• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Penamaan Pada Produk (Product Naming)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Penamaan Pada Produk (Product Naming)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

24 BAB 4 KONSEP DESAIN

4.1 Landasan Teori

4.1.1 Teori Penamaan Pada Produk (Product Naming)

Sesuai dengan lingkup proyek dan pengangkatan permasalahan pada tugas akhir ini, produk yang akan dipasarkan masih dalam status baru, oleh sebab itu diperlukan penamaan yang tepat sebagai merek dari produk ini.

American Marketing Association (Kotler & Keller, 2009) mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari para pesaing.

Menurut Brand Asset Valuator (BAV), terdapat lima komponen dalam suatu merek, yaitu:

- Diferensiasi : Mengukur tingkat sejauh di mana merek dianggap berbeda dari merek lain.

- Energi : Mengukur arti momentum merek. - Relevansi : Mengukur cakupan daya tarik merek.

- Harga diri : Mengukur seberapa baik merek dihargai dan dihormati. - Pengetahuan : Mengukur kadar keintiman konsumen dengan merek. Gabungan antara diferensiasi, energi, dan relevansi menentukan kekuatan merek yang menggerakkan. Sedangkan gabungan antara komponen harga diri dan pengetahuan menciptakan reputasi merek.

Selain itu komponen kunci strategi penetapan merek menurut Kotler & Keller (2009:282, 284) yaitu ketika perusahaan menggunakan merek yang sudah mapan untuk memperkenalkan sebuah produk baru, produk itu disebut perluasan merek (brand extension). Banyak perusahaan memutuskan untuk melipatgandakan aset mereka yang paling berharga dengan memperkenalkan sejumlah produk baru di bawah nama merek terkuat mereka. Perluasan merek dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu:

(2)

• Perluasan dini, dimana merek induk mencakup produk baru di dalam kategori produk yang dilayaninya saat ini, seperti rasa, bentuk, warna, bahan, dan ukuran kemasan yang baru.

• Perluasan kategori, dimana merek induk digunakan untuk memasuki kategori produk berbeda dari kategori yang dilayaninya saat ini.

Keunggulan perluasan merek ini adalah:

Meningkatnya peluang keberhasilan produk baru. Perluasan merek merupakan cara yang kuat untuk memasuki pasar konsumen. Konsumen dapat menyusun ekspektasi tentang komposisi dan kinerja produk baru berdasarkan apa yang telah mereka ketahui tentang merek induk dan sejauh mana mereka merasa informasi tersebut relevan dengan produk baru.

Efek umpan balik positif. Perluasan merek dapat membantu mengklarifikasi arti merek dan nilai merek intinya atau meningkatkan loyalitas dan persepsi konsumen tentang kredibilitas perusahaan di balik perluasan. Perluasan lini dapat memperbarui minat dan kesukaan terhadap merek dan menguntungkan merek induk dengan memperluas cakupan pasar. Merek Produk

Menurut pakar pemasaran Handi Irawan D, MBA, MCom. Ada 3 hal penting dalam memilih nama produk atau merek, yaitu :

- Mudah diingat. Jangan pernah membuat merek yang sulit diingat. Semakin mudah nama merek diingat, semakin mudah melekat ke benak konsumen. - Memiliki relevansi dengan kategorinya. Nama produk atau merek yang

relevan dengan kategorinya akan semakin mudah menancap di benak konsumen.

- Unik. Pengertian unik menurut Handi Irawan adalah berbeda dengan pesaing. Jangan pernah membuat nama merek yang mirip nama pesaing karena akan membingungkan konsumen.

Menurut Surianto Rustan, S.Sn, dalam bukunya mendesain logo, ada beberapa hal yang bisa menjadi referensi dalam membuat sebuah nama merek pada produk yaitu:

- Founder

Menggunakan nama pendiri organisasi, penemu / pembuat produk tersebut. Contoh : Nyonya Meneer, Ciputra

- Descriptive

Menggambarkan bidang usahanya, produk/jasa yang ditawarkan. Contoh : Aqua, Optik Tunggal

(3)

- Fabricated

Nama yang sepenuhnya diciptakan dan tidak memiliki arti tertentu. Contoh : Kodak, Xerox

- Metaphor

Diambil dari benda, tempat, orang, hewan, tumbuhan, proses, tokoh

mitologi, bahasa asing. Nama yang dianggap mewakili kualitas perusahaan. Contoh : Oracle, Nike

- Acronym / Singkatan

Berupa singkatan dari nama perusahaan. Contoh : KFC, IBM - Freestanding

Namanya tidak berhubungan dengan produk / jasanya. Contoh : Gudang Garam, Kecap Bango

- Associative

Menggambarkan aspek atau manfaat produk / jasa. Contoh : Segar Dingin, Healthy Choice

- Combination

Gabungan dari beberapa point diatas. Contoh : Citibank, fedEx.

Pemilihan Nama produk

Berdasarkan dari hasil riset yang dilakukan oleh sebuah organisasi marketing, yang menyimpulkan bahwa nama merek yang berawalan atau yang mempunyai penekanan di huruf L, V, dan F berkesan lebih feminin dan berdasarkan mind mapping yang didasarkan pada beberapa landasan teori yang dijelaskan diatas, maka penamaan dalam produk ini menggunakan penamaan berdasarkan kombinasi (combination).

Kombinasi yang dipakai adalah kombinasi antara descriptive dan acronym. Dalam penamaan ini digambarkan kandungan keunggulan dari produk minuman itu sendiri yaitu minuman yang mengandung malt, perpaduan rasa buah / fruit dan bebas alkohol (free) dan disingkat menjadi “Malfee”.

(4)

4.1.2 Teori Desain Kemasan

Kunci utama untuk membuat sebuah desain kemasan yang baik adalah kemasan tersebut harus simple (sederhana), fungsional dan menciptakan respons emosional positif yang secara tidak langsung “berkata”, “Belilah saya.” Kemasan harus dapat menarik perhatian secara visual, emosional dan rasional.

Sebuah desain kemasan yang bagus memberikan sebuah nilai tambah terhadap produk yang dikemasnya. Menurut penelitian, dari seluruh kegiatan penginderaan manusia, 80 % adalah penginderaan melalui penglihatan atau kasatmata (visual). Karena itulah, unsur-unsur grafis dari kemasan antara lain: warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf dan tata letak merupakan unsur visual yang mempunyai peran terbesar dalam proses penyampaian pesan secara kasatmata (komunikasi visual).

Dalam bukunya yang berjudul Desain Komunikasi Visual Terpadu, Bapak Yongky Safanayong, guru besar desain komunikasi visual menuliskan bahwa, desain kemasan adalah alat pemasaran yang terpenting untuk barang-barang yang dikemas. Kemasan mengkomunkasikan brand dan nilai produk pada point of sale. Desain struktur kemasan atau wajah grafis mampu membedakan suatu produk dari pesaingnya. Menurut beliau, ada beberapa alasan mengapa perhatian yang diberikan pada desain kemasan berkembang pesat:

- Persaingan brand yang semakin ketat

- Internationalisasi pasar berarti desain kemasan harus memperhitungkan batas - batas nasional dan kebudayaan.

- Material dan teknologi baru mendorong secara terus menerus inovasi kemasan supaya menambah penjualan, menurunkan harga dan menambah keuntungan.

- Peduli lingkungan dan kesadaran pada perundang - undangan dari masyarakat semakin meningkat, pengusaha pabrik mendesain kemasan untuk memperkecil bahan sisa dan menggunakan material yang mudah di daur ulang.

Fungsi Kemasan

Hermawan Kartajaya, seorang pakar di bidang pemasaran mengatakan bahwa teknologi telah membuat packaging berubah fungsi, dulu orang bilang “Packaging protects what it sells (Kemasan melindungi apa yang dijual)”. Sekarang, “Packaging sells what it protects (Kemasan menjual apa yang dilindungi)”. 3 Dengan kata lain, kemasan bukan lagi sebagai pelindung atau wadah tetapi harus dapat menjual produk yang dikemasnya. Kemasan juga

(5)

dapat berfungsi untuk mengkomunikasikan suatu citra tertentu. Dengan melihat fungsi kemasan yang sangat penting, maka konsep fungsional pengemasan harus mencakup seluruh proses pemasaran dari konsepsi produk sampai ke pemakai akhir.

Faktor – Faktor Desain Kemasan

Kemasan yang baik dan akan digunakan semaksimal mungkin dalam pasar harus mempertimbangkan dan dapat menampilkan beberapa faktor, antara lain sebagai berikut :

a. Faktor Pengamanan

Kemasan harus melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapatmenjadi penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya: cuaca, sinar matahari, jatuh, tumpukan, kuman, serangga dan lain-lain. Contohnya, kemasan biskuit yang dapat ditutup kembali agar kerenyahannya tahan lama.

b. Faktor Ekonomi

Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya. Contohnya, produk-produk refill atau isi ulang, produk- produk susu atau makanan bayi dalam karton, dan lain-lain.

c. Faktor Pendistribusian

Kemasan harus mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke tangan konsumen. Di tingkat distributor, kemudahan penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan. Bentuk dan ukuran kemasan harus direncanakan dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak sampai menyulitkan peletakan di rak atau tempat pemajangan.

d. Faktor Komunikasi

Sebagai media komunikasi kemasan menerangkan dan mencerminkan produk, citra merek, dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami dan diingat. Misalnya, karena bentuk kemasan yang aneh sehingga produk tidak dapat “diberdirikan”, harus diletakkan pada posisi “tidur” sehingga ada tulisan yang tidak dapat terbaca dengan baik; maka fungsi kemasan sebagai media komunikasi sudah gagal.

e. Faktor Ergonomis

Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk dari kemasan itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai produk atau konsumen.

(6)

f. Faktor Estetika

Keindahan pada kemasan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merek atau logo, ilustrasi, huruf, tata letak atau layout, dan maskot . Tujuannya adalah untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.

g. Faktor Identitas

Secara keseluruhan kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan dibedakan dengan produk-produk yang lain.

h. Faktor Promosi

Kemasan mempunyai peranan penting dalam bidang promosi, dalam hal ini kemasan berfungsi sebagai silent sales person. Peningkatan kemasan dapat efektif untukmenarik perhatian konsumen-konsumen baru.

i. Faktor Lingkungan

Masalah lingkungan tidak dapat terlepas dari pantauan kita. Trend dalam masyarakat kita akhir-akhir ini adalah kekhawatiran mengenai polusi, salah satunya pembuangan sampah. Oleh sebab itu sebaiknya atau diharapkan menggunakan kemasan-kemasan yang ramah lingkungan (environmentally friendly), dapat didaur ulang (recyclable) atau dapat dipakai ulang (reusable).

Faktor-faktor ini merupakan satu kesatuan yang sangat vital dan saling mendukung dalam keberhasilan penjualan, terlebih di masa sekarang dimana persaingan sangat ketat dan produk dituntut untuk dapat menjual sendiri. Penjualan maksimum tidak akan tercapai apabila secara keseluruhan penampilan produk tidak dibuat semenarik mungkin. Keberhasilan penjualan tergantung pada citra yang diciptakan oleh kemasan tersebut. Penampilan harus dibuat sedemikian rupa agar konsumen dapat memberikan reaksi spontan, baik secara sadar ataupun tidak. Setelah itu, diharapkan konsumen akan terpengaruh dan melakukan tindakan positif, yaitu melakukan pembelian di tempat penjualan.

Daya Tarik Pada Kemasan

Daya tarik pada kemasan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu daya tarik visual (estetika) dan daya tarik praktis (fungsional).

•Daya tarik visual (estetika)

Daya tarik visual yang mengacu pada penampilan kemasan yang mencakup unsur-unsur grafis yang telah disebutkan di atas. Semua

(7)

unsur grafis tersebut dikombinasikan untuk menciptakan suatu kesan untuk memberikan daya tarik visual secara optimal. Daya tarik visual sendiri berhubungan dengan faktor emosi dan psikologis yang terletak pada bawah sadar manusia. Sebuah desain yang baik harus mampu mempengaruhi konsumen untuk memberikan respons positif tanpa disadarinya. Sering terjadi konsumen membeli suatu produk yang tidak lebih baik dari produk lainnya walaupun harganya lebih mahal. Dalam hal ini dapat dipastikan bahwa terdapat daya tarik tertentu yang mempengaruhi konsumen secara psikologis tanpa disadarinya.

•Daya tarik praktis (fungsional)

Daya tarik praktis merupakan efektivitas dan efisiensi suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor. Misalnya, untuk kemudahan penyimpanan atau pemajangan produk. Beberapa daya tarik praktis lainnya yang perlu dipertimbangkan antara lain :

a. Dapat melindungi produk

b. Mudah dibuka atau ditutup kembali untuk disimpan c. Porsi yang sesuai untuk produk makanan/minuman d. Dapat digunakan kembali (reusable)

e. Mudah dibawa, dijinjing atau dipegang

f. Memudahkan pemakai untuk menghabiskan isinya dan mengisi kembali dengan jenis produk yang dapat diisi ulang (refill) Estetika Pada Kemasan

Menurut Hermawan Kartajaya, Ada tiga alasan penting mengapa estetika kemasan penting dalam pemasaran, yaitu:

- Estetika dapat menciptakan loyalitas konsumen dengan memberikan pengaruh psikologis dan emosional. Contohnya melalui keunikan sebuah logo pada kemasan.

- Estetika dapat menjadi standar perusahaan untuk menetapkan harga. Menurut Bernd Schmitt, seorang brand strategist, “When your company or product provides specific experience that customers can see, hear, touch and feel, you are adding value and you can price that value.”

- Estetika dapat membuat sebuah produk menjadi berbeda (point of differentiation) ditengah persaingan merek yang semakin ketat.

Selain mempertimbangkan estetika, sebuah desain kemasan yang ditujukan untuk penjualan swalayan harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain:

(8)

Standsout (menonjol)

Kriteria yang paling penting adalah bahwa kemasan harus menonjol. Kalau kemasan tidak atau kurang menonjol maka ia akan kehilangan fungsinya, karena suatu produk harus bersaing dengan berpuluh-puluh produk lainnya dalam kategori yang sama di tempat penjualan. Salah satu cara adalah dengan penggunaan warna yang cermat, karena konsumen melihat warna jauh lebih cepat daripada melihat bentuk atau rupa. Dan warnalah yang pertama kali terlihat bila produk berada di tempat penjualan. Warna yang terang akan lebih terlihat dari jarak jauh, karena memiliki daya tarik dan dampak yang lebih besar.

Contents (Isi)

Kemasan harus dapat memberikan informasi tentang isi kemasan dan apa yang terkandung dalam produk. Misalnya, pada kemasan produk-produk makanan biasanya dicantumkan kandungan gizi produk-produk tersebut dan berapa kalori yang dihasilkan setelah konsumen mengkonsumsi produk tersebut.

Distinctive (Unik)

Secara keseluruhan desain kemasan harus unik dan berbeda dengan produk pesaing lainnya.

Suitable (Sesuai)

Desain kemasan harus sesuai dengan produk yang dikemas. Misalnya, bentuk kemasan botol untuk produk cair.

Pemilihan Kemasan Botol berbahan Kaleng

Kemasan yang dipilih untuk melindung produk minuman ini adalah kemasan dalam botol. Karena berdasarkan hasil kuesioner, 65% dari 100 koresponden lebih tertarik dan memilih kemasan minuman dalam botol, oleh sebab itu produk ini akan dikemas dalam botol yang mudah dibawa atau dipegang serta bisa langsung dikonsumsi dimanapun dan kapanpun. Di sisi lain, perancangan kemasan dari produk ini bisa membawa suasana tersendiri, sharing saat kumpul – kumpul bersama teman atau saat perayaan tertentu. Selain itu, dilihat dampaknya bagi lingkungan, kemasan dalam kaleng lebih menguntungkan, tidak berdampak bagi lingkungan. Apabila dibuang, kaleng tidak membutuhkan waktu yang lama untuk terurai di alam bebas.

Dan dengan didukung oleh data dari Departemen Teknik Industri, mengenai bahan kemasan, jenis kemasan kaleng umumnya terbuat dari tin plate, yaitu baja yang dilapisi dengan timah untuk mengurangi korosi.

(9)

Kelebihan dari kemasan kaleng ini adalah kemasan kaleng dapat mengurangi konsentrasi oksigen, sehingga mampu mengurangi kemungkinan perubahan-perubahan karena reaksi oksidasi, vitamin, perubahan-perubahan warna dan proses pengkaratan.Produk kemasan kaleng pun lebih tahan lama dibandingkan dengan kemasan yang lain.

4.1.3 Teori Tipografi

Dalam perancangan visual kemasan produk minuman ini, ilmu tipografi juga berperan penting karena memberikan informasi serta mendukung mood dari visual dalam kemasan tersebut. Pemilihan tipografi yang digunakan harus menggambarkan atau mencerminkan sifat atau ciri dari sesuatu yang ingin disampaikan,agar bisa diterima oleh konsumennya.

Ilene Strizver, seorang konsultan tipografi, desainer, dan penulis spesialisasi di bidang komunikasi melalui tipografi, menyebutkan beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan tipografi. Adapun beberapa faktor tersebut adalah:

• Legibility / kemudahan untuk dibaca

Saat memilih jenis huruf untuk desain ini, carilah yang hangat, bersahabat, dengan bentuk huruf yang sederhana. Bentuk penutup antarkarakter sebaiknya melengkung dan terbuka. Hindari jenis huruf modern. Jenis huruf dengan x-height lebih tinggi lebih mudah dibaca ketimbang dengan x-x-height rendah. • Readability / kenyamanan untuk dibaca

Tiap pembaca harus membaca dari kiri ke kanan, lalu di akhir baris tersebut, harus melompat ke baris berikutnya. Untuk mempermudah hal ini, gunakan teks berukuran besar (14 hingga 24 point tergantung dari jenis huruf dan umur si pembaca) dan gunakan spasi yang cukup lebar (4 hingga 6 point). Pastikan juga pemilihan warna teks dengan warna latarnya, terutama pada warna huruf terang diatas latar gelap.

• Headlines dan titles/judul

Pemilihan jenis huruf untuk judul memberi kita kesempatan luas untuk lebih bermain dalam gaya, warna, dan layout, karena hanya terdiri atas beberapa kata untuk dibaca. Jenis huruf dekoratif, kaya warna, dan layout yang bermain dapat menarik dan menghibur pembaca. Menjaganya agar tetap ringan dan menyenangkan adalah kunci agar para pembaca tersebut tetap tertarik untuk membaca lebih lanjut.

(10)

Pemilihan Tipografi yang digunakan

Tipografi yang digunakan dalam proyek tugas akhir ini adalah, tipografi yang lebih mengarah ke handwriting sebgai wujud dari ekspresi secara langsung dengan adanya beberapa lekukan aksen pada logotypenya sehingga sesuai dengan mood dari targetnya yaitu bagi perempuan. Selain itu beberapa tipografi pendukung yang digunakan adalah jenis tipografi yang bersifat sans serif dan tetap berkesan modern, sehingga pada beberapa tampilan quote-quote yang ada pada beberapa item media dari produk ini, quote-quote yang ada seolah – olah berbicara dan bisa gampang dipahami pada siapa yang membacanya.

4.1.4 Teori Warna

Apabila diamati, maka proses penglihatan konsumen dalam mencerna suatu produk, dimulai dari saat memasuki tempat penjualan sampai pada rak tempat produk dipajang, maka urutan visual yang terlihat adalah warna - bentuk – penampilan (semua unsur visual yang terdapat dalam kemasan) baru kemudian produk dalam kemasan tersebut.

Menurut Martha Gill makna warna pada target audience bisa berbeda-beda, dipengaruhi oleh:

• Basic personality, bagaimana kepribadian target audience itu sendiri. (memiliki pola pikir yang terbuka, berani menerima sesuatu yang baru) • Culture, di Belanda warna oranye sering diasosiasikan dengan warna

ningrat. (warna hitam-putih adalah warna paling netral dan dapat diterima semua budaya)

• Trend, trend banyak dipengaruhi oleh lingkungan, etnik dan juga media. • Age, usia juga mempengaruhi persepsi seseorang terhadap warna.

Dalam hubungannya dengan kemasan, warna mempunyai beberapa fungsi, yang secara langsung diterapkan pada kemasan dari produk Malfee ini, seperti berikut :

- Untuk identifikasi, komposisi warna harus berbeda dari pesaing agar mudah dikenali konsumen. Berdasarkan teori tersebut sebaiknya memberikan komposisi warna yang baru.

- Untuk menarik perhatian, kemasan produk minuman ini mencoba menggunakan warna-warna cerah“shocking” namun tetap natural. Dengan didasarkan dari warna setiap varian rasa buahnya, yaitu Oranye (Jeruk), Merah (Stroberi), Hijau (Apel), dan Ungu (Anggur).

-Untuk menimbulkan pengaruh psikologis, seperti untuk membangkitkan selera konsumen atau rasa ingin mencobanya konsumen

(11)

terhadap produk ini, maka digunakan adalah warna yang cenderung merangsang dahaga sehingga pemilihan warna untuk produk ini menggunakan warna cerah yang berasal dari sifat dan fisik dari varian buah itu sendiri.

- Untuk mendorong tindakan, dibandingkan dengan kemasan yang polos, kemasan yang diberi warna dapat memberi dampak lebih (peranan warna disini adalah untuk menjual).

4.1.5 Teori Ilustrasi

Ilustrasi merupakan salah satu unsur penting yang sering digunakan dalam komunikasi sebuah kemasan karena sering dianggap sebagai bahasa universal yang dapat menyatukan perbedaan bahasa dan kata-kata. Ilustrasi dapat mengungkapkan suatu hal dengan lebih cepat dan efektif daripada teks. Fungsi ilustrasi dalam kemasan adalah sebagai berikut.

- Menarik perhatian

- Menonjolkan salah satu keistimewaan produk

- Memenangkan persaingan dalam menarik perhatian konsumen - Mendramatisasi pesan

- Merangsang minat membaca ke seluruh pesan - Menjelaskan suatu pernyataan

- Menciptakan suatu suasana khas

- Menonjolkan suatu merek atau menunjang slogan yang ditampilkan Pemilihan Ilustrasi yang digunakan

Apa yang ingin ditampilkan dari produk ini mengacu pada sesuatu yang positif dan bercerita. Cara penggambarannya pun simple dan iconic. Oleh sebab itu Ilustrasi yang akan ditampilkan pada produk ini mengacu pada bentuk dari bubble-bubble chat dengan garis-garis yang ekspresif dan emoticon dengan mood yang baik yang menggambarkan wujud dari ekspresi-ekspresi yang positif.

4.1.6 Teori Layout

Dari segi pengaturan tata letak (layout), hal yang harus diperhatikan adalah penyatukan semua unsur grafis yang meliputi warna, bentuk, merek, ilustrasi, dan tipografi sehingga tetap menjadi suatu kesatuan (unity) baru yang disusun dalam kemasan secara utuh dan terpadu dengan pertimbangan sebagai berikut :

- Keseimbangan (Balance) :

(12)

- Titik pandang (Focus)

menonjolkan salah satu unsure untuk menarik perhatian karena dua unsur yang salin berebut perhatian akan membingungkan konsumen.

- Lawanan (Contrast)

Penggunaan atau pengaplikasian warna yang sangat berbeda akan menarik perhatian serta meningkatkan keterbacaan.

- Perbandingan (Proportion)

Penggunaan ukuran yang serasi antara panjang– lebar, besar – kecil, tebal – tipis, untuk mencapai keterpaduan yang enak dilihat.

- Alunan Pirza (Gaze-Motion)

Penataan merek / logo, ilustrasi, teks, dan tanda - tanda lainnya dalam pengurutan yang paling logis untun memberikan alur keterbacaan yang sesuai dengan kebiasaan orang membaca.

- Kesatuan (Unity)

Ini merupakan yang paling penting karena kelima unsur diatas digabung untuk pengembangan kesatuan piker, penampilan, dan tata letak (dalam beberapa kasus, terutama dalam persaingan yang ketat, suatu tata letak seringkali efektif bila mengandung mutu kesatuan sekaligus sederhana, sehingga meringankan konsumen untuk mencerna pesan yang terkandung dalam kemasan.

Pemilihan Layout yang digunakan

Penggunaan layout yang digunakan pada kemasan Malfee adalah layout yang align center karena tata letak tersebut dapat teratur, enak dibaca, serta seimbang pada kemasan botol yang penampakkan bidangnya cembung.

4.2 Strategi Komunikasi 4.2.1 Strategi Kreatif

4.2.1.1 Fakta Kunci (Keyfact)

Sebagian besar orang Indonesia terutama para perempuan tidak terlalu suka mengkonsumsi bir karena rasa dan kandungan alkoholnya. Kehadiran Malfee sebagai produk minuman malt bebas alkohol yang dipadukan dengan rasa buah – buah pilihan yang berguna bagi tubuh diharapkan bisa mendapat tanggapan positif baik dari segi produk maupun kemasan.

(13)

4.2.1.2 Masalah yang dikemukakan

Penamaan produk non alkohol (Bintang Zero) yang memiliki kesamaan dengan produk beralkohol (Bintang) serta kemasan yang mirip membuat Bintang Zero dianggap sama dengan Bintang yaitu minuman yang mengandung alkohol. Selain itu informasi yang kurang jelas mengenai produk tersebut. Oleh sebab itu, penamaan dan kemasan pada produk Malfee ini akan dibuat berbeda dengan produk yang sebelumnya sehingga lebih “standing out” dan memberikan suatu kesan yang berbeda pada kemasan selain itu pemberian informasi yang jelas pada kemasan.

4.2.1.3 Tujuan Objektif

- Membuat produk ini menjadi produk minuman pilihan para konsumernya

- Menghadirkan sensasi baru dari sisi lain sebuah “minuman malt” - Adanya pengakuan positif tentang produk non alkohol yang dikeluarkan oleh PT Multi Bintang Indonesia.

4.2.1.4 Profil Khalayak Sasaran • Demografis

Jenis Kelamin : Wanita (60%) dan Pria (40%) Usia : 19 – 24 tahun

Strata Ekonomi Sosial : B - A Pendidikan Menengah Ke Atas • Geografis

Seluruh wilayah Indonesia, terutama kota-kota besar di Indonesia ; Jakarta, Bandung, Surabaya Medan, Makasar. (Urban Life)

• Psikografis - Personality

Memiliki kesenangan tersendiri saat berkumpul bersama teman-teman Terbuka dalam hubungan relasi dengan siapa saja

Tidak suka akan sesuatu pekerjaan atau rutinitas yang terlalu mengikat Menyenangi suatu hal yang baru dan unik

(14)

- Behaviour Suka Sharing Suka Hang out

Memiliki hobi berbelanja

Update terhadap perkembangan zaman - Lifestyle

Berasal dari kalangan yang terdidik dan berpenghasilan Suka menghabiskan waktu nongkrong di kafe, mall, dsb Penampilan adalah salah satu hal yang diperhitungkan Lumayan sering bepergian ke luar kota bahkan luar negeri

4.2.1.5 Positioning

Malfee merupakan minuman non alkohol yang unik karena kombinasi maltnya yang lembut dan rasa buah pilihan yang alami, dengan beberapa varian rasa, sangat aman untuk dikonsumsi. It’s more refreshing and more satisfyingly sparkling that easy to keep on drinking with full of enjoyment.

4.2.1.6 USP / Unique Selling Proposition

Yang menjadi USP dari produk ini adalah perpaduan antara malt dan rasa buah pilihan yang alami dan bebas dari kandungan alkohol menjadikannya selalu aman untuk dikonsumsi terutama bagi wanita sebagai target utamanya.

4.2.1.7 Key Message

Key message yang ingin disampaikan adalah kemasan produk ini harus dibuat unik dan standing out serta kehadirannya mampu menciptakan sebuah pembicaraan yang baik.

4.2.1.8 Big Idea

(15)

4.2.1.9 Pendekatan Kreatif • Pendekatan Rasional

- Bentuk kemasan yang unik dan standing out - Layout yang dinamis dan tidak kaku

- Penggunaan warna yang ceria, fresh, friendly dan modern • Pendekatan Emosional

- Kemasan yang unik menambah nilai fungsi lain bagi kemasan - Melalui warna-warna yang friendly dan modern menunjukan gaya

hidup yang update dan cocok bagi targetnya dan menjadi daya tarik tersendiri.

- Penyediaan quote-quote yang berbicara membawa dampak positif dan mendorong untuk memulai pembicaraan yang baik.

4.2.1.10 Keyword

0,00% alcohol, fresh, inovatif, inspiratif, urban, modern, togetherness, grouping, sharing, talking, unique, standing out, sophisticated.

4.2.1.11 Tagline

“Open Malfee, Open Good Talk” 4.2.2 Strategi Desain

4.2.2.1 Tone and Manner

“Inovatif, Modern, Good Talk”

4.2.2.2 Strategi Visual

- Warna

Warna-warna yang akan dipakai dalam perancangan kemasan produk ini adalah warna – warna yang cerah dan inspiratif tetapi tetap mencerminkan inovasi dan modern sehingga sesuai dengan targetnya. Untuk perbedaan pada setiap varian produknya menggunakan kombinasi warna berdasarkan buah yang menjadi varian produknya yaitu Oranye (Jeruk), Merah (Stroberi), Hijau (Apel), dan Ungu (Anggur) dan dipadukan dengan warna coklat muda yang merupakan warna dari malt itu sendiri.

(16)

- Tipografi

Untuk penggunaan huruf, diaplikasikan huruf yang memberi kesan simple tapi modern yaitu jenis huruf sans serif dan modern script. - Visual

Elemen visual yang akan dipakai berupa ilustrasi berbasis vector, penggabungan dari garis dan bentuk yang dinamis serta visual buah berdasarkan setiap variannya.

4.2.3 Perencanaan Item Media • Logo produk

Logo produk berfungsi sebagai identitas dari “Malfee“ yang akan muncul di setiap item secara berkesinambungan.

• Label masing – masing varian (4 varian)

Pelabelan pada masing – masing varian dibuat berbeda agar membedakan rasa yang satu dengan rasa yang lainnya.

• Kemasan masing –masing botol 250ml

Kemasan botol dengan ukuran 250ml pada setiap varian rasa Apel, Anggur, Jeruk dan Stroberi

• Kemasan paket varian (multiple pack)

Kemasan paket yang disediakan, yang dalam satu paket sudah terdapat empat varian rasa sekaligus.

• Kemasan Dus Karton

Kemasan karton ini adalah kemasan yang sekaligus berisi 24 botol dalam satu dus dan dengan varian rasa yang sama.

• Shelf Neck

Diletakkan pada leher botol, sebagai pengenalan produk baru, yang berisi kalimat yang menarik perhatian dan rasa penasaran pengunjung untuk mau membelinya.

(17)

• Wobbler

Diletakkan pada pajangan sebagai media promosi pengenal produk yang dilengkapi dengan price tag produk tersebut dan dibedakan dalam beberapa varian sesuai varian produk.

• Shelf Talker

Diletakkan pada pajangan dan ukurannya jauh lebih besar daripada wobbler, yang berfungsi sebagai stopping power agar tetap bisa menarik perhatian konsumen bahkan bisa tetap terlihat dari jarak yang jauh.

• Standee Booth

Merupakan media pendukung untuk memberitahukan tentang produk yang diletakkan pada rak yang dibuat dengan bentuk yang unik sehingga menarik perhatian konsumen

• Cold Box

Merupakan kulkas atau kotak pendingin khusus yang berada di market atau tempat penjualan tertentu, yang berisi produk Malfee yang sudah didinginkan bagi yang ingin mengkonsumsinya dalam keadaan dingin. • Flyer

Merupakan media print ad dalam selembaran yang berfungsi untuk memperkenalkan produk Malfee dan dibagi-bagikan pada konsumen.

• Poster

Merupakan media print ad yang berukuran jauh lebih besar daripada flyer dan berfungsi untuk memperkenalkan produk Malfee, dan sekaligus memancing daya tarik bagi konsumen agar penasaran akan produk ini.

• Magazine Ads

Iklan majalah Malfee dibuat tetap interaktif yang berhubungan dengan tagline produk dan dipilih majalah – majalah yang sesuai dengan targetnya. Selipan iklan majalah ini dianggap efektif untuk mempromosikan produk Malfee, mengingat produk ini adalah produk baru.

(18)

• SPG Uniform

Seragam ini merupakan sebuah identitas dari Malfee sekaligus juga media promosi untuk mengenalkan Malfee, yang akan digunakan oleh para SPG atau karyawan khusus saat berada di dalam market.

• Coaster

Ini merupakan media promosi diluar market, dipakai sebahai pengalas botol atau gelas saat produk Malfee dikonsumsi di tempat-tempat tertentu seperti kafe, pub, resto, atau tempat karaoke.

• Website

Merupakan media online yang berisi mengenai penjelasan yang lebih lengkap mulai dari perusahaan, pengenalan produk, komposisi, dan sebagainya. Selain itu juga sebagai media untuk bisa semakin mendekatkan hubungan dengan konsumennya, lewat kritik maupun saran yang bisa di kirim pada bagian contact us.

• Social Media

Media sosial seperti twitter dan facebook juga dipilih sebagai media, karena di zaman sekarang media sosial ini sangat cepat jangkauannya dan sesuai dengan habbit dari targetnya yang senang berhubungan satu sama lain lewat media sosial ini.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun bentuk pertanggung jawaban kasir (teller) adalah tanggung jawab secara perdata yang diwujudkan dalam sejumlah uang yaitu kasir (teller) wajib dan

sehingga elevasi penambahan endapan sedimen maksimal yang boleh terjadi di Bendung Sei Tibun sampai elevasi pintu pengambilan adalah -0,10 m; (2) Sedimen suspensi

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran CRH telah mencapai KKM,

Penelitian dilakukan dalam dua fase, terdiri dari penyesuaian simpangan struktur model dengan simpangan terukur pada kondisi sesungguhnya untuk mendapatkan konstanta kekakuan

Berdasarkan hasil kuesioner, indikator efisiensi dinilai baik dengan skor 77.04% yang menunjukkan bahwa responden menilai audit operasional yang dilakukan terhadap

Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah tomat galur B52 berwarna merah jingga, berbentuk seperti apel, jumlah rongga sedikit, daging buah tebal melebihi ‘GM3’, ‘Kaliurang 206’

Berdasarkan hasil estimasi OLS diperoleh hasil bahwa variabel bibit, pupuk alami, pupuk kimia, insektisida, fungisida dan tenaga kerja secara bersama-sama (keseluruhan)

Hasil yang dikeluarkan berupa pendukung keputusan dalam menentukan lokasi gudang baru milik Roti Kuro Subang berdasarkan hasil dari analisis yang telah dilakukan menggunakan