• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pengertian Perancangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI. A. Pengertian Perancangan"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

5

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Perancangan

1. Pengertian Perancangan Menurut Bahasa (Etimologi)

Definisi dari kamus lengkap bahasa Indonesia, perancangan berasal dari kata dasar rancang, yang kemudian mendapat awalan per- dan akhiran –an. Jadi perancangan dapat diartikan merencanakan segala sesuatu sebagai bagian dari kerangka kerja. (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, 691).

Secara etimologi perancangan dapat diartikan sebagai berikut:

a. Designose, dari bahasa latin yang artinya memotong dengan gergaji atau tindakan menaik atau memberi tanda yang mempunyai maksud memberi citra terhadap suatu objek.

b. Designare, dari bahasa Perancis yang mempunyai arti menandai, memisahkan yang maksudnya menghilangkan kesimpangan.

c. Design, dari bahasa Inggris yang artinya memikirkan, menggambar rencana, menyusun bagian-bagian menjadi sesuatu yang baru.

2. Proses Perancangan

Proses perancangan menurut Kotler dan Andreasen dibagi menjadi beberapa tahapan, antara lain :

a. Menentukan objektif, misi dan tujuan spesifik organisasi secara luas yang memerlukan peran pemasaran strategis.

b. Menilai ancaman dan peluang dari lingkungan luar yang dapat ditunjukan oleh pemasaran untuk mencapai keberhasilan yang lebih besar.

(2)

c. Mengevaluasi sumber daya serta keahlian potensial dan nyata dari organisasi untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada atau menyingkirkan ancaman yang tampak dalam analisis lingkungan eksternal d. Menentukan sistem struktur organisasi yang perlu dalam fungsi pemasaran,

agar pelaksanaan strategi yang telah disusun dapat dipatikan.

e. Merumuskan strategi pemasaran pokok untuk mencapai tujuan yang spesifik.

f. Menempatkan sistem dan struktur organisasi yang perlu dalam fungsi pemasaran agar pelaksanaa strategi yang telah disusun dapat dipatikan g. Menetapkan rincian dan taktik untuk melaksanakan strategi pokok dalam

masa perencanaan, termasuk jadwal kegiatan dan tugas tanggung jawab tertentu.

h. Menetapkan patokan untuk mengukur hasil sementara dan hasil akhir program

i. Melaksanakan program yang telah direncanakan

j. Mengatur kinerja dan strategi pokok, rincian taktis, atau keduanya bila diperlukan.

B.

Tinjauan Komik

1. Pengertian Komik

Banyak arti dan sebutan dari komik, hal ini disebabkan oleh perkembangan dan tempat asal komik tersebut. Secara umum komik diartikan dengan cerita bergambar atau urutan gambar yang bercerita. Sudah cukup banyak pemahaman serta pengertian komik secara teoritis atau istilah-istilah,

(3)

akan tetapi belum mencapai kesepakatan pendapat yang digunakan baku secara umum.

Maestro komik Amerika, Will Eisner menggunakan istilah seni berturutan untuk menjelaskan apa itu komik (Scott McCloud, 2001: 5).

Menurut Scott Mccould, komik adalah gambar-gambar dan lambang-lambang lain yang terjukstaposisi (berdekatan, bersebelahan, istilah yang sulit dalam sekolah seni) dalam turutan tertentu, bertujuan untuk memberikan informasi dan/ atau mencapai tanggapan estetis dari pembaca. (Scott McCloud, 2001: 20).

2. Komik Sebagai Seni

Dalam bukunya, Scott McCloud mengutip kata dari Will Eisner tentang devininsi komik, bahwa komik adaalah “Seni Berurutan”. Dalam kata lain bahwa seni dalam gambar dapat berubah nilainya menjadi seni komik bilamana gambar-gambar yang ada tidak berdiri sendiri dan disusun secara berurutan, meskipun hanya terdiri dari dua gambar. (Scott McCloud, 2001:9).

Dalam perkembanganya di era sekarang, komik menjadi bagian dari budaya populer, sama halnya dengan musik ataupun film, perubahan ini berkat adanya kemajuan dan perkembangan tentang identifikasi komik. Komik menjadi salah satu budaya karena kegiatan dan penciptaan dengan menggunakan akal budi manusia. Sehingga komik merupakan kebudayaan seni yang populer.

3. Komik Sebagai Industri

Titik balik kemajuan komik terjadi pada revolusi industri di Eropa. Belum ada sumber pasti yang mengatakan kapan komik berubah menjadi sebuah industri, tetapi menurut Scott McCloud, salah satu faktor utama perkembangan

(4)

komik adalah ditemukannya mesin cetak. Penemuan mesin cetak ini telah membuat bentuk seni yang sebelumnya hanya diperuntukkan dan dinikmati oleh orang-orang kaya dan berkuasa, bisa dinikmati oleh orang banyak.

Akan tetapi, pada awal perkembangan industri komik, komik yang ada pada masa lalu bukan seperti buku komik yang selalu kita baca saat ini. Pada awal-awal tersebut komik beredar sebagai bagian tersendiri dari suratkabar berupa comic strip, yang hanya terdiri dari beberapa panel dan bersambung yang bisa dinikmati sesuai dengan beredarnya surat kabar tersebut.

Pada masa sekarang, sebagai sebuah industri komik beredar dalam masyarakat untuk memberikan kesan dan warna tersendiri bagi masyarakat. Komik tidak lagi dianggap sebagai bacaan anak-anak belaka, namun telah beredar sesuai segmen target marketnya masing-masing.

Sebagai sebuah industri komik, peran seorang komikus yang dahulu berjuang sendiri dalam pembuatan komik, kini tidak lagi dirasakan oleh para komikus. Ada peran-peran yang saling membantu untuk dapat menerbitkan sebuah karya komik. Dan beberapa peran yang tedapat dalam sebuah industri komik (Concept, 2007: 37) diantaranya sebagai berikut :

a. Script Writer

Bertugas sebagai penulis cerita, dan harus memiliki visi visual, karena cerita yang dibuat harus mudah dituangkan dalam ilustrasi oleh ilustrator (penciler & inker).

b. Penciler

Bertugas memindahkan cerita ke dalam bentuk sketsa gambar c. Inker

(5)

Bertugas meninta sketsa yang dibuat oleh penciler sebelum diwarna oleh colourist

d. Colourist

Bertugas memberi warna, setelah proses dasar komik yaitu "Outline". e. Editor

Bertugas mengedit hasil akhir dari komik yang dibuat sebelum naik cetak. Bertindak sebagai quality control dari komik yang akan diterbitkan.

f. Publisher

Bertugas sebagai orang yang membeayai produksi komik dan menerbitkannya

g. Distributor

Bertugas dalam memasarkan komik seluas-luasnya.

4. Jenis-jenis Komik

a. Comic Strip ( Komik Strip)

Komik strip adalah urutan gambar diatur dalam panel yang saling terkait untuk menampilkan humor singkat atau membentuk narasi, dengan teks dalam balon dan keterangan. Tema cerita yang diangkat di dalam komik strip biasanya mengangkat tetang kondisi atau gejala sosial yang ada di masyarakat, tidak jarang juga mengkritisi atau menyinggung mengenai masalah politik. Komik Strip biasa dapat ditemui di koran ,majalah, maupun website.

b. Comic Book (Buku Komik)

Adalah sebuah jenis komik yang disajikan dalam bentuk buku. Kemasan buku komik ini lebih menyerupai majalah dan terbit secara rutin. Buku

(6)

komik yang pertama kali muncul adalah The Funnies pda tahun 1929. Setelah itu bermunculan Komik Biku yang diterbitkan oleh DC Comics yang pada perkembangan selanjutnya menjadi penerbit komik terbesar di dunia disamping Marvel Comics yang muncul belakangan dengan tokohnya yang terkenal yaitu Spiderman (Kusrianto, 2007:168)

c. Graphic Novel (Novel Grafis)

Istilah Novel Grafis pertama kali dikemukakan oleh Will Eisner. Nama ini dipakai untuk karyanya yang berjudul "A Contract With God" tahun 1978. Yang membedakan novel grafis dengan komik lainnya adalah tema-tema yang diangkat novel grafis lebih serius dan panjang cerita yang hampir sama dengan novel dan ditujukan bagi pembaca yang bukan anak-anak.

d. Web Comic (Komik Web)

Webcomics atau juga dikenal sebagai komik online adalah komik yang diterbitkan di website. Sesuai dengan namanya Web Comic menggunakan media internet dalam publikasinya. Diantara webcomicdengan komik cetak ada bebeberapa perbedaan. Keterbatasan jangkuan dan publikasi dari koran dan majalah tidak perlu dihiraukan, sebab webcomic memiliki jangkuan yang luas serta dapat diakses oleh siapa saja dan kapan saja melalui internet. Para komikus diberikan kebebasan untuk bekarya dan bereksperimental dengan gaya komik baru ataupun mengikuti gaya komik yang sudah ada dalam webcomic. Karena tidak tunduk pada pembatasan isi penerbit buku, webcomics diterbitkan secara independent (Indie), siapapun dapat membuat dan mempublikasikanya di internet.

(7)

Sedangkan menurut Marcel Bonnef (1998) jenis komik berdasarkan cerita yang diambil pembuatan komik di Indonesia antara lain :

a. Komik Wayang

Komik wayang adalah komik yang mengambil kisah wayang klasik. Namun dalam komik tersebut tidak menutup ada beberapa perubahan atau improvisasi dalam cerita guna membuat kesan lebih menarik, akan tetapi masih dalam koridor cerita wayang yang menjadi acuanya.

b. Komik Silat

Kata silat adalah komik yang ceritanaya diilhami oleh cerita atau budaya bela diri atau silat dalam satu lingkup daerah atau wilayah tertentu dan sesuai dengan daya jelajah imajinasi san komikusnya tetapi masih dalam kaidah cerita silat yang diangkat.

c. Komik Humor

Komik humor adalah komik yang ceritanya penuh dengan kejenakaan, kelucuan dan plesetan cerita dari sebuah peristiwa atau keadaan.

d. Komik Roman

Komik Roman adalah komik yang tentang kisah percintaan/roman yang didalamnya ada kisah kebahagiaan, keselarasan, konflik atau musibah dalam percintaan.

5. Elemen Dalam Komik

Didalam komik terdapat beberapa istilah penting yaitu : a. Icon

Gambar yang mewakili seseorang,tempat, barang ataupun gagasan. b. Closure

(8)

Fenomena mengamati bagian-bagian tetapi memandangnya secara keseluruhan, beberapa bentuk closure merupakan tindakan disengaja oleh penderita untuk menciptakan ketengan dan tatangan. Closure memungkinkan penggabungan peristiwa-peristiwa dan menyusun realita yang utuh dalam pikiran.

c. Panel

Merupakan kotak suatu adegan. Panel komik mematahkan waktu dan ruang dan menjadi sebuah alur.

d. Baloons

Kotak dialog yang berisi teks ucapan karakter. e. Though baloons

Kotak Dialog yang berisi tentang sesuatu yang dipikirkan oleh seorang karakter.

f. Border

Garis tepi halaman.

6. Bahasa Visual Dalam Komik

Komik merupakan salah satu media visual, dikarenan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan pembacanya adalah bahasa visual. Meskipun bahasa visual yang digunakan dalam komik dapat berbeda tergantung dengan latar belakang budaya dan semacamnya, tujuan dasarnya tetaplah sama yaitu bercerita. Penggabungan antara kejelasan dan komunikasi merupakan syarat utama agar suatu komik dapat mencapai tujuan utamanya, yakni bercerita. Dalam komik, cerita tersebut dituangkan dalam bentuk

(9)

rangkaian visual (citra) dan bisa juga dilengkapi dengan kata-kata. Penggabungan komunikasi dan visual menjadi faktor penting dalam bercerita.

7. Konsep Pemilihan Dalam Berkomunikasi Melalui Komik

Komik merupakan aliran pilihan yang berkesinambungan, terdiri dari pencitraan, alur cerita, dialog, komposisi, gestur, dan bermacam pilihan lainnya. Pilihan-pilihan tersebut terbagi menjadi lima tipe, antara lain :

a. Pilihan Momen

Memilih momen-momen yang ingin ditampilkan ke dalam panel dan momen-momen yang harus dibuang. Ditambah dengan pemilihan transisi panel yang baik, komikus dapat menghemat panel demi efisiensi, menambah panel demi penekanan, mengatur intensitas cerita, dan hal-hal lainya.

b. Pilihan Bingkai

Tahap ketika komikus menentukan seberapa dekat bingkai sebuah aksi untuk menunjukan rincian yang pantas atau seberapa jauh bingkai agar pembaca dapat melihat tempat aksi berlangsung dan mungkin membagkitkan kesan berada di tempat kejadian. Proses ini ditentukan oleh faktor-faktor komposisi seperti cropping (tata pandang) , balance (keseimbangan), dan tilt (kemiringan), yang mempengaruhi tanggapan pembaca terhadap dunia di dalam komik serta posisi mereka disana. Dalam proses cropping misalanya, komikus memilih pengambilan sudut pandang atas/tengah/bawah maupun close up/middle shot/long shot. Sedangkan dalam balance, komikus mengatur rana agar keseimbangan fokus dalam panel tepat.

(10)

Sedangkan tilt digunakan untuk memberi efek tertentu seperti kesan gerak maupun dramatis. Memilih bingkai momen dalam komik sama seperti memilih bingkai sudut kamera dalam fotografi dan film.

c. Pilihan Citra

Mengisi bingkai dengan gambar yang membawa dunia cerita yang dibuat ke dalam bentuk rupa yang terlihat hidup. Sesuai dengan gaya setiap komikus, pemilihan citra untuk komik tentu saja berbeda-beda. Tentu saja apapun gaya yang dipilih komikus, yang utama dan terpenting adalah bagaimana berkomunikasi dengan cepat, jelas, dan tepat kepada pembaca. Untuk komik bergenre tertentu mungkin lebih tepat pemilihan gaya realis sedangkan untuk genre yang lain gaya kartun lebih cocok. Tentu saja perihal pemilihan citra ini tidak hanya terbatas pada karakter komik saja, melainkan meliputi background dan detil-detilnya. Pemilihan citra yang baik sangat mempengaruhi kesan pembaca terhadap dunia di dalam komik. d. Pilihan Kata

Kata membawa ketegasan yang tiada banding dalam komik, tak ada kesamaran makna citra yang tak bisa dijelaskan oleh kata. Ada beberapa konsep dan nama tertentu yang hanya dapat dijelaskan dengan kata-kata. Tentu saja ketika komik menampilkan percakapan, kata-kata menjadi sangat penting. Selama ribuan tahun, kata telah digunakan untik bercerita dan berhasil melakukan tanpa bantuan gambar. Namun dalam Komik, baik kata maupun gambar harus bekerja sama dengan baik, Pada akhirnya ketika gambar memberikan solusi lebih baik daripada kata, komikus dapat menyingkirkan kata.

(11)

e. Pemilihan Alur

Dalam komik sangat berkaitan dengan tata panel. Tujuan utama pemiliha alur adalah untuk menuntun pembaca mengikuti jalan cerita komik dari awal sampai akhir. Dalam komik, alur baca yang baik ditentukan dengan pengaturan panel ke panel yang tepat, baik itu penempata panel maupun jarak antar panel.

Lima pilihan ini bukanlah tahap-tahap pembuatan komik yang harus dijalankan berurutan. Setiap komikus biasanya menukar-nukar urutan sesuai kebutuhan mereka. Keputusan pemilihan momen, bingkai, dan alur biasanya ditentukan dalam tahap perencanaan komik, sementara pemilihan citra dan kata ditentukan dalam proses akhir. Pada akhirnya, pembuatan suatu komik merupakan serangkaian keputusan. Karena menurut McCloud, memilih momen yang tepat untuk dituangkan dalam panel, membingkai aksi dan menuntun mata pembaca, memilih kata dan gambar yang saling melengkapi, serta mengatur alur yang memudahkan pembaca dalam mengikuti cerita dari awal sampai akhir

8. Komponen Dalam Komik

Menurut Toni Masdiono (1998:12) menyebutkan anatomi atau komponen sebuah komik terbagi menjadi dua yaitu halaman pembuka dan halam isi.

a. Halaman Pembuka

1) Judul Serial, yaitu biasanya judul ini terkait langsung dengan judul komik maupun tokoh dalam komik itu sendiri

2) Judul Cerita, yaitu judul yang berkaitan dengan tema dalam serial komik. Biasa berkaitan tentang setting waktu maupun tempat tema.

(12)

3) Credits, yaitu keterangan tentang pengarang , penggambar, penciler , peninta, dan sebagainya.

4) Indica, yaitu keterangan tentang penerbit, waktu terbit ,pemegang hak cipta dan sebagainya.

b. Halaman Isi

1) Panel Frame

Yaitu bingkai atau bentuk garis yang berfungsi sebagai pembatas antar adegan dalam satu halaman komik. Menurut Scott McCloud(2001:99) panel brfungsi sebagai petunjuk umum untuk waktu/ ruang yang terpisah. Lebih jelasnya fungsi panel adalah untuk membantu pembaca dalam mengikuti alur cerita. Bentuk dari panel bisa berupa garis simetris maupun garis ekspresif. Dalam membuat panel bisa dibedakan menjadi 2 :

a) Panel Tertutup, yaitu garis pembatas yang membatasi satu adegan gambar hingga tertutup.

b) Panel Terbuka, yaitu batas adegan komik tanpa garis yang membatasi atau mengelilingi gambar adegan untuk sebuah variasi.

2) Balon Kata

Balon kata atau balon ucapan berfungsi sebagai tempat penulisan teks atau dialog yang ada dalam komik. Bentuk balon menggambarkan ekspresi tokoh ataupun suasana yang sedang terjadi pada komik.

(13)

Narasi digunakan untuk menerangkan tentang tempat, waktu, situasi dalam adegan komik. Narasi biasanya sangat berhubungna dengan plot cerita dalam komik.

4) Efek Suara/ Sound Effect

Digunakan untuk menerangkan penggambaran suara sesuai dengan aksi dari karakter ataupun keadaan suasana dalam background. 5) Gang

Yaitu jarak antara panel satu dengan yang lain untuk lebih mempermudah memisahkan adegan satu dengan yang lain.

9. Proses Pembuatan Komik

Tidak semudah seperti yang dibayangkan oleh sebagian besar orang, dalam kenyataanya sebuah komik memerlukan waktu pengerjaan dan terbagi dalam beberapa macam proses yang masing-masing harus mendapat perhatian yang sama besarnya. Dimulai dari proses pembuatan kisah, dari pencarian tema, perancangan plot secara garis besar dan kemudian memecahkan menjadi beberapa episode kecil sampai penggambaranya; dari penciling, inker, coloring, editing, desain grafis, cover dan poster juga menambahkan efek-efek per panel dan sebagainya.

Dalam proses produksi sebuah komik dapat dikategorikan menjadi tiga tahapan, yakni pra produksi, produksi , penerbitan dan percetakan.

a. Pra Produksi

Dalam proses pra produksi ini berinti pada menentukan konsep sebuah komik yang akan dibuat. Konsep sering didinfikasikan sebagai “ide” sedangkan konsep dalam komik sering dikatakan naskah komik.

(14)

Konsep dalam komik adalah rancangan untuk landasan mencapai tujuan yang diharapkan dari komik. Dalam komik terdapat susunan konsep komik antara lain :

1) Jenis Komik

Menentukan jenis komik disini adalah menentukan jenis komik apa yang akan di produksi. Bentuk dari jenis komik antara lain : Komik Strip, Komik Satu Panel, Komik Harian , Komik buku, Komik Iklan. 2) Fokus Konsumen

Maksud dari fokus konsumen adalah menentukan sasaran konsumen yang menjadi target dalam hal ini pembca komik. Pada menetukan fokus konsumen dalam sebuah produksi komik agar misi dan tujuan komik tidak salah sasaran. Fokus konsumen dapat ditentukan antara lain, menurut usia,tingkat pendidikan, budaya, dan lain sebagainya. 3) Jumlah Halaman

Menentukan jumlah halaman disini biasanya sangat berkaitan dengan jenis komik yang akan diproduksi, waktu , biaya produksi.

4) Tema Cerita

Menentukan tema cerita adalah membuat ide dasar cerita dalam sebuah komik. Masalah utama yang diceritakan dalam komik dan tema sama sekali tidak terbatas.

5) Biaya Produksi

Menentukan biaya dalam pembuatan komik dari proses pra produksi hingga pasca produksi. Membuat estimasi anggaran pembuatan komik biasanya sesuai dengan jenis komik dan jumlah halaman.

(15)

6) Time Schedule

Menentukan waktu pembuatan komik sesuai dengan format dan sangat berkaitan dengan jenis komik yang diproduksi dan jumlah halaman.

b. Produksi

Setelah proses pra produksi atau konsep komik sudah jadi maka tahapan proses produksi sudah dilaksanakan. Proses produksi dibagi menjadi tiga tahapan antara lain : Story/Cerita, Lay Out , Visual Procesing/ proses pengambaran.

1) Story/ Cerita

Story telling adalah proses menciptakan atau menyusun sebuah ide cerita menjadi subuah naskah komik untuk menciptakan sekuensi gambar yang bisa dimengerti dan disukai pembaca. Gaya gambar karakter, background, efek dan teknik-teknik finishing merupakan faktor penting yang bisa mendukung berhasil atau tidaknya cara bercerita lewat komik.(Tatsu Maki, 2002:57).

Adapun penyusunan cerita dalam komik meliputi : a) Plot

Plot adalah jalan cerita dari sebuah komik. Dalam plot terdapat tiga faktor, fokus, sebab-akibat dan kejutan/perseteruan. Untuk mendapatkan tiga faktor tersebut bisa menggunakan pernyataan “5W 1H” yaitu What (apa), Who (siapa), When (kapan), Where (dimana), Why (kenapa) dan How (bagaimana).

(16)

Script berati naskah, tulisan cerita. c) Deskripsi Cerita

Membuat diskripsi cerita adalah memaparkan suatu tema cerita atau kisah lewat teks secara gamblang dan ini lebih sulit daripada membuat naskah.

d) Karakter Desain

Karakter desain adalah rancangan gambar yang akan dimunculkan dalam komik, maka dalam membuat rancangan desain harus sesuai dengan konsep komik. Karakter desain terbagi menjadi empat jenis rancangan desain, antara lain:

(1) Karakter Tokoh

Rancangan penggambaran tokoh dalam cerita (2) Karakter Aksesoris/Busana

Rancangan aksesoris dan busana tokoh dalam komik (3) Karakter Properti

Rancangan benda-benda pendukung dalam komik (4) Karakter Background

Rancangan latar belakang dan setting dari komik 2) Lay Out

Lay out komik dapat diibaratkan meramu semua unsur dalam grafis meliputi warna, bentuk, merek, ilustrasi, tipografi menjadi sesuatu yang baru secara utuh dan terpadu. Unsur-unsur lay out antara lain keseimbangan, titik pandang, lawanan , perbandingan, kesatuan. Sedangkan lay out dalam komik adalah penempatan panel atau adegan

(17)

dalam komik yang disesuaikan dengan plot cerita dan jenis komik yang akan dibuat. Hal yang perlu disesuaikan dalam lay out adalah jenis komik dan besar kecilnya media gambar yang direncanakan. Lay out dalam komik dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

a) Lay Out Buku

Pembagian adegan komik dalam sebuah buku yang disesuaikan dengan alur cerita serta jumlah halaman keseluruhan.

b) Lay Out Halaman

Pembagian atau penempatan adegan cerita yang sesuai dengan alur cerita dalam satu halaman.

c) Lay Out Panel

Penempatan adegan cerita dalam sebuah panel yang disesuaikan dengan plot cerita.

3) Visual Processing/ Proses Penggambaran

Pada tahap ini adalah tahap penyelesain dari proses produksi dimana kita tinggal menggambarnya pada sebuah media gambar komik. Dalam tahapan penggambaran ini terbagi menjadi beberapa tahapan, antara lain:

a) Penciling (Pemensilan)

Tahap sketsa dalam komik, bisa dilakukan manual ataupun digital b) Inking (Penintaan)

Tahap merapikan dan menghaluskan sketsa kasar, bisa dengan cara manual ataupun digital.

(18)

Tahapan pemberian warna pada sebuah komik d) Lettering (Pemberian Teks)

Pemberian teks pada komik, baik itu percakapan, narasi, judul maupun efek suara.

4) Graphic Design (Desain Grafis)

Graphic Design adalah membuat atau memilih lambang-lambang dan mengelolanya menjadi satu desain visual. Dalam komik, desain grafis berfungsi sebagai memaparkan citra atau memunculkan serangkaian kata dan gambar, yang diantaranya keduanya terkadang mendominasi tetapi saling mendukung. Fungsinya adalah untuk fungsi identifikasi, fungsi informasi dan instruksi, serta fungsi presentasi dan promosi. 5) Editing (Mengedit)

Edit berarti meneliti kembali, mengkoreksi agar sesuai dengan target dan tujuan awal. Dalam komik editing berfungsi sebagai pengecek atau pengkoreksi proses produksi.

6) Cover dan Poster

Membuat sampul depan komik atau halaman luar dengan tampilan sederhana, jelas dan menarik akan tetapi dapat mewakili isi dari komik tersebut. Sampul atau cover merupakan sebuah daya tarik untuk pembaca. Dalam hal ini poster berfungsi sebagai salah satu media publikasi daru komik yang dihasilkan atau diterbitkan.

c. Penerbitan

Biaya produksi merupakan hal yang harus diperhitungkan dengan teliti. Format ukuran komik, teknik cetak, penyajian, biaya promosi dan

(19)

distribusi menjadi sebuah perhitungan yang penting bagi sebuah komik yang akan diterbitkan oleh sebuah penerbit.

10. Komik di Beberapa Negara

Komik merupakan sesuatu yang tidak asing lagi bagi masyarakat dunia dan sudah menjadi budaya populer dunia. Komik Jepang yang sering disebut manga dan Amerika masih mendominasi hingga saat ini, banyak juga komikus yang beracuan kepada komik-komik dari dua negara tersebut. Namun tidak menutup kemungkinan para komikus mengambil contoh dari negar lain seperti negara-negara Eropa yang menawarkan komik yang memiliki ciri khas tersendiri. Perkembangan komik Indonesia juga tidak lepas dari pengarung komik-komik dari luar negeri.

a. Komik Eropa

Sebagian besar komik yang berasal dari benua Eropa memiliki tema yang berbau humor, dengan gaya gambar yang sederhana dan berkesan lucu, cerita yang disajikan biasanya bersifat ringan dan menyegarkan. Tintin merupakan komik Eropa pertama yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan komik di benua tersebut. Salah stu komik Eropa yang terkenal adalah komik Tintin yang berasal dari Belgia yang merupakan hasil karya dari seorang komikus bernama George Remi atau lebih dikenal dengan nama Herge. Kemudian diikuti dengan kemunculan komik Eropa lainnya seperti Lucky Luke dan Asterix.

(20)

Kebanyakan komik Amerika mengangkat tema kepahlawanan superhero dan science fiction, Marvel Comic dan DC Comic merupakan publisher yang paling banyak mengusung tema tersebut. Gaya gambar dari komik Amerika kebanyakan bersifat realis dan semi realis, penggambaran komiknya sangat idealis dan atletis, dan full color. Cerita yang disajikan dalam komik –komik Amerika cukup sederhana, sebagian besar komik bertemakan superhero dimana inti ceritanya adalah kejahatan melawan kebaikan, dan tema tersebut banyak dianut oleh kebanyakan komikus Amerika sehingga komik-komik yang dibuat satu dengan yang lainya berkesan sama.

c. Komik Jepang

Komik yang berasal dari jepang atau yang biasa disebut dengan manga, berhasil sukses di pasaran dunia. Keunggulan dari manga sendiri adalah, memiliki tema cerita yang luas dan menarik, selain itu gaya berceritanya di desain untuk menarik emosi pembaca sehingga pembaca larut dalam cerita dan seakan akan berada disituasi tokoh dalam komik. Dalam segi visual, pengambaran tokoh pada dalam manga lebih sederhana, layout panel juga dinamis dan luwes. Ada dua macam gaya dalam manga, yaitu shonen dan shojo. Shonen adalah komik yang mengusung semangat, perjuangan, dan kompetisi dalam ceritanya dan ditujukan untuk anak laki-laki. Sedangkan shojo adalah komik yang ditujukan untuk gadis remaja, dimana penggambaran tokohnya cantik, dan ceritanya bersifat emosional.

(21)

Komik korea atau yang disebut juga Manhwa , pada komik korea karakter muka tokoh pria dan wanita kebanyakan sama-sama cantik, detail pada pakaian dan aksesorisnya juga kadang terlalu berlebihan. Manhwa sering sekali menggunakan screentone gradien dan sound effect yang jarang ditemui. Tema cerita yang biasa diusung adalah tema-tema, roman, fantasi, dan horor, dan kebanyakan komik-komik di korea diadaptasi ke dalam bentuk drama korea.

e. Komik Hongkong

Komik hongkong disebut juga dengan Manhua. Manhua sendiri berkembang dengan pengaruh komik-komik Amerika dan manga. Kebanyaakan Manhua mengangkat tema cerita dunia persilatan dan gangster. Memiliki gaya yang khas yang digemari masyarakat. Keunggulan dalam Manhua adalah detail gambar, realistik, plot yang variatif, dan warna yang penuh dalam panel.

11. Sejarah Komik Indonesia

Cara bercerita dengan menggunakan gambar sudah dikenal di Indonesia sejak zaman kerajaan-kerajaan di kepulauan Nusantara. Salah satu contoh cara bercerita menggunakan gambar ini pada masa purbakala adalah relief-relief yang terdapat pada candi-candi yang tersebar di seluruh Indonesia. Tidak ada kesepakatan yang pasti mengenai "gaya gambar" dan "gaya cerita" Komik Indonesia. Komik Indonesa dapat dikategorikan dalam beberpa generasi yaitu :

(22)

Merujuk kepada Boneff maka komik Indonesia pada awal kelahirannya dapat di bagi menjadi dua kategori besar, yaitu komik strip dan buku komik. Kehadiran komik-komik di Indonesia pada tahun 1930an dapat ditemukan pada media Belanda seperti De Java Bode dan D’orient dimana terdapat komik-komik seperti Flippie Flink and Flash Gordon. Put On, seorang peranakan Tionghoa adalah karakter komik Indonesia yang pertama-tama merupakan karya Kho Wan Gie yang terbit rutin di surat kabar Sin Po.

Put On menginspirasi banyak komik strip lainnya sejak tahun 30an sampai 60-an seperti pada Majalah Star (1939-1942) yang kemudian bertukar menjadi Star Weekly. Sementara itu di Solo, Nasroen A.S. membuahkan karya komik stripnya yang berjudul Mentjcari Poetri Hidjaoe melalui mingguan Ratu Timur. Di awal tahun 1950-an, salah satu pionir komik bernama Abdulsalam menerbitkan komik strip heroiknya di harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, salah satunya berjudul “Kisah Pendudukan Jogja”, bercerita tentang agresi militer Belanda ke atas kota Yogyakarta. Komik ini kemudian dibukukan oleh harian “Pikiran Rakyat” dari Bandung. Sebagian pengamat komik berpendapat bahwa inilah buku komik pertama-tama oleh artis komik Indonesia.

b. Era 1940-50an

Sekitar akhir tahun 1940an, komik seperti Tarzan, Rip Kirby, Phantom and Johnny Hazard disisipkan sebagai suplemen mingguan suratkabar. Kemudian penerbit seperti Gapura dan Keng po dari

(23)

Jakarta, serta Perfects dari Malang, mengumpulkannya menjadi sebuah buku komik. Ditengah-tengah membanjirnya komik-komik asing, hadir Siaw Tik Kwei, salah seorang komikus terdepan, yang memiliki teknik dan ketrampilan tinggi dalam menggambar mendapatkan kesempatan untuk menampilkan komik adapatasinya dari legenda pahlawan Tiongkok „Sie Djin Koei’. Komik ini berhasil melampaui popularitas Tarzan di kalangan pembaca lokal.

Popularitas tokoh-tokoh komik asing mendorong upaya mentransformasikan beberapa karakter pahlawan super itu ke dalam selera lokal. R.A. Kosasih, memulai karirnya dengan mengimitasi Wonder Woman menjadi pahlawan wanita bernama Sri Asih. Terdapat banyak lagi karakter pahlawan super yang diciptakan oleh komikus lainnya,diantaranya adalah Siti Gahara, Puteri Bintang, Garuda Putih and Kapten Comet, yang mendapatkan inspirasi dari Superman dan petualangan Flash Gordon.

c. Era 1960-70an

Karena adapatasi dari komik asing dalam komik Indonesia mendapatkan tentangan dan kritikan dari kalangan pendidik dan pengkritik budaya, penerbit seperti Melodi dari Bandung dan Keng Po dari Jakarta mencari orientasi baru dengan melihat kembali kepada khazanah kebudayaan nasional. Sebagai hasil pencarian itu maka cerita-cerita yang diambil dari wayang Sunda dan Jawa menjadi tema-tema prioritas dalam penerbitan komik selanjutnya. R.A. Kosasih adalah salah seorang komikus yang terkenal keberhasilannya

(24)

membawa epik Mahabharata dari wayang ke dalam media buku komik.

Sementara itu dari Sumatra, terutamanya di kota Medan, terdapat pionir-pionir komikus berketrampilan tinggi seperto Taguan Hardjo, Djas, dan Zam Nuldyn, yang menyumbangkan estetika dan nilai filosofi ke dalam seni komik. Di bawah penerbitan Casso and Harris, artis-artis komik ini mengeksplorasi cerita rakyat Sumatra yang kemudian menjadi tema komik yang sangat digemari dari tahun 1960an hingga 1970an. Banyak dipengaruhi komik-komik dengan gaya Amerika, Eropa, dan Tiongkok

d. Era 1990-sekarang

Banyak pemerhati komik yang menyatakan bahwa generasi 90-an adalah generasi baru para komikus. Hal ini ditandai oleh dimulainya perkembangan teknologi dan kebebasan informasi lewat internet, komikus mendapat kesempatan untuk mengeksplorasi gayanya masing-masing dengan mengacu kepada banyak karya luar negeri yang lebih mudah diakses. Selain itu, beberapa judul komik yang sebelumnya mengalami kesulitan untuk menembus pasar dalam negeri, juga mendapat tempat dengan kemunculan komik indie. Selain itu beberapa penerbit besar mulai aktif memberikan kesempatan kepada komikus muda untuk mengubah image komik Indonesia yang selama ini terkesan terlalu serius menjadi lebih segar dan muda. Ada dua aliran utama yang yang diusung dan mendominasi komik modern

(25)

Indonesia, yaitu Amerika (lebih dikenal dengan comics) dan Jepang (dengan stereotype manga).

C. Tinjauan Cerita Rakyat

1. Pengertian Cerita Rakyat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cerita rakyat adalah cerita dari zaman dahulu yang hidup di kalangan rakyat dan diwariskan secara lisan. Mengkaji nilai-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat sangat penting, karena cerita rakyat itu memiliki fungsi kultural. Lahirnya suatu cerita rakyat bukan semata-mata di dorong oleh keinginan penutur untuk menghibur masyarakatnya melainkan dengan penuh kesabaran ia ingin menyampaikan nilai-nilai luhur kepada generasi penerusnya.

2. Jenis-jenis Cerita Rakyat

Menurut Danandjaja, cerita rakyat dibagi mejadi beberapa jenis antara lain:

a. Mitos

Mitos adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi setelah dianggap suci oleh empunya. Mitos ditokohkan oleh dewa atau makhluk setengah dewa. Peristiwanya terjadi di dunia lain atau bukan di dunia yang seperti kita kenal sekarang ini dan terjadi di masa lampau.

b. Legenda

Legenda merupakan prosa rakyat yang mempunyai ciri yang mirip dengan mite, yaitu dianggap benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci. Berbeda dengan mite, legenda ditokohi oleh manusia walaupun adakalanya sifat-sifat luar biasa dan seringkali juga dibantu

(26)

makhluk-makhluk ajaib. Tempat terjadinya di dunia yang kita kenal dan waktu terjadinya belum terlalu lama.

Menurut Danandjaja (2002:70) legenda bersifat sekuler (keduniawian). Legenda sering dipandang tidak hanya merupakan cerita belaka namun juga dipandang sebagai “sejarah” kolektif, namun hal itu juga sering menjadi perdebatan mengingat cerita tersebut karena kelisanannya telah mengalami distorsi. Namun legenda juga bukan semata-mata cerita hiburan, legenda dituturkan juga untuk mendidik manusia serta membekali mereka terhadap ancaman bahaya yang ada dalam lingkungan kebudayaan. Legenda adalah cerita rakyat yang persediaannya paling banyak, hal ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena legenda biasanya bersifat migratoris yakni dapat berpindah-pindah sehingga dikenal luas di daerah yang berlainan. Selain itu jumlah legenda di setiap kebudayaan jauh lebih banyak daripada mite dan dongeng. Hal ini disebabkan jika mite hanya mempunyai jumlah tipe dasar yang terbatas, seperti penciptaan dunia dan asal mula terjadinya kematian, namun legenda mempunyai jumlah tipe dasar yang tidak terbatas, terutama legenda setempat, yang jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan legenda yang dapat mengembara dari satu daerah ke daerah lain (migratory legends).

Menurut Jan Harold Brunvand, Legenda dapat digolongkan menjadi beberapa, antara lain:

1) Religious Legends (Legenda Keagamaan)

Legenda alam gaib ini berhubungan dengan kenyataan di luar dunia nyata namun ada di sekitar kita, misalnya tentang keberadaan makhluk

(27)

gaib, hantu, setan ataupun tempat-tempat yang sekiranya memiliki keanehan tersendiri. Fungsi legenda semacam ini adalah untuk meneguhkan kebenaran takhyul atau kepercayaan rakyat.

2) Personal Legends (Legenda Perseorangan)

Legenda yang bercerita mengenai tokoh-tokoh tertentu yang dianggap oleh masyarakat cerita tersebut benar-benar terjadi. Salah satu legenda perseorangan yaitu kisah Ki Ageng Sela yang dapat memegang petir. 3) Local Legends (Legenda Setempat)

Cerita yang berhubungan dengan suatu tempat, nama tempat dan bentuk topografi tempat tersebut. Asal mula Danau Toba, asal mula Banyuwangi serta Roro Jonggrang menjadi legenda setempat dan dan asal nama daerah tersebut.

c. Dongeng

Dongeng merupakan prosa rakyat yang dianggap benar-benar oleh yang empunya cerita dan dongeng tidak terkait waktu maupun tempat.

3. Fungsi Cerita Rakyat

Cerita Rakyat yang hidup di masyarakat memiliki beberapa fungsi diantaranya:

a. Sebagai cerminan kelompok

Peristiwa yang diungkap dalam cerita rakyat ini sulit terjadi dalam kenyataan hidup sehari-hari. Jadi, hanyalah merupakan proyeksi angan-angan atau impian rakyat jelata

(28)

Cerita rakyat berguna untuk mengesahkan dan menguatkan suatu adat kebiasaan kelompok pranata-pranata yang merupakan lembaga kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.

c. Sebagai pendidikan budi pekerti

Cerita rakyat sering sekali berguna untuk mengajarkan tentang budi pekerti dan tuntunan dalam kehidupan.

d. Sebagai pengendali sosial

Cerita rakyat berfungsi sebagai alat pengendali sosial atau social control atau sebagai alat pengawasan, agar norma-norma masyarakat dapat dipatuhi.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan unsur visual grafis seperti logo dan elemen visual lainnya seperti garis, warna, dan tipografi, sehingga terbentuk sebuah logo yang unik tetapi tetap

a) Sebagai media berekspresi bagi anak. Seperti halnya orang dewasa, aktifitas mewarnai merupakan cara sikecil untuk mengungkapkan perasaan dirinya. Melalui warna

Menurut OrangeSeed Design, sebuah sistem desain terbentuk dari logo, artwork, gambar (baik fotografi maupun ilustrasi), warna, tipografi dan elemen grafis lainnya

Menurut Mochamad Sajoto (1995: 41), kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh daru komponen-komponen yang tidak dapat dis=pisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun

Panjang cerita dan formatnya beragam, disesuaikan dengan isi materi.Buku-buku untuk batita biasanya berupa cerita sederhana berisi kurang dari 300 kata.Ceritanya

Desain tote bag ini berlatar warna netral secara keseluruhan yaitu putih dengan masing-masing ilustrasi dari 3 seri poster, yang dimana masing-masing tipografi

komiknya dengan sebutan commix, dimana ia menggunakan istilah mix sebagai unsur yang menjelaskan karakter komik tersebut yang merupakan campuran jenis gaya penggambaran, cerita dan

Tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya, dan diharapkan dengan bantuan visual,