• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Manajemen Keuangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Manajemen Keuangan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1. Latar Belakang

Di era globalisasi dewasa ini, apotek dituntut untuk 

Di era globalisasi dewasa ini, apotek dituntut untuk  tepat, cermat, dantepat, cermat, dan cepat. Keputusan yang tepat dan cermat memberikan

cepat. Keputusan yang tepat dan cermat memberikan dampak yang signifikandampak yang signifikan terhadap kemampuan daya saing apotek.

terhadap kemampuan daya saing apotek. Persaingan yang semakin ketatPersaingan yang semakin ketat menuntut Apoteker Pengelola Apotek (APA) memanfaatkan informasi

menuntut Apoteker Pengelola Apotek (APA) memanfaatkan informasi untukuntuk keputusan manajerialnya. Oleh karena itu, Apoteker Pengelola Apotek (APA) keputusan manajerialnya. Oleh karena itu, Apoteker Pengelola Apotek (APA) membutuhkan sebuah

membutuhkan sebuah sistem informasi yang akan mengumpulkan semuasistem informasi yang akan mengumpulkan semua data-data yang diperlukan.

data-data yang diperlukan. Salah satu informasi terpenting yang dihasilkanSalah satu informasi terpenting yang dihasilkan oleh sistem informasi tersebut

oleh sistem informasi tersebut adalah informasi keuangan yang berupaadalah informasi keuangan yang berupa laporan-laporan keuangan atau dikenal sebagai manajemen keuangan apotek. laporan-laporan keuangan atau dikenal sebagai manajemen keuangan apotek. Manajemen keuangan di apotek merupakan fungsi yang melibatkan Manajemen keuangan di apotek merupakan fungsi yang melibatkan  proses pencatatan semua transaksi/

 proses pencatatan semua transaksi/ kejadian keuangan yang masuk dan keluarkejadian keuangan yang masuk dan keluar dalam periode tertentu. Periode pencatatan manajemen keuangan dapat dibuat dalam periode tertentu. Periode pencatatan manajemen keuangan dapat dibuat dalam periode harian, mingguan, bulanan, triwulanan, dan tahunan. dalam periode harian, mingguan, bulanan, triwulanan, dan tahunan. Manajemen keuangan di apotek berfungsi untuk informasi Apoteker Manajemen keuangan di apotek berfungsi untuk informasi Apoteker Pengelola Apotek (APA) sebagai sumber informasi dalam proses Pengelola Apotek (APA) sebagai sumber informasi dalam proses  pengambilan

 pengambilan keputusan keputusan strategis strategis atas atas kelangsungan kelangsungan apotek. apotek. LaporanLaporan manajemn keuangan dapat berbentuk neraca, laporan rugi/ laba, perubahan manajemn keuangan dapat berbentuk neraca, laporan rugi/ laba, perubahan modal, penggunaan modal, jumlah aktiva dan passiva. Laporan manajemen modal, penggunaan modal, jumlah aktiva dan passiva. Laporan manajemen keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang dibuat dalam keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang dibuat dalam  bentuk

 bentuk neraca neraca dan dan laporan laporan rugi/ rugi/ laba laba (R/L). (R/L). Neraca Neraca akan akan menyajikan menyajikan posisiposisi keuangan suatu apotek pada saat tertentu yang mencakup posisi kekayaan keuangan suatu apotek pada saat tertentu yang mencakup posisi kekayaan apotek (aktiva) serta sumber kekayaan atau hutang dari modal (passive). apotek (aktiva) serta sumber kekayaan atau hutang dari modal (passive). Sedangkan laporan R/L akan menyajikan hasil kegiatan apotek dalam waktu Sedangkan laporan R/L akan menyajikan hasil kegiatan apotek dalam waktu tertentu. Laporan R/L juga berfungsi sebagai indikator keberhasilan apotek tertentu. Laporan R/L juga berfungsi sebagai indikator keberhasilan apotek dalam menjalankan usahanya selama satu periode tertentu.

dalam menjalankan usahanya selama satu periode tertentu. Setiap apotek yang

Setiap apotek yang  profit  profit orientedoriented maupunmaupun nirlabanirlaba dalam aktivitasdalam aktivitas sehari-hari pasti memerlukan uang (kas). Dalam mengelola uang masuk dan sehari-hari pasti memerlukan uang (kas). Dalam mengelola uang masuk dan

(2)

keluar suatu apootek membutuhkan suatu perencanaan perhitungan yang keluar suatu apootek membutuhkan suatu perencanaan perhitungan yang akurat. Akurasi perencanaan kebutuhan akan uang sangat menentukan efektif akurat. Akurasi perencanaan kebutuhan akan uang sangat menentukan efektif tidaknya suatu tujuan. Perencanaan kebutuhan uang yang mengalami

tidaknya suatu tujuan. Perencanaan kebutuhan uang yang mengalami over- over-under estimate

under estimate pada  pada perode perode tertentu tertentu akan akan mengurangi timengurangi tingkat perolehan ngkat perolehan labalaba  perusahaan. Oleh karena itu, manajemen keuangan di apotek

 perusahaan. Oleh karena itu, manajemen keuangan di apotek perlu dilakukan.perlu dilakukan. 1.2. Rumusan Masalah

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah : Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah : 1.

1. Apa yang dimaksud dengan manajemen keuangan?Apa yang dimaksud dengan manajemen keuangan? 2.

2. Apa tujuan dari dilakukannya manajemen keuangan?Apa tujuan dari dilakukannya manajemen keuangan? 3.

3. Bagaimana manajemen keuangan di apotek?Bagaimana manajemen keuangan di apotek? 1.3. Tujuan Penulisan

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah : Tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1.

1. Untuk mengetahui dan memahami manjemen keuangan.Untuk mengetahui dan memahami manjemen keuangan. 2.

2. Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari dilaUntuk mengetahui dan memahami tujuan dari dilakukannya manajemenkukannya manajemen keuangan.

keuangan. 3.

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Keuangan Apotek

Menurut Bambang Riyanto, manajemen keuangan adalah keseluruhan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin. Manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Pemahaman manajemen keuangan, memerlukan prinsip- prinsip dasar akuntasi, yaitu akuntasi keuangan yang merupakan suatu proses  pencatatan, pengukuran, dan pengkomunikasikan informasi keuangan yang dibuat dalam berbagai bentuk antara lain laporan laba-rugi, neraca, aliran kas dan rasio keuangan. Laporan keuangan adalah informasi finansial tentang kebijakan apotek dan hasil-hasilnya yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntasi untuk suatu periode tertentu. Dalam laporan keuangan memberikan informasi penting yang dapat menggambarkan kondisi keuangan apotek sehingga dapat digunakan oleh berbagai pihak sesuai dengan kepentingan yang dibutuhkan.

Manajemen keuangan yang dilakukan dalam suatu kegiatan  perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian,  pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau  perusahaan dapat dilakukan dengan cara pembukuan (accounting ). Pembukuan (accounting ) adalah sistem pencatatan, dan pengikhtisaran transaksi dagang dan keuangan serta penganalisaan, pembuktian dan  pembuatan laporan. Di apotek, pembukuan (accounting ) bertujuan agar suatu apotek dapat menggambarkan secara jelas baik sifat dan perkembangan atas  perubahan yang dialami apotek dari waktu ke waktu. Pembukuan (accounting ) perlu dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan dalam waktu setidaknya untuk 2 tahun terakhir. Di Indonesia istilah pembukuan

(4)

(accounting ) yang dapat dipercaya kebenaran laporannya dikenal sebagai fungsi tata usaha.

2.2. Fungsi Tata Usaha Apotek

Fungsi tata usaha di apotek menjadi fungsi pencatatan yang dapat dipercaya kebenaran laporannya. Tugas dari fungsi tata usaha, yaitu :

1. Sebagai pelaksana fungsi pencatatan, yaitu yang mencatat, memeriksa membuat laporan dan mengarsipkan dokumen.

2. Sebagai pengendali, yaitu mengawasi dan mengendalikan jalannya sistem  prosedur (SPO) yang berlaku pada setiap fungsi kegiatan yang ada.

2.3. Struktur Organisasi Tata Usaha Apotek 

Struktur organisasi tata usaha yang ideal, yaitu terdiri dari : 1. Kepala tata usaha;

2. Bagian administrasi pembelian, bertugas mencatat dan membukukan seluruh pembelian barang keperluan apotek;

3. Bagian administrasi penjualan, bertugas mencatat dan membukukan seluruh hasil penjualan;

4. Bagian administrasi kas-bank, bertugas mencatat dan membukukan seluruh hasil penjualan tunai, piutang dan pengeluaran biaya operasional apotek;

5. Bagian administrasi pajak, bertugas mencatat dan membukukan pajak masukan, keluaran dan pajak yang harus disetorkan ke kantor pajak;

6. Bagian administrasi umum-personalia;

7. Bagian administrasi kas bertugas mencatat dan membukukan transaksi alat tagih.

2.4. Proses Pembuatan Laporan Akuntansi Keuangan Apotek

Dokumen transaksi yang terdapat pada fungsi pembelian, fungsi gudang, fungsi penjualan, dan fungsi keuangan merupakan dokumen yang diperlukan untuk membuat laporan akuntansi keuangan:

(5)

1. Proses pembuatan laporan akuntansi keuangan

Proses pembuatan laporan akuntansi keuangan terdiri dari beberapa tahapan, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Tahap 1 : mengumpulkan seluruh dokumen transaksi;  b. Tahap 2 : mencatat seluruh data transaksi ke buku jurnal;

c. Tahap 3 : memindahkan dari buku jurnal ke buku besar (posting); d. Tahap 4 : mencocokan (judmen) terhadap informasi terakhir;

e. Tahap 5 : menyusun (reporting) laporan dari data buku besar; f. Tahap 6 : menutup buku besar dan membuat laporan;

g. Tahap 7 : mengirimkan laporan ke pihak yang membutuhkan; h. Tahap 8 : mengarsipkan.

2. Mekanisme pengawasan sistem prosedur operasional

Mekanisme pengawasan dan pengendalian pelaksanaan Sistem Prosedur (SPO) dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan terhadap keabsahan dokumen berikut :

a. Dokumen kegiatan pengadaan (pembelian), yaitu :

1. Hanya faktur yang memiliki surat pesanan (SP) dan tanda terima (TT) dari petugas penanggungjawab gudang yang dapat dinyatakan sebagai dokumen pembelian barang apotek yang sah.

2. Hanya faktur dengan harga yang telah diperiksa oleh petugas  pembelian dapat dibukukan sebagai hutang dagang apotek.

 b. Dokumen kegiatan penyimpangan barang (gudang), yaitu :

1. Hanya faktur yang memiliki surat pesanan (SP) yang dinyatakan sebagai barang masuk apotek yang sah.

2. Hanya order list (OL) yang memiliki paraf peminta dari penanggung  jawab penjualan dan paraf petugas gudang yang dapat dibukukan

sebagai barang keluar.

c. Dokumen kegiatan penjualan, yaitu :

Hanya sale report  (SR) dari resep, nota, OTC, kwitansi atau faktur yang dinyatakan sebagai dokumen penjualan tunai yang sah. Sale report 

(6)

(SR) berguna sebagai alat kontrol untuk mengetahui jumlah hasil  penjualan setiap hari.

d. Dokumen kegiatan keuangan (kasir besar), yaitu :

1. Hanya fisik uang, cek, giro dan CR ( Cash Repor ) yang memiliki tanda tangan (TT) dari petugas kasir dan penanggung jawab loket  penjualan yang dapat dibukukan sebagai uang masuk.

2. Hanya fisik uang, cek, giro, dan kwitansi atau faktur tanda lunas yang memiliki tanda tangan (TT) dari petugas juru tagih dan petugas keuangan yang dapat dibukukan sebagai uang masuk.

3. Hanya fisik uang, cek, giro, dan faktur hutang dagang yang telah disetujui oleh petugas tata usaha dan pimpinan yang dapat dibukukan sebagai uang keluar.

4. Hanya fisik uang, cek, giro, dan dokumen biaya variable serta biaya tetap yang telah disetujui oleh petugas tata usaha dan pimpinan yang dapat dibukukan sebagai uang keluar.

2.5. Bentuk Laporan Keuangan Apotek 

Laporan akuntansi keuangan pada dasarnya berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengelola atau pemilik apotek mengenai perubahan- perubahan yang terjadi pada unsur-unsur kekayaan (neraca) yang dimiliki di apotek. Perubahan neraca tersebut di mulai dari kondisi neraca pada awal kegiatan hingga neraca pada akhir kegiatan apotek. Perubahan neraca tersebut merupakan akibat adanya kegiatan transaksi jual-beli barang atau jasa selama  pada kurun waktu tertentu.

1. Bentuk laporan akuntansi a.  Neraca

 Neraca adalah laporan akuntasi keuangan yang menggambarkan tentang kondisi harta (aktiva), hutang ( pasiva) dan modal sendiri (ekuity) yang dimiliki apotek pada tanggal tertentu. Neraca disebut juga sebagai gambaran kekayaan suatu apotek.

1. Unsur-unsur yang terdapat pada neraca, meliputi : a. Aktiva (harta atau asset ), terdiri dari :

(7)

1. Aktiva lancar (harta yang lancar  –   likuid), seperti uang (kas), surat berharga (cek, giro, saham), piutang dan persediaan.

2. Aktiva tetap (harta yang tidak likuid), seperti bangunan, tanah, dan kendaraan.

 b. Passiva (hutang atau liability) terdiri dari :

1. Passiva lancar (hutang lancar) yaitu hutang jangka pendek yang usianya kurang dari 1 tahun, seperti hutang dagang ke supplier.

2. Hutang jangka panjang yaitu hutang yang usianya lebih dari 1 tahun, seperti pinjaman (loan) dari Bank.

c. Ekuitas (Modal sendiri), yaitu :

Ekuitas merupakan modal yang berasal dari pemilik atau modal yang dikeluarkan dari sakunya pemilik atau pendiri apotek sehingga modal tersebut dianggap sebagai hutang apotek.

2. Rumus Neraca

 Neraca merupakan suatu konstanta, yaitu apabila jumlah aktiva sebanding dengan jumlah passiva {jumlah hutang (hak kreditor) ditambahkan dengan modal pemilik (hak pemilik)}

 b. Laporan Laba –  Rugi ( Income Statement )

Laporan laba rugi ( Income Statement ) adalah laporan akuntansi keuangan yang menggambarkan tentang jumlah penjualan ( sales), biaya variabel (variabel cost ), biaya tetap ( fix cost ) dan laba (earning ) yang diperoleh dalam suatu periode tertentu. Unsur-unsur yang terdapat pada laporan laba rugi, meliputi :

1. Penjualan (Sales)

2. Biaya Pembelian Barang = Biaya Variabel (Variabel Cost ) AKTIVA = HUTANG + MODAL PEMILIK PASSIVA = HUTANG + MODAL PEMILIK

(8)

3. Biaya Operasional = Biaya Tetap ( Fix Cost )

4. Laba rugi sebelum bunga dan pajak (EBIT), meliputi pajak (Tax), laba bersih (EAT), dan harga per lembar saham.

Laporan laba rugi tersebut berguna dalam hal :

1. Menilai keberhasilan usaha dengan menghitung profitabilitas usaha. 2. Menilai laba dengan membandingkan laporan periode lalu.

3. Menilai efisiensi perapotekan dengan melihat besarnya biaya dan komposisi jenis biaya.

Pendapatan usaha dapat bersumber dari penjualan baik tunai maupun kredit. Biaya adalah pengeluaran yang diperlukan agar usaha tersebut memperoleh pendapatan, seperti biaya penjualan, gaji karyawan, pembayaran listrik dan air.

Cara menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP), yaitu : 1. Cara pertama dengan faktor harga jual

 = 100%  (100   ℎ   1

ℎ  )

2. Cara kedua dengan perhitungan jumlah barang

 = (  + )   ℎ

Ada beberapa cara perhitungan nilai stok barang yaitu :

1. Sistem FIFO ( First in first Out ) adalah cara menilai stok barang yang dihitung berdasarkan faktor harga beli yang paling akhir.

2. Sistem LIFO ( Last In First Out ) adalah cara menilai stok barang yang dihitung berdasarkan factor harga beli yang paling awal.

3. Sistem rata-rata ( Average) adalah nilai stok barang dihitung  berdasarkan harga yang diperoleh dari harga beli rata-rata.

(9)

Contoh laporan laba rugi

c. Laporan aliran kas

Laporan aliran kas dibuat untuk menggambarkan tentang estimasi rencana jumlah penerimaan dan jumlah pengeluaran uang kas apotek selama periode waktu tertentu.

1. Unsur-unsur yang terdapat pada laporan aliran kas, yaitu : a. Saldo awal.

 b. Penerimaan kas dari hasil akhir operasi dan investasi. c. Pengeluaran kas dari kegiatan operasi dan investasi. d. Saldo akhir.

2. Cara membuat laporan aliran kas, yaitu :

a. Menghitung saldo awal kas yang dimiliki apotek.

 b. Mengestimasikan rencana jumlah penerimaan uang tunai yang diperoleh dari hasil penjualan tunai dan pencairan piutang. Pendapatan dividen (bila dimiliki saham) dan bunga bank (bila memiliki tabungan atau deposito)

c. Mengestimasikan rencana jumlah pengeluaran uang tunai untuk keperluan membayar hutang dagang dan biaya operasional.

(10)

d. Menghitung kembali saldo akhir dengan cara sebagai berikut :

 ℎ = ∑   + ∑   ∑  3. Cara mengevaluasi laporan aliran kas, yaitu :

a. Melihat saldo akhir, mengalami defisit atau surplus.

 b. Bila mengalami defisit, Apoteker Pengelola Apotek (APA) harus mencari penyebabnya dengan cara sebagai berikut :

1. Analisis data penjualan tunai dan penerimaan piutang, yaitu : Apakah penurunan penjualan tunai dan penerimaan  piutang lebih disebabkan  faktor internal   (banyak barang kosong, pelayanan lambat atau harga mahal, pengiriman alat tagih terlambat dan tidak membrikan intensif) atau  faktor eksternal   (jumlah apotek bertambah dan konsumennya  berkurang, pelanggan belum mampu untuk membayar dan  pelanggan kabur atau bangkrut).

2. Analisis data pembayaran hutang dagang, yaitu :

Apakah terdapat faktur-faktur yang belum jatuh tempo nmaun sudah dibayarkan atau karena adanya tuntutan dari supplier yang memperpendek masa kredit sehingga jumlah  pembayaran hutang dagang ke supplier menjadi lebih besar

dari yang direncanakan.

3. Analisis data penggunaan biaya usaha, yaitu :

Apakah terdapat penggunaan biaya tertentu yang melebihi anggaran, seperti biaya penjualan yang intensif karena petugas terlalu boros atau karena adanya tuntutan  pelanggan dan kebijakan pemerintah sehingga melebihi dari

anggaran.

c. Cara penanggulangan penyebab defisit, yaitu :

1.  Penjualan tunai dan penerimaan piutang , apabila  penyebabnya  faktor internal   maka apotek harus melengkapi  barang, melayani lebih cepat, megirimkan alat tagih lebih

(11)

cepat, memberikan insentif atau diskon, sedangkan apabila  penyebabnya  faktor eksternal   maka apotek harus dapat membujuk dan mempengaruhi agar pelanggan lebih suka membeli obat ke apotek.

2.  Pembayaran hutang dagang, apabila penyebabnya karena  faktor internal   seperti adanya kesengajaan membayar faktur yang belum jatuh tempo maka bagian keuangan harus menjelaskan apakah ada tambahan diskon atau tidak. Sedangkan apabila penebabnya  factor eksternal  maka apotek harus dapat membujuk dan mempengaruhi agar supplier dapat memberikan masa kredit yang lebih lama atau apotek dapat menambah modal kerja dengan meminjam ke bank agar likuditasnya baik .

3.  Penggunaan biaya usaha, apabila penyebab karena  faktor internal   seperti pemborosan, maka apotek harus segera melakukan cost reduction atau cost cutting . Sedangkan apabila  penyebabnya faktor eksternal  maka apotek harus mengevaluasi cost-benefitnya dan melakukan cost reduction atau cost cutting  Contoh aliran dana (cash flow)

(12)

2.6. Faktor yang Mempengaruhi Laporan Keuangan Apotek

Beberapa faktor yang mempengaruhi laporan keuangan dari waktu ke waktu, yaitu sebagai berikut :

1. Data historis, yaitu data kondisi keuangan beberapa tahun yang lalu dapat digunakan untuk memberikan gambaran seberapa besar kecenderungan. Data-data historis tersebut dibandingkan dengan kondisi kinerja keuangan saat ini seperti perolehan laba-rugi (penjualan, HPP, biaya usaha dan laba) neraca dan indikator-indikator keuangannya.

2. Data kerja pesaing (kompetitor ), yaitu data yang digunakan dalam membandingkan kinerja keuangan apotek dengan keuangan apotek pesaing untuk mengetahui seberapa besar tingkat keunggulan dan efisiensi apotek. 3. Implementasi strategi, yaitu cara digunakan untuk memberikan gambaran

seberapa besar pengaruh (efek ) dari implementasi strategi apotek yang sedang atau telah dilaksanakan seperti menambah karyawan, jumlah apotek, membeli kendaraan dinas.

4. Perkembangan data eksternal : untuk memberikan gambaran seberapa  besar pengaruhnya perkembangan kondisi eksternal yang sudah dan sedang terjadi seperti pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan pasar, apotek  pesaing, pemasok, regulasi

2.7. Metode Analisis Laporan Kinerja Keuangan Apotek

Metode yang dapat digunakan dalam menganalisis laporan kinerja keuangan, diantaranya yaitu :

1. Analisis BEP

Analisis BEP ( Break End Point ) yaitu suatu titik yang menggambarkan bahwa apotek dalam posisi yang tidak memperoleh keuntungan dan juga tidak mengalami kerugian (titik impas).

Rumus :

 = 

−



Keterangan :

FC = Fixed cost  (biaya tetap)

VC = Variable cost  (biaya variable) TR = Total revenue (hasil penjualan)

(13)

Fungsi analisis BEP adalah untuk merencanakan Jumlah Penjualan,  pada tingkat penjualan berapa labanya dapat menutup biaya variable dan  biaya tetap yang dieluarkan apotek? Laba (rugi), berapa jumlah keuntungan (kerugian) yang akan diperoleh apotek, ketika jumlah  penjualan dan biaya mencapai tingkat tertentu?

Kurva BEP

2. Analisis rasio

Analisis rasio yaitu suatu analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan angka-angka yang terdapat pada laporan keuangan (laporan laba-rugi dan neraca) dalam suatu periode tertntu. Analisis rasio terdiri dari 5 macam, yaitu :

a. Rasio likuiditas (liquidity) yaitu indikator yang mengukur kemampuan apotek dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Terdapat 2 indikator dalam rasio likuidasi, yaitu :

1. Current Ratio  (CR) yaitu indikator yang mengukur perbandingan antara jumlah nilai aktiva lancar dengan jumlah pasiva lancar.

Rumus :

  () =  +  +  +   

(14)

2. Quick Ratio (QR) yaitu indikator yang mengukur antara

 perbandingan jumlah aktiva lancar (tanpa persediaan) dengan jumlah nilai pasiva lancar.

Rumus :

  () =  +  +   

 b. Rasio Aktivitas (activity) yaitu indikator yang mengukur kemampuan apotek dalam mengelola seluruh asetnya yang terdapat pada aktiva lancar dan aktiva tetap dalam satu periode. Terdapat 3 indikator dalam rasio aktivasi, yaitu :

1. Perputaran persediaan ( Inventory Turn Over  –  ITO) yaitu indikator

yang mengukur tingkat kemampuan apotek memutar barang dagangannya (beli-simpan-jual) dalam 1 tahun.

Rumus :

 = 

   

2. Perputaran piutang ( Receivable Turn Over  –  RTO) yaitu indikator

yang mengukur tingkat kemampuan apotek memutar piutang (jual-alat tagih – lunas) dalam 1 tahun.

Rumus :

 = ∑     

3. Perputaran aktiva tetap ( Fix Asset Turn Over  –   FATO) yaitu

indicator yang mengukur tingkat apotek dalam megelola dan memanfaatkan  fix asset   untuk mengahasilkan sejumlah penjualan dalam 1 tahun.

Rumus :

 =   

(15)

c. Rasio Solvatibilitas (Solvatibility) yaitu indikator yang mengukur kemampuan apotek dalam memenuhi seluruh kewajiban jangka pendek dan panjangnya dengan total nilai asset yang dimiliki. Rasio Solvatibilitas dapat diukur dengan 2 indikator, yaitu :

1. Solvatibilitas dengan rumus :

 =    

2. TIE (Time Interest Earning ) yaitu indikator yang mengukur kemampuan apotek dalam menghasilkan laba (EBIT) untuk menutup  beban bunga tetapnya.

Rumus :

 = 

 

d. Profitabilitas ( profitibility) yaitu indikator yang mengukur kemampuan apotek dalam menghasilkan laba bersih (EAT) pada tingkat penjualan,  jumlah asset dan jumlah modal sendiri.

Profitibilitas dapat diukur dengan 3 indikator, yaitu :

1. Profit yaitu yang mengukur kemampuan apotek dalam menghasilkan laba bersih (EAT) pada tingkat penjualan tertentu.

Rumus :

 = 

100%

2. ROA ( Return On Asset ) yaitu indikator yang mengukur kemampuan apotek dalam menghasilkan laba bersih (EAT) dari seluruh asset apotek. ROA disebut juga ROI ( Return On Investment ).

Rumus :

 = 

(16)

3. ROE ( Return On Equity) yaitu indikator yang mengukur kemampuan apotek dalam menghasilkan laba bersih (EAT) dari pemakaian modal pemilik ( Equity).

Rumus :

 = 

 100%

3. Payback periode (PP)

Periode “Payback” menunjukkan berapa lama (dalam beberapa tahun) suatu investasi akan bisa kembali. Periode “Payback” menunjukkan perbandingan antara “initial investment” dengan aliran kas tahunan.

Rumus :

 =  ℎ  

(17)

BAB III KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

1. Manajemen keuangan merupakan suatu kegiatan perencanaan,  penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan  penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan dapat

dilakukan dengan cara pembukuan (accounting ).

2. Manajemen keuangan bertujuan agar suatu suatu organisasi atau  perushaan dapat menggambarkan secara jelas baik sifat dan  perkembangan atas perubahan yang dialami dari waktu ke waktu sehingga dapat digunakan oleh berbagai pihak sesuai dengan kepentingan yang dibutuhkan.

3. Manajemen keuangan di apotek merupakan sistem manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan yang ada di apotek sehingga dalam memahami manajemen keuangan tersebut, diperlukan pemahaman akan prinsip-prinsip dasar akuntansi yang meliputi pencatatan,  pengukuran dan pengkomunikasian informasi keuangan yang dibuat dalam berbagai antara lain berupa laporan rugi, neraca, aliran kas dan rasio keuangan. Manajemen keuangan di apotek dilakukan dengan  berbagai bentuk laporan keuangan untuk mengethui sifat dan  perkembangan atas perubahan keuangan yang terjadi dari waktu ke waktu secara jelas sehingga dapat mengatur keuangan yang ada di apotek.

(18)

LAMPIRAN

Contoh Neraca dan Laporan Rugi-Laba :

APOTEK e

 – 

 ISTN Farma

“  NERACA”

31 Maret 2015

 Aktiva (Harta/ Asset) 1. Aktiva lancar

Kas Tunai Rp

6.000.000,-Bank (Tabungan) Rp

7.000.000,-Persediaan Obat Rp

60.000.000,-Piutang Rp 15.000.000,- +

Total Harta Lancar Rp.

88.000.000,-2. Aktiva Tetap

Motor Rp.

13.000.000,-Komputer Rp.

4.000.000,-Bangunan Rp. 100.000.000,- +

Total Harta Tetap Rp.

117.000.000,-Total Aktiva (

Total H arta Lancar + Total H arta Tetap

) Rp.

205.000.000,- Passiva (Hutang/ Liability)

1. Passiva Lancar Rp.

45.000.000,-2. Pinjaman Bank ` Rp. 60.000.000,- + Rp.

(19)

105.000.000,- Ekuitasi

Modal Pemilik Rp. 100.000.000,- +

Total Passiva (

Passiva + Ekui tasi 

) Rp.

205.000.000,-APOTEK e

 – 

 ISTN Farma

LAPORAN LABA RUGI 31 Maret 2015

 Penjualan Bersih

1. Penjualan Kontan Rp. 350.000.000,-2. Penjualan Kredit Rp. 150.000.000,- + Total Penjualan Bersih Rp.

500.000.000,- Harga Pokok Penjualan

1. Persediaan awal Rp. 40.000.000,-2. Pembelian Rp. 300.000.000,-3. Persediaan akhir Rp. 50.000.000,- = (  + )   ℎ  = (Rp. 65.000.000,- + Rp. 300.000.000,-)  Rp. 45.000.000,- = Rp.

320.000.000,- Pendapatan Kotor (

Total Penjualan B ersih

 –  H PP

) Rp. 180.000.000,- Biaya Operasional Gaji karyawan Rp. 105.000.000,-Sewa bangunan Rp. 25.000.000,-Biaya asuransi Rp. 6.200.000,-Biaya pemasaran Rp. 2.400.000,-Biaya pemeliharaan Rp. 3.200.000,-Biaya administrasi Rp.

4.700.000,-Biaya air, listrik dan telepon Rp. 3.500.000,- + Total Biaya Operasional Rp.

(20)

30.000.000,-Pajak Pendapatan =

Pendapatan Usaha x 15%

= Rp. 30.000.000,- x 15% =Rp.

4.500.000,-Pendapatan Bersih (

Pendapatan Usaha

 –  Pajak Pendapatan

)Rp. 25.500.000,- Analisis Manajemen Keuangan Apotek

1. Profit  =  100% 2. ROA  =   100% 3. ROE  =   100% 4. ITO  =      5. PP  =  ℎ    ℎ  ℎ  1 ℎ 6. BEP  =  1  Keterangan :

FC = Fixed cost  (biaya tetap)

VC = Variable cost  (biaya variable) TR = Total revenue (hasil penjualan)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Katagori Pelanggan tahun 2010 di kabupaten Pulang Pisau dapat dilihat pada

Oleh karena itu, pemahaman bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar diperlukan mahasiwa agar mempunyai sikap yang positif

The Boneh-Boyen basic scheme uses a shared secret that can be calculated by both the sender and receiver of a message to encrypt a plaintext message; the sender of the

Untuk meningkatkan kegunaan analisis, informan-informan yang harus disajikan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan adalah : (1) Jumlah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka

Kedua , kajian ekonomi Islam hasil pemikiran atau penyelidikan para fukaha, pakar ekonomi, sosiolog, dan sebagainya seperti Ibnu Khaldun, Ibnu Taimiyah, Abu Yusuf,

Kami akan berikan beberapa sedikit gambaran untuk jenis Wallpaper Dinding 3D Terbaru tersebut supaya anda tahu dan bisa menentukan pilihan jika menghendaki produk ini sebab jika

Nilai Siswa (Belum diverifikasi) Kelas XII IPS4, Tingkat XII.