• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Manusia Dengan Alam Sekitar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Manusia Dengan Alam Sekitar"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita hidup di dunia ini tidak hanya sendiri, melainkan beserta dengan makhluk-makhluk lain yang ada di bumi, benda hidup dan benda mati, dalam ruang dan waktu yang sama. Dengan kata lain, yang hidup di bumi ini bukan hanya manusia begitu juga dengan hubungan yang kita lakukan setiap harinya, tidak hanya berhubungan dengan sesama manusia tetapi juga dengan dunia sekitar kita.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan adanya judul yang telah tertera di cover, penulis mengambil rumusan permasalahan untuk makalah ini yaitu apa itu hubungan manusia dengan dunia sekitar?

1.3 Batasan Masalah

 Apa yang dimaksud dengan dunia sekitar?

 Apa yang dimaksud dengan interaksi manusia?

 Bagaimana interaksi manusia bisa terjadi?

 Apa kepentingan hubungan manusia dan alam sekitar?

 Apa saja kebutuhan manusia terhadap dunia sekitar?

 Bagaimana hubungan timbal balik manusia dengan alam?

(2)

1.4 Tujuan dan Manfaat Makalah

Pembuatan makalah ini memiliki tujuan utama yaitu untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca makalah. Tujuan lain untuk mempermudah proses belajar dan mengajar di kelas dan mengetahui seputar tentang hubungan manusia dengan dunia sekitar.

(3)

BAB II HUBUNGAN MANUSIA DENGAN DUNIA SEKITAR

Interaksi manusia yang satu dengan yang lain adalah sebuah tuntutan kegiatan sosial karena komponen lingkungan hidup saling membutuhkan dan tidak bisa berdiri sendiri. Beberapa contoh komponen penting lingkungan hidup adalah lingkungan hidup alam,bersosial dan lingkungan hidup buatan manusia.

Lingkungan hidup alam contohnya hutan dan gunung akan terbina lingkungan hidup sosial terhadap para pendaki atau pecinta alam yang satu dengan lainnya.Dan lingkungan hidup sosial akan membutuhkan SDA untuk memajukan kehidupan SDM maka kehidupan masyarakat yang maju akan semakin banyak membutuhkan SDA lebih banyak. Pembangunan infrasetruktur perkotaan adalah salah satu contoh lingkungan hidup binaan atau buatan. Disinilah lingkungan sosial yang sudah beragam ilmu pengetahuan akan mempengaruhi lingkungan alam dan lingkungan buatan.

Alam dan lingkungan selalu akrab dengan manusia. Udara, air, tumbuhan, binatang, hutan dan gunung kita dapat merasakan keberadaannya dalam kehidupan kita sehari hari. Semakin banyaknya orang yang ingin tahu lebih banyak tentang alam dan isinya mereka ungkapkan melalui kegiatan di alam bebas salah satunya adalah mendaki gunung. Motivasi mendaki gunung beraneka ragam karena manusia membutuhkan spikologis seperti kebutuhan lainnya yaitu kebutuhan akan pengetahuan dan pengalaman baru, kebutuhan untuk mengembangkan diri dan berprestasi dan untuk diakui lingkungan masyarakat dan Negara. Berkegiatan di alam bebas bisa mengembangkan diri dan mencoba menyelidiki, mempelajari kehidupan di alam bebas seperti flora fauna gejala air (air terjun,danau,gua) yang tersedia di alam bebas. Dalam rangka memelihara lingkungan hidup alam memberikan nilai dan arti bukan hanya bagi

(4)

kelompok tertentu ataupun organisasi tertentu tapi yang lebih utama untuk kebaikan dan manfaat bersama.

Pengelolaan sumberdaya alam yang benar dan mengongsumsi sesuai kebutuhan akan memberikan kelanjutan dan kelangsungan hidup pada generasi mendatang, juga di tunjang dengan sumberdaya manusia yang produktif.

2.1 Pengertian

Sebelumnya untuk mengetahui mengenai hubungan manusia dengan dunia sekitar, kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan dunia sekitar tersebut. Dunia sekitar adalah segala sesuatu diluar diri manusia yang mempunyai arti bagi manusia. Dengan kata lain, segala sesuatu diluar diri manusia sangat banyak mencangkup di dalamnya baik itu hewan, tumbuhan, maupun benda-benda mati yang ada di sekitar manusia seperti air, angin, batu dan lain sebagainya, juga termasuk kedalamnya kulkas, kompor, pena, handphone dan sejenisnya.

Dunia sekitar itu sendiri dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu alam kodrat, benda-benda buatan manusia dan manusia itu sendiri. Alam kodrat dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu di luar diri manusia yang bukan buatan manusia, misalnya seperti gunung, hutan, sungai dan lain sebagainya. Sedangkan benda-benda buatan manusia memiliki arti sebagai benda-benda yang dibuat manusia yang bertujuan menimbulkan situasi yang dan dapat mempengaruhi manusia, misalnya pabrik, pasar dan lain sebagainya. Dan manusia itu sendiri adalah dunia sekitar yang paling komplek, selalu berubah, dinamis, berbeda-beda. Individu satu dengan yang lainya terjadi saling aktif.

(5)

2.2 Interaksi Manusia

Setiap hari kita pasti bergaul atau berhubungan dengan teman, orang tua, saudara, maupun orang-orang yang ada di sekitar kita. Aktivitas bergaul dengan orang lain itu kita sebut dengan interaksi sosial.

1. Pengertian Interaksi Sosial

Kodrat manusia sebagai makhluk sosial adalah keinginannya untuk selalu hidup bersama dengan orang lain dalam suatu kelompok atau masyarakat. Tidak seorang pun di dunia ini yang mampu hidup sendiri tanpa melakukan hubungan atau kerja sama dengan orang lain. Karena pada kodratnya manusia memiliki keterbatasan dan sejak lahir sudah dibekali dengan naluri untuk berhubungan dengan orang lain. Misalnya, seorang balita memerlukan perawatan dan bantuan ibunya karena ia belum mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Selanjutnya, ia memerlukan pemeliharaan kesehatan, pendidikan, dan pergaulan.

Dari contoh tersebut jelas bahwa pada dasarnya kita selalu membutuhkan orang lain. Kita membutuhkan banyak hal dalam hidup kita. Semua kebutuhan hidup itu hanya dapat kita penuhi dengan jalan mengadakan hubungan sosial dengan orang-orang yang ada di sekitar kita. Melalui hubungan itu kita menyampaikan maksud, tujuan, dan keinginan untuk mendapatkan tanggapan (reaksi) dari pihak lain. Hubungan timbal balik (aksi dan reaksi) inilah yang kita sebut interaksi sosial. Jadi apakah yang dimaksud dengan interaksi sosial? Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan dinamis yang menyangkut hubungan antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok, baik berbentuk kerja sama, persaingan, ataupun pertikaian.

(6)

2. Jenis-Jenis Interaksi Sosial

Seperti terlihat dalam definisi di atas, interaksi sosial selalu melibatkan dua orang atau lebih. Oleh karena itu, terdapat tiga jenis interaksi sosial, yaitu interaksi antara individu dengan individu, antara kelompok dengan kelompok, dan antara individu dengan kelompok.

a. Interaksi antara Individu dengan Individu

Pada saat dua individu bertemu, walaupun tidak melakukan kegiatan apa-apa, namun sebenarnya interaksi sosial telah terjadi apabila masing-masing pihak sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan dalam diri masingmasing. Seperti minyak wangi, bau keringat, bunyi sepatu ketika berjalan, dan hal-hal lain yang bisa mengundang reaksi orang lain. Interaksi jenis ini selain tidak harus konkret seperti telah dijelaskan di atas, juga bisa sangat konkret. Wujudnya antara lain berjabat tangan, saling bercakap-cakap, saling menyapa, dan lain-lain.

b. Interaksi antara Kelompok dengan Kelompok

Interaksi jenis ini terjadi pada kelompok sebagai satu-kesatuan, bukan sebagai pribadi-pribadi anggota kelompok yang bersangkutan. Maksudnya kepentingan individu dalam kelompok merupakan satu-kesatuan yang berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain. Contohnya pertandingan antartim kesebelasan sepak bola. Mereka bermain untuk kepentingan kesebelasannya (kelompok).

(7)

c. Interaksi antara Individu dengan Kelompok

Interaksi antara individu dengan kelompok menunjukkan bahwa kepentingan individu berhadapan dengan kepentingan kelompok. Bentuk interaksi ini berbeda-beda sesuai dengan keadaan. Contohnya seorang guru yang mengawasi murid-muridnya yang sedang mengerjakan ujian. Dalam hal ini seorang guru sebagai individu berhubungan dengan murid-muridnya yang berperan sebagai kelompok.

Interaksi manusia supaya tertib diadakan norma-norma baik tertulis maupun tidak tertulis (adat istiadat). Hal ini bertujuan agar tidak adanya atau paling tidak memperkecil akibat negative yang ditimbulkan dari interaksi yang dilakukan oleh manusia tersebut. Dalam pergaulan, masing-masing individu saling mendewasakan diri, dimana ada saling take and give. Yaitu saling menerima dan memberi satu sama lain agar adanya keseimbangan dan perasaan saling menghargai yang timbul dari setiap individu tersebut.

Interaksi manusia dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

S = Stimulus yang berasal dari dunia sekitar O = Orgamisme

R = Respon

 Bila ada S tapi R tidak muncul, maka terjadi inhibition

 Setiap S yang sama belum tentu menimbulkan R yang sama, tergantung dari orang yang menerima rangsang

(8)

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa jika memberikan stimulus atau rangsangan yang sama akan tetapi belum tentu menimbulkan respon yang sama, itu semua tergantung pada beberapa faktor seperti:

1. Struktur jasmani / rohani, meliputi:

 Jenis kelamin: seorang laki-laki yang mendapatkan rangsangan seperti kena marah maka ia akan mereaksi untuk melawan, sedangkan perempuan reaksinya akan menangis jika kena rangsang marah.

 Umur: jika anak kecil yang sedang lapar kena rangsang dengan menggunakan makanan ia akan merebut makanan tersebut, tetapi orang dewasa reaksinya akan menelan ludah.

 Perangai: seseorang yang mempunyai sifat pemarah ia akan mereaksi hinaan dengan kekuatan fisik.

 Pengalaman: orang yang berpengalaman akan melakukan tindakan dengan teliti, cepat dan teliti.

 Sikap batin yang menjiwai tugasnya: guru, pelukis, mahasiswa akan mereaksi berbeda terhadap tempat yang mempunyai pemandangan indah.

2. Keadaan sementara yang dialami oleh yang bersangkutan. Misalnya sedang sakit, lelah, gembira, sedih semua hal tersebut akan bereaksi berbeda terhadap stimulus yang sama.

3. Keasyikan, memerlukan perhatian yang tertuju sehingga rangsang lain tidak mendapat perhatian. Misalnya ketika seseorang sedang membaca dan ada teman yang memanggil, jadi seseorang tersebut tidak merespon karena telah terhanyut kedalam buku yang dibacanya.

4. Sengaja harus mereaksi dengan tertentu terhadap rangsang yang diberikan. Misalnya seorang mata-mata harus mereaksi dengan

(9)

memperlihatkan cermin kea rah matahari kalau ada pesawat kawan datang.

5. Rangsang yang terlalu lemah atau terlalu kuat. Kedua rangsang yang ekstrem ini sama sekali malah tidak mendapat tanggapan bagi yang bersangkutan.

Situasi diri dapat diekspresikan keluar dengan wajar dan dengan topeng (persona). Hal tersebut dapat dijelaskan seperti berikut:

O W O Keterangan: O = Organisme W = World

W O W

Jadi: W…….O akan menimbulkan S O……W akan menimbulkan R

Woodworth membuat rumus sikap manusia terhadap dunia sekitar W S O R W

Rumus di atas diubah lagi karena agar reaksi seseorang dapat lebih efektif terhadap rangsangannya, maka perlu persiapan batin (set/W) sehingga rumusnya:

W S Ow R W

Keadaan pribadi mempengaruhi dunia sekitar dan memantul kembali pada diri sendiri

Situasi diri yang diekspresikan keluar sesuai dengan kewajarannya

Keadaan dunia sekitar dapat mempengaruhi pribadi dan memantul kembali ke dunia sekitar

Reaksi seseorang terhadap dunia sekitar yang cocok dengan kenyataan yang ada di luar

(10)

Contoh: Kita menghadapi orang-orang yang mendapat musibah banjir (W), situasi susah mengenai sekitar (S), yang merangsang seseorang (O), karena orang tersebut telah mengetahui bahwa daerah itu rawan banjir, maka ia telah mempunyai persiapan batin bahwa sewaktu-waktu daerah tersebut akan banjir (Ow), maka orang tersebut segera bereaksi (R) untuk memberikan sumbangan, ikut sedih, prihatin sesuai keadaan sekitar yang sudah sedih (W).

2.3 Kepentingan Hubungan Manusia dan Alam Sekitar

Manusia tidak pernah mampu melapaskan ketergantungan akan alam dalam hidupnya semenjak dahulu. Disisi lain, alam juga memiliki ketergantungan dengan manusia walaupun tak terlalu besar. kepribadian lingkungan yang dimiliki manusia sedikit banyak menentukan interaksi dengan lingkungan alam sekitarnya. kemudian, pada aplikasinya manusia berusaha mengembangkan kehidupan yang bisa jadi memiliki akses negatif terhadap kelangsungan hidup dan keberadaan lingkungan. pada titik ini, kendali atas pengusahaan sumber daya alam dan sebagainya harusnya mulai dilakukan agar tidak merusak keseimbangan alam.

Manusia dan alam sekitar adalah ciptaan Allah kerana al-Qur’an telah menyatakan bahawa segala kejadian di muka bumi dan alam semesta adalah dengan iradatNya (kehendak Allah). Al-Qur’an turut menyatakan bahawa setiap apa yang diciptakan oleh Allah di muka bumi ini mempunyai peranan tersendiri.

Sebagaimana yang diketahui, bahwa hutan merupakan paru-paru bumi yaitu tempat di mana berbagai kehidupan tinggal, pohon-pohon kayu, binatang-binatang dan sebagainya yang tidak ternilai harganya bagi manusia. Demikian juga tanah sebagai tempat tinggal manusia, bercocok tanam, membangun

(11)

berbagai prasarana kehidupan dan lain-lain. Begitu juga penciptaan Allah yang lain yang merupakan komponen penting kepada kehidupan manusia untuk melancarkan lagi tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi ini.

Di sini dibawakan beberapa komponen penting dalam alam sekitar seterusnya memperjelaskan dengan lebih terperinci kepentingan hubungan manusia dan alam sekitar:

I. Manusia

Sebagaimana firman Allah yang bermaksud : “Ingatlah, ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “sesungguhnya Aku hendak menjadikan seseorang khalifah di muka bumi.” Ayat ini menjelaskan paranan manusia di bumi ini sebagai khalifah yang akan memakmurkan dan mentadbir alam. Bersesuaian dengan kejadian manusia yang dicipta sebagai khalifah, Allah memperindahkan lagi kejadian manusia dengan menganugerahkan nikmat akal bagi membezakannya dengan makhluk lain.

Berpandukan akal dan ajaran Islam yang syumul, manusia menjalankan amanahnya sebagai khalifah di bumi yang tentunya besar dan berat. Dalam masa yang sama ia bukan saja menyempurnakan tanggungjawabnya terhadap Penciptanya saja, malah terhadap hubungannya dengan alam sekitar. Keperluan manusia untuk hidup di bumi ini memerlukan kepada kehadiran dan kewujudan komponen lain seperti tumbuhan, hewan, air dan lain-lain.

(12)

II. Tumbuhan

Tumbuhan meliputi 27.6% keluasan permukaan bumi, merupakan komponen penting dalam menyeimbangi ekosistem di bumi. Fungsi tumbuhan amat penting untuk menyerap karbon dioksida yang dilepaskan oleh manusia dan hewan. Di samping itu, menganugerahkan satu elemen yang penting untuk kehidupan komponen lain yaitu melepaskan oksigen ke udara yang hasilnya akan digunakan oleh manusia dan hewan untuk proses bernafas (proses fotosintesis).

Tumbuhan juga berperanan sebagai pengukuh kepada struktur tanah dari kejadian tanah runtuh, kikisan dan menyerap air hujan yang seterusnya dapat mengurangkan kejadian banjir. Penanaman dan penjagaan tumbuhan digalakkan oleh Islam dan pengusaha akan mendapat pahala sedekah berdasarkan keterangan satu hadith.

III. Binatang/hewan

Selain berfungsi sebagai makanan, hewan juga digunakan untuk kepentingan manusia seperti membajak, menunggang, membawa muatan dan lain-lain. Penganiayaan terhadap binatang adalah dilarang sama sekali berdasarkan sebuah hadith yang bermaksud : “Seseorang wanita telah disiksa dan dimasukkan ke dalam neraka disebabkan oleh dia yang telah mengurung seekor kucing sehingga mati kelaparan.” Kita juga hendaklah berlaku adil terhadap binatang peliharaan atau binatang-binatang lain. Islam melarang sebarang aktiviti yang menggunakan binatang sebagai objek bersukaria dan pemuasan nafsu seperti berlawan sesama sendiri atau sasaran memanah. Dalam menjalankan tanggungjawab sebagai pentadbir alam, manusia perlu menjaga

(13)

hubungannya dengan hewan supaya tidak berlaku kerusakan atau penganiayaan yang berleluasa terhadap kehidupan fana ini.

IV. Bumi (tanah)/ matahari/ langit dan lain-lain

Komponen-komponen ini dijadikan oleh Allah untuk kemudahan manusia dan kegunaan komponen-komponen lain. Di antara bukti-bukti kekuasaan Allah yang terdapat pada alam disebut di dalam al-Qur’an mafhumnya : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaaannya diciptakan kamu dari tanah kemudian kamu menjadi manusia yang berkembang biak.” Kemudian Allah menyatakan tentang kejadian langit dan bumi yang padanya terdapat tanda-tanda serta berbagai rahasia supaya manusia dapat berfikir dan mengungkap segala rahasia kejadian alam. Ini merupakan sebahagian daripada ayat-ayat al-Qur’an yang menerangkan tentang kejadian komponen ini dan fungsi-fungsinya.

V. Air

Air berkepentingan untuk alam khususnya kepada manusia itu sendiri untuk bersuci dan beribadat, sebagai sumber minuman yang utama serta siraman kepada tumbuh-tumbuhan. Air tidak boleh disekat penggunaanya, ini adalah merujuk keada sebuah hadith yang bermaksud : “3 perkara yang tidak boleh disekat penggunaannya yaitu air, padang dan api.” Sekatan ini adalah dengan cara pengaliran dan pencemaran.

VI. Angin

Seterusnya Allah menerangkan fungsi kejadian angin sebagaimana firmanNya yang bermaksud : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah

(14)

bahawa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebahagian dari rahmatNya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintahNya, mudah-mudahan kamu bersyukur.” Islam menegaskan larangan segala bentuk pencemaran berbentuk udara atau angin sama ada pencemaran bau atau asap/ gas. Ini adalah kerana ia akan memberi kesan yang buruk kepada system pernafasan manusia itu sendiri.

2.4 Kebutuhan Manusia Terhadap Dunia Sekitar

Kebutuhan manusia terhadap dunia sekitar terbagi menjadi terbagi tiga kategori. Yang pertama adalah kebutuhan jasmani manusia yaitu kebutuhan manusia untuk keperluan jasmaninya seperti manusia butuh makan dan minum untuk tetap hidup, butuh udara untuk bernafas dan pakaian untuk menutupi dan melindungi tubuh mereka.

Yang kedua yaitu kebutuhan rohani manusia, yakni manusia juga butuh ketenangan hidup, keselarasan, kepuasan, dan kesenangan dalam hidupnya.

Dan yang terakhir kebutuhan sosial. Tidak hanya kebutuhan jasmani dan rohani manusia yang harus dipenuhi tetapi manusia juga mempunyai kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial manusia antara lain pergaulan, manusia butuh bergaul dengan manusia lain dan butuh persahabatan sebagai teman yang dapat dipercaya, butuh kasih sayang dan juga simpati dari orang lain dan keluarga.

(15)

2.5 Hubungan Timbal Balik Manusia dengan Alam

Interaksi manusia dengan lingkungannya yang sudah terjalin sejak ribuan tahun menghasilkan sejumlah bentuk strategi adaptasi. Pada awalnya manusia bertahan dengan strategi adaptasi pengumpul-berburu, kemudian dilanjutkan dengan perladangan-perkebunan, seterusnya dengan peternakan. Setelah itu berkembang pertanian intensif, dan strategi yang terakhir adalah dengan cara kehidupan industri. Strategi perladangan-pekebunan sering dianggap sebagai awal dari peradaban, karena manusia mulai menandai wilayah yang dipakai dan dimiliki bagi kelangsungan hidupnya. Manusia tidak merubah bentang alam (lingkungan) di tahap berburu-meramu, namun mulai merubah dalam skala kecil di tahap perladangan, serta peternakan. Pada bentuk strategi adaptasi kedua perubahan bentang alam sedikit terjadi dan ada keterbatasan oleh musim.

Pada tahap pertanian intensif manusia mulai merubah lingkungan dan memanfaatkan prinsip grafitasi untuk mendistribusikan air melalui sistem irigasi. Keterbatasan oleh musim membuat manusia mampu menandai saat menanam yang tepat dengan melihat pada posisi bintang seperti Orion. Saat produksi pangan bisa disimpan dan saat proses produksi-distribusinya terkendali maka kotapun lahir. Pembangunan kota sering merubah bentang alam dan bertujuan melawan pembatasan dari musim. Pada strategi adaptasi manusia yang terakhir yaitu industri manusia sudah bisa mengurangi keterbatasan dari musim dan iklim. Namun kota dan industri sudah meninggalkan proses alamiah dan mematikan indera manusia dalam interaksinya dengan lingkungan. Manusia mampu menerapkan informasi melalui rencana dan blue print-nya untuk produksi-distribusi, namun mengabaikan faktor penentu dari lingkungan. Faktor penentu ini adalah iklim dan keadaan topografis dari lokasi kegiatan industrinya.

(16)

Manusia sebagaimana makhluk lainnya memiliki keterkaitan dan ketergantungan terhadap alam dan lingkungannya. Namun demikian, pada akhir-akhir ini, manusia justru semakin aktif mengambil langkah-langkah yang merusak, atau bahkan menghancurkan lingkungan hidup. Hampir setiap hari kita mendengar berita menyedihkan tentang kerusakan alam yang timbul pada sumber air, gunung, laut, atau udara. Bencana lumpur lapindo yang kunjung usai, banjir Jakarta, Adam Air, demam berdarah, flu burung, kekeringan, dan sebagainya selalu menghiasi berita di televisi maupun di koran-koran.

Pemanfaatan alam lingkungan secara serampangan dan tanpa aturan telah dimulai sejak manusia memiliki kemampuan lebih besar dalam menguasai alam lingkungannya. Dengan mengeksploitasi alam, manusia menikmati kemakmuran hidup yang lebih banyak. Namun sayangnya, seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, alam lingkungan malah dieksploitasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan kerusakan yang dahsyat.

Kerusakan alam yang ditimbulkan oleh manusia bersumber dari cara pandang manusia terhadap alam lingkungannya. Dalam pandangan manusia yang oportunis, alam adalah barang dagang yang menguntungkan dan manusia bebas untuk melakukan apa saja terhadap alam. Menurtnya, alam dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi kesenangan manusia. Sebaliknya, manusia yang religius akan menyadari adanya keterkaitan antara dirinya dan alam lingkungan. Manusia seperti ini akan memandang alam sebagai sahabatnya yang tidak bisa dieksploitasi secara sewenang-wenang.

(17)

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan masyarakat dalam peran serta dalam audit lingkungan, yaitu prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan. Prinsip-prinsip dasar pengelolaan lingkungan sering dikenal dengan 5 R Plus. R yang pertama adalah replace – ganti bahan baku/ teknologi proses.

Hal yang berkaitan dengan upaya untuk mencegah pencemaran atau kerusakan lingkungan akibat dari sumber kegiatan. Kedua, reduce – dengan cara mengendalikan pencemaran atau sumber perusakan lingkungan melalui cara menguurangi beban pencemaran dan/atau dengan melakukan penghematan sumber daya. R ketiga adalah recycle – daur ulang limbah. Prinsip ini untuk mengurangi pencemaran saat proses melalui pemanfaatan limbah. Keempat, adalah reuse – gunakan kembali limbah hasil produksi. R kelima adalah recovery – melakukan pemulihan akibat pencemaran dan kerusakan lingkungan. Untuk itu, ada hal lain, yaitu membuang limbah secara aman dan memenuhi peraturan

Prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan tersebut hakekatnya mensyaratkan perubahan perilaku manusia dalam kaitan dengan pemanfaatan sumberdaya alam. Secara teoritis empirik kemudian dikenal langkah-langkah untuk membuat prinsip-prinsip tersebut menjadi instrumen normatif dan prosedural, seperti pembentukan gerakan moral, pemberian insentif ekonomi, merumuskan kebijakan dan penegakan hukum, pengembangan teknologi sampai pengupayaan Good Governance. Dalam konteks mengusahakan perubahan perilaku ini peranserta masyarakat menjadi penting.

Dalam kerangka Audit Lingkungan hal-hal tentang pengelolaan lingkungan yang diuraikan di atas tetap diacu. Namun, dalam hal ini arah pengelolaan

(18)

lingkungan sebatas arah proyek, bukan ekosistem atau dalam satuan administrasi pemerintahan ( kabupaten, propinsi, nasional ) maupun global. Artinya, peranserta masyarakat di sini lebih berkenaan dengan kaitan tindakan perorangan atau sejumlah orang yang diorganisir atau tidak terorganisir berinteraksi dengan penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan dalam usahanya setelah kegiatan usaha atau suatu kegiatan berjalan pada tahap operasi dan penanggung jawabnya berusaha menilai tingkat ketaatan opearsinya itu terhadap persyaratan hukum yang berlaku dan/atau kebijaksanaan dan standar yang ditetapkan sebelumnya.

Para ilmuwan lingkungan hidup menyatakan bahwa aturan utama dalam memanfaatkan alam adalah memperhankan standar dan kapasitas yang ada. Eksploitasi alam secara berlebihan dan tanpa aturan dan pertimbangan yang matang akan menyebabkan krisis lingkungan.

Pemanfaatan sumber daya alam harus selalu memperhatikan dampak negatif yang terjadi terhadap lingkungan Misalnya kasus, dalam sebuah tambang emas, biasa digunakan bahan-bahan kimia untuk memisahkan kandungan emas dari zat-zat lainnya. Sisa-sisa bahan kimia ini bila dibuang begitu saja ke laut, akan menyebabkan tercemarnya air laut dan teracuninya makhluk hidup di laut. Akibatnya, manusia tidak dapat memanfaatkan makhluk-makhluk laut untuk kehidupannya.

Hubungan antara manusia dengan lingakungan alam ini sangat berkaitan dan berkesinambungan terus menerus, kaya ikan hidup diair, jika keluar dari air, hanya beberapa menit saja ikan akan mati. Begitu juga jika airnya tercemari oleh

(19)

racun yang terus menerus, juga dari limbah industri hasil kreasi manusia ada sebagian ikan mati, maka eko sistem air di kolam/sungai/danau/ laut, akan terganggu, lama kelamaan produksi ikan berkurang. Jika begitu kita, manusia ini, tidak bisa makan ikan sehat lagi. Apalagi jika saudara kita yang propesinya nelayan, cara tangkap ikannya menggunakan bom ( diledakan dalam air laut ), akan sangat cepat sekali merusak lingkungan habitat ikan di laut yang akibatnya kehidupan regenerasi ikan akan berkurang, malahan untuk jenis ikan tertentu akan punah. Jadi ada budaya nelayan kita dalam menangkap ikan itu sangat merusak lingkungan hidup para ikan. Jadi kita sebagai makhluk sosial, harus hidup bermasyarakat saling mengingatkan untuk kebaikan lingkunan hidup kita ini dari kehancuran yang kebanyakan akibat ulah kita sendiri.

Perilaku manusia khususnya terhadap lingkungan sangatlah besar, baik dari segi positif dan negatifnya. Manusia dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman supaya tidak ketinggalan dengan yang lain, tetapi kadang-kadang manusia itu sendiri lupa dengan lingkungan sekitar, sehingga menyebabkan permasalahan bagi lingkungan tersebut maupun manusia lain. Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain, kerusakan lingkungan yang meliputi krisis energi, pemanasan global dan efek rumah kaca, penipisan ozon, pengaruh pada kualitas air, tanah, udara, dan kerusakan ekologi dan ekosistem.

2.6 Perkembangan Manusia Dipengaruhi Dunia Sekitar

Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai perkembangan manusia yang dipengaruhi oleh dunia sekitar diantaranya yaitu:

1. Aliran navitisme, menurut aliran ini perkembangan manusia tergantung pembawaan manusia tersebut. Jadi dalam hal ini

(20)

pengaruh lingkungan kurang berperan. Pendapat ini dkemukakan oleh Schoppenhauer.

2. Aliran Empirisme, kalau menurut aliran ini pengaruh lingkungan sangat menentukan perkembangan pribadi seseorang. Pendapat ini dkemukakan oleh John Locke dalam teorinya Tabularasa (meja lilin) 3. Aliran Konvergensi, aliran ini berpendapat bahwa perkembangan

dipengaruhi pembawaan dan lingkungan. Bisa dibilang aliran konvergensi merupakan gabungan antara aliran navitisme dan aliran empirisme. Tokoh dari aliran ini adalah William Stern.

4. Interaksi, namun ada seorang tokoh yaitu Piaget yang berpendapat bahwa perkembangan manusia merupakan hasil dari interaksi antara pembawaan dan lingkungan.

Dari beberapa pendapat dari berbagai aliran dan tokoh-tokoh yang cukup tersohor, dapat disimpulkan bahwa perkembangan manusia dipengaruhi dunia sekitar dengan dua faktor penting yaitu pembawaan dari manusia dan lingkungan sekitar manusia itu sendiri.

(21)

BAB III PENUTUP

3.1 Kritik dan Saran

Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis sangat berterimakasih jika ada yang ingin memberi kritikan dan saran yang membangun. Bagi teman-teman dan pembaca yang ingin memberikan kritik dan sarannya dipersilahkan menghubungi penulis atau bisa mengirim email ke deathangel99@ymail.com atau ke dwi.ayuningtiyas@gmail.com, terimakasih.

(22)
(23)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ciri-ciri tersebut maka il merupakan jenis kohesi gramatikal pengacuan endofora (karena acuannya berada di dalam teks), yang bersifat anaforis (karena acuannya telah

mampu menerapkan matematika, sains alam, dan prinsip rekayasa ke dalam prosedur dan praktek teknikal ( technical practice ) untuk menyelesaikan masalah teknologi pada

Berdasarkan hasil analisa tingkat risiko menggunakan matrik risiko, maka sumber risiko yang memerlukan penanganan utama adalah risiko yang muncul dengan tingkatan risiko sangat

Titik Ekuilibrium Matematika SIRS 0 I 0 V 0 pada Penyebaran Flu Burung (Avian Influenza) dari Unggas ke Manusia dengan Pengaruh Vaksinasi pada Unggas ... Bilangan Reproduksi

Secular Science”, dalam International Conference on Religion and Science, (Yogyakarta: Comparative Religious Studies Gadjah Mada University and Templeton Foundation:

Dengan menggunakan parameter asba>b al-khat}a>’ fi> al-tafsi>r (sebab- sebab kesalahan dalam tafsir) seperti yang sudah ditunjukkan oleh para pakar

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Adhima (2017) dan Mohammadi and Amini (2016) yang sama-sama berpendapat bahwa

Exposition Texts written by Writing 3 students of the English Department.. What are the causes of