• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indonesian Journal of Elementary and Childhood Education, Vol. 1 No. 2, 2020: 77-82

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Indonesian Journal of Elementary and Childhood Education, Vol. 1 No. 2, 2020: 77-82"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Indonesian Journal of Elementary and Childhood Education, Vol. 1 No. 2, 2020: 77 - 82

77 Penerapan Metode Bermain Peran Mikro untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara

Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Negeri Pembina Mataram Tahun Ajaran 2019/2020 Lisharti, Fahruddin, dan Nurhasanah

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Mataram *E-mail: lisharti97@gmail.com

Received: 11 Juni 2020; Accepted: 28 Juni 2020; Published: 30 Juni 2020

ABSTRACT

Speaking ability is a person's effort to communicate ideas, thoughts, or feelings, to misrepresent an information to others using articulation sounds or verbal words. The purpose of this study is the application of micro role-playing method to improve the ability to speak children aged 5-6 years in TK Negeri Pembina Mataram. This method of research is development research, with three stages of development that each study consists of planning, implementation, observation, and evaluation stages. The subject in this study was a child aged 5-6 years B3, numbering 15 children. Methods of collecting data are observation methods. Data analysis uses qualitative descriptive analysis. The application of micro role play method is done with several stages namely, 1). Preparation, the teacher determines the theme, prepares the play tool, introduces the playing tool, and organizes the venue's main activities. 2). Initial activity, the teacher explains the technique of play, makes the rules, and the child selects the role that has been specified. 3). Core activities, children play in groups, teachers supervise the child, remind the time of play will soon end and settle the hangout with the child. 4). The final activity, the child tells the playing experience, and the teacher gives the child a compliment. The results of the study of the implementation of micro-role play method showed that the average children's speech increased ability is on development I 53.78%, then in development II 71.89%, and development III 88.78%. In conclusion, that the application of micro-role play method can improve the ability to speak children aged 5-6 years in TK Negeri Pembina Mataram. Development of children's speaking skills can be increased using micro-role play methods that are carried out repeatedly by making improvements at each stage of development.

Keywords: Role Playing Micro, Speaking Skills

ABSTRAK

Kemampuan berbicara adalah daya upaya seseorang untuk mengkomunikasikan ide, pikiran, ataupun perasaanya, memberitaukan suatu informasi kepada orang lain dengan menggunakan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata secara lisan. Tujuan dalam penelitian ini yaitu penerapan metode bermain peran mikro yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Mataram. Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan, dengan tiga tahap pengembangan yang masing-masing penelitian terdiri dari tahap perencanaan,pelaksanaan, observasi, dan evaluasi. Subjek dalam penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun kelas B3 berjumlah 15 orang anak. Metode dalam pengumpulan data yaitu metode observasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Penerapan metode bermain peran mikro dilakukan dengan beberapa tahapan yakni, 1). Persiapan, guru menentukan tema, menyiapkan alat main, mengenalkan alat main, dan menata tempat kegiatan main. 2). Kegiatan Awal, guru menerangkan tehnik bermain, membuat aturan main, dan anak memilih peran yang telah di tentukan.3). Kegiatan Inti, anak bermain secara berkelompok, guru mengawasi anak, mengingatkan waktu main akan segera berakhir dan membereskan tempat main bersama anak. 4). Kegiatan akhir, anak menceritakan kembali pengalaman main, dan guru memberikan pujian kepada anak. Hasil penelitian penerapan metode bermain peran mikro menunjukan rata-rata kemampuan berbicara anak meningkat yaitu pada pengembangan I 53,78%, kemudian pada pengembangan II 71,89%, dan pengembangan III 88,78%. Kesimpulanya, bahwa penerapan metode bermain peran mikro dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Mataram.

(2)

78 PENDAHULUAN

PAUD merupakan pendidikan pertama dan utama dalam kehidupan anak. Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I, Pasal 1, butir (14), yang di maksud dengan pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pemberian rangsangan dapat dilakukan dengan proses pembelajaran yang menarik. Pembelajaran menarik dapat diwujudkan melalui pembelajaran yang mengacu kepada 6 aspek perkembangan anak sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat yaitu aspek pengembangan nilai agama dan moral, aspek pengembangan fisik motorik, aspek pengembangan kognitif, aspek pengembangan bahasa, aspek pengembangan sosial-emosional, dan aspek pengembangan seni (Permendikbud No. 137 tahun 2014:4).

Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai sarana komunikasi. Pembelajaran bahasa mencangkup empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Bromley (dalam Nurbiana, dkk 2011:1.19); menyebutkan empat macam bentuk bahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Bahasa merupakan suatu sistem tata bahasa yang relatif rumit dan bersifat semantik, sedangkan kemampuan berbicara adalah kemampuan anak untuk berkomunikasi mengucapkan kata-kata atau kalimat sederhana melalui alat ucap untuk menyatakan keinginan, mengungkapkan pendapat, serta bertanya dan menjawab pertanyaan.

Hasil observasi dan wawancara awalyang dilakukan di Tk Negeri Pembina Mataram, peneliti melihat kenyataan yang terjadi di lapangan proses pembelajaran hanya berpusat kepada guru tanpa memberikan kesempatan pada anak untuk menggali sendiri pengetahuan yang mereka miliki sehingga anak menjadi pasif atau kurang aktif dalam mengkomunikasikan ide-ide atau gagasanya.Selain itu metode yang digunakan oleh guru masih kurang bervariasi, pembelajaran yang disajikan tidak menarik perhatian dan minat anak, sehingga anak merasa bosan untuk mengikuti pembelajaran. Selain metode yang digunakan oleh guru masih kurang bervariasi, kegiatan bermain di sekolah kurang merangsang perkembangan bahasa anak, kegiatan yang dilakukan hanya mendengarkan cerita yang diberikan guru, mengerjakan majalah, dan mewarnai gambar yang sudah disediakan oleh guru, sehingga anak terlihat pasif dan tidak banyak berbicara. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan berbicara anak usia dini adalah melalui kegiatan bermain peran mikro.

Berdasarkan masalah yang ada di atas peneliti lebih memfokuskan pada kegiatan bermain peran mikro untuk mengembangkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 Tahun, dikarenakan kegiatan bermain peran mikro dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak. Dalam kegiatan bemain peran mikro anak menjadi sutradara/dalang dan benda-benda menjadi pemainnya, tema atau jalan cerita dapat bersifat umum atau imajinatif dan anak menggunakan simbol seperti kata-kata, gerakan, dan mainan untuk mewakili dunia yang sesungguhnya. Dengan demikian, dari uraian di atas peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul Penerapan Metode Bermain Peran Mikro Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun di TK Negeri Pembina Mataram Tahun Ajaran 2019/2020, dengan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penerapan metode bermain peran mikro dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Mataram tahun ajaran 2019/2020?. Diagnosis masalah dalam penelitian ini yaitu kemampuan berbicara anak di TK Negeri Pembina Mataram masih rendah. pemecahan masalah dalam penelitian ini yaitu dengan cara penerapan metode bermain peran mikro. Tujuan dalam penelitian ini adalah menerapkan metode bermain peran mikro untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Mataram tahun Ajaran 2019/2020.

(3)

79 Kemampuan berbicara adalah daya upayaseseorang untuk mengkomunikasikan ide, pikiran, ataupun perasaanya, memberitaukan suatu informasi kepada orang lain dengan penggunaan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata secara lisan.

Perkembangan berbicara merupakan suatu kemampuan berbahasa yang berkembang dan di pengaruhi oleh keterampilan menyimak dan membaca. Tipe perkembangan berbicara anak usia 5-6 tahun yaitu anak berinteraksi dengan temannya ataupun lingkungannya. Dari interaksi tersebut anak dapat saling menyampaikan informasi,menyuruh, meminta, bertanya ataupun menjawab pertanyaan.

Tahap perkembangan berbicara anak usia 5-6 tahun berada pada tahap perkembangan berbicara egosentris, yakni anak sudah dapat mengungkapkan pendapat ataupun perasaanya kepada orang lain walaupun belum sepenuhnya berasal dari pola pikirnya sendiri.

Nurbiana (2011. 3.9) menyebutkan anak usia 4-6 tahun mempunyai karakteristik berbicara yaitu :1) Kemampuan anak untuk dapat berbicara dengan baik, 2). Melaksanakan 2-3 perintah lisan secara berurutan dengan benar, 2-3). Mendengarkan kembali cerita sederhana dengan urutan yang mudah dipahami. 4). Menyebutkan nama, jenis kelamin dan umurnya, 5). Menggunakan kata sambung seperti bagaimana, apa, mengapa,kapan, 6). Membandingkan dua hal, 7). Memahami konsep timbal balik, 8). Menyusun kalimat, 9). Mengucapkan lebih dari 3 kalimat, 10). Mengenal tulisan sederhana

Metode bermain peran mikro merupakan kegiatan anak dalam memegang atau menggerak- gerakan benda-benda berukuran kecil untuk memperagakan suatu tokoh atau adegan. seorang guru harus mengetahui langkah-langkah dalam kegiatan bermain peran mikro agar kegiatan yang dilaksanakan dapat memberikan manfaat bagi anak dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran. Depdikbud (1998: 37) adapun pelaksanaan bermain peran dalam pengembangan bahasa di taman kanak-kanak (dalam Nurbiana 2011: 7.33 ) bertujuan : Melatih daya tangkap, Melatih anak berbicara lancar, Melatih daya konsentrasi, Melatih membuat kesimpulan, Membantu pengembangan intelegensi, Membantu perkembangan fantasi, Menciptakan suasana yang menyenangkan. Sedangkan ciri-ciri metode bermain peran yaitu 1). Metode bermain peran merupakan suatu yang menyenagkan dan memiliki nilai yang positif bagi anak. 2). Metode bermain peran di dasari motivasi yang muncul dari dalam. Jadi anak melakukan kegiatan itu atas keinginanya sendiri. 3). Metode bermain peran sifatnya spontan dan sukarela, bukan merupakan kewajiban. Anak merasa bebas memilih apa saja yang ingin dijadikan alternatif bagi kegiatan bermainya. 4). Metode bermain peran senantiasa melibatkan peran aktif dari anak, baik secara fisik maupun mental. 5). Metode bermain peran memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan bermain, seperti kemampuan kreatif, memecahkan masalah, kemampuan berbahasa, kemampuan memperoleh teman sebanyak mungkin dan sebagainya.

Kelebihan metode bermain peran yaitu, dapat memperkaya pengetahuan, sikap, keterampilan dan imajinasi anak yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi yang melibatkan anak secara aktif dalam pembelajaran, sangat menarik minat dan antusiasme anak. Sedangkan kelemahan metode bermain peran mikroadalah apabila pengelolaan kurang efektif dan kurang baik sehingga fungsi simulasi menjadi alat hiburan membuat tujuan pembelajaran terabaikan, dalam hal ini perlu dibangun imajinasi yang sama antara guru.

METODE

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian pengembangan. Penelitain dan pengembangan atau dalam bahasa Ingrisnya Risearch and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.(dalam Sugiyono 2017 : 407).

Penelitian pengembangan adalah penelitian yang bertujuan untuk mencari jawaban terhadap suatu persoalan dengan melakukan kegiatan pengembangan. Dalam penelitian ini

(4)

80 produk yang dihasilkan dan diuji kefektifanya berupa langkah-langkah bermain peran mikro untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun.

Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 tahapan yaitu tahap pengembangan I, II, dan tahap pengembangan III. Berikut rancangan tahapan atau siklus pengembangkan metode bermain peran mikro untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Mataram Tahun ajaran 2019/2020.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu: Observasi dan dokumentasi. Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan, Sutrisno Hadi. (dalam Sugiyono 2017: 145) Sedangkan dokumentasi Dalam penelitian ini digunakan 2 (dua) tehnik yaitu tehnik dokumentasi tercatat (berupa catatan-catatan harian) dan tehnik dokumentasi visual berupa potret (foto). Hal ini dilakukan agar mempermudah peneliti untuk meningkatkan proses pembelajaran yang sudah berlangsung sehingga peneliti dapat memberikan kesimpulan dari proses pembelajaran anak.

Instrumen dalam penelitian ini adalah alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Mataram, Jln. Pemuda No. 61 Dasan Agung Baru, Selaparang, Kota Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020. Adapun instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah : 1). Pedoman observasi yang berisikan tentang pembelajaran tahap perkembangan kemampuan berbicara melalui metode bermain peran mikro terkait dalam aspek bahasa anak usia 5-6 tahun. Lembar observasi berisikan tentang indikator yang dideskripsikan menjadi beberapa deskriptor dan telah disesuaikan dengan tingkat capaian perkembangan anak usia 5-6 tahun. 2). Pedoman dokumentasi berisikan tentang rekaman hasil pelaksanaan tindakan berupa foto proses pembelajaran dalam mengembangkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun.

Analis data dalam penelitian ini mengemukakan tehnik analisis kualitatif deskriptif. Analisis data mengemukakan analisis data kualitatif seperti hasil observasi dan dokumentasi. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa, proses pembelajaran berlangsung, pandangan atau sikap siswa , antusiasme, motivasi belajar dan seterusnya.

Hasil penelitian tentang penerapan kegiatan bermain peran mikro pada anak usia 5-6 tahun yang diperoleh dari aktivitas anak, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

𝑃 = 𝑛

𝑁× 100%

Keterangan : P = presentase

n = jumlah anak yang berkembang N = jumlah anak keseluruhan

100% = Bilangan bulat untuk menentukan presentase

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini apabila ada peningkatan kemampuan berbicara anak dalam bermain peran mikro, indikator yang dicapai dalam penelitian ini 85%

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilaukukan dengan 3 kali tahap pengembangan 6 kali perlakuan, dengan tahapan pelaksanaan metode bermain peran mikro dilakukan sebagai berikut :

Persiapan

1. Menentukan Tema Dalam Bermain Peran Mikro 2. Menyiapkan alat main

3. Memastikan alat main dan tempat main dalam keadaan aman 4. Menata tempat pelaksanaan kegiatan main

(5)

81 Kegiatan Awal

1. Guru menerangkan tehnik bermain dengan cara sederhana 2. Guru bersama anak membuat aturan main

3. Anak memilih sendiri peran yang disukainya Kegiatan Inti

1. Anak bermain secara berkelompok sesuai peran yang dipilihnya. 2. Guru mengawasi anak selam bermain peran mikro

3. Bermain peran mikro berakhir sesuai waktu yang disepakati.

4. Anak membereskan tempat main dan mengembalikannya pada tempatnya. Kegiatan Akhir

1. Anak menceritakan kembali pengalaman selama bermain peran mikro 2. Guru memberikan pujian kepada anak karena telah mengikuti permainan.

Data berupa rekapitulasi capaian perkembangan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Mataram tahun ajaran 2019/2020. Data tersebut didapatkan dengan menganilis instrument penelitian perkembangan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun.

Gambar 1. Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak

Dari tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa perkembangan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun melalui metode bermain peran mikro dengan media Bongkar Pasang yang dilakukan pada tiga tahap pengembangan yaitu tahap pengembangan I, II dan III mengalami peningkatan disetiap tahap pengembangannya. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan tindakan yang dilakukab peneliti, dapat diketahui bahwa kegiatan bermain peran mikro menggunakan media Bongkar Pasang dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Mataram, hal ini dapat dilihat dari peningkatan kemampuan berbicara anak mengalami peningkatan dari tahap pengembangan I mencapai persentase 53,78%, kemudian pada tahap pengembangan II mencapai 71,89%, hingga ke tahap pengembangan III meningkat sebesar 88,78%.

SIMPULAN

Peningkatan perkembangan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun dapat dilihat dari setiap tahapan pengembangan yang mengalami peningkatan dengan skor peningkatan kemampuan berbicara hingga mencapai Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kegiatan pengembangan I terlihat adanya peningkatan kemampuan berbicara mencapai persentase 18,112% dari tahap pengembangan I sebesar 53,78% menjadi 71,89% pada tahap pengembangan II. Kemudian dari tahap pengembangan II 71,89% ke tahap pengembangan III 88,78% meningkat mencapai 16,88%. Sedangkan dari tahap pengembangan I sampai tahap pengembangan III meningkat mencapai 35% dan telah mencapai kriteria berkembang sangat baik. Persentase peningkatan kemampuan berbicara pada anak usia 5-6 tahun telah melampaui indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 85%. Dengan demikian dapat dikatakan kegiatan bermain peran mikro menggunakan media bongkar pasang dapat meningkatkan perkembangan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Mataram.

Metode bermain peran mikro dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Mataram

53.78% 71.89% 88.78% 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 1 2 3 Rata-rata

(6)

82 DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Aida, Nurul. dkk. 2015. Penerapan Metode untuk Meningkatkan Kemampuan

BersosialisasiPada Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.Vol.5, nomor 01, hal 91.

Ahmad Susanto, 2012. Perkembangan Anak Usia Dini. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Damayanti, Danie dkk. 2018. Pengaruh Bermain Peran Mikro Terhadap Kecerdasan Interpersonal. Universitas Pahlawan. Vol.2 No.1 Hal. 36 (Diakses 15/01/2019 00.34 ) Dhieni, Nurbiana dkk. 2011. Metode Perkembangan Bahasa. Jakarta; Universitas

Terbuka.

Febrilianti. 2015. Hubungan Metode Bermain Peran Mikro Dengan Perkembangan Sosial Emosional Anak. Jurnal Hal. 3 (Diakses 07/04 2019. 08.30 wib)

Gunarti,Winda,dkk. 2014. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini.Jakarta: Universitas Terbuka

Hudaeriah, Nihpatun. 2011. Penerapan Metode Role Playing (Bermain Peran) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak pada Kelas B di TK Baiturrahman Rambiga Tahun Ajaran 2010-2011.Skripsi Universitas Mataram.

John W. Santrock. 2007. Perkembangan Anak. Jilid 1 Edisi kesebelas. Jakarta : PT. Erlangga. Latif, Mukhtar, dkk. 2013. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori Dan Aplikasi.

Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Lianti, Febri. 2015. Hubungan Bermain Peran Mikro Dengan Perkembangan Sosial Emosional Anak. jurnal Pendidikan Anak. (Diakses pada 13 Januari 2019).

Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.2014.no 137. Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.

Gambar

Gambar 1. Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak

Referensi

Dokumen terkait

Persiapkan diri untuk besok >:D.. tingkat provinsi OSN 2012 bidang Komputer • Peserta Olimpiade Sains Nasional 2013 bidang Komputer.. Let’s collaborate!.. • I’ll be more than

bahwa dengan memperhatikan ketentuan Pasal 160 ayat (2) dan ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

Bab keempat berisi penyuluhan gangguan psikologis manusia modern menurut Achmad Mubarok yang meliputi: konsep Achmad Mubarok tentang penyuluhan terhadap gangguan

Sehingga sistem 2018 beban dasar masih dalam batas stabil saat terjadi gangguan 1 fasa dengan diikuti lepasnya saluran tunggal pada saluran ganda yang menghubungkan 2 bus

Dalam penelitian lain Ester Manik dan Kamal Bustomi dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi Dan Motivasi Kerja

Peningkatan kapasitas proses esterifikasi mempengaruhi rendemen, bilangan asam, kadar asam lemak bebas (ALB), kadar air, viskositas kinematik, indeks bias dan

Terlihat bahwa koran ini memilih Anis sebagai narasumber secara sinis menanggapi pemerintah sebagai berikut:”Dalam soal hukuman mati ter- hadap pembantu rumah tangga migran dan

Formulasi gel, krim, dan gel krim dari ekstrak biji kopi ini dilakukan untuk melihat pengaruh bentuk sediaan terhadap efektivitas sediaan melalui uji penetrasi kafein