• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOBILITAS PENDUDUK DAN FAKTOR -FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA MOBILITAS DI DESA LEBO KECAMATAN GRINGSING KABUPATEN BATANG SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MOBILITAS PENDUDUK DAN FAKTOR -FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA MOBILITAS DI DESA LEBO KECAMATAN GRINGSING KABUPATEN BATANG SKRIPSI"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

i

MOBILITAS PENDUDUK DAN FAKTOR -FAKTOR

PENYEBAB TERJADINYA MOBILITAS DI DESA LEBO

KECAMATAN GRINGSING KABUPATEN BATANG

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Budi Imam Santoso NIM. 3201413091

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

(2)
(3)
(4)
(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO:

 Berusaha dan berdoa merupakan satu kesatuan yang tidak mungkin dipisahkan untuk dapat meraih kesuksesan

 Jangan pernah melupakan bantuan orang lain walaupun itu sekecil butiran pasir

 Letakkan tujuan hidupmu tepat di depan kedua kelopak matamu maka di situ akan terlihat kesuksesanmu di masa depan

PERSEMBAHAN:

Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan skripsi ini kepada, 1. Almamaterku Universitas Negeri Semarang

2. Kedua orang tuaku Almarhumah Ibu Fitrotin dan Bapak Akhmad Nurkholis dan Adikku tersayang Rozak, Dina, Sevina yang memberikan semangat dan dukungan penuh kasih sayang

3. Budhe watin, mbak titik, mbak tiwin serta semua keluarga besar Almarhum Bani H.Asikin yang selalu memberikan bimbingan, semangat dan doanya 4. Sahabat-sahabat seperjuanganku (Alfin Nuramalia Yuniandita, dinanti,

hanum, tunggul, toni, kukuh, fendi) yang selalu memberikan dukungan dan bantuannya

5. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Geografi 2013 6. Keluarga besar KOS ONK Legend.

(6)

vi SARI

Santoso, Budi Imam. 2019. Mobilitas Penduduk dan Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Mobilitas di Desa Lebo Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang.

Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Skripsi. Pembimbing Dr. Puji Hardati, M.Si dan Dr. Erni Suharini, M.Si. 166 Halaman. Kata Kunci: Mobilitas Penduduk, Faktor Terjadinya Mobilitas.

Penduduk Desa Lebo banyak melakukan kegiatan di luar desa. Hal itu disebabkan karena sarana dan prasarana yang kurang lengkap, kurangnya lapangan pekerjaan di Desa Lebo salah satu faktor pendorong terjadinya mobilitas ke daerah lain. Tujuan penelitian: 1) Mengetahui Mobilitas Penduduk di Desa Lebo 2)Mengetahui Faktor-faktor yang menyebabkan Penduduk Desa Lebo melakukan mobilitas.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Variabel Penelitian: 1).Mobilitas penduduk di Desa Lebo 2).Faktor Pendorong dan penarik yang menyebabkan Penduduk Desa Lebo melakukan mobilitas. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Propotionate Area Random Sampling. Populasi penelitian adalah Semua KK di Desa Lebo yang berjumlah 1209 KK. Pengambilan sampel menggunakan 10% dari populasi dan dihasilkan 120 KK serta anggota keluarganya. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu angket, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif presentase (DP).

Hasil penelitian: Penduduk yang melakukan mobilitas permanen sebanyak 6 jiwa dan mobilitas non permanen sebanyak 269 atau 74% dari semua anggota keluarga. Alasan Penduduk melakukan mobilitas non permanen mayoritas untuk memenuhi kebutuhan ekonomi seperti bekerja yaitu 148 orang. Alat transportasi yang paling banyak digunakan untuk melakukan mobilitas ke daerah lain yaitu sepeda motor sebanyak 138 orang atau 45%. Sebagian besar penduduk menggunakan angkutan umum delman dan angkot. Tempat tujuan mobilitas paling banyak adalah Pasar Induk Weleri dengan alasan untuk berbelanja. Faktor pendorong terjadinya mobilitas penduduk berasal dari daerah asal seperti kurangnya sarana prasarana, kurangnya lapangan pekerjaan, upah pekerjaan yang rendah. Hasilnya sebanyak 73 penduduk (60%) berada pada kriteria tinggi, jadi faktor pendorong dari daerah asal yang tinggi menyebabkan penduduk melakukan mobilitas ke daerah lain. Faktor penarik terjadinya mobilitas dari daerah lain sangat tinggi yaitu 116 penduduk (97%). Faktor penarik berasal daerah lain yang memiliki fasilitas lebih lengkap, upah yang lebih tinggi, lapangan pekerjaan yang banyak, menyediakan tempat hiburan dan wisata. Secara otomatis menjadi daya tarik Penduduk Desa Lebo melakukan mobilitas ke daerah lain.

(7)

vii PRAKATA

Segala puji bagi Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, karunia serta hidayah-Nya. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Rosulullah Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan bagi umatnya.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari peran pihak-pihak yang telah banyak membantu, sehingga skripsi dengan judul “Mobilitas Penduduk dan Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Mobilitas di Desa Lebo Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang” dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada,

1. Prof. Dr Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan fasilitas serta kemudahan kepada penulis selama melaksanakan perkuliahan.

2. Dr. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial atas izin dan dukungan yang telah diberikan sebagai penunjang kelancaran pelaksanaan penelitian ini.

3. Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si., Ketua Jurusan Geografi yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi ini.

4. Dr, Puji Hardati, M.Si., selaku dosen pembimbing pertama yang telah memberikan masukan, arahan, dan bimbingan sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.

(8)

viii

5. Dr. Erni Suharini, M,Si., dosen pembimbing kedua yang telah dengan tulus dan ikhlas memberikan bimbingan, arahan, masukan, serta motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

6. Dr. Rahma Hayati S.Si., M.Si., selaku dosen penguji yang senantiasa memberikan masukan dan bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini. 7. Muh. Sholeh, S.Pd., M.Pd., selaku dosen wali yang senantiasa memberikan

masukan dan bimbingan dan masukan selama kegiatan perkuliahan.

8. Segenap Dosen Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan bekal ilmu dan pengalaman kepada penulis selama perkuliahan.

9. Bapak Sunardi, Selaku Kepala Desa Lebo yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakasanakan penelitian.

10. Masyarakat Desa Lebo atas bantuan dan partisipasinya dalam memberikan data selama proses penelitian.

11. Kedua orang tuaku (Bapak Ahmad Nurkholis dan Almarhumah Ibu Fitrotin) yang senantiasa telah mendoakan, membimbing, memberikan motivasi dan kontribusi yang sangat besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

12. Segenap keluarga yang selalu memberikan doa, dukungan, motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

13. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Geografi 2013 yang telah memberikan motivasi, dukungan, serta pengalaman hidup yang sangat berharga.

(9)
(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

SARI ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 5 D. Manfaat Penelitian ... 6 E. Batasan Istilah ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Deskripsi Teoritis ... 8

1. Pengertian dan Jenis Mobilitas Penduduk ... 8

2. Analisis Sumber Data Mobilitas Penduduk ... 11

3. Transportasi yang digunakan untuk Melakukan Mobilitas ... 13

4. Faktor Pendorong Terjadinya Mobilitas Penduduk ... 15

5. Faktor Penarik Terjadinya Mobilitas Penduduk ... 18

6. Perilaku Mobilitas Penduduk... ... 18

7. Kajian Geografi ... 19

B. Kajian Hasil Penelitian Relevan ... 21

C. Kerangka Berpikir ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 34

B. Populasi Penelitian ... 34

C. Sampel dan Teknik Sampling ... 35

D. Variabel Penelitian ... 36

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data... ... 38

F. Instrumen Penelitian ... 39

(11)

xi

H. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Hasil Penelitian ... 53

1. Gambaran Umum Desa Lebo ... 53

2. Karakteristik Responden ... 67

3. Mobilitas Permanen ... 73

4. Mobilitas Non Permanen ... 74

5. Kondisi Transportasi yang digunakan ... 85

6. Ketertiban dalam Pencatatan kependudukan ... 90

7. Faktor Pendorong Terjadinya Mobilitas penduduk ... 92

8. Faktor Penarik Terjadinya Mobilitas penduduk ... 93

B. Pembahasan ... 94

1. Mengetahui Mobilitas Penduduk di Desa Lebo ... 94

2. Mengetahui Faktor-faktor yang menyebabkan Penduduk Desa Lebo melakukan mobilitas ... 100

BAB V PENUTUP ... 103

A. Kesimpulan ... 103

B. Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 105 LAMPIRAN

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Batasan Ruang dan Waktu Penelitian Mobilitas Penduduk ... 11

Tabel 2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 22

Tabel 3.1 Populasi Jumlah Penduduk Desa Lebo Menurut KK dan Rata-rata Jiwa Per KK ... 34

Tabel 3.2 Penyebaran Sampel Penelitian ... 35

Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Reliabilitas ... 44

Tabel 3.4 Kriteria Ketertiban Penduduk dalam pencatatan Kependudukan .. 47

Tabel 3.5 Ketertiban Penduduk dalam pencatatan Kependudukan di Desa Lebo Kecamatan Gringsing ... 48

Tabel 3.6 Kriteria Faktor Pendorong Terjadinya Mobilitas ... 49

Tabel 3.7 Distribusi Frekuensi Faktor Pendorong Terjadinya Mobilitas ... 50

Tabel 3.8 Kriteria Faktor Penarik Terjadinya Mobilitas ... 51

Tabel 3.9 Distribusi Frekuensi Faktor Penarik Terjadinya Mobilitas ... 52

Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Jenis Tanah Desa Lebo ... 54

Tabel 4.2 Luas Sawah Menurut Jenis Pengairan Desa Lebo ... 55

Tabel 4.3 Luas Tanah Kering Menurut Penggunaannya Desa Lebo... 56

Tabel 4.4 Luas Tanah Bengkok Pamong Desa Lebo ... 57

Tabel 4.5 Sarana dan Prasarana Desa Lebo ... 57

Tabel 4.6 Jenis Pekerjaan Penduduk Desa Lebo ... 58

Tabel 4.7 Lembaga Kemasyarakatan Desa Lebo ... 60

Tabel 4.8 Jumlah Penduduk Desa Lebo Menurut Kelompok Umur ... 64

Tabel 4.9 Populasi Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Desa Lebo... 66

Tabel 4.10 Jumlah Responden Anggota KK di desa Lebo ... 67

Tabel 4.11 Tingkat Pendidikan Responden di Desa Lebo ... 68

Tabel 4.12 Rata-rata Lama Sekolah Responden ... 69

Tabel 4.13 Tingkat Usia Responden di Desa Lebo ... 70

Tabel 4.14 Jenis Pekerjaan Responden di Desa Lebo ... 71

Tabel 4.15 Pendapatan per Bulan Responden di Desa Lebo ... 72

Tabel 4.16 Jumlah Mobilitas Permanen ... 73

Tabel 4.17 Mobilitas Non Permanen ... 74

Tabel 4.18 Alasan Penduduk Melakukan Mobilitas Non Permanen ... 76

Tabel 4.19 Tujuan mobilitas non permanen (keluar) Penduduk Desa Lebo .... 77

Tabel 4.20 Mobilitas Penduduk (Masuk) ke Desa Lebo Per Jiwa ... 81

Tabel 4.21 Jarak ke Tempat Tujuan Mobilitas Non Permanen ... 84

Tabel 4.22 Alat Transportasi yang Digunakan di Desa Lebo ... 85

Tabel 4.23 Status Kepemilikan Kendaraan ... 87

Tabel 4.24Jenis Angkutan Umum yang di gunakan Penduduk Desa Lebo .... 88

Tabel 4.25 Kepemilikan dan Jenis SIM ... 89

(13)

xiii

Tabel 4.27 Tingkat Ketertiban dalam pencatatan kependudukan ... 91 Tabel 4.28 Jumlah Jawaban Responden Ketertiban Pencatatan

Kependudukan... 91 Tabel 4.29 Faktor Pendorong Terjadinya Mobilitas di Desa Lebo ... 93 Tabel 4.30 Faktor Penarik Terjadinya Mobilitas di Desa Lebo ... 93

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema Bentuk-bentuk Mobilitas Penduduk ... 9

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ... 33

Gambar 4.1 Lahan Sawah di Desa Lebo ... 55

Gambar 4.2 Kegiatan Panen Padi di Desa Lebo ... 59

Gambar 4.3 Peta Lokasi Penelitian Desa Lebo ... 62

Gambar 4.4 Peta Sarana Infrasrtuktur Desa Lebo ... 63

Gambar 4.5 Perbandingan Mobilitas Non Permanen Ulang Alik dan Nginap di Desa Lebo ... 75

Gambar 4.4 Alasan Penduduk Desa Lebo Melakukan Mobilitas Non Permanen ... 77

Gambar 4.7 Tempat Tujuan Penduduk Desa Lebo dalam Melakukan Mobilitas Non Permanen (Jiwa)... 79

Gambar 4.8 Peta Mobilitas Penduduk Non Permanen (Keluar) Desa Lebo .. 80

Gambar 4.9 Mobilitas Penduduk (Masuk) ke Desa Lebo Per Jiwa Tahun 2018 ... 82

Gambar 4.10 Peta Mobilitas Penduduk (Masuk) ke Desa Lebo ... 83

Gambar 4.11 Jarak ke Tempat Tujuan Mobilitas Non Permanen Penduduk Desa Lebo (Jiwa)... 85

Gambar 4.12 Alat Transportasi yang digunakan untuk melakukan mobilitas non permanen Penduduk Desa Lebo ... 86

Gambar 4.13 Jenis Angkutan Umum yang dipakai Penduduk Melakukan Mobilitas di Desa Lebo (Jiwa) ... 88

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 110

Lampiran 2 Tabel Hubungan Antar Variabel ... 121

Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Mobilitas Penduduk dan Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Mobilitas di Desa Lebo Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang ... 122

Lampiran 4 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 124

Lampiran 5 Dokumentasi Pengambilan Data Responden di Desa Lebo ... 130

Lampiran 6 Dokumentasi Kondisi Rumah Responden di Desa Lebo ... 130

Lampiran 7 Dokumentasi Kondisi Jalan di Desa Lebo ... 131

Lampiran 8 Surat bukti Penelitian dari Pemerintah Desa Lebo ... 132

Lampiran 9 Karakteristik Responden ... 133

Lampiran 10 Mobilitas Penduduk Permanen Desa Lebo ... 139

Lampiran 11 Mobilitas Penduduk Non Permanen Desa Lebo ... 145

Lampiran 12 Kondisi Transportasi di Desa Lebo ... 150

Lampiran 13 Ketertiban dalam Pencatatan Kependudukan di Desa Lebo ... 155

Lampiran 14 Faktor Pendorong Terjadinya Mobilitas Penduduk di Desa Lebo 158 Lampiran 15 Faktor Penarik Terjadinya Mobilitas Penduduk di Desa Lebo .. 161

(16)

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Fenomena seseorang yang melakukan gerakan perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain sudah tidak asing lagi di sekitar kita. Perpindahan tersebut terjadi umumnya dilakukan dari suatu daerah yang dianggap kurang berpotensi ke daerah yang dianggap lebih berpotensi. Hal tersebut bisa diakibatkan karena perbedaan keadaan pada permukaan bumi di setiap wilayah yang mengakibatkan adanya perbedaan daya dukung lingkungan terhadap kebutuhan makhluk hidup di dalamnya. Perbedaan daya dukung lingkungan tersebut berdampak pada perbedaan kemampuan suatu daerah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya pada wilayah tersebut. Penduduk yang tinggal pada daerah yang daya dukung lingkungannya rendah akan berupaya untuk memenuhi kebutuhannya dengan bekerja di daerah lain maupun pindah secara permanen (Puspitosari, 2014 : 12).

Beberapa teori yang mengatakan mengapa seseorang mengambil keputusan untuk melakukan mobilitas, di antaranya adalah teori kebutuhan dan stres. Setiap individu mempunyai kebutuhan yang perlu dipenuhi. Kebutuhan tersebut dapat berupa kebutuhan ekonomi, sosial, politik, dan psikologi. Apabila kebutuhan itu tidak dapat terpenuhi terjadilah stres. Tinggi rendahnya stres yang dialami individu berbanding terbalik dengan proporsi pemenuhan kebutuhan. Ada dua akibat stres, kalau stres seseorang tidak terlalu besar

(17)

2

(masih dalam batas toleransi), seseorang tersebut tidak akan pindah. Dia tetap tinggal di daerah asal dan menyesuaikan kebutuhannya dengan keadaan lingkungan yang ada. Apabila stres yang dialami seseorang di luar batas toleransinya, orang tersebut mulai memikirkan untuk pindah ke daerah lain di tempat kebutuhannya dapat terpenuhi atau dengan ungkapan lain, seseorang akan pindah dari daerah yang mempunyai nilai kefaedahan wilayah (place utility) lebih rendah ke daerah yang mempunyai kefaedahan wilayah lebih tinggi dimana kebutuhannya dapat terpenuhi (Mantra, 2013 : 179).

Mobilitas penduduk telah berlangsung sejak terciptanya manusia pertama kali. Pada dasarnya manusia melakukan mobilitas dengan suatu tujuan yaitu untuk meningkatkan kualitas hidupnya mulai dengan pemenuhan kebutuhan pangan sekunder lainnya, dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa seseorang akan melakukan mobilitas dengan tujuan untuk memperoleh pekerjaan akan pendapatan. Dengan demikian daerah tujuan mobilitas penduduk merupakan daerah dimana terdapat peluang yang lebih besar untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik, atau peningkatan pendapatan, misalnya (Wahyuni, 2014:9) di daerah sempaja selatan Kecamatan Samarinda Utara. Pertumbuhan penduduk di kelurahan sempaja selatan berkembang pesat , terlihat dari pemukiman Penduduk yang sangat padat, Mobilitas Penduduk yang sangat tinggi sehingga memicu pertumbuhan penduduk di daerah itu.

Mobilitas penduduk merupakan salah satu strategi yang sangat penting bagi rumah tangga pedesaan untuk mendapatkan dan menaikkan penghasilan mereka. Apabila seseorang menuju ke daerah lain dan sejak semula sudah

(18)

3

bermaksud tidak menetap di daerah tujuan, orang tersebut digolongkan sebagai pelaku mobilitas non permanen walaupun bertempat tinggal di daerah tujuan dalam jangka waktu lama. Banyak para migran tidak dapat memberikan ketegasan apakah mereka ada niatan menetap di daerah tujuan atau tidak pada saat melakukan mobilitas yang pertama kali. Sering niatan tersebut berubah setelah pelaku mobilitas tinggal di daerah tujuan niatan tersebut dalam jangka waktu relatif lama. Mobilitas permanen disebut juga migrasi, yaitu: perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dengan maksud untuk menetap di daerah tujuan. Dipandang dari kepadatan arus lalulintas, mobilisasi penduduk permanen menguntungkan (Wahyuni, 2014:1).

Mobilitas penduduk terjadi karena berbagai faktor pendorong dan faktor penarik. Faktor pendorong menyebabkan seseorang berfikir untuk pergi dari daerah asalnya, sedangkan faktor penarik menyebabkan seseorang memiliki keinginan pergi atau pindah ke daerah tujuan dan meninggalkan daerah asal. Jika daya dukung suatu daerah dikatakan kurang dalam memenuhi kebutuhan penduduknya, maka penduduk daerah tersebut mau tidak mau harus melakukan perpindahan atau mobilitas ke daerah lain yang dianggap mempunyai daya dukung lebih untuk memenuhi kebutuhannya (Puspitosari, 2014 : 12).

Desa Lebo berada di Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang yang memiliki luas wilayah 270,84 hektar atau 3,72 % dari luas wilayah Kecamatan Gringsing yaitu 7.276, 64 hektar (Kecamatan Gringsing Dalam Angka, 2016:4). Desa Lebo terdiri dari 9 Dukuh yaitu : Dukuh Lebo Wetan, Dukuh Lebo Tengah, Dukuh Lebo Kulon, Dukuh Lebo Rowosari, Dukuh Lebo

(19)

4

Santren, Dukuh Lebo Gesing, Dukuh Lebo Gandil, Dukuh Karanganyar, dan Dukuh Rejosari. Pada tahun 2015 Jumlah penduduk yang datang di Kecamatan Gringsing sebanyak 405 jiwa yang terdiri 198 Laki-laki dan 207 perempuan. Sedangkan untuk penduduk yang pergi sebanyak 441 jiwa yang terdiri 214 laki-laki dan 227 perempuan (BPS Kecamatan Gringsing Dalam Angka, 2016:35).

Kebutuhan penduduk belum terpenuhi semua di Desa Lebo, Seperti Sarana dan prasarana di Desa Lebo masih kurang lengkap di bandingkan di daerah lain yang lebih lengkap. Sarana dan Prasarana pendidikan seperti Perguruan Tinggi yang belum ada yang membuat banyak penduduk setelah lulus SMA menempuh kuliah di Kota-kota besar yaang ada di Jawa Tengah seperti Kota Semarang. Selain itu di Desa Lebo belum ada Pasar Induk besar yang mampu menyediakan kebutuhan sehari-hari secara lengkap, maka banyak penduduk Desa Lebo melakukan pergerakan ke Pasar Induk daerah lain. Mayoritas penduduk ke Pasar Induk Weleri Kabupaten Kendal karena secara Administrasi Kecamatan Gringsing berbatasan langsung dengan Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal (Hasil Pengamatan, 2017).

Faktor ekonomi juga menjadi penyebab Penduduk Desa Lebo melakukan mobilitas ke daerah lain. Banyak anak muda yang baru lulus SMP-SMA pergi ke Kota-kota besar seperti Jakarta dan Karawang untuk mencari pekerjaan dengan alasan lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan upah yang lebih tinggi dibandingkan upah di Kabupaten Batang. Mayoritas penduduk Desa Lebo bermata pencaharian buruh tani. Ketika musim panen tiba Petani Desa

(20)

5

Lebo melakukan mobilitas ulang alik yaitu melakukan perpindahan ke daerah lain, pagi berangkat dan akan pulang ke rumah mereka pada hari yang sama. Mayoritas penduduk Desa Lebo melakukan mobilitas ulang alik setiap harinya karena tempat kerja atau sekolah mereka berjarak tidak terlalu jauh dengan tempat tinggalnya. Dapat di tempuh dengan menggunakan angkutan umum ataupun sepeda motor (Hasil Pengamatan, 2017).

Berdasarkan paparan diatas, peneliti ingin mengetahui “Mobilitas Penduduk dan Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Mobilitas di Desa Lebo Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah.

1. Bagaimana mobilitas penduduk di Desa Lebo ?

2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan Penduduk Desa Lebo melakukan mobilitas?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, sebagai berikut.

1 Mengetahui mobilitas penduduk di Desa Lebo

2 Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan Penduduk Desa Lebo melakukan mobilitas

(21)

6 D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai mobilitas Penduduk yang terjadi di Desa Lebo 2. Manfaat Secara Praktis

a. Bagi peneliti, diharapkan dengan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

b. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk yang penelitian sejenis

c. Bagi masyarakat, penelitian ini di harapkan dapat di jadikan bahan bacaan untuk menambah pengetahuan

E. Batasan Istilah

Untuk memperjelas permasalahan yang akan dikaji serta meminimalisir kesalahfahaman pembaca dalam menafsirkan hasil penelitian, sehingga pembaca tidak keluar dari konteks dasar permasalahan yang dikaji dalam penelitian maka diperlukan batasan istilah terkait judul penelitian adalah sebagai berikut.

1. Mobilitas penduduk adalah pergerakan penduduk dari satu tempat ketempat lain, baik untuk memenuhi kebutuhan ekonomi maupun untuk memenuhi kebutuhan sosial lainnya (Sumaatmadja, 1981: 147). Mobilitas yang di

(22)

7

maksud dalam penelitian ini adalah pergerakan Penduduk Desa Lebo dari tempat tinggal ke daerah lain.

2. Penduduk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah (KK dan anggota keluarga) Desa Lebo Kecamatan Gringsing Kabupaten Gringsing.

3. Faktor terjadinya mobilitas penduduk yang di maksud dalam penelitian ini adalah faktor pendorong dan faktor penarik terjadinya mobilitas penduduk.

(23)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoritis

1. Pengertian dan Jenis Mobilitas Penduduk a. Pengertian

Mobilitas penduduk adalah pergerakan penduduk dari satu tempat ketempat lain, baik untuk memenuhi kebutuhan ekonomi maupun untuk memenuhi kebutuhan sosial lainnya (Sumaatmadja, 1981: 147). Sedangkan menurut Mantra (2013: 172), mobilitas penduduk dibagi menjadi dua yaitu mobilitas penduduk vertikal atau perubahan status dan mobilitas penduduk horizontal atau mobilitas penduduk geografis.

Mobilitas penduduk yaitu semua gerak penduduk dalam waktu tertentu dan batas wilayah administrasi tertentu seperti batas propinsi, kabupaten, kecamatan dan sebagainya. Tingkah laku manusia dalam bentuk perpindahan tadi, erat hubungannya dengan faktor-faktor geografi pada ruang yang bersangkutan. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor fisis dan non fisis. Bentuk permukaan bumi, elevasi, vegetasi, keadaan cuaca merupakan faktor fisis yang mempengaruhi gerak berpindah yang dilakukan manusia. Alat transportasi, kegiatan ekonomi, biaya trasportasi, kondisi jalan, dan kondisi sosial budaya setempat merupakan faktor non fisis yang mendorong manusia untuk beranjak dari tempat asalnya (Sumaatmadja 1981:147).

(24)

9 b. Jenis-jenis Mobilitas Penduduk

Gambar 2.1. Skema Jenis-jenis Mobilitas Penduduk (Mantra, 2013 : 175) a. Mobilitas Penduduk Vertikal

Mobilitas penduduk vertikal sering disebut dengan perubahan status, dan salah satu contohnya adalah perubahan status pekerjaan misalnya seseorang yang mula mula bekerja dalam sektor pertanian sekarang bekerja dalam sektor non pertanian.

b. Mobilitas Penduduk Horizontal (Geografis)

Mobilitas penduduk horizontal, atau sering pula disebut dengan mobilitas penduduk geografis, adalah gerak (movement) penduduk yang melintasi batas wilayah menuju ke wilayah lain dalam periode waktu tertentu. Penggunaan batas wilayah dan waktu untuk indikator mobilitas penduduk horisontal ini mengikuti paradigma ilmu geografi yang mendasarkan konsepnya atas wilayah dan waktu. Mobilitas penduduk

(25)

10

1) Mobilitas Penduduk Permanen (Migrasi)

Mobilitas penduduk permanen atau migrasi adalah gerak penduduk yang melintas batas wilayah asal menuju kewilayah lain dengan ada niatan menetap didaerah tujuan. Desa mempunyai kecendrungan tinggi bermobilitas (permanen) adalah desa yang relatif dekat kota – kota besar, distribusi penghasilan tidak merata proporsi petani tak bertanah tinggi rendahnya ratio penduduk dan tanah, rendahnya proporsi penduduk yang mengetahui huruf, dekat jalan raya atau dekat dengan kota–kota kecil yang mempunyai kemudahan kontak dengan kota–kota besar dan mempunyai kemudahan untuk mendapatkan informasi mengenai daerah tujuan. Dapat disimpulkan bahwa mobilitas penduduk adalah gerakan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain untuk mendapatkan suatu tujuan (Lipton, 1980: 4).

2) Mobilitas Penduduk Non Permanen (Sirkuler)

Mobilitas penduduk nonpermanen adalah gerak penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dngan tidak ada niatan menetap di daerah tujuan. Apabila seseorang menuju ke daerah lain dan sejak semula sudah bermaksud tidak menetap di daerah tujuan, orang tersebut digolongkan sebagai pelaku mobilitas non permanen walaupun bertempat tinggal didaerah tujuan dalam jangka waktu lama. Contoh yang baik dalam hal ini ialah mobilitas penduduk orang minang yang melintas batas budaya Minangkabau menuju ke daerah lain. Walaupun berada di daerah tujuan selama puluhan tahun, mereka dikategorikan sebagai migran nonpermanen

(26)

11

karena tidak ada niatan menetap di daerah tujuan. Gerak penduduk orang Minang ini disebut dengan merantau. Sayangnya, banyak para migran tidak dapat memberikan ketegasan apakah mereka ada niatan menetap di daerah tujuan atau tidak pada saat melakukan mobilitas yang pertama kali, sering niatan tersebut berubah setelah pelaku mobilitas tinggal didaerah tujuan dalam jangka waktu yang lama (Mantra, 2013:173-174). Mobilitas Penduduk Horizontal dibedakan menjadi dua, yaitu : Ulang alik (Commuting) dan nginap atau mondok.

Tabel 2.1. Batasan Ruang dan Waktu dalam penelitian Mobilitas Penduduk dilaksanakan oleh Ida Bagoes Mantra Tahun 1975 di Dukuh Piring dan Kadirojo di D.I. Yogyakarta dengan batasan wilayah dukuh (dusun).

No Bentuk Mobilitas Batas

Wilayah Batas Waktu 1 Ulang alik

(Commuting)

Dukuh (Dusun)

Enam jam atau lebih dan kembali pada hari yang sama 2 Menginap/mondok

di daerah tujuan

Dukuh (Dusun)

Lebih dari satu hari, tetapi kurang dari enam bulan 3 Permanen/menetap

di daerah tujuan

Dukun (Dukuh)

Enam bulan atau lebih menetap di daerah tujuan.

2. Analisis Sumber Data Mobilitas Penduduk

Umumnya ada tiga sumber data mobilitas penduduk yaitu: Sensus penduduk, registrasi penduduk, dan survei penduduk. Data kependudukan yang didapat dari hasil registrasi penduduk kurang dapat dipercaya. Misalnya, penduduk yang meninggalkan desanya seharusnya melaporkan kepergiannya ke Kepala Desa, tetapi karena letak kantor desa yang jauh dari tempat tinggal orang tersebut, ia tidak melaporkan kepergiannya. Di

(27)

12

samping itu dengan membaiknya situasi keamanan, para petugas keamanan tidak pernah menanyakan surat keterangan jalan bagi yang bepergian, begitu pula bagi yang datang di suatu daerah. Berikut sumber data mobilitas penduduk.

a.Sensus Penduduk

Pelaksanaan sensus penduduk di Indonesia sebelum tahun 2000 di bagi menjadi dua yaitu sensus lengkap dan sensus sampel. Sensus lengkap adalah pencacahan seluruh penduduk dengan responden kepala rumah tangga. Responden ini memberikan informasi mengenai karakteristik demografi anggota keluarganya. Pertanyaan yang diajukan sangat sederhana. Sebagai contoh pertanyaan yang diajukan pada sensus penduduk tahun 1990 untuk sensus lengkap adalah sebagai berikut, Nama-nama anggota rumah tangga, Hubungan dengan kepala rumah tangga, Umur, Jenis kelamin, Status Perkawinan. Hal-hal yang spesifik, seperti ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan, ekonomi, pertanian, dan mobilitas penduduk ditanyakan dalam sensus sampel (Mantra, 2013:189). b.Registrasi Penduduk

Registrasi penduduk mencatat kejadian-kejadian kependudukan yang terjadi setiap saat, misalnya kelahiran, kematian, mobilitas penduduk keluar, dan mobilitas penduduk masuk, baik itu permanen maupun nonpermanen, catatan mobilitas penduduk permanen lebih lengkap dibanding dengan mobilitas penduduk nonpermanen. Orang-orang yang pindah domisisli harus mempunyai surat pindah dari daerah asal,

(28)

13

selanjutnya disampaikan pada kantor kelurahan/desa di mana mereka menetap (Mantra, 2013:197).

c.Survei Penduduk

Data mobilitas penduduk bisa juga didapatkan dari penelitian survei yang dilaksanakn di suatu wilayah. Umumnya penelitian mobilitas penduduk yang dilaksanakan oleh Instansi, lembaga tertentu, atau perseorangan berskala mikro. Biasanya yang diteliti aspek-aspek ekonomi, proses, dan dampak mobilitas terhadap tingkat ekonomi rumah tangga daerah asal (Mantra, 2013:198).

3. Transportasi yang digunakan untuk Melakukan Mobilitas Penduduk Transportasi diartikan sebagai kegiatan mengangkut dan memindahkan muatan (barang dan orang/manusia) dari suatu tempat (tempat asal) ke tempat lainnya (tempat tujuan).perjalanan mengangkut muatan dari tempat asal (origin) ke tempat tujuan (destination) disebut

Origin-Destination Travel. Barang dari tempat asal (misalnya beras dari tempat produksi di pedesaan) dikirim ke tempat tujujan (yaitu pasar-pasar di perkotaan) memberikan guna (utility) yang lebih besar kepada penduduk perkotaan yang membutuhkan beras untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan sehari-hari dalam bentuk guna tempat (place utility) dengan berpindahnya tempat dari daerah produksi di pedesaan ke pasar –pasar perkotaan (Adisasmita, 2012 : 7).

(29)

14

Ada beberapa jenis-jenis transportasi yaitu, sebagai berikut. a. Transportasi Darat

Transportasi darat adalah segala bentuk transportasi menggunakan jalan untuk mengangkut penumpang atau barang. Bentuk awal dari transportasi darat adalah menggunakan kuda, keledai atau bahkan manusia untuk membawa barang melewati jalan setapak. Seiring dengan berkembangkan perdagangan, jalan diratakan atau dilebarkan untuk mengakomodir aktivitas (https://mohsholihin2016.wordpress.Com /ekonomi-transportasi/289-2/, 6 September 2018, Pukul 20.41 WIB). b. Transportasi Air

Transportasi air adalah suatu alat untuk dapat digunakan atau menjadi transportasi yang dapat di gunakan di air saja. Alat transportasi ini di pilih oleh banyak masyarakat yang dominan tempat tinggalnya di daerah perairan atau bagi para wisatawan yang pergi ke sungai atau laut untuk berwisata menggunakan transportasi air ini. Contoh alat transportasi ini adalah rakit, perahu, boat, dan lain-lain (https:// www.seputarpengetahuan.co.id / 2016 /10 / jenis - transportasi - dan - alat -transportasi-beserta-contohnya-lengkap.html, 6 September 2018, Pukul 20.52 WIB).

c. Transportasi Udara

Transportasi udara adalah suatu alat untuk dapat digunakan atau menjadi transportasi yang dapat digunakan di udara saja. Alat transportasi ini banyak diminati oleh masyarakat yang hendak berpergian

(30)

15

ke daerah yang jauh seperti pergi kebenua lain atau sedang dalam keadaan penting. Contoh dari transportasi ini adalah helikopter, pesawat terbang, dan lain-lain (https : // www.seputarpengetahuan. co.id/2016/10 / jenis - transportasi – dan – alat – transportasi – beserta - contohnya - lengkap.html, 6 September 2018, Pukul 20.52 WIB).

Transportasi Publik adalah Transportasi publik adalah semua alat transportasi yang di mana para penumpang tidak menggunakan kendaraanya sendiri ketika berpergian. Alat transportasi ini bersifat umum yang artinya dapat di gunakan untuk semua orang yang ada di seluruh dunia tanpa terkecuali. Contoh dari alat transportasi ini adalah kereta dan bis, tidak hanya itu tetapi termasuk kepada pelayanan yang di berikan dari maskapai suatu penerbangan, taksi, feri, dan lain-lain. Transportasi umum ini dapat di gunakan oleh banyak orang dan ketika menggunakannya wajib membayar upah atau uang sesuai dengan yang di tetapkan oleh pengantar berdasarkan jarak tempuh dan juga atas faktor lainnya.

4. Faktor Pendorong Terjadinya Mobilitas Penduduk

Secara umum situasi pendorong terjadinya mobilitas dapat dibedakan beberapa faktor yaitu,

a. Faktor Struktural

Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Contoh konkretnya adalah ketidakseimbangan jumlah lapangan kerja yang tersedia dibandingkan dengan jumlah pelamar kerja. Adapun yang

(31)

16

termasuk dalam cakupan faktor struktual adalah sebagai berikut. Struktur Pekerjaan, Perbedaan fertilitas, Ekonomi Ganda.

b. Faktor Individu

Faktor individu adalah kualitas seseorang baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun ketrampilan pribadi. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor individu adalah sebagai berikut, Perbedaan kemampuan, Orientasi sikap terhadap mobilitas, Faktor kemujuran

c. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal yang tandus karena kehabisan sumber daya alam, kemudian mereka yang tidak mau menerima keadaan ini berpindah tempat tinggal ke daerah lain. Secara sosiologis mereka telah mengalami mobilitas

d. Situasi Politik

Situasi politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman. Atau bisa juga disebabkan oleh sistem politik pemerintahan yang bertentangan dengan hati nurani maupun paham yang dianut. Jadi, meskipun negaranya subur,

(32)

17

namun kondisi politik yang tidak kondusif bisa mempengaruhi mobilitas masyarakatnya.

e. Kependudukan

Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Disatu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesat mengakibatkan sempitnya tempat pemukiman dan pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang mendorong sebagian Penduduk masyarakat mencari tempat kediaman yang lain. Misalnya kepadatan Pulau Jawa mendorong para penduduk mengikuti program transmigrasi ke luar Pulau Jawa.

f. Keinginan Melihat Daerah Lain

Keinginan melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain, misalnya berekreasi ke daerah-daerah tujuan wisata. Faktor pendorong dan penarik perpindahan penduduk ada yang negatif dan ada yang positif. Faktor pendorong yang positif yaitu para migran ingin mencari atau menambah pengalaman di daerah lain. Sedangkan faktor pendorong yang negatif yaitu fasilitas untuk memenuhi kebutuhan hidup terbatas dan lapangan pekerjaan terbatas pada pertanian. Faktor penarik yang positif yaitu daerah tujuan mempunyai sarana pendidikan yang memadai dan lebih lengkap. Faktor penarik yang negatif adalah adanya lapangan pekerjaan yang lebih bervariasi, kehidupan yang lebih mewah, sehingga apa saja yang diperlukan akan mudah didapat di kota.

(33)

18

5. Faktor Penarik Terjadinya Mobilitas Penduduk

a. Adanya kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik. b. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya

iklim, perumahan, sekolah dan fasilitas-fasilitas publik lainnya. c. Adanya aktifitas-aktifitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat

kebudayaan sebagai daya tarik bagi orang-orang daerah lain untuk bermukim di kota besar tersebut.

6. Perilaku Mobilitas Penduduk

Perilaku mobilitas penduduk menurut Ravenstein atau disebut dengan hukum-hukum migrasi penduduk adalah sebagai berikut (Mantra, 2013 : 187).

a. Para migran cenderung memilih tempat terdekat sebagai daerah tujuan b. Faktor paling dominan yang mempengaruhi seseorang untuk

bermigrasi adalah sulitnya memperoleh pekerjaan dan pendapatan di daerah asal dan kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan dan pendapatan yang lebih baik di daerah tujuan. Daerah tujuan harus memiliki kefaedahan wilayah (place utility) lebih tinggi dibandingkan dengan daerah asal.

c. Berita-berita dari sanak saudara atau teman yang telah berpindah ke daerah lain merupakan informasi yang sangat penting bagi orang-orang yang ingin bermigrasi.

d. Informasi negatif dari daerah tujuan mengurangi niat penduduk untuk bermigrasi.

(34)

19

e. Semakin tinggi pengaruh kekotaan terhadap seseorang, semakin besar mobilitasnya.

f. Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin tinggi frekuensi mobilitasnya.

g. Para migran cenderung memilih daerah tempat teman atau sanak saudara bertempat tinggal di daerah tujuan. Jadi, arah dan arus mobilitas penduduk menuju ke arah asal datangnya informasi.

h. Pola migrasi bagi seseorang maupun sekelompok penduduk sulit diperkirakan. Hal ini karena banyak dipengaruhi oleh kejadian yang mendadak seperti bencana alam, peperangan, atau epidemi.

i. Penduduk yang masih muda dan belum kawin lebih banyak melakukan mobilitas dari pada mereka yang berstatus kawin.

7. Geografi

Sebutan geografi pertama kali dikemukakan oleh Eratosthenes (276-196 SM) sebagai ahli geografi dengan hasil karya utamanya yang berjudul “geographica” (Suharyono dan Amien, 2013:1). Secara etimologis,

geografi terdiri dari dua kata yakni geo/gea artinya bumi, grafein artinya tulisan atau pencitraan (to describe). Jadi geografi adalah ilmu yang mendeskripsikan tentang bumi (Arjana, 2013:21).

Ferdinan von Richthofen (1833-1905) ia mengatakan bahwa geografi sebagai ilmu yang mempelajari gejala dan sifat-sifat permukaan bumi dan penduduknya, disusun menurut letaknya, dan menerangkan baik tentang terdapatnya gejala-gejala dan sifat-sifat tersebut secara bersama

(35)

20

maupun tentang hubungan timbal baliknya gejala-gejala dan sifat-sifat itu (dalam Suharyono dan Amien, 2013:17). Menurut Bintarto (1983 dalam Arjana, 2013:21) mengemukakan, geografi mempelajari hubungan timbal balik gejala-gejala muka bumi, baik yang fisik maupun yang menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, ekologi, dan regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan. Berdasarkan ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan (hasil Seminar Lokakarya tentang Kualitas Pengajaran Geografi, Semarang (1989) dalam Arjana, 2013:22).

Objek material adalah segala sesuatu yang dipelajari dalam kaitannya dengan fenomena geosfer yang terdapat dan terjadi di lapisan litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer. Untuk mengkaji objek material diperlukan metode atau cara pandang atau pendekatan yang digunakan sehingga sebuah ilmu dapat dibedakan dengan ilmu lain. Misalnya, pendekatan yang digunakan dalam ilmu geografi adalah sudut ruangan; pendekatan yang digunakan dalam ilmu sejarah adalah waktu; pendekatan yang digunakan dalam ilmu antropologi adalah budaya. Antropologi merupakan salah satu cabang ilmu yang mengkaji fenomena-fenomena yang terjadi pada manusia di berbagai macam lapisan masyarakat. Selain antropologi, cabang ilmu lain yang memiliki objek studi antroposfer antara lain, sosiologi, politik, ekonomi dan sebagainya.

(36)

21

Objek formal geografi adalah cara memandang dan berpikir terhadap objek material geografi dari sudut pandang keruangan dalam kontek kewilyahan dan kelingkungan. Geografi memiliki tiga macam pendekatan yang berfungsi sebagai pembeda antara disiplin ilmu geografi dengan disiplin ilmu lain. Bintarto dan Surastopo (1979:12-25) bserpendapat, dalam geografi untuk mengahampiri atau mendekati masalah digunakan bermacam-macam pendekatan atau hampiran (approach). Pendekatan tersebut yaitu pendekatan analisa keruangan (spatial analysis), analisa ekologi (ecological analysis)/kelingkungan dan analisa kompleks wilayah (regional complex analysis).

Objek formal di gunakan dalam penelitian ini adalah fenomena antoposfer yaitu mengkaji fenomena-fenomena yang terjadi pada manusia. Berkaitan dengan pola mobilitas yang terjadi pada daerah tertentu. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan keruangan, karena Mobilitas penduduk adalah pergerakan penduduk dari satu tempat ketempat lain, baik untuk memenuhi kebutuhan ekonomi maupun untuk memenuhi kebutuhan sosial lainnya (Sumaatmadja, 1981: 147).

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Penyusunan proposal skripsi ini ada beberapa penelitian terkait yang dijadikan acuan ataupun rujukan terhadap dasar-dasar ilmiah yang ada, diantara penelitian terkait tersebut untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.2.

(37)

22

Tabel 2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

No Nama

Peneliti

Judul Penelitian Jenis

Penelitian Hasil Penelitian 1 Desak Eka Putu Nilakusma wati Proses Mobilitas dan Integrasi Migran permanen dan Non permanen (Kasus Pelaku Mobilitas Asal Jawa Timur

di Kecamatan

Denpasar Barat, Kota Denpasar)

Kuantitatif Pelaku Mobilitas Asal Jawa Timur di

Kecamatan Denpasar Barat, faktor yang paling dominan melakukan

migran permanen yaitu peran

keluarga sedangkan migran non permanen yaitu teman sedaerah asal

2 Willy Agisti Irma Dinta Siwi Karakteristik Demografi Sosial Ekonomi Pemulung Berdasarkan Daerah Asal (Studi Kasus di Kecamatan Banyumanik)

Kuantitatif Pemulung memilih Banyumanik

sebagai daerah tujuan mobilitas non

permanen karena Banyumanik

merupakan tujuan hunian bagi

masyarakat baik dari dalam maupun luar kota, jadi merupakan konsentrasi

penduduk dengan segala

konsekuensinya seperti sampah yang terjadi karena perkembangan kota dan masyarakatnya 3 Sri Wahyuni Studi tentang Mobilitas Penduduk di Kelurahan Sempaja Selatan Kecamatan Samarinda Utara kabupaten Samarinda

Kuantitatif Tingkat mobilitas yang terjadi yaitu banyak yang memberikan jawaban alasan melakukan mobilitas karena faktor ekonomi sehingga tingkat mobilitas yang ada di daerah kelurahan sempaja cukup meningkat.

4 Rabul Alamin, Sidharta Adyatma, Deasy Arisanty Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas Ulang alik Penduduk Kecamatan Tamban Menuju kota Banjarmasin

Kuantiatif Hasil penelitian menunjukan bahwa

faktor pendorong responden yang melakukan mobilitas ulang alik ke Kota Banjarmasin bagi yang bekerja adalah karena kurangnya lapangan pekerjaan di daerah asal, bagi yang sekolah karena terbatasnya fasilitas pendidikan didaerah asal.

(38)

23 5 Subhan, Nanik, Andjar Faktor pendorong dan penarik penduduk migran kota bekasi ke Jakarta

Kualitatif Faktor pendorong penduduk migran

terdiri dari pendidikan, ekonomi, dan

transportasi. Faktor penariknya

adanya kesempatan kerja dan tingkat pendapatan lebih tinggi di kota jakarta 6 Awal Wibowo, Muryani, Suwarto Studi tentang Struktur Kota Sistem Transportasi dan Mobilitas Penduduk di Kota Purwokerto

Kualitatif Mobilitas penduduk di purwokerto

bersifat Commuter, tujuan bekerja

khusus buruh, ke sekolah, berbelanja dan rekreasi 7 Surya Dewi R. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Migran Melakukan Mobilitas Non Permanen Ke Kota Denpasar

Kuantitatif Variabel umur, tingkat pendidikan, lama melakukan mobilitas dan upah berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap keputusa minat

melakukan mobilitas ke Kota

Denpasar 8 Didit Purnomo Fenomena Migrasi Tenaga Kerja dan Perannya bagi Pembangunan Daerah Asal: Studi Empiris di Kabupaten Wonogiri

Kuantitatif Hasil analisis menunjukkan bahwa ada 3 variabel independen yang digunakan tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap niat

perantau,yaitu : pendpatan,

kepemilikan harta di daerah asal, dan pekerjaan di daerah asal dan variabel independen yaitu umur, pendidikan,

status pernikahan berpengaruh

signifikan terhadap niat perantau untuk menetap di daerah rantauan.

9 Budijanto Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pengambilan Keputusan Wanita Bermigrasi Ke Kota Malang

Kuantitatif (1) Pengambilan keputusan

bermigrasi ke kota Malang dari sebagian besar wanita migran atas inisiatif sendiri; (2) Faktor demografi (umur, status perkawinan, beban

tanggungan), sosial ekonomi

(pendidikan individu luas pemilikan

lahan garapan jenis pekerjaan,

kesempatan kerja, dan rendah

pendapatan keluarga) di desa asalnya, sebagai faktor pendorong terhadap pengambilan keputusan bermigrasi ke kota Malang.

(39)

24 10 Dwi Hanggraie ni Pengaruh Keberadaan Transportasi Umum Angkutan Desa Terhadap Pergerakan Pendudukdi Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten

Kuantitaif Pola pergerakan penduduk di

kecamatan delanggu lebih memusat ke wilayah Gatak dan Delanggu, dikarenakan 2 desa ini terletak di jalur arteri atau jalur utama solo-jogja yang mengakibatkan berkembangnya pelayanan sosial ekonomi sehingga wilayah ini menjadi pusat pelayanan sosial ekonomi di wilayah delanggu. Dengan terjadinya pusat pelayanan sosial ekonomi di ke dua desa dapat menarik penduduk di sekitaran desa

maupun dari luar kecamatan

delanggu untuk melakukan mobilitas ke wilayah tersebut 11 I Wayan Putrawan dan Nindya Purnama Sari Mobilitas Non Permanen Menjadi Pilihan Sebagian Pekerja Dalam Menghadapi Himpitan Ekonomi Di Wilayah Denpasar, Badung, Gianyar Dan Tabanan Provinsi Bali 2014

Kuantitatif Berdasarkan karakteristik wilayah, kawasan Sarbagita tergolong dalam

kategori kawasan metropolitan,

dengan salah satu cirinya yaitu

tingginya tingkat mobilitas

penduduk. Mobilitas pekerja sangat berperan dalam tingginya mobilitas penduduk, karena sifatnya yang rutin dan dilakukan secara berulang-ulang dalam periode tertentu. Namun, berdasarkan ulasan sebelumnya hanya 1,89 persen dari pekerja yang melakukan mobilitas non permanen antar kabupaten/kota di Sarbagita

yang menggunakan transportasi

umum. 12 Arif Satriyo Nugroho Analisis Estimasi Mobilitas Penduduk Terhadap Dua Pusat Kegiatan Wilayah di Kabupaten Purworejo Tahun 2013

Kuantitatif Semua kecamatan dalam wilayah KWA I (kecuali Kecamatan Bayan) lebih dominan bermobilitas kearah pusat KWA I dengan volume rata-rata mobilitas “tinggi” yaitu sebesar 68.55% dan Kecamatan Kaligesing memiliki volume terbesar yaitu sebesar 78,43%. Sedangkan semua kecamatan dalam wilayah KWA II lebih dominan kearah pusat KWA II dengan volume mobilitas “sedang” yaitu sebesar 57,74%. Kecamatan

Bayan memiliki kecenderungan

mobilitas kearah pusat KWA II yaitu dengan volume mobilitas sebesar 59,27%. Dalam kasus mobilitas menuju kearah pusat KWA I, peran kekuatan penarik berupa potensi ekonomi dan sosial sangat kuat.

(40)

25 13 Sigid Sriwanto dan Esti Sarjani Kajian Mobilitas Penduduk Dan Remitan Desa Semampir Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga

Kuantitatif Faktor-faktor yang mendorong

penduduk melakukan merantau sulit

mencari pekerjaan di desa,

penghasilan di daerah tujuan lebih besar, ada kesempatan kerja, mencari pengalaman, dan di daerah tujuan banyak hiburan. Pendidikan, lamanya merantau, dan jumlah tanggungan mempengaruhi besarnya remitan.

14 Yusni Maulida Pengaruh Tingkat Upah Terhadap Migrasi Masuk Di Kota Pekanbaru

Kuantitatif Hasil penelitian di lapangan

menunjukkan bahwa tingkat upah

yang ada di Kota Pekanbaru

merupakan faktor penarik bagi penduduk dari daerah lain untuk bekerja di Kota Pekanbaru. Kondisi ini menyebabkan jumlah penduduk mengalami peningkatan

15 Wesli Kajian Mobilitas

Penduduk Pada Sistem

Tranportasi Darat Pasca Tsunami Di Propinsi Aceh

Kuantitatif Pasca tsusnami di Aceh terjadi

peningkatan permintaan kendararaan bermotor yang signifikan dengan peningkatan mobilitas penduduk yang tinggi dan mengakibatkan terjadinya kemacetan khususnya di wilayah perkotaan. Tingginya mobilitas penduduk berdampak pada tingginya tingkat kecelakaan lalulintas sehingga berimplikasi terhadap terjadinya kerugian materi yang cukup besar

16 Julia Anita, Nasir Aziz,dan Mukhlis Yunus Pengaruh Penempatan Dan Beban Kerja Terhadap Motivasi Kerja Dan Dampaknya Pada Prestasi Kerja Pegawai Dinas Tenaga Kerja Dan Mobilitas Penduduk Aceh

Kuantitatif Ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel penempatan terhadap variabel motivasi kerja pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh, yang ditunjukkan oleh hasil uji analisis secara parsial (Uji-t) dimana thitung>ttabel yaitu 5,201>1,654 dengan signifikansi α =

5%. Nilai koefisiennya 3,31%

menunjukkan besarnya pengaruh penempatan terhadap motivasi kerja.

(41)

26 17 Sinta Oktavia, Titik Sumarti , dan Nurmala K Pandjaitan Proses Merantau Perempuan Minang Di Jakarta

Kuantitatif Perempuan Minang merantau dengan beragam pola merantau berdasarkan daerah tujuan rantau yang mereka tuju. Beragamnya pola merantau tersebut ditentukan oleh periode kapan mereka merantau Perempuan

Minang sebagian besar masih

menyempatkan berkunjung ke daerah asal, jika tidak sering (ketika lebaran), minimal sesekali ketika ada acara keluarga di kampung. 18 Yessi Marga Safitri dan Ekawati Sri Wahyuni Jaringan Sosial Dan Strategi Adaptasi Tenaga Kerja Migran Asal Lampung di Desa Jayamukti, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat

Kuantitatif Dalam bermigrasi, faktor usia dan keberadaan migran terdahulu di daerah tujuan migrasi mempengaruhi keputusan bermigrasi. Di daerah tujuan migrasi, migran umumnya tinggal dengan migran terdahulu yang juga berperan dalam proses migrasi migran. Tinggal sementara di tempat tinggal migran terdahulu merupakan salah satu strategi adaptasi migran. Dengan menumpang tinggal di tempat tinggal migran terdahulu, migran baru dapat berhemat dan lebih mudah mendapat pekerjaan karena

bantuan dari migran terdahulu

sebagai jaringan sosialnya.

19 Saratri Wilonoyu dho Migrasi Dan Involusi Di Kota Semarang (Migration And Involution In Semarang City)

Kuantitatif Proses dan dinamika migrasi masuk ke Kota Semarang yang makin besar dimulai sejak masuknya modal besar untuk membangun aktivitas bisnis

yang diikuti tumbuhnya sektor

informal yang pesat di sekelilingnya. Kota Semarang dibanjiri ”foot loose industry” (industri yang tidak berakar), sehingga hanya merupakan simpul jasa dan distribusi, terutama dari kapitalisme global, Akibat arus modal ini, pusat-pusat perdagangan dan bisnis tumbuh di Kota Semarang,

dan menjadi determinan kuat

terjadinya migrasi masuk. Kaum migran sanggup ”menciptakan” jenis-jenis pekerjaan baru, sehingga terjadi

semacam involusi perkotaan.

Kontribusi sector jasa, perdagangan, hotel dan restoran tinggi. Jadi ada push factor sekaligus pull factor.

(42)

27 20 Neneng Miskiyah, Taufik Marwa, tatang A.M. Sariman, Rosmiyati Chodijah Inter Sector Labor Mobility In Palembang, Indonesia (Mobilitas Tenaga Kerja Antar Sektor di Palembang, Indonesia)

Kuantitatif Tujuan pekerja yang melakukan

mobilitas antar sektor karena mereka ingin mendapatkan penghasilan yang lebih baik daripada di pekerjaan sebelumnya. Dari hasil estimasi, dapat dijelaskan bahwa dalam model logistik 1 dan 2 pendapatan

berpengaruh signifikan terhadap mobilitas. 21 Meirina Ayumi Malamass am Youth migration in Indonesia: Decision to Move and to Choose Destination Areas (Migrasi pemuda di Indonesia: Keputusan untuk Bergerak dan Memilih Daerah Tujuan)

Kuantitatif Penelitian ini menunjukkan bahwa

kota besar telah menjadi tujuan utama untuk migrasi pemuda, terutama alasan ekonomi dan pendidikan. Situasi ini menyiratkan ketidaksetaraan fasilitas pendidikan dan ekonomi antar daerah.

Akibatnya, akan berdampak pada urbanisasi pemuda ke wilayah kota besar. 22 Palmira Permata Bachtiar Pola Migrasi Keluar dan Remitansi di Indonesia: Nasional serta Perspektif Subnasional

Kuantitatif Pola migrasi ke luar negeri masih banyak masalah. Salah satunya adalah Pemerintah Indonesia masih kurang dalam hal pencatatan data tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.

23 Olumide Akinwuni Oluwole Residential Mobility And Socio-Spatial Sortin In Kaduna Metropolis, Nigeria (Mobilitas Penduduk dalam memilih tempat tinggal di Kota Kaduna Nigeria)

Kuantitatif Penelitian ini merekomendasikan bahwa studi berkelanjutan dalam bidang mobilitas penduduk sangat

diperlukan, terutama dalam

memprediksi pola penggunaan lahan di masa mendatang yang sangat

berperan dalam perkembangan

(43)

28

Perbedaan penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah terletak pada variabel dan sub variabelnya. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui mobilitas penduduk melalui sub variabel : Karakteristik Responden, Jenis mobilitas yang dilakukan, tempat tujuan mobilitas, transportasi yang digunakan, dan ketertiban penduduk dalam pencatatan kependudukan sebagai sumber analilis mobilitas penduduk. Selain itu penelitian ini juga untuk mengetahui faktor pendorong dan penarik terjadinya mobilitas penduduk di Desa Lebo. Persamaan penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah untuk mengetahui fenomena mobilitas penduduk yang terjadi di suatu tempat.

Penelitian yang dilakukan Desak Eka putu nilakusumawati yang berjudul Proses Mobilitas dan Integrasi Migran permanen dan Non permanen (Kasus Pelaku Mobilitas Asal Jawa Timur di Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar), lebih menitikberatkan pada pelaku mobilitas pendududuk dan peran keluarga sebagai pertimbangan untuk pergi ke di kota Denpasar. Willy Agisti Irma Dinta Siwi melakukan penelitian yang berjudul Karakteristik Demografi Sosial Ekonomi Pemulung Berdasarkan Daerah Asal (Studi Kasus di Kecamatan Banyumanik), perbedaannya terletak pada Responden yaitu mobilitas yang dilakukan oleh pemulung. Sri Wahyuni melakukan penelitian yang berjudul Studi tentang Mobilitas Penduduk di Kelurahan Sempaja Selatan Kecamatan Samarinda Utara kabupaten Samarinda, perbedaannya terletak pada teknik pengambilan sampel. Sri Wahyuni menggunakan rumus Slovin.

(44)

29

Subhan,Nanik, dan Andjar melakukan penelitian yang berjudul Faktor pendorong dan penarik penduduk migran kota bekasi ke Jakarta, perbedaanya terletak pada jenis penelitian yaitu menggunakan kualitatif. Sedangkan penelitian ini merupakan jenis peneltian kuantitatif (data yang didapatkan berdasarkan angka), setelah itu dihitung yang menghasilkan data persentase. Surya Dewi R melakukan penelitian yang berjudul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Migran Melakukan Mobilitas Non Permanen Ke Kota Denpasar. Perbedaanya terletak pada teknik pengambilan sampelyaitu menggunakan rumus slovin.

I wayan Putrawan dan Nindya Purnama Sari melakukan penelitian yang berjudul Mobilitas Non Permanen Menjadi Pilihan Sebagian Pekerja Dalam Menghadapi Himpitan Ekonomi Di Wilayah Denpasar, Badung, Gianyar Dan Tabanan Provinsi Bali 2014. Hail penelitiannya adalah Mobilitas pekerja sangat berperan dalam tingginya mobilitas penduduk, karena sifatnya yang rutin dan dilakukan secara berulang-ulang dalam periode tertentu. Namun, berdasarkan ulasan sebelumnya hanya 1,89 persen dari pekerja yang melakukan mobilitas non permanen antar kabupaten/kota di Sarbagita yang menggunakan transportasi umum. Perbedaannya terletak pada populasi peneltian, kalau ini berfokus pada penduduk yang bekerja (pekerja) sedangkan peneltian ini semua penduduk dari yang masih kecil hingga dewasa. Penelitian yang dilakukan Sigid Sriwanto dan Esti Sarjani yang berjudul Kajian Mobilitas Penduduk Dan Remitan Desa Semampir Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga, hasilnya Faktor-faktor yang mendorong penduduk melakukan

(45)

30

merantau sulit mencari pekerjaan di desa, penghasilan di daerah tujuan lebih besar, ada kesempatan kerja, mencari pengalaman, dan di daerah tujuan banyak hiburan. Pendidikan, lamanya merantau, dan jumlah tanggungan mempengaruhi besarnya remitan. Perbedaan terletak pada Responden, peneltian Sigid Sriwanto menggunakan penduduk remitan atau merantau ke daerah lain.

C. Kerangka Berpikir

Ketika kebutuhan barang dan jasa belum terpenuhi di satu tempat maka secara otomatis masyarakat akan mencari ke tempat lain yang mampu menyediakan kebutuhan barang dan jasa, seperti mencari sarana prasarana yang lebih lengkap di tempat lain. Seperti contoh masyarakat memerlukan pendidikan dengan mutu yang lebih baik ditempat lain maka secara otomatis masyarakat melakukan pergerakan dari tempat asal ke tempat lain untuk menempuh pendidikan. Ketika kebutuhan masyarakat seperti kebutuhan ekonomi, pendidikan atau yang lainnya tidak terpenuhi maka secara otomatis masyarakat akan melakukan mobilitas penduduk. Setiap orang memiliki perbedaan jenis mobilitas, misalnya seseorang yang baru lulus SMA dan ingin melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi dan di daerah asal dia menetap tidak terdapat Perguruan Tinggi maka secara otomatis akan melakukan mobilitas ke daerah lain seperti pindah ke Kota Semarang.

Kebutuhan penduduk belum terpenuhi semua di Desa Lebo, Seperti Sarana dan prasarana di Desa Lebo masih kurang lengkap di bandingkan di daerah lain yang lebih lengkap. Sarana dan Prasarana pendidikan seperti tidak

(46)

31

ada sekolah SMP, Perguruan Tinggi yang belum ada yang membuat banyak penduduk setelah lulus SMA menempuh kuliah di Kota-kota besar yaang ada di Jawa Tengah seperti Kota Semarang. Selain itu di Desa Lebo belum ada Pasar Induk besar yang mampu menyediakan kebutuhan sehari-hari secara lengkap, maka banyak penduduk Desa Lebo melakukan pergerakan ke Pasar Induk daerah lain.

Kondisi sosial-ekonomi di daerah asal yang tidak memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan seseorang menyebabkan orang tersebut ingin pergi ke daerah lain yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Sedangkan tiap individu mempunyai kebutuhan yang berbeda, maka penilaian terhadap daerah asal dari masing-masing individu di masyarakat tersebut berbeda-beda, sehingga proses pengambilan keputusan untuk pindah (mobilitas) dari masing-masing individu berbeda pula. Proses seseorang dalam melakukan mobilitas diawali dari pengambilan keputusan, apakah akan pindah atau tetap tinggal di daerah asal. Pengambilan keputusan ini sepenuhnya tergantung pada seseorang itu sendiri. Sebab individu itu sendirilah yang tahu tentang keadaan dirinya sendiri dan penilaiannya terhadap daerah yang akan dituju (Sriwanto dkk., 2014:122).

Faktor ekonomi juga menjadi penyebab Penduduk Desa Lebo melakukan mobilitas ke daerah lain. Banyak anak muda yang baru lulus SMP-SMA pergi ke Kota-kota besar seperti Jakarta dan Karawang untuk mencari pekerjaan dengan alasan lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan upah yang lebih tinggi dibandingkan upah di Kabupaten Batang. Sumber data mobilitas penduduk ada tiga, yaitu : sensus penduduk, registrasi penduduk, dan survei

(47)

32

penduduk. Dalam penelitan ini di angket kuesioner akan di tanyakan kepada responden terkait ketiga sumber data tersebut, misalnya pendidikan, status perkawinan, umur, dan lain-lain. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tertib masyarakat dalam melaporkan data kependudukan ke pemerintah desa/kelurahan. Transportasi yang digunakan untuk melakukan mobilitas ini sangat penting. Hal yang ditanyakan dalam penelitian ini seperti jenis transportasi yang digunakan untuk melakukan mobilitas, sarana prasarana transportasi di daerah tersebut mulai dari mudahnya mencari alat transportasi dan kondisi jalan di daerah tersebut.

Faktor-faktor yang mendorong melakukan mobilitas. Ada beberapa faktor yang di tanyakan dalam penelitian ini, yaitu : faktor struktural, faktor individu, keadaan ekonomi, situasi politik, kependudukan, keinginan melihat daerah lain. Sedangkan faktor penarik berasal dari daerah lain yang membuat penduduk Desa Lebo ingin kesana untuk memenuhi kebutuhan. Contohnya, daerah lain memiliki tempat rekreasi bagus dan secara otomatis penduduk Desa Lebo ingin datang ke sana untuk menghilangkan beban pikiran. Nanti dari jawaban responden akan di analis faktor apa saja yang paling dominan dalam masyarakat melakukan mobilitas penduduk. Selain itu juga akan ditanyakan kepada responden alasan mereka melakukan mobilitas penduduk. Hal yang terakhir di tanyakan kepada responden yaitu tempat tujuan mobilitas, misalnya ke tempat kerja, sekolah, sanak saudara, atau yang lainnya. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 2.2.

(48)

33

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Kebutuhan Penduduk Desa Lebo belum

terpenuhi di daerah asal

Sarana Pendidikan dan kesehatan masih kurang

lengkap Mahasiswa Unnes Kurangnya Lapangan Pekerjaan Upah pekerjaan masih kurang Tidak punya Pasar

Induk dan Tradisional

Daerah Lain menyediakan Kebutuhan yang belum terpenuhi di Desa Lebo

Penduduk Desa Lebo Melakukan Mobilitas Penduduk Mahasiswa Unnes Jenis Mobilitas Mahasiswa Unnes Transportasi yang digunakan Tempat Tujuan Mobilitas Mahasiswa Unnes

Mobilitas Penduduk dan

Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Mobilitas di Desa Lebo Kecamatan Gringsing Mahasiswa Unnes

Faktor Pendorong dan Penarik Penduduk melakukan Mobilitas Penduduk

Mahasiswa Unnes Alasan melakukan mobilitas

(49)

103 BAB V PENUTUP A. Simpulan

Berdasarkan uraian pembahasan hasil penelitian yang telah disampaikan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

Mobilitas penduduk permanen di Desa Lebo disebabkan karena faktor pernikahan dan ikut pindah dengan suami atau istrinya ke daerah lain. Sedangkan mobilitas non permanen ke daerah lain ada beberapa alasan antara lain faktor ekonomi seperti bekerja, belanja, cari kerja dan juga faktor non ekonomi seperti sekolah atau kuliah, pengajian, dan rekreasi. Penduduk Desa Lebo dalam melakukan mobilitas menggunakan alat transportasi mayoritas dengan sepeda motor, ada juga angkutan desa atau angkot, delman, bis, dan pesawat. Analisis sumber data mobilitas dalam ketertiban pencatatan kependudukan seperti mempunyai surat kartu keluarga dan KTP, melaporkan kelahiran dan kematian, melaporkan ketika menghasilkan tingkat ketertiban sangat tinggi yaitu 48%.

Faktor pendorong pada kriteria tinggi sebanyak 60 % artinya di Desa Lebo masih kurang dalam hal lapangan pekerjaan dan sarana prasarana seperti SMP, lapangan pekerjaan yang masih kurang, upah kecil .Sedangkan faktor penarik dari daerah lain, mayoritas penduduk pada kriteria sangat tinggi yaitu sebanyak 116 penduduk atau 97 % artinya faktor penarik dari daerah lain seperti lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan sarana prasarana lebih lengkap yang membuat penduduk melakukan mobilitas.

(50)

104 B. Saran

Berdasarkan uraian pembahasan hasil penelitian yang telah disampaikan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Mobilitas yang dilakukan Penduduk Desa Lebo cukup tinggi ke daerah lain hal ini tentu saja menguntungkan daerah lain dalam sisi pendapatan. Pemerintah Desa Lebo, Kecamatan Gringsing, dan Kabupaten Batang sebaiknya lebih memperbanyak lapangan pekerjaan dengan cara mendatangkan investor untuk membuka tempat kerja dan otomatis akan membuka banyak lowongan perkerjaan, mengembangkan potensi wisata religi yang bisa menarik penduduk daerah lain untuk datang ke Desa Lebo dan bisa membuat pemasukan pendapatan desa meningkat.

2. Pemerintah serta Masyarakat Desa Lebo sebaiknya lebih meningkatkan kerja sama dalam hal menarik penduduk daerah lain untuk datang ke Desa Lebo. Contohnya mengembangkan potensi hasil pertanian padi karena di Desa Lebo memiliki lahan sawah yang cukup luas dan bisa saja menjadi desa percontohan dalam hal proses menanam, merawat, dan hasil panen padi. Hal ini bisa menjadi faktor penarik penduduk daerah lain untuk melakukan mobilitas ke Desa Lebo.

(51)

105

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Sakti Adji. 2012. Perencanaan Infrastruktur Transportasi Wilayah.Yogyakarta : Graha Ilmu.

Anita, Julia., Aziz, Nasir, dan Mukhlis. 2013. Pengaruh Penempatan Dan Beban Kerja Terhadap Motivasi Kerja Dan Dampaknya Pada Prestasi Kerja Pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh.Banda Aceh:PPS Universitas Syiah Kuala.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta:Rineka Cipta.

Arisanty, Adyatma dan Alamin.2015.Faktor Yang Mempengaruhi Mobilitas ulang alik Penduduk Kecamatan Tamban Menuju Kota Banjarmasin.Jurnal Pendidikan Geografi.Lampung: UNLAM.

Arjana, I Gusti Bagus. 2013. Geografi Lingkungan:Sebuah Introduksi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Azwar, Saifuddin. 2011. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Timur. Badan Pusat Statistik.2016. Kecamatan Gringsing Dalam Angka 2016. Batang. Bintarto dan Hadisumarmo, Surastopo. 1979.Metode Analisis Geografi. Bandung:

LP3ES.

Budijanto.2011.Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Pengambilan Keputusan Wanita Migran Bermigrasi ke Kota Malang. Malang: FIS Universitas Negeri Malang.

Hanggraeni, Dwi. 2014.Pengaruh Keberadaan Transportasi Umum Angkutan Desa Terhadap Pergerakan Penduduk di Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten. Surakarta: Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hardati, Puji. 2013. Pertumbuhan Penduduk dan Struktur Lapangan Pekerjaan.

Forum Ilmu Sosial.Semarang:Jurnal Universitas Negeri Semarang. Lee, E.S. 1995. Suatu Teori Migrasi. Seri Terjemahan No. 3 Yogyakarta:

Pusat Penelitian Studi Kependudukan Universitas Gajah Mada

Lipton, Michael, 1980. "Migration from rural areas of poor countries: The impact on rural productivity and income distribution," World Development, Elsevier, vol. 8(1), pages 1-24, January.

Mantra, Bagoes., Ida.2013.Demografi Umum.Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Malamassam, Ayumi,. Meirina.2016.Youth Migration in Indonesia: Decision to Move and to Choose Destination Areas. Yogyakarta: Faculty of Geography UGM.

Gambar

Gambar 2.1. Skema Jenis-jenis Mobilitas Penduduk (Mantra, 2013 : 175)  a.   Mobilitas Penduduk Vertikal
Tabel 2.1. Batasan Ruang dan Waktu dalam penelitian Mobilitas Penduduk  dilaksanakan oleh Ida Bagoes Mantra Tahun 1975 di Dukuh Piring  dan  Kadirojo  di  D.I
Tabel 2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir  Kebutuhan Penduduk Desa Lebo belum

Referensi

Dokumen terkait

Perbezaan juga berlaku dalam tamadun yang berbeza seperti pendekatan Islam dengan pendekatan sekular Barat, tetapi kesemua tamadun ini sama ada tamadun

Fowler (dalam Cremers, 1995), memilih istilah kepercayaan konjungtif yang berarti menghubungkan, mengikat satu dengan yang lain. Istilah konjungtif mengarah pada

tukmengetahuibakteriEscherichia Coli yang mencemari air minumisiulangdariKabupaten BALIGE masihmemenuhi persyaratan air minumatautidak.JumlahEscherichia Coli yang terdapatpada

[r]

Daur ulang adalah proses tuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang

5. Objek kajian sosiologi adalah masyarakat dan kebudayaan sebagai hasil interaksi manusia. Pernyataan yang menunjukkan objek kajian sosiologi adalah ….

Tabel 4 menunjukkan bahwa pada tahap pertama, kedua dan ketiga, variabel yang memiliki nilai p>0,05 dikeluarkan secara bertahap, sehingga pada tahap keempat dapat

Data yang dibutuhkan dalam penelitian tugas akhir ini adalah data sampel berupa 30 citra daun tembakau yang kemudian diolah dengan menggunakan pengolahan