• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI DAN METODE PENELlTlAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATERI DAN METODE PENELlTlAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI DAN

METODE PENELlTlAN

Perlu dikemukakan lebih dahulu bahwa penelitian ini terdiri atas tiga percobaan yang dirancang berdasarkan tujuan yang berbeda. Percobaan I dilakukan untuk mempelajari pola pertumbuhan dan per-tambahan lemak abdominai ayam broiler di daerah tropik. Percobaan I 1 dilakukan untuk mempelajari kelebihan asupan energi dari kebutuhan hidup pokok pada pembentukan lemak tubuh dan lemak abdominal selama periode grower. Perwbaan Ill dilakukan untuk :

1. Mempelajari hubungan kandungan energi metabolis ransum finisher dengan kinerja ayam broiler di daerah tropik.

2. Mengetahui jumlah asupan energi yang diperoleh ayam broiler strain Arbor Acres (AA) pada pemeiiharaan di daerah tropik.

3. Mengevaluasi kualitas karkas dan komposisi kirnia tubuh ayam broiler. 4. Mempeiajari peranan ransum finisher dalam menurunkan kandungan

lemak abdominal ayam broiler.

5. Mempelajari hubungan asupan energi dan protein dengan pertambahan lemak abdominal.

6. Menentukan kandungan protein yang tepat untuk ransum finisher berdasarkan kandungan energinya pada pemeliharaan broiler di daerah tropik.

(2)

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kandang Percobaan Ternak Unggas Unit I3 dan Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan IPB Darmaga Bogor. Persiapan dan pelaksanaan penelitian di kandang dan di laboratorium mulai tanggal 20 Mei 1999 sampai 5 Agustus 2000.

Materi dan Alat-alat Penelitian

Materi utama dari penelitian ini adalah ayam

broiler

strain AA CP 707 umur sehari (DOC) dari PT. Charoen Pokphan Jaya Farm. Ayam broiler strain AA ini rnempunyai koefisien keragaman (CV) 8 persen. Percobaan I menggunakan ayam umur dua minggu sebanyak 40 ekor dari penetasan tanggat 24 Juni 1999 dengan berat badan DOC rata-rata 37 gram. Percobaan II menggunakan ayam umur dua minggu sebanyak 34 ekor darii penetasan tanggai 28 April 2000 dengan berat badan DOC rata-rata 37 gram. Percobaan Ill menggunakan ayam umur 6 minggu sebanyak 84 ekor dari DOC tanggal 24 Juni 1999.

Kandang yang digunakan adalah kandang berlantai kawat berbentuk kotak (boks) sebanyak 40 kotak yang ditempatkan dalam ruangan atau bangunan kandang. Setiap kandang dilengkapi dengan tempat makan dan minum. Setiap ruangan atau bangunan kandang dilengkapi dengan layar plastik transparan dan lampu penerang 25 watt.

Makanan yang djberikan adalah ransum yang disusun sendiri dari bahan-bahan makanan yang telah dinilai kandungan nutrisinya dengan

(3)

metode proksimat Wendee. Bahan makanan yang digunakan adalah : jagung, dedak halus, bungkil kedele, tepung ikan kalsium karbonat (CaC03) rninyak kelapa, topmix dan metionin. Kandungan nutrisi dari bahan-bahan makanan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel ? . Kandungan Energi Metabolis dan Zat Gizi Bahan Makanan. k h a n ME ** A Protein Abu Lanrsk Serrt C a P W t k a n a n (%) (kklUkg) (-A) (%) ("A) A ) Kan-r (%) IDA)

(-A) Jagung kuning * 3370 13.81 9.27 2.00 3.77 2.91 0.02 0.1 Dedak halus' 1630 11.79 13.81 8.60 6.29 12.56 Tp. lkan' 3080 13.15 53.97 25.15 4.81 2.21 Minyak kelapa- 8600 0 D 0 100 0 Top m i F 0 0 0 0 0 0 Tp. Tulang- 0 0 0 (1 0 0 CaC03" 0 0 0 0 0 0

Keterangan : * Hasil analisis Lab. Makanan Ternak FAFET IPB (9999)

tX Berdasarkan Scott et

al. (1 982)

-

Berdasarkan keterangan sampuf

Ransum yang digunakan disusun merujuk Scott et

a/.

(3982); yaitu untuk periode starter (0

-

2 minggu) mengandung protein 24.8 Ohdan energi 3000 kkallkg , periode grower (2

-

6 minggu) rnengandung protein 22 Oh dan energi 3200 kkallkg, dan periode finisher (6

-

8 minggu) mengandung protein 20 % dengan energi 3200 kkalkg. Ransum pereabaan 111 disusun berdasarkan perlakuan yang akan diberikan. Susunan ransum yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2, Tabel 3, dan Tabel 4. Ransurn tersebut dibuat dua kali dalam seminggu dan diberikan

(4)

kepada ayam dua kali dalarn sehari, yaitu setiap jam 09.00 dan jam 75.00

WIB. A I ~ minum diberikan ad libitum dan diganti setiap hari

Tabel 2. Susunan Ransurn Starfer, Grower dan Finisher

Bahan Makanan Starter ( % ) Grower ( SO ) FinisIfer ( % )

Jagung kuning 53.9 57.5 61.9 Dedak halus 4.3 5.8 4 Bungkil kedele 24.2 19 19.2 Tepung ikan '1 5 13.5 9 Minyak kelapa 1.3 4 4 Top mix 0.5 0.2 0.9 Tepung tulang 0.1 0 0.3 CaC03 0.7 0 0.7 Metionin 0 0 0.04 Jumlah 100 100 $00

Tabel 3. Kandungan Energi Metabolis dan Zat Gizi Ransum Starter.

Grower, dan Finisher

Zat Starter Grower Finisher

Makanan

--

t

.-

%dungan 7 G i & G i G & n d w n ~ m - d uu n W ~ U M

I Energi rneta- bolis (kkallkg) 3002.40 3000.00 321 7.69 3200.00 Protein ( %) 24.98 24.80 22.29 22.00 Lernak (%) 4.65 7.44 Serat Kasar(O!) 3.96 3.89 C a (Oh) 1.05 1 .OO 0.86 0.80 p (%) 0.55 0.50 0.49 0.40 Lysin (%) 1.59 1.32 1.39 2.14 Metionin (YO) 0.54 0.53 0.49 0.45

Ceterangan : " Hasil perhitungan

(5)

Tabel 4. Susunan dan Kandungan Ransurn Perlakuan pada Percobaan Ill Sahan Makanan

I

Jagung kuning % Dedak halus % Bungkil kedele % Tepung ikan % Minyak kelapa %

Top mix ?LO

Tepung tulang % CaC03 YO Energi metabolis kkal/kg* Protein* Lema k*

YO

Serat Kasar" % Ca* 46

P

'

Yo

Lysin*

YO

Metionin*

YO

r

Keterangan : ' Hasil pemitungan

Pencegahan penyakit menular, dilakukan dengan menggunakan vaksin ND (Medivac ND) Hitchner 61 dari Medion rnelalui tetes rnata saat ayam berumur 4 hari; vaksin ND Lasota dari Medion pada umur 21 hari melalui suntikan intra muskular; dan vaksin gumboro.

Alat-alat lain yang digunakan adalah alat tirnbang 0-Hauss, alat tirnbang kapasitas tiga kilogram dengan skala terkecil 10 gram, kantong

(6)

plastik, wadah plastjk, alat penggiling daging (meat grinder), pisau cincang, talenan, dan perlengkapan menulis.

Metode Penetitian

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini dirancang melalui tiga percobaan yang terpisah. Untuk mendapat gambaran yang jelas, penjabaran cara kerjanya dirinci pada masing-masing percobaan.

Percobaan I

Untuk mempelajari pertumbuhan selarna periode grower dan finisher, digunakan ayarn broiler umur 14 hari sebanyak 12 ekor yang dimasukkan kedalam kandang individual. Ayam tersebut diberikan ransum grower sampai umur enam minggu, kemudian diganti dengan ransum finisher sampai umur 8 minggu. Berat badan ditimbang setiap minggu.

Untuk mempelajari pertambahan lemak abdominal dan komposisi tubuh, digunakan 28 ekor ayam broiler yang dipelihara dengan ransurn grower dan finisher. Setiap minggu dua ekor ( satu ekor jantan dan satu ekor betina) dipotong dan lemak abdominalnya dipisahkan, ditimbang, kemudian disatukan kembali dan digiling untuk sampel analisis komposisi tubuh. Pernotongan ayam dilakukan pada umur 14, 21, 28, 35, 42, 49, dan 56 hari. Prosedur yang dilakukan untuk memperoleh sampel tubuh yang akan dianalisis adalah sebagai berikut :

(7)

? . Ayam ditimbang setelah dipuasakan 12 jam, kemudian dipotong pada lehernya. Saat pemotongan, darahnya ditampung.

2. Lemak abdominal dipisahkan kemudian ditimbang guna memperoleh data berat Iemak abdominal. Setelah ditimbang lemak abdominal disatukan kembali dengan ayamnya.

3. Ayam (utuh dengan tulang, bulu, viscera, dan lemak abdominal) digiling. 4. Hasil penggilingan tersebut dicarnpur rata dengan darah yang ditampung,

kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 60 OC sampai bahan kering kira-kira 95 (kering udara).

5. Bahan yang sudah kering ditimbang untuk memperoleh data berat kering udara (BKU), kemudian dihaluskan dengan blender.

6. Sampel diambil dari bahan kering tersebut sebanyak 10 gram.

Semua sampel dianalisis untuk memperoleh data kadar air, mineral (abu), lemak dan proteinnya melalui metode analisis proksimat.

Percobaan tl

Rancanaan Percobaan. Tiga puluh ekor ayam urnur dua rninggu dimasukkan kedalam kandang individual secara acak. Empat ekor ayam dipotong seat awal percobaan untuk analisis kornponen kimia tubuh awal

Perlakuan dalam percobaan ini dibuat berupa asupan energi yang berbeda-beda. Untuk mernudahkan penentuan asupan energi tersebut, maka perhitungannya didasarkan pada kebutuhan energi untuk hidup pokok yang direkomendasikan Robbins dan Ballew (1 984), yaitu 153 kkal ~kg.~'/hari

(8)

untuk ayam umur 14

-

21 hari dan 733 kkal ~ ~ / k g - ' ~ l h a r i untuk ayam umur 22 sarnpai dengan 42 hari. Ada lima perlakuan yaitu :

A = jumlah asupan energi kebutuhan hidup pokok (HP) B = Jumlah asupan energi HP + 30 kkal

C = Jurnlah asupan energi HP + 60 kkal

D

= Jurnlah asupan energi HP + 90 kkal

E = Jumlah asupan energi HP -c 120 kkal

Karena kelirna perlakuan tersebut dalam satuan kkallhari rnaka untuk mernberikannya ke ayam harus dikonversi kedalarn gramlhari dengan cara membaginya dengan angka 3.2 kkallg (kandungan energi ransum = 3200 kkallkg). Jumlah pemberian ransum tersebut diperhitungkan setiap hari sesuai kebutuhan hidup pokok ayam pada bobot badan masing-masing. Oleh karena itu setiap hari sebelum diberi rnakan, yaitu pukul 9.00, ayam tersebut ditirnbang terlebih dahulu. Setiap ekor ayarn rnernperoleh satu perlakuan dan dilakukan enam ulangan. Pada akhir percobaan (umur ayam enarn minggu), semua ayam dipotong untuk analisis komponen kimia tubuh. Sebetum dipotong ayam dipuasakan selarna 12 jam, kemudian ditirnbang dan dipotong (dengan prosedur sarna seperti pada percobaan I).

Peubah vana diamati. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai pada Perco- baan II ini, maka dilakukan pengarnatan pada :

1. Pertambahan berat badan. Selama percobaan, berat badan diukur setiap hari untuk rnenentukan jumlah ransum yang akan diberikan

(9)

2. Konsumsi ransum. Konsumsi diukur setiap hari pada pukul 9.00 WIB, berdasarkan perhitungan dari masing-masing perlakuan.

3. Berat Lernak Abdominal. Nilai ini diperoleh dari penimbangan lemak abdominal pada akhir percobaan dari masing-masing perlakuan. 4. Persentase Lemak Abdominal. Nilai ini diperoleh dari perhitungan

persentase berat lemak abdominal berdasarkan berat hidup akhir 5. Persentase lemak tubuh. Nilai ini dihitung dari persentase berat lemak

tubuh berdasarkan berat hidup akhir, yaitu: BKU

X kadar lemak BH

Keterangan : BKU = Berat Kering Udara 8H = Berat Hidup

6. Persentase protein tubuh. Dihitung berdasarkan berat hidup (akhir), yaitu : BKU

X kadar protein BH

7.

Pertarnbahan lemak tubuh (PLT). Nilai . ini merupakan hasil perhitungan lemak tubuh akhir percobaan dikurangi lemak tubuh awal percobaan, yaitu

Kdr. Lernak (% BH) X BH akhir

-

Kdr. Lernak (%BH) x BH awal

8. Pertarnbahan protein tubuh (PPT). Nilai inj merupakan hasil per- hitungan protein tubuh akhir dikurangi protein tubuh awal percobaan :

(10)

9. Pertambahan lemak abdominal (PLA). Dihitung dari penirnbangan berat lernak abdominal akhjr dikurangi hasil penimbangan awal percobaan.

Analisis Statistik. Berdasarkan data yang diperoleh dibuat persamaan regresj Y = a

+

bX yang menyatakan hubungan antara peubah yang diukur fY) dengan asupan energi di atas kebutuhan hidup pokok (X). Sebagai peubah Y adalah PLT dan PLA. Analisis regresi dilakukan dengan program Exe!. Pada saat penelitian ada satu ekor ayam dari perlakuan B matj sehingga derajat bebas galat yang diperhitungkan adalah

27.

Percobaan

Ill

Rancanaan Percobaan. Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, percobaan Ill akan menggunakan ayam berurnur enam minggu. Ayam ini dipelihara dari DOC dengan ransum starter sefama dua minggu. kemudian dilanjutkan dengan menggunakan ransum grower yang kandungan energinya 3200 kkal dan protein 22 % selama empat minggu, sampai ayam berurnur enam minggu.

Ayam-ayam berurnur enam minggu ini kemudian diseleksi sebanyak 84 ekor

.

Dua ekor jantan dan dua ekor betina dipotong pada awal percobaan untuk anaiisis komposisi kimia tubuh awat. Delapan puluh ekor ayam yang terdiri dari 40 jantan dan 40 betina ditempatkan secara acak ke dalam 40 kandang boks. Setiap kandang terdiri dari dua ekor ayam yang sama jenis

(11)

kelaminnya. Pertakuan lima macam ransum diberikan secara acak kepada setiap unit percobaan.

Perlakuan pada percobaan ini berupa lima macam ransum yang berbeda nisbah energi dengan proteinnya (kelima ransum isoprotein = 22%). Kelima perlakuan tersebut adalah :

R 1 =

ransum yang mengandung energi 2800 kkallkg. R2 = 3000 kkallkg, Rg = 3200 kkallkg, = 3400 kkallkg dan Rg = 3600 kkallkg.

Pada akhir percobaan, dari setiap unit perwbaan dipotong seekor ayam untuk analisis komposisi kimia tubuh akhir, dan seekor lagi dipotong untuk evaluasi karkas.

Peubah vana diamati. Untuk mempelajari perbedaan kelebihan energi pada periode finisher, maka dilakukan pengamatan pada :

1. Konsurnsi ransurn. Nilai ini diperoleh dari selisih ransum yang diberikan selama dua minggu dengan sisanya.

2. Asupan protein. Nilai ini diperoleh dari perkalian konsurnsi ransum dengan kadar protein ransum.

3. Asupan energi. Nilai ini diperoleh dari perkalian konsumsi ransurn dengan kandungan energi ransum.

4. Pertambahan berat badan. Nilai ini dihitung berdasarkan selisih berat badan akhir dan berat badan awal percobaan.

5. Konversi ransum. Nilai ini dihitung dengan cara mernbagi jumlah ransum yang dikonsumsi dengan pertambahan berat badan selama percobaan.

(12)

6. Berat Karkas. Nilai ini merupakan hasil penimbangan ayam yang telah dipotong , dikurangi bulu, kepala, kaki, alat pencemaan dan organ tubuh bagian dalam kecuali paru-paru dan ginjal.

7. Persentase karkas. Dihitung berdasarkan berat hidup akhir, yaitu :

Berat karkas

X 100% Berat Hidup

8. Berat lemak abdominal. Nilai ini merupakan hasit penimbangan lemak abdominal dari massing-masing perlakuan pada akhir percobaan.

9. Persentase lemak abdom~nal dari berat hidup. Nilai ini rnerupakan perhitungan persentase dari berat hidup.

10. Persentase lernak tubuh dari Berat kering. Nilai ini dihitung dengan cara : BKU

X kadar lemak tubuh

BK

1

1. Persentase protein tubuh dari berat kering. Niiai ini dihitung dengan

c a r a

BKU

X kadar protein BK

12. Pertambahan Lemak Abdominal (PLA). Nilai ini merupakan selisih berat lernak abdominal awal dan akhir percobaan.

13. Pertambahan lemak tubuh (PLT). Nilai ini dihitung dari selisih lemak tubuh awal dan akhir percobaan berdasarkan analisis komposisi tubuh melalui ekstrak eter. Perhitungannya adalah :

(13)

14. Pertarnbahan protein tubuh (PPT). Nilai ini dihitung dari selisih protein Tubuh awal dan akhir berdasarkan analisis komposisi tubuh dengan metode Kjeldahl pada awal dan akhir percobaan. Perhitungannya adalah :

Kdr. Protein ( O h BH) X 3H akhir

-

Kdr. Protein

(%BH)

x

BH

awal

Analisis Statistik

Rancangan percobaan yang digunakan dalam perwbaan I11 adalah Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor yaitu jenis kelamin dan ransum yang terdiri atas lima taraf kandungan energi metabolis. Pada data yang berupa persentase antara 0 dan 20 atau 80 dan 100 dilakukan transformasi arcsin

4

Y lebih dahulu sebelum dilakukan analisis statistiknya. Ulangan dilakukan empat kali. Semua data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan analisis ragarn dari program Exel, dan untuk rnelihat kecenderungan dari pengaruh perlakuan dilakukan uji ortogonal polinomial (Steel dan Torrie, 1991 ). Untuk mempelajari hubungan asupan protein dengan PLA, maka dibuat persamaan regresi Y = a + bX. Nilai X menyatakan asupan protein dan Y menyatakan pertambahan lemak abdominal. Sidik regresi untuk persamaan regresi ini dilakukan dengan program -el.

Gambar

Tabel  ? .   Kandungan  Energi Metabolis dan Zat Gizi Bahan Makanan.
Tabel 2.  Susunan Ransurn  Starfer, Grower  dan  Finisher
Tabel 4.  Susunan dan Kandungan Ransurn Perlakuan pada  Percobaan Ill  Sahan  Makanan  I  Jagung kuning  %  Dedak halus  %  Bungkil kedele  %  Tepung ikan  %  Minyak kelapa  %  Top mix  ?LO  Tepung tulang  %  CaC03  YO  Energi  metabolis  kkal/kg*  Protein

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya dilakukan pencarian di Google Scholar dan Mendeley untuk menemukan paper yang berhubungan dengan input paper yang dimasukkan dengan parameter atribut

Data hasil penilaian guru biologi menunjukkan bahwa bahan ajar berupa modul biologi berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan memperoleh rata-rata

研究開発組織 にお ける中間管理職 の役割 :上司 の 「自律的戦略行動」が 部下の満足や組織 コ ミッ トメ ン ト,研究成果 に及

Titik-titik tersebut memiliki tingkat kebisingan yang tinggi karena untuk titik 2, 3, dan 4 berada di pinggir jalan dan di tandai dengan kontur berwarna merah, dan titik 6 dan 9

Sedangkan menurut Soedarsono(1978 : 3) “tari tradisional adalah sebuah tari yang mengalami perjalanan sejarah yang cukup lama dan selalu bertumpu pada pola tradisi

Namun yang menjadi ketertarikkan WHUOHSDV GDUL NHGDQJNDODQQ\D ¿OP postmodern, sama seperti bentuk seni postmodern yang lain, berusaha menampilkan sesuatu yang baru,

Kalau di dalam pembicaraan ini digunakan istilah 'arkeometalurgi' maka sasarannya menjadi lebih jelas ialah studi metalurgi masa lampau berdasar- kan peninggalan arkeologi

yang hidup di garis kemiskinan. Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi di wilayah perkotaan dengan kesempatan kerja yang terbatas menyebabkan banyaknya angka