• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASKEP FARINGITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASKEP FARINGITIS"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I KONSEP MEDIS KONSEP MEDIS A. PENGERTIAN A. PENGERTIAN

Faringitis adalah inflamasi febris yang Faringitis adalah inflamasi febris yang disebabkan oleh infeksi virus yang tak disebabkan oleh infeksi virus yang tak terkomplikasi biasanya akan menghilang dalam 3 terkomplikasi biasanya akan menghilang dalam 3 sampai 10 setelah awitan.

sampai 10 setelah awitan. B. ETIOLOGI

B. ETIOLOGI

Penyebab dari faringitis dapat bervariasi dari Penyebab dari faringitis dapat bervariasi dari organisme yang menghasilkan eksudat saja atau organisme yang menghasilkan eksudat saja atau perubahan kataral sampai yang menyebabkan perubahan kataral sampai yang menyebabkan edema dan bahkan ulserasi. Organismeyang edema dan bahkan ulserasi. Organismeyang ditemukan termasuk streptokokus, pneumukokus, ditemukan termasuk streptokokus, pneumukokus, dan basilus influenza, diantara organisme yang dan basilus influenza, diantara organisme yang lainnya.

lainnya. C.

C. PATOFISIOLOGPATOFISIOLOGII

Pada stadium awal, terdapat hiperemia, Pada stadium awal, terdapat hiperemia, kemudian edama dan sekresi yang meningkat. kemudian edama dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal atau berbentuk mukus, dan kemudian cenderung atau berbentuk mukus, dan kemudian cenderung

(2)

menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan hiperemia, pembuluh darah dinding faring menjadi melebar. Bentuk sumbatan yang berwarna putih, kuning, atau abu-abu terdapat dalam folikel atau jaringan limfoid. Tidak adanya tonsila,dan tampak bahwa folikel limfoid atau bercak-bercak pada dinding faring posterior,atau terletak lebih kelateral, mejadi meradang dan membengkak.

Dengan kemajuan dalam identifikasi virus, laporan masalah klinis yang berhubungan dengan penyebab virus menjadi lebih banyak. Penting untuk berhati-hati terhadap kemungkinan penyebab virus pada faring yang berhubungan dengan adenopati tidak adanya pembentukan membran faring folikularis. Pembentukan vesikel pada membran mukosa, seperti herpes, dugaan kuat penyebabnya adalah virus.

D. MENIFESTASI KLINIS

Penderita mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorok. Dinding faring kemerahan dan

(3)

menjadi kering , gambaran seperti kaca dan dilapisi oleh sekresi mukus, jaringan limfoid biasanya tampak merah dan membengkak dan disertai dengan demam, malaise, dan sakit tenggorok juga bisa timbul, serak, batuk dan rhinitis.

Infeksi firus tidak terkomplikasi biasanya hilang dengan segera 3 sampai 10 hari. Namun faringitis yang disebabkan oleh bakteri yang lebih virulen seperti streptococcus group A adalah penyakit yg lebih parah selama fase akut dan jauh lebih penntina dari insiden bahaya komplikasi. Kultur tenggorok merupakan cara utama dalam menentukan organisme penyebab setelah diresepkan terapi yang sesuai. Usap nasal dan kultur darah dapat juga dilakukan untuk mengidentifikasi organisme.

E. PENATALAKSANAAN

Jika penyebabnya adalah bakterial maka pengobatan dapat mencakup agens antimikrobial untuk streptokokus group A, penisilin merupakan

(4)

obat pilihan. Namun jika pasien elergi maka digunakan sepalosporin.

Diet cair atau lunak diberikan selama tahap akut penyakit pada kondisi yang para cairan diberikan secara intravena dan pasien didorong untuk memperbanyak minum air untuk mencegah penyebaran infeksi diinstruksikan untuk menghindari kontak dengan orang lain sampai demam benar-benr menghilang.

BAB II

KONSEP KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN

INTEGRITAS EGO

Gejala : Perasaan takut akan kehilangna suara Kuatir bila pembedahan mempengaruhi hibungan keluarga, kemampuan kerja dan keuangan

Tanda : ansietas, depresi MAKANAN / CAIRAN

(5)

Tanda : kesulitan menelan , mudah tersedak, bengkak, inflamasi/drainase

Oral, kebersihan gigi buruk. HYGIENE

Tanda : kemunduran kebersihan gigi Kebutuhan bantuan perawatan dasar NEUROSENSORI

Gejala : kesemutan, parestesia otot wajah

Tanda : hemiparesis wajah (keterlibatan parotid dan sub mandibular)

Kesulitan menelan, kerusakan membran mukosa NYERI/KENYAMANAN

Gejala : Sakit tenggorok, penyebaran nyeri ketelingan dan wajah, nyeri lokal

Pada orofaring

Tanda : Prilaku berhati hati, gelisah, nyeri wajah, gangguan tonus otot

(6)

Gejala : Riwayat merokok, penyakit paru kronis, batuk dengan/tanpa sputum

Tanda : Dispnea, sputum, darah KEAMANAN

Gejala : Perubahan pendengaran INTERAKSI SOSIAL

Gejala : Kurang dukungan sistem keluarga, masalah tentang kemampuan berkomunikasi, bergabung dalam interaksi sosial.

Tanda : Bicara kacau, enggan untuk bicara B. DIAGNOSA

1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi berlebihan sekunder akibat proses inflamasi.

2. Nyeri berhubungan dengan iritasi jalan napas`atas sekunder akibat infeksi

3. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan iritasi jalan napas atas.

(7)

4. Devfisit volumer cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan sekunder akibat diaforesis yang berkaitan dengan demam.

5. Kurang pengetahuan mengenai pencehgahan infeksi berhubungan dengan kurang terpajan tentang peyakit dan pengobatan serta prosedur perawatan.

C. INTERVENSI

 NDX I : Jalan napas tidak efektif berhubungan dengan  sekresi yang berlebihan

Intervensi :

1. Awasi frekuensi/kedalaman pernapasan, catat kemudahan bernapas, auskultasi bunyi napas, selidiki kegelisahan, dispnea, terjadinya sianosis. R/ Perubahan pada pernapasan, penggunaan otot aksesori pernapasan atau adanya ronchi diduga karena retensi sekret.

2. Tinggikan kepala 30

 – 

40 derajat

R/ Memudahkan drainase sekret, kerja pernapasan dan ekspansi paru.

(8)

R/ Mencegah pengumpulan sekret untuk membersihkan oral, menurunkan resiko aspirasi. 4. Dorong batuk efektif dan napas dalam

R/ Memobilisasi sekret umtuk membersihkan jalan napas atas dan membantu mencegah komplikasi pernapasan.

 NDX 2 : Nyeri berhubungan dengan iritasi jalan napas  atas akibat infeksi

Intervensi :

1. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, skala dan selidiki serta laporkan perubahan nyeri yang tepat. R/ Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan

2. Pantau tanda vital

R/ Perubahan frekuensi jantung atau TD menunjukkan bahwa pasien mengalami nyeri.

3. Berikan analgetik sesuai in dikasi

R/ Menghilangkan nyeri, mempermudah kerjasama dengan intervensi terapi lain.

(9)

 NDX 3 : Kerusakan komunikasi verbal berhubungan  dengan iritasi jalan nafas atas.

Intervensi :

1. Kaji kemampuan pasien untuk berkomunikasi R/ Alasan untuk dukungan ventilator jangka panjang bermacam macam, pasien apat sadar dan beradaptasi pada penullisan.

2. Tentukan apakah pasien mempunyai gangguan komunikasi lain contoh pendengaran, penglihatan. R/ Adanya masalah lain akan mempengaruhi rencana untuk pilihan komunikasi

3. Berikan cara yang tepat dan kontinyu untuk memanggil perawat, contoh bel pemanggil atau lampu

R/ Pasien memerlukan keyakinan bahwa perawat waspada dan akan bererspon terhadap panggilan. 4. Berikan pilihan cara berkomunikasi yang tepat

bagi kebutuhan pasien misalnya papan dan pensil, bahasa isyarat.

R/ Memungkinkan pasien untuk menyatakan kebutuhan/masalah

(10)

5. Berikan komunikasi nonverbal, contoh sentuhan dan gerak fisik.

R/ Mengkomunikasikan masalah dan memenuhi kebutuhan kontak dengan orang

6. Ingatkan pasien untuk tidak bersuara sampai dokter memberi izin.

R/ Meningkatkan penyembuhan pita suara dan membatasi potensial disfungsi pita permanen.

 NDX IV : Defisit volume cairaengan berhubungan dengan  peningkatan kehilangan cairan akibat diaforesia  yang berkaitan dengan demam.

 NDX V : kurang pengetahuan berhubungan dengan  kurang terpajan tentang informasi penyakit dan  pengobatannya.

Intervensi

1. kaji potensial kerja sama dalam program pengobatan dirumah termasuk orang terdekat sesuai indikasi.

(11)

R/ orang terdekat memerlukan keterlibatan bila proses penyakit berat atau berubah untuk batasan kesembuhan.

2. berikan informasi dalam bentuk-bentuk dan segmen yang singkat dan sederhana.

R/ menurunnya rentang perhatian pasien dapat menurunkan kemampuan untuk menerima  /memproses dan mengingat/menyimpan informasi

yang diberikan.

3. diskusikan mengenai kemungkinan proses penyembuhan yang lama.

R/ proses pemulihan dapat berlangsung dalam beberapa minggu/bulan dan informasi yang dapat mengenai harapan dapat menolong pasien untuk mengatasi ketidak mampuannya dan juga menerima perasaan tidak nyaman yang lama.

D. EVALUASI

Hasil yang diharapkan :

1. mempertahankan jalan napas tetap paten dengan mengatasi sekresi

(12)

b. mengambil posisi terbaik untuk memudahkan drainase sekresi

2. melaporkan perasaan lebih nyaman

a. mengikuti tindakan untuk mencapai kenyamanan analgesic, kantung panas, kumur, istrahat.

b. Memperagakan higyne mulut yang adekuat.

3. menunjukan kemampuan untuk

mengkomunikasikan kebutuhan, keinginan dan tingkat kenyamanan.

4. mempertahankan masukan cairan yang adekuat. 5. mengidentifikasi strategi untuk mencegah infeksi

 jalan napas atas dan reaksi alergi.

6. menunjukan tingkat pengetahuan yang cukup dan melakukan perawatan diri secara adekuat.

7. bebas dari tanda dan gejala infeksi:

a. menunjukan tanda-tanda vital normal (suhu tubuh, frekuensi nadi dan pernapasan)

b. tidak terdapat drainase plurelen

c. bebas dari nyeri pada telinga, sinus, dan tenggorokan.

(13)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Faringitis adalah gangguan saluran pernafasan bagian atas, timbul akibat rangsangan dan infeksi pada faring karena terjadinya rinitis atrofi, sehingga udara pernapasan tidak diatur suhu dan kelembapannya.

Rinitis kronik, sinusitis, inflasi kronik yang dialami perokok dan peminum alkohol, inhalasi uap yang merangsang infeksi, daerah berdebu, kebiasaan bernafas melalui mulut.

Adapun keluhan dengan rasa gatal, kering, serta berlendir yang sukar dikeluarkan di tenggorokan, disertai batuk. Pada pemeriksaan tampak mukosa dinding posterior faring granular.

http://www.google.com/search?ie=UTF-8&oe=UTF-8&sourceid=navclient&gfns=1&q=ASKEP+FARINGITIS

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun kelompok usia utama yang diperhatikan untuk deteksi dan pengobatan faringitis karena streptokokus untuk mencegah rematik akut (dan penyakit jantung rematik

“Bagaimanakah asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien An.N dengan kekurangan volume cairan pada kasus DCA (Diare Cair Akut) di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas?”..

Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau dapat juga akibat dari

Saat ini WHO menganjurkan 4 hal utama yang efektif dalam menangani anak- anak yang menderita diare akut, yaitu penggantian cairan (rehidrasi), cairan diberikan secara oral

Peserta pelatihan juga mendapatkan modul peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader gizi dalam pemanfaatan pangan lokal bagi diet untuk penderita penyakit metabolik diberikan materi

DIET LUKA BAKAR II diberikan segera setelah pasien mampu menerima cairan AGGS dan Makanan Cair Penuh dengan nilai energi 1 kkal/ml, serta sirkulasi cairan tubuh normal.. Cara

Salah satu terapi saat ini yang disetujui untuk pengobatan stroke iskemik akut adalah pemberian intravena recombinant tissue plasminogen activator rtPA yang diberikan dalam waktu 4,5