1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TAI (
TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION
)
DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI
SISWA KELAS VIII D DI SMP N 9 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Di Susun Oleh : SUSI FITRIYANTI
NIM: 121-14-001
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN) SALATIGA
3
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TAI (
TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION
)
DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI
SISWA KELAS VIII D DI SMP N 9 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Di Susun Oleh : SUSI FITRIYANTI
NIM: 121-14-001
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN) SALATIGA
vii MOTTO
...
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya...”
viii
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. karena atas berkah, karunia serta rahmat-Nya penulisa dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assiste
Individualization) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas VIII di SMP N 9 Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017”. Sholawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang kita nantikan syafa’atnya
dihari kiamat nanti. Aamiin
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung, membimbing dan mengarahkan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Salatiga.
4. Bapak Achmad Maimun, M.Ag., selaku Wakil Dekan II sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik.
x
6. Bapak dan ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya selama proses perkuliahan kepada penulis.
7. Bapak Ngadiman, M.Or., selaku Kepala Sekolah SMP N 9 Salatiga yang telah membantu dalam memberi izin dalam penelitian ini.
8. Ibu Dra. Muniroh selaku guru mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP N 9 Salatiga yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.
9. Orang tua, saudara serta kerabat yang selalu memberi motivasi dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
10. Rekan-rekan seperjuangan dan semua pihak yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu yang telah memberikan pertolongan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kesalahan yang tentu bersumber dari penulis sendiri. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar menjadikan skripsi ini lebih baik dan lebih sempurna.
Demikian ucapan terima kasih penulis sampaikan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiru dan bagi pembaca pada umumnya. Aamiin.
Salatiga, 19 Agustus 2017
Penulis,
Susi Fitriyanti
xi ABSTRAK
Fitriyanti, Susi. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas VIII di SMP N 9 Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mufiq, S.Ag., M.Phil.
Kata Kunci: Prestasi Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
Penelitian ini merupakan sebuah upaya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP N 9 Salatiga. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: apakah penerapan metode kooperatif tipe TAI (team assisted individualization) dapat meningkatkan prestasi belajar PAI pada siswa kelas VIII di SMP N 9 Salatiga tahun ajaran 2016/2017?.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek pada penelitian adalah siswa kelas VIII D di SMP N 9 Salatiga yang berjumlah 29 siswa. Sedangkan teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes, observasi dan dokumentasi. Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti melakukan 3 kegiatan yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II.
xii DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
LEMBAR BERLOGO ... ii
JUDUL ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
ABSTRAK ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Rumusan Masalah ... 3
C.Tujuan Penelitian ... 3
D.Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Penegasan Istilah ... 5
G.Metode Penelitian ... 7
1. Rancangan Penelitian ... 7
2. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 7
3. Langkah-langkah Penelitian ... 7
4. Instrumen Penelitian ... 9
5. Pengumpulan Data ... 10
6. Analisis Data ... 10
xiii BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.Prestasi Belajar... 14
B.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI ... 22
C.Pendidikan Agama Islam ... 25
D.Materi PAI Kelas VIII ... 31
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A.Gambaran Umum SMP N 9 Salatiga ... 35
B.Deskripsi Pra Siklus ... 42
C.Deskripsi Siklus I ... 43
D.Deskripsi Siklus II... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Hasil Penelitian ... 49
B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 53
1. Pra Siklus... 53
2. Siklus I... 60
3. Siklus II ... 67
BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 76
B.Saran ... 77 DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tenaga Guru SMP N 9 Salatiga ... 40
Tabel 3.2 Tenaga Administrasi SMP N 9 Salatiga ... 40
Tabel 3.3 Siswa Kelas VIII D ... 41
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Pra Siklus ... 49
Tabel 4.2 Nilai Evaluasi Siklus I... 51
Tabel 4.3 Nilai Evaluasi Siklus II ... 52
Tabel 4.4 Data Presentase Ketuntasan Pra Siklus ... 53
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Guru Pra Siklus ... 55
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Siswa Pra Siklus ... 57
Tabel 4.7 Data Ketuntasan Siklus I ... 60
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ... 62
Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I ... 64
Tabel 4.10 Data Ketuntasan Siswa Siklus II ... 67
Tabel 4.11 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ... 69
Tebel 4.12 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II ... 71
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tahap-tahap Pelaksanaan PTK... 8
Gambar 2. Diagram Batang Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus ... 55
Gambar 3. Diagram Batang Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ... 61
Gambar 4. Diagram Batang Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ... 68
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan menjadikan manusia mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Pendidikan merupakan sebuah upaya sadar dan terencana utuk menjadikan peserta didik menjadi manusia yang memiliki kecerdasan, memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, berakhlak mulia dan keterampilan untuk megembangkan kemampuan dan potensi diri. Tujuan dari pedidikan menjadikan manusia berbeda dengan makhluk ciptaan Allah lainnya. Manusia diciptakan dengan bentuk sebaik-baiknya dan dianugrahi akal oleh Allah. Melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan akal untuk kepentingan dirinya, kepentingan orang lain dan kepentingan berbangsa dan bernegara. Inti dari pendidikan yaitu memanusiakan manusia.
Menurut Marimba, pendidikan merupakan bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Tafsir, 2014: 46). Abdul Fattah Jalal mengungkapkan tujuan dari pendidikan Islam adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Tujuan itu adalah untuk semua manusia. Jadi, menurut Islam pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia menjadikan manusia yang menghamakan diri atau selalu beribadah kepada Allah (Tafsir: 2014: 46).
2
baik dalam kehidupan di dunia yang hidup berdampingan dengan makhluk lain, maupun menjadi hamba Allah yang bertaqwa dan selalu beriman kepada Allah. Tidak hanya pendidikan secara umum saja yang penting, namun Pendidikan Agama Islam di sekolah tidak kalah penting terutama di sekolah-sekolah umum.
Pendidikan Agama Islam menjadi salah satu mata pelajaran wajib bagi seluruh sekolah yang ada di Indonesia. Pendidikan Agama Islam dalam sistem pendidikan nasional memiliki peran yang sangat penting karena melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam inilah siswa dapat mengetahui agama Islam lebih jauh. Karena memiliki peran yang penting, maka dari itu perlu dilakukan inovasi dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat berperan aktif dalam proses belajar mengajar di mana siswa akan merasa senang dan tidak merasa bosan dalam penyampaian materi pelajaran secara maksimal dan siswa dapat memahami materi yang diberikan.
Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa peserta didik kurang termotivasi untuk belajar agama karena proses pembelajaran yang kurang inovasi dan hanya menggunakan metode pembelajaran yang monoton. Peserta didik kurang tertarik dan termotivasi untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga materi kurang dipahami oleh peserta didik.
3
merupakan sebuah program pedagogik yang berusaha mengadaptasi pembelajaran dengan perbedaaan individu siswa secara akademik. Penggunaan TAI dapat mendukung praktik-praktik ruang kelas, seperti pengelompokkan siswa, pengelompokkan siswa di dalam kelas, pengajaran terprogram dan pengajaran berbasis komputer. Dalam penggunaan metode ini dapat meningkatkan interaksi dan kerjasama antar siswa untuk bersama-sama meningkatkan hasil belajar dan komunikasi umum dalam kelas.
Dari pemaparan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar PAI pada Siswa Kelas VIII di SMP N 9 Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “apakah penerapan metode kooperatif tipe TAI (team assisted
individualization) dapat meningkatkan prestasi belajar PAI pada siswa kelas VIII di SMP N 9 Salatiga tahun ajaran 2016/2017?”
C. Tujuan Penelitian
4
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara tehadap masalah yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK (Mulyasa, 2011: 63). Hipotesis dalam penelitian tindakan bukan hipotesis perbedaan atau hubungan melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis tindakan memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan (Kunandar, 2011: 90). Jadi suatu hipotesis akan diterima jika disertai dengan fakta-fakta yang membenarkan.
Setelah menelaah berbagai sumber, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: “Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
(team assisted individualization) dapat meningkatkan prestasi belajar PAI materi Binatang Halal dan Haram pada siswa kelas VIII D di SMP N 9 Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017.”
2. Indikator Keberhasilan
5 E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis dan teoritis.
1. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rekomendasi atau acuan penerapan metode kooperatif tipe TAI (team assisted individualization) dalam pembelajaan PAI.
2. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan teori pembelajaran melalui metode kooperatif tipe TAI (team assisted individualization).
F. Penegasan Istilah
Agar mempermudah pemahaman serta untuk menentukan arah yang jelas dalam menyusun penelitian ini, maka penulis memberikan penegasan dan maksud penulisan judul berikut:
1. Model Pembelajaran Koopeatif
6
menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pemebelajaran (Daryanto dan Rahardjo, 2012: 241).
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
Model pembelajaan kooperatif tipe TAI adalah sebuah program paedagogik yang berusaha mengadaptasi pembelajaran dengan perbedaan individual siswa secara akedemik (Huda, 2013: 200). Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individu. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran lebih banyak digunakan untuk memecahkan masalah. Ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual mempelajari materi yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individu kemudian dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan secara besama-bersama (Daryanto dan Muljo Rahardjo, 2012: 246-247). 3. Prestasi Belajar
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), pestasi belajar adalah penguasaan keterampilan atau pengetahuan yang dikembangan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Depdiknas, 2007: 895).
4. Pendidikan Agama Islam
7
keimanan, akhlak, fiqh/ibadah, dan sejarah sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT., diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungan (Majid, 2012: 13).
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Arikunto, Peneltian Tindakan Kelas merupakan pencermatan dalam bentuk tindakan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suyadi, 2010: 18). Rancangan penelitian yang ditetapkan adalah penelitian tindakan kelas mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP N 9 Salatiga sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pretasi belajar siswa.
2. Lokasi dan Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP N 9 Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017 yang bejumlah 29 siswa.
3. Langkah-langkah Penelitian
8
Gambar 1. Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK
Penjelasan gambar 1.1 : a. Perencanaan
Langkah pertama dalam penelitian tindakan kelas adalah perencanaan. Dalam tahap ini peneliti memperisapkan materi, membuat silabus, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran, menyiapkan lembar observasi, menyusun perangkat tugas yang akan diberikan kepada siswa dan menyusun alat untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran.
Pelaksanaan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan
9 b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksaan tindakan adalah penerapan rencana yang telah disusun di kelas yang menjadi sasaran penelitian. Kegiatan awal dalam pelaksanaan tindakan ini yaitu guru menjelaskan meteri pelajaran yang akan dikembangkan, kemudian kegiatan intinya adalah guru memandu penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI. c. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan dilakukan untuk menelaah seberapa jauh pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI mengenai sasaran. Dalam tahap ini, peneliti mengumpulkan data yang diperlukan.
d. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Dalam hal ini peneliti melakukan pengecakan sehingga tampak kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan penelitian (Suyadi, 2010: 64).
Data yang diperoleh dalam proses observasi kemudian dikumpulkam lalu dianalisis. Berdasarkan hasil analisis tersebut, guru dapat membuat refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan sehingga dapat diambil landasan untuk pelaksanaan kegiatan di siklus selanjutnya.
4. Instrumen Penelitian
10
(RPP), Materi Pembelajaran, Soal Tes, Lembar Observasi Siswa, Lembar Observasi Guru dan sebagainya.
5. Pengumpulan Data a. Tes
Metode pengumpulan data dengan teknik tes yaitu peneliti menggunakan soal-soal yang diberikan guru kepada siswa untuk mengukur tingkat pengetahuan siswa terhadap materi yang diberikan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI.
b. Metode Observasi
Observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Suyadi, 2010: 63). Metode observasi dilakukan untuk melihat pelaksanaan kegiatan di lapangan dan mengamati peristiwa-peristiwa yang terjadi berkaitan dengan tujuan penelitian. c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1997: 206). Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keadaan sekolah dengan mengambil dokumentasi saat pembelajaran untuk mengetahui pengalaman pelaksanaan metode kooperatif tipe TAI pada mata pelajaran PAI khususnya pada materi sesuai dengan RPP.
6. Analisis Data
11
perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2010: 85). Menurut Suharsimi Arikunto, dalam Penelitian Tindakan Kelas analisis data menggunakan dua jenis data sebagai berikut:
a. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara deskriptif dengan statistik deskriptif. Dalam analisis ini biasanya untuk mencari nilai rerata dan mencari presentase keberhasilan belajar dengan rumus sebagai berikut:
1) Rumus mencari nilai rerata
MX = ∑𝑿
𝑵
Keterangan:
MX = Mean (nilai rata-rata). ∑x = Jumlah semua nilai siswa.
N = Jumlah siswa (Sudijono, 2010: 83)
2) Rumus mencari presentase keberhasilan belajar
P = 𝒇
𝑵 𝐱𝟏𝟎𝟎%
Keterangan:
P = Angka Presentase
f = Frekuensi siswa yang tuntas belajar. N = Jumlah siswa (Sudijono, 2010: 43).
12
diperoleh berupa kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, respon dalam pelajaran, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya dapat dianalisis secara deskriptif.
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dalam memahami isi dari penelitian ini, maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan, memuat Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II: Kajian Pustaka, merupakan bagian yang mejelaskan landasan teori yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa, menjelaskan tentang metode pembelajaran kooperatif tipe TAI dan menjelaskan tentang ruang lingkup mata pelajaran pendidikan agama Islam
BAB III: Pelaksanaan Penelitian, pada bab ini peneliti akan menguraikan proses pelaksanaan penelitian yang dimulai dari siklus awal hingga akhir.
13
14 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), prestasi belajar adalah penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Depdiknas, 2007: 895). Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan suatu puncak proses pembelajaran yang pada tahap ini siswa membuktikan keberhasilan belajar. Siswa juga menunjukkan kemampuannya dalam memecahkan tugas-tugas belajar atau mentansfer hasil belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 243).
Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belaja yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu (Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012: 119). Prestasi belajar seseorang dapat dilihat secara nyata dengan adanya laporan hasil belajar yang berbentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang menjelaskannya. Dalam penilaian prestasi belajar, seseorang atau siswa harus mampu melampaui standar nilai minimal yang telah ditentukan, sehingga dapat dilihat sejauh mana pestasi belajar siswa.
15
tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku. Kemudian ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah sebagai berikut: 1. Perubahan yang terjadi secara sadar.
2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional. 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku (Slameto, 1991: 2-4). Proses belajar siswa berpengaruh terhadap perilaku dan prestasi siswa dalam pembelajaran. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dilihat dari segi perubahan perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, tingkat prestasi siswa dapat dilihat dari tingkah lakunya yang menuju pada tingkah laku positif, terarah dan kontinu.
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Pencapaian prestasi yang baik merupakan usaha yang tidak mudah, karena prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012: 119), di antaranya adalah:
a. Faktor intern
1) Faktor jasmaniah
16
teganggu, selain itu juga orang tersebut akan cepat lelah yang menyebabkan kurangnya konsentrasi belajar. Cacat tubuh yang diderita seseorang juga dapat berpengaruh dalam proses belajarnya. Cacat tubuh adalah seseutu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu, jika hal ini terjadi, hendaklah siswa belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu untuk mengurangi pengaruh kecacatannya itu (Slameto, 1991: 56-57).
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis seseoang juga berpengaruh terhadap proses belajar. Cakupan faktor psikologis di sini adalah:
a) Intelegensi, yaitu suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berfikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 245).
b) Perhatian, menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek atau sekumpulan objek. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka diusahakan bahan pelajaran selalu menarik perhaitian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.
17
seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.
d) Bakat, yaitu kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu beruakan terealisasi menjadi kecapakan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.
e) Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai.
f) Kematangan, yaitu suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.
g) Kesiapan, yaitu kesedian untuk memberi respon atau beresaksi. Kesedian itu timbul dari diri seseorang dan juga berhubungan erat dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecapakan (Slameto, 1991: 57-61).
3) Faktor kelelahan
18 b. Faktor ekstern
1) Fakto keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
2) Faktor sekolah
Aktivitas belajar dapat meningkat bila program pembelajaran disusun dengan baik. Program pembelajaran sebagai rekayasa pendidikan guru di sekolah merupakan faktor ekstern belajar. Guru yang berpean sebagai pendidikan harus memusatkan perhatian pada kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar. Kebangkitan belajar tersebut merupakan emansipasi diri siswa. Kemudian, untuk menunjang kebangkitan belajar siswa pihak sekolah juga harus menyediakan sarana dan prasaana yang menunjang dan baik (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 247-250).
19 3) Faktor masyarakat
Lingkungan masyarakat merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar. Lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkambangan pribadi anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasan-kebiasan lingkungannya. Jika faktor masyarakat tersebut dirinci, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Kegiatan siswa dalam masyarakat yang menjadi bagian dalam hidupnya.
b) Mass media yang semakin berkembang. c) Teman bergaul yang semakin banyak.
d) Bentuk kehidupan masyarakatn (Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012: 134-136).
2. Jenis-jenis Belajar
Belajar memiliki bermacam-macam kegiatan yang mempunyai corak berbeda antara satu dengan yang lainnya baik dalam aspek materi dan maetodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Kebergaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan hidup manusia yang juga bermacam-macam. Jenis-jenis belajar tersebut di antaranya:
a. Belajar abstrak
20
pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata, misalnya belajar matematika, kimia, kosmografi, astronomi, dan juga sebagian materi bidang studi agama seperti tauhid.
b. Belajar keterampilan
Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik, yakni yang berhubungan dengan urat-urat saraf dan otot-otot (neuromuscular). Tujuannya adalah untuk memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu, misalnya belajar musik, olahraga, musik, menari melukis dan sebagian materi bidang studi agama seperti ibadah shalat dan haji.
c. Belajar sosial
Belajar sosial pada dasarnya adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik memecahkan masalah-masalah tersebut. Tujuannya adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial seperti masalah keluarga, persahabatan, kelompok dan masyarakat.
d. Belajar pemecahan masalah
21 e. Belajar rasional
Menurut Reber (1988), belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan berfikir secara logis dan rasional atau sesuai dengan akal sehat. Tujuannya adalah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep. Jenis belajar ini sangat erat kaitannya dengan belajar pemecahan masalah. f. Belajar kebiasaan
Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual).
g. Belajar apresiasi
Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan (judgment) arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective skills) yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra, musik dan sebagainya. h. Belajar pengetahuan
22
pengetahuan adalah agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasa lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, misalnya dalam pembelajaran bidang fisika mengenai gerak menurut hukum Newton I (Islamuddin, 2012: 169-173).
B. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization)
1. Metode Pembelajaran Kooperatif
Secara bahasa, kooperatif berasal dari kata cooperative yang berarti mengerjakan sesuatu secara bersama-sama, yaitu dengan saling membantu satu sama lain sebagai sebuah tim. Dengan cooperative learning
(pembelajaran kooperatif), siswa dilatih untuk bekerja sama dengan temannya secara sinergis, integral, dan kombinatif. Melalui kerjasama, para siswa dapat menyerap kebijaksanaan orang lain sehingga siswa dapat belajar bertoleransi dan mengasihi teman-temannya.
Sejarah munculnya cooperative learning memang tidak mudah untuk dilacak. Namun demikian, pada tahun 1916 John Dewey menulis sebuah konsep pendidikan yang menyatakan bahwa kelas seharusnya merupakan cermin masyarakat yang lebih besar dan berfungsi sebagai laboratorium untuk mempelajari kehidupan nyata.
23
memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu dalam memahami suatu bahan pelajaran (Asmani, 2016: 37-39).
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) a) Pengertian metode pembelajaran koopeatif tipe TAI
Pembelajaran kooperatif ini dikembangkan oleh Robert Slavin pada tahun 1984 yang merupakan sebuah program pedagogik yang berusaha mengadaptasikan pembelajaran dengan perbedaan individual siswa secara akademik. Pengembangan TAI dapat mendukung pratik-paktik ruang kelas, seperti pengelompokan siswa, pengelompokan kemampuan di dalam kelas, pengajaran terprogram, dan penagajaran berbasis komputer. Tujuan TAI adalah untuk meminimalisir pembelajan individual yang terbukti kurang efektif. Selain itu juga, ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan serta motivasi siswa dengan belajar kelompok (Huda, 2013: 200).
24
b) Manfaat Pembelajaran kooperatif tipe TAI
Menurut Slavin, ada beberapa manfaat dari pembelajaran kooperatif tipe TAI ini, di antaranya:
1) Meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin.
2) Melibatkan guru untuk mengajar kelompok-kelompok kecil yang heterogen.
3) Memudahkan siswa untuk melaksanakanya karena teknik operasional yang cukup sederhana.
4) Memotivasi siswa untuk mempelajari materi-materi yang diberikan dengan cepat dan akurat.
5) Memungkinkan siswa untuk bekerja dengan siswa siswa lain yang berbeda sehingga tercipta sikap positif di antara mereka (Huda, 2013: 200).
c) Langkah-langkah pelaksanaan metode kooperatif tipe TAI
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah sebagai berikut:
1) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari meteri pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru. 2) Guru memberikan kuis kepada individual kepada siswa untuk
mendapatkan skor dasar atau skor awal.
25
anggota kelompok terdiri dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan gender.
4) Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompoknya.
5) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
6) Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.
7) Guru memberi penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya atau terkini (Daryanto dan Raharjo, 2012: 247).
C. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
26
Allah SWT., diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungan (Majid, 2012: 13)
Pembelajaran pendidikan agama Islam di Indonesia sudah diajarkan kepada siswa sejak menginjakkan kaki di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mengingat pembelajaran agama sangat penting bagi manusia yang beragama. Walaupun begitu, namun pengetahuan tentang agama tentu sudah diperkenalkan oleh kedua orang tua siswa sejak mereka masih bayi atau bahkan masih di dalam kandungan dengan cara memperdengarkan ayat suci al-Quran. Dengan adanya pembelajaran pendidikan agama Islam diharapkan dapat meperluas wawasan dan dapat manamkan keimanan dan nilai-nilai agama kepada siswa secara nyata. 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Menurut Kurikulum PAI (2002), Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan memupuk pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Majid, 2012: 16).
Tujuan pendidikan agama Islam tersebut merupakan turunan dari tujuan pendidikan nasional, suatu rumusan dalam UUSPN (UU No. 20 tahun 2003), yang berbunyi: “Pendidikan nasional bertujuan untuk
27
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”( Majid, 2012: 16-17).
3. Karakteristik Pendidikan Agama Islam
Dalam Munjin (2009: 9), menurut PUSKUR Depdiknas, tujuan PAI adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya kepada Allah SWT., serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Visi PAI di sekolah umum adalah terbentuknya sosok anak didik yang memiliki karakter, watak dan kepribadian dengan landasan iman dan ketakwaan serta nilai-nilai akhlak atau budi pekerti yang kukuh, yang tercermin dalam keseluruhan sikap dan perilaku sehari-hari untuk selanjutnya memberikan corak bagi pembentukan watak bangsa.
Misi PAI dalam Djamas (2000: 7) adalah sebagai berikut:
a) Melaksanakan pendidikan agama sebagai bagian integral dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah.
b) Menyelenggaakan pendidikan agama di sekolah dengan mengintegrasikan aspek pengajaran, pengamalan serta aspek pengalaman bahwa kegiatan belajar mengajar di depan kelas diikuti dengan pembiasaan pengamalan ibadah bersama di sekolah.
28
mewujudkan budaya sekolah (school culture) yang dijiwai oleh suasana dan disiplin keagamaan yang tinggi yang tercernin dari aktualisasi nilai dan norma keagamaan dalam keseluruhan interaksi antar unsur pendidikan di sekolah dan di luar sekolah.
d) Melakukan penguatan posisi dan peran guru agama di sekolah secara terus-menerus baik sebagai pendidik maupun sebagai pembimbing dan penasehat, komunikator serta penggerak bagi terciptanya suasana dan disiplin keagamaan di sekolah.
4. Fungsi Pengajaran Agama Islam
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya yang pertama kali menanamkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah adalah orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tigkat perkembangannya.
b. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan peserta didik yang memiliki bakat khusus di bidang agama agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat bermanfaat untuk dirinya sendiri dan orang lain.
29
d. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan peserta didik atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dan menghambat perkembangan dirinya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
e. Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.
f. Sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
g. Pengajaran, yaitu untuk menyampaikan pengetahuan keagamaan yang fungsional (Thoha dan Abdul Mu’ti, 1998: 181-182)
5. Pendekatan dalam Pendidikan Agama Islam
Dalam melaksanakan pendidikan agama Islam pada sekolah menengah dapat menggunakan beberapa pendekatan di bawah ini:
a. Pendekatan pengalaman, yaitu memberikan pengalaman keagamaan kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan. b. Pendekatan pembiasaan, yaitu memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk senantiasa mengamalkan ajaran agamanya.
c. Pendekatan emosional, yaitu usaha untuk menggugah perasaan dan emosi peserta didik dalam menyakini, memahami, dan mengahyati ajaran agamanya.
30
e. Pendekatan fungsional, yaitu usaha menyajikan ajaran agama Islam dengan menekankan kepada kemanfaatan bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya (Thoha dan Abdul Mu’ti, 1998: 182-183).
6. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara:
a. Hubungan manusia dengan Allah.
b. Hubungan manusia dengan sesama manusia. c. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya
Adapun ruang lingkup bahan pelajaran pendidikan agama Islam meliputi tujuh unsur pokok, di antaranya keimanan, ibadah, al-Qur’an, akhlak, muamalah, syari’ah dam tarikh. Pada tingkat Sekolah dasar
penekanan diberikan kepada empat unsur pokok yaitu keimanan, ibadah, al-Qur’an dan akhlak. Dan pada tingkat Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas meliputi keempat unsur di atas diberi ditambahan yaitu muamalah dan syari’ah. Unsur pokok tarikh diberikan
31 D. Materi PAI Kelas VIII
1. Binatang Halal dan Haram a. Binatang Halal
Binatang halal adalah binatang yang diperbolehkan untuk dikonsumsi menurut syariat Islam sesuai denga firman Allah SWT:
Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh
yang nyata bagimu.” (QS. al-Baqarah: 168)
Status halal pada hewan telah ditentukan dalam al-Quran dan Hadits Rasulullah SAW. Oleh karena itu, manusia tidak diperbolehkan menghalalkan hewan yang secara nyata dilarang oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Macam-macam binatang halal sebagai berikut:
1) Binatang air
32
Artinya: “Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang
berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. (QS. al-Maidah: 96).
2) Binatang darat
Binatang yang hidup di darat ada yang halal dan ada yang tidak halal. Binatang yang halal adalah unta, sapi, kerbau, kambing dan kuda, begitu juga segala binatang yang baik seperti firman Allah SWT:
...
Artinya:”...Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan
dibacakan kepadamu...”(QS. al-Maidah: 1).
Pada dasarnya semua hewan yang hidup di darat seperti ayam, itik, kambing, kerbau, sapi, dan lain-lain halal dikonsumsi oleh manusia sepanjang tidak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a) Tidak menjijikan, tidak kotor
b) Tidak membahayakan bagi pemakannya c) Tidak mempunyai taring yang kuat
33
Artinya: “Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Setiap binatang buas yang mempunyai gigi taring adalah haram dimakan." (HR. Muslim No. 1354 dalam kitab Bulughul Maram).
d) Tidak mempunyai cakar atau kuku yang kuat (Rasjid, 2014: 247). b. Binatang Haram
Binatang haram adalah binatang yang tidak boleh dikonsumsi berdasarkan hukum syariat Islam. Adapun macam-macam binatang haram adalah sebagai berikut:
1) Binatang yang diharamkan dalam penjelasan al-Quran
Artinya: “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala....”(QS. al-Maidah: 3).
34
makanan tersebut haram dan dilarang oleh Allah SWT. karena jika itu dikonsumsi oleh manusia akan menimbulkan kemudharatan dan dampak negatif bagi kesehatan manusia.
2) Binatang yang kotor/keji
3) Diharamkan karena diperintahan untuk membunuhnya
4) Diharamkan karena dilarang untuk membunuhnya (Daradjat, 1995: 466-470).
c. Menghindari makanan yang bersumber dari hewan yang diharamkan 1) Memahami hewan apa aja yang Allah SWT. halalkan dan hewan yang
Allah SWT. haramkan.
2) Berhati-hati saat memilih makanan yang dikonsumsi.
3) Menjauhi mengkonsumsi hewan yang haram meskipun ada orang yang menyebutnya nikmat.
4) Menjaga diri dari menjual, membeli, atau menjadikan hewan haram sebagai mata pencaharian.
5) Mengingatkan atau mengajak orang lain untuk menjauhi hewan haram. 6) Selalu berdo’a kepada Allah SWT. agar dijauhkan dari hal-hal yang
Allah SWT. haramkan.
35 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP N 9 Salatiga
1. Profil Sekolah
Tahun Ajaran : 2016/2017
Nama Sekolah : SMP Negeri 9 Salatiga No. Statistik Sekolah : 201036204009
Tahun berdiri : 1993
SK terakhir/Status Sekolah : SK Mendikbud RI No. 0259/O/Negeri Nilai Akreditasi : A
Tgl/Bulan/Tahun : 5 Oktober 1994 Luas Tanah/Tanah : 2945 m2
Status Kepemilikan : Pemerintah
Alamat : Jl. Pemuda 7-9 Salatiga 50711, Kec. Sidorejo, Kota Salatiga
Telepon/ Fax/HP : (0298)326265
Kelurahan : Salatiga
Kecamatan : Sidorejo
Kabupaten/Kota : Salatiga
Provinsi : Jawa Tengah
2. Identitas Kepala Sekolah
Nama Kepala Sekolah : Ngadiman, M.Or
NIP : 19650913 198803 2 007
36
Pendidikan Terakhir : Pasca Sarjana Masa Kerja sebagai Kepsek : 1 tahun 3. Visi, Misi dan Slogan
a. Visi Sekolah
“Unggulan Dalam Prestasi, Optimis dalam Berkarya, Imtaq dalam
Meraih Cita”
Indikator:
1) Terwujudnya peningkatan pengembangan kurikulum
2) Terwujudnya peningkatan sumber daya pendidik dan tenaga
kependidikan.
3) Terwujudnya penataan sarana prasarana sekolah kondusif dan asri
4) Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif,efisien,dinamis dan
inovatif.
5) Terwujudnya keseimbangan prestasi iptek dan imtaq.
6) Terwujudnya pribadi berkarakter yang santun , berbudi luhur dan
cinta tanah air .
7) Terwujudnya peningkatan kualitas kelulusan dalam bidang akademik
dan non akademik (olahraga, seni budaya, keterampilan, keagamaan
dan karya Ilmiah Remaja).
8) Terwujudnya program keorganisasian, kepemimpinan, dan
pengkaderan.
37 b. Misi Sekolah
1) Melaksanakan pengembangan kurikulum
a) Melaksanakan pengembangan kurikulum tingkat satuan
pendidikan.
b) Melaksanakan pengembangan pemetaan kompetensi dasar semua
mata pelajaran.
c) Melaksanakan pengembangan silabus.
d) Melaksanakan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
e) Melaksanakan pengembangan sistem penilaian.
f) Melaksanakan pengembangan pembelajaran bernuansa kurikulum
2013.
2) Melaksanakan pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan
a) Melaksanakan pengembangan profesionalitas guru.
b) Melaksanakan pengembangan kompetensi dasar.
c) Melaksanakan pengembangan kompetensi tenaga kependidikan.
d) Melaksanakan monitoring dan evaluasi kepada pendidik dan tenaga kependidikan.
3) Menciptakan suasana yang kondusif untuk mengefektifkan seluruh
kegiatan sekolah.
a) Mengadakan media pembelajaran
b) Mengadakan sarana prasarana pendidikan.
c) Menata lingkungan belajar sehingga tercipta lingkungan belajar
38
4) Melaksanakan proses pembelajaran berkarakter dan bimbingan
melalui pengembangan media dan metode pembelajaran secara
efektif untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa.
5) Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan terhadap
agama yang dianut untuk membentuk budi pekerti luhur warga
sekolah melalui pelaksanaan program iman dan taqwa sesuai
agama yang dianutnya.
6) Membudayakan santun dalam berbicara dan bersikap, menghargai
sesama dan cinta tanah air.
a) Membiasakan peserta didik mengucapkan salam kepada seluruh
warga sekolah.
b) Membiasakan peserta didik jabat tangan dan cium tangan kepada
pendidik dan tenaga kependidikan.
c) Membiasakan peserta didik berbicara dan bersikap jujur dalam
proses belajar mengajar.
d) Membiasakan peserta didik berani bertanya atau menyampaikan
pendapat.
e) Membiasakan peserta didik bersikap adil dalam pembagian tugas
di kelas.
f) Membiasakan peserta didik menghargai diri sendiri dan orang
lain.
g) Melaksanakan upacara bendera hari Senin dan hari besar nasional
lainnya.
39
7) Melaksanakan pengembangan dan peningkatan standar ketuntasan
dan standar kelulusan.
a) Melaksanakan evaluasi dan pengembangan kriteria ketuntasan
dan kelulusan.
b) Menyiapkan peserta didik melalui bimbingan prestasi akademis
dan non akademis.(olahraga, seni, keagamaan, ketrampilan dan
karya ilmiah remaja).
c) Mengikuti kegiatan lomba prestasi akademis dan non akademis
(olahraga, seni, keagamaan, ketrampilan dan karya ilmiah
remaja).
8) Mengembangkan bakat peserta didik melalui bimbingan
keorganisasian, kepemimpinan dan pangkaderan.
a) Melaksanakan bimbingan keorganisasian melalui kegiatan
pramuka, PMR/UKS, PKS, latihan dasar kepemimpinan.
b) Mengikuti kegiatan lomba prestasi dalam kegiatan pramuka,
PMR/UKS, PKS.
c) Melaksanakan pembiasaan penggunaan bahasa Jawa pada hari Jumat dan bahasa Inggris bagi peserta didik dan pendidik pada hari Sabtu
c. Slogan Sekolah
“ S P O R T I F ”
40
4. Kondisi Tenaga Guru dan Tenaga Administrasi
Tabel 3.1 Tenaga Guru SMP N 9 Salatiga
No Pendidikan Guru Jumlah Jenis kelamin Jumlah
GT GTT L P
1 S2 7 0 7 6 1 7
2 S1 34 3 37 13 24 37
3 D3/Sarmud 1 0 1 0 1 1
4 D1/D2/PGSLT
P 0 0 0 0 0 0
Total 42 3 45 19 26 45
Tabel 3.2 Tenaga Administrasi SMP N 9 Salatiga
No Pendidikan Status Jumlah Jenis Kelamin Jumlah
PT PTT L P
1 S2 0 0 0 0 0 0
2 S1 1 2 3 0 3 3
3 D3/Sarmud 0 0 0 0 0 0
4 D1/D2 0 1 1 0 1 1
5 SMA 3 2 6 4 1 5
6 SMP 0 0 0 0 0 0
7 SD
41 5. Data Siswa Kelas VIII D
Tabel 3.3 Siswa Kelas VIII D
No Nama Siswa Jenis Kelamin
1 Aena Putri Bethari P
2 Bimo Putra L
3 Chintya Aurora A P
4 Diva Kurniawan L
5 Faisal Dwi A L
6 Fajar Dhiya U L
7 Fatma Adelia Kusuma W P
8 Ferryansyah A M L
9 Hanif Zaidan L
10 Henzivia R H P
11 Ismulia Prihandika P
12 Kamariah P
13 Kirana Dea N P
14 Linda Ardiani P
15 M. Andi Setiawan L
16 M. Rijal J H L
17 Mala Nur W P
18 Nila Irsada P
42
20 Obet Arya F L
21 Rizqi Rismawati P
22 Safira Alayda L
23 Salsabila P
24 Salshabila Agustine M P
25 Shallama Q F P
26 Shofiya Khamidah P
27 Ulima Anis Syifa’ P
28 Wahyu Aji Pradana L
29 Yushella A C P
6. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaa penelitian dilaksanakan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam semester genap tahun ajaran 2016/2017. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Penelitian tersebut menggunakan jam mata pelajaran PAI sesuai dengan jadwal pelajaran PAI kelas VIII D di SMP N 9 Salatiga
1. Kegiatan pra siklus, tanggal 25 Maret 2017 2. Kegiatan siklus I, tanggal 1 April 2017 3. Kegiatan siklus II, tanggal 8 April 2017 B. Deskripsi Pra Siklus
43
2-3. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami pelajaran selama proses belajar mengajar konvensional.
1. Pembukaan
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian dilanjutkan dengan tadarus al-Qur’an dan pengambilan infaq. 2. Pelaksanaan Pembelajaran
Guru menyampaikan materi pelajaran binatang yang halal dan haram yang mencakup jenis-jenis binatang halal dan haram, dalil al-Qur’an dan hadis mengenai binatang halal dan haram, dan manfaat mengkonsumsi binatang halal kepada siswa dengan menggunakan metode ceramah. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru selama proses pembelajaran.
3. Tanya Jawab
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan dan guru memberikan pertanyaan mengenai materi pelajaran yang sudah disampaikan.
4. Tes
Selanjutnya peneliti memberikan pre tes kepada siswa untuk mengetahui prestasi belajar siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) yang akan digunakan pada pertemuan selanjutnya.
5. Observasi
44 C. Deskripsi Siklus I
Pelaksanaan kegiatan penelitian siklus 1 dilaksanakan pada hari Sabtu, 01 April 2017 pada pukul 07.40-09.00 (2 x 40 menit) atau pada jam pelajaran ke 2-3. Pada tahap ini, proses pembelajaran akan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization).
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merencanakan:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memuat serangkaian kegiatan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization).
b. Merancang dan membuat soal untuk tugas individu sesuai dengan materi yang nantinya akan dikerjakan siswa secara kelompok. Tugas tersebut terdiri dari 5 butir soal yang wajib dikerjakan secara individu hasil dari diskusi kelompok.
c. Menyusun alat evaluasi dan menyusun alat observasi. 2. Tindakan
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam. 2) Guru memeriksa kehadian siswa menggunakan absensi. 3) Guru bersama siswa mengumpulkan infaq.
4) Guru mengajak siswa untuk bertadarus dengan membaca surat pilihan.
45 1) Eksplorasi
8) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari meteri tentang binatang yang halal dan haram.
9) Guru memberikan tugas secara individual kepada siswa yang kemudian didiskusikan secara kelompok.
10) Guru membentuk beberapa kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda.
2) Elaborasi
a) Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling bekerjasama mencari jawaban soal yang diberikan.
b) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
c) Guru mengarahkan perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil tugas mereka dan siswa yang lainnya memperhatikan kelompok yang presentasi.
3) Konfirmasi
a) Guru bertanya pada hal-hal yang belum diketahui siswa.
b) Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual untuk mengetahui skor akhir siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualzation).
46
1) Guru menyampaikan kesimpulan tentang apa yang telah disampaikan.
2) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan yang akan datang.
3) Guru membarikan tugas kepada siswa agar belajar di rumah. 4) Guru menutup pembelajaran dengan do’a bersama-sama. 5) Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam. 3. Observasi
Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksaan penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization). 4. Refleksi
Peneliti akan mencacat hal-hal yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaan pembelajaran untuk dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
D. Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan kegiatan penelitian siklus 1 dilaksanakan pada hari Sabtu, 08 April 2017 pada pukul 07.40-09.00 (2 x 40 menit) atau pada jam pelajaran ke 2-3. Pada tahap ini, proses pembelajaran masih menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization).
1. Perencanaan
Tahap perencanaa meliputi:
47
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization). c. Merancang dan membuat soal untuk tugas individu sesuai dengan
materi.
d. Menyusun alat evaluasi dan menyiapkan alat observasi. 2. Tindakan
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam. 2) Guru memeriksa kehadian siswa menggunakan absensi. 3) Guru bersama siswa mengumpulkan infaq.
4) Guru mengajak siswa untuk bertadarus dengan membaca surat pilihan.
5) Apersepsi. b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
a) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari meteri tentang binatang yang halal dan haram.
b) Guru memberikan tugas secara individual kepada siswa yang kemudian didiskusikan secara kelompok.
48
a) Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling bekerjasama mencari jawaban soal yang diberikan.
b) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
c) Guru mengarahkan perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil tugas mereka dan siswa yang lainnya memperhatikan kelompok yang presentasi.
3) Konfirmasi
a) Guru bertanya pada hal-hal yang belum diketahui siswa.
b) Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual untuk mengetahui skor akhir siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization).
c. Kegiatan Penutup
1) Guru menyampaikan kesimpulan tentang apa yang telah disampaikan.
2) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan yang akan datang.
49 3. Observasi
Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada kelas VIII D, sedangkan faktor penghambat berkurang pada pelaksanaan siklus II ini.
4. Refleksi
50 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN B. Deskripsi Hasil Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization). Model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan model pembelajaran yang baru bagi SMP N 9 Salatiga. Acuan penilaian pada penelitian ini, peneliti menggunakan kriteria ketuntasan klasikal 85% dari jumlah seluruh peserta didik yang berpatokan pada nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan data nilai ketuntasan siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi hewan yang halal dan haram pada kelas VIII di SMP N 9 Salatiga menunjukkan bahwa KKM untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah 76. Adapun di bawah ini dipaparkan hasil nilai Pendidikan Agama Islam pra siklus, siklus I dan siklus II.
1. Data Prestasi Pra Siklus
Pelaksaan kegiatan belajar mengajar pada pra siklus dilaksanakan pada 25 Maret 2017 di kelas VIII D dengan jumlah siswa 29 siswa.
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Pra Siklus
No Nama Siswa KKM Nilai Hasil
1 Aena Putri Bethari 76 68 Tidak tuntas
2 Bimo Putra 76 56 Tidak tuntas
51
4 Diva Kurniawan 76 70 Tidak tuntas
5 Faisal Dwi A 76 33 Tidak tuntas
6 Fajar Dhiya U 76 50 Tidak tuntas
7 Fatma Adelia Kusuma W 76 67 Tidak tuntas
8 Ferryansyah A M 76 88 Tuntas
9 Hanif Zaidan 76 56 Tidak tuntas
10 Henzivia R H 76 65 Tidak tuntas
11 Ismulia Prihandika 76 44 Tidak tuntas
12 Kamariah 76 40 Tidak tuntas
13 Kirana Dea N 76 48 Tidak tuntas
14 Linda Ardiani 76 69 Tidak tuntas
15 M. Andi Setiawan 76 56 Tidak tuntas
16 M. Rijal J H 76 52 Tidak tuntas
17 Mala Nur W 76 63 Tidak tuntas
18 Nila Irsada 76 35 Tidak tuntas
19 Nugroho 76 54 Tidak tuntas
20 Obet Arya F 76 56 Tidak tuntas
21 Rizqi Rismawati 76 58 Tidak tuntas
22 Safira Alayda 76 39 Tidak tuntas
23 Salsabila 76 41 Tidak tuntas
52
25 Shallama Q F 76 48 Tidak tuntas
26 Shofiya Khamidah 76 55 Tidak tuntas
27 Ulima Anis Syifa’ 76 44 Tidak tuntas
28 Wahyu Aji Pradana 76 32 Tidak tuntas
29 Yushella A C 76 24 Tidak tuntas
2. Data Prestasi Siswa Siklus I
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 01 April 2017 di kelas VIII D dengan jumlah 29 siswa. Adapun proses belajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disiapkan. Sebagai nilai patokan ketuntasan yang digunakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), kelas VIII pada mata pelajaran PAI yaitu 76. Data nilai siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Nilai Evaluasi Siklus I
No Nama Siswa KKM Nilai Hasil
1 Aena Putri Bethari 76 84 Tuntas
2 Bimo Putra 76 70 Tidak tuntas
3 Chintya Aurora A 76 70 Tidak tuntas
4 Diva Kurniawan 76 86 Tuntas
5 Faisal Dwi A 76 67 Tidak tuntas
6 Fajar Dhiya U 76 79 Tuntas
53
8 Ferryansyah A M 76 90 Tuntas
9 Hanif Zaidan 76 77 Tuntas
10 Henzivia R H 76 80 Tuntas
11 Ismulia Prihandika 76 84 Tuntas
12 Kamariah 76 75 Tidak tuntas
13 Kirana Dea N 76 70 Tidak tuntas
14 Linda Ardiani 76 79 Tuntas
15 M. Andi Setiawan 76 72 Tidak tuntas
16 M. Rijal J H 76 69 Tidak tuntas
17 Mala Nur W 76 79 Tuntas
18 Nila Irsada 76 75 Tidak tuntas
19 Nugroho 76 79 Tuntas
20 Obet Arya F 76 73 Tidak tuntas
21 Rizqi Rismawati 76 45 Tidak tuntas
22 Safira Alayda 76 70 Tidak tuntas
23 Salsabila 76 80 Tuntas
24 Salshabila Agustine M 76 77 Tuntas
25 Shallama Q F 76 76 Tuntas
26 Shofiya Khamidah 76 75 Tidak tuntas
27 Ulima Anis Syifa’ 76 72 Tidak tuntas
54
29 Yushella A C 76 72 Tidak tuntas
3. Data Prestasi Siswa Siklus II
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 08 April 2017 di kelas VIII D dengan jumlah 29 siswa. Data nilai siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Nilai Evaluasi Siklus II
No Nama Siswa KKM Nilai Hasil
1 Aena Putri Bethari 76 95 Tuntas
2 Bimo Putra 76 80 Tuntas
3 Chintya Aurora A 76 80 Tuntas
4 Diva Kurniawan 76 92 Tuntas
5 Faisal Dwi A 76 79 Tuntas
6 Fajar Dhiya U 76 90 Tuntas
7 Fatma Adelia Kusuma W 76 88 Tuntas
8 Ferryansyah A M 76 90 Tuntas
9 Hanif Zaidan 76 82 Tuntas
10 Henzivia R H 76 85 Tuntas
11 Ismulia Prihandika 76 93 Tuntas
12 Kamariah 76 78 Tuntas
13 Kirana Dea N 76 80 Tuntas
55
15 M. Andi Setiawan 76 82 Tuntas
16 M. Rijal J H 76 79 Tuntas
17 Mala Nur W 76 85 Tuntas
18 Nila Irsada 76 85 Tuntas
19 Nugroho 76 86 Tuntas
20 Obet Arya F 76 81 Tuntas
21 Rizqi Rismawati 76 80 Tuntas
22 Safira Alayda 76 75 Tidak Tuntas
23 Salsabila 76 85 Tuntas
24 Salshabila Agustine M 76 85 Tuntas
25 Shallama Q F 76 85 Tuntas
26 Shofiya Khamidah 76 85 Tuntas
27 Ulima Anis Syifa’ 76 85 Tuntas
28 Wahyu Aji Pradana 76 80 Tuntas
29 Yushella A C 76 82 Tuntas
B. Pembahasan Hasil Penelitian
56 1. Data Ketuntasan Pra Siklus
Tabel 4.4 Data Presentase Ketuntasan Pra Siklus
No Nama Siswa KKM Nilai Hasil
1 Aena Putri Bethari 76 68 Tidak tuntas
2 Bimo Putra 76 56 Tidak tuntas
3 Chintya Aurora A 76 61 Tidak tuntas
4 Diva Kurniawan 76 70 Tidak tuntas
5 Faisal Dwi A 76 33 Tidak tuntas
6 Fajar Dhiya U 76 50 Tidak tuntas
7 Fatma Adelia Kusuma W 76 67 Tidak tuntas
8 Ferryansyah A M 76 88 Tuntas
9 Hanif Zaidan 76 56 Tidak tuntas
10 Henzivia R H 76 65 Tidak tuntas
11 Ismulia Prihandika 76 44 Tidak tuntas
12 Kamariah 76 40 Tidak tuntas
13 Kirana Dea N 76 48 Tidak tuntas
14 Linda Ardiani 76 69 Tidak tuntas
15 M. Andi Setiawan 76 56 Tidak tuntas
16 M. Rijal J H 76 52 Tidak tuntas
17 Mala Nur W 76 63 Tidak tuntas
18 Nila Irsada 76 35 Tidak tuntas
57
20 Obet Arya F 76 56 Tidak tuntas
21 Rizqi Rismawati 76 58 Tidak tuntas
22 Safira Alayda 76 39 Tidak tuntas
23 Salsabila 76 41 Tidak tuntas
24 Salshabila Agustine M 76 37 Tidak tuntas
25 Shallama Q F 76 48 Tidak tuntas
26 Shofiya Khamidah 76 55 Tidak tuntas
27 Ulima Anis Syifa’ 76 44 Tidak tuntas
28 Wahyu Aji Pradana 76 32 Tidak tuntas
29 Yushella A C 76 24 Tidak tuntas
Jumlah 1509
Nilai Rata-rata 52
Siswa yang Tuntas 1 3,4%
Siswa yang Tidak Tuntas 28 96,6%
58
Gambar 2. Diagram Batang Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus
a. Refleksi Hasil Tindakan Pra Siklus
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari kegiatan pra siklus yang dilakukan sebelum menggunakan metode kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individulization) dapat diketahui bahwa siswa yang memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) berjumlah 1 siswa dengan nilai rata-rata kelas adalah 43,5 dan presentase ketuntasan belajar siswa adalah 3,4%. Siswa yang belum tuntas berjumlah 28 siswa atau 96,6%. Oleh karena itu, peneliti mencoba merekomendasikan model pembelajaran yang baru sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan prestasi belajar PAI siswa kelas VIII D di SMP N 9 Salatiga.
b. Hasil Pengamatan Guru Pra Siklus
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Guru Pra Siklus
Kegiatan
59
mengucapkan salam
mengucapkan salam
Apersepsi √ Guru kurang
memberikan
Guru harus lebih aktif untuk
60
jawab bertanya aktif bertanya
Guru dan
√ Kurang optimal Harus
memperhatikan pengelolaan waktu
c. Hasil Pengamatan Siswa Pra Siklus
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Siswa Pra Siklus