• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN KELOMPOK INFORMASI MASYARAKAT (KIM) DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SERANG DALAM MENSOSIALISASIKAN PROGRAM K3 - FISIP Untirta Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERANAN KELOMPOK INFORMASI MASYARAKAT (KIM) DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SERANG DALAM MENSOSIALISASIKAN PROGRAM K3 - FISIP Untirta Repository"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pada program studi Ilmu Komunikasi

Oleh :

RULLY BUDIAWAN NIM. 6662 092126

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(2)
(3)

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :Rully Budiawan

NIM :6662 092126

Tempat & Tanggal Lahir :Rangkasbitung, 26 Maret 1991 Program Studi/Konsentrasi :Ilmu Komunikasi/ Humas

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

PERANAN KELOMPOK INFORMASI MASYARAKAT (KIM) DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SERANG DALAM MENSOSIALISASIKAN PROGRAM K3”

(4)

i

Rully Budiawan. NIM 6662092126. PERANAN KELOMPOK INFORMASI MASYARAKAT (KIM) DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SERANG DALAM MENSOSIALISASIKAN PROGRAM K3”. SKRIPSI. Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 2014.

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang memiliki tugas untuk membantu penyelenggaraan urusan pemerintahan kota Serang salah satunya pada bagian penerangan. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, Dishubkominfo kota Serang membentuk sebuah kelompok kerja yang diberi nama Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) untuk membantu sosialisasi program K3 dalam bentuk pementasan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) episode K3.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam mensosialisasikan program K3. Penelitian ini menggunakan teori penyusunan tindakan. Metode penelitian menggunakan kualitatif dengan paradigma interpretatif, Wawancara dilakukan kepada 3 informan yang mewakili pihak penyelenggara pada kegiatan sosialisasi program K3.

Hasil penelitian menunjukkan, Peran KIM Dishubkominfo kota Serang dalam sosialisasi program K3 meliputi 4 tahap yaitu persiapan, publikasi, pelaksanaan dan evaluasi. Persiapan meliputi pembuatan Term Of Reference (TOR) kegiatan. Publikasi dilakukan dengan cara langsung dan memanfaatkan media massa. Pelaksanaan dengan menjalankan naskah cerita yang sudah disusun sesuai dengan lakon pemain yang sudah ditentukan. Evaluasi dilakukan dengan melihat hambatan dan kendala yang terjadi selama pelaksanaan pementasan KIM episode K3 ini berlangsung.

(5)

ii

Rully Budiawan. NIM 6662092126. "THE ROLE OF KELOMPOK INFORMASI MASYARAKAT (KIM) DEPARTMENT OF TRANSPORTATION, COMMUNICATION AND INFORMATION SERANG IN SOCIALIZING K3 PROGRAM". Thesis. Communication Studies Program. Faculty of Social and Political Sciences. University of Sultan Agung Tirtayasa. 2014.

Department of Transportation, Communication and Information Serang has a duty to assist the organization of city government affairs Attack one of them on the lighting. In performing these duties, Dishubkominfo Serang formed a working group called Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) to help disseminate the program in the form of staging K3 Community Information Group (KIM) K3 episode.

The purpose of this study was to determine the role of Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo Serang in disseminating K3 program. This study uses the theory of action preparation. Using qualitative research methods with interpretive paradigm, the third informant interviews were conducted on behalf of the organizers on the socialization of K3 program.

The results showed, The Role of KIM Dishubkominfo Serang in socialization of K3 program includes four stages: preparation, publication, implementation and evaluation. Preparation includes the making of the Term of Reference (TOR) activity. Publication is done in a straightforward manner and utilize the mass media. Implementation of the running text of a story that has been prepared in accordance with the play of players who have been determined. Evaluation is done by looking at the barriers and obstacles that occur during the execution of K3 took place.

(6)

iii

atas kehendak, rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan akhir skripsi yang berjudul PERANAN KELOMPOK INFORMASI MASYARAKAT (KIM) DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SERANG DALAM MENSOSIALISASIKAN PROGRAM K3 tepat pada waktunya. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata-1 (S1) pada Program Studi Ilmu Komunikasi, Konsentrasi Humas, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sultan Ageng Tritayasa Serang-Banten.

Penulis menyadari seutuhnya bahwa dalam penyusunan skrpsi ini masih terdapat banyak kekurangan mengingat terbatasnya pengetahuan, pengalaman serta kemampuan penulis. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa depan.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, memberikan dorongan dan bimbingan sampai skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis ucapkan terimakasih kepada :

(7)

iv

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 4. Yth. Puspita Asri Praceka, S.Sos., M.IKom selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Yth. Iman Mukhroman, M.Si selaku dosen pembimbing atas arahan dan bimbingannya kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

6. Yth. Dipl. Ing (FH). Rangga Galura Gumelar, M.Si selaku dosen pembimbing atas masukan, arahan, waktu dan bimbingannya selama penyusunan skripsi dan penulis menempuh kuliah di kampus ini.

7. Ibunda tercinta, Dra.Salamatul Ihatoh, Paman Tercinta, Ahmad Majidudin, Kembaranku Rizky Budianto dan kedua adik tercintaku, Ferra Widhiyawati dan Yulia Trisna Wahyuni yang selalu sabar memberikan

dukungan serta do’a kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Yth. Dra. Rahmi Winangsih, M.Si selaku dosen pembimbing akademik atas semua nasehat dan bimbingannya selama penulis menempuh perkuliahan di kampus ini.

(8)

v

11. Segenap dosen dan staf di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

12. Teman-teman angkatan 2009 jurusan Ilmu Komunikasi dan kawan lainnya yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan,dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan karya berikutnya. Semoga laporan akhir skripsi ini bisa menambah pengetahuan kita mengenai dunia komunikasi.

Serang, Oktober 2014 Penulis,

(9)

vi

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

ABSTRAK………... i

ABSTRACT……….. ii

KATA PENGANTAR………... iii

DAFTAR ISI……….... vi

DAFTAR GAMBAR………... x

DAFTAR TABEL………... xi

DAFTAR LAMPIRAN………... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian……….... 1

1.2 Pertanyaan Penelitian………... 9

1.3 TujuanPenelitian……….. 9

1.4 Manfaat Penelitian………... 10

1.4.1 Manfaat Akademik………..………. 10

(10)

vii

2.2 Sosialisasi……….. 16

2.3 Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang………. 18

2.3.1 Sosialisasi Program K3 oleh Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang………...………. 20

2.4 Kerangka Berpikir………. 21

2.4.1 Kerangka Teori...………….……… 21

2.4.2 KerangkaKonseptual……… 23

2.5 Penelitian Pendahulu……… 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian……… 33

3.1.1 Pendekatan Penelitian……….……….……. 34

3.1.2 Paradigma Penelitian……….…… 35

3.2 Sumber Data Penelitian……… 36

3.2.1 Jenis Data……….. 36

3.2.2 Subjek Penelitian………... 37

(11)

viii

3.5 TeknikValiditas Data………. 40

3.6 Informan Penelitian………. 41

3.7 Tempat dan WaktuPenelitian………. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Subjek Penelitian.……….……… 44

4.1.1 Profil Kota Serang……….……… 44

4.1.1.1 Visi dan MisiKota Serang……..……….. 45

4.1.2 Profil Dinas Perhubungan Komunikasi dan

Informatika Kota Serang………..………. 46

4.1.2.1 Maksud dan Tujuan……….. 48

4.1.2.2 Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi 49

4.1.2.3 Visi dan Misi Dishubkominfo kota Serang 53

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian………. 55

4.2.1 Persiapan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam mensosialisasikan

(12)

ix

program K3……… 69

4.2.3 Pelaksanaan sosialisasi program K3 oleh Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang………. 74

4.2.4 Evaluasi Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam sosialisasi program K3 79 4.3 Pembahasan……….. 82

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan……… 88

5.2 Saran……….. 90

DAFTAR PUSTAKA………... 92

(13)

x

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Penelitian..…..……… 24

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dishubkominfo……….. 58

Gambar 4.2 Suasana Pementasan KIM episode K3 (I)………. 68

Gambar 4.3 Suasana Pementasan KIM episode K3 (II)..……….. 68

Gambar 4.4 Leaflet pementasan KIM episode K3 (tampak luar)…….. 72

(14)

xi

Tabel 2.1 Penelitian sebelumnya……… 30

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian……… 43

(15)

xii

Lampiran I - Surat Ijin Penelitian

Lampiran II - Struktur Organisasi Dishubkominfo kota Serang

Lampiran III - CopyTerm Of Reference(TOR) Pementasan KIM episode K3 Lampiran IV - Copyleafletpementasan KIM episode K3

Lampiran V - Skrip Peraturan Daerah kota Serang Nomor 10 tahun 2010 Lampiran VI - Pedoman wawancara

(16)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Adanya reformasi yang terjadi pada tahun 1998 telah memberikan perubahan yang signifikan khususnya pada bidang pemerintahan. Sistem pemerintahan Indonesia yang sebelumnya menggunakan sentralisasi, semenjak reformasi berubah menjadi desentralisasi. Sistem desentralisasi itupun akhirnya berkembang dan lebih kita kenal dengan sebutan otonomi daerah saat ini. Berkaitan dengan perubahan tersebut, Banten sebagai salah satu propinsi termuda di Indonesia juga menerapkan sistem otonomi daerah hingga ke tingkat kota/kabupaten. Kota Serang merupakan daerah yang pemerintahannya diatur sendiri oleh pemerintah kota yang dipimpin oleh seorang Walikota.

(17)

sesuatu yang baik tentang kota dan berupaya merencanakan pertumbuhan dan perubahannya.1

Berdasarkan Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah memberikan kewenangan kepada daerah untuk melakukan pengaturan terhadap daerah masing- masing. Sebagai wujud dari pengaturan terhadap daerah, terlihat setiap pemerintah daerah kabupaten maupun kota di seluruh Indonesia seakan terlihat berlomba untuk melakukan pengaturan terhadap kegiatan liar yang dinilai mengganggu aktivitas masyarakat umum dalam kota. Hal ini terlihat hampir setiap kota maupun kabupaten mengeluarkan peraturan daerah dalam rangka mengatasi masalah ketertiban, kebersihan dan keindahan.

Pada perkembangan masyarakat dewasa ini, masih banyak masyarakat di Kota Serang yang belum memahami atau mengerti tentang K3 (Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan). Banyak masyarakat umum atau kelompok yang masih menghiraukan K3, seperti masih membuang sampah sembarangan. Hal itu menggangu ketertiban di masyarakat, sedangkan K3 sendiri sangat penting bagi lingkungan.

Akibat tidak memahami K3, membuat ketertiban umum menjadi terganggu, kebersihan kurang terjaga dan keindahan dilingkungan masyarakat menjadi tidak enak dipandang karena tidak terjaganya ketertiban dan kebersihan umum dilingkungan masyarakat. K3 penting untuk disosialisasikan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika karena

1

(18)

masih banyak masyarakat yang belum memahami tentang K3, supaya masyarakat bisa memahami pentingnya K3.

Dalam menjalankan sosialisasi K3, Dishubkominfo bagian seksi kominfo (komunikasi dan informatika) membentuk KIM (Kelompok Informasi Masyarakat). KIM ini dibentuk dalam kaitannya untuk mensosialisasikan program K3, karena masih banyak masyarakat yang menghiraukan K3.

KIM yang merupakan kepanjangan dari Kelompok Informasi Masyarakat adalah organisasi sosial/individu/kelompok bersifat wirausaha bergerak dalam bidang pengelolaan informasi dan komunikasi yang tumbuh dan berkembang dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat yang dibentuk oleh Dishubkominfo kota Serang.

(19)

Pada tahun 2012 Dishubkominfo membuat suatu program tentang K3 yaitu menjalankan sosialisasi Peraturan Daerah Kota Serang No.10 Tahun 2010 tentang K3. Salah satu urusan yang menjadi kewenangan dimaksud adalah untuk melaksanakan ketertiban kebersihan dan keindahan (K3) di Kota Serang. Ketertiban kebersihan dan keindahan (K3) mempunyai nilai yang sangat penting didalam penyelenggaraan pemerintahan, kemasyarakatan dan pembangunan serta memerlukan pembiayaan di dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu agar pelaksanaan ketertiban kebersihan dan keindahan (K3) dapat berjalan secara efektif, maka diperlukan adanya Peraturan Daerah yang mengatur tentang ketertiban kebersihan dan keindahan (K3) sebagaimana dimaksud Peraturan Daerah Kota Serang No.10 Tahun 2010 tentang K3.

Dalam penelitian ini peneliti menganalisis tentang pelaksanaan K3 (ketertiban kebersihan dan keindahan) di Kota Serang khususnya di Kecamatan Kasemen. Karena berdasarkan pengamatan peneliti, di daerah kecamatan Kasemen masih banyak masyarakat yang kurang memahami tentang K3 seperti kebersihan, banyaknya yang membuang sampah sembarangan, mengganggunya ketertiban umum, seperti mempergunakan ruang jalan selain peruntukan jalan umum, berusaha atau berdagang di trotoar, sehingga dapat menggangu ketertiban lingkungan masyarakat.

(20)

dengan baik. Akibatnya masalah diare, penyakit kulit, penyakit usus, penyakit pernafasan dan penyakit lain yang disebabkan air dan udara sering menyerang golongan keluarga ekonomi lemah. Berbagai upaya pengembangan kesehatan anak secara umum pun menjadi terhambat.

Fakta yang ditemukan oleh penulis di lapangan, permasalah K3 di kecamatan Kasemen diantaranya masih banyak masyarakat dilingkungan yang menghiraukan kebersihan seperti membuang sampah sembarangan karena tidak adanya tempat pembuangan sampah, sehingga masyarakat dengan bebas membuang sampah sembarangan seperti di sungai dan selokan. Selain itu, tidak lancarnya perairan selokan maupun sungai yang tersumbat akibat menumpuknya sampah hasil pembuangan sembarangan warga sewaktu-waktu sering mengakibatkan banjir di daerah Kasemen.

Akibat kurangnya informasi dan pengetahuan tentang K3, Dishubkominfo Kota Serang membuat program sosialisasi untuk masyarakat, supaya dapat mengetahui dan memenuhi kebutuhan informasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat. Dalam memberikan informasi yang bermanfaat untuk masyarakat perlunya komunikasi yang baik dalam mensosialisasikan program K3.

(21)

secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media).2 Sosialisasi sendiri dalam kajian komunikasi memiliki arti sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan(role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.

Komunikasi merupakan salah satu unsur penting dalam hidup bermasyarakat. Karena hal itu merupakan salah satu faktor terfatal untuk menciptakan interaksi sosial dan hubungan sosial. Pentingnya keefektifan komunikasi dalam sosialisasi karena komunikasi merupakan elemen penting bagi proses sosialisasi dalam masyarakat. Tanpa adanya komunikasi antar anggota masyarakat, proses sosialisasi tidak akan dapat berlangsung. Jadi, dengan adanya komunikasi, proses sosialisasi dalam masyarakat akan dapat berlangsung secara maksimal.

Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan yang dilakukan seorang komunikator sedemikian rupa, sehingga menimbulkan dampak tertentu pada komunikan. Dengan melakukan komunikasi yang baik, Dishubkominfo Kota Serang diharapkan bisa mensosialisasikan program K3 dengan baik dan tepat sasaran.

Dalam komunikasi terdapat beberapa komponen yang menjadi syarat terjadinya proses komunikasi diantaranya :3

2

Onong Uchjana Effendy, 2004.Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra Aditya Bakti.

Hlm:5

(22)

1. Komunikator : orang yang menyampaikan pesan;

2. Pesan : pernyataan yang didukung oleh lambang; 3. Komunikan : orang yang menerima pesan;

4. Media : saran atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlah nya; 5. Efek : dampak sebagai pengaruh pesan.

Strategi adalah adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan strategi berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat.4

Strategi dimulai dengan perencanaan konsep pementasan KIM (Kelompok Informasi Masyarakat). KIM atau Kelompok Informasi Masyarakat adalah organisasi sosial/ individu/ kelompok yang bersifat wirausaha bergerak dalam bidang pengelolaan informasi dan komunikasi yang tumbuh dan berkembang dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat. Strategi komunikasi yang dilakukan oleh Dishubkominfo Kota Serang dalam pelaksanaan Program Strategi komunikasi KIM di bidang K3 meliputi 4 program kerja yaitu perencanaan untuk melaksanakan Program pementasan

4

Anwar Arifin, 1984.Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas,Bandung: ARMICO.

(23)

KIM, publikasi program sosialisasi K3 kepada masyarakat, pelaksanaan pementasan sosialisasi K3, dan evaluasi program pementasan KIM di bidang K3 yang dijalankan.

Tujuan diadakannya sosialiasi K3 oleh Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) diantaranya untuk memperoleh dan menyalurkan informasi, memenuhi kebutuhan informasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat, dan dapat menjadi sumber informasi yang terpercaya dan faktual bagi masyarakat dan membiasakan individu dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.5 Adapun masalah yang dihadapi oleh KIM dalam upaya mensosialisasikan K3 yaitu kurangnya informasi dan pemahaman masyarakat tentang ketertiban, kebersihan dan keindahan (K3).

Terbentuknya KIM dikarenakan kondisi masyarakat yang belum memiliki kemampuan memadai, untuk menelaah muatan-muatan informasi, baik karena fakta sosial (edukatif), ekonomis maupun kultural. Ketidakpedulian atau menghiraukan ketertiban, kebersihan dan keindahan bagi masyarakat umum atau kelompok.

Sebagaimana latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, merupakan satu hal yang menarik untuk mengkaji permasalahan tersebut dengan judul penelitian “Peranan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM)

5Term of Reference

(24)

Dinas Perhubungan, Komunikasi Dan Informatika Kota Serang Dalam

Mensosialisasikan Program K3”.

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian

Sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang, maka identifikasi masalah penelitian yang ingin diketahui adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Persiapan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam mensosialisasikan program K3?

2. Bagaimana Publikasi yang dilakukan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam mensosialisasikan program K3? 3. Bagaimana Pelaksanaan sosialisasi program K3 oleh Kelompok Informasi

Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang?

4. Bagaimana Evaluasi yang dilakukan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam sosialisasi program K3?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui Persiapan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam mensosialisasikan program K3

(25)

3. Mengetahui Pelaksanaan sosialisasi program K3 oleh Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang

4. Mengetahui Evaluasi yang dilakukan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam sosialisasi program K3

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara Teoritis penelitian ini dapat dijadikan sumbangan untuk meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan bagi program studi ilmu komunikasi. Dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan informasi yang berarti bagi ilmu komunikasi pada umumnya, terutama dalam kaitan dengan Peran Komunikasi.

1.4.2 Manfaat Praktis

(26)

11

Kehidupan manusia tidak terlepas dari ruang lingkup komunikasi. Manusia sebagai makhluk sosial, maka dengan komunikasi tidak saja sebagai alat untuk kontak hubungan dengan antara individu, namun komunikasi juga merupakan alat bagi manusia untuk bertahan hidup.

Komunikasi memiliki kekuatan untuk melakukan seleksi terhadap berbagai stimuli yang ada disekitarnya. Dalam kehidupan masyarakat, komunikasi selain berguna sebagai perantara namun juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari diri masyarakat. Pada bab ini, penulis menguraikan kajian pustaka yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.

2.1 Komunikasi Persuasif

Komunikasi mengandung makna bersama-sama. Dalam istilah komunikasi (communication) berasal dari bahasa latin yakni communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama-sama, dan komunikasi menyarankan bahwa suatu pesan dianut secara bersama-sama.6

Komunikasi mengandung pengertian dasar yaitu komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara kedua belah pihak yang

6

(27)

terlibat, yakni orang lain mengerti dan tahu. Selain itu, tindakan persuasif juga sangat dibutuhkan, yakni agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain sebagainya.

Carl I Hovland mendefinisikan bahwa :

“komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyamaikan rangsangan (biasanya lambing-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan).”7

Sedangkan Wilbur Schramm yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendi menyampaikan apa yang disebut “The Condition of Success In Communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang dikehendaki. Kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :8

1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan.

2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju pengalaman yang sama antara komunikator dengan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.

3. Pesan-pesan harus mambangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyerahkan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.

7

Deddy Mulyana, 2002.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Hlm:62

8Op Cit.

(28)

4. Pesan harus menyampaiakan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok, dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.

Dengan memperhatikan syarat tersebut jelaslah mengapa para expert komunikator memulai dengan meneliti sedalam-dalamnya tujuan komunikan dan mengapa “Know Your Audience” merupakan ketentuan utama dalam komunikan, sebabnya karena hal itu sangat penting untuk diketahui ketentuan sebagai berikut :9

1. Timmingyang tepat untuk menyampaikan suatu pesan.

2. Menggunakan bahasa yang baik, agar pesan dapat dimengerti oleh komunikan.

3. Sikap dan nilai yang haus disampaikan agar efektif

4. Mengetahui dengan jelas kelompok yang akan disampaikan pesan.

Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Who Says What Which Channel To Whom With What Effect”. Menurut Laswell, segala sesuatunya harus dikaitkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan dalam rumus Lasswell tersebut :10

9Ibid.

Onong Uchjana Effendy. Hlm:34.

10

Littlejohn. 2009.Teori Komunikasi (Theories of Human Communication),terjemahan

(29)

1. Who?(siapakah komunikatornya?)

2. Says What?(Pesan apa yang dinyatakannya?) 3. In which channel?(Media apa yang digunakannya?) 4. To Whom?(Siapa komunikannya?)

Efek yang diharapkan, secara implisit mengandung pertanyaan lain yang perlu dijawab dengan seksama. Pertanyaan tersebut ialah :

1. When(Kapan dilaksanakannya?) 2. How(Bagaimana melaksanakannya?) 3. Why(Mengapa dilaksanakan demikian?)

Komunikasi akan berhasil apabila komunikator berhasil mewujudkan motif komunikasi pada diri komunikan. Tujuan komunikator adalah agar komunikan mengerti, agar komunikan sedih, agar komunikan marah, dll. Perubahan yang dimaksud biasanya dalam bentuk kognitif, afektif dan konatif.11

Perubahan kognitif yaitu memberikan informasi (berupa apa yang diketahui dan apa yang dipahami), kepercayaan dan merubah apa isi dari pikiran komunikan. Perubahan afektif, yaitu perubahan yang terjadi pada motif (apa yang diinginkan), sikap (penilaian) dan emosi. Perubahan konatif (behavior) adalah perubahan pada tindakan seperti kebiasaan dan kemauan.

11

(30)

Dalam komunikasi, ada yang disebut dengan persuasi. Persuasi adalah kenyataan yang tidak bisa dinafikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Ronald L. Applbaum dan Karl W.E. Anatol menyatakan :

"complext process of communication by which one individual or group elitict (intentionally or unintentionally) by nonverbal and/or verbal means a specific response from another individual or groups.” Artinya persuasi adalah proses komunikasi yang

kompleks ketika individu atau kelompok mengungkapkan pesan yang disengaja ataupun yang tidak disengaja melalui cara-cara verbal dan nonverbal untuk memperoleh respons tertentu dari individu atau kelompok lain.”12

Bettinghous merumuskan persuasi sebagai: "Komunikasi manusia yang dirancang untuk mempengaruhi orang lain dengan usaha mengubah keyakinan, nilai atau sikap mereka." Sedangkan Winston Brembeck dan William Howell dalam Persuasion : A Means of Social Change (1952), mendefinisikan persuasi sebagai:

"Usaha sadar untuk mengubah pikiran dan tindakan dengan memanipulasikan motif-motif orang ke arah tujuan yang sudah ditetapkan. Persuasi sebagai communication intended to influence choise (komunikasi yang dimaksudkan untuk mempengaruhi

pilihan orang).”13

12

Ronald L. Applbaum dan Karl W.E. Anatol. 1974.Strategy for Persuasive Communication,

Columbia, Ohio: Charles E. Merrill Publishing Company.Hlm:12.

13

Djamaluddin Malik dan Yosal Iriantara. 1994.Komunikasi Persuasif. Bandung : PT. Remaja

(31)

Berdasarkan pengertian mengenai komunikasi persuasif yang telah diuraikan di atas, komunikasi persuasif dalam penelitian ini menjadi landasan kajian dalam permasalahan penelitian yang diangkat. Adapun kajian komunikasi persuasif dalam penelitian ini dilihat dari pembuatan program K3 oleh KIM Dishubkominfo kota Serang melalui pementasan teater bobodoran madani yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat di bidang K3.

2.2 Sosialisasi

Sosialisasi merupakan proses belajar, pada dasarnya sifat manusia adalah tidak akan pernah puas untuk belajar sesuatu hal yang belum diketahuinya, seperti belajar norma-norma untuk dapat beradaptasi dangan lingkungan sosialnya, hal tersebut sejalan dengan pendapat Peter L Berger bahwa sosialisasi merupakan proses dengan mana seseorang belajar menjadi anggota masyarakat.14

Sedangkan Sosialisasi menurut Charles R Wright adalah :

“Proses ketika individu mendapatkan kebudayaan kelompoknya dan menginternalisasikan sampai tingkat tertentu norma-norma sosialnya, sehingga membimbing orang tersebut untuk memperhitungkan harapan-harapan orang lain.”15

14

Sutaryo, 2005.Dasar-dasar sosialisasi. Jakarta : Rajawali Press. Hlm:156.

(32)

Berdasarkan uraian di atas terdapat persamaan mengenai sosialisasi, terletak pada objek dari sosialisasi yaitu masyarakat yang di lihat dari sudut hubungan antara manusia, dan proses yang di timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat. Jadi, dalam sosialisasi terdapat interaksi antara manusia sebagai anggota kelompok.

Sosialisasi merupakan proses belajar mengajar mengenai pola-pola tindakan interaksi dalam masyarakat sesuai dengan peran dan status sosial yang dijalankan masing-masing. Dengan proses itu, individu akan mengetahui dan menjalankan hak dan kewajibannya berdasarkan peran status masing-masing dan kebudayaan suatu masyarakat. Soerjono Soekanto menyatakan sosialisasi adalah proses sosial tempat seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku yang sesuai dengan perilaku orang-orang di sekitarnya.16

Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua yaitu sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat) :

1) Sosialisasi primer

Sosialisasi primer merupakan proses sosialisasi yang pertama dan utama yang terjadi pada seseorang, yakni sejak dilahirkan, berkenalan dan sekaligus belajar bermasyarakat sehingga dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan masyarakat tersebut.

16

(33)

Peter L Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga).

2) Sosialisasi sekunder

Setelah menjalani sosialisasi primer, individu dianggap cukup mempunyai bekal untuk bergaul di lingkungan yang lebih luas. Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Bentuk-bentuknya adalahresosialisasidandesosialisasi.

Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama.

2.3 Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang17

Dalam era reformasi dan situasi peluberan informasi global, masih diperlukan keberadaan kelompok informasi masyarakat, karena kondisi sebagian masyarakat yang belum memiliki kemampuan yang memadai untuk menelaah muatan informasi, baik karena faktor sosial (edukatif), ekonomis maupun kultural. Sebagai dinas yang bertugas untuk membantu penyelenggaraan pemerintah yang bersifat penerangan kepada masyarakat, Dinas perhubungan komunikasi dan Informatika kota Serang membentuk

17Term of Reference

(34)

sebuah kelompok yang bertugas sebagai pelaksana garda terdepan dalam menyampaikan penerangan informasi dan komunikasi kepada masyarakat.

KIM atau kelompok informasi masyarakat adalah organisasi sosial/individu/kelompok yang bersifat wirausaha bergerak dalam bidang pengelolaan informasi dan komunikasi yang tumbuh dan berkembang dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat. KIM sendiri dibentuk oleh Dinas Perhubungan Komunikasi, dan Informatika kota Serang untuk menjalankan fungsinya sebagai pelaksana penyelenggara urusan di bidang komunikasi dan informatika.

Dalam menjalankan tugasnya, Dishubkominfo melakukan kegiatan sosialisasi dalam bentuk pementasana KIM. Pementasan KIM ini merupakan salah satu upaya Dishubkominfo Kota Serang dalam menyampaikan berbagai kebijakan pemerintah dalam hal ini Pemkot Serang kepada masyarakat luas sehingga terdistribusi dengan baik ke seluruh masyarakat di 6 (enam) kecamatan yang ada di kota Serang.

(35)

2.3.1 Sosialisasi program K3 oleh Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang

Sosialisasi adalah proses suatu usaha masyarakat menghantar warganya masuk kedalam kebudayaan. Dengan kata lain, masyarakat melakukan suatu rangkaian kegiatan tertentu untuk menyerah terimakan kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sosialisasi dalam arti sempit dapat dirumuskan sebagai perangkat kegiatan masyarakat yang didalamnya individu-individu diajar dan belajar memahirkan diri dalam peranan sosial yang sesuai dengan bakatnya.18

Sosialisasi program K3 adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat agar masyrakat paham mengenai pentingnya kebersihan dilingkungan seperti tidak membuang sampah sembarangan, tidak menggangu ketertiban umum seperti mempergunakan jalan trotoar tidak semestinya supaya terciptanya kebersihan, ketertiban dan keindahan dilingkungan masyarakat.

Tujuan diadakannya sosialiasi K3 oleh Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) diantaranya untuk memperoleh dan menyalurkan informasi, memenuhi kebutuhan informasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat, dan dapat menjadi sumber informasi yang terpercaya dan faktual bagi masyarakat dan membiasakan individu dengan

nilai-18

(36)

nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat. Adapun masalah yang dihadapi oleh KIM dalam upaya mensosialisasikan K3 yaitu kurangnya informasi dan pemahaman masyarakat tentang ketertiban, kebersihan dan keindahan (K3).

Sosialisasi mencakup pemeriksaan mengenai lingkungan kultural lingkungan sosial dari masyarakat yang bersangkutan, interaksi sosial dan tingkah laku sosial. Berdasarkan hal tersebut, sosialisasi merupakan mata rantai paling penting di antara sistem-sistem sosial lainnya, karena dalam sosialisasi adanya keterlibatan individu-individu sampai dengan kelompok-kelompok dalam satu sistem untuk berpartisipasi.

2.4 Kerangka Berpikir 2.4.1 Kerangka Teori

Penelitian ini menggunakan teori penyusunan tindakan dikembangkan oleh John Greene.19 Teori ini termasuk dalam tradisi sosio-psikologi. Dalam tradisi ini, kebenaran komunikasi dapat ditemukan dengan cara teliti dalam penelitian yang sistematis. Tradisi ini melihat hubungan sebab dan akibat dalam memprediksi berhasil tidaknya perilaku komunikasi. Carl I Hovland meletakkan dasar-dasar dari hal data empiris mengenai hubungan antara rangsangan

19Op Cit.

(37)

komunikasi, kecenderungan audiens dan perubahan pemikiran yang merupakan sebuah kerangka awal teori ini.

Asumsi teori penyusunan tindakan adalah menguji cara kita mengatur pengetahuan dalam pikiran dan menggunakannya untuk membentuk pesan. Menurut teori ini individu membentuk pesan dengan menggunakan kandungan pengetahuan dan pengetahuan procedural yang ada didalam dirinya.

Secara spesifik, pengetahuan prosedural terdiri dari urat syaraf yang berhubungan dengan perilaku, akibat dan situasi. Dalam pengalaman komunikasi yang manusia alami, manusia melakukan rekam procedural atas pengalaman yang terjadi padanya. Rekam procedural sendiri merupakan sekumpulan hubungan diantara syaraf dalam sebuah jaringan tindakan yang sebagiannya adalah hubungan otomatis.

(38)

Tidak ada satu tindakan pun yang dapat berdiri sendiri. Setiap tindakan melibatkan tndakan lainnya dalam suatu cara atau cara lainnya. Proses penyusunan tindakan tidak hanya membutuhkan pengetahuan dan motivasi, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mendapatkan kembali serta mengatur tindakan secara efisien dengan cepat. Dalam penyusunan tindakan tentunya memakan waktu dan usaha. Walaupun komunikasi nampak merespons terhadap situasi dengan segera tanpa usaha, penelitian dalam teori ini menunjukkan bahwa setiap respons memang memakan waktu, meskipun respon tersebut hanya sebuah pecahan dari satu titik.

2.4.2 Kerangka Konseptual

Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi. Bidang Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) kota Serang sebagai subjek penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk melakukan penerangan kepada masyarakat terkait Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2010 tentang K3. Maka dari itu perlu adanya penyusunan tindakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan tersebut.

(39)

pementasan KIM episode K3 yang dilakukan oleh Dishubkominfo kota Serang sebagai strategi sosialisasi program K3. Relevansi teori dengan penelitian ini adalah karena sosialisasi program K3 yang dilakukan oleh bidang Kominfo Dishubkominfo kota Serang merupakan sebuah tindakan yang didasari atas adanya penyusunan tindakan dalam sisi psikologis penyelenggara yaitu staf bidang Kominfo Dishubkominfo kota Serang dan anggota KIM itu sendiri. Adapun dalam penelitian ini, kerangka pemikiran penulis gambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1Bagan Kerangka Penelitian

TEORI PENYUSUNAN TINDAKAN DISHUBKOMINFO

Kota Serang

Sosialisasi Program K3

Terciptanya Masyarakat yang sadar akan K3

Peran Komunikasi

Pementasan KIM episode K3

(40)

Gambaran penelitian ini dimulai dari Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika kota Serang atau yang disingkat Dishubkominfo kota Serang. Dalam permasalahan penelitian, Dishubkominfo berkewajiban membantu sosialisasi Peraturan Daerah yang dibuat oleh pemerintah kota Serang diantaranya Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2010 tentang K3. Untuk mensosialisasikan peraturan daerah tersebut, Dishubkominfo khususnya bidang komunikasi dan informatika (Kominfo) memiliki program kerja yaitu mengadakan kegiatan sosialisasi yang berbentuk pementasan drama.

Dalam mengadakan sosialisasi program K3, Dishubkominfo membuat sebuah perencanaan komunikasi yang meliputi tahap persiapan, publikasi, pelaksanaan dan evaluasi. Tahapan ini penting dibuat untuk mengukur kesukseksan kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan. Pementasan drama dalam kegiatan sosialisasi ini, Dishubkominfo tidak berjalan sendiri. Namun Dishubkominfo membuat sebuah kelompok atau panitia pelaksana yang diberi nama Kelompok Informasi Masyarakat (KIM).

(41)

tindakan yang sebelumnya tersusun secara procedural dalam sisi pskilogi panitia penyelenggara.

Pementasan yang dilakukan oleh KIM dalam episode K3 ini memiliki fokus pada terciptanya masyarakat yang sadar akan K3. Dengan mengaitkan teori penyusunan tindakan dalam penelitian ini, penulis melihat bahwa Dishubkominfo bersama panitia KIM dalam merumuskan strategi komunikasi sosialisasi program tentang K3 tersebut, menyusun tindakan-tindakan yang beracuan pada pengetahuan juga pengalamannya yang sudah terekam dalam sisi psikologis demi tercapainya tujuan tersebut.

2.5 Penelitian Pendahulu

Maria Candraning Lintang Larasati, seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi pada FISIP Universitas Atmajaya Yogyakarta pernah melakukan penelitian tentang Strategi Komunikasi dalam Sosialisasi program sebuah perusahaan pada tahun 2011 silam. Penelitian yang berjudul “Strategi Komunikasi dalam Sosialisasi Program Kemitraan kepada Publik Eksternal PT. Telkom Yogyakarta” ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Komunikasi dalam mensosialisasikan program Kemitraan kepada publik internal PT. Telkom Yogyakarta.20

20

Maria Candraning Lintang Larasati. 2011.Strategi Komunikasi dalam Sosialisasi Program

(42)

Dalam menjalankan penelitian tersebut, Maria menggunakan metode penelitian kualitatif, dimana pada penelitiannya hanya memaparkan situasi atau peristiwa yang terjadi dalam sosialisasi program kemitraan yang dilakukan oleh PT. Telkom Yogyakarta khususnya pada publik eksternal. Berdasarkan laporan yang penulis peroleh, hasil penelitian yang dilakukan oleh Maria ini menunjukkan bahwa Unit Community Development Centre (CDC) PT.Telkom Yogyakarta diberi kepercayaan untuk merancang dan melaksanakan strategi komunikasi dalam sosialisasi program kemitraan. Adapun strategi komunikasi yang dipilih dan dijalankan adalah community relations.

Publik eksternal yang menjadi sasaran PT.Telkom Yogyakarta dalam penelitian yang dilakukan oleh Maria ini adalah pelaku UKM di berbagai bidang yang berada dalam lingkup Divre IV PT.Telkom Yogyakarta. Penyususnan komponen komunikasi yang dimulai dari menetukan publik sasaran, penetapan media, perancangan pesan yang akan disampaikan, pemilihan komunikator dalam presentasi menjadi pendukung dari strategi yang dijalankan oleh CDC PT.Telkom Yogyakarta.

(43)

Selanjutnya, penelitian pendahulu yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan saat ini adalah penelitian yang dilakukan oleh saudara Refi Silfiana Dewi, seorang mahasiswa Ilmu Administrasi Negara dari FISIP.

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penelitian yang berjudul “Analisis

Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Ketertiban, Kebersihan Dan Keindahan (K-3) Pada Pasal 29d (Studi Kasus Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Pasar Royal Kota Serang)”.21

Penelitian yang dilakukan pada tahun 2012 ini berfokus pada bagaimana pelaksanaan dari Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 tahun 2010 tentang K-3 khususnya yang terjadi pada pedagang kaki lima di kawasan Pasar Royal kota Serang. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif pendekatan studi kasus, peneliti menjadi dirinya sendiri sebagai instrument dalam penelitian ini. Dalam penelitiannya, Silfiana membuat pedoman wawancara dengan berdasarkan pada indikator kebijakan dari Teori Merilee S. Grindle yaitu isi kebijakan dan konteks kebijakan.

Berdasarkan laporan penelitian yang penulis peroleh, hasil penelitian tersebut ternyata Peraturan Daerah kota Serang Nomor 10 tahun 2010 belum berjalan maksimal. Hal ini dikarenakan jumlah PKL yang terjaring mencoba berdagang kembali ditempat semula. Permasalahan ekonomoi, kurangnya sosialisasi serta tingkat kepatuhan yang masih kurang dari PKL sendiri menjadi penghambat optimalnya penerapan Peraturan Daerah ini. Saran dari

21

Refi Silfiana Dewi. 2012.Analisis Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10

(44)

penelitian ini, Silfiana menyarankan agar pemerintah kota Serang dapat membuatkan tempat relokasi untuk PKL dan melakukan sosialisasi secara lebih tegas dan intensif kepada masyarakat tentang masalah K-3.

Selain penelitian yang dilakukan oleh Maria dan Silfiana di atas, Mita Oktavieni seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi pada FISIP Untirta juga pernah melakukan penelitian yang mengangkat permasalahan tentang strategi dari sebuah program tertentu. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 ini diberi judul “Strategi Humas PT.KIEC dalam program Bina Lingkungan di bidang Kesehatan “Pengobatan Gratis” (Studi kualitatif tentang Strategi

Humas PT.KIEC sebagai bagian dari program Corporate Sosial Responsibilty”).22

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui persiapan pengumpulan data (fact finding), melaksanakan perencanaan (planning), menyebarkan informasi (communicating), mengevaluasi (evaluating) tentang pelaksanaan program Bina lingkungan di bidang kesehatan yang dilakukan oleh Humas PT.KIEC ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi yang dilakukan oleh Mita adalah untuk memperoleh gambaran awal mengenai Humas PT.KIEC sebelum melakukan penelitian lebih lanjut. Selain itu, dari observasi tersebut juga Mita dapat memperoleh data dan

22

Mita Oktavieni. 2010.Strategi Humas PT.KIEC dalam program Bina Lingkungan di bidang

Kesehatan “Pengobatan Gratis” (Studi kualitatif tentang Strategi Humas PT.KIEC sebagai

(45)

dokumen perusahaan yang berhubungan dengan Humas PT.KIEC dan program Bina Lingkungan.

Berdasarkan laporan penelitian yang penulis peroleh, hasil dari penelitian tersebut adalah fact finding dilakukan dengan pengumpulan data atau fakta sehingga Humas PT.KIEC mengerti dalam pelaksanaan program tersebut. Sedangkan planning yang dilakukan oleh Humas PT.KIEC adalah membuat perencanaan dari data hasil fact finding yang telah diperoleh. Communicating dilakukan oleh Humas PT.KIEC dengan cara menyebarkan informasi melalui pemberian undangan kepada masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam program Bina Lingkungan “Pengobatan Gratis”. Evaluating yang dilakukan oleh Humas PT.KIEC dilihat dari pengamatan di masyarakat yaitu sejauhmana program ini berhasil atau tidaknya.

Table 2.1

Refi Silfiana Dewi Mita Oktavieni

(46)

Keindahan (K-3) Pada

Lembaga Universitas Atmajaya Untirta Untirta

Metode penelitian

Kualitatif Kualitatif studi kasus Kualitatif Deskriptif

(47)

PT.TelkomYogyakarta pemerintah kota Serang dapat

membuatkan tempat relokasi untuk PKL dan melakukan

sosialisasi secara lebih tegas dan intensif kepada masyarakat tentang masalah K-3.

program Bina

Lingkungan “Pengobatan

Gratis”.Evaluatingyang dilakukan oleh Humas PT.KIEC dilihat dari pengamatan di masyarakat yaitu

sejauhmana program ini berhasil atau tidaknya. Sumber

http://www.e-journal.uajy.ac.id/

http://www.repository. fisip-untirta.ac.id/

(48)

33 3.1 Metode Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana strategi Dishubkominfo kota Serang dalam melakukan sosialisasi pementasan KIM episode K3, penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.23 Penggunaan motode ini diharapkan mampu menghasilkan suaru uraian mendalam tentang ucapan, tulisan dan tingkah laku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok atau masyarakat atau organisasi tertentu dalam konteks setting tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistik.24

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Sebagaimana yang dikatakan oleh Rakhmat dalam bukunya Metode Penelitian Komunikasi bahwa metode kualitatif deskriptif hanya memaparkan situasi dan peristiwa, tidak mencari atau menjelaskan hubungan,

23

Moleong. 2004.Metode Penelitian Kuaslitatif. Edisi revisi.Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.Hlm:132.

24

Rusady Ruslan. 2003.Metode penelitian PR dan komunikasi.Jakarta :PT. Raja Grafindo

(49)

tidak menguji hipotesa atau membuat prediksi, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku.25

Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat variabel.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dengan jelas kegiatan Dishubkominfo Kota Serang, mengenai pementasan KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) dibidang K3 (Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan).

3.1.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen. Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan, yaitu: metode kualitiatif lebih mudah jika dihadapkan dengan kenyataan jamak, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

25

Rakhmat, 2004.Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi Contoh Statistik.Bandung: Remaja

(50)

Penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa penelitian ini tidak bertujuan untuk mencari atau menjelaskan hubungan variabel tertentu, namun lebih kepada pemaparan kondisi atau situasi dari sosialisasi pementasan KIM episode K3 yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang.

3.1.2 Paradigma Penelitian

Paradigma merupakan pandangan awal yang membedakan, memperjelas dan mempertajam orientasi berpikir seseorang. Hal ini membawa konsekuensi praktis terhadap prilaku, cara berpikir, intepretasi dan kebijakan dalam pemilihan masalah. Paradigma memberi representasi dasar yang sederhana dari informasi pandangan yang kompleks sehingga orang dapat memilih untuk bersikap atau mengambil keputusan.26

Bogdan dan Biklen menyatakan paradigma adalah kumpulan longar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau prosisi yang mengarahkan cara berpikir penelitian.27Adapun paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma interpretatif.

26

Agus Salim. 2001.Teori dan Paradigma Penelitian Sosial: dari Denzin Guba dan

Penerapannya.Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya

27

Moleong. 2004.Metode Penelitian Kuaslitatif. Edisi revisi.Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

(51)

Paradigma interpretatif berlandaskan pada filsafat postpositivisme dimana suatu realitas atau objek tidak dapat dilihat secara parsial dan dipecah kedalam variabel. Paradigma interpretatif dalam penelitian ini memandang tahapan komunikasi yang dilakukan oleh Dishubkominfo kota Serang dalam sosialisasi pementasan KIM episode K3 sebagai sesuatu yang dinamis, yang merupakan hasil pemikiran dan interprestasi rangkaian kegiatan tersebut serta utuh yang tidak dapat dipisahkan.

3.2 Sumber Data Penelitian

3.2.1 Jenis Data

(52)

Adapun jenis data yang digunakan penelitian ini adalah jenis data kualitatif yang datanya diperoleh dari hasil observasi dan wawancara secara langsung disekitar lingkungan yang dijadikan objek penelitian.28

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Kelompok Informasi Masyarakat Dishubkominfo kota Serang.

3.2.3 Objek Penelitian

Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah sosialisasi

program K3 melalui pementasan teater “Bobodoran Madani”.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan human instrument dimana peneliti harus berinteraksi dengan sumber data. Para peneliti kualitatif sedapat mungkin berinteraksi secara dekat dengan informan, mengenal secara dekat dunia kehidupan mereka, mengamati dan mengikuti alur kehidupan informan secara apa adanya (wajar).

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya :

28

Anggoro, 2005.Teori dan Profesi Kehumasan serta aplikasinya di Indonesia.Edisi 1 Cetakan

(53)

1) Observasi

Adalah metode pengumpulan data dengan pengamatan dan pencatatan secara sitematis fenomena-fenomena yang di selidiki didalam usaha melengkapi data yang diperoleh, maka penyusun mendatangi secara langsung pada daerah objek penelitian sehingga dapat melihat keadaan yang sebenarnya. Dalam pengumpulan data ini, yang diobservasi adalah pelaksanaan pementasan KIM yang dilakukan oleh Dishubkominfo kota Serang.

Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi non partisipan, yaitu merupakan suatu proses pengamatan observer tanpa ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan sebagai pengamat.29

Tujuan observasi ini dilakukan untuk menghimpun data secara langsung, sedangkan tehnik observasi dilakukan dengan cara mengamati dan ikut serta secara tidak langsung dalam kegiatan KIM (Kelompok Informasi Masyarakat).

2) Wawancara mendalam dengankey informan

Adalah suatu cara pengumpulan data-data dengan melalui proses wawancara, tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh informasi mengenai strategi-strategi yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (dishubkominfo), bagian seksi kominfo

29

(54)

(komunikasi dan informatika). Key informan dalam penelitian ini adalah mereka terkait dengan kegiatan tersebut secara berlangsung.

3) Studi Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data-data tertulis yang dapat menunjang dalam pembahasan penelitian. Data-data ini berupa foto-foto dokumentasi.

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan dan digeneralisasi. Dalam penelitian kualitatif, generalisasi lebih bersifat hipotesis kerja yang senantiasa harus di uji kebenarannya dalam situasi lain.30 Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan tiga jenis kegiatan analisis yaitu :31

1) Reduksi

Suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang dan menyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan dapat digambarkan. Reduksi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memilih data yang berhubungan dekat dengan fokus penelitian dan membuang data yang tidak penting berdasarkan kebutuhan penelitian yang telah ditentukan sebelumnya.

30

Nasution, 2003.Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif.Bandung : Tarsito. Hlm:126.

31

(55)

2) DataDisplay

Menyajikan kumpulan data ke dalam suatu gambaran agar lebih mudah untuk dibaca dan dipahami. Dalam penelitian ini, data disajikan dalam bentuk teks naratif.

3) Penarikan dan Verifikasi kesimpulan

Pencatatan keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin terjadi, alur sebab-akibat dan proporsi-proporsi dalam penelitian. Pada penelitian ini, penarikan dan verifikasi kesimpulan dilakukan secara berkala sesuai keadaan di lapangan sampai penyusunan laporan akhir.

3.5 Teknik Validitas Data

Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik triangulasi untuk melihat validitas data penelitian. Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan dengan memanfaatkan pengecekan sumber lain sebagai pembanding. Adapun teknik triangulasi terbagi menjadi empat yaitu :32

1. triangulasi sumber 2. triangulasi metode 3. triangulasi penyidik 4. triangulasi teori

32Op Cit.

(56)

Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber yaitu membandingkan informasi yang diperoleh dari sumber berdasarkan waktu yang sama dengan alat berbeda, dengan melakukan perbandingan sebagai berikut :

1. Perbandingan data hasil pengamatan dan hasil wawancara

2. Perbandingan apa yang dikatakan sumber dihadapan orang banyak dan secara pribadi.

3. Perbandingan apa yang dikatakan sumber tentang situasi penelitian dan sepanjang waktu

3.6 Informan Penelitian

Penelitian ini menggunakan informan sebagai sumber penggalian data. Informan dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Teknik ini memungkinkan peneliti menentukan informan berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh peneliti sesuai tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian.

(57)

Dalam penelitian ini, penulis memutuskan informan yang tepat untuk memperoleh data tentang kebutuhan informasi yaitu dengan mendapatkan data langsung dari Seniman yang menjadi anggota KIM di Dishubkominfo sehingga data kebutuhan informasi masyarakat tidak bersifat obyektif dan personal, tetapi mampu mewakili kebutuhan masyarakat. Pemilihan informan ini juga mempertimbangkan rekomendasi dari pihak Dishubkominfo kota Serang.

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini berdasarkan rekomendasi dari pihak Dishubkominfo kota Serang adalah sebagai berikut :

1. Iwan Sunardi sebagai Kabid Kominfo (key informan) 2. Ika Kartika sebagai penulis ide cerita (key informan) 3. Kang Somad selaku penulis lakon (key informan)

3.7 Tempat dan Waktu Penelitian

(58)

Tabel 3.1 Jadwal penelitian

Kegiatan Jan-Jun Jul Agust Sept Okt

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengajuan judul

Penulisan Bab 1-3

Outline

Pengumpulan data

Pengolahan Data

Penulisan Bab IV-V

(59)

44 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian

4.1.1 Profil Kota Serang33

Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan Agustus tahun 2007 dan diresmikan menjadi Kota Serang pada tanggal 10 November tahun 2007. Secara administratif Kota Serang yang merupakan Ibukota Provinsi Banten memiliki total luas wilayah sebesar 266,74 Km2.

Luas wilayah tersebut terbagi atas 20 kelurahan dan 46 desa, yang termasuk dalam 6 (enam) Kecamatan, yakni Kecamatan Serang, Kecamatan Cipocok Jaya, Kecamatan Curug, Kecamatan Walantaka, Kecamatan Taktakan dan Kecamatan Kasemen. Adapun penjelasan luas wilayah berdasarkan administrasi kota Serang penulis sajikan melalui tabel berikut ini :

33

(60)

Tabel 4.1

Luas Wilayah Pembagian Administrasi Kota Serang

No Kecamatan Kel/Desa Luas

1 Serang 12 25,88 9,70 207.065 8.001

2 Cipocok Jaya 8 31,54 11,82 80.862 2.564

3 Taktakan 12 49,60 18,59 78.384 1.631

4 Kasemen 10 63,36 23,75 87.794 1.386

5 Curug 10 48,48 18,18 47.175 951

6 Walantaka 14 47,88 17,95 75.681 4.561

Jumlah 66 266,74 100 576.961 2.163

Sumber : SP BPS 2010

4.1.1.1 Visi dan Misi Kota Serang

Visi

Sesuai dengan visi dan misi dari Walikota Serang yang terpilih melalui pilkada langsung Kota Serang tahun 2008, maka visi pembangunan Kota Serang sampai dengan tahun 2013, adalah:

(61)

Misi

Untuk mewujudkan visi Kota Serang tersebut, disusun Misi Kota Serang sebagai berikut:

1. Meningkatkan Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Baik Dan Pelayanan Publik Yang Prima;

2. Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia, Kesehatan Dan Keberdayaan Masyarakat Yang Produktif, Berbudaya Dan Agamis;

3. Meningkatkan Dan Mendorong Pertumbuhan Dan Kualitas Perekonomian Daerah Dan Masyarakat;

4. Mengembangkan Dan Meningkatkan Sarana Dan Prasarana Wilayah Yang Memadai Dan Berkualitas;

5. Meningkatkan Kelestarian Lingkungan Hidup Dan Penataan Ruang Yang Menunjang Pembangunan Berkelanjutan.

4.1.2 Profil Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Serang34

Pemerintah yang baik (Good Governence) merupakan isu yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Tuntutan gencar yang dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah untuk penyelenggara pemerintah yang baik adalah sejalan dengan

34

(62)

meningkatnya tingkat pengetahuan masyarakat dan tuntutan untuk kehidupan yang lebih baik. Pola-pola lama dalam penyelenggaraan pemerintahan sudah tidak sesuai lagi dengan tatanan masyarakat yang saat ini terus berkembang.

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat, maka daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Konsekuensi dari pelaksanaan Undang-Undang tersebut adalah bahwa Pemerintah Daerah harus dapat lebih meningkatkan kinerjanya dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat.

(63)

Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang mengadopsi nilai-nilai tata pemerintahan yang baik (good governance), maka Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Serang sebagai satuan kerja perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota Serang perlu untuk menyusun rencana strategis.

4.1.2.1 Maksud danTujuan

Maksud penyusunan Rencana Strategis Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Serang adalah memberikan arah dan pedoman bagi semua personil dalam melaksanaan tugasnya di bidang kebersihan dan pertamanan, sehingga tujuan program dan sasaran kegiatan yang telah ditetapkan dalam kurun waktu 2009-2013 dapat tercapai. Adapun tujuan dari penyusunan Rencana Strategis ini adalah :

1. Menetapkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan kebijakan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Serang dalam Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi selama periode 2008-2013.

(64)

3. Memberikan acuan dan pedoman, dalam menyusun Rencanan Kerja Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Serang (Rencana Kerja Tahunan).

4. Memberikan dasar dalam Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Serang baik tahunan maupun lima tahun kedepan.

4.1.2.2 Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi

Tugas pokok Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Serang adalah melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang perhubungan darat dan laut, komunikasi dan informatika berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan.

Selanjutnya, sebagaimana tercantum pada paragraf 11 pasal 14 ayat 2 peraturan daerah kota Serang nomor 5 tahun 2008 tentang pembentukan dan susunan organisasi dinas daerah, dinas kebersihan dan pertamanan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi :

(65)

2. Perumusan kebijakan teknis bidang lalu lintas dan angkutan, komunikasi dan informatika;

3. Pelaksanaan laporan pemerintahan dan pelayanan umum bidang lalu lintas dan angkutan, komunikasi dan informatika;

4. Pembinaan, Koordinasi, Pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan bidang lalu lintas, komunikasi dan informatika;

5. Pelaksanaan kegiatan penatausahaan dinas; 6. Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas;

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Susunan organisasi sebagaimana tertulis dalam pasal 2 peraturan walikota nomor 33 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja dinas kebersihan dan pertamanan adalah:

Tabel 4.2

Susunan Organisasi DISHUBKOMINFO Kota Serang

NO NAMA PANGKAT/ GOL JABATAN

1. H AKHMAN SARJITO,SH Pembina Utama Madya, IV/c Kepala Dinas

2. Ir. SAHALA BINSAR SITORUS,MM.

(66)

NO NAMA PANGKAT/ GOL JABATAN 3. H IKBAL,S.Pd,M.Kes Penata Tk.I,III/d Kabid Lalu Lintas

dan Angkutan

4. IWAN SUNARDI, ST, MM Penata Tk. I, III/d Kabid Kominfo

5. Ir. HERMAN GUNAWAN Penata, III/c Kabid Kesel. Teknik Sarana dan Pras.

6. SURYADINATA, SE Penata Tk. I, III/d Kasubag Keuangan

7. ETI SUHAETI, SH Penata Tk. I, III/d Kasubag Prog, Ev,dan Pelaporan

8. Hj. ETI SUKMAWATI, S.Sos

Penata Tk.I, III/d Kasubag Umum dan Kepegawaian

9. YULIUS ANWAR, ATD. MT.

Penata Tk. I, III/d Kasi Angkutan

10. ACEPSANUSI, S.Pd Penata Tk. I, III/d Kasi Lalu Lintas

11. M. ARAD Penata, III/c Kasi Perhubungan

Laut

12. BAMBANG RIYADI, SH Penata , III/c Kasi Keselamatan

(67)

NO NAMA PANGKAT/ GOL JABATAN

14. BAYU AJI

PRATAMA,S.IP,M.Si.

Penata Muda Tk. I, III/b Kasi Pengujian KB

15. EKA PURWANTI, S.Kom Penata Tk. I, III/d Kasi Pos dan Telekomunikasi

16. IKA KARTIKA,S.Sos,M.Si Penata Tk. I, III/d Kasi kominfo

17. YAYA AFFANDI W, SH Penata Tk. I, III/d Kasi Sanditel

18. NAJMUDDIN,S.Pdi,M.pd Pembina, IV/a K. UPT. Terminal

19. SETIYADI ISKANDAR, SE Penata Muda III/a Kasubag TU UPT Terminal

20. AHMAD YANI,SE Penata Muda Tk. I, III/b K. UPT. Parkir

21. UMAR HAMDAN S.Pd, M.M

Penata , III/c Kasubag TU UPT

(68)

4.1.2.3 Visi dan Misi Dishubkominfo kota Serang

Visi

Visi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Serang adalah“Terwujudnya Sistem Transportasi, Komunikasi dan

Informatika yang Handal”

Misi

Adapun misi dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Serang adalah:

1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumberdaya manusia Dishubkominfo menuju tata Pemerintahan yang baik, bersih, dan profesional, yang berorientasi pada pelayanan publik

2. Meningkatkan pelayanan perhubungan, komunikasi dan informatika yang tepat waktu, menjangkau semua wilayah, kapasitas mencukupi, cepat, tertib, teratur, serta mendukung pembangunan Daerah.

3. Meningkatkan pelayanan Perhubungan, Komunikasi dan Informatika yang berdaya Saing dan memberikan Nilai Tambah. 4. Merumuskan perencanaan Bidang Transportasi, Komunikasi dan

(69)

5. Merumuskan sistem operasional dan prosedur, mekanisme ketatalaksanaan, landasan ketentuan hukum dan pengendallian operasional lapangan dalam rangka pelayanan publik yang prima.

6. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur bidang transportasi, komunikasi dan informatika.

7. Memantapkan rumusan perencanaan transportasi lima tahun kedepan melalui penetapan skala prioritas, kajian ilmiah, sinergitas antar matra dan kemampuan implementasi di lapangan. 8. Memantapkan sistem operasi dan prosedur mekanisme

ketatalaksanaan

9. Memantapkan kwalitas sumber daya aparatur matra transportasi dengan mengikutsertakan aparatur guna mengikuti pendidikan dan latihan yang tersedia.

(70)

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Pada bab ini penulis akan menguraikan sejumlah data dan hasil penelitian yang dilakukan yaitu Strategi Komunikasi Dishubkominfo kota Serang dalam sosialisasi pementasan KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) episode K3 di Kota Serang.

Data temuan di lapangan memperlihatkan bahwa dalam rangka melakukan sosialisasi pementasan KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) episode K3 yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang melibatkan beberapa pihak diantaranya staf Dishubkominfo terutama bidang Komunikasi dan informatika (Kominfo), anggota KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) dan para seniman. Staf Kominfo dalam hal ini terlibat sebagai pembuat rumusan strategi dan kebijakan dalam merancang kegiatan sosialisasi program K3. Sedangkan anggota KIM dan para seniman hanya terlibat sebagai pelaksana dari kegiatan sosialisasi tersebut.

(71)

Kominfo, Ibu Ika Kartika sebagai perwakilan dari KIM dan Kang Somad sebagai perwakilan dari seniman.

Bapak Iwan Sunardi merupakan Kepala bidang Komunikasi dan Informatika Dishubkominfo kota Serang. Dalam hal ini, bidang Kominfo berkewajiban membuat sebuah program kerja sosialisasi tentang Peraturan Daerah yang dibuat oleh pemerintah kota Serang. Salah satu diantaranya adalah Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2010 tentang Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K3) yang disosialisasikan dalam bentuk sebuah pementasan drama bertajuk Bobodoran kampung Madani episode K3.

Selain Bapak Iwan Sunardi, yang menjadi informan lainnya dalam penelitian ini adalah Ibu Ika Kartika, Kepala seksi Kominfo Dishubkominfo kota Serang. Dalam kegiatan sosialisasi program K3 ini, Ibu Ika Kartika terlibat langsung sebagai anggota KIM dan bertanggungjawab dalam penulisan ide cerita pementasan.

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Penelitian
Table 2.1Penelitian Pendahulu
Tabel 3.1
Tabel 4.1
+6

Referensi

Dokumen terkait

Danny menarik nafas kelegaan dan senang dengan roti besar yang bisa ia beli dengan harga kurang dari 10 sen.. Sam pasti

Limit Fungsi adalah nilai pendekatan di sekitar suatu titik (baik dari kiri maupun dari kanan titik itu), atau pada suatu titik tak hingga.. Perhitungan nilai limit disekitar

1. Profil kemampuan PCK calon guru dalam merencana- kan pembelajaran melalui CoRe. Mahasiswa calon guru, dokumen peta konsep dan dokumen CoRe. Format analisis peta

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Penggunaan Na-Cmc (Gelling agent) Dalam Sediaan Pasta Gigi Ekstrak Kayu Siwak (Salvadora

Munculnya batik di Pekalongan sebagai penopang ekonomi masyarakat Pekalongan dimulai saat Pekalongan menjadi bagian dari daerah gubernur wilayah utara Jawa Tengah pada

Pada hari ini, Kamis tanggal Dua Puluh Delapan bulan Juni tahun Dua Ribu Dua Belas (28-06-2012) bertempat di Ruang Rapat KPPBC TMP B Bandar Lampung, telah diadakan Rapat

Dari hasil identifikasi, faktor penentu yang paling dominan terhadap perilaku memilih dalam Pilpres 2014 di Kabupaten Bogor adalah ketokohan calon, yang kemudian

Dengan menerapkan pembelajaran ko- operatif dalam proses belajar mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu pada materi Upakara Bhuta Yadnya siswa kelas VIII A SMP PGRI