• Tidak ada hasil yang ditemukan

PBL Blok 30 Skenario 6

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PBL Blok 30 Skenario 6"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Rahasia Kedokteran Terhadap Penyakit

Rahasia Kedokteran Terhadap Penyakit

Menular Seksual Pasien

Menular Seksual Pasien

Fransisca Febriana

Fransisca Febriana

10-2010-184

10-2010-184

D5

D5

Mahasiswi, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Mahasiswi, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jakarta Barat Jakarta Barat

Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Telp. 021-56942061 Fax. Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731021-5631731 e-mail : anime4eva@live.com e-mail : anime4eva@live.com  ___________  ________________________________________________________________________________________________________________________________ _______  PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Profesi kedokteran diharapkan memiliki sikap profesionalisme, yaitu sikap yang Profesi kedokteran diharapkan memiliki sikap profesionalisme, yaitu sikap yang  bertanggungjawab, sikap kompetensi dan

 bertanggungjawab, sikap kompetensi dan wewenang yang sesuai waktu juga tempat, sikapwewenang yang sesuai waktu juga tempat, sikap etis sesuai etika profesi,

etis sesuai etika profesi, bekerja sesuai standar yang ditetapkan, dan untuk bidang kesehatanbekerja sesuai standar yang ditetapkan, dan untuk bidang kesehatan diperlukan adanya sikap altruis (rela berkorban).

diperlukan adanya sikap altruis (rela berkorban).

Didalam menentukan tindakan di bidang kesehatan

Didalam menentukan tindakan di bidang kesehatan medis, perlu dipertimbangkanmedis, perlu dipertimbangkan tentang kebutuhan pasien, namun keputusan tetap harus didasarkan pada hak-hak asasi tentang kebutuhan pasien, namun keputusan tetap harus didasarkan pada hak-hak asasi  pasien. Dalam pengambilan keputusan sebagai tenaga medis pu

 pasien. Dalam pengambilan keputusan sebagai tenaga medis pun kita perlu mempelajarin kita perlu mempelajari tentang etika yang merupakan disiplin ilmu yang mempelajari baik buruk atau benar salahnya tentang etika yang merupakan disiplin ilmu yang mempelajari baik buruk atau benar salahnya suatu tindakan perbuatan seseorang/ institusi dilihat dari moralitas.

suatu tindakan perbuatan seseorang/ institusi dilihat dari moralitas.

PEMBAHASAN PEMBAHASAN Skenario VI.

Skenario VI. Seorang pasien laki-laki datang ke praktek dokter. Pasien ini dan keluarganyaSeorang pasien laki-laki datang ke praktek dokter. Pasien ini dan keluarganya adalah pasien lama dokter tersebut, dan sangat akrab serta selalu mendiskusikan kesehatan adalah pasien lama dokter tersebut, dan sangat akrab serta selalu mendiskusikan kesehatan keluarganya dengan dokter tersebut. Kali ini pasien laki-laki ini datang sendirian dan keluarganya dengan dokter tersebut. Kali ini pasien laki-laki ini datang sendirian dan mengaku telah melakukan hubungan dengan wanita lain seminggu yang lalu. Sesudah itu, ia mengaku telah melakukan hubungan dengan wanita lain seminggu yang lalu. Sesudah itu, ia masih tetap berhubungan dengan istrinya. Dua hari terakhir ia mengeluh bahwa alat masih tetap berhubungan dengan istrinya. Dua hari terakhir ia mengeluh bahwa alat kemaluannya mengeluarkan nanah dan terasa nyeri. Setelah diperiksa ternyata ia menderita kemaluannya mengeluarkan nanah dan terasa nyeri. Setelah diperiksa ternyata ia menderita GO. Pasien tidak ingin diketahui istrinya tahu, karena bisa terjadi pertengkaran diantara GO. Pasien tidak ingin diketahui istrinya tahu, karena bisa terjadi pertengkaran diantara

(2)

keduanya. Dokter tahu bahwa mengobati penyakit tersebut pada pasien ini tidaklah keduanya. Dokter tahu bahwa mengobati penyakit tersebut pada pasien ini tidaklah sulit,tetapi oleh karena ia telah berhubungan juga dengan istrinya maka mungkin istrinya juga sulit,tetapi oleh karena ia telah berhubungan juga dengan istrinya maka mungkin istrinya juga sudah tertular.Istrinya juga harus diobati.

sudah tertular.Istrinya juga harus diobati.

Dari skenario ini rumusan masalahnya adalah seorang pasien penderita GO yang Dari skenario ini rumusan masalahnya adalah seorang pasien penderita GO yang menginginkan dokternya merahasiakan penyakitnya dari istrinya, tetapi ingin juga untuk menginginkan dokternya merahasiakan penyakitnya dari istrinya, tetapi ingin juga untuk mengobati istrinya. Dalam kasus ini dokter akan menjelaskan kepada istri korban mengenai mengobati istrinya. Dalam kasus ini dokter akan menjelaskan kepada istri korban mengenai  penyakit yang dideritanya tanpa lang

 penyakit yang dideritanya tanpa langsung memberitahukan masalah suaminya.sung memberitahukan masalah suaminya.

Etika

Etika KedokteraKedokterann

Etika adalah disiplin ilmu yang mempelajari baik buruk atau benar salahnya suatu Etika adalah disiplin ilmu yang mempelajari baik buruk atau benar salahnya suatu sikap dan atau perbuatan seseorang individu atau institusi dilihat dari moralitas. Ada dua sikap dan atau perbuatan seseorang individu atau institusi dilihat dari moralitas. Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya perilaku macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya perilaku manusia terutamanya apabila menyangkut ilmu profesi kedokteran yang berhadapan dengan manusia terutamanya apabila menyangkut ilmu profesi kedokteran yang berhadapan dengan  pasien:

 pasien: A.

A. Etika deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikapEtika deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.

keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil. B.

B. Etika normative, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilakuEtika normative, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang  bernilai.

 bernilai. Etika Etika normatif normatif memberi memberi penilaian penilaian sekaligus sekaligus memberi memberi norma norma sebagai sebagai dasar dasar dandan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

kerangka tindakan yang akan diputuskan.11

Kode Etik Kedokteran Internasional berisikan tentang kewajiban umum, kewajiban Kode Etik Kedokteran Internasional berisikan tentang kewajiban umum, kewajiban terhadap pasien, kewajiban terhadap sesama dan kewajiban terhadap diri sendiri. Selanjutnya, terhadap pasien, kewajiban terhadap sesama dan kewajiban terhadap diri sendiri. Selanjutnya, Kode Etik Kedokteran Indonesia

Kode Etik Kedokteran Indonesia  dibuat dengan mengacu kepada Kode Etik Kedokteran  dibuat dengan mengacu kepada Kode Etik Kedokteran Internasional. Selain Kode Etik Profesi di atas, praktek kedokteran juga berpegang kepada Internasional. Selain Kode Etik Profesi di atas, praktek kedokteran juga berpegang kepada  prinsip-prinsip

 prinsip-prinsip moral moral kedokteran, kedokteran, prinsip-prinsip prinsip-prinsip moral moral yang yang dijadikan dijadikan arahan arahan dalamdalam membuat keputusan dan bertindak, arahan dalam menilai baik-buruknya atau benar-salahnya membuat keputusan dan bertindak, arahan dalam menilai baik-buruknya atau benar-salahnya suatu keputusan atau tindakan medis dilihat dari segi moral. Pengetahuan etika ini dalam suatu keputusan atau tindakan medis dilihat dari segi moral. Pengetahuan etika ini dalam  perkembangannya

 perkembangannya kemudian kemudian disebut disebut sebagai sebagai etika etika biomedis. biomedis. Etika Etika biomedis biomedis memberimemberi  pedoman bagi

 pedoman bagi para para tenaga tenaga medis medis dalam dalam membuat keputusan membuat keputusan klinis klinis yang etis yang etis (clinical (clinical ethics)ethics) dan pedoman dalam melakukan penelitian di bidang medis.

dan pedoman dalam melakukan penelitian di bidang medis.

Di dalam menentukan tindakan di bidang kesehatan atau kedokteran, keputusan Di dalam menentukan tindakan di bidang kesehatan atau kedokteran, keputusan hendaknya mempertimbangkan Etika Profesi Kedokteran. Etika adalah disiplin ilmu yang hendaknya mempertimbangkan Etika Profesi Kedokteran. Etika adalah disiplin ilmu yang

(3)

mempelajari baik buruk atau benar salahnya suatu sikap dan atau perbuatan seseorang mempelajari baik buruk atau benar salahnya suatu sikap dan atau perbuatan seseorang individu atau institusi dilihat dari moralitas. Penilaian baik-buruk, benar-salah dari sisi moral individu atau institusi dilihat dari moralitas. Penilaian baik-buruk, benar-salah dari sisi moral tersebut menggunakan pendekatan teori etika yang cukup banyak jumlahnya. Terdapat dua tersebut menggunakan pendekatan teori etika yang cukup banyak jumlahnya. Terdapat dua teori etika yang paling banyak dianut orang adalah teori deontologi dan teleologi. Deontologi teori etika yang paling banyak dianut orang adalah teori deontologi dan teleologi. Deontologi mengajarkan bahwa baik-buruknya suatu perbuatan harus dilihat dari perbuatannya itu sendiri mengajarkan bahwa baik-buruknya suatu perbuatan harus dilihat dari perbuatannya itu sendiri sedangkan teleologi mengajarkan untuk menilai baik-buruk tindakan dengan melihat hasil sedangkan teleologi mengajarkan untuk menilai baik-buruk tindakan dengan melihat hasil atau akibatnya. Deontologi lebih mendasarkan kepada ajaran agama, tradisi dan budaya, atau akibatnya. Deontologi lebih mendasarkan kepada ajaran agama, tradisi dan budaya, sedangkan teologi lebih kearah penalaran (reasoning) dan pembenaran (justifikasi) kepada sedangkan teologi lebih kearah penalaran (reasoning) dan pembenaran (justifikasi) kepada azas manfaat.

azas manfaat. 1,2 1,2

Kaidah dasar (prinsip) Etika / Bioetik adalah aksioma yang mempermudah penalaran Kaidah dasar (prinsip) Etika / Bioetik adalah aksioma yang mempermudah penalaran etik. Prinsip-prinsip itu harus spesifik. Pada praktiknya, satu prinsip dapat dibersamakan etik. Prinsip-prinsip itu harus spesifik. Pada praktiknya, satu prinsip dapat dibersamakan dengan prinsip yang lain. Tetapi pada beberapa kasus, karena kondisi berbeda, satu prinsip dengan prinsip yang lain. Tetapi pada beberapa kasus, karena kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain. menjadi lebih penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain. Keadaan terakhir disebut dengan prima facie. Konsil Kedokteran Indonesia, dengan Keadaan terakhir disebut dengan prima facie. Konsil Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi prinsip etika kedokteran barat, menetapkan bahwa, praktik kedokteran Indonesia mengadopsi prinsip etika kedokteran barat, menetapkan bahwa, praktik kedokteran Indonesia mengacu kepada 4 kaidah dasar moral (sering disebut kaidah dasar etika kedokteran atau mengacu kepada 4 kaidah dasar moral (sering disebut kaidah dasar etika kedokteran atau  bioetika), juga prima facie dalam penerapan praktiknya.

 bioetika), juga prima facie dalam penerapan praktiknya.

Prinsip-Prinsip Etika Profesi

Prinsip-Prinsip Etika Profesi.. Beauchamp and childress (1994) menguraikan bahwa untukBeauchamp and childress (1994) menguraikan bahwa untuk mencapai suatu keputusan etis diperlukan empat kaedah dasar moral dan beberapa rules mencapai suatu keputusan etis diperlukan empat kaedah dasar moral dan beberapa rules dibawahnya, yaitu:

dibawahnya, yaitu:11 A.

A. PrinsipPrinsip beneficence,beneficence, yaitu prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditunjukan yaitu prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditunjukan kepada kebaikan pasien. Dokter harus mengusahakan agar pasien yang dirawatnya terjaga kepada kebaikan pasien. Dokter harus mengusahakan agar pasien yang dirawatnya terjaga keadaan kesehatannya. Pengertian berbuat baik di sini adalah bersikap ramah atau keadaan kesehatannya. Pengertian berbuat baik di sini adalah bersikap ramah atau menolong, lebih dari sekedar memenuhi kewajibannya. Tindakan konkrit dari menolong, lebih dari sekedar memenuhi kewajibannya. Tindakan konkrit dari  beneficience meliputi:

 beneficience meliputi: 1.

1. Mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentinganMengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang lain)

orang lain) 2.

2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusiaMenjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia 3.

3. Memandang pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya sejaMemandang pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya sejauh menguntungkan dokteruh menguntungkan dokter 4.

4. Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan denganMengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya

keburukannya 5.

5. Paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayangPaternalisme bertanggung jawab/berkasih sayang 6.

(4)

7.

7. Pembatasan “goal based”Pembatasan “goal based” 8.

8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan / preferensi pasienMaksimalisasi pemuasan kebahagiaan / preferensi pasien 9.

9. Minimalisasi akibat burukMinimalisasi akibat buruk 10.

10. Kewajiban menolong pasien gawat daruratKewajiban menolong pasien gawat darurat 11.

11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhanMenghargai hak-hak pasien secara keseluruhan 12.

12. Tidak menarik honorarium di luar kepantasanTidak menarik honorarium di luar kepantasan 13.

13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhanMaksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan 14.

14. Mengembangkan profesi secara terus-menerusMengembangkan profesi secara terus-menerus 15.

15. Memberikan obat berkhasiat namun murahMemberikan obat berkhasiat namun murah 16.

16. Menerapkan Golden Rule Principle, dimana kita harus memperlakukan orang lainMenerapkan Golden Rule Principle, dimana kita harus memperlakukan orang lain seperti kita ingin diperlakukan oleh orang lain.

seperti kita ingin diperlakukan oleh orang lain.

B.

B. PrinsipPrinsip non-maleficencenon-maleficence, yaitu prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk, yaitu prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk keadaan pasien. Prinsip ini dikenal sebagai „primum non nocere‟ atau „do no

keadaan pasien. Prinsip ini dikenal sebagai „primum non nocere‟ atau „do no tt harm‟.harm‟. Tindakan konkrit dari non-maleficence meliputi:

Tindakan konkrit dari non-maleficence meliputi: 1.

1. Menolong pasien emergensiMenolong pasien emergensi 2.

2. Kondisi untuk menggambarkan criteria ini adalah:Kondisi untuk menggambarkan criteria ini adalah: 3.

3. Mengobati pasien yang lukaMengobati pasien yang luka 4.

4. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia)Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia) 5.

5. Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasienTidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien 6.

6. Tidak memandang pasien hanya sebagai objekTidak memandang pasien hanya sebagai objek 7.

7. Mengobati secara tidak proporsionalMengobati secara tidak proporsional 8.

8. Mencegah pasien dari bahayaMencegah pasien dari bahaya 9.

9. Menghindari misinterpretasi dari pasienMenghindari misinterpretasi dari pasien 10.

10. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaianTidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian 11.

11. Memberiksan semangat hidupMemberiksan semangat hidup 12.

12. Melindungi pasien dari seranganMelindungi pasien dari serangan 13.

13. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan/ kerumah-sakitan yangTidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan/ kerumah-sakitan yang merugikan pihak pasien/ keluarganya.

merugikan pihak pasien/ keluarganya.

C.

C. PrinsipPrinsip autonomyautonomy, yaitu prinsip moral yang menghormati hak-hak pasien (the rights to, yaitu prinsip moral yang menghormati hak-hak pasien (the rights to self determinations). Maksudnya tiap individu harus diperlakukan sebagai makhluk hidup self determinations). Maksudnya tiap individu harus diperlakukan sebagai makhluk hidup yang memiliki otonomi (hak untuk menentukan nasibnya sendiri). Tindakan konkrit dari yang memiliki otonomi (hak untuk menentukan nasibnya sendiri). Tindakan konkrit dari autonomi meliputi:

(5)

1.

1. Menghargai hak menentukan nasibnya sendiriMenghargai hak menentukan nasibnya sendiri 2.

2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada kondisi elektif)Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada kondisi elektif) 3.

3. Berterus terangBerterus terang 4.

4. Menghargai privasiMenghargai privasi 5.

5. Menjaga rahasi pasienMenjaga rahasi pasien 6.

6. Menghargai rasionalitas pasienMenghargai rasionalitas pasien 7.

7. Melaksanakan informed consentMelaksanakan informed consent 8.

8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiriMembiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri 9.

9. Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasienTidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien 10.

10. Mencegah pihak lain ,emgintervensi pasien dalam membuat keputusan, termasukMencegah pihak lain ,emgintervensi pasien dalam membuat keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri

keluarga pasien sendiri 11.

11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensiSabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi 12.

12. Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikan pasienTidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikan pasien 13.

13. Menjaga hubungan.Menjaga hubungan.

D.

D. PrinsipPrinsip  justice justice, yaitu prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam, yaitu prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam mendistribusikan sumber daya (distributive justice). Maksudnya adalah memperlakukan mendistribusikan sumber daya (distributive justice). Maksudnya adalah memperlakukan semua pasien sama dalam kondisi yang sama. Tindakan konkrit yang termasuk justice semua pasien sama dalam kondisi yang sama. Tindakan konkrit yang termasuk justice meliputi:

meliputi: 1.

1. Memberlakukan segala sesuatu secara universalMemberlakukan segala sesuatu secara universal 2.

2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukanlakukan 3.

3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang samayang sama 4.

4. Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, accessibility, availability,Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, accessibility, availability, quality)

quality) 5.

5. Menghargai hak hukum pasienMenghargai hak hukum pasien 6.

6. Menghargai hak orang lainMenghargai hak orang lain 7.

7. Menjaga kelompok yang rentan (yang paling merugikan)Menjaga kelompok yang rentan (yang paling merugikan) 8.

8. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social, dllTidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social, dll 9.

9. Tidak melakukan penyalahgunaanTidak melakukan penyalahgunaan 10.

10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasienMemberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien 11.

11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannyaMeminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya 12.

12. Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi) secara adilKewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi) secara adil 13.

13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompetenMengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten 14.

(6)

15.

15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan kesehatanMenghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan kesehatan 16.

16. Bijak dalam makroalokasi.Bijak dalam makroalokasi.1,31,3

Peranan Etika Dalam Profesi: Peranan Etika Dalam Profesi: A.

A. Suatu kelompok diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupanSuatu kelompok diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan  bersama kerana nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan  bersama kerana nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan orang saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang paling kecil orang saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang paling kecil yaitu keluarga sampai pada suatu bangsa.

yaitu keluarga sampai pada suatu bangsa. B.

B. Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi landasanSalah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya maupun dengan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi pusat sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi pusat  perhatian karena

 perhatian karena adanya tatadanya tata nilai a nilai yang mengatur yang mengatur dan tertuang dan tertuang secara secara tertulis tertulis (yaitu kode(yaitu kode etik profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.

etik profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya. C.

C. Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku sebagian paraSorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku sebagian para anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati  bersama

 bersama (tertuang (tertuang dalam dalam kode kode etik etik profesi), profesi), sehingga sehingga terjadi terjadi kemerosotan kemerosotan etik etik padapada masyarakat profesi tersebut.

masyarakat profesi tersebut.1,41,4

Tujuan Kode Etik Profesi: Tujuan Kode Etik Profesi: A.

A. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.Untuk menjunjung tinggi martabat profesi. B.

B. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota. C.

C. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi. D.

D. Untuk meningkatkan mutu profesi.Untuk meningkatkan mutu profesi. E.

E. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi. F.

F. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi. G.

G. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.22

Praktek kedokteran juga berpegang kepada prinsip-prinsip moral kedokteran, prinsip-prinsip Praktek kedokteran juga berpegang kepada prinsip-prinsip moral kedokteran, prinsip-prinsip moral yang dijadikan arahan dalam membuat keputusan dan bertindak, arahan dalam menilai moral yang dijadikan arahan dalam membuat keputusan dan bertindak, arahan dalam menilai  baik-buruknya

 baik-buruknya atau atau benar-salahnya benar-salahnya suatu suatu keputusan keputusan atau atau tindakan tindakan medis medis dilihat dilihat dari dari segisegi moral. Pengetahuan etika ini dalam perkembangannya kemudian disebut sebagai etika moral. Pengetahuan etika ini dalam perkembangannya kemudian disebut sebagai etika  biomedis.

 biomedis. Etika Etika biomedis biomedis memberi memberi pedoman pedoman bagi bagi para para tenaga tenaga medis medis dalam dalam membuatmembuat keputusan klinis yang etis (clinical ethics) dan pedoman dalam melakukan penelitian di keputusan klinis yang etis (clinical ethics) dan pedoman dalam melakukan penelitian di  bidang medis.Nilai-nilai materi

 bidang medis.Nilai-nilai materialisme yang dianut alisme yang dianut masyarakat harus dapat masyarakat harus dapat dibendung dengandibendung dengan memberikan latihan dan teladan yang menunjukkan sikap etis dan profesional dokter.

(7)

Pembuatan keputusan etik terutama dalam situasi klinik, dapat juga dilakukan dengan Pembuatan keputusan etik terutama dalam situasi klinik, dapat juga dilakukan dengan  pendekatan yang be

 pendekatan yang berbeda dengan prbeda dengan pendekatan kaidah endekatan kaidah dasar moral dasar moral diatas. diatas. Jonsen, Siegler, Jonsen, Siegler, dandan Winslade mengembangkan teori etik yang menggunakan 4 topik yang esensial dalam Winslade mengembangkan teori etik yang menggunakan 4 topik yang esensial dalam  pelayanan klinik, yaitu

 pelayanan klinik, yaitu :: A.

A. Medical indication. Pada topik ini dimasukkan semua prosedur diagnostik dan terapi Medical indication. Pada topik ini dimasukkan semua prosedur diagnostik dan terapi yangyang sesuai untuk mengevaluasi keadaan pasien dan mengobatinya. Penilaian aspek indikasi sesuai untuk mengevaluasi keadaan pasien dan mengobatinya. Penilaian aspek indikasi medis ini ditinjau dari sisi etiknya, terutama menggunakan kadiah beneficence dan medis ini ditinjau dari sisi etiknya, terutama menggunakan kadiah beneficence dan non-maleficence. Pertanyaan etika pada topic ini adalah serupa dengan seluruh informasi yang maleficence. Pertanyaan etika pada topic ini adalah serupa dengan seluruh informasi yang selayaknya disampaikan kepada pasien pada informed consent.

selayaknya disampaikan kepada pasien pada informed consent. B.

B. Patient preferences. Pada topik ini kita memperhatikan nilai dan penilaian pasien tentangPatient preferences. Pada topik ini kita memperhatikan nilai dan penilaian pasien tentang manfaat dan beban yang akan diterimanya, yang berarti cerminan kaidah autonomy. manfaat dan beban yang akan diterimanya, yang berarti cerminan kaidah autonomy. Pertanyaan etiknya meliputi pertanyaan tentang kompetensi pasien, sifat volunteer sikap Pertanyaan etiknya meliputi pertanyaan tentang kompetensi pasien, sifat volunteer sikap dan keputusannya, pemahaman atas informasi, siapa pembuat keputusan bila pasien tidak dan keputusannya, pemahaman atas informasi, siapa pembuat keputusan bila pasien tidak kompeten, nilai dan keyakinan yang dianut pasien, dan lain-lain.

kompeten, nilai dan keyakinan yang dianut pasien, dan lain-lain. C.

C. Quality of life. Topik ini merupakan aktualisasi salah satu tujuan kedokteran, yaitu,Quality of life. Topik ini merupakan aktualisasi salah satu tujuan kedokteran, yaitu, memperbaiki, menjaga, atau meningkatkan kualitas hidup insani. Apa, siapa, dan memperbaiki, menjaga, atau meningkatkan kualitas hidup insani. Apa, siapa, dan  bagaimana

 bagaimana melakukan melakukan penilaian penilaian kualitas kualitas hidup hidup merupakan merupakan pertanyaan pertanyaan etik etik sekitarsekitar  prognosis, yang berka

 prognosis, yang berkaitan dengan beneficence, non-maleficence, dan autonomy.itan dengan beneficence, non-maleficence, dan autonomy. D.

D. Contextual features. Dalam topik ini dibahas pertanyaan etik seputar aspek non medisContextual features. Dalam topik ini dibahas pertanyaan etik seputar aspek non medis yang mempengaruhi keputusan, seperti faktor keluarga, ekonomi, agama, budaya, yang mempengaruhi keputusan, seperti faktor keluarga, ekonomi, agama, budaya, kerahasiaan, alokasi sumber daya, dan faktor hukum.

kerahasiaan, alokasi sumber daya, dan faktor hukum.1,31,3

Informed Consent Informed Consent

Informed Consent terdiri dari dua kata yaitu informed yang berarti telah mendapat Informed Consent terdiri dari dua kata yaitu informed yang berarti telah mendapat  penjelasan

 penjelasan atau atau keterangan keterangan (informasi), (informasi), dan dan consent consent yang yang berarti berarti persetujuan persetujuan atau atau memberimemberi izin. Jadi informed consent mengandung pengertian suatu persetujuan yang diberikan setelah izin. Jadi informed consent mengandung pengertian suatu persetujuan yang diberikan setelah mendapat informasi. Dengan demikian informed consent dapat didefinisikan sebagai mendapat informasi. Dengan demikian informed consent dapat didefinisikan sebagai  persetujuan yang diberi

 persetujuan yang diberikan oleh pasiekan oleh pasien dan atn dan atau keluarganya atau keluarganya atas dasar as dasar penjelasan mengenaipenjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya serta resiko yang berkaitan dengannya. tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya serta resiko yang berkaitan dengannya. Tiga elemen Informed consent,

Tiga elemen Informed consent,

A.

A. Threshold elementsThreshold elements

Elemen ini sebenarnya tidak tepat dianggap sebagai elemen, oleh karena sifatnya Elemen ini sebenarnya tidak tepat dianggap sebagai elemen, oleh karena sifatnya lebih ke arah syarat, yaitu pemberi consent haruslah seseorang yang kompeten (cakap). lebih ke arah syarat, yaitu pemberi consent haruslah seseorang yang kompeten (cakap).

(8)

Kompeten disini diartikan sebagai kapasitas untuk membuat keputusan medis. Kompetensi Kompeten disini diartikan sebagai kapasitas untuk membuat keputusan medis. Kompetensi manusia untuk membuat keputusan sebenarnya merupakan suaut kontinuum, dari sama sekali manusia untuk membuat keputusan sebenarnya merupakan suaut kontinuum, dari sama sekali tidak memiliki kompetensi hingga memiliki kompetensi yang penuh. Diantaranya terdapat tidak memiliki kompetensi hingga memiliki kompetensi yang penuh. Diantaranya terdapat  berbagai

 berbagai tingkat tingkat kompetensi kompetensi membuat membuat keputusan keputusan tertentu tertentu (keputusan (keputusan yang yang reasonablereasonable  berdasarkan alasan yang reasonable).

 berdasarkan alasan yang reasonable).

Secara hukum seseorang dianggap cakap (kompeten) apabila telah dewasa, sadar dan Secara hukum seseorang dianggap cakap (kompeten) apabila telah dewasa, sadar dan  berada

 berada dalam dalam keadaan keadaan mental mental yang yang tidak tidak di di bawah bawah pengampuan. pengampuan. Dewasa Dewasa diartikan diartikan sebagaisebagai usia telah mencapai 21 tahun atau telah pernah menikah. Sedangkan keadaan mental yang usia telah mencapai 21 tahun atau telah pernah menikah. Sedangkan keadaan mental yang dianggap tidak kompeten adalah apabila mempunyai penyakit mental sedemikian rupa dianggap tidak kompeten adalah apabila mempunyai penyakit mental sedemikian rupa sehingga kemampuan membuat keputusan menjadi terganggu.

sehingga kemampuan membuat keputusan menjadi terganggu.2,42,4

B.

B. Information elementsInformation elements

Elemen ini terdiri dari dua bagian yaitu, disclosure (pengungkapan) dan understanding Elemen ini terdiri dari dua bagian yaitu, disclosure (pengungkapan) dan understanding (pemahaman). Pengertian ”berdasarkan pemahaman yang adekuat membawa konsekuensi (pemahaman). Pengertian ”berdasarkan pemahaman yang adekuat membawa konsekuensi kepada tenaga medis untuk memberikan informasi (disclosure) sedemikian rupa sehingga kepada tenaga medis untuk memberikan informasi (disclosure) sedemikian rupa sehingga  pasien

 pasien dapat dapat mencapai mencapai pemahaman pemahaman yang adyang adekuat. Dalam hal ini, seberapa ”baik” informasiekuat. Dalam hal ini, seberapa ”baik” informasi harus diberikan kepada pasien, dapat dilihat dari 3 standar,

harus diberikan kepada pasien, dapat dilihat dari 3 standar, yaitu :yaitu : 1.

1. Standar Praktik Profesi. Bahwa kewajiban memberikan informasi dan kriteria ke-Standar Praktik Profesi. Bahwa kewajiban memberikan informasi dan kriteria ke-adekuat-an informasi ditentukan bagaimana biasanya dilakukan dalam komunitas adekuat-an informasi ditentukan bagaimana biasanya dilakukan dalam komunitas tenaga medis. Dalam standar ini ada kemungkinan bahwa kebiasaan tersebut di atas tenaga medis. Dalam standar ini ada kemungkinan bahwa kebiasaan tersebut di atas tidak sesuai dengan

nilai-tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial setempat, misalnya resiko yang ”nilai-tidak bermakna”nilai sosial setempat, misalnya resiko yang ”tidak bermakna” (menurut medis) tidak diinformasikan, padahal mungkin bermakna dari sisi sosial (menurut medis) tidak diinformasikan, padahal mungkin bermakna dari sisi sosial  pasien.

 pasien. 2.

2. Standar Subyektif. Bahwa keputusan harus didasarkan atas nilai-nilai yang dianut olehStandar Subyektif. Bahwa keputusan harus didasarkan atas nilai-nilai yang dianut oleh  pasien secara

 pasien secara pribadi, sehingga pribadi, sehingga informasi informasi yang diberikan harus yang diberikan harus memadai untuk memadai untuk pasienpasien tersebut dalam membuat keputusan. Kesulitannya adalah mustahil (dalam hal tersebut dalam membuat keputusan. Kesulitannya adalah mustahil (dalam hal waktu/kesempatan) bagi profesional medis memahami nilai-nilai yang secara waktu/kesempatan) bagi profesional medis memahami nilai-nilai yang secara individual dianut oleh pasien.

individual dianut oleh pasien. 3.

3. Standar pada Reasonable Person. Standar ini merupakan hasil kompromi dari keduaStandar pada Reasonable Person. Standar ini merupakan hasil kompromi dari kedua standar sebelumnya, yaitu dianggap cukup apabila informasi yang diberikan telah standar sebelumnya, yaitu dianggap cukup apabila informasi yang diberikan telah memenuhi kebutuhan umumnya orang awam.

(9)

C.

C. Consent elementsConsent elements

Elemen ini terdiri dari dua bagian yaitu, voluntariness (kesukarelaan, kebebasan) dan Elemen ini terdiri dari dua bagian yaitu, voluntariness (kesukarelaan, kebebasan) dan authorization (persetujuan). Kesukarelaan mengharuskan tidak ada tipuan, misrepresentasi authorization (persetujuan). Kesukarelaan mengharuskan tidak ada tipuan, misrepresentasi ataupun

ataupun paksaan. Pasie paksaan. Pasien n juga harus juga harus bebas darbebas dari i ”tekanan” ”tekanan” yang dilakukan yang dilakukan tenaga medis tenaga medis yangyang  bersikap

seolah- bersikap seolah-olah akan ”dibiarkan” apabila tidak menyetujui tawarannya.olah akan ”dibiarkan” apabila tidak menyetujui tawarannya.2,42,4 Consent dapat Consent dapat diberikan :

diberikan : 1.

1. Dinyatakan (expressed)Dinyatakan (expressed) a.

a. Dinyatakan secara lisanDinyatakan secara lisan  b.

 b. Dinyatakan secara tertulis. Pernyataan tertulis diperlukan apabila dibutuhkan buktiDinyatakan secara tertulis. Pernyataan tertulis diperlukan apabila dibutuhkan bukti di kemudian hari, umumnya pada tindakan yang invasif atau yang beresiko di kemudian hari, umumnya pada tindakan yang invasif atau yang beresiko mempengaruhi kesehatan penderita secara bermakna. Permenkes tentang mempengaruhi kesehatan penderita secara bermakna. Permenkes tentang  persetujuan

 persetujuan tindakan tindakan medis medis menyatakan menyatakan bahwa bahwa semua semua jenis jenis tindakan tindakan operatifoperatif harus memperoleh persetujuan tertulis.

harus memperoleh persetujuan tertulis. 2.

2. Tidak dinyatakan (implied). Pasien tidak menyatakannya, baik secara lisan maupunTidak dinyatakan (implied). Pasien tidak menyatakannya, baik secara lisan maupun tertulis, namun melakukan tingkah laku (gerakan) yang menunjukkan jawabannya. tertulis, namun melakukan tingkah laku (gerakan) yang menunjukkan jawabannya. Meskipun consent jenis ini tidak memiliki bukti, namun consent jenis inilah yang Meskipun consent jenis ini tidak memiliki bukti, namun consent jenis inilah yang  paling

 paling banyak banyak dilakukan dilakukan dalam dalam praktik praktik sehari-hari. sehari-hari. Misalnya Misalnya adalah adalah seseorang seseorang yangyang menggulung lengan bajunya dan mengulurkan lengannya ketika akan diambil menggulung lengan bajunya dan mengulurkan lengannya ketika akan diambil darahnya.

darahnya.

Suatu informed consent baru sah diberikan oleh pasien jika memenuhi minimal 3 (tiga) Suatu informed consent baru sah diberikan oleh pasien jika memenuhi minimal 3 (tiga) unsure sebagai berikut :

unsure sebagai berikut : A.

A. Keterbukaan informasi yang cukup diberikan oleh dokterKeterbukaan informasi yang cukup diberikan oleh dokter B.

B. Kompetensi pasien dalam memberikan persetujuanKompetensi pasien dalam memberikan persetujuan C.

C. Kesukarelaan (tanpa paksaan atau tekanan) dalam memberikan persetujuan.Kesukarelaan (tanpa paksaan atau tekanan) dalam memberikan persetujuan. Di Indonesia perkembang

Di Indonesia perkembangan “informed consent” secara yuridis formal, ditandai denganan “informed consent” secara yuridis formal, ditandai dengan munculnya pernyataan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tentang “informed consent” melalui SK munculnya pernyataan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tentang “informed consent” melalui SK PB-IDI No. 319/PB/A.4/88 pada tahun 1988. Kemudian dipertegas lagi dengan PerMenKes PB-IDI No. 319/PB/A.4/88 pada tahun 1988. Kemudian dipertegas lagi dengan PerMenKes  No.

 No. 585 585 tahun tahun 1989 1989 tententang “Persetujuan Tindakan Medik atau Informed Consent”. Hal initang “Persetujuan Tindakan Medik atau Informed Consent”. Hal ini tidak berarti para dokter dan tenaga kesehatan di Indonesia tidak mengenal dan melaksanakan tidak berarti para dokter dan tenaga kesehatan di Indonesia tidak mengenal dan melaksanakan “informed consent” karena jauh sebelum itu telah ada kebiasaan pada pelaksanaan operatif, “informed consent” karena jauh sebelum itu telah ada kebiasaan pada pelaksanaan operatif, dokter selalu meminta persetujuan tertulis dari pihak pasien atau keluarganya sebelum dokter selalu meminta persetujuan tertulis dari pihak pasien atau keluarganya sebelum tindakan operasi itu dilakukan.Secara umum bentuk persetujuan yang diberikan pengguna tindakan operasi itu dilakukan.Secara umum bentuk persetujuan yang diberikan pengguna  jasa

 jasa tindakan tindakan medis medis (pasien) (pasien) kepada kepada pihak pihak pelaksana pelaksana jasa jasa tindakan tindakan medis medis (dokter) (dokter) untukuntuk melakukan tindakan medis dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu:

(10)

A.

A. Persetujuan Tertulis, biasanya diperlukan untuk tindakan medis yang mengandung resikoPersetujuan Tertulis, biasanya diperlukan untuk tindakan medis yang mengandung resiko  besar, sebagaimana

 besar, sebagaimana ditegaskan dalam ditegaskan dalam PerMenKes No. PerMenKes No. 585/Men.Kes/Per/IX/1989 Pasal 585/Men.Kes/Per/IX/1989 Pasal 33 ayat (1) dan SK PB-IDI No. 319/PB/A.4/88 butir 3, yaitu intinya setiap tindakan medis ayat (1) dan SK PB-IDI No. 319/PB/A.4/88 butir 3, yaitu intinya setiap tindakan medis yang mengandung resiko cukup besar, mengharuskan adanya persetujuan tertulis, setelah yang mengandung resiko cukup besar, mengharuskan adanya persetujuan tertulis, setelah sebelumnya pihak pasien memperoleh informasi yang adekuat tentang perlunya tindakan sebelumnya pihak pasien memperoleh informasi yang adekuat tentang perlunya tindakan medis serta resiko yang berkaitan dengannya (telah terjadi i

medis serta resiko yang berkaitan dengannya (telah terjadi i nformed consent);nformed consent); B.

B. Persetujuan Lisan, biasanya diperlukan untuk tindakan medis yang bersifat non-invasifPersetujuan Lisan, biasanya diperlukan untuk tindakan medis yang bersifat non-invasif dan tidak mengandung resiko tinggi, yang diberikan oleh pihak pasie

dan tidak mengandung resiko tinggi, yang diberikan oleh pihak pasie n;n; C.

C. Persetujuan dengan isyarat, dilakukan pasien melalui isyarat, misalnya pasien yang akanPersetujuan dengan isyarat, dilakukan pasien melalui isyarat, misalnya pasien yang akan disuntik atau diperiksa tekanan darahnya, langsung menyodorkan lengannya sebagai disuntik atau diperiksa tekanan darahnya, langsung menyodorkan lengannya sebagai tanda menyetujui tindakan yang akan dilakukan terhadap dirin

tanda menyetujui tindakan yang akan dilakukan terhadap dirin ya.ya.5,65,6

Tujuan Pelaksanaan Informed Consent

Tujuan Pelaksanaan Informed Consent. Dalam hubungan antara pelaksana (dokter). Dalam hubungan antara pelaksana (dokter) dengan pengguna jasa tindakan medis (pasien), maka pelaksanaan “informed consent”, dengan pengguna jasa tindakan medis (pasien), maka pelaksanaan “informed consent”,  bertujuan :

 bertujuan : A.

A. Melindungi pengguna jasa tindakan medis (pasien) secara hukum dari segala tindakanMelindungi pengguna jasa tindakan medis (pasien) secara hukum dari segala tindakan medis yang dilakukan tanpa sepengetahuannya, maupun tindakan pelaksana jasa tindakan medis yang dilakukan tanpa sepengetahuannya, maupun tindakan pelaksana jasa tindakan medis yang sewenang-wenang, tindakan malpraktek yang bertentangan dengan hak asasi medis yang sewenang-wenang, tindakan malpraktek yang bertentangan dengan hak asasi  pasien

 pasien dan dan standar standar profesi profesi medis, medis, serta serta penyalahgunaan penyalahgunaan alat alat canggih canggih yang yang memerlukanmemerlukan  biaya

 biaya tinggi tinggi atau atau “over “over utilization” utilization” yang yang sebenarnya sebenarnya tidak tidak perlu perlu dan dan ttidak ada alasanidak ada alasan medisnya;

medisnya; B.

B. Memberikan perlindungan hukum terhadap pelaksana tindakan medis dari tuntutan-Memberikan perlindungan hukum terhadap pelaksana tindakan medis dari tuntutan-tuntutan pihak pasien yang tidak wajar, serta akibat tindakan medis yang tak terduga dan tuntutan pihak pasien yang tidak wajar, serta akibat tindakan medis yang tak terduga dan  bersifat

 bersifat negatif, negatif, misalnya misalnya terhadap terhadap “risk “risk of of treatment” treatment” yang yang tatak mungkin dihindarkank mungkin dihindarkan walaupun dokter telah bertindak hati-hati dan teliti serta sesuai dengan standar profesi walaupun dokter telah bertindak hati-hati dan teliti serta sesuai dengan standar profesi medik.

medik.

Perlunya dimintakan informed consent dari pasien karena informed consent mempunyai Perlunya dimintakan informed consent dari pasien karena informed consent mempunyai  beberapa fungsi sebagai berikut :

 beberapa fungsi sebagai berikut : A.

A. Penghormatan terhadap harkat dan martabat pasien selaku manusiaPenghormatan terhadap harkat dan martabat pasien selaku manusia B.

B. Promosi terhadap hak untuk menentukan nasibnya sendiriPromosi terhadap hak untuk menentukan nasibnya sendiri C.

C. Untuk mendorong dokter melakukan kehati-hatian dalam mengobati pasienUntuk mendorong dokter melakukan kehati-hatian dalam mengobati pasien D.

D. Menghindari penipuan dan misleading oleh dokterMenghindari penipuan dan misleading oleh dokter E.

E. Mendorong diambil keputusan yang lebih rasionalMendorong diambil keputusan yang lebih rasional F.

(11)

G.

G. Sebagai suatu proses edukasi masyarakat dalam bidang kedokteran dan kesehatan.Sebagai suatu proses edukasi masyarakat dalam bidang kedokteran dan kesehatan.22

Aspek Hukum Informed Consent Aspek Hukum Informed Consent

Dalam hubungan hukum, pelaksana dan pengguna jasa tindakan medis (dokter, dan Dalam hubungan hukum, pelaksana dan pengguna jasa tindakan medis (dokter, dan  pasien) bertindak sebagai

 pasien) bertindak sebagai “subyek hukum” yakni orang yang mempunyai hak dan “subyek hukum” yakni orang yang mempunyai hak dan kewajiban,kewajiban, sedangkan “jasa tindakan medis” sebagai “obyek hukum” yakni sesuatu yang bernilai dan sedangkan “jasa tindakan medis” sebagai “obyek hukum” yakni sesuatu yang bernilai dan  bermanfaat

 bermanfaat bagi bagi orang orang sebagai sebagai subyek subyek hukum, hukum, dan dan akan akan terjadi terjadi perbuatan perbuatan hukum hukum yaituyaitu  perbuatan

 perbuatan yang yang akibatnya akibatnya diatur diatur oleh oleh hukum, hukum, baik baik yang yang dilakukan dilakukan satu satu pihak pihak saja saja maupunmaupun oleh dua pihak.Dalam masalah “informed consent” dokter sebagai pelaksana jasa tindakan oleh dua pihak.Dalam masalah “informed consent” dokter sebagai pelaksana jasa tindakan medis, disamping terikat oleh KODEKI (Kode Etik Kedokteran Indonesia) bagi dokter, juga medis, disamping terikat oleh KODEKI (Kode Etik Kedokteran Indonesia) bagi dokter, juga tetap tidak dapat melepaskan diri dari ketentuan-ketentuan hukun perdata, hukum pidana tetap tidak dapat melepaskan diri dari ketentuan-ketentuan hukun perdata, hukum pidana maupun hukum administrasi, sepanjang hal itu dapat diterapkan.Pada pelaksanaan tindakan maupun hukum administrasi, sepanjang hal itu dapat diterapkan.Pada pelaksanaan tindakan medis, masalah etik dan hukum perdata, tolok ukur yang d

medis, masalah etik dan hukum perdata, tolok ukur yang d igunakan adalah “kesalahan kecil”igunakan adalah “kesalahan kecil” (culpa levis), sehingga jika terjadi kesalahan kecil dalam tindakan medis yang merugikan (culpa levis), sehingga jika terjadi kesalahan kecil dalam tindakan medis yang merugikan  pasien,

 pasien, maka maka sudah sudah dapat dapat dimintakan dimintakan pertanggungjawabannya pertanggungjawabannya secara secara hukum. hukum. Hal Hal iniini disebabkan pada hukum perdata secara umum berlaku ada

disebabkan pada hukum perdata secara umum berlaku adagium “barang siapa merugikangium “barang siapa merugikan orang lain harus memberikan ganti rugi”. Sedangkan pada masalah hukum pidana, tolok ukur orang lain harus memberikan ganti rugi”. Sedangkan pada masalah hukum pidana, tolok ukur yang dipergunakan adalah “kesalahan berat”. Oleh karena itu adanya kesalahan kecil (ringan) yang dipergunakan adalah “kesalahan berat”. Oleh karena itu adanya kesalahan kecil (ringan)  pada pelaksanaan tindakan medis

 pada pelaksanaan tindakan medis belum dapat dipakai belum dapat dipakai sebagai tolok ukur untuk sebagai tolok ukur untuk menjatuhkanmenjatuhkan sanksi pidana.

sanksi pidana.77

Aspek Hukum Perdata, suatu tindakan medis yang dilakukan oleh pelaksana jasa Aspek Hukum Perdata, suatu tindakan medis yang dilakukan oleh pelaksana jasa tindakan medis (dokter) tanpa adanya persetujuan dari pihak pengguna jasa tindakan medis tindakan medis (dokter) tanpa adanya persetujuan dari pihak pengguna jasa tindakan medis (pasien), sedangkan pasien dalam keadaan sadar penuh dan mampu memberikan persetujuan, (pasien), sedangkan pasien dalam keadaan sadar penuh dan mampu memberikan persetujuan, maka dokter sebagai pelaksana tindakan medis dapat dipersalahkan dan digugat telah maka dokter sebagai pelaksana tindakan medis dapat dipersalahkan dan digugat telah melakukan suatu perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad) berdasarkan Pasal 1365 melakukan suatu perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad) berdasarkan Pasal 1365 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPer). Hal ini karena pasien mempunyai hak atas Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPer). Hal ini karena pasien mempunyai hak atas tubuhnya, sehingga dokter dan harus menghormatinya;Aspek Hukum Pidana, “informed tubuhnya, sehingga dokter dan harus menghormatinya;Aspek Hukum Pidana, “informed consent” mutlak harus dipenuhi dengan adanya pasal 351 Kitab Undang

consent” mutlak harus dipenuhi dengan adanya pasal 351 Kitab Undang -Undang Hukum-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang penganiayaan. Suatu tindakan invasive (misalnya pembedahan, Pidana (KUHP) tentang penganiayaan. Suatu tindakan invasive (misalnya pembedahan, tindakan radiology invasive) yang dilakukan pelaksana jasa tindakan medis tanpa adanya izin tindakan radiology invasive) yang dilakukan pelaksana jasa tindakan medis tanpa adanya izin dari pihak pasien, maka pelaksana jasa tindakan medis dapat dituntut telah melakukan tindak dari pihak pasien, maka pelaksana jasa tindakan medis dapat dituntut telah melakukan tindak  pidana penganiayaan yaitu telah melakukan pelangg

 pidana penganiayaan yaitu telah melakukan pelanggaran terhadap Pasal 351 KUHP.aran terhadap Pasal 351 KUHP.

Sebagai salah satu pelaksana jasa tindakan medis dokter harus menyadari bahwa “informed Sebagai salah satu pelaksana jasa tindakan medis dokter harus menyadari bahwa “informed consent” benar 

(12)

dengan dokter, atas dasar saling memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak yang dengan dokter, atas dasar saling memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak yang seimbang dan dapat dipertanggungjawabkan. Masih banyak seluk beluk dari informed seimbang dan dapat dipertanggungjawabkan. Masih banyak seluk beluk dari informed consent ini sifatnya relati

consent ini sifatnya relative, misalnya tidak mudah untuk menentukan apakah suatu inforamsive, misalnya tidak mudah untuk menentukan apakah suatu inforamsi sudah atau belum cukup diberikan oleh dokter. Hal tersebut sulit untuk ditetapkan secara sudah atau belum cukup diberikan oleh dokter. Hal tersebut sulit untuk ditetapkan secara  pasti

 pasti dan dan dasar dasar teoritis-yuridisnya teoritis-yuridisnya juga juga belum belum mantap, mantap, sehingga diperlukan sehingga diperlukan pengkajian pengkajian yangyang lebih mendalam lagi terhadap masalah hukum yang berkenaan dengan informed consent lebih mendalam lagi terhadap masalah hukum yang berkenaan dengan informed consent ini.

ini.2,42,4

Rahasia Kedokteran Rahasia Kedokteran

Rahasia kedokteran adalah suatu norma yang secara tradisional dianggap sebagai Rahasia kedokteran adalah suatu norma yang secara tradisional dianggap sebagai norma dasar yang melindungu hubungan dokter dan pasien. Sesuai

norma dasar yang melindungu hubungan dokter dan pasien. Sesuai dengan sumpah dokter,dengan sumpah dokter, kode etik kedokteran internasional, dan pe

kode etik kedokteran internasional, dan peraturan oemerintah no.10 tahun 1966 yangraturan oemerintah no.10 tahun 1966 yang

mengatur kewajiban simpan rahasia kedokteran oleh seluruh tenaga kesehatan. Namun dalam mengatur kewajiban simpan rahasia kedokteran oleh seluruh tenaga kesehatan. Namun dalam PP ini diberikan pengecualian apaiba terdapat Peraturan Perundang-undangan (PP) yang PP ini diberikan pengecualian apaiba terdapat Peraturan Perundang-undangan (PP) yang sederajat atau lebih tinggi (UU), dalam pasal 48 ayat (2):

sederajat atau lebih tinggi (UU), dalam pasal 48 ayat (2):55

 Untuk kepentingan kesehatan pasienUntuk kepentingan kesehatan pasien 

 Untuk memenuhi permintaan aparat penegak hukum dalam rUntuk memenuhi permintaan aparat penegak hukum dalam r angka penegakan hukumangka penegakan hukum 

 Permintaan pasien sendiriPermintaan pasien sendiri 

 Berdasarkan ketentuan undang-undangBerdasarkan ketentuan undang-undang

Peraturan lain yang membenarkan pembukaan rahasia kedokteran antara lain adalah Peraturan lain yang membenarkan pembukaan rahasia kedokteran antara lain adalah ketentuan pasal 50 KUHAP, pasal

ketentuan pasal 50 KUHAP, pasal 51 KUHAP, pasal 48 KUHAP, dan pasal 51 KUHAP, pasal 48 KUHAP, dan pasal 49 KUHAP.49 KUHAP. Dalam permenkes no.749a, rekam medis boleh

Dalam permenkes no.749a, rekam medis boleh dibuka untuk pendidikan dan penelitian.dibuka untuk pendidikan dan penelitian. Dalam kaitannya dengan keadaan memaksa, dikenal dua keadaan yaitu:

Dalam kaitannya dengan keadaan memaksa, dikenal dua keadaan yaitu:55 1.

1. Overmacth: pengaruh daya paksa yang memadaiOvermacth: pengaruh daya paksa yang memadai 2.

2.  Noodtoeestand: keadaan yang  Noodtoeestand: keadaan yang memaksamemaksa

Dapat diakibatkan pertentangan antara dua kepentingan hukum, pertentangan antara Dapat diakibatkan pertentangan antara dua kepentingan hukum, pertentangan antara kepentingan hukum dan kewajiban hukum, dan pertentangan antara dua kewajiban kepentingan hukum dan kewajiban hukum, dan pertentangan antara dua kewajiban hukum. Salah satu contoh noodtoestand adalah kasus dokter yang menemukan child hukum. Salah satu contoh noodtoestand adalah kasus dokter yang menemukan child abuse yang berat dan dicurigai akan bertambah parah dihari kemudian.

abuse yang berat dan dicurigai akan bertambah parah dihari kemudian.

Untuk memahami rahasia jabatan ditilik dari sudut hukum,tingkah laku seorang Untuk memahami rahasia jabatan ditilik dari sudut hukum,tingkah laku seorang dokter dibagi menjadi 2 jenis :

dokter dibagi menjadi 2 jenis : 1.

1. Tingkah laku yang bersangkutann dalam pekerjaan sehari-hariTingkah laku yang bersangkutann dalam pekerjaan sehari-hari Dalam hal ini yang harus diperhatikan ialah :

(13)

a.

a. Pasal 322 KUHP yang berbunyi :Pasal 322 KUHP yang berbunyi : (1)

(1) Barang siapa dengan sengaja membuka suatu rahasia, yang menurut jabatanBarang siapa dengan sengaja membuka suatu rahasia, yang menurut jabatan atau pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang dahulu ia diwajibkan atau pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang dahulu ia diwajibkan untuk menyimpannya, dihukum dengan pidana perkara paling lama sembilan untuk menyimpannya, dihukum dengan pidana perkara paling lama sembilan  bulan atau denda paling bany

 bulan atau denda paling banyak sembilan ribu rupiahak sembilan ribu rupiah (2)

(2) Jika kejahatan itu dilakukan terhadap seorang yang tertentu,maka perbuatan ituJika kejahatan itu dilakukan terhadap seorang yang tertentu,maka perbuatan itu hanya dituntut atas pengaduan orang tersebut.

hanya dituntut atas pengaduan orang tersebut.

2.

2. Tingkah laku dalam keadaan khususTingkah laku dalam keadaan khusus

Menurut hukum, setiap warga Negara dapat dipanggil oleh pengadilan untuk didengar Menurut hukum, setiap warga Negara dapat dipanggil oleh pengadilan untuk didengar sebagai saksi. Selain itu, seorang yang mempunyai keahlian dapat dipanggil sebagai sebagai saksi. Selain itu, seorang yang mempunyai keahlian dapat dipanggil sebagai ahli. Dengan demikian, dapatlah terjadi, bahwa seorang yang mempunyai keahlian, ahli. Dengan demikian, dapatlah terjadi, bahwa seorang yang mempunyai keahlian, umpamanya seorang dokter, dipanggil sebagai saksi, sebagai ahli sekaligus sebagai umpamanya seorang dokter, dipanggil sebagai saksi, sebagai ahli sekaligus sebagai saksi ahli.

saksi ahli.33

Sebagai saksi atau saksi ahli mungkin sekali ia diharuskan memberi keterangan Sebagai saksi atau saksi ahli mungkin sekali ia diharuskan memberi keterangan tentang seorang yang sebelum itu telah menjadi pasien yang diobatinya. Ini berarti ia tentang seorang yang sebelum itu telah menjadi pasien yang diobatinya. Ini berarti ia seolah-olah diharuskan melanggar rahasia pekerjaannya. Kejadian ini bertentangan seolah-olah diharuskan melanggar rahasia pekerjaannya. Kejadian ini bertentangan dan dapat dihindarkan karena adanya hak undur diri seperti yang tercantum dalam dan dapat dihindarkan karena adanya hak undur diri seperti yang tercantum dalam  pasal 277 reglemen Indonesia yang d

 pasal 277 reglemen Indonesia yang diperbaharui, bunyinya :iperbaharui, bunyinya : (1)

(1) Barang siapa yang martabatnya, pekerjaannya atau jabatannya yang sah,Barang siapa yang martabatnya, pekerjaannya atau jabatannya yang sah, diwajibkan menyimpan rahasia, boleh minta mengundurkan ddari memberi diwajibkan menyimpan rahasia, boleh minta mengundurkan ddari memberi  penyaksian,

 penyaksian, akan akan tetapi tetapi hanya hanya dan dan terutama terutama mengenai mengenai hal hal yang yang diketahuinyadiketahuinya dan dipercayakan kepadanya karena martabatnya, pekerjaannya atau dan dipercayakan kepadanya karena martabatnya, pekerjaannya atau  jabatannya itu.

 jabatannya itu.

Dalam pasal 48 undang-undang No 29 tahun 2004 tentang praktik

Dalam pasal 48 undang-undang No 29 tahun 2004 tentang praktik kedokterankedokteran  pada paragraph 4 mengenai rahasia kedokteran, diny

 pada paragraph 4 mengenai rahasia kedokteran, dinyatakan bahwa „setiap dokter atauatakan bahwa „setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpang rahasia

dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpang rahasia kedokteran. Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan pasie kedokteran. Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan pasie n,n, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam

memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukumnrangka penegakan hukumn  permintaan pasien sendiri atau berdasarkan ketentuan undang-undang.

(14)

Kewajiban seorang dokter untuk menyimpan rahasia kedokteran telah diatur dalam, Kewajiban seorang dokter untuk menyimpan rahasia kedokteran telah diatur dalam,44 A.

A. PP.No.10 tahun 1966.PP.No.10 tahun 1966. 1.

1. Pasal 1 PP No 10/1966. Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segalaPasal 1 PP No 10/1966. Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui oleh orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau sesuatu yang diketahui oleh orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama melakukan pekerjaannya dalam lapangan kedokteran.

selama melakukan pekerjaannya dalam lapangan kedokteran. 2.

2. Pasal 2 PP Pasal 2 PP No No 10/1966. Peng10/1966. Pengetahuan tersebut pasal 1 hetahuan tersebut pasal 1 harus dirahasiakan oleh oarus dirahasiakan oleh orang- rang-orang yang tersebut dalam pasal 3, kecuali apabila sautu peraturan lain yang sederajat orang yang tersebut dalam pasal 3, kecuali apabila sautu peraturan lain yang sederajat atau lebih tinggi dari pada PP ini menentukan lain.

atau lebih tinggi dari pada PP ini menentukan lain. 3.

3. Pasal 3 PP No Pasal 3 PP No 10/1966. Yan10/1966. Yang diwajibkan menyg diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dimpan rahasia yang dimaksud dalamalam  pasal 1 ialah:

 pasal 1 ialah: a.

a. Tenaga kesehatan menurut pasal 2 UU tentang tenaga kesehatanTenaga kesehatan menurut pasal 2 UU tentang tenaga kesehatan  b.

 b. Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksan,Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksan,  pengobatan

 pengobatan dan dan atau atau perawatan perawatan dan dan orang orang lain lain yang yang ditetapkan ditetapkan oleh oleh menterimenteri kesehatan.

kesehatan. 4.

4. Pasal 4 PP No/1966. Terhadap pelanggaran ketentuan mengenai wajib simpan rahasiaPasal 4 PP No/1966. Terhadap pelanggaran ketentuan mengenai wajib simpan rahasia yang tidak atau dapat dipidana menurut pasal 322 atau pasal 112 KUHP, menteri yang tidak atau dapat dipidana menurut pasal 322 atau pasal 112 KUHP, menteri kesehatan dapat melakukan tindakan administratif berdasakan pasal UU tentang kesehatan dapat melakukan tindakan administratif berdasakan pasal UU tentang tenaga kesehatan.

tenaga kesehatan. 5.

5. Pasal 5 PP No 10/1966. Apabila pelanggaran yang dimaksud dalam pasal 4 dilakukanPasal 5 PP No 10/1966. Apabila pelanggaran yang dimaksud dalam pasal 4 dilakukan oleh mereka yang disebut dalam pasal 3 huruf b, maka menteri kesehatan dapat oleh mereka yang disebut dalam pasal 3 huruf b, maka menteri kesehatan dapat mengambil tindakan-tindakan berdasarkan wewenang dan kebijaksanaannya.

mengambil tindakan-tindakan berdasarkan wewenang dan kebijaksanaannya.

B.

B. Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)66 1.

1. Pasal 7c. Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, danPasal 7c. Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien.

hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien. 2.

2. Pasal 12. Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentangPasal 12. Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

Pada dasarnya rahasia kedokteran harus tetap disimpan walaupun pasien tersebut telah Pada dasarnya rahasia kedokteran harus tetap disimpan walaupun pasien tersebut telah meninggal. Rahasia kedokteran ini begitu dijunjung tinggi dalam masyarakat, sehingga meninggal. Rahasia kedokteran ini begitu dijunjung tinggi dalam masyarakat, sehingga walaupun dalam pengadilan meminta seorang dokter untuk membuka rahasia kedokteran, walaupun dalam pengadilan meminta seorang dokter untuk membuka rahasia kedokteran, seorang dokter memiliki hak tolak (verschoningsrecht). Hak ini telah diatur dalam pasal 170 seorang dokter memiliki hak tolak (verschoningsrecht). Hak ini telah diatur dalam pasal 170 KUHAP, yang menentukan bahwa mereka yang diwajibkan menyimpan rahasia KUHAP, yang menentukan bahwa mereka yang diwajibkan menyimpan rahasia  pekerjaan/jabatan dapat

 pekerjaan/jabatan dapat minta dibebaskan minta dibebaskan dari kedari kewajiban untuk wajiban untuk memberi memberi keterangan sebagaiketerangan sebagai saksi. Namun ayat kedua dari pasal 170 KUHAP tersebut membatasi hak tolak sesuai dengan saksi. Namun ayat kedua dari pasal 170 KUHAP tersebut membatasi hak tolak sesuai dengan

(15)

 pertimbangan

 pertimbangan hakim. hakim. Hal Hal ini ini tentunya tentunya diterapkan diterapkan bila bila kepentingan kepentingan yang yang dilindungidilindungi  pengadilan lebih tinggi dari rahasia kedokteran.

 pengadilan lebih tinggi dari rahasia kedokteran.22

Penatalaksanaan Penatalaksanaan

Gonorrhea atau di kalangan masyarakat umum dikenal dengan nama GO adalah Gonorrhea atau di kalangan masyarakat umum dikenal dengan nama GO adalah  penyakit

 penyakit menular menular seksual seksual yang yang disebabkan disebabkan oleh oleh bakteri bakteri Neisseria Neisseria gonorrhea. gonorrhea. Penyakit Penyakit iniini terutama menyerang mereka yang sering bergonta ganti pasangan seksual. Karena sifat terutama menyerang mereka yang sering bergonta ganti pasangan seksual. Karena sifat  penularannya yang mudah

 penularannya yang mudah dan cepat, dan cepat, maka seorang maka seorang pengidap GO spengidap GO sudah mampu udah mampu menularkanmenularkan  penyakitnya hanya deng

 penyakitnya hanya dengan sekali berhubungan seksual.an sekali berhubungan seksual.

Gonorrhea adalah sebuah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhea Gonorrhea adalah sebuah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhea yang penularannya melalui hubungan kelamin baik melalui genito-genital, oro-genital, yang penularannya melalui hubungan kelamin baik melalui genito-genital, oro-genital, ano-genital. Bakteri ini dapat hidup dan mudah berkembang dengan cepat di dalam saluran genital. Bakteri ini dapat hidup dan mudah berkembang dengan cepat di dalam saluran  pembiakan

 pembiakan / / peranakan peranakan seperti seperti pangkal pangkal rahim rahim (cervix), (cervix), rahim rahim (uterus), (uterus), dan dan tuba tuba fallopifallopi (saluran telur) bagi wanita dan juga saluran kencing (urine canal) bagi wanita dan lelaki. (saluran telur) bagi wanita dan juga saluran kencing (urine canal) bagi wanita dan lelaki. Sehingga pada laki-laki gejalanya adalah kencing bernanah sedangkan pada wanita seringkali Sehingga pada laki-laki gejalanya adalah kencing bernanah sedangkan pada wanita seringkali tidak bergejala karena letak rahim

tidak bergejala karena letak rahim yang di dalam.yang di dalam.88

 Gejala GOGejala GO

Pada wanita, GO tidak menimbulkan gejala apapun sehingga sering luput dari Pada wanita, GO tidak menimbulkan gejala apapun sehingga sering luput dari diagnosa dokter. Hal ini menyebabkan seorang wanit

diagnosa dokter. Hal ini menyebabkan seorang wanita pengidap GO tidak menyadaria pengidap GO tidak menyadari dirinya terinfeksi lalu menularkannya ke orang lain. Sebaliknya pada laki laki, GO dirinya terinfeksi lalu menularkannya ke orang lain. Sebaliknya pada laki laki, GO dapat menimbulkan gejala yang sangat hebat seperti rasa terbakar pada saat kencing, dapat menimbulkan gejala yang sangat hebat seperti rasa terbakar pada saat kencing, gangguan frekuensi kencing dan keluar nanah dari

gangguan frekuensi kencing dan keluar nanah dari ujung penis. Bila GO tidakujung penis. Bila GO tidak tertangani dengan baik maka pada laki laki dapat menimbulkan peradangan pada tertangani dengan baik maka pada laki laki dapat menimbulkan peradangan pada „pabrik‟ sperma berupa epididymit

„pabrik‟ sperma berupa epididymitis dan orchitis. GO juga sering menimbulkan gejalais dan orchitis. GO juga sering menimbulkan gejala sistemik seperti rasa nyeri pada persendian, demam, bercak bercak pada kulit dan lain sistemik seperti rasa nyeri pada persendian, demam, bercak bercak pada kulit dan lain lain.

lain.

Gejala GO juga bisa mengenai tenggorokan (faringitis) terutama bagi mereka Gejala GO juga bisa mengenai tenggorokan (faringitis) terutama bagi mereka yang gemar melakukan oral seks. Gejala pada anus juga bisa te

yang gemar melakukan oral seks. Gejala pada anus juga bisa te rjadi bila hubunganrjadi bila hubungan seksual dilakukan secara anal.

seksual dilakukan secara anal.

Gejala GO pada laki laki akan timbul sekitar

Gejala GO pada laki laki akan timbul sekitar 4 sampai 8 hari setelah4 sampai 8 hari setelah melakukan kontak seksual dengan penderita GO, walaupun terkadang pada

melakukan kontak seksual dengan penderita GO, walaupun terkadang pada beberapabeberapa kasus memerlukan waktu yang lebih panjang dari itu.

(16)

 Mendiagnosa GOMendiagnosa GO

Gonorrhea dapat dengan mudah didiagnosa dengan melakukan pemeriksaan Gonorrhea dapat dengan mudah didiagnosa dengan melakukan pemeriksaan mikroskopis pada lendir atau nanah yang keluar dari penis. GO juga bisa didiagnosa mikroskopis pada lendir atau nanah yang keluar dari penis. GO juga bisa didiagnosa dari biakan lendir yang berasal dari saluran kencing, anus

dari biakan lendir yang berasal dari saluran kencing, anus atau tenggorokan. Padaatau tenggorokan. Pada  pasien dengan gejala sistemik seperti nyeri pada sendi atau gejala pada kulit, kuman  pasien dengan gejala sistemik seperti nyeri pada sendi atau gejala pada kulit, kuman

GO bisa dibiakan dari bahan darah. Saat ini beberapa metode tes diagnostik secara GO bisa dibiakan dari bahan darah. Saat ini beberapa metode tes diagnostik secara cepat sudah banyak dikembangkan sehingga waktu yang dibutuhkan untuk

cepat sudah banyak dikembangkan sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mendiagnosa GO menjadi lebih singkat.

mendiagnosa GO menjadi lebih singkat.

 Pengobatan GOPengobatan GO

Pengobatan GO tanpa komplikasi, cukup dengan sekali suntikan ceftriakson Pengobatan GO tanpa komplikasi, cukup dengan sekali suntikan ceftriakson 125mg. Sayangny

125mg. Sayangnya saat ini sudah banyak strain kuman GO a saat ini sudah banyak strain kuman GO yang resisten atau kebalyang resisten atau kebal terhadap beberapa jenis antibiotika. Beberapa antibiotika alt

terhadap beberapa jenis antibiotika. Beberapa antibiotika alt ernatif yang bisa menjadiernatif yang bisa menjadi  pilihan adalah Cefixime 400mg, Cipro

 pilihan adalah Cefixime 400mg, Ciprofloxacin 500mg, Ofloxacin 40floxacin 500mg, Ofloxacin 400mg, dan0mg, dan Levofloxacin 250mg yang diberikan dengan dosis tertentu setiap

Levofloxacin 250mg yang diberikan dengan dosis tertentu setiap hari. Pengobatan GOhari. Pengobatan GO sebaiknya dalam pengawasan dokter agar pen

sebaiknya dalam pengawasan dokter agar pengobatan berlangsung dengan tepat untukgobatan berlangsung dengan tepat untuk mencegah terjadinya resistensi kuman.

mencegah terjadinya resistensi kuman.

 EdukasiEdukasi

Bila kebetulan yang menderita GO adalah pasangan suami istri dan sel Bila kebetulan yang menderita GO adalah pasangan suami istri dan sel amaama menderita GO mereka melakukan hubungan seksual aktif maka keduanya harus menderita GO mereka melakukan hubungan seksual aktif maka keduanya harus  berobat meskipun sang istri tidak menimbulkan g

 berobat meskipun sang istri tidak menimbulkan gejala apapun. Hal ini untukejala apapun. Hal ini untuk

mencegah terjadinya „fenomena pingpong‟ yaitu bila hanya suami yang diobati maka mencegah terjadinya „fenomena pingpong‟ yaitu bila hanya suami yang diobati maka ia akan dapat tertular kembali oleh istrinya demikian sebaliknya.

ia akan dapat tertular kembali oleh istrinya demikian sebaliknya.

KESIMPULAN KESIMPULAN

Seorang pasien laki-laki yang datang ke praktek d

Seorang pasien laki-laki yang datang ke praktek dokter keluarganya mengeluh duaokter keluarganya mengeluh dua hari terakhir bahwa alat kemaluannya mengeluarkan nanah dan terasa nyeri,yang hari terakhir bahwa alat kemaluannya mengeluarkan nanah dan terasa nyeri,yang didapatkan nya akibat perselingkuhan dengan wanita lain,pasien tidak ingin diketahui didapatkan nya akibat perselingkuhan dengan wanita lain,pasien tidak ingin diketahui istrinya tahu, karena bisa terjadi pertengkaran diantara keduanya,disini dokter tahu bahwa istrinya tahu, karena bisa terjadi pertengkaran diantara keduanya,disini dokter tahu bahwa mengobati penyakit tersebut pada pasien ini tidaklah sulit,tetapi oleh karena ia telah mengobati penyakit tersebut pada pasien ini tidaklah sulit,tetapi oleh karena ia telah  berhubungan juga dengan istrinya maka mung

 berhubungan juga dengan istrinya maka mungkin istrinya juga sudah tertular.Istrinya jugakin istrinya juga sudah tertular.Istrinya juga harus diobati.

harus diobati.

Disini yang harus dijaga oleh seorang dokter adalah untuk tetap menjaga rahasia Disini yang harus dijaga oleh seorang dokter adalah untuk tetap menjaga rahasia kedokteran ialah pertama-tama dokter harus menjelaskan kepada pasien bahwa kedokteran ialah pertama-tama dokter harus menjelaskan kepada pasien bahwa

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulisan skripsi yang berjudul “PROFIL PENYAKIT CAMPAK PADA

Akan tetapi dalam setiap interaksi yang dilakukan akan menuai sebuah argumen atau sebuah keputusan yang mungkin akan menjadi sebuah prasangka yang negatif bagi

DISERTASI EKSPRESI CD4 DAN CD8 SERTA KADAR IL-1β, IL-2, IL-10,..... ADLN Perpustakaan

Implementasi kebijakan yang dilakukan oleh Kementerian Agama Kabupaten Sidoarjo adalah menjalankan tugas yang diberikan oleh kementerian pusat untuk menyalurkan dana

2009.. Model Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini di PAUD Islam Terpadu Mutiara Hati Babagan Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang. Semarang: Program Strata I Jurusan

3.11 Robot yang tidak bergerak lebih dari 10 detik harus diangkat dari lapangan, dan boleh diletakkan lagi di titik start setelah 30 detik. Pengangkatan dilakukan atas

Bab ini membahas tentang analisis penentuan pola diperoleh berupa banyaknya titik sudut terluar, titik sudut, segitiga, segiempat, sikel rotasi, sikel refleksi, pola-pola

Kedelapan, untuk kategori petunjuk per- cobaan, selanjutnya dijabarkan lagi menjadi beberapa sub kategori, yaitu: (1) Kegiatan labo- ratorium atau percobaan pada bacaan