• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN PERBAIKAN TANAH DENGAN VERTIKAL DRAIN MENGGUNAKAN ANALISIS PROGRAM VISUAL BASIC - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERENCANAAN PERBAIKAN TANAH DENGAN VERTIKAL DRAIN MENGGUNAKAN ANALISIS PROGRAM VISUAL BASIC - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

FORMULASI PERENCANAAN

Secara umum bagian dari program perhitungan penurunan akibat vertikal sand drain dan fiber drain adalah terdiri dari bagian input, proses dan output. Pada bagian input terdiri dari properti parameter tanah timbunan, parameter tanah lempung, properti sand drain dan PVD.

Adapun input dari properti tanah timbunan yang dimasukkan adalah berat jenis jenuh tanah(γt), tinggi tanah timbunan (ht), lebar puncak tanah timbunan(B), kemiringan tanah timbuanan(n) dan tinggi muka air(hw). Untuk input properti tanah lempung data yang dimasukkan adalah tinggi tanah lempung (h), berat jenis jenuh tanah lempung (γ), angka pori (e), koefisien konsolidasi arah vertikal (Cv) dan indeks kompresitas tanah (Cc). Untuk properti vertikal sand drain dan PVD data yang dimasukkan adalah waktu penurunan(t), Jarak antara Sand drain atau PVD (S), koefisien konsolidasi arah radial (Cr), jari jari sand drain (r) atau lebar PVD (Bw).

Pada proses perhitungan pertama, dihitung dulu besar penurunan yang terjadi tanpa menggunakan vertikal drain dan lama waktu penurunan. Proses perhitungan ini menggunakan rumus konsolidasi satu dimensi yaitu

⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜

⎛ +

+ ⋅ =

tot tot

P

∆P P log e 1

h Cc

S .

Setelah didapat hasil penurunan dan waktu penurunan, baru dihitung besarnya penurunan yang terjadi jika menggunakan PVD atau sand drain beserta derajat konsolidasinya.

Setelah didapat hasil penurunan dengan PVD dan sand drain, selanjutnya dihitung metode penimbunan bertahap dengan menghitung tinggi maksimal timbunan masing-masing tahapan atau tinggi kritis (Hcr). Hcr merupakan parameter untuk menentukan banyaknya tahapan serta waktu untuk masing-masing tahapan.

(2)

tanah timb ah timb(B) puncak tan

Lebar vertikal kons

penurunan hitungan

(3)

vertikal i

penurunan Lama

Konfigurasi Persegi

R=0.564 x S

Segitiga R=0.524 X S

Output Ur

(4)

Output Uv

Uv) -Ur)(1 -(1 -1 U =

Output U

Stot U drain

sand S

Drain Sand

Penurunan

⋅ =

Drain Sand

Output

PVD properti

Input

C

π

Tv x

Uv = 100 4

(5)

ya T Konfigurasi Y Persegi

D= 1.13 x S

Segitiga D= 1.05 x S vertikal kons.

(6)

π

Tv Uv = 100 4

)

1

)(

1

(

1

Un

Uv

U

=

output U

D

Stot

U

Spvd

PVD

Penurunan

=

Spvd

output

Selesai

Hitung Hcr, Banyak tahapan,waktu setiap tahapan

Output grafik hubungan tinggi tinggi

(7)

Gambar3.1: Lapisan tanah yang akan distabilisasi dengan sand drain dan PVD

3

3

3

3

Cv

Cc

e

γ

1

1

1

1

Cv

Cc

e

γ

t

γ

2

2

2

2

Cv

Cc

e

Referensi

Dokumen terkait

Dalam setiap kasus, tanah yang tidak datar akan menghasilkan komponen gravitasi dari berat yang cenderung menggerakkan masa tanah dari elevasi yang lebih tinggi ke.. elevasi yang

Pada kondisi limpasan diijinkan, lebar puncak minimum adalah sama dengan lebar dari tiga butir batu pelindung yang disusun berdamping (n=3). Untuk bangunan tanpa terjadi

Perhitungan Momen dan Gaya Lintang Pilar 1 Akibat Timbunan.

Berat butir lapis lindung dihitung dengan rumus Hudson berikut ini:. θ

Dalam setiap kasus, tanah yang tidak datar akan menghasilkan komponen gravitasi dari berat yang cenderung menggerakkan masa tanah dari elevasi yang lebih tinggi ke elevasi yang

bisa memperbaiki kemiringan menara air dikarenakan posisi menara yang terlalu dekat dengan tribune sehingga terjadi interaksi dengan beban timbunan tribune dan terjadi penurunan

Biasanya pada pengujian untuk mendapatkan berat jenis butiran tanah sebagai patokan diambil pada temperatur 15 0 C dan karena temperatur contoh bahan yang sebenarnya tidak jauh

Keterkaitan faktor curah hujan, kemiringan lereng, jenis tanah dan penutupan lahan pada tingkat erosi berat tahun 2009 .... Keterkaitan faktor curah hujan, kemiringan lereng,