• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDEKATAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN JASA BOBER CAFÉ BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDEKATAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN JASA BOBER CAFÉ BANDUNG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENDEKATAN METODE

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

(QFD) DALAM

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN JASA BOBER

CAFÉ

BANDUNG

IMPROVEMENT THE QUALITY OF SERVICE IN BOBER CAFÉ BANDUNG WITH

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT APPROACH

Della Krisnasari1, Khairani Ratnasari Siregar2

Prodi S1 Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom

Email : [email protected], Email : [email protected] ABSTRAK

Bober Café telah berusaha menyajikan produk dan memberikan pelayanan dengaan kualitas yang terbaik, tetapi

hal ini tidak menjamin Bober Café dapat terhindar dari imbasnya pertumbuhan café yang semakin meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui atribut apa saja dan bagaimana bobot tingkat kepentingan menurut pelanggan serta pelayanan seperti apa yang dapat dijadikan usulan perbaikan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di Bober Cafe. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan

kualitatif. Penelitian dilakukan terhadap pelanggan Bober Café. Wawancara dilakukan kepada 5 narasumber

dengan teknik snowball sampling dan penyebaran kuesiuoner kepada 100 responden. Teknik analisis

menggunakan QFD berdasarkan pendapat Cohen (1999) dengan mengetahui atribut yang paling diinginkan dan

dibutuhkan konsumen (Voice of Costumer) berdasarkan lima dimensi kualitas jasa dan technical response untuk

menjawab VoC. Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data diketahui 20 atribut VoC dan 25 item

technical response. Atribut yang diinginkan dan dibutuhkan pelanggan serta menjadi prioritas utama untuk

ditingkatkan pelayanannya adalah pramusaji yang siap mengantarkan menu ke meja konsumen karena memiliki

bobot nilai tertinggi. Hasil analisis technical response menunjukan bahwa pembagian tugas jelas menjadi

prioritas utama untuk dilakukan.

Kata Kunci : Kualitas Jasa, Quality Function Deployment

ABSTRACT

Bober café has provided the products and services with best quality, but it can not guarantee if Bober Café can be spared from the impact of increasing of café’s growth. This research was made as an effort to improved the quality service of Bober Café by using Quality Function Deployment (QFD). The purpose of this research is to find out what attributes and how the weight of importance to customer as well as what a service can be proposed improvement to improve the quality of service in Bober Café. This research is descriptive research with quantitative and qualitative approaches. Research conducted on customers Bober Café. Interviews were conducted to 5 speakers with a snowball sampling technique and dissemination questionnaire to 100 respondents. QFD analysis techniques used based on opinion of Cohen (1999) to determine the most desirable attributes and consumer needs (Voice of Customer) based on the five dimensions of service quality and technical response to answer the VoC. From the results of data collection and analysis are known 20 attributes VoC and 25 items technical response. The attributes that costumers needs is as well as a top priority for the enhanced service is a waitress who is ready to deliver the menu to the consumer table because it has the highest weight value. The results of the analysis of technical response clearly shows that the division of tasks is a top priority to

do.

Key Word : Quality Function Deployment, Service of Quality

1. Pendahuluan

Berdasarkan data statisik perekonomian Indonesia tahun 2013, semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan, dimana jasa menjadi salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan ekonomi sebanyak 6,48% (Berita Resmi Statistik, 2014). Seiring dengan pertumbuhan ekonomi di sektor jasa, maka berdampak pada persaingan yang sangat tajam di industri sektor jasa yaitu dalam memperoleh sumber daya manusia, meningkatkan standar, desain

dan kualitas produk dalam suatu industri kreatif (Daily Investor, 2013).

Bandung termasuk salah satu kota di Indonesia yang menjadi barometer pertumbuhan industri kreatif tingkat nasional. Pertumbuhan industri kreatif di Kota Bandung menunjukan peningkatan yang sangat signifikan, terdapat berberapa subsektor industri kreatif yang selama ini menjadi tiang penyangga pertumbuhan ekonomi kreatif di Kota Bandung. Salah satu subsektor industri kreatif Kota Bandung yaitu industri kuliner (Bisnis UKM,

(2)

2012). Dimana subsektor industri kuliner seperti café dan restaurant berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan Pariwisata Kota Bandung terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, dapat dilihat pada tabel 1 berikut :

Tabel 1. Data Jumlah Café & Restaurant di Kota Bandung Tahun 2009-2013

Tahun Jumlah Café & Restaurant

2009 445

2010 461

2011 512

2012 571

2013 635

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung 2014

Berdasarkan tabel 1.1 diatas, dapat dilihat bahwa pertumbuhan jumlah café dan restaurant di Kota Bandung berpengaruh terhadap persaingan yang ketat di bisnis tersebut. Persaingan yang ketat menuntut pihak pengusaha atau pemilik bisnis untuk lebih berupaya secara optimal dan semaksimal mungkin dalam meningkatkan kualitas produk jasa yang dihasilkan (Bangun et al, 2013). Menurut Tjiptono (2009), kualitas produk jasa merupakan faktor yang menentukan kepuasan konsumen. Kotler dalam Wijaya (2011) menyebutkan bahwa kepuasan konsumen merupakan fungsi dari pandangan terhadap kinerja produk atau jasa dan harapan konsumen. Jika kinerja berada di bawah harapan maka konsumen tidak puas, jika kinerja memenuhi harapan maka konsumen

puas. Jika kinerja melebihi harapan, konsumen sangat puas atau senang. Bober Café merupakan salah satu café

yang sudah berdiri cukup lama di Kota Bandung. Café ini telah berusaha menyajikan produk dan memberikan

pelayanan dengan kualitas yang terbaik, tetapi hal ini tidak menjamin Bober Café dapat terhindar dari imbasnya

pertumbuhan café dan restaurant yang semakin meningkat dan menambah alternatif pilihan café dan restaurant

bagi calon konsumen.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka pihak pengusaha merlu melakukan perencanaan jasa yang disesuaikan untuk memenuhi harapan konsumen sehingga perlu diterapkan suatu metode untuk mendesain yang berdasarkan kebutuhan dan keinginan konsumen. Penelitian ini dapat menggunakan metode QFD untuk mengetahui apa saja kebutuhan dan keinginan konsumen dalam pemilihan suatu produk atau jasa apa saja yang diprioritaskan.

2. Dasar Teori 2.1 Kualitas Jasa

Service Quality atau kualitas jasa dapat di definisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan

harapan pelanggan atas pelayanan yang mereka terima/peroleh (Ratnasari & Aksa, 2011:107).

Fitzsimmons (2011:116) mendefinisikan dimensi kualitas jasa antara lain yaitu Reliability (keandalan),

Responsiveness (ketanggapan),Assurance (jaminan), Emphaty (empati), dan Tangibles (tampilan fisik).

2.2 Quality Function Deployment (QFD)

QFD (Wijaya. 2011:79) merupakan praktik untuk mendesain proses-proses dalam perusahaan untuk memberikan

tanggapan atas kebutuhan para konsumen. Suatu perangkat QFD adalah rumah kualitas (house of quality).

Rumah kualitas merupakan teknik grafis untuk menjelaskan hubungan antara keinginan pelanggan dan produk

(atau jasa). Matriks QFD yang disebut House of Quality menurut Cohen (1999:12) dapat dilihat pada gambar 1

berikut ini:

Gambar 1. Rumah Kualitas (House of Quality)

1. Bagian kebutuhan konsumen atau costumer needs and benefit (Voice of Costumer) berisi daftar terstuktur

keinginan dan kebutuhan pelanggan berdasarkan hasil riset secara kualitatif.

2. Bagian matriks perencanaan atau planning Matrix merupakan tahap kedua dalam HOQ. Pada bagian ini

terdapat beberapa informasi yang didapat dari penilaian pelanggan yaitu :

(3)

b. Evaluasi kinerja atribut pelayanan, seberapa baik pelayanan bisa memuaskan pelanggannya.

c. Perbandingan kinerja pelayanan pesaing.

d. Informasi-informasi ini kemudian memunculkan atribut-atribut yang dianggap paling penting oleh

pelanggan dan diprioritaskan untu ditingkatkan kinerjanya.

Bagian-bagian planning matriks adalah sebagai berikut :

a. Tingkat kepentingan pelangan (Importance to Costumer). Kolom tingkat kepentingan pelanggan

merupakan tempat dimana hasil pengambilan data mengaeni seberapa penting suatu atribut kebutuhan.

b. Tingkat kepuasan pelanggan (Costumer Satisfaction Performance). Tingkat kepuasan pelanggan

merupakan persepsi pelanggan mengenai seberapa baik suatu produk atau layanan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.

c. Tingkat kepuasan pelanggan pesaing (Competitive Satisfaction Performance). Tingkat kepuasan

pelanggan merupakan mengenai seberapa baik suatu produk atau layanan kompetitor dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.

d. Goals merupakan target kepuasan pelanggan yang ingin dicapai oleh perusahaan berdasarkan kondisi

tingkat kepuasan sebenarnya. Penentuan goal kepuasan pelanggan dalam matiks perencanaan memberikan efek yang besar dalam prioritas sepanjang proyek pengembangan.

e. Improvement Ratio. Kombinasi dari Costumer Satisfaction Performance dan Goals menghasilkan

sebuah nilai yang di sebut Improvement Ratio yang merupakan hasil pembagian Goal dan Costumer

Satisfaction Performance.

Improvement ratio = Goal : Costumer Satisfaction Performance (1)

f. Sales Point adalah daya jual yang dimiliki oleh sebuah produk berdasarkan sberapa baik kebutuhan

pelanggan terpenuhi. Sales point memiliki nilai sebagai pada tabel 2 berikut :

Tabel 2. Nilai Sales point

g. Raw weight berisi nilai dari data dan keputusan yang diambil dari kolom-kolom bagian matriks

perencanaan sebelumnya. Perhitungan nilai raw weight adalah sebagai berikut :

Raw weight = (importance to costumer) x (improvement ratio) x (sales point) (2)

h. Normalized raw weightmerupakan persentase nilai raw weight dari masing-masing atribut kebutuhan.

i. Cumulative normalized raw weight.

3. Bagian persyaratan matriks atau technical response (Subtitute Quality Characteristics) berisi

persyaratan-persyaratan teknis untuk produk atau jasa baru yang akan di kembangkan. Data ini diturunkan berdasarkan informasi yang diperoleh mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen dari pihak penyedia

jasa. Setiap technical response diberikan ukuran direction of goodness dan simbolnya sebagai berikut:

a. The more the better (↑), artinya ukuran target tidak terbatas. Semakin tinggi, maka pelayanan semakin

baik.

b. The less the better (↓), artinya angka target yang semakin kecil, maka memberikan kualitas yang lebih

baik.

c. Target is best (○), merupakan nilai yang optimal yaitu target semaksimalnya sedekat mungkin dengan

suatu nilai nominal dan tidak punya variasi dari sekitar nilai tersebut.

4. Bagian matriks relationship berisi penelitian manajemen mengenai kekuatan hubungan antara

elemen-elemen yang terdapat pada bagian voice of costumer dan technical response yang dipengaruhinya.

Kekuatan hubungan ditentukan dengan simbol yang memiliki nilai tertentu. Hubungan antara technical

response dengan kebutuhan pelanggan bisa berupa hubungan yang sangat kuat, sedang, lemah, dan

penentuan prioritas technical response berdasarkan besarnya skor kepentingan yang didapat pada setiap

repon tabel 3 berikut ini:

Tabel 3.Simbol dan Nilai (Relationships) antara Technical Response dengan Voice of Customer

Sumber: (Cohen,1999:141)

Simbol Arti Simbol Nilai Nilai lainnya

Tidak ada hubungan 0

 Tingkat hubungan lemah 1

 Tingkat hubungan sedang 3

(4)

5. Bagian technical response priorities menunjukan bobot setiap technical response yang dilihat dari besarnya nilai hasil perkalian antara relationship antara voice of customer dan technical response dengan normalized raw weight. Nilai tertinggi merupakan technical response yang paling penting atau diprioritaskan. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Priorities = Relationship x Normalized Raw Weight (3)

6. Bagian Technical correlation menggambarkan hubungan dan ketergantungan antar technical response

(Subtitute Quality Characteristic). Sehingga dapat dilihat apakah suatu technical response yang satu

mempengaruhi technical response yang lain, dan pengukuran besarnya hubungan, negative atau positif.

Hubungan dan kekuatan antar technical response menggunakan symbol seperti pada tabel 4 berikut ini:

Tabel 4. Simbol Interaksi Antar Technical Response

Simbol Pengaruh Hubungan

 Hubungan positif kuat (sangat saling mendukung).

 Hubungan positif (saling mendukung).

<blank> Tidak ada hubungan

X Hubungan negatif (tidak saling mendukung).

XX Hubungan negatif kuat (sangat tidak mendukung).

Sumber: Cohen (1999:156)

7. Bagian competitive technical benchmark ini dilakukan penilaian kualitatif terhadap seberapa baik

technical response yang dilakukan oleh perusahaan dan kompetitor. Penilaian dilakukan dengan cara

brainstorming dengan pihak perusahaan yang terdiri dari dua jenis penilaian, yaitu our performance dan

competitive benchmark.

a. Our Performance merupakan penilaian secara kualitatif terhadap performansi karakteristik teknis

yang diberikan oleh perusahaan.

b. Competitive Benchmark merupakan penilaian secara kualitatif terhadap performansi karakteristik

teknis yang diberikan oleh perusahaan pesaing.

8. Bagian targets merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan setelah mengimplementasikan

technical response tertentu, yaitu untuk pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan.

3. Pembahasan

3.1 Costumer Needs/Voice of Costumer

Atribut Voice of Costumer dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini:

Tabel 5. Daftar Atribut Voice of Costumer

Atribut Voice of Costumer dalam penelitian ini sebanyak 20 item. Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa terdapat 4 atribut dari setiap masing-masing dimensi kulitas jasa yaitu Tanggibles, Emphaty, Reponsiveness,

Reliability dan Assurance.

3.2 Planning Matrix

Planning matrix dapat dilihat pada tabel 6.

Dimensi Voice of Costumer

Ketepatan pencatatan menu yang dipesan konsumen oleh pramusaji Kesesuaian rasa hidangan yang dipesan oleh pramusaji

Ketepatan waktu dalam menyajikan menu hidangan yang dipesan konsumen

Kesesuian fasilitas yang menunjang untuk dinikmati oleh konsumen yang nongkrong dicafé Kecepatan dan ketanggapan pramusaji untuk menanggapi setiap keluhan konsumen Kecepatan pramusaji melayani konsumen

Ketanggapan pramusaji dalam menangani kesalahan pada proses melayani konsumen

Ketanggapan pramusaji untuk segera membersihkan meja kotor atau yang telah ditinggalkan oleh konsumen Jaminan fasilitas teknologi yang baik dan tidak ada gangguan yang bisa dinikmat konsumen. Seperti: Wifi, LCD Big Screen

Keramahan karyawan dalam melayani konsumen Keahlian karyawan dalam melayani konsumen dengan hati

Rasa makanan dan minuman yang enak, harga yang terjangkau, tempat yang nyaman dan pelayanan yang baik

Pramusaji yang siap mengantarkan daftar menu ke meja konsumen Ketersediaan sarana bagi konsumen untuk memberikan kritik dan saran Pramusaji memahami kebutuhan konsumen

Kemampuan komunikasi yang baik dengan konsumen Kerapihan penampilan atau kesesuaian pramusaji Kebersihan dan kenyamanan ruangan secara umum Letak atau lokasi yang strategis di perkotaan

Kelengkapan fasilitas baik itu teknologi, hiburan, parkiran, dan toilet Reliability

Responsiveness

Assurance

Emphaty

(5)

Tabel 6. Planning Matrix

Importance to Costumer merupakan bagian pertama dalam planning matrix ini yang menghitung tingkat

kepentingan dari setiap atribut menurut konsumen terhadap pelayanan di Bober Café Bandung. Berdasarkan

hasil perhitungan bahwa nilai kepentingan tertinggi adalah pada atribut keahlian karyawan dalam melayani konsumen dengan hati (3,5).

Costumer Satisfaction Performance dan Competitive Satisfaction Performance. Bagian ini merupakan

perhitungan tingkat kepuasan dari pelanggan Bober Café Bandung dan kompetitornya yaitu Maja House.

Berdasarkan hasil perhitungan gap positif tertinggi (sebesar 0,39) untuk kepuasan pelanggan terhadap adalah

pada atribut kecepatan pramusaji dalam melayani konsumen yang dimiliki oleh Bober Café Bandung jauh lebih

baik dibandingkan dengan Maja House. Gap negative tertinggi (sebesar -0,05) adalah pada atribut pramusaji

memahami kebutuhan konumen. Pada atribut ini Maja House memiliki nilai kepuasan pelanggan lebih baik

dibandingkan dengan Bober Café Bandung.

Goal dan Improvement Ratio. Goal merupakan nilai kinerja atau kepuasan pelanggan yang ingin dicpai

perusahaan dimasa yang akan datang, sedangkan improvement ratio merupakan rasio perbaikan yang dilakukan

untuk mencpaai nilai goal. Berdasarkan nilai kepuasan pelanggan dan goal yang ingin dicapai, maka diketahui

improvement ratio tertinggi (sebesar 1,394) adalah atribut pramusaji memahami kebutuhan konsumen.

Sales Point. Pemberian sales point untuk setiap atribut voice of costumer ditentukan berdasarkan kategori

kebutuhan Klien Grid. Sebagian besar atribut pelayanan diberi nilai sedang hingga tinggi untuk expected, hight

impact, hidden needs. Atribut yang termasuk kedalam hidden needs semuanya mempunyai potensi untuk

menjadi competitive advantage sehingga diberi nilai tinggi. Untuk atribut yang termasuk low impact diberi nilai

rendah.

Raw Weight dan Normalized Raw Weight. Bagian akhir dalam planning matix ini untuk mengetahui atribut yang

paling dibutuhkan dan diinginkan pelanggan serta merupakan prioritas perbaikan atau peningkatan kualitas pelayanan. Berdasarkan hasil perhitungan atribut yang memiliki nilai tertinggi adalah atribut pramusaji yang siap mengantarkan menu ke meja konsumen.

3.3 Technical Response

1 Reliability Ketepatan pencatatan menu yang dipesan konsumen oleh pramusaji 3.36 3.4 3.19 H 4 1.176 1.5 5.929 5.711 6.181

2 Reliability Kesesuaian rasa hidangan yang di pesan oleh konsumen 3.32 3.38 3.17 H 4 1.183 1.5 5.893 5.677 12.358

3 Reliability Ketepatan waktu dalam menyajikan menu hidangan yang dipesan konsumen. 3.35 3.43 3.22 H 4 1.166 1.5 5.860 5.645 18.087

4 Reliability Kesesuaian fasilitas yang menunjang untuk dinikmati oleh konsumen yang nongkrong

dicafé 3.44 3.28 3.26 E 4 1.220 1.2 5.034 4.849 23.798 5 Responsiveness Kecepatan dan ketanggapan pramusaji untuk menanggapi setiap keluhan konsumen 3.36 3.42 3.14 H 4 1.170 1.5 5.897 5.680 29.491

6 Responsiveness Kecepatan pramusaji melayani konsumen 3.41 3.52 3.13 E 4 1.136 1.2 4.649 4.478 35.171

7 Responsiveness Ketanggapan pramusaji dalam menangani kesalahan pada proses melayani konsumen 3.44 3.58 3.23 E 4 1.117 1.2 4.611 4.441 40.848

8 Responsiveness Ketanggapan pramusaji untuk segera membersihkan meja yang kotor atau yang telah di

ditinggalkan oleh konsumen 3.34 3.46 3.16 H 4 1.156 1.5 5.792 5.579 46.492 9 Assurance Jaminan fasilitas teknologi yang baik dan tidak ada gangguan yang bisa di nikmati

konsumen. Seperti : Wifi, LCD Big Screen 3.43 3.46 3.2 HI 4 1.156 1.5 5.948 5.729 52.121 10 Assurance Keramahan karyawan dalam melayani konsumen 3.38 3.11 3.15 L 3 0.965 1 3.262 3.142 57.700

11 Assurance Keahlian karyawan dalam melayani konsumen dengan hati 3.5 3.52 3.17 E 4 1.136 1.2 4.771 4.596 63.161

12 Assurance Rasa makanan dan minuman yang enak, harga yang terjangkau, tempat yang nyaman dan

pelayanan yang baik 3.27 3.32 3.2 H 4 1.205 1.5 5.911 5.693 68.166 13 Emphaty Pramusaji yang siap mengantarkan daftar menu ke meja konsumen 3.39 3.17 3.14 HI 4 1.262 1.5 6.417 6.181 73.015

14 Emphaty Ketersediaan sarana bagi konsumen untuk memberikan kritik dan saran 3.38 3.39 3.28 H 3 0.885 1 2.991 2.881 77.611

15 Emphaty Pramusaji memahami kebutuhan konsumen 3.41 2.87 2.92 E 4 1.394 1.2 5.704 5.494 82.170

16 Emphaty Kemampuan komunikasi yang baik pramusaji dengan konsumen 3.38 3.42 3.2 L 3 0.877 1 2.964 2.855 86.623

17 Tangible Kerapihan penampilan atau kesesuaian para pramusaji 3.33 3.42 3.14 H 4 1.170 1.5 5.844 5.629 91.064

18 Tangible Kebersihan dan kenyamanan ruangan secara umum 3.46 3.51 3.2 E 4 1.140 1.2 4.733 4.559 94.206

19 Tangible Letak atau lokasi yang strategis di perkotaan 3.42 3.16 3.17 E 4 1.266 1.2 5.196 5.005 97.087

20 Tangible Kelengkapan fasilitas baik itu teknologi, hiburan, parkiran, dan toilet 3.42 3.2 3.13 HI 4 1.250 1.5 6.413 6.177 99.942

S a le s Po in t Ra w W e ig h t N o r m a li z e d Ra w W e ig h t C u m u la ti v e N o r m a li z e d Ra w W e ig h t Im p o r ta n c e to C u s to m e r C o s tu m e r S a ti s fa c ti o n Pe r fo r m a n c e C o m p e ti ti v e S a ti s fa c ti o n Pe r fo r m a n c e K le in G r id G o a l Im p r o v e m e n t Ra ti o

(6)

Bagian technical response merupakan hasil diskusi dengan pihak manajemen Bober Café Bandung untuk menterjemahkan kebutuhan dan keinginan pelanggan menjadi sebuah cara atau teknis yang mempunyai

tujuan/target tertentu yang ingin dicapai oleh pihak manajemen. Technical response dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Technical Response

Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui technical response dalam penelitian ini sebanyak 25 item. Dimana setiap

technical response diberi ukuran direction of goodness, diantaranya yaitu:

a. The more the better (↑) : perhatian personal staf kepada pelanggan, tersedia wifi, memiliki kotak saran,

pembagian tugas jelas, mengerti tugas masing-masing, selalu konsisten dengan rasa makanan atau minuman, selalu berinovasi dan kreatif, komunikasi yang baik, kontrol kebersihan, penataan fasilitas dan peralatan café yang sesuai, dan desain interior yang sesuai dengan tema café.

b. Target is best (○) : setiap karyawan memiliki kemampuan, setiap karyawan memiliki sopan santun,

minimal pendidikan, mempunyai pengalaman dibidangnya, menu yang bervariasi, melayani dengan cepat, melayani dengan tepat, melayani dengan ramah, melayani penuh dengan ketanggapan, adanya musik, tersedia tempat parkir, tersedia TV, tempat strategis, dan tempat terjangkau.

3.4 Relationship

Penentuan prioritas technical response berdasarkan besarnya skor kepentingan yang didapat pada setiap respon

teknis. Relationship pada atribut rasa makanan dan minuman yang enak, harga yag terjangkau, tempat yang nyaman dan pelayanan yang baik serta atribut kelengkapan fasililitas baik itu teknologi, hiburan, parkiran dan

toilet merupakan atribut yang memerlukan technical response terbanyak dan masing-masing hubungannya kuat.

Tabel relationship dapat dilihat pada tabel 8 di bagian lampiran 1.

3.5 Technical Response Priorities

Berdasarkan hasil perhitungan, respon teknis yang memiliki nilai kontribusi tertinggi (sebesar 55,63) adalah

pembagian tugas yang jelas. Dimana technical response ini sangat berhubungan kuat dengan atribut pramusaji

yang siap mengantarkan daftar menu ke meja konsumen. Atribut ini harus menjadi perhatian bagi Bober Café

Bandung guna untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Hasil perhitungan technical response priorities dapat

dilihat pada tabel 9.

No Technical Response Direction of Goodness

1 Setiap karyawan memiliki kemampuan 

2 Perhatian personal staf kepada pelanggan 

3 Setiap karyawan memiliki sopan santun 

4 Tersedia Wifi

5 Memiliki kotak saran 

6 Pembagian tugas jelas 

7 Mengerti dengan tugas masing-masing 

8 Mininal pendidikan 

9 Mempunyai pengalaman dibidangnya 

10 Selalu konsisten dengan rasa makanan/minuman 

11 Selalu berinovasi dan kreatif 

12 Komunikasi yang baik 

13 Menu yang bervariasi 

14 Melayani dengan cepat 

15 Melayani dengan tepat 

16 Melayani dengan ramah 

17 Melayani penuh dengan ketanggapan 

18 Adanya musik 

19 Kontrol kebersihan 

20 Tersedia tempat parkir 

21 Tersedia TV 

22 Tempat strategis 

23 Tempat terjangkau 

24 Penataan fasilitas dan peralatan café yang sesuai 

(7)

Tabel 9. Technical Response Priorities

3.6 Technical Correlation

Bagian ini menggambarkan hubungan dan ketergantungan antar technical response, sehingga diketahui apakah

suatu technical response yang satu mempengaruhi technical response yang lain, dan pengukuran bersarnya

hubungan apakah bernilai negatif atau positif. Hubungan antar technical response pada penelitian ini

menunjukan ada beberapa yang berhubungan kuat positif ( ), berhubungan positif (√), dan tidak berhubungan

dengan technical response lain, tetapi tidak ada yang saling berhubungan negatif. Technical Response yang

memiiki hubungan terbanyak dengan technical response lain yaitu mempunyai pengalaman dibidangnya. Technical correlation dapat dilihat pada gambar 2 di lampiran 2.

3.7 Competitive Technical Benchmark

Bagian ini merupakan hasil perbandingan penilaian perfomansi technical response antara Bober Café Bandung

dengan Maja House. Hasil perbandingan Competitive Technical Benchmark dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Competitive Technical Benchmark

Technical Response Priorities

Minimal pendidikan 17,13

Mempunyai pengalaman dibidangnya 51,09

Melayani dengan t epat 50,80

Adanya Musik 15,10

Melayani dengan penuh ket anggapan 51,11

Melayani dengan cepat 40,29

Mengert i dengan t ugas masing-masing 39,97

T ersedia Wifi 51,56

Melayani dengan ramah 28,27

Komunikasi yang baik 41,36

Selalu konsist en dengan rasa 51,23

Selalu berinvovasi dan kreat if 17,07

Menu yang bervariasi 27,07

P embagian t ugas jelas 55,63

Memiliki kot ak saran 8,64

P erhat ian personal st af kepada pelanggan 51,33 Set iap karyawan memiliki kemampuan 25,69 Set iap karyawan memiliki sopan sant un 50,66

Kont rol kebersihan 41,03

Desain ruangan sesuai dengan t ema café 13,67

T empat st rat egis 45,04

T empat t erjangkau 45,04

T ersedia T V 18,53

P enat aan fasilit as & peralat an café yang

sesuai 18,53

(8)

Berdasarkan hasil rata-rata performansi technical response Bober Café lebih baik dibandingkan dengan Maja

House. Namun msaih terdapat nilai performansi technical response dari Bober Café yang masih di bawah

pesaing, diantaranya yaitu: melayani dengan tepat dan komunikasi yang baik.

3.8 Targets

Setiap technical response memiliki target yang ingin dicapai oleh pihak perusahaan untuk kepuasan pelanggan

dan meningkatkan daya saing café. Berdasarkan dari prioritas atribut kebutuhan pelanggan yang tertinggi adalah

keahlian karyawan dalam melayani konsumen dengan hati. Sehingga target utama yang ingin dicapai Bober Café Bandung adalah peningkatan kemampuan para karyawan dalam melayani lebih baik agar koneumen merasa senang. Targets dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Targets

4 Kesimpulan

Technical Response Bober Café Maja House Minimal pendidikan 3 3 Mempunyai pengalaman dibidangnya 3 3 Melayani dengan tepat 3 4

Adanya musik 3 3

Melayani dengan penuh ketanggapan 3 3 Melayanni dengan cepat 4 3 Mengerti dengan tugas masing-masing 4 3

Tersedia wifi 4 3

Melayani dengan ramah 3 3 Komunikasi yang baik 3 4 Selalu konsisten enan rasa makanan/minuman 3 3 Selalu berinovasi dan kreatif 4 3 Menu yang bervariasi 4 3 Pembagian tugas jelas 4 3 Memiliki kotak saran 3 3 Perhatian personal staf kepada pelanggan 3 3 Setiap karyawan memiliki kemampuan 3 3 Setiap karyawan memiliki sopan santun 3 3 Kontrol kebersihan 3 3 Desain ruangan yang sesuai dengan tema café 3 3 Tempat terjangkau 3 3

Tempat strategis 4 3

Tersedia TV 4 3

Penataan fasilitas & peralatan café yang sesuai 3 3

Tempat parkir 3 3

Rata-rata 3,38 3,23

Targets

Karyawan memiliki keahlian melayani dengan baik berdasarkan pendidikan terakhirnya Meningkatkan kemampuan karyawan melayani konsumen dengan baik berdasarkan pengalamannya Karyawan melayani konsumen dengan tepat tanpa ada kesalahan

Menghibur pelanggan selama berada di café

Meningkatkan ketanggapan karyawan untuk memahami kebutuhan pelanggan Meningkatkan proses pelayanan agar lebih cepat

Karyawan baru diberi pelatihan untuk melayani kosumen dengan baik dan masing-masing karyawan bekerja dengan baik Fasilitas yang menjamin untuk dinikmati konsumen selama berada di café

Masing-masing karyawan harus memiliki sopan santun dan ramah agar konsumen senang dengan pelayanan café

Karyawan dapat berkomunikasi baik dengan konsumen untuk mempermudah proses pelayanan yang baik Rasa makanan dan minuman yang enak

Memperbanyak menu makanan yang bervariasi Karyawan bekerja dengan baik sesuai dengan tugasnya

Menampung kritik dan saran dari konsumen untuk meningkatkan kualitas pelayanan Meningkatkan kemampuan karyawan dalam melayani konsumen agar lebih baik Meningkatkan kemampuan karyawan dalam melayani konsumen agar lebih baik Meningkatkan kemampuan karyawan dalam melayani konsumen agar lebih baik Kebersihan dan kenyamanan café terjaga

Membuat suasana café menjadi lebih baik, teratur dan nyaman Mudah untuk dijangkau konsumen untuk datang ke café

Mudah untuk dijangkau konsumen untuk datang ke café

Siaran T V kabel untuk menghibur konsumen Ruangan menjadi lebih rapih, tertata dan nyaman

T empat parkir yang luas untuk memadai kendaraan konsumen yang datang ke café

(9)

Berdasarkan penelitian ini maka dapat ditarik sebuah kesimpulan yaitu :

Atribut-atribut pelayanan yang dijadikan penilaian pelanggan yaitu sebanyak 20 item. Dimana masing-masing

atribut pelayanan tersebut berdasarkan lima dimensi kualitas jasa antara lain adalah dimensi reliability,

responsiveness, assurance, emphaty, dan tangibles. Hasil analisis tingkat kepentingan pelanggan (importance to

costumer) terhadap atribut pelayanan di Bober Café Bandung menunjukan bahwa atribut pelayanan yang dinilai

paling penting bagi pelanggan adalah keahlian karyawan dalam melayani konsumen dengan hati dengan bobot sebesar 3,50. Berdasarkan hasil analisis planning matrix menunjukan bahwa atribut yang perlu diprioritaskan untuk dikembangkan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan dan daya saing adalah peningkatan dalam kesiapan pramusaji untuk mengantarkan daftar menu ke meja konsumen.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Bangun, Apriani., et al. (2013). Analisa Kualitas Pelayanan Jasa Pendidikan Dengan Menggunakan Metode

QFD di Jurusan Akuntansi XYZ. Vol. 3 No, 47-51. Jurnal dalam Teknik Unniversitas Sumatera Utara.

http://jurnal.usu.ac.id/index.php/jti/article/view/4852 (Diakses 4 Juli 2014)

[2] Badan Pusat Statistik. (2014). Berita Resmi Statistik. [Online]. Tersedia:

http://www.bps.go.id/brs_file/pdb_05feb14.pdf. [Diakses 5 September 2014]

[3] Bisnis UKM (2012). Kota Bandung Menjadi Gudangnya Para Pembisnis Kreatif. [Online]

http://bisnisukm.com/kota-bandung-menjadi-gudangnya-para-pebisnis-kreatif.html[Diakses 7 Juli 2014]

[4] Cohen, Leu. (1999). Quality Function Deployment : How to make QFD work for you. Addison Wesley.

Masschusetts.

[5] Fitzsimmons, James A. &Fitzsimmons, Mona J. (2011). Service Management;Operation, Strategy,

Information Technology. Seventh Edition. McGraw Hill – International Edition. Singapore.

[6] Inverstor Daily. (2013). Tantangan Terbesar Indonesia dalam MEA Meningkatkan Kualitas Sektor Jasa.

Tersedia:

http://www.beritasatu.com/ekonomi/154991-tantangan-terbesar-indonesia-dalam-mea-meningkatkan-kualitas-sektor-jasa.html. [Diakses 5 September 2014]

[7] Ratnasari, Ririn Tri., & Aksa, Mastuti H. (2011) . Teori dan Kasus Manajemen Pemasaran.Ghalia Indonesia,

Bogor.

[10] Tjiptono, Fandy (2009). Service Marketing, Esensi & Aplikasi. Marknesis, Yogyakarta.

[11] Wijaya, Toni (2011). Manajemen Kualitas Jasa : Desain ServQual, QFD, dan Kano. Disertai Contoh

(10)

LAMPIRAN 1

Tabel 8. HOQ Relationship

Reliability Ketepatan pencatatan menu yang dipesan konsumen oleh pramusaji  3.36

Reliability Kesesuaian rasa hidangan yang di pesan oleh konsumen  3.32

Reliability Ketepatan waktu dalam menyajikan menu hidangan yang dipesan konsumen.  3.35

Reliability Kesesuaian fasilitas yang menunjang untuk dinikmati oleh konsumen yang nongkrong di café.  3.44

Responsiveness Kecepatan dan ketanggapan pramusaji untuk menanggapi setiap keluhan konsumen.  3.36

Responsiveness Kecepatan pramusaji melayani konsumen.  3.41

Responsiveness Ketanggapan pramusaji dalam menangani kesalahan pada proses melayani

konsumen.  3.44

Responsiveness Ketanggapan pramusaji untuk segera membersihkan meja yang kotor atau yang telah di dinggalkan oleh konsumen.  3.34

Assurance Jaminan fasilitas teknologi yang baik dan tidak ada gangguan yang bisa di nikmati

konsumen. Seperti : Wifi, LCD Big Screen.  3.43

Assurance Keramahan karyawan dalam melayani konsumen.  3.38

Assurance Keahlian karyawan dalam melayani konsumen dengan hati.  3.5

Assurance Rasa makanan dan minuman yang enak, harga yang terjangkau, tempat yang

nyaman dan pelayanan yang baik.    3.27

Emphaty Pramusaji yang siap mengantarkan daftar menu ke meja konsumen.  3.39

Emphaty Ketersediaan sarana bagi konsumen untuk memberikan kritik dan saran.  3.38

Emphaty Pramusaji memahami kebutuhan konsumen.  3.41

Emphaty Kemampuan komunikasi yang baik pramusaji dengan konsumen.  3.38

Tangible Kerapihan penampilan atau kesesuaian para pramusaji.  3.33

Tangible Kebersihan dan kenyamanan ruangan secara umum.   3.46

Tangible Letak atau lokasi yang strategis di perkotaan.   3.42

Tangible Kelengkapan fasilitas baik itu teknologi, hiburan, parkiran, dan toilet    3.42

17.13 51.09 50.80 15.10 51.12 40.30 39.97 50.21 51.56 28.28 41.36 51.24 17.08 17.08 55.63 8.64 51.34 25.70 50.66 41.03 13.68 45.04 45.04 18.53 18.53 55.59 Dimensi Prioritize K o n tr o l k e b e rs ih a n D e s a in r u a n g a n s e s u a i d e n g a n t e m a c a fé Te m p a t s tr a te g is Te m p a t y a n g t e rj a n g k a u Te rs e d ia TV P e n a ta a n f a s il ia s & p e ra la ta n c a fé y a n g s e s u a i M e n u y a n g b e rv a ri a s i P e m b a g ia n t u g a s j e la s M e m il ik i k o ta k s a ra n P e rh a ti a n p e rs o n a l s ta f k e p a d a p e la n g g a n S e ti a p k a ry a w a n m e m il ik i k e m a m p u a n Te m p a t p a rk ir Im p o rt a n c e t o C u s to m e r S e ti a p k a ry a w a n m e m il ik i s o p a n s a n tu n M e n g e rt i d e n g a n t u g a s m a s in g -m a s in g Te rs e d ia w if i M e la y a n i d e n g a n r a m a h K o m u n ik a s i y a n g b a ik S e la lu b e ri n o v a s i d a n k re a ti f S e la lu k o n s is te n d e n g a n r a s a m a k a n a n /m in u m a n M e la y a n i d e n a n c e p a t M in im a l P e n d id ik a n M e m p u n y a i p e n g a la m a n d ib id a n g n y a M e la y a n i d e g a n t e p a t A d a n y a M u s ik M e la y a n i p e n u h d e n g a n k e ta n g g a p a n Technical Response Voice Of Customer

(11)

LAMPIRAN 2

Gambar 2. Technical Correlation

                         Minimal pen d id ik an Mem p u n y ai peg alam an dib id an g n y a m elay an i den g an tepat Ad an y a m u sik Melayan i den g an pen u h ketan g g ap an Melayan i den g an cepat Meng erti d en g an tug as m asin g -m asi n g Ter sed ia Wifi Melayan i den g an r am ah Ko m u n ik asi y an g baik Selalu ko n sis ten d en g an r asa m ak an an /m in u m an Selalu berin o v asi d an kreatif Menu yan g berv ariasi Pem b ag ian tug as j elas Mem ilk i ko tak sar an Perhatian perso n al staf kep ad a pelan g g an Setiap k aryawan m em ilik i ke m am p u a n Setiap kary awan m em lik i so p a san tu n Ko n trol k eb ersih an Desain r u an g an sesu ai den g an tem a c afé y an g sesu ai Tem p at strategis Tem p at ter jan g k k au Ter sed ia TV Pen ataan fasilitas & peral atan ca fé y an g sesu ai Tem p at park ir

Gambar

Gambar 1. Rumah Kualitas (House of Quality)
Tabel 2. Nilai Sales point
Tabel 4. Simbol Interaksi Antar Technical Response
Tabel 6. Planning Matrix
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pengawasan kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila dipergunakan, mempertahankan kualitas produk yang sudah tinggi dan

melakukan pencatatan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan dari Pengguna Barang yang tidak digunakan untuk kepentingan

Ini merupakan harapan kami bahwa model penerapan teknologi holistik India di sektor kapas telah membuat India nomor satu dalam produksi kapas dunia akan menginformasikan

DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN NOMOR : DIPA- 012.22.1.344317/2015 DS:2127-0000-0003-3099 1 Sub Fungsi Fungsi 02 PERTAHANAN 486.979.786.000 486.102.530.000 02.01

gangguan perbulan, dan paket (TFP) sebesar 80,73% dengan waktu 0.935. Penambahan atribut tidak menjamin performansi yang dihasilkan lebih baik. Analisis Prediksi Churn Dan

Melalui perhitungan korelasi antara data hasil interpolasi dengan data pengukuran langsung, maka didapatkan bahwa metoda interpolasi spline memiliki tingkat presisi

Profitabilitas dan Struktur Modal Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Subsektor Coal Mining yang Terdaftar di BEI”. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode latihan berstruktur yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa mengikuti langkah-langkah sebagai berikut (1) guru