• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pengertian Media Pembelajaran - DINA OKTAVIANA BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pengertian Media Pembelajaran - DINA OKTAVIANA BAB II"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

A. Landasan Teoritis

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan dan tujuan pembelajaran di sekolah. Arsyad (2007: 3) menjelaskan “kata media berasal dari kata bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan”. Dalam proses belajar mengajar, pesan atau informasi itu disampaikan oleh guru melalui perantara yang dapat berbentuk stimulus, yang disampaikan kepada siswa. Stimulus itu dapat berupa pertanyaan dari guru atau disajikan dalam bentuk alat, bagan, dan gambar selanjutnya oleh penerima atau siswa akan memberikan respon atau reaksi. Reaksi itu dapat mengarah ke reaksi yang aktif, misalnya berupa pertanyaan, jawaban atau saran.

Media pembelajaran menurut Briggs dalam Anitah (2008: 1) menyatakan “media pembelajaran adalah peralatan fisik untuk

membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran yang meliputi buku, videotape, slide, dll. Adapun pengertian media menurut Marshall Mcluhan dalam Hamalik (1990: 248) “Media adalah suatu ekstensi

(2)

mengadakan kontak langsung dengan dia”. Selanjutnya pengertian media menurut Briggs dalam Arief S. Sadirman (1996: 6)” Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan”. Dari

pengertian media akhirnya dikenal dengan istilah media pengajaran, WS. Winkel (1999: 285) menjelaskan bahwa “media pengajaran adalah suatu sarana non personal (bukan manusia) yang digunakan atau disediakan oleh tenaga pengajar, yang memegang peranan dalam proses belajar-mengajar, untuk mencapai tujuan instruksional”.

Kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan media dari penjelasan para ahli di atas adalah segala alat fisik yang dapat memperjelas penyajian pesan yang disampaikan oleh guru kepada siswa serta merangsang siswa tersebut untuk belajar.

2. Media Pembelajaran Puzzle a. Pengertian Media Puzzle

(3)

minat anak dan membina semangat belajar dalam bermain. Permainan puzzle dapat dilakukan di rumah dan di sekolah yang diberikan oleh guru.

Puzzle berdasarkan pendapat di atas merupakan media yang

dapat digunakan oleh guru sebagai alat bantu dalam pembelajaran untuk menarik perhatian siswa melalui mencari potongan atau bagian dan menyusunnya sesuai ketentuan .

Tujuan permainan puzzle menurut Nisak (2011:110), permainan puzzle ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1) membentuk jiwa bekerjasama pada peserta, karena permainan ini akan dikerjakan secara berkelompok.

2) peserta dapat lebih konsisten dengan apa yang sedang dikerjakan.

3) melatih kecerdasan logis matematis peserta. 4) menumbuhkan rasa solidaritas sesama. 5) menumbuhkan rasa kekeluargaan antar siswa. 6) melatih strategi dalam bekerjasama antarsiswa

7) menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai antarsiswa

8) menumbuhkan rasa saling memiliki antar siswa 9) menghibur para siswa di dalam kelas

Tujuan permainan puzzle berdasarkan penjelasan di atas adalah untuk membentuk jiwa kerjasama, lebih konsisten, melatih kecerdasan logis, menumbuhkan rasa solidaritas, kekeluargaan, dan saling menghormati dan menghargai.

3. Pembelajaran Tematik

a. Pengertian Pembelajaran Tematik Integratif

(4)

(2011: 254) adalah “model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa”. Soeryosubroto (2009: 133) mendefinisikan “pembelajaran tematik adalah suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan beberapa materi pada mata pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan”. Pembelajaran tematik dalam hal ini merupakan suatu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif menggunakan tema

Penerapan pembelajaran tematik berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa merupakan salah satu bentuk inovasi pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran tematik yang diharapkan di kelas III SD Negeri 1 Rancamya yaitu dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Pembelajaran tematik dalam hal ini bertujuan menjadikan proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan bermakna bagi siswa.

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Beberapa karakteristik pembelajaran tematik menurut Rusman (2011: 258-259) diantaranya:

1) Berpusat pada siswa. Pembelajaran tematik berpusat pada siswa

(student centered). Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar

(5)

2) Memberikan pengalaman langsung. Pengalaman tematik dapat memberikan pengalaman langsung pada siswa (direct

experiences). Siswa dalam hal ini dihadapkan pada sesuatu yang

nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas. Pemisahan mata pelajaran dalam pembelajaran tematik menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan pada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa. 4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. Pembelajaran

tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu pembelajaran. Siswa dengan demikian dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 5) Bersifat fleksibel. Pembelajaran tematik bersifat

luwes(fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

(6)

c. Keunggulan Pembelajaran Tematik Integratif

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar atau mengarahkan siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Apabila dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, pembelajaran tematik memiliki beberapa keunggulan. Drake dalam Prasetyo dan Lantip, 2016: 56) menjelaskan bahwa: “An integrated curriculum that would motivate

students because it was relevant and followed the principles of

constructivism”. Proses pembelajaran dengan pembelajaran integrasi

akan memotivasi siswa untuk belajar karena pembelajaran integrasi relevan dengan kebutuhan dan perkembangan siswa serta mengikuti prinsip-prinsip kontruktivisme sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk mengkontruksi pengetahuan sendiri melalui pengalaman dan lingkungan.

Pembelajaran tematik menurut Rusman ( 2011: 257-258) memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:

1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.

2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa

3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa, sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama.

4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa.

5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya.

(7)

Pembelajaran tematik integratif memiliki keunggulan berdasarkan beberapa uraian di atas dapat dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Pembelajaran tematik yang melibatkan siswa secara aktif dapat lebih bermakna dan berkesan bagi siswa karena dapat mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan sosial siswa.

d. Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran tematik integratif pada Kurikulum 2013. Azmussya‟ni dan Wangid dalam Prasetyo dan Lantip (2016: 56)

menyatakan bahwa “pendekatan saintifik dapat meningkatan keterampilan yang akan memberikan semangat bagi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran”.

(8)

positive effects on the acquisition of information, concepts and

attitudes”.Scientific approach dapat diajarkan dan memiliki dampak

positif pada perolehan informasi, konsep, dan sikap. Pendekatan ilmiah dalam hal ini diyakini mampu mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa dengan tujuan mengembangkan good character.

Nasution dalam Prahastiwi, Subani dan Dwi, 2014: 2) menyatakan bahwa “pendekatan saintifik dipandang paling cocok dalam pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa”.

Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran bertujuan agar siswa dalam proses pembelajaran tidak monoton atau hanya mendengarkan dan menerima materi yang disampaikan oleh guru, tetapi siswa aktif terlibat dalam kegiatan belajar sesuai karakteristik yang terdapat dalam pendekatan saintifik.

4. Partisipasi Belajar

a. Pengertian Partisipasi Belajar

(9)

seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka bagi tercapainya tujuan-proses belajar mengajar, bersama bertanggung jawab terhadap tujuan tersebut”. Sudjana (2000: 155) mengemukakan “kegiatan pembelajaran partisipatif dapat diartikan sebagai upaya

pendidik untuk mengikutsertakan siswa dalam pembelajaran”.

Penjelasan para ahli di atas dapat dimaknai bahwa, partisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosi serta fisik anggota dalam memberikan inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilancarkan oleh organisasi serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya yang mampu membuat siswa mengoptimalkan potensi yang dimiliki.

b. Manfaat partisipasi

Partisipasi memiliki beberapa manfaaat agar suatu pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Manfaat principal dari partisipasi menurut Keith Davis dalam Suryobroto (2009:296) sebagai berikut:

1) Lebih memungkinkan diperoleh keputusan yang benar

2) Dapat digunakan kemampuan berpikir kreatif dari para anggotanya

3) Dapat mengendalikan nilai-nilai martabat manusia motivasi serta membangun kepentingan bersama.

4) Lebih mendorong orang untuk bertanggung jawab.

(10)

banyak bawahan mempengaruhi keputusan, 3) Manager dan partisipan kurang bersifat agresi, 4) Potensi untuk memberikan sumbangan yang berarti dan positif diakui dalam derajat lebih tinggi.”

Manfaat partisipasi berdasarkan pendapat para ahli bahwa dengan adanya partiipasi akan memberikan manfaat yang penting bagi keberhasilan tujuan kegiatan organisasi yaitu :

1) Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar karena banyaknya sumbangan pikiran.

2) Pengembangan potensi diri dan kreativitas

3) Adanya penerimaan yang lebih besar terhadap pemerintah yang diberikan dan adanya perasaan diperlukan.

Faktor partisipasi sangat berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran seperti sekolah adalah penting, karena berpengaruh positif bagi kepemimpinan guru dan kepala sekolah serta peningkatan program pendidikan.

c. Tingkatan partisipasi

Tingkatan partisipasi menurut Westra dalam Suryobroto (2009: 297) dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

1) Tingkatan pengertian timbal balik artinya mengarahkan anggota agar mengerti akan fungsinya masing-masing dan sikap yang seharusnya satu sama lain

(11)

3) Tingkatan kewenangan artinya menempatkan posisis anggotanya pada keadaan mereka sehingga dapat mengambil keputusan pada persoalan yang mereka hadapi.

Tabel 2.1 Kisi-kisi partisipasi

Siswa menyampaikan pendapat atau sanggahan Siswa menyampaikan jawaban

Prestasi belajar siswa akan tercapai dengan baik apabila guru dapat menyampaikan materi pembelajaran secara efektif, efisien dan kondusif. Menurut Hamalik (2011: 30) “prestasi belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.Arifin (2006: 12) menjelaskan bahwa “Prestasi belajar berasal dari bahasa Belanda yaitu prestasie,

kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang mempunyai arti hasil usaha”. Prestasi belajar mempunyai arti hasil yang telah

(12)

100) mengemukakan “Tes prestasi diberikan sesudah orang yang

dimaksud mempelajari hal-hal sesuai dengan apa yang diteskan”. Tes Prestasi berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tes dilakukan untuk mengukur kemampuan seseorang setelah mempelajari sesuatu. Prestasi Belajar dan proses belajar adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena prestasi belajar pada hakikatnya adalah hasil akhir dari sebuah proses belajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui dengan melakukan evaluasi terhadap materi belajar yang telah diberikan.

b. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Belajar yang efektif sangat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan mereka yang telah ditetapkan dalam tujuan pembelajaran. Agar dapat meningkatkan hasil belajar perlu diperhatikan faktor internal dan eksternal.

1) Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri, misalnya keadaan jasmani sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan dengan orang yang belajarnya dalam keadaan kelelahan atau keadaan tidak sehat. 2) Faktor Eksternal

(13)

sekolah adalah guru dan teman-teman sekelas yang dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Masyarakat, tetangga dan teman-teman sepermainan di sekitar rumah juga termasuk lingkungan sosial bagi siswa.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Oktavianti, dkk (2015) tentang “Pengembangan Media Wayang Dan Puzzle Pada Pembelajaran Menulis

Cerita Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar “. Oktavianti, dkk menyimpulkan bahwa penelitian pengembangan media wayang dan

puzzle dilatarbelangi oleh kesulitan siswa kelas IV SD dalam menggali

(14)

2. Penelitian yang dilakukan oleh Viana dan Harahap (2016) tentang “Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan Media The Thing Puzzle And

Crossword Puzzle Media On Fungus Matter SMA Pembangunan Galang

TP”. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswamenggunakan Media The Thing Puzzle dengan Media Crossword Puzzle pada materijamur di kelas X SMA Pembangunan Galang T.P 2015/2016 yang terdiri dari 3 kelasdengan jumlah siswa 96 orang. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental. Pada kelas eksperimen I (menggunakan Media The Thing Puzzle) didapat rata-rata hasil belajar siswa sebesar 85,83 dengan standar deviasi 7,77 sedangkan pada kelas eksperimen II (menggunakan Media Crossword Puzzle) memiliki rata-rata sebesar 70,10 denganstandar deviasi 15,24. Adanya perbedaan hasil belajar tersebut dibuktikan melalui pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t pada taraf α = 0,05, dimana t hitung(17,87) > ttabel (1,6697). Hal tersebut

menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar dimana kelas eksperimen I (menggunakan Media The Thing Puzzle) lebih tinggi daripada kelaseksperimen II (menggunakan Media Crossword Puzzle) pada materi jamur di kelas XSMA Pembangunan Galang Tahun Pembelajaran 2015/2016.

(15)

ISCL Berbantu Puzzle Kelas VII SMPN 174 SSN Jakrata”. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diberikan peneliti sebelum tindakan masih belum optimal karena berada dibawah nilai KKM. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dikelas VII SMPN 174 Jakarta melalui Interactive Setting Cooperative Learning Berbantu Puzzle.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Adeyemo.A, dkk (2013) tentang “An Investigation into the Influence of Using Puzzles in The Teaching of

Physics On Senior Secondary School Students”. Kesimpulan dari

(16)

sikap ilmiah. Rekomendasi tersebut kemudian dibuat, berdasarkan hasil penelitian penelitian.

C. Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Variabel

Kerangka pikir berdasarkan gambar 2.1 alur dapat dideskripsikan bahwa media pembelajaran puzzle yang diterapkan saat proses pembelajaran berlangsung dapat membuat siswa lebih mudah menguasai dan menghayati materi pelajaran karena siswa ikut berperan aktif dalam pembelajaran. Keikutsertaan secara aktif siswa dalam proses pembelajaran memungkinkan terjadi peningkatan prestasi belajar siswa. Peneliti mempunyai keyakinan bahwa variabel bebas berkaitan dengan variabel terikat. Sebab media pembelajaran merupakan alat bantu dalam pembelajaran yang menekankan

Partisipasi rendah

Pemberian Media Puzzle

(X)

Prestasi belajar PKn dan Partisipasi siswa

(Y) Prestasi belajar rendah

Memberikan pengaruh terhadap partisipasi

belajar

(17)

pada aktivitas belajar siswa sehingga memungkinkan berpengaruh terhadap partisipasi dan prestasi belajar siswa. Hubungan antar variabel-variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar kerangka pikir di atas.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berpikir.

Sugiyono (2013: 64) menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir di atas, hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Terdapat pengaruh positif media pembelajaran puzzle subtema ketampakan rupa bumi terhadap partisipasi belajar siswa kelas III di SD Negeri 1 Rancamaya.

Gambar

Tabel 2.1 Kisi-kisi partisipasi
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Variabel

Referensi

Dokumen terkait

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: IDENTIFIKASI KESULITAN SISWA

Regulasi • Belum adanya national policy yang terintegrasi di sektor logistik, regulasi dan kebijakan masih bersifat parsial dan sektoral dan law enforcement lemah.. Kelembagaan

matba való belépést kívánja tőlünk. Bármely művet csakis más alkotásokhoz képest  lehet  olvasni. Továbbá  „egy  adott  irodalmi  mű  minősége 

Tata Usaha pada UPTD Tindak Darurat Dinas Cipta Karya dan Tata Kota Samarinda Eselon

Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari kata Yunani, yaitu semeion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai suatu yang berdasar

Yassin, tentang pengajaran mata pelajaran Sejarah pada peringkat sekolah rendah merupakan perkembangan pragmatik dan positif pendidikan negara dalam sekolah rendah

menghimpun data tentang karakteristik petani, kelayakan usahatani padi dan kesediaan membayar (Willingness to Pay, WTP). Data dan informasi usahatani padi

· Lepaskan selalu daya listrik AC dengan mencabut kabel daya dari colokan daya sebelum menginstal atau melepaskan motherboard atau komponen perangkat keras lainnya.. ·