• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGALAMATAN, PENANAMAAN DAN MEKANISME PERUTEAN DATAGRAM PADA INTERNET ARMAN SANI. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Univesitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGALAMATAN, PENANAMAAN DAN MEKANISME PERUTEAN DATAGRAM PADA INTERNET ARMAN SANI. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Univesitas Sumatera Utara"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGALAMATAN, PENANAMAAN DAN MEKANISME PERUTEAN DATAGRAM PADA INTERNET

ARMAN SANI

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Univesitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Tujuan

Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan secara ringkas dan jelas tentang konsep pengalamatan dan penaman yang dipergunakan pada Internet, serta memberikan gambaran yang lebih nyata tentang penggunaan alamat dan nama tersebut didalam berkomunikasi melalui internet.

1.2. Latar Belakang

Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh Internet, terutama dalam membantu upaya untuk memperoleh informasi yang terbaru berbagai disiplin ilmu dari berbagai belahan bumi, mendorong kepentingan kita untuk mewujudkan dan mengembangkannya di lingkungan kita sendiri. Dalam usaha pengembangannya, serta untuk dapat memanfaatkan kemudahan-kemudahan yang ditawarkannya secara maksimal, dibutuhkan pengetahuan yang mendasar dan memadai tentang Internet itu sendiri.

Dalam komunikasi Internet, alamat dan nama memegang peranan yang sangat penting. Setiap simpul didalam Internet harus mempunyai nama dan alamat agar dapat melakukan komunikasi. Sistem pengalamatan dan penamaan didalam Internet mempunyai ciri sendiri. Oleh karena itu, agar dapat melakukan komunikasi dengan baik dan benar melalui Internet, kita perlu mengetahui tentang konsep pengalamatan dan penamaan yang dipergunakan didalam Internet itu.

Untuk memberi gambaran yang lebih nyata dari penggunaan alamat dan nama didalam Internet, akan diuraikan mekanisme perutean datagram pada Internet.

BAB II

PENGALAMATAN DAN PENAMAAN PADA INTERNET 2.1. Umum

Setiap simpul didalam Internet membutuhkan alamat tertentu untuk dapat berkomunikasi [1,2]. Alamat ini akan dipergunakan oleh protokol IP untuk mengidentifikasi host-host yang ada didalam sistem tersebut dan merutekan datagram diantara mereka. Oleh karena itu, setiap host harus diberi alamat tertentu yang unik.

Untuk memudahkan dalam mengingat suatu simpul didalam internet, disamping membutuhkan alamat maka setiap simpul juga membutuhkan nama. Pemakai dapat secara langsung mempergunakan nama-nama ini bila ia ingin mengirimkan data ke sebuah host yang ada didalam internet. Nama host tersebut akan ditranslasikan kedalam alamat uniknya dengan bantuan server yang dikenali sebagai name server [1,2,5].

(2)

2.1. Alamat Internet (Internet Address)

Untuk dapat mentransfer data dari suatu simpul ke simpul lain didalam internet, setiap simpul harus mempunyai alamat unik yang disebut dengan alamat internet global (global internet address) [3]. Alamat Internet tersusun dari 32-bit (4-oktet), yang terdiri dari dua bagian [1, 2, 3, 37], yaitu: alamat jaringan (network address -netid) dan alamat host (host address - hostid). Alamat jaringan (netid) mengidentifikasi jaringan tempat host tersebut terhubung secara langsung, dan alamat host (hostid) mengidentifikasi host tersebut secara individu. Format umum alamat internet adalah [2]:

Alamat Jaringan Alamat Host (Hostid)

Biasanya, alamat internet dinyatakan dalam notasi dot sehingga memudahkan pemakai untuk membaca dan menulisnya. Tiap oktet dari alamat internet dirubah ke dalam angka desimal dan angka-angka ini dipisahkan oleh dot [2]. Sebagai contoh, sebuah simpul mempunyai alamat internet dalam 32-bit adalah:

10000010 10000100 0000101100011111

Alamat internet simpul tersebut dalam notasi dot adalah : 130.132.11.31

Format alamat internet (netid-hostid) ditentukan oleh besar ukuran jaringannya. Berdasarkan hal ini, format alamat internet terbagi dalam lima kelas (3-kelas utama dan 2-(3-kelas spesial) [2], yaitu :

1. Kelas A : digunakan untuk jaringan yang sangat besar. 2. Kelas B : digunakan untuk jaringan yang ukurannya medium. 3. Kelas C : digunakan untukjaringan yang ukurannya kecil. 4. Kelas D : digunakan untuk IP multicasting.

5. Kelas E : dicadangkan untuk penggunaan eksperimen.

Gambar 1 menunjukkan format kelima kelas alamat internet tersebut [1,2,6]. Terlihat bahwa, empat bit pertama dari setiap format alamat internet diatas mengidentifikasi kelasnya masing-masing. Dalam notasi dot, kelima kelas alamat internet tersebut dapat diidentifikasi dengan nomor sebagai berikut :

- Alamat internet kelas A dimulai dengan nomor dari 0 sampai 127. - Alamat internet kelas B dimulai dengan nomor dari 128 sampai 191. - Alamat internet kelas C dimulai dengan nomor dari 192 sampai 223. - Alamat internet kelas D dimulai dengan nomor dari 224 sampai 239. - Alamat internet kelas E dimulai dengan nomor dari 240 sampai 255.

(3)

Untuk keperluan perutean didalam Internet, sebuah organisasi yang mempunyai jaringan dengan ukuran kelas tertentu dapat memecah ruang alamat internetnya, sehingga mempunyai bagian format alamat Internet yang disebut sebagai alamat subnet (subnet address) [1,2]. Hal ini dilakukan dengan cara memecah bagian ruang alamat hostid dan alamat Internet tersebut menjadi dua bagian, yaitu alamat subnet dan alamat host.

Format alamat internet dengan alamat subnet ini adalah [2] Alamat Jaringan

(Netid) Alamat Subnet Alamat Host

Penggunaan format alamat ini biasanya untuk mengefisienkan sistem perutean pada jaringan tersebut [1]. Besarnya ukuran bagian alamat subnet dari

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 Class A Address 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 Class B Address 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 Class C Address 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 Class D Address 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 Class D Address

Gambar 1. Format Alamat Internet 0 Network ID Host ID

1 0 Network ID Host ID

1 1 0 Network ID Host ID

1 1 1 0 Multicast Address

(4)

sebuah alamat internet serta penandaan nomor-nomor untuk alamat subnet tersebut adalah sepenuhnya tanggung jawab dari organisasi yang memiliki bagian ruang alamat tersebut [2]. Sebagai contoh, sebuah organisasi yang mempunyai alamat internet kelas B, dapat menggunakan byte ketiga dari alamat internetnya tersebut sebagai alamat subnet, dan byte keempatnya untuk mengidentifikasi host secara individu. Untuk organisasi dengan alamat internet kelas C dapat menggunakan 4-bit dari bagian hostid-nya sebagai alamat subnet, dan 4-bit selebihnya untuk mengidentifikasi host secara individu.

Untuk mengenali besarnya bagian netid dan subnet dari alamat internet yang dipergunakan oleh sebuah organisasi, maka router-router yang terhubung langsung ke jaringan tersebut dilengkapi dengan sebuah konfigurasi parameter khusus, yang disebut penutup subjaringan (subnet mask) [1, 2]. Penutup subjaringan adalah deretan dari 32-bit, dimana bit-l menutup bagian netid dan subnet dari alamat internet dan bit-O menutup bagian hostid-nya. Sebagai contoh, bila administrator jaringan kelas B telah memilih untuk menggunakan byte ketiga dari alamat internetnya sebagai alamat subnet, maka penutup jaringan yang pakai untuk jaringan tersebut adalah :

11111111 11111111 11111111 00000000

Disamping untuk mengidentifikasi kelas alamat internet, format alamat internet inivjuga dapat mengidentifikasi alamat-alamat khusus untuk keperluan tertentu. Diantaranya adalah :

• Alamat pengidentifikasi jaringan.

Format alamat internet dapat digunakan untuk mengidentifikasi alamat suatu jaringan atau alamat suatu subnet, yaitu dengan mengisi bagian hostid dari alamat internet tersebut bit-O,atau dalam notasi dot ditulis sebagai : o .Sebagai contoh, sebuah jaringan dengan alamat 5.0.0.0 adalah jaringan kelas A.

• Alamat untuk broadcast ke jaringan.

Format alamat internet untuk melakukan broadcast data ke setiap host pada jaringan lokal dapat dilakukan dengan mengisi seluruh alarnat internet dengan bit -I, atau dalam notasi dot ditulis sebagai : 255.255.255.255. Broadcast ini sering digunakan bila sebuah host ingin menemukan tempat server-nya. Format alamat ini juga dapat dipakai untuk melakukan broadcast ke setiap host yang berada pada subjaringan tertentu saja. Caranya adalah dengan mengisi bagian hostid dari alamat internet subjaringan yang dituju dengan bit-I, atau didalam notasi dot ditulis sebagai : 255. Sebagai contoh, untuk melakukan broadcast data ke sebuah jaringan kelas C yang alamat internetnya adalah : 201.49.16.0, digunakan alamat: 201.49.16.255. Jadi pada alamat internet, bagian medan alamat yang terdiri dari bit-1 diterjemahkan sebagai "semua".

• Alamat untuk lopbalik (loopback)

Lopbalik adalah lawan dari broadcast. Data yang dikirim dengan menggunakan alamat lopbalik tidak akan pernah meninggalkan host pengirirn tersebut. Hal ini biasanya digunakan untuk melakukan pengujian terhadap perangkat lunak jaringan yang ada pada host itu sendiri. Format alamat internet untuk lopbalik adalah setiap alamat internet yang dimulai dengan angka : 127.

(5)

Dalam alamat internet, bagian medan alamat yang terdiri dari bit-O diterjemahkan sebagai "ini ". Karena itu, format alarnat internet dapat digunakan untuk menunjukkan alamat “pada jaringan ini" dan “pada host ini". Jadi, format alamat internet yang seluruhnya terdiri dari bit-O akan diterjemahkan sebagai "host ini pada jaringan ini". Format alamat inii biasanya hanya dipergunakan pada saat melakukan inisialisasi sistem Contoh lain, alamat internet: 0.0,0.5, berarti bahwa host 5 pada jaringan ini.

2.3. Penamaan Dalam Internet

Struktur pemberian nama didalam internet menggunakan sistem berhirarki [1,2], yaitu dengan membagi-bagi internet kedalam bagian-bagian yang disebut domain. Tanggung jawab pemberian nama didalam domain ini diserahkan kepada administrator domain yang ditunjuk. Administrator selanjutnya dapat membangun subdomain-subdomain lain, dan menyerahkan tanggung jawab pemberian nama dalam tiap-tiap subdomain kepada seseorang.

Secara konsep, Pusat Informasi Jaringan (NIC -Network Information Centre) [1,2] telah mengorganisasi sistem penamaan berhirarki ini kedalam bentuk pohon (tree), dimana tiap simpul didalam pohon tersebut berhubungan dengan sebuah domain. Nama-nama yang diturunkan dari pohon NIC ini disebut Domain Name [1, 2]. Gambar 2 menunjukkan contoh konsep penyusunan Domain Name Server dalam sebuah pohon [1]. Tiap simpul dari pohon tersebut mewakili sebuah name server yang menangani nama-nama untuk sebuah subdomain. Akar (root) adalah sebuah server yang mengetahui domain tingkat puncak. Tingkat berikutnya adalah kumpulan name server yang masing-masing mengetahui sebuah subdomain tingkat puncak. Tingkat yang ketiga adalah name server yang mengetahui subdomain dibawah domain tingkat puncak. Tiap simpul mewakili sebuah name server yang menangani pemberian nama untuk sebuah subdomain. Jadi, konsep pohon akan berlanjut dengan sebuah server pada tiap tingkat untuk masing-masing subdomain yang telah ditentukan. Link pada konsep pohon bukan menunjukkan hubungan secara fisik, akan tetapi menunjukkan name sever yang lain yang dapat dihubungi untuk mengetahui nama subdomain tertentu.

Sebagaimana penulisan untuk alamat internet, penulisan domain name juga dilakukan dengan karakter pemisah, yaitu notasi dot. Penulisan domain name dimulai dengan nama komputer itu sendiri, dan kemudian diikuti oleh subdomain name nya mulai dari tingkat yang paling rendah. Tiap bagian dari penyusun domain name yang disebut label, dibatasi dengan notasi dot. Label ini mewakili tiap tingkat simpul (subdomain) pada pohon nama dari domain name tersebut. Sebagai contoh, domain name yang diberikan dari pohon nama diatas untuk komputer yang bernama Computer Science (CS) berada pada Departemen Ilmu Komputer di Universitas Yale yang terhubung ke sistem internet adalah : cs.yale.edu .Domain Name ini tersusun dari tiga buah label, yaitu CS, yale, dan edu.

(6)

NIC telah menetapkan beberapa domain name pada tingkat puncak dari pohon nama [1, 2], yaitu :

- COM untuk organisasi komersil. - EDU untuk institusi pendidikan. - GOV untuk badan-badan pemerintah. - MIL untuk organisasi militer.

- NET untuk sistem-sistem yang membentuk pelayanan-pelayanan jaringan. - ORG untuk organisasi yang bukan komersil.

- INT untuk group-group intemasional.

- country code (biasanya terdiri dari dua huruf) untuk kode negara selain US BAB III

SISTEM NAMA DOMAIN DAN PEMETAAN ALAMAT 3.1. Domain Name Server (DNS)

Untuk memudahkan pemakai dalam memperoleh alamat internet sebuah host yang namanya diketahui didalam internet, dengan suatu sistem yang dapat menyimpan pasangan nama dan alamat internet masing-masing host yang berada disuatu daerah domain tertentu. Sistem ini dikenal sebagai Domain Name System. Pasangan nama dan alamat internet tersebut disimpan dalam sebuah server nama domain yang dikenal sebagai DNS (Domain Name Server) [1, 2]. Server ini ditempatkan tersebar didalam internet, clan diperbaharui secara lokal. Jadi, bila sebuah host ingin mengetahui alamat internet suatu host lain untuk melakukan komunikasi didalam internet, host ini dapat mengirimkan nama host yang diinginkannya tersebut ke DNS yang ada dijaringannya. DNS ini akan memberikan alamat internet dari host yang diinginkan tersebut. Name server ini biasanya diperbaharui secara lokal. Hal ini dilakukan agar penambahan, penghapusan, atau pemindahan sebuah nama simpul pada server tersebut dapat direkarnkan dengan cepat dan akurat.

(7)

Untuk berdialog dengan sebuah DNS guna memperoleh alamat internet sebuah host yang terhubung di internet, dilakukan dengan mengetikkan perintah nslookup. Sebuah DNS yang menerima perintah ini akan memberikan jawaban dengan mengirimkan nama dan alamat internet dari DNS yang bersangkutan kepada host yang memintanya. Setelah jawaban ini diterima host tersebut, baru diketikkan nama dari host yang ingin diketahui alamat internetnya. Bila nama dan alamat internet dari host yang diinginkan tersebut ada didalam database pada DNS lokal, maka DNS ini akan segera mengirimkannya. Bila tidak ada, DNS ini akan berinteraksi dengan DNS yang ada dijaringan lain untuk memperoleh alamat internet dari host yang diinginkan tersebut, dan segera mengirim ke host yang memintanya.

3.2. Pemetaan Alamat Internet ke Alamat Fisik

Dua buah simpul pada jaringan fisik yang sama hanya dapat berkomunikasi jika kedua simpul tersebut mengetahui alamat fisik masing-masing [1]. Oleh karena itu, untuk berkomunikasi didalam internet maka alamat internet suatu host harus dipetakan ke alamat fisiknya.

Ada dua resolusi yang dapat digtinakan untuk pemetaan alamat internet ke alamat fisik, yaitu resolusi pemetaan langsung dan resolusi pemetaan dinamik [1]. 3.2.1. Resolusi pemetaan langsung

Pada resolusi pemetaan langsung, alamat internet sebuah simpul dipetakan secara langsung ke alamat fisiknya. Hasil pemetaan ini disusun didalam sebuah tabel. Tabel ini dapat diletakkan dalam setiap simpul, atau disimpan didalam sebuah server yang dapat dikonsultasikan oleh simpul-simpul yang ingin mengetahui alamat fisik dari sebuah simpul tertentu untuk melakukan komunikasi [2]. Resolusi ini biasanya dipakai pada jaringan yang alamat fisiknya hanya terdiri dari sejumlah kecil integer (misalnya, jaringan proNET –10 ring yang alamat fisiknya terdiri dari 8-bit) [1].

3.2.2 Resolusi pemetaan dinamik

Resolusi pemetaan dinamik mempergunakan protokol tingkat rendah, yaitu ARP (Address Resolution Protocol). Dengan ARP ini, pemetaan alamat internet ke alamat fisik sebuah simpul dilakukan secara dinamik, yaitu dengan mempergunakan metode berbasis broadcast. Resolusi ini terutama dipakai untuk jaringan-jaringan yang alamat fisiknya terdiri dari sejumlah besar integer, misalnya jaringan Ethernet dengan alamat fisik 48-bit. Dengan resolusi ini setiap simpul tidak perlu lagi menyimpan secara permanen pasangan alamat internet dan alamat fisik lawan bicaranya, dan memungkinkan penambahan simpul-simpul baru pada jaringan tersebut tanpa harus merobah kembali alamat dari simpul yang sudah ada. ARP dipandang sebagai bagian dari sistem jaringan fisik, dan bukan sebagai bagian dari protokol Internet [1].

(8)

Berdasarkan fungsinya, ARP terdiri dari dua bagian. Satu bagian menentukan alamat fisik ketika pengiriman paket, dan satu bagian lagi menjawab permintaan dari simpulain [1]. Gambar 3 menjelaskan ide resolusi pemetaan dinamis dengan ARP ini. Bila Host A ingin mengetahui alamat fisik Host B yang terletak dijaringan lokaI yang sarna, maka Host A akan melakukan broadcast ke jaringan sebuah paket khusus ARP .Paket ini berisi aIarnat internet Host B dan permintaan untuk menjawabnya dengan aIamat fisik. Semua simpul yang berada dijaringan akan menerima pesan permintaan ini, tetapi hanya Host B yang mengenali alamat internet tersebut. Jadi, Host B akan segera memberikan jawaban dengan mengirimkan kembali paket khusus ARP yang berisi aIamat fisiknya. Host A yang menerima jawaban ini akan mencatat pasangan aIamat internet dan alamat fisik tersebut di memorinya (didalam chache-nya) dan selanjutnya akan menggunakan aIamat tersebut untuk mengirim data ke Host B.

Pesan ARP akan dipertukarkan diantara simpul dalam bentuk frame yang sesuai dengan fisik jaringan dibawahnya, dan pesan ARP akan diperlakukan sebagai data dalam frame tersebut. Format frame tersebut adaIah :

Kepala frame Pesan lengkap ARP diperlakukan sebagai data

Protokol pemetaan alamat internet ke alamat fisik yang lain adalah proxy ARP [1,2]. Dengan proxy ARP ini, sebuah router dapat melayani permintaan ARP dari sebuah host yang menanyakan alamat fisik dari sebuah host tujuan yang tidak berada pada jaringan lokal nya. Router dijaringan yang mempunyai rote terbaik ke host tujuan tersebut akan menjawab perrnintaan ini dengan sebuah pesan ARP yang berisi alamat internet host tujuan dan alamat fisik router itu sendiri. ini menyebabkan host yang bertanya tersebut akan mengirimkan datagramnya ke alamat fisik router ini. Router ini akan menangani datagram tersebut secara normal, yaitu membaca alamat internet tujuannya, dan kemudian meneruskannya kearah tujuan.

Variasi lain dari ARP adalah RARP (Reverse Address Resolution Protokol), yang digunakan oleh simpul yang ingin mengetahui alamat internetnya. Protokol ini

(9)

biasanya dipergunakan oleh mesin-mesin tanpa disk (diskless machines) yang harus berkomunikasi dengan server-nya terlebih dahulu untuk mengetahui alamat internetnya [1, 2].

BAB IV

MEKANISME PERUTEAN DATAGRAM 4.1. Umum

Perutean (routing) adalah proses pemilihan jalan untuk mengirirnkan paket-paket data dari host pengirim ke host tujuan. Router adalah peralatan yang mewakili setiap komputer yang membuat keputusan tersebut. Didalam internet, setiap host dan router berpartisipasi dalam perutean datagram IP. Perutean ini diselenggarakan oleh perangkat lunak IP yang diimplementasikan didalam host dan router.

Secara umum, perutean dapat dibagi kedalam dua bentuk, yaitu perutean langsung (direct routing) dan perutean tak langsung (indirect routing) [1]. Pada perutean langsung, pentransmisian sebuah datagram dilakukan secara langsung dari host sumber ke host tujuan tanpa melalui simpul antara. Perutean ini terjadi bila kedua host yang berkomunikasi tersebut terhubung secara langsung pada subjaringan yang sama. Pada perutean tidak langsung, pentransmisian datagram dari host sumber ke host tujuan harus melalui simpul antara. Perutean ini terjadi karena host tujuan tidak secara langsung pada subjaringan dimana host sumber terhubung.

Untuk merutekan datagram-datagram dari host pengirirn ke host tujuan, perangkat lunak IP menggunakan dua mekanisme, yaitu penutup subjaringan (subnetwork mask) dan label perutean (routing table) [2].

4.2. Perutean Dengan Mekanisme Penutup Subjaringan

Penutup subjaringan adalah deretan yang terdiri dari 32-bit dengan bit-l menutupi bagian netid dan subnet dari alamat internet dan bit-O menutupi bagian hostid-nya. Biasanya, penutup subjaringan ini ditulis dalam notasi heksadesimal atau dalam notasi dot [2]. Sebagai contoh, penutup sub-jaringan untuk alamat internet kelas C adalah : 11111111 11111111 11111111 00000000. Dalam notasi heksadesimal ditulis sebagai : ffffff00 , dan dalam notasi dot ditulis sebagai : 255.255.255.0 . Perutean dengan mekanisme penutup subjaringan ini digunakan pada perutean langsung [2]. Untuk melihat bagaimana penutup subjaringan ini digunakan, misalkan sebuah host yang mempunyai alamat internet (dalam notas dot) : 128.36,12.27 terhubung ke sebuah LAN dengan penutup sub-jaringan (dalam notasi heksadesimal) : ffffffO0. Jika kita ingin mengirim data melalui host tersebut ke sebuah host lain dengan alamat internet (dalam notasi dot) : 128.36.12.14 , maka penutup subjaringan akan memberitahu kita bahwa kedua host tersebut berada pada subjaringan yang sama, yaitu subjaringan dengan alamat : 128.36.12 , Jadi, kedua host tersebut dapat saling bertukar data secara langsung. Sebelum host kita mengirimkan data melalui subjaringan tersebut, alamat internet host tujuan harus dipetakan terlebih dahulu kedalam alamat fisiknya dengan menggunakan ARP.

Untuk mengetahui alamat internet sebuah host yang terhubung ke sebuah sub-jaringan dan penutup subjaringannya didalam Internet dapat dilakukan dengan mengetikkan perintah ifconfig pada host tersebut [2]

4.3. Perutean Dengan Mekanisme Tabel Perutean

Perutean tidak langsung lebih sulit dari pada perutean langsung, karena pengirim harus mengidentifikasi terlebih dahulu sebuah router yang dapat membawa ke subjaringan tempat tujuan datagram akan dikirim. Untuk ini dipergunakan

(10)

algoritma perutean tertentu. Algoritma perutean yang biasa dipergunakan adalah tabel perutean (routing table) [1], Tabel perutean ini terdapat di setiap host dan router, dan berisi informasi tentang alamat-alamat tujuan yang dapat dicapai melalui host atau router tersebut. Secara khusus, sebuah tabel perutean berisi pasangan alamat subjaringan internet tujuan dan alamat internet router yang terhubung ke alamat internet subjaringan yang dituju. Semua router yang terdapat didalam daftar tabel perutean suatu simpul harus terletak pada subjaringan yang terhubung secara langsung ke simpul tersebut, Gambar 4 menunjukkan sebuah contoh tabel perutean untuk Router G pada sebuah internet yang terdiri dari 4-buah subjaringan dan 3-buah router [1]. N menyatakan alamat subjaringan internet tujuan dan G menyatakan alamat internet router yang terhubung ke alamat subjaringan internet yang dituju, Router G terhubung secara langsung ke subjaringan 20.0.0,0 dan subjaringan 30.0.0.0. Oleh karena itu, router ini dapat mencapai setiap host yang ada pada kedua jaringan tersebut secara langsung (misalnya, dengan menggunakan ARP untuk memperoleh alamat fisik dari host-host tersebut). Datagram yang ditujukan untuk host yang berada pada subjaringan 40.0.0.0, router ini akan merutekannya ke Router H dengan alamat 30.0.0.7. Kemudian Router H akan menyerahkan datagram tersebut secara langsung ke host tujuan. Router G dapat mencapai alamat 30.0.0.7, karena ia terhubung langsung ke subjaringan 30.0.0.0 tersebut.

Bila sebuah datagram tiba pada sebuah router, perangkat lunak IP yang diimplementasikan pada router tersebut akan menyelidiki alamat internet tujuan datagram tersebut untuk menemukan tempat alamat internet tujuannya. Hal inii dilakukan dengan mengekstraksi bagian netid dari alamat internet tujuan tersebut. Kemudian router ini akan membuat keputusan perutean berdasarkan netid ini. Penggunaan alamat jaringan tujuan dalam menentukan alamat host tujuan membuat perutean efisien dan menjaga ukuran tabel perutean tetap kecil. Hal ini juga dapat dilihat pada gambar 4 diatas. Terlihat bahwa ukuran tabel perutean untuk Router G tersebut tetap terjaga, bebas dari jumlah host yang ada pada internet tersebut. Tabel perotean ini hanya bertambah, jika ada subjaringan baru yang ditambahkan ke internet tersebut.

Teknik lain yang dapat dipergunakan untuk menjaga agar ukuran tabel perutean tetap kecil adalah dengan menyatukan beberapa masukan jamak (yaitu, pasangan alamat N,G dari beberapa tujuan) kedalam sebuah pasangan alamat tujuan saja, misalnya dikirimkan secara langsung ke sebuah router tertentu. Idenya adalah dengan menjadikan rote ini sebagai rute bawaan (default route) [1]. Jika rute yang ditujukan ke alamat-alamat tersebut tidak muncul dalam tabel perutean, maka perangkat lunak IP harus mengirimkan datagram itu ke rute bawaan ini. Hal ini

(11)

dapat dilakukan pada sebuah site yang mempunyai sekelompok kecil alamat-alamat lokal dan hanya mempunyai satu hubungan ke ujung internet.

Untuk memperoleh tabel perotean yang ada pada sebuah host lokal didalam Internet, dapat dilakukan dengan mengetikkan perintah netstat -nr pada host tersebut [2].

KESIMPULAN

Nama dan alamat memegang peranan yang sangat penting dalam melakukan komunikasi melalui Internet. Oleh karena itu, setiap simpul didalam Internet harus diberi nama dan alamat yang unik. Disamping itu, pemberian nama akan memudahkan kita akan memudahkan kita daIam mengingat sebuah simpul di dalam Internet.

DNS (Domain Name Server) memudahkan kita dalam berkomunikasi melalui internet. Dengan DNS, kita cukup mengetikkan nama dari simpul tujuan kita (simpul yang akan kita hubungi) tanpa harus mengingat alamat dari simpul tersebut.

Perutean datagram didalam Internet didasarkan pada alamat dari tujuan datagram tersebut. Alamat masing-masing simpul pada Internet disimpan dalam tabel perutean yang terletak di masing-masing simpul antara (router). Perutean datagram dilakukan dengan nenggunakan mekanisme penutup subjaringan atau dengan menggunakan mekanisme tabel perutean tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Douglas E. Comer, "Internetworking with TCP/IP: Principles, Protocols,

and Architecture", Printice Hall Inc., Englewood Cliffs, NJ, 1988.

[2] Sidnie Freit, "TCP/IP: Architecture, Protocols, and Implementation" McGraw Hill Inc., 1993.

[3] William Stallings, "Data Communications, Computer Networks and Open

System", Macmillan Publishing Company, Fourth Edition, 1994.

[4] Barry M Leiner, Robert Cole, Jon Postel, David Mills, "The DARPA Internet

Protocol Suite", IEEE Communication Magazine, March 1985, Volume 23, No.3, pp. 29-36.

[5] Robert P. Davidson and Nathan J. Muller, "lnternetworking LANs : Operation, Design, and Management" Artech House, Boston. London, 1992.

[6] Mark A. Miller, P.E. , "lnternetworking: A Guide to Network Communications LAN to LAN; LAN to WAN", M & T Publishing, Inc., 1991.

[7] Vijay Ahuja, "Design and Analysis or Computer Communications Networks", McGraw-Hill International Editions, 1985.

[8] F .Ahmadi Djajasugita, "Diktat Kuliah Perencanaan Jaringan Telekomunikasi", Program S-2 Sistem Informasi Listrik, ITB Bandung, 1994.

Gambar

Gambar 1. Format Alamat Internet 0   Network ID                         Host ID

Referensi

Dokumen terkait

Organisasi global dapat menarik dan mempertahankan karyawan yang baik dengan menawarkan peluang kerja lebih banyak4. MENGEMBANGKAN MISI

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Posyandu Penerima Program Penyediaan Makanan Tambahan

Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis Mean Lower Bound Upper Bound 95% Confidence.. Interval

Banyak kalangan yang berpendapat bahwa saat ini adalah era informasi global, dimana era ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi Informasi

Pada tahap operasi dilakukan berdasarkan prakiraan jumlah karyawan dan penghuni perumahan dengan menggunakan klasifikasi jumlah timbulan sampah berdasarkan

Hormon auksin selain berfungsi merangsang perpanjangan sel-sel batang dan menghambat perpanjangan sel-sel akar, juga berfungsi merangsang pertumbuhan akar

Dari hasil analisa univariabel diketahui bahwa sebagian besar paritas ibu hamil di RSUD Wonosari tahun 2014 adalah dalam kategori paritas tidak berisiko

Tujuan penelitian ini secara umum untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan pasien pre-operasi di ruang Instalasi Bedah Sentral RSUD