• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG MATERI WUJUD BENDA DAN SIFATNYA : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Peundeuy Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi Tahun Pe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG MATERI WUJUD BENDA DAN SIFATNYA : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Peundeuy Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi Tahun Pe"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN IPA

TENTANG MATERI WUJUD BENDA DAN SIFATNYA

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Peundeuy Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi Tahun Pelajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Pitri Efrianti 1107380

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswadalam Pembelajaran IPA Tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya” (Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV SD Negeri Peundeuy Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi Tahun Pelajaran 2013/2014) ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Desember 2013 Yang membuat pernyataan,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PITRI EFRIANTI 1107380

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN IPA

TENTANG MATERI WUJUD BENDA DAN SIFATNYA

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Peundeuy Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi Tahun Pelajaran 2013/2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. H. Yahya Sudarya, M.Pd. NIP. 19521212 197501 1 002

Pembimbing II

Sandi Budi Iriawan, S.T,. M.Pd. NIP. 19791020 200812 1 002

Diketahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

(4)

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN IPA

TENTANG MATERI WUJUD BENDA DAN SIFATNYA

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Peundeuy Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi Tahun Pelajaran 2013/2014)

Pitri Efrianti

ABSTRAK

(5)

DAFTAR ISI

(6)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 1. Siklus I ... 37 2. Siklus II ... 49

B. Pembahasan ………...

1. Siklus I ... 60 2. Siklus II ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ....………...………... 67 B. Saran ...………... 68

DAFTAR PUSTAKA 70

(7)

DAFTAR TABEL

4.1 Rencana Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 37 4.2 Deskripsi Hasil Pengamatan Observer terhadap Aktivitas Guru dan

Siswa pada Pembelajaran Siklus I Pertemuan I ... 42 4.3 Deskripsi Hasil Pengamatan Observer terhadap Aktivitas Guru dan

Siswa pada Pembelajaran Siklus I Pertemuan II ... 43 4.4 Rencana Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 50 4.5 Deskripsi Hasil Pengamatan Observer terhadap Aktivitas Guru dan

Siswa pada Pembelajaran Siklus II Pertemuan I ... 54 4.6 Deskripsi Hasil Pengamatan Observer terhadap Aktivitas Guru dan

(8)

DAFTAR GAMBAR

3.1 Langkah Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis & Mc Taggart ... 26

4.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ... 46

4.2 Rekapitulasi Angket Siswa pada Siklus I ... 47

4.3 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II ... 58

4.4 Rekapitulasi Angket Siswa pada Siklus II ... 59

4.5 Prosentase Jumlah Siswa Berdasarkan KKM pada Siklus I ... 62

4.6 Prosentase Jumlah Siswa Berdasarkan KKM pada Siklus II ... 65

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan bertujuan untuk mencapai kepribadian suatu individu yang lebih baik. Pendidikan mengemban tugas untuk menghasilkan generasi yang lebih baik. Manusia yang lebih berkebudayaan, dan manusia yang memiliki kepribadian lebih baik (Munib 2004:29). Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilannya.

Di masa yang akan datang siswa akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat dan pesat. Melalui mata pelajaran IPA yang dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi alam dan lingkungan dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

(10)

IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari sekolah dasar sampai sekolah tingkat lanjutan dan memiliki rumpun pengetahuan yang beragam. IPA mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu alam dan lingkungan.Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut membuka kemungkinan siswa harus mampu menyerap informasi pembelajaran dari berbagai sisi, baik di dalam maupun di luar kelas, melalui bimbingan guru maupun belajar dengan mandiri dari lingkungan masyarakat.

Untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, guru dituntut untuk mampu menyusun dan merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan tegas. Rumusan tujuan pembelajaran perlu didukung oleh pendekatan pembelajaran yang tepat dan efektif agar hasil belajarpun dapat optimal.

Kenyataan di lapangan, tujuan dari pembelajaran di SD Negeri Peundeuy belum tercapai secara maksimal. Ukuran pencapaian itu dapat dilihat dari perolehan nilai siswa yang belum mencapai KKM sebesar 70. Kondisi ini disinyalir karena siswa merasa jenuh dengan pembelajaran IPA yang dianggap membosankan dan tidak menarik. Pengaruh lainnya adalah siswa tidak kondusif di dalam kelas dan tidak adanya motivasi yang mendorong siswa untuk serius mempelajari mata pelajaran IPA, sehingga inti dari pembelajaran IPA tersebut tidak tersampaikan secara menyeluruh.

(11)

siswa dibatasi sebagai objek belajar dan guru sebagai pusat pembelajaran, penyampaian materi belajarpun belum meresap ke dalam pemahaman siswa, hal ini dikarenakan siswa kurang terlibat dalam pengalaman belajar. Upaya yang perlu dilakukan salah satunya dengan penerapan pendekatan dalam pembelajaran yang disesuaikan dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.

Dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran IPA siswa tidak hanya sekedar menerima informasi dari guru saja, karena dalam proses pembelajarannya pendekatan pembelajaran konstruktivisme mengarahkan siswa belajar dengan mengembangkan minds-on activities (keterampilan intelektual) dan hands-on activities (keterampilan manual). learning by doing (belajar sambil berbuat). Dalam konstruktivisme dan penelitian menurut Suparno (1997:77) “Konstruktivisme dapat sangat membantu penelitian tentang proses belajar dan juga tentang kesulitan yang dialami siswa ketika belajar”.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, akhirnya penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, masalah-masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

(12)

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN Peundeuy dalam pembelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya?

3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya dengan penerapan pendekatan konstruktivisme di kelas IV SDN Peundeuy?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran dengan menerapan pendekatan

konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN Peundeuy dalam pembelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya. 2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN Peundeuy dalam pembelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya. 3. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme di kelas IV SDN Peundeuy.

D. Manfaat Penelitian

(13)

1. Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat :

a. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mata pelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya.

b. Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran mata pelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya.

c. Melatih siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dalam pembelajaran mata pelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya.

2. Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di kelas IV SD tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya melalui pendekatan konstruktivisme.

3. Peneliti

a. Membantu peneliti dalam meningkatkan mutu dan perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan guru secara rutin dan merupakan wahana pelaksanaan inovasi pembelajaran.

b. Untuk mengubah, mengembangkan dan meningkatkan pendekatan, metode, maupun gaya pembelajaran sehingga dapat melahirkan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik kelas. c. Memberikan dasar untuk meneliti pelaksanaan pembelajaran IPA atau

(14)

d. Memberikan peluang untuk meneliti hasil belajar siswa pada ranah afektif dan psikomotorik dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme

4. Sekolah

Dengan hasil penelitian ini sekolah diharapkan dapat mengembangkan kurikulum dan memotovasi guru dalam mengimplementasikan kurikulum agar kurikulum itu dikembangkan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi, sehingga kurikulum dapat berjalan secara efektif melalui proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

E. Definisi Operasional

Ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan secara konkret/operasional dalam mengukur keberhasilan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Pendekatan konstruktivisme yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu sudut

pandang dalam pembelajaran yang memberikan peluang bagi siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya melalui kegiatan dan pengalaman belajar siswa melalui prinsip belajar sebagai berikut: (1) pengetahuan awal siswa; (2) memberikan pengalaman langsung; (3) mengaktifkan interaksi sosial; dan (4) pencapaian kepahaman.

2. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kemampuan kognitif

(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitianan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Menurut (Suhardjono, dalam Arikunto dkk, 2009: 58) “PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran”.

Kunandar (2010:51) menjelaskan Ada beberapa alasan PTK menjadi salah satu pendekatan dalam meningkatkan atau memperbaiki mutu pembelajaran adalah:

(1) merupakan pendekatan pemecahan masalah yang bukan sekedar trial and error; (2) menggarap maalah-masalah faktual yang dihadapi guru dalam pembelajaran; (3) tidak perlu meninggalkan tugas utamanya, yakni mengajar; (4) guru sebagai peneliti; (5) mengembangkan iklim akademik dan profesionalisme guru; (6) dapat segera dilaksanakan pada saat muncul kebutuhan; (7) dilaksanakan dengan tujuan perbaikan; (8) murah biayanya; (9) disain lentur atau fleksibel; (10) analisis data seketika dan tidak rumit; dan (11) manfaat jelas dan langsung.

(16)

“Untuk memecahkan permasalah nyata yang terjadi di dalam kelas yang dialami langsung dalam interaksi guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik di kalangan para guru.”

Mutu pembelajaran dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar siswa, baik yang bersifat akademis yang tertuang dalam nilai ulangan harian (formatif), ulangan tengah semester (sub-sumatif) dan ulangan akhir semester (sumatif) maupun yang bersifat nonakademis, seperti motivasi, perhatian, aktivitas, minat, dan lain sebagainya.

Bentuk penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan profesionalisme guru SD dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD, serta mampu menjalin kemitraan antara peneliti dengan guru SD dalam memecahkan masalah aktual pembelajaran IPA di lapangan.

Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme. Penelitian tindakan kelas ini merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan yang tepat dan dilaksanakan secara kolaboratif. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah perubahan, perbaikan dan peningkatan pada proses pembelajaran di kelas.

(17)

B. Model Penelitian

Dalam penelitian ini, penelitian mengguanakan model penelitian tindakan yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2009: 16) yang menggambarkan adanya empat langkah (dan pengulangannya) dan tersaji dalam bagan berikut ini.

Gambar 3.1

Langkah Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis & Mc Taggart

Perencanaan

SIKLUS I

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Pelaksanaan

Pengamatan SIKLUS II Refleksi

Perencanaan

(18)

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula. Jadi satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Secara utuh keempat langkah di atas terurai sebagai berikut (Arikunto, 2009: 17-21);

1. Rancangan Tindakan (Planning)

Pada tahap ini dijelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahap menyusun rancangan ini ditentukan fokus peristiwa atau masalah yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian dibuat berbagai instrument yang diperlukan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap ini mengimplementasikan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan kelas dengan menerapkan taat asas pada apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan.

3. Pengamatan (Observing)

(19)

4. Refleksi (Reflecting)

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi mencakup analisis, sintesis, dan penilaian hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika ditemukan masalah maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya hingga permasalahan dapat teratasi.

Pada siklus berikutnya, perencanaan direvisi dengan modifikasi dalam bentuk kegiatan yang berbeda yang bersifat spesifik, agar terjadi perbaikan. Pada tahap tindakan siklus kedua hal itu dilakukan. Pelaksanaannya dicatat atau direkam untuk melihat pengaruhnya terhadap perilaku siswa.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas IVA SDN Peundeuy Sukabumi yang beralamat di Jalan Peundeuy, Desa Karawang, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi.

2. Subjek Penelitian

(20)

D. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I dirancang untuk dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan (@3x35 menit) dengan 1 x pertemuan untuk tes siklus yaitu pada pertemuan ke-3. Siklus II dirancang untuk dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan (@3x35 menit) dengan 1 x pertemuan dialokasikan untuk tes siklus.

Setiap siklus dijalankan dalam 4 tahap, yaitu perencanaan (Planning), pelaksanaan (Acting), pengamatan (Observing), dan refleksi (Reflecting).

Siklus I

1. Tahap Perencanaan

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dengan menerapkan empat prinsip pendekatan konstruktivisme sebagai berikut: 1).

Pengetahuan awal siswa digali dengan memberikan pertanyaan langsung

tentang Konsep Wujud Benda dan Sifatnya; 2). Pemberian pengalaman

langsung melalui metode percobaan; 3) Mengaktifkan interaksi sosial

melalui metode diskusi kelompok, 4) Pencapaian kepahaman dengan memberikan tes siklus.

b. Menetapkan dan merancang media pembelajaran untuk menerapkan pendekatan konstruktivisme pada mata pelajaran IPA kelas IV tentang materi wujud benda dan sifatnya.

c. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbentuk kegiatan unjuk kerja siswa yang dilengkapi dengan pembahasan hasil kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan prinsip pemberian pengalaman

langsung dan mengaktifkan interaksi sosial melalui metode diskusi

(21)

d. Menyiapkan instrumen tes tertulis berupa lembar soal tes uraian siklus I. e. Menyiapkan instrumen non tes berupa lembar pengamatan siswa dan guru

dalam pembelajaran. 2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran dan media yang telah disiapkan

b. Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data mengenai peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang Wujud Benda dan Sifatnya melalui penerapan pendekatan konstruktivisme

c. Mencatat aktivitas belajar yang terjadi oleh pengamat pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi. d. Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi hasil pengamatan pada

lembar observasi. 3. Tahap Pengamatan

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Peneliti menyesuaikan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan. Pengamat mengamati seluruh kegiatan dan mencatatnya dalam lembar pengamatan yang telah disiapkan.

4. Tahap Refleksi

(22)

Siklus II

1. Tahap Perencanaan

a. Menginventarisir kekuatan dan kelemahan pada siklus I untuk dijadikan bahan perbaikan pada pelaksanaan siklus II.

b. Menetapkan sub materi yang lebih komplek dari materi siklus I.

c. Membuat rencana pembelajaran dengan memperhatikan refleksi pada siklus I.

d. Menyiapkan media dan sumber pembelajaran e. Merancang kegiatan yang lebih variatif dalam LKS f. Menyiapkan instrumen tes siklus II.

g. Menyiapkan lembar pengamatan siswa dan guru dalam pembelajaran. 2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP yang telah disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaiakan pada siklus I serta bobot materi yang lebih kompleks. Diharapkan pada siklus II ini siswa sudah lebih menguasai materi wujud benda dan sifatnya dalam pembelajaran IPA di kelas IV melalui penerapan pendekatan konstruktivisme, sehingga mereka dapat dengan mudah mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui kegiatan yang dirancang oleh guru.

b. Melakukan tes siklus untuk mendapatkan data hasil belajar siswa pada siklus II.

c. Mencatat aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

(23)

3. Tahap Pengamatan

Kegiatan pengamatan pada sikus II relatif sama dengan siklus I yaitu:

a. Mencatat aktivitas belajar siswa oleh pengamat melalui lembar observasi. b. Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini

sudah sesuai dengan yang diharapkan. 4. Tahap Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan untuk dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti, untuk mendapatkan suatu simpulan. Diharapkan setelah akhir siklus II ini, hasil belajar siswa kelas IVA SDN Peundeuy Kec. Sukabumi, Kab. Sukabumi dalam pembelajaran IPA tentang wujud benda dan sifatnya melalui penerapan pendekatan konstruktivisme ini dapat meningkat.

5. Membuat Kesimpulan Hasil Penelitian

Setelah semua proses selesai dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan yang mengacu pada hasil penelitian dan pembahasan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen bentuk tes tertulis, RPP, LKS dan lembar observasi.

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(24)

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam pembelajaran sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif anatara siswa dan guru, sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam peningkatan hasil belajarnya. LKS dibuat bertujuan untuk menuntun siswa pada berbagai kegiatan yang perlu diberikan serta mempertimbangkan proses berpikir yang akan ditumbuhkan pada diri siswa. LKS dalam penelitian ini yaitu LKS dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme tentang Wujud Benda dan Sifatnya terdiri dari dua paket LKS (1 LKS untuk 1 kali pertemuan).

3. Lembar Observasi

Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat aktivitas belajar guru dan siswa yang dilakukan oleh pengamat tentang aktivitas pembelajaran IPA dalam menerapkan pendekatan konstruktivisme. Lembar obeservasi yang digunakan berbentuk lembar observasi terbuka yang harus diisi oleh pengamat secara naratif pada kolom deskripsi yang sesuai dengan item pertanyaan/ pernyataan. Teknik observasi yang dilakukan adalah observasi langsung, yakni pengamat mengamati dan mencatat objek yang diteliti (aktivitas guru dan siswa) selama proses pembelajaran.

4. Tes tertulis

(25)

pada setiap awal dan akhir siklus untuk selanjutnya dibandingkan sehingga diketahui peningkatan hasil belajar siswa. Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes tertulis berbentuk uraian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui instrumen-instrumen penelitian yaitu instrumen lembar observasi dan instrumen tes bentuk uraian. Observasi dilakukan oleh seorang pengamat melalui lembar observasi untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan guru dalam pembelajaran IPA melalui penerapan pendekatan konstruktivisme. Sedangkan data hasil belajar siswa pada ranah kognitif dikumpulkan melalui intrumen tes berbentuk uraian yang diberikan pada setiap siklus.

G. Pengolahan dan Analisis Data

Data-data dari penelitian ini setelah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis. Pengolahan dan analisis data ini dilakukan selama berlangsungnya penelitian sejak awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Jenis data yang didapat dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.

1. Data Kuantitatif

(26)

a. Pengolahan data hasil belajar

Tes tertulis dilakukan setiap siklus, untuk mengetahui rata-rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui penerapan pendekatan konstruktivisme. Tes tertulis tiap siklus dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata hasil belajar siswa adalah:

̅ ∑

Keterangan : ̅: Nilai rata-rata kelas

: Total nilai yang diperoleh siswa

: Jumlah siswa

b. Menghitung Prosentase Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar siswa ditentukan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan. Prosentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat ditentukan dengan rumus :

Keterangan : ∑ : Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar

dari atau sama dengan 70 n : Banyak siswa

(27)

2. Data Kualitatif

Data kualitatif didapatkan dari lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran di kelas, berupa lembar pengamatan terbuka. Sehingga pengamat harus mengisi kolom deskripsi jawaban berbentuk narasi pada kolom yang sesuai dengan item pertanyaan/ pernyataan pada lembar observasi. Dalam penelitian ini dilibatkan seorang pengamat yang mengamati aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran. Pengolahan data kualitatif ini dilakukan dengan cara menerjemahkan dan mendiskusikan dengan pengamat jika terdapat jawaban pengamat yang perlu diklarifikasi dari setiap item pertanyaan. Kemudian peneliti mengelompokkan jawaban pengamat yang positif dan negatif dari setiap item pertanyaan/ pernyataan. Jika jawaban positif lebih banyak dari pada jawaban negatif, maka aktivitas guru atau siswa dalam pembelajaran sudah sesuai dengan harapan penelitian. Jika terjadi sebaliknya, maka aktivitas guru atau siswa dalam pembelajaran tidak sesuai dengan harapan penelitian.

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian mengenai pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SDN Peundeuy Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi dalam pembelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme ini meliputi penyusunan RPP dengan melaksanakan keempat prinsip pendekatan konstruktivisme yang meliputi prinsip pengetahuan awal, pemberian pengalaman langsung, mengaktifkan interaksi sosial dan pencapaian kepahaman. Dalam perencanaan juga disusun Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi terbuka guru dan siswa, serta angket siswa. Pada siklus I, perencanaan masih jauh dari sempurna dan belum mampu meningkatkan hasil belajar siswa. sedangkan perencanaan tindakan siklus II dapat mengefektifkan waktu dan dapat memberikan konstribusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

(29)

menerapkan metode percobaan dengan cara menyediakan alat dan bahan yang sama kepada masing-masing kelompok, dan seluruh anggota kelompok melakukan kegiatan aktif melakukan percobaan; 3) prinsip mengaktifkan

interaksi sosial dilakukan dengan memfasilitasi siswa melalui diskusi

kelompok untuk mendiskusikan hasil pengamatan pada saat melakukan percobaan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi berkaitan dengan Konsep Wujud Benda dan Sifatnya ; 4) prinsip pencapaian kepahaman guru bersama siswa menyimpulkan Konsep Wujud Benda dan Sifatnya.

3. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa Kelas IV SDN Peundeuy Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi dari siklus I dan siklus II sebesar 11. Hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 67 dan pada siklus II sebesar 78. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas IV SDN Peundeuy dalam pembelaajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya dapat ditingkatkan melalui pembelajaran dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme.

B. Saran

Sebagai implikasi dari hasil penelitian, berikut ini dikemukakan saran yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD, khususnya dalam menerapkan dan mengembangkan pendekatan konstruktivisme.

(30)

melaksanakannya sesuai dengan prinsip-prinsip pada pendekatan konstruktivisme yaitu: pengetahuan awal, pemberian pengalaman langsung, mengaktifkan interaksi sosial dan pencapaian kepahaman.

2. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini ternyata hasil belajar siswa dapat meningkat dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme, siswa lebih senang dan tertarik pada pembelajaran sehingga pemahaman dan hasil belajar siswa bagus. Hal ini sejalan dengan pernyataan Iskandar, 1996:29 (dalam Lestiawati 2008) ”Hal ini disebabkan anak-anak yang berada dalam tahap berikir intuitif dan tahap berfikir konkrit harus bekerja dengan benda-benda konkrit dulu sebelum mereka dapat menangkap dan memahami hal-hal yang bersifaat abstrak.”. Untuk itu diharapkan kepada guru-guru untuk selalu menggunakan benda konkret atau media yang dekat dengan siswa pada saat kegiatan pembelajaran supaya membuat siswa semangat dalam belajar.

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Adun Rusyana, Nuryani Y, Rustaman, Sri Rejeki & Adianto. (2011). Pengembangan Program Perkuliahan Zoologi Invertebrata Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis-Kreatif. Pedagogik Praktis Yang Berkualitas (pp. 203-204). Bandung: Rizqi Press.

Ari Widodo; Sri Wuryastuti; Margaretha. (2010). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Budiningsih, A. (2008). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dahar, R. W. (1996). Teori-teori Belajar. Bandung: Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Strategi Pembelajaran MIPA. Jakarta: Depdiknas

Dimyati, Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djojosoediro, W. (n.d.). Pengembangan dan Pembelajaran IPA [online]

Tersedia:http://search.sweetim.com/search.asp?src=2&crg=3.1010000.100 11&q=ipa+unit+1[09 Juni 2012]

Djumhana, N. (2011). Prinsip Pembelajaran IPA yag Menyenangkan: Workshop Pedagogik Praktis yang Berkualitas. Bandung: Rizqi Press.

Guritningsih, Hanurani, L., Efendi, S., & Pramono, B. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam Paket A Tingkatan II Derajat Dasar. Jakarta.

Haryanto. (2004). Sains untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Erlangga.

Imade Alit Marina; Wandy Praginda. (2009). Hakikat IPA dan Pendidikan IPA Untuk Guru SD & SMP. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik.

Karlimah. (2006). Repository UPI [online], Tersedia:

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0804973_chapter2.pdf) [09 Juni 2012]

Kusmoro.(2008). Tinjauan Filsafat “Model PAKEM dengan Pendekatan Konstruktivisme dan Cooperative Learning dalam Pembelajaran Sains dengan Lingkungan Belajar Siswa. [online]. Tersedia:

(32)

Kusnandar. (2010). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Lestiawati, L (2010). Penggunaan Alat Peraga Tiga Dimensi Pada Pembelajaran Gaya Dan Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Di SD Gunung Batu. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Muslich, M. (2009). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Akasara.

Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: ALFABETA. Savitri, D. (2013). Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suparno, P. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Tn. (n.d.). Berkenalan dengan Pendidikan IPA di SD. [online] Tersedia:

Gambar

Gambar 3.1 Langkah Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis & Mc Taggart

Referensi

Dokumen terkait

(3) Diklat Reserse sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bidang penyidikan dan bidang khusus penyidik pegawai

Penulis melakukan penelitian mengenai pengaruh cerita islami dengan menggunakan boneka tangan terhadap pembinaan moral anak usia dini, penelitian ini akan dilakukan

Telah dilakukan Penelitian tentang Studi Perbandingan Penambahan Variasi Ragi Tape dan Ragi Roti dalam Pembuatan Bioetanol dari Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif (qualitative approach), dengan metode studi kasus (case study). Proses pengumpulan data dilakukan

Judul Artikel : Konektivitas Sistem1 Sosial·EkolO<lI Lamun dan Perikanan Skala Kecil di Desa Malang rapat dan Desa Serakit, Kabupaten Sintan Kepulauan Riaua. Penulis

terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP”. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen pada pokok bahasan Kubus dan Balok yang

Kasus diatass berkaitan dengan ciri dari komunikasi massa, karena komunikator dalam komunikasi melembaga, kasus tersebut lembaganya adalah komunitas ‗Srikandi Merapi‘ ,

Perubahan lahan atau alih fungsi lahan akan memicu konflik sosial dan permasalahan lingkungan khususnya perubahan kondisi kawasan tangkapan air, debit air dan dapat