• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Inflasi Terhadap Kinerja Saham Perusahaan PT Kalbe Farma Tbk Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Inflasi Terhadap Kinerja Saham Perusahaan PT Kalbe Farma Tbk Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Inflasi Terhadap Kinerja Saham Perusahaan PT Kalbe Farma Tbk

Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Dwi Putri Utari, Rahmat Hidayat

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Sukma, Medan, Indonesia Jalan Sakti Lubis II, Medan, Indonesia

Abstrak− Penelitian ini dilakukan pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari 11 perusahaan.

Dalam hal ini ialah PT. Kalbe Farma, Tbk yang merupakan market leader untuk produk kesehatan masyarakat dan market leader unt uk produk ethical yang mengalami permasalahan dalam menghadapi inflasi yang terjadi, Laju kenaikan barang atau inflasi kerap membuat penjualan menurun, sehingga adanya inflasi mempengaruhi kinerja harga saham perusahaan PT. Kalbe Farma Tbk. Kinerja saham perusahaan yang mengalami kenaikan dan penurunan dari tahun ke tahun, hal ini dapat mengakibatkan berpalingnya para investor ke perusahaan lain.

Kata Kunci: Inflasi, BEI, Kinerja Saham

Abstract− This research was conducted on pharmaceutical companies listed on the Indonesia Stock Exchange which consisted of 11

companies. In this case, PT. Kalbe Farma, Tbk, which is the market leader for public health products and the market leader fo r ethical products that experience problems in dealing with inflation, the rate of increase in goods or inflation often makes sales decline, so that inflation affects the performance of the company's stock price of PT. Kalbe Farma Tbk. The company's stock performance has in creased and decreased from year to year, this can lead to the turning of investors to other companies.

Keywords: Inflation, IDX, Stock Performance

1. PENDAHULUAN

Bursa Efek Indonesia (BEI) menjalankan dua fungsi yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal atau investor. Kedua sebagai sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi reksadana dan lain-lain. Investasi di bursa efek dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor ekonomi maupun non ekonomi, yang mempengaruhi kegiatan investasi ini adalah kondisi mikro ekonomi dimana kondisi tersebut tercermin dari perilaku ekonomi individu rumah tangga, perusahaan dan pasar dalam mengelola sumber daya ekonomi secara efisien. Sedangkan ekonomi makro tentang perekonomian secara keseluruhan pengangguran, inflasi, pertumbuhan ekonomi dan perdagangan internasional. Dan inilah indikator yang akan menentukan naik turunnya indeks harga saham. Naik turunnya indeks suatu saham dapat dibaca sebagai cermin dinamika ekonomi suatu Negara.

Penelitian yang dilakukan oleh Naipospos (2014) dengan judul Pengaruh Inflasi terhadap Kinerja Saham Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menunjukkan secara parsial inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja saham.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari 11 perusahaan. Dalam hal ini ialah PT. Kalbe Farma, Tbk yang merupakan market leader untuk produk kesehatan masyarakat dan market leader untuk produk ethical yang mengalami permasalahan dalam menghadapi inflasi yang terjadi, Laju kenaikan barang atau inflasi kerap membuat penjualan menurun, sehingga adanya inflasi mempengaruhi kinerja harga saham perusahaan PT. Kalbe Farma Tbk. Kinerja saham perusahaan yang mengalami kenaikan dan penurunan dari tahun ke tahun, hal ini dapat mengakibatkan berpalingnya para investor ke perusahaan lain. Hal ini juga dapat dipengaruhi pada kinerja saham perusahaan yang kurang baik. Berdasarkan uraian di atas dan dengan memperhatikan keadaan ekonomi yang terus berkembang, maka penulis berminat untuk melakukan penelitian mengenai “ Pengaruh Inflasi Terhadap Kinerja Saham Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

2. TEORITIS

2.1 Inflasi

Menurut Putong (2013:417) "inflasi adalah proses kenaikan harga-harga secara terus-menerus, sedangkan kebalikan dari inflasi adalah deflasi yaitu penurunan harga secara terus-menerus”.

“Inflasi adalah kondisi di mana jumlah barang yang beredar lebih sedikit dari jumlah permintaan sehingga akan mengakibatkan terjadinya kenaikan harga yang meluas dalam sistem perekonomian secara keseluruhan” (Murhadi,2013:72). Sedangkan Menurut Iskandar (2013:133) “inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus”. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar harga barang-barang lain.

(2)

Menurut Sihaloho (2013) “Inflasi adalah kondisi dimana harga barang – barang meningkat secara terus menerus”. Inflasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tingkat inflasi yang terjadi pada penutupan tahun. Data inflasi diperoleh dari data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik.

Menurut Putong (2013:417) “Salah satu penyebab dari terjadinya inflasi secara umum adalah menurunnya daya beli masyarakat karena secara riel tingkat pendapatannya juga menurun”. Jadi misalkan besarnya inflasi pada tahun yang bersangkutan naik sebesar 5%, sementara pendapatan tetap, maka itu berarti secara riel pendapatan mengalami penurunan sebesar 5% yang akibatnya secara relatif akan menurunkan daya beli sebesar 5% juga.

Menurut Putong (2013:418) Adapun indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu perekonomian sedang dilanda inflasi atau tidak. Indikator tersebut ialah :

1. Indeks Harga Konsumen (IHK)

IHK adalah Angka indeks yang memperhitungkan semua barang yang dibeli oleh konsumen pada masing-masing harganya. Untuk menghitung IHK digunakan rumus :

IHK = Harga Sekarang x 100 % (1) Harga pada tahun dasar

Manfaat IHK yaitu :

a. Mengetahui perubahan harga dari kelompok tetap barang dan jasa yang pada umumnya dikonsumsi masyarakat b. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menggambarkan tingkat kenaikan inflasi atau deflasi.

c. Indeksasi upah dan tunjangan gaji pengawai d. Penyesuaian nilai kontrak

e. Penentuan target inflasi

f. Indeksasi anggaran pendapatan dan belanja Negara

2.2Berdasarkan Penyebab Inflasi

MenurutPutong (2013:423) Berdasarkan penyebab inflasi terdiri dari dua yaitu sebagai berikut:

1. Demand Pull Inflation

Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan yang tinggi disatu pihak, di pihak lain kondisi produksi telah mencapai kesempatan kerja penuh (full employment), akibatnya adalah sesuai dengan hokum permintaan, bila permintaan banyak sementara penawaran tetap maka harga akan naik. Dan bila hal ini berlangsung secara terus menerus akan mengakibatkan inflasi yang berkepanjangan, oleh karena itu untuk mengatasinya diperlukan adanya keterbukaan kapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga kerja baru. Secara grafis, demand pull inflation ini bias digambarkan sebagai berikut :

2. Cost Push Inflation

Inflasi ini terjadi disebabkan turunnya produksi karena naiknya biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak efisiennya perusahaan, nilai kurs mata uang Negara yang bersangkutan jatuh/menurun, kenaikan harga bahan baku industri, adanya tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat dan sebagainya). Akibat naiknya biaya produksi maka ada dua hal yang bias dilakukan oleh produsen yaitu : pertama, langsung menaikan harga produknya dengan jumlah penawaran yang sama, atau harga produknya naik (karena tarik menarik permintaan dan penawaran) karena penurunan jumlah produksi.

2.3 Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Asal atau Sumbernya

Menurut Putong (2013:423) Berdasarkan asal atau sumbernya, maka inflasi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut :

1. Inflasi dalam Negeri (Domestic inflation)

Inflasi yang terjadi akibat defisit anggaran pembiayaan belanja Negara (APBN) yang terlihat pada anggaran belanja Negara. Untuk mengatasinya biasanya pemerintah mencetak uang baru. Selain itu harga-harga naik dikarenakan musim paceklik (gagal panen), bencana alam yang berkepanjangan dan lain sebagainya.

2. Inflasi Luar Negeri (International inflation)

inflasi yang disebabkan karena Negara-negara yang menjadi mitra dagang suatu Negara mengalami inflasi yang tinggi, dapatlah diketahui bahwa harga-harga barang dan juga ongkos produksi relatif mahal, sehingga bila terpaksa negara lain harus mengimpor barang tersebut maka harga jualnya di dalam negeri tentu saja bertambah mahal.

2.4 Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya

Menurut Putong (2013:423) Sifat inflasi terbagi menjadi empat yaitu :

1. Inflasi Ringan : Pengertian inflasi ringan adalah inflasi yang belum terlalu mengganggu keadaan ekonomi. Inflasi ringan mampu dikendalikan dengan tingkat nilai dibawah 10% per tahun.

(3)

2. Inflasi Sedang : Pengertian inflasi sedang adalah inflasi yang dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat bagi penghasilan tetap dengan tingkat laju inflasi sebesar 10%-30% per tahun.

3. Inflasi Berat : Pengertian inflasi berat adalah inflasi yang mampu mengacaukan perekonomian yang berakibat pada kurangnya minat masyarakat dalam menabung karna bunga bank lebih rendah dari laju angkat inflasi, inflasi berat memiliki laju sekitar 30%-100% per tahun.

4. Inflasi Sangat Berat atau Hiperinflasi : Pengertian inflasi sangat berat adalah inflasi yang telah mengacaukan kondisi perekonomian dan sulit dikendalikan walapun dengan melakukan kebijakan moneter atau kebijakan fiskal dengan laju inflasi diats 100% per tahun.

2.5 Dampak Inflasi

Menurut Putong (2013:426) “Inflasi pada umumnya memberikan dampak yang kurang menguntungkan dalam perekonomian, akan tetapi sebagaimana dalam salah satu prinsip ekonomi bahwa dalam jangka pendek ada trade off antara inflasi dan pengangguran menunjukan bahwa inflasi dapat menurunkan tingkat pengangguran, atau inflasi dapat dijadikan salah satu cara untuk menyeimbangkan perekonomian Negara, dan lain sebagainya”.

Secara khusus dapat diketahui beberapa dampak baik negatif maupun positif adalah sebagai berikut :

1. Bila harga barang secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik, sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena disatu sisi ada masyarakat yang berlebihan uang memborong barang sementara yang kekurangan uang tidak bias membeli barang, akibatnya Negara rentan terhadap segala macam kekacauan yang ditimbulkan.

2. Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untukk menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank di rush akibatnya bank kekurangan dana berdampak pada tutup atau bangkrut, atau rendahnya dana investasi yang tersedia .

3. Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harag untuk memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran, sehingga harga akan terus menerus menerus naik.

4. Distribusi barang relative tidak adil karena adanya penumpukan dan konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya dengan sumber produksi dan yang masyarakatnya memiliki banyak uang.

5. Bila inflasi berkepanjangan maka produsen banyak yang bangkrut karena produknya relative akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli.

6. Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang mengarah pada sentiment dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada penjarahan dan perampasan.

7. Dampak positif dan inflasi adalah bagi pengusaha barang-barang mewah yang mana barangnya lebih laku pada saat harganya semakin tinggi.

8. Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi atas diusahakan seefisien mungkin dan kumulatifisme dapat ditekan.

9. Inflasi yang berkepanjangan dapat menambahkan industry kecil dalam negeri menjadi semakin dipercaya dan tangguh. 10.Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan bergerak untuk melakukan kegiatan produksi

dengan cara mendirikan atau membuka usaha.

2.6 Saham

Menurut Fahmi (2013:270) “Saham adalah tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan. Istilah saham dapat diartikan sebagai sertifikat penyertaan modal dari seseorang atau badan hukum terhadap suatu perusahaan”.

Menurut Sihaloho (2013) “saham sebagai tanda penyertaan/ pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut”.

Menurut Fahmi (2013:271) Berdasarkan cara peralihannya, saham dapat dibedakan menjadi saham atas tunjuk dan saham atas nama.

a. Saham Atas Tunjuk

Saham atas tunjuk adalah saham yang tidak ditulis nama pemliknya agas penulis dipindah tangankan dari satu investor ke investor lain, sehingga wujudnya mirip dengan uang. Pemegang saham atas tunjuk secara hokum dianggap sebagi pemilik dan berhak ikut hadir dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). pEmilik saham ini harus berhati-hati dalam membawa dan menyimpanya, karena jika hilang tidak dapat dimintakan duplikat atau saham pengganti.

b. Saham Atas Nama

Saham atas nama adalah saham ayng ditulis dengan jelas nama pemiliknya dan cara peralihannya harus melalui tertentu, yaitu dengan dokumen peralihan dan nama pemiliknyya dibuat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar pemegang saham. Apakah sertfikat saham ini hilang, maka pemilik dapat meminta penggantian karena namanya sudah ada di dalam buku perusahaan.

(4)

Menurut Fahmi (2013:272) Ditinjau dari segi manfaatnya saham dapat digolongkan ke dalam saham biasa dan saham preferen sebagimana diuraikan sebagai berikut ini:

1. Saham Biasa (common stock)

Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya paling junior terhadap pembagian deviden dan hak atas harta kekayaan perusahaan jika perusahaan dilikuidasi. Saham ini biasanya mempunyai harga nominal yang ditetapkan oleh emiten atau disebut nilai pari (par value) ynag berbeda dengan harga perdana (primary price) atau harga sebelum saham dicatatkan di bursa efek. Jika harga terjual dengan harga perdana yang lebih tinggi dari harga nominal maka selisihnya disebut agio saham. Saham biasa terdiri dari lima jenis saham yaitu :

a. Blue Chip Stock (Saham Unggulan), yakni saham biasa dari suatu perusahaan yang mempunyai reputasi tinggi, sebagai

leader dari perusahaan sejenisnya dan memiliki pendapatannya yang stabil, serta konsisten dalam membayar deviden. b. Income Stock, yakni saham dari suatu emiten yang dapat membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang

dibayarkan pada tahun sebelumnya.

c. Growth Stock, yakni saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagi leader perusahaan sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

d. Speculative Stock, yakni saham dari emiten yang tidak bias secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemampuan penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti.

e. Counter Cycling Stock, yakni saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara

umum.

2. Saham Preferen

Saham jenis ini adalah saham yang berbentuk gabungan antara oligasi dengan saham biasa, karena dapat menghasilkan pendapatan tetap seperti yang dikehendaki investor. Saham ini serupa dengan saham biasa karena mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis diatas lembaran saham tersebut. Saham preferen diperdagangkan berdasarkan hasil yang ditawarkan kepala nvestor, maka saham ini dapat dipandang sebagi surat berharga pendapatan tetap menduduki tempat lebih senior dibanding dengan saham preferen. Dalam praktek pasar modal terdapat beberapa jenis saham preferen antara lain :

a. Cumulative Preferred Stock yaitu saham jenis ini memberikan hak kepada pemiliknya atas pembagian deviden yang sifatnya kumulatif salam suatu prosentase atau jumlah tertentu.

b. Non Cumulative Preferred Stock, pemegang saham ini mendapat prioritas dalam pembagian dividen sampai pada suatu

persentase atau jumlah tertentu, tetapi tidak bersifat kumulatif.

c. Participating Preferred Stock, pemilik saham ini selain memperoleh ekstra dividen apabila perusahaan dapat mencapai

sasaran yang telah ditetapkan.

d. Convertible Preferred Stock, yaitu pemegang saham ini mempunyai hak lebih dibandingkan pemegang saham lainnya.

Hak itu terutama dalam penunjukkan direksi perusahaan.

2.7 Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dapat dibagi menjadi tiga : 1. Faktor yang bersifat Fundamental

Faktor yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan dan faktor lain yang dapat mempengaruhinya antara lain: a. Kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional perusahaan

b. Prospek pemasaran

c. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan 2. Faktor Yang Bersifat Teknis

Menyajikan informasi yang menggambarkan pasaran suatu efek baik secara iindividu atau kelompok a. Perkembangan kurs

b. Keadaan pasar modal

c. Volume dan frekuensi transaksi suku bunga 3. Faktor Sosial Politik

a. Tingkat inflasi yang terjadi b. Kebijakan moneter pemerintah c. Kondisi perekonomian d. Keadaan politik suatu Negara

3. METODELOGI PENELITIAN

(5)

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia yang dilaksanakan bulan Mei 2016 sampai Agustus 2016.

3.2 Jenis dan Sumber data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder hasil dokumentasi perusahaan yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik yang beralamat Jl. Dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Indonesia situs http://www.duniainvestasi.com dan http://www.idx.co.id dan sumber lain yang berhubungan dengan objek penelitian.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2012 sampai dengan januari 2016. Sampelnya PT. Kalbe Farrma Tbk dan metode pengambilan sampelan pada penelitian ini menggunakn metode convenience sampling. Convenience sampling merupakan penentuan sampel berdasarkan keinginan peneliti.

3.4 Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan studi dokumentasi yang dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari dokumen-dokumen resmi yang diterbitkan perusahaan, serta menggunakan bahan-bahan kepustakaan berupa tulisan-tulisan ilmiah seperti artikel atau jurnal-jurnal ilmiah serta laporan-laporan penelitian ilmiah yang berkaitan dengan topik yang sedang diteliti.

3.5 Operasional

Berdasarkan rumusan masalah, maka variabel-variabel dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (Independent Variable) adalah variable yang mempengaruhi variable terikat. Adapun independen dalam penelitian ini adalah inflasi (X).

2. Variabel Terikat (Dependent Variable) yaitu variable yang dipengaruhi variabel bebas yaitu kinerja saham (Y). Tabel 1. Operasionalisasi Variabel Penelitian

No Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Ukur

1 Inflasi (X) Suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian

Indeks Harga Konsumen

Rasio

2 Kinerja Saham (Y) Kebijakan yang berhubungan deengn pembayaran deviden oleh pihak perusahaan berupa penemuan besarnya deviden yang akan dibagikan dan besar saldo laba yang akan ditahan untuk kepentingan perusahaan fluktuasi harga-harga saham dalam periode 2013-Jan 2016

Harga saham Rasio

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskritif, sedangkan model analisis yang digunakan dala penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana, dengan model persamaan :

Y =a + bX + e (1)

Dimana:

Y = Kinerja Saham X = Inflasi

a = Konstanta

b = Koefisien regresi variabel

e = error of term (variable yang tidak diteliti)

3.7 Kerangka Berfikir

Kerangka pemikiran adalah suatu diagram yang menjelaskan secara garis besar mengenai alur logikanya berjalannya sebuah penelitian ataupun alur-alur yang logid dalam membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan berupa hipotesis.

Gambar 1. Kerangka Berpikir

3.8 Hipotesis

(6)

Menurut Sugiyono (2013: 96) menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan perumusan masalah dan uraian teoritis di atas, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut :

1. Jika thitung ≤ ttabel , maka H0 diterima, H1 ditolak, artinya secara parsial penelitian tidak ada pengaruh.

2. Jika thitung > ttabel , maka H0 ditolak, H1 diterima, artinya secara parsial penelitian berpengaruh atau ada pengaruh.

Berdasarkan formulasi di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah “ ada pengaruh inflasi terhadap kinerja saham pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

3.9 Pengujian Hipotesis

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variable

terikat. Semakin besar nilai koefisien determinasi (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variable bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat.

b. Uji Parsial (Uji t)

Untuk parsial (uji t) bertujuan untuk melihat pengaruh inflasi secara parsial terhadap kinerja saham, dengan kriteria: 1. Jika thitung ≤ ttabel , maka H0 diterima, H1 ditolak, artinya secara parsial penelitian tidak ada pengaruh.

2. Jika thitung > ttabel , maka H0 ditolak, H1 diterima, artinya secara parsial penelitian berpengaruh atau ada pengaruh.

4. HASIL PENELITIAN

Inflasi merupakan bagian dari keadaan perekonomian yang akan dialai oleh suatu Negara, hanya saja setiap negara memiliki tingkat inflasi yang berbeda-beda. Untuk mengukur tingkat inflasi dapat menggunakan Indeks Harga Konsumen. Berikut adalah data pergerakan inflasi pada periode penelitian tahun 2012 sampai Jan 2016.

Tabel 2. Tingkat Inflasi Indonesia

Sumber: Badan Pusat Statistik

Berdasarkan data tersebut di atas diketahui bahwa inflasi di Indonesia mengalami kenaikan dan penurunan. Inflasi dengan angka rata-rata tertinggi dari bulan Juli 2013 sebesar 3,29% dan inflasi rata-rata terendah bulan Maret 2014 sebesar 0,08%.

4.1 Harga Saham pada PT. Kalbe Farma di Bursa Efek Indonesia

Harga saham adalah harga saham yang terjadi di bursa pada saat penutupan (closing price) yang terbentuk pada setiap akhir perdagangan saham. Dengan demikian data yang diambil dalam penelitian ini adalah data closing price untuk masing-masing saham sebelum dan sesudah ex-devidend selama periode penelitian di Bursa Efek Indonesia.

Sehubungan dengan penelitian ini kinerja saham dapat diketahui dari harga saham suatu perusahaan, maka harga saham yang diukur dengan menggunakan nilai saham data penutupan (closing price). Berikut ini akan disajikan nilai saham saat penutupan yang ada pada perusahaan PT. Kalbe Farma Tbk di Bursa Efek Indonesia.

(7)

Tabel 3. Harga Saham Perusahaan PT. Kalbe Farma Tbk di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 s/d Jan 2016

Sumber: www.idx.co.id

4.2 Analisis Data Penelitian

Interpensi data keseluruhan untuk masing-masing variable penelitian dapat dilakukan setelah terlebih dahulu dilakukan klasifikasi yang berdasarkan nilai-nilai dari rata-rata inflasi Negara dan harga saham suatu perusahaan.

(8)
(9)

Sumber : www.bps.go.id. dan www.idx.co.id

4.3 Hasil Uji Regresi Sederhana

Untuk mengetahui pengaruh inflasi terhadap kinerja saham perusahaan PT. Kalbe Farma Tbk di Bursa Efek Indonesia, maka digunakan uji regresi Linier Sederhana. Berikut adalah tabel hasil pengujian regresi pada variabel :

Tabel 5. Hasil Pengujian Regresi

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1039,295 89,294 11,639 ,001 Inflasi 318,431 71,367 ,932 4,462 ,021

a. Dependent Variable: Kinerja Saham

Dari model regresi tersebut dapat dibuat penjelasan sebagai berikut :

1. Nilai konstanta menunjukkan angka sebesar yang berarti bahwa bila tidak ada perubahan inflasi, maka harga saham bisa mencapai nilai sebesar Rp 1.039.295 per lembar hal ini menunjukkan adanya pengaruh variabel lain selain inflasi 2. Inflasi menunjukkan angka sebesar 318.431 hal ini berarrti pada saat terjadi inflasi sebesar 1% maka akan menurunkan

harga saham yang dimiliki oleh investor sebesar Rp 318.431 per lembar.

4.4 Pengujian Hipotesis 1. Koefisien Determinasi (R2)

Bertujuan untuk mengukur berapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Nilai koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada tabel di bawah :

Tabel 6. Hasil pengujian Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 ,932a 0,869 0,825 119,15

a. Predictors: (Constant), Inflasi b. Dependent Variable: Kinerja Saham

Nilai Koefisien Determinasi (R2) yang diperoleh sebesar 86,9% menunjukkan bahwa variabel inflasi mampu menjelaskan

variasi yang terjadi kinerja saham perusahaan PT. Kalbe Farma Tbk di Bursa Efek Indonesia, sedangkan sisanya sebesar 13,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

A. Uji Parsial (Uji t)

Untuk parsial (uji t) bertujuan untuk melihat pengaruh inflasi secara parsial terhadap kinerja saham, dengan kriteria : a. Jika thitung ≤ ttabel , maka H0 diterima, H1 ditolak, artinya secara parsial penelitian tidak ada pengaruh.

b. Jika thitung > ttabel , maka H0 ditolak, H1 diterima, artinya secara parsial penelitian berpengaruh atau ada pengaruh.

Tabel 7. Hasill Uji Partial (uji t)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1039,295 89,294 11,639 ,001

(10)

Inflasi 318,431 71,367 ,932 4,462 ,021 a. Dependent Variable: Kinerja Saham

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai thitung 4,462 ≤ ttabel 2,013 untuk variabel inflasi 4,462 lebih kecil

dibanding ttabel 2,013 dan nilai signifikansi 0,021 lebih kecil dari alpha (0,05). Maka H0 ditolak, H1 diterima, dengan

demikian secara parsial variabel inflasi berpengaruh dan signifikan terhadap harga saham.

Hasil uji parsial (uji t) di atas menunjukkan bahwa secara parsial variabel inflasi berpengaruh dalam menentukan kinerja saham perusahaan PT. Kalbe Farma, Tbk di Bursa Efek Indonesia.

4.2 Pembahasan

Hasil pengujian koefisien determinasi menunjukkan bahwa variabel inflasi mampu menjelaskan sebagai variabel yang terjadi pada kinerja saham yang dilihat dari harga saham perusahaan PT. Kalbe Farma Tbk di Bursa Efek Indonesia, ini dibuktikan dengan nilai koefisien Determinasi (R2) pada tabel Model Summary yang diperoleh sebesar 86,9% sedangkan

sisanya sebesar 13,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Hasil pengujian secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa variabel inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja saham perusahaan PT. Kalbe Farma, Tbk. Hal Ini dibuktikan dengan pada tabel Coefficients nilai thitung sebesar

4,462 sedangkan nilai ttabel sebesar 2,012, dengan kata lain ttabel > dari thitung maka H0 ditolak H1 diterima, artinya secara

parsial penelitian berpengaruh. Dan nilai signifikansi pada tabel Coefficients sebesar 0,012, hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikan yang diperoleh lebih kecil dibandingkan dengan nilai alpha sebesar 0,05.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil peneitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Nilai Coefficients determinasi pada penelitian ini di peroleh sebesar 0,869 atau 86,9% menunjukkan bahwa variabel inflasi mampu menjelaskan variasi yang terjadi kinerja saham PT.Kalbe Farma, Tbk

2. Secara parsial variabel bebas yaitu inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja saham pada PT. Kalbe Farma, Tbk

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik,2016.www.bps.go.id, DiaksesTanggal 19 Juli 2016 Bursa EfekIndonesia,2016.www.idx.co.id, DiaksesTanggal 18 Juli 2016

Bv, V., Harga, T., &Sihaloho, L. (2013). PengaruhInflasi ,SukuBunga Dan Book Perusahaan Indeks Lq45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia (Bei) Pada Tahun.

Dewi, S. P., &Hidayat, R. (2014). Pengaruh Net Profit Margin dan Return on Assets terhadapHargaSaham pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. JurnalIlman: JurnalIlmuManajemen, 1(1), 1–10.

Fahmi, I. (2013). Pengantar: ManajemenKeuangan. Bandung: ALfabeta. Murhadi, W. R. (2013). AnalisisLaporanKeuangan. Jakarta: SalembaEmpat.

Putong, I. (2013). Economics: PengantarMikro dan Makro (5th ed.). Jakarta: Mitra Wacana Media.

S, A. N., Yunita, I., Iradianty, A., Prodi, S., Bisnis, M., Ekonomi, F., & Telkom, U. (2014). PengaruhProfitabilitas Dan InflasiTerhadap Return Saham Pada IndustriFarmasi Yang Terdaftar Di Bei Periode 2011-2014.

Sarkum, S., Suryadi, S., Munthe, I. R., & Hidayat, R. (2019). The zoning strategy for smes: a marketing concept O2O (offline and online). Journal of Physics: Conference Series, 1175(1), 012211. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1175/1/012211

Gambar

Gambar 1. Kerangka Berpikir
Tabel 2. Tingkat Inflasi Indonesia
Tabel 3. Harga Saham Perusahaan PT. Kalbe Farma Tbk di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 s/d Jan 2016
Tabel 4. Nilai Inflasi dan Harga Saham untuk tiap bulan Periode 2012 s/d Jan 2016
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pengetahuan empiris pemanfaatan pakundalang ( Blumea balsamifera ) di beberapa desa di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, menunjukkan bahwa pakundalang telah turun

15170781010015 Dolfie Dolly Mokorimban TAHAP 2 BK-2.1 ABSEN Tanpa Keterangan 15170754010148 Meini Lumopa TAHAP 2 AKUNTANSI ABSEN Tanpa Keterangan. RAYON 128 UNIVERSITAS

4. Te{adi peningkatan kesadaran gender secara berangsur-angsur pada kaum laki-laki maupun petempuan yang memberi suasana kondusif bagi perempuan untuk dapat betkiptah

Power Management System (PMS) adalah bagian penting dari peralatan kontrol dalam kapal dan biasanya mendistribusikan daya ke berbagai stasiun kontrol yang dapat

Microarray memiliki dimensi data yang sangat besar oleh karena itu, untuk meningkatkan akurasi diagnosis kanker tersebut maka dibandingkan dengan teknik

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 56 Pekanbaru.. Tersedia di

• Neraca perdagangan non migas bulan Februari 2017 mengalami surplus USD 2,5 miliar. sementara neraca migas defisit USD 1,2 miliar, menyebabkan neraca perdagangan secara total

Lestari melakukan analisis jumlah pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan perbankan syariah melalui website dengan hasil skor IFR bank syariah paling banyak jumlahnya pada