P E N G A R U H T IN G K A T K E T A A T A N B E R A G A M A T E R H A D A P
K E D I S I P L I N A N S I S W A S E K O L A H D A S A R N E G E R I B E N E R 0 2
K E C A M A T A N T E N G A R A N K A B U P A T E N S E M A R A N G
T A H U N 2 0 1 0
S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
F A T K H A T U L F A U Z IY A H
NIM: 11408166
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
S13KOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
S E k c LAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. £Itadoin 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721
Web.ite: www.stainsalatim. ac. id Emai 1 .administrasi(S>Mainsalatisa. ac. id
N O TA PEM BIM BING Lamp : 3 eksemplar
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
Biro Skripsi STAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu 'alt likunt, Wr, Wb
Setek h kami menelaahan secara cermat dan mengadakan perbaikan
seperlunya, saya menyatakan bahwa skripsi mahasiswa yang namanya tersebut di
bawah ini su p untuk dimunaqosahkan.
Nairn : Fatkhatul Fauziyah
NIM : 11408166
Jurusan : Tarbiyah
Judul : PENGARUH TINGKAT KETAATAN BERAGAMA
TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA SEKOLAH
DASAR NEGERI BENER 02 KECAMATAN
TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN
2010.
Demikian nota pembimbing ini saya sampaikan untuk bisa digunakan
sebagaimana mestinya.
Wassalamu’ilaikum, wr, wb
Pembimbing
H, Sidqon MaesurXc.MA
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi saudt ri FATKHATUL FAUZIYAH dengan Nomor Induk Mahasiswa
11408166 yang berjudul “PENGARUH TINGKAT KETAATAN BERAGAMA
TERHADAP KEDISIPLINAN SISW A SEKOLAH DASAR NEGERI
BENER O'! KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2 0 1 0 ”, telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan
Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal
28 Agustus 201G dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk
memperoleh gelar Saijana Pendidikan Agama Islam (S.Pdl).
Salatiga, 28 Agustus 2010 M 18 Ramadhan 1431H
Dewan Penguji
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang be rtanda tangan di bawah in i:
Nama : Fatkhatul Fauziyah
NIM :11408166
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsa in dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah.
Salatiga, 28 Juli 2010
Yang menyatakan
m
Fatkhatul Fauziyah
PERSEMBAHAN
Skripsi ini Pi :nulis persembahkan :
1. Untuk Bipak/Ibu yang pertama kali mengajarkan saya ilmu, atas kasih sayang pengorbi nan dan do’a tulus yang selalu tercurah.
2. Adikku ercinta yang selalu membantu dalam terselesainya penlisan skripsi
ini.
3. Teman hidupku yang selalu memberi motivasi dalam penulisan skripsi ini
4. Teman-t :man guru SDN Bener 02.
5. Teman s ;jawat PAI Ekstensi angkatan 2008 yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Denj an Mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
rahmad, tau 'iq, dan hidayahnya. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
lancar. Tak henti-hentinya sholawat dan salam selaiu tercurahkan kepada nabi
Muhammad SAW,yang membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman
yang penuh Darokah.
Berkat anugrah dari Allah SWT, penulisan Skripsi ini bertujuan untuk
memenuhi s ;bagai persyaratan memeroleh gelar sarjana dalam Pendidikan Agama
Islam Jurusj n Tarbiyah STAIN Salatiga.
Juga tak lupa penulis sampaikan ucapan Jazakumullah khoron katsiron
serta penghs rgaan setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Crs. Imam Sutomo, M. Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak 1I. Sidqon Maesur, Lc. MA selaku pembimbing dalam penulisan
skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian dan
kesabarc n.
3. Bapak dan Ibu Dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya
dalam rrenuntut ilmu di STAIN Salatiga.
4. Bapak/II m guru dan karyawan SDN Bener 02 Keamatan Tengaran yang telah
membartu memberikan informasi atau data penelitian.
5. Bapak/II>uku yang selalu memberikan ruh semangat menggapai masa depan
6. Teman 1idupku yang senantiasa memberikan motivasi dan dorongan hidup
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
berjasa <lalam penulisan skripsi ini.
Semoga amal serta kebaikan yang telah tercurakan pda penulis diterima
oleh Allah SWT sebagai amal ibadah yang mendapat balasan pahala yang berlipat
ganda.
Semoga skripsi yang sederhana ini bisa memberikan manfaat, dan sebagai
manusia biasa penulis menyadari akan banyaknya kekurangan, maka kritik dan
saran yang nembangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan
dan kesempurnaan skripsi ini.
Am in ya Robbalalamiin.
Salatiga, 28juli2010
Penulis
Tahun 2010.
Skripsi. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : H. Sidqon Maesur, Lc,MA.
Kata Kunci : Ketaatan Beragama, Kedisiplinan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Apakah Ada Pengaruh Tingkat Ketaatan Beragama Terhadap Kedisiplinan Siswa Sekolah Dasar Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010. Penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara (interview), dan angket (kuesioner). Subjek peielitian sebanyak 15 Siswa, menggunakan tehnik populasi. PengumpuUn data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data Ketaatan Beragama Terhadap Kedisiplinan Siswa.
Data Penelitian yang terkumpul dianalisis uengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis menggunakan analisis korelasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat ketaatan beragama siswa SD Negeri 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tergolong sedang, didukung 2 responder (13.3%), 10 responden (66,7%) dan 3 responden (20%) menjawab kategori tin ggi dan rendah. Sedangkan kedisiplinan siswa SD Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tergolong sedang, didukung dengan 2 responden (13.3%), 9 responden (60%) dan 4 responden (26,7%). Uji hipotesis menunjukkan adanya pengaruh tingkat ketaatan beragama trehadap kedisiplinan siswa, didukung nilai koefisien korelasi 0,729
DAFTAR ISI
LEMBAR L Z>GO...
HALAMAN JUDUL... ... ii
LEMBAR NOTA PEMBIMBING... ... iii
LEMBAR PENGESAHAN... iv
PERNTAAr [ KEASLIAN TULISAN... HALAMAN MOTTO... ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN... ... vii
KATA PEN 3ANTAR...
H. Sistematika Penulisan Skripsi... ... 15
BABU L i lNDASAN TEORI A. Ketaatan Beragama... ... 17
1. Pengertian Ketaatan Beragama... ... 17
2. Fungsi Agam a... ... 20
3. Faktor-faktor Pendidikan Agama... ... 25
4. Aspek Ketaatan Beragama ... ... 31
B Kedisiplinan ... ... 36
5. Faktor-faktor dalam Menanamkan Disiplin... 42
6. Aspek Disiplin di Sekolah... 43
C. Pengaruh Ketaatan Beragama Terhadap Kedisiplinan... 46
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SD Negeri Bener 02 Keamatan Tengaran 48 1. Sejarah Singkat Berdirinya SD Negeri Bener 02... 48
2. Letak Geografis SD Negeri Bener02... 49
3. Visi Misi SD Negeri Bener 02... 50
4. Keadaan Sarana dan Prasarana... 50
5. Struktur Organisasi SD Negeri Bener 02... 51
6. Keadaan Guru dan Siswa... 52
7. Keadaan Karyawan... 54
B. Data tentang Responden SD Negeri Bener 02... 55
C. Data angket Ketaatan Beragama terhadap Kedisiplinan Siswa SD Negeri Bener 02... 56
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pertam a... 59
B. Analisis D ata... 62
C. Analisis Data pengaruh Tingkat Ketaatan Beragama terhadap Kedisiplinan SD Negeri Bener 02... 65
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Sarana dan Prasarana SD Negeri Bener 02 Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010 51
Tabel 2 Data Guru SD Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang Tahun 2010 53
Tabel 3 Keadaan Siswa SD Negeri Bener 02 Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010 54
Tabel 4 Data Karyawan/Penjaga SD Negeri Bener 02 Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010 54
Tabel 5 Data Responden Siswa SD Negeri Bener 02 Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010 55
Tabel 6.1 Data tentang Tingkat Ketaatan Beragama Siswa SD
Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten 56
Semarang Tahun 2010
Tabel 6.2 Data tentang Kedisiplinan Siswa SD Negeri Bener 02
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010 57
Tabel 7.1 Daftar nilai tentang Distribusi Frekuensi Tingkat
Ketaatan Beragama Siswa SD Negeri Bener 02 60
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010
Tabel 7.2 Interval Ketaatan Beragama SD Negeri Bener 02
Keamatan Tengaran Kabupaten Semarang 62
BABI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
P :ndidikan agama adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan
kepribad an anak yang sesuai dengan ajaran islam. Pendidikan agama
hendakir a dapat mewarnai kepribadian anak, sehingga agama itu benar-benar
menjadi >agian dari pribadinya yang akan menjadi pengendali dalam hidupnya
dikemud an hari (Saleh, 1969 : 33).
P mdidikan agama menyangkut manusia seutuhnya, tidak hanya
membekili anak dengan pandai menghafal dalil-dalil dan hukum-hukum
agama saja, tetapi menyangkut keseluruhan diri pribadi anak, mulai dari
latihan-li itihan (alamiah) sehari-hari, yang sesuai dengan ajaran agama, baik
yang me iyangkut hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia
dengan nanusia, dan manusia dengan alam, serta manusia dengan dirinya
sendiri ( Darajat, 1970: 107).
hlelalui pendidikan agama, anak juga harus ditanamkan dalam jiwanya
ke i mana i dan ketaqwaan yang mulai ditanamkan sejak lahir sebagaimana
diajarkai oleh agama islam, yang memerintahkan supaya setiap bayi lahir
harus diazankan. Supaya pengalaman pertama yang diterimanya adalah
kalimah suci yang membawa kepada taqwa ( Darajat, 1997 : 42 ). Dengan cara
menanai nkan jiwa keimanan dan ketaqwaan akan menjadi pengendali dalam
kehidup m si anak dikemudian hari. Keyakinan atau iman adalah unsur yang
sangat penting di dalam agama, tanpa keyakinan dan kepercayaan akan
rutuhlah igama seseorang. Akibat dari keyakinan yang teguh akan membawa
kepada k ;taatan beragama ( Shaleh, 1969 : 34 ).
P mdidikan agama itu akan lebih berkesan dan berhasil guna, serta
berdaya guna, apabila seluruh lingkungan hidup yang ikut mempengaruhi
pembina m pribadi anak (keluarga, sekolah dan masyarakat) sama-sama
mengara i kepada pendidikan (Darajat, 1970 : 107). Ide keagamaan pada anak
hampir seluruhnya autoritarius maksudnya konsep keagamaan pada diri
mereka lipengaruhi oleh faktor dari luar diri mereka. Mereka melihat dan
mengiku :i apa-apa yang dikerjakan dan diajarkan orang dewasa dan orang tua
mereka tentang sesuatu yang berhubungan dengan kemaslahatan agama
(Jalaludc in, 200u : 68).
C'rang tua adalah pendidik utama dan pertama dalam hal penanaman
keimana i bagi anaknya. Disebut pendidik utama, karena besar sekali
pengarui nya. Disebut pendidik pertama, karena merekalah yang pertama
mendidil : anaknya ( Tafsir, 2002 : 8 ). Orang tua hendaklah dapat menjadi
contoh yang baik dalam segala aspek kehidupannya bagi sianak, karena
anak-anak terutama yang berusia dibawah 6 tahun, belum dapat memahami sesuatu
pengerti; m ( kata-kata ) yang abstrak, seperti (benar, salah, baik dan buruk),
misalny. bekum dapat digambarkan pleh anak-anak kecuali
pengalaman-pengalamannya sehari-hari dengan orang tua dan saudara-saudaranya (Darajat,
1997:4 l).
I endidikan agama didalam keluarga sangatlah perlu, karena
3
agama dalam keluarga baerarti ikut berusaha menyelamatkan generasi muda
dan ikut menyelamatkan bangsa agar menjadi warga negara yang beriman dan
bertaqwn kepada Tuhan Yang Maha Esa (Tafsir, 2002 : 9).
Untuk memperdalam ilmu pendidikan pada anak, maka perlu adanya
tambahan pembelajaran tentang agama, yang dapat dilakukan di sekolah,
pesantrei, atau menggundang guru agama kerumah. Pendidikan agama di
sekolah diajarkan melalui pelajaran PAI yang didalamnya terdapat materi-
materi, iqidah, akhlaq, sejarah, fiqih, dan lain sebagainya. Dengan adanya
dasar ilmu agama yang kuat anak akan memilki rasa tanggung jawab dan
kesadarcn yang tinggi dalm melaksanakan perintah agama dan berperilaku
sesuai dangan norma-norma dan aturan-aturan yang ditentukan oleh agama.
Selain itu anak juga akan mudah dibina, diarahkan dan diajarkan arti
kedisiplinan dan implementasi kedisiplinan dalam kehidupan (baik sekolah,
keluarga maupan masyarakat).
Itegitu pentingnya pendidikan dan pengajaran agama di sekolah yang
menjadi dasar kehidupan manusia, hal ini ternyata dengan ketetapan M.P.R.S.
No. H/MPRS/thn. 1960 jo No. XXVII/MPRS/1966 yang mewajibkan mata
pelajaran Agama diajarkan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan
Tinggi, yang kemudian direalisir oleh Departemen P.D.K dengan
diciptak mnya bentuk gaya baru bagi sekolah-sekolah, dimana mata pelajaran
agama dijadikan kelompok dasar bagi sekolah-sekolah mulai dari Sekolah
Dasar sampai Sekolah Menengah dan di Sekolah Tinggi dijadikan vak
S ;orang anak yang normal, didalam usia tujuh tahun (jasmani)
umumnyi sudah matang untuk sekolah. Maksudnya diusia tersebut anak-anak
yang normal sudah mampu mengikuti program sekolah. Di usia itu anak-anak
sudah dapat menahan diri untuk memetuhi peraturan dan disiplin sekolah serta
sudah dapat memiliki kemampuan untuk dapat mengikuti pelajaran yang
diberikan kepadanya. Anak-anak yang normal memiliki perkembangan yang
sejajar antara jasmani dan rohaninya (Jalaluddin, 2000 : 107).
Disiplin harus sudah ditanamkan pada anak sejak usia dini. Anak harus
dididik mtuk dapat mengenal hak-hak diri dan orang lain didalam lingkungan
sosial, /n a k harus dididik untuk menguasi dirinya dalam tingkahlaku yang
akan dierapkan didalam pergaulan nanti dengan orang lain. Dengan
penanaman disiplin pada siswa maka akan membentuk kejiwaan pada anak
untuk m ;meahami peraturan sehingga ia pun mengerti kapan saat yang tepat
untuk m laksanakan peraturan, dan kapan pula harus mengesampingkannya
(Nizar, 2009:22).
Kedisiplinan pada anak ditanamkan tidak hanya disekolah tetapi juga
dilingkui igan sosial. Seorang anak dalam mengikuti pembelajaran di sekolah
tidak akan terlepas dari berbagai peraturan dan tatatertib di sekolah. Sehingga
anak dituntut untuk dapat berperilaku sesuai peraturan dan tata tertib di
sekolah.
Ehsiplin disekolah bukan usaha untuk membuat menahan tingkah laku
yang t dak diterima oleh sekolah, melainkan suatu usaha untuk
anak kepida pemilikan disiplin yang timbul dari dirinya sendiri, dengan kata
lain memiliki suatu disiplin dari dalam (Hope, 1985 : 205).
Banyak dijumpai kenyataan bahwa anak yang ketaatan beragamanya
baik, ternyata pada umumnya mereka juga tergolong anak anak yang
mempun /ai tingkat kedisiplinan yang tinggi dalam melaksanakan berbagai hal
terutama mentaati peratuaran dan tata tertib di sekolah.Sebaliknya anak yang
mempun y'ai ketaatan baragama kurang baik pada umumnya mereka tergolong
anak yang kurang disiplin dalam mentaati peraturan dan tata tertib di sekolah.
N lenyimak hal tersebut jelaslah bahwa agama mempunyai peran yang
sangat b ;sar dalam pembentukan kedisiplinan anak, khususnya di SD Bener
02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, selain faktor-faktor lain. Orang
yang taa beragama memiliki kedisiplinan yang tinggi.
Eerdasarkan hal tersebut diatas mendorong peneliti untuk
membuktikan apakah benar adanya pengaruh ketaatan beragama terhadap
kedisiplinan seseorang. Maka penulis mengadakan penelitian dengan judul
“PENGARUH TINGKAT KETAATAN BERAGAMA TERHADAP
KEDISIPLINANSISWA SEKOLAH DASAR NEGERI BENER 02
KECAN ATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010”.
B. RUMUS \N MASALAH
B ;rdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan
di atas, maka untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh antara Tingkat
Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010, maka
penulis nerumuskan masalah sebagai berikut:
1. Baga mana tingkat ketaatan beragama Siswa Sekolah Dasar Negeri
Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010 ?
2. Baga mana tingkat kedisiplinan Siswa Sekolah Dasar Negeri 02
Keca natan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010 ?
3. Apak ah ada pengaruh tingkat ketaatan beragama terhadap kedisiplinan
Siswa Sekolah Dasar Negeri Bener 02 Tahun 2010 ?
C.TUJUAb PENELITIAN
Siatu penelitian khususnya dalam pengetahuan empirik pada
umumnys untuk menemuksn atau mengembangkan atau menguji suatu
kebenaran suatu pengetahuan (Hadi, 1990:3).
Sehubungan hal tersebut maka secara umum tujuan penelitian yang
penulis lakukan adalah untuk menguji kebenaran suatu pengetahuan.
Karena agama merupakn teori atau ajaran dari Tuhan (Allah) untuk
manusia, yang dapat membentuk kedisiplinan meningkat dan
menyemp umakaan kepribadian manusia. Apakah seseorang yang
ketaatannya terhadap agama yang dianutnya tinggi memilikki kedisiplinan
yang yang tingi pula. Dan sebaliknya seseorang yang tingkat ketaatan
Selai
7
i secara umum, tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Untu e mengetahui tingkat ketaatan beragama siswa sekolah Dasar Negeri
Bene r 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010.
2. Untuk mengetahui kedisiplinan siswa Sekolah dasar Negeri Bener 02
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semerang tahun 2010.
3. Untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh tingkat ketaatan
bera] ;ama terhadap kedisiplinan siswa Sekolah Dasar Negeri Bener 02
Kece matan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2010
D. MANFAAT PENELITIAN
Dari penelitian ini penulis berharap dapat memberikan berbagai
masukan yang berguna baik kepada penulis khususnya maupun kepada guru
agama di n pembaca pada umumnya. Adapun manfaat - manfaat itu adalah :
1. Bagi Guru dapat memberikan masukan dan tolak ukur dalam mengajar
sisw i, sehingga siswa akan lebih mudah faham menerima pelajaran agar
dapa t diterapkan dalam kehidupan masyarakat dan sekolah.
2. Bagi Siswa akan dapat memberikan kesemangatan dalam menerima
pela aran agama dan dapat menjadi anak yang selalu tertib dan disiplin
baik dalam melaksanakan perintah agama maupun perintah dari sekolah.
3. Bag Penulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
E. LANDASi AN TEORI
D iri judul “Pengaruh Tingkat Ketaatan Beragama terhadap
Kedisiplii lan Siswa Sekolah Dasar Negeri Bmer 02 Kecamatan Tengaran
Kabupate an Semarang Tahun 2010”. perlu penulis membahas tentang beberapa
istilah y£ itu ketaatan beragama, dan kedisiplinan siswa. Seab
pengertian-pengertia i itu merupakan dasar pembahasan yang tidak dapat dipisahkan satu
dengan y; mg lainya.
1. Keta »tan Beragama
a. P engertian ketaatan
k etaatan, berasal dari kata taat yang berarti patuh, saleh, setia.
k.etaatan adalah kepatuhan, kesalehan, kesetiaan. Sedangkan dalam
/ 1-Qur’an, ketaatan adalah suatu sifat yang selalu menurut, teguh dan
s mgguh-sungguh dalam melaksanakan perintah dan meninggalkan
htrangan (Allah, Rosul, Pemerintah atau Penguasa), yang dijelaskan
dalam Al-Qur’an surat An-nisa’ ayat 59 Allah berfirman :
^ g y '
J ( J j l j t j\y» ' ) \ a U l Ij j cJsI ! It ^ j J I
t
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rosul
Gan taatilah ulil amri ( pemimpin) diantara kamu ”.
mendefinisikan agama adalah pendayagunaan sarana-sarana supra
empiris untuk maksud-maksud non empiris atau supra empiris.
(Hendropuspito, 1983:34-35).
4 gama menurut Frazer adalah mencari keadaan atau kekuatan yang
hbih tinggi dari pada manusia, yaitu kekuasaan yang disangka
n anusia dapat mengendalikan, menahan /menekan kelancaran dan
kehidupan manusia.
Sedangkan agama menurut R.H. Thouless adalah proses hubungan
manusia yang dirasakan terhadap sesuatu yang diyakininya, bahwa
sosuatu itu lebih tinggi dari pda manusia ( Darajat, 1970 : 24 ).
Ketaatan beragama adalah kesungguhan dalam melaksanakan perintah
ajam a dalam hal ini melaksanakan rukun islam, yang meliputi
syahadat, sholat, puasa (aplikasinya) dan zakat seria haji sebagai
pemahamannya saja.
2. Keisiplinan
Menurut Moeliono (1996 :208) disiplin adalah ketaatan (kepatuhan)
kepada peraturan tata tertib, aturan, dan lain sebagainya.
Sedangkan kedisiplinan menurut Thomas Gordon adalah suatu latihan
batin yang tercermin dalam tingkah laku yang bertujuan agar selalu
F. HIPOTESIS
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Hipotesis ini
merupakc n rangkuman dari kesimpulan teoritis yang diproleh dari perolehan
kepustakc an.
Secara teknis, hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan
mengena populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang
diperoleh dari sampel penelitian.
Secara statistik, hipotesis merpakan pernyataan mengeenai keadaan
parameteryang akan diuji melalui statistik sample (Suryabrata, 1983 :69)
Hipotesis yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah :
Apakah ida pengaruh tingkat ketaatan beragama terhadap kedisiplinan siswa
Sekolah Dasar Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
Tahun 2010.
G. METODE PENELITIAN
Ada berbagai macam metode penelitian, tetapi dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode penelitian kuantitatif untuk mengetahui dan
membuktikan kebenaran dalam penelitian.
1. Pop ilasi dan Sampel
a. Jopulasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti, bias berupa
nanusia, benda, peristiwa, dan gejala alam, gejala kejiwaan dan
11
Oleh karena itu poulasi yang akan diajukan peneliti adalah keseluruhan
siswa Sekolah Dasar Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang.
b. Sampel adalah bagian kecil dari populasi yang melewati populasi
Karena yang akan penulis teliti adalah seluruh siswa Sekolah Dasar
Negeri Kabupaten Semarang, maka penelitian ini disebut penelitian
populasi.
2. Varic bel Penelitian
Varii bel penelitian adalah titik perhatian pada penelitian (Alfred dan lilik,
2009 :44)
Dalai n Penelitian ini ada dua variabel, pertama tingkat ketaatan beragama
deng m indikatornya adalah sebagai berikut, syahadat, sholat, puasa, zakat
dan liaji. Variabel kedua adalah kedisiplinan siswa dengan indikatornya
adalah sebagai berikut, tertib waktu, tertib mengikuti belajar mengajar, dan
kerapian dalam berpakaian.
3. Definisi Operasional
1. Pengaruh Tingkat Ketaatan Beragama
a. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada, yang timbul dari sesuatu,
t . Tingkat
Tingkat adalah tinggi rendahnya martabat (kedudukan, jabatan,
kemampuan, pendapat) atau menyatukan kualitas atau keadaan
yang sangat dipandang dari titik tertentu.
c. Ketaatan
Ketaatan adalah kepatuhan, kesalehan, kesetiaan.
Kepatuhan adalah sifat yang suka menurut perintah. Kesalehan
adalah kesungguhan hati dalam menjalankan agama. Kesetiaan
adalah kesungguhan hati dalam penghambaan dan persahabatan.
(Peorwodarminto, 2006 : 1197)
d. Beragama
Agama adalah segenap kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, dengan ajaran-ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban
yang bertalian dengan kepercayaan.
Agama adalah kebutuhan jiwa (psykhis) manusia yang akan
mengatur dan mengendalikan sikap pandangan hidup, kelakuan
dan cara pandang hidup kelakuan dan cara menghadapi tiap- tiap
masalah (Darajat, 1975. 47).
2. Kedisiplinan Siswa kesungguhan hati dalam penghambaan dan
pjrsahabatan (Poerwodarminto, 2006 : 865).
a Kedisiplinnan
Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang mendapat awalan ke-
dan akhiran -an yang berarti ketaatan pada peraturan yang berlaku.
Disiplin adalah tingkat konsistensi dan konsekuen seseorang
terhadap suatu komitmen atau kesepakatan bersama yang
berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai waktu dan peoses
b. Siswa
Siswa adalah pelajar (murid atau anak didik). Siswa adalah sebagai
obyek atau orang yang menerima pendidikan (Depdikbud, 1996
:6).
4. Metole Pengumpulan
Guna memperoleh data yang benar dan valid yang berkaitan dengan
masa ah pendidikan, penulis menggunakan metode pengumpulan data
dengan cara :
a. C bservasi adalah suatu teknik yang dilakukan denga cara mengadakan
p ingamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Dalam
penelitian ini penulisan menggunakan metode observasi untuk
memperoleh data tentang keadaan lembaga.
b. \ Wawancara (interview) adalah suatu metode atau cara yang digunakan
untuk mendaptkan jawaban dari responden denga jalan Tanya jawab
s epihak, kepada siswa Sekolah Dasar Negeri Bener 02 Kecamatan
lengaran Kabupaten Semarang sehingga didapat informasi tentang
k etatan beragama terhadap kedisiplinan siswa.
c. Angket (Kuesioner) adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi
cleh orang yang akan diukur (responden).
Dalam Penelitian ini penulis menggunakan angket untuk memperoleh
Cata mengena tingkat ketaatan beragama dan kedisiplinan siswa
( \rikunto, 1995 :25-27).
5. Tekn k Analisis Data
Dala n mengolah data yang terkumpul, untuk menjawab permasalahan
yang penulis kemukakan dan untuk mencapai tujuan penelitian seperti
yang penulis paparkan diatas, penulis menggunakan cara analisis statistik
deng m cara sebagai berikut:
a. Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan ini menggunakan teknik presentasi dengan
n imus sebagai berikut:
b. / nalisis Uji Hipotesis
tnalisis uji hipotesi ini menggunakan rumus korelasi product moment
untuk mencari pengaruh antara beragama terhadap kedisiplinan siswa,
(iengan rumus sebagai berikut:
N£XY - ( XY ) ( XY )
rxy~ V { N£X" - ( XX); } { NIY* - ( I Y f }
1[eterangan :
r <y = Koefisien Korelasi antara x dan y
j y = Produk dari x dan y
15
Y2 = Jumlah Kuadrat Variabel y
b = Jumlah Responden
( Arikunto, 1995 : 67-69 )
H. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini berisi tentang, latar belakang
masalah, Rumusan masalah, tujuan penelitian manfaat
penelitian, landasan teori, hippotesis, metode penelitian
serta sitematika penulisan skripsi.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini diuraikan berbagai pembahasan tentang
pengertian ketaatan beragama, fungsi Agama, faktor-
faktor Pendidikan Agama, aspek ketaatan beragama,
pengertian kedisplinan, tujuan kedisiplinan, fungsi
disiplin, cara menanamkan disiplin, faktor-faktor
menanamkan disiplin, aspek disiplin, hubungan ketaatan
beragama terhadap kedisiplinan.
BAE III : LAPORAN HASIL PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang gambaran umum SD Negeri
Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang,
Sejarah berdirinya, lokasi dan sarana, keadaan guru,
BAB n
KAJIAN PUSTAKA
A. Ketas tan Beragama
1. Pengertian Ketaatan Beragama
Ketaatan adalah kepatuhan, kesalehan, kesetiaan. Kepatuhan
adalah sifat yang suka menurut perintah. Kesalehan adalah
kesungguhan hati dalam menjalankan agama atau kebaikan hidupnya.
Sedangkan kesetiaan adalah kesungguhan hati dalam penghambaan
aiau persahabatan (Poerwodanninto, 2006 :1197).
C alam al-qur’an al-qur’an surat annisa’ ayat 59
X-» j ^ ^ ^ ^
^ I . U 3 d a ] T b
‘//a / orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(, tya), dan ulil amri di antara kamu
Dijelaskan ketaatan adalah suatu sifat yang selalu menurut,
teguh dan sungguh-sungguh dalam melaksanakan perintah dan
meninggalkan larangan (Allah, Rosul, Pemerintah, Penguasa).
Dalam sebuah hadist Rosulullah SAW bersabda;
«.1» U U ' J a j l M j a S j yalLa oO Ig ‘iba
« 1papun yang telah Saya larang kepada kalian maka jauhilah, dan
ai apun yang telah Saya suruh kepada kalian maka lakukanlah
Simaksimal mungkin ”.(HR. Bukhori dan Muslim)
Hidist di atas menjelaskan tentang perintah Allah SWT agar selalu
m ematuhi segala perintah dan larangan yang dicegahkannya oleh nabi
S \W . (Alkaf,- :9).
Agama menurut M. Hasbi Ash Shidiqy adalah aturan-aturan
d iri Tuhan Yang Maha Esa untuk petunjuk kepada manusia, agar dapat
S 4 lamat dan sejahtera/bahagia hidupnya di dunia dan akhirat dengan
P ;tujuk-petunjuk serta teladan-teladan pekerjaan nabi-nabi serta
b2serta kitab-kitabnya.
Agama adalah suatu kumpulan peraturan-peraturan yang
d iciptakan Tuhan (Allah) untuk menarik dan menuntun para ummat
ying berakal kuat yang suka tunduk dan patuh kepada kebaikan,
s jpaya mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan kejayaan
kesentosaan akhirat, negeri abadi supaya dapat mendiami syurga
ji innatul khulud, mengecap kelezatan yang tak ada tolak bandinganya
s ;rta kekal selama-lamanya (Marimba, 1986 : 127-128).
Thomas F.O, Dea dalam bukunya The Sociology of Relegion
r lendefinisikan agama adalah pendayagunaan sarana-sarana supra
empiris untuk maksud-maksud non empiris atau supra empiris
It
19
Menurut R. H. Thoules agama adalah proses hubungan
anusia yang dirasakan terhadap sesuatu yang diyakininya bahwa
s suatu itu lebih tinggi dari pada manusia (Darajat, 1970 : 24).
s
Ketaatan beragama adalah sifat yang selalu menurut, teguh dan
ingguh-sungguh dalam melaksanakan perintah dan meninggalkan
li rangan (Allah, Rosul, Perintah, atau Penguasa).
F irman Allah dalam al-qur’an surat Annisa’ ayat 131, yang berbunyi
Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan
Sungguh kami Telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi
/Jtab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada
S llah ”
I
Taqwa adalah menjalankan perintah Allah dan menjauhi
irangan Allah (Sunarto, 1983 : 120 ) . Seseorang yang bertaqwa adalah
( rang yang jauh dari perbuatan congkak, takabur, durhaka, tidak
$embrono dalam melakukan kewajiban dan mempergunakan hak, serta
1andai menghargai kewajiban-kewajiban dan nilai-nilai luhur dengan
perintah dan melaksanakan larangan Tuhan. Karena seorang yang
be rtaqwa adalah seseorang yang taat beragama
2. F ingsiAgama
Agama sebagai sumber nilai merupakan petunjuk, pedoman
dan pendorong bagi manusia untuk memecahkan berbagai masalah
hidupnya yang akhirnya menuju keridhoan Tuhan.oungsi agama bagi
manusia atau masyarakat pada dasarnya memberi petunjuk pedoman
dan pendorong bagi manusia dalam menghadapi dan memecahkan
masalah hidupnya sehingga mendapat keridhoan Tuhan dan mendapat
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Menurut James (1993 : 155) fungsi agama yaitu memenuhi
kebutuhan pribadi yang penting dan dalam perjuangan pribadi untuk
mengembangkan kehidupan, menghalalkan keberadaanya.
Sidangkan menurut Drs. D. Hendropuspito, O.C. dalam bukunya
Sosiologi Agama (1983 :38-56) fungsi agama adalah sebagai berikut:
a Fungsi Edukatif
Agama dianggap sanggup memberikan pengajaran yang
otoritatif bahkan dalam agama yang sakral tidak dapat salah. Tugas
bimbingan bahwa pengalaman dan masa kemasa mengukuhkan dan
membenarkan apa yang didapat dari pengajaran tentang agama.
Sebagai orang beragama berkeyakinan bahwa akan mencapai
Keberhasilan pendidikan agama terletak pada nilai-nilai
rohani yang merupakan pkokok kepercayaan agama diantaranya
yaitu, makna dan tujuan hidup, hati nurani dan rasa tanggung
jawab terhadap Tuhan, hidup kekal, ganjaran atau hukuman yang
setimpal atas perbuatan yang baik dan jahat.
Agama memberi pengajaran dan bimbingan kepada umat
manusia untuk menuju akhlaq yang mulia, untuk membentuk
kepribadian yang terpuji sehingga dapat membimbing dirinya
sendiri dan orang lain menuju keselamatan lahir batin dunia dan
akhirat.
b. Fungsi Penyelamat
Bahwa agama memberi jaminan keselamatan dan
kebahagiaan kepada pemeluknya yang taat. Ajaran-ajaran yang ada
didalamnya merupakan jalan menuju keselamatan dan kebahagiaan
umat manusia. Agama sebagai penyelamat juga mempunyai fungsi
yang eksklusif sebagai berikut:
1) Agama membantu manusia untuk mengenal yang “sakral” dan
“makhluk tertinggi“ atau Tuhan, dan berkomunikasi
denganNya.
2) Agama sanggup mendamaikan kembali manusia yang “salah“
dengan Tuhan dengan jalan pengumpulan dan penyucian.
Apabila dua syarat itu terpenuhi maka manusia merasa bahagia
c. Fungsi Pengawasan Sosial
Agama bertanggung jawab atas adanya norma-norma susila
yang baik dilakukan atas masyarakat umumnya, maka agama
menyeleksi kaidah-kaidahsusila yang ada dan mengukuhkan yang
baik dan menolak kaidah yang buruk untuk ditinggalkan sebagai
larangan atau tabu.
Agama akan memberi sangsi-sangsi yang dijatuhkan kepada orang
yang melanggar kaidah-kaidah atau norma agama dan juga
mengadakan pengawasan yang ketat atas pelaksanaannya.
Kaiadah-kaidah moral yang asli tercantum dalam hukum
adat yang merupkan cetusan hati nurani masyarakat yang hidup
dalam kesadaran masyarakat dinilai sebagai pustaka suci yang
berasal dari para leluhur yang menerimanya dari Tuhan.
Sehingga fungsi agama bagi masyarakat dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1) Agama meneguhkan kaidah-kaidah susila dari adat
yang dipandang baik bagi kehidupan moral warga
masyarakat
2) Agama mengamankan dan melestarikan kaidah-kaidah
moral (yang dianggap baik) dan serbuan destruktif dari
23
3) Dimana nilai hukum adat yang baik masih dapat
ditingkatkan atau disempurnakan agama-agama
mengadakan inkulturasi
4) Pelanggaran terhadap hukum adat (asli) maupun hukum
Negara yang berdimensi moral dikenai sangsi-sangsi.
d. Fungsi Memupuk Persaudaraan
Agama mempunyai andil yang sangat besar dalam
mempersatukan umat manusia yang bersuku-suku bangsa,
beraneka ragam ras menjadi golongan yang besar yaitu umat
beragama, seperti umat islam, umat Kristen, umat Budha, dan umat
Hindhu.
Agama dapat memupuk persaudaraan sesuai firman Allah SWT
dalam Al-qur’an surat Al-Imron ayat 103 :
Jjdli -f i
“Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan
hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang
yang bersaudara”
Nikmat yang dimaksud adalah berupa agama yang diturunkan oleh
Dasar dari kesatuan yang tangguh untuk mempersatukan
umat manusia adalah sebagai berikut:
1) Kesatuan kuantitatif dan kesatuan organik (biologis)
Kesatuan kuantitatif merupakan bentuk kesatuan yang
terendah karena terdiri dari bagian-bagian homogen
(seperti kesatuan batu). Kesatuan organik seperti yang
terdapat pada organ biologis missal tubuh manusia
.tetapi kedua kesatuan ini tidak dapat dipakai sebagai
pemersatu kesatuan karena manusia bukan atom-atom
dan manusia bukan makhluk organik.
2) Kesatuan sosiologis adalah kesatuan yang menjadi
pusat perhatian, yaitu :
a) Kesatuan sosi logis yang tertua adalah kesatuan
manusia-manusia yang didirikan diatas unsurr-unsur
kesamaan darah, bahasa dan nasib yang sama
b) Kesatuan persaudaraan berdasarkan biologi yang
sama
c) Kesatuan persaudaraan yang berdasarkan system
politik yang sama
d) Kesatuan atas darah pragmatis
e) Kesatuan imam keagamaan. Kesatuan ini adalah
kesatuan yang tertinggi yang dapat dikenal manusia
Di dalam islam prisip persatuan dan persaudaraan harus dibangun
atas dasar keimanan yang benar, aqidah yang mumi, sikap
mengutamakan kepentingan sesamanya dan harus dibangun
berdasarkan ilmu,
e Fungsi Transformasi
Fungsi transformasi dari agama berarti mengubah bentuk
kehidupan masyarakat lama dalam bentuk kehidupan baru, ini
berarti pula mengganti nilai-nilai lama dengan menanam nilai-nilai
baru. Atau dengan transformatif dari agama adalah menyampaikan
kaidah-kaidah yang sesuai ajaran Tuhan untuk mengubah bentuk
kehidupan manusia (masyarakat) atau menambahkan nilai-nilai
yang baru dalam masyarakat yang sesuai dengan nilai-nilai Tuhan.
Melihat fungsi agama yang begitu penting kehidupan, maka
agama sangat perlu untuk didiajarkan kepada anak mulai sejak
dini. Pendidikan agama diajarkan melalui pedidikan formal
maupun non formal, agar lebih mengena kepada anak dan dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Faktor-faktor Pendidikan Agama
Dalam melaksanakan Pendidikan Agama, perlu diperhatikan
adanya faktor-faktor pendidikan yang ikut menentukan berhasil atau
lidaknya Pendidikan Agama tersebut. Faktor-faktor Pendidikan
ersebut akan saling berhubungan erat satu dengan yang lainnya.
7aktor-faktor tersebut antara lain:
l i Anak didik
Faktor anak didik merupakan salah satu faktor pendidikan yang
paling penting, karena tanpa adanya faktor tersebut, maka
pendidikan tidak akan berlangsung. Oleh karena itu faktor anak
didik tidak dapat digantikan oleh faktor lain.
Tinjauan terhadap faktor anak didik dari beberapa segi akan
membuktikan, bahwa anakk dalam jiwanya telah ada kesiapan
untuk menerima pendidikan agama,
a) Tinjauan dari segi ajaran agama
Dalam Al-qur’an telah disebutkan bahwa manusia sejak
lahirnya telah dibekali oleh Allah dengan adanya fitrah
beragama. Seperti disebutkan dalam Al-qur’an surat Ar-Rum
ayat 30 yang berbunyi:
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah
Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui”.
27
Dari ayat diatas jelaslah bahwa pada dasarnya anak itu telah
membawa fitroh beragama, dan kemudian tergantung kepada
pendidikan selanjutnya. Kalau mereka mendapatkan
pendidikan Agama dengan baik, maka mereka akan menjadi
orang yang taat beragama pula. Tetapi sebaliknya, bilamana
benih agama yang telah dibawa itu tidak dipupuk dan dibina
dengan baik, maka anak akan menjadi orang yang tidak
beragama atau jauh dari agama,
b) Tinjauan dari segi Ilmu Jiwa Agama
Para psykolog berpendapat, bahwa berdasarkan hasil
penyelidikan, mereka mengatakan : dalam jiwa anak semenjak
kecilnya telah tumbuh perasaan Agama, kemudian akan
berkembang sesuai dengan pengaruh lingkunganya.
Adapun diantara para ahli yang mengemukakan pendapat
tersebut adalah :
Dorothy Wilson, mengemukakan bahwa anak semenjak usia 3
tahun, telah ada kesadaran tentang adanya Tuhan.
Rumke mengemukakan bahwa pada dasarnya anak sejak
kecilnya telah ada kesadaran tentang Tuhan, tetapi masih
sangat lemah. Barulah pada masa pubertas kesadaran tersebut
mulai berkembang dan bertambah kuat dengan adanya
Sedangkan menurut Dr. Zakiyah Darajat dalam bukunya Ilmu
Jiwa Agama menyatakan bahwa : anak mulai mengenal Tuhan
sejak usia 3 atau 4 tahun,dengan melalui bahasa. Mereka mulai
mengenal apa yand ada disekitar mereka, kemudian sering
bertanya tentang siapa Tuhan, siapa yang membuat bulan dan
sebagainya.
Dari pendapat para ahli psycholog tersebut maka dapat diambil
kesimpulan bahwa anak-anak semenjak kecilnya telah
membawa benih atau potensi untuk beragama. Potensi tersebut
akan berkembang sesuai dengan pendidikan yang diterimanya,
dan sesuai pula dengan pengruh dari lingkungan.
Disinilah pentingnya pendidikan agama dilaksanakan semenjak
kecil, agar dengan demikian jiwa agama yang telah mereka
miliki dapat dibina dengan baik.
2) Faktor Pendidik
Pendidik adalah merupakan salah satu faktor pendidikan
yang sangat penting, karena pendidik itulah yang akan bertanggung
jawab dalam pemebentukan pribadi anak didiknya. Terutama
pendidikan agama ia mempunyai pertanggungjawaban yang lebih
berat dibandingkan dengan pendidik pada umumnya, karena selain
bertanggungawab terhadap pembentukan pribadi anak yang sesuai
dengan ajaran islam, ia juga bertanggungjawab terhadap Allah
29
3) Faktor Tujuan Pendidikan
a) Tujuan pendidikan pada umumnya
Tujuan pendidikan adalah merupakan faktor yang
sangat penting, karena merupakan arah yang hendak dituju oleh
pendidikan itu. Demikian pula halnya dalam pendidikan agama,
maka tujuan pendidikan itulah yang yang hendak dicapai dalam
kegiatan/pelaksanaan pendidikan agama.
b) Tujuan Pendidikan Agama
Tujuan Pendidikan Agama di Lembaga-lembaga
Pendidikan di Indonesia adalah mempunyai tujuan yang
pararel dengan tujuan Pendidikan Nasional disamping juga
mempunyai tujuan yang pararel dengan tujuan Institusional
sesuai dengan tingkat/jenjang dari sekolah-sekolah mulai dari
SD. sampai dengan Perguruan Tinggi, baik swasta maupun
Negeri.
Tujuan pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan formal
dapat dibagi menjadi dua macam, yakni:
1) Tujuan Umum Pendidikan Agama
Tujuan umum pendidikan Agama ialah membimbing anak
agar mereka menjadi orang Muslim sejati, beriman teguh,
beramal sholeh dan berakhlaq mulia serta berguna bagi
Tujuan umum pendidikan Agama tersebut dengan
sendirinya tidak akan dapat dicapai dalam waktu sekaligus,
tetapi membutuhkan proses atau membutuhkan waktu yang
panjang dengan tahap-tahap tertentu, dan setiap tahap yang
dilalui itu juga mempunyai tujuan tertentu yang disebut
tujuan khusus.
2) Tujuan Khusus Pendidikan Agama
Tujuan khusus pendidikan Agama ialah tujuan pendidikan
Agama pada setiap tahap/tingkat yang dilalui.
Adapun tujuan Pendidikan Agama di Sekolah Dasar adalah:
a. Penanaman rasa agama kepada murid
b. Menanamkan rasa cinta kepada Allah dan Rosulnya
c. Mengenalkan ajaran islam yang bersifat global
d. Membiasakan anak-anak berakhlaq mulia, dan melatih
anak untuk mempraktekkan ibadah yang bersifat
praktis-praktis, seperti sholat, puasa dan lainnya.
e. Membiasakan contoh tauladan yang baik.
Dengan adanya tujuan pendidikan tersebut maka
diharapkan anak akan memiliki kemampuan yang
berhubungan dengan pendidikan agama yang yeng telah
31
4 1 Faktor Alat Pendidikan
Yang dimaksud dengan alat pendidikan ialah segala sesuatu
yang dipergunakan dalam usaha untuk mencapai tujuan dari pada
pendidikan. Dengan demikian yang dimaksud dengan alat
pendidikan agama ialah segala sesuatu yang yang dipakai dalam
mencapai tujuan pendidikan agama.
5 Faktor Mellieu/lingkungan
Mellieu/lingkungan adalah mempunyai peranan yang
sangat penting terhadap berhasil atau tidaknya pendidikan agama.
karena perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh keadaan
lingkungannya. Lingkungan dapat memberikan pengaruh yang
positif maupun pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan
jiwanya, dalam sikapnya dalam akhlaqnya maupun dalam perasaan
agamanya. Pengaruh tersebut terutama datang dari teman-teman
sebaya dan masyarakat sekitarnya ( Zuhairini dkk, 1981 : 28)
Pengaruh lingkungan dapat dikatakan positif, bilamana
lingkungan itu dapat memberikan dorongan atau dapatmemberikan
motivasi dan rangsangan kepada anak untuk berbuat hal yang baik.
Sebaliknya pengaruh lingkungan dapat dikatakan negatif, bilamana
keadaan sekitarnya tidak memberi pengaruh yang baik.
4. Aspek Ketaatan Beragama
Ciri-ciri dari ketaatan beragama adalah apabila seseorang dapat
n
■
syahadat, mengerjakan sholat lima waktu sehari semalam,
melaksanakan puasa dalam bulan Ramadhan dan menunaikan ibadah
hj ji bagi yang mampu. Hal ini berdasarkan Hadist Nabi SAW. Dari
s£ habat umar rodhiyallaahu anhuma, Rosullah SAW bersabda
“ rslam diteakkan di atas lima dasar: kesaksian bahwa tidak ada
7 uhan selain Allah, dan Muhammad adlah utusan Allah, mendirikan
saolat, menunaikan zakat, haji dan puasa ramadhan “(HR. Bukhari).
F adist di atas dijelaskan bahwa islam menggambarkan sebagai sebuah
bingunan gedung yang dilandasi lima landasan yang harus ada dan
dilaksanakan setiap orang islam agar menjadi orang yang taat
beragama.(Muhammad, - :29).
a. Syahadattain
Syahadattain artinya dua kalimat syahadat yaitu syahadat
Tauhit dan Syahadat Rosul. Syahadat artinya pernyataan bahwa
Allah adalah adalah Tuhandan Nabi Muhammad adalah
Rosulullah.
Dua kalimah syahadat ialah dua perkataan pengakuan yang
diucapkan dengan lisan dan dibenarkan oleh hati untuk menjadikan
33
“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah”.
Sholat adalah salah satu sarana komunikasi antara hamba
dengan Tuhannya. Sebagai bentuk ibadah yang didalamnya
merupakan amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan
perbuatan yang dimulai dari takbiratul ihram dan diakhiri dengan
salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan
syara’. Saholat merupakan rukun islam yang wajib bagi setiap
muslim untuk mengerjakannya.
“ setiap orang islam wajib mengeijakan sholat, maka mereka wajib
mengetahui mengetahui syarat-syarat dan rukun sahnya sholat.
Sholat merupakan ibadah yang tujuanya mendekatkan diri
kepada Allah, merupakan ibadah yang tinggi nilainya disisi Allah
SWT karena dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar,
seperti dijelaskan dalam firman Allah qur’an surat Al-Ankabut :45.
“Dan dirikanlah shalat sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar” (Assayuthi, 1998 : 30-
Oleh karena itu setiap umat islam yang sudah akil baligh wajib
mengerjakan shalat fardlu lima waktu yaitu, subuh, dzuhur, ashar,
maghrib, isya’, dengan khusu’ dan ikhlas.
c. Puasa Ramadhan
Puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan dari
segalahal yang membatalkan puasa serta mengendalikan diri dari
hawa nafsu mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Puasa dibulan ramadhan merupakan ibadah wajib
dilaksanakan oleh setiap muslim dengan sebaik-baiknya karena
termasuk salah satu rukun islam yang ketiga. Dengan melakukan
puasa ramadhan maka akan memperoleh manfaat yang sangat
besar yaitu bertambahnya ketaqwaan kepada Allah, badan menjadi
sehat, mempertajam akal, serta timbul rasa peka, terhadap orang-
orang miskin dan terhadap penderitaan yang dialami oleh orang
lain (Taswin dkk, 2007 : 143-146).
d. Zakat
Zakat adalah memberikan sebagian harta kepada yang
berhak menerimanya dengan cara dan kadar yang telah ditentukan.
Sedangkan zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan bagi setiap
muslim,baik laki-laki maupun perempuan dan baik orang merdeka
maupun hamba sahaya. Zakat fitrah merupakan kewajiban bagi
umat islam yang mampu setelah melaksanakan ibadah puasa di
35
pokok yang mengenyangkan atau uang yang seharga dengan
makanan pokok tersebut
Tujuan dari zakat fitrah adalah menyucikan orang yang
berpuasa dari ucapan kotor dan perbuatan tidak berguna dan juga
untuk memberimakan orang-orang miskin.
Antara sholat dan zakat tidak dapat dipisahkan, seperti dalam
qur’an Al-Baqoroh ayat 43 :
“Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta
orang-orang yang ruku"’(Tasm n dkk, 2007: 127 & 133 ).
Haji asal maknanya adalah menyengaja sesuatu, yang
dimaksud disisni adalah sengaja mengunjungi ka’bah (rumah
Allah) untuk melakukan beberapa amal ibadah, dengan syarat-
syarat yang tertentu.
Ibadah haji dilaksanakn pada bulan zulhijjah, bagi orang
yang kuasa dan mampu diwajibkan haji satu kali seumur hidupnya.
“mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,
yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke
Baitullah’'’(Rasyid, 1998 : 247).
Jadi telah jelas bahwa mengerjakan haji merupakan kewajiban bagi
orang yang mampu untuk melaksanakannya. Karena merupakan
rukun islam yang kelima.
B. Kedisiplinan
1. P engertian Kedisiplinan
Elizabeth B. Hurlock disiplin adalah sebagai suatu proses dari
l. tihan atau belajar yang bersangkut paut dengan pertumbuhan dan
perkembangan(Gunarsa, 1993 : 81). Menurut Moeliono (1993 :208)
disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tatat tertib,
a;uran, dan lain sebagainya.
Disiplin juga dapat diartikan sebagi semacam pengaruh yang
dirancang untuk membantu anak mampu menghadapi tuntutan dari
1 ngkungan (Semiawan, 2008 : 89). Sedangkan pengertian kedisiplinan
adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari
serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,
I* epatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Kedisiplinan dalam
proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya untuk
nenjaga kondisi suasana belajar dan mengajar dengan lancar, tetapi
juga untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap siswa. Disiplin
kecenderungan dan keinginan individu untuk berbuat sesuatu yang
dapat dan ingin ia peroleh dari orang lain, atau kaema situasi kondisi
teetentu dengan pembatasan peraturan yang diperlukan terhadap
dirinya oleh linhgkungan dimana dia hidup.
Disiplin didunia pendidikan tidak dapat dilihat terlepas dari
pertumbuhan disiplin anak sejak dini dirumah, kwalitas emosional
yeng habitual (sudah menjadi kebiasaan) akan ikut menentukan
bagaimana ia menyesuikan dirinya kemudian di sekolah dan berlanjut
di masyarakat sebagai dasar yang diperoleh sebelumnya (Semiawan,
2008 : 89-90).
2. T ajuan Kedisiplinan
Menurut Bemhad (1964:31) tujuan disiplin adalah
rr engupayakan perkembangan minat anak dan mengembangkan anak
rr enjadi manusia yang baik, yang akan menjadi sahabat tetangga, dan
w arga negara yang baik.
Menurut Durkheim (1990:35 ) disiplin mempunyai tujuan ganda yaitu:
i . Mengembangkan suatu keturunan tertentu dalam tidak-tanduk
manusia dan memberinya suatu sasaran tertentu yang sekaligus
juga membatasi cakrawalanya.
b. Disiplin mengembangkan sikap yang lebih mengutamakan hal-hal
yang merupakan kebiasaan dan juga membatasinya
Tujuan disiplin bukan untuk melarang kebebasan atau
megadakan penekanan, melainkan memberi kebebasan dalam dalam
batas kemampuannya untuk ia kelola. Disiplin membantu anak
menyadari apa yang diharapkan dan apa yang tidak diharapkan
darinya, dan membantunya bagaimana mencapai apa yang diharapkan
darinya tersebut. Disiplin teijadi bila pengaruh diberikan oleh
seseorang yang memberikan rasa aman dan tumbuh dari pribadi yang
berwibawa serta dicintai
Bagi anak disiplin bersifat abitrair, artinya suatu konfirmitas
pada tututan eksternal, namun bila dilakukan dalam suatu suasana
smosional yang emosional yang positif, menjadi proses pendidikan
yang menimbulkan keikhlasan dari dalam dirinya untuk berbuat sesuai
seraturan tanpa merasa dirinya takut atau terpaksa.
Disiplin membantu anak menyadari apa yang diharapkan dan apa apa
yang tidak diharapkan dirinya, dan membantunya bagaimana mencapai
tpa yang diharapkan darinya (Semiawan, 2008 : 93).
3. 7ungsi Disiplin
Disiplin mempunyai kegunaan yaitu untuk mencegah
perbuatan-perbuatan tertentu, diluar tindakan preventif, kegunaan
disiplin sebagai sosial dalam dan pada diri sendiri, terlepas sama
sekali dari peruatan-perbuatan yang diperintahkan. Melalui disiplin
kita dapat membatasi keinginan dan mengendalikan diri dari
39
dietapkan baik disekolah maupun dilingkungan masyarakat
(Eoirkheim, 1990 : 27 & 36).
Disiplin dapat membentuk kejiwaan pada anak untuk
m emahami peraturan sehingga ia mengerti kapan saat yang tepat untuk
melaksanakan peraturan, dan kapan harus mengesampingkan. Disiplin
juga akan membantu anak untuk mengembangkan kontrol dirinya dan
membantu anak mengenali perilaku yang salah lalu mengoreksinya.(
Nizar, 2009:22).
4. Cara Menanamkan Disiplin
Mendisiplinkan anak bukanlah bertujuan agar anak menjadi
seorang yang penurut, meskipun bisa saja pada permulaan
n emperkenalkan atau menanamkan disiplin diperlukan sikap otoriter
supaya anak menurut, tetapi lambat laun apa yang ditanamkan atau
d tumbuhkan itu harus menjadi sebagian dari tingkahlakunya.
Tingkahlaku yang baik harus dipertahankan dan dipupuk terus sambil
mengurangi dan membuang tingkah laku yang tidak diingikan karena
tidak memberikan kepuasan dan tidak sesuai dengan norma di
s;kitamya.
Cara menanamkan disiplin pada anak adalah sebagai berikut:
a. Cara otoriter
Pada cara ini orangtua menentukan aturan-aturan dan
batasan-batasan yang mutlak harus ditaati oleh anak. Anak harus
kemauan atau pendapatnya sendiri. Orang tua menentukan tanpa
memperhitungkan keadaan anak, tanpa menyelami keinginan dan
sifat-sifat khusus anak yang berbeda antara anak yang satu dengan
yang lain. Anak harus patuh dan menurut semua peraturan dan
kebijaksanaan orangtua.
Dengan cara otoriter, ditambah dengan sikap keras,
menghukum mengancam akan menjadikan anak patuh dihadapan
orang tua, tetapi dibelakangnya anak akan menentang atau
melawan karena anak merasa dipaksa. Cara otoriter bisa diterapkan
pada permulaan penanaman disiplin, tetapi hanya bisa pada hal-hal
tertentu atau ketika sianak dalam tahap perkembangan dini yang
masih sulit menyerap pengertian-pengertian. Dengan cara ini
menimbulkan akibat hilangnya kebebasan pada anak. Secara umum
kepribadiannya lemah, demikian pula kepercayaan diri pada anak..
I). Cara bebas
Orangtua membiarkan anak mencari dan menemukan
sendiri tatacara yang memberi batasan-batasan dari
tingkah lakunya. Anak telah terbiasa mengatur dan menentukan
sendiri apa yang dianggapnya baik. Karena harus menentukan
sendiri, maka perkembangan kepribadiannya menjadi tidak terarah.
Sedangkan orangtua hanya sebagai polisi yang mengawasi,
41
kesulitan-kesulitan kalau harus menghadapi larangan-larangan
yang ada dalam lingkungan sosialnya,
c. Cara demokratis
Cara ini memperhatikan dan menghargai kebebasan anak
namun kebebasan yang tidak mutlak dan dengan bimbingn yang
penuh pengrtian anatara kedua belah pihak anak dan orangtua.
Dengan cara demokratis ini pada anak tumbuh rasa tanggungjawab
untuk memperhatikan sesuatu tingkahlaku dan memupuk
kepercayaan diri. Anak mampu bertindak sesuai dengan norma dan
kebebasan yang ada pada dirinya untuk memperoleh kepuasan dan
menyesuaikan diri.
Penanaman disiplin pada anak dengan cara demokratis
merupakan cara paling ideal namun dalam kenyataannya, dengan
mengingat keadaan pribadi dan tahapan perkembangan anak, cara
otoriter dan cara bebas juga perlu digunakan untuk menanamkan
disiplin pada anak tapi harus lebih banyak menggunakan cara
demokrasi.
Menurut Haimowitz, M.L dan Haimowitz, N mengklasifikasikan
mengenai penanaman disiplin sebagai berikut:
a. Tehnik yang berorientasi pada kasih sayang (love oriented
technique). Memberikan pujian dan menerangkan sebab-sebab
akan memperkembangkan rasa tanggungjawab dan disiplin diri
yang baik.
b. Tehnik yang bersifat material. Tehnik ini mempergunakan hadiah-
hadiah yang benar-benar berujud atau hukuman-hukuman fisik.
Tehnik ini juga dikenal dengan menanamkan disiplin dengan
meyakinkan melalui kekuasaan (power-assertive discipline). Anak
patuh karena takut tidak memperoleh apa yang diinginkan (hadiah)
atau takut dihukum.
Dari semua tehnik di atas membutuhkan peran yang aktif dari orangtua
itau tokoh otoriter yang lain yang ingin menanamkan disiplin pada
anak. Orangtua atau tokoh otoriter berperan pasif sebagai tokoh model
antuk diperhatikan, diamati dan kemudian ditiru sebagian atau seluruh
ingkahlakunya oleh anak. Dengan disiplin yang kuat dan rasional,
inak akan mampu menyaring norma-norma mana yang baik yang perlu
diikuti dan yang tidak baik yang tidak perlu diikuti (Gunarsa, 1995 :
52-85).
4. <aktor-faktor menanamkan disiplin
a. Menyadari adanya perbedaan tingkatan kemampuan kognitif anak
sesuai dengan asas perkembangan aspek kognitif, maka cara yang
digunakan perlu disesuaikan dengan tingkatan kemampuan
kognitif. Menanamkan disiplin tidak lepas dari mengembangkan
pengertian-pengertian dank arena itu harus disesuaikan dengan
43
b. Menanamkan disiplin pada anak harus dimulai seawal mungkin,
yakni sejak anak mulai mengembangkan pengertian-pengertian dan
mulai bisa melakukan sendiri.
c. Dalam usaha menanamkan disiplin perlu dipertimbangkan agar
mempergunakan tehnik demokratis sebanyak mungkin. Pendekatan
yang berorientasi pada kasih sayang harus dipakai sebagai dasar
untuk menciptakan hubungan dengan anak.
d Penggunaan hukuman harus diartikan sebagai sikap tegas,
konsekuen dan konsisten dengan dasar bahwa yang dihukum bukan
sianak, melainkamn perbuatannya yang melanggar aturan,
e Menanamkan disiplin bukan kegiatan sekali jadi melainkan harus
berkali-kali. Melatih dan mendorong perlu dilakukan berulang-
rulang sampai tercapai keadaan dimana anak bisa melakukan
sendiri sebagai kebiasaan (Gunarsa, 1995 : 86-87).
5. Aspek disiplin disekolah
a Tertib waktu
Tertib dalam melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan
jadwal program merupakan kunci keberhasilan. Demikian pula
siswa yang terlatih menepati waktu kegiatan sekolah, maka
kesuksesanlah yang mereka dapatkan. Tetapi siswa yang terlatih
menempati waktu tersebut kerugian dan kegagalan mereka
o]
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”
b Tertib mengikuti belajar mengajar
Telah menjadi kewajiban pelajar mengikuti proses belajar
mengajar dengan tekun dan secara terus menerus. Dalam proses
belajar mengajar anak juga harus mentaati peraturan yang
diberlakukan di sekolah. Seperti mendengarkan penjelasan guru,
mengerjakan tugas dengan baik dan sungguh-sungguh,
mengumpulkan tugas tepat waktu dan lain sebagainya. Tetapi tidak
semua anak mau mentaati peraturan tersebut yaitu dengan ribut di
kelas, melalaikan tugas dan lain sebagainya ( Crow, 1990 : 113).
Anak yang melanggar peraturan/tidak disiplin akan mendapatkan
hukuman, sebagai kendali untuk dirinya tetapi bukan menggunakan
45
bertujuan agar anak tidak mengulangi perbuatan yang sama dan
anak dapat berdisiplin didalam mengikuti pelajaran di sekolahan.
.. “Some children need guidance, not strict discipline. Othersneed
both. Some exitable students must be handled after class, others
can be dealt with on the spot”. “Beberapa anak memerlukan
kendali bukan disiplin yang keras, yang lainnya melakukan
keduanya. Beberapa kekaguman murid dapat ditangani setelah
pelajaran (kelas). Yang lainnya dapat diberikan di area itu” (Davis
& Tom as,: 111).
Dengan belajar secara disiplin dan tekun maka, anak akan
terhindar dari kebodohan. Adapun masalah ini dijelaskan dalam
kitab Ta’lim Muta’alim Abu Hanifah berkata kepada Abi Yusuf, “
Kamu memang bodoh tapi itu bisa kamu usir dengan terus menerus
belajar. Jauhilah sifat malas, sebab malas itu keburukan dan
kerusakan yang amat besar”. Juga dijelaskan dalam qur’an surat
Al-Ankabut ayat 69 :
((3^) 1 1 [y j JLpJ ly wL^l>- j j Ij
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami,
benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami,
dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang
c. Kerapian
Memelihara kerapian dan keindahan diri, suasana dan
tempat itu telah diatur oleh islam. Dari sinilah diantaranya yang
dapat mendatangkan suatu kenikmatan dalam melaksanakan tugas
hidup sehari-hari.
Firman Allah dalam qur’an surat Al-A’raf ayat 31-32.
^ ^ 'i . - „A" • f. * - ' „
j Ijl4=aj J p J c J r 't ♦
I j * o j
“ Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-
lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan”
Maka dalam aturan disekolah diterapkan bahwa anak harus
mengenakan pakaian sekolah dengan tertib dan rapi sesuai dengan
ketentuan yang ada di sekolah.
C. Pengaruh Ketaatan Beragama terhadap Kedisiplinan Siswa
Agama dalam kehidupan sehari-hari sangatlah dibutuhkn, maka
disetiap sekolah-sekolah baik yang berstatus umum maupun sekolah islam
agama menjadi mata pelajaran yang sangat penting untuk diajarkan kepada
siswa. Mengajarkan agama pad„ anak juga memerlukn kedisiplinan, sebab