9 Universitas Kristen Petra
2.1 Identifikasi Teori Penunjang
2.1.1 Promosi
2.1.1.1 Sejarah Promosi
Menurut ensiklopedi Encarta, salesman keliling muncul pada akhir abad 19 di Eropa dan Amerika Serikat. Penjual yang berpindah ini membawa barang-barangnya di punggung atau pada kudanya, berjalan dari kota pelabuhan hingga daerah-daerah terpencil. Dengan datangnya jalan rel dan jaminan yang diberikan kepada penjual dengan sistem laporan kredit yang baru, para penjual dengan barang-barang contohnya bergerak melintasi negeri. Kemampuan persuasif tidak penting karena pada saat tersebut permintaan konsumen banyak yang tidak terpenuhi, dan pemesanan datang terus menerus. Tapi bagaimanapun juga pada tahun 1900an, dengan suplai barang manufaktur yang terus menanjak, pembeli menjadi pemilih dalam pembeliannya. Perhatian yang lebih besar kemudian diberikan untuk memberi pelatihan pada tim penjual dan memberikan pembeli suatu motivasi untuk membeli barang tersebut. Perkembangan dari industrialisasi dan kehidupan kota mengarah ke perkembangan dari merchandising sebagai kerajaan bisnis besar. Penggunaan praktik penjualan promosi telah mengalami perkembangan yang stabil pada abad 20 (Microsoft Encarta, 2006).
2.1.1.2 Definisi Promosi
Definisi promosi menurut ensiklopedi Encarta adalah element of the marketing process that can close the sale of goods or services to a potential customer by providing the incentive to make a positive purchase decision (Microsoft Encarta, 2006). Promosi adalah suatu elemen dari proses pemasaran yang bisa menutup penjualan barang atau jasa kepada pembeli potensial dengan memberikan motivasi untuk melakukan keputusan pembelian yang positif.
Menurut Fred E. Hahn dalam bukunya Beriklan dan Berpromosi Sendiri, promosi adalah semua yang dilakukan untuk membantu penjualan suatu produk atau jasa di tempat jaringan penjualan, mulai dari bahan-bahan presentasi yang
Universitas Kristen Petra digunakan seorang tenaga penjualan ketika melakukan penawaran hingga siaran niaga di televisi atau iklan surat kabar yang mencoba memikat pelanggan agar memperoleh kesan yang menyenangkan terhadap apa yang diiklankan (Hahn, 2002, hal. xxii).
Dalam kamus online WordNet disebutkan bahwa promosi adalah a message issued in behalf of some product or cause or idea or person or institution (http://wordnet.princeton.edu/perl/webwn, online). Promosi adalah suatu pesan yang diterbitkan atas nama sebuah produk atau sebab atau ide atau orang atau institusi.
Sedangkan di dalam kamus online The Free Dictionary definidi promosi adalah encouragement of the progress, growth, or acceptance of something ; furtherance (http://www.thefreedictionary.com/promotion, online). Promosi adalah pendukung dari kemajuan, perkembangan atau penerimaan atas sesuatu lebih jauh lagi.
Menurut ensiklopedi Wikipedia, promosi adalah salah satu dari empat aspek pemasaran. Tiga yang lainnya adalah manajemen produk, penetapan harga dan distribusi. Promosi melibatkan penyebaran informasi tentang produk, lini produk atau perusahaan. Promosi memiliki 4 sub-kategori :
- Advertising
Secara umum, periklanan adalah promosi tentang barang, jasa, perusahaan dan ide, biasanya oleh sponsor yang teridentifikasi.
- Personal Selling
Sebuah proses sistematis dari tolak ukur yang repetitif, dimana seorang penjual merelasi penawarannya, membuat pembeli dapat membayangkan bagaimana cara untuk mencapai tujuannya dengan cara ekonomis. Fungsi utama dari penjualan profesional adalah untuk mengadakan dan menutup transaksi, mengedukasi prospek, memenuhi dan memuaskan kebutuhan pelanggan dengan sebaik-baiknya, dan menjadikan pelanggan prospektif menjadi pelanggan.
Universitas Kristen Petra Promosi penjualan adalah usaha promosi non-personal yang didesain untuk memiliki efek yang langsung pada penjualan. Promosi penjualan adalah pemasaran komunikasi media dan non-media yang dilakukan dalam waktu terbatas yang sudah ditentukan untuk menaikkan permintaan konsumen, menstimulasi permintaan pasar dan meningkatkan ketersediaan produk. Contoh : kupon, diskon, kontes dan lain-lain.
- Publicity dan Public Relation
Publisitas adalah suatu langkah yang direncanakan dengan hati-hati untuk mengatur persepsi publik terhadap suatu subjek. Subjek dari publisitas termasuk orang (misalnya politikus atau selebriti), barang dan jasa, berbagai jenis organisasi, dan pekerjaan seni atau hiburan. Publisitas adalah pengaturan komunikasi dari produk atau merek dengan masyarakat umum. Intinya adalah kegiatan informatif, tapi tujuan utamanya adalah untuk mempromosikan produk, jasa atau merek.
Tetapi berbeda dengan publisitas yang menarget masyarakat umum, public relations juga memberikan informasi, tetapi hanya kepada target khalayak kunci yang sudah diseleksi. Public relations adalah seni dalam membangun hubungan antara sebuah organisasi dan publik kuncinya. Contohnya perusahaan-perusahaan menginformasikan produk atau jasa mereka untuk orang-orang potensial yang dapat membantu penjualan langsung (direct sales) mereka.
Spesifikasi dari empat subjek ini akan menciptakan sebuah rencana promosi (http://en.wikipedia.org/wiki/Promotion_%28marketing%29, online).
2.1.1.3 Manfaat Promosi
- menaikkan tingkat penjualan.
- meningkatkan awareness masyarakat terhadap produk. - meningkatkan product knowledge masyarakat.
2.1.2 Musik
Universitas Kristen Petra Dalam ensiklopedia Wkipedia disebutkan bahwa musik memiliki sejarah yang panjang dan kompleks. Musik bisa menembus bahasa (dan pastinya menembus kata-kata tertulis) dan ditemukan pada setiap kebudayaan yang ada baik masa lalu maupun masa kini, bervariasi diantara waktu dan tempat.
Musik sebuah kebudayaan dipengaruhi oleh semua aspek lainnya dari kebudayaan tersebut, termasuk organisasi sosial dan politik, iklim dan akses terhadap teknologi. Emosi dan ide-ide yang diekspresikan oleh musik tersebut, situasi-situasi dimana musik tersebut dimainkan dan didengarkan, perlakuan terhadap para pemain musik dan komposernya semua bervariasi diantara wilayah dan periodenya.
Perkembangan musik diantara manusia terjadi dalam latar bunyi-bunyian natural. Kemungkinan dipengaruhi oleh nyanyian burung dan bunyi-bunyi lain yang digunakan oleh binatang untuk berkomunikasi. Musik prehistoris, atau yang dulu biasa disebut denagn musik primitif adalah nama yang diberikan kepada semua musik yang dihasilkan pada jaman manusia belum bisa menulis, dimulai pada jaman akhir sejarah geografis.
Era prehistoris dianggap berakhir dengan berkembangnya tulisan. Dan dengan itu, termasuk juga dengan dianggap berakhirnya masa musik prehistoris. “Ancient music” atau “musik kuno” adalah nama yang diberikan pada musik-musik yang muncul berikutnya (http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_music, online).
Tetapi, sejak saat itu hingga saat ini, musik telah menempuh perjalanan yang sangat panjang.
2.1.2.2 Jenis-Jenis Musik
Jenis-jenis musik adalah bagian-bagian dari musik yang memiliki gaya tersendiri atau “bahasa musik dasar”. Mengkategorikan musik, terutama untuk kategori yang lebih spesifik atau sub-sub kategori, bisa sangat sulit karena semakin banyaknya gaya-gaya musik baru yang muncul atau karya-karya musik
yang dapat dimasukkan ke beberapa kategori (http://en.wikipedia.org/wiki/Music_genres, online).
Universitas Kristen Petra a. Jazz
Jazz adalah suatu bentuk musik yang tumbuh dari persilangan antara folk blues, ragtime dan musik Eropa, terutama musik band. Disebutkan bahwa jazz merupakan seni asal pertama yang berkembang di Amerika Serikat. Musik ini sudah melewati banyak perkembangan sejak awal mulainya. Urutan kronologis kasarnya kira-kira seperti ini : dixieland, swing/big band, bebop, hard bop, cool jazz, free jazz, jazz fusion dan smooth jazz.
Bentuk-bentuk seni dewasa ini sangat luas variasinya, menggunakan pengaruh dari gaya-gaya terdahulu, meskipun akar jazz yang terutama adalah bebop. Jazz moderen juga mengandung elemen-elemen dari rock and roll, electronica, dan hip-hop. Jazz merupakan pengaruh langsung terhadap rhythm and blues, dan merupakan pengaruh sekunder dari jenis-jenis musik selanjutnya. Komposer-komposer musik Amerika moderen sering menggunakan elemen-elemen jazz dalam komposisi-komposisi mereka.
b. The Blues
The blues merupakan bentuk vokal dan musik instrumental yang muncul di komunitas Afrika-Amerika di Amerika serikat. Blues berevolusi dari west African spirituals, work songs, field hollers, shouts dan chants, dan awal akar gayanya muncul di Afrika Barat. Bentuk musik ini memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap musik populer barat dan Amerika selanjutnya. Menemukan ekspresinya di ragtime, jazz, big bands, rhythm and blues, rock and roll dan musik country, juga lagu-lagu pop dan juga musik klasik moderen. Karena pengaruhnya yang sangat kuat, bisa dibilang blues adalah akar dari pop, juga musik Amerika.
c. Rhythm and Blues
Rhythm and blues merupakan tradisi musik orang kulit hitam yang populer. Bila membicarakan rhythm and blues, isitilah ini merujuk kepada
Universitas Kristen Petra musik pop orang kulit hitam dari tahun 1940an sampai 1960an yang bukan jazz maupun blues. Tetapi sesuatu yang lebih ringan. Istilah R&B merujuk kepada semua musik orang kulit hitam kontemporer.
Pada awal 1950an musik R&B populer di kalangan orang kulit hitam dan kulit putih. Rekaman-rekaman yang populer sering dirilis ulang oleh artis kulit putih, hal ini mengarah ke perkembangan musik rock and roll. Salah satu subkategori dari rhythm and blues yang patut diketahui adalah doo-wop, yang menekankan pada nyanyian polifonik. Pada awal 1960 rhythm and blues mengambil pengaruh dari gospel dan rock and roll, dan dari sana lahirlah musik soul. Pada akhir 1960 musik funk berevolusi dari musik soul, dan pada tahun 1970an funk sudah menjadi kategori tersendiri yang menekankan pada pola ritme yang ‘funky’ dan kompleks dan komposisi monoton berdasarkan satu atau dua riff. Pada awal hingga pertengahan 1970, musik hip hop (disebut juga dengan rap) tumbuh dari funk dan reggae. Musik funk dan soul berevolusi menjadi R&B kontemporer (bukan lagi singkatan dari rhythm and blues) pada tahun 1980, yang saling menyuburkan dengan hip hop sampai akhir abad 20 dan memasuki abad 21.
d. Rock and Roll
Rock and roll muncul sebagai jenis musik yang terdefinisi di Amerika pada tahun 1950, meskipun elemen-elemen dari rock and roll bisa dilihat rekaman-rekaman rhythm and blues sejak tahun 1920an. Rock and roll awal mengkombinasikan elemen-elemen dari blues, boogie woogie, jazz dan rhythm and blues, juga terpengaruh dari musik rakyat Appalachian, gospel dan country.
Chuck Berry, Fats Domino dan Elvis Presley adalah artis yang patut dikenal pada tahun 1950an. The Beatles merupakan bagian dari “serbuan Inggris” atau “British invasion” pada tahun 1960an. Pada tahun 1950 kata-kata “rock, roll” digunakan dalam lagu berjudul 60 Minute Man, yang kemudian dilarang karena implikasinya. Pada 1953 balada-balada seperti Earth Angel dan Gee dimainkan oleh DJ-DJ terkenal di Cleveland dan
Universitas Kristen Petra New York. Pada tahun 1956, Dick Clark memiliki sebuah program acara terkenal bernama American Bandstand yang menampilkan remaja-remaja berdansa mengikuti jenis-jenis lagu baru yang ditujukan khusus kepada remaja. Meskipun dihina oleh generasi-generasi yang lebih tua sebagai “rimba” atau “musik setan”, popularitas rock and roll terus bertahan.
e. Rock
Rock dalam maknanya yang terluas bisa merujuk ke semua rekaman musik populer sejak tahun 1950an. Pada bentuknya yang paling awal, rock and roll, muncul dari berbagai jenis musik pada akhir 1940an. Meskipun ditemukan oleh Chuck Berry, rock and roll pertama dipopulerkan oleh Bill Haley, Buddy Holly dan Elvis Presley – yang mencampur musiknya dengan musik country, menghasilkan rockabilly.
Mulai tahun 1960an, sekelompok band Inggris yang memainkan variasi dari R&B Amerika yang terpengaruh oleh blues menjadi populer di Inggris dan Amerika. British Invasion, begitu musik ini disebut. Grup-grup ini, termasuk The Beatles, mencampur musik awalnya dengan musik rakyat Appalachian, membentuk folk rock. Band-band awal heavy metal dan punk rock terbentuk pada periode ini, meskipun jenis musik ini tidak berkembang seperti ini dalam beberapa tahun.
Jenis musik paling populer dari British Invasion adalah musik psychedelic, yang pelan-pelan berubah menjadi bluegrass, yang mempengaruhi band seperti Grateful Dead. Merseybeat dan grup mod seperti The Yardbirds dan The Who segera berevolusi menjadi hard rock, yang pada awal 1970an tersosialisasi menjadi glam rock, juga dengan fenomena underground bernama power pop.
Pada awal pertengahan 1970, penyanyi-penulis lagu memimpin tangga lagu meskipun punk rock dan krautrock juga berkembang, dan sedikit sukses dicapai oleh artis southern rock dan roots rock, yang mencampur musik tradisional dengan bunyi tradisional. Pada tahun 1980an, rock terus berevolusi saat metal menjadi populer dan punk juga terus berevolusi, terutama melalui gaya indie dengan band seperti The Smiths selama satu
Universitas Kristen Petra dekade. Dua jenis musik ini bergabung dan menciptakan grunge pada awal 1990an, sebuah jenis musik alternative rock (yang termasuk juga di dalamnya britpop, gothic rock, shoegazing dan lain-lain).
f. Country Music
Musik country dewasa ini biasa disebut honky tonk. Muncul pada tahun 1930an di Amerika Serikat honky tonk country dipengaruhi kuat oleh blues. Pada tahun 1950an, country memperoleh sukses besar dengan cara menambahkan elemen rock and roll. Ini disebut rockabilly. Di sisi lain, swing dan bluegrass muncul sebagai fenomena underground. Kemudian dalam dekade ini, bentuk yang sangat terpoles dari country, the Nashville sound, menjadi sangat populer. Sebagai reaksi atas ini, musisi-musisi yang lebih keras muncul di Bakersfield, California, memperkenalkan Bakersfield sound. Merle Haggard dan artis-artis lainnya yang sejenis membawa Bakersfield sound ke penonton mainstream pada tahun 1960an, sementara Nashville berubah menjadi countrypolitan. Selama 1970an, jenis musik paling populer adalah outlaw country, dengan gaya yang sangat dipengaruhi oleh rock.
f. Hip Hop
Hip hop bisa dilihat sebagai subkategori dari R&B. Budaya hip hop, pergerakan dimana musik ini muncul, dimulai di kota-kota dalam di Amerika Serikat pada tahun 1970an. Rekaman-rekaman yang paling awal yang dinuat pada akhir tahun 1970an dan awal tahun 1980an sekarang disebut sebagai old school hip hop. Kemudian dalam dekade ini, gaya-gaya regional berkembang. East Coast hip hop, dengan basis kota New York, adalah yang paling populer saat hip hop mulai masuk ke mainstream. West Coast hip hop, yang berbasis di Los Angeles kalah populer sampai pada tahun 1992 saat Dr, Dre meluncurkan The Chronic, yang merevolusi musik West Coast menggunakan tempo yang pelan dan malas yang kemudian disebut G Funk. Segera setelah itu, gaya-gaya regional menjadi populer. Yang paling terlihat adalah Southern rap,
Universitas Kristen Petra utamanya berbasis di Atlanta dan New Orleans. Artis dari Atlanta seperti OutKast, Goodie Mob dan Ludacris segera mengembangkan musik mereka sendiri, yang kemudian dikenal sebagai Dirty South. Saat hip hop menjadi semakin populer di pertengahan 1990, alternative hip hop mendulang popularitas diantara kritikus dan penggemar musik.
g. Punk Rock
Punk rock adalah subkategori dari musik rock. Istilah punk rock jarang sekali bisa digunakan tanpa kontroversi. Mungkin band-band yang akan selalu dikategorikan “punk” adalah band-band punk pertama seperti The Clash, The Sex Pistols dan The Ramones. Dan meskipun begitu mereka pun bisa diberi label sellout oleh fans-fans yang lebih hardcore. Sebelum ini, beberapa musisi membantu membentuk musik pada tahun 1970an. Punk sering dikategorikan penting karena filosofi Lakukan-Sendiri atau Do-It-Yourself-nya. Banyak musisi punk menganjurkan fans dan penonton mereka untuk belajar memainkan instrumen musik dan membentuk band mereka sendiri. Karena band punk sering tidak dianggap oleh major label, definisi tentang subkategorinya dan pertanyaan grup mana termasuk di subkategori mana sering menjadi topik debat yang panas.
Jenis-jenis musik punk secara kasar bisa dibagi menjadi empat gaya umum : hardcore punk, new wave, post-punk dan alternative rock.
Punk rock awalnya merupakan suatu gaya hard rock yang dimainkan dengan kecepatan tinggi dengan lirik yang sederhana dan menggunakan kurang dari tiga kord, yang berawal pada tahun 1970an. Instrumen utama yang digunakan adalah gitar listrik, bass listrik dan drum. Kemudian berevolusi menjadi hardcore punk (dengan kecepatan yang lebih cepat lagi dan lirik yang diteriakkan), new wave (lebih dipengaruhi oleh pop dan menggunakan keyboard elektronik) dan post-punk (aslinya terdengar lebih hardcore, kemudian berevolusi menjadi lebih ke arah new wave) pada tahun 1980an, dan ini pun kemudian berevolusi lebih jauh menjadi punkabilly (gabungan antara hardcore dan rockabilly), ska punk (gabungan antara hardcore dan reggae), techno (gabungan antara new
Universitas Kristen Petra wave dan disco keseluruhannya mengandung musik komputer), pop punk (perkembangan dari hardcore dengan suara yang lebih bersih), emo (emotional hardcore), gothic rock (lirik-lirik tertutup) dan banyak lagi jenis-jenis lainnya.
2.1.2.3 Sejarah Musik Punk
Punk, pergerakan yang mempengaruhi anak muda pada akhir tahunk 1970an, bermanifestasi di dalam fashion dan musik yang dideasin untuk mengejutkan atau mengintimidasi. Musik punk mulai di kota New York dan London dan menekankan pada penampilan yang cepat dan agresif, sering dalam bentuk tiga kord dan tiga menit seperti yang dicontohkan oleh grup asal punk Inggris The Sex Pistols dan grup punk asal New York The Ramones.
Merupakan penolakan dari segala sesuatu yang telah berlalu sebelumnya, punk rock membawa band-band garage selama lebih dari satu dekade 1960an di Amerika Serikat. Reggae dan rockabilly juga merupakan pengaruh yang penting, contohnya pada The Clash, salah satu band punk Inggris yang paling sukses. Pergerakan punk juga membawa lebih banyak wanita kedalam rock dan secara umum anti rasis dan anti kemapanan.
Keterbatasan musikal yang disebabkan oleh kerasnya punk bertahan pada amaturisme dan provokasinya atas kekerasan menyebabkan jatuhnya punk rock, tetapi aspek-aspeknya tetap terus hidup dalam hardcore punk dan grunge (Microsoft Encarta, 2006).
Punk rock adalah pergerakan musik anti kemapanan yang dimulai sekitar tahun 1974-1975 (meski bentuk-bentuk transisional bisa ditemukan beberapa tahun sebelumnya), dimodeli oleh The Ramones, The Saints, the Sex Pistols, The Damned dan The Clash. Istilah ini juga digunakan untuk menggambarkan scene musik berikutnya yang memiliki karakteristik kunci yang sama dengan punks generasi pertama, dan kadang-kadang dengan longgar bisa bermakna band apa saja dengan “attitude” atau “agresi anak muda”. Istilah ini juga kadang-kadang diaplikasikan pada fashion atau sikap DIY (Do It Yourself) yang diasosiasikan dengan pergerakan musik ini.
Universitas Kristen Petra Frasa punk rock (dari kata “punk” yang berarti tidak berguna atau tidak hormat) sering digunakan untuk para kriminal jalanan atau anak muda yang memiliki sikap negatif terhadap otoritas, bisa juga berarti pemula, awalnya digunakan untuk band-band Amerika Serikat yang menggunakan gitar dan vokal tanpa tutor sebelumnya pada tahun 1960 seperti The Standells, The Sonics, dan The Seeds, band-band yang kini dikategorikan sebagai garage rock.
Istilah ini pertama digunakan oleh kritikus rock Dave Marsh yang menggunakannya untuk mendeskripsikan sebuah band pada bulan Mei 1971 pada majalah Creem, dan kemudian banyak digunakan oleh jurnalis rock pada awal-awal 1970an. Contohnya, pada keterangan dalam album antologi Nuggets, kritikus dan gitaris Lenny Kaye menggunakan istilah punk rock untuk merujuk kepada grup-grup garage rock pada tahun 60an, juga untuk praktisi-praktisi psychedelia yang lebih gelap dan primitif. Segera setelah keterangan-keterangan tersebut, Lenny Kaye membentuk band dengan penulis puisi avant garde, Patti Smith. Album pertama mereka, Horses, dirilis pada 1975 dan langsung menginspirasi banyak punk rocker pada pertengahan 1970, dan ini menjelaskan salah satu jalan bagaimana istilah ini bermigrasi ke musik.
Sebagai ganti inspirasi band-band garage dari 1960an, akar musik punk bergeser ke gaya abrasif, sumbang milik The Velvet Underground; sikap arogan, kekerasan di depan dan belakang panggung, instrumentasi agresif milik The Who; sikap angkuh pada awal-awal Rolling Stones; seksualitas, konfrontasi politis dan kekerasan di atas panggung milik band-band asal Detroit The Stooges dan MC5; scene pub rock di Inggris dan band-band underground Inggris yang politis seperti Mick Farren and the Deviants; The New York Dolls; dan beberapa glam rock atau art rock Inggris pada awal 1970an, termasuk David Bowie, Gary Glitter dan Roxy Music. Pengaruh dari jenis musik lain seperti reggae, funk dan rockabilly bisa ditemukan di punk rock awal.
Punk rock juga merupakan reaksi awal yang menentang tendensi yang telah mengambil alih musik populer pada tahun 1970an, termasuk musik disko yang mereka lihat sebagai musik dangkal dan bentuk-bentuk bombastis dari heavy metal, progressive rock dan arena rock. Punk juga menolak sisa-sisa dari hippie counterculture dari tahun 1960. Band-band seperti Jefferson Airplane yang
Universitas Kristen Petra telah bertahan pada tahun 1960, dianggap bodoh dan mempermalukan klaim radikalitas mereka yang dulu oleh para punker. Eric Clapton yang muncul pada iklan bir di televisi pada pertengahan 1970 sering disebut sebagai contoh tentang bagaiman ikon-ikon rock pada tahun 1960 telah menjual diri mereka kepada sistem yang dahulu mereka tentang.
Kritik budaya dan strategi untuk aksi revolusioner yang ditawarkan oleh pergerakan Situasionis Eropa pada tahun 1950an dan 1960an adalah pengaruh dari pergerakan punk Inggris, terutama Sex Pistols. Manajer Sex Pistols Malcolm McLaren menerima ide-ide para situasionis, yang juga tercermin pada baju-baju yang dirancang untuk band tersebut oleh Vivienne Westwood dan juga pada artwork visual yang dikerjakan oleh Jamie Reid, yang mendesain banyak grafis untuk Sex Pistols.
- Kemunculan-Kemunculan Awal
Scene musik pertama yang diberi label punk muncul di New York pada 1974-1976, berpusat pada band-band yang bermain secara reguler di klub-klub seperti Max's Kansas City dan CBGB, termasuk The Ramones, Television, Blondie, Johnny Thunders (mantan New York Doll) and the Heartbreakers, Richard Hell and The Voidoids dan the Talking Heads. Gelar punk diberikan kepada grup-grup diatas pada awal 1976, saat majalah Punk muncul pertama kali menampilkan band-band ini bersama dengan artikel-artikel tentang model panutan untuk grup-grup baru ini seperti Lou Reed yang merupakan sampul pertama Punk dan Patti Smith pada sampul kedua.
Pada periode yang sama, band-band yang kemudian akan dikenali sebagai punk dibentuk secara independen di lokasi-lokasi yang berbeda seperti The Saints di Brisbane, Australia, dan The Stranglers dan the Sex Pistols di London. Band-band awal ini beroperasi dalam scene yang kecil, sering difasilitasi oleh manajer hiburan yang antusias yang mengatur venue seperti klub-klub atau mengoperasikan venue temporer. Dalam kasus lain, band dan manajernya mengimprovisasi venue mereka sendiri, seperti rumah yang ditinggali oleh The Saints di pinggiran kota Brisbane.
Universitas Kristen Petra Venue-venue ini memberi tempat untuk showcase atau tempat pertemuan untuk musisi-musisi yang baru muncul (the 100 Club di London, CBGB di New York, dan The Masque di Hollywood adalah beberapa klub punk yang paling terkenal).
Meski band-band punk London memiliki peran kecil dalam menentukan musik punk awal, tapi scene punk London nantinya akan mendefinisi kebudayaan punk yang bersifat pemberontak.
Setelah sempat memanajeri New York Dolls pada akhir karir mereka di Amerika Serikat, orang Inggris Malcolm McLaren kembali ke London apda tahun 1975. Dia memulai sebuah toko baju bernama SEX yang berperan dalam membangun gaya berpakaian punk yang radikal. Dia juga mulai memanajeri The Swankers, yang kemudian berganti nama menjadi Sex Pistols. Sex Pistols segera menghasilkan sekelompok pengikut yang kuat di London, berpusat pada grup elit bernama Bromley Contingent (dinamakan berdasarkan daerah pinggiran kota dimana mereka tumbuh besar), yang mengikuti mereka keliling negeri.
Suatu momen tentang sejarah punk rock yang sering disebutkan adalah konser The Ramones pada 4 Juli 1976 (The Stranglers juga tampil). Banyak calon pemimpin scene punk rock Inggris yang terinspirasi oleh pertunjukan ini, dan segera setelahnya scene punk naik daun. Pada akhir tahun 1976, banyak penggemar dari Sex Pistols membentuk band mereka sendiri, termasuk The Clash, Siouxsie & the Banshees, The Adverts, Generation X, The Slits dan X-Ray Spex. Band Inggris lain yang muncul dalam lingkungan ini termasuk The Damned (menjadi yang pertama untuk merilis single, berjudul New Rose yang kemudian menjadi klasik), The Jam, The Vibrators, Buzzrocks dan London.
Pada bulan Desember 1976, Sex Pistols, The Damned dan Johnny Thunder & the Heartbreakers bergabung untuk Anarchy Tour, suatu seri konser di Inggris. Banyak konsernya yang dibatalkan oleh pemilik venue, setelah koran tabloid dan media lainnya menulis cerita sensasional mengenai kelakuan-kelakuan aneh band dan penggemarnya. Nama buruk punk rock di Inggris semakin parah ketika insiden di televisi yang diliput habis-habisan oleh wartawan tabloid muncul di acara London TV bernama Thames Today, gitaris Sex Pistols diprovokasi oleh pembawa acaranya, Bill Grundy, untuk berdebat panas dimana Steve Jones
Universitas Kristen Petra memaki dia pada siaran langsung televisi, melanggar standar kepatutan pada waktu tersebut.
Salah satu dari buku-buku yang pertama terbit tentang punk rock berjudul The Boy Looked at Johnny oleh Julie Burchill dan Tony Parsons (Desember 1977) mendeklarasikan momen punk sudah berakhir. Subjudulnya adalah The Obituary of Rock and Roll. Judul ini menggemakan sebuah lirik lagu dari album Patti Smith yang berjudul Horses.
Selama 1977, gelombang kedua band-band bermunculan, dipengaruhi oleh band-band yang sudah disebutkan diatas. Sebagian, seperti The Misfits (dari New Jersey), Black Flag (dari Los Angeles), Stiff Little Fingers (dari Northern Ireland) dan Crass (dari Essex) akan bergerak menjauh dari pengaruh musik punk rock dan melahirkan jenis musik baru yaitu hardcore.
Di Inggris, punk berinteraksi dengan reggae dari Jamaica dan subkultur ska. Bukti pengaruh reggae adalah pada rilisan-rilisan pertama The Clash. Pada akhir tahun 1970an, punk telah melahirkan pergerakan kembalinya 2 tone ska, termasuk band-band seperti The Beat (disebut The English Beat di Amerika Serikat), The Specials, Madness dan The Selecter.
- Karakteristik Punk
Punk rock menekankan pada struktur musikal yang sederhana dan lagu-lagu yang pendek (majalah punk awal di Inggris Sniffin’ Glue pada tahun 1977 terkenal ketika memuat gambaran tiga kord dengan keterangan : “Ini sebuah kord, ini kord lain lagi, ini yang ketiga. Sekarang bentuk sebuah band.”) Band-band punk seringkali meniru pendekatan band-band garage rock pada tahun 60an : tipikal instrumen adalah seperangkat drum, dua atau satu gitar listrik (dimainkan dengan distorsi tinggi), bas listrik dan vokal. Lagu-lagunya jarang lebih panjang dari tiga menit., seringnya malah sependek 90 detik. Lagu-lagu punk jampir selalu berada pada ketukan 4/4 dan menggunakan struktur verse-chorus.
Lirik-lirik punk memperkenalkan ekspresi sosial dan politik yang terus terang dan konfrontasional yang sudah hilang dari musik kontemporer. Lagu-lagu
Universitas Kristen Petra seperti Career Opportunities dan London’s Burning dari The Clash berbicara tentang pengangguran, kebosanan dan kenyataan-kenyataan gelap lainnya dalam kehidupan di kota. Yang lainnya menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap pemerintahan dan monarki secara terbuka, seperti dalam lagu God Save The Queen dan Anarchy In The UK milik Sex Pistols. Dan yang lainnya anti-romantis dalam menggambarkan seks dan cinta seperti lagu Dead Kennedys yang berjudul Too Drunk To Fuck dan lagu Richard Hell and the Voidoids berjudul Love Comes in Spurts. Tema lain yang diasosiasikan sengan punk termasuk penolakan untuk mengikuti standar yang ada seperti lagu Bad Relegion berjudul Automatic Man.
- Komersialisasi Punk
Saat band-band seperti Sonic Youth dan Pixies mulai meraih khalayak yang lebih besar, major label mencoba mengkapitalisasi pasar yang sudah tumbuh secara underground selama lebih dari 10 tahun. Pergerakan ini sudah kehilangan identitasnya, bukan lagi merupakan pergerakan anti kemapanan, tetapi justru anak-anak dari pergerakan ini, yang telah dibesarkan oleh musik ini yang mencari untuk dikapitalisasi. Perusahaan rekaman kini mengkapitalisasi musik mereka menjadi musik anak muda yang radio friendly. Pergerakan ini telah dimampatkan menjadi satu kalimat, “Bagaimana mereka bisa punk? Mereka sedang menyembah ke RIAA.”
Pada tahun 1991 Nirvana memperoleh sukses komersil besar dengan album mereka Nevermind. Nirvana menyebut bahwa punk adalah pengaruh kunci atas musik mereka, tetapi mereka tidak pernah menyebut hasil karya mereka sebagai punk; musik mereka mirip dengan bentuk garage atau indie rock lain yang sudah ada selama beberapa dekade. Kesuksesan Nirvana memulai boom alternative rock yang telah mulai berjalan sejak 1980, dan membantu mendefinisi segmen tersebut pada lingkungan musik populer pada tahun 1990an. Pergeseran selera musik pada pendengar musik rock ini dibuat filmnya, berjudul 1991: The Year Punk Broke, yang menampilkan Nirvana, Dinosaur Jr., dan Sonic Youth. Nirvana juga tampil dalam film Hype!
Rock yang terpengaruh oleh punk pada awal dan pertengahan 1990 dikarakterisasi oleh scene di 924 Gilman Street, sebuah venue di Barkeley,
Universitas Kristen Petra California yang menampilkan band-band seperti Operation Ivy, Green Day, Rancid dan kemudian band seperti AFI. Scene ini menekankan sebuah kembali kepada melodi akar punk dengan dukungan yang kuat terhadap prinsip-prinsip punk dalam pesan di liriknya. Sebuah label rekaman independen yang dimulai oleh Brett Gurewitz dari Bad Religion, Epitaph Records menjadi rumah untuk musik skate punk, dikarakterisasi oleh band-band seperti The Offspring, Pennywise, NOFX, dan The Suicide Machines, banyak band muncul mengklaim menganut aliran punk – tetapi sebagian memainkan gaya pop yang mudah diterima dan memperoleh sukses komersil. Akhir 1990an juga ada kembalinya ska punk. Hal ini terus berlanjut dengan band-band seperti Streetlight Manifesto, Reel Big Fish, Less Than Jake and The Blivits.
Masih ada scene punk yang berkembang di Amerika Utara, Jepang dan Eropa. Perkembangan dari internet dan program file sharing atau program pembagian file memungkinkan band-band untuk didengar diluar scene lokal mereka dan memperoleh pengikut yang lebih besar, juga tetap mengikuti etik DIY mereka yang dulu dilakukan juga oleh band-band punk. Banyak band punk yang mempertahankan muatan politik mereka sejak dahulu. Kenaikan politis George W. Bush dan Tony Blair telah menginspirasi lagu dan aksi politis seperti pergerakan Rock Against Bush, yang bisa dibandingkan dengan kemarahan yang ditujukan kepada Ronald Reagan dan Margaret Thatcher.
Pada jaman-jaman keemasan punk, punker menghadapi penghinaan bahkan serangan keras, terutama di Inggris, dimana pertengkaran dengan Teddy Boys (kaum muda pada tahun 1950an dan awal 1960an di Inggris yang mengikuti fashion dengan berdandan seperti gaya edwardian dengan celana panjang yang ketat dan sempit, sepatu berujung runcing dan cambang panjang) atau penggemar rockabilly sering dilaporkan. Sekarang ini sudah cukup dapat diterima secara sosial untuk tampil sebagai penggemar punk dan memainkan musik punk, dan seringnya itu cuma fashion statement di kalangan anak muda.
Meski beberapa pihak yakin bahwa scene punk sudah kehilangan inti dari sifatnya yang terdahulu sebagai ledakan kreativitas, pemberontakan, kemarahan dan individualisme, dan sekarang hanya merupakan karikatur atau lelucon dari arti punk dulu. Yang lainnya yakin bahwa hanya sedikit yang telah berubah kecuali
Universitas Kristen Petra popularitas dari jenis musik itu sendiri. Mantan punkers mendebat bahwa punk sudah ketinggalan jaman, terutama saat penerimaan massal berarti bahwa punk sekarang bahkan mempengaruhi boy band.
Pada akhir 1990an, punk sudah sangat merasuk dalam kebudayaan barat hingga sering digunakan untuk menjual band-band komersil sebagai “pemberontak”, ditengah-tengah protes dari beberapa penggemar punk bahwa dengan bergabung dengan major label dan muncul di MTV, band-band ini menjual kepada sistem yang ditentang oleh punk, sehingga tidak bisa dikategorikan punk sejati (padahal meskipun jelas-jelas pionir-pionir awal pun juga merilis karya mereka lewat major label). Debat ini terus berlanjut diantara punkers muda, ditengah-tengah popularitas punk moderen dan post punk di awal tahun 2000an, termasuk tren emo baru saja, dan sukses penghargaan Grammy dan status superstar dari band pop punk Green Day.
2.1.2.4 Musik Punk Rock di Indonesia
Embrio kelahiran scene musik rock underground di Indonesia sulit dilepaskan dari evolusi rocker-rocker pionir era 70-an sebagai pendahulunya. Sebut saja misalnya God Bless, Gang PePegangsaan, Gypsy (Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung), Terncem (Solo), AKA/SAS (Surabaya), Bentoel (Malang) hingga Rawe Rontek dari Banten. Mereka inilah generasi pertama rocker Indonesia.
Istilah underground sendiri sebenarnya sudah digunakan Majalah Aktuil sejak awal era 70-an. Istilah tersebut digunakan majalah musik dan gaya hidup pionir asal Bandung itu untuk mengidentifikasi band-band yang memainkan musik keras dengan gaya yang lebih `liar' dan `ekstrem' untuk ukuran jamannya. Padahal kalau mau jujur, lagu-lagu yang dimainkan band-band tersebut di atas bukanlah lagu karya mereka sendiri, melainkan milik band-band luar negeri macam Deep Purple, Jefferson Airplane, Black Sabbath, Genesis, Led Zeppelin, Kansas, Rolling Stones hingga ELP. Tradisi yang kontraproduktif ini kemudian mencatat sejarah hanya sedikit saja album rekaman yang terlahir dari band-band rock generasi 70-an ini.
Universitas Kristen Petra Dekade 80-an tercatat sebagai masa perkembangbiakan rock n' roll dan mulai bergeraknya subkultur ini ke arah industri. Tokoh sentral yang dominan mewarnai perkembangan musik rock di era 80-an tentu saja Log Zhelebour asal Surabaya. Mantan pengusaha rental lampu disko yang nekat mengkapitalisasi musik rock berkat dukungan perusahaan rokok ternama ini secara berkala sukses mengorganisir Festival Rock Se- Indonesia yang babak finalnya selalu digelar di kota pahlawan Surabaya. Gara-gara festival inilah media massa nasional kemudian mengklaim Surabaya sebagai barometer musik rock Indonesia.
Ajang kompetisi band-band rock nasional yang digelar sejak 1984 ini di kemudian hari banyak melahirkan alumni-alumni rock kugiran yang namanya sempat mengharum di pentas nasional. Sebut saja misalnya El Pamas, Grass Rock (Malang), Power Metal (Surabaya), Adi Metal Rock (Solo), Val Halla (Medan) hingga Roxx (Jakarta). Selain itu Log jugalah yang membidani lahirnya label rekaman rock yang pertama di Indonesia, Logiss Records. Produk pertama label ini adalah album ketiga God Bless, "Semut Hitam" yang dirilis tahun 1988 dan ludes hingga 400.000 kaset di seluruh Indonesia.
Menjelang akhir era 80-an, di seluruh dunia waktu itu anak-anak muda sedang mengalami demam musik thrash metal. Sebuah perkembangan style musik metal yang lebih ekstrem lagi dibandingkan heavy metal. Band-band yang menjadi gods-nya antara lain Slayer, Metallica, Exodus, Megadeth, Kreator, Sodom, Anthrax hingga Sepultura. Kebanyakan kota- kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Malang hingga Bali, scene undergroundnya pertama kali lahir dari genre musik ekstrem tersebut. Di Jakarta sendiri komunitas metal pertama kali tampil di depan publik pada awal tahun 1988.
Komunitas anak metal (saat itu istilah underground belum populer) ini biasa hang out di Pid Pub, sebuah pub kecil di kawasan pertokoan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Menurut Krisna J. Sadrach, frontman Sucker Head, selain nongkrong, anak-anak yang hang out di sana oleh Tante Esther, owner Pid Pub, diberi kesempatan untuk bisa manggung di sana. Setiap malam minggu biasanya selalu ada live show dari band-band baru di Pid Pub dan kebanyakan band-band tersebut mengusung musik rock atau metal. Band-band yang sering hang out di
Universitas Kristen Petra scene Pid Pub ini antara lain Roxx (Metallica & Anthrax), Sucker Head (Kreator & Sepultura), Commotion Of Resources (Exodus), Painfull Death, Rotor (Kreator), Razzle (GnR), Parau (DRI & MOD), Jenazah, Mortus hingga Alien Scream (Obituary).
Beberapa band diatas pada perjalanan berikutnya banyak yang membelah diri menjadi band-band baru. Commotion Of Resources adalah cikal bakal band gothic metal Getah, sedangkan Parau adalah embrio band death metal lawas Alien Scream. Selain itu Oddie, vokalis Painfull Death selanjutnya membentuk grup industrial Sic Mynded di Amerika Serikat bersama Rudi Soedjarwo (sutradara Ada Apa Dengan Cinta?). Rotor sendiri dibentuk pada tahun 1992 setelah cabutnya gitaris Sucker Head, Irvan Sembiring yang merasa konsep musik Sucker Head saat itu masih kurang ekstrem baginya. Semangat yang dibawa para pendahulu ini memang masih berkutat pola tradisi `sekolah lama', bangga menjadi band cover version!
Di antara mereka semua, hanya Roxx yang beruntung bisa rekaman untuk single pertama mereka, "Rock Bergema". Ini terjadi karena mereka adalah salah satu finalis Festival Rock Se-Indonesia ke-V. Mendapat kontrak rekaman dari label adalah obsesi yang terlalu muluk saat itu. Jangankan rekaman, demo rekaman bisa diputar di radio saja mereka sudah bahagia. Saat itu stasiun radio yang rutin mengudarakan musik-musik rock/metal adalah Radio Bahama, Radio Metro Jaya dan Radio SK. Selain medium radio, media massa yang kerap mengulas berita-berita rock/metal pada waktu itu hanya Majalah HAI, Tabloid Citra Musik dan Majalah Vista. Selain hang out di Pid Pub tiap akhir pekan, anak-anak metal ini sehari-harinya nongkrong di pelataran Apotik Retna yang terletak di daerah Cilandak, Jakarta Selatan. Tak seberapa jauh dari Apotik Retna, lokasi lain yang sering dijadikan lokasi rehearsal adalah Studio One Feel yang merupakan studio latihan paling legendaris dan bisa dibilang hampir semua band-band rock/metal lawas ibukota pernah rutin berlatih di sini. Selain Pid Pub, venue alternatif tempat band-band rock underground manggung pada masa itu adalah Black Hole dan restoran Manari Open Air di Museum Satria Mandala (cikal bakal Poster Café). Diluar itu, pentas seni SMA dan acara musik kampus sering kali pula di "infiltrasi" oleh band-band metal tersebut.
Universitas Kristen Petra Berkonsernya dua supergrup metal internasional di Indonesia, Sepultura (1992) dan Metallica (1993) memberi kontribusi cukup besar bagi perkembangan band-band metal sejenis di Indonesia. Tak berapa lama setelah Sepultura sukses "membakar" Jakarta dan Surabaya, band speed metal Roxx merilis album debut self-titled mereka di bawah label Blackboard. Album kaset ini kelak menjadi salah satu album speed metal klasik Indonesia era 90-an. Hal yang sama dialami pula oleh Rotor. Sukses membuka konser fenomenal Metallica selama dua hari berturut-turut di Stadion Lebak Bulus, Rotor lantas merilis album thrash metaI major labelnya yang pertama di Indonesia, Behind The 8th Ball (AIRO).
Bermodalkan rekomendasi dari manajer tur Metallica dan honor 30 juta rupiah hasil dua kali membuka konser Metallica, para personel Rotor (minus drummer Bakkar Bufthaim) lantas eksodus ke negeri Paman Sam untuk mengadu nasib. Sucker Head sendiri tercatat paling telat dalam merilis album debut dibanding band seangkatan mereka lainnya. Setelah dikontrak major label lokal, Aquarius Musikindo, baru di awal 1995 mereka merilis album `The Head Sucker'. Hingga kini Sucker Head tercatat sudah merilis empat buah album.
Dari sedemikian panjangnya perjalanan rock underground di tanah air, mungkin baru di paruh pertama dekade 90-anlah mulai banyak terbentuk scene-scene underground dalam arti sebenarnya di Indonesia. Di Jakarta sendiri konsolidasi scene metal secara masif berpusat di Blok M sekitar awal 1995. Kala itu sebagian anak-anak metal sering terlihat nongkrong di lantai 6 game center Blok M Plaza dan di sebuah resto waralaba terkenal di sana. Aktifitas mereka selain hang out adalah bertukar informasi tentang band-band lokal dan internasional, barter CD, jual-beli t-shirt metal hingga merencanakan pengorganisiran konser. Sebagian lagi yang lainnya memilih hang out di basement Blok Mall yang kebetulan letaknya berada di bawah tanah.
Pada era ini hype musik metal yang masif digandrungi adalah subgenre yang makin ekstrem yaitu death metal, brutal death metal, grindcore, black metal hingga gothic/doom metal. Beberapa band yang semakin mengkilap namanya di era ini adalah Grausig, Trauma, Aaarghhh, Tengkorak, Delirium Tremens, Corporation of Bleeding, Adaptor, Betrayer, Sadistis, Godzilla dan sebagainya. Band grindcore Tengkorak pada tahun 1996 malah tercatat sebagai band yang
Universitas Kristen Petra pertama kali merilis mini album secara independen di Jakarta dengan judul `It's A Proud To Vomit Him'. Album ini direkam secara profesional di Studio Triple M, Jakarta dengan sound engineer Harry Widodo (sebelumnya pernah menangani album Roxx, Rotor, Koil, Puppen dan PAS).
Tahun 1996 juga sempat mencatat kelahiran fanzine musik underground pertama di Jakarta, Brainwashed zine. Edisi pertama Brainwashed terbit 24 halaman dengan menampilkan cover Grausig dan profil band Trauma, Betrayer serta Delirium Tremens. Di ketik di komputer berbasis system operasi Windows 3.1 dan lay-out cut n' paste tradisional, Brainwashed kemudian diperbanyak 100 eksemplar dengan mesin foto kopi milik saudara penulis sendiri. Di edisi-edisi berikutnya Brainwashed mengulas pula band-band hardcore, punk bahkan ska. Setelah terbit fotokopian hingga empat edisi, di tahun 1997 Brainwashed sempat dicetak ala majalah profesional dengan cover penuh warna. Hingga tahun 1999 Brainwashed hanya kuat terbit hingga tujuh edisi, sebelum akhirnya di tahun 2000 penulis menggagas format e-zine di internet (www.bisik.com). Media-media serupa yang selanjutnya lebih konsisten terbit di Jakarta antara lain Morbid Noise zine, Gerilya zine, Rottrevore zine, Cosmic zine dan sebagainya. 29 September 1996 menandakan dimulainya sebuah era baru bagi perkembangan rock underground di Jakarta.
Tepat pada hari itulah digelar acara musik indie untuk pertama kalinya di Poster Café. Acara bernama "Underground Session" ini digelar tiap dua minggu sekali pada malam hari kerja. Café legendaris yang dimiliki rocker gaek Ahmad Albar ini banyak melahirkan dan membesarkan scene musik indie baru yang memainkan genre musik berbeda dan lebih variatif. Lahirnya scene brit/indie pop, ledakan musik ska yang fenomenal era 1997–2000 sampai tawuran massal bersejarah antara sebagian kecil massa Jakarta dengan Bandung terjadi juga di tempat ini. Getah, Brain The Machine, Stepforward, Dead Pits, Bloody Gore, Straight Answer, Frontside, RU Sucks, Fudge, Jun Fan Gung Foo, Be Quiet, Bandempo, Kindergarten, RGB, Burning Inside, Sixtols, Looserz, HIV, Planet Bumi, Rumahsakit, Fable, Jepit Rambut, Naif, Toilet Sounds, Agus Sasongko & FSOP adalah sebagian kecil band-band yang sudah `kenyang' manggung di sana.
Universitas Kristen Petra 10 Maret 1999 adalah hari kematian scene Poster Café untuk selama-lamanya. Pada hari itu untuk terakhir kalinya diadakan acara musik di sana (Subnormal Revolution) yang berujung kerusuhan besar antara massa punk dengan warga sekitar hingga berdampak hancurnya beberapa mobil dan unjuk giginya aparat kepolisian dalam membubarkan massa. Bubarnya Poster Café diluar dugaan malah banyak melahirkan venue-venue alternatif bagi masing-masing scene musik indie. Café Kupu-Kupu di Bulungan sering digunakan scene musik ska, Pondok Indah Waterpark, GM 2000 café dan Café Gueni di Cikini untuk scene brit/indie pop, Parkit De Javu Club di Menteng untuk gigs punk/hardcore dan juga indie pop.
Belakangan BB's Bar yang super-sempit di Menteng sering disewa untuk acara garage rock-new wave-mellow punk juga rock yang kini sedang hot, seperti The Upstairs, Seringai, The Brandals, C'mon Lennon, Killed By Butterfly, Sajama Cut, Devotion dan banyak lagi. Di antara semuanya, mungkin yang paling `netral' dan digunakan lintas-scene cuma Nirvana Café yang terletak di basement Hotel Maharadja, Jakarta Selatan. Di tempat ini pulalah, 13 Januari 2002 silam, Puppen `menghabisi riwayat' mereka dalam sebuah konser bersejarah yang berjudul, "Puppen : Last Show Ever", sebuah rentetan show akhir band Bandung ini sebelum membubarkan diri.
Invasi musik grunge/alternative dan dirilisnya album Kiss This dari Sex Pistols pada tahun 1992 ternyata cukup menjadi trigger yang ampuh dalam melahirkan band-band baru yang tidak memainkan musik metal. Misalnya saja band Pestol Aer dari komunitas Young Offender yang diawal kiprahnya sering meng-cover lagu-lagu Sex Pistols lengkap dengan dress-up punk dan haircut mohawknya.
Uniknya, pada perjalanan selanjutnya, sekitar tahun 1994, Pestol Aer kemudian mengubah arah musik mereka menjadi band yang mengusung genre british/indie pop ala The Stone Roses. Konon, peristiwa historik ini kemudian menjadi momen yang cukup signifikan bagi perkembangan scene british/indie pop di Jakarta. Sebelum bubar, di pertengahan 1997 mereka sempat merilis album debut bertitel `…Jang Doeloe'. Generasi awal dari scene brit pop ini antara lain
Universitas Kristen Petra adalah band Rumahsakit, Wondergel, Planet Bumi, Orange, Jellyfish, Jepit Rambut, Room-V, Parklife hingga Death Goes To The Disco.
Pestol Aer memang bukan band punk pertama, ibukota ini di tahun 1989 sempat melahirkan band punk/hardcore pionir Antiseptic yang kerap memainkan nomor-nomor milik Black Flag, The Misfits, DRI sampai Sex Pistols. Lukman (Waiting Room/The Superglad) dan Robin (Sucker Head/Noxa) adalah alumnus band ini juga. Selain sering manggung di Jakarta, Antiseptic juga sempat manggung di rockfest legendaris Bandung, Hullabaloo II pada akhir 1994. Album debut Antiseptic sendiri yang bertitel `Finally' baru rilis delapan tahun kemudian (1997) secara D.I.Y. Ada juga band alternatif seperti Ocean yang memainkan musik ala Jane's Addiction dan lainnya, sayangnya mereka tidak sempat merilis rekaman.
Selain itu, di awal 1990, Jakarta juga mencetak band punk rock The Idiots yang awalnya sering manggung meng-cover lagu-lagu The Exploited. Tidak jauh berbeda dengan Antiseptic, baru sembilan tahun kemudian The Idiots merilis album debut mereka yang bertitel `Living Comfort In Anarchy' via label indie Movement Records. Komunitas-komunitas punk/hardcore juga menjamur di Jakarta pada era 90-an tersebut. Selain komunitas Young Offender tadi, ada pula komunitas South Sex (SS) di kawasan Radio Dalam, Subnormal di Kelapa Gading, Semi-People di Duren Sawit, Brotherhood di Slipi, Locos di Blok M hingga SID Gank di Rawamangun.
Sementara rilisan klasik dari scene punk/hardcore Jakarta adalah album kompilasi Walk Together, Rock Together (Locos Enterprise) yang rilis awal 1997 dan memuat singel antara lain dari band Youth Against Fascism, Anti Septic, Straight Answer, Dirty Edge dan sebagainya. Album kompilasi punk/hardcore klasik lainnya adalah Still One, Still Proud (Movement Records) yang berisikan singel dari Sexy Pig, The Idiots, Cryptical Death hingga Out Of Control.
Universitas Kristen Petra Serunya di Bandung tak hanya musik ekstrim yang maju tapi juga scene indie popnya. Sejak Pure Saturday muncul, berbagai band indie pop atau alternatif, seperti Cherry Bombshell, Sieve, Nasi Putih hingga yang terkini seperti The Milo, Mocca, Homogenic. Begitu pula scene ska yang sebenarnya sudah ada jauh sebelum trend ska besar. Band seperti Noin Bullet dan Agent Skins sudah lama mengusung genre musik ini.
Siapapun yang pernah menyaksikan konser rock underground di Bandung pasti takkan melupakan GOR Saparua yang terkenal hingga ke berbagai pelosok tanah air. Bagi band-band indie, venue ini laksana gedung keramat yang penuh daya magis. Band luar Bandung manapun kalau belum di `baptis' di sini belum afdhal rasanya. Artefak subkultur bawah tanah Bandung paling legendaris ini adalah saksi bisu digelarnya beberapa rock show fenomenal seperti Hullabaloo, Bandung Berisik hingga Bandung Underground. Jumlah penonton setiap acara-acara di atas tergolong spektakuler, antara 5000–7000 penonton! Tiket masuknya saja sampai diperjualbelikan dengan harga fantastis oleh para calo. Mungkin ini merupakan rekor tersendiri yang belum terpecahkan hingga saat ini di Indonesia untuk ukuran rock show underground.
Sempat dijuluki sebagai barometer rock underground di Indonesia, Bandung memang merupakan kota yang menawarkan sejuta gagasan-gagasan cerdas bagi kemajuan scene nasional. Booming distro yang melanda seluruh Indonesia saat ini juga dipelopori oleh kota ini. Keberhasilan menjual album indie hingga puluhan ribu keping yang dialami band Mocca juga berawal dari kota ini. Bahkan Burger Kill, band hardcore Indonesia yang pertama kali teken kontrak dengan major label, Sony Music Indonesia, juga dibesarkan di kota ini.
- Jogjakarta
Komunitas metal underground Jogjakarta salah satunya adalah Jogja Corpsegrinder. Komunitas ini sempat menerbitkan fanzine metal Human Waste, majalah Megaton dan menggelar acara metal legendaris di sana, Jogja Brebeg. Hingga kini acara tersebut sudah terselenggara sepuluh kali. Band-band metal underground lawas dari kota ini antara lain adalah Death Vomit, Mortal Scream, Impurity, Brutal Corpse, Mystis, Ruction.
Universitas Kristen Petra Untuk scene punk/hardcore/industrial-nya yang bangkit sekitar awal tahun 1997, tersebutlah nama Sabotage, Something Wrong, Noise For Violence, Black Boots, DOM 65, Teknoshit hingga yang paling terkini, Endank Soekamti. Sedangkan untuk scene indie rock/pop, beberapa nama yang patut untuk di highlight adalah Seek Six Sick, Bangkutaman, Strawberry's Pop sampai The Monophones. Selain itu, band ska paling keren yang pernah terlahir di Indonesia, yaitu Shaggy Dog, juga berasal dari kota ini. Shaggy Dog yang kini dikontrak oleh EMI belakangan malah sedang asyik menggelar tur konser keliling Eropa selama 3 bulan. Kota gudeg ini juga tercatat juga pernah menggelar Parkinsound, sebuah festival musik elektronik yang pertama ada di Indonesia. Parkinsound #3 yang diselenggarakan tanggal 6 Juli 2001 silam di antaranya menampilkan Garden Of The Blind, Mock Me Not, Teknoshit, Fucktory, Melancholic Bitch hingga Mesin Jahat.
- Surabaya
Scene underground rock di Surabaya bermula dengan semakin tumbuh dan berkembangnya band-band independen yang beraliran death metal/grindcore pada sekitar pertengahan tahun 1995. Sejarah terbentuknya berawal dari event Surabaya Expo (semacam Jakarta Fair di Jakarta), dimana band-band underground metal seperti Slowdeath, Torture, Dry, Venduzor dan Bushido manggung di sebuah acara musik di event tersebut.
Setelah event itu masing-masing band tersebut kemudian sepakat untuk mendirikan sebuah organisasi yang bernama Independen. Base camp dari organisasi yang tujuan dibentuknya sebagai wadah pemersatu serta sarana sosialisasi informasi antar musisi/band underground metal ini waktu itu dipusatkan di daerah Ngagel Mulyo atau tepatnya di studio milik band Retri Beauty (band death metal dengan semua personelnya perempuan, kini RIP). Anggota dari organisasi yang merupakan cikal bakal terbentuknya scene underground metal di Surabaya ini memang sengaja dibatasi hanya sekitar 7-10 band saja.
Rencana pertama Independen waktu itu adalah menggelar konser underground rock di Taman Remaja, namun rencana ini ternyata gagal karena
Universitas Kristen Petra kesibukan melakukan konsolidasi di dalam scene. Setelah semakin jelas dan mulai berkembangnya scene underground metal di Surabaya pada akhir bulan Desember 1997 organisasi Independen resmi dibubarkan. Upaya ini dilakukan demi memperluas jaringan agar semakin tidak tersekat-sekat atau menjadi terkotak-kotak komunitasnya.
Pada masa-masa terakhir sebelum bubarnya organisasi Independen, divisi record label mereka tercatat sempat merilis beberapa buah album milik band-band death metal/grindcore Surabaya. Misalnya debut album milik Slowdeath yang bertitel "From Mindless Enthusiasm to Sordid Self-Destruction" (September 96), debut album Dry berjudul "Under The Veil of Religion" (97), Brutal Torture "Carnal Abuse", Wafat "Cemetery of Celerage" hingga debut album milik Fear Inside yang bertitel "Mindestruction". Tahun-tahun berikutnya barulah underground metal di Surabaya dibanjiri oleh rilisan-rilisan album milik Growl, Thandus, Holy Terror, Kendath hingga Pejah.
Sebagai ganti Independen kemudian dibentuklah Surabaya Underground Society (S.U.S) tepat di malam tahun baru 1997 di kampus Universitas 45, saat diselenggarakannya event AMUK I. Saat itu di Surabaya juga telah banyak bermunculan band-band baru dengan aliran musik black metal. Salah satu band death metal lama yaitu, Dry kemudian berpindah konsep musik seiring dengan derasnya pengaruh musik black metal di Surabaya kala itu.
Hanya bertahan kurang lebih beberapa bulan saja, S.U.S di tahun yang sama dilanda perpecahan di dalamnya. Band-band yang beraliran black metal kemudian berpisah untuk membentuk sebuah wadah baru bernama Army Of Darkness yang memiliki basis lokasi di daerah Karang Rejo. Berbeda dengan black metal, band-band death metal selanjutnya memutuskan tidak ikut membentuk organisasi baru. Selanjutnya di bulan September 1997 digelar event AMUK II di IKIP Surabaya. Event ini kemudian mencatat sejarah sendiri sebagai event paling sukses di Surabaya kala itu. 25 band death metal dan black metal tampil sejak pagi hingga sore hari dan ditonton oleh kurang lebih 800 – 1000 orang. Arwah, band black metal asal Bekasi juga turut tampil di even tersebut sebagai band undangan.
Universitas Kristen Petra Scene ekstrim metal di Surabaya pada masa itu lebih banyak didominasi oleh band-band black metal dibandingkan band death metal/grindcore. Mereka juga lebih intens dalam menggelar event-event musik black metal karena banyaknya jumlah band black metal yang muncul. Tercatat kemudian event black metal yang sukses digelar di Surabaya seperti Army Of Darkness I dan II.
Tepat tanggal 1 Juni 1997 dibentuklah komunitas underground Inferno 178 yang markasnya terletak di daerah Dharma Husada (Jl. Prof. DR. Moestopo). Di tempat yang agak mirip dengan rumah-toko (ruko) ini tercatat ada beberapa divisi usaha, yaitu distro, studio musik, indie label, fanzine, warnet dan event organizer untuk acara-acara underground di Surabaya. Event-event yang pernah di gelar oleh Inferno 178 antara lain adalah Stop The Madness, Tegangan Tinggi I & II hingga Bluekhutuq Live.
Band-band underground rock yang kini bernaung di bawah bendera Inferno 178 antara lain, Slowdeath, The Sinners, Severe Carnage, System Sucks, Freecell, Bluekuthuq dan sebagainya. Fanzine metal asal komunitas Inferno 178, Surabaya bernama Post Mangled pertama kali terbit kala itu di event Tegangan Tinggi I di kampus Unair dengan tampilnya band-band punk rock dan metal. Acara ini tergolong kurang sukses karena pada waktu yang bersamaan juga digelar sebuah event black metal. Sayangnya, hal ini juga diikuti dengan mandegnya proses penggarapan Post Mangled Zine yang tidak kunjung mengeluarkan edisinya yang terbaru hingga kini.
Maka, untuk mengantisipasi terjadinya stagnansi atau kesenjangan informasi di dalam scene, lahirlah kemudian Garis Keras Newsletter yang terbit pertama kali bulan Februari 1999. Newsletter dengan format fotokopian yang memiliki jumlah 4 halaman itu banyak mengulas berbagai aktivitas musik underground metal, punk hingga hardcore tak hanya di Surabaya saja tetapi lebih luas lagi. Respon positif pun menurut mereka lebih banyak datang justru dari luar kota Surabaya itu sendiri. Entah mengapa, menurut mereka publik underground rock di Surabaya kurang apresiatif dan minim dukungannya terhadap publikasi independen macam fanzine atau newsletter tersebut. Hingga akhir hayatnya Garis Keras Newsletter telah menerbitkan edisinya hingga ke-12.
Universitas Kristen Petra Divisi indie label dari Inferno 178 paling tidak hingga sekitar 10 rilisan album masih tetap menggunakan nama Independen sebagai nama label mereka. Baru memasuki tahun 2000 yang lalu label Inferno 178 Productions resmi memproduksi album band punk tertua di Surabaya, The Sinners yang berjudul "Ajang Kebencian". Selanjutnya label Inferno 178 ini akan lebih berkonsentrasi untuk merilis produk-produk berkategori non-metal. Sedangkan untuk label khusus death metal/brutal death/grindcore dibentuklah kemudian Bloody Pigs Records oleh Samir (kini gitaris Tengkorak) dengan album kedua Slowdeath yang bertitel "Propaganda" sebagai proyek pertamanya yang dibarengi pula dengan menggelar konser promo tunggal Slowdeath di Café Flower sekitar bulan September 2000 lalu yang dihadiri oleh sekitar 150-an penonton. Album ini sempat mencatat sold out walau masih dalam jumlah terbatas saja. Terjual ludes 200 keping tanpa sisa.
- Bali
Berbicara scene underground di Bali kembali kita akan menemukan komunitas metal sebagai pelopornya. Penggerak awalnya adalah komunitas 1921 Bali Corpsegrinder di Denpasar. Ikut eksis di dalamnya antara lain, Dede Suhita, Putra Pande, Age Grindcorner dan Sabdo Moelyo. Dede adalah editor majalah metal Megaton yang terbit di Jogjakarta, Putra Pande adalah salah satu pionir webzine metal Indonesia Corpsegrinder (kini Anorexia Orgasm) sejak 1998, Age adalah pengusaha distro yang pertama di Bali dan Moel adalah gitaris/vokalis band death metal etnik, Eternal Madness yang aktif menggelar konser underground di sana. Nama 1921 sebenarnya diambil dari durasi siaran program musik metal mingguan di Radio Cassanova, Bali yang berlangsung dari pukul 19.00 hingga 21.00 WITA.
Awal 1996 komunitas ini pecah dan masing-masing individunya jalan sendiri-sendiri. Moel bersama EM Enterprise pada tanggal 20 Oktober 1996 menggelar konser underground besar pertama di Bali bernama Total Uyut di GOR Ngurah Rai, Denpasar. Band-band Bali yang tampil di antaranya Eternal Madness, Superman Is Dead, Pokoke, Lithium, Triple Punk, Phobia, Asmodius hingga Death Chorus. Sementara band-band luar Balinya adalah Grausig,
Universitas Kristen Petra Betrayer (Jakarta), Jasad, Dajjal, Sacrilegious, Total Riot (Bandung) dan Death Vomit (Jogjakarta).
Konser ini sukses menyedot sekitar 2000 orang penonton dan hingga sekarang menjadi festival rock underground tahunan di sana. Salah satu alumni Total Uyut yang sekarang sukses besar hingga ke seantero nusantara adalah band punk asal Kuta, Superman Is Dead. Mereka malah menjadi band punk pertama di Indonesia yang dikontrak 6 album oleh Sony Music Indonesia. Band-band indie Bali masa kini yang stand out di antaranya adalah Navicula, Postmen, The Brews, Telephone, Blod Shot Eyes dan tentu saja Eternal Madness yang tengah bersiap merilis album ke tiga mereka dalam waktu dekat.
Memasuki era tahun 2000-an scene indie Bali semakin menggeliat. Kesuksesan SID memberi inspirasi bagi band-band Bali yang lainnya untuk berusaha lebih keras lagi, toh SID secara konkret sudah berhasil membuktikan kalau band `putera daerah' pun sanggup menaklukkan kejamnya industri musik ibukota. Untuk mendukung band-band Bali, drummer SID, Jerinx dan beberapa kawannya kemudian membuka Twice Bar, sebuah pub musik yang berada di jalan Poppies, Kuta. Seringkali diadakan acara rock reguler di tempat ini.
(http://www.tembang.com/info_detail.asp%3fid=2503%26kategori=panggung, online)
2.2 Data Band
2.2.1 Superman Is Dead
a. dibentuk : akhir 1995
b. anggota : - Bobby Cool (vokalis, gitar) - Eka Rock (bass, vokalis latar) - Jerinx (drum)
c. jenis musik : punk rock
d. pengaruh : Supersuckers, Living End, Social Distortion, Green Day, NOFX
e. alamat : Poppies Lane II, Kuta
f. telepon : 0361 – 761717, 08123866364 g. website : www.supermanisdead.net
Universitas Kristen Petra
h. email : [email protected],
2.2.2 Biografi Singkat
Dibentuk pada akhir tahun 1995, sesungguhnya nama band ini diambil dari judul lagu milik Stone Temple Pilots yaitu Superman Silvergun. Kemudian nama tersebut diganti menjadi Superman Is Dead, dengan maksud bahwa “tidak ada manusia yang sempurna.” Pada mula kemunculan, SID sangat dipengaruhi oleh warna musik milik Green Day & NOFX. Seiring berjalannya waktu, inspirasi musikal SID bergeser ke genre punk n roll seperti Supersuckers, Living End & Social Distortion. Pra-tragedi bom Bali 2002, SID sering diundang untuk manggung di kafe-kafe internasional di seantero Kuta, yang mana SID dipersilakan umtuk memainkan lagu-lagu milik mereka sendiri (bukan sebagai cover band). Perlu dicatat, untuk skala lokal hal ini belum pernah terjadi sebelumnya di Bali. Pada umumnya, band-band yang beraksi di pub-pub di Kuta hanya diijinkan mengusung lagu ciptaan orang lain. Popularitas SID perlahan kian menjulang ketika satu demi satu tembang SID - yang dominan berlirik bahasa Inggris - frekuentif diputar di radio-radio lokal berpengaruh baik di Jawa maupun Bali.
Langkah fenomenal SID bisa disebut dimulai pada Agustus 2002 saat mereka menjadi band pembuka Hoobastank di Hard Rock Hotel, Kuta, Bali. Kemudian pada pertengahan September 2002 SID sukses mengobrak-abrik Senayan di acara Puma Street Games. Berlanjut pada bulan Desember 2002 SID meluluhlantakkan PL Fair. Berikutnya diwawancara oleh MTV Sky, M97 FM, Prambors dan sebagainya, serta masif diekspos oleh hampir seluruh majalah remaja populer nasional. Di Hai edisi tahunan 2002-2003 - bersama Rocket Rockers - SID dimunculkan sebagai The Next Big Thing. Juga oleh majalah MTV Trax SID dinobatkan sebagai band potensial 2003.
SID sendiri telah menerbitkan 3 album indie (Case 15 - thn 1995; Superman Is Dead - thn 1999; Bad, Bad, Bad - Maret 2002, berformat mini album - berisikan 6 lagu). Dalam usaha pelebaran skala wilayah pencapaian publik, pada awal tahun 2003 SID - bekerjasama dengan Spills Record - merilis ulang "Bad,
Universitas Kristen Petra Bad, Bad" dalam bentuk single (4 lagu). Pada bulan Maret 2003, SID menandatangani kontrak dengan Sony Music Indonesia setelah proses negoisasi panjang mengenai keinginan mereka untuk tetap menggunakan mayoritas lirik berbahasa Inggris dan juga memiliki hak penuh untuk dapat mengerjakan sendiri semua desain artistik apapun yang berkaitan dengan mereka. Setelah proses yang lama, tidak disangka Sony Music Indonesia ternyata mau menyetujui. Bahkan pihak SID sendiri pun terkejut atas keputusan itu. Dengan begitu, SID pun resmi menjadi band asal Bali pertama yang menandatangani kontrak dengan major label. Album pertama yang mereka rilis dibawah label Sony Music Indonesia berjudul Kuta Rock City, menggunakan lirik-lirik 70% berbahasa Inggris dan 30% berbahasa Indonesia. Album ini berhasil mendulang sukses dan menjadi satu titik keberhasilan SID untuk go national.
2.2.3 Discography 2.2.3.1 Case 15
rilis : 1997
label : Independent Entertainment format : kaset, 400 kopi
gambar 2.1. cover album Case 15
2.2.3.2 Superman Is Dead
rilis : 1998
label : disponsori oleh Rizt Clothing format : kaset, 1000 kopi
Universitas Kristen Petra gambar 2.2. cover album Superman Is Dead
2.2.3.3 100% Attitude (kompilasi) rilis : 1999
label : Lunatic Record format : kaset
gambar 2.3. cover album 100% Attitude
2.2.3.4 No Place To Get Fun (kompilasi) rilis : 2002 label : No Label Rec format : kaset
Universitas Kristen Petra gambar 2.4. cover album No Place To Get Fun
2.2.3.5 Bad Bad Bad (single)
rilis : 15 Desember 2002 label : Spills Records format : kaset
gambar 2.5. cover album Bad Bad Bad
2.2.3.6 Bad Bad Bad (EP)
rilis : 2002
label : disponsori oleh Rizt Clothing dan Suicide Glam
Universitas Kristen Petra gambar 2.6. cover album Bad Bad Bad (EP)
2.2.3.7 New Generation Calling (kompilasi) rilis : 2003 label : Spills Record format : kaset
gambar 2.7. cover album New Generation Calling
2.2.3.8 Kuta Rock City
rilis : Mei 2003
label : Sony Music Indonesia format : CD dan kaset
Universitas Kristen Petra gambar 2.8. cover album Kuta Rock City
2.2.3.9 The Hangover Decade
rilis : Desember 2004 label : Sony Music Indonesia format : CD dan kaset
gambar 2.9. cover album The Hangover Decade
2.2.3.10 Black Market Love
rilis : April 2006
label : Sony BMG Indonesia format : CD dan kaset
album ini berisi 14 lagu, yaitu : Year of The Danger, Black Market Love, Bukan Pahlawan, Psycho(Fake), Menginjak Neraka, Anger inc., Citra O. D, Marah
Universitas Kristen Petra Bumi, Tomorrow, Strong Enough, Goodbye Whiskey, Lady Rose, Bangkit dan Percaya dan Kita vs Mereka.
gambar 2.10. cover album Black Market Love
2.3 Data Temuan
2.3.1 Wawancara
Wawancara dengan Superman Is Dead dilakukan beberapa kali dalam berbagai kesempatan. Format wawancara adalah freetalk, dimana pembicaraan mengalir apa adanya tanpa ada daftar pertanyaan. Wawancara yang kali pertama memang menggunakan daftar pertanyaan singkat, tetapi secara keseluruhan sifat dan jalannya wawancara tetap informal. Wawancara dilakukan untuk lebih mengenal siapa dan bagaimana sebenarnya Superman Is Dead itu sendiri, juga untuk mengetahui pesan-pesan apa saja yang ingin disampaikan oleh Superman Is Dead melalui lagu-lagunya dalam album ini, serta sikap dan pandangan mereka secara umum untuk dapat memperoleh gaya yang tepat untuk visualisasi perancangan ini.
Dari wawancara, ditemukan bahwa Superman Is Dead sangat peduli dengan kejadian-kejadian yang berlangsung disekitar mereka. Mereka prihatin dan ingin memberikan suatu kontribusi, suatu usaha “perbaikan” yang coba mereka sampaikan lewat album ini. Contoh yang paling jelas adalah soal lingkungan. Kepedulian ini diwujudkan dengan menulis lagu-lagu yang berkaitan dengan masalah tersebut, didukung juga dengan sikap mereka yang bersedia unutk manggung tanpa dibayar jika itu untuk acara-acara yang berkaitan dengan lingkungan. Kemasan CD mereka juga tidak menggunakan plastik.
Universitas Kristen Petra Seperti kata drummer mereka, Jerinx, mereka ingin menjadikan musik sebagai sarana komunikasi dan pemberi motivasi untuk anak-anak muda yang sedang bingung dan mempertanyakan nilai-nilai yang ada di masyarakat dan kehidupan. Tetapi karena selama ini sebagian besar lirik mereka berbahasa Inggris, para pendengar mengalami kesulitan untuk bisa mengerti keseluruhan pesan mereka secara benar. Akibatnya, mereka seringkali dinilai hanya berdasarkan penampilan luar mereka saja.
Dalam usaha mereka mengatasi ini, mereka rela untuk sedikit meninggalkan ciri khas musikalitas mereka yang banyak menggunakan lirik berbahasa Inggris dan mulai memperbanyak penggunaan lirik berbahasa Indonesia demi untuk dapat berkomunikasi dengan para pendengar secara lebih baik dan dapat menyampaikan pesan-pesan mereka dengan lebih optimal. Juga pada sampul dalam (sleeve) CD dan kaset album mereka Black Market Love, dan pada websitenya, mereka mencantumkan sekilas konsep tentang keseluruhan isi album tersebut dan bahkan ada penjelasan singkat tentang maksud dari masing-masing empatbelas lagu yang ada di album Black Market Love ini. Mereka juga menyebutkan harapan-harapan mereka disana.
2.3.2 Kuisioner
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan beberapa orang dari event organizer-event organizer yang sering mengadakan konser atau gig band indie, didapati data bahwa yang orang-orang sering datang ke konser-konser band seperti itu rata-rata adalah anak-anak muda dengan rentang usia kira-kira 16 sampai 26 tahun, tergantung dimana venue konser itu diadakan. Lebih banyak berjenis kelamin laki-laki dan sebagian besar berprofesi sebagai pelajar dan mahasiswa. Oleh karena itu kuisioner akan dibagikan kepada orang-orang yang dianggap memenuhi kriteria diatas. Kuisioner ini dilakukan untuk memperoleh data tentang kebiasaan dan karakteristik dari target audiens sehingga dapat membantu untuk perencanaan media.
Penyebaran kuisioner dilakukan di McDonald’s Basuki Rahmat, Cafe Atos, dan Coffee Bean and Tea Leafs yang merupakan tempat-tempat nongkrong anak muda di Surabaya serta di SMU Negeri 2 dan SMU Negeri 9 sebagai SMU