• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : Simulasi Kinetika Reaksi Menggunakan Persamaan Model Hidrodinamik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : Simulasi Kinetika Reaksi Menggunakan Persamaan Model Hidrodinamik"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : 1411 - 4216

Simulasi Kinetika Reaksi Menggunakan Persamaan Model Hidrodinamik

Endang Srihari, Lie Hwa, Hadi Wijaya S. dan Selvi Listiany Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik UBAYA

Jl Raya Kalirungkut, Surabaya, 60292

Telp. (031)2981150 , E-mail : pajtk@dingo.ubaya.ac.id Abstrak

Kinetika reaksi merupakan parameter yang penting dalam menentukan kecepatan reaktan bereaksi menjadi produk. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model matematis yang sesuai dengan hidrodinamika aliran air dalam suatu bejana dan menganalogikan perilaku konsentrasi reaktan dalam reaktor batch dengan model hidrodinamika yang diperoleh dari persamaan ini. Dengan demikian dapat disimulasikan suatu kinetika reaksi sederhana dengan suatu persamaan hidodinamika yang sederhana pula.

Sebagai percobaan digunakan bejana berbentuk silinder dengan berbagai bukaan orifice dan bejana berbentuk kerucut. Dari simulasi didapatkan bahwa bejana berbentuk silinder analog dengan rekasi kimia orde 0,5 dan bentuk kerucut tidak analog dengan orde - 1,5.

Kata kunci : Konstanta kinetika reaksi; Model hidrodinamik; Orde reaksi; Simulasi kinetika reaksi.

Pendahuluan

Latar Belakang dan Permasalahan

Laju reaksi dari suatu zat merupakan fungsi dari konsentrasi terhadap waktu, sehingga variasi dari konsentrasi terhadap waktu dapat digambarkan dengan grafik 2 dimensi, dimana sumbu x-nya adalah waktu dan sumbu y-nya adalah konsentrasi.

Persamaan hidrodinamik merupakan fungsi dari ketinggian terhadap waktu, sehingga variasi dari ketinggian terhadap waktu dapat digambarkan dengan grafik 2 dimensi, dimana sumbu x-nya adalah waktu dan sumbu y-nya adalah ketinggian.

Karena adanya kemiripan sifat antara laju reaksi kimia dengan persamaan hidrodinamik, maka laju reaksi kimia dapat dianalogikan dengan persamaan hidrodinamik. Adapun prinsip daripada dilakukannya penelitian ini adalah model matematika yang menggambarkan kecepatan penurunan level cairan, dengan bentuk yang tertentu yang dapat mengekspresikan model laju reaksi kimia yang sederhana.

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian:

! Mendapatkan model matematis yang sesuai dengan hidrodinamik aliran air dalam suatu bejana.

! Menganalogikan perilaku konsentrasi reaktan dalam reaktor batch dengan model hidrodinamik yang diperoleh dari persamaan ini.

Asumsi dan Batasan Masalah

Asumsi yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian yaitu friksi diabaikan, ρ konstan dan vortex yang terjadi dapat diabaikan. Sedangkan batasan masalahnya adalah sistem dianggap isothermal, fluida non viscous yang digunakan adalah air, proses dilakukan dalam skala laboratorium dengan sistem batch, bejana yang digunakan berbentuk silinder dan kerucut.

Pengembangan Model Pesamaan Neraca Massa :

(1) Akumulasi keluar massa laju masuk massa laju − = ) ( ) ( ) ( ) ( 0 t d V d t d d V V×ρ = ρ +ρ − − (2)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK B-2-1

(2)

Asumsi ρ konstan 0, sehingga : ) ( ) ( = t d d ρ ) ( ) ( 0 t d V d V×ρ =ρ − − (3)

Persamaan Neraca Energi :

(4) hf g v g H g g v g H g C C C C + × × + × + Ρ = × × + × + Ρ 2 2 2 0 0 0 0 2 α ρ α ρ dimana : hf = 0, karena friksi diabaikan Untuk ujung-ujung terbukaP=P0, sehingga :

(5) H g v v − × = × × × 02 2 2 0 α α Bejana Silinder

karena A konstan untuk pers. (3), dan A >> A , maka v << v , sehingga v dapat diabaikan untuk pers. (5). Substitusi pers. (5) ke pers. (3), sehingga diperoleh :

0 ) ( ) ( = t d A d 0 0 (6)

( )

21 0 2 ) ( A H g A t d t dH = × × − dan disusun ulang, diperoleh :

( )

( )

2 1 ) (t k H t d t dH = × − (7) dengan : (8) A g A k= 0× 2× Bejana Kerucut Persamaan Kesebandingan

(9)

0 0 H r Hr =

Model 1 dengan asumsi A >> A0.

Jika A >> A0, maka v << v0, sehingga v dapat diabaikan untuk pers. (5). Substitusi pers. (5) dan

pers. (9) ke pers. (3) diperoleh :

2 2 2 2 2 3 ) ( ) ( H H H H g t d H d = × × × × − − (10)

dan disusun ulang, diperoleh :

2 2 ) ( ) ( H H H k t d H d = × − − (11) dengan: g H k=3× 2× 2× 0 (12)

Model 2 dengan menggunakan persamaan kontinuitas. Persamaan kontinuitas : 0 0 v A A v= × (13)

(

)

(

4

)

0 4 0 2 0 2 3 ) ( ) ( H H H H g H t d H d − − × × × × = −

Substitusi pers. (13) ke pers. (5). Substitusi persamaan yang diperoleh dan pers. (9) ke pers. (3), sehingga diperoleh :

(14) dan disusun ulang, diperoleh :

(

)

(

4

)

0 4 0 ) ( ) ( H H H H k t d H d − − × = − (15)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK B-2-2

(3)

dengan:

g H

k=3× 2× 2×

0 (16

Hasil dan Pembahasan

Penelitian dilakukan dengan menggunakan bejana bentuk silinder dan bentuk kerucut Bejana Silinder

Dalam percobaan ini model matematis pengosongan air dari bejana silinder analog dengan model matematis reaksi homogen orde ½. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan rasio diameter bejana terhadap diameter orifice pada rentang 10,3 sampai 41,2.

Tabel 1 Hasil Perhitungan Parameter Hidrodinamik dengan metode simplex

Perhitungan dengan Matlab* Perhitungan Regresi dengan Excel Perhitungan secara Teoritis** k (

s

mm ) Orde (m) k ( mms)

untuk m = 0,5 k ( mms) Orde (m) k ( mms) Orde (m) d0 = 5 mm 0,0882 0,4583 0,0706 0,0764 0,5 0,0825 0,5 d0 = 5,5 mm 0,1035 0,5627 0,1446 0,1566 0,5 0,0998 0,5 d0 = 10,5 mm 0,3759 0,4734 0,3261 0,3538 0,5 0,3637 0,5 d0 = 15 mm 0,7894 0,4546 0,62 0,6818 0,5 0,7423 d = 20 mm 0 1,3957 0,4504 1,0716 1,1398 0,5 1,3196 0,5 0,5 * Dengan metode Simplex yang terdapat pada Matlab

** Dari dimensi Bejana

Model matematis yang menggambarkan perilaku pengosongan bejana berbentuk silinder, adalah pers. (7) dan pers. (8).

Perhitungan paramater hidrodinamik dilakukan dengan 3 cara : 1. Secara Teoritis

Parameter k merupakan fungsi dari dimensi bejana (dapat dilihat dari pers. (8)), sedangkan parameter m konstan sebesar 0,5 untuk silinder. Harga k berbanding lurus dengan diameter orifice dan berbanding terbalik dengan diameter bejana sehingga dengan meningkatnya diameter orifice harga k juga meningkat. Hal ini terlihat pada gambar 4.

2. Dengan metode Simplex (pada Matlab) Dengan cara memasukkan persamaan :

( )

( )

m t H k t d t dH = × − ) (

Harga k yang diperoleh mempunyai penyimpangan maksimum sebesar 7 % pada diameter orifice 5 mm dan harga m yang diperoleh mempunyai penyimpangan maksimum sebesar 13 % pada diameter orifice 5,5 mm, sedangkan harga k dengan m yang ditetapkan sebesar 0,5 mempunyai penyimpangan pada rentang 10 sampai 45 % sehingga untuk program dengan m yang ditetapkan sebesar 0,5 tidak dapat digunakan. Plot H Vs. t dari parameter hidrodinamik yang diperoleh, dicantumkan pada gambar 1 dan 2. 3. Dengan regresi linear

pers. (17) diperoleh dengan mengintegrasi pers. (7) kt H H 2 1 0− = (17)

plot H Vs. t dapat dilihat pada gambar 3. Harga k yang diperoleh mempunyai penyimpangan maksimum sebesar 57 % pada diameter orifice 5,5 mm.

Parameter k dalam percobaan ini adalah :

(8) A

g A k= 0× 2×

jika dianalogikan dengan kostanta kecepatan reaksi kimia berdasarkan keadaan transisi, yang mempunyai persamaan :   (18)     − × × = RT E m e T k k 0'

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK B-2-3

(4)

(19) sehingga untuk m = 1, T analog dengan A dan ko’ analog dengan

m T k k= 0'× 0 A g × 2 0 50 100 150 200 250 0 50 100 150 200 250 300 350 t [d tik] H [ mm] model denga data eksperi data eksperi model denga data eksperi model denga data eksperi model denga data eksperi model denga

Gambar 1 Gambar H Vs. t untuk Bejana Silinder dengan diameter orifice 5 sampai dengan 20 mm.

0 50 100 150 0 50 100 150 200 250 300 350 H [ m m ]

Gambar 2 Gambar H Vs. t untuk Bejana Silinder (m = 0,5) dengan diameter orifice 5 sampai dengan 20 mm.

do = 5 mm : y = -0.0382x + 18.439 R2 = 0.96 do = 5,5 mm : y = -0.0884x + 18.439 R2 = 0.9587 do = 10,5 mm : y = -0.1769x + 18.439 R2 = 0.9582 do = 15 mm : y = -0.3409x + 18.439 R2 = 0.9504 do = 20 mm : y = -0.5699x + 18.439 R2 = 0.9792 0 5 10 15 20 0 200 400 t do = 5 mm do = 5,5 mm do = 10,5 mm do = 15 mm do = 20 mm

Gambar 3 Gambar

H

Vs. t untuk Bejana Silinder dengan diameter orifice 5 sampai dengan 20 mm.

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK B-2-4

(5)

0 0,5 1 1,5 0 10 20 do 30 k Matlab Teoritis Excel

Gambar 4 Gambar k Vs. do untuk Bejana Silinder dengan diameter orifice 5 sampai dengan 20 mm, dengan berbagai macam model perhitungan.

Bejana Kerucut

Dari percobaan dengan bejana berbentuk kerucut, harga parameter hidrodinamik dicantumkan dalam tabel 3. Tabel 3 Hasil Perhitungan Parameter Hidrodinamik untuk Bejana Kerucut kecil

Perhitungan dengan Matlab Perhitungan secara Teoritis Parameter hidrodinamik

s mm5

Model 1 Model 2 Model 1 Model 2 k ( ) s mm5 27474 ( ) n m H H H k t d H d 2 ) ( ) ( = ×

− untuk model 1 dan persamaan

o m m m m H H H H k t d H d       − × = − 2 2 ) ( ) ( untuk model 2. 2.a. Kerucut Kecil

Harga k yang diperoleh mempunyai penyimpangan sebesar 59 % pada untuk model 1, dimana ketinggian orifice 8 mm, dan 2 % untuk model 2.

67926 66679 66679

n 0,52262 0,96017 0,5 1

m 1,9931 4,1491 2 4

o - 0,50907 - 0,5

Tabel 4 Hasil Perhitungan Parameter Hidrodinamik untuk Bejana Kerucut besar Perhitungan dengan Matlab Perhitungan secara Teoritis Parameter hidrodinamik

Model 1 Model 2 Model 1 Model 2

k ( ) 15426 66003 66679 66679

n 0,50919 0,92952 0,5 1

m 1,9959 4,2356 2 4

o - 0,51685 - 0,5

Model 1 menggunakan pers. (11), untuk model 2 dapat dilihat pada pers. (15), dan k menggunakan pers. (12) dan pers. (16).

Perhitungan paramater hidrodinamik dilakukan dengan 2 cara : 1. Secara Teoritis

Parameter k merupakan fungsi dari dimensi bejana (dapat dilihat dari pers. (12) untuk model 1 dan pers. (16) untuk model 2), sedangkan parameter m, n, konstan sebesar 0,5, 2 untuk model 1 dan parameter m, n, o konstan sebesar 4, 1, 0,5 untuk model 2. Berdasarkan pers. (12), k berbanding lurus dengan tinggi orifice, sehingga semakin besar tinggi orifice makin besar harga k.

2. Dengan metode Simplex (pada Matlab) Dengan cara memasukkan persamaan

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK B-2-5

(6)

Harga k yang diperoleh mempunyai penyimpangan sebesar 77 % pada untuk model 1, dimana ketinggian orifice 6 mm, dan 1 % untuk model 2.

Plot H Vs. t dari parameter hidrodinamik yang diperoleh, dicantumkan pada gambar 5 dan 6.

Dari perhitungan dapat terlihat bahwa model 1 tidak dapat digunakan karena mempunyai penyimpangan sebesar 59 % untuk kerucut kecil dan 77 % untuk kerucut besar.

Gambar 5 Gambar H Vs. t untuk Bejana Kerucut Kecil untuk model 1 dan model 2.

Gambar 6 Gambar H Vs. t untuk Bejana Kerucut Besar untuk model 1 dan model 2.

Parameter hidrodinamika yang diperoleh dari bejana bentuk kerucut tidak dapat mewakili persamaan kinetika reaksi yang sederhana dengan orde -3/2 seperti yang diperkirakan sebelumnya, Tetapi dari parameter yang diperoleh dari bejana bentuk kerucut menunjukkan pemodelan ini dapat dikembangkan untuk reaksi yang kompleks.

Kesimpulan

1. Bejana berbentuk silinder analog dengan reaksi kimia sederhana dengan orde reaksi ½. 2. Bejana berbentuk kerucut tidak analog dengan reaksi kimia sederhana dengan orde reaksi -3/2. 3. Semakin besar lubang orifice, maka konstanta kecepatan reaksinya semakin besar.

Daftar Pustaka

1. Ayres Frank, Jr., “Theory and problem of Calculus”, edisi 2, halaman 57, Mc Graw-Hill, New York, 1972 2. Levenspiel, O.,”Chemical Reaction Engineering”, edisi 3, halaman 39, John Wiley & Sons, New York,

1999

3. R. Bryon Bird, Warren E Stewart, Edwin N. Lighfoot, “Transport Phenomena”, halaman 101, John Wiley & Sons.

4. Sugata Setsuro dan ABE Yoshihiro, “Computer Simulation of Hydrodynamic Models for Chemical/Pharmaco-Kinetics”, http://cssjweb.chem.eng.himeji-tech.ac.jp/jcs/content.html

5. James O. Wilkes, “Fluid Mechanic for Chemical Engineers” Chapter 7

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK B-2-6

Gambar

Tabel 1 Hasil Perhitungan Parameter Hidrodinamik dengan metode simplex  Perhitungan dengan Matlab*  Perhitungan Regresi
Gambar 3 Gambar  H  Vs. t untuk Bejana Silinder dengan diameter orifice 5 sampai dengan 20 mm
Gambar 4 Gambar k Vs. do untuk Bejana Silinder dengan diameter orifice 5 sampai dengan 20 mm,  dengan berbagai macam model perhitungan
Gambar 5 Gambar H Vs. t untuk Bejana Kerucut Kecil untuk model 1 dan model 2.

Referensi

Dokumen terkait

10 Pada penelitian ini, hasil analisis bivariat dengan uji Spearman mendapatkan hasil yang signifikan oleh karena teknisi yang bekerja pada intensitas bising 87 dB lebih

Penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan yang menunjukkan bahwa diperlukan adanya contoh perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema 1 gemar

mengatakan rencana punya anak nanti setelah usia pernikahan 1 tahun Data Objektif : - Usia pernikahan 5 bulan - Usia Tn.Hariyono 22 tahun dan Ny.Sulis 19 tahun

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk perangkat pembelajaran berupa RPP, buku siswa, dan LKS sesuai dengan pembelajaran matematika menggunakan

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Hubungan

Hasil dari penelitian ini merupakan bentuk modifikasi Algoritma Ford-Fulkerson, yaitu membentuk jaringan baru dengan menambahkan satu titik sumber utama dan satu

Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa gaya kepemimpinan dan besaran imbalan moneter dapat meningkatkan komitmen auditor pada organisasi dan kineija

menetek, kejang, bayi bergerak hanya dirangsang, kecepatan napas &gt; 60 kali/menit, tarikan dinding dada bawah yang dalam, merintih, dan sionosis sentarl. Ibu