• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN PADA PASIEN TUBERCULOSIS PARU DI RUANG CENDANA RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO - Elib Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN PADA PASIEN TUBERCULOSIS PARU DI RUANG CENDANA RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO - Elib Repository"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN PADA PASIEN TUBERCULOSIS PARU DI RUANG CENDANA

RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Disusun oleh : Dini Parwiti, S. Kep

NIM: A31600888

PEMINATAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi Program Profesi Ners

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong Karya Tulis Akhir, Agustus 2017

Dini Parwiti1), Irmawan Andri Nugroho2), Pramono3)

ABSTRAK

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN PADA PASIEN TUBERCULOSIS PARU DI RUANG CENDANA

RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Latar Belakang: Penyakit Tuberculosis (TB) Paru merupakan penyakit infeksi dan menular.; Status gizi merupakan faktor risiko terhadap kejadian TB paru. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan pada pasien TB akan menimbulkan masalah keperawatan salah satunya ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Penulisan: Menganalisis asuhan keperawatan nutrisi kurang dari kebutuhan pada pasien tuberculosis paru di ruang cendana RSUD PROF. DR. Margono Soekarjo Purwokerto.

Hasil: Hasil pengkajian yang dilakukan pada pasien TB menunjukkan data subyektif pasien mengeluh tidak nafsu makan, Data Obyektif, pasien tidak menghabiskan porsi makan yang disediakan rumah sakit sehingga pasien mengalami nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Diagnosa yang muncul pada klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kurang asupan makanan.

Tindakan: Tindakan yang dilakukan dalam penanganan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kurang asupan makanan, penulis melakukan pemantauan nutrisi

Evaluasi: Hasil evaluasi menunjukkan diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan teratasi yang ditunjukkan, tidak adanya penurunan berat badan, dan ada peningkatan nafsu makan

Kata Kunci: asuhan keperawatan, nutrisi kurang dari kebutuhan, tuberculosis paru

1. Mahasiswa STIKes Muhammadiyah Gombong

2. Dosen STIKes Muhammadiyah Gombong

(7)

vii Bachelor of Nursing Program

Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong Minithesis, august 2017

Dini Parwiti1), Irmawan Andri Nugroho2), Pramono3)

ABSTRACT

ANALYSIS OF NURSING CARE OF NUTRION LESS THAN BODY NEEDS IN PATIENTS WITH PULMONARY TUBERCULOSIS IN

CENDANA DEPARTEMENT OF PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO HOSPITAL

Background : Tuberculosis is an infectious and contagious diseases. Nutritional status is a risk factor for the incidence of tuberculosis. Less nutritional disoders than the needs in patients with tuberculosis will cause nursing problems one of them nutrient imbalance is less than body needs.

Objective : Analyzed nursing care of nutrion less than body requirement in tuberculosis patients in cendana departement of Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Hospital

Result : The results of the assessment performed on tuberculosis patients showed subjective data of patients saying no appetite, the patient's objective data does not spend the portion of food provided from the hospital so, that the patient has lees nutrition than the body need. The diagnosis that occurs in the patient is that the nutritional imbalance is less than the body needs associated with less food intake Nursing Intervention : The actions taken in the handling of nutritional imbalance are less than the body's needs related to the food intake of the authorsperform the monitoring nutrients.

Evaluation : The result of the evalution showed a diagnosis of nutritional imbalance less than the nedds of the body resolved showed no weight loss and an increase in appetite

Keywords : nursing care, less nutrient than necessity, tuberculosis

1. Nurs college student Muhammadiyah health science institute of Gombong

2. Lecture Muhammadiyah health science institute of Gombong

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya akhir ilmiah profesi Ners yang berjudul “Analisis asuhan keperawatan nutrisi kurang dari kebutuhan pada pasien tuberculosis paru di ruang cendana RSUD PROF. DR. Margono Soekarjo Purwokerto.”. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini tanpa ada hambatan apapun.

Sehubungan dengan itu penulisan menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Herniyatun, S. Kp., M.Kep Sp., Mat, selaku Ketua STIKes Muhammadiyah

7. Seluruh dosen STIKES Muhammadiyah Gombong, yang telah memberikan banyak pengetahuan kepada penulis.

(9)

ix

9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungan demi terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini, yang tidak dapat saya sebut satu persatu.

Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan mendapat balasan sesuai dengan amal pengabdiannya dari Allah SWT. Akhir kata semoga Karya Akhir Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Gombong, Agustus 2017

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... v

B. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori ... 8

BAB III LAPORAN MANAJEMEN KASUS KELOLAAN ... 17

A. Profil Lahan Praktek ... 17

B. Ringkasan Proses Asuhan Keperawatan ... 20

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Analisis Karakteristik Pasien/ Pasien ... 33

B. Analisis Masalah Keperawatan ... 35

C. Analisis Intervensi ... 36

D. Analisia Inovasi Tindakan Keperawatan ... 38

BAB V PENUTUP ... 40

A. Kesimpulan ... 40

B. Saran ... 40 DAFTAR PUSTAKA

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di dunia. Tuberkulosis paru (Tb paru) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang penyakit parenkim paru dan penyakit infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis. Nama tuberkulosis berasal dari tuberkel yang berarti tonjolan kecil dan keras yang terbentuk waktu sistem kekebalan membangun tembok mengelilingi bakteri dalam paru. Tb paru ini bersifat menahun dan secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis jaringan. Tb paru dapat menular melalui udara, waktu seseorang dengan Tb aktif pada paru batuk, bersin atau bicara.(Depkes RI, 2012).

Pasien TB paru seringkali mengalami penurunan status gizi, bahkan dapat menjadi status gizi buruk bila tidak diimbangi dengan diet yang tepat. Beberapa faktor yang berhubugan dengan status gizi pada pasien TB paru adalah tingkat kecukupan energi dan protein, perilaku pasien terhadap makanan dan kesehatan, lama menderita TB paru serta pendapatan perkapita pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang dengan status gizi kurang mempunyai resiko 3,7 kali untuk menderita TB paru berat dibandingkan dengan orang yang status gizinya cukup atau lebih. Kekurangan gizi pada seseorang akan berpengaruh terhadap kekuatan daya tahan tubuh dan respon immunologik terhadap penyakit (Jurnal e-CliniC (eCl), Volume 2, Nomor 2, Juli 2014). Harus disadari bahwa gizi mempunyai peran yang tidak kecil terhadap tingkat kesembuhan dan lama perawatan pasien di rumah sakit yang akan berdampak pada biaya perawatan (Usman, 2008).

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) global Report 2014, angka Insidens TB tahun 2014 adalah 183/100.000 penduduk,

(12)

2

sedangkan angka prevalensi TB adalah 272/100.000 penduduk dan angka mortalitas TB adalah 25/100.000 penduduk (Kemenkes RI, 2015).

Indonesia sampai dengan tahun 2014 menempati urutan kedua dari 5 negara terbesar di dunia sebagai penyumbang penderita TB terbanyak setelah negara India, China, Nigeria dan Pakistan. Pada tahun 2015, beban global penyakit TB (prevalensi dan mortalitas) akan relatif berkurang sebesar 50% dibandingkan tahun 1990, dan setidaknya 70% orang yang terinfeksi TB dapat dideteksi dengan strategi DOTS dan 85% diantaranya dinyatakan sembuh (Kemenkes RI, 2015).

Data Dinas Kesehatan Jawa Tengah di dapatkan penemuan suspek tahun 2010 sebanyak 10971 orang yang mengalami Tuberkulosis. Penemuan TB paru BTA positif sebanyak 872 orang (55%). Angka Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesembuhan Penyakit Tuberculosis (TBC) Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangkang Semarang Barat Nuha Muniroh, Siti Aisah, Mifbakhuddin kesembuhan tahun 2009 sebesar 66% (522 kasus yang dinyatakan sembuh dari total kasus 793 yang diobati) mengalami peningkatan sebesar 5% dibandingkan 63% di tahun 2008 namun belum mencapai target nasional yaitu sebesar 85%, hal ini disebabkan masih ada follow up akhir pengobatan yang tidak bisa diperiksa sebanyak 253 kasus(32%) yang sebagian besar adalah kasus TB yang diobati di rumah sakit.(Dinas kesehatan 2010)

(13)

3

Setyarini dalam Tanggap, B (2011) yang mendapati bahwa sebagian besar pasien TB yang resisten OAT memiliki status gizi kurang (61,5%). Infeksi TB dapat menyebabkan penurunan berat badan, status gizi yang buruk meningkatkan risiko infeksi dan penyebaran penyakit TB. Selain itu, gizi kurang akan menyebabkan daya tahan tubuh rendah sehingga pertahanan tubuh terhadap kuman TB akan berkurang. Studi Tanggap (2011) bahwa peningkatan status gizi selama 6 bulan saat pengobatan berpengaruh terhadap keberhasilan pengobatan.

Penyakit Tuberculosis (TB) Paru merupakan penyakit infeksi dan menular (Raynel, 2010). Penyakit ini dapat diderita oleh setiap orang, tetapi paling sering ditemukan pada usia muda atau usia produktif yaitu 15-50 tahun, terutama mereka yang bertubuh lemah, kurang gizi, atau yang tinggal satu rumah dan berdesak - desakkan bersama penderita TB Paru (Naga, 2012). Lingkungan yang lembab, gelap dan tidak memiliki ventilasi memberikan andil besar bagi seseorang terjangkitpenyakit TB Paru. Penyakit TB Paru sangat cepat menyebar dan menginfeksi manusia terutama bagi kelompok sosial ekonomi rendah dan kurang gizi. Kecepatan penyebaran dan infeksi penyakit TB Paru sangat tinggi, maka tidak berlebihan jika penyakit TB Paru merupakan penyakit yang mematikan (Anggraeni, 2012).

Tuberkulosis dapat menular di akibatkan karena kebiasaan buruk pasien TB paru yang meludah sembarangan Selain itu, kebersihan lingkungan juga dapat mempengaruhi penyebaran virus. Misalnya, rumah yang kurang baik dalam pengaturan ventilasi. Kondisi lembab akibat kurang lancarnya pergantian udara dan sinar matahari dapat membantu berkembang biaknya virus (Sunaryo, 2013).

(14)

4

bunyi napas hilang dan ronki kasar, pekak pada saat perkusi, demam persisten, pucat, anemia, kelemahan, dan penurunan berat badan. Status gizi merupakan faktor risiko terhadap kejadian TB paru.

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan pada pasien TB akan menimbulkan masalah keperawatan salah satunya ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Menurut (Ruswanto, 2010) Penyakit infeksi dan kurangnya makan tambahan pada umumnya mempunyai hubungan dengan penyimpangan pertumbuhan dan gizi seseorang. Tuberkulosis dapat menyebabkan atau memperparah malnutrisi dengan cara mengurangi nafsu makan dan meningkatkan katabolisme (Bhargava, 2013). Keadaan ini berhubungan dengan keparahan penyakit TB dan prediktor kematian pada penderita TB. Penderita dengan kenaikan berat badan yang rendah selama terapi TB beresiko untuk gagal terapi dan relaps dari penyakit TB (Kawai, 2011).

Berdasarkan keluhan utama yang dirasakan pasien adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis maka penulis melakukan tindakan untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh salah satunya dengan mengkaji kemampuan pasien mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Kemampuan pasien mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan adalah untuk mempertahankan kekuatan, meningkatkan fungsi sistem imun, meningkatkan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi. Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya (Supariasa, I Dewa Nyoman, 2012).

B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan umum

(15)

5

pasien TBCdi Ruang Cendana RSMS Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis hasil pengkajian nutrisi pada pasien TB

b. Menganalisis masalah keperawatan yang muncul pada pasien TB c. Menganalisis perencanaan keperawatan yang dilakukan pada pasien

dengan masalah nutrisi kurang dari kebutuhan

d. Menganalisis implementasi keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan masalah keperawatan nutrisi kurang dari kebutuhan

e. Menganalisis evaluasi keperawatan yang dilakukan pasien dengan masalah keperawatan nutrisi kurang dari kebutuhan

f. Menganalisis hasil inovasi tindakan pasien dengan masalah keperawatan nutrisi kurang dari kebutuhan

C. Manfaat Penulisan

1. Manfaat bagi pasien dan keluarga

Memberikan informasi dan manfaat nyata pada pasien dan keluarga tentang pemberian asuhan keperawatan dengan masalah nutrisi kurang dari kebutuhan

2. Manfaat untuk Rumah Sakit

Sebagai dasar untuk memberikan dan meningkatkan mutu pemberian asuhan keperawatan dengan masalah nutrisi kurang dari kebutuhan

3. Manfaat untuk institusi

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, D. S. (2011).Stop tuberkulosis.Bogor: Bogor Publishing House

Almatsier, Sunita. (2011).Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Carpenito, 2009:772, Diagnosis Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis, EGC;.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Pedoman penaggulangan nasional TBC. Jakarta: Depkes RI.

Dewa Nyoman Supariasa.(2012). Penilaian Status Gizi. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2002

Dermawan D 2012, Buku Ajar Keperawatan Komunitas, Gosyen Publishing, Yogyakarta.

Nadimin. 2013. Pengaruh Pemberian Diet Tinggi Energi Tinggi Protein Terhadap Perubahan Berat Badan Pasien Tuberculosis di Rumah Sakit Umum L abuan Baji Makassar. Media Gizi Pangan, Vol. XVI, Edisi 2

Naga, S. S. (2012).Ilmu penyakit dalam.Yogyakarta: DivaPress.

Nanda Internasional.(2014).Diagnosis Keperawatan 2012-2014. EGC : Jakarta.

Potter, P.A, Perry, A.G. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.2005

Ruswanto.( 2010).Analisis Spasial Sebaran Kasus Tuberkulosis Paru Ditinjau dari Faktor Lingkungan Dalam dan Luar Rumah diKabupaten Pekalongan, Tesis Universitasdi Ponegoro.

Setiadi. 2012. Konsep&Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan Praktik.Yogyakarta : Graha Ilmu

Sunaryo.(2013).Psikologi untuk keperawatan.Jakarta: EGC

(17)

1

Suparman, Hardinsyah, Clara Kusharto, Ahmad Sulaeman (2011). Efek Pemberian Suplemen Sinbiotik dan Zat Gizi Mikro (Vitamin A dan Zink) terhadap Status Gizi Penderita TBC Paru orang dewasa yang Mengalami Kekurangan Energi Kronok. Gizi Indonesia. Volume 34(1)

WHO. Global tuberculosis programme : global tuberculosis control. Geneva : WHO report :2013

Wilkinson, Judith M. 2007. Buku saku diagnosis keperawatan.Jakarta : EGC

(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)

Referensi

Dokumen terkait

Sasaran dari proyek kompleks bangunan Galeri dan Studio Seni Lukis di Semarang adalah para seniman, penikmat Seni lukis, remaja, generasi muda dan masyarakat

This study investigates metacognitive and cognitive strategies used in reading short stories as reflected in the English literature students’ reading process.. This study

Predictors: (Constant), CA, BoardInd, ACInd, BoardSize, IA, Size aa. Linear Regression through the

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) karakteristik konsumen pengguna jasa warung internet “Rajawali”, (2) kepuasan konsumen warung internet “Rajawali” terhadap jasa

Pada perulangan ini variabel jalur terpendek ( penampung hasil yang akan ditampilkan pada output ) akan di isi dengan isi dari variabel jalur terpendek hasil dari

Holt dan Hall (1990) mengatakan bahwa perilaku swamedikasi dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya tingkat pendidikan dan pengetahuan seseorang, pengalaman, sikap dalam

Pada Tabel 7, dapat diketahui bahwa roti manis dengan substitusi tepung daun sirsak, tepung jambu biji, dan tepung kombinasi memiliki diameter pori yang lebih

Setelah mengikuti matakuliah ini selama satu semester mahasiswa mampu menggunakan struktur dasar pemrograman java script, mengerti event, function, array dapat membuat program