• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN ALAT KONTRASEPSI DENGAN METODE AHP (STUDI KASUS DI KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN ALAT KONTRASEPSI DENGAN METODE AHP (STUDI KASUS DI KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

76

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN ALAT KONTRASEPSI DENGAN METODE AHP

(STUDI KASUS DI KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS)

Deni Apriadi, M.Kom Email : denidrv@gmail.com

ABSTRACT

Problems in the selection of contraception common in every family planning acceptors. In the election of contraception must consider the factors influencing the type of tool kontrssepsi. The purpose of this study is expected to help family planning acceptors in choosing the right type of contraception for him. The techniques used in this research that uses the Analytical Hierarchy Process (AHP), the method will make the process of ranking the types of contraceptives that is by doing pairwise comparisons between the criteria and the criteria with alternative criteria to produce the type of contraceptives suggested for family planning acceptors. In this study there are some deficiencies that can be learned back in the next study. However, the application of AHP method still felt quite effective in determining contraceptive that has the highest weight based on the results of the calculation are the type of contraceptive injection

Keywords: Decision Support Systems, AHP, Contraception I. PENDAHULUAN

Keberadaan sistem

pendukung keputusan hanya sebagai sistem pendukung untuk suatu proses pengambilan keptusan, termasuk pengambilan keputusan dalam pemilihan rumah bersalin. Sistem pendukung keputusan dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan. Salah satu teknik pengambilan keputusan dalam analisis kebijaksanaan adalah pendekatan AHP (Fitriyani, 2012).

Memilih metode atau alat kontrasepsi bukan merupakan hal yang mudah karena efek yang berdampak terhadap tubuh tidak akan diketahui selama belum menggunakannya. Selain itu tidak ada metode atau alat kontrasepsi

yang selalu cocok bagi semua orang karena situasi dan kondisi tubuh dari setiap individu selalu berbeda.

Dalam penelitian ini penulis akan membahas bagaimana memberikan rekomendasi pemilihan alat kontrasepsi bagi akseptor keluarga berencana, karena sering kali para akseptor keluarga berencana merasa bingung dalam memilih alat kotrasepsi yang terbaik bagi dirinya. Hal ini disebabkan karena setiap jenis alat kontrasepsi pasti memiliki efek samping yang berbeda antara akseptor yang satu dengan yang lainnya.

Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut dibutuhkan suatu metode yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

(4)

77 Salah satu metode yang tepat adalah Analitic Hierarchy Proses (AHP) karena metode ini salah satu metode yang dapat melakukan penilaian kriteria majemuk dan detail dengan suatu kerangka berfikir yang komprehensif pertimbangan proses hirarki yang kemudian dilakukan perhitungan bobot untuk masing-masing kriteria (Rochmasari, et al. 2010).

A. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan, yaitu :

1. Bagaimana menentukan kriteria yang tepat untuk dapat dijadikan acuan dalam membantu pengambilan keputusan ?

2. Bagaimana menerapkan metode AHP untuk penentuan alat kontrasepsi yang tepat dengan kriteria yang telah ditentukan ?

3. Bagaimana

mengimplementasikan metode AHP dengan menggunakan Super Decisions?

B. Batasan Masalah

1. Penelitian ini hanya penentuan alat kontrasepsi yang tepat bagi akseptor keluarga berencana. 2. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan metode AHP (Analytic Hierarchy Process). 3. Perangkat lunak yang

digunakan untuk implementasi menggunakan Super Decisions

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk memahami metode AHP dalam penentuan alat kontrasepsi bagi akseptor keluarga berencana.

2. Menganalisis kriteria yang tepat dalam penentuan alat kontrasepsi bagi akseptor keluarga berencana.

3. Untuk melakukan analisis alat kontrasepsi yang tepat bagi akseptor keluarga berencana. 4. Melakukan pengujian dengan

memanfaatkan software tools Super Decisions

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

1. Mampu membantu akseptor keluarga berencana dalam mengambil keputusan dalam menentukan alat kontrasepsi yang tepat.

2. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis tentang penentuan alat kontrasepsi bagi akseptor keluarga berencana.

3. Dapat memberikan informasi keunggulan metode AHP dalam menentukan alat kontrasepsi yang tepat bagi akseptor.

II. LANDASAN TEORI

A. Sistem Pendukung Keputusan Konsep Sistem Pendukung

Keputusan pertama kali

diperkenalkan pada awal tahun 1970 oleh Michael S.Scott Morton dan G. Anthony Gorry. Menurut Marthin (2010), Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support

(5)

78 meningkatkan proses dan kualitas hasil pengambilan keputusan, dimana DSS dapat memadukan data

dan pengetahuan untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses pengambilan keputusan tersebut, disamping itu Sistem Pendukung Keputusan juga memberdayakan resources individu secara intelek dengan kemampuan komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan dan berhubungan dengan manajemen pengambilan keputusan, serta berhubungan dengan masalah-masalah yang semi terstruktur.

B. Komponen Sitem Pendukung Keputusan

Menurut Arifin (2010), Sistem pendukung keputusan terdiri atas 4 komponen utama atau subsistem yaitu :

a. Data Management yaitu data

manajemen meliputi database yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut database management system (DBMS).

b. Model Management yaitu

model manajemen melibatkan model financial, statistical, manajemen science, atau berbagai model kuantitatif lainya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis, dan manajemen software yang diperlukan

c. Communication (dialog

subsistem) yaitu User dapat

berkomunikasi dan

memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini,

yang berarti menyediakan antarmuka.

d. Knowledge Management yaitu Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.

Gambar 1 Komponen Sistem Pendukung Keputusan Sumber : Dyah dan Maulana (2009) C. Metode Ahp

AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam

Manajeme n Data Manajeme n Model Manajeme n Pengetahu an Other Computer Based System Pemakai Manajeme n Dialog

(6)

79 kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis (Artika, 2010).

Prosedur atau langkah-langkah dalam metode AHP meliputi:

1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hierarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level atas.

2. Menentukan prioritas elemen : a. Langkah pertama dalam

menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan.

b. Matriks perbandingan

berpasangan diisi

menggunakan bilangan untuk merepresentaikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya.

3. Sintesis Petimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalamm langkah ini adalah :

a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks

b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks

c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.

4. Mengukur Konsistensi Dalam pembuat keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan

pertimbangan dengan

konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah :

a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relative elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relative elemen kedua, dan seterusnya

b. Jumlahkan setiap baris c. Hasil dari penjumlahan

baris dibagi dengan elemen prioritas relative yang bersangkutan

d. Jumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut  maks

(7)

80 5. Hitung Consistency Indek (CI)

dengan rumus :

CI = ( maks – n)/(n-1)

Di mana n = banyaknya elemen

6. Hitung rasio konsistensi / Consistency Ratio (CR) dengan rumus :

CR = CI / IR

Di mana CR = Consistensy Ratio

CI = Consistency Indek IR =

Indeks Random Consistency 7. Memeriksa konsistensi

hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI/IR) kurang atau sama dengan 0,1, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan tentang metodologi penelitian yang digunakan dalam penyelesaian masalah penelitian. Metodologi penelitian akan sangat membantu penulis dalam proses kerja penyelesaian masalah. penelitian ini memiliki beberapa tahapan dalam pelaksanaan kegiatan yang tertuang pada kerangka kerja penelitian. Yaitu menganalisa dan mengidentifikasi masalah, mempelajari literature,

penyusunan proposal,

mengumpulkan data, menganalisa data, Perancangan sistem pendukung keputusan, implementasi dengan Super Decisions, dan hasil pengujian

IV. ANALISA DAN

PERANCANGAN

Gambar 2 Hirarki AHP Penentuan Alat Kontrasepsi

A. Matrik Berpasangan Kriteria Nilai matriks berpasangan kriteria di dapat dari kuisioner yang di berikan kepada dokter spesial kandungan.

(8)

81 Setelah dilakukan matriks berpasangan maka di dapatlah nilai eigen, nilai CI dan CR seperti pada tabel 4 :

B. Matrik Berpasangan Alternatif Kriteria Biaya

Kemudian selanjutnya melakukan matrik berpsangan alternatif kriteria biaya, seperti pada tabel 5 dan tabel 6 :

C. Matrik Berpasangan Alternatif Kriteria Efek Samping

Kemudian selanjutnya melakukan matrik berpsangan alternatif kriteria efek samping, seperti pada tabel 7 dan tabel 8 :

D. Matrik Berpasangan

Alternatif Kriteria Efektifitas Alat

Kemudian selanjutnya melakukan matrik berpsangan alternatif kriteria efektifitas alat, seperti pada tabel 9 dan tabel 10 :

(9)

82 E. Matrik Berpasangan

Alternatif Kriteria Kesehatan Kemudian selanjutnya melakukan matrik berpsangan alternatif kriteria kesehatan, seperti pada tabel 11 dan tabel 12 :

F. Matrik Berpasangan Alternatif Kriteria Lama Pemakaian

Kemudian selanjutnya melakukan matrik berpsangan alternatif kriteria lama pemakaian, seperti pada tabel 13 dan tabel 14 :

G. Matrik Berpasangan Alternatif Kriteria Umur

Kemudian selanjutnya melakukan matrik berpsangan alternatif kriteria efek samping, seperti pada tabel 15 dan tabel 16 :

(10)

83 H. Bobot Final Dan Rangking

Alternatif

Dari hasil matrik berpasangan di dapatkan bobot final dan rangking alternatif, seperti pada tabel 17 :

Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan dengan metode AHP, yang terdapat pada tabel diatas, maka di dapat nilai yaitu : implant dengan nilai 0.1229 (12%), injeksi dengan nilai 0.1654 (17%), IUD dengan nilai 0.0942 (9%), kondom dengan nilai 0.1197 (12%), pil dengan nilai 0.0821 (8%), MAL dengan nilai 0.1312 (13%), tubektomi dengan nilai 01434 (14%) dan vasektomi dengan nilai 1412 (14%).

Dari hasil akhir perhitungan dengan menggunakan metode AHP, maka didapat kesimpulan bahwa alat kontrasepsi Injeksi mendapat nilai yang paling tinggi atau peringkat pertama dalam penentuan alat kontrasepsi, sehingga injeksi merupakan alat kontrasepsi yang disarankan bagi akseptor KB.

V. IMPLEMENTASI DAN

PENGUJIAN A. Implementasi

Bab tahap membahas mengenai hasil implementasi sistem. Hasil implementasi akan membahas mengenai tahap pengujian, sistem akan diuji dengan menggunakan Software super decisions.

B. Pengujian Sistem

Tahap pengujian dilakukan dengan menggunakan Sofware Super Decisions yaitu :

Gambar 3 Hirarki AHP Penentuan Alat Kontrasepsi Dengan Super

Decisions

Gambar 4 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria

(11)

84 Gambar 5 Hasil Pembobotan Nilai

Matriks Berpasangan Kriteria

Gambar 5 Hasil Proses Pembobotan

Gambar 6 Hasil Laporan Alternatif Rangking

Dari hasil akhir perhitungan dengan menggunakan Super

Decsions, maka didapat kesimpulan bahwa alat kontrasepsi Injeksi mendapat nilai yang paling tinggi atau peringkat pertama dalam penentuan alat kontrasepsi, sehingga injeksi merupakan alat kontrasepsi yang disarankan bagi akseptor KB Perbandingan Hitungan Manual dan Software Super Dicisions

Dari tabel diatas dapat dilihat perbedaan antara perhitungan manual

dan perhitungan dengan

menggunakan Software Super Decisions tidak terlalu jauh, hanya tiga angka di belakang koma, dari hasil tersebut dapat dikatakan konsisten.

Berdasarkan proses

perhitungan manual dan perhitungan dengan menggunakan Software

Super Decisions didapatkan

kesimpulan bahwa Injeksi mendapat peringkat pertama sebagai hasil keputusan yang disarankan menjadi alat kontrasepsi bagi akseptor KB.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Kriteria biaya, efek samping, efektifitas alat, kesehatan, lama

(12)

85 pemakaian dan umur dapat dijadikan sebagai kriteria untuk penentuan alat kontrasepsi, ke 6 kriteria tersebut memiliki nilai yang dapat diukur.

2. Metode Analitiycal Hierarchy

Process (AHP) dapat

diterapkan untuk penentuan alat kontarasepsi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. 3. Perhitungan metode AHP

secara manual sesuai dengan hasil perhitungan dengan menggunakan Super Decisions. B. Saran

Adapun saran ataupun masukan dari penulis khususnya untuk peneliti selanjutnya yaitu sebagai berikut:

1. Perlu adanya penelitian yang sejenis dengan menggunakan metode yang berbeda yang berfungsi sebagai pembanding dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

2. Diperlukan pemahaman yang yang lebih mendalam dalam perhitungan dengan metode AHP, apabila terjadi kesalahan maka akan terjadi nilai yang

inconsistensi yang sangat

besar.

3. Untuk peneliti yang ingin mengembangkan penelitian ini, untuk menambahkan kriteria yang lebih banyak lagi supaya hasil pemilihan alat kontrasepsi lebih akurat.

Daftar Pustaka

Arifin Zainal(2010).”Penerapan

Metode Analytical

Hierarchy Process (AHP)

Untuk Menentukan Sisa

Hasil Usaha Pada Koperasi

Pegawai Negeri.” Jurnal

Informatika Mulawarman. Vol.5. 2

Artika Rini (20013).” Penerrapan

Analitycal Hierarchy

Process (AHP) Dalam

Pendukung Keputusan

Penilaian Kinerja Guru

Pada SD Negeri 095224.” Jurnal Pelita Informatika Budi Darma. Vol. IV. 3. Dengen

Nataniel(2009).”Perancang

an Sistem Informasi

Terpadu Pemrintah Daerah

Kabupaten Paser.” Jurnal

Informatika Mulawarman. Vol.4. 48

Dyah Nur Rochmah dan Maulana Armandira (2009).” Sistem

Pendukung Keputusan

Perencanaan Strategis

Kinerja Instansi Pemerintah

Menggunakan Metode

AHP(Studi Kasus Di

Deperindag),” Jurnal

Informatika. Vol. 3.2. Eniyati Sri(2009).”Perancangan

Sistem Pendukung

Keputusan Untuk

Penerimaan Beasiswa

dengan Metode SAW.”

Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK. Vol.16. 172. Fitriyani (2012). “Penerahan AHP

Sebagai Model Sistem

Pendukung Keputusan

Pemilihan Rumah Bersalin Contoh Kasus Kota Pangkal Pinang.” Jurnal JSM STMIK Mikroskil. Vol. 13. 2.

(13)

86

Nasibu Iskandar Z

(2009),”Penerapan Metode

AHP Dalam Sistem

Pendukung Keputusan

Penempatan Karyawan

Menggunakan Aplikasi

Expert Choice.” Jurnal

Pelangi Ilmu. Vol. 2. 5.

Rohcmasari Lis et.al.

(2010),”Penentuan

Prioriatas Usulan

Sertifikasi Guru Dengan

Metode AH.” Jurnal

Teknologi Informasi. Vol. 6. 1

Sestri Ellya (2013).”Penilaian

Kinerja Dosen Dengan

Menggunakan Metode AHP Studi Kasus di STIE Ahmad

Dahlan Jakarta.” Jurnal

Liquidity. Vol.2. 1

Syachbana(2011).”Sistem Informasi

Akademik Berbasis

Multimedia Pada Lembaga

Pendidikan Palembang

Technology.” Jurnal

Teknologi dan Informatika. Vol.1. 113

Tahapary Marthin dan Syukur Abdul(2010).”Sistem

Pendukung Keputusan

Kelaikan Terbang Pada

Helicopter Model Bell 205 A-1 Pusat Penerbangan TNI AD.” Jurnal Teknologi Informasi. Vol.6. 95 Yobioktabera Amran et.al.(2012).”Perancangan E-Learning Cerdas Berbasis DSS Dengan Menggunakan Metode

Simple Additive Weighting

Pada SMP N 9 Semarang.”

Seminar Nasional

Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan. 445

Gambar

Gambar 1  Komponen Sistem  Pendukung Keputusan  Sumber : Dyah dan Maulana (2009)  C.  Metode Ahp
Gambar 2 Hirarki AHP Penentuan  Alat Kontrasepsi
Gambar 3 Hirarki AHP Penentuan  Alat Kontrasepsi Dengan Super
Gambar 6 Hasil Laporan Alternatif  Rangking

Referensi

Dokumen terkait

Konsep dasar model I-O Leontief didasarkan atas: (1) struktur perekonomian tersusun dari berbagai sektor (industri) yang satu sama lain saling berinteraksi melalui

SMP Negeri 6 Temanggung saat ini memiliki 32 siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepak bola. Peneliti mendapatkan informasi bahwa belum adanya metode

Struktur vegetasi mangrove di tingkat Tiang pada 10 stasiun penelitian di kepulauan Kari- mun Jawa, area pengamatan Tracking Mang- rove dan Pulau Menjangan Besar

Sumber pendanaan yang terikat berasal dari donor dalam bentuk proyek-proyek, sedangkan sumber pendanaan yang tidak terikat berasal dari jasa sertifikasi dan jasa

Penelitian ini berusaha mengungkapkan suatu kajian mengenai pengaruh krisis terhadap hubungan produksi internal (hubungan ke rja antara pengusaha dan pekerja)

menyimak sering diabaikan oleh guru karena guru beranggapan, tanpa diajarkan keterampilan menyimak dapat dilakukan sendiri oleh siswa. Observasi yang dilakukan

Di dalam penelitian ini akan menitikberatkan penelitianya pada kajang masutasoma, tentunya dilihat sebagai proses budaya dari pembuatan hingga penggunaanya dan

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan- perusahaan yang ikut dalam survei dan mendapat peringkat CGPI ( Corporate Governance Perception Index )