• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TINGKAT KETAATAN BERAGAMA TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI BENER 02 KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH TINGKAT KETAATAN BERAGAMA TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI BENER 02 KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010 - Test Repository"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

P E N G A R U H T IN G K A T K E T A A T A N B E R A G A M A T E R H A D A P

K E D I S I P L I N A N S I S W A S E K O L A H D A S A R N E G E R I B E N E R 0 2

K E C A M A T A N T E N G A R A N K A B U P A T E N S E M A R A N G

T A H U N 2 0 1 0

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

F A T K H A T U L F A U Z IY A H

NIM: 11408166

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

S13KOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

(2)
(3)

S E k c LAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. £Itadoin 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721

Web.ite: www.stainsalatim. ac. id Emai 1 .administrasi(S>Mainsalatisa. ac. id

N O TA PEM BIM BING Lamp : 3 eksemplar

Kepada

Yth. Ketua STAIN Salatiga

Biro Skripsi STAIN Salatiga

Di Salatiga

Assalamu 'alt likunt, Wr, Wb

Setek h kami menelaahan secara cermat dan mengadakan perbaikan

seperlunya, saya menyatakan bahwa skripsi mahasiswa yang namanya tersebut di

bawah ini su p untuk dimunaqosahkan.

Nairn : Fatkhatul Fauziyah

NIM : 11408166

Jurusan : Tarbiyah

Judul : PENGARUH TINGKAT KETAATAN BERAGAMA

TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA SEKOLAH

DASAR NEGERI BENER 02 KECAMATAN

TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN

2010.

Demikian nota pembimbing ini saya sampaikan untuk bisa digunakan

sebagaimana mestinya.

Wassalamu’ilaikum, wr, wb

Pembimbing

H, Sidqon MaesurXc.MA

(4)

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi saudt ri FATKHATUL FAUZIYAH dengan Nomor Induk Mahasiswa

11408166 yang berjudul “PENGARUH TINGKAT KETAATAN BERAGAMA

TERHADAP KEDISIPLINAN SISW A SEKOLAH DASAR NEGERI

BENER O'! KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2 0 1 0 ”, telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan

Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal

28 Agustus 201G dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Saijana Pendidikan Agama Islam (S.Pdl).

Salatiga, 28 Agustus 2010 M 18 Ramadhan 1431H

Dewan Penguji

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang be rtanda tangan di bawah in i:

Nama : Fatkhatul Fauziyah

NIM :11408166

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang

lain yang terdapat dalam skripsa in dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik

ilmiah.

Salatiga, 28 Juli 2010

Yang menyatakan

m

Fatkhatul Fauziyah

(6)
(7)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini Pi :nulis persembahkan :

1. Untuk Bipak/Ibu yang pertama kali mengajarkan saya ilmu, atas kasih sayang pengorbi nan dan do’a tulus yang selalu tercurah.

2. Adikku ercinta yang selalu membantu dalam terselesainya penlisan skripsi

ini.

3. Teman hidupku yang selalu memberi motivasi dalam penulisan skripsi ini

4. Teman-t :man guru SDN Bener 02.

5. Teman s ;jawat PAI Ekstensi angkatan 2008 yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu.

(8)

Denj an Mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan

rahmad, tau 'iq, dan hidayahnya. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

lancar. Tak henti-hentinya sholawat dan salam selaiu tercurahkan kepada nabi

Muhammad SAW,yang membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman

yang penuh Darokah.

Berkat anugrah dari Allah SWT, penulisan Skripsi ini bertujuan untuk

memenuhi s ;bagai persyaratan memeroleh gelar sarjana dalam Pendidikan Agama

Islam Jurusj n Tarbiyah STAIN Salatiga.

Juga tak lupa penulis sampaikan ucapan Jazakumullah khoron katsiron

serta penghs rgaan setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Crs. Imam Sutomo, M. Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.

2. Bapak 1I. Sidqon Maesur, Lc. MA selaku pembimbing dalam penulisan

skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian dan

kesabarc n.

3. Bapak dan Ibu Dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya

dalam rrenuntut ilmu di STAIN Salatiga.

4. Bapak/II m guru dan karyawan SDN Bener 02 Keamatan Tengaran yang telah

membartu memberikan informasi atau data penelitian.

5. Bapak/II>uku yang selalu memberikan ruh semangat menggapai masa depan

6. Teman 1idupku yang senantiasa memberikan motivasi dan dorongan hidup

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

berjasa <lalam penulisan skripsi ini.

(9)

Semoga amal serta kebaikan yang telah tercurakan pda penulis diterima

oleh Allah SWT sebagai amal ibadah yang mendapat balasan pahala yang berlipat

ganda.

Semoga skripsi yang sederhana ini bisa memberikan manfaat, dan sebagai

manusia biasa penulis menyadari akan banyaknya kekurangan, maka kritik dan

saran yang nembangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan

dan kesempurnaan skripsi ini.

Am in ya Robbalalamiin.

Salatiga, 28juli2010

Penulis

(10)

Tahun 2010.

Skripsi. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : H. Sidqon Maesur, Lc,MA.

Kata Kunci : Ketaatan Beragama, Kedisiplinan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Apakah Ada Pengaruh Tingkat Ketaatan Beragama Terhadap Kedisiplinan Siswa Sekolah Dasar Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010. Penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara (interview), dan angket (kuesioner). Subjek peielitian sebanyak 15 Siswa, menggunakan tehnik populasi. PengumpuUn data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data Ketaatan Beragama Terhadap Kedisiplinan Siswa.

Data Penelitian yang terkumpul dianalisis uengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis menggunakan analisis korelasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat ketaatan beragama siswa SD Negeri 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tergolong sedang, didukung 2 responder (13.3%), 10 responden (66,7%) dan 3 responden (20%) menjawab kategori tin ggi dan rendah. Sedangkan kedisiplinan siswa SD Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tergolong sedang, didukung dengan 2 responden (13.3%), 9 responden (60%) dan 4 responden (26,7%). Uji hipotesis menunjukkan adanya pengaruh tingkat ketaatan beragama trehadap kedisiplinan siswa, didukung nilai koefisien korelasi 0,729

(11)

DAFTAR ISI

LEMBAR L Z>GO...

HALAMAN JUDUL... ... ii

LEMBAR NOTA PEMBIMBING... ... iii

LEMBAR PENGESAHAN... iv

PERNTAAr [ KEASLIAN TULISAN... HALAMAN MOTTO... ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN... ... vii

KATA PEN 3ANTAR...

H. Sistematika Penulisan Skripsi... ... 15

BABU L i lNDASAN TEORI A. Ketaatan Beragama... ... 17

1. Pengertian Ketaatan Beragama... ... 17

2. Fungsi Agam a... ... 20

3. Faktor-faktor Pendidikan Agama... ... 25

4. Aspek Ketaatan Beragama ... ... 31

B Kedisiplinan ... ... 36

(12)

5. Faktor-faktor dalam Menanamkan Disiplin... 42

6. Aspek Disiplin di Sekolah... 43

C. Pengaruh Ketaatan Beragama Terhadap Kedisiplinan... 46

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SD Negeri Bener 02 Keamatan Tengaran 48 1. Sejarah Singkat Berdirinya SD Negeri Bener 02... 48

2. Letak Geografis SD Negeri Bener02... 49

3. Visi Misi SD Negeri Bener 02... 50

4. Keadaan Sarana dan Prasarana... 50

5. Struktur Organisasi SD Negeri Bener 02... 51

6. Keadaan Guru dan Siswa... 52

7. Keadaan Karyawan... 54

B. Data tentang Responden SD Negeri Bener 02... 55

C. Data angket Ketaatan Beragama terhadap Kedisiplinan Siswa SD Negeri Bener 02... 56

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pertam a... 59

B. Analisis D ata... 62

C. Analisis Data pengaruh Tingkat Ketaatan Beragama terhadap Kedisiplinan SD Negeri Bener 02... 65

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Sarana dan Prasarana SD Negeri Bener 02 Kecamatan

Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010 51

Tabel 2 Data Guru SD Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang Tahun 2010 53

Tabel 3 Keadaan Siswa SD Negeri Bener 02 Kecamatan

Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010 54

Tabel 4 Data Karyawan/Penjaga SD Negeri Bener 02 Kecamatan

Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010 54

Tabel 5 Data Responden Siswa SD Negeri Bener 02 Kecamatan

Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010 55

Tabel 6.1 Data tentang Tingkat Ketaatan Beragama Siswa SD

Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten 56

Semarang Tahun 2010

Tabel 6.2 Data tentang Kedisiplinan Siswa SD Negeri Bener 02

Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010 57

Tabel 7.1 Daftar nilai tentang Distribusi Frekuensi Tingkat

Ketaatan Beragama Siswa SD Negeri Bener 02 60

Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010

Tabel 7.2 Interval Ketaatan Beragama SD Negeri Bener 02

Keamatan Tengaran Kabupaten Semarang 62

(14)
(15)

BABI

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

P :ndidikan agama adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan

kepribad an anak yang sesuai dengan ajaran islam. Pendidikan agama

hendakir a dapat mewarnai kepribadian anak, sehingga agama itu benar-benar

menjadi >agian dari pribadinya yang akan menjadi pengendali dalam hidupnya

dikemud an hari (Saleh, 1969 : 33).

P mdidikan agama menyangkut manusia seutuhnya, tidak hanya

membekili anak dengan pandai menghafal dalil-dalil dan hukum-hukum

agama saja, tetapi menyangkut keseluruhan diri pribadi anak, mulai dari

latihan-li itihan (alamiah) sehari-hari, yang sesuai dengan ajaran agama, baik

yang me iyangkut hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia

dengan nanusia, dan manusia dengan alam, serta manusia dengan dirinya

sendiri ( Darajat, 1970: 107).

hlelalui pendidikan agama, anak juga harus ditanamkan dalam jiwanya

ke i mana i dan ketaqwaan yang mulai ditanamkan sejak lahir sebagaimana

diajarkai oleh agama islam, yang memerintahkan supaya setiap bayi lahir

harus diazankan. Supaya pengalaman pertama yang diterimanya adalah

kalimah suci yang membawa kepada taqwa ( Darajat, 1997 : 42 ). Dengan cara

menanai nkan jiwa keimanan dan ketaqwaan akan menjadi pengendali dalam

kehidup m si anak dikemudian hari. Keyakinan atau iman adalah unsur yang

sangat penting di dalam agama, tanpa keyakinan dan kepercayaan akan

(16)

rutuhlah igama seseorang. Akibat dari keyakinan yang teguh akan membawa

kepada k ;taatan beragama ( Shaleh, 1969 : 34 ).

P mdidikan agama itu akan lebih berkesan dan berhasil guna, serta

berdaya guna, apabila seluruh lingkungan hidup yang ikut mempengaruhi

pembina m pribadi anak (keluarga, sekolah dan masyarakat) sama-sama

mengara i kepada pendidikan (Darajat, 1970 : 107). Ide keagamaan pada anak

hampir seluruhnya autoritarius maksudnya konsep keagamaan pada diri

mereka lipengaruhi oleh faktor dari luar diri mereka. Mereka melihat dan

mengiku :i apa-apa yang dikerjakan dan diajarkan orang dewasa dan orang tua

mereka tentang sesuatu yang berhubungan dengan kemaslahatan agama

(Jalaludc in, 200u : 68).

C'rang tua adalah pendidik utama dan pertama dalam hal penanaman

keimana i bagi anaknya. Disebut pendidik utama, karena besar sekali

pengarui nya. Disebut pendidik pertama, karena merekalah yang pertama

mendidil : anaknya ( Tafsir, 2002 : 8 ). Orang tua hendaklah dapat menjadi

contoh yang baik dalam segala aspek kehidupannya bagi sianak, karena

anak-anak terutama yang berusia dibawah 6 tahun, belum dapat memahami sesuatu

pengerti; m ( kata-kata ) yang abstrak, seperti (benar, salah, baik dan buruk),

misalny. bekum dapat digambarkan pleh anak-anak kecuali

pengalaman-pengalamannya sehari-hari dengan orang tua dan saudara-saudaranya (Darajat,

1997:4 l).

I endidikan agama didalam keluarga sangatlah perlu, karena

(17)

3

agama dalam keluarga baerarti ikut berusaha menyelamatkan generasi muda

dan ikut menyelamatkan bangsa agar menjadi warga negara yang beriman dan

bertaqwn kepada Tuhan Yang Maha Esa (Tafsir, 2002 : 9).

Untuk memperdalam ilmu pendidikan pada anak, maka perlu adanya

tambahan pembelajaran tentang agama, yang dapat dilakukan di sekolah,

pesantrei, atau menggundang guru agama kerumah. Pendidikan agama di

sekolah diajarkan melalui pelajaran PAI yang didalamnya terdapat materi-

materi, iqidah, akhlaq, sejarah, fiqih, dan lain sebagainya. Dengan adanya

dasar ilmu agama yang kuat anak akan memilki rasa tanggung jawab dan

kesadarcn yang tinggi dalm melaksanakan perintah agama dan berperilaku

sesuai dangan norma-norma dan aturan-aturan yang ditentukan oleh agama.

Selain itu anak juga akan mudah dibina, diarahkan dan diajarkan arti

kedisiplinan dan implementasi kedisiplinan dalam kehidupan (baik sekolah,

keluarga maupan masyarakat).

Itegitu pentingnya pendidikan dan pengajaran agama di sekolah yang

menjadi dasar kehidupan manusia, hal ini ternyata dengan ketetapan M.P.R.S.

No. H/MPRS/thn. 1960 jo No. XXVII/MPRS/1966 yang mewajibkan mata

pelajaran Agama diajarkan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan

Tinggi, yang kemudian direalisir oleh Departemen P.D.K dengan

diciptak mnya bentuk gaya baru bagi sekolah-sekolah, dimana mata pelajaran

agama dijadikan kelompok dasar bagi sekolah-sekolah mulai dari Sekolah

Dasar sampai Sekolah Menengah dan di Sekolah Tinggi dijadikan vak

(18)

S ;orang anak yang normal, didalam usia tujuh tahun (jasmani)

umumnyi sudah matang untuk sekolah. Maksudnya diusia tersebut anak-anak

yang normal sudah mampu mengikuti program sekolah. Di usia itu anak-anak

sudah dapat menahan diri untuk memetuhi peraturan dan disiplin sekolah serta

sudah dapat memiliki kemampuan untuk dapat mengikuti pelajaran yang

diberikan kepadanya. Anak-anak yang normal memiliki perkembangan yang

sejajar antara jasmani dan rohaninya (Jalaluddin, 2000 : 107).

Disiplin harus sudah ditanamkan pada anak sejak usia dini. Anak harus

dididik mtuk dapat mengenal hak-hak diri dan orang lain didalam lingkungan

sosial, /n a k harus dididik untuk menguasi dirinya dalam tingkahlaku yang

akan dierapkan didalam pergaulan nanti dengan orang lain. Dengan

penanaman disiplin pada siswa maka akan membentuk kejiwaan pada anak

untuk m ;meahami peraturan sehingga ia pun mengerti kapan saat yang tepat

untuk m laksanakan peraturan, dan kapan pula harus mengesampingkannya

(Nizar, 2009:22).

Kedisiplinan pada anak ditanamkan tidak hanya disekolah tetapi juga

dilingkui igan sosial. Seorang anak dalam mengikuti pembelajaran di sekolah

tidak akan terlepas dari berbagai peraturan dan tatatertib di sekolah. Sehingga

anak dituntut untuk dapat berperilaku sesuai peraturan dan tata tertib di

sekolah.

Ehsiplin disekolah bukan usaha untuk membuat menahan tingkah laku

yang t dak diterima oleh sekolah, melainkan suatu usaha untuk

(19)

anak kepida pemilikan disiplin yang timbul dari dirinya sendiri, dengan kata

lain memiliki suatu disiplin dari dalam (Hope, 1985 : 205).

Banyak dijumpai kenyataan bahwa anak yang ketaatan beragamanya

baik, ternyata pada umumnya mereka juga tergolong anak anak yang

mempun /ai tingkat kedisiplinan yang tinggi dalam melaksanakan berbagai hal

terutama mentaati peratuaran dan tata tertib di sekolah.Sebaliknya anak yang

mempun y'ai ketaatan baragama kurang baik pada umumnya mereka tergolong

anak yang kurang disiplin dalam mentaati peraturan dan tata tertib di sekolah.

N lenyimak hal tersebut jelaslah bahwa agama mempunyai peran yang

sangat b ;sar dalam pembentukan kedisiplinan anak, khususnya di SD Bener

02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, selain faktor-faktor lain. Orang

yang taa beragama memiliki kedisiplinan yang tinggi.

Eerdasarkan hal tersebut diatas mendorong peneliti untuk

membuktikan apakah benar adanya pengaruh ketaatan beragama terhadap

kedisiplinan seseorang. Maka penulis mengadakan penelitian dengan judul

“PENGARUH TINGKAT KETAATAN BERAGAMA TERHADAP

KEDISIPLINANSISWA SEKOLAH DASAR NEGERI BENER 02

KECAN ATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010”.

B. RUMUS \N MASALAH

B ;rdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan

di atas, maka untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh antara Tingkat

(20)

Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010, maka

penulis nerumuskan masalah sebagai berikut:

1. Baga mana tingkat ketaatan beragama Siswa Sekolah Dasar Negeri

Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010 ?

2. Baga mana tingkat kedisiplinan Siswa Sekolah Dasar Negeri 02

Keca natan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010 ?

3. Apak ah ada pengaruh tingkat ketaatan beragama terhadap kedisiplinan

Siswa Sekolah Dasar Negeri Bener 02 Tahun 2010 ?

C.TUJUAb PENELITIAN

Siatu penelitian khususnya dalam pengetahuan empirik pada

umumnys untuk menemuksn atau mengembangkan atau menguji suatu

kebenaran suatu pengetahuan (Hadi, 1990:3).

Sehubungan hal tersebut maka secara umum tujuan penelitian yang

penulis lakukan adalah untuk menguji kebenaran suatu pengetahuan.

Karena agama merupakn teori atau ajaran dari Tuhan (Allah) untuk

manusia, yang dapat membentuk kedisiplinan meningkat dan

menyemp umakaan kepribadian manusia. Apakah seseorang yang

ketaatannya terhadap agama yang dianutnya tinggi memilikki kedisiplinan

yang yang tingi pula. Dan sebaliknya seseorang yang tingkat ketaatan

(21)

Selai

7

i secara umum, tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Untu e mengetahui tingkat ketaatan beragama siswa sekolah Dasar Negeri

Bene r 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010.

2. Untuk mengetahui kedisiplinan siswa Sekolah dasar Negeri Bener 02

Kecamatan Tengaran Kabupaten Semerang tahun 2010.

3. Untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh tingkat ketaatan

bera] ;ama terhadap kedisiplinan siswa Sekolah Dasar Negeri Bener 02

Kece matan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2010

D. MANFAAT PENELITIAN

Dari penelitian ini penulis berharap dapat memberikan berbagai

masukan yang berguna baik kepada penulis khususnya maupun kepada guru

agama di n pembaca pada umumnya. Adapun manfaat - manfaat itu adalah :

1. Bagi Guru dapat memberikan masukan dan tolak ukur dalam mengajar

sisw i, sehingga siswa akan lebih mudah faham menerima pelajaran agar

dapa t diterapkan dalam kehidupan masyarakat dan sekolah.

2. Bagi Siswa akan dapat memberikan kesemangatan dalam menerima

pela aran agama dan dapat menjadi anak yang selalu tertib dan disiplin

baik dalam melaksanakan perintah agama maupun perintah dari sekolah.

3. Bag Penulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

(22)

E. LANDASi AN TEORI

D iri judul “Pengaruh Tingkat Ketaatan Beragama terhadap

Kedisiplii lan Siswa Sekolah Dasar Negeri Bmer 02 Kecamatan Tengaran

Kabupate an Semarang Tahun 2010”. perlu penulis membahas tentang beberapa

istilah y£ itu ketaatan beragama, dan kedisiplinan siswa. Seab

pengertian-pengertia i itu merupakan dasar pembahasan yang tidak dapat dipisahkan satu

dengan y; mg lainya.

1. Keta »tan Beragama

a. P engertian ketaatan

k etaatan, berasal dari kata taat yang berarti patuh, saleh, setia.

k.etaatan adalah kepatuhan, kesalehan, kesetiaan. Sedangkan dalam

/ 1-Qur’an, ketaatan adalah suatu sifat yang selalu menurut, teguh dan

s mgguh-sungguh dalam melaksanakan perintah dan meninggalkan

htrangan (Allah, Rosul, Pemerintah atau Penguasa), yang dijelaskan

dalam Al-Qur’an surat An-nisa’ ayat 59 Allah berfirman :

^ g y '

J ( J j l j t j\y» ' ) \ a U l Ij j cJsI ! It ^ j J I

t

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rosul

Gan taatilah ulil amri ( pemimpin) diantara kamu ”.

(23)

mendefinisikan agama adalah pendayagunaan sarana-sarana supra

empiris untuk maksud-maksud non empiris atau supra empiris.

(Hendropuspito, 1983:34-35).

4 gama menurut Frazer adalah mencari keadaan atau kekuatan yang

hbih tinggi dari pada manusia, yaitu kekuasaan yang disangka

n anusia dapat mengendalikan, menahan /menekan kelancaran dan

kehidupan manusia.

Sedangkan agama menurut R.H. Thouless adalah proses hubungan

manusia yang dirasakan terhadap sesuatu yang diyakininya, bahwa

sosuatu itu lebih tinggi dari pda manusia ( Darajat, 1970 : 24 ).

Ketaatan beragama adalah kesungguhan dalam melaksanakan perintah

ajam a dalam hal ini melaksanakan rukun islam, yang meliputi

syahadat, sholat, puasa (aplikasinya) dan zakat seria haji sebagai

pemahamannya saja.

2. Keisiplinan

Menurut Moeliono (1996 :208) disiplin adalah ketaatan (kepatuhan)

kepada peraturan tata tertib, aturan, dan lain sebagainya.

Sedangkan kedisiplinan menurut Thomas Gordon adalah suatu latihan

batin yang tercermin dalam tingkah laku yang bertujuan agar selalu

(24)

F. HIPOTESIS

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah

penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Hipotesis ini

merupakc n rangkuman dari kesimpulan teoritis yang diproleh dari perolehan

kepustakc an.

Secara teknis, hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan

mengena populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang

diperoleh dari sampel penelitian.

Secara statistik, hipotesis merpakan pernyataan mengeenai keadaan

parameteryang akan diuji melalui statistik sample (Suryabrata, 1983 :69)

Hipotesis yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah :

Apakah ida pengaruh tingkat ketaatan beragama terhadap kedisiplinan siswa

Sekolah Dasar Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

Tahun 2010.

G. METODE PENELITIAN

Ada berbagai macam metode penelitian, tetapi dalam penelitian ini penulis

menggunakan metode penelitian kuantitatif untuk mengetahui dan

membuktikan kebenaran dalam penelitian.

1. Pop ilasi dan Sampel

a. Jopulasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti, bias berupa

nanusia, benda, peristiwa, dan gejala alam, gejala kejiwaan dan

(25)

11

Oleh karena itu poulasi yang akan diajukan peneliti adalah keseluruhan

siswa Sekolah Dasar Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten

Semarang.

b. Sampel adalah bagian kecil dari populasi yang melewati populasi

Karena yang akan penulis teliti adalah seluruh siswa Sekolah Dasar

Negeri Kabupaten Semarang, maka penelitian ini disebut penelitian

populasi.

2. Varic bel Penelitian

Varii bel penelitian adalah titik perhatian pada penelitian (Alfred dan lilik,

2009 :44)

Dalai n Penelitian ini ada dua variabel, pertama tingkat ketaatan beragama

deng m indikatornya adalah sebagai berikut, syahadat, sholat, puasa, zakat

dan liaji. Variabel kedua adalah kedisiplinan siswa dengan indikatornya

adalah sebagai berikut, tertib waktu, tertib mengikuti belajar mengajar, dan

kerapian dalam berpakaian.

3. Definisi Operasional

1. Pengaruh Tingkat Ketaatan Beragama

a. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada, yang timbul dari sesuatu,

t . Tingkat

Tingkat adalah tinggi rendahnya martabat (kedudukan, jabatan,

kemampuan, pendapat) atau menyatukan kualitas atau keadaan

yang sangat dipandang dari titik tertentu.

(26)

c. Ketaatan

Ketaatan adalah kepatuhan, kesalehan, kesetiaan.

Kepatuhan adalah sifat yang suka menurut perintah. Kesalehan

adalah kesungguhan hati dalam menjalankan agama. Kesetiaan

adalah kesungguhan hati dalam penghambaan dan persahabatan.

(Peorwodarminto, 2006 : 1197)

d. Beragama

Agama adalah segenap kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa, dengan ajaran-ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban

yang bertalian dengan kepercayaan.

Agama adalah kebutuhan jiwa (psykhis) manusia yang akan

mengatur dan mengendalikan sikap pandangan hidup, kelakuan

dan cara pandang hidup kelakuan dan cara menghadapi tiap- tiap

masalah (Darajat, 1975. 47).

2. Kedisiplinan Siswa kesungguhan hati dalam penghambaan dan

pjrsahabatan (Poerwodarminto, 2006 : 865).

a Kedisiplinnan

Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang mendapat awalan ke-

dan akhiran -an yang berarti ketaatan pada peraturan yang berlaku.

Disiplin adalah tingkat konsistensi dan konsekuen seseorang

terhadap suatu komitmen atau kesepakatan bersama yang

berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai waktu dan peoses

(27)

b. Siswa

Siswa adalah pelajar (murid atau anak didik). Siswa adalah sebagai

obyek atau orang yang menerima pendidikan (Depdikbud, 1996

:6).

4. Metole Pengumpulan

Guna memperoleh data yang benar dan valid yang berkaitan dengan

masa ah pendidikan, penulis menggunakan metode pengumpulan data

dengan cara :

a. C bservasi adalah suatu teknik yang dilakukan denga cara mengadakan

p ingamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Dalam

penelitian ini penulisan menggunakan metode observasi untuk

memperoleh data tentang keadaan lembaga.

b. \ Wawancara (interview) adalah suatu metode atau cara yang digunakan

untuk mendaptkan jawaban dari responden denga jalan Tanya jawab

s epihak, kepada siswa Sekolah Dasar Negeri Bener 02 Kecamatan

lengaran Kabupaten Semarang sehingga didapat informasi tentang

k etatan beragama terhadap kedisiplinan siswa.

c. Angket (Kuesioner) adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi

cleh orang yang akan diukur (responden).

Dalam Penelitian ini penulis menggunakan angket untuk memperoleh

Cata mengena tingkat ketaatan beragama dan kedisiplinan siswa

( \rikunto, 1995 :25-27).

(28)

5. Tekn k Analisis Data

Dala n mengolah data yang terkumpul, untuk menjawab permasalahan

yang penulis kemukakan dan untuk mencapai tujuan penelitian seperti

yang penulis paparkan diatas, penulis menggunakan cara analisis statistik

deng m cara sebagai berikut:

a. Analisis Pendahuluan

Analisis pendahuluan ini menggunakan teknik presentasi dengan

n imus sebagai berikut:

b. / nalisis Uji Hipotesis

tnalisis uji hipotesi ini menggunakan rumus korelasi product moment

untuk mencari pengaruh antara beragama terhadap kedisiplinan siswa,

(iengan rumus sebagai berikut:

N£XY - ( XY ) ( XY )

rxy~ V { N£X" - ( XX); } { NIY* - ( I Y f }

1[eterangan :

r <y = Koefisien Korelasi antara x dan y

j y = Produk dari x dan y

(29)

15

Y2 = Jumlah Kuadrat Variabel y

b = Jumlah Responden

( Arikunto, 1995 : 67-69 )

H. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini berisi tentang, latar belakang

masalah, Rumusan masalah, tujuan penelitian manfaat

penelitian, landasan teori, hippotesis, metode penelitian

serta sitematika penulisan skripsi.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini diuraikan berbagai pembahasan tentang

pengertian ketaatan beragama, fungsi Agama, faktor-

faktor Pendidikan Agama, aspek ketaatan beragama,

pengertian kedisplinan, tujuan kedisiplinan, fungsi

disiplin, cara menanamkan disiplin, faktor-faktor

menanamkan disiplin, aspek disiplin, hubungan ketaatan

beragama terhadap kedisiplinan.

BAE III : LAPORAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang gambaran umum SD Negeri

Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang,

Sejarah berdirinya, lokasi dan sarana, keadaan guru,

(30)
(31)

BAB n

KAJIAN PUSTAKA

A. Ketas tan Beragama

1. Pengertian Ketaatan Beragama

Ketaatan adalah kepatuhan, kesalehan, kesetiaan. Kepatuhan

adalah sifat yang suka menurut perintah. Kesalehan adalah

kesungguhan hati dalam menjalankan agama atau kebaikan hidupnya.

Sedangkan kesetiaan adalah kesungguhan hati dalam penghambaan

aiau persahabatan (Poerwodanninto, 2006 :1197).

C alam al-qur’an al-qur’an surat annisa’ ayat 59

X-» j ^ ^ ^ ^

^ I . U 3 d a ] T b

‘//a / orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul

(, tya), dan ulil amri di antara kamu

Dijelaskan ketaatan adalah suatu sifat yang selalu menurut,

teguh dan sungguh-sungguh dalam melaksanakan perintah dan

meninggalkan larangan (Allah, Rosul, Pemerintah, Penguasa).

Dalam sebuah hadist Rosulullah SAW bersabda;

«.1» U U ' J a j l M j a S j yalLa oO Ig ‘iba

(32)

« 1papun yang telah Saya larang kepada kalian maka jauhilah, dan

ai apun yang telah Saya suruh kepada kalian maka lakukanlah

Simaksimal mungkin ”.(HR. Bukhori dan Muslim)

Hidist di atas menjelaskan tentang perintah Allah SWT agar selalu

m ematuhi segala perintah dan larangan yang dicegahkannya oleh nabi

S \W . (Alkaf,- :9).

Agama menurut M. Hasbi Ash Shidiqy adalah aturan-aturan

d iri Tuhan Yang Maha Esa untuk petunjuk kepada manusia, agar dapat

S 4 lamat dan sejahtera/bahagia hidupnya di dunia dan akhirat dengan

P ;tujuk-petunjuk serta teladan-teladan pekerjaan nabi-nabi serta

b2serta kitab-kitabnya.

Agama adalah suatu kumpulan peraturan-peraturan yang

d iciptakan Tuhan (Allah) untuk menarik dan menuntun para ummat

ying berakal kuat yang suka tunduk dan patuh kepada kebaikan,

s jpaya mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan kejayaan

kesentosaan akhirat, negeri abadi supaya dapat mendiami syurga

ji innatul khulud, mengecap kelezatan yang tak ada tolak bandinganya

s ;rta kekal selama-lamanya (Marimba, 1986 : 127-128).

Thomas F.O, Dea dalam bukunya The Sociology of Relegion

r lendefinisikan agama adalah pendayagunaan sarana-sarana supra

empiris untuk maksud-maksud non empiris atau supra empiris

(33)

It

19

Menurut R. H. Thoules agama adalah proses hubungan

anusia yang dirasakan terhadap sesuatu yang diyakininya bahwa

s suatu itu lebih tinggi dari pada manusia (Darajat, 1970 : 24).

s

Ketaatan beragama adalah sifat yang selalu menurut, teguh dan

ingguh-sungguh dalam melaksanakan perintah dan meninggalkan

li rangan (Allah, Rosul, Perintah, atau Penguasa).

F irman Allah dalam al-qur’an surat Annisa’ ayat 131, yang berbunyi

Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan

Sungguh kami Telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi

/Jtab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada

S llah ”

I

Taqwa adalah menjalankan perintah Allah dan menjauhi

irangan Allah (Sunarto, 1983 : 120 ) . Seseorang yang bertaqwa adalah

( rang yang jauh dari perbuatan congkak, takabur, durhaka, tidak

$embrono dalam melakukan kewajiban dan mempergunakan hak, serta

1andai menghargai kewajiban-kewajiban dan nilai-nilai luhur dengan

(34)

perintah dan melaksanakan larangan Tuhan. Karena seorang yang

be rtaqwa adalah seseorang yang taat beragama

2. F ingsiAgama

Agama sebagai sumber nilai merupakan petunjuk, pedoman

dan pendorong bagi manusia untuk memecahkan berbagai masalah

hidupnya yang akhirnya menuju keridhoan Tuhan.oungsi agama bagi

manusia atau masyarakat pada dasarnya memberi petunjuk pedoman

dan pendorong bagi manusia dalam menghadapi dan memecahkan

masalah hidupnya sehingga mendapat keridhoan Tuhan dan mendapat

kebahagiaan dunia dan akhirat.

Menurut James (1993 : 155) fungsi agama yaitu memenuhi

kebutuhan pribadi yang penting dan dalam perjuangan pribadi untuk

mengembangkan kehidupan, menghalalkan keberadaanya.

Sidangkan menurut Drs. D. Hendropuspito, O.C. dalam bukunya

Sosiologi Agama (1983 :38-56) fungsi agama adalah sebagai berikut:

a Fungsi Edukatif

Agama dianggap sanggup memberikan pengajaran yang

otoritatif bahkan dalam agama yang sakral tidak dapat salah. Tugas

bimbingan bahwa pengalaman dan masa kemasa mengukuhkan dan

membenarkan apa yang didapat dari pengajaran tentang agama.

Sebagai orang beragama berkeyakinan bahwa akan mencapai

(35)

Keberhasilan pendidikan agama terletak pada nilai-nilai

rohani yang merupakan pkokok kepercayaan agama diantaranya

yaitu, makna dan tujuan hidup, hati nurani dan rasa tanggung

jawab terhadap Tuhan, hidup kekal, ganjaran atau hukuman yang

setimpal atas perbuatan yang baik dan jahat.

Agama memberi pengajaran dan bimbingan kepada umat

manusia untuk menuju akhlaq yang mulia, untuk membentuk

kepribadian yang terpuji sehingga dapat membimbing dirinya

sendiri dan orang lain menuju keselamatan lahir batin dunia dan

akhirat.

b. Fungsi Penyelamat

Bahwa agama memberi jaminan keselamatan dan

kebahagiaan kepada pemeluknya yang taat. Ajaran-ajaran yang ada

didalamnya merupakan jalan menuju keselamatan dan kebahagiaan

umat manusia. Agama sebagai penyelamat juga mempunyai fungsi

yang eksklusif sebagai berikut:

1) Agama membantu manusia untuk mengenal yang “sakral” dan

“makhluk tertinggi“ atau Tuhan, dan berkomunikasi

denganNya.

2) Agama sanggup mendamaikan kembali manusia yang “salah“

dengan Tuhan dengan jalan pengumpulan dan penyucian.

Apabila dua syarat itu terpenuhi maka manusia merasa bahagia

(36)

c. Fungsi Pengawasan Sosial

Agama bertanggung jawab atas adanya norma-norma susila

yang baik dilakukan atas masyarakat umumnya, maka agama

menyeleksi kaidah-kaidahsusila yang ada dan mengukuhkan yang

baik dan menolak kaidah yang buruk untuk ditinggalkan sebagai

larangan atau tabu.

Agama akan memberi sangsi-sangsi yang dijatuhkan kepada orang

yang melanggar kaidah-kaidah atau norma agama dan juga

mengadakan pengawasan yang ketat atas pelaksanaannya.

Kaiadah-kaidah moral yang asli tercantum dalam hukum

adat yang merupkan cetusan hati nurani masyarakat yang hidup

dalam kesadaran masyarakat dinilai sebagai pustaka suci yang

berasal dari para leluhur yang menerimanya dari Tuhan.

Sehingga fungsi agama bagi masyarakat dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1) Agama meneguhkan kaidah-kaidah susila dari adat

yang dipandang baik bagi kehidupan moral warga

masyarakat

2) Agama mengamankan dan melestarikan kaidah-kaidah

moral (yang dianggap baik) dan serbuan destruktif dari

(37)

23

3) Dimana nilai hukum adat yang baik masih dapat

ditingkatkan atau disempurnakan agama-agama

mengadakan inkulturasi

4) Pelanggaran terhadap hukum adat (asli) maupun hukum

Negara yang berdimensi moral dikenai sangsi-sangsi.

d. Fungsi Memupuk Persaudaraan

Agama mempunyai andil yang sangat besar dalam

mempersatukan umat manusia yang bersuku-suku bangsa,

beraneka ragam ras menjadi golongan yang besar yaitu umat

beragama, seperti umat islam, umat Kristen, umat Budha, dan umat

Hindhu.

Agama dapat memupuk persaudaraan sesuai firman Allah SWT

dalam Al-qur’an surat Al-Imron ayat 103 :

Jjdli -f i

“Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu

(masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan

hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang

yang bersaudara”

Nikmat yang dimaksud adalah berupa agama yang diturunkan oleh

(38)

Dasar dari kesatuan yang tangguh untuk mempersatukan

umat manusia adalah sebagai berikut:

1) Kesatuan kuantitatif dan kesatuan organik (biologis)

Kesatuan kuantitatif merupakan bentuk kesatuan yang

terendah karena terdiri dari bagian-bagian homogen

(seperti kesatuan batu). Kesatuan organik seperti yang

terdapat pada organ biologis missal tubuh manusia

.tetapi kedua kesatuan ini tidak dapat dipakai sebagai

pemersatu kesatuan karena manusia bukan atom-atom

dan manusia bukan makhluk organik.

2) Kesatuan sosiologis adalah kesatuan yang menjadi

pusat perhatian, yaitu :

a) Kesatuan sosi logis yang tertua adalah kesatuan

manusia-manusia yang didirikan diatas unsurr-unsur

kesamaan darah, bahasa dan nasib yang sama

b) Kesatuan persaudaraan berdasarkan biologi yang

sama

c) Kesatuan persaudaraan yang berdasarkan system

politik yang sama

d) Kesatuan atas darah pragmatis

e) Kesatuan imam keagamaan. Kesatuan ini adalah

kesatuan yang tertinggi yang dapat dikenal manusia

(39)

Di dalam islam prisip persatuan dan persaudaraan harus dibangun

atas dasar keimanan yang benar, aqidah yang mumi, sikap

mengutamakan kepentingan sesamanya dan harus dibangun

berdasarkan ilmu,

e Fungsi Transformasi

Fungsi transformasi dari agama berarti mengubah bentuk

kehidupan masyarakat lama dalam bentuk kehidupan baru, ini

berarti pula mengganti nilai-nilai lama dengan menanam nilai-nilai

baru. Atau dengan transformatif dari agama adalah menyampaikan

kaidah-kaidah yang sesuai ajaran Tuhan untuk mengubah bentuk

kehidupan manusia (masyarakat) atau menambahkan nilai-nilai

yang baru dalam masyarakat yang sesuai dengan nilai-nilai Tuhan.

Melihat fungsi agama yang begitu penting kehidupan, maka

agama sangat perlu untuk didiajarkan kepada anak mulai sejak

dini. Pendidikan agama diajarkan melalui pedidikan formal

maupun non formal, agar lebih mengena kepada anak dan dapat

dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Faktor-faktor Pendidikan Agama

Dalam melaksanakan Pendidikan Agama, perlu diperhatikan

adanya faktor-faktor pendidikan yang ikut menentukan berhasil atau

lidaknya Pendidikan Agama tersebut. Faktor-faktor Pendidikan

ersebut akan saling berhubungan erat satu dengan yang lainnya.

7aktor-faktor tersebut antara lain:

(40)

l i Anak didik

Faktor anak didik merupakan salah satu faktor pendidikan yang

paling penting, karena tanpa adanya faktor tersebut, maka

pendidikan tidak akan berlangsung. Oleh karena itu faktor anak

didik tidak dapat digantikan oleh faktor lain.

Tinjauan terhadap faktor anak didik dari beberapa segi akan

membuktikan, bahwa anakk dalam jiwanya telah ada kesiapan

untuk menerima pendidikan agama,

a) Tinjauan dari segi ajaran agama

Dalam Al-qur’an telah disebutkan bahwa manusia sejak

lahirnya telah dibekali oleh Allah dengan adanya fitrah

beragama. Seperti disebutkan dalam Al-qur’an surat Ar-Rum

ayat 30 yang berbunyi:

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama

Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan

manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah

Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia

tidak mengetahui”.

(41)

27

Dari ayat diatas jelaslah bahwa pada dasarnya anak itu telah

membawa fitroh beragama, dan kemudian tergantung kepada

pendidikan selanjutnya. Kalau mereka mendapatkan

pendidikan Agama dengan baik, maka mereka akan menjadi

orang yang taat beragama pula. Tetapi sebaliknya, bilamana

benih agama yang telah dibawa itu tidak dipupuk dan dibina

dengan baik, maka anak akan menjadi orang yang tidak

beragama atau jauh dari agama,

b) Tinjauan dari segi Ilmu Jiwa Agama

Para psykolog berpendapat, bahwa berdasarkan hasil

penyelidikan, mereka mengatakan : dalam jiwa anak semenjak

kecilnya telah tumbuh perasaan Agama, kemudian akan

berkembang sesuai dengan pengaruh lingkunganya.

Adapun diantara para ahli yang mengemukakan pendapat

tersebut adalah :

Dorothy Wilson, mengemukakan bahwa anak semenjak usia 3

tahun, telah ada kesadaran tentang adanya Tuhan.

Rumke mengemukakan bahwa pada dasarnya anak sejak

kecilnya telah ada kesadaran tentang Tuhan, tetapi masih

sangat lemah. Barulah pada masa pubertas kesadaran tersebut

mulai berkembang dan bertambah kuat dengan adanya

(42)

Sedangkan menurut Dr. Zakiyah Darajat dalam bukunya Ilmu

Jiwa Agama menyatakan bahwa : anak mulai mengenal Tuhan

sejak usia 3 atau 4 tahun,dengan melalui bahasa. Mereka mulai

mengenal apa yand ada disekitar mereka, kemudian sering

bertanya tentang siapa Tuhan, siapa yang membuat bulan dan

sebagainya.

Dari pendapat para ahli psycholog tersebut maka dapat diambil

kesimpulan bahwa anak-anak semenjak kecilnya telah

membawa benih atau potensi untuk beragama. Potensi tersebut

akan berkembang sesuai dengan pendidikan yang diterimanya,

dan sesuai pula dengan pengruh dari lingkungan.

Disinilah pentingnya pendidikan agama dilaksanakan semenjak

kecil, agar dengan demikian jiwa agama yang telah mereka

miliki dapat dibina dengan baik.

2) Faktor Pendidik

Pendidik adalah merupakan salah satu faktor pendidikan

yang sangat penting, karena pendidik itulah yang akan bertanggung

jawab dalam pemebentukan pribadi anak didiknya. Terutama

pendidikan agama ia mempunyai pertanggungjawaban yang lebih

berat dibandingkan dengan pendidik pada umumnya, karena selain

bertanggungawab terhadap pembentukan pribadi anak yang sesuai

dengan ajaran islam, ia juga bertanggungjawab terhadap Allah

(43)

29

3) Faktor Tujuan Pendidikan

a) Tujuan pendidikan pada umumnya

Tujuan pendidikan adalah merupakan faktor yang

sangat penting, karena merupakan arah yang hendak dituju oleh

pendidikan itu. Demikian pula halnya dalam pendidikan agama,

maka tujuan pendidikan itulah yang yang hendak dicapai dalam

kegiatan/pelaksanaan pendidikan agama.

b) Tujuan Pendidikan Agama

Tujuan Pendidikan Agama di Lembaga-lembaga

Pendidikan di Indonesia adalah mempunyai tujuan yang

pararel dengan tujuan Pendidikan Nasional disamping juga

mempunyai tujuan yang pararel dengan tujuan Institusional

sesuai dengan tingkat/jenjang dari sekolah-sekolah mulai dari

SD. sampai dengan Perguruan Tinggi, baik swasta maupun

Negeri.

Tujuan pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan formal

dapat dibagi menjadi dua macam, yakni:

1) Tujuan Umum Pendidikan Agama

Tujuan umum pendidikan Agama ialah membimbing anak

agar mereka menjadi orang Muslim sejati, beriman teguh,

beramal sholeh dan berakhlaq mulia serta berguna bagi

(44)

Tujuan umum pendidikan Agama tersebut dengan

sendirinya tidak akan dapat dicapai dalam waktu sekaligus,

tetapi membutuhkan proses atau membutuhkan waktu yang

panjang dengan tahap-tahap tertentu, dan setiap tahap yang

dilalui itu juga mempunyai tujuan tertentu yang disebut

tujuan khusus.

2) Tujuan Khusus Pendidikan Agama

Tujuan khusus pendidikan Agama ialah tujuan pendidikan

Agama pada setiap tahap/tingkat yang dilalui.

Adapun tujuan Pendidikan Agama di Sekolah Dasar adalah:

a. Penanaman rasa agama kepada murid

b. Menanamkan rasa cinta kepada Allah dan Rosulnya

c. Mengenalkan ajaran islam yang bersifat global

d. Membiasakan anak-anak berakhlaq mulia, dan melatih

anak untuk mempraktekkan ibadah yang bersifat

praktis-praktis, seperti sholat, puasa dan lainnya.

e. Membiasakan contoh tauladan yang baik.

Dengan adanya tujuan pendidikan tersebut maka

diharapkan anak akan memiliki kemampuan yang

berhubungan dengan pendidikan agama yang yeng telah

(45)

31

4 1 Faktor Alat Pendidikan

Yang dimaksud dengan alat pendidikan ialah segala sesuatu

yang dipergunakan dalam usaha untuk mencapai tujuan dari pada

pendidikan. Dengan demikian yang dimaksud dengan alat

pendidikan agama ialah segala sesuatu yang yang dipakai dalam

mencapai tujuan pendidikan agama.

5 Faktor Mellieu/lingkungan

Mellieu/lingkungan adalah mempunyai peranan yang

sangat penting terhadap berhasil atau tidaknya pendidikan agama.

karena perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh keadaan

lingkungannya. Lingkungan dapat memberikan pengaruh yang

positif maupun pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan

jiwanya, dalam sikapnya dalam akhlaqnya maupun dalam perasaan

agamanya. Pengaruh tersebut terutama datang dari teman-teman

sebaya dan masyarakat sekitarnya ( Zuhairini dkk, 1981 : 28)

Pengaruh lingkungan dapat dikatakan positif, bilamana

lingkungan itu dapat memberikan dorongan atau dapatmemberikan

motivasi dan rangsangan kepada anak untuk berbuat hal yang baik.

Sebaliknya pengaruh lingkungan dapat dikatakan negatif, bilamana

keadaan sekitarnya tidak memberi pengaruh yang baik.

4. Aspek Ketaatan Beragama

Ciri-ciri dari ketaatan beragama adalah apabila seseorang dapat

n

(46)

syahadat, mengerjakan sholat lima waktu sehari semalam,

melaksanakan puasa dalam bulan Ramadhan dan menunaikan ibadah

hj ji bagi yang mampu. Hal ini berdasarkan Hadist Nabi SAW. Dari

s£ habat umar rodhiyallaahu anhuma, Rosullah SAW bersabda

rslam diteakkan di atas lima dasar: kesaksian bahwa tidak ada

7 uhan selain Allah, dan Muhammad adlah utusan Allah, mendirikan

saolat, menunaikan zakat, haji dan puasa ramadhan “(HR. Bukhari).

F adist di atas dijelaskan bahwa islam menggambarkan sebagai sebuah

bingunan gedung yang dilandasi lima landasan yang harus ada dan

dilaksanakan setiap orang islam agar menjadi orang yang taat

beragama.(Muhammad, - :29).

a. Syahadattain

Syahadattain artinya dua kalimat syahadat yaitu syahadat

Tauhit dan Syahadat Rosul. Syahadat artinya pernyataan bahwa

Allah adalah adalah Tuhandan Nabi Muhammad adalah

Rosulullah.

Dua kalimah syahadat ialah dua perkataan pengakuan yang

diucapkan dengan lisan dan dibenarkan oleh hati untuk menjadikan

(47)

33

“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Aku

bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah”.

Sholat adalah salah satu sarana komunikasi antara hamba

dengan Tuhannya. Sebagai bentuk ibadah yang didalamnya

merupakan amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan

perbuatan yang dimulai dari takbiratul ihram dan diakhiri dengan

salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan

syara’. Saholat merupakan rukun islam yang wajib bagi setiap

muslim untuk mengerjakannya.

“ setiap orang islam wajib mengeijakan sholat, maka mereka wajib

mengetahui mengetahui syarat-syarat dan rukun sahnya sholat.

Sholat merupakan ibadah yang tujuanya mendekatkan diri

kepada Allah, merupakan ibadah yang tinggi nilainya disisi Allah

SWT karena dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar,

seperti dijelaskan dalam firman Allah qur’an surat Al-Ankabut :45.

“Dan dirikanlah shalat sesungguhnya shalat itu mencegah dari

(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar” (Assayuthi, 1998 : 30-

(48)

Oleh karena itu setiap umat islam yang sudah akil baligh wajib

mengerjakan shalat fardlu lima waktu yaitu, subuh, dzuhur, ashar,

maghrib, isya’, dengan khusu’ dan ikhlas.

c. Puasa Ramadhan

Puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan dari

segalahal yang membatalkan puasa serta mengendalikan diri dari

hawa nafsu mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

Puasa dibulan ramadhan merupakan ibadah wajib

dilaksanakan oleh setiap muslim dengan sebaik-baiknya karena

termasuk salah satu rukun islam yang ketiga. Dengan melakukan

puasa ramadhan maka akan memperoleh manfaat yang sangat

besar yaitu bertambahnya ketaqwaan kepada Allah, badan menjadi

sehat, mempertajam akal, serta timbul rasa peka, terhadap orang-

orang miskin dan terhadap penderitaan yang dialami oleh orang

lain (Taswin dkk, 2007 : 143-146).

d. Zakat

Zakat adalah memberikan sebagian harta kepada yang

berhak menerimanya dengan cara dan kadar yang telah ditentukan.

Sedangkan zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan bagi setiap

muslim,baik laki-laki maupun perempuan dan baik orang merdeka

maupun hamba sahaya. Zakat fitrah merupakan kewajiban bagi

umat islam yang mampu setelah melaksanakan ibadah puasa di

(49)

35

pokok yang mengenyangkan atau uang yang seharga dengan

makanan pokok tersebut

Tujuan dari zakat fitrah adalah menyucikan orang yang

berpuasa dari ucapan kotor dan perbuatan tidak berguna dan juga

untuk memberimakan orang-orang miskin.

Antara sholat dan zakat tidak dapat dipisahkan, seperti dalam

qur’an Al-Baqoroh ayat 43 :

“Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta

orang-orang yang ruku"’(Tasm n dkk, 2007: 127 & 133 ).

Haji asal maknanya adalah menyengaja sesuatu, yang

dimaksud disisni adalah sengaja mengunjungi ka’bah (rumah

Allah) untuk melakukan beberapa amal ibadah, dengan syarat-

syarat yang tertentu.

Ibadah haji dilaksanakn pada bulan zulhijjah, bagi orang

yang kuasa dan mampu diwajibkan haji satu kali seumur hidupnya.

(50)

“mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,

yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke

Baitullah’'’(Rasyid, 1998 : 247).

Jadi telah jelas bahwa mengerjakan haji merupakan kewajiban bagi

orang yang mampu untuk melaksanakannya. Karena merupakan

rukun islam yang kelima.

B. Kedisiplinan

1. P engertian Kedisiplinan

Elizabeth B. Hurlock disiplin adalah sebagai suatu proses dari

l. tihan atau belajar yang bersangkut paut dengan pertumbuhan dan

perkembangan(Gunarsa, 1993 : 81). Menurut Moeliono (1993 :208)

disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tatat tertib,

a;uran, dan lain sebagainya.

Disiplin juga dapat diartikan sebagi semacam pengaruh yang

dirancang untuk membantu anak mampu menghadapi tuntutan dari

1 ngkungan (Semiawan, 2008 : 89). Sedangkan pengertian kedisiplinan

adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari

serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,

I* epatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Kedisiplinan dalam

proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya untuk

nenjaga kondisi suasana belajar dan mengajar dengan lancar, tetapi

juga untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap siswa. Disiplin

(51)

kecenderungan dan keinginan individu untuk berbuat sesuatu yang

dapat dan ingin ia peroleh dari orang lain, atau kaema situasi kondisi

teetentu dengan pembatasan peraturan yang diperlukan terhadap

dirinya oleh linhgkungan dimana dia hidup.

Disiplin didunia pendidikan tidak dapat dilihat terlepas dari

pertumbuhan disiplin anak sejak dini dirumah, kwalitas emosional

yeng habitual (sudah menjadi kebiasaan) akan ikut menentukan

bagaimana ia menyesuikan dirinya kemudian di sekolah dan berlanjut

di masyarakat sebagai dasar yang diperoleh sebelumnya (Semiawan,

2008 : 89-90).

2. T ajuan Kedisiplinan

Menurut Bemhad (1964:31) tujuan disiplin adalah

rr engupayakan perkembangan minat anak dan mengembangkan anak

rr enjadi manusia yang baik, yang akan menjadi sahabat tetangga, dan

w arga negara yang baik.

Menurut Durkheim (1990:35 ) disiplin mempunyai tujuan ganda yaitu:

i . Mengembangkan suatu keturunan tertentu dalam tidak-tanduk

manusia dan memberinya suatu sasaran tertentu yang sekaligus

juga membatasi cakrawalanya.

b. Disiplin mengembangkan sikap yang lebih mengutamakan hal-hal

yang merupakan kebiasaan dan juga membatasinya

(52)

Tujuan disiplin bukan untuk melarang kebebasan atau

megadakan penekanan, melainkan memberi kebebasan dalam dalam

batas kemampuannya untuk ia kelola. Disiplin membantu anak

menyadari apa yang diharapkan dan apa yang tidak diharapkan

darinya, dan membantunya bagaimana mencapai apa yang diharapkan

darinya tersebut. Disiplin teijadi bila pengaruh diberikan oleh

seseorang yang memberikan rasa aman dan tumbuh dari pribadi yang

berwibawa serta dicintai

Bagi anak disiplin bersifat abitrair, artinya suatu konfirmitas

pada tututan eksternal, namun bila dilakukan dalam suatu suasana

smosional yang emosional yang positif, menjadi proses pendidikan

yang menimbulkan keikhlasan dari dalam dirinya untuk berbuat sesuai

seraturan tanpa merasa dirinya takut atau terpaksa.

Disiplin membantu anak menyadari apa yang diharapkan dan apa apa

yang tidak diharapkan dirinya, dan membantunya bagaimana mencapai

tpa yang diharapkan darinya (Semiawan, 2008 : 93).

3. 7ungsi Disiplin

Disiplin mempunyai kegunaan yaitu untuk mencegah

perbuatan-perbuatan tertentu, diluar tindakan preventif, kegunaan

disiplin sebagai sosial dalam dan pada diri sendiri, terlepas sama

sekali dari peruatan-perbuatan yang diperintahkan. Melalui disiplin

kita dapat membatasi keinginan dan mengendalikan diri dari

(53)

39

dietapkan baik disekolah maupun dilingkungan masyarakat

(Eoirkheim, 1990 : 27 & 36).

Disiplin dapat membentuk kejiwaan pada anak untuk

m emahami peraturan sehingga ia mengerti kapan saat yang tepat untuk

melaksanakan peraturan, dan kapan harus mengesampingkan. Disiplin

juga akan membantu anak untuk mengembangkan kontrol dirinya dan

membantu anak mengenali perilaku yang salah lalu mengoreksinya.(

Nizar, 2009:22).

4. Cara Menanamkan Disiplin

Mendisiplinkan anak bukanlah bertujuan agar anak menjadi

seorang yang penurut, meskipun bisa saja pada permulaan

n emperkenalkan atau menanamkan disiplin diperlukan sikap otoriter

supaya anak menurut, tetapi lambat laun apa yang ditanamkan atau

d tumbuhkan itu harus menjadi sebagian dari tingkahlakunya.

Tingkahlaku yang baik harus dipertahankan dan dipupuk terus sambil

mengurangi dan membuang tingkah laku yang tidak diingikan karena

tidak memberikan kepuasan dan tidak sesuai dengan norma di

s;kitamya.

Cara menanamkan disiplin pada anak adalah sebagai berikut:

a. Cara otoriter

Pada cara ini orangtua menentukan aturan-aturan dan

batasan-batasan yang mutlak harus ditaati oleh anak. Anak harus

(54)

kemauan atau pendapatnya sendiri. Orang tua menentukan tanpa

memperhitungkan keadaan anak, tanpa menyelami keinginan dan

sifat-sifat khusus anak yang berbeda antara anak yang satu dengan

yang lain. Anak harus patuh dan menurut semua peraturan dan

kebijaksanaan orangtua.

Dengan cara otoriter, ditambah dengan sikap keras,

menghukum mengancam akan menjadikan anak patuh dihadapan

orang tua, tetapi dibelakangnya anak akan menentang atau

melawan karena anak merasa dipaksa. Cara otoriter bisa diterapkan

pada permulaan penanaman disiplin, tetapi hanya bisa pada hal-hal

tertentu atau ketika sianak dalam tahap perkembangan dini yang

masih sulit menyerap pengertian-pengertian. Dengan cara ini

menimbulkan akibat hilangnya kebebasan pada anak. Secara umum

kepribadiannya lemah, demikian pula kepercayaan diri pada anak..

I). Cara bebas

Orangtua membiarkan anak mencari dan menemukan

sendiri tatacara yang memberi batasan-batasan dari

tingkah lakunya. Anak telah terbiasa mengatur dan menentukan

sendiri apa yang dianggapnya baik. Karena harus menentukan

sendiri, maka perkembangan kepribadiannya menjadi tidak terarah.

Sedangkan orangtua hanya sebagai polisi yang mengawasi,

(55)

41

kesulitan-kesulitan kalau harus menghadapi larangan-larangan

yang ada dalam lingkungan sosialnya,

c. Cara demokratis

Cara ini memperhatikan dan menghargai kebebasan anak

namun kebebasan yang tidak mutlak dan dengan bimbingn yang

penuh pengrtian anatara kedua belah pihak anak dan orangtua.

Dengan cara demokratis ini pada anak tumbuh rasa tanggungjawab

untuk memperhatikan sesuatu tingkahlaku dan memupuk

kepercayaan diri. Anak mampu bertindak sesuai dengan norma dan

kebebasan yang ada pada dirinya untuk memperoleh kepuasan dan

menyesuaikan diri.

Penanaman disiplin pada anak dengan cara demokratis

merupakan cara paling ideal namun dalam kenyataannya, dengan

mengingat keadaan pribadi dan tahapan perkembangan anak, cara

otoriter dan cara bebas juga perlu digunakan untuk menanamkan

disiplin pada anak tapi harus lebih banyak menggunakan cara

demokrasi.

Menurut Haimowitz, M.L dan Haimowitz, N mengklasifikasikan

mengenai penanaman disiplin sebagai berikut:

a. Tehnik yang berorientasi pada kasih sayang (love oriented

technique). Memberikan pujian dan menerangkan sebab-sebab

(56)

akan memperkembangkan rasa tanggungjawab dan disiplin diri

yang baik.

b. Tehnik yang bersifat material. Tehnik ini mempergunakan hadiah-

hadiah yang benar-benar berujud atau hukuman-hukuman fisik.

Tehnik ini juga dikenal dengan menanamkan disiplin dengan

meyakinkan melalui kekuasaan (power-assertive discipline). Anak

patuh karena takut tidak memperoleh apa yang diinginkan (hadiah)

atau takut dihukum.

Dari semua tehnik di atas membutuhkan peran yang aktif dari orangtua

itau tokoh otoriter yang lain yang ingin menanamkan disiplin pada

anak. Orangtua atau tokoh otoriter berperan pasif sebagai tokoh model

antuk diperhatikan, diamati dan kemudian ditiru sebagian atau seluruh

ingkahlakunya oleh anak. Dengan disiplin yang kuat dan rasional,

inak akan mampu menyaring norma-norma mana yang baik yang perlu

diikuti dan yang tidak baik yang tidak perlu diikuti (Gunarsa, 1995 :

52-85).

4. <aktor-faktor menanamkan disiplin

a. Menyadari adanya perbedaan tingkatan kemampuan kognitif anak

sesuai dengan asas perkembangan aspek kognitif, maka cara yang

digunakan perlu disesuaikan dengan tingkatan kemampuan

kognitif. Menanamkan disiplin tidak lepas dari mengembangkan

pengertian-pengertian dank arena itu harus disesuaikan dengan

(57)

43

b. Menanamkan disiplin pada anak harus dimulai seawal mungkin,

yakni sejak anak mulai mengembangkan pengertian-pengertian dan

mulai bisa melakukan sendiri.

c. Dalam usaha menanamkan disiplin perlu dipertimbangkan agar

mempergunakan tehnik demokratis sebanyak mungkin. Pendekatan

yang berorientasi pada kasih sayang harus dipakai sebagai dasar

untuk menciptakan hubungan dengan anak.

d Penggunaan hukuman harus diartikan sebagai sikap tegas,

konsekuen dan konsisten dengan dasar bahwa yang dihukum bukan

sianak, melainkamn perbuatannya yang melanggar aturan,

e Menanamkan disiplin bukan kegiatan sekali jadi melainkan harus

berkali-kali. Melatih dan mendorong perlu dilakukan berulang-

rulang sampai tercapai keadaan dimana anak bisa melakukan

sendiri sebagai kebiasaan (Gunarsa, 1995 : 86-87).

5. Aspek disiplin disekolah

a Tertib waktu

Tertib dalam melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan

jadwal program merupakan kunci keberhasilan. Demikian pula

siswa yang terlatih menepati waktu kegiatan sekolah, maka

kesuksesanlah yang mereka dapatkan. Tetapi siswa yang terlatih

menempati waktu tersebut kerugian dan kegagalan mereka

(58)

o]

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam

kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal

saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan

nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”

b Tertib mengikuti belajar mengajar

Telah menjadi kewajiban pelajar mengikuti proses belajar

mengajar dengan tekun dan secara terus menerus. Dalam proses

belajar mengajar anak juga harus mentaati peraturan yang

diberlakukan di sekolah. Seperti mendengarkan penjelasan guru,

mengerjakan tugas dengan baik dan sungguh-sungguh,

mengumpulkan tugas tepat waktu dan lain sebagainya. Tetapi tidak

semua anak mau mentaati peraturan tersebut yaitu dengan ribut di

kelas, melalaikan tugas dan lain sebagainya ( Crow, 1990 : 113).

Anak yang melanggar peraturan/tidak disiplin akan mendapatkan

hukuman, sebagai kendali untuk dirinya tetapi bukan menggunakan

(59)

45

bertujuan agar anak tidak mengulangi perbuatan yang sama dan

anak dapat berdisiplin didalam mengikuti pelajaran di sekolahan.

.. “Some children need guidance, not strict discipline. Othersneed

both. Some exitable students must be handled after class, others

can be dealt with on the spot”. “Beberapa anak memerlukan

kendali bukan disiplin yang keras, yang lainnya melakukan

keduanya. Beberapa kekaguman murid dapat ditangani setelah

pelajaran (kelas). Yang lainnya dapat diberikan di area itu” (Davis

& Tom as,: 111).

Dengan belajar secara disiplin dan tekun maka, anak akan

terhindar dari kebodohan. Adapun masalah ini dijelaskan dalam

kitab Ta’lim Muta’alim Abu Hanifah berkata kepada Abi Yusuf, “

Kamu memang bodoh tapi itu bisa kamu usir dengan terus menerus

belajar. Jauhilah sifat malas, sebab malas itu keburukan dan

kerusakan yang amat besar”. Juga dijelaskan dalam qur’an surat

Al-Ankabut ayat 69 :

((3^) 1 1 [y j JLpJ ly wL^l>- j j Ij

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami,

benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami,

dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang

(60)

c. Kerapian

Memelihara kerapian dan keindahan diri, suasana dan

tempat itu telah diatur oleh islam. Dari sinilah diantaranya yang

dapat mendatangkan suatu kenikmatan dalam melaksanakan tugas

hidup sehari-hari.

Firman Allah dalam qur’an surat Al-A’raf ayat 31-32.

^ ^ 'i . - „A" • f. * - '

j Ijl4=aj J p J c J r 't

I j * o j

“ Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap

(memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-

lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang

berlebih-lebihan”

Maka dalam aturan disekolah diterapkan bahwa anak harus

mengenakan pakaian sekolah dengan tertib dan rapi sesuai dengan

ketentuan yang ada di sekolah.

C. Pengaruh Ketaatan Beragama terhadap Kedisiplinan Siswa

Agama dalam kehidupan sehari-hari sangatlah dibutuhkn, maka

disetiap sekolah-sekolah baik yang berstatus umum maupun sekolah islam

agama menjadi mata pelajaran yang sangat penting untuk diajarkan kepada

siswa. Mengajarkan agama pad„ anak juga memerlukn kedisiplinan, sebab

Gambar

Tabel 1Sarana dan Prasarana SD Negeri Bener 02 KecamatanTengaran Kabupaten Semarang Tahun 201051
tabel dibawah ini:
Sarana dan PrasaranaTabel. 1
Tabel. 2Data Guru Tahun 2009/2010
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tentang Informasi Laba dan Dividen Kas yang Dibawa Oleh Pengumuman Pemecahan Saham. Jurnal Bisnis

Universitas

- Bagaimana sistem informasi dapat menghitung dan memprediksi jumlah bahan baku yang akan digunakan agar menjadi barang jadi. dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan PT Madu Baru PG/PS Madukismo.. (2) Pengaruh

Penelitian dilakukan dengan menentukan kundungan eugenol dalam minyak atsiri bunga cengkeh dari daerah di Maluku, Sumatera, Sulawesi, dan Jawa sebagai daerah sentra

Perilaku untuk conceptual skills ini memungkinkan pemimpin yang melayani untuk berpikir lebih dalam mengenai sebuah masalah yang dihadapi oleh organisasi atau

selaku Dosen pembimbing kedua yang telah meluangkan waktu dan pikiran serta perhatiannya guna memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya skripsi ini,

kesenian untuk menggelar karyanya agar diapresiasi oleh masyarakat secara luas. Kota Yogyakarta telah memiliki Taman Budaya Yogyakarta sebagai ruang publik. kesenian. Namun