• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI SISWA KELAS VIII D DI SMP N 9 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI SISWA KELAS VIII D DI SMP N 9 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TAI (

TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

)

DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI

SISWA KELAS VIII D DI SMP N 9 SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Di Susun Oleh : SUSI FITRIYANTI

NIM: 121-14-001

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TAI (

TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

)

DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI

SISWA KELAS VIII D DI SMP N 9 SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Di Susun Oleh : SUSI FITRIYANTI

NIM: 121-14-001

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN) SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii MOTTO









...

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya...”

(8)

viii

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. karena atas berkah, karunia serta rahmat-Nya penulisa dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assiste

Individualization) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas VIII di SMP N 9 Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017”. Sholawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang kita nantikan syafa’atnya

dihari kiamat nanti. Aamiin

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung, membimbing dan mengarahkan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Salatiga.

4. Bapak Achmad Maimun, M.Ag., selaku Wakil Dekan II sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik.

(10)

x

6. Bapak dan ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya selama proses perkuliahan kepada penulis.

7. Bapak Ngadiman, M.Or., selaku Kepala Sekolah SMP N 9 Salatiga yang telah membantu dalam memberi izin dalam penelitian ini.

8. Ibu Dra. Muniroh selaku guru mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP N 9 Salatiga yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.

9. Orang tua, saudara serta kerabat yang selalu memberi motivasi dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

10. Rekan-rekan seperjuangan dan semua pihak yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu yang telah memberikan pertolongan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kesalahan yang tentu bersumber dari penulis sendiri. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar menjadikan skripsi ini lebih baik dan lebih sempurna.

Demikian ucapan terima kasih penulis sampaikan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiru dan bagi pembaca pada umumnya. Aamiin.

Salatiga, 19 Agustus 2017

Penulis,

Susi Fitriyanti

(11)

xi ABSTRAK

Fitriyanti, Susi. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas VIII di SMP N 9 Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mufiq, S.Ag., M.Phil.

Kata Kunci: Prestasi Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

Penelitian ini merupakan sebuah upaya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP N 9 Salatiga. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: apakah penerapan metode kooperatif tipe TAI (team assisted individualization) dapat meningkatkan prestasi belajar PAI pada siswa kelas VIII di SMP N 9 Salatiga tahun ajaran 2016/2017?.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek pada penelitian adalah siswa kelas VIII D di SMP N 9 Salatiga yang berjumlah 29 siswa. Sedangkan teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes, observasi dan dokumentasi. Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti melakukan 3 kegiatan yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II.

(12)

xii DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 3

C.Tujuan Penelitian ... 3

D.Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Penegasan Istilah ... 5

G.Metode Penelitian ... 7

1. Rancangan Penelitian ... 7

2. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 7

3. Langkah-langkah Penelitian ... 7

4. Instrumen Penelitian ... 9

5. Pengumpulan Data ... 10

6. Analisis Data ... 10

(13)

xiii BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.Prestasi Belajar... 14

B.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI ... 22

C.Pendidikan Agama Islam ... 25

D.Materi PAI Kelas VIII ... 31

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A.Gambaran Umum SMP N 9 Salatiga ... 35

B.Deskripsi Pra Siklus ... 42

C.Deskripsi Siklus I ... 43

D.Deskripsi Siklus II... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Hasil Penelitian ... 49

B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 53

1. Pra Siklus... 53

2. Siklus I... 60

3. Siklus II ... 67

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 76

B.Saran ... 77 DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tenaga Guru SMP N 9 Salatiga ... 40

Tabel 3.2 Tenaga Administrasi SMP N 9 Salatiga ... 40

Tabel 3.3 Siswa Kelas VIII D ... 41

Tabel 4.1 Nilai Ulangan Pra Siklus ... 49

Tabel 4.2 Nilai Evaluasi Siklus I... 51

Tabel 4.3 Nilai Evaluasi Siklus II ... 52

Tabel 4.4 Data Presentase Ketuntasan Pra Siklus ... 53

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Guru Pra Siklus ... 55

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Siswa Pra Siklus ... 57

Tabel 4.7 Data Ketuntasan Siklus I ... 60

Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ... 62

Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I ... 64

Tabel 4.10 Data Ketuntasan Siswa Siklus II ... 67

Tabel 4.11 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ... 69

Tebel 4.12 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II ... 71

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tahap-tahap Pelaksanaan PTK... 8

Gambar 2. Diagram Batang Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus ... 55

Gambar 3. Diagram Batang Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ... 61

Gambar 4. Diagram Batang Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ... 68

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menjadikan manusia mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Pendidikan merupakan sebuah upaya sadar dan terencana utuk menjadikan peserta didik menjadi manusia yang memiliki kecerdasan, memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, berakhlak mulia dan keterampilan untuk megembangkan kemampuan dan potensi diri. Tujuan dari pedidikan menjadikan manusia berbeda dengan makhluk ciptaan Allah lainnya. Manusia diciptakan dengan bentuk sebaik-baiknya dan dianugrahi akal oleh Allah. Melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan akal untuk kepentingan dirinya, kepentingan orang lain dan kepentingan berbangsa dan bernegara. Inti dari pendidikan yaitu memanusiakan manusia.

Menurut Marimba, pendidikan merupakan bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Tafsir, 2014: 46). Abdul Fattah Jalal mengungkapkan tujuan dari pendidikan Islam adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Tujuan itu adalah untuk semua manusia. Jadi, menurut Islam pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia menjadikan manusia yang menghamakan diri atau selalu beribadah kepada Allah (Tafsir: 2014: 46).

(17)

2

baik dalam kehidupan di dunia yang hidup berdampingan dengan makhluk lain, maupun menjadi hamba Allah yang bertaqwa dan selalu beriman kepada Allah. Tidak hanya pendidikan secara umum saja yang penting, namun Pendidikan Agama Islam di sekolah tidak kalah penting terutama di sekolah-sekolah umum.

Pendidikan Agama Islam menjadi salah satu mata pelajaran wajib bagi seluruh sekolah yang ada di Indonesia. Pendidikan Agama Islam dalam sistem pendidikan nasional memiliki peran yang sangat penting karena melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam inilah siswa dapat mengetahui agama Islam lebih jauh. Karena memiliki peran yang penting, maka dari itu perlu dilakukan inovasi dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat berperan aktif dalam proses belajar mengajar di mana siswa akan merasa senang dan tidak merasa bosan dalam penyampaian materi pelajaran secara maksimal dan siswa dapat memahami materi yang diberikan.

Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa peserta didik kurang termotivasi untuk belajar agama karena proses pembelajaran yang kurang inovasi dan hanya menggunakan metode pembelajaran yang monoton. Peserta didik kurang tertarik dan termotivasi untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga materi kurang dipahami oleh peserta didik.

(18)

3

merupakan sebuah program pedagogik yang berusaha mengadaptasi pembelajaran dengan perbedaaan individu siswa secara akademik. Penggunaan TAI dapat mendukung praktik-praktik ruang kelas, seperti pengelompokkan siswa, pengelompokkan siswa di dalam kelas, pengajaran terprogram dan pengajaran berbasis komputer. Dalam penggunaan metode ini dapat meningkatkan interaksi dan kerjasama antar siswa untuk bersama-sama meningkatkan hasil belajar dan komunikasi umum dalam kelas.

Dari pemaparan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar PAI pada Siswa Kelas VIII di SMP N 9 Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “apakah penerapan metode kooperatif tipe TAI (team assisted

individualization) dapat meningkatkan prestasi belajar PAI pada siswa kelas VIII di SMP N 9 Salatiga tahun ajaran 2016/2017?”

C. Tujuan Penelitian

(19)

4

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara tehadap masalah yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK (Mulyasa, 2011: 63). Hipotesis dalam penelitian tindakan bukan hipotesis perbedaan atau hubungan melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis tindakan memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan (Kunandar, 2011: 90). Jadi suatu hipotesis akan diterima jika disertai dengan fakta-fakta yang membenarkan.

Setelah menelaah berbagai sumber, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: “Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI

(team assisted individualization) dapat meningkatkan prestasi belajar PAI materi Binatang Halal dan Haram pada siswa kelas VIII D di SMP N 9 Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017.”

2. Indikator Keberhasilan

(20)

5 E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis dan teoritis.

1. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rekomendasi atau acuan penerapan metode kooperatif tipe TAI (team assisted individualization) dalam pembelajaan PAI.

2. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan teori pembelajaran melalui metode kooperatif tipe TAI (team assisted individualization).

F. Penegasan Istilah

Agar mempermudah pemahaman serta untuk menentukan arah yang jelas dalam menyusun penelitian ini, maka penulis memberikan penegasan dan maksud penulisan judul berikut:

1. Model Pembelajaran Koopeatif

(21)

6

menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pemebelajaran (Daryanto dan Rahardjo, 2012: 241).

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

Model pembelajaan kooperatif tipe TAI adalah sebuah program paedagogik yang berusaha mengadaptasi pembelajaran dengan perbedaan individual siswa secara akedemik (Huda, 2013: 200). Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individu. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran lebih banyak digunakan untuk memecahkan masalah. Ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual mempelajari materi yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individu kemudian dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan secara besama-bersama (Daryanto dan Muljo Rahardjo, 2012: 246-247). 3. Prestasi Belajar

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), pestasi belajar adalah penguasaan keterampilan atau pengetahuan yang dikembangan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Depdiknas, 2007: 895).

4. Pendidikan Agama Islam

(22)

7

keimanan, akhlak, fiqh/ibadah, dan sejarah sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT., diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungan (Majid, 2012: 13).

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Arikunto, Peneltian Tindakan Kelas merupakan pencermatan dalam bentuk tindakan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suyadi, 2010: 18). Rancangan penelitian yang ditetapkan adalah penelitian tindakan kelas mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP N 9 Salatiga sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pretasi belajar siswa.

2. Lokasi dan Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP N 9 Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017 yang bejumlah 29 siswa.

3. Langkah-langkah Penelitian

(23)

8

Gambar 1. Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK

Penjelasan gambar 1.1 : a. Perencanaan

Langkah pertama dalam penelitian tindakan kelas adalah perencanaan. Dalam tahap ini peneliti memperisapkan materi, membuat silabus, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran, menyiapkan lembar observasi, menyusun perangkat tugas yang akan diberikan kepada siswa dan menyusun alat untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran.

Pelaksanaan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

(24)

9 b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksaan tindakan adalah penerapan rencana yang telah disusun di kelas yang menjadi sasaran penelitian. Kegiatan awal dalam pelaksanaan tindakan ini yaitu guru menjelaskan meteri pelajaran yang akan dikembangkan, kemudian kegiatan intinya adalah guru memandu penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI. c. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan dilakukan untuk menelaah seberapa jauh pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI mengenai sasaran. Dalam tahap ini, peneliti mengumpulkan data yang diperlukan.

d. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Dalam hal ini peneliti melakukan pengecakan sehingga tampak kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan penelitian (Suyadi, 2010: 64).

Data yang diperoleh dalam proses observasi kemudian dikumpulkam lalu dianalisis. Berdasarkan hasil analisis tersebut, guru dapat membuat refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan sehingga dapat diambil landasan untuk pelaksanaan kegiatan di siklus selanjutnya.

4. Instrumen Penelitian

(25)

10

(RPP), Materi Pembelajaran, Soal Tes, Lembar Observasi Siswa, Lembar Observasi Guru dan sebagainya.

5. Pengumpulan Data a. Tes

Metode pengumpulan data dengan teknik tes yaitu peneliti menggunakan soal-soal yang diberikan guru kepada siswa untuk mengukur tingkat pengetahuan siswa terhadap materi yang diberikan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI.

b. Metode Observasi

Observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Suyadi, 2010: 63). Metode observasi dilakukan untuk melihat pelaksanaan kegiatan di lapangan dan mengamati peristiwa-peristiwa yang terjadi berkaitan dengan tujuan penelitian. c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1997: 206). Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keadaan sekolah dengan mengambil dokumentasi saat pembelajaran untuk mengetahui pengalaman pelaksanaan metode kooperatif tipe TAI pada mata pelajaran PAI khususnya pada materi sesuai dengan RPP.

6. Analisis Data

(26)

11

perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2010: 85). Menurut Suharsimi Arikunto, dalam Penelitian Tindakan Kelas analisis data menggunakan dua jenis data sebagai berikut:

a. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara deskriptif dengan statistik deskriptif. Dalam analisis ini biasanya untuk mencari nilai rerata dan mencari presentase keberhasilan belajar dengan rumus sebagai berikut:

1) Rumus mencari nilai rerata

MX = ∑𝑿

𝑵

Keterangan:

MX = Mean (nilai rata-rata). ∑x = Jumlah semua nilai siswa.

N = Jumlah siswa (Sudijono, 2010: 83)

2) Rumus mencari presentase keberhasilan belajar

P = 𝒇

𝑵 𝐱𝟏𝟎𝟎%

Keterangan:

P = Angka Presentase

f = Frekuensi siswa yang tuntas belajar. N = Jumlah siswa (Sudijono, 2010: 43).

(27)

12

diperoleh berupa kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, respon dalam pelajaran, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya dapat dianalisis secara deskriptif.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dalam memahami isi dari penelitian ini, maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan, memuat Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II: Kajian Pustaka, merupakan bagian yang mejelaskan landasan teori yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa, menjelaskan tentang metode pembelajaran kooperatif tipe TAI dan menjelaskan tentang ruang lingkup mata pelajaran pendidikan agama Islam

BAB III: Pelaksanaan Penelitian, pada bab ini peneliti akan menguraikan proses pelaksanaan penelitian yang dimulai dari siklus awal hingga akhir.

(28)

13

(29)

14 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), prestasi belajar adalah penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Depdiknas, 2007: 895). Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan suatu puncak proses pembelajaran yang pada tahap ini siswa membuktikan keberhasilan belajar. Siswa juga menunjukkan kemampuannya dalam memecahkan tugas-tugas belajar atau mentansfer hasil belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 243).

Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belaja yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu (Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012: 119). Prestasi belajar seseorang dapat dilihat secara nyata dengan adanya laporan hasil belajar yang berbentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang menjelaskannya. Dalam penilaian prestasi belajar, seseorang atau siswa harus mampu melampaui standar nilai minimal yang telah ditentukan, sehingga dapat dilihat sejauh mana pestasi belajar siswa.

(30)

15

tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku. Kemudian ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah sebagai berikut: 1. Perubahan yang terjadi secara sadar.

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional. 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah.

6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku (Slameto, 1991: 2-4). Proses belajar siswa berpengaruh terhadap perilaku dan prestasi siswa dalam pembelajaran. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dilihat dari segi perubahan perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, tingkat prestasi siswa dapat dilihat dari tingkah lakunya yang menuju pada tingkah laku positif, terarah dan kontinu.

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Pencapaian prestasi yang baik merupakan usaha yang tidak mudah, karena prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012: 119), di antaranya adalah:

a. Faktor intern

1) Faktor jasmaniah

(31)

16

teganggu, selain itu juga orang tersebut akan cepat lelah yang menyebabkan kurangnya konsentrasi belajar. Cacat tubuh yang diderita seseorang juga dapat berpengaruh dalam proses belajarnya. Cacat tubuh adalah seseutu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu, jika hal ini terjadi, hendaklah siswa belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu untuk mengurangi pengaruh kecacatannya itu (Slameto, 1991: 56-57).

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis seseoang juga berpengaruh terhadap proses belajar. Cakupan faktor psikologis di sini adalah:

a) Intelegensi, yaitu suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berfikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 245).

b) Perhatian, menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek atau sekumpulan objek. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka diusahakan bahan pelajaran selalu menarik perhaitian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.

(32)

17

seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.

d) Bakat, yaitu kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu beruakan terealisasi menjadi kecapakan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.

e) Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai.

f) Kematangan, yaitu suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.

g) Kesiapan, yaitu kesedian untuk memberi respon atau beresaksi. Kesedian itu timbul dari diri seseorang dan juga berhubungan erat dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecapakan (Slameto, 1991: 57-61).

3) Faktor kelelahan

(33)

18 b. Faktor ekstern

1) Fakto keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

2) Faktor sekolah

Aktivitas belajar dapat meningkat bila program pembelajaran disusun dengan baik. Program pembelajaran sebagai rekayasa pendidikan guru di sekolah merupakan faktor ekstern belajar. Guru yang berpean sebagai pendidikan harus memusatkan perhatian pada kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar. Kebangkitan belajar tersebut merupakan emansipasi diri siswa. Kemudian, untuk menunjang kebangkitan belajar siswa pihak sekolah juga harus menyediakan sarana dan prasaana yang menunjang dan baik (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 247-250).

(34)

19 3) Faktor masyarakat

Lingkungan masyarakat merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar. Lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkambangan pribadi anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasan-kebiasan lingkungannya. Jika faktor masyarakat tersebut dirinci, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Kegiatan siswa dalam masyarakat yang menjadi bagian dalam hidupnya.

b) Mass media yang semakin berkembang. c) Teman bergaul yang semakin banyak.

d) Bentuk kehidupan masyarakatn (Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012: 134-136).

2. Jenis-jenis Belajar

Belajar memiliki bermacam-macam kegiatan yang mempunyai corak berbeda antara satu dengan yang lainnya baik dalam aspek materi dan maetodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Kebergaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan hidup manusia yang juga bermacam-macam. Jenis-jenis belajar tersebut di antaranya:

a. Belajar abstrak

(35)

20

pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata, misalnya belajar matematika, kimia, kosmografi, astronomi, dan juga sebagian materi bidang studi agama seperti tauhid.

b. Belajar keterampilan

Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik, yakni yang berhubungan dengan urat-urat saraf dan otot-otot (neuromuscular). Tujuannya adalah untuk memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu, misalnya belajar musik, olahraga, musik, menari melukis dan sebagian materi bidang studi agama seperti ibadah shalat dan haji.

c. Belajar sosial

Belajar sosial pada dasarnya adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik memecahkan masalah-masalah tersebut. Tujuannya adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial seperti masalah keluarga, persahabatan, kelompok dan masyarakat.

d. Belajar pemecahan masalah

(36)

21 e. Belajar rasional

Menurut Reber (1988), belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan berfikir secara logis dan rasional atau sesuai dengan akal sehat. Tujuannya adalah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep. Jenis belajar ini sangat erat kaitannya dengan belajar pemecahan masalah. f. Belajar kebiasaan

Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual).

g. Belajar apresiasi

Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan (judgment) arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective skills) yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra, musik dan sebagainya. h. Belajar pengetahuan

(37)

22

pengetahuan adalah agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasa lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, misalnya dalam pembelajaran bidang fisika mengenai gerak menurut hukum Newton I (Islamuddin, 2012: 169-173).

B. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization)

1. Metode Pembelajaran Kooperatif

Secara bahasa, kooperatif berasal dari kata cooperative yang berarti mengerjakan sesuatu secara bersama-sama, yaitu dengan saling membantu satu sama lain sebagai sebuah tim. Dengan cooperative learning

(pembelajaran kooperatif), siswa dilatih untuk bekerja sama dengan temannya secara sinergis, integral, dan kombinatif. Melalui kerjasama, para siswa dapat menyerap kebijaksanaan orang lain sehingga siswa dapat belajar bertoleransi dan mengasihi teman-temannya.

Sejarah munculnya cooperative learning memang tidak mudah untuk dilacak. Namun demikian, pada tahun 1916 John Dewey menulis sebuah konsep pendidikan yang menyatakan bahwa kelas seharusnya merupakan cermin masyarakat yang lebih besar dan berfungsi sebagai laboratorium untuk mempelajari kehidupan nyata.

(38)

23

memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu dalam memahami suatu bahan pelajaran (Asmani, 2016: 37-39).

2. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) a) Pengertian metode pembelajaran koopeatif tipe TAI

Pembelajaran kooperatif ini dikembangkan oleh Robert Slavin pada tahun 1984 yang merupakan sebuah program pedagogik yang berusaha mengadaptasikan pembelajaran dengan perbedaan individual siswa secara akademik. Pengembangan TAI dapat mendukung pratik-paktik ruang kelas, seperti pengelompokan siswa, pengelompokan kemampuan di dalam kelas, pengajaran terprogram, dan penagajaran berbasis komputer. Tujuan TAI adalah untuk meminimalisir pembelajan individual yang terbukti kurang efektif. Selain itu juga, ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan serta motivasi siswa dengan belajar kelompok (Huda, 2013: 200).

(39)

24

b) Manfaat Pembelajaran kooperatif tipe TAI

Menurut Slavin, ada beberapa manfaat dari pembelajaran kooperatif tipe TAI ini, di antaranya:

1) Meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin.

2) Melibatkan guru untuk mengajar kelompok-kelompok kecil yang heterogen.

3) Memudahkan siswa untuk melaksanakanya karena teknik operasional yang cukup sederhana.

4) Memotivasi siswa untuk mempelajari materi-materi yang diberikan dengan cepat dan akurat.

5) Memungkinkan siswa untuk bekerja dengan siswa siswa lain yang berbeda sehingga tercipta sikap positif di antara mereka (Huda, 2013: 200).

c) Langkah-langkah pelaksanaan metode kooperatif tipe TAI

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah sebagai berikut:

1) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari meteri pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru. 2) Guru memberikan kuis kepada individual kepada siswa untuk

mendapatkan skor dasar atau skor awal.

(40)

25

anggota kelompok terdiri dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan gender.

4) Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompoknya.

5) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.

6) Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.

7) Guru memberi penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya atau terkini (Daryanto dan Raharjo, 2012: 247).

C. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

(41)

26

Allah SWT., diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungan (Majid, 2012: 13)

Pembelajaran pendidikan agama Islam di Indonesia sudah diajarkan kepada siswa sejak menginjakkan kaki di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mengingat pembelajaran agama sangat penting bagi manusia yang beragama. Walaupun begitu, namun pengetahuan tentang agama tentu sudah diperkenalkan oleh kedua orang tua siswa sejak mereka masih bayi atau bahkan masih di dalam kandungan dengan cara memperdengarkan ayat suci al-Quran. Dengan adanya pembelajaran pendidikan agama Islam diharapkan dapat meperluas wawasan dan dapat manamkan keimanan dan nilai-nilai agama kepada siswa secara nyata. 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Menurut Kurikulum PAI (2002), Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan memupuk pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Majid, 2012: 16).

Tujuan pendidikan agama Islam tersebut merupakan turunan dari tujuan pendidikan nasional, suatu rumusan dalam UUSPN (UU No. 20 tahun 2003), yang berbunyi: “Pendidikan nasional bertujuan untuk

(42)

27

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”( Majid, 2012: 16-17).

3. Karakteristik Pendidikan Agama Islam

Dalam Munjin (2009: 9), menurut PUSKUR Depdiknas, tujuan PAI adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya kepada Allah SWT., serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Visi PAI di sekolah umum adalah terbentuknya sosok anak didik yang memiliki karakter, watak dan kepribadian dengan landasan iman dan ketakwaan serta nilai-nilai akhlak atau budi pekerti yang kukuh, yang tercermin dalam keseluruhan sikap dan perilaku sehari-hari untuk selanjutnya memberikan corak bagi pembentukan watak bangsa.

Misi PAI dalam Djamas (2000: 7) adalah sebagai berikut:

a) Melaksanakan pendidikan agama sebagai bagian integral dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah.

b) Menyelenggaakan pendidikan agama di sekolah dengan mengintegrasikan aspek pengajaran, pengamalan serta aspek pengalaman bahwa kegiatan belajar mengajar di depan kelas diikuti dengan pembiasaan pengamalan ibadah bersama di sekolah.

(43)

28

mewujudkan budaya sekolah (school culture) yang dijiwai oleh suasana dan disiplin keagamaan yang tinggi yang tercernin dari aktualisasi nilai dan norma keagamaan dalam keseluruhan interaksi antar unsur pendidikan di sekolah dan di luar sekolah.

d) Melakukan penguatan posisi dan peran guru agama di sekolah secara terus-menerus baik sebagai pendidik maupun sebagai pembimbing dan penasehat, komunikator serta penggerak bagi terciptanya suasana dan disiplin keagamaan di sekolah.

4. Fungsi Pengajaran Agama Islam

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya yang pertama kali menanamkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah adalah orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tigkat perkembangannya.

b. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan peserta didik yang memiliki bakat khusus di bidang agama agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat bermanfaat untuk dirinya sendiri dan orang lain.

(44)

29

d. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan peserta didik atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dan menghambat perkembangan dirinya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

e. Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.

f. Sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

g. Pengajaran, yaitu untuk menyampaikan pengetahuan keagamaan yang fungsional (Thoha dan Abdul Mu’ti, 1998: 181-182)

5. Pendekatan dalam Pendidikan Agama Islam

Dalam melaksanakan pendidikan agama Islam pada sekolah menengah dapat menggunakan beberapa pendekatan di bawah ini:

a. Pendekatan pengalaman, yaitu memberikan pengalaman keagamaan kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan. b. Pendekatan pembiasaan, yaitu memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk senantiasa mengamalkan ajaran agamanya.

c. Pendekatan emosional, yaitu usaha untuk menggugah perasaan dan emosi peserta didik dalam menyakini, memahami, dan mengahyati ajaran agamanya.

(45)

30

e. Pendekatan fungsional, yaitu usaha menyajikan ajaran agama Islam dengan menekankan kepada kemanfaatan bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya (Thoha dan Abdul Mu’ti, 1998: 182-183).

6. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara:

a. Hubungan manusia dengan Allah.

b. Hubungan manusia dengan sesama manusia. c. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri.

d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya

Adapun ruang lingkup bahan pelajaran pendidikan agama Islam meliputi tujuh unsur pokok, di antaranya keimanan, ibadah, al-Qur’an, akhlak, muamalah, syari’ah dam tarikh. Pada tingkat Sekolah dasar

penekanan diberikan kepada empat unsur pokok yaitu keimanan, ibadah, al-Qur’an dan akhlak. Dan pada tingkat Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas meliputi keempat unsur di atas diberi ditambahan yaitu muamalah dan syari’ah. Unsur pokok tarikh diberikan

(46)

31 D. Materi PAI Kelas VIII

1. Binatang Halal dan Haram a. Binatang Halal

Binatang halal adalah binatang yang diperbolehkan untuk dikonsumsi menurut syariat Islam sesuai denga firman Allah SWT:

Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa

yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh

yang nyata bagimu.” (QS. al-Baqarah: 168)

Status halal pada hewan telah ditentukan dalam al-Quran dan Hadits Rasulullah SAW. Oleh karena itu, manusia tidak diperbolehkan menghalalkan hewan yang secara nyata dilarang oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Macam-macam binatang halal sebagai berikut:

1) Binatang air

(47)

32

Artinya: “Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang

berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. (QS. al-Maidah: 96).

2) Binatang darat

Binatang yang hidup di darat ada yang halal dan ada yang tidak halal. Binatang yang halal adalah unta, sapi, kerbau, kambing dan kuda, begitu juga segala binatang yang baik seperti firman Allah SWT:

...

Artinya:”...Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan

dibacakan kepadamu...”(QS. al-Maidah: 1).

Pada dasarnya semua hewan yang hidup di darat seperti ayam, itik, kambing, kerbau, sapi, dan lain-lain halal dikonsumsi oleh manusia sepanjang tidak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a) Tidak menjijikan, tidak kotor

b) Tidak membahayakan bagi pemakannya c) Tidak mempunyai taring yang kuat

(48)

33

Artinya: “Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi

Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Setiap binatang buas yang mempunyai gigi taring adalah haram dimakan." (HR. Muslim No. 1354 dalam kitab Bulughul Maram).

d) Tidak mempunyai cakar atau kuku yang kuat (Rasjid, 2014: 247). b. Binatang Haram

Binatang haram adalah binatang yang tidak boleh dikonsumsi berdasarkan hukum syariat Islam. Adapun macam-macam binatang haram adalah sebagai berikut:

1) Binatang yang diharamkan dalam penjelasan al-Quran





Artinya: “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala....”(QS. al-Maidah: 3).

(49)

34

makanan tersebut haram dan dilarang oleh Allah SWT. karena jika itu dikonsumsi oleh manusia akan menimbulkan kemudharatan dan dampak negatif bagi kesehatan manusia.

2) Binatang yang kotor/keji

3) Diharamkan karena diperintahan untuk membunuhnya

4) Diharamkan karena dilarang untuk membunuhnya (Daradjat, 1995: 466-470).

c. Menghindari makanan yang bersumber dari hewan yang diharamkan 1) Memahami hewan apa aja yang Allah SWT. halalkan dan hewan yang

Allah SWT. haramkan.

2) Berhati-hati saat memilih makanan yang dikonsumsi.

3) Menjauhi mengkonsumsi hewan yang haram meskipun ada orang yang menyebutnya nikmat.

4) Menjaga diri dari menjual, membeli, atau menjadikan hewan haram sebagai mata pencaharian.

5) Mengingatkan atau mengajak orang lain untuk menjauhi hewan haram. 6) Selalu berdo’a kepada Allah SWT. agar dijauhkan dari hal-hal yang

Allah SWT. haramkan.

(50)

35 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP N 9 Salatiga

1. Profil Sekolah

Tahun Ajaran : 2016/2017

Nama Sekolah : SMP Negeri 9 Salatiga No. Statistik Sekolah : 201036204009

Tahun berdiri : 1993

SK terakhir/Status Sekolah : SK Mendikbud RI No. 0259/O/Negeri Nilai Akreditasi : A

Tgl/Bulan/Tahun : 5 Oktober 1994 Luas Tanah/Tanah : 2945 m2

Status Kepemilikan : Pemerintah

Alamat : Jl. Pemuda 7-9 Salatiga 50711, Kec. Sidorejo, Kota Salatiga

Telepon/ Fax/HP : (0298)326265

Kelurahan : Salatiga

Kecamatan : Sidorejo

Kabupaten/Kota : Salatiga

Provinsi : Jawa Tengah

2. Identitas Kepala Sekolah

Nama Kepala Sekolah : Ngadiman, M.Or

NIP : 19650913 198803 2 007

(51)

36

Pendidikan Terakhir : Pasca Sarjana Masa Kerja sebagai Kepsek : 1 tahun 3. Visi, Misi dan Slogan

a. Visi Sekolah

“Unggulan Dalam Prestasi, Optimis dalam Berkarya, Imtaq dalam

Meraih Cita”

Indikator:

1) Terwujudnya peningkatan pengembangan kurikulum

2) Terwujudnya peningkatan sumber daya pendidik dan tenaga

kependidikan.

3) Terwujudnya penataan sarana prasarana sekolah kondusif dan asri

4) Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif,efisien,dinamis dan

inovatif.

5) Terwujudnya keseimbangan prestasi iptek dan imtaq.

6) Terwujudnya pribadi berkarakter yang santun , berbudi luhur dan

cinta tanah air .

7) Terwujudnya peningkatan kualitas kelulusan dalam bidang akademik

dan non akademik (olahraga, seni budaya, keterampilan, keagamaan

dan karya Ilmiah Remaja).

8) Terwujudnya program keorganisasian, kepemimpinan, dan

pengkaderan.

(52)

37 b. Misi Sekolah

1) Melaksanakan pengembangan kurikulum

a) Melaksanakan pengembangan kurikulum tingkat satuan

pendidikan.

b) Melaksanakan pengembangan pemetaan kompetensi dasar semua

mata pelajaran.

c) Melaksanakan pengembangan silabus.

d) Melaksanakan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.

e) Melaksanakan pengembangan sistem penilaian.

f) Melaksanakan pengembangan pembelajaran bernuansa kurikulum

2013.

2) Melaksanakan pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan

a) Melaksanakan pengembangan profesionalitas guru.

b) Melaksanakan pengembangan kompetensi dasar.

c) Melaksanakan pengembangan kompetensi tenaga kependidikan.

d) Melaksanakan monitoring dan evaluasi kepada pendidik dan tenaga kependidikan.

3) Menciptakan suasana yang kondusif untuk mengefektifkan seluruh

kegiatan sekolah.

a) Mengadakan media pembelajaran

b) Mengadakan sarana prasarana pendidikan.

c) Menata lingkungan belajar sehingga tercipta lingkungan belajar

(53)

38

4) Melaksanakan proses pembelajaran berkarakter dan bimbingan

melalui pengembangan media dan metode pembelajaran secara

efektif untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa.

5) Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan terhadap

agama yang dianut untuk membentuk budi pekerti luhur warga

sekolah melalui pelaksanaan program iman dan taqwa sesuai

agama yang dianutnya.

6) Membudayakan santun dalam berbicara dan bersikap, menghargai

sesama dan cinta tanah air.

a) Membiasakan peserta didik mengucapkan salam kepada seluruh

warga sekolah.

b) Membiasakan peserta didik jabat tangan dan cium tangan kepada

pendidik dan tenaga kependidikan.

c) Membiasakan peserta didik berbicara dan bersikap jujur dalam

proses belajar mengajar.

d) Membiasakan peserta didik berani bertanya atau menyampaikan

pendapat.

e) Membiasakan peserta didik bersikap adil dalam pembagian tugas

di kelas.

f) Membiasakan peserta didik menghargai diri sendiri dan orang

lain.

g) Melaksanakan upacara bendera hari Senin dan hari besar nasional

lainnya.

(54)

39

7) Melaksanakan pengembangan dan peningkatan standar ketuntasan

dan standar kelulusan.

a) Melaksanakan evaluasi dan pengembangan kriteria ketuntasan

dan kelulusan.

b) Menyiapkan peserta didik melalui bimbingan prestasi akademis

dan non akademis.(olahraga, seni, keagamaan, ketrampilan dan

karya ilmiah remaja).

c) Mengikuti kegiatan lomba prestasi akademis dan non akademis

(olahraga, seni, keagamaan, ketrampilan dan karya ilmiah

remaja).

8) Mengembangkan bakat peserta didik melalui bimbingan

keorganisasian, kepemimpinan dan pangkaderan.

a) Melaksanakan bimbingan keorganisasian melalui kegiatan

pramuka, PMR/UKS, PKS, latihan dasar kepemimpinan.

b) Mengikuti kegiatan lomba prestasi dalam kegiatan pramuka,

PMR/UKS, PKS.

c) Melaksanakan pembiasaan penggunaan bahasa Jawa pada hari Jumat dan bahasa Inggris bagi peserta didik dan pendidik pada hari Sabtu

c. Slogan Sekolah

“ S P O R T I F ”

(55)

40

4. Kondisi Tenaga Guru dan Tenaga Administrasi

Tabel 3.1 Tenaga Guru SMP N 9 Salatiga

No Pendidikan Guru Jumlah Jenis kelamin Jumlah

GT GTT L P

1 S2 7 0 7 6 1 7

2 S1 34 3 37 13 24 37

3 D3/Sarmud 1 0 1 0 1 1

4 D1/D2/PGSLT

P 0 0 0 0 0 0

Total 42 3 45 19 26 45

Tabel 3.2 Tenaga Administrasi SMP N 9 Salatiga

No Pendidikan Status Jumlah Jenis Kelamin Jumlah

PT PTT L P

1 S2 0 0 0 0 0 0

2 S1 1 2 3 0 3 3

3 D3/Sarmud 0 0 0 0 0 0

4 D1/D2 0 1 1 0 1 1

5 SMA 3 2 6 4 1 5

6 SMP 0 0 0 0 0 0

7 SD

(56)

41 5. Data Siswa Kelas VIII D

Tabel 3.3 Siswa Kelas VIII D

No Nama Siswa Jenis Kelamin

1 Aena Putri Bethari P

2 Bimo Putra L

3 Chintya Aurora A P

4 Diva Kurniawan L

5 Faisal Dwi A L

6 Fajar Dhiya U L

7 Fatma Adelia Kusuma W P

8 Ferryansyah A M L

9 Hanif Zaidan L

10 Henzivia R H P

11 Ismulia Prihandika P

12 Kamariah P

13 Kirana Dea N P

14 Linda Ardiani P

15 M. Andi Setiawan L

16 M. Rijal J H L

17 Mala Nur W P

18 Nila Irsada P

(57)

42

20 Obet Arya F L

21 Rizqi Rismawati P

22 Safira Alayda L

23 Salsabila P

24 Salshabila Agustine M P

25 Shallama Q F P

26 Shofiya Khamidah P

27 Ulima Anis Syifa’ P

28 Wahyu Aji Pradana L

29 Yushella A C P

6. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaa penelitian dilaksanakan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam semester genap tahun ajaran 2016/2017. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Penelitian tersebut menggunakan jam mata pelajaran PAI sesuai dengan jadwal pelajaran PAI kelas VIII D di SMP N 9 Salatiga

1. Kegiatan pra siklus, tanggal 25 Maret 2017 2. Kegiatan siklus I, tanggal 1 April 2017 3. Kegiatan siklus II, tanggal 8 April 2017 B. Deskripsi Pra Siklus

(58)

43

2-3. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami pelajaran selama proses belajar mengajar konvensional.

1. Pembukaan

Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian dilanjutkan dengan tadarus al-Qur’an dan pengambilan infaq. 2. Pelaksanaan Pembelajaran

Guru menyampaikan materi pelajaran binatang yang halal dan haram yang mencakup jenis-jenis binatang halal dan haram, dalil al-Qur’an dan hadis mengenai binatang halal dan haram, dan manfaat mengkonsumsi binatang halal kepada siswa dengan menggunakan metode ceramah. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru selama proses pembelajaran.

3. Tanya Jawab

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan dan guru memberikan pertanyaan mengenai materi pelajaran yang sudah disampaikan.

4. Tes

Selanjutnya peneliti memberikan pre tes kepada siswa untuk mengetahui prestasi belajar siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) yang akan digunakan pada pertemuan selanjutnya.

5. Observasi

(59)

44 C. Deskripsi Siklus I

Pelaksanaan kegiatan penelitian siklus 1 dilaksanakan pada hari Sabtu, 01 April 2017 pada pukul 07.40-09.00 (2 x 40 menit) atau pada jam pelajaran ke 2-3. Pada tahap ini, proses pembelajaran akan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization).

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merencanakan:

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memuat serangkaian kegiatan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization).

b. Merancang dan membuat soal untuk tugas individu sesuai dengan materi yang nantinya akan dikerjakan siswa secara kelompok. Tugas tersebut terdiri dari 5 butir soal yang wajib dikerjakan secara individu hasil dari diskusi kelompok.

c. Menyusun alat evaluasi dan menyusun alat observasi. 2. Tindakan

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam. 2) Guru memeriksa kehadian siswa menggunakan absensi. 3) Guru bersama siswa mengumpulkan infaq.

4) Guru mengajak siswa untuk bertadarus dengan membaca surat pilihan.

(60)

45 1) Eksplorasi

8) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari meteri tentang binatang yang halal dan haram.

9) Guru memberikan tugas secara individual kepada siswa yang kemudian didiskusikan secara kelompok.

10) Guru membentuk beberapa kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda.

2) Elaborasi

a) Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling bekerjasama mencari jawaban soal yang diberikan.

b) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.

c) Guru mengarahkan perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil tugas mereka dan siswa yang lainnya memperhatikan kelompok yang presentasi.

3) Konfirmasi

a) Guru bertanya pada hal-hal yang belum diketahui siswa.

b) Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual untuk mengetahui skor akhir siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualzation).

(61)

46

1) Guru menyampaikan kesimpulan tentang apa yang telah disampaikan.

2) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan yang akan datang.

3) Guru membarikan tugas kepada siswa agar belajar di rumah. 4) Guru menutup pembelajaran dengan do’a bersama-sama. 5) Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam. 3. Observasi

Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksaan penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization). 4. Refleksi

Peneliti akan mencacat hal-hal yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaan pembelajaran untuk dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

D. Deskripsi Siklus II

Pelaksanaan kegiatan penelitian siklus 1 dilaksanakan pada hari Sabtu, 08 April 2017 pada pukul 07.40-09.00 (2 x 40 menit) atau pada jam pelajaran ke 2-3. Pada tahap ini, proses pembelajaran masih menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization).

1. Perencanaan

Tahap perencanaa meliputi:

(62)

47

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization). c. Merancang dan membuat soal untuk tugas individu sesuai dengan

materi.

d. Menyusun alat evaluasi dan menyiapkan alat observasi. 2. Tindakan

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam. 2) Guru memeriksa kehadian siswa menggunakan absensi. 3) Guru bersama siswa mengumpulkan infaq.

4) Guru mengajak siswa untuk bertadarus dengan membaca surat pilihan.

5) Apersepsi. b. Kegiatan Inti

1) Eksplorasi

a) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari meteri tentang binatang yang halal dan haram.

b) Guru memberikan tugas secara individual kepada siswa yang kemudian didiskusikan secara kelompok.

(63)

48

a) Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling bekerjasama mencari jawaban soal yang diberikan.

b) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.

c) Guru mengarahkan perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil tugas mereka dan siswa yang lainnya memperhatikan kelompok yang presentasi.

3) Konfirmasi

a) Guru bertanya pada hal-hal yang belum diketahui siswa.

b) Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual untuk mengetahui skor akhir siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization).

c. Kegiatan Penutup

1) Guru menyampaikan kesimpulan tentang apa yang telah disampaikan.

2) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan yang akan datang.

(64)

49 3. Observasi

Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada kelas VIII D, sedangkan faktor penghambat berkurang pada pelaksanaan siklus II ini.

4. Refleksi

(65)

50 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN B. Deskripsi Hasil Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization). Model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan model pembelajaran yang baru bagi SMP N 9 Salatiga. Acuan penilaian pada penelitian ini, peneliti menggunakan kriteria ketuntasan klasikal 85% dari jumlah seluruh peserta didik yang berpatokan pada nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan data nilai ketuntasan siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi hewan yang halal dan haram pada kelas VIII di SMP N 9 Salatiga menunjukkan bahwa KKM untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah 76. Adapun di bawah ini dipaparkan hasil nilai Pendidikan Agama Islam pra siklus, siklus I dan siklus II.

1. Data Prestasi Pra Siklus

Pelaksaan kegiatan belajar mengajar pada pra siklus dilaksanakan pada 25 Maret 2017 di kelas VIII D dengan jumlah siswa 29 siswa.

Tabel 4.1 Nilai Ulangan Pra Siklus

No Nama Siswa KKM Nilai Hasil

1 Aena Putri Bethari 76 68 Tidak tuntas

2 Bimo Putra 76 56 Tidak tuntas

(66)

51

4 Diva Kurniawan 76 70 Tidak tuntas

5 Faisal Dwi A 76 33 Tidak tuntas

6 Fajar Dhiya U 76 50 Tidak tuntas

7 Fatma Adelia Kusuma W 76 67 Tidak tuntas

8 Ferryansyah A M 76 88 Tuntas

9 Hanif Zaidan 76 56 Tidak tuntas

10 Henzivia R H 76 65 Tidak tuntas

11 Ismulia Prihandika 76 44 Tidak tuntas

12 Kamariah 76 40 Tidak tuntas

13 Kirana Dea N 76 48 Tidak tuntas

14 Linda Ardiani 76 69 Tidak tuntas

15 M. Andi Setiawan 76 56 Tidak tuntas

16 M. Rijal J H 76 52 Tidak tuntas

17 Mala Nur W 76 63 Tidak tuntas

18 Nila Irsada 76 35 Tidak tuntas

19 Nugroho 76 54 Tidak tuntas

20 Obet Arya F 76 56 Tidak tuntas

21 Rizqi Rismawati 76 58 Tidak tuntas

22 Safira Alayda 76 39 Tidak tuntas

23 Salsabila 76 41 Tidak tuntas

(67)

52

25 Shallama Q F 76 48 Tidak tuntas

26 Shofiya Khamidah 76 55 Tidak tuntas

27 Ulima Anis Syifa’ 76 44 Tidak tuntas

28 Wahyu Aji Pradana 76 32 Tidak tuntas

29 Yushella A C 76 24 Tidak tuntas

2. Data Prestasi Siswa Siklus I

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 01 April 2017 di kelas VIII D dengan jumlah 29 siswa. Adapun proses belajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disiapkan. Sebagai nilai patokan ketuntasan yang digunakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), kelas VIII pada mata pelajaran PAI yaitu 76. Data nilai siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Nilai Evaluasi Siklus I

No Nama Siswa KKM Nilai Hasil

1 Aena Putri Bethari 76 84 Tuntas

2 Bimo Putra 76 70 Tidak tuntas

3 Chintya Aurora A 76 70 Tidak tuntas

4 Diva Kurniawan 76 86 Tuntas

5 Faisal Dwi A 76 67 Tidak tuntas

6 Fajar Dhiya U 76 79 Tuntas

(68)

53

8 Ferryansyah A M 76 90 Tuntas

9 Hanif Zaidan 76 77 Tuntas

10 Henzivia R H 76 80 Tuntas

11 Ismulia Prihandika 76 84 Tuntas

12 Kamariah 76 75 Tidak tuntas

13 Kirana Dea N 76 70 Tidak tuntas

14 Linda Ardiani 76 79 Tuntas

15 M. Andi Setiawan 76 72 Tidak tuntas

16 M. Rijal J H 76 69 Tidak tuntas

17 Mala Nur W 76 79 Tuntas

18 Nila Irsada 76 75 Tidak tuntas

19 Nugroho 76 79 Tuntas

20 Obet Arya F 76 73 Tidak tuntas

21 Rizqi Rismawati 76 45 Tidak tuntas

22 Safira Alayda 76 70 Tidak tuntas

23 Salsabila 76 80 Tuntas

24 Salshabila Agustine M 76 77 Tuntas

25 Shallama Q F 76 76 Tuntas

26 Shofiya Khamidah 76 75 Tidak tuntas

27 Ulima Anis Syifa’ 76 72 Tidak tuntas

(69)

54

29 Yushella A C 76 72 Tidak tuntas

3. Data Prestasi Siswa Siklus II

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 08 April 2017 di kelas VIII D dengan jumlah 29 siswa. Data nilai siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Nilai Evaluasi Siklus II

No Nama Siswa KKM Nilai Hasil

1 Aena Putri Bethari 76 95 Tuntas

2 Bimo Putra 76 80 Tuntas

3 Chintya Aurora A 76 80 Tuntas

4 Diva Kurniawan 76 92 Tuntas

5 Faisal Dwi A 76 79 Tuntas

6 Fajar Dhiya U 76 90 Tuntas

7 Fatma Adelia Kusuma W 76 88 Tuntas

8 Ferryansyah A M 76 90 Tuntas

9 Hanif Zaidan 76 82 Tuntas

10 Henzivia R H 76 85 Tuntas

11 Ismulia Prihandika 76 93 Tuntas

12 Kamariah 76 78 Tuntas

13 Kirana Dea N 76 80 Tuntas

(70)

55

15 M. Andi Setiawan 76 82 Tuntas

16 M. Rijal J H 76 79 Tuntas

17 Mala Nur W 76 85 Tuntas

18 Nila Irsada 76 85 Tuntas

19 Nugroho 76 86 Tuntas

20 Obet Arya F 76 81 Tuntas

21 Rizqi Rismawati 76 80 Tuntas

22 Safira Alayda 76 75 Tidak Tuntas

23 Salsabila 76 85 Tuntas

24 Salshabila Agustine M 76 85 Tuntas

25 Shallama Q F 76 85 Tuntas

26 Shofiya Khamidah 76 85 Tuntas

27 Ulima Anis Syifa’ 76 85 Tuntas

28 Wahyu Aji Pradana 76 80 Tuntas

29 Yushella A C 76 82 Tuntas

B. Pembahasan Hasil Penelitian

(71)

56 1. Data Ketuntasan Pra Siklus

Tabel 4.4 Data Presentase Ketuntasan Pra Siklus

No Nama Siswa KKM Nilai Hasil

1 Aena Putri Bethari 76 68 Tidak tuntas

2 Bimo Putra 76 56 Tidak tuntas

3 Chintya Aurora A 76 61 Tidak tuntas

4 Diva Kurniawan 76 70 Tidak tuntas

5 Faisal Dwi A 76 33 Tidak tuntas

6 Fajar Dhiya U 76 50 Tidak tuntas

7 Fatma Adelia Kusuma W 76 67 Tidak tuntas

8 Ferryansyah A M 76 88 Tuntas

9 Hanif Zaidan 76 56 Tidak tuntas

10 Henzivia R H 76 65 Tidak tuntas

11 Ismulia Prihandika 76 44 Tidak tuntas

12 Kamariah 76 40 Tidak tuntas

13 Kirana Dea N 76 48 Tidak tuntas

14 Linda Ardiani 76 69 Tidak tuntas

15 M. Andi Setiawan 76 56 Tidak tuntas

16 M. Rijal J H 76 52 Tidak tuntas

17 Mala Nur W 76 63 Tidak tuntas

18 Nila Irsada 76 35 Tidak tuntas

(72)

57

20 Obet Arya F 76 56 Tidak tuntas

21 Rizqi Rismawati 76 58 Tidak tuntas

22 Safira Alayda 76 39 Tidak tuntas

23 Salsabila 76 41 Tidak tuntas

24 Salshabila Agustine M 76 37 Tidak tuntas

25 Shallama Q F 76 48 Tidak tuntas

26 Shofiya Khamidah 76 55 Tidak tuntas

27 Ulima Anis Syifa’ 76 44 Tidak tuntas

28 Wahyu Aji Pradana 76 32 Tidak tuntas

29 Yushella A C 76 24 Tidak tuntas

Jumlah 1509

Nilai Rata-rata 52

Siswa yang Tuntas 1 3,4%

Siswa yang Tidak Tuntas 28 96,6%

(73)

58

Gambar 2. Diagram Batang Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus

a. Refleksi Hasil Tindakan Pra Siklus

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari kegiatan pra siklus yang dilakukan sebelum menggunakan metode kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individulization) dapat diketahui bahwa siswa yang memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) berjumlah 1 siswa dengan nilai rata-rata kelas adalah 43,5 dan presentase ketuntasan belajar siswa adalah 3,4%. Siswa yang belum tuntas berjumlah 28 siswa atau 96,6%. Oleh karena itu, peneliti mencoba merekomendasikan model pembelajaran yang baru sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan prestasi belajar PAI siswa kelas VIII D di SMP N 9 Salatiga.

b. Hasil Pengamatan Guru Pra Siklus

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Guru Pra Siklus

Kegiatan

(74)

59

mengucapkan salam

mengucapkan salam

Apersepsi √ Guru kurang

memberikan

Guru harus lebih aktif untuk

(75)

60

jawab bertanya aktif bertanya

Guru dan

√ Kurang optimal Harus

memperhatikan pengelolaan waktu

c. Hasil Pengamatan Siswa Pra Siklus

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Siswa Pra Siklus

Gambar

Gambar 1.  Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK
Tabel 3.1 Tenaga Guru SMP N 9 Salatiga
Tabel 3.3 Siswa Kelas VIII D
Tabel 4.2 Nilai Evaluasi Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

(disesuaikan dengan judul dan masalah yang dihadapi perusahaan/lembaga, serta alternatif yang diusulkan serta bagaimana seharusnya yang ideal berdasarkan kajian teori dan

上述是笔者的结论和建议 ,笔者希望对 Santo Aloysius、

Hal ini disebabkan daging pada fase prerigor ini hampir 50% protein-protein daging yang larut dalam larutan garam, dapat diekstraksi keluar dari

 Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai modifikasi wadah tanam yang dapat digunakan untuk menanam tanaman sayur berdasarkan pengamatan dari gambar berdasarkan

"Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif (KAP), dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan (studi pada bank umum syariah di

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Matematika. © Novian Nurcahyo 2014

Berdasarkan hasil penelitian, pada jarak tanam 100x50x45 cm (kontrol) dan pemberian pupuk ZA 10 gram menunjukkan hasil terbaik pada parameter tinggi tanaman, diameter batang,

Yang bertanda tangan dibawah ini Kelompok Kerja Barang Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Kepulauan Aru, berdasarkan :. Berita Acara Pemberian Penjelasan (BAPP) Nomor