakan emp MKJI 1997 yaitu 11,52 smp/dtk, tundaan menggunakan emp regresi linier yaitu 13,23 smp/dtk, tundaan menggunakan emp time headway 13,70 smp/dtk.
commit to user
vi ABSTRACT
Yasintha Ika Pramesti, 2011. Studies of Performance Unsignalized Intersection Pasar Nangka on the Basis of Observation Passenger Car Equivalence. Script, Civil Engineering Faculty Of Engineering, Sebelas Maret University, Surakarta.
One type of intersection is unsignalized intersection. Unsignalized intersection Pasar Nangka is an intersection of four arm contained in Pasar Nangka. This intersection area is the meeting between Sultan Hasanudin street and Raden Mas Said street. Intersection is adjacent to the railway crossing directly and no restrictions on passing vehicle, this led to the current in this junction is very solid.
Based on condition, necessary done calculation pce and performance analysis in unsignalized intersection. This research aims to detect value pce and performance unsignalized intersection Pasar Nangka at the moment.
This research method is field survey that is research which done with canvass field directly to get a data. Data calculation for detect pce value that is by using linear regression analysis and time headway, and for unsignalized intersection performance data calculation uses MKJI 1997.
Value pce with linear regression method for motorcycle (MC) valuable 0,12 with corelation coeficien 0,159 – 0,896 and 2,04 for heavy vehicle (HV) with correlation coeficien -0,065 – 0,291. Time headway method produce value pce 0,4 for motorcycle (MC) and 2,38 for heavy vehicle (HV). From data analysis result is got saturation degree value (DS) by using pce from MKJI 1997 is 0,70, by using pce from linear regression method is 0,41 and by using pce from time headway is 0,83. Delay that got by using pce MKJI 1997 that is 11,52 pcu/sec, delay use pce linear regression that is 13,23 pcu/sec, delay use pce time headway 13,70 pcu/sec.
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas curahan rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi berjudul “Studi Kinerja
Simpang Tak Bersinyal Pasar Nangka Atas Dasar Ekuivalensi Mobil Penumpang”
dengan baik.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh guna
meraih gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Melalui penyusunan skripsi mahasiswa diharapkan mempunyai daya
analisis yang tajam serta dapat memperdalam ilmu yang telah diperoleh selama
kuliah.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih sebesar – besarnya
kepada :
1. Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta staf.
2. Pimpinan Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Pimpinan Program Non Reguler Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas
Maret.
4. Ir. Slamet Prayitno, MT selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Ir. Agus Sumarsono, MT dan S.J Legowo, ST, MT selaku Dosen
Pembimbing Skripsi.
6. Tim penguji pada ujian pendadaran skripsi.
7. Semua staf pengajar di Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
8. Teman – teman Teknik Sipil angkatan 2006 Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya
dan bagi mahasiswa teknik sipil pada khususnya.
Surakarta, Juni 2011
commit to user
viii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
DAFTAR NOTASI ... xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 3
1.3Batasan Masalah ... 3
1.4Tujuan Penelitian ... 3
1.5Manfaat Penelitian ... 4
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka ... 5
2.2 Dasar Teori ... 7
commit to user
ix
2.2.2 Karakteristik Lalu Lintas ... 9
2.2.3 Karakteristik Kendaraan ... 11
2.3. Pengertian emp ... 12
2.4. Perhitungan emp ... 12
2.4.1. Perhitungan emp regresi linier ... 12
2.4.2. Perhitungan emp metode rasio headway ... 15
2.5. Kinerja Simpang Tak Bersinyal ... 21
2.6. Prosedur Analisis Kinerja Simpang Tak Bersinyal ... Dengan MKJI 1997 ... 21
2.6.1 Data Masukan ... 21
2.6.2 Kapasitas ... 25
2.6.3 Waktu Tunda (Delay) ... 34
2.6.4 Derajat Kejenuhan ... 36
2.6.5 Peluang Antrian ... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum ... 38
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38
3.3 Metode Penelitian ... 38
3.4 Prosedur Survei ... 40
3.4.1 Survei Pendahuluan ... 41
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... 41
3.4.3 Peralatan yang Digunakan ... 41
3.4.4 Desain Survei ... 42
3.4.5 Rekapitulasi Data ... 43
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian ... 45
4.2 Pengolahan Data ... 49
4.3 Perhitungan Nilai emp Kendaraan ... 50
4.3.1 Perhitungan Metode Regresi Linier ... 50
4.3.2 Perhitungan Time Headway ... 61
4.4 Penentuan Nilai EMP ... 68
commit to user
x BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 89
5.2 Saran ... 90
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 emp Untuk Simpang Tak Bersinyal ...
Tabel 2.2 Klasifikasi Kendaraan ... 11
Tabel 2.3 Nilai Normal Faktor – k ... 13
Tabel 2.4 Nilai Normal Komposisi Lalulintas ... 14
Tabel 2.5 Nilai Normal Lalulintas Umum ... 14
Tabel 2.6 Kelas Ukuran Kota ... 15
Tabel 2.7 Tipe Lingkungan Jalan ... 15
Tabel 2.8 Jumlah Lajur dan Lebar Rata – rata Pendekat Jalan Minor dan Utama ... 18
Tabel 2.9 Kode Tipe Simpang ... 19
Tabel 2.10 Kapasitas Dasar Menurut Tipe Simpang ... 19
Tabel 2.11 Faktor Penyesuaian Median Jalan Utama (FM) ... 21
Tabel 2.12 Faktor Penyesuaian Ukurean Jalan Kota (FCS) ... 21
Tabel 2.13 Faktor Penyesuaian Tipe Lingkungan Jalan, Hambatan Samping, dan Kendaraan Tak Bermotor (FRSU) ... 22
Tabel 2.14 Faktor Rasio Jalan Minor ... 24
Tabel 4.1 Jumlah Kendaraan Pada Saat Jam Puncak Dari Total Ketiga Lokasi ... 45
Tabel 4.2 Jumlah Kendaraan dan Rasio Kendaraan Pada Saat Waktu Puncak ... 47
Tabel 4.3 Rasio Motorcycle (MC) terhadap Light Vehicle (LV) ... 48
Tabel 4.4 Volume Lalulintas Pada Saat Jam Puncak Siang Lokasi 1 (Jalan Hasanudin) ... 50
commit to user
xii
Jam Puncak Siang ... 52
Tabel 4.6 Rekapitulasi Nilai emp Menggunakan Analisis Regresi Linier ... 55
Tabel 4.7 Nilai koefisien korelasi pada jam puncak pagi ... 56
Tabel 4.8 Nilai koefisien korelasi pada jam puncak siang ... 57
Tabel 4.9 Nilai koefisien korelasi pada jam puncak sore ... 57
Tabel 4.10 Nilai uji keberartian koefisien korelasi pada jam puncak pagi ... 58
Tabel 4.11 Nilai uji keberartian koefisien korelasi pada jam puncak siang ... 58
Tabel 4.12 Nilai uji keberartian koefisien korelasi pada jam puncak sore ... 59
Tabel 4.13 Nilai Uji F pada jam puncak pagi ... 60
Tabel 4.14 Nilai Uji F pada jam puncak siang ... 61
Tabel 4.15 Nilai Uji F pada jam puncak sore ... 61
Tabel 4.16 Perhitungan rata-rata senjang time headway ... 62
Tabel 4.17 Nilai Time Headway terkoreksi ... 64
Tabel 4.18 Perhitungan nilai emp Jl. RM Said jam puncak siang ... 65
Tabel 4.19 Nilai emp motorcycle dan heavy vehicle dengan time headway pada tiap jalan pendekat atau pada masing- masing jam puncak ... 68
Tabel 4.20 Perhitungan nilai emp motorcycle dari semua pendekat .... 69
Tabel 4.21 Perhitungan nilai emp heavyvehicle dari semua pendekat . 70 Tabel 4.22 Perhitungan nilai emp motorcycle dari semua pendekat .... 69
commit to user
xiii
Tabel 4.25 Perhitungan Arus Lalu Lintas Berdasarkan Nilai emp
Dari MKJI 1997 ... 76
Tabel 4.26 Perhitungan Arus Lalu Lintas Berdasarkan Nilai emp
Dari Regresi Linier ... 77
Tabel 4.27 Perhitungan Arus Lalu Lintas Berdasarkan Nilai emp
Dari Time Headway ... 79
Tabel 4.28 Perhitungan Kapasitas Simpang Berdasarkan Nilai emp
MKJI 1997 ... 82
Tabel 4.29 .. Perhitungan Kapasitas Simpang Berdasarkan Nilai emp
Regresi Linier ... 82
Tabel 4.30 .. Perhitungan Kapasitas Simpang Berdasarkan Nilai emp
Time Headway ... 83
Tabel 4.31 Perhitungan Kapasitas Simpang Berdasarkan Nilai emp
MKJI 1997 ... 84
Tabel 4.32 .. Perhitungan Kapasitas Simpang Berdasarkan Nilai emp
Regresi Linier ... 84
Tabel 4.33 .. Perhitungan Kapasitas Simpang Berdasarkan Nilai emp
Time Headway ... 85
Tabel 4.34 Perhitungan Tingkat Kinerja Simpang Berdasarkan Nilai
Emp MKJI 1997 ... 87
Tabel 4.35 Perhitungan Tingkat Kinerja Simpang Berdasarkan Nilai
Emp Regresi Linier ... 87
Tabel 4.36 Perhitungan Tingkat Kinerja Simpang Berdasarkan Nilai
Emp Time Headway ... 87
Tabel 4.37 Hasil Perhitungan Kapasitas dan Tingkat Kinerja
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Lokasi Pasar Nangka ... 2
Gambar 2.1 Lebar Rata – rata pendekat ... 17
Gambar 2.2 Jumlah Lajur dan Lebar Rata – rata Pendekat Jalan Minor dan utama ... 18
Gambar 2.3 Faktor penyesuaian lebar pendekat (FW) ... 20
Gambar 2.4 Faktor penyesuaian belok kiri (FLT) ... 23
Gambar 2.5 Faktor Rasio Arus Minor ... 24
Gambar 2.6 Tundaan Lalu lintas simpang vs Derajat Kejenuhan .... 25
Gambar 2.7 Tundaan Lalu lintas Jalan Utama vs Derajat Kejenuhan ... 26
Gambar 2.8 Rentang peluang antrian (QP%) terhadap derajat Kejenuhan (DS) ... 28
Gambar 2.9 Time Headway antara pasangan – pasangan kendaraan 32 Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ... 40
Gambar 3.2 Denah Perletakan Handycam ... 42
Gambar 4.1 Penentuan jam puncak pagi ... 46
Gambar 4.2 Penentuan jam puncak siang ... 46
Gambar 4.3 Penentuan jam puncak sore ... 46
Gambar 4.4 Diagram pencar antara light vehicle dan motorcycle ... 54
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A : Perhitungan Nilai emp dengan Metode Analisis Regresi
Linier
LAMPIRAN B : Perhitungan Nilai emp dengan Metode Rasio Headway
LAMPIRAN C : 1. Perhitungan Arus Lalu Lintas Simpang
2. Perhitungan Kapasitas Simpang
3. Perhitungan Tingkat Kinerja Simpang
LAMPIRAN D : Tabel Uji Statistik
commit to user
xvi
DAFTAR NOTASI
A = Time headway antara kendaraan ringan dengan kendaraan ringan
yang berurutan
a = Kesalahan duga, dengan (1-a)merupaka tingkat kofidensi
B = Time headway antara kendaraan berat dengan kendaraan berat yang
berurutan
BKA = Batas kontrol atas
BKB = Batas kontrol bawah
0
b = Nilai emp untuk kendaraan ringan
1
b = Nilai emp untuk kendaraan berat
2
b = Nilai emp untuk sepeda motor
C = Time headway antara kendaraan berat dengan kendaraan ringan
yang berurutan
C = Kapasitas (Pada kinerja simpang)
CO = Kapasitas dasar
D = Time headway antara kendaraan ringan dengan kendaraan berat yang
berurutan
D = Tundaan simpang
DG = Tundaan geometrik simpang
DS = Derajat kejenuhan
DTI = Tundaan lalu lintas simpang
DTMA = Tundaan lalu lintas jalan utama
commit to user
xvii
e = Batas toleransi kesalahan
emp = Ekuivalensi Mobil Penumpang
E = Standar error
F = Faktor penyesuain kapasitas
FCS = Ukuran kota
FLT = faktor penyesuaian Belok kiri
FM = faktor penyesuaian tipe median jalan utama
FMI = faktor penyesuaian rasio arus jalan minor total
FRSU = faktor penyesuaian tipe hambatan samping
FRT = faktor penyesuaian Belok kanan
Fsmp = Faktor smp
FW = faktor penyesuaian lebar pendekat rata-rata (lebar masuk)
HV = Heavy vehicle
m
HV = Jumlah kendaraan berat pada putaran m
K = Koefisien koreksi
LV = Light vehicle
m
LV = Jumlah kendaraan ringan pada putaran m
MC = Motorcycle
m
MC = Jumlah sepada motor pada putaran m
MKJI = Manual Kapasitas Jalan Indonesia
MV = Kendaraan tak bermotor total
commit to user
xviii
nb = Jumlah data time headway kendaraan berat diikuti kendaraan berat
nc = Jumlah data time headway kendaraan ringan diikuti kendaraan berat
nd = Jumlah data time headway kendaraan berat diikuti kendaraan ringan
n = Jumlah sampel
n-1 = Derajat kebebasan (degree of freedom)
n-2 = Derajat kebebasan (dk)
m
Q = Besarnya arus (smp/jam) pada putaran m
r = Indeks korelasi
r = Nilai koefisien korelasi hasil perhitungan
R = Rentang
res
RJK = Rata-rata jumlah kuadrat regresi
a b
(ba) g
RJKRe = Rata-rata jumlah kuadrat residu
s = Simpangan baku
s = Standar deviasi
smp = Satuan mobil penumpang
ta = Nilai rata-rata time headway kendaraan ringan diikuti kendaraan
ringan
k
ta = Nilai rata rata time headway LV-LV terkoreksi
tb = Nilai rata-rata time headway kendaraan berat diikuti kendaraan berat
k
tb = Nilai rata rata time headway HV-HV terkoreksi
tc = Nilai rata-rata time headway kendaraan ringan diikuti kendaraan
commit to user
xix
k
tc = Nilai rata rata time headway LV-HV terkoreksi
td = Nilai rata-rata time headway kendaraan berat diikuti kendaraan
ringan
k
td = Nilai rata rata time headway HV-LV terkoreksi
UM = Kendaraan tak bermotor
1
X = Jumlah kendaraan berat pada putaran m
2
X = Jumlah sepeda motor pada putaran m
i
x = Nilai time headway ke-i
x = Nilai rata-rata sampel time headway
2
m = Batas keyakinan bawah nilai rata-rata
Y = Jumlah kendaraan ringan pada putaran m
2 , 1
m = Batas-batas interval keyakinan
Q = Arus lalu lintas total
m
Q = Besarnya arus (smp/jam) pada putaran m
commit to user
xx
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Buku Pedoman Penulisan Tugas Akhir. Surakarta: Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS
_______.1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Jakarta :
Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum RI
Achyani Agustina Pratiwi. 2009 Penentuan Nilai Ekuivalensi Mobil
Penumpang di Simpang Tak Bersinyal. Surakarta : Skripsi Jurusan Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Andrita Dwijayanti. 2007. Validasi Nilai Ekuivalensi Mobil Penumpang
(EMP) di Simpang Bersinyal Dengan Manual Kapasitas Jalan Indonesia
1997. Surakarta : Skripsi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Morlok Edward K, 1991, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Oglesby, C.H. and Hick, R.G., 1982, Teknik Jalan Raya, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Putri Khoiriyah Utami. 2010. Penentuan Nilai Ekuivalensi Mobil Penumpang
Pada Bundaran. Surakarta: Skripsi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Rismawan Andrianto. 2006. Studi Kinerja Simpang Tidak Bersinyal.
Surakarta : Skripsi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret Surakarta
Sudjana. 2002. Metoda Statistik, Penerbit Tarsito, Bandung
Taylor , MA.P., Young, W ., and Bonsall, Peter W. 1996. Understanding
commit to user BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, sering terjadi permasalahan lalu lintas khususnya daerah simpang.
Permasalahan ini disebabkan oleh semakin meningkatnya mobilitas penduduk
yang tidak berimbang dengan perkembangan sarana dan prasarana lalulintas.
Untuk itu, diperlukan manajemen lalu lintas yang tepat untuk mengatasi
permasalahan lalu lintas tersebut.
Parameter yang digunakan untuk menentukan manajemen lalu lintas yang tepat
untuk mengatasi permasalahan transportasi saat ini adalah dengan perhitungan
kinerja simpang. Dalam perhitungan kinerja simpang, salah satu faktor yang
berpengaruh adalah nilai emp. Nilai emp merupakan faktor konversi kendaraan
menjadi satuan mobil kendaraan. Indonesia telah memiliki standar nilai emp yaitu
standar nilai emp berdasarkan MKJI 1997. MKJI dibuat pada tahun 1997 dengan
kondisi lalu lintas sesuai pada tahun tersebut. Namun, pada kenyataannya kondisi
tahun 1997 diduga tidak relevan dengan kondisi saat ini. Pada tahun 1997 jumlah
motorcycle pada simpang 4 lengan diketahui sebesar 33%. Jumlah tersebut jelas
tidak sesuai dengan jumlah motorcycle pada saat ini yang mencapai lebih dari
60% dari jumlah kendaraan yang melintas di jalan raya. Hal tersebut membuat
penulis tertarik untuk mengetahui apakah nilai emp berdasarkan MKJI 1997
masih sesuai bila digunakan untuk saat ini.
Sejauh ini telah banyak dilakukan penelitian untuk mendapatkan nilai emp.
Metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai emp yaitu metode semi
empiris, metode Walker’s, metode headway, regresi linier, koefisien homogenic,
dan metode simulasi. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
Metode Headway dan Analisis Regresi Linier. Pada metode regresi linier tidak
terpengaruh dan tidak terdeteksi adanya spacing, yaitu jarak antara kendaraan
commit to user
dengan metode rasio headway dimana pada metode ini terjadinya spacing dapat
terdeteksi. Metode perhitungan emp dengan regresi linier dan rasio time headway
juga pernah dilakukan sebelumnya yaitu oleh Achyani Agustina Pratiwi di lokasi
Jalan Kapt. Mulyadi-Jalan Mayor Kusmanto dan simpang Jalan dr.
Radjiman-Jalan dr. Wahidin dan Putri Khoiriyah Utami di lokasi bundaran Joglo.
Emp yang diperoleh dari perhitungan nanti akan dipergunakan untuk menghitung
kinerja simpang di lokasi Pasar Nangka. Dengan maksud untuk mengetahui
seberapa besar perbedaan kinerja simpang Pasar Nangka berdasarkan observasi
emp dari metode regresi linier dan rasio time headway dengan emp dari MKJI
1997. Perhitungan kinerja simpang akan dilakukan sesuai dengan standar
perhitungan MKJI 1997.
Lokasi penelitian untuk perhitungan emp ini adalah simpang Pasar Nangka.
Lokasi ini terletak di kota Surakarta yang merupakan simpang empat tak
bersinyal, dimana pada saat jam puncak dan saat pintu perlintasan di tutup, terjadi
antrian kendaraan yang cukup panjang di lengan utamanya. Lokasi simpang
tersebut dapat dilihat pada gambar 1.1.
commit to user 1.2Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dibuat
perumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana menghitung emp dengan menggunakan metode rasio headway,
analisis regresi linier ?
2. Bagaimana menghitung kinerja simpang tak bersinyal berdasarkan metode
MKJI 1997 dengan menggunakan observasi nilai emp metode rasio headway,
nilai emp analisis regresi linier dan nilai emp MKJI 1997?
1.3Batasan Masalah
Masalah yang dibahas dalam penulisan skripsi ini dibatasi pada :
1. Lokasi studi adalah simpang perlintasan kereta api Pasar Nangka di Surakarta.
2. Kinerja simpang tak bersinyal dihitung berdasarkan MKJI 1997.
3. Penelitian dilakukan pada saat jam sibuk berdasarkan survei pendahuluan.
4. Jenis kendaraan yang ditinjau yaitu semua jenis kendaraan bermotor dan tidak
bermotor.
5. Data arus lalu lintas diambil pada hari Senin pukul 06.00 – 08.00 WIB, pukul
11.30 – 13.30 WIB, pukul 16.00 – 18.00 WIB.
6. Metode perhitungan nilai emp dengan rasio headway dan analisis regresi
linier.
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah
1. Untuk mengetahui nilai emp pada simpang tak bersinyal di daerah Pasar
commit to user
2. Untuk mengetahui dan membandingkan kinerja simpang tak bersinyal Pasar
Nangka dengan nilai emp yang berbeda.
1.5Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini adalah :
1. Manfaat teoritis
a. Memperluas wawasan dan pengetahuan tentang cara menghitung
kinerja simpang berdasarkan data-data yang diperoleh di lapangan.
b. Menerapkan dan meningkatkan pemahaman ilmu yang diperoleh di
bangku kuliah.
2. Manfaat praktis
Memberikan informasi tentang bagaimana cara menghitung tingkat kinerja
simpang tak bersinyal menggunakan MKJI 1997 dengan nilai emp yang
commit to user BAB II
LANDASAN TEORI
2.1Tinjauan Pustaka
Simpang dibedakan menjadi dua jenis yaitu simpang jalan tak bersinyal dan
simpang jalan dengan sinyal. Sinyal disini adalah lampu lalu – lintas (traffic
lights). Pada simpang tak bersinyal, para pemakai jalan memutuskan sendiri
apakah mereka cukup aman untuk langsung melewati atau harus berhenti dahulu
sebelum melewati simpang tersebut. Sedangkan yang bersinyal, para pemakai
jalan harus mematuhi lampu lalu – lintas, yaitu bila menunjukan warna hijau
berarti boleh melewati, warna merah berarti harus berhenti, dan warna kuning
boleh melewati tetapi harus hati – hati dan siap untuk berhenti. (Morlock,
E.K.1995, 240)
Pengaruh dari kendaraan tidak bermotor itu berbeda pada simpang tak bersinyal
dan simpang bersinyal. Karena perbedaan inilah diperlukan adanya ekuivalensi
yang berbeda pula antara simpang tak bersinyal dan simpang bersinyal. Kecepatan
rata-rata mobil penumpang di arus dasar dan arus campuran dihitung dari data
pengamatan di lapangan. Kendaraan tak bermotor memberi dampak yang cukup
signifikan pada kecepatan rata-rata mobil penumpang pada arus
campuran.(Nakamura Fumihiko, 2006)
Simpang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari jaringan jalan. Di
daerah perkotaan biasanya banyak memiliki simpang, dimana pengemudi harus
memutuskan untuk berjalan lurus atau berbelok dan pindah jalan untuk
mencapai satu tujuan. Simpang dapat didefenisikan sebagai daerah umum
dimana dua jalan atau lebih bergabung atau bersimpangan, termasuk jalan dan
fasilitas tepi jalan untuk pergerakan lalulintas di dalamnya (Khisty, 2005).
Parameter paling penting dalam perencanaan, perancangan dan pengaturan
commit to user
Faktor tersebut merupakan patokan umum pada kebanyakan Negara dalam
mencari kinerja simpang dan pada jalan umum ketika keadaan lalulintas dipenuhi
dengan pergerakan kendaraan. (Hadiuzzaman, 2008)
Tundaan adalah tambahan waktu yang dibutuhkan kendaraan untuk nilai
membandingkan simpang dengan nilai jalan tanpa simpang. Simpang atau
pertemuan dua bagian jalur transportasi, dalam keadaan ini antara jalur jalan raya
dan rel kereta api sering menyebabkan terjadinya waktu tunda. Dalam keadaan ini,
beberapa simpang berdekatan dengan rel kereta api diatur dengan palang pintu
otomatis. Permasalahannya adalah ketika palang pintu ditutup volume kendaraan
melebihi batas, hal ini berpotensi untuk terjadinya waktu tunda dan antrian
kendaraan yang panjang. (Andy Saiful Amal, 2002)
Besar nilai emp untuk ruas jalan berbeda dengan nilai emp untuk simpang. Nilai
emp mempengaruhi kinerja dari sebuah ruas jalan atau suatu simpang. Oleh
karena itu, agar kebijakan yang diambil dalam rangka mengatasi sebuah masalah
sesuai dengan kondisi lapangan maka dibutuhkan suatu nilai emp yang sesuai
dengan keadaan jalan yang sebenarnya.(Rosma Indriyani, 2007)
Penelitian untuk menentukan nilai emp pernah dilakukan oleh beberapa peneliti.
Baik diruas jalan maupun simpang. Termasuk diantaranya untuk menentukan nilai
emp suatu ruas jalan ataupun simpang. Nilai emp dari beberapa peneliti terdahulu
commit to user
Tabel 2.1 Nilai emp untuk simpang tak bersinyal
No Jenis Kendaraan Nilai emp
MKJI
1997
Achyani Agustina
Pratiwi
Putri Khoriyah
Utami
Regresi
Linier
Time
Headway
Regresi
Linier
Time
Headway
1 Kendaraan ringan 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
2 Sepeda Motor 0.5 0.30-0.41 0.23-0.48 0.17 0.44
3 Kendaraan berat 1.5 1.10-1.35 1.10-1.20 1.47 1.58
Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode yang sama
dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Achyani Agustina Pratiwi
dan Putri Khoiriyah Utami, yaitu Metode Analisis Regresi Linier dan Metode
Rasio Headway, perbedaannya terletak pada pemilihan jenis dan lokasi simpang,
jenis kendaraan yang dicari nilai emp-nya dan kinerja simpang-nya.
2.2 Dasar Teori
2.2.1. Simpang
Simpang merupakan pertemuan dari ruas – ruas jalan yang berfungsi untuk
melakukan perubahan arus lalulintas. Pada dasarnya persimpangan adalah bagian
terpenting dari sistem jaringan jalan, yang secara umum kapasitas persimpangan
dapat dikontrol dengan mengendalikan volume lalulintas dalam sistem jaringan
tersebut. Pada prinsipnya persimpangan adalah pertemua dua atau lebih jaringan
jalan. Pada umumnya terdapat empat macam pola dasar pergerakan lalulintas
kendaraan berpotensi menimbulkan konflik, yaitu : merging (bergabung dengan
jalan utama), diverging (berpisah arah dari jalan utama), weaving (terjadi
perpindahan jalur/jalinan), crossing (terjadi perpotongan dengan kendaraan dari
commit to user
Secara umum terdapat 3 (tiga) jenis persimpangan, yaitu : simpang sebidang,
pemisah jalur jalan tanpa ramp, dan interchange (simpang susun). Simpang
sebidang (intersection at grade) adalah simpang dimana dua jalan atau lebih
bergabung, dengan tiap jalan mengarah keluar dari sebuah simpang dan
membentuk bagian darinya. Jalan-jalan ini disebut kaki simpang/lengan simpang
atau pendekat. Dalam perancangan persimpangan sebidang, perlu
mempertimbangkan elemen dasar yaitu :
1. Faktor manusia, seperti kebiasaan mengemudi, waktu pengambilan
keputusan,
dan waktu reaksi.
2. Pertimbangan lalu lintas, seperti kapasitas, pergerakan berbelok, kecepatan
kendaraan, ukuran kendaraan, dan penyebaran kendaraan.
3. Elemen fisik, seperti jarak pandang, dan fitur-fitur geometrik. 4. Faktor ekonomi, seperti konsumsi bahan bakar, nilai waktu.
Berdasarkan pengaturan lalu – lintas pada simpang, dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu :
1. Simpang bersinyal
Pada simpang jenis ini, arus kendaraan yang memasuki persimpangan diatur
secar bargantian untuk mendapatkan prioritas dengan berjalan terlabih dahulu
yang dikendalikan oleh lampu lalu – lintas (Traffic Light).
2. Simpang tak bersinyal
Pada simpang tak bersinyal berlaku aturan yang disebut “General Priority
Rute” yaitu kendaraan yang terlebih dahulu berada di persimpangan
mempunyai hak untuk berjalan terkebih dahulu daripada kendaraan yang akan
memasuki persimpangan.
Simpang tak bersinyal dikategorikan menjadi :
a. Simpang tanpa pengontrol.
Pada simpang ini tidak terdapat hak berjalan (right of way) terlebih dahulu
yang diberikan pada suatu jalan dari simpang tersebut. Bentuk simpang ini
commit to user
b. Simpang dengan prioritas
Simpang dengan prioritas member hak yang lebih kepada suatu jalan yang
spesifik. Bentuk operasi ini dilakukan pada simpang dengan arus yang
berbeda dan pada pendekat jalan yang mempunyai arus yang lebih rendah
sebaiknya dipasang rambu.
c. Persimpangan dengan pembagian ruang
Simpang jenis ini memberikan prioritas yang sama dan gerakan yang
berkesinambungan terhadap semua kendaraan yang berasal dari masing –
masing lengan. Arus kendaraan saling berjalan pada kecepatan relatif rendah
dan dapat melewati persimpangan tanpa harus berhenti. Pengendalian
simpang pada jenis ini umumnya diberlakukan dengan operasi bundaran.
2.2.2 Karakteristik Lalu Lintas
Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997 arus lalu lintas yaitu jumlah
kendaraan bermotor yang melewati suatu titik pada jalan persatuan waktu,
dinyatakan dalam kendaraan/jam (Qkend), smp/jam (Qsmp) atau LHRT
(Lalulintas Harian Rata-rata Tahunan).
Arus lalu lintas yaitu jumlah kendaraan yang melintas pada suatu titik dan pada
suatu jalur gerak dalam satu satuan waktu. (Morlok Edward K, 1985).
Karakteristik dasar arus lalu intas digolongkan menjadi dua kategori, yaitu :
1. Makroskopis
Arus lalulintas secara makroskopis merupakan suatu karakteristik secara
keseluruhan dalam suatu lalu lintas yang dapat digambarkan dengan 4 parameter,
yaitu :
a. Karakteristik Volume Lalu Lintas (flow volume)
Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan (mobil penumpang) yang melalui
suatu titik tiap satuan waktu. Kebutuhan pemakaian jalan akan selalu berubah
berdasarkan waktu dan ruang.
b. Kecepatan
Kecepatan menentukan jarak yang dijalani pengemudi kendaraan dalam
waktu tertentu. Pemakai jalan dapat menaikan kecepatan untuk
commit to user
c. Kerapatan
Kerapatan adalah jumlah kendaraan yang menempati panjang ruas jalan
tertentu atau lajur yang umumnya dinyatakan sebagai jumlah kendaraan tiap
kilometer.
d. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan adalah perbandingan dari volume (nilai arus) lalu lintas
terhadap kapasitasnya atau rasio dari arus lalulintas terhadap kapasitas untuk
suatu pendekat.
2. Mikroskopis
Arus lalu lintas secara mikroskopis merupakan suatu karakteristik secara
individual dari kendaraan yang meliputi headway dan spacing.
a. Time headway merupakan salah satu variable dasar yang digunakan untuk
menjelaskan pergerakan lalu lintas. Time headway adalah interval waktu
antara dua kendaraan yang melintasi suatu titik pengamatan pada jalan raya
secara berurutan dalam arus lalu lintas. Pengukuran dilakukan dari bumper
depan ke bumper depan kendaraan yang berurutan. Data headway diukur
dengan memakai stopwatch.
b. Spacing didefinisikan sebagai jarak antara kendaraan yang berurutan di dalam
arus lalu lintas, yang dihitung dari muka kendaraan yang satu dengan muka
kendaraan dibelakangnya (meter/kendaraan). Data Spacing diperoleh dengan
survei dari foto udara.
Volume lalu lintas tergantung pada time headway, demikian berlaku pula
sebaliknya. Jika arus lalu lintas mencapai maksimum, maka time headway akan
mencapai minimum dan jika volume mengecil, time headway akan mencapai
maksimum.
2.2.3 Karakteristik Kendaraan
Karakteristik kendaraan berdasarkan fisiknya dibedakan berdasarkan pada
dimensi, berat dan kinerja. Dimensi kendaraan mempengaruhi : lebar lajur lalu
lintas, lebar bahu jalan yang diperkeras, panjang dan lebar ruang parkir. Dimensi
commit to user
[image:31.595.119.521.119.529.2]dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2. Tabel Klasifikasi Kendaraan
Klasifikasi Kendaraan
Definisi Jenis – jenis Kendaraan
Kendaraan Ringan
Kendaraan ringan (LV = Light
Vahicle)
Kendaraan bermotor dua as
beroda empat dengan jarak as 2
– 3 m.
Mobil pribadi, mikrobis,
oplet, pick-up, truk kecil,
angkutan penumpang
dengan jumlah penumpang
maksimum 10 orang
termasuk pengemudi.
Kendaraan Umum
Kendaraan umum (HV = Heavy
Vehicle)
Kendaraan bermotor dengan
lebih dari empat roda.
Bus, truk 2 as, truk 3 as dan
truk kombinasi sesuai
system klasifikasi Bina
Marga, angkutan
penumpang dengan jumlah
tempat duduk 20 buah
termasuk pengemudi.
Sepeda Motor Sepeda motor (motorcycle) kendaraan bermotor dengan
dua atau tiga roda.
Sepeda motor dan
kendaraan beroda tiga
sesuai sistem klasifikasi
Bina Marga.
Sumber : MKJI 1997
2.3 Pengertian emp
Ekuivalensi mobil penumpang yaitu faktor yang menunjukkan pengaruh berbagai
tipe kendaraan dibandingkan kendaraan ringan lainnya sehubungan dengan
pengaruhnya terhadap kecepatan, kemudahan bermanufer, dan dimensi kendaraan
ringan dalam arus lalulintas. (untuk mobil penumpang dan kendaraan ringan yang
sasisnya mirip; emp = 1,0).
commit to user 2.4.1 Analisis Regresi Linier
Terdapat hubungan linier antara kendaraan satu dengan kendaraan yang lain
sehingga terjadi interaksi peka antara kecepatan dan kerapatan dan kerapatan dan
keduanya berasal dari arus yang dapat dihitung.
Perhitungan arus dari kendaraan dilakukan secara manual pada periode waktu
yang ditetapkan.
Qm = pcuLV*LVm+pcuHV*HVm+pcuMC*MCm...(2.1)
(MAP Taylor, 1996)
Dengan :
Qm = besarnya arus (smp/jam) pada putaran m
LVm = jumlah Light Vehicle pada putaran m
HVm = jumlah Heavy Vehicle pada putaran m
MCm = jumlah Motorcycle pada putaran m
Jika nilai emp untuk LV=1, maka persamaan 2.14 dapat dinyatakan sebagai
berikut :
LV = Qm - pcuHV*HVm - pcuMC*MCm...(2.2)
(MAP Taylor, 1996)
Dengan persamaan di atas didapatkan m persamaan yang dapat digunakan untuk
menentukan nilai pcuHV dan pcuMC.
Setiap jenis kendaraan memiliki pengaruh masing – masing terhadap jenis
kendaraan lainnya, maka perhitungan menggunakan analisis regresi linier
sederhana. Dengan bentuk umum sebagai berikut :
Y = b0 + b1X1...(2.3)
Y = b0 +b2X2...(2.4)
Dengan :
Y = Jumlah Light Vehicle pada putaran m
X1 = Jumlah Motorcycle pada putaran m
X2 = Jumlah Heavy Vehicle pada putaran m
bo = Nilai emp untuk Light Vehicle
b1 = Nilai emp untuk Motorcycle
commit to user
Variabel – variabel dari persamaan 2.3 dan persamaan 2.4 terdiri dari satu variable
bebas yaitu Y, dan dua variabel terikat yaitu b1 dan b2.
Penelitian menggunakan regresi linier seringkali dipakai untuk mengetahui bentuk
hubungan antara variable dependen dan variable independen terutama untuk
menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui dengan sempurna,
atau untuk mengetahui bagaimana variasi dari beberapa variable independen
mempengaruhi variable dependen.
Estimasi kuadrat terkecil untuk parameter βo, β1, ...,βp adalah harga-harga bo, b1, ..., bp dengan persamaan normal sebagai berikut :
nbo + b1∑X1i + b2∑ X2i+ ... +bp ∑Xpi = ∑Yi
bo∑X1i + b1∑X1i 2+ b2∑X1i ∑ X2i + ... + bp ∑X1i ∑Xpi = ∑X1i Yi
bo∑Xpi + bp ∑X1i ∑Xpi + b2i ∑X2i ∑Xpi + ... + bp ∑Xpi2 = ∑Xpi Yi ...(2.5)
Persamaan regresi linier terdiri dari satu variabel terikat dan satu variabel bebas,
maka sesuai persamaan diatas diperoleh :
nbo + b1∑X1i = ∑Y...(2.6) bo∑X1i + b1∑X1i 2= ∑X1i Yi ...(2.7)
Koefisien regresi linier bo dan b1 dapat diperoleh dengan menyelesaikan
persamaan 2.18 dan 2.19, yaitu dengan cara :
å
å
å
å
å
å
-= 2 2
2 0 ) ( * * * X X n XY X X Y b ...(2.8)
å
å å
å
å
-= 2 2
0 ) ( * * X X n Y X XY n b ...(2.9)
Hubungan antara variable independen terhadap variable dependen dapat dilihat
dengan menghitung nilai korelasi. Tinggi – rendah, kuat – lemah, atau besar –
kecilnya suatu korelasi dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya suatu
koefisien yang disebut angka indeks korelasi yang disimbolkan dengan r.
Nilai koefisien korelasi di dapat dari :
commit to user
Dengan :
r = indeks korelasi
Harga r berkisar antara -1<0<+1, jika harga r = -1 menyatakan korelasi antara
kedua variabel tersebut negatif dan arah korelasi berlawanan arah yang artinya
terdapat pengaruh negatif antara variable bebas yaitu jika variable x1 yang besar
berpasangan dengan y yang kecil, ataupun sebaliknya.
Harga r = +1, menyatakan korelasi antara kedua variable tersebut positif dan arah
korelasi satu arah yang artinya terdapat pengaruh positif antara variable bebas
yaitu jika variable x1 yang besar berpasangan dengan y yang besar juga.
Untuk melihat keberartian koefisien korelasi dilakukan dengan uji t (t student)
dengan langkah pengujian hipotesisnya :
2
1 2
r n r thitungan
-= ...(2.11)
(
)( )
dkttabel = 1-a /2
Dengan :
n = jumlah sampel
r = nilai koefisien korelasi hasil perhitungan
α = kesalahan duga, dengan (1-α) merupakan tingkat konfidensi n – 2 = derajat kebebasan (dk)
nilai uji t hitungan yang dapat dibandingkan terhadap nilai ttabel, jika nilai uji t hitungan
≥t tabel maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan anatara variable x dan
variabel y.
Uji Regresi Linier
Untuk memastikan apakah persamaan regresi linier yang terbentuk bisa diterima
atau tidak, maka persamaan tersebut diuji dengan menggunakan uji statistik F
yang ditentukan oleh :
( )
res a b reg
RJK RJK
commit to user 2 / 2 2 -÷ ÷ ø ö ç ç è æ ÷ ÷ ø ö ç ç è æ -÷ ÷ ø ö ç ç è æ -÷ ÷ ø ö ç ç è æ -=
å
å
å å
å
å
å å
n n y n y x xy b y n y x xy b F ...(2.13) Dengan :RJK res = rata – rata jumlah kadrat residu b/a
RJK reg (b/a) = rata – rata jumlah kuadrat regresi b/a
n = jumlah data
Sifat dari pengujian ini adalah dapat diterima apabila harga F > Fα (n-p-1) atau F < - Fα(n-p-1) diperoleh dari tabel distribusi F.
2.4.2 Metode Rasio Headway
Dalam bukunya yang berjudul “Highway traffic analysis and Desing”, R.J. Salter
menerangkan cara menentukan nilai ekuivalensi mobil penumpang (emp). Nilai
emp didapat dengan mencatat waktu antara (time headway) antara kendaraan yang
berurutan pada saat kendaraan – kendaraan tersebut melewati suatu titik yang
telah ditentukan.
Rasio headway yang diperlukan mencakup 4 macam kombinasi kendaraan, yaitu :
1. LV diikuti LV
2. LV diikuti HV
3. HV diikuti LV
4. HV diikuti HV
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.9. berikut :
A L L B H H C H L D L H
commit to user
Dengan :
LV = Light Vehicle/ kendaraan ringan.
HV = Heavy Vehicle/ kendaraan berat.
A = Time headway antara Light Vehicle dengan Light Vehicle yang
berurutan.
B = Time headway antara Heavy Vehicle dengan Heavy Vehicle yang
berurutan.
C = Time headway antara Light Vehicle dengan Heavy Vehicle yang
berurutan.
D = Time headway antara Heavy Vehicle dengan Light Vehicle yang
berurutan.
Nilai emp Heavy Vehicle dihitung dengan cara membagi nilai rata-rata time
headwayHeavy Vehicle diikuti Heavy Vehicle dengan nilai rata-rata time headway
Light Vehicle diikuti Light Vehicle. Hasil ini benar apabila time headway Heavy
Vehicle tidak tergantung pada kendaraan yang mendahuluinya maupun kendaraan
yang mengikutinya. Kondisi ini didapat jika jumlah rata-rata time headway Light
Vehicle diikuti Light Vehicle ditambah dengan nilai rata-rata time headway Heavy
Vehicle diikuti Heavy Vehicle sama dengan jumlah dari nilai rata-rata time
headway Light Vehicle diikuti Heavy Vehicle ditambah dengan nilai rata-rata time
headway HeavyVehicle diikuti Light Vehicle.
Hal tersebut dapat ditulis dengan sebuah persamaan sebagai berikut:
ta + tb = tc +td……….(2.14)
(R.J. Salter, 1980)
Dengan:
ta : Nilai rata-rata time headway Light Vehicle diikuti Light Vehicle
tb : Nilai rata-rata time headway Heavy Vehicle diikuti Heavy Vehicle
tc : Nilai rata-rata time headway Light Vehicle diikuti Heavy Vehicle
commit to user
Keadaan yang dapat memenuhi persamaan diatas sulit diperoleh, karena setiap
kendaraan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Demikian juga
pengemudi memiliki kemampuan dan tingkat observasi yang berbeda-beda dalam
menjalankan kendaraannya. Oleh karena itu diperlukan suatu koreksi pada nilai
rata-rata time headway yang dapat dilakukan dengan persamaan sebagai berikut :
Nilai tersebut adalah :
úû ù êë é -+ úû ù êë é -= úû ù êë é -+ úû ù êë é -nd k td nc k tc nb k tb na k ta ……….(2.15)
(R.J Salter, 1980)
Dengan nilai koreksi k
nc nb na nd nb na nd nc na nd nc nb td tc tb ta nd nc nb na k . . . . . . . . ] .[ . . . + + + -+ = ………...(2.16)
(R.J Salter, 1980)
Dengan :
na = jumlah data time headway Light Vehicle dikuti Light Vehicle
nb = jumlah data time headway Heavy Vehicle dikuti Heavy Vehicle
nc = jumlah data time headway Light Vehicle dikuti Heavy Vehicle
nd = jumlah data time headway Heavy Vehicle dikuti Light Vehicle
Selanjutnya nilai rata – rata time headway pasangan kendaraan tersebut dikoreksi
sebagai berikut :
tak = ta
na k
………...(2.17a)
tbk = ta
nb k
…………...………..(2.17b)
tck = ta -
nc k
………...(2.17c)
tdk = ta -
nd k
commit to user
Selanjutnya nilai rata – rata time headway yang sudah dikoreksi tersebut, maka :
tak + tbk = tck + tdk ………...……….(2.18)
(R.J Salter, 1980)
Dengan :
tak = Nilai rata-rata time headway LV-LV terkoreksi
tbk = Nilai rata-rata time headway HV-HV terkoreksi
tck = Nilai rata-rata time headway LV-HV terkoreksi
tdk = Nilai rata-rata time headway HV-LV terkoreksi
Apabila persyaratan tersebut memenuhi syarat, maka nilai ekivalensi mobil
penumpang Heavy Vehicle dapat dihitung dengan persamaan :
emp Heavy Vehicle (HV) = k
ta k
tb
………...(2.19)
(R.J Salter, 1980)
Tinjauan Statistik Rasio Headway
Interaksi elemen-elemen hasil pengamatan arus lalu lintas jalan raya seperti
perilaku pengemudi nilainya tetapi mempunyai kecendrungan tersebar dalam
suatu batas nilai, kinerja kendaraan, kondisi jalan dan cuaca tidak pernah tepat
tertentu. Untuk itu penggunaan teori-teori peluang diperlukan untuk dapat
menggambarkan dan memperoleh nilai dalam analitis arus lalu lintas. Sebaran
statistik berguna untuk menggambarkan segala kemungkinan fenomena yang
mempunyai nilai secara acak yang besar. Dalam penelitian ini digunakan
distribusi normal disebut distribusi t.
Distribusi normal (kurva normal) disebut juga Distribusi Gaussian. Distribusi
normal adalah salah satu distribusi teoritis dengan variable random kontinyu.
Untuk sejumlah sampel yang dianggap berdistribusi normal maka nilai rata-rata
(mean) dianggap sebagai x dan varians dinyatakan*. Distribusi normal ini
commit to user
Karena sampel dipilih secara acak, maka dimungkinkan adanya suatu kesalahan
standar deviasi dari distribusi ini dapat dinyatakan sebagai standard error (E).
selanjutnya dapat dihitung :
Standard deviasi
÷÷ ø ö çç
è æ
-=
å
=
n
i
i x
x n
s
1
2 ) ( ) 1 (
1
………(2.20)
Standar error
E=s/n1/2………..………...(2.21)
Dengan :
n = Jumlah sampel
xi = Nilai time headway ke-1
x = Nilai rata-rata sampel time headway
S = Standar deviasi
E = Standar error
Untuk perkiraan nilai rata-rata time headway seluruh pasangan kendaraan (µ)
dapat disesuaikan dengan tingkat konfidensi atau keyakinan yang diinginkan
(desired level of confidence). Perkiraan ini terletak dalam suatu interval yang
disebut interval keyakinan (confidence interval) yang mempunyai batas toleransi
kesalahan sebesar e, dengan.
e = K . E………...(2.22)
Nilai rata-rata time headway :
µ2 = x± e.………...……..………....(2.23)
µ2 = Batas keyakinan bawah nilai rata-rata
x = Nilai rata-rata sampel time headway
commit to user
Jika sampel random lebih kecil dari 30 (n<30), maka perkiraan rata-rata time
headway pasangan kendaraan secara keseluruhan sebaiknya dilakukan dengan
distribusi t atau disebut juga distribusi student.
Perkiraan ini rata-rata time headway seluruh pasangan kendaraan dapat ditulis
sebagai berikut :
µ1,2 = x±t (a/2-1)s/n1/2 ………...(2.24)
Dengan :
µ1,2 = Batas-batas interval keyakinan
x = Nilai rata-rata sampel
S = Standar deviasi
n = Jumlah sampel
α = Kesalahan duga, dengan (1-α) merupakan tingkat konfidensi
2.5 Kinerja Simpang Tak Bersinyal
Kinerja simpang adalah suatu kondisi pada simpang yang harus dicari untuk
mengetahui tingkat pencapaian simpang tersebut. Parameter yang harus dicari
untuk mengetahui kinerja simpang adalah rasio antara kapasitas (Capacity/C) dan
arus lalu-lintas yang ada (Q). Dari rasio kapasitas dan arus akan diperoleh angka
derajat kejenuhan (Degree of saturation/DS). Dengan nilai derajat kejenuhan (DS)
dan nilai kapasitas (C), dapat dihitung tingkat kinerja dari masing-masing
pendekat maupun tingkat kinerja simpang secara keseluruhan. Adapun tingkat
kinerja yang diukur pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 adalah tundaan
(Delays/D) dan peluang antrian.
2.6 Analisis Kinerja Simpang Tidak Bersinyal dengan Metode MKJI 1997
2.6.1 Data Masukan
1. Data Geometri
Data geometri yang dibutuhkan untuk membantu menganalisis simpang tak
bersinyal sesuai dengan ketentuan MKJI 1997 diantaranya adalah :
commit to user
marka lajur, marka panah
b. Sketsa simpang, yang memuat nama jalan
c. Kereb, lebar jalur, bahu dan median
2. Kondisi Arus Lalulintas
Data arus lalulintas dapat digunakan untuk menganalisis jam puncak pagi, jam
puncak siang, jam puncak sore, dan jam lewat puncak. Data pergerakan lalulintas
yang dibutuhkan yaitu volume dan arah gerakan lalulintas pada saat jam sibuk.
Arus lalulintas diberikan dalam kenda/jam, jika arus diberikan dalam LHRT
(Lalulintas Harian Rata – rata Tahunan) maka harus disertakan factor – k untuk
menjadi arus per jam.
Klasifikasi kendaraan untuk mengkonversikan kendaraan ke dalam bentuk satuan
mobil penumpang (smp) per jam. Smp merupakan satuan arus lalulintas dari
berbagai tipe kendaraan yang diubah menjadi kendaraan ringan (termasuk mobil
penumpang) dengan menggunakan faktor emp. Untuk mendapatkan nilai smp
diperlukan faktor konversi emp. Perhitungan arus lalulintas dalam satuan mobil
penumpang (smp) ditentukan sebagai berikut :
(1) Jika data arus lalulintas (kend/jam) klasifikasi per jam tersedia untuk
masing – masing kendaraan. Maka arus lalulintas dikonversikan ke
dalam satuan smp/jam dengan mengalikan emp untuk masing – masing
klasifikasi kendaraan.
(2) Jika data arus lalulintas per jam (bukan klasifikasi) tersedia untuk
masing – masing kendaraan, beserta informasi tentang komposisi
lalulintas keseluruhan ke dalam %. Untuk mendapatkan arus total
(smp/jam) masing – masing pergerakan dengan mengalikan arus
(kend/jam) dengan Fsmp.
100
% * %
* %
*LV emp HV emp MC
emp
F LV HV MC
smp
+ +
= ………(2.25)
(Sumber : MKJI,1997)
(3) Jika data arus lalulintas tersedia dalam LHRT (Lalulintas Harian Rata –
commit to user
dikonversikan ke dalam satuan kend/jam dengan mengalikan terhadap
factor-k :
QDH = k*LHRT…………(2.26)
(Sumber, MKJI 1997)
Arus dalam kend/jam dikonversikan dengan factor-smp (Fsmp) untuk
mendapatkan arus smp/jam.
(4) Nilai Normal Variabel Umum Lalulintas
Data lalulintas sering tidak ada atau kualitasnya kurang baik. Nilai
normal yang diberikan dalam MKJI 1997 dapat digunakan sampai data
yang lebih baik tersedia dapat dilihat pada tabel 2.3, tabel 2.4 dan tabel
[image:42.595.110.520.177.677.2]2.5.
Tabel 2.3 Nilai Normal Faktor – k
Lingkungan Jalan Faktor – k Ukuran Kota
>1 juta ≤1 juta Jalan di daerah komersial dan jalan arteri
Jalan di daerah permukiman
0.07-0.08
0.08-0.09
0.08-0.10
0.09-0.12
Sumber : MKJI, 1997
Tabel 2.4 Nilai Normal Komposisi Lalulintas
Ukuran kota
juta penduduk
Komposisi Lalu Lintas Kendaraan Bermotor % Rasio
Kendaraan tak
Bemotor
(UM/MV) Kend. Ringan
LV Kend. Berat HV Sepeda Motor MC >3
1 – 3
0.5 – 1
0.1 – 0.5
<0.1 60 55.5 40 63 63 4.5 3.5 3.0 2.5 2.5 35.5 41 57 34.5 34.5 0.01 0.05 0.14 0.05 0.05
commit to user
Tabel 2.5 Nilai Normal Lalulintas Umum
FAKTOR NORMAL
Rasio arus jalan minor
PMI
Rasio belok kiri PLT
Rasio belok kanan PRT
Faktor smp Fsmp
0.25
0.15
0.15
0.85
Sumber : MKJI, 1997
3. Kondisi Lingkungan
Data kondisi lingkungan yang diperlukan untuk perhitungan meliputi :
a. Kelas Ukuran Kota
Kelas ukuran suatu kota ditunjukan dalam tabel 2.6 dengan dasar perkiraan
jumlah penduduk.
Tabel 2.6 Kelas Ukuran Kota
Ukuran Kota Jumlah Penduduk (juta)
Sangat kecil
Kecil
Sedang
Besar
Sangat besar
<0.1
0.1– 0.5
0.5 – 1.0
1.0 – 3.0
<3.0
(Sumber :MKJI, 1997)
b. Tipe Lingkungan Jalan
Lingkungan jalan diklasifikasikan dalam kelas menurut tata guna tanahdan
aksesbilitas jalan tersebut dari aktivitas di sekitarnya. Hal ini ditetapkan
commit to user
[image:44.595.112.518.114.505.2]tabel 2.7 :
Tabel 2.7 Tipe lingkungan jalan
Komersial Tata guna lahan komesial (misal : pertokoan,rumah makan, perkantoran) dengan jalan masuk langsung
bagi pejalan kaki dan kendaraan
Pemukiman Tata guna lahan tempat tinggal dengan jalan masuk langsung bagi pejalan kaki dan kendaran
Akses terbatas Tanpa jalan masuk atau jalan masuk langsung terbatas (missal : karena adanya penghalang fisik,
jalan samping, dsb)
(Sumber : MKJI, 1997)
c. Kelas Hambatan Samping
Hambatan samping menunjukkan pengaruh aktivitas samping jalan di daerah
simpang pada arus berangkat lalulintas, misalnya : pejalan kaki berjalan atau
menyeberangi jalur, anguktan umum dan bis kota berhenti untuk menaikkan
atau menurunkan penumpang, kendaraan masuk dan keluar halaman dan
tempat parkir di luar jalur. Hambatan samping ditentukan secara kualitatif
dengan pertimbangan teknik lalulintas sebagai Tinggi, Sedang atau Rendah.
2.6.2 Kapasitas
Kapasitas ruas jalan adalah arus lalulintas maksimum yang dapat melintas dengan
stabil pada suatu potongan melintang jalan pada keadaan (geometric, pemisah,
arah, komposisi lalulintas, lingkungan) tertentu. Untuk jalan dua arah lajur dua
arah, kapasitas ditentukan untuk arus dua arah, tetapi untuk jalan dengan banyak
lajur. Arus dipisahkan masing – masing arahnya dan kapasitas ditentukan tiap
lajurnya.
Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997), besarnya kapasitas jalan
dihitung dengan menggunakan rumus 2.27 setelah terlebih dahulu menentukan
lebar pendekat dan tipe samping :
C = CO*FW*FM*FCS*FRSU*FLT*FRT*FMI………(2.27)
commit to user C = Kapasitas (smp/jam)
CO = Kapasitas Dasar
FW = Faktor penyelesaian lebar masuk
FM = Faktor penyelesaian median jalan utama
FCS = Faktor penyelesaian ukuran kota
FRSU = Faktor penyelesaian tipe lingkungan jalan, hambatan samping dan
kendaraan tak bermotor
FLT = Faktor penyesuaian -% belok kiri
FRT = Faktor penyesuaian -% belok kanan
FMI = Faktor penyesuaian rasio arus jalan minor
1. Lebar Pendekatan dan Tipe Simpang
Parameter geometrik yang di butuhkan untuk menganalisis kapasitas dengan
menggunakan metoda MKJI 1997 diantaranya :
(a) Lebar rata pendekat minor (WAC) dan utama (WBD) dan Lebar
rata-rata pendekat (WI)
Masing – masing pendekat diukur lebarnya, yaitu di ukur pada jarak 10 m dari
garis imajiner yang menghubungkan tepi perkerasan dari jalan yang
berpotongan, yang dianggap mewakili lebar pendekat efektif untuk
[image:45.595.112.512.85.647.2]masing-masing pendekat. Seperti ditunjukan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Lebar Rata – rata Pendekat
commit to user
Untuk pendekatan yang sering digunakan untuk parkir pada jarak kurang dari 20
meter dari garis imajiner yang menghubungkan tepi perkerasan dari jalan
berpotongan, maka lebar pendekat harus dikurangin 2 m.
Lebar rata – rata pendekat pada jalan minor (WAC), dihitung dengan rumus :
WAC = (WA + Wc)/2 atau WAC = (a/2 + c/2)/2….………..(2.28)
(Sumber : MKJI, 1997)
Lebar rata – rata pendekat pada jalan utama (WBD), dihitung dengan rumus :
WBD = (WB + WD)/2 atau WBD = (b/2 + d/2)/2………(2.29)
(Sumber : MKJI, 1997)
Lebar rata – rata pendekat (W1), dihitung dengan menggunakan rumus :
W1 = (WA + Wc + WB + WD ) / jumlah lengan simpang …………(2.30)
(Sumber : MKJI, 1997)
Jika pada lengan B terdapat median :
WI= (a/2 + b + c/2 + d/2)/4 ………..…(2.31)
(Sumber : MKJI, 1997)
Jika pendekat A hanya untuk ke luar, maka a=0 :
WI = (b + c/2 + d/2)/3………...(2.32)
(Sumber : MKJI, 1997)
(b) Jumlah Lajur
Penentuan jumlah lajur yang digunakan untuk perhitungan ditentukan dari
lebar rata – rata pendekat jalan minor dan jalan utama. Lebih jelasnya dapat
commit to user
Gambar 2.2 Jumlah Lajur dan Lebar Rata – rata Pendekat Jalan Minor dan Utama
(Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997)
Tabel 2.8 Jumlah Lajur dan Lebar Rata – rata Pendekat Jalan Minor dan Utama
Lebar Rata – rata Pendekat Jalan Minor
dan Utama WAC , WBD (m)
Jumlah Lajur
(Total untuk kedua arah)
WBD = (b +d /2)/2 <5.5
≥5.5 WAC = (a/2 + c/2)/2 <5.5
≥5.5
2
4
2
4
(Sumber : MKJI, 1997)
(c) Tipe Simpang
Tipe simpang ditentukan oleh 3 hal yaitu, jumlah lengan simpang, jumlah lajur
jalan minor, dan jumlah lajur jalan utama. Jumlah lengan adalah jumlah lengan
dengan lalu – lintas masuk atau keluar dan atau keduanya. Tipe simpang diberi
commit to user
Tabel 2.9 Kode Tipe Simpang
(Sumber : MKJI, 1997)
1. Kapasitas Dasar (CO)
Penentuan nilai kapasitas dasar dengan menggunakan Tabel 2.10 dengan variabel
masukan adalah tipe IT.
Tabel 2.10 Kapasitas dasar menurut tipe simpang
Tipe Simpang IT Kapasitas Dasar (CO)
322
342
324 atau 344
422
424 atau 444
2700
2900
3200
2900
3400
(Sumber : MKJI 1997)
2. Faktor Penyesuaian Lebar Pendekat
Penyesuaian lebar pendekat, (Fw), diperoleh dari Gambar 2.3. Variabel masukan
adalah lebar rata-rata semua pendekat W, dan tipe simpang IT. Batas-nilai yang
diberikan dalam gambar adalah rentang dasar empiris dari manual.
Kode IT
Jumlah lengan
Jumlah lajur jalan
Jumlah lajur jalan
322
324
342
422
3
3
3
4
2
2
4
2
2
4
2
commit to user
Gambar 2.3 Faktor penyesuaian lebar pendekat (FW)
(Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997)
3. Faktor Penyesuaian Median Jalan Utama
Pertimbangan teknik lalu-lintas diperlukan untuk menentukan faktor median.
Median disebut lebar jika kendaraan ringan standar dapat berlindung pada daerah
median tanpa mengganggu arus berangkat pada jalan utama. Hal ini mungkin
terjadi jika lebar median 3 m atau lebih. Pada beberapa keadaan, misalnya jika
pendekat jalan utama lebar, hal ini mungkin terjadi jika median lebih sempit.
Faktor penyesuaian median jalan utama diperoleh dengan menggunakan Tabel
2.11. Penyesuaian hanya digunakan untuk jalan utama dengan 4 lajur. Variabel
commit to user
Tabel 2.11. Faktor penyesuaian median jalan utama (FM)
Uraian Tipe M Faktor penyesuaian
median, (FM)
Tidak ada median jalan utama
Ada median jalan utama, lebar < 3
m
Ada median jalan utama, lebar ≥ 3 m
Tidak ada
Sempit
Lebar
1,00
1,05
1,20
(Sumber : MKJI, 1997)
4. Faktor Penyesuaian Ukuran Kota
Faktor penyesuaian ukuran kota diperoleh dari tabel 2.12 dengan variable
masukan adalah ukuran kota, CS.
Tabel 2.12 Faktor penyesuaian ukuran kota (Fcs)
Ukuran kota CS Penduduk (juta) Factor penyesuaian ukuran kota (Fcs)
Sangat kecil
Kecil
Sedang
Besar
Sangat besat
<0.1
0.1– 0.5
0.5 – 1.0
1.0 – 3.0
>3.0
0.82
0.88
0.94
1.00
1.05
(Sumber : MKJI, 1997)
5. Faktor Penyesuaian Tipe Lingkungan Jalan, Hambatan Samping, dan Kendaraan Tak Bermotor
Faktor prnyesuaian tipe lingkungan jalan, hambatan samping, dan kendaraan tak
bermotor, FRSU ditentukan dengan menggunakan tabel 2.13. variabel masukan
adalah tipe lingkungan jalan (RE). Kelas hambatan samping (SF), dan rasio
kendaraan tak bermotor (UM/MV).
Tabel 2.13 Faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan, hambatan samping, dan
commit to user Kelas tipe
lingkungan jalan (RE)
Kelas Hambatan Samping (SF)
Rasio Kendaraan Tak Bermotor
0.00 0.05 0.10 0.15 0.2 0