• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Illustrasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Illustrasi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

29 

KONSEP DESAIN

4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Illustrasi

Adapun teori-teori yang mendukung desain secara visual seperti teori ilustrasi. Teori Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik menggambar, lukisan, fotografi, atau teknik senirupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud berupa bentuk. Tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan tersebut lebih mudah dicerna sehingga para masyarakat Indonesia yang merupakan target market dapat mengerti pesan yang disampaikan. Tidak hanya sekedar menghibur, ilustrasi juga tepat sebagai sarana komunikasi yang sangat komunikatif dan edukatif. Infografis menjadi sarana yang penting dalam menyampaikan suatu data atau grafis. Adalah representasi visual dari informasi,data,atau pengetahuan. Grafis ini biasa digunakan dan dibutuhkan untuk menjelaskan informasi yang kompleks secara singkat dan jelas.

Karena gaya illustrasi yang akan penulis angkat adalah gaya dari lukisan kamasan Bali kuno yang berasal dari daerah Klungkung, maka penulis memasukan sedikit ciri dari lukisan kamasan itu sendiri.

Menurut Walentina Waluyanti, ciri dari lukisan kamasan Bali kuno yaitu:

1. Lukisannya banyak menampilkan detail dan pengulangan 2. Garis konturnya yang bersifat tegas

3. Nyaris tidak adanya perspektif dan permainan cahaya maupun bayangan

Pelukis Bali pada umumnya membuat lukisan, pahatan, ukiran serta patung awalnya tidak diperuntukkan untuk hal-hal komersil, namun mereka menganggap hal itu adalah sebagai bagian dari religi. Tidak heran apabila pelukis Bali pada masa lampau membuat lukisan seputar peristiwa epos dari Ramayana dan Mahabrata.

Dengan menetapnya Rudolf Bonner dari Belanda serta Walter Spies yang merupakan pelukis serta ahli musik dari Jerman di Bali, mereka terkesan dengan gaya dan bakat terpendam seniman-seniman Bali. Karena eratnya hubungan Spies dengan masyarakat Bali, terjadinya pertukaran ilmu dan teori-teori yang pernah Spies dapatkan dari Eropa dan

(2)

mengajarkan teori-teori seperti perspektif, permainan cahaya kepada seniman-seniman Bali.

Karena gaya ilustrasi yang digunakan tidak hanya menggunakan gaya kamasan, namun juga menggabungkan gaya kolase.

Gaya kolase menurut kamus modern Art, A Collins adalah sebuah cabang dari seni rupa yang meliputi kegiatan menempel potongan potongan kertas atau material lain untuk membentuk sebuah desain atau rancangan tertentu. Semua kegiatan ‘perakitan’ beraneka bahan dasar menjadi sebuah karya seni. Misalnya, merakit dan merekatkan kertas, kayu, metal, barang-barang bekas, bahkan sampah ke dalam media hiasan dinding. Begitu pula, semua media lukisan yang ditambahi, ditempeli asesoris berbagai bentuk benda sesuai aslinya.

4.1.2 Teori Packaging Teori Packaging

Menurut Iwan Wirya (1999), dari buku Kemasan yang Menjual, yang diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Kemasan dapat didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus atau kemasan suatu produk.

Faktor-faktor desain kemasan

Kemasan yang baik dan akan digunakan semaksimal mungkin dalam pasar harus mempertimbangkan dan dapat menampilkan beberapa faktor, antara lain sebagai berikut.

1. Faktor komunikasi

Sebagai media komunikasi kemasan menerangkan dan mencerminkan produk, citra merek, dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami dan diingat. Misalnya, karena bentuk kemasan yang aneh sehingga produk tidak dapat “diberdirikan”, harus diletakkan pada posisi “tidur” sehingga ada tulisan yang tidak dapat terbaca dengan baik; maka fungsi kemasan sebagai media komunikasi sudah gagal.

(3)

2. Faktor ergonomic

Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk dari kemasan itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai produk atau konsumen. Contohnya, bentuk botol minyak goreng Tropical yang pada bagian tengahnya diberi cekungan dan tekstur agar mudah dipegang dan tidak licin bila tangan pemakainya terkena minyak.

3. Faktor estetika

Keindahan pada kemasan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merek atau logo, ilustrasi, huruf, tata letak atau layout, dan maskot . Tujuannya adalah untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.

4. Faktor identitas

Secara keseluruhan kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan dibedakan dengan produk-produk yang lain.

4.1.3 Teori Layout

Suatu Layout yang baik dalam sistem perencanaan desain komunikasi visual adalah menuangkan pengolahan bahan tulisan dan seni (foto, ilustrasi atau gambar lainnya) pada suatu bidang kerja. Layout yang baik dapat berfungsi dengan benar apabila ada perencanaan yang akan dilakukan, penentuan tujuan dari karya, penentuan target audiens, perencanaan kemana dan dimana ditempatkan dan bagaimana pendistribusiannya.

Menurut Frank F. Jefkin, ada beberapa dasar yang dapat ditemukan dalam merancang sebuah layout, yaitu:

- The law of unity, harus dirancang sedemikian rupa dan headline, subheadline, illustrasi, teks, slogan, logo dan sebagainya. Sehingga menghasilkan sebuah kesatuan komposisi yang baik dan sedap dimata.

- The law of variety, untuk menghindari kesan monoton, harus dibuat beberapa variasi perancangan sebuah iklan. Misalnya tipis tebalnya

(4)

sebuah huruf dan besar kecilnya huruf yang digunakan.

- The law of harmony, juga untuk menghilangkan kesan monoton, harus dirancang agar terkesan harmonis. Hal ini dapat diasosiasikan dengan wajah manusia, wajah akan terlihat aneh bila terdapat 3 mata dan 2 hidung

- The law of rhytm, sebaiknya mata pembaca dalam melihat sebuah iklan bergerak wajar. Disamping itu sebaiknya dimulai dengan headline, subheadline, teks, ilustrasi hingga nama produk dan alamat. - The law of proportion, buku, majalah, koran,

katalog akan terlihat menarik apabila salah satu ukuran sisi satu lebih panjang. Jadi tidak terlihat kaku.

- The law of scale, perpaduan gelap terang pada warna akan menghasilkan sesuatu yang kontras. Dapat digunakan untuk member penekanan pada layout agar terlihat lebih menarik.

- The law of balance, suatu keseimbangan dapat dicapai bila unsur-unsurnya diatur secara sepadan, serasi dan selaras.

Terdapat 2 jenis keseimbangan, yaitu:

1. Formal balance (simetris) apabila unsur-unsur bentuknya sama persis pada kedua sisi dari garis poros tengah ruang layout

2. Informal balance (asimetris) apabila unsur-unsur bentuknya sedikit tidak sama persis pada kedua sisi dari garis poros tengah ruang layout.

4.1.4 Teori Warna

Warna adalah satu sarana identitas visual yang kuat. Warna juga dapat mengungkapkan pesan, idea atau gagasan tanpa menggunakan tulisan atau bahasa. Warna juga mendorong dan bekerja sama dengan seluruh arti, simbol dan konsep pemikiran yang abstrak. Warna

(5)

mengekspresikan fantasi, mengingat kembali waktu, mengekspresikan keindahan secara emosional.

Jacci Howard dalam Color Meanings (www.w3c.org) menjelaskan apabila terdapat suatu warna (hue) yang mendominasi dalam sebuah desain, seringkali komposisi tersebut berhasil dengan baik. Ketika satu warna mendominasi dalam suatu bidang, dapat dikatakan warna tersebut bekerja sebagai aksen dari karya tersebut.

Berikut ini adalah arti warna yang terbagi dalam 4 kelompok, yaitu:

-Cool Color (Calming) : Biru, hijau, turquoise, perak

-Color (Exciting) : Merah, orange, kuning, emas

-Mixed cool/warm color : Ungu, lavender, hijau -Neutral color (unifying) : Cokelat, beige, ivory,

abu-abu, hitam, putih

Dari sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa

bagian yang sering dinamakan dengan sistem warna Prang System

yang ditemukan oleh Louis Prang pada 1876 atau disebut juga

sebagai atribut warna meliputi :

- Hue, adalah istilah yang digunakan untuk

menunjukkan nama dari suatu warna, seperti merah, biru, hijau dan sebagainya

- Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam.

- Saturation/Intensity, seringkali disebut dengan

chroma, adalah dimensi yang berhubungan dengan

cerah atau suramnya warna.

4.1.5 Teori Tipografi

Menurut Danton Sihombing dalam buku Tipografi dalam Desain Grafis, ada dua jenis typeface dalam tipografi modern. Yaitu serif dan sans serif. Huruf serif adalah huruf yang memiliki kait dan memiliki

(6)

ketebalan yang berbeda. Sedangkan huruf sans serif merupakan typeface yang sederhana, tidak mempunyai ketebalan dan tidak memiliki kait.

Faktor penting yang perlu diperhatikan dalam tipografi yaitu: Legibility : Huruf yang dipilih jelas bentuknya

Readibility : Huruf yang dipilih mudah dibaca Visibility : Huruf yang dipilih mudah dilihat

Clearity : Huruf harus memperlihatkan kejelasan

Legibility merupakan fungsi dari suatu perancangan typeface. Sebuah perhitungan informal tentang bagaimana mudahnya membedakan satu huruf dengan yang lainnya dalam jenis huruf tertentu. Sedangkan readability merupakan standar ukuran bagaimana mudahnya kata, kalimat atau paragraf dapat mudah dibaca.

4.2 Strategi Kreatif 4.2.1 Keywords -Akulturasi budaya -Klasik-Modern -Eklektik -Mistis

4.2.2 Tone and Manner -Elegan

-Indah

-Eksotis -Tradisional

(7)

4.2.3 Fakta Kunci

-Guruh Gipsy merupakan band yang disebut-sebut sebagai revolusi musik Indonesia

-Guruh Gipsy dibilang terlalu jauh melakukan loncatan di dunia musik pada masanya.

-Karena rasa keingintahuan yang tinggi, banyak pengamat musik Indonesia dari Jepang, Jerman, Rusia, Inggris, Amerika bahkan Belanda yang ingin meneliti musik Guruh Gipsy serta musik-musik tradisional Indonesia lainnya

-Karena kecintaannya terhadap Indonesia, Guruh Gipsy sengaja menaruh lagu “Indonesia Mahardikka” di track terakhir sebagai penutup atau kesimpulan berupa rasa ucapan syukur kepada Yang Maha Esa karena telah dikaruniakan tanah air yang elok serta beragam budayanya

-Pada lagu “Indonesia Mahardikka”, Guruh Soekarno Putra mengabadikan nama-nama personil Guruh Gipsy pada lirik lagu tersebut

-Pada tahun 1977, Booklet Guruh Gipsy dihargai Rp 1.250,- dan terbilang mahal pada masa itu. Belakangan ini, karena jumlahnya semakin langka dan terbatas, harga untuk satu booklet Guruh Gipsy asli berkisar Rp 700.000,- belum termasuk kaset

-Shadoks record, perusahaan rekaman dari Jerman mengaku telah mengopy LP dari Guruh Gipsy yang dibelinya dari perusahaan rekaman Indonesia, Musica Studio. Shadoks record menjual LP berupa viny dengan harga Rp 1.500.000,-/ keping dan langsung habis terjual dalam hitungan bulan. Semua personil Guruh Gipsy tidak tahu-menahu akan hal ini.

4.2.4 Masalah yang dikomunikasikan

Membuat perancangan strategi komunikasi visual berupa publishing box set yang mengkomunikasikan akulturasi dua budaya dengan baik dan tepat.

4.2.5 Objektif

-Memperkenalkan kembali Guruh Gipsy kepada masyarakat Indonesia

-Mengingatkan secara tidak langsung kepada masyarakat, bahwa Indonesia mempunyai kebudayaan yang sangat banyak dan

(8)

mengajak masyarakat agar sebelum memahami dunia luar (Globalisasi), ada baiknya memahami apa yang kita punya

-Memberi tahu masyarakat Indonesia bahwa musik yang berkualitas merupakan identitas bangsa dan dapat mencerdaskan bangsa

4.2.6 Positioning

Box set “Kesepakatan dalam Kepekatan” Guruh Gipsy merupakan buku yang berisi tentang ungkapan, pemikiran serta concern dari personil Guruh Gipsy terhadap budaya Indonesia yang dikemas dalam satu kemasan yang terdiri dari buku, CD dan vinyl.

4.2.7 Big Idea

Akulturasi dua budaya

4.2.8 Key Message

Membuat sistem perancangan desain publikasi box set Guruh Gipsy “Kesepakatan dalam kepekatan” yang bisa mewakili mood dan context dari Guruh Gipsy dengan baik.

4.2.9 Strategi visual

-Menggunakan ilustrasi dengan perpaduan dua gaya lokal dan barat. Lukisan pengosekan Bali digunakan sebagai kunci utama, dan gaya “art with concept” ataumenggunakan pendekatan yang bersifat simbolik ala progressive rock.

-Menggunakan warna-warna yang menggambarkan unsur eksotis, keanggunan, keindahan serta mistik khas Bali

-Menggunakan ornamen-ornamen Bali yang dapat melambangkan secara keseluruhan mood dari Guruh Gipsy

(9)

Karena penulis membuat publikasi box set, maka item-item yang akan penulis tambahkan selain publikasi berupa buku adalah: 1. Buku dengan ilustrasi berupa sejarah Guruh Gipsy, lirik serta

penjelasan dari tiap-tiap lagu serta proses rekaman Guruh Gipsy

2. CD lagu-lagu Guruh Gipsy

3. Vinyl (Piringan hitam) Guruh Gipsy 4. Poster

Referensi

Dokumen terkait

terjadi pada unsur desain komunikasi visual yaitu warna dan ilustrasi. Warna yang digunakan pada layout maupun pakaian yang dikenakan. oleh para model adalah warna yang sesuai

Dalam perancangan desain komunikasi visual promosi event ini unsur-unsur desain yang digunakan adalah tipografi, warna, image, layout, background yang disesuaikan dengan... konsep

- Sirup Astina belum memiliki sistem desain visual, tampak pada tidak adanya kesinambungan antara konsep desain dan visualisasi dalam kemasan Sirup Astina ini,

Brand identity atau visual identity adalah semua tampilan visual maupun verbal dari sebuah brand, yang terwujud dalam semua penerapan desain, seperti logo, kop surat,

Desain baru logo Ragusa akan terdiri dari logotype yang menggunakan tipografi yang mencerminkan bentuk es krim dan logogram dengan style visual yang menonjolkan Ragusa

Dalam perancangan komunikasi visual, tentunya dibutuhkan teori, prinsip, teknik, dan metode yang nantinya akan membantu proses pemecahan masalah visual publikasi

Dari segi pengaturan tata letak (layout), hal yang harus diperhatikan adalah penyatukan semua unsur grafis yang meliputi warna, bentuk, merek, ilustrasi, dan

Menurut Mendiola B Wiryawan, dalam buku kamus branding, Visual Identity Manual adalah panduan tata cara pemakaian elemen visual/desain agar dicapai kesatuan dan kesamaan