• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGINTERPRETASI DAN MENGGAMBAR GRAFIK S – T DAN V – T PADA GLB DAN GLBB MELALUI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN CONTOH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGINTERPRETASI DAN MENGGAMBAR GRAFIK S – T DAN V – T PADA GLB DAN GLBB MELALUI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN CONTOH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendi"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGINTERPRETASI DAN MENGGAMBAR GRAFIKS – TDANV – TPADA GLB DAN GLBB MELALUI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN CONTOH

DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

Anselmus Aka Prasetya NIM : 021424011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

“MULAILAH SEGALA SESUATU DENGAN DOA DAN AKHIRILAH DENGAN UCAPAN SYUKUR”

KARYA SEDERHANA INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK:

TUHAN YESUS KRISTUS BAPAKKU Y.SUGENG. HR DAN IBUKU YUSTINA WAGINAH KEDUA ADEKKU DEK MAYA DAN DEK SELA DEDEKKU AGATHA WINASTI ARTANTI ALMAMATERKU

(5)
(6)

Anselmus Aka Prasetya. 2008.Peningkatan Kemampuan Menginterpretasi dan Menggambar Grafik s – t dan v – t pada GLB dan GLBB Dengan Pembelajaran Berbasis Masalah.

Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Pembimbing Drs. Tarsisius Sarkim, M. Ed., Ph. D.

Kata-kata kunci:Menginterpretasi dan Menggambar Grafik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menginterpretasi dan menggambar grafik s – t dan v – t pada GLB dan GLBB. Usaha yang dilakukan adalah dengan memberikan desain pembelajaran Fisika berbasis masalah. Topik yang diambil adalah grafiks – tdanv – tkelas X Sekolah Menengah Atas (SMA).

Penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif deskriptif dengan jumlah partisipan 28. Data-data pada penelitian ini diambil melalui pelaksanaan pembelajaran selama 2 pertemuan. Data-data yang diperoleh dalam penelitian melalui beberapa kegiatan sebagai berikut: (i) menganalisis hasil pretes, (ii) dari hasil analisis pretes di jadikan acuan untuk memperbaiki desain pembelajaran, (iii) pemberian postes dan menganalisis hasil tes, serta menganalis kemampuan partisipan setelah pembelajran apakah ada peningkatan dan adakah kemampuan partisipan yang belum dapat diperbaiki setelah proses pembelajaran, dan (iv) penarikan kesimpulan yaitu apakah desaian pembelajaran yang digunakan berhasil dan faktor apa saja yang mempengaruhinya.

Dari hasil-hasil analisis data didapatkan bahwa : (i) adanya peningkatan kemampuan partisipan dalam menginterpretasi dan menggambar grafik dengan desain pembelajaran berbasis masalah, (ii) baik pretes maupun postes kemampuan menginterpretasi grafik s –t pada GLBB belum dapat dikuasai partisipan secara baik. Partisipan masih melihat grafiks – t

pada GLBB sebagai gambar harafiah saja, dan (ii) secara keseluruhan pembelajaran dengan desain pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan menginterpretasi dan menggambar grafiks – tdanv - tpada GLB dan GLBB bagi partisipan

(7)

ABSTRACK

Anselmus aka prasetya. 2008. The Increasing of Capability to Interprate and Draw s-t and v-t Graphs on GLB and GLBB by Learning Using Daily Real Life Examples. Physics Education Study Program, Departement of Mathematics and Science Education, Faculity of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta. Promoter : Drs. Tarsius Sarkim, M.Ed., Ph.D.

Keywords: Interprate and Draw Graphs, GLB dan GLBB.

This research is aimed to know the increasing of capability to interprate and graw s-t and v-t graphs. The effort done is by doing physical learning by using daily real life examples which are done by researcher. The material taken is the GLB and GLBB in grade X of Senior High School.

This research is classified in descriptive kuantitative research with 28 person participants. The datas in this research have been collected by doing physical learning activities for two meetings. The datas which are produced in this research and then analized trough analysis procedure are as following: (i) analiyzing the result of the pretest, (ii) too improve the learning design based on the pretest, then analyzing the result, (iii) giving posttest and analyzing the result of the posttest, then analyzing the participants’ capability who haven’t got progress after learning process, and(iv)the drawing conclusion namely whether the design is successful and what factor that influence

From the result of the data analysis are found : (i) there is a progress of participants’ capability in interpreting and drawing t-t and v-t graphs through learning by using daily real life examples,(ii)the capability to interprate s-t graphs on GLBB has not been well overcome by participants both pretest dan posttest. In whole, physical learning design by using daily real life examples can improve the capability to interprate and draw s-t and v-t graphs at GLB and GLBB for participants.

(8)
(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya skripsi dengan judul “Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menginterpretasi dan

Menggambar Grafik s – t serta v – t pada GLB dan GLBB melalui Pembelajaran Menggunakan Contoh dalam Kehidupan Sehari-hari” dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak dapat lepas dari dukungan

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M. Ed., Ph. D. selaku Dosen Pembimbing yang telah dengan rela dan sabar membantu mengarahkan dan menyediakan waktu serta memberi berbagai masukan yang berarti bagi penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Severinus Domi, M. Si. selaku Kaprodi Pendidikan Fisika yang telah memberi izin dalam berbagai kepentingan.

3. Dra. Maslichah Asy’ari M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik atas segala bantuan dan arahannya selama ini.

4. Bapak Sunarjo dan Bapak Sugeng yang telah membantu dalam hal kesekretariatan di

JPMIPA.

5. Sr. M. Rosalia, OSF, S. Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Virgo Fidelis Bawen, atas ijin

yang diberikan untuk melaksanakan penelitian.

6. Ibu Sri Subekti, S. Pd. selaku guru bidang studi Fisika SMA Virgo Fidelis Bawen yang telah membantu dan memberikan masukan demi kelancaran pelaksanaan penelitian.

(10)

8. Agatha Winasti Artanti atas segalanya doa, kesabaran, dan dukungannya serta cintanya terutama pada saat menyelesaikan skripsi ini.

9. Gugun, atas segala bantuannya selama ini, dan semua teman-teman P. Fis’02 khususnya. 10. Pak Anto, Mbak Lili dan Tian yang dengan senang hati memberi dorongan dan tempat 11. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas segala bantuannya baik

moril maupun materiil.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu

penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini berguna bagi kita semua.

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABTRACT... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Dasar Teori ... 3

1. Pengertian Grafik... 3

2. Grafik Dalam Fisika ... 4

3. Menginterpretasi Grafik... 9

4. Menggambar Grafik... 10

5. Upaya Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa

(12)

Dalam Menginterpretasi Dan Menggambar Grafik

s-t dan v-t Pada GLB dan GLBB... 14

7. Pemahaman Fisika Dengan Contoh Dalam Kehidupan Keseharian... 16

8. Desain Pembelajaran... ... 18

9. Grafik Jarak Terhadap Waktu (s – t)... 20

10. Grafik Kecepatan Terhadap Waktu (v – t)... 22

C. Perumusan Masalah... 24

D. Tujuan Penelitian... 24

E. Manfaat... 25

BAB II METODOLOGI PENELITIAN... 26

A. Jenis Penelitian... 26

B. Waktu dan Tempat Penelitian... ... 26

C. Partisipan Penelitian... 26

D. Metode Pengumpulan Data ... 27

E. Intrumen Penelitian... 27

1. Tes Tertulis... 27

2. Desain Pembelajaran... 28

F. Desain Penelitian... 28

G. Metode Analisis Data... 29

(13)

1. Tes Tertulis... 29

2. Desain Pembelajaran... 31

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN ... 32

A. Pelaksanaan Penelitian... 32

B. Pemahaman Partisipan dari Hasil Tes Tertulis... 32

a. Pemahaman Partisipan Pada Saat Pre-tes... 32

b. Pemahaman Partisipan Pada Saat Pos-tes... 35

C. Kesulitan yang dialami Partisipan dalam menginterpretasi dan menggambar grafik... 45

BAB IV PENUTUP ... 50

A. Simpulan ... 50

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 53

(14)

Halaman Tabel 2.1 Data sebuah mobil yang menempuh jarak (s) dalam waktu (t)… 4

Tabel 3.1 Persentase jumlah bobot skor tinggi... 37

Tabel 3.2 Persentase jumlah bobot skor sedang... 39

Tabel 3.3 Persentase jumlah bobot skor rendah... 42

Tabel 3.4 Tingkat pemahaman partisipan dari hasil tes tertulis... 44

Tabel 3.5. Kesulitan yang dialami partisipan pada pre-tes... 45

Tabel 3.6. Kesulitan yang sudah diperbaiki dan yang masih muncul lagi setelah pembelajaran salah ... 45

Tabel 3.6. Kesulitan yang dialami partisipan setelah pembelajaran (pos-tes)... 46

Tabel 3.7. Faktor yang mempengaruhi muncul kesulitan partisipan setelah pembelajaran... 47

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Grafik Cartesius... 3

Gambar 2.2 Grafik sebuah mobil yang menempuh jarak (s) dalam waktu (t).. 4

Gambar 2.3 Grafik s-t ... 10

Gambar 2.4 Grafik v – t sebuah sepeda yang bergerak pada lintasan bukit….. 11

Gambar 2.5 Grafik y-x untuk persamaan y = n.x………... 20

Gambar 2.6 Grafik s – t untuk persamaan jarak s = v.t…... 20

Gambar 2.7 Grafik jarak terhadap waktu pada GLBB……... 21

Gambar 2.8 Grafik v – t pada gerak lurus beraturan berbentuk garis lurus sejajar dengan sumbu t…... 22

Gambar 2.9 Grafik y – x untuk persamaan y = n + mx... 23

Gambar 2.10 Grafik v – t pada GLBB... 23

Gambar 2.11 Grafik v – t GLBB untuk percepatan negatif... 23

Gambar 3.1 Grafik s – t benda yang mengalami kecepatan negatif dan percepatan ... 46

Gambar 3.2 Grafik v – t dari hasil perhitungan... 47

(16)

Halaman

Daftar Pustaka... ... 54

Lampiran A Soal Pre-tes... 55

Lampiran B Soal Pos-tes... 57

Lampiran C Desain Pembelajaran 1... 61

Lampiran D Desain Pembelajaran 2... 66

Lampiran E Hasil Analisis Bobot Skor Pada Setiap Soal... 73

(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dalam fisika sebuah grafik dapat memuat berbagai informasi yang dapat ditemukan

oleh pembacanya. Para ilmuwan berpendapat bahwa menggambar grafik merupakan salah satu cara mengkaitkan variabel yang satu dengan variabel yang lain. Mereka menyadari bahwa grafik begitu efisien dalam memuat paket-paket data. Makros dan Tinker (1987) mengatakan bahwa grafik memungkinkan para ilmuwan untuk menggunakan fasilitas-fasilitas yang sudah diakui dan pola visual mereka yang sangat kuat untuk melihat kecenderungan dari

titik-titik perbedaan yang sulit dideteksi. Dengan demikian kemampuan belajar dengan grafik merupakan kemampuan dasar ilmuwan

Kemampuan menggunakan grafik dalam fisika tidak sesederhana seperti

menghubungkan atau menentukan titik-titik, tetapi lebih pada menterjemahkan grafik itu pada suatu kenyataan atau sebaliknya kenyataan diterjemahkan ke dalam sebuah grafik

Bagaimanapun juga informasi yang disajikan dengan grafik tidaklah mudah ditangkap oleh pembacanya. Khususnya untuk siswa SMU, pemakaian grafik dalam fisika masih banyak menimbulkan kesalahan. Bahkan ada anggapan bahwa jika pemahaman grafik dalam

fisika lemah, maka kemampuan matematikanya pun lemah. Dalam matematika, siswa mengenal grafik sebagai suatu bentuk hubungan antara variabel x sebagai abis dan variabel y

sebagai ordinat. Dalam sistem koordinat kartesius, barangkali siswa tidak mengalami kesulitan dalam memahami hubungan x dengan y, atau y sebagai fungsi f(x) yang biasa ditulis

 

x f

y . Tetapi, bila x dan y diganti dengan s dan t siswa mungkin mengalami kesulitan

dalam memahami hubungan antara s dan t, yaitu sf(t).

(18)

Bagaimanapun juga kemampuan siswa dalam memahami grafik dalam matematika ternyata tidak selalu dibarengi dengan kemampuan menginterpretasi grafik dalam fisika. Pada

kenyataannya, tidak hanya siswa SMU saja yang mengalami kesulitan dalam membaca grafik, Lilian. C. Mc. Derrmot (1987) dkk menemukan bahwa pada mahasiswa baru pun banyak terjadi hal yang serupa.

Pemakaian grafik sederhana dalam fisika banyak ditemukan dalam bidang kinematika (GLB dan GLBB). Kinematika merupakan salah satu cabang fisika yang khusus mempelajari

tentang gerak suatu benda tanpa memperhatikan hukum-hukum fisika (Haliday-Resnick, 1997). Berawal dari konsep gerak muncul konsep-konsep seperti, waktu, jarak, kecepatan,

percepatan, dan perpindahan. Hubungan antar konsep-konsep itu dapat dinyatakan dalam sebuah grafik.

Sehubungan dengan uraian di atas, peneliti merasa perlu mengungkapkan bagaimana

kemampuan siswa SMU dalam menginterpretasi dan menggambar grafik khususnya grafik s – t dan v – t pada materi GLB dan GLBB. Dalam penelitian ini, peneliti mengusahakan

pembelajaran mengenai grafik pada GLB dan GLBB yang didesain untuk membantu siswa dalam memahami grafik. Diharapkan desain pembelajaran yang digunakan dapat membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar dan menginterpretasikan grafik s – t dan

v – t pada GLB dan GLBB

B. DASAR TEORI 1. Pengertian Grafik

Rene Descrates memperkenalkan cara menentukan titik-titik pada sebuah bidang datar yaitu,

(19)

datar disebut absis (X). Titik potong di kedua sumbu disebut titik pusat (O). Pada sumbu X di bagian kiri titik pusat bernilai negatif dan di bagian kanan titik pusat bernilai positif. Pada

sumbu tegak (Y) di bagian bawah titik pusat bernilai negatif dan di sebelah atas titik pusat bernilai positif.

grafik kartesius

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

X Y

Metode yang diperkenalkan oleh Descrates menjadi dasar pembuatan grafik Cartesius yang banyak kita gunakan dalam pelajaran matematika dan fisika. Variabel atau besaran yang akan dilihat hubungannya diletakkan sebagai absis dan ordinat. Dalam kamus besar bahasa

Indonesia, grafik diartikan sebagai suatu gambar yang menunjukkan hubungan antara besaran yang satu dengan yang lain.

2. Grafik Dalam Fisika

Rene Descrates (Cartesius) telah memperkenalkan cara menentukan titik pada sebuah bidang datar yang dikenal dengan grafik Cartesius. Grafik Cartesius banyak digunakan dalam

konsep fisika karena dapat langsung memperlihatkan hubungan dua besaran, dan mengandung

Gambar 2.1. Grafik Cartesius

(20)

informasi yang penting dan dapat dengan mudah ditangkap secara visual. Dalam menjelaskan berbagai gejala fisika haruslah jelas pula hubungan satu besaran dengan besaran yang lain,

hubungan ini dapat dinyatakan dalam persamaan matematika. Kemudian, dari persamaan tersebut dapat digambarkan sebuah grafik yang sesuai.

Grafik merupakan alat bantu fisika yang penting untuk melihat kecenderungan dari hubungan besaran-besaran fisika. Kemampuan menggambar maupun menginterpretasi grafik sangat penting untuk mengembangkan pemahaman tentang banyak topik dalam fisika. Karena

grafik merupakan cara yang ekonomis dalam menyajikan informasi. Berikut ini adalah satu contoh data gerak mobil dan grafiknya yang bergerak menempuh jarak (s) dalam selang

waktu (t).

Dari tabel 2.1 dan gambar 2.2 di atas dapat dibandingkan mana yang lebih mudah untuk dimengerti. Dari gambar 2.2, segera akan tanpak hubungan linear antara jarak dan waktu, akan tetapi jika kita melihat data pada tabel 2.1 kita belum dapat mengetahui hubungan antara jarak dan waktu secara pasti. Grafik juga berperan dalam kegiatan

menganalisis data dan pengujian model pada waktu pelaksanaan percobaan. Tabel.2.1. data sebuah mobil yang

menempuh jarak (s) dalam waktu (t)

Gambar. 2.2. Grafik sebuah mobil yang menempuh jarak (s) dalam waktu (t)

grafik jarak terhadap waktu

(21)

Dalam penyajian berbagai gejala fisika haruslah jelas pola hubungan antar besarannya. Hubungan ini dapat dinyatakan dalam suatu persamaan kemudian dari persamaan itu dapat

digambar sebuah grafik. Dari grafik yang digambar berdasarkan persamaan secara visual, kita dapat melihat hubungan antar besaran tersebut. Grafik merupakan salah satu alat bantu dalam

fisika yang sangat penting untuk melihat kecenderungan dari hubungan besaran fisika secara visual.

Kemampuan menginterpretasi dan menggambar grafik adalah kemampuan yang bukan

hanya untuk mempelajari fisika tetapi juga untuk mempelajari ilmu secara umum. Dalam berbagai ilmu yang ada, kemampuan menginterpretasi grafik sangat diperlukan untuk

memahami suatu data atau keadaan yang ditampilkan dalam bentuk grafik. Dalam kehidupan sehari-hari pun kita dihadapkan pada suatu grafik yang ada pada surat kabar, tempat-tempat umum (misalnya: posyandu, rumah sakit, sekolah) yang ingin menyampaikan suatu informasi.

Penyampaian informasi atau data dengan grafik akan lebih ekonomis dan akan tampak jelas suatu hubungan di dalam grafik yang ingin menyampaiakan informasi dibandingkan bila

disajikan dalam bentuk tabel. Kemampuan menginterpretasi dan menggambar grafik adalah kemampuan untuk belajar semua ilmu dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kemampuan menginterpretasi dan menggambar grafik kita akan mendapat informasi dan menyampaikan

informasi dengan jelas karena penyajian informasi atau data mengunakan grafik akan lebih mudah dipahamai. Penyajian dengan grafik akan lebih mudah dimengerti oleh banyak orang

kerena, grafik merupakan alat bantu visual dan cara yang ekonomis yang di dalamnya terdapat banyak mengandung informasi yang ingin disampaikan.

(22)

Dalam ilmu pengetahuan seperti fisika, kemampuan menginterpretasi dan menggambar grafik diperlukan untuk mempelajari konsep-konsep fisika. Karena dalam ilmu

fisika, pengunaan grafik tersebut menjelaskan suatu konsep fisika dan akan lebih mudah untuk dipahami. Dengan penyajian grafik kita akan memperoleh banyak informasi mengenai

konsep dalam fisika. Akan tetapi, kemampuan ini belum sepenuhnya dikuasai oleh siswa yang mempelajari fisika. Pemakaian grafik dalam fisika masih banyak menimbulkan kesalahan.

Untuk itu ada suatu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan

menginterpretasi dan menggambar grafik yaitu dengan merancang desain pembelajaran yang berkaitan dengan grafik. Desain pembelajaran ini diharapkan akan membantu siswa untuk

dapat menginterpretasi dan menggambar grafik dalam fisika dengan benar. Sehingga dalam mempelajari fisika akan lebih baik terutama bila menjumpai konsep-konsep fisika yang disajikan dalam bentuk grafik.

Robert. J. Beichner (1994) menemukan beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam menginterpratasi grafik pada kinematika. Pertama, siswa menganggap grafik sebagai gambar

harafiah dari suatu keadaan. Misalkan, ketika siswa diminta untuk menggambar grafik kecepatan terhadap waktu dari sebuah sepeda yang menuruni bukit kemudian berjalan dijalan yang rata, siswa menggambarkan seperti bukit dan lembah yang dilewati oleh sepeda. Kedua,

siswa masih bingung tentang arti kemiringan suatu garis pada sebuah grafik. Mereka tidak melihat pengaruh besar kecilnya kecepatan atau percepatan terhadap kemiringan kurva pada

grafik jarak terhadap waktu atau kecepatan terhadap waktu. Ketiga, siswa masih mengalami kesulitan dalam membedakan arti dari grafik jarak terhadap waktu dan kecepatan terhadap waktu. Mereka menganggap bahwa pertukaran antar variabel kinematika tidak akan

(23)

Dalam kajian Robert. J. Beichner (1994) tersebut tampak bahwa kemampuan siswa dalam membaca grafik masih kurang. Padahal kemampuan membaca grafik amat penting

untuk mengembangkan konsep-konsep fisika. Hampir semua konsep dalam fisika menggunakan grafik dalam penjelasannya atau sebaliknya dapat dijelaskan dengan grafik.

Lilian C. Mc. Dermott (1987) meyakini bahwa kemampuan menggambar dan menginterpretasi grafik sangat penting untuk mengembangkan suatu pemahaman tentang banyak topik dalam fisika. Para ilmuwan menganggap bahwa grafik berfungsi sebagai suatu

cara untuk mengkaitkan besaran yang satu dengan besaran yang lain, karena grafik merupakan suatu cara yang ekonomis dalam penyajian informasi.

Grafik merupakan alat bantu yang penting dalam fisika kerena grafik merupakan (Lilian C.Mc. Dermot,1987):

a. Alat bantu visual yang menyatakan hubungan dua variabel. Jika memeriksa hubungan

variabel pada sebuah tabel akan mengalami kesulitan, akan tetapi bila disajikan pada grafik akan dapat terlihat dengan segera hubungan antara variabel

b. Alat bantu selama eksperimen

- Titik ukur mana yang masih dibutuhkan

- Apakah kesalahan yang aneh tidak dilakukan selama eksperimen.

c. Alat bantu interpretasi hasil pengukuran Apakah hasil pengukuran sama dengan teoritis

d. Alat bantu perhitungan lebih lanjut

(24)

Dalam menentukan hubungan antar variabel Ana Kismiyati (1990, skripsi) mengungkapkan pendapat Royan yang membagi dua sifat hubungan yaitu, hubungan

kualitatif dan hubungan kuantitatif. Hubungan kualitatif adalah hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa memiliki hubungan matematis tapi mempunyai kecenderungan tertentu,

sedangkan hubungan kuantitatif adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang memiliki hubungan matematis sehingga hubungan ini dapat ditarik dalam rumus tertentu.

Beberapa hubungan antar variabel yang sering muncul dalam fisika adalah hubungan

perbandingan dan hubungan linear. Dua besaran dikatakan sebanding bila berubah sedemikian

hingga hasil baginya konstan. Dalam matematika hubungan lenear ditulis yaxb, dimana

a dan b adalah konstan, x dan y adalah besaran fisis. Contoh hubungan linear ini juga

dijumpai pada hubungan kecepatan terhadap waktu pada suatu benda yang bergerak lurus

berubah beraturan dengan kecepatan awal tertentu yang dirumuskan vv0 at, dengan t

adalah besaran bebas dan v adalah besaran terikat. Dalam hal ini v adalah kecepatan pada suatu saat t, sedangkan a dan voadalah konstanta.

Sebuah persamaan adalah suatu ringkasan dari suatu hasil analisis. Bila konsep dasar

suatu gejala dimengerti dengan baik, maka dengan sendirinya persamaan itu akan mudah diingat tanpa usaha yang berlebihan. Demikian juga grafik, tidaklah mungkin dapat

menggambar maupun menginterpretasi grafik tanpa memahami konsep dari besaran yang bersangkutan.

3. Menginterpretasi Grafik

Interpretasi diartikan sebagai tafsiran atau pendapat secara teoritis. Menginterpretasi berarti menafsirkan sesuatu secara teoritis. Menginterpretasi tidak cukup hanya membaca

(25)

tersebut berdasarkan teori yang terkait. Berdasarkan uraian di atas, menginterpretasi grafik dapat diartikan sebagai menafsirkan suatu gejala yang berupa grafik dari sebuah keadaan atau

dari sebuah tabel data secara teoritis.

Contoh, berikut ini disajikan sebuah grafik jarak terhadap waktu (s-t)

Bila grafik di atas diberikan kepada siswa dan diminta untuk menginterpretasi kemudian siswa menjawab bahwa grafik s - t di atas berbentuk linear. Berdasarkan jawaban tersebut, siswa masih pada taraf membaca grafik belum menginterpretasi grafik. Jawaban

tersebut kurang memperhatikan konsep lain yang penting misalkan gradien grafik dan besaran yang ada serta jawabannya belum berdasarkan teori yang terkait yaitu tentang kecepatan.

Grafik s - t di atas adalah grafik yang menunjukkan sebuah benda yang mempunyai kecepatan tetap, yang ditunjukkan pada bentuk grafik yang liear karena gradien grafik s - t menyatakan kecepatan benda. Jawaban seperti ini yang benar dalam menginterpretasi grafik s - t di atas

4. Menggambar Grafik

Menggambar sebuah grafik memerlukan suatu kemampuan dalam memahami konsep yang berkaitan dengan grafik yang akan digambar. Baik besaran-besaran yang terkait maupun gradien grafiknya. Contoh, bila akan menggambar grafik kecepatan terhadap waktu (v - t)

berarti harus memahami konsep kecepatan dan waktu pada kinematika. Menggambar grafik

t (s) s (m)

Grafiks-t

Gambar 2.3

(26)

dalam pelajaran fisika tidak hanya menggambar secara harafiah dari sebuah keadaan, tetapi lebih pada pamahaman suatu konsep yang diwujudkan dalam grafik. Kemampuan

menggambar grafik yang benar diharapkan dapat menambah pemahaman konsep fisika. Konstruksi grafik yang benar yaitu, mempunyai judul dan pada setiap sumbu

dilengkapi dengan label dan unit-unitnya (gambar 2.1). Selain mengetahui konstruksi grafik dengan benar, juga harus memahami konsep fisika yang terkait secara benar serta memahami tentang gradien grafik yang akan digambar. Contoh, gambarkan grafik v - t dari sebuah

keadaan berikut: bila sebuah sepeda berjalan menuruni bukit kemudian berjalan di jalan yang rata.

Dari kedua gambar 2.4 di atas, grafik A menunjukkan bahwa grafik sebagai gambar harafiah dari suatu keadaan. Pada grafik A, tidak melihat besar kecilnya kecepatan sepeda pada saat menuruni bukit dan dijalan yang rata yang berkaitan dengan kecepatan sepeda serta

gradien grafiknya. Pada grafik B, merupakan gambar grafik v - t yang benar dari keadaan di atas. Menuruni bukit sepeda mengalami percepatan, berjalan di jalan rata kecepatan sepeda

tetap. Pada grafik v - t gradien grafik menyatakan percepatan benda, bila gradien grafik nol benda mengalami kecepatan tetap.

t (s) Grafik v-t v (m/s)

t (s) v (m/s)

Grafik B Grafik A

(27)

5. Upaya Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menginterpretasi Dan Menggambar Grafik

Kegiatan pembelajaran fisika memiliki hakekat menciptakan interaksi antara siswa dengan obyek belajar. Dengan interaksi ini siswa memiliki peluang untuk membangun

pengetahuannya berdasarkan realita yang menjadi obyek belajar. Pada saat kegiatan belajar berlangsung, siswa harus aktif membangun pengetahuan diri sendiri. Aktif berarti siswa harus terlibat secara berkesinambungan dalam mencari, menelusuri dan membangun sendiri

pengetahuan melalui berbagai jenis kegiatan yang relevan dan mengunakan penalaran mereka untuk menyelesaikan masalah yang ditemui.

Berkaitan dengan pembelajaran di atas, guru harus dapat menerapkan metode pembelajaran yang sesuai sehingga suasana belajar terasa menyenangkan. Selain itu metode tersebut hendaknya dapat membuat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dalam penelitian ini

di upayakan pembelajaran yang mengunakan desain pembelajaran yang dirancang untuk mencapai tujuan yaitu kemampuan dalam menginterpretasi dan menggambar grafik s - t dan v

– t pada GLB dan GLBB. Proses pembelajarannya berdasarkan desain pembelajaran yang dirancang. Kegiatan pembelajaran lebih banyak dilakukan siswa dengan tuntunan dari guru. Kegiatan yang dilakukan siswa lebih pada bagaimana menginterpretasi dan menggambar

grafik dengan benar berdasarkan teori.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menginterpretasi

dan menggambar grafik antara lain sebagai berikut :

(28)

Tidaklah mungkin dapat menggambar maupun menginterpretasi grafik tanpa memahami konsep dari besaran yang bersangkutan.

b. Memahami konstruksi grafik dengan benar

Konstruksi grafik yang benar yaitu, mempunyai judul dan pada setiap sumbu dilengkapi dengan label dan unit-unitnya(gambar 2.1).

c. Menggambar grafik dengan benar

Dengan mengunakan data dari sebuah tabel yang terdiri dari dua besaran, kemudian

membuat salib sumbu dan meletakkan besaran absis dan ordinat serta memberikan skala pada grafik yang relevan dengan data. Data pada tabel dipindahkan pada salib sumbu (grafik) sesuai dengan absis dan ordinat dengan titik-titk kemudian

menghubungkan titik-titik tersebut menjadi sebuah garis yang selanjutnya disebut grafik.

d. Memahami gradien grafik

Menjelaskan gradien grafik dengan cara analogi persamaan pada matematika. Pada grafik melengkung gradien grafik dapat dicari dengan menarik garis singung pada

grafik.

e. Menginterpretasi grafik secara benar

i. Memahami konsep dan besaran yang terkait grafik s- t dan v - t ii. Memahami gradien grafik s – t dan v - t

iii. Melihat bentuk grafik s – t dan v - t

(29)

f. Memberikan contoh soal dan latihan soal yang berkaitan dengan menginterpretasi dan menggambar grafik

Upaya-upaya di atas termuat dalam desain pembelajaran yang digunakan dalam

penelitian ini. Dengan desain pembelajaran ini diharapkan dapat membantu kemampuan siswa dalam menginterpretsi dan menggambar grafik s - t dan v - t pada GLB dan GLBB dengan benar.

6. Faktor-Faktor Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Menginterpretasi Dan Menggambar Grafik s - t dan v - t Pada GLB dan GLBB

Dalam proses belajar mengajar mengharapkan adanya tujuan yang tercapai. Salah satunya adalah peningkatan hasil belajar. Untuk mengetahui adanya suatu peningkatan,

diperlukan indikator atau faktor-faktor apa saja yang dapat digunakan sebagai tuntunan atau pedoman bahwa tujuan pembelajaran itu sudah tercapai.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam menginterpretasi dan menggambar grafik s - t dan v - t pada GLB dan GLBB antara lain:

a. Pemahaman konsep gerak, jarak, kecepatan, percepatan dan waktu pada kinematika.

Pemahaman tentang kinematika yang benar akan dapat membantu siswa meningkatan kemampuan dalam menginterpretasi dan menggambar grafik s - t dan v - t. Pada

dasarnya pemahaman ini sangat penting karena grafik s - t dan v - t merupakan bagian dari kinematika.

(30)

akan terjadi miskonsepsi. Karena, kedua grafik sangat berbeda maknanya walaupun bentuknya sama.

c. Pemahaman arti gradien grafik pada grafik s - t dan v - t

Faktor ini juga sangat penting untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa. Dengan memahami arti dan makna gradien grafik maka siswa dapat menginterpretasi

dan menggambar grafik s - t dan v - t dengan benar. Gradien grafik pada grafik s - t dan v - t mengandung informasi yang penting bagi siswa dalam menginterpretasi dan

menggambar grafik.

d. Kemampuan menggambarkan grafik s – t atau v – t dari sebuah keadaan

Bila dapat memahami konsep yang terkait pada grafik yang akan digambar dan

memahami makna gradien grafik, maka dapat menggambar grafik dengan benar e. Kemampuan menginterpretasi grafik s – t dan v – t dengan benar

Dengan memahami konsep dan besarannya serta gradien grafik secara benar, siswa dapat menginterpretasi grafik dengan benar secara toritis. Tanpa pemahaman tersebut siswa sulit untuk menginterpretasi grafik dengan benar.

7. Pemahaman Fisika Dengan Contoh Dalam Kehidupan Keseharian

Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang alam semesta, fenomena alam dan mekanisme yang terjadi di dalamnya. Lebih sederhananya dapat dikatakan bahwa fisika erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Apa yang kita alami, apa yang kita lakukan, kenapa

(31)

fisika. Mereka sering beranggapan bahwa fisika hanya penuh dengan rumus-rumus, dalil-dalil yang membuat pusing. Bahkan guru-guru yang bukan berlatar belakang fisika juga sering

menggambarkan fisika adalah pelajaran yang paling sulit dan membosankan.

Anggapan ini sebenarnya dapat dihilangkan apabila penyampaian konsep fisika

sebaiknya diawali dari kehidupan peserta didik itu sendiri. Sejak dia bangun pagi, beraktifitas, sekolah, sampai kembali ia tidur malam semuanya berkaitan dengan fisika khususnya dan IPA umumnya. Pelajaran fisika sudah dimulai sejak di Sekolah Dasar yang disebut dengan

pelajaran IPA (Ilmu pengetahuan Alam). Proses penyampaian materi fisika dengan mengunakan contoh dalam kehidupan yang erat dengan peserta didik akan membantu pemahaman peserta didik tentang fisika. Hal ini akan menggubah anggapan bahwa fisika

hanya diisi dengan rumus-rumus yang membuat sulit dan bosan. Di samping itu fisika tidak dijadikan hafalan sehingga pendidik bisa melakukan kreasi dalam menyampaikan konsep.

Bila kita lihat kehidupan sehari-hari banyak fakta tanpa kita sadari berkaitan erat dengan fisika. Berikut ini beberapa contoh : atraksi terbang burung di udara berkaitan dengan gaya hambat udara, gaya angkat, gaya dorong dan gaya berat, listrik di rumah semuanya

konsep dasarnya pada fisika, kita mengendarai mobil, motor ataupun jalan kaki erat kaitannya dengan fisika salah satunya adalah gerak. Beberapa contoh diatas dapat membantu peserta

didik untuk menjadi tertarik dengan fisika dan pembelajaran oleh pendidik jadi menarik karena sesuatu yang dipelajari sangat dekat dengan keseharian peserta didik sehingga mereka mudah untuk memahaminya.

(32)

memahami bagaimana grafik s – t dan v – t bila kecepatan sepeda motor bergerak pelan atau cepat. Diharapkan proses pembelajaran fisika bila menyajikan penerapan/aplikasi tentang

dunia nyata yang dialami dalam kehidupan sehari-hari pesrta didik akan menjadi menarik serta memudahkan pemahaman konsep fisika yang lebih baik

8. Desain Pembelajaran

a. Pengertian Desain Pembelajaran

Desain pembelajaran adalah kegiatan keseluruhan proses analisis kebutuhan dan

tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar dan materi pengajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut termasuk di dalamnya adalah pengembangan paket pelajaran,

kegiatan mengajar, uji coba, revisi, dan kegiatan mengevaluasi hasil belajar (Gafur, 1982 : 21) Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menyusun desain pembelajaran meliputi :

i. Menentukan hasil belajar dalam arti prestasi siswa yang bisa diamati dan diukur

(learning outcomes).

ii. Identifikasi karakteristik siswa yang akan belajar.

iii. Berdasar 1 dan 2 tersebut, memilih dan menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar bagi para siswa.

iv. Menentukan media untuk kegiatan tersebut

(33)

vi. Menentukan kriteria, seberapa prestasi siswa telah dianggap cukup.

vii. Memilih metode yang tepat untuk menilai kemampuan siswa untuk

mendemonstrasikan tingkah laku seperti tersebut pada langkah i.

viii.Menentukan metode untuk memonitor responsi siswa sewaktu berada dalam proses

pengajaran dan sewaktu dievaluasi.

ix. Mengadakan perbaikan yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar bila ternyata responsi tidak sesuai dengan hasil yang telah ditentukan.

(Gafur, 1982 : 23)

Prosedur atau proses yang ditempuh dalam rangka pengembangan sistem dan desain pembelajaran bisa meliputi dua cara, yaitu :

1. Dengan pendekatan secara empiris

Proses ini dilaksanakan tanpa menggunakan dasar-dasar teori secara sistematis. Di sini paket atau bahan pengajaran disusun berdasarkan pengalaman si pengembang,

siswa disuruh mempelajari lalu hasilnya diamati. Bila hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, materi pengajaran tersebut direvisi dan pekerjaan penyusunan paket (materi) pengajaran diulang.

2. Dengan mengikuti atau membuat suatu model (paradigm approach)

Menurut pendekatan ini, hasil belajar yang diharapkan, bisa diklasifikasikan sesuai

dengan tipe-tipe tertentu. Untuk tiap tipe tujuan khusus (obyective) dapat dipilihkan cara-cara tertentu untuk mencapainya, kondisi tertentu untuk mengamati responsi siswa bisa diciptakan, dan perubahan-perubahan bilamana perlu bisa

(34)

sekaligus bisa untuk menguji model tersebut. (Gafur, 1982 : 24)

9. Grafik Jarak Terhadap Waktu (s – t)

a. Grafik Jarak Terhadap Waktu ( s – t ) Pada Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Di dalam matematika persamaan suatu fungsi linear dirumuskan ym.x. Dari

persamaan tersebut menghasilkan grafik y terhadap x (y sumbu tegak dan x sumbu datar)

seperti pada gambar 2.5. Kemiringan grafik (gradien) yaitu tangen sudut terhadap sumbu x

positif (tangen).

Dalam gerak lurus beraturan berlaku persaman jarak yaitu sv.t. Persamaan ini identik dengan persamaan dalam matematika ym.x. Persamaan sv.t menghasilkn grafik

s terhadap t seperti pada gambar 2.6. Kemiringan grafik (gradien) s - t yaitu tangen sudut

terhadap sumbu t positif (tangen ). Kemiringan grafik (gradien) jarak terhadap waktu

menyatakan kecepatan tetap benda dari gerak lurus beraturan. Semakin curam kemiringan (gradien) ini semakin besar kecepatannya.

y

x

s (m)

t (s)

Gambar 2.5

Grafik y-x untuk persamaan y = n.x

Gambar 2.6

Grafik s – t untuk persamaan jarak s = v.t

(35)

b. Grafik Jarak Terhadap Waktu ( s – t ) Pada Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Persamaan jarak untuk gerak lurus berubah berturan yang kita ketahui adalah:

2

s  . Jarak (s) merupakan fungsi kuadrat dalam t. Menurut matematika grafik s – t

akan berbentuk parabola. Untuk percepatan positif (a > 0), yaitu kecepatan semakin lama semakin besar, maka grafik s – t akan berbentuk parabola terbuka ke atas (gambar 2.7.a). Untuk percepatan negatif (a < 0) atau perlambatan, yaitu kecepatan semakin lama semakin kecil, maka grafik s – t akan berbentuk parabola terbuka ke bawah (gambar 2.7.b). Dalam grafik s – t gradien grafik menginformasikan kecepatan v (Kanginan : 133). Gradien grafik s

-t pada GLBB un-tuk se-tiap wak-tu -tidak sama, ar-tinya kecepa-tannya berubah-ubah -terhadap waktu. Kecepatan yang berubah terhadap waktu merupakan definisi dari percepatan.

Gambar 2.7 (a)Grafik jarak terhadap waktu GLBB untuk percepatan a positif, kemiringan(gradien) grafik pada t = 0

menunjukkan kecepatan awal v0dan gradien saat t menunkjukkan kecepatan v pada saat itu.(b)Grafik jarak terhadap

waktu GLBB untuk percepatan a negatif, kemiringan(gradien) grafik pada t = 0 menunjukkan kecepatan awal v0dan

ketika berhenti, kemiringan sama dengan nol (v = 0 )gradien saat t menunkjukkan kecepatan v pada saat itu. (c)

Gradient = v

(36)

10. Grafik Kecepatan Terhadap Waktu (v – t)

a. Grafik Kecepatan Terhadap Waktu ( v – t ) Pada Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Gerak lurus beraturan didefinisikan sebagai gerak benda dengan kecepatan tetap pada lintasan lurus (Kanginan : 117). Bila suatu benda bergerak dengan kecepatan tetap berarti

benda itu tidak mempunyai percepatan ( percepatan sama dengan nol ). Pada grafik v – t gerak lurus beraturan kemiringan (gradien) grafik menyatakan percepatan. Suatu benda yang

bergerak lurus beraturan tidak mempunyai percepatan maka, grafik v – t pada gerak lurus beraturan berupa garis lurus mendatar sejajar dengan sumbu waktu (t) karena gradien grafik sama dengan nol.

b. Grafik Kecepatan Terhadap Waktu (v – t) Pada Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

gradien a gradien -a

Gambar.2.8. Grafik v – t pada gerak lurus beraturan berbentuk garis lurus sejajar dengan sumbu t

(37)

Gerak lurus berubah beraturan didefinisikan sebagai gerak suatu benda pada lintasan

lurus dengan percepatan tetap (Kanginan : 123). Untuk melihat grafik v – t pada gerak lurus

berubah beraturan kita melihat dari persamaan matematis yaitu ynmx. Persamaan

tersebut menghasilkan grafik y terhadap x seperti pada gambar 2.9. kemiringan grafik (gradien) y terhadap x adalah tangen sudut terhadap sumbu x positif yaitu sama dengan m dalam persamaan ynmx.

Persamaan di atas mirip dengan persamaan kecepatan pada GLBB yaitu, vv0 at (

v analogi dengan y, v0 analogi dengan n, a analogi dengan m dan t analogi dengan x) berdasarkan kemiripan ini, jika pada grafik y – x kemiringannya sama dengan m, maka kemiringan grafik v – t pada gerak lurus berubah beraturan akan sama dengan a (percepatan)

gambar 2.10. Jika adalah sudut antara grafik dengan sumbu mendatar maka :

a = tan= t v

 

.

Jadi pada GLBB jika grafik v – t diketahui maka kemiringan grafik menyatakan

percepatannya(gambar 2.10). Makin curam grafik v – t makin besar percepatannya. Grafik v – t (gambar 2.10)merupakan percepatan positif yang tetap. Pecepatan positif (gambar 2.11)

adalah percepatan yang searah dengan kecepatannya. Percepatan negatif adalah percepatan yang berlawanan arah dengan kecepatannya, sehingga menyebabkan kecepatan semakin lama semakin berkurang, dan suatu saat kecepatannya sama dengan nol (Kanginan : 133)

C. Perumusan Masalah

(38)

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menghasilkan desain pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam menginterpretasi dan menggambar grafik s – t dan v – t dalam GLB dan GLBB

2. Mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menginterpretasi dan menggambar grafik s – t dan v – t dalam GLB dan GLBB setelah mengikuti pembelajaran dengan

desain pemebelajaran yang dibuat

E. Manfaat

1. Bagi Peneliti

Melalui penelitian ini, peneliti sebagai seorang calon guru mendapatkan pengalaman dan pengetahuan mengenai desain pembelajaran fisika yang digunakan untuk membantu siswa dalam menginterpretasi dan menggambar grafik. Sehingga,

ketika menjadi seorang guru nantinya peneliti benar-benar dapat menerapkan pengetahuan tersebut.

2. Bagi Guru Bidang Studi

Desain pembelajaran yang dihasilkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran lebih lanjut.

(39)

Dapat menambah pemahaman dan pengetahuan tentang bagaimana menginterpretasi dan menggambar grafik yang benar serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

(40)

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang berusaha menggambarkan pemahaman kemampuan siswa dalam menggambar dan menginterpretasi grafik s – t dan v – t pada GLB dan GLBB setelah mengikuti pembelajaran dengan desain

pembelajaran yang dirancang khusus untuk itu

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – April 2008 di SMA Virgo Bawen

C. Partisipan Penelitian

Partisipan penelitian ini adalah siswa – siswi kelas XASMA Virgo Bawen. D. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah dengan tes tertulis. Tes tertulis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian. Tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut partisipan menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan,

membandingkan, serta memberikan alasan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Tes diberikan pada siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Tes awal (pretes) yang

diberikan sebelum pembelajaran digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Sedangkan tes (postes) yang diberikan setelah pembelajaran, digunakan untuk mengetahui pemahaman kemampuan siswa setelah menerima seluruh materi dengan desain pembelajaran

(41)

E. Intrumen Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan beberapa instrumen, yaitu:

1. Tes Tertulis

Soal tes tertulis yang digunakan di dalam penelitian ini adalah 7 soal tes uraian untuk

tes awal dan 12 soal tes uraian setelah pembelajaran. Dalam penelitian ini, soal-soal tersebut disusun berdasarkan kisi-kisi materi tentang grafik s – t dan v – t pada gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan soal tes dalam penelitian ini adalah:

a. Menentukan ruang lingkup tes, meliputi pokok bahasan, sub pokok bahasan dan butir-butir materi yang akan di ujikan

b. Menentukan kemampuan siswa dalam menginterpretasi dan menggambar grafik,

yaitu:

1) Dapat menginterpretasi dan menggambar grafik s-t pada GLB

2) Dapat menginterpretasi dan menggambar grafik s-t pada GLBB 3) Dapat menginterpretasi dan menggambar grafik v-t pada GLB 4) Dapat menginterpretasi dan menggambar grafik v-t pada GLBB

2. Desain Pembelajaran

Desaian pembelajaran dalam penelitian ini dirancang khusus untuk membantu

(42)

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan desain pembelajaran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan ruang lingkup materi, meliputi pokok bahasan, sub pokok bahasan b. Merancang materi pembelajaran sedemikian rupa agar dapat dipahami dan

dimengerti siswa, supaya tujuan dari penelitian tercapai.

c. Memilih metode pengajaran yang tepat d. Memilih media untuk kegiatan pembelajaran.

F. Desain Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan memberikan tes (pre-tes) tertulis pada partisipan. Tes

(pre-tes) tertulis yang berupa tes uraian ini bertujuan untuk mengetahui pamahaman awal mereka dan kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam menginterpretasi dan menggambar

grafik s – t dan v – t pada GLB dan GLBB. Berdasarkan tes tertulis yang diberikan, diharapkan partisipan menjawab sesuai dengan kemampuannya. Dari hasil tes awal (pre-tes) dapat diketahui kemampuan awal siswa serta kesulitan yang dialami siswa dalam

menginterpretasi dan menggambar grafik. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa pada saat tes awal akan di perdalam saat pembelajaran dengan desain pembelajaran yang telah

dirancang. Kemudian dilaksanakan pembelajaran dengan instrumen desain pembelajaran yang telah dirancang khusus mengenai grafik jarak terhadap waktu dan grafik kecepatan terhadap waktu dalam GLB dan GLBB. Setelah kelas diberikan perlakuan pembelajaran mengunakan

(43)

mengolah jawaban yang diberikan partisipan untuk memperoleh data yang diinginkan. Dari data yang diperoleh, dapat diketahui tingkat pemahaman partisipan dalam menginterpretasi

dan menggambar grafik s – t dan v – t pada GLB dan GLBB.

Dari hasil tes tertulis (pos-tes) tersebut digunakan untuk merevisi desain pembelajaran

yang sekiranya kurang atau belum dapat memfasilitasi kemampuan siswa dalam menginterpretasi dan menggambar grafik. Sehingga akan dihasilkan suatu perangkat pembelajaran yaitu desain pembelajaran yang baik untuk memfasilitasi kemampuan siswa

dalam menginterpretasi dan menggambar grafik jarak terhadap waktu (s – t ) dan grafik kecepatan terhadap waktu (v – t) pada GLB dan GLBB.

G. Metode Analisis Data 1. Tes Tertulis

Analisis tes tertulis dilakukan dengan cara memeriksa jawaban tes uraian seorang

demi seorang untuk semua soal, kemudian masing-masing soal diberi skor ( Sudjana N, 1990). Dalam penelitian ini skoring yang digunakan adalah skor dengan skala 0 - 4. Skor nilai

paling bawah diekivalensikan dengan 0, skor nilai lebih tinggi berikutnya diekivalensikan dengan 1, skor nilai lebih tinggi berikutnya diekivalensikan dengan 2, skor nilai tinggi berikutnya diekivalesikan dengan 3 dan skor nilai tertinggi diekivalensikan dengan 4

Kemudian digunakan sistem bobot dalam memberikan nilai terhadap jawaban partisipan pada setiap nomornya. Bobot nilai yang digunakan adalah skala 1-10, untuk soal

kategori mudah diberi bobot dua, untuk soal kategori sedang diberi bobot tiga dan untuk soal kategori sulit diberi bobot lima. Soal-soal tes uraian yang digunakan sebanyak 12 soal dengan soal nomor 1, 3, 4, 8 dikategorikan soal mudah, soal nomor 2, 5, 6, 7, 11, dikategorikan soal

(44)

persentase. Besarnya nilai yang diperoleh siswa merupakan persentase dari skor maksimal yang seharusnya dicapai (Ngalim Purwanto, 1984). Rumus penilaiannya adalah

S = R / N x SM

Dengan S = Nilai Akhir yang dicari

R = Total skor yang diperoleh partisipan

N = Skor maksimal

SM= Standard Mark ( besarnya skala penilaian yang dikehendaki, misalnya : 1 – 10

atau 1 - 100)

Setelah itu tingkat kebenaran yang dimiliki oleh partisipan dimasukkan ke dalam kriteria penilaian (Masidjo, 1995) berikut :

Tabel 2.1: Tingkat pemahaman partisipan

Tingkat Penguasaan (%) Nilai Huruf Keterangan

81 – 100 A Sangat Paham

66 – 80 B Paham

56 – 65 C Cukup Paham

46 – 55 D Kurang paham

(45)

Dengan melihat kriteria nilai yang diperoleh partisipan seperti diatas kita akan mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam menginterpretasi dan menggambar grafik s – t dan v – t pada

GLB dan GLBB.

2. Desain Pembelajaran.

Desain pembelajaran yang telah digunakan akan diperbaiki untuk menjadi desain pembelajaran yang lebih baik. Perbaikan desain pembelajaran dilakukan berdasarkan indikator dan pemahaman siswa yang diperoleh dari tes tertulis. Dari perbaikan-perbaikan

yang dilakukan nantinya akan diperoleh suatu perangkat pembelajaran yaitu desain pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa dalam menginterpretasi dan menggambar grafik

(46)

A. Data dan Pembahasan

Pengambilan data penelitian diikuti 28 partisipan di SMA Virgo Fidelis Bawen Kelas X4. Partisipan diberi waktu 45 menit untuk mengerjakan soal-soal tes dan dapat mengerjakan semua soal dalam waktu yang tersedia.

Dari tes tertulis dapat diketahui tingkat pemahaman partisipan mengenai grafik s – t

danv – t pada GLB dan GLBB. Pemahaman partisipan dapat diketahui berdasarkan analisis jawaban tiap soal tes .

B. Pemahaman Partisipan dari Hasil Tes Tertulis 1. Pemahaman Partisipan Pada Saat Pre-tes

Soal pretes yang diberikan sebanyak 7 soal uraian terdiri dari 3 soal menginterpretasi

dan menggambar grafik berdasarkan data atau kejadian yang sering kita jumpai di tempat-tempat umum atau di instansi-instansi sekolah dan media masa dan 4 soal tentang menginterpretasi dan menggambar grafik dalam fisika yaitu grafik kecepatan terhadap waktu

(v-t)dan grafik jarak terhadap waktu(s-t).

a. Kemampuan menginterpretasi dan menggambar grafik yang sering dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari (di sekolah, media massa dll)

Kemampuan siswa dalam menginterpretasi dan menggambar grafik umum yang sering dijumpai dapat dikatakan baik. Dari hasil pre-tes partisipan sudah bisa

(47)

sehari-hari. Partisipan dapat melihat kenaikan atau penurunan grafik berdasarkan data yang ada serta dapat menyimpulkan dari keseluruhan keadaan

b. Kemampuan menginterpretasi dan menggambar grafik jarak terhadap waktu(s-t) dan grafik kecepatan terhadap waktu(v-t)

1) Grafik jarak terhadap waktu(s-t) a) Gerak Lurus Beraturan

Sebagian besar partisipan menganggap grafik sebagai gambar harafiah karena

dalam menggambarkan grafik s – t untuk benda dengan kecepatan tetap bentuk grafiknya berupa garis lurus sejajar dengan sumbu waktu (t)

b) Gerak Lurus Berubah Beraturan

Grafik jarak terhadap waktu (s-t) pada GLBB berupa parabola karena persamaan jarak dalam GLBB merupakan persamaan kuadrat. Karena bentuk grafik s

– t parabola (melengkung) sebagian besar partisipan menginterpretasi grafik tersebut sebagai gambar harafiah. Karena grafik s-t GLBB berupa garis melengkung (parabola

terbuka ke atas) partisipan menginterpretasi grafik tersebut sebagai benda yang bergerak berbelok dengan waktu yang berubah-ubah. Partisipan tidak memperhatikan pengaruh gradien grafik dari grafik s –t pada GLBB yang menyatakan kecepatan

benda.

2) Grafik jarak terhadap waktu(v-t) a) Gerak Lurus Beraturan

Dari hasil pretes, kemampuan partisipan dalam menggambar grafik v –

(48)

memahami arti gerak lurus beraturan, yang mereka pahami GLB itu sebagai benda yang bergerak lurus tanpa memperhatikan kecepatan dari benda tersebut

b) Gerak Lurus Berubah Beraturan.

Pemahaman partisipan tentang arti gradien grafik v – t masih kurang sehingga dalam menginterpretasi grafik v – t mengalami kesulitan. Grafik v – t

yang sebenarnya menunjukkan percepatan benda tetapi partisipan menginterpretasi sebagai kecepatan tetap. Dari hasil tersebut kemampuan

memahami gradien grafik belum dikuasai oleh partisipan

Dari hasil analisis di atas ditemukan beberapa hal yang menjadi kesulitan siswa dalam menginterpretasi dan menggambar grafik s – t dan v – t pada GLB dab

GLBB.

i. Partisipan belum memahami arti gerak lurus beraturan dan gerak lurus

berubah beraturan

ii. Partisipan menganggap grafik sebagai gambar harafiah dari suatu keadaan

iii. Pertukaran variable v – t menjadi s – t partisipan anggap sama, padahal ini sangat berbeda walaupun dengan bentuk grafik yang sama jika

variabelnya berbeda maknanya pun berbeda

iv. Belum dapat membedakan grafik s- t dan v – t pada keadaan yang sama v. Kemampuan memahami arti gradien grafik sehingga dalam

(49)

2. Pemahaman Partisipan Pada Saat Pos-tes

Total skor rata-rata yang didapatkan oleh partisipan adalah 103,67 (71,52%) dari total skor maksimal 144, dengan total skor tertinggi 124 (86,11%) dan terendah 53 (36,80%).

Dengan melihat persentase total skor rata-rata diketahui bahwa tingkat pemahaman partisipan terhadap grafiks – tdanv – tpada GLB dan GLBB adalah paham.

Sesuai dengan tujuan penelitian yang diuraikan didepan ( Bab I ), dari 12 soal

digolongkan dalam tiga kategori yaitu soal-soal yang termasuk dalam persentase jumlah bobot skor tinggi, sedang dan rendah. Persentase jawaban dari tiap nomor soal dihitung dengan

menjumlahkan seluruh bobot skor yang didapatkan oleh semua partisipan kemudian membaginya dengan bobot skor maksimal dan dikalikan 100%. Berikut adalah contoh perhitungan persentase jumlah bobot skor pada soal nomor 1. Skor maksimal pada soal nomor

1 adalah 4 dan soal tersebut memiliki bobot 2, jumlah bobot skor maksimal nomor 1 adalah 4 x 2 x 28 = 224 sedangkan jumlah bobot skor yang diperoleh semua siswa adalah 198.

Sehingga dapat dihitung sebagai berikut:

Persentase jumlah bobot skor jawaban soal nomor 1 = 198/224 x 100%

= 88,39%

Persentase jumlah bobot skor jawaban masing-masing nomor dapat dilihat pada

Lampiran.

Berdasarkan hasil analisis tes tertulis dapat diketahui persentase jumlah bobot skor dari semua partisipan untuk setiap nomor soal Berdasarkan persentase jumlah bobot skor

(50)

yang termasuk dalam persentase jumlah bobot skor tinggi adalah soal-soal yang mempunyai persentase jumlah bobot skor lebih dari atau sama dengan 80%. Soal-soal yang termasuk

dalam persentase jumlah bobot skor rendah adalah soal-soal yang mempunyai persentase jumlah bobot skor kurang dari atau sama dengan 56%. Sedangkan soal-soal yang termasuk dalam persentase jumlah bobot skor sedang adalah soal-soal yang mempunyai persentase

jumlah bobot skor antara 56% dan 80%. Berikut ini adalah tingkat pemahaman partisipan yang diperoleh dari hasil tes tertulis:

a. Persentase Jumlah Bobot Skor Tinggi Tabel 3.1: persentase jumlah bobot skor tinggi

No Soal Pesentase jumlah Bobot Skor (%)

1 83,39

2 94,64

4 91,96

10 88,39

Soal-soal yang mempunyai persentase jumlah bobot skor jawaban tinggi adalah soal nomor 1, 2, 4, dan 10 pada tabel 6.1 Presentase jumlah bobot skor paling tinggi adalah 94,64% yaitu pada soal nomor 2. Soal tersebut meminta partisipan untuk menggambarkan

grafik v – t dari sebuah mobil yang bergerak dengan percepatan yang berbeda. Dengan melihat persentase jumlah bobot skornya, dapat disimpulkan bahwa pemahaman partisipan

(51)

Soal nomor 4 berhubungan dengan pemahaman kecepatan positif dan kecepatan negatif berdasarkan gradien grafik s - t. Soal ini meminta partisipan untuk menentukan keadaan yang mempunyai kecepatan positif terbesar dan kecepatan negatif. Selain itu partisipan juga diminta untuk menjelaskan alasannya. Persentase jumlah bobot skor pada soal

nomor 64 adalah 91,96%. Pada soal tersebut sebagian besar partisipan bisa menentukan kecepatan positit terbesar berdasarkan kecuraman grafik bahwa semakin curam grafik kecepatan semakin besar. Dengan melihat persentase jumlah bobot skor yang diperoleh, dapat

ditarik kesimpulan bahwa pemahaman partisipan tentang pemahaman gradien grafik jarak terhadap waktu (s – t) dan membedakan kecepatan berdasarkan gradien atau kecuraman grafik

s – t sangat baik.

Pada soal nomor 1 persentase jumlah bobot skornya adalah 88,39%. Soal tersebut meminta partisipan untuk menginterpretasi grafiks – t bila benda bergerak dengan kecepatan tetap. Soal ini digunakan untuk mengukur kemampuan partisipan dalam memahami grafiks – t pada GLB. Berdasarkan persentase jumlah bobot skor dapat diketahui, sebagian besar partisipan bisa menginterpretasi grafik s – t bila benda bergerak dengan kecepatan tetap dengan sangat baik.

Sedangkan soal nomor 10 merupakan soal cerita dari pergerakan sebuah mobil dengan

kecepatan tetap kemudian diperlambat dan akhirnya berhenti. Soal tersebut digunakan untuk mengetahui apakah partisipan memahami grafik kecepatan terhadap waktu ( v – t)bila benda bergerak dengan kecepatan tetap dan benda bergerak dengan perlambatan. Di sini partisipan diminta menggambarkan keadaan mobil yang bergerak dengan kecepatan tetap kemudian diperlambat dan berhenti. Persentase jumlah bobot skor pada soal nomor 10 adalah 88,39%.

(52)

Berdasarkan analisis soal yang termasuk dalam persentase jumlah bobot skor jawaban tinggi pada nomor 1, 2, 4, dan 10 pada umumnya partisipan memahami dengan baik materi

mengenai menginterpretasi grafiks – tGLB, menggambar grafikv – t dari sebuah soal cerita dan memahami gradien grafik v – t, dan membedakan kecepatan benda pada grafik s – t

dengan memperhatikan arti gradien grafiks – t.

b. Persentase Jumlah Bobot Skor Sedang Tabel 3.2: Persentase jumlah bobot skor sedang

No Soal Persentase jumlah bobot skor (%)

8 79,02

7 77,68

3 77,68

11 69,64

5 61,01

9 58,04

Soal-soal yang mempunyai persentase jumlah bobot skor jawaban sedang adalah soal nomor 3, 5, 7, 8 dan 11 dalam tabel 3.2. Soal nomor 8 memiliki persentase jumlah bobot skor

(53)

memahami arti gradien grafik v – t yang menunjukkan percepatan dan dapat membedakan percepatan dari gradien grafikv – tdengan baik.

Soal nomor 7 berhubungan dengan menghitung jarak yang ditempuh benda.. Dalam soal tersebut grafik v – t diketahui sebuah benda bergerak dengan kecepatan tertentu dan dalam selang waktu t. Dengan grafikv – ttersebut partisipan diminta untuk menghitung jarak yang telah ditempuh benda dalam selang waktu 3 sekon.. Persentase jumlah bobot skor yang diperoleh partisipan terhadap soal nomor 7 adalah 77,68%. Dengan melihat persentase jumlah

bobot skor yang diperoleh, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemahaman partisipan dalam menghitung jarak yang ditempuh benda bila grafikv – tdiketahui sudah cukup baik.

Soal nomor 3 adalah soal yang berhubungan dengan menginterpretasi grafik s – t

benda yang diam. Dengan memperhatikan grafik s - t partisipan diminta untuk menginterpretasi grafik s – tpada benda yang diam. Dari hasil analisis tes tertulis yang telah dilakukan, soal ini memiliki persentase jumlah bobot skor 77,68%.. Dengan melihat persentase jumlah bobot skor tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman partisipan

terhadap soal yang berkaitan dengan menginterpretasi grafiks – tbenda diam cukup baik. Soal nomor 11 berkaitan dengan menginterpretasi grafik s – t dan v – t yang menunjukkan kecepatan tetap.. Dalam soal tersebut partisipan diminta untuk menginterpretasi

(54)

dan v – t yang menunjukkan kecepatan negatif. Soal ini digunakan untuk mengukur kemampuan partisipan dalam memahami grafik s – t yang nenunjukkan benda dengan kecepatan negatif. Sebagian partisipan ada yang menjawab benda dengan kecepatan negatif ditunjukkan pada grafikv – t perlambatan karena bentuk grafik s – tkecepatan negatif sama dengan perlambatan pada grafik v – t, partisipan masih belum sepenuhnya dapat membedakan

grafiks – t danv – t mereka menganggap sama untuk keadan yang sama Persentase jumlah bobot skor yang diperoleh partisipan terhadap soal ini adalah 61,01%. Dengan melihat

persentase jumlah bobot skor tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman partisipan dalam membedakan grafiks – tdanv - tsudah cukup baik.

Soal nomor 9 berkaitan dengan pemahaman partisipan tentang pemahaman percepatan

negatif (perlambatan) pada grafik v – t dan perhitungan besarnya perlambatan. Dalam soal tersebut partisipan diminta untuk meunjkkan grafikv – t yang mengalami perlambatan serta berapa besar perlambatan yang dialami. Soal ini digunakan untuk mengukur kemampuan partisipan dalam memahami benda yang bergerak dengan perlambatan dari grafik v - t. Persentase jumlah bobot skor yang dimiliki partisipan terhadap soal nomor 9 adalah 58,04%.

Dengan melihat persentase jumlah bobot skor tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemahaman partisipan tentang benda yang mengalami perlambatan dari grafik v – t serta menghitung berapa besar perlambatan yang dialami benda adalah cukup baik

(55)

cukup memahami dalam menginterpretasi grafik s – t dan v - t dengan memperhatikan gradien grafik serta memahami jarak yang ditempuh benda bila grafikv – tdiketahui.

c.Persentase Jumlah Bobot Skor Rendah Tabel 3.3: Persentase jumlah bobot skor rendah

No Soal Persentase jumlah bobot skor (%)

12 35,71

6 32,14

Soal-soal yang mempunyai persentase jumlah bobot skor jawaban rendah adalah soal nomor 12, dan 6 pada tabel 3.3. Soal yang berkaitan dengan pemahaman partisipan

tentang menggambar grafik dari sebuah hasil perhitungan adalah soal nomor 12. Dalam soal tersebut partisipan diminta untuk mengitung berapa besar percepatan yang dialami dan kecepatan benda setelah selang waktu t, serta menggambar grafik berdasarkan hasil

perhitungan. Persentase jumlah bobot skor yang diperoleh partisipan adalah 35,71%. Berdasarkan persentase jumlah bobot skor, dapat disimpulkan bahwa pemahaman partisipan

dalam menggambar grafik dari hasil perhitungan masih sangat kurang.

Soal nomor 6 berhubungan dengan menginterpretasi grafik s – t pada GLBB. Soal tersebut meminta partisipan menginterpretasi grafik s – t benda yang bergerak dengan percepatan tetapi kecepatannya negatif pada GLBB. Dalam soal tersebut persentase jumlah bobot skor yang diperoleh partisipan adalah 32,14%. Sebagian siswa menjawab bahwa dari

grafiks – tpada soal 6 benda bergerak pada lintasan yang tidak lurus karena bentuk grafiknya melengkung, siswa masih menganggap grafik sebagai gambar harafiah yang tidak memperhatikan hal-hal lain seperti gradien dan besaran yang terkait. Partisipan lebih mudah

(56)

Dari persentase jumlah bobot skor jawaban partisipan yang rendah pada soal nomor 12 dan 6 dapat diketahui bahwa partisipan memiliki pemahaman yang kurang mengenai

menginterpretasi grafik v – t benda yang mengalami perlambatan, menggambar grafik dari hasil perhitungan dan menginterpetasi grafiks – tpada gerak lurus berubah beraturan.

3. Tingkat Pemahaman Partisipan

Dari hasil analisis tes tertulis dapat diketahui tingkat pemahaman partisipan terhadap

masing-masing soal yaitu tingkat pemahaman tinggi, tingkat pemahaman sedang dan tingkat pemahaman rendah. Tingkat pemahaman tinggi ditunjukkan dengan soal-soal yang mempunyai persentase jumlah bobot skor tinggi. Tingkat pemahaman sedang ditunjukkan

dengan soal-soal yang mempunyai persentase jumlah bobot skor sedang. Sedangkan tingkat pemahaman rendah ditunjukkan dengan soal-soal yang mempunyai persentase jumlah bobot

skor rendah. Soal-soal yang termasuk dalam persentase jumlah bobot skor tinggi adalah soal-soal yang berhubungan dengan menggambar grafik v – t yang bergerak dengan percepatan kemudian bergerak dengan kecepatan tetap, menginterpretasi grafiks – tbila benda bergerak dengan kecepatan positif , menggambar grafik v – t bila benda bergerak dengan kecepatan tetap dan perlambatan.

Soal-soal yang termasuk dalam persentase jumlah bobot skor sedang adalah soal-soal yang berhubungan dengan menginterpretasi grafik s – t bila benda diam, menginterpretasi benda yang bergerak dengan kecepatan negatif, menghitung jarak yang ditempuh benda bila

(57)

dengan kecepatan tetap. Dan soal-soal yang termasuk dalam persentase jumlah bobot skor rendah adalah soal-soal yang berhubungan dengan menginterpretasi grafik s – t pada GLBB, menginterpretasi grafik v – t yang mengalami perlambatan serta besar perlambatannya, dan menggambar grafik dari hasil perhitungan. Berikut ini adalah tabel tingkat pemahaman

partisipan terhadap masing-masing soal pos-tes :

Tabel 3.4: Tingkat pemahaman partisipan dari hasil tes tertulis

Tingkat pemahaman partisipan Terjadi dalam konsep

Tinggi Menggambar grafik v – t yang bergerak dengan

percepatan kemudian bergerak dengan kecepatan

tetap, menginterpretasi grafik s – t bila benda

bergerak dengan kecepatan positif , menggambar

grafik v – t bila benda bergerak dengan kecepatan

tetap dan perlambatan

Sedang Menginterpretasi grafik s – t bila benda diam,

menginterpretasi benda yang bergerak dengan

kecepatan negatif, menghitung jarak yang ditempuh

benda bila grafik v t diketahui, dan

menginterpretasik grafik s – t dan v – t bila suatu

benda bergerak dengan kecepatan tetap, dan

menginterpretasi grafik v – t yang mengalami

perlambatan serta besar perlambatannya.

Rendah Menginterpretasi grafik s – t pada GLBB, dan

menggambar grafik dari hasil perhitungan

C. Kesulitan yang dialami Partisipan dalam menginterpretasi dan menggambar grafik

Kesulitan-kesulitan yang muncul pada partisipan dari hasil belajar pre-tes dan pos-tes

sebagai berikut :

Tabel 3.5. kesulitan yang dialami partisipan pada pre-tes

Pre-tes Rencana kegiatan pembelajaran

(58)

 Pertukaran variable v – t menjadi s – t

partisipan anggap sama, padahal ini sangat

berbeda walaupun dengan bentuk grafik yang

sama jika variabelnya berbeda maknanya pun

berbeda

 Partisipan belum dapat membedakan grafik s- t

dan v – t pada keadaan yang sama. Kemampuan

memahami arti gradien grafik sehingga dalam

menginterpretasi dan menggambar grafik

terjadi kesalahan

merupakan salah satu contoh dari gerak lurus

berubah beraturan, jadi GLB adalah....

 Menjelaskan tentang bagaimana cara

menentukan gradien grafik s – t pada GLBB dan

hubungannya dengan kecepatan benda

 Memberi panjelasan mengenai arti gradien grafik

pada grafik s – t dan grafik v – t.

Desain pembelajaran selengkapnya pada lampiran

Tabel 3.6. kesulitan yang sudah diperbaiki dan yang masih muncul lagi setelah pembelajaran.

Sudah diperbaiki Belum dipahami

 Partisipan belum memahami arti gerak lurus

beraturan dan gerak lurus berubah beraturan  Pertukaran variable v – t menjadi s – t

partisipan anggap sama, padahal ini sangat

berbeda walaupun dengan bentuk grafik yang

sama jika variabelnya berbeda maknanya pun

berbeda

 Belum dapat membedakan grafik s- t dan v – t

pada keadaan yang sama. Kemampuan

memahami arti gradien grafik sehingga dalam

menginterpretasi dan menggambar grafik

terjadi kesalahan

 Partisipan mempunyai kesulitan dalam

memahami grafik yang berupa garis melengkung

(parabola)

Tabel 3.6. kesulitan yang dialami partisipan setelah pembelajaran (pos-tes)

Pos-tes

 Partisipan mempunyai kesulitan dalam

(59)

garis melengkung (parabola)

 Partisipan mengalami kesulitan dalam

menggambar grafik v – t dari sebuah hasil

perhitungan

Berdasarkan hasil tes uraian (pos-tes) yang telah dilakukan, kesulitan-kesulitan

partisipan tentang menginterpretasi dan menggambar grafik s – t dan v – t pada GLB dan GLBB adalah sebagai berikut:

1. Partisipan mempunyai kesulitan dalam mengintrepretasi grafik yang berupa garis

melengkung (parabola). Partisipan lebih mudah memahami grafik yang berupa garis lurus. Akibatnya partisipan tidak bisa menginterpretasi grafiks – t pada GLBB yang berupa parabola. Partisipan memahami grafik s – t pada GLBB merupakan gambar yang sesungguhnya tidak memahami gradien grafik dan cara menentukan gradien grafiknya serta besaran-besaran yang terkait seperti kecepatan dan percepatan

sehingga pada umumnya partisipan menginterpretasi grafik s – t pada GLBB merupakan benda yang bergerak dengan lintasan tidak lurus dan bergerak berbelok

sebperti pada gambar grafik yang melengkung.

2. Partisipan mengalami kesulitan dalam menggambar gravik v – t dari sebuah hasil perhitungan. Dari soal diketahui kecepatan awal benda tidak nol dan di peroleh kecepatan setelah selang waktu t (vt) tetapi saat menggambar grafik v – t , partisipan mengalami kesulitan harus dimulai dari mana grafiknya. Karena dari data yang ada

S(m)

Gambar 3.1. grafik s – t benda yang mengalami kecepatan negatif dan percepatan positif

Gambar

grafik kartesius
Grafik v-tv (m/s)
Grafik x - y
Grafik s - t
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem akuntansi penerimaan kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan dari penjualan tunai atau piutang yang siap dan bebas digunakan untuk

Menu Realtime Testing akan menampilkan sebuah form input berupa teks pencarian, dimana sistem akan menggunakan Twitter API Search untuk melakukan pencari terhadak keyword

data yang telah dikumpulkan sebelumnya selama bulan Januari-Februari 2018 yang dilanjutkan dengan langkah-langkah penyelesaian sesuai dengan metode TOPSIS yaitu menyebarkan

Data analysis procedure in the form of questionnaires used to obtain research data; the influence of motivation and effectiveness of learning on the quality of

Angin Ribut wanprestasi terhadap para kreditur sindikasi, maka Bank ”A” harus melunasinya dan oleh karenanya Bank ”A” mempunyai hak subrograsi untuk menuntut pelunasan

Kita perlu menghormati orang bahkan orang yang seumuran dengan kita, bila kita melihat orang lain tersebut melakukan sesuatu yang baik.. Dengan kata lain, ciptakan suasana

Untuk menjelaskan proses dari modul-modul yang kami buat, yaitu untuk builder module dapat dilihat pada Gambar 3.5 s/d Gambar 3.6, sedangkan untuk client modul pada Gambar

Penerapan metode Profile Matching telah dilakukan dalam penelitian dengan judul “Analisis dan Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Jurusan Siswa Ke- las X