Pengaruh Pendekatan Saintifik Berbasis Asesmen Portofolio
terhadap Hasil Belajar Keterampilan Menulis dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas IV SD Gugus Pattimura
Pada Tema Cita-Citaku
Ni Nyoman Sukmasari
1, I Ketut Adnyana Putra,
M.G. Rini Kristiantari
31,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: {nymsukmasari@yahoo.com, adnyanaundiksha@gmail.com,
rini_bali@yahoo.co.id}
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis antara kelompok siswa yang belajar dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan kelompok siswa yang belajar dengan pendekatan saintifik konvensional. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi exsperiment) dengan rancangan penelitian non-equivalent control group design. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Gugus Pattimura Denpasar Selatan tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah populasi 437 siswa. Sampel diambil dengan teknik random sampling dengan jumlah 65 siswa. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah skor hasil belajar keterampilan menulis yang dikumpulkan dengan tes kinerja menulis dan skor kemampuan berpikir kritis yang dikumpulkan dengan tes uraian. Untuk uji hipotesis data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan MANOVA. Semua pengujian statistik dilakukan dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis antara siswa kelas IV SD Gugus Pattimura yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik konvensional pada tema Cita-citaku.
Kata kunci: pendekatan saintifik, asesmen portofolio, keterampilan menulis, berpikir kritis
Abstract
The research is aimed to understand the difference of learning result of writing skill and the ability of critical thinking of students who study based on portfolio scientific approach and students who study through conventional scientific approach,such research is a quasi experiment using non-equivalent control group design. The number of population is 65 students, which was taken from elementary students on 4th grades at Gugus Pattimura, South Denpasar in academic year 2014/2015. Data collected was held on two score. Firstly, score of learning result of writing skill is collected through writing performance test. Second is score of critical thinking ability, which was collected through explanation test. Hypothesis test was deployed by descriptive analysis and MANOVA. Those tests were using 5 % significant level. The result posits that there were different result by writing skill and ability of critical thinking for students who studying of 4th grades at Gugus Pattimura based on assessment portfolio scientific approach and
students who study conventional scientific approach. The difference was on theme “Cita-citaku”
Keywords : scientific approach, portfolio assessment, writing skills, critical thinking PENDAHULUAN
Piaget (dalam Yamin, 2011: iii) menyatakan bahwa anak-anak memiliki sifat bawaan ingin tahu dan terus berusaha memahami dunia disekitarnya.
Berdasarkan keingin tahuan anak
terhadap lingkungan yang dialaminya, dia berusaha mengonstruksikan secara aktif
refresentasi-refresentasi dibenaknya
tentang lingkungan yang dia alami. Pengalaman yang diperoleh oleh mereka selama masa perkembangannya akan menjadi pengetahuan yang akan dibawa
sampai mereka dewasa. Untuk
memaksimalkan pertumbuhan dan
perkembangan seorang anak, maka perlu diberikan sebuah proses pembelajaran. Pembelajaran yang diberikan diupayakan agar bisa meningkatkan kemampuan serta
pengetahuan siswa sehingga dapat
memperoleh apa yang ingin mereka ketahui secara positif. Menurut Djaali (2011: 22) dalam hukum perkembangan, perkembangan sangat dipengaruhi oleh proses dan hasil belajar. Jadi dalam hal ini, pertumbuhan dan perkembangan seorang anak dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah proses dan hasil belajar yang diperlihatkan dalam berbagai keterampilan, sikap, kebiasaan,
pengetahuan dan kecakapan yang
dimilikinya terutamanya yang bersifat positif. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar.
Menurut Djaali (2011: 101) faktor yang mempengaruhi proses belajar antara lain motivasi, sikap, minat, kebiasaan belajar, dan konsep diri. Selain hal tersebut, proses belajar bisa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam dan dari luar diri. Faktor dari dalam diri antara lain kesehatan, intelegensi, minat dan motivasi, serta cara belajar, sedangkan faktor dari luar diri antara lain keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar harus dikontrol agar bisa memberikan perkembangan yang baik bagi individu pebelajar salah
satunya yaitu faktor lingkungan yang ada
di lembaga pendidikan. Lembaga
pendidikan dalam menjalankan perannya
diatur dalam sebuah peraturan
pelaksanaan yaitu undang undang
mengenai sistem pendidikan nasional. Pasal 1 Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Satuan pendidikan adalah kelompok layanan
pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Sekolah merupakan lembaga
pendidikan formal. Dalam lembaga
pendidikan tentu memiliki tujuan yang disebut tujuan pendidikan.
Pasal 1 Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013
Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional
mengamanatkan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan perlu menggunakan kurikulum sebagai sebuah pedoman. Tujuan pendidikan tersebut termasuk juga yang ingin dicapai dalam pendidikan formal sehingga pengembangan kurikulum perlu dilakukan. Upaya tersebut dilakukan dari tingkat pusat sampai dengan sekolah terutamanya guru sebagai ujung tombak pelaksanaan kegiatan pembelajaran di
kelas. Perubahan kurikulum telah
dilakukan beberapa kali, yang terbaru diterapkan kurikulum 2013.
Pembelajaran dalam kurikulum 2013
dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan saintifik atau biasa disebut pendekatan ilmiah memiliki lima kegiatan dalam proses belajar yaitu mengamati, menanya, menalar, mengasosiasikan dan mengomunikasikan. Metode mengamati
mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran (meaningfull learning).
Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, siswa senang dan tertantang, dan
mudah pelaksanaannya. Metode
pemenuhan rasa ingin tahu siswa. Sehingga proses pembelajaran memiliki
kebermaknaan yang tinggi. Dengan
metode observasi siswa menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Pengalaman belajar kedua yaitu melalui proses menanya, siswa diberikan
inspirasi untuk meningkatkan dan
mengembangkan ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula terjadi proses bimbingan siswanya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan siswanya, maka siswa akan menjadi penyimak.
Pengalaman belajar berikutnya yang digunakan dalam pendekatan saintifik yaitu, menalar. Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan
pendekatan saintifik untuk
menggambarkan bahwa guru dan siswa merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi siswa harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Setelah menalar, siswa diharapkan mampu mengasosiasi.
Menurut Kosasih (2014: 80) dalam
pendekatan saintifik, megasosiasi
diartikan sebagai menerapkan
(mengembangkan, memperdalam)
pemahaman atas suatu konsep lain yang sejenis atau yang berbeda. Kegiatan belajar yang dilakukan adalah menambah keluasan dan kedalaman pemahaman sebelumnya pada konteks pembelajaran yang sejenis atau bahkan bertentangan. Dengan kegiatan seperti itu pemahaman
siswa lebih luas dan mendalam,
kebiasaannya tidak terpaku pada satu konteks, serta siswa menjadi mudah mengaplikasikan pemahaman sebelumnya
pada konteks yang baru. Setelah
mengasosiasi, pengalaman belajar
selanjutnya yaitu mengomunikasikan.
Pada pendekatan saintifik guru
diharapkan memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengomunikasikan yang
telah dipelajari. Kegiatan ini dapat
dilakukan melalui menuliskan atau
menceritakan apa yang ditemukan dalam
kegiatan mencari informasi,
mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa tersebut.
Kegiatan “mengomunikasikan” dalam
kegiatan pembelajaran sebagaimana
disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan
hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Jika proses pembelajaran yang
dilakukan menggunakan pendekatan
saintifik maka akan dapat membuat siswa
lebih aktif untuk mengikuti proses
pembelajaran, selain itu siswa juga akan lebih dekat dengan lingkungan, dengan siswa lain, dan tentunya dengan guru. Pembelajaran dalam kurikulum 2013 juga mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu. Pembelajaran tematik terpadu yaitu keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman
budaya, sehingga pembelajaran
menggunakan tema tidak lagi hanya satu-persatu mata pelajaran. Kurikulum 2013
juga menentukan asesmen yang
digunakan dalam pembelajaran yaitu asesmen otentik. Asesmen otentik yang digunakan salah satunya adalah asesmen portofolio.
1. “Asesmen portofolio adalah
penilaian atas sekumpulan artefak (bukti
karya/kegiatan/data) sebagai bukti
(evidence) yang menunjukkan
perkembangan dan pencapaian suatu program” (Dantes, 2008: 6). Asesmen portofolio merupakan suatu pendekatan asesmen yang komprehensif karena: (1) dapat mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor secara bersama-sama, (2) berorientasi baik pada proses maupun produk belajar, dan (3) dapat memfasilitasi kepentingan dan kemajuan peserta didik secara individual. asesmen portofolio mengandung tiga elemen pokok yaitu sampel karya siswa, evaluasi diri, dan kriteria penilaian yang jelas dan terbuka.
perkembangan belajarnya dari waktu ke waktu. Sampel tersebut dapat berupa
tulisan/karangan, audio atau video,
laporan, problem matematika, maupun eksperimen. Isi dari sampel tersebut disusun secara sistematis tergantung pada tujuan pembelajaran, preferensi guru, maupun preferensi siswa. Asesmen portofolio menilai proses maupun hasil. Oleh karena itu proses dan hasil sama pentingnya. Isi folder adalah berbagai produk yang dihasilkan oleh siswa, baik yang berupa bahan/draf maupun karya (terbaik) Sumber informasi dapat diperoleh dari tes maupun non-tes (dengan tes objektif diupayakan minimal). Catatan dan
bahan evaluasi-diri juga merupakan
bagian dalam folder. Evaluasi diri siswa dapat membangun pengetahuannya serta
merencanakan dan memantau
perkembangannya telah sesuai. Melalui evaluasi diri siswa dapat melihat kelebihan
maupun kekurangannya, untuk
selanjutnya kekurangan ini menjadi tujuan perbaikan. Dengan demikian siswa lebih
bertanggungjawab terhadap proses
belajarnya dan pencapaian tujuan
belajarnya. Siswa akan mengerti bahwa apa yang dilakukannya dan dihasilkannya melalui proses belajar tersebut memang merupakan hal yang berguna bagi diri dan kehidupannya dan hal tersebut akan memicu situasi kondusif pada diri siswa melalui munculnya minat dan motivasi belajar yang lebih tinggi. Penilaian dalam asesmen protofolio haruslah je;as dan terbuka yang mencakup prosedur dan standar penilaian, dengan sistem dan standar asesmen tersebut ditetapkan bersama-sama dengan siswa, atau paling tidak diumumkan secara jelas.
Marhaeni (2004: 16) menyatakan
sejarah portofolio digunakan dalam
pendidikan bahasa, terutama dalam
pengajaran literasi (membaca dan
menulis). Hal ini disebabkan oleh esensi belajar berbahasa yang merupakan suatu proses berkelanjutan (on-going process) sangat cocok dengan fungsi portofolio sebagai pencatat perkembangan belajar. Perkembangan belajar tersebut dapat pula
digunakan untuk membantu
perkembangan keterampilan siswa.
Susanto (2014: 241) mengemukakan dalam pembelajaran bahasa khususnya Bahasa Indonesia di sekolah dasar terdapat empat keterampilan siswa yang dikembangkan, yaitu membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Keterampilan
menulis merupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang dapat
menggunakan asesmen portofolio sebagai
model penilaian, karena menulis
merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat
produktif. Menulis dapat dikatakan
keterampilan berbahasa yang paling rumit
diantara jenis-jenis keterampilan
berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekadar menyalin kata-kata dan
kalimat-kalimat, melainkan juga
mengembangkan dan menuangkan
pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur, sehingga dalam menulis
diperlukan kegiatan berpikir, sejalan
dengan pendapat Susanto (2014: 248), “menulis merupakan proses berpikir”.
Menurut Kowiyah (2012 : 176) berpikir adalah suatu kegiatan atau proses
kognitif, tindakan mental untuk
memperoleh pengetahuan, pemahaman
dan keterampilan agar mampu
menemukan jalan keluar dan keputusan secara deduktif, induktif dan evaluatif sesuai dengan tahapannya. Kita berpikir untuk menemukan pemahaman yang kita kehendaki. Dari kegiatan berpikir tersebut, seorang siswa harus bisa memberikan
penjelasan sederhana, lalu
membangun keterampilan dasar dan juga dapat menyimpulkan, dari kesimpulan
tersebut siswa dapat
memberikan penjelasan lebih lanjut dan mengatur strategi dan taktik untuk tindak
lanjut. Kegiatan berpikir akan
menimbulkan kemampuan siswa untuk
berpikir kritis. Berdasarkan uraian
sebelumnya, dilakukan sebuah penelitian
dengan judul “Pengaruh Pendekatan
Saintifik Berbasis Asesmen Portofolio
terhadap Hasil Belajar Keterampilan
Menulis dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas IV SD Gugus Pattimura Pada Tema Cita-Citaku”.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui deskripsi data hasil belajar keterampilan menulis dan
kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio, untuk mengetahui deskripsi data hasil belajar keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik konvensional, untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar
keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan
siswa yang mengikuti pembelajaran
menggunakan pendekatan saintifik
konvensional, untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar keterampilan menulis antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan
siswa yang mengikuti menggunakan
pendekatan saintifik konvensional, dan untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis antara antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik konvensional pada tema Cita-citaku siswa kelas IV SD Gugus Pattimura.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2010: 107), penelitian eksperimen diartikan
sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Di
dalam penelitian eksperimen ada
perlakuan (treatment) yang diberikan
kepada kelompok-kelompok tertentu.
Adapun tujuan dari penelitian eksperimen yaitu untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan
perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa
kelompok kontrol pada perbandingan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD di Gugus Pattimura Denpasar Selatan tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 13 kelas.
Informasi yang diperoleh dari guru wali kelas bahwa kemampuan siswa hampir
setara, dikatakan demikian, karena
berdasarkan hasil penilaian pada tema sebelumnya rata-rata nilai siswa tidak
terlalu jauh mengalami perbedaan.
Sampel dalam penelitian ini tidak
dilakukan pengacakan individu, karena tidak bisa mengubah kelas yang telah
terbentuk sebelumnya. Teknik yang
dilakukan untuk menentukan kelas
eksperimen dan kelas kontrol
menggunakan teknik random sampling.
Langkah penentuan sampel adalah yaitu dilakukan pengundian dengan mengambil dua undian, kemudian dari dua undian tersebut akan diundi kembali untuk
memilih kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
Sesuai dengan objek penelitian ini, maka ada tiga variabel utama yang dilibatkan dalam penelitian ini, yaitu pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio sebagai variabel bebas (X1), hasil belajar keterampilan menulis sebagai variabel terikat (Y1) dan kemampuan berpikir kritis sebagai varibel terikat (Y2).
Pengumpulan data diperlukan untuk
memperoleh informasi tentang hasil
belajar keterampilan menulis siswa yang dilakukan melalui pemberian tes kinerja menulis dan untuk memperoleh informasi tentang mengukur kemampuan berpikir kritis siswa dilakukan melalui pemberian tes uraian.
Penilaiaan kualitas hasil
keterampilan menulis menggunakan lima aspek atau indikator, yaitu Isi (gagasan
yang dikemukakan); organisasi
(penggorganisasian isi dan paragraf); kosa kata; penggunaan bahasa; mekanika
mencakup tata bahasa, ejaan dan
kerapian (Nurgiyantoro, 2010). Sebelum menyusun tes kinerja menulis terlebih dahulu dibuat kisi-kisi tes kinerja menulis. Berdasarkan kisi-kisi tes keterampilan
menulis, berikut merupakan rubrik
penilaian keterampilan menulis.Tes untuk penilaian kemampuan berpikir kritis adalah tes uraian. Jawaban siswa kemudian akan diberi nilai secara kuantitatif dengan menggunakan skala lima. Instrumen yang telah disusun kemudian di uji validitas isi menyangkut isi dan format instrumen,
yaitu seberapa ketepatan isi instrumen,
apakah instrumen sudah mengukur
variabel yang akan diukur, seberapa ketepatan butir tes mewakili sampel materi, dan seberapa ketepatan format instrumen. Instrumen yang digunakan untuk mengukur keterampilan menulis adalah tes kinerja menulis dan instrumen
yang digunakan untuk mengukur
kemampuan berpikir kritis adalah tes uraian, sehingga validitas isi dicapai
dengan membuat kisi-kisi yang
menguraikan indikator-indikator dari
variabel yang akan diukur serta rubrik penilaian sebagai pedoman penilaian.
Setelah uji validitas isi, instrumen
diujicobakan untuk mendapatkan
gambaran secara empirik tentang
kelayakan tes tersebut dipergunakan dalam penelitian. Instrumen penelitian yang diujicobakan adalah tes uraian kemampuan berpikir kritis. Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian di lapangan
dilakukan setelah instrumen
dikonsultasikan dengan dosen
pembimbing. Banyaknya responden dalam pelaksanaan ujicoba adalah 40 orang siswa kelas V SD Negeri 3 Sesetan tahun ajaran 2014/2015. Intrumen tes uraian kemampuan berpikir kritis merupakan instrumen skala pengujian validitas butir
instrumen dilakukan dengan
menggunakan rumus product moment
sehingga didapatkan hasil koefisien
korelasi product moment adalah 0,304. Hasil perhitungan validitas empirik butir
instrumen kemampuan berpikir kritis
menunjukan bahwa semua butir instrumen yang diujicobakan dinyatakan valid.
Analisis reliabilitas instrumen
kemampuan berpikir kritis dilakukan
berdasarkan hasil perhitungan validitas butir instrumen yang dinyatakan valid. Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrumen adalah sebesar 0,79, ini
menunjukan bahwa instrumen
kemampuan berpikir kritis memiliki reliabilitas tinggi sehingga memenuhi syarat untuk tujuan penelitian.
Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis kuantitatif dengan
menggunakan analisis deskriptif untuk
mendeskripsikan skor rata-rata dan
simpangan baku hasil belajar keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.
Multivariate Analysis Of Varians
(MANOVA) digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan pendekatan saintifik berbasis asesmen
portofolio, dibandingkan dengan
menggunakan pendekatan saintifik
konvensional terhadap hasil belajar
keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis siswa pada tema Cita-citaku. Data hasil keterampilan dan kemampuan dianalisis secara bertahap sesuai dengan variabel masing-masing untuk menjawab permasalahan penelitian.
Hasil belajar keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis pada tema
Cita-citaku dideskripsikan dengan
menggunakan analisis univariat.
Kualifikasinya dideskripsikan dengan
menggunakan lima jenjang kualifikasi, yaitu sangat baik, baik, cukup, tidak baik, sangat tidak baik.
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: (1) hasil belajar keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis siswa antara siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan
pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik konvensional pada tema Cita-citaku siswa kelas IV SD Gugus Pattimura; (2) hasil belajar keterampilan menulis antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik konvensional pada tema Cita-citaku siswa kelas IV SD Gugus Pattimura; (3) kemampuan berpikir kritis siswa antara
siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan
pendekatan saintifik konvensional pada tema Cita-citaku siswa kelas IV SD Gugus Pattimura. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis multivariat satu jalur ( One-Way MANOVA). Uji prasyarat yang harus dipenuhi sebelum dilakukan analisis data utama untuk menguji hipotesis penelitian yang menggunakan analisis multivariat
satu jalur (One-Way MANOVA): yaitu uji normalitas sebaran data tiap kelompok, uji homogenitas varians, dan uji homogenitas matriks varian/kovarian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data hasil belajar keterampilan menulis dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran (post test). Tes kinerja
menulis menggunakan skala nilai
keterampilan menulis dengan skor
maksimal 100 dan skor minimal 34. Tes kemampuan berpikir kritis menggunakan skala lima. Rentangan skor kemampuan berpikir kritis siswa adalah berkisar dari 0 sampai 40.
Berdasarkan pengolahan data
dengan analisis deskriptif, diperoleh
rekapitulasi hasil perhitungan mengenai hasil belajar keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis siswa disajikan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Rekapitulasi hasil perhitungan mengenai hasil belajar keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis siswa
Statistik Hasil Penelitian Pendekatan Saintifik Berbasis Asesmen Portofolio Pendekatan Saintifik Konvensional Keterampilan Menulis Kemampuan Berpikir Kritis Keterampilan Menulis Kemampuan Berpikir Kritis Jumlah data 35 35 30 30 Mean 81,2 32,8 76,97 28,6 Median 81 34 77 29,5 Modus 81 32 76 30 Standar Deviasi 3,31 3,732 2,16 2,95 Varians 10,95 13,93 4,65 8,72 Minimum 74 25 72 21 Maksimum 88 38 81 33 Jumlah 2843 1148 2309 859
Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa ada perbedaan hasil baik untuk
keterampilan menulis maupun
kemampuan berpikir kritis antara
kelompok siswa yang mengikuti
pembelajaran menggunakan pendekatan
saintifik berbasis asesmen portofolio
dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik konvensional.
Setelah mengetahui bagaimana hasil
belajar keterampilan menulis dan
kemampuan berpikir kritis siswa,
dilanjutkan dengan uji prasyarat analisis. Uji prasyarat analisis terdiri dari normalitas
sebaran data tiap kelompok, uji
homogenitas varians, dan uji homogenitas
matriks varian/kovarian. Pengujian
normalitas data digunakan uji Lilliefors. Bedasarkan hasil analisis diperoleh Lhitung
lebih kecil dari Ltabel maka data tersebut berdistribusi normal. Untuk pengujian homogenitas varian dalam penelitian ini menggunakan Levene’s Test of Equality of
Error Variance yang dilakukan dengan bantuan SPPS 16.0 for Windows. Hasil
perhitungan Levene menunjukkan bahwa
keterampilan menulis (Y1) memiliki angka signifikansi 0,203 dan kemampuan berpikir kritis (Y2) memiliki angka signifikansi 0,097. Bila ditetapkan taraf signifikan α= 0,05, maka baik keterampilan menulis (Y1) maupun kemampuan berpikir kritis (Y2) tidak signifikan karena angka signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti
keterampilan menulis (Y1) dan
kemampuan berpikir kritis (Y2) memiliki varian yang sama (homogen). Pengujian
homogenitas Matriks Varian/Kovarian
dengan bantuan SPPS 16.0 for Windows.
Hasil uji Box’s diketahui memiliki
signifikansi 0,077. Angka signifikansi tersebut lebih besar dari taraf signifikansi yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu α = 0,05, atau dengan kata lain harga Box’s M yang diperoleh tidak signifikan. Dengan demikian dinyatakan matriks varian/kovarian dari variabel dependen adalah sama.
Uji hipotesis menggunakan uji
MANOVA dengan SPSS 16.0 for Windows untuk menguji apakah terdapat perbedaan
beberapa variabel terikat dengan
beberapa kelompok yang berbeda. Uji hipotesis 1 dilakukan terhadap angka signifikansi dari nilai F statistik Pillae Trace, Wilks Lambda, Hotelling Trace, Roy’s Largest Root (Candiasa, 2010 : 39). Kriteria pengujian: jika harga Pillae Trace, Wilks Lambda, Hotelling Trace, Roy’s
Largest Root menghasilkan angka
signifikansi lebih kecil dari 0,05 berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Rekapitulasi uji hipotesis 1 disajikan pada tabel 2.
Tabel 2. Uji hipotesis 1
Effect Value F Hypothesis
df
Error df Sig.
Intercept Pillai's Trace .999 2.510E4a 2.000 62.000 .001
Wilks' Lambda .001 2.510E4a 2.000 62.000 .001
Hotelling's Trace 809.728 2.510E4a 2.000 62.000 .001
Roy's Largest Root 809.728 2.510E4a 2.000 62.000 .001
x Pillai's Trace .447 25.016a 2.000 62.000 .001
Wilks' Lambda .553 25.016a 2.000 62.000 .001
Hotelling's Trace .807 25.016a 2.000 62.000 .001
Roy's Largest Root .807 25.016a 2.000 62.000 .001
Hasil pada tabel 2 menunjukkan bahwa harga F untuk Pillae Trace, Wilks
Lambda, Hotelling Trace, dan Roy’s
Largest Root memiliki signifikansi p < 0,05. Artinya harga F untuk Pillae Trace, Wilks
Lambda, Hotelling Trace, dan Roy’s
Largest Root semuanya signifikan.
Dengan demikian hipotesis nul (Ho) yang berbunyi “Tidak terdapat perbedaan hasil
belajar keterampilan menulis dan
kemampuan berpikir kritis antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik konvensional pada tema Cita-citaku siswa kelas IV SD Gugus Pattimura “ditolak, sedangkan hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “terdapat perbedaan hasil
belajar keterampilan menulis dan
kemampuan berpikir kritis antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik konvensional pada tema Cita-citaku siswa kelas IV SD Gugus Pattimura” diterima.
Artinya, secara bersama-sama hasil
belajar keterampilan menulis dan
kemampuan berpikir kritis siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan
pendekatan saintifik berbasis asesmen
portofolio berbeda secara signifikan
dengan hasil belajar keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan
pendekatan saintifik konvensional. Hal ini sesuai dengan kajian teori dan fakta empiris hasil penelitian yang relevan.
Secara teoretis pendekatan saintifik
berbasis asesmen portofolio dengan
proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau
prinsip melalui tahapan-tahapan
mengamati, merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai
teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan
konsep, hukum atau prinsip yang
ditemukan dan diimbangi dengan
pengumpulan karya terpilih dari siswa berupa karya, kegiatan, atau data sebagai
bukti (evidence) yang menunjukkan perkembangan dan pencapaian siswa sehingga melalui pengumpulan tersebut siswa dapat terus mempelajari hasil karyanya berupa tulisan dan melalui hal tersebut siswa akan memulai untuk berpikir lebih kritis. Jadi perbedaan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini disebabkan oleh perbedaan asesmen yang digunakan. Asesmen portofolio yang diterapkan dapat memberikan kesempatan siswa untuk lebih mempelajari hasil karya tulisannya
sendiri dan membuat siswa berpikir tingkat tinggi yaitu secara kritis.
Hipotesis 2 dilakukan dengan
pengujian test of between-subject effects untuk mengetahui apakah perbedaaan hasil belajar keterampilan menulis siswa benar-benar dipengaruhi oleh perbedaaan
penerapan pendekatan dalam
pembelajaran. Kriteria pengujian: jika angka signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak dan Ha
diterima. Keputusan pada hipotesis
berdasarkan test of between-subject
effects yang disajikan pada tabel 3. Tabel 3. Uji hipotesis 2 dan 3
Source Dependent Variable Type III
Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model Keterampilan Menulis 293.416a 1 293.416 36.450 .001 Kemampuan Berpikir Kritis 280.449b 1 280.449 24.317 .001
Intercept Keterampilan Menulis 404261.847 1 404261.847 5.022E4 .001
Kemampuan Berpikir Kritis 60965.495 1 60965.495 5.286E3 .001 x Keterampilan Menulis 293.416 1 293.416 36.450 .001 Kemampuan Berpikir Kritis 280.449 1 280.449 24.317 .001
Error Keterampilan Menulis 507.138 63 8.050
Kemampuan Berpikir Kritis
726.567 63 11.533
Total Keterampilan Menulis 409156.000 65
Kemampuan Berpikir Kritis 62977.000 65 Corrected Total Keterampilan Menulis 800.554 64 Kemampuan Berpikir Kritis 1007.015 64
Tabel 3 menunjukan bahwa hasil belajar keterampilan menulis memiliki
harga F = 36,450 dengan angka
signifikansi 0,001. Ternyata angka
signifikansi yang terdapat pada tabel test of between-subject effects p< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan hasil belajar keterampilan menulis yang terjadi disebabkan oleh perbedaan asesmen
yang diterapkan. Dengan demikian
hipotesis nul (Ho) yang berbunyi “tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar keterampilan menulis antara
siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan pendekatan saintifik berbasis
asesmen portofolio dan siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan
pendekatan saintifik konvensional pada tema Cita-citaku siswa kelas IV SD Gugus Pattimura” ditolak sedangkan hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar keterampilan menulis antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik konvensional pada tema Cita-citaku siswa kelas IV SD Gugus Pattimura”, diterima. Hipotesis 3 dilakukan dengan pengujian
test of between-subject effects untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir kritis siswa benar-benar dipengaruhi oleh
perbedaaan penerapan pendekatan
pembelajaran. Kriteria pengujian: jika angka signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Secara teoretis pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio akan membuat siswa mempelajari karya tulis atau karangan yang telah dibuat dan terus
melakukan perbaikan dari hasil-hasil
sebelumnya. Secara empiris, perbedaan hasil belajar keterampilan menulis siswa yang menggunakan asesmen portofolio dan siswa yang mengikuti pembelajaran tidak menggunakan asesmen portofolio didukung oleh penelitian Artini (2014) yang
menyatakan terdapat perbedaan
kemampuan menulis dalam Bahasa
Inggris antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan asesmen portofolio dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan asesmen konvensional.
Keputusan hipotesis ketiga dapat dilihat dari harga F pada tabel 3 mengenai berpikir kritis, ternyata harga F = 24,317 dengan angka signifikansi 0,001 (p <
0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
perbedaan kemampuan berpikir kritis yang
terjadi benar-benar disebabkan oleh
perbedaan asesmen yang diterapkan.
Dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan saintifik berbasis asesmen
portofolio dan pendekatan saintifik
konvensional. Dengan demikian hipotesis nul (Ho) yang berbunyi “tidak terdapat
perbedaan yang signifikan pada
kemampuan berpikir kritis siswa antara
siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan
pendekatan saintifik konvensional pada tema Cita-citaku siswa kelas IV SD Gugus Pattimura”, ditolak sedangkan hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “terdapat
perbedaan yang signifikan pada
kemampuan berpikir kritis siswa antara
siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan
pendekatan saintifik konvensional pada
tema Cita-citaku siswa kelas IV SD Gugus Pattimura”, diterima. Artinya kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan
saintifik berbasis asesmen portofolio
berbeda secara signifikan dengan
kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik konvensional. Hal ini
menunjukkan bahwa perbedaan
kemampuan berpikir kritis yang terjadi benar-benar disebabkan oleh perbedaan
asesmen yang diterapkan. Artinya
kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis asesmen
portofolio berbeda secara signifikan
dengan kemampuan berpikir kritis siswa
yang mengikuti pembelajaran
menggunakan pendekatan saintifik
konvensional. Secara teoretis kemampaun berpikir merupakan kegiatan penalaran yang reflektif, kritis, dan kreatif, yang
berorientasi pada suatu proses
intelektual yang melibatkan
pembentukan konsep (conceptualizing), aplikasi, analisis, menilai informasi yang
terkumpul (sintesis) atau dihasilkan
melalui pengamatan, pengalaman,
refleksi, komunikasi sebagai landasan kepada suatu keyakinan (kepercayaan) dan tindakan. Hal tersebut menunjukan melalui asesmen portofolio yaitu berupa infirmasi yang terkumpul pada hasil karya
siswa akan membuat siswa untu
meningkatkan kemampuan berpikir
kritisnya.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pengolahan data
dengan analisis deskriptif dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil baik
untuk keterampilan menulis maupun
kemampuan berpikir kritis antara
kelompok siswa yang mengikuti
pembelajaran menggunakan pendekatan
saintifik berbasis asesmen portofolio
dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan
saintifik konvensional. Selanjutnya,
berdasarkan hasil analisis data,
menunjukan bahwa ketiga hipotesis
alternatif diterima yaitu terdapat
belajar keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis siswa antara
siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan
pendekatan saintifik konvensional siswa kelas IV Gugus Pattimura pada tema Cita-citaku; terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar keterampilan menulis antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan
pendekatan saintifik konvensional siswa kelas IV Gugus Pattimura pada tema Cita-citaku; dan terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan berpikir kritis siswa antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik konvensional siswa kelas IV Gugus Pattimura pada tema Cita-citaku.
Saran bagi siswa yaitu agar siswa lebih memanfaatkan kesempatan untuk berpikir ilmiah dan mencari informasi
sehingga siswa dapat melakukan
perbaikan sesuai dengan tuntutan
pembelajaran. Saran bagi guru dalam
proses pembelajaran yaitu agar
memanfaatkan portofolio siswa dengan
maksimal untuk meningkatkan
keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis dan juga pengetahuan siswa lainnya. Saran bagi sekolah khususnya
untuk proses pembalajaran agar
memanfaatkan penggunaan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio untu meningkatkan keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis siswa. Saran bagi peneliti lain yaitu agar dapat
digunakan sebagai acuan untuk
melakukan penelitian lebih mendalam tentang pendekatan saintifik dan berbagai faktor lain yang berpengaruh terhadap pencapaian kompetesi inti khususnya pada hasil belajar keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis.
DAFTAR PUSTAKA
Dantes. 2008. Hakikat Asesmen Otentik Sebagai Penilaian Proses Dan Produk Dalam Pembelajaran Yang
Berbasis Kompetensi. Makalah
disampaikan pada In House Training (IHT) SMA N 1 Kuta Utara 22 Mei 2008
Djaali. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta Bumi Aksara
Kemendikbud. 2013. Konsep Pendekatan
Scientific. Diklat Guru Dalam
Rangka Implementasi Kurikulum
2013
Kowiyah. 2012. Kemampuan Berpikir
Kritis. Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 – Desember 2012.
Marhaeni. 2004. Portofolio Sebagai
Pendekatan Asesmen Dalam
Pembelajaran. Jurnal Pendidikan
dan Pengajaran IKIP Negeri
Singaraja, No. 1 TH. XXXVII Januari 2004
---. 2006. Asesmen Portofolio dalam Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Bahan Pelatihan Bagi Guru-Guru
Kabupaten Badung dan Kota
Denpasar Pada Kegiatan
Pengabdian Masyarakat Program
Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja,
Tanggal 19 Oktober 2006.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.
2013. Jakarta: Kementrian
Pendidikan Nasional RI
Peraturan Menteri Republik Indonesia Nomor 81a Tahun 2013 Tentang
Perubahan Kurikulum. 2013.
Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional RI
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian
Pengajaran Bahasa dan
Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung Alfabeta. Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar dan
Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003.
Jakarta: Kementrian Pendidikan