• Tidak ada hasil yang ditemukan

DENGAN BOGOR FAKULTAS TEKNOL061 PERTANLAM INSISTUX PLWTANIAN BQGOR. Oleh. KUO TlTlN MUTlARAWATl F

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DENGAN BOGOR FAKULTAS TEKNOL061 PERTANLAM INSISTUX PLWTANIAN BQGOR. Oleh. KUO TlTlN MUTlARAWATl F"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

DENGAN

Oleh

KUO

TlTlN

MUTlARAWATl

F

29.0639

1995

FAKULTAS TEKNOL061 PERTANLAM

INSISTUX

PLWTANIAN

BQGOR

(2)

KElO 8 i 'I I N M U l l kliklliki 1 . 2 8 D 6 3 3 r-'eny imi.,arsa!? niinc; i s ! ;'tt;isi?o Ec~s v u l g a r i s I . ) G a r > i<ecambni:! K c d e i a : ( G / y c : i i e m a s i

deragnn Mod? f i e d A i m o s p t ~ ~ " r c . E)i fUawaE-k b i m l , i ngan i>r , i r b!ad 8

I . I'ui-wadaria d a r [)I-. I r - i j i i i c i'ijjansor-o TFLto N u g r o h n , t v 3 . / ! . ~ ~

R I N G K A S A N

Sayur-sayuran meruptikan sumber vitamin, mineral, dan serat gizi bagi tubuh menusia sehingga dibutuhkan dalam menu sehari-hari. Di daerah tropis yang panas dan lembab, sayur- sayuran cepat mengalami kerusakan setelah dipanen sehingga perlu penanganan yang baik dan tepat. Salah satu cara untuk mempertahankan mutu dan memperpanjang masa simpan adalah

menggabungkan teknik pengemasan dengan sistem modified at-

mosphere dan penyimpanan suhu rendah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan laju

rerspirasi buncis dan kecambah kedelai, menentukan konsentra- si gas optimum untuk penyimpanan buncis dan kecambah kedelai, menentukan tingkah laku perkembangan parameter mutu yang menjadi acuan konsumen selama penyimpanan, dan menentukan jenis kemasan film yang sesuai untuk penyimpanan buncis dan kecambah kedelai.

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Cosmotector tipe XP-314, Cosmotector tipe XPO-318, Rheo-ner

tipe R E 3305, dan Chromameter tipe CR 200. Sedang bahan yang

digunakan adalah buncis varietas Taiwan, kecambah kedelai

varietas Jawa, film plastik P P , film plastik polietilen

densitas rendah, stoples k a c a , dan bahan-bahan pelengkap lainnya.

(3)

Pengukuran laju respirasi dilakukan pada tiga taraf suhu

penyimpanan yaitu suhu ruang, 1 0 - C dan 5°C. Pengukuran laju

respirasi buncis pada suhu ruang, 1 0 ° C dan 5 ° C menunjukkan

laju penurunan konsentrasi gas C 2 berturut-turut 1 7 9 . 8 2 ,

2 6 . 3 6 , dan 9.94 cc/kg. jam dan laju peningkatan konsentrasi gas C 0 2 sebesar 1 6 9 . 5 4 , 2 8 . 8 3 , dan 11.61 cc/kg.jam, dengan

nilai RQ berturut-turut 0 . 9 4 , 1.09, dan 1.17.

Pengukuran laju respirasi kecambah kedelai pada suhu

ruang. 10°C dan 5 ° C menunjukkan laju penurunan konsentrasi

gas O 2 berturut-turut 1 9 7 . 9 3 , 4 0 . 9 8 , dan 2 5 . 7 2 cc/kg. jam dan

laju peningkatan konsentrasi gas CC2 sebesar 181.39, 38.14,

dan 2 6 . 1 2 cc/kg. j a m , dengan nilai RQ berturut-turut 0 . 9 2 , 0 . 9 3 , dan 1.02.

Penentuan konsentrasi gas O 2 dan C02 optimum dilakukan

selama 20 hari dengan pengamatan setiap 4 hari pada buncis

dan selama 1 2 hari dengan pengamatan setiap 3 hari pada

kecambah kedelai. Pengamatan dan pengujian yang dilakukan adalah susut bobot, uji warna, kekerasan serta organoleptik.

Berlangsungnya proses respirasi pada bahan menyebabkan bobot buncis dan kecambah kedelai mengalami penurunan selama masa penyimpanan. Penyimpanan buncis dan kecambah kedelai

pada konsentrasi kontrol 21% O 2 dan 0.03% C 0 2 mempunyai susut

bobot terbesar dibanding konsentrasi lainnya yang susut bobotnya kecil sehingga menyebabkan hasil yang beda nyata.

Kekerasan buncis mengalami penurunan selama 20 hari penyimpa-

nan namun uji kekerasan ini tidak menghasilkan perbedaan nyata untuk masing-masing konsentrasi.

(4)

Hasil uji warna menunjukkan hasil yang beda nyata antar

konsentrasi baik pada buncis maupun kecambah kedelai

.

Penga-

matan pada buncis yang disimpan pada suhu 10°C dilakukan hingga hari ke-20 sedang untuk yang disimpan pada suhu 5°C hanya sampai hari ke-16. Nilai uji warna hijau tertinggi untuk kedua suhu penyimpanan tersebut adalah pada konsentrasi

1.5

+

1.5% O2 dan 6 2 2% C02

.

Hasil uji warna hijau tersebut

didukung dengan hasil uji organoleptik terhadap warna, keker-

asan dan rasa buncis maka konsentrasi 1.5 2 1.5% O2 dan 6 i

2% C02 dipilih sebagai konsentrasi optimum yang akan dipakai dalam penentuan film plastik kemasan.

Pengamatan dan penguj ian warna putih pada batang dan

warna kuning pada kepala kecambah kedelai hari ke-12 selama

penyimpanan pada suhu 10°C menunjukkan hasil yang tert inggi

adalah pada konsentrasi 2

+

1% O2 dan 6.5

+

1.5% C02 untuk

bagian batang dan pada konsentrasi kontrol untuk bagian kepala. Nilai uji warna kecambah kedelai bagian batang dan kepala pada suhu penyimpanan 5 ° C memperlihatkan hasil uji warna putih tertinggi untuk bagian batang adalah pada konsen-

trasi 14 2 1% O2 dan 6.5 2 1.5% C02 sedang untuk warna kuning

pada bagian biji adalah pada konsentrasi 2 2 1% O2 dan 6.5 2

1.5% C02.

Uj i organolept ik terhadap warna, rasa, dan kekerasan

pada kecambah kedelai dilakukan hingga hari ke-12 dan menun- jukkan hasil yang tertinggi baik pada penyimpanan suhu 10°C

maupun suhu 5 ° C adalah pada konsentrasi 221 O2 dan 6 . 5 2 1.5

(5)

konsentrasi optimum untuk kecambah kedelai adalah 2 + 1 O2 dan

6 . 5

+

1 . 5 C 0 2 .

Dari kemasan optimum terpilih yang kemudian diplotkan

dalam grafik MA maka didapat film kemasan untuk buncis dan

kecambah kedelai adalah polipropilen (PP) dan polietilen densitas rendah (LDPE). Sebagai pembanding, untuk buncis juga dipakai kemasan PP berlubang sesuai dengan yang ada di pasar- a n . Wadah untuk mengemas berupa wadah plastik dari bahan polivinil khlorida dengan luas permukaan berbentuk empat

persegi panjang seluas 0 . 0 2 4 m2.

Dengan berat 1 5 0 gram tiap kemasan, buncis yang disimpan

pada suhu 1 O 0 C , menggunakan kemasan plastik PP, LDPE, dan PP

berlubang dapat bertahan selama 1 6 hari, 2 0 dan 8 hari.

Konsentrasi gas kesetimbangan dari kemasan PP sebesar 3 . 3 % O2

dan 2 0 % C 0 2 , keadaan ini tercapai setelah penyimpanan selama

1 2 0 jam, sedang untuk kemasan LDPE sebesar 2 . 4 % O2 dan 1 8 %

COZ, keadaan ini tercapai setelah 1 9 2 jam. Sedang buncis yang

disimpan pada suhu 5 ' C , menggunakan kemasan plastik PP, LDPE,

dan PP berlubang dapat bertahan selama 2 0 hari, 2 2 , dan 4

hari. Pada Kemasan PP berlubang buncis mengalami c h i l l i n g

injury. Konsentrasi gas kesetirnbangan dari kemasan PP sebesar

3.7% O2 dan 1 7 . 8 % C 0 2 , keadaan ini tercapai setelah penyim-

panan selama 9 6 jam, sedang untuk kemasan LDPE sebesar 3.6%

O2 dan 1 2 . 5 % C 0 2 , keadaan ini tercapai setelah 1 6 8 jam.

Kecambah kedelai yang disimpan pada suhu 1 0 dan 5 ° C

menggunakan kemasan plastik PP dan plastik LDPE dapat berta

(6)

bangan dari kemasan PP sebesar 1.7% O2 dan 18.7% C02, kea- daan ini tercapai setelah penyimpanan selama 96 jam, sedang untuk kemasan LDPE sebesar 3.5% O2 dan 17.2% C02, keadaan

ini tercapai setelah 96 jam. Sedangkan pada suhu 5"C, konsen-

trasi gas kesetimbangan dari kemasan PP sebesar 4.3% O2 dan 15% C02, keadaan ini tercapai setelah penyimpanan selama 120 jam, untuk kemasan LDPE sebesar 3.5% O2 dan 15% C02, keadaan ini tercapai setelah 144 jam.

Dari hasil uji warna didukung dengan uji organoleptik, buncis yang disimpan pada suhu 5°C menggunakan kemasan plas- tik LDPE menunjukkan mutu yang tertinggi dengan masa simpan paling lama hingga 22 hari, sedang untuk kecambah kedelai

mutu yang terbaik pada hari k e - 1 2 yang merupakan hari terak-

hir penyimpanan adalah pada kecambah kedelai yang disimpan pada suhu 10°C menggunakan plastik PP. Walaupun masa sim- pannya dapat diperpanjang dan dari segi mutu produk yang disimpan masih dalam keadaan baik, tetapi terjadi pengembunan dalam permukaan kemasan plastik selama masa penyimpanan sehingga membuat penampakan menjadi tidak menarik karena permukaan kemasan tertutup oleh embun. Pengembunan tersebut

terjadi karena kondisi MA yang diinginkan untuk C02 yaitu 4-

8% untuk buncis dan 5-8% untuk kecambah kedelai tidak terca-

pai.

Untuk mengurangi pengembunan yang terjadi pada permukaan

film kemasan maka berat buncis dalam wadah kemasan yang

semula 150 gram ditambah menjadi 462 gram dan berat kecambah kedelai yang semula 100 gram ditambah menjadi 260 gram,

(7)

sesuai dengan perhitungan mencari berat produk menggunakan

persamaan Deify dan Rizvi (1981). Dengan penambahan berat

tersebut, konsentrasi keseimbangan buncis yang disimpan pada

suhu 5 ° C menggunakan plastik LDPE tercapai setelah 1 5 jam

yaitu sebesar 5.8% O 2 dan 7.3% C02, sedang konsentrasi ke-

se imbangan kecambah kede lai yang d is impan pada suhu 5 ° C

menggunakan kemasan plastik PP tercapai setelah 10 jam yaitu

sebesar 2.9% O 2 dan 12.8% C02.

Penambahan berat memang mengurangi pengembunan yang

terjadi, akan tetapi kondisi MA untuk O 2 pada buncis (0-3%)

dan kondisi MA untuk C02 pada kecambah kedelai (5-8%) belum

tercapai. Tidak tercapainya kondisi MA yang diinginkan terse-

but dikarenakan adanya kesalahan pada peneli t ian laju respi-

rasi dimana dalam penelitian ini komposisi udara dalam wadah

kemasan tidak dikembalikan ke komposisi udara atmosfer (21%

O 2 dan 0 . 0 3 % C 0 2 ) setelah selesai pengukuran konsentrasi O2

dan C 0 2 Ketidaktepatan laju respirasi yang didapat menyebab- kan penentuan berat buncis dan kecambah kedelai dalam wadah kemasan juga tidak tepat sehingga menjadi penyebab terjadinya pengembunan pada permukaan film kemasan serta tidak terca-

painya kondisi MA yang diinginkan.

Dari hasil penelitian disarankan penyimpanan tetap pada

suhu 5 ° C dengan menggunakan kemasan plastik LDPE untuk

buncis dan PP untuk kecambah kedelai karena kombinasi jenis

film kemasan dan suhu ini dapat memperpanjang masa simpan serta mempertahankan mutu produk, akan tetapi berat produk dalam kemasan diubah sesuai dengan laju respirasi yang dida-

(8)

pat d e n g a n melakukan pengembalian komposisi udara dalam kemasan k e komposisi udara atmosfer setelah selesai pengukur- an konsentrasi g a s , dengan demikian diharapkan dapat mengata- si masalah pengembunan yang terjadi dan dapat tercapai kondi-

si M A yang diinginkan.

Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan laju

respirasi yang tepat dari buncis dan kecambah kedelai dalam

kemasan dengan komposisi udara atmosfer ( 2 1 % O2 dan 0 . 0 3 '%;

C 0 2 ) S e d a n g perancangan a l t e r n a t i f kemasan produk dengan

(9)

It'ENY Ihll'AhAN BUNCIS

(Phu.seo1u.s vu{yrrris I,.)

I)AK KECAMBAH KEI)EI,AI

(C!ycitie uzcrx

I,.)

D

EXCAN

MODIFlED

A

TMOSPHERE

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJAKA TEKNOLOGI PERTAXIAX

pada Jurusan Mekanisasi Pertanian

Oleh

:

KUO TITIN MUTIARAWATI

F 28.0639

1995

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(10)

INS~fl~I'IJ'I~

I'ERTANIAN I<OGOR

FAKUI.z7'AS 7'EKNOL,OGI I'ER'fANIAN

PEKYIMPANAIV BI!NCIS

(Phaseofits vulgaris

L.)

DAN KECAMBAH KEDELAI

(Glycine tnax

L.

)

DENCAN

MODIFIED

ATMOSPHERE

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada Jurusan ~Mekanisasi Pertanian

Oleh

:

K U O TITIN MUTIARAWATI

F

28.0639

Lulus

:

Bogor, 12 D e s e ~ n b e r

1 995

Bogor,-? Januari 1996

n,

-

I<

Dr. Ir. Lilik Puiantoro

E.N..

MAgr

Dr. Ir. Madi

K.

Punvadaria

Dosen Pembirnbing Pendamping

Dosen Pembimbing Utarna

(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)
(141)
(142)
(143)
(144)
(145)
(146)
(147)
(148)
(149)

Referensi

Dokumen terkait

Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya suatu proyek. Potensi setiap sumber daya manusia yang ada dalam proyek seharusnya

hukum III Newton dan hukum III Newton dan  penerapannya dalam  penerapannya dalam kehidupan sehari-hari kehidupan sehari-hari Tes unjuk  Tes unjuk  kerja kerja Tes unjuk 

3000 metric ton pupuk Phosphate kepada pihak ketiga tanpa B/L. Memerhatikan secara cermat analisis Derry Firmansyah terhadap Putusan 1887, menurut hemat Penulis, hakim dalam

Pada saat model kendaraan melewati Portal Monitor Radiasi (PMR) akan terjadi alarm karena hasil cacahan melebihi ambang batas yang sudah ditetapkan.. Dari sepuluh kali

A46 Noor Adibah Binti Md Isa A47 Nur Athirah Binti Wan Mazlan A48 Nurfatin Ilyanie Binti Mohd Fauzi A49 Rahmat Shukri Bin Tuah Shaarani A50 Sahida Sahira Binti Ahmad A51

Pada bulan Agustus 2016, kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan terhadap deflasi adalah kelompok transpor, komunikasi &amp; jasa keuangan dan kelompok bahan

Bank-bank global diperkirakan mengalami kerugian mencapai US$ 6 miliar atau setara Rp 86,9 triliun akibat jatuhnya Archegos Capital.. Kedua, fokus investor memantau kemajuan rencana

Sehubungan c\engan telah clitetapkan Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Penclic\ikan Tinggi Nomor 525.a/M/Kp/IX/2015 tentang Pemberian Kuasa Pelaksanaan Kegiatan