• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN HAFALAN SURAT-SURAT PENDEK MELALUI METODE PRACTICE-REHEARSAL PAIRS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KEMIRIOMBO KEC. GEMAWANG KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2010 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN HAFALAN SURAT-SURAT PENDEK MELALUI METODE PRACTICE-REHEARSAL PAIRS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KEMIRIOMBO KEC. GEMAWANG KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2010 - Test Repository"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN HAFALAN SURAT-SURAT PENDEK

MELALUI METODE PRACTICE-REHEARSAL PAIRS PADA

SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KEMIRIOMBO

KEC. GEMAWANG KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2 0 1 0

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

W E N IN G L E S T A R I C IP T A N IN G S IH

NIM: 11408270

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)

K E M E N TE R IA N A G A M A

SEKOLAH T IN G G I AG AM A ISLAM NEG ERI (S T A IN ) SALATIGA

JI. Tentara Pelajar 0 2 T e lp . ( 0 2 9 8 ) 3 2 3 7 0 6 Faks. 3 2 3 4 3 3 Salatiga 5 0 7 2 1 h ttp ://w w w .s ta in s a la tig a .a c .id e-m ail: adm inistrasi@ stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN KELULUSAN

SKRIPSI Wening Lestari Ciptaningsih dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408270 Yang beijudul “ UPAYA PENINGKATAN HAFALAN SURAT- SURAT PENDEK MELALUI METODE PRACTICE-REHEARSAL PAIRS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I KEMIRIOMBO KECAMATAN GEMAWANG KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2010 “ telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Salatiga pada hari Sabtu tanggal 23 September 2010 dan telah diterima sebagai sebagaian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sariana Pendidikan Islam ( S.Pd.I).

(3)

Dra.Siti Farikhah, M.Pd

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:

UPAYA PENINGKATAN HAFALAN SURAT-SURAT PENDEK MELALUI METODE PRACTICE REHEARSAL- PAIRS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I KEMIRIOMBO KECAMATAN GEMAWANG KABUPATEN'TEMANGGUNG TAHUN 2010.

Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan.

Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu’alaikum w r,w b

(4)

KEMENTRIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax. 323433 Salatiga

50721

Website: www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Bismillahhirrahmaanirrahim

Saya yang bertanda tangan dibawah in i:

Nama : WENING LESTARI CIPTANINGSIH NIM : 11408270

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 23 Juli 2010 Peneliti

WENING LESTARI.C

(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

o -j ■*?>

Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka dapatlah ia.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Allah Swt.

2. Bapak dan ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan material maupun

mental.

3. Adik-adikku tersayang.

4. Keluarga besar SD Negeri I Kemiriombo

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini pada waktu yang telah ditentukan. Skripsi ini dibuat guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar SI pada Program Studi Pendidikan Agama Islam.

Tak lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga beserta staf.

2. Drs. Djoko Sutopo, selaku Ketua Program Studi Ekstensi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga beserta staf.

3. Dra. Siti Farikhah, M.Pd, selaku dosen pembimbing.

4. Semua Dosen dan staf Akademik Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

5. Winarti, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri I Kemiriombo. 6. Semua dewan Guru SD Negeri I Kemiriombo.

Penulis menyadari bahwa skripsi masih banyak kekurangan yang memerlukan perbaikan dan penyempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan di masa mendatang.

Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Peneliti

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel observasi penelitian siklus I ... 39

Tabel observasi peneliti siklus II... 42

Tabel observasi teman sejawat siklus I ... 39

Tabel observasi teman sejawat siklus II... 43

Tabel penilaian siklus I ... 50

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I rencana pelaksanaan pembelajaran... 54

Lampiran II S ilab u s... 56

Lampiran III riwayat h id u p ... 57

Lampiran IVdaftar responden ... 58

Lampiran V surat keterangan... 59

(9)

ABSTRAK

Ciptaningsih Wening Letari. Judul. ( I ). Jurusan Tarbiyah. Program Studi PAI. STAIN Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Farikhah, M.Pd.

Kata Kunci ( B): Menghafal Surat-surat Pendek, Metode Practice-Rehaarsal Pairs. Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan menghafal surat-surat pendek melalui Metode Practice-Rehearsal Pairs pada siswa kelas V SD Negeri I Kemiriombo Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung Tahun 2010. Pertanyaan yang akan dijawab melalui peneletian ini adalah (1) Bagaimana meningkatkan hafalan surat-surat pendek pada siswa kelas V SD Negeri I Kemiriombo? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas ( action research ) sebanyak dua siklus.

Tujuan penelitian yang hendak diperoleh adalah (1) untuk meningkatkan hafalan surat-surat pendek pada siswa kelas V SD Negeri I Kemiriombo. (2) untuk meningkatkan hafalan arti surat-surat pendek pada siswa kelas V SD Negeri I kemiriombo.

Dari analisis data didapatkan bahwa kemampuan menghafal surat-surat pendek pada siswa kelas V SD Negeri I Kemiriombo mengalami peningkatan dalam setiap siklusnya, pada siklus I siswa yang mendapat nilai kategori tinggi beijumlah 45%, kategori sedang 45%, kategori rendah 10%. Sedangkan pada siklus II siswa yang mendapat nilai kategori tinggi 75%, kategori sedang 25% dan kategori rendah 0%.

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JU D U L ... i

PENGESAHAN... ii

NOTA PEMBIM BING... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TU L ISA N ... iv

M O T T O ... v

PERSEM BAHAN... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR TA BEL... vii

DAFTAR L A M PIR A N ... vii

A B S T R A K ... ix

DAFTAR IS I... x

Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Hipotesis Tindakan... 5

E. Kegunaan Penelitian... 5

F. Metode Penelitian... 6

G. Sistematika Penulisan... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Tindakan Kelas... 11

(11)

2. ..Manfaat Penelitian Tindakan Kelas 18

3. Bentuk Penel itian Tindakan Ke las... 19

B. Belajar Untuk Meningkatkan Hafalan Surat-surat Pendek... 19

1. Pengertian... 20

2. Prinsip-prinsip... 22

3. Hafalan... 23

C. Pengertian Surat-surat Pendek... 28

D. Metode Practice-Rehearsal Pairs... 28

E. Keterkaitan Antara Menghafal Surat-Surat Pendek Dengan Metode Practice-Rehearsal Pairs... 32

BAB III RANCANGAN PENELITIAN A. Siklus 1... 34

B. Siklus II... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian... 44

B. Pembahasan... 48

BAB V PENUTUP A. Simpulan... 51

B. Saran... 52

C. Penutup... 52

(12)

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 54

Lampiran 2 Silabus... 56

Lampiran 3 Riwayat H idup... 57

Lampiran 4 Daftar R esponden... 58

Lampiran 5 surat Keterangan... ... 59

(13)

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menyikapi perkembangan jaman pada era globalisasi saat ini yang semakin

pesat, sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang tangguh dan ulet serta

mempunyai keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah Swt. Dalam mempersiapkan hal

itu maka sedini mungkin upaya pembentukan mental-mental yang tangguh perlu

dipersiapkan melalui dunia pendidikan.

Bercermin pada wahyu pertama yang turun pada Rasulullah Saw, Allah

mencanangkan dan mendorong manusia agar mencari dan menggali ilmu

pengetahuan, yaitu dengan kata-kata “Iqra” (Q.S. al-Alaq (96): 1-5). Dalam ayat-ayat

permulaan itu ada kata-kata “qalam ” yang berarti pena yang biasa menjadi lambang

ilmu pengetahuan.

Menurut Undang-undang No 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional bab IH pasal 2 bahwa ’Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berahlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

(14)

Fungsi pendidikan juga mempunyai beberapa sasaran. Pertam a, bahwa tujuan

pendidikan adalah untuk membentuk manusia yang mempunyai keseimbangan antara

kemampuan kognitif dan psikomotor di satu pihak serta kemampuan afektif dipihak

lain. Hal ini dapat diartikan bahwa pendidikan menghasilkan manusia yang

berkepribadian, tetap menjunjung nilai-nilai budaya yang luhur, serta mempunyai

wawasan serta memupuk jati dirinya. Kedua, tujuan pendidikan untuk mencapai

nilai-nilai keimanan, ketaqwaan dan ahlaq mulia yang senantiasa menjaga

harmonisasi hubungan dengan Tuhan, dengan sesama manusia dan dengan alam

sekitarnya (Said Agil Husni Al Munawar, 2003:5-6).

Dari semuanya itu tujuan yang akan dicapai adalah membentuk manusia yang

beriman dan bertaqwa, berahlaq mulia, maju dan mandiri sehingga memiliki

ketahanan rohaniah yang tinggi serta mampu beradaptasi dengan dinamika

perkembangan masyarakat. Dengan demikian diharapkan bahwa bangsa Indonesia

yang terkenal religius ini akan menjadi bangsa yang kuat dan maju serta makmur dan

sejahtera, terutama maju dalam dunia pendidikan sebagai basis pembangunan suatu

bangsa.

Erat kaitanya dengan hal itu Pendidikan Agama mempunyai kedudukan yang

tinggi dan paling utama, karena pendidikan Agama menjamin untuk memperbaiki

ahlaq dan mengangkat derajat yang tinggi, serta bahagia dalam hidup dan

kehidupannya. Sementara tujuan dari pendidikan Agama adalah menanamkan cinta

dan ketaatan kepada Allah Swt yaitu dengan mengingatnya ( Mahmud Yunus,

(15)

Karena kurang kesadaran akan pentingnya ilmu Agama, maka dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SD kami mengalami banyak

kendala, terutama yang berhubungan dengan membaca dan menghafal surat-surat

pendek. Hal itu disebabkan karena kurang dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari

terutama di rumah, juga kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar. Oleh sebab itu

pembelajaran menghafal surat-surat pendek ini sangat mengalami kesulitan.

Hal ini dibuktikan dari hasil ulangan harian menghafal surat pendek al-Ma’un

(107). Dari siswa yang beijumlah 20 siswa hanya 5 siswa yang tuntas menghafal

surat pendek al-Ma’un (107), Sisanya hanya mampu menghafal sampai 3 ayat,

bahkan ada yang sama sekali tidak hafal.

Dari latar belakang masalah di atas maka penulis akan memberikan judul

penelitian ini dengan judul “Upaya Peningkatan Hafalan Surat-surat Pendek Melalui

Metode Practice-Rehearsal Pairs Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Kemiriombo

Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung Tahun 2010”.

Adapun definisi dari judul Penelitian ini akan dijelaskan satu persatu. Hafalan

artinya “tidak lupa dari segi pengungkapanya dan menalarnya (Abdurrab

Nawabuddin dan Bambang Saiful M a’arif, 2005:23). Yang dimaksud hafalan dalam

penelitian ini adalah usaha siswa untuk menghafalkan surat-surat pendek beserta arti

pada pembelajaran PAI. Surat-surat pendek yaitu “ sejumlah surat yang terdapat

dalam juz Amma (juz 30) (Kakanwil Depag, 2004:15). Surat pendek yang akan

dijadikan materi dalam penelitian ini adalah surat al-Fiil (105) dan al-Ma’un

(16)

dipakai untuk mempraktekkan suatu ketrampilan atau prosedur dengan teman belajar.

Tujuannya adalah untuk meyakinkan masing-masing pasangan dapat melakukan

ketrampilan dengan benar ( Hisam Zaini, 2008:81).

Dari fakta hasil pembelajaran PAI tersebut, maka perlu adanya metode

pembelajaran yang memudahkan siswa untuk belajar dan menghafal surat-surat

pendek. Menyikapi hal ini maka penulis akan menerapkan Metode Practice-Rehearsal

Pairs (praktek berpasangan).

Penulis akan mengambil surat al-Fiil (105) dan al-Ma’un (107) beserta artinya

sebagai bahan penelitian, karena penulis banyak menemukan kesulitan dalam

pengajaran sehingga nilai yang diperoleh belum mencapai KKM yang ditentukan

yaitu 7,5.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis kemukakan di atas maka

dapat ditarik rumusan masalah sebagai b erikut:

1. Apakah melalui penerapan Metode Practice-Rehearsal Pairs dapat meningkatkan

hafalan surat-surat pendek pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kemiriombo

Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung Tahun 2010?

2. Apakah melalui penerapan Metode Practice-Rehearsal Pairs dapat meningkatkan

hafalan arti surat-surat pendek pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kemiriombo

(17)

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan diadakan penelitian terhadap proses pembelajaran ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk meningkatkan hafalan surat-surat pendek melalui Metode Practice-

Rehearsal Pairs pada siswa kelas V SD Negeri I Kemiriombo Kecamatan

Gemawang Kabupaten Temanggung Tahun 2010.

2. Untuk meningkatkan hafalan arti surat-surat pendek melalui Metode Practice-

Rehearsal Pairs pada siswa kelas V SD Negeri I Kemiriombo Kecamatan

Gemawang Kabupaten Temanggung Tahun 2010.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah “Metode Practice-Rehearsal

Pairs dapat meningkatkan kemampuan siswa menghafal dan memahami arti surat-

surat pendek pada pembelajaran PAI”.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini akan membantu memperbaiki proses pembelajaran PAI dan

penerapan Metode Practice-Rehearsal Pairs akan mempermudah siswa dalam

menghafal surat-surat pendek.

Adapun kegunaan pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa

• Membantu siswa meningkatkan hasil pembelajaran PAI.

(18)

• Siswa lebih mudah belajar dengan metode yang digunakan.

2. Bagi guru

• Meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

• Menerapkan Metode Practice-Rehearsal Pairs pada materi pembelajaran

yang sesuai.

3. Bagi Sekolah

• Memberikan sumbangan pengetahuan.

Dalam metode Practice-Rehearsal Pairs ini semua siswa mempraktekkan hafalan

surat-surat pendek beserta artinya dengan teman sebangkunya dengan cara

bergantian menghafalkan (saling menyimak) sampai semua pasangan masing-

masing berhasil menghafalkan surat-surat pendek beserta artinya.

F. Metode Penelitian

Metodologi penelitian dalam penelitian ini menggunakan Penelitian

Tindakan Kelas (action research). Penelitian Tindakan Kelas adalah “penelitian yang

memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan dan

dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah tujuanya untuk memperbaiki dan

atau meningkatkan kualitas pembelajaran”, (Kasihani Kasbolah, 2001:10).

Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk meningkatkan

hafalan surat-surat pendek dan meningkatkan hafalan arti surat-surat pendek pada

siswa kelas V SD Negeri I Kemiriombo dengan menggunakan Metode Practice-

(19)

Pada penelitian ini, penulis akan melaksanakan penelitian dalam dua siklus

yaitu siklus I (satu) dan siklus II (dua). Apabila pada siklus 11 belum mencapai nilai

yang ditentukan pada rata-rata kelas yaitu 7,5 maka penulis akan melanjutkan pada

siklus-siklus berikutnya.

Adapun urutan-urutan pelaksanaan penelitian dalam Penelitian Tindakan

Kelas ini adalah sebagai b erik u t:

1. Rancangan penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam

beberapa siklus. Disini penulis akan mencantumkan dua siklus, yaitu siklus I (satu)

dan siklus II (dua).

Akan tetapi, apabila pada siklus I dan II belum mencapai nilai KKM yang

ditentukan yaitu 7,5 maka penulis akan melanjutkan pada siklus berikutnya.

Pada setiap siklus dalam penelitian ini akan dilaksanakan melalui beberapa

tahapan yaitu ; perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang semuanya

terangkum dalam satu kegiatan.

2. Subyek penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dikelas V SD Negeri 1 Kemiriombo, Kecamatan

Gemawang, Kabupaten Temanggung, dengan jumlah siswa 20 yang terdiri dari 13

siswa laki-laki 7 siswi perempuan.

Dalam kesehariannya, kemampuan intelegensi mereka terbagi menjadi 3

(20)

3. Langkah-langkah siklus penelitian

Adapun langkah-langkah siklus penelitian dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

A. Siklus 1

1) Perencanaan

2) Pelaksanaan

3) Observasi

4) Refleksi

B. Siklus II

1) Perencanaan

2) Pelaksanaan

3) Observasi

4) Refleksi

Apabila pada siklus II belum mencapai nilai KKM yang ditentukan maka

akan dilanjutkan pada tahap siklus berikutnya yaitu siklus III, siklus IV dan

seterusnya sampai penelitian ini mencapai nilai KKM yang ditentukan.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian atau alat-alat yang membantu mempermudah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. RPP

b. Tes praktek

(21)

d. Lembar observasi teman sejawat

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data (Suharsimi Arikunto, 1990;134).

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Metode Observasi yaitu metode dengan cara pengamatan langsung terhadap

obyek. Dalam hal ini peneliti terjun langsung untuk memperoleh data penelitian.

b. Sumber data dan jenisnya

1) Sumber data

Sumber data dari penelitian ini diperoleh d a ri:

• Siswa

• Peneliti

• Teman sejawat

2) Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang

terdiri dari hasil pengamatan yang dilakukan pada proses pembelajaran serta

data kuantitatif yang terdiri dari jumlah subyek penelitian.

c. Cara pengumpulan data

1) Data prestasi siswa yang diambil melalui tes evaluasi yang diberikan kepada

(22)

2) Data observasi yang diperoleh dari teman sejawat.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam memahami masalah-masalah yang akan dibahas

dalam penelitian ini, maka penulis akan menyusun dengan sistematika sebagai

berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

Tujuan Penelitan, Hipotesis Tindakan, Kegunaan Penelitian,

Definisi Operasional, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.

Bab II : KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini menjelaskan tentang Upaya Meningkatkan Hafalan

Surat-surat Pendek Melalui Metode Practice-Rehearsal Pairs.

Bab III : PELAKSANAAN PENELITIAN

Bab ini memaparkan deskripsi penelitian yang meliputi

(perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi).

Bab IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan deskripsi setiap siklus (data hasil pengamatan /

evaluasi) refleksi keberhasilan, kegagalan serta pembahasan tiap

siklus.

Bab V : PENUTUP

(23)

BAB

n

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan (action research) merupakan penelitian yang di

arahkan pada pemecahan masalah atau perbaikan. Penelitian ini difokuskan

kepada proses maupun peningkatan hasil kegiatan (Nana Syaodih Sukmadinata,

2008:56).

Penelitian tindakan yang berkaitan dengan bidang pendidikan dan

dilaksanakan dikawasan sebuah kelas atau sekolah maka Penelitian Tindakan ini

merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah

bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek

pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat

mencoba suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan

melihat pengaruh nyata dari upaya itu (Rochiati Wiriaatmadja, 2008:13).

Penulis akan melaksanakan penelitian ini dengan Penelitian Tindakan

Kelas. Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu jenis penelitian yang

bersifat praktis, karena penelitian ini menyangkut kegiatan yang dipraktekkan

guru dalam tugasnya sehari-hari (Kasihani Kasbolah E.S,2001:11).

Pada saat ini Penelitian Tindakan Kelas mendapatkan perhatian yang

cukup besar dalam dunia pendidikan karena beberapa alasan yang cukup kuat.

Pertama, dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas berarti guru dapat melihat

(24)

Tindakan Kelas juga memberikan keterampilan pada guru untuk segera dapat

menanggulangi masalah-masalah kelas yang dihadapi untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas unjuk keijanya. Ketiga, Penelitian Tindakan Kelas juga

merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki mutu program pembelajaran pada

semua jenjang pendidikan termasuk Sekolah Dasar (Kasihani Kasbolah, 2001:4).

Seorang guru yang akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas perlu

mengikuti prosedur dan rambu-rambu yang benar, tentu agar hasilnya dapat

dipertanggung jawabkan.

Beberapa pakar penelitian mengajukan alasan tentang pentingnya

Penelitian Tindakan Kelas sebagai suatu jenis penelitian untuk dilaksanakan oleh

para guru. Beberapa alasan yang diajukan para peneliti tersebut antara lain sebagai

berikut:

1. Menurut Suyatno (1996) yang dikutip (Kasihani Kasbolah, 2001:4-5),

Penelitian Tindakan Kelas menawarkan suatu cara baru untuk memperbaiki

dan meningkatkan kemampuan atau profesionalisme guru dalam kegiatan

pembelajaran dikelas.

Dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas guru dapat memperbaiki

praktek pembelajaran menjadi lebih efektif. Disamping itu guru juga dapat

belajar dari pangalamanya sendiri.

2. Menurut (Sten House, 1989: Hopkins, 1993) yang dikutip (Kasihani

Kasbolah, 2001:5), Penelitian Tindakan Kelas membuat guru dapat meneliti

dan mengkaji sendiri kegiatan praktek pengajaran sehari-hari yang dilakukan

(25)

sebenarnya atau aktual. Dengan demikian guru dapat langsung berbuat

sesuatu untuk memperbaiki praktek-praktek pengajaran yang kurang berhasil

agar menjadi lebih baik.

3. Penelitian Tindakan Kelas tidak membuat guru meninggalkan tugasnya

sehari-hari terutama mengajar muridnya dikelas. Dengan kata lain guru dapat

melakukan kegiatan pembelajaran seperti biasa. Namun pada saat yang

bersamaan guru melaksanakan kegiatan penelitian yaitu mengumpulkan data,

melakukan observasi, membuat catatan dan mengevaluasi. Oleh karena itu,

kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dapat dikatakan tidak mengganggu

kelancaran proses belajar mengajar dikelasnya.

4. Penelitian Tindakan Kelas mampu menjembatani kesenjangan antara teori

dan praktek. Guru dapat mengadaptasi teori-teori dan temuan-temuan yang

berhubungan dengan mata pelajaran yang dibinanya. Kemudian teori-teori

yang di adaptasi itu dapat disesuaikan dengan pokok bahasan yang ada untuk

kepentingan proses pembelajaran. Selain itu, guru akan mengetahui teori

mana yang tepat maupun yang tidak sesuai dengan praktek yang mereka

lakukan. Untuk itu guru harus mampu memilih teori-teori dengan tepat agar

diperoleh hasil yang lebih bermakna, sesuai dengan permasalahan yang

diteliti, yaitu masalah yang benar-benar dirasakan dan dialami guru.

Pengalaman seperti ini baru dapat diperoleh bila seorang guru melakukan

tindakan dalam pelaksanaan PTK dalam kegiatan belajar-mengajar

dikelasnya. Dengan cara ini guru akan merasa “kenal” pada teori-teori dan

(26)

5. Penelitian Tindakan Kelas dapat dilakukan oleh guru bersama-sama dengan

pihak lain yang dirasa penting, misalnya dengan teman guru mata pelajaran

sejenis, dengan guru mata pelajaran lain, dengan kepala sekolah, dan bahkan

dengan orang-orang diluar sekolahnya.

Untuk lebih memahami Penelitian Tindakan Kelas, ada defmisi yang akan

diberikan oleh beberapa pakar. Salah satu definisi Penelitian Tindakan yang cukup

dikenal adalah definisi yang diberikan Kemmis dan Carr (1986) sebagaimana

dikutip (Kasihani Kasbolah, 2001:9), kedua penulis ini mengemukakan bahwa:

“Penelitian Tindakan merupakan suatu penelitian yang bersifat reflektif yang

dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki

pekeijaanya, memahami pekeijaan ini serta situasi dimana pekerjaan ini

dilakukan”.

Dalam penjelasan lebih lanjut terhadap definisi tersebut Kemmis dan Carr

memasukkan bidang pendidikan didalamnya. Guru diharapkan untuk ikut terlibat

dalam Penelitian Tindakan Kelas. Lebih lanjut para pakar ini menyatakan bahwa

situasi tidak akan berubah cepat seperti yang diharapkan para guru. Perubahan

merupakan suatu proses yang memerlukan waktu dan kesabaran, kalau perubahan

itu berkaitan dengan perubahan sikap. Namun demikian, guru sebagai peneliti

akan belajar banyak hal tentang proses perubahan itu sendiri, yaitu bahwa mereka

memerlukan orang lain yang harus dilibatkan dalam proses belajar mengajar.

Kurt Lewin sebagaimana dikutip (Kasihani Kasbolah, 2001:10), adalah

(27)

berpendapat bahwa cara terbaik untuk memajukan orang adalah dengan

melibatkan mereka dalam penelitian yang ada dalam kehidupan mereka.

Sebagai dasar pemikiran, Lewin menekankan pentingnya kolaborasi dan

partisipasi yang bersifat demokratis. Selanjutnya juga dikatakan bahwa penelitian

tindakan adalah penelitian yang merupakan suatu lingkaran atau rangkaian

langkah-langkah (a spiral o f steps) yang satu dengan yang lain saling

berhubungan. Langkah-langkah yang ada dalam rangkaian ini adalah:

perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Untuk lebih jelasnya rangkaian ini

dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

rencana

/

refleksi tindakan

rencana

r

refleksi tindakan

\

/

observasi | observasi

>

(Kasihani Kasbolah, 2001:10)

Berdasarkan definisi Penelitian Tindakan yang dikemukakan para pakar di

atas, maka dapat dirumuskan Penelitian Tindakan Kelas adalah “penelitian yang

memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan

dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah tujuanya untuk memperbaiki

(28)

Dalam Penelitian Tindakan Kelas permasalahan yang diteliti benar-benar

merupakan permasalahan yang ada dalam pekeijaan guru. Oleh karena itu,

biasanya penelitian ini dilakukan dalam kancah kelas tempat guru mengajar. Guru

menemukan permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran kemudian

memutuskan untuk melakukan penelitian.

Rancangan Penelitian Tindakan Kelas dapat disusun secara berbeda-beda

tergantung pada tujuan penelitian, sifat masalah yang digarap, dan karakteristik

kelas yang diteliti. Meskipun demikian ada ciri-ciri umum pada rancangan

Penelitian Tindakan Kelas yang sekaligus membedakanya dengan jenis penelitian

lainya. Ciri umum tersebut terlihat dalam alur pelaksanaan tindakan yang

dilakukan.

Adapun alur pelaksanaan yang dimaksud adalah sebagai berikut: (1)

Merencanakan tindakan, rencana tindakan dalam Penelitian Tindakan' Kelas

disusun berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis tindakan

yang diajukan. (2) Melaksanakan tindakan, tindakan yang dilakukan dalam

Penelitian Tindakan Kelas hendaknya selalu didasarkan atas pertimbangan teoritik

agar hasil yang diperoleh, berupa peningkatan dan kineija dan hasil program

adalah optimal. (3) Melaksanakan observasi, kegiatan observasi pada Penelitian

Tindakan Kelas dapat disejajarkan kedudukanya dengan kegiatan pengumpulan

data dalam penelitian formal. Istilah ini lebih sering digunakan dalam Penelitian

Tindakan Kelas karena data atau informasi yang dikumpulkan adalah data tentang

proses berupa perubahan kineija pembelajaran. (4) Melakukan refleksi, refleksi

(29)

informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan (Kasihani Kasbolah

E.S,2001:40-42).

Penelitian Tindakan Kelas mempunyai tujuan, manfaat dan bentuk. Untuk

lebih jelasnya penulis akan memaparkan penjelasannya dibawah in i:

1. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:

a. Dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan dan atau memperbaiki

praktek pembelajaran.

Peningkatan atau perbaikan praktek pembelajaran ini perlu dilakukan terus-

menerus mengingat masyarakat berkembang sangat cepat. Salah satu

akibatnya adalah tuntutan mereka terhadap layanan pendidikan yang

dilakukan oleh guru juga meningkat. Penelitian Tindakan Kelas merupakan

salah satu cara yang setrategis bagi guru untuk meningkatkan layanan

pendidikan melalui penyempurnaan praktek pembelajaran dikelas.

b. Meningkatkan relevansi pendidikan.

Hal ini dicapai melalui peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran.

c. Meningkatkan mutu hasil pendidikan.

Mutu hasil pendidikan tidak hanya dilihat dari kualitas pengetahuan dan

keterampilan semata, melainkan dilihat juga dari pertumbuhan fisik dan

perkembangan kepribadian dari peserta didik.

d. Meningkatkan efisiensi pengelolaan pendidikan.

Peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran, dimaksudkan untuk

(30)

meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang ada

didalamnya (Kasihani Kasbolah E.S, 2001:21-24).

2. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Sementara itu manfaat-manfaat dari Penelitian Tindakan Kelas adalah

sebagai berikut:

a. Manfaat Akademik

Membantu guru menghasilkan pengetahuan yang sahih dan relefan bagi kelas

mereka untuk memperbaiki pembelajaran dalam jangka pendek.

b. Manfaat Praktis

1) Manfaat bagi inovasi pembelajaran.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas atau memperbaiki proses

pembelajaran yang dilakukan secara rutin.

2) Manfaat bagi pengembangan profesi guru.

Guru ditantang untuk memiliki keterbukaan terhadap pengalaman dan

proses pembelajaran yang baru. Pelaksanaan program-program yang baru

dapat dipandang sebagai bentuk pendidikan yang baru (Kasihani Kasbolah

E.S, 2001:25-26).

Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu media yang dapat

digunakan oleh guru untuk memahami apa yang teijadi didalam kelas, dan

kemudian meningkatkanya menuju kearah perbaikan-perbaikan secara

professional.

Dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas guru ditantang untuk

(31)

Pelaksanaan program-program baru dalam Penelitian Tindakan Kelas dapat

dipandang sebagai bentuk pendidikan bagi guru. Oleh karena itu, keterlibatan

guru dalam Penelitian Tindakan Kelas akan secara tidak langsung dapat

meningkatkan profesonalisme guru dalam proses pembelajaran.

3. Bentuk Penelitian Tindakan Kelas

Dalam penelitian ini guru sebagai peneliti akan menggunakan Penelitian

Tindakan Kelas Kolaboratif. Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif adalah

penelitian yang melibatkan beberapa pihak yaitu guru sebagai paneliti, kepala

sekolah maupun dosen yang secara bersama-sama (berkolaborasi) melakukan

penelitian dengan tujuan untuk meningkatkan proses praktek pembelajaran,

menyumbang pada perkembangan teori, dan peningkatan karier guru (Kasihani

Kasbolah E.S, 2001:69).

Pada penelitian ini, penulis akan berkolaborasi dengan teman sejawat

dalam proses pembelajaran didalam kelas. Teman sejawat akan membantu proses

pembelajaran didalam kelas dengan memberikan masukan maupun kritikan dari

awal proses pembelajaran dimulai sampai pembelajaran selesai dilaksanakan.

B. Belajar Untuk Meningkatkan Hafalan Surat-surat Pendek

Pemahaman anak terhadap proses pembelajaran merupakan kunci pokok

keberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu guru harus selalu berusaha agar anak

dapat menyerap materi pelajaran yang diberikan secara optimal. Berbagai upaya

(32)

Berikut ini akan penulis kemukakan beberapa pendapat tentang belajar, yaitu :

a. Crow dan Crow dalam bukunya Educational Psychology (1958) yang dikutip

(H.Munjahid, 2007:3), mengemukakan belajar sebagai Learning is Acquisition

o f Habits, Knowledge, and Attitude yang berarti memperoleh kebiasaan-

kebiasaan, pengetahuan, dan sikap.

b. Walker dalam bukunya Condotioning and Instrumental Learning (1967) yang

dikutip (H.Munjahid, 2007:3), mengemukakan arti belajar sebagai perubahan

perbuatan sebagai akibat dari pengalaman.

Sedangkan Menurut Gagne (1984) memberikan pendapat bahwa belajar

adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat

pengalaman (lihat Ratna Wilis Dahar, 1989: 11). Dari pengertian tersebut ada tiga

ciri pokok yang menandai belajar, yaitu proses, perubahan tingkah laku dan

pengalaman.

a. Proses pembelajaran

Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berfikir dan

merasakan. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya

aktif.

b. Perubahan tingkah laku

Hasil belajar berupa perubahan perilaku seseorang. Seseorang yang telah

belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan

keterampilan motorik, penguasaan nilai-nilai (sikap) atau kognitif, psikomotorik

dan afektif.

(33)

Belajar adalah mengalami. Adapun pengalaman yang didapat ada yang

langsung dan ada yang tidak langsung pengalaman langsung misalnya karena ia

tahu dari percobaan yang dilakukan, yang tak langsung misalnya membaca buku

atau diberi tahu orang lain.

Kalau kita amati ternyata pendapat para ahli tentang pengertian belajar itu

hanya berbeda redaksinya namun hakekatnya adalah sama yaitu perubahan

tingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman dan latihan. Jadi syarat disebut

belajar adalah: pertama adanya perubahan tingkah laku, misalnya dari tidak tahu

menjadi tahu, dari tidak bisa menghafalkan surat-surat pendek menjadi hafal, dari

hafalan yang tidak lancar menjadi lancar dan sebagainya.

Kedua, adanya latihan atau pengalaman, misalnya latihan menghafalkan

ayat-ayat al-Qur’an dan sebagainya. Jadi seseorang itu dikatakan sudah belajar

jika dapat dibuktikan dengan kelakuanya. Apabila selesai belajar tetapi tidak ada

perubahan tingkah laku pada dirinya, maka berarti belum bisa dikatakana bahwa

dirinya telah mengalami proses belajar.

Menurut (Abu Ahmadi dkk, 2002:280-281) yang dikutip (H.Munjahid,

2007:5) setiap perbuatan belajar itu selalu terdapat dua aspek yaitu, aspek

jasmaniah (struktur) dan aspek rohaniah (fungsi). Otak adalah strukturnya dan

berfikir adalah fungsinya. Keduanya saling mempengaruhi. Misalnya, kalau otak

itu luka, maka fungsi befikimya akan terganggu. Begitu pula sebaliknya jika

(34)

Sedangkan mengenai perubahan tingkah laku sebagai akibat dari belajar

menurut (Abd Rachman Abror, 1993:64) yang dikutip (H.Munjahid, 2007:5)

maksudnya adalah: pertama, perubahan belajar pada dasarnya adalah proses yang

sadar pada dirinya dirasakan adanya perubahan tertentu.

Kedua, perubahan-perubahan yang teijadi sebagai akibat dari perbuatan

belajar pada hakikatnya merupakan aspek-aspek kepribadian, tingkah laku,

kecakapan sikap dan perhatian yang terus-menerus berfungsi pada dirinya.

Artinya, pengalaman-pengalaman yang baru diperoleh bukanya statis, tetapi

dinamis dan sekaligus mengandung nilai-nilai positif dan aktif bukanya negatif

dan lemah.

Selain siswa yang belajar hal lain yang tak kalah pentingnya yang harus

diperhatikan adalah guru dalam mengajar. Menanamkan pengetahuan dan

kecakapan dengan cara yang cepat dan tepat memerlukan penguasaan teori-teori.

Sebagian dari itu dibicarakan didalam didaktik umum. Didaktik umum

membicarakan teori-teori mengajar pada umumnya.

2. Prinsip-prinsip Mengajar

Penulis akan membahas disini sebagian prinsip-prinsip mengajar tersebut.

Di antara beberapa prinsip-prinsip mengajar adalah sebagai berikut:

a. Pengajaran hendaknya menarik minat

Minat adalah kata kunci dalam pengajaran. Bila siswa telah berminat dalam

(35)

belajar-mengajar itu akan berjalan dengan baik dan hasil belajar yang didapatkan akan

optimal.

Bila minat telah muncul maka perhatian pasti akan mengikutinya. Bagaimana

menjaga perhatian agar jangan berkurang atau hilang? Kunci tersebut terletak

pada jalan pengajaran. Jalan pengajaran ialah langkah-langkah belajar-

mengajar dalam proses pengajaran.

b. Partisipasi siswa dalam kegiatan belajar-mengajar

Minat yang telah muncul diikuti oleh tercurahnya perhatian pada kegiatan

belajar-mengajar, dengan sendirinya telah membawa siswa ke dalam suasana

partisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Prinsip ini sangat penting

didalam ilmu mengajar.

c. Prinsip pengulangan

Prinsip pengulangan diterapkan untuk menjaga agar hasil belajar yang telah

dicapai dalam pegajaran tetap diingat oleh siswa (Dr. Ahmad Tafsir, 2007:23-

24).

3. Hafalan Surat-surat Pendek

Sebelum mengetahui lebih jelas tentang pengertian surat-surat pendek

maka terlebih dahulu kita perlu mengetahui tentang pengertian al-Qur’an. Karena

surat-surat pendek merupakan bagian dari al-Qur’an.

a. Pengertian al-Qur’an

Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang bernilai mu’jizat, yang diturunkan

pada “pungkasan” para Nabi dan Rasul, dengan perantara Malaikat Jibril a.s.

(36)

Diawali dengan surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat an-Naas (Syekh

Muhammad Ali Ash-Shabuni, 2001:3).

Secara etimologis al-Qur’an berasal dari kata q a ’ra ’a yang artinya bacaan,

berbicara tentang apa yang tertulis didalamnya, atau melihat dan menelaah (Prof.

Dr. Amir Syarifudin, 1997 : 46).

Al-Qur’an juga disebut al-Kitab sebagaimana tersebut dalam surat al-

Baqarah (2) :2. /t'

f*

J - b i w - J j S? ilfJ'i

Artinya : Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka

yang bertaqwa.

Sedangkan arti al-Qur’an secara terminologis ditemukan dalam beberapa

rumusan definisi sebagai berikut:

1. Menurut Syaltut, yang dikutip (Prof. Dr. Amir syarifudin, 1997:47), al-

Qur’an adalah ’’lafaz Arabi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw,

dinukilkan kepada kita secara mutawatir”.

2. Definisi yang dikemukakan oleh Abu Zahrah, yang dikutip (Prof. Dr. Amir

Syarifuddin, 1997:47), al-Qur’an ialah ’’Kitab yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad”.

3. Ibn Subki sebagaimana dikutip (Prof. Dr. Amir Syarifuddin, 1997:47),

mendefinisikan al-Qur’an adalah lafaz yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad Saw, mengandung mu’jizat setiap suratnya, dan membacanya

(37)

Dengan menganalisis unsur-unsur setiap definisi di atas dan

membandingkan antara definisi satu dengan definisi yang lainnya, maka dapat

ditarik suatu rumusan mengenai definisi al-Qur’an, yaitu: “lafaz berbahasa Arab

yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, yang dinukilkan secara

mutawatir’\

Allah Swt, menurunkan al-Qur’an untuk umat manusia dengan sejumlah

maksud dan tujuan. Semua itu adalah untuk membahagiakan ketika hidup didalam

dunia dan juga kelak di akhirat.

Al-Qur’an diturunkan juga mempunyai fungsi dan tujuan, di antara fungsi

dan tujuan al-Qur’an adalah sebagai berikut:

1. Sebagai “rahmat” yang dikaruniakan Allah kepada umat manusia. Bila mereka

menerima dan mengamalkan seluruh isi al-Qur’an, maka akan mendapatkan

kebahagiaan hidup di dunia dan kesenangan hidup di akhirat.

2. Sebagai “hudan” atau “petunjuk”. Kata petunjuk ini mengandung arti luas. Ia

dapat berarti petunjuk bagi manusia untuk mengenal Rasul dan membuktikan

kebenaran serta sekaligus menjadi tanda atau identitas kerasulan. Juga akan

menjadi petunjuk akan kebenaran Rasul, karena dalam al-Qur’an terdapat

daya mu’jizat yang menunjukkan bahwa pembawa al-Qur’an itu adalah betul-

betul seorang Rasul. Al-Qur’an itu bukan ciptaanya sendiri, tetapi ciptaan

Allah, sedangkan Rasul hanya menyampaikan firman Allah tersebut (Prof.

(38)

Al-Qur’an merupakan sumber petunjuk bagi kehidupan manusia. Petunjuk

al-Qur’an itu dapat diklasifikasikan ke dalam dua bentuk. Pertama, petunjuk

langsung. Maksudnya, dalam al-Qur’an itu terdapat aturan, ketentuan, dan

petunjuk dalam bentuk tuntutan, larangan atau membiarkan. Disini terdapat

batasan mengenai apa saja yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, baik dalam

hubunganya dengan Allah Swt, maupun dalam hubungannya dengan sesama

manusia dan sekitarnya.

Kedua, petunjuk yang tidak langsung. Maksudnya, dalam al-Qur’an

terdapat pokok-pokok dasar ilmu pengetahuan yang melingkupi segenap bidang

(Prof. Dr. Amir Syarifudin, 1997 :57).

b. Pengertian Hafalan

Adapun pengertian tentang hafalan adalah sebagai berikut:

Hafalan secara bahasa (etimologi) adalah lawan dari lupa, yaitu selalu

ingat dan sedikit lupa (Abdurrab Nawabuddin dan Drs.Bambang Saiful Ma’arif,

2005 :23).

Salah satu keutamaan menghafal al-Qur’an menurut hadist Rasulullah Saw

adalah sebagai berikut yang artinya ’’Palajarilah al-Qur’an dan bacalah,

sesungguhnya perumpamaan orang yang membaca dan mempelajari al-Qur’an

dan membacanya adalah seperti tempat air penuh dengan minyak wangi misik,

harumnya menyebar kemana-mana. Barang siapa yang mempelajarinya kemudian

ia tidur dan didalam hatinya terdapat hafalan al-Qur’an adalah seperti tempat air

(39)

Dari hadist di atas tampak jelas keutamaan menghafal al-Qur’an, hingga

Rasulullah mengibaratkan seperti minyak misik, dengannya berarti seseorang

yang memakainya memberikan bau wangi kepada orang-orang dan lingkungan

disekitamya. Dengan demikian, orang yang menghafal al-Qur’an diharapkan

dapat memberikan manfaat kepada orang lain dan lingkunganya.

Membaca sekaligus menghafal al-Qur’an adalah merupakan keutamaan

yang besar, dan posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar, dan

seseorang yang bercita-cita tulus, serta berharap pada duniawi dan ukhrawi agar

nanti menjadi warga Allah yang dihormati dengan penghormatan yang sempurna

(Munjahid, 2007:74).

Menghafal al-Qur’an mempunyai faedah-faedah yang penting, di

antaranya adalah sebagai berikut:

1. Kemenangan didunia dan di akhirat, jika disertai dengan amal saleh dan

menghafalnya.

2. Tajam ingatanya dan cemerlang pemikiranya. Karena itu para penghafal al-

Qur’an lebih cepat mengerti, teliti dan lebih apik karena banyak latihan untuk

mencocokkan ayat.

3. Bahtera ilmu, dan ini sangat terperhatikan dalam hafalan.

4. Memiliki identitas baik dan berperilaku jujur.

5. Fasih dalam berbicara, ucapanya benar, dan dapat mengeluarkan fonetik Arab

(40)

C. Pengertian Surat-surat Pendek

Adapun yang dimaksud surat-surat pendek dalam al-Qur’an adalah

sejumlah surah yang terdapat dalam juz 30 (Kakanwil Depag Propinsi Jateng,

2004: 15).

Ada banyak cara menghafal surat-surat pendek, di antaranya adalah

sebagai berikut:

1. Perbanyak mendengar sebelum memulai menghafal, bisa dengan kaset

murattal atau mendengarnya dengan khusyu' dari para imam shalat yang

kebanyakan dari mereka sering membaca surat-surat pendek dalam shalat.

Atau yang lebih sering lagi pada saat salat tarawih dibulan Ramadhan, dimana

kebanyakan imam membaca surat-surat pendek.

2. Perbanyak membaca surat-surat pendek tersebut sehingga ketika kita mulai

menghafalnya maka lidah kita sudah akrab dengan ayat-ayat yang akan kita

hafal. Kemudian setelah kita yakin benar bahwa surat-surat tersebut sudah kita

hafal, baru kemudian pindah ke surat berikutnya.

3. Jangan lupa untuk membacanya dihadapan seorang teman yang bacaan atau

hafalan al-Qur’annya lebih baik dari kita atau seorang guru tahfizh al-Qur’an

untuk menyimak hafalan kita, ini harus kita lakukan untuk menghindari salah

baca dan salah menghafal.

4. Lakukan pengulangan (muraja'ah) secara teratur, terutama kita baca dalam

shalat lima waktu atau dalam shalat sunnah.

5. Usahakan membaca hafalan sesuai dengan urutan yang tercantum didalam al-

(41)

al-'Ashr terus sampai surat an-Nas. Sehingga kita mampu mengurutkan

hafalan kita sesuai urutan yang ada dalam Al-Quran

(http://muntadaouran.net/v2/arsip/tahfizh/88-menghafal-surat-surat-

pendek.html).

Ada pendapat lain yang menyebutkan bahwa proses pembelajaran hafalan

surat pendek yaitu: disajikan melalui pendekatan klasikal dengan variasi

pendekatan individual, dihafal bersama-sama bertahap dan berulang-ulang, dan

bukti kelulusanya didata dalam data prestasi hafalan (Kanwil Depag Propinsi

Jateng, 2004:18).

Dari beberapa uraian pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa ”menghafal surat-surat pendek diutamakan dengan membaca hafalanya

berulang-ulang, kemudian bacaan yang telah dihafalnya disimak orang lain agar

hafalanya tersebut dapat d benarkan apabila terdapat kesalahan

D. Metode Practice Rehearsal-Pairs

Dalam menggunakan metode mengajar guru dapat memilih metode yang

paling tepat ia gunakan. Dalam pemilihan metode tersebut banyak yang harus

dipertimbangkan, antara lain:

1. Keadaan murid yang mencakup pertimbangan tentang tingkat kecerdasan,

kematangan, perbedaan individu lainnya.

2. Tujuan yang hendak dicapai.

3. Situasi yang mencakup hal yang umum seperti situasi kelas, situasi

(42)

4. Alat-alat yang tersedia akan mempengaruhi pilihan metode yang akan

digunakan.

5. Kemampuan pengajar untuk menentukan, mencakup kemampuan fisik,

keahliannya (Dr. Ahmad Tafsir, 2008:3).

Untuk mempermudah menghafal surat-surat pendek, telah ditetapkan

sebuah sistem pendekatan agar al-Qur’an dapat dipahami secara langsung

sehingga memperoleh kecerdasan-kecerdasan yang diperlukan. Didalam al-Qur’an

telah ditetapkan tentang bagaimana cara-cara yang benar memahami al-Qur’an

(Muhammad Jarot Sensa, 2005:34).

Di antara metode yang dijadikan pedoman dalam memahami al-Qur’an

adalah sebagai berikut:

a. Qara’a (membaca).

b. Yanshitu (memperhatikan dengan cermat).

c. Yastami’u (mendengarkan).

Dalam penelitian ini, ketiga metode tersebut dijadikan dalam satu kesatuan

menghafal surat pendek yang akan dilakukan secara berpasangan. Untuk lebih

jelasnya akan dijelaskan dalam metode Practice- Rehealsal Pairs.

1. Pengertian Metode Practice-Rehearsal Pairs

Metode Practice-Rehearsal Pairs (praktek berpasangan) adalah setrategi

sederhana yang dapat dipakai untuk mempraktekkan suatu keterampilan atau

prosedur dengan teman belajar. Tujuannya adalah untuk meyakinkan masing-

masing pasangan dapat melakukan keterampilan dengan benar (Hisam Zaini,

(43)

Metode ini merupakan metode secara berpasangan yang nantinya masing-

masing pasangan praktikan akan saling menyimak hafalan satu dengan yang

lainya, sehingga apabila terdapat kesalahan bacaan maka dapat dibenarkan oleh

pasanganya masing-masing. Hal ini akan dilakukan secara berulang-ulang sampai

kedua pasangan praktikan dapat menguasai materi hafalan yang diberikan.

Pada pembelajaran yang lalu kurang menghasilkan nilai yang baik dari

siswa. Hasil yang diperoleh siswa tidak merata, ada yang sangat baik tetapi ada

juga yang memperoleh nilai jauh dari target. Guru menginginkan pemerataan nilai

dari siswa, tentunya dengan hasil nilai yang baik. Maka dari itu guru memutuskan

menggunakan Metode Practice-Rehearsal Pairs.

Dengan penggunaan metode ini, diharapkan akan mampu memperbaiki

proses pembelajaran didalam kelas dan dapat menghasilkan nilai-nilai siswa yang

mencapai KKM secara merata.

Dengan praktek berpasangan ini siswa akan lebih berusaha dan

bersemangat untuk menghafalkan, karena kemampuan menghafal mereka akan

disimak oleh siswa yang lain atau pasangan mereka. Kegiatan ini akan dilakukan

secara berulang-ulang dengan cara bergantian antara pembaca / pendemonstrasi

dengan pengecek i penyimak.

Kelebihan metode ini adalah terbentuknya keijasama antar siswa sehingga

sesama praktikan akan saling memberikan motivasi satu sama lain.

Sementara itu kelemahan dari metode ini adalah apabila ada salah satu

siswa dari pasangan praktek ada yang belum tuntas menguasai materi, maka

(44)

menguasai materi tersebut bisa mencapai keberhasilan dari materi yang harus

dikuasai.

2. Langkah-langkah Metode Practice-Rehearsal Pairs

Langkah-langkah Metode Practice-Rehearsal Pairs hafalan surat pendek

al-Fiil (105) dan al-Ma’un (107) adalah sebagai berikut:

1. Pilih salah satu keterampilan yang akan dipelajari peserta didik.

2. Bentuklah pasangan-pasangan. Dalam setiap pasangan, buat dua peran; a)

Penjelas atau pendemonstrasi, dan b) Pengecek atau pengamat.

3. Yang bertugas sebagai penjelas atau pendemonstrator menjelaskan cara

mengeijakan ketrampilan yang ditentukan. Dalam hal ini pendemonstrator

menghafalkan atau mendemonstrasikan cara membaca surat-surat pendek

beserta artinya dengan benar. Pengecek atau pengamat bertugas mengamati

dan menilai penjelasan yang dilakukan temannya.

4. Pasangan bertukar peran.

5. Proses ini diteruskan sampai semua keterampilan atau hafalan surat-surat

pendek beserta artinya dapat dikuasai (hisam Zaini, 2008:81).

E. Keterkaitan Antara Menghafal Surat-surat Pendek Dengan Metode

Practice-Rehearsal Pairs

Menghafal surat-surat pendek memerlukan waktu yang cukup lama dan

sebaiknya dilakukan secara berulang-ulang. Untuk menjaga agar surat-surat

pendek yang dihafalkan dibaca dengan benar, sebaiknya disimak orang lain. Hal

ini dilakukan supaya teman yang menyimak hafalan bisa membenarkan apabila

(45)

Metode Practice-Rehearsal Pairs adalah metode berpasangan yang

memungkinkan masing-masing pasangan saling bekeija sama. Hal ini sesuai

dengan cara yang digunakan untuk mempercepat menghafal surat-surat pendek.

Metode ini digunakan peneliti sebagai guru dalam melaksanakan

penelitian ini dengan cara membentuk siswa secara berpasangan dalam satu

bangku. Masing-masing pasangan bergantian, siswa yang duduk dibangku sebelah

kanan menyimak kemudian siswa yang duduk disebelah kiri menghafalkan. Hal

ini dilakukan secara berulang-ulang sampai kedua pasangan hafal surat-surat

pendek beserta artinya.

Dari pernyataan di atas jelas sekali adanya keterkaitan antara Metode

(46)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri I Kemiriombo

Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung, dan dilaksanakan dengan dua

siklus. Siklus I (pertama) dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 19 Mei 2010.

Sedangkan siklus II (kedua) dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 2 Juni 2010

yaitu pada jam pertama dimulai pukul 07.30 sampai dengan selesai.

Waktu antara siklus pertama dan siklus kedua berselang satu minggu

sesuai dengan jadwal pelajaran PAI pada kelas V. Sementara itu latihan

menghafal biasanya dilaksanakan mengambil waktu-waktu luang seperti pada jam

istirahat dan sebagainya sesuai dengan kemauan siswa. Hal ini dilakukan guru

sebagai peneliti untuk membantu mempermudah siswa dalam menghafalkan

karena dibiasakan untuk selalu berlatih tanpa menganggu kesenangan mereka

untuk bermain dan melakukan hal yang mereka senangi dalam memanfaatkan

waktu istirahat mereka.

Karena latihan di luar jam pelajaran, maka sebelumnya telah ada

kesepakatan antara guru dengan semua siswa untuk menentukan kapan waktu

untuk latihan. Siswa juga diberi tugas oleh guru untuk menghafalkan surat-surat

pendek di rumah bersama dengan temanya.

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri I

(47)

siswa perempuan. Kondisi kemampuan berpikir siswa masing-masing bervariasi,

ada yang cerdas, sedang, ada juga yang mempunyai daya tangkap lemah.

Latar belakang mereka dari keluarga petani yang pendidikan orang tuanya

rata-rata hanya tamatan Sekolah Dasar. Hal ini dapat berpengaruh pada proses

pendidikan di SD kami karena orang tua kurang mendukung anak-anaknya belajar

di rumah, disebabkan karena minimnya pengetahuan yang mereka miliki.

Rencana penelitian dalam penelitian ini berupa prosedur kegiatan dalam

Penelitian Tindakan Kelas, yang secara bertahap dilaksanakan dalam 2 siklus.

Tiap siklus mempunyai tahapan-tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan,

obsservasi dan refleksi.

Berikut ini deskripsi pelaksaan tiap siklus dari penelitian in i:

A. Siklus I

1. Perencanaan

Dalam kegiatan perencanaan ini, sebelum guru sabagai peneliti memasuki

kelas, guru terlebih dulu menyiapkan Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP)

dan foto kopi surat al-Fiil (105) dan al-Ma’un (107) beserta artinya, sebagai

persiapan mengajar didalam kelas.

Guru menyiapkan foto kopi surat al-Fiil (105) dan al-Ma’un (107) beserta

artinya sebanyak 20 lembar yang nantinya akan dibagikan pada semua siswa

didalam kelas. Guru juga menyiapkan alat penilaian berupa tes praktek materi

surat al-Fiil (105) dan surat al-Ma’un (107) beserta artinya yang akan

dijadikan alat penilaian dalam mengevaluasi siswa. Jumlah soal yang akan

(48)

2. Pelaksanaan

Pada tanggal 26 Mei 2010 di SD Negeri I Kemiriombo, pukul 07.30 bel

berbunyi menandakan sudah akan dimulainya kegiatan pembelajaran di

sekolah ini. Guru pendidikan agama islam (PAI) bersama teman sejawat ibu

Etik Winarti memasuki ruang kelas V SD Negeri I Kemiriombo.

Suasana diruang kelas pada pagi itu terasa gaduh. Siswa ada yang berlarian,

bercanda, Aziz Safrudin dan Anang Maulana berlari tergesa-gesa memasuki

kelas karena melihat guru PAI dan teman sejawat sudah terlebih dulu masuk.

Setelah semua siswa sudah memasuki ruang kelas dan semua siswa sudah

tenang, guru mengorganisir kelas dan memerintahkan ketua kelas V yaitu

Fathul Rahman untuk memimpin berdo’a dengan membaca surat al-Fatihah

bersama-sama.Teman sejawat berdiri dibelakang kelas untuk mengikuti proses

pembelajaran didalam kelas.Pada pukul 07.40 pelajaran dimulai. Sebelum

memasuki materi pelajaran, guru terlebih dahulu mengadakan appersepsi pada

siswa “siapa yang sudah pernah sholat beijama’ah dan mendengar imam

membacakan surat pendek al-Fiil dan al-ma’un? Semua siswa serentak

menjawab sudah”.

Setelah guru selesai memberikan appersepsi, guru memerintahkan semua

siswa untuk membuka dan menyimak penjelasan guru dari materi buku cetak

PAI halaman 52-53. Guru memberitahukan pada siswa bahwa materi yang

akan dipakai dalam pembelajaran ini adalah Metode Practice-Rehearsal Pairs,

metode ini merupakan metode yang menyenangkan karena nantinya semua

(49)

pada teman dalam satu bangkunya. Kemudian guru menjelaskan dan

membacakan materi surat al-Fiil dan al-Ma’un beserta artinya. Sebelumnya

guru terlebih dahulu memberi penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang

akan dicapai yaitu “siswa harus mampu menghafal dan mengartikan surat al-

Fiil dan al-ma’un”. Pertama, guru membacakan surat al-Fiil beserta artinya

kemudian semua siswa menirukan. Selanjutnya guru membacakan sekali lagi

kemudian semua siswa menirukan. Setelah selesai kemudian guru membaca

surat al-Ma’un. Guru juga membacakan sebanyak dua kali kemudian semua

siswa menirukan seperti pada surat al-Ma’un.

Proses menjelaskan materi sudah selesai, guru bertanya pada siswa tentang

materi yang belum jelas. Semua siswa meminta guru untuk mengulang

membacakan sekali lagi, kemudian guru membacakan surat al-Fiil dan

alMa’un al-beserta artinya satu kali lagi.

Guru menyuruh siswa mempraktekkan menghafal dengan metode yang sudah

dijelaskan. Guru mengatur siswa berpasangan dalam satu bangku, siswa yang

duduk disebelah kanan terlebih dulu menghafalkan kemudian siswa yang

duduk disebelah kiri menyimak. Proses tersebut akan dilakukan sampai

masing-masing pasangan sudah mampu menghafalkan. Pada awalnya, proses

pembelajaran didalam kelas berjalan baik dan suasana kelas tenang.

Seperempat jam kemudian teman sejawat memberitahukan pada guru bahwa

Fathulrahman, Anang, Aziz dan Dandi kurang bersemangat dan bercanda.

Guru menghampiri mereka dan bertanya sebab mereka tidak menghafalkan.

(50)

menggunakan bahasa Arab. Guru memberi nasihat bahwa dengan membaca

surat-surat pendek berulang-ulang dan berusaha, pasti nanti akan cepat hafal.

Beberapa saat kemudian, guru bertanya pada semua siswa apakah sudah siap

apabila diadakan penilaian ? semua siswa menjawab sanggup. Pada tes

praktek yang akan dilaksanakan, guru akan menyuruh siswa maju satu persatu

untuk menghafal surat al-Fiil dan al-Ma’un beserta artinya. Guru menyuruh

siswa maju satu persatu berdasarkan nomor urut pada absensi kelas. Siswa

yang maju urutan pertama adalah Aziz Safrudin kemudian diteruskan sampai

pada absen yang terakhir. Saat tes praktek berlangsung Aziz dan Dedi kurang

lancar dan belum sepenuhnya hafal surat pendek al-Fiil dan al-Ma’un akan

tetapi untuk artinya sudah cukup lancar. Mereka hanya mendapat nilai 55.

Aziz sebenarnya tidak bodoh, hanya saja dia kurang memperhatikan saat guru

menerankangkan. Sementara Dedi memang daya tangkapnya terhadap

pelajaran sedikit lemah dan butuh waktu yang lama untuk menerima pelajaran

yang diberikan. Pukul 08.40 guru selesai mengadakan tes praktek. Guru

memberi tugas pada siswa untuk menghafalkan surat al-Fiil dan al-Ma’un

dirumah.

Setelah semua siswa memasukkan buku pelajaran kedalam tas, kemudian guru

menutup pelajaran dengan mengucapkan salam penutup. Guru keluar bersama

(51)

3. Observasi

Lembar Observasi Guru Siklus I

NO Keterangan Ya Tidak

1 Siswa memperhatikan saat guru menerangkan Y

2 Siswa menanyakan materi pelajaran yang belum jelas Y

3 Siswa menghafalkan materi yang diberikan Y

4 Siswa bercanda dengan teman Y

5 Siswa bekeijasama dengan teman saat menghafalkan Y

6 Siswa membaca berulang-ulang materi yang diberikan Y

Lembar Observasi Teman Sejawat untuk Guru Siklus I

NO Keterangan Ya Tidak

1 Guru memberikan appersepsi Y

2 Guru dapat memotivasi siswa Y

3 Guru berkeliling kelas untuk memantau siswa Y

4 Guru memberi penjelasan ulang Y

5 Guru memberikan kesempatan bertanya pada siswa Y

6 Guru optimal dalam pengelolaan waktu Y

Lembar Observasi Teman Sejawat untuk Siswa Siklus I

NO Keterangan Ya Tidak

1 Siswa memperhatikan saat guru menjelaskan Y

2 Siswa hadir dalam kegiatan pembelajaran Y

3 Siswa bercanda pada saat guru menerangkan Y

4 Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran Y

5 Siswa antusias dalam mengikuti pelajaran Y

6 Siswa mengobrol saat guru menerangkan Y

4. Refleksi

Guru dan teman sejawat berdiskusi tentang proses pembelajaran yang baru

(52)

tersebut dan perlu adanya perbaikan pembelajaran pada pembelajaran

berikutnya agar kesulitan siswa dalam menghafal dapat di atasi. Siswa masih

banyak yang kesulitan dalam menghafalkan, karena itu ada beberapa siswa

yang kurang bersemangat dalam menghafalkan dan merasa bosan. Hal itu

disebabkan karena guru kurang jelas dalam membacakan surat-surat pendek,

guru juga tidak berkeliling kelas untuk memantau siswa pada saat

menghafalkan. Oleh karena itu, teman sejawat memberi masukan kepada guru

selaku peneliti agar penelitian atau siklus kedua yang akan datang guru lebih

jelas dalam menerangkan dan memberi contoh menghafalkan secara berulang-

ulang. Apabila diperlukan, guru berkeliling kelas untuk memastikan bahwa

semua siswa menghafalkan tanpa ada yang bermalas-malasan dan tidak

memperhatikan.

Dengan cara seperti ini siswa diharapkan akan lebih giat menghafalkan

karena guru memperhatikan mereka dari jarak yang dekat. Hal ini juga

memudahkan siswa apabila salah satu dari mereka ada yang menanyakan pada

guru tentang hafalan mereka yang belum lancar.

Hasil tes yang diperoleh siswa dalam siklus I ini belum semuanya dapat

mencapai dari nilai KKM yang ditentukan yaitu 7,5, maka guru memutuskan

untuk melanjutkanya pada siklus II.

B. Siklus II

i. Perencanaan

Sebelum guru melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas, terlebih

(53)

yang lalu kemudian menyiapkan rencana perbaikan yang akan dilaksanakan

pada siklus II. Guru akan mengacak tempat duduk siswa. Guru juga akan

menyuruh siswa menghafal surat-surat pendek dengan mengganti tulisan Arab

dengan Tulisan latin untuk memudahkan dalam menghafal.

2. Pelaksanaan

Pukul 07.30 guru bersama teman sejawat memasuki kelas V. Suasana kelas

tampak tenang, semua siswa sudah masuk kedalam kelas. Guru menyuruh

Aziz untuk memimpin berdo’a dengan membaca al-fatihah. Guru bertanya

siapa yang belum hafal surat-surat pendek beserta artinya yang sudah

ditugaskan untuk dihafalkan dirumah? Siki meminta guru untuk membacakan

lagi surat al-Fiil dan al-Ma’un secara pelan-pelan dan keras. Guru

membacakan sekali lagi dengan suara yang lebih jelas dan membacakanya

dengan pelan. Setelah selesai, guru membentuk siswa secara berpasangan

seperti pada pertemuan yang lalu. Aziz berpasangan dengan Anang, Dedi

berpasangan dengan Anas. Guru juga menyuruh siswa untuk mengganti

tulisan Arab dengan tulisan latin agar lebih mudah menghafalkan. Setelah

sudah hafal siswa menggantinya dengan tulisan Arab lagi agar mereka terbiasa

menghafal dengan tulisan Arab. Setelah guru selesai mengatur siswa,

kemudian semua siswa menghafalkan secara berpasangan dan membaca

berulang-ulang. Saat semua siswa menghafalkan, guru berkeliling kelas untuk

memantau jalanya hafalan. Semua siswa terlihat bersemangat menghafalkan.

Guru menyuruh pasangan Rizka dan Siki untuk menghafalkan dengan suara

(54)

menunjuk siswa berdasarkan absesnsi kelas. Menunggu teman yang maju

menghafalkan, siswa yang lain menghafalkan dibangku masing-masing. Pada

praktek kali ini Dedi dan Aziz sudah hafal surat al-Fiil dan al-Ma’un beserta

artinya walaupun hafalanya belum lancar dan kadang terdiam beberapa saat

untuk mengingat-ingat hafalanya. Tes praktek selesai pada pukul 08.45. Guru

memberitahukan pada siswa bahwa praktek hari ini nilai siswa sudah

mencapai rata-rata di atas 7,5. Guru kemudian menutup pelajaran dengan

mengucapkan salam penutup. Guru dan teman sejawat meninggalkan kelas V

dengan suasana yang sedikit ramai karena semua siswa merasa senang mereka

mendapatkatkan nilai yang bagus.

3. Observasi

Lembar Observasi Guru Siklus I

NO Keterangan Ya Tidak

1 Siswa memperhatikan saat guru menerangkan ✓ 2 Siswa menanyakan materi pelajaran yang belum jelas ✓ 3 Siswa menghafalkan materi yang diberikan ✓ 4 Siswa bercanda dengan teman Y

5 Siswa bekerjasama dengan teman saat menghafalkan ✓ 6 Siswa membaca berulang-ulang materi yang diberikan ✓

Lembar Observasi Teman Sejawat untuk Guru Siklus I

NO Keterangan Ya Tidak

Gambar

Tabel observasi penelitian siklus I .....................................................................
Tabel Menghafal Surat Pendek al-Fiil (105) dan al-Ma’un (107) Siklus I
Tabel Menghafal Surat Pendek al-Fiil (105) dan al-Ma’un (107)
Tabel hafalan surat pendek hasil penilaian siklus I dan II

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tabel 4.5 Jumlah responden yang mendapatkan pertolongan persalinan dengan biaya

- Terwujudnya Water Sport Center yang memiliki tatana ruang dalam dan tampilan bangunandengan karakter fleksibel, luwes, aktif dan atraktif ke dalam bentuk. dan ruang

Berdasarkan angka 1 s.d 7 diatas, Pokja Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada ULP Kabupaten Bengkulu Utara mengumumkan pemenang seleksi umum paket pekerjaan

Topjaya Sarana Utama Palembang sebagai e-Catalog produk Toshiba berbasis web yang dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP sehingga penyebaran informasi tentang produk

Untuk mengetahui apakah Nata de Soya teraktivasi H 2 SO 4 yang telah jenuh. dapat diregenerasi kembali untuk menyerap kation kation Magnesium (Mg 2+

This is a soft data book The Evolution Of The Automobile In Scale By Harry Pristovnik, so you could download and install The Evolution Of The Automobile In Scale By Harry Pristovnik

Penulis mempersembahkan (laporan) Skripsi dengan judul “Pola Perubahan Aktivitas Antioksidan, Kandungan Vitamin C, dan Kandungan Total Fenol pada Kol Putih ( Brassica oleracea