• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SQ3R UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS IV SD.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SQ3R UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS IV SD."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

004/S/PGSD-REG/9A/Juli/2015

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SQ3R UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA

PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS IV SD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Ade Taofik

1105263

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

004/S/PGSD-REG/9A/Juli/2015

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SQ3R UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA

PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS IV SD

Oleh Ade Taofik

Sebuah skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Guru Sekolah Dasar

©Ade Taofik 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang- Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian, dengan dicetak ulang, di photocopy atau cara lainya tanpa ijin dari penulis.

(3)
(4)

ABSTRAK

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SQ3R UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA

SISWA KELAS IV SD

Oleh Ade Taofik

1105263

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya kemampuan siswa dalam memahami bacaan pada pembelajaran membaca intensif khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini ditunjukan bahwa masih banyak siswa yang memperoleh nilai yang tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Penelitian ini difokuskan pada upaya peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa melalui penerapan SQ3R. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran proses pembelajaran dengan menerapkan metode SQ3R, dan peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswasetelah menerapkan metode SQ3R. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas yang mengadaptasi model Kemmis dan Mc. Taggart. Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga siklus. Subjek penelitian ini adalah siswakelas IV SD Negeri yang berada di kecamatan Sukasari yang berjumlah 20 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui tes, dan analisis observasi pembelajaran. Berdasarkan analisis terhadap hasil observasi dari setiap siklus, siswa menunjukan aktivitas yang positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R. Hasil penilaian terhadap kemampuan siswa didapatkan data nilai rata- rata pada siklus I sebesar 62,82. Meningkat pada siklus II yaitu 73,11 dan pada siklus III 8,20. Sedangkan ketuntasan belajar kelas untuk siklus I yaitu 55%, pada siklus II 75%, serta meningkat pada siklus III yaitu 95%. Berdasarkan pada hasil tersebut, penerapan metode SQ3R pada pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan membaca pemahaman siswa. Maka dari itu, diharapkan metode SQ3R dapat diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia maupun dalam mata pelajaran lainya.

(5)

ABSTRACT

APPLICATION OF SQ3R METHODS LEARNING TO IMPROVE UNDERSTANDING OF READING ABILITY IN IV ELEMENTARY

STUDENTS

By

Ade Taofik

1105263

This research is motivated of low ability students in reading comprehension in teaching intensive reading, especially in subjects Indonesian. It is shown that there are still many students who received grades that do not meet the minimum completeness criteria (KKM). The research focused on improving the students' reading comprehension through the application of SQ3R. The purpose of this study is to describe the process of learning by applying the SQ3R method, and increase student’s reading comprehension after apply SQ3R method. The method which used in this research is the Classroom Action Research adapt the Kemmis and Mc. Taggart model. This research was conducted by three cycles. The subjects were the students of IV Elementary School is located in the district Sukasari and the subject are 20 people. Data collected through tests, and analysis of observational learning. Based on the analysis of the results of observation of each cycle, the students showed a positive activity towards learning by using SQ3R. Results of assessment of student ability average value of data obtained in the first cycle of 62.82. Increased in the second cycle is 73.11 and in the third cycle of 8.20. While passing grade class for the first cycle is 55%, in the second cycle of 75%, and increased in the third cycle is 95%. Based on these results, the application of SQ3R method on Indonesian learning can enhance the learning activities and the ability of students' reading comprehension. Therefore, it is expected SQ3R method can be applied in teaching Indonesian and in other subjects.

(6)

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Hakikat Membaca ... 7

1. Pengertian Membaca ... 7

2. Tujuan Membaca ... 8

3. Aspek- aspek Membaca ... 9

B. Jenis- jenis Membaca ... 10

C. Membaca Pemahaman ... 11

1. Pengertian Membaca Pemahaman ... 11

2. Tujuan Membaca Pemahaman ... 12

3. Prinsip- prinsip Membaca Pemahaman ... 13

4. Jenis- jenis Membaca Pemahaman ... 13

5. Tahap- tahap Pelaksanaan Membaca Pemahaman ... 15

6. Pengukuran Membaca Pemahaman ... 16

D. Metode Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) ... 17

(7)

vi

2. Karakteristik Metode SQ3R ... 18

3. Tahapan Metode SQ3R ... 19

4. Kelebihan Metode SQ3R ... 21

5. Langkah- langkah Pembelajaran dengan Penerapan Metode SQ3R . 21 E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 23

F. Kerangka Berfikir ... 24

H. Rancangan Pengolahan dan Uji Keabsahaan Data ... 36

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Deskripsi Awal Pra- Penelitian ... 42

B. Hasil Penelitian ... 43

1. Siklus I ... 43

a. Perencanaan Pembelajaran ... 43

b. Proses Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 44

c. Observasi ... 45

d. Hasil Kemampuan Membaca Pemahaman ... 50

e. Refleksi ... 58

2. Siklus II ... 59

a. Perencanaan Pembelajaran ... 59

b. Proses Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 60

c. Observasi ... 62

d. Hasil Kemampuan Membaca Pemahaman ... 66

e. Refleksi ... 72

(8)

vii

a. Perencanaan Pembelajaran ... 73

b. Proses pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 74

c. Observasi ... 76

d. Hasil Kemampuan Membaca Pemahaman ... 80

e. Refleksi ... 87

C. Pembahasan ... 88

1. Rencana Pembelajaran dengan Menggunakan Metode SQ3R ... 88

2. Proses Pelakasanaan Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Metode SQ3R ... 89

3. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Menggunakan Metode SQ3R ... 95

D. Keterbatasan Penelitian ... 100

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 101

A. Simpulan ... 101

B. Rekomendasi ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 103

LAMPIRAN ... 104

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada usia dini memegang peran penting dalam perkembangan anak. Karena pendidikan pada usia dini merupakan pondasi dasar dalam kepribadian anak. Pada masa kanak-kanak, khususnya jenjang sekolah dasar adalah masa yang paling penting untuk mengembangkan potensi anak sejak dini. Salah satunya mengembangkan potensi keterampilan berbahasa.

Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam pembelajaran di sekolah, siswa dituntut untuk menguasai keempat aspek tersebut. Menurut Tarigan (2013, hlm. 1) bahasa seseorang mencerminkan pikiranya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikiranya. Selain itu, keterampilan berbahasa di sekolah tidak hanya menekankan pada ranah teori, tetapi juga pada ranah praktik. Siswa dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana fungsinya, yaitu sebagai alat berkomunikasi.

Keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan terpenting yang harus dimiliki oleh siswa. Hal tersebut, dikarenakan melalui membaca siswa mengetahui ilmu pengetahuan dan keadaan disekitar mereka. Salah satu cara siswa mendapatkan ilmu pengetahuan adalah dengan membaca buku sumber pelajaran, dan buku karangan atau novel. Bahkan, melalui keterampilan membaca, ilmu pengetahuan yang didapat siswa tidak terbatas pada buku tetapi juga dapat diperoleh melalui informasi-informasi yang didapat dari kunjungan ke museum dan tempat-tempat sumber informasi lainnya.

(10)

2

Ketika melakukan kegiatan membaca pasti akan berhubungan erat dengan proses menyimak. Karena keterampilan menyimak merupakan dasar atau faktor penting bagi suksesnya suatu kegiatan membaca yang efektif. Dalam proses membaca pula siswa diharapkan memiliki kemampuan dalam memahami isi teks yang mereka baca serta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan setelah siswa selesai membaca.

Setelah proses membaca selesai siswa diharapkan dapat memahami apa yang ia baca, memahami pesan yang terkandung dalam bacaan tersebut, dan siswa mampu mengkomunikasikan kembali terkait apa yang ia baca melalui lisan maupun tulisan. Akan tetapi, yang terjadi di lapangan masih terdapat beberapa siswa yang belum mampu menguasai keterampilan membaca khususnya, membaca pemahaman. Hal tersebut, dibuktikan dengan pretest yang dilakukan oleh peneliti pada kelas IV di sekolah dasar di Kota Bandung. Diketahui dari hasil

pretes tersebut, hampir 35% siswa belum mampu memahami teks yang mereka

baca. Kebanyakan dari siswa tesebut, belum mampu memahami gagasan utama teks, meringkas isi teks menggunakan bahasa sendiri, dan belum mampu menangkap amanat teks yang dibaca. Dengan kata lain, hampir 65% siswa kelas IV di sekolah tersebut masih belum menguasai keterampilan membaca pemahaman.

Terdapat beberapa faktor yang menjadi penghambat siswa dalam membaca pemaham diantara lain :

(11)

3

2) Faktor siswa. Dalam membaca pemahaman faktor dari dalam diri siswa pun sangat berpengaruh. Kurangnya motivasi belajar dan kurangnya minat dalam membaca pada diri siswa sangat dapat mempengaruhi kemampuan dalam membaca pemahaman. Setelah dilakukanya observasi melalui kegiatan wawancara terhadap beberapa sample siswa yang kemampuan membaca masih kurang, peneliti dapat menyimpulkan bahwa faktor dari siswa yang belum adanya kemauan atau minat membaca sangat mempengaruhi kemampuan membaca. Kebanyakan siswa masih malas dalam membaca khususnya dalam membaca buku baik buku pelajaran dan juga buku bacaan lainya, mereka hanya akan membaca ketika adanya tugas pekerjaan rumah dari guru.

3) Faktor lingkungan keluarga. Faktor ini merupakan faktor terakhir yang mempengaruhi keterampilan membaca pemahaman. Kesadaran dalam membaca perlu ditumbuhkan dari ruang lingkup keluarga. Karena bila lingkungan keluarga kurang memberikan motivasi terhadap siswa dan tidak adanya pembiasaan membaca sejak dini, keterampilan membaca pemahaman pun akan sulit muncul. Setelah dilakukan wawancara kepada orang tua murid kebanyakan hasil dari wawancara menunjukan bahwa kesibukan orang tua sehingga kurang memperhatikan siswa khususnya dalam membimbing siswa dalam kegiatan membaca. Serta peran orang tua yang kurang memfasilitasi dari segi buku bacaan sehingga motivasi atau keinginan untuk membaca siswa tidak muncul dan faktor ini sangat mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman pada siswa.

Dalam upaya untuk meningkatan keterampilan membaca, khususnya dalam membaca pemahaman perlu adanya proses atau kegiatan yang berbeda sehingga siswa merasa tertarik untuk membaca. Sehingga setelah minat membaca muncul, siswa dapat dengan sungguh-sungguh dalam membaca teks bacaan.

(12)

4

Strategi ini merupakan strategi yang membantu siswa untuk berpikir tentang teks yang sedang mereka baca. Dengan menggunakan strategi ini kemampuan siswa dalam keterampilan membaca pemahaman dapat meningkat.

Dikarenakan dengan menggunakan metode ini siswa melalui beberapa proses dalam kegiatan membaca, sehingga setelah kegiatan membaca siswa tidak hanya menguasai keterampilan membacanya saja akan tetapi siswa memahami apa isi dari bacaan yang dibaca. Perbedaan metode ini dengan metode proses membaca yang biasa adalah dalam metode ini melalui lima tahapan dalam pelaksanaanya diantaranya dari kelima tahapan tersebut adalah Survey, Question,

Read, Recite, dan Review. Berbeda dengan proses membaca yang biasa dilakukan

hanya melalui proses Read saja sehingga kemampuan dalam memahami isi bacaanya masih kurang. Melihat dari hal tersebut maka peneliti menetapkan metode pembelajaran SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review) sebagai metode untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SD. Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka penelitian membatasi penelitianya dengan mengambil judul “Penerapan Metode Pembelajaran SQ3R Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Siswa Kelas

IV SD”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1) Bagaimana proses pembelajaran dengan menerapkan metode SQ3R

(Survey-Question-Read-Recited-Review) untuk meningkatkan kemampuan membaca

pemahaman pada siswa kelas IV SD?

(13)

5

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Mengetahui deskripsi proses pembelajaran dengan menerapkan SQ3R

(Survey-Question-Read-Recited-Review) untuk meningkatkan kemampuan

membaca pemahaman pada siswa kelas IV SD.

2) Mengetahui perkembangan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SD yang menerapkan SQ3R (Survey-Question-Read-Recited-Review) dalam proses pembelajaranya.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Memberikan masukan bagi semua pihak yang ada dalam bidang pendidikan untuk memberikan gagasan atau pemikiran dalam rangka memperbaiki kualitas pendidikan yang disesuaikan dengan tujuan, materi, karakteristik siswa dan kondisi pembelajaran.

2. Manfaat Praktis a. Manfaat Bagi Penulis

1) Dengan penelitian ini, diharapkan kemampuan penulis dapat mengetahui bahwa keterampilan membaca pemahaman sangat penting untuk dikembangkan dan berguna untuk kehidupan sehari-hari.

2) Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan penulis untuk menggunakan metode yang berfariasi dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan dapat tercapai. b. Manfaat Bagi Siswa

(14)

6

c. Manfaat Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran atau metode pembelajaran khususnya pembelajaran yang menggunakan keterampilan dalam membaca. Sehingga tujuan pembelajaranya dapat tercapai.

d. Manfaat bagi LPTK

(15)

BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom Action Research). Tujuan Penelitian Kelas (PTK) menurut Muslich (2009, hlm. 10) adalah bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran sekolah. Serta menurut Wiriaatmadja (2005, hlm. 13) Penelitian Tindakan Kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka dan belajar dari pengalaman sendiri. PTK merupakan bagian dari penelitian yang bersifat kualitatif. Menurut Wiriaatmadja (2005, hlm. 4) mengatakan bahwa.

PTK merupakan bentuk kajian inkuiri yang termasuk kualitatif dalam penelitian emansipatoris tindakan sebagai studi mikro untuk membangun ekspresi konkret dan praktis dalam sebuah perubahan dunia sosial atau pendidikan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kinerja para praktisinya.

B. Disain Penelitian

(16)

28

Gambar 3.1

Siklus Pembelajaran Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc.

Taggart

Langkah-langkah pada model spiral menurut Kemmis dan Taggart dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Perencanaan tindakan (planning) yaitu rencana tindakan apa yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan tingkah laku dan sikap sosial sebagai solusi.

2) Pelaksanaan tindakan (acting) yaitu apa yang akan dilaksanakan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan

3) Pengamatan (observing) yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksakan.

(17)

29

C. Lokasi Penelitian

Penilitian ini akan dilaksanakan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri yang berada di kecamatan sukasari di jalan sarimanah 17 kota Bandung. Penelitian ini dilaksanakan bersamaan dengan tugas kuliah yang lainya untuk memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir sebagai mahasiswa. Sekolah ini berada disekitaran pemukiman warga yang cukup asri. Sekolah ini dilengkapi ruang kelas yang berjumlaah 15 ruang kelas serta dilengkapi kantor Kepala Sekolah dan Ruang Guru yang terpisah.

D. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini akan dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri yang berada di kecamatan sukasari di jalan sarimanah 17 kota Bandung. Dengan jumlah siswa 20, terdiri dari 6 laki-laki dan 14 perempuan yang memiliki karakter berbeda-beda dari setiap individu siswa. Peneliti memilih subjek penelitian dikelas ini dikarenakan peneliti merasakan bahwa dikelas ini sangat tepat untuk melaksanakan penelitian.

E. Waktu Penelitian

Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini selama kurang lebih empat bulan, dengan pelaksaan pada bulan maret hingga bulan juni. Dikarenakan sejak awal melakukan PPL peneliti sudah mulai mengobservasi keadaan siswadan mengidentifikasi permasalahan ketika dalam proses kegiatan belajar mengajar dilakukan.

F. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2014, hlm. 148) mengemukakan prinsip penelitian adalah sebagai berikut.

(18)

30

Adapun isntrumen penelitian yang akan digunakan oleh peneliti untuk menjawab rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut.

1. Instrumen pembelajaran

Instrumen pembelajaran yang direncanakan dalam penelitian ini berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan soal tes. Soal tes sebagai pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan yang disusun oleh guru (peneliti) dan digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan membaca pemahaman siswa. Tes ini dilakukan pada akhir pembelajaran dan berbentuk tes tertulis individu, mencakup indikator kemampuan membaca pemahaman. 2. Instrumen pengungkap data penelitian

Dalam suatu penelitian, peneliti perlu adanya bagaimana cara memperoleh data serta bagaimana cara untuk mengumpulkan data sehingga data terkumpul. Garis besar pengumpulan data penelitian diantaranya dengan menggunakan cara wawancara, observasi siswa, penilaian tes dan menggunakan dokumentasi.

a) wawancara

Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan diajukan peneliti secara verbal kepada orang-orang yang dapat memberikan informasi atau penjelasan yang dianggap perlu. Wawancara kepada guru bertujuan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas siswa dalam proses keterampilan membaca pemahaman. Format wawancara yang dilakukan peneliti sebelum dilakukanya penelitian sebagai panduan peneliti untuk mengetahui latar belakang sebab siswa mengalami kesulitan dalam membaca pemahaman terlampir dalam bagian lampiran.

b) Observasi

(19)

31

c) Dokumentasi

Dokumen juga dapat membantu untuk mengumpulkan data dalam peneltian, dokumentasi disini berfugsi untuk menangkap suasana didalam kelas yang sebenarnya. Detail tentang peristiwa-peristiwa penting atau khususnya yang terjadi dalam kelas.

Dokumentasi disini dapat berupa foto, rekaman tape atau alat perekam video. Sehingga setelah data terdokumentasi peneliti dapat sangat terbantu dengan adanya rekaman yang dihasilkan oleh alat dokumentasi.

G. Prosedur Penelitian

Secara garis besar prosedur atau pengembangan tindakan ini dilakukan melalui empat tahapan yaitu perencanaan, tahapan tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi. Dalam hal ini, penelitian tindakan kelas menggunakan orientasi pada awal kegiatan, sedangkan pelaksanaan tindakan kelas dilakukan tiga siklus dimana setiap siklus dilakukan satu kali pembelajaran.

(20)

32

Gambar 3.2

Tahapan Siklus Pembelajaran Membaca Pemahaman

Menggunakan Metode SQ3R

1. Tahapan Awal/ pra Perencanaan

Tahap awal dirancang dengan bertujuan untuk mengetahui gambaran- gambaran pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas. Tahapan ini sebagai langkah awal membuat rancangan model pembelajaran yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan. Adapun langkah- langkah yang dilakukan dalam tahapan awal, yaitu :

a. Mengadakan observasi awal terhadap pelaksanaan pembelajaran membaca di kelas, sekaligus memahami karakteristik pembelajaran.

b. Mengadakan pretest sebagai langkah awal untuk mengetahui kemampuan siswa dalam proses pembelajaran membaca di kelas.

c. Melakukan konsultasi dengan pembimbing penelitian (dosen) mengenai permasalahan yang akan diangkat dalam pelaksanaan penelitian.

d. Melakukan wawancara dengan guru kelas IV untuk mendapatkan gambaran bagaiamana model/ metode pengajaran bahasa Indonesia yang biasa digunakan.

e. Melakukan wawancara bersama siswa sejauh mana kebiasaan siswa melakukan kegiatan membaca.

f. Melakukan wawancara dengan beberapa orang tua murid untuk mengetahui bagaiaman aktifitas membaca siswa ketika berada di luar lingkungan sekolah khususnya dalam pembelajaran di kelas.

2. Perencanaan Tindakan

Pada tahapan ini, peneliti melakukan persiapan serta melakukan penyusunan beberapa rancangan yang diperlukan pada penelitian ini. Berikut langkah-langkah yang dilakukan peneliti pada tahapan ini, yaitu sebagai berikut. a) Mengajukan proposal penelitian kepada lembaga penyedia tenaga keguruan

(21)

33

b) Mengajukan permohonan izin penelitian kepada pihak-pihak berwenang, baik pihak lembaga pendidikan, pemerintahan daerah setempat (Kesbang), dinas pendidikan setempat (Kota Bandung) dan yang paling utama perizinan pada pihak sekolah yakni pihak SD Negeri yang berada di daerah Sarimanis blok 17 Kota Bandung.

c) Menyamakan persepsi antara peneliti guru yaitu tentang model pembelajaran membaca pemahaman yang akan dilakukan dalam pengajaran bahasa

Indonesia dengan kompetensi dasar “Menemukan kalimat utama pada setiap paragraf melalui membaca intensif”

d) Menyusun rancangan perencanaan pembelajaran untuk pokok membaca pemahaman dan menyusun rancangan penerapan langkah- langkah pembelajaran sesuai dengan metode survey, qusetion, read, recite, review (SQ3R) dengan menganalisis terlebih dahulu kurikulum.

e) Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar penilaian tes, lembar observasi pembelajaran serta format wawancara.

f) Melakukan konsultasi bersama dosen pembimbing mengenai instrumen serta melakukan revisi apabila diperlukan.

3. Pelaksanaan Tindakan

Tahapan ini merupakan tahapan dimana pelaksanaan rancangan yang telah disusun dan bekerjasama dengan berbagai pihak yang terkait. Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap ini pada setiap siklusnya adalah sebagai berikut.

a. Tindakan Siklus I

1) Tahap Perencanaan

Adapun tahap perencanaan pada siklus I pembelajaran membaca pemahaman menggunakan metode SQ3R adalah sebagai berikut.

(22)

34

b) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tematik dengan menggunakan metode pembelajaran SQ3R.

c) Menyiapkan lembar kerja siswa dan lembar evaluasi

d) Menyiapkan instrumen observasi atau lembar pengamatan pembelajaran 2) Tahap Pelaksanaan

Adapun tahap pelaksanaan pada siklus I pembelajaran membaca pemahaman menggunakan metode SQ3R adalah sebagai berikut.

a) Memberikan lembar observasi kepada observer untuk diisi.

b) Melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV dengan menerapkan Metode pembelajaran SQ3R.

c) Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data mengenai kemampuan membaca pemahaman pada siswa kels IV dengan menerapkan metode pebelajaran SQ3R.

d) Mencatat dan merekan semua aktivitas belajar yang terjadi pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi serta menggunakan alat perekam suara sebagai alat bantu pengummpu data.

e) Diskusi dengan observer untuk mengklarifikasi hasil pengamatan pada lembar observasi.

3) Tahap Pengamatan

Adapun tahap pengamatan pada siklus I pembelajaran membaca pemahaman menggunakan metode SQ3R adalah sebagai berikut.

a) Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran.

b) Observer mengisi lembar pengamatan. 4) Tahap Refleksi

(23)

35

b. Tindakan Siklus II

1) Tahap Perencanaan

a) Melakukan perbaikan dari segala kekurangan yang ada pada siklus I untuk dijadikan perbaikan pada siklus II

b) Membuat RPP dengan melakukan peninjauan atau refleksi dari RPP sebelumnya.

c) Menyiapkan media, alat peraga, dan sumber pembelajaran. d) Merancang kegiatan yang lebih variatif.

e) Menyiapkan lembar kerja siswa dan lembar evaluasi.

f) Menyiapkan instrumen observasi atau lembar pengamatan pembelajaran 2) Tahap Pelaksanaan

a) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP yang telah disusun dari hasil perbaikan-perbaikan refleksi kekurangan yang ada pada siklus I.

b) Melakukan tes siklus II untuk mendapatkan data kemampuan membaca pemahaman dan mendapatkan hasil belajar siswa.

c) Mencatat dan merekan semua aktivitas belajar yang terjadi pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi serta menggunakan alat perekam suara sebagai alat bantu pengumpul data.

d) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi data hasil pengamatan pada lembar observasi.

3) Tahap Pengamatan

a) Observer mencatat dan merekam aktivitas belajar siswa.

b) Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini sudah sesuai dengan yang diharapkan.

4) Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan untuk dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti, untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.

(24)

36

Pada siklus III, perencanaan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus II. Tindakan dirancang dan dilaksanakan berdasarakan kajian dan keimpulan hasil analisis data reflektif pada siklus II.

Berdasarkan alur model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart, pelaksanaan dan reflektif siklus I dijadikan pedoman untuk pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya. Begitupun seterusnya hasil dari refleksi tindakan pada pelaksanaan siklus II menjadi bahan pelaksanaan siklus III. Namun, jika pada siklus ke III ini kemampuan siswa belum mencapai taraf yang baik, maka akan dilakukan siklus berikutnya hingga kemampuan siswa mengalami peningkatan.

H. Rancangan Pengolahan dan Uji Keabsahaaan Data

1. Pengolahan Data

“Pengolahan data adalah mengubah data mentah menjadi data yang lebih

bermakna” menurut Arikunto (dalam Gumilar 2013, hlm. 36). Setelah data

terkumpul melalui proses pengumpulan data, data- data tersebut kembali diolah agar menjadi jelas yang bertujuan untuk mendapatkan sebuah gambaran kesimpulan yang utuh sesuai dengan tujuan penelitian. Pengolahan data dikelompokan berdasarkan data penelitian yang diperoleh melalui pendekatan yang digunakan.

a. Data kualitatif

(25)

37

Tabel 3.1 Analisis Observasi Pembelajaran

Kegiatan Aktivitas

Guru

Deskripsi Aktivitas Siswa Deksripsi

Kegiatan

Untuk mengolah data kuantitatif, peneliti menggunakan statistic sederhana sebagai berikut, yaitu :

1) Penyekoran hasil tes

Bentuk tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman siswa adalah dalam bentuk tes uraian bebas, sehingga tidak ada rumus baku yang dijadikan peneliti sebagai dasar mencari skor siswa. Sehingga peneliti perlu untuk menyusun dan menggunakan kriteria penskoran, dengan total skor maksimal yang didapat oleh siswa adalah 16. Maka, untuk menghitung nilai siswa digunakan rumus sebagai berikut :

Nilai = skor yang diperoleh x100 Skor maksimum

Keterangan : skor maksimum = 16 2) Pengolahan nilai rata-rata kelas

(26)

38

R = ∑x

∑N Sumber : Gumilar ( 2014, hlm.38)

Keterangan

R : Nilai rata-rata

∑x : Jumlah semua nilali siswa

∑N : Jumlah siswa

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Rata- rata Kelas

Kriteria Nilai

Sangat baik 85-100

Baik 70-84

Cukup 60-69

Kurang 50-59

Kurang sekali >50

Sumber Depdiknas ( 2006) 3) Pengolahan presentase ketuntasan belajar

“Kelas dikatakan sudah tuntas secara klasikal jika telah mencapai 85%

dari seluruh siswa memperoleh nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)” menurut Depdiknas (2006). Dengan pembelajaran perlu diadakanya perhitungan presetase jumlah siswa yang tuntas atau telah memenuhi KKM pada mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu 65.pengolahan data ketuntasan secara klasikal dihitung dengan menggunakan rumus :

P = ∑ siswatuntas belajar x100% ∑siswa

(27)

39

Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa(%)

Tingkat keberhasilan (%) Klasifikasi

>80 % Sangat tinggi

2. Uji keabsahaan Data

Dalam menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan, peneliti menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Analisis yang digunakan oleh peneliti selama dilapangan adalah menggunakan analisi model Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono 2014, hlm. 337) aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Dalam aktivitas analisis data ada tiga, yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing/ verification. Berikut penjabaran dari ketiga aktivitas analisis data.

a. Data reduction (reduksi data)

Reduksi data adalah proses penyederhanaan data yang dilakukan melalui pengelompokan atau pengorganisasian data mentah menjadi sebuah informasi yang bermakna.

b. Data display (penyajian data)

Penyajian data merupakan suatu upaya memaparkan atau menampilkan data secara jelas dan mudah dipahami dalam bentuk paparan naratif, tabel, grafik atau perwujudan lainya yang dapat memberikan gambaran jelas tentang proses dan hasil tindakan lainya.

c. Conclusion drawing

(28)

40

Peneliti menggunakan analisis data kualitatif bertujuan untuk menganalisis peningkatan kemampuan membaca pemahaman pada siswa dengan menggunakan metode SQ3R.

Selain itu, analisis yang digunakan peneliti adalah analisis kuantitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif,

menurut Sugiyono dalam buku yang berjudul “Metode Penelitian Pendidikan”

(2014, hlm. 208) menjelaskan bahwa

statistik deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan atau generalisasi.

(29)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dilaksanakan di kelas VI yang berada di kecamatan Sukasari yang berada di jalan Sarimanah 17 kota Bandung, maka peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran dengan meggunakan metode Survey, Question, Read,

Recite, Review (SQ3R) pada kegiatan pembelajaran membaca pemahaman

dalam pembelajaran siklus I, II, dan III telah sesuai dengan harapan dan menunjukan peningkatan yang baik pada setiap siklusnya. Pembelajaran dengan metode SQ3R juga efektif untuk meningkatkan aktivitas siswa. Dimana aktivitas siswa terlihat dari semakin aktif dalam pembelajaran, apalagi ketika siswa melaksanakan setiap tahapan pada metode ini. Siswa semakin mengalami peningkatakan pada setiap indikator membaca pemahaman yang diharapkan peneliti seperti menemukan kalimat utama/ ide pokok, menceritakan kembali, menyimpulkan dan menjawab pertanyaan yang ada pada teks bacaan. Dengan tahapan yang sistematis dalam metode SQ3R, diduga siswa mendapatkan pengalaman pembelajaran yang bermakna sehingga aktivitas membaca menjadi lebih efektif.

(30)

102

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan oleh sebelumnya, maka peneliti mengemukakan rekomendasi sebagai berikut.

1. Bagi Guru

a. Hendaknya ketika guru melaksanakan kegiatan membaca khususnya membaca pemahaman guru menggunakan metode yang lebih bervariasi. Metode yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk kegiatan membaca pemahaman yaitu metode Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R). b. Hendaknya ketika guru yang akan menerapkan metode Survey, Question,

Read, Recite, Review (SQ3R), guru hendaknya mempersiapkan media yang

dapat mendukung kegiatan membaca, lebih memperhatikan karakteristik siswa serta mempelajari terlebih dahulu teori tentang metode Survey,

Question, Read, Recite, Review (SQ3R).

2. Bagi kepala sekolah

a. Hendaknya kepala sekolah dapat memfasilitasi saran dan prasana yang menunjang kegiatan pembelajaran membaca khususnya ketika menerapkan metode SQ3R.

b. Hendaknya kepala sekolah lebih memaksimalkan fungsi perpustakaan yang ada di sekolah, sehingga dapat membantu ketika proses pembelajaran membaca.

3. Bagi Peneliti

a. Bagi peneliti selanjutnya alangkah lebih baik metode Survey, Question,

Read, Recite, Review (SQ3R) digunakan pada pembelajaran di kelas

lainya, sehingga dapat memberikan pengalaman kepada siswa dalam proses pembelajaran.

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Diba. (2014). Penerapan Metode PQRST (Preview Question Read

Summary Test) Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Skripsi

Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Gumilar, Kamaludin. (2013). Penerapan Metode Survey,Question, Read, Recite,

Review (SQ3R) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Universitas

Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Huda, Miftahul. (2013). Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. (2011). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Khuzaimatun, Siti. (2009). Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca

Pemahaman Dengan Metode SQ3R Pada Siswa Kelas X.3 SMA. Jurnal

Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta: Tidak diterbitkan

Muchlis, Masnur. (2009). Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) itu

mudah. Jakarta: Bumi Aksara.

Noortiany, Sarah. (2014). Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman

Teks Cerita Anak Melalui Metode Survey,Question, Read, Recite, Review (SQ3R) Di Kelas V. Jurnal Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak

diterbitkan

Soedarso. (1994). Sistem Membaca Cepat Dan Efektif

Somadayo, Samsu. (2011). Strategi Dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sugiono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bandung: UPI Press

Tarigan, Henry Guntur. (2013). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Gambar

Gambar 3.1 Siklus Pembelajaran Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc.
Tabel 3.3  Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa(%)

Referensi

Dokumen terkait

Banyak anakan tidak ada yang berbeda dengan kontrol, tetapi galur nomor 24 dan 27 me- miliki daun yang lebih banyak sehingga sifat ini dapat mendukung penggunaan sorghum sebagai

Menggambarkan hubungan antara komponen-komponen instalasi listrik rumah tangga sesuai dengan ketentuan yang berlaku.. Merangkai dan menyambung komponen-komponen instalasi

Kebersamaan/ pencampuran/ peleburan saling pengaruh akan menjadi sah- sah saja// Ini menjadi sangat penting bagi kebersamaan sebuah bangsa/ yang bernama Indonesia//

Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, dengan judul

Pengumpulan data merupakan kegiatan menggali informasi terkait data dari permasalahan yang diteliti. Dari data yang terkumpul diharapkan mampu memecahkan permasalahan yang

Dengan adanya penulisan ini diharapkan dapat memberikan sedikit kontribusi pengetahuan tentang aplikasi perangkat lunak pada perangkat komunikasi bergerak yang di kenal sebagai Java

Upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan aspek sosial anak usia dini menurut Martini Jamaris (2002: 83) antara lain; pertama, menimbulkan rasa aman pada anak

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana PariwisatapadaProgram Studi Manajemen Pemasaran