• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ni Nyoman Sukmasari 1, I Ketut Adnyana Putra, M.G. Rini Kristiantari 3. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ni Nyoman Sukmasari 1, I Ketut Adnyana Putra, M.G. Rini Kristiantari 3. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Pendekatan Saintifik Berbasis Asesmen Portofolio

terhadap Hasil Belajar Keterampilan Menulis dan

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas IV SD Gugus Pattimura

Pada Tema Cita-Citaku

Ni Nyoman Sukmasari

1

, I Ketut Adnyana Putra,

M.G. Rini Kristiantari

3

1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {nymsukmasari@yahoo.com, adnyanaundiksha@gmail.com,

rini_bali@yahoo.co.id}

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis antara kelompok siswa yang belajar dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan kelompok siswa yang belajar dengan pendekatan saintifik konvensional. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi exsperiment) dengan rancangan penelitian non-equivalent control group design. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Gugus Pattimura Denpasar Selatan tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah populasi 437 siswa. Sampel diambil dengan teknik random sampling dengan jumlah 65 siswa. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah skor hasil belajar keterampilan menulis yang dikumpulkan dengan tes kinerja menulis dan skor kemampuan berpikir kritis yang dikumpulkan dengan tes uraian. Untuk uji hipotesis data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan MANOVA. Semua pengujian statistik dilakukan dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis antara siswa kelas IV SD Gugus Pattimura yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik konvensional pada tema Cita-citaku.

Kata kunci: pendekatan saintifik, asesmen portofolio, keterampilan menulis, berpikir kritis

Abstract

The research is aimed to understand the difference of learning result of writing skill and the ability of critical thinking of students who study based on portfolio scientific approach and students who study through conventional scientific approach,such research is a quasi experiment using non-equivalent control group design. The number of population is 65 students, which was taken from elementary students on 4th grades at Gugus Pattimura, South Denpasar in academic year 2014/2015. Data collected was held on two score. Firstly, score of learning result of writing skill is collected through writing performance test. Second is score of critical thinking ability, which was collected through explanation test. Hypothesis test was deployed by descriptive analysis and MANOVA. Those tests were using 5 % significant level. The result posits that there were different result by writing skill and ability of critical thinking for students who studying of 4th grades at Gugus Pattimura based on assessment portfolio scientific approach and

(2)

students who study conventional scientific approach. The difference was on theme “Cita-citaku”

Keywords : scientific approach, portfolio assessment, writing skills, critical thinking PENDAHULUAN

Piaget (dalam Yamin, 2011: iii) menyatakan bahwa anak-anak memiliki sifat bawaan ingin tahu dan terus berusaha memahami dunia disekitarnya.

Berdasarkan keingin tahuan anak

terhadap lingkungan yang dialaminya, dia berusaha mengonstruksikan secara aktif

refresentasi-refresentasi dibenaknya

tentang lingkungan yang dia alami. Pengalaman yang diperoleh oleh mereka selama masa perkembangannya akan menjadi pengetahuan yang akan dibawa

sampai mereka dewasa. Untuk

memaksimalkan pertumbuhan dan

perkembangan seorang anak, maka perlu diberikan sebuah proses pembelajaran. Pembelajaran yang diberikan diupayakan agar bisa meningkatkan kemampuan serta

pengetahuan siswa sehingga dapat

memperoleh apa yang ingin mereka ketahui secara positif. Menurut Djaali (2011: 22) dalam hukum perkembangan, perkembangan sangat dipengaruhi oleh proses dan hasil belajar. Jadi dalam hal ini, pertumbuhan dan perkembangan seorang anak dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah proses dan hasil belajar yang diperlihatkan dalam berbagai keterampilan, sikap, kebiasaan,

pengetahuan dan kecakapan yang

dimilikinya terutamanya yang bersifat positif. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar.

Menurut Djaali (2011: 101) faktor yang mempengaruhi proses belajar antara lain motivasi, sikap, minat, kebiasaan belajar, dan konsep diri. Selain hal tersebut, proses belajar bisa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam dan dari luar diri. Faktor dari dalam diri antara lain kesehatan, intelegensi, minat dan motivasi, serta cara belajar, sedangkan faktor dari luar diri antara lain keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar harus dikontrol agar bisa memberikan perkembangan yang baik bagi individu pebelajar salah

satunya yaitu faktor lingkungan yang ada

di lembaga pendidikan. Lembaga

pendidikan dalam menjalankan perannya

diatur dalam sebuah peraturan

pelaksanaan yaitu undang undang

mengenai sistem pendidikan nasional. Pasal 1 Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Satuan pendidikan adalah kelompok layanan

pendidikan yang menyelenggarakan

pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Sekolah merupakan lembaga

pendidikan formal. Dalam lembaga

pendidikan tentu memiliki tujuan yang disebut tujuan pendidikan.

Pasal 1 Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013

Tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

Tentang Standar Nasional

mengamanatkan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan perlu menggunakan kurikulum sebagai sebuah pedoman. Tujuan pendidikan tersebut termasuk juga yang ingin dicapai dalam pendidikan formal sehingga pengembangan kurikulum perlu dilakukan. Upaya tersebut dilakukan dari tingkat pusat sampai dengan sekolah terutamanya guru sebagai ujung tombak pelaksanaan kegiatan pembelajaran di

kelas. Perubahan kurikulum telah

dilakukan beberapa kali, yang terbaru diterapkan kurikulum 2013.

Pembelajaran dalam kurikulum 2013

dilaksanakan dengan menggunakan

pendekatan saintifik atau biasa disebut pendekatan ilmiah memiliki lima kegiatan dalam proses belajar yaitu mengamati, menanya, menalar, mengasosiasikan dan mengomunikasikan. Metode mengamati

mengutamakan kebermaknaan proses

pembelajaran (meaningfull learning).

Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, siswa senang dan tertantang, dan

mudah pelaksanaannya. Metode

(3)

pemenuhan rasa ingin tahu siswa. Sehingga proses pembelajaran memiliki

kebermaknaan yang tinggi. Dengan

metode observasi siswa menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

Pengalaman belajar kedua yaitu melalui proses menanya, siswa diberikan

inspirasi untuk meningkatkan dan

mengembangkan ranah sikap,

keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula terjadi proses bimbingan siswanya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan siswanya, maka siswa akan menjadi penyimak.

Pengalaman belajar berikutnya yang digunakan dalam pendekatan saintifik yaitu, menalar. Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan

pendekatan saintifik untuk

menggambarkan bahwa guru dan siswa merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi siswa harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Setelah menalar, siswa diharapkan mampu mengasosiasi.

Menurut Kosasih (2014: 80) dalam

pendekatan saintifik, megasosiasi

diartikan sebagai menerapkan

(mengembangkan, memperdalam)

pemahaman atas suatu konsep lain yang sejenis atau yang berbeda. Kegiatan belajar yang dilakukan adalah menambah keluasan dan kedalaman pemahaman sebelumnya pada konteks pembelajaran yang sejenis atau bahkan bertentangan. Dengan kegiatan seperti itu pemahaman

siswa lebih luas dan mendalam,

kebiasaannya tidak terpaku pada satu konteks, serta siswa menjadi mudah mengaplikasikan pemahaman sebelumnya

pada konteks yang baru. Setelah

mengasosiasi, pengalaman belajar

selanjutnya yaitu mengomunikasikan.

Pada pendekatan saintifik guru

diharapkan memberi kesempatan kepada

siswa untuk mengomunikasikan yang

telah dipelajari. Kegiatan ini dapat

dilakukan melalui menuliskan atau

menceritakan apa yang ditemukan dalam

kegiatan mencari informasi,

mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa tersebut.

Kegiatan “mengomunikasikan” dalam

kegiatan pembelajaran sebagaimana

disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan

hasil pengamatan, kesimpulan

berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

Jika proses pembelajaran yang

dilakukan menggunakan pendekatan

saintifik maka akan dapat membuat siswa

lebih aktif untuk mengikuti proses

pembelajaran, selain itu siswa juga akan lebih dekat dengan lingkungan, dengan siswa lain, dan tentunya dengan guru. Pembelajaran dalam kurikulum 2013 juga mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu. Pembelajaran tematik terpadu yaitu keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman

budaya, sehingga pembelajaran

menggunakan tema tidak lagi hanya satu-persatu mata pelajaran. Kurikulum 2013

juga menentukan asesmen yang

digunakan dalam pembelajaran yaitu asesmen otentik. Asesmen otentik yang digunakan salah satunya adalah asesmen portofolio.

1. “Asesmen portofolio adalah

penilaian atas sekumpulan artefak (bukti

karya/kegiatan/data) sebagai bukti

(evidence) yang menunjukkan

perkembangan dan pencapaian suatu program” (Dantes, 2008: 6). Asesmen portofolio merupakan suatu pendekatan asesmen yang komprehensif karena: (1) dapat mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor secara bersama-sama, (2) berorientasi baik pada proses maupun produk belajar, dan (3) dapat memfasilitasi kepentingan dan kemajuan peserta didik secara individual. asesmen portofolio mengandung tiga elemen pokok yaitu sampel karya siswa, evaluasi diri, dan kriteria penilaian yang jelas dan terbuka.

(4)

perkembangan belajarnya dari waktu ke waktu. Sampel tersebut dapat berupa

tulisan/karangan, audio atau video,

laporan, problem matematika, maupun eksperimen. Isi dari sampel tersebut disusun secara sistematis tergantung pada tujuan pembelajaran, preferensi guru, maupun preferensi siswa. Asesmen portofolio menilai proses maupun hasil. Oleh karena itu proses dan hasil sama pentingnya. Isi folder adalah berbagai produk yang dihasilkan oleh siswa, baik yang berupa bahan/draf maupun karya (terbaik) Sumber informasi dapat diperoleh dari tes maupun non-tes (dengan tes objektif diupayakan minimal). Catatan dan

bahan evaluasi-diri juga merupakan

bagian dalam folder. Evaluasi diri siswa dapat membangun pengetahuannya serta

merencanakan dan memantau

perkembangannya telah sesuai. Melalui evaluasi diri siswa dapat melihat kelebihan

maupun kekurangannya, untuk

selanjutnya kekurangan ini menjadi tujuan perbaikan. Dengan demikian siswa lebih

bertanggungjawab terhadap proses

belajarnya dan pencapaian tujuan

belajarnya. Siswa akan mengerti bahwa apa yang dilakukannya dan dihasilkannya melalui proses belajar tersebut memang merupakan hal yang berguna bagi diri dan kehidupannya dan hal tersebut akan memicu situasi kondusif pada diri siswa melalui munculnya minat dan motivasi belajar yang lebih tinggi. Penilaian dalam asesmen protofolio haruslah je;as dan terbuka yang mencakup prosedur dan standar penilaian, dengan sistem dan standar asesmen tersebut ditetapkan bersama-sama dengan siswa, atau paling tidak diumumkan secara jelas.

Marhaeni (2004: 16) menyatakan

sejarah portofolio digunakan dalam

pendidikan bahasa, terutama dalam

pengajaran literasi (membaca dan

menulis). Hal ini disebabkan oleh esensi belajar berbahasa yang merupakan suatu proses berkelanjutan (on-going process) sangat cocok dengan fungsi portofolio sebagai pencatat perkembangan belajar. Perkembangan belajar tersebut dapat pula

digunakan untuk membantu

perkembangan keterampilan siswa.

Susanto (2014: 241) mengemukakan dalam pembelajaran bahasa khususnya Bahasa Indonesia di sekolah dasar terdapat empat keterampilan siswa yang dikembangkan, yaitu membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Keterampilan

menulis merupakan salah satu

keterampilan berbahasa yang dapat

menggunakan asesmen portofolio sebagai

model penilaian, karena menulis

merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat

produktif. Menulis dapat dikatakan

keterampilan berbahasa yang paling rumit

diantara jenis-jenis keterampilan

berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekadar menyalin kata-kata dan

kalimat-kalimat, melainkan juga

mengembangkan dan menuangkan

pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur, sehingga dalam menulis

diperlukan kegiatan berpikir, sejalan

dengan pendapat Susanto (2014: 248), “menulis merupakan proses berpikir”.

Menurut Kowiyah (2012 : 176) berpikir adalah suatu kegiatan atau proses

kognitif, tindakan mental untuk

memperoleh pengetahuan, pemahaman

dan keterampilan agar mampu

menemukan jalan keluar dan keputusan secara deduktif, induktif dan evaluatif sesuai dengan tahapannya. Kita berpikir untuk menemukan pemahaman yang kita kehendaki. Dari kegiatan berpikir tersebut, seorang siswa harus bisa memberikan

penjelasan sederhana, lalu

membangun keterampilan dasar dan juga dapat menyimpulkan, dari kesimpulan

tersebut siswa dapat

memberikan penjelasan lebih lanjut dan mengatur strategi dan taktik untuk tindak

lanjut. Kegiatan berpikir akan

menimbulkan kemampuan siswa untuk

berpikir kritis. Berdasarkan uraian

sebelumnya, dilakukan sebuah penelitian

dengan judul “Pengaruh Pendekatan

Saintifik Berbasis Asesmen Portofolio

terhadap Hasil Belajar Keterampilan

Menulis dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas IV SD Gugus Pattimura Pada Tema Cita-Citaku”.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui deskripsi data hasil belajar keterampilan menulis dan

(5)

kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio, untuk mengetahui deskripsi data hasil belajar keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik konvensional, untuk

mengetahui perbedaan hasil belajar

keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan

siswa yang mengikuti pembelajaran

menggunakan pendekatan saintifik

konvensional, untuk mengetahui

perbedaan hasil belajar keterampilan menulis antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan

siswa yang mengikuti menggunakan

pendekatan saintifik konvensional, dan untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis antara antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik konvensional pada tema Cita-citaku siswa kelas IV SD Gugus Pattimura.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2010: 107), penelitian eksperimen diartikan

sebagai metode penelitian yang

digunakan untuk mencari pengaruh

perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Di

dalam penelitian eksperimen ada

perlakuan (treatment) yang diberikan

kepada kelompok-kelompok tertentu.

Adapun tujuan dari penelitian eksperimen yaitu untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan

perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa

kelompok kontrol pada perbandingan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD di Gugus Pattimura Denpasar Selatan tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 13 kelas.

Informasi yang diperoleh dari guru wali kelas bahwa kemampuan siswa hampir

setara, dikatakan demikian, karena

berdasarkan hasil penilaian pada tema sebelumnya rata-rata nilai siswa tidak

terlalu jauh mengalami perbedaan.

Sampel dalam penelitian ini tidak

dilakukan pengacakan individu, karena tidak bisa mengubah kelas yang telah

terbentuk sebelumnya. Teknik yang

dilakukan untuk menentukan kelas

eksperimen dan kelas kontrol

menggunakan teknik random sampling.

Langkah penentuan sampel adalah yaitu dilakukan pengundian dengan mengambil dua undian, kemudian dari dua undian tersebut akan diundi kembali untuk

memilih kelas kontrol dan kelas

eksperimen.

Sesuai dengan objek penelitian ini, maka ada tiga variabel utama yang dilibatkan dalam penelitian ini, yaitu pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio sebagai variabel bebas (X1), hasil belajar keterampilan menulis sebagai variabel terikat (Y1) dan kemampuan berpikir kritis sebagai varibel terikat (Y2).

Pengumpulan data diperlukan untuk

memperoleh informasi tentang hasil

belajar keterampilan menulis siswa yang dilakukan melalui pemberian tes kinerja menulis dan untuk memperoleh informasi tentang mengukur kemampuan berpikir kritis siswa dilakukan melalui pemberian tes uraian.

Penilaiaan kualitas hasil

keterampilan menulis menggunakan lima aspek atau indikator, yaitu Isi (gagasan

yang dikemukakan); organisasi

(penggorganisasian isi dan paragraf); kosa kata; penggunaan bahasa; mekanika

mencakup tata bahasa, ejaan dan

kerapian (Nurgiyantoro, 2010). Sebelum menyusun tes kinerja menulis terlebih dahulu dibuat kisi-kisi tes kinerja menulis. Berdasarkan kisi-kisi tes keterampilan

menulis, berikut merupakan rubrik

penilaian keterampilan menulis.Tes untuk penilaian kemampuan berpikir kritis adalah tes uraian. Jawaban siswa kemudian akan diberi nilai secara kuantitatif dengan menggunakan skala lima. Instrumen yang telah disusun kemudian di uji validitas isi menyangkut isi dan format instrumen,

(6)

yaitu seberapa ketepatan isi instrumen,

apakah instrumen sudah mengukur

variabel yang akan diukur, seberapa ketepatan butir tes mewakili sampel materi, dan seberapa ketepatan format instrumen. Instrumen yang digunakan untuk mengukur keterampilan menulis adalah tes kinerja menulis dan instrumen

yang digunakan untuk mengukur

kemampuan berpikir kritis adalah tes uraian, sehingga validitas isi dicapai

dengan membuat kisi-kisi yang

menguraikan indikator-indikator dari

variabel yang akan diukur serta rubrik penilaian sebagai pedoman penilaian.

Setelah uji validitas isi, instrumen

diujicobakan untuk mendapatkan

gambaran secara empirik tentang

kelayakan tes tersebut dipergunakan dalam penelitian. Instrumen penelitian yang diujicobakan adalah tes uraian kemampuan berpikir kritis. Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian di lapangan

dilakukan setelah instrumen

dikonsultasikan dengan dosen

pembimbing. Banyaknya responden dalam pelaksanaan ujicoba adalah 40 orang siswa kelas V SD Negeri 3 Sesetan tahun ajaran 2014/2015. Intrumen tes uraian kemampuan berpikir kritis merupakan instrumen skala pengujian validitas butir

instrumen dilakukan dengan

menggunakan rumus product moment

sehingga didapatkan hasil koefisien

korelasi product moment adalah 0,304. Hasil perhitungan validitas empirik butir

instrumen kemampuan berpikir kritis

menunjukan bahwa semua butir instrumen yang diujicobakan dinyatakan valid.

Analisis reliabilitas instrumen

kemampuan berpikir kritis dilakukan

berdasarkan hasil perhitungan validitas butir instrumen yang dinyatakan valid. Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrumen adalah sebesar 0,79, ini

menunjukan bahwa instrumen

kemampuan berpikir kritis memiliki reliabilitas tinggi sehingga memenuhi syarat untuk tujuan penelitian.

Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik analisis kuantitatif dengan

menggunakan analisis deskriptif untuk

mendeskripsikan skor rata-rata dan

simpangan baku hasil belajar keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.

Multivariate Analysis Of Varians

(MANOVA) digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan pendekatan saintifik berbasis asesmen

portofolio, dibandingkan dengan

menggunakan pendekatan saintifik

konvensional terhadap hasil belajar

keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis siswa pada tema Cita-citaku. Data hasil keterampilan dan kemampuan dianalisis secara bertahap sesuai dengan variabel masing-masing untuk menjawab permasalahan penelitian.

Hasil belajar keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis pada tema

Cita-citaku dideskripsikan dengan

menggunakan analisis univariat.

Kualifikasinya dideskripsikan dengan

menggunakan lima jenjang kualifikasi, yaitu sangat baik, baik, cukup, tidak baik, sangat tidak baik.

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: (1) hasil belajar keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis siswa antara siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan

pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik konvensional pada tema Cita-citaku siswa kelas IV SD Gugus Pattimura; (2) hasil belajar keterampilan menulis antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik konvensional pada tema Cita-citaku siswa kelas IV SD Gugus Pattimura; (3) kemampuan berpikir kritis siswa antara

siswa yang mengikuti pembelajaran

dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan

pendekatan saintifik konvensional pada tema Cita-citaku siswa kelas IV SD Gugus Pattimura. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis multivariat satu jalur ( One-Way MANOVA). Uji prasyarat yang harus dipenuhi sebelum dilakukan analisis data utama untuk menguji hipotesis penelitian yang menggunakan analisis multivariat

(7)

satu jalur (One-Way MANOVA): yaitu uji normalitas sebaran data tiap kelompok, uji homogenitas varians, dan uji homogenitas matriks varian/kovarian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data hasil belajar keterampilan menulis dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran (post test). Tes kinerja

menulis menggunakan skala nilai

keterampilan menulis dengan skor

maksimal 100 dan skor minimal 34. Tes kemampuan berpikir kritis menggunakan skala lima. Rentangan skor kemampuan berpikir kritis siswa adalah berkisar dari 0 sampai 40.

Berdasarkan pengolahan data

dengan analisis deskriptif, diperoleh

rekapitulasi hasil perhitungan mengenai hasil belajar keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis siswa disajikan pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Rekapitulasi hasil perhitungan mengenai hasil belajar keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis siswa

Statistik Hasil Penelitian Pendekatan Saintifik Berbasis Asesmen Portofolio Pendekatan Saintifik Konvensional Keterampilan Menulis Kemampuan Berpikir Kritis Keterampilan Menulis Kemampuan Berpikir Kritis Jumlah data 35 35 30 30 Mean 81,2 32,8 76,97 28,6 Median 81 34 77 29,5 Modus 81 32 76 30 Standar Deviasi 3,31 3,732 2,16 2,95 Varians 10,95 13,93 4,65 8,72 Minimum 74 25 72 21 Maksimum 88 38 81 33 Jumlah 2843 1148 2309 859

Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa ada perbedaan hasil baik untuk

keterampilan menulis maupun

kemampuan berpikir kritis antara

kelompok siswa yang mengikuti

pembelajaran menggunakan pendekatan

saintifik berbasis asesmen portofolio

dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik konvensional.

Setelah mengetahui bagaimana hasil

belajar keterampilan menulis dan

kemampuan berpikir kritis siswa,

dilanjutkan dengan uji prasyarat analisis. Uji prasyarat analisis terdiri dari normalitas

sebaran data tiap kelompok, uji

homogenitas varians, dan uji homogenitas

matriks varian/kovarian. Pengujian

normalitas data digunakan uji Lilliefors. Bedasarkan hasil analisis diperoleh Lhitung

lebih kecil dari Ltabel maka data tersebut berdistribusi normal. Untuk pengujian homogenitas varian dalam penelitian ini menggunakan Levene’s Test of Equality of

Error Variance yang dilakukan dengan bantuan SPPS 16.0 for Windows. Hasil

perhitungan Levene menunjukkan bahwa

keterampilan menulis (Y1) memiliki angka signifikansi 0,203 dan kemampuan berpikir kritis (Y2) memiliki angka signifikansi 0,097. Bila ditetapkan taraf signifikan α= 0,05, maka baik keterampilan menulis (Y1) maupun kemampuan berpikir kritis (Y2) tidak signifikan karena angka signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti

keterampilan menulis (Y1) dan

kemampuan berpikir kritis (Y2) memiliki varian yang sama (homogen). Pengujian

homogenitas Matriks Varian/Kovarian

(8)

dengan bantuan SPPS 16.0 for Windows.

Hasil uji Box’s diketahui memiliki

signifikansi 0,077. Angka signifikansi tersebut lebih besar dari taraf signifikansi yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu α = 0,05, atau dengan kata lain harga Box’s M yang diperoleh tidak signifikan. Dengan demikian dinyatakan matriks varian/kovarian dari variabel dependen adalah sama.

Uji hipotesis menggunakan uji

MANOVA dengan SPSS 16.0 for Windows untuk menguji apakah terdapat perbedaan

beberapa variabel terikat dengan

beberapa kelompok yang berbeda. Uji hipotesis 1 dilakukan terhadap angka signifikansi dari nilai F statistik Pillae Trace, Wilks Lambda, Hotelling Trace, Roy’s Largest Root (Candiasa, 2010 : 39). Kriteria pengujian: jika harga Pillae Trace, Wilks Lambda, Hotelling Trace, Roy’s

Largest Root menghasilkan angka

signifikansi lebih kecil dari 0,05 berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Rekapitulasi uji hipotesis 1 disajikan pada tabel 2.

Tabel 2. Uji hipotesis 1

Effect Value F Hypothesis

df

Error df Sig.

Intercept Pillai's Trace .999 2.510E4a 2.000 62.000 .001

Wilks' Lambda .001 2.510E4a 2.000 62.000 .001

Hotelling's Trace 809.728 2.510E4a 2.000 62.000 .001

Roy's Largest Root 809.728 2.510E4a 2.000 62.000 .001

x Pillai's Trace .447 25.016a 2.000 62.000 .001

Wilks' Lambda .553 25.016a 2.000 62.000 .001

Hotelling's Trace .807 25.016a 2.000 62.000 .001

Roy's Largest Root .807 25.016a 2.000 62.000 .001

Hasil pada tabel 2 menunjukkan bahwa harga F untuk Pillae Trace, Wilks

Lambda, Hotelling Trace, dan Roy’s

Largest Root memiliki signifikansi p < 0,05. Artinya harga F untuk Pillae Trace, Wilks

Lambda, Hotelling Trace, dan Roy’s

Largest Root semuanya signifikan.

Dengan demikian hipotesis nul (Ho) yang berbunyi “Tidak terdapat perbedaan hasil

belajar keterampilan menulis dan

kemampuan berpikir kritis antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik konvensional pada tema Cita-citaku siswa kelas IV SD Gugus Pattimura “ditolak, sedangkan hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “terdapat perbedaan hasil

belajar keterampilan menulis dan

kemampuan berpikir kritis antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik konvensional pada tema Cita-citaku siswa kelas IV SD Gugus Pattimura” diterima.

Artinya, secara bersama-sama hasil

belajar keterampilan menulis dan

kemampuan berpikir kritis siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan

pendekatan saintifik berbasis asesmen

portofolio berbeda secara signifikan

dengan hasil belajar keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan

pendekatan saintifik konvensional. Hal ini sesuai dengan kajian teori dan fakta empiris hasil penelitian yang relevan.

Secara teoretis pendekatan saintifik

berbasis asesmen portofolio dengan

proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau

prinsip melalui tahapan-tahapan

mengamati, merumuskan masalah,

mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai

teknik, menganalisis data, menarik

kesimpulan dan mengomunikasikan

konsep, hukum atau prinsip yang

ditemukan dan diimbangi dengan

pengumpulan karya terpilih dari siswa berupa karya, kegiatan, atau data sebagai

(9)

bukti (evidence) yang menunjukkan perkembangan dan pencapaian siswa sehingga melalui pengumpulan tersebut siswa dapat terus mempelajari hasil karyanya berupa tulisan dan melalui hal tersebut siswa akan memulai untuk berpikir lebih kritis. Jadi perbedaan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini disebabkan oleh perbedaan asesmen yang digunakan. Asesmen portofolio yang diterapkan dapat memberikan kesempatan siswa untuk lebih mempelajari hasil karya tulisannya

sendiri dan membuat siswa berpikir tingkat tinggi yaitu secara kritis.

Hipotesis 2 dilakukan dengan

pengujian test of between-subject effects untuk mengetahui apakah perbedaaan hasil belajar keterampilan menulis siswa benar-benar dipengaruhi oleh perbedaaan

penerapan pendekatan dalam

pembelajaran. Kriteria pengujian: jika angka signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak dan Ha

diterima. Keputusan pada hipotesis

berdasarkan test of between-subject

effects yang disajikan pada tabel 3. Tabel 3. Uji hipotesis 2 dan 3

Source Dependent Variable Type III

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model Keterampilan Menulis 293.416a 1 293.416 36.450 .001 Kemampuan Berpikir Kritis 280.449b 1 280.449 24.317 .001

Intercept Keterampilan Menulis 404261.847 1 404261.847 5.022E4 .001

Kemampuan Berpikir Kritis 60965.495 1 60965.495 5.286E3 .001 x Keterampilan Menulis 293.416 1 293.416 36.450 .001 Kemampuan Berpikir Kritis 280.449 1 280.449 24.317 .001

Error Keterampilan Menulis 507.138 63 8.050

Kemampuan Berpikir Kritis

726.567 63 11.533

Total Keterampilan Menulis 409156.000 65

Kemampuan Berpikir Kritis 62977.000 65 Corrected Total Keterampilan Menulis 800.554 64 Kemampuan Berpikir Kritis 1007.015 64

Tabel 3 menunjukan bahwa hasil belajar keterampilan menulis memiliki

harga F = 36,450 dengan angka

signifikansi 0,001. Ternyata angka

signifikansi yang terdapat pada tabel test of between-subject effects p< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan hasil belajar keterampilan menulis yang terjadi disebabkan oleh perbedaan asesmen

yang diterapkan. Dengan demikian

hipotesis nul (Ho) yang berbunyi “tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar keterampilan menulis antara

siswa yang mengikuti pembelajaran

dengan pendekatan saintifik berbasis

asesmen portofolio dan siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan

pendekatan saintifik konvensional pada tema Cita-citaku siswa kelas IV SD Gugus Pattimura” ditolak sedangkan hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar keterampilan menulis antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik konvensional pada tema Cita-citaku siswa kelas IV SD Gugus Pattimura”, diterima. Hipotesis 3 dilakukan dengan pengujian

(10)

test of between-subject effects untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir kritis siswa benar-benar dipengaruhi oleh

perbedaaan penerapan pendekatan

pembelajaran. Kriteria pengujian: jika angka signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Secara teoretis pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio akan membuat siswa mempelajari karya tulis atau karangan yang telah dibuat dan terus

melakukan perbaikan dari hasil-hasil

sebelumnya. Secara empiris, perbedaan hasil belajar keterampilan menulis siswa yang menggunakan asesmen portofolio dan siswa yang mengikuti pembelajaran tidak menggunakan asesmen portofolio didukung oleh penelitian Artini (2014) yang

menyatakan terdapat perbedaan

kemampuan menulis dalam Bahasa

Inggris antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan asesmen portofolio dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan asesmen konvensional.

Keputusan hipotesis ketiga dapat dilihat dari harga F pada tabel 3 mengenai berpikir kritis, ternyata harga F = 24,317 dengan angka signifikansi 0,001 (p <

0,05). Hal ini menunjukkan bahwa

perbedaan kemampuan berpikir kritis yang

terjadi benar-benar disebabkan oleh

perbedaan asesmen yang diterapkan.

Dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan saintifik berbasis asesmen

portofolio dan pendekatan saintifik

konvensional. Dengan demikian hipotesis nul (Ho) yang berbunyi “tidak terdapat

perbedaan yang signifikan pada

kemampuan berpikir kritis siswa antara

siswa yang mengikuti pembelajaran

dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan

pendekatan saintifik konvensional pada tema Cita-citaku siswa kelas IV SD Gugus Pattimura”, ditolak sedangkan hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “terdapat

perbedaan yang signifikan pada

kemampuan berpikir kritis siswa antara

siswa yang mengikuti pembelajaran

dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan

pendekatan saintifik konvensional pada

tema Cita-citaku siswa kelas IV SD Gugus Pattimura”, diterima. Artinya kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan

saintifik berbasis asesmen portofolio

berbeda secara signifikan dengan

kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik konvensional. Hal ini

menunjukkan bahwa perbedaan

kemampuan berpikir kritis yang terjadi benar-benar disebabkan oleh perbedaan

asesmen yang diterapkan. Artinya

kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis asesmen

portofolio berbeda secara signifikan

dengan kemampuan berpikir kritis siswa

yang mengikuti pembelajaran

menggunakan pendekatan saintifik

konvensional. Secara teoretis kemampaun berpikir merupakan kegiatan penalaran yang reflektif, kritis, dan kreatif, yang

berorientasi pada suatu proses

intelektual yang melibatkan

pembentukan konsep (conceptualizing), aplikasi, analisis, menilai informasi yang

terkumpul (sintesis) atau dihasilkan

melalui pengamatan, pengalaman,

refleksi, komunikasi sebagai landasan kepada suatu keyakinan (kepercayaan) dan tindakan. Hal tersebut menunjukan melalui asesmen portofolio yaitu berupa infirmasi yang terkumpul pada hasil karya

siswa akan membuat siswa untu

meningkatkan kemampuan berpikir

kritisnya.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pengolahan data

dengan analisis deskriptif dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil baik

untuk keterampilan menulis maupun

kemampuan berpikir kritis antara

kelompok siswa yang mengikuti

pembelajaran menggunakan pendekatan

saintifik berbasis asesmen portofolio

dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan

saintifik konvensional. Selanjutnya,

berdasarkan hasil analisis data,

menunjukan bahwa ketiga hipotesis

alternatif diterima yaitu terdapat

(11)

belajar keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis siswa antara

siswa yang mengikuti pembelajaran

dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan

pendekatan saintifik konvensional siswa kelas IV Gugus Pattimura pada tema Cita-citaku; terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar keterampilan menulis antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan

pendekatan saintifik konvensional siswa kelas IV Gugus Pattimura pada tema Cita-citaku; dan terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan berpikir kritis siswa antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik konvensional siswa kelas IV Gugus Pattimura pada tema Cita-citaku.

Saran bagi siswa yaitu agar siswa lebih memanfaatkan kesempatan untuk berpikir ilmiah dan mencari informasi

sehingga siswa dapat melakukan

perbaikan sesuai dengan tuntutan

pembelajaran. Saran bagi guru dalam

proses pembelajaran yaitu agar

memanfaatkan portofolio siswa dengan

maksimal untuk meningkatkan

keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis dan juga pengetahuan siswa lainnya. Saran bagi sekolah khususnya

untuk proses pembalajaran agar

memanfaatkan penggunaan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio untu meningkatkan keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis siswa. Saran bagi peneliti lain yaitu agar dapat

digunakan sebagai acuan untuk

melakukan penelitian lebih mendalam tentang pendekatan saintifik dan berbagai faktor lain yang berpengaruh terhadap pencapaian kompetesi inti khususnya pada hasil belajar keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis.

DAFTAR PUSTAKA

Dantes. 2008. Hakikat Asesmen Otentik Sebagai Penilaian Proses Dan Produk Dalam Pembelajaran Yang

Berbasis Kompetensi. Makalah

disampaikan pada In House Training (IHT) SMA N 1 Kuta Utara 22 Mei 2008

Djaali. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta Bumi Aksara

Kemendikbud. 2013. Konsep Pendekatan

Scientific. Diklat Guru Dalam

Rangka Implementasi Kurikulum

2013

Kowiyah. 2012. Kemampuan Berpikir

Kritis. Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 – Desember 2012.

Marhaeni. 2004. Portofolio Sebagai

Pendekatan Asesmen Dalam

Pembelajaran. Jurnal Pendidikan

dan Pengajaran IKIP Negeri

Singaraja, No. 1 TH. XXXVII Januari 2004

---. 2006. Asesmen Portofolio dalam Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Bahan Pelatihan Bagi Guru-Guru

Kabupaten Badung dan Kota

Denpasar Pada Kegiatan

Pengabdian Masyarakat Program

Pascasarjana Universitas

Pendidikan Ganesha Singaraja,

Tanggal 19 Oktober 2006.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang

Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.

2013. Jakarta: Kementrian

Pendidikan Nasional RI

Peraturan Menteri Republik Indonesia Nomor 81a Tahun 2013 Tentang

Perubahan Kurikulum. 2013.

Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional RI

(12)

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian

Pengajaran Bahasa dan

Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung Alfabeta. Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar dan

Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003.

Jakarta: Kementrian Pendidikan

Gambar

Tabel 3. Uji hipotesis 2 dan 3

Referensi

Dokumen terkait

Model peningkatan kualitas SIA mengoptimalkan relasi informasi akademik yang terjadi antara sistem dengan proses-proses pendukungnya, yaitu kebijakan Jurusan atau Fakultas dalam

Hasil kumulatif terhadap 120 responden menunjukkan masih ada 10 % penderita yang belum patuh dalam menjalani pengobatan tuberkulosis, sehingga akan

digunakan gabungan kata ’saya haus’. Sedangkan untuk kalimat yang terdiri dari tiga kata dasar, tingkat akurasi yang dihasilkan menurun kecuali untuk kalimat dengan gerakan isyarat

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perlakuan konsentrasi dan waktu pemberian pupuk organik cair bioaktivator yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil

Berdasarkan hasil pengolahan data didapat hasil peramalan MSE terkecil pada masing-masing produk yaitu untuk produk pantofel terdapat nilai MSE terkecilnya 21495,23, metode

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga minyak dunia memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai tukar namun tidak berpengaruh pada IHSG, harga emas dunia tidak berpengar uh

Bahaya spesifik Seperti sebagian besar bahan organik dalam bentuk serbuk, toner dapat membentuk campuran debu dan udara yang mungkin meledak bila terdispersi secara halus di

Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Linggo Sari Baganti