• Tidak ada hasil yang ditemukan

s pgsd penjas 1003779 chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "s pgsd penjas 1003779 chapter1"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan investasi besar jangka panjang yang harus ditata dan disiapkan sebaik mungkin, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa

demi untuk kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan suatu bangsa yang menaruh harapan besar pada calon pendidik untuk kemajuan masa depan bangsanya, karena dari sanalah muncul tunas-tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.

Proses belajar berlangsung selama seumur hidup manusia, baik yang di dapat dari pengalaman kehidupan sehari-hari maupun dari proses pendidikan yang bersifat formal. Pendidikan formal memiliki tingkatan masing-masing untuk tingkatan usia tertentu. Tingkat pendidikan memiliki jenjangnya masing-masing, dimulai jenjang PAUD, SD/ MI, SMP, SMA, sampai dengan Perguruan Tinggi. Dan disetiap jenjang pendidikan mempunyai tujuannya masing-masing. Contohnya saja dalam jenjang pendidikan sekolah dasar/ SD mempunyai tujuan untuk menanamkan kecerdasan, pengetahuan dasar, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri. Dimana dalam mencapai hasil belajaryang baik, peserta didik harus mampu menyelesaikan serangkaian mata pelajaran. Dan salah satu mata pelajaran yang harus diselesaikan adalah pendidikan jasmani.

Menurut Mulyanto (2013: 25) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani adalah sebagai berikut:

Pendidikan jasmani itu tidak lain adalah proses belajar untuk bergerak dan melalui gerak. Belajar melalui gerak untuk mencapai tujuan pengajaran, dalam pendidikan jasmani siswa diajarkan untuk bergerak melalui pengalaman gerak terbentuk perubahan dalam aspek jasmani dan rohani.

(2)

moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga. Pendidikan jasmani berarti program pendidikan lewat gerak atau permainan dan olahraga. Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik. Mendidik disini dapat berupa keterampilan fisik dan motorik, keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, dan bisa juga keterampilan emosional dan sosial.

Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran sesuai dengan yang diharapkan. Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah modal yang sangat penting dalam upaya peningkatan mutu sumber daya manusia, hasil yang diharapkan itu akan dapat dicapai dalam waktu cukup lama dan melalui berbagai proses yang tersusun secara sistematis. Oleh karena itu, pendidikan jasmani dan olahraga harus terus ditingkatkan dan dilakukan dengan kesabaran dan keikhlasan. Hal ini tentu diperlukan suatu tindakan yang mendukung terciptannya pembelajaran yang kondusif dan anakpun nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran.

Menurut Suherman (2011: 83) berdasarkan kerangka dasar kurikulum 2004, maka ruang lingkup program pembelajaran pendidikan jasmani dan standar

kompetensi kelas 6 Sekolah Dasar meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Permainan dan olahraga.

2. Aktifitas pengembangan. 3. Aktifitas uji diri.

4. Aktifitas ritmik. 5. Aktifitas Air.

6. Pendidikan luar kelas (outdoor education).

(3)

atau beregu termasuk pengembangan nilai-nilai yang terkandung di dalam permainan seperti pengembangan kerjasama, sportifitas, kejujuran, berpikir kritis, dan mengikuti peraturan yang berlaku. Adapun standar kompetensi permainan dan olahraga adalah mengkombinasikan berbagai unsure dasar keterampilan dasar sepak bola, bola basket, kasti/kippers/rounders/soft ball, atletik dan permainan net dengan control yang meningkat dan memiliki pengetahuan serta nilai-nilai yang

terkandung di dalamnya.

Aktifitas pengembangan berisikan kegiatan-kegiatan yang berfungsi untuk mebentuk postur tubuh yang ideal, pengembangan komponen kebugaran jasmani, serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, seperti latihan kekuatan, daya tahan, kelenturan, keseimbangan, dan kelentukan. Bentuk-bentuk yang dilakukan latihan adalah senam kesegaran jasmani, senam aerobic, pull up, sit up, back up, push up, dan lain-lain.

Aktifitas uji diri berisikan kegiatan-kegitan yang berhubungan dengan ketangkasan seperti senam lantai, senam alat, dan aktifitas fisik lainnya yang bertujuan untuk melatih keberanian dan kapasitas diri.

Aktifitas ritmik berisikan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bebagai gerak irama seperti gerak irama bebas, gerak irama modifikasi dan gerak irama menetap (SKJ).

Aktifitas air berisikan kegiatan-kegiatan di dalam air, seperti permainan air, berbagai gaya renang dan keselamatan di air serta etika di dalam kolam renang.

Pendidikan luar kelas (outdoor education) berisikan kegiatan-kegiatan di luar kelas dan kegiatan di alam terbuka/bebas, seperti bermain di lingkungan sekolah bermain ke taman-taman, bermain di sela-sela perkampungan, lahan

pertanian, berkemah, mendaki gunung, dan menelusuri aliran sungai serta unsur perilaku yang berkaitan dengan kreatfitas alam terbuka

Salah satu materi pembelajaran pendidikan jasmani berdasarkan kurikulum yang ada di sekolah dasar yaitu atletik. Saputra (2001: 1) mengungkapkan pengertian “atletik adalah salah satu aktifitas fisik yang dapat diperlombakan atau

(4)

Atletik dapat menjadi salah satu kegiatan yang digemari dalam pendidikan jasmani disekolah dasar sesuai dengan ciri perkembangannya, siswa disekolah dasar pada dasarnya sudah terampil melakukan unsur gerakan kegiatan atletik seperti berjalan, berlari, melempar dan melompat. Atletik dapat meningkatkan kualitas fisik siswa sehingga lebih bugar, karena itu atletik sering pula dijadikan sebagai kegiatan pembuka atau penutup satuan ajar pendidikan jasmani disekolah

dasar. Atletik dapat menjadi unsur kegembiraan dan sifat-sifat tertentu, seperti kegigihan, semangat berlomba, dan lain sebagainya. Salah satu bentuk pengajaran atletik yang seringkali diberikan di sekolah dasar adalah mengenai pembelajaran lempar lembing.

Menurut Muhtar (2010: 111) bahwa lempar lembing adalah sebagai berikut:

Lempar lembing adalah suatu bentuk gerakan melempar suatu alat yang berbentuk panjang dan bulat dengan berat tertentu yang terbuat dari kayu, bambu atau metal (untuk perlombaan) yang dilakukan dengan satu tangan untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Melempar bagi siswa sekolah dasar, menjadi bagian keterampilan gerak dasar yang dilakukan dengan anggota badannya. Keterampilan itu disebut keterampilan manipulatif. Dalam upaya membina dan pengembangan kemampuan tersebut, guru perlu merancang proses pembelajaran yang lebih menarik bagi siswa agar mereka lebih giat mempelajarinya. Di dalam kehidupan sehari-hari tidak banyak kesempatan untuk melempar, sehingga kemampuan anak melempar agak kurang berkembang dan akan tetap demikian apabila kekurangan ini tidak diatasi. Tugas utama seorang guru pendidikan jasmani adalah menciptakan kesempatan yang merangsang anak-anak untuk mengembangkan kemampuannya melempar dalam suasana bermain secara bebas. Penyajian tugas gerak lempar dengan cara bermain akan menciptakan prasyarat keterampilan yang

menguntungkan bagi keterampilan gerak dominan pada tahap selanjutnya akan dapat ditingkatkan tehnik lemparan dengan aturan yang berlaku dalam keterampilan atletik yang sesungguhnya.

(5)

mengembangkan media pembelajaran sederhana, guru miskin akan model-model pembelajaran, sehingga dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang monoton, guru hanya menggunakan metode ceramah dan metode tugas, karena mereka hanya mengejar bagaimana materi pelajaran tersebut dapat selesai tepat waktu, tanpa memikirkan bagaimana pembelajaran itu bermakna dan dapat diaplikasikan oleh siswa dalam

kesehariannya.

Selain itu juga faktor lain dalam pengajaran pendidikan jasmani dan hal ini khusunya pembelajaran atletik yang dianggap membosankan dan kurang disenangi oleh siswa adalah model pembelajaran guru yang tidak menyesuaikan dengan karakteristik, kemampuan, dan perkembangan anak. Guru pendidikan jasmani mengajarkan materi dan memperlakukan siswa sama dengan orang dewasa. Seharusnya apabila guru akan menyediakan tugas gerak bagi siswa harus menyesuaikannya dengan keadaan siswa, karena karakteristik siswa sekolah dasar berbeda dengan orang dewasa.

Untuk mengatasi hal tersebut diatas diperlukan kemasan baru dalam bentuk kegiatan yang menarik minat belajar anak dan menyenangkan untuk dilakukan oleh anak. Guru harus berusaha seoptimal mungkin dalam merancang tugas gerak yang menggembirakan. Tanpa itu, mustahil mutu pengajaran atletik akan meningkat. Bahkan, akan tumbuh sikap tidak senang pada anak-anak terhadap kegiatan atletik, terutama lempar lembing.

Melalui program yang direncanakan secara baik, anak-anak dilibatkan secara aktif dalam kegiatan fisik yang tinggi intensitasnya. Pendidikan jasmani juga tetap menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan yang ada

disekitarnya dengan banyak mencoba, sehingga kegiatannya tetap sesuai denganminat anak, lewat pendidikan jasmanilah anak-anak menemukan saluran

yang tepat untuk bergerak bebas dan meraih kembali keceriaannya, sambil terangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh.

(6)

pengetahuan dan pemahaman gerak manusia. Kita sebagai calon tenaga pendidik di sekolah dasar yang memdalami bidang pendidikan jasmani harus dapat mengembangkan teknik-teknik pengajaran yang lebih digemari oleh siswa sebagai bekal pada saat terjun langsung dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar nantinya. Sehingga dapat memberikan jalan keluar dari masalah yang selama ini dihadapi oleh para guru pendidikan jasmani, dalam pembelajaran

pendidikan jasmani pada umumnya dan pembelajaran atletik yaitu teknik dasar lempar lembing pada khususnya, serta mampu memperbaiki proses pembelajaran pendidikan jasmani yang akhirnya mampu meningkatkan partisipasi aktif dan kemampuan siswa dalam bidang olahraga pada umumnya, di bidang penguasaan teknik dasar lempar lembing pada khususnya.

Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti mengambil judul “Perbandingan Modifikasi Bola Bertali dengan Roket Terhadap Hasil Pembelajaran Lempar Lembing diSDN Cibitung Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Seberapa besar peningkatan hasil belajar lempar lembing melalui modifikasi bola bertali di kelas V SDN Cibitung?

2. Seberapa besar peningkatan hasil belajar lempar lembing melalui roket di kelas V SDN Cibitung?

3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar pada pembelajaran lempar lembing melalui modifikasi bola bertali dengan roket di kelas V SDN Cibitung?

C. Tujuan Penelitian

(7)

1. Ingin mengetahui seberapa besar peningkatan hasil pembelajaran lempar lembing melalui modifikasi bola bertali.

2. Ingin mengetahui seberapa besar peningkatan hasil pembelajaran lempar lembing melalui modifikasi roket.

3. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil pembelajaran lempar lembing antara siswa yang mengikuti pembelajaran melalui modifikasi bola bertali

dengan modifikasi roket.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak diantaranya adalah pihak sekolah, pihak guru, pihak lembaga, bagi peneliti dan khususnya untuk peserta didik yang bersangkutan. Adapun manfaat yang mungkin dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Manfaat bagi siswa/peserta didik

a. Siswa akan lebih termotivasi dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuan lempar lembing dan berdampak pada hasil belajar siswa.

b. Melalui penelitian ini diharapkan siswa lebih antusias, senang dan bersemangat terhadap proses pendidikan jasmani sehingga akan menimbulkan kesan bermakna bagi anak.

c. Memacu siswa agar berperan secara aktif dalam pembelajaran agar mendapatkan hasil yang lebih baik dan meningkatkan prestasi belajarnya. d. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan siswa memiliki kemampuan gerak

dasar lempar lembing yang baik dalam pembelajaran pendidikan jasmani, sebagai pengaruh dari pembelajaran lempar lembing dengan perbandingan

alat pembelajaran. 2. Manfaat bagi Guru

(8)

b. Dengan adanya penelitian ini diharapkan memberikan kemudahan untuk guru dalam menyampaikan variasi pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Sebagai bahan masukan bagi guru untuk mengembangkan strategi belajar mengajar yang tepat dalam rangka untuk meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil belajar siswa.

3. Bagi Sekolah

a. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar.

b. Dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam peningkatan hasil belajar siswa, khusunya dalam pembelajaran lempar lembing.

c. Dapat dijadikan bahan evaluasi tentang keberhasilan pembelajaran lempar lembing.

4. Bagi Lembaga

a. Dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat memberikan suntikan motivasi untuk menciptakan tenaga pengajar yang berkualitas di masa yang akan datang.

b. Dapat diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya dalam pembelajaran lempar lembing.

5. Bagi Peneliti

a. Dapat memperoleh data dan informasi yang transparan tentang permasalahan-permasalahan di dalam proses kegiatan belajar mengajar siswa khususnya pembelajaran lempar lembing.

b. Dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman dalam

menyusun karya ilmiah. 6. Bagi Peneliti lain

a. Dapat dijadikan sebagai sumber atau referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian selanjutnya.

(9)

E. Batasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap pokok-pokok masalah yang diteliti, berikut ini dijelaskan secara optimal beberapa istilah yang dipandang perlu diketahui kejelasannya, adapun istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut:

1. Perbandinganadalah perbandingan dua hal atau lebih dari satu hal yang

sejenis dan dinyatakan dengan cara yang sederhana, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003: 100).

2. Atletik adalah salah satu aktifitas fisik yang dapat diperlombakan atau dipertandingkan dalam bentuk kegiatan jalan, lari, lempar, dan lompat, (Saputra, 2001: 1).

3. Lempar lembing adalah suatu bentuk gerakan melempar suatu alat yang berbentuk panjang dan bulat dengan berat tertentu yang terbuat dari kayu, bambu atau metal (untuk perlombaan) yang dilakukan dengan satu tangan untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya sesuai dengan peraturan yang berlaku, (Muhtar, 2010: 111).

4. Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru agar pembelajaran yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu perubahan tersebut (Bahagia,2000: 1). 5. Bola bertali dibuat dari bola tenis dan tali plastik, alat ini dapat dibuat siswa

sehingga setiap siswa diharapkan memilikinya, (Saputra, 2001: 87).

Referensi

Dokumen terkait

tersebut membuktikan bahwa nilai siswa dalam membuat paragraf persuasif yang menggunakan media gambar lebih tinggi dari yang tidak menggunakan media gambar. Berdasarkan

Oleh karena itu, melalui edukasi dan konseling dari pihak rumah sakit dan pihak instalasi yang terkait kepada pendamping pasien stroke, serta upaya penyuluhan oleh

Masalah belajar eksternal adalah masalah-masalah yang timbul dari luas diri siswa sendiri atau faktor-faktor eksternal yang menyebabkan kekurang beresan dalam belajar..

Undang­Undang Nomor 17 Tahun 2003  tentang Keuangan Negara (Lembaran  Negara Republik  Indonesia   Tahun  2003

[r]

Dengan berkembangnya sistem perbankan dan keuangan syariah di dunia negara tersebut mendorong negara-negara di kawasan untuk juga berpartisipasi dalam mengembangkan industri

Jadi, berikutnya dari bagian (b) dari teorema 7 bahwa dalam R 2 dan R 3 dua vektor yang berbentuk himpunan tak bebas linear adalah jika dan hanya jika vektor itu

Produk yang termasuk dalam kelompok ini adalah produk yang menggunakan prinsip jual beli, seperti: murabahah, salam, dan istishna serta produk yang menggunakan prinsip