IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN HUKUM
BAGI PEJABAT PEMERINTAH DAERAH
DALAM KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA
WISMANA ADI SURYABRATA
OUTLINE PAPARAN
KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA
PERLINDUNGAN HUKUM DALAM KERJASAMA
PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA
KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN
BADAN USAHA
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
MENDUKUNG KESELURUHAN PRIORITAS NASIONAL
Rasio Elektrifikasi 96.6% Akses Sanitasi 100% Akses Perumahan Layak Huni Aksesibilitas Perbatasan & Tertinggal Konektivitas
Tol Laut + intermoda
Pembangunan TIK:
• Palapa Ring
• Rencana pita lebar: E-government, E-pendidikan, Kesehatan, commerce, logistik,
E-pengadaan
Pembangunan Energi 35 GW
• Sasaran 1.200 kWh/Kap. di 2019 (saat ini Vietnam 1.300 kWh/Kap, Malaysia 4.400 kWh/Kap.)
Sektor Unggulan Jasa & Pariwisata Pertanian Industri Pengolahan
Infrastruktur Perkotaan
Keamananan dan Keselamatan TransportasiMembangun Angkutan Massal Berbasis Jalan , Rel & Intermoda
Meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan perkotaan
Mengembangka n transportasi perkotaan yang berkelanjutan Shift Improve Jaringan yang Mendukung Efisiensi Perjalanan Peningkatan Pangsa Angkutan Umum Peningkatan Pemanfaatan Teknologi
Konsep Pengembangan Transportasi Perkotaan
Avoid Energi untuk Transportasi Perkotaan Akses Air Minum 100% Pengendalian
Banjir Mengembangkan infrastruktur perkotaan melalui pemanfaatan TIK untuk menuju kota cerdas
Penyediaan Pelayanan Dasar
Infrastruktur
KERANGKA PENDANAAN
Terdapat gap 58,7% dipenuhi melalui sumber non-anggaran pemerintah
5 PARTISIPASI SWASTA: Rp. 1.751,5 Tn (36,5%)
Total Nilai
Investasi yang
dibutuhkan
dalam
infrastruktur
2015‐2019:
Rp. 4.796,2 Tn
BUMN: Rp. 1.066,2 Tn (22,2%) APBN + APBD: Rp. 1.978,6 Tn (41,3%) Nilai Investasi (Sumber)*) 1 : Kalkulasi berdasarkan investasi infrastruktur yang dibutuhkan untuk menjadi middle income country 2025.
Sumber: Bappenas‐ JICA, 2014: Latar belakang studi untuk RPJMN 2015‐2019,, Analisis Tim Kementerian PPN/Bappenas Source: BAPPENAS Internal Analysis Weighted Average Cost of Capital (WACC) • Jaminan Sosial • Jaminan Pendidikan • Jaminan Kesehatan • Bahan Baku Air Minum
• Transportasi Publik Masal • Jalan Tol• Pelabuhans Investasi yang tidak
memiliki imbal balik investasi secara langsung dari obyek tersebut.
Investasi dengan imbal hasil di bawah standar kelayakan sehingga membutuhkan pengurangan sebagian beban investasi melalui investasi sosial Pemerintah.
Investasi dengan imbal hasil memenuhi standar kelayakan investasi namun dipandang relatif kurang menarik atau berisiko sehingga diperlukan intervensi Pemerintah.
Investasi dengan imbal hasil relatif menarik sehingga peran Pemerintah minim yaitu sebagai regulator dan promotor. • Listrik • Bandar Udara • Pipa Gas Definisi Contoh Source of Funding Kategorisasi Investasi Publik IRR rendah tinggi
APBN APBN + Dana Komersial Dana Komersial dengan Dorongan Pemerintah
Dana Komersial Murni
Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA) Untuk Proyek‐proyek IRR > 13 %
Investasi Sosial KPBU Special Commercial Investment
General Commercial Investment
PENGERTIAN DAN PRINSIP
Kerjasama antara pemerintah dengan badan usaha dalam Penyediaan Infrastruktur
untuk kepentingan umum dengan mengacu pada spesifikasi yang telah ditetapkan
sebelumnya oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/BUMN/BUMD, yang
sebagian atau seluruhnya menggunakan sumber daya Badan Usaha dengan
memperhatikan pembagian risiko diantara para pihak
KEMITRAAN KEMANFAATAN BERSAING EFISIEN EFEKTIF
PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN RISIKO
Infrastruktur yang disediakan adalah:
fasilitas teknis, fisik, sistem, perangkat keras, dan lunak
yang diperlukan untuk pelayanan kepada masyarakat.
Kegiatan penyediaan infrastruktur meliputi
:
• pekerjaan konstruksi untuk membangun
• meningkatkan kemampuan infrastruktur
• kegiatan pengelolaan infrastruktur
• pemeliharaan infrastruktur dalam rangka
meningkatkan kemanfaatan infrastruktur selama umur
rencana.
MANFAAT KERJASAMA PEMERINTAH BADAN USAHA (KPBU)
Manfaat dari kebijakan pemanfaatan skema KPBU:
Efisiensi Anggaran: Keunggulan dari pendekatan analisis biaya
yang meliputi seluruh umur proyek (whole life cycle costing).
Kepastian Penyelesaian: Lebih mendorong kepastian
penyelesaian proyek yang lebih cepat atau tepat waktu karena swasta baru akan menerima pembayaran dari Pemerintah.
Tingkat Kinerja Lebih Terjamin: swasta dapat memonitor dan
menjaga kinerja layanan infrastrukturnya secara maksimal
Flesibel dan Inovasi: Lebih fleksibel dan mendorong inovasi
karena mengutamakan spesifikasi layanan yang diperlukan. Pihak swasta memiliki ruang untuk berinovasi pada spesifikasi aset.
Resiko Kecil: Mentransfer sebagian dari risiko, seperti risiko
konstruksi, risiko operasi, risiko pendanaan dan risiko kepemilikan aset.
• Pembangunan Jembatan Memakai skema APBN, ada kerusakan sedikit harus menunggu revisi anggaran kalau tidak dianggarkan. Kalau dengan skema KPBU, ada kerusakan ditalangi oleh swasta terlebih dahulu.
• Mengenai risiko
pembengkakan biaya operasional dan biaya perawatan. Kalau dengan KPBU, risiko ditanggung oleh badan usaha, kalua APBN oleh pemerintah. Termasuk risiko keterlambatan.
Contoh Manfaat KPBU
PERBEDAAN PENGADAAN TRADISIONAL DENGAN KPBU
ASPEK
PENGADAAN TRADISIONAL
KPBU
Penganggaran,
pemaketan lelang, dan
Kontraktual
Dipecah dalam beberapa Kegiatan
(Design, Konstruksi, Operasi, Pemeliharaan) Satu kesatuan
Perencanaan dan
penyiapan
Pada umumnya Kajian, Kerangka Acuan Kerja
dan Rencana Anggaran Biaya tidak
mengidentifikasi aspek legal , ekonomi,
komersial dan risiko
Studi Pendahuluan, Outline Business Case,
Final Business Case, Konsultasi Publik, dan
Market Sounding dapat mengidentifikasi
aspek legal , ekonomi, komersial dan risiko
Jangka Waktu
Short Term
1. Konstruksi : dilakukan 1 Tahun Anggaran
(Kontrak
Tahun
Tunggal
atau
Tahun
Jamak/Multiyears (Kontrak Tahun Jamak)
5 tahun
2. Pemeliharaan : Dilakukan kontrak tahun
Pemeliharaan (setiap Tahun)
Jangka Panjang (Long Term)
Investasi
100 % Pemerintah
1. Swasta atau
2. Bersama Pemerintah (tanah dan
dukungan pemerintah) dan Swasta
Beban Risiko
100 % Pemerintah
Berbagi Risiko
KERANGKA KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN
BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR
9 Aspek Pengaturan Subyek Kerjasama Pemerintah 1. Menteri 2. Kepala Lembaga 3. Kepala Daerah 4. BUMN/BUMD Badan Usaha 1. BUMN/BUMD 2. Badan Usaha Asing 3. Perseroan Terbatas 4. Koperasi
Obyek Kerjasama Infrastruktur Ekonomi dan Infrastruktur Sosial
(19 Jenis Infrastruktur) Kontribusi Pemerintah
1. Pembiayaan Sebagian KPBU 2. Dukungan pemerintah 3. Jaminan pemerintah
Pengembalian
investasi Badan Usaha
1. Pembayaran oleh pengguna dalam bentuk tarif (User
Charge).
2. Pembayaran ketersediaan layanan (Availability
Payment).
3. Bentuk lain sepanjang tidak bertentangan dengan Perundang‐undangan. Tahapan 1. Tahap Perencanaan 2. Tahap Penyiapan 3. Tahap Transaksi PENJAMINAN PEMERINTAH • Peraturan Presiden No. 78/2010
• PMK 260/PMK.011/2010 Jo. PMK 8/PMK.08/2016 DUKUNGAN PEMERINTAH PMK No. 223/PMK.11/2012 (VGF)
PERPRES 38/2015
PERMEN PPN NO. 4/2015 TENTANG PANDUAN UMUM PERATURAN KEPALA LKPP NO 19 TAHUN 2015 TENTANG PENGADAAN BADAN USAHA; PEMBAYARAN KETERSEDIAAN LAYANAN; PERATURAN MENTERI/KEPALA LEMBAGA/KEPALA DAERAH SESUAI DENGAN KEWENANGANNYA PMK NO. 260 /PMK.08/2016 PERMENDAGRI No. 96/201619 JENIS INFRASTRUKTUR KPBU
Transportasi
Perumahan Rakyat
Jalan Air minum
Sistem pengelolaan persampahan Ketenagalistrikan Kesehatan Fasilitas Pendidikan Pemasyarakatan
Sumber daya air dan irigasi Fasilitas perkotaan Telekomunikasi dan infomatika Konservasi energi Pariwisata Fasilitas Olahraga, Kesenian & Kebudayaan Sistem pengelolaan air limbah terpusat Sistem pengelolaan air limbah Setempat
Kawasan Minyak dan gas bumi & energi
STRUKTUR UMUM KPBU
11 Infrastructure Financing Fund Project Development Fund Dukungan Pemerintah (Kementerian Keuangan) Dukungan Pemerintah (Kementerian Keuangan) Dukungan Kelayakan (VGF) Penjaminan Pemerintah1.Membantu PJPK mengatasi keterbatasan dana dan ekspertis infrastruktur dalam penyiapan dan transaksi proyek KPBU 2.Memastikan proses lelang dilakukan
berdasarkan azas adil, kompetitif, dan transparan
Untuk meningkatkan kelayakan finansial proyek KPBU, diberikan dukungan fiskal untuk sebagian dana konstruksi “melalui anggaran BUN”
Diberikan pemerintah melalui PT PII
Melalui PT SMI dan PT IIF Pengaturan mengenai Pemanfaatan BMN
untuk infrastruktur Kementerian
Keuangan Kementerian
Keuangan
Pembayaran berkala kepada Badan Usaha oleh Pemerintah (PJPK) berdasarkan ketersediaan layanan
infrastruktur yang diberikan Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Tarif/User Payment Skema Pengembalian Investasi Skema Pengembalian Investasi
PT. PII
Recourse Agreement Guarantee Agreement Bentuk lain sepanjang tidak bertentangan denganPOLA PENGEMBALIAN INVESTASI
KEUNTUNGAN AVAILABILITY PAYMENT (AP)
Alternatif Relokasi Pembiayaan Pembangunan
Masa operasi Masa konstruksi Profil Belanja Pemerintah jika Proyek dibangun dengan skema AP Pengadaan Infrastruktur dengan Belanja Modal s/d 32 tahun s/d 32 tahun
Suku bunga obligasi 2017 7.5%
Inflasi 2010-2017 5.4% Analisis Potensi Government Saving Pada Proyek Palapa Ring PSC PPP Government Expenditure ‐CAPEX 4.743.922.993.248 0 ‐OPEX 3.369.789.444.263 0 ‐Availability Payment 0 8.823.556.862.337 ‐Financing 332.074.609.527 0 ‐Ancillary 474.392.299.325 711.588.448.987 ‐Competitive Neutrality 0 (792.398.703.159) ‐Retained Risk 2.049.442.259.087 10.969.621.605.450 8.742.746.608.165 20,30% Government Saving Total Government Expenditure including Risk Risk Value
PSC = Public Sector Comparator PPP = KPBU - AP= CAPEX Cost Overrun OPEX Cost Overrun RETAINED RISK = CAPEX Cost Overrun + OPEX Cost Overrun
Untuk Ancillary cost, yang sebagian besar dari biaya penyiapan proyek. Untuk PPP perkirakan 1.5 kali lebih besar dari PSC
Competitive Neutrality, pada PPP terdapat potensi pembayaran PPh 25 dari Earning Before Tax (EBT) berdasarkan proyeksi keuangan untuk masing-masing Paket.
• Masa konstruksi tepat waktu • Kinerja pelayanan terjamin
TAHAPAN PELAKSANAAN KPBU
3. Transaksi Penetapan Lokasi KPBU Penjajakan Minat Pasar Persetujuan Pemberian Dukungan Pemerintah Persetujuan Jaminan Pemerintah Pengadaan Badan Usaha Pelaksana KPBU Penandatangan pembiayaan (Financial Close) 3. Transaksi Penetapan Lokasi KPBU Penjajakan Minat Pasar Persetujuan Pemberian Dukungan Pemerintah Persetujuan Jaminan Pemerintah Pengadaan Badan Usaha Pelaksana KPBU Penandatangan pembiayaan (Financial Close) Pembuatan Prastudi Kelayakan Kajian Awal (OBC); Kajian Akhir (FBC) Penjajakan Minat Pasar Pengajuan Dukungan Pemerintah Pengajuan Jaminan Pemerintah Pengajuan Lokasi KPBU 2. Penyiapan Pembuatan Prastudi Kelayakan Kajian Awal (OBC); Kajian Akhir (FBC) Penjajakan Minat Pasar Pengajuan Dukungan Pemerintah Pengajuan Jaminan Pemerintah Pengajuan Lokasi KPBU 2. Penyiapan Penyusunan Daftar Rencana KPBU Identifikasi dan Penetapan KPBU Rencana Anggaran Dana KPBU Penganggaran dana tahap perencanaan Penyusunan Studi Pendahuluan Konsultasi Publik 1. Perencanaan Penyusunan Daftar Rencana KPBU Identifikasi dan Penetapan KPBU Rencana Anggaran Dana KPBU Penganggaran dana tahap perencanaan Penyusunan Studi Pendahuluan Konsultasi Publik 1. Perencanaan Output:‐ Identifikasi Proyek KPBU ‐ Studi Pendahuluan
Output:
‐ Kajian Awal Prastudi Kelayakan (OBC) ‐ Kajian Akhir Prastudi
Kelayakan (FBC)
Output :
‐ Perjanjian KPBU, Penjaminan dan Regres
PRAKARSA DALAM KPBU
15
PRAKARSA BADAN USAHA
UNSOLICITED PROJECT
Inisiatif Badan Usaha
Penyiapan proyek dilakukan oleh Badan
Usaha Pemrakarsa (Studi Kelayakan)
Dapat memperoleh jaminan pemerintah
Jenis Kompensasi:
(1) Pemberian tambahan nilai sebesar 10%; (2) Right to match; dan/atau
(3) Pembelian prakarsa.
PRAKARSA PEMERINTAH
SOLICITED PROJECT
Inisiatif Pemerintah
Penyiapan proyek dilakukan oleh
pemerintah (Pra Studi Kelayakan)
Dapat memperoleh dukungan pemerintah
(fiskal dan non‐fiskal)
PROYEK KBPU ATAS PRAKARSA BADAN USAHA
Kriteria Proyek KPBU atas Prakarsa Badan Usaha Pasal 14 Ayat (3) Perpres No. 38/2015
Penyediaan Infrastruktur yang dapat diprakarsai Badan Usaha adalah yang memenuhi kriteria sebagai berkut: a. terintegrasi secara teknis dengan rencana induk pada sektor yang bersangkutan;
b. layak secara ekonomi dan finansial; dan
c. Badan Usaha yang mengajukan prakarsa memiliki kemampuan keuangan yang memadai untuk membiayai pelaksanaan Penyediaan
Infrastruktur.
No. Bentuk Kompensasi Ketentuan
1 pemberian tambahan nilai sebesar 10% (sepuluh per seratus) • Badan Usaha Pemrakarsa tetap wajib mengikuti penawaran
sebagaimana disyaratkan dalam Dokumen Pengadaan
• Seluruh studi beserta dokumen‐dokumen pendukungnya serta merta beralih menjadi milik PJPK tanpa memperoleh bayaran atau kompensasi dalam bentuk apapun
2 pemberian hak untuk melakukan penawaran oleh Badan
Usaha pemrakarsa terhadap penawar terbaik (right to match)
3 pembelian prakarsa KPBU • Badan Usaha Pemrakarsa diperkenankan mengikuti penawaran.
• Pembelian prakarsa meliputi sejumlah biaya langsung yang berkaitan dengan penyiapan KPBU yang telah dikeluarkan oleh Badan Usaha Pemrakarsa.
• Besaran biaya ditetapkan oleh PJPK berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh penilai independen yang ditunjuk oleh PJPK.
SKEMA PROYEK KPBU ATAS PRAKARSA BADAN USAHA
Penyampaian Usulan KPBU dan Dokumen Pra FS
• Evaluasi Dokumen Pra FS Persetujuan Pra FS
• Pemberian Hak Untuk Menyusun FS Penyusunan FS Evaluasi FS Menerbitkan surat Persetujuan Sebagai Unsolicited Project Pengadaan Badan Usaha Penandatanganan Perjanjian Kerjasama PILIHAN PEMRAKARSA TERHADAP HASIL FS DIBELI TIDAK DIBELI
PEMBELIAN PRAKARSA KPBU
• right to match BENTUK KOMPENSASI
BENTUK KOMPENSASI
• pemberian tambahan
nilai sebesar 10% (sepuluh per seratus)
SKEMA KPBU DI INDONESIA
Skema KPBU dengan Penjaminan Pemerintah
• Coal fired Power Plant Central Java 2x 1000 MW (investment US$ 3.900,0 juta/ Rp 54,0 T)
Skema KPBU dengan Pengembalian Investasi Melalui Tarif dan VGF
• Umbulan Drinking‐Water Facility (investment US$ 157,8 juta / Rp 2,1 T)
Skema KPBU dengan Pengembalian Investasi Melalui Availability Payment (AP)
• Palapa Ring Optic‐Fiber Network (investment US$ 583.4 juta / Rp 7,8 T)
Skema KPBU Dengan Dukungan Sebagian Konstruksi
Jalan Tol Solo – Kertosono (US$ 578,8 juta/ Rp 7,7 T) Jalan Tol Cisumdawu (US$ 1.050,0 juta/ Rp 10,0 T) Jalan Tol Balikpapan – Samarinda (US$ 1.120,0 juta/ Rp 13,1 T) Jalan Tol Manado – Bitung (US$ 654,1 juta / Rp 8,7 T)
Total: US$ 3.402,9 juta/
Rp 39,5 T
PENGEMBANGAN BENTUK PENYIAPAN KPBU
Skema KPBU dengan Success Fee
Coal fired Power Plant Central Java 2x 1000 MW (investment US$ 3.900,0 juta/ Rp 54,0 T )
Skema KPBU dengan Prakarsa Badan Usaha (Unsolicited)
PERLINDUNGAN HUKUM DALAM
KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN
BADAN USAHA
PAYUNG HUKUM YANG LENGKAP DARI K/L TERKAIT
PENJAMINAN PEMERINTAH • Peraturan Presiden No. 78/2010
• PMK 260/PMK.011/2010 Jo. PMK 8/PMK.08/2016 DUKUNGAN PEMERINTAH PMK No. 223/PMK.11/2012 (VGF)
PERPRES 38/2015
PERMEN PPN NO. 4/2015 TENTANG PANDUAN UMUM PERATURAN KEPALA LKPP NO 19 TAHUN 2015 TENTANG PENGADAAN BADAN USAHA; PEMBAYARAN KETERSEDIAAN LAYANAN; PERATURAN MENTERI/KEPALA LEMBAGA/KEPALA DAERAH SESUAI DENGAN KEWENANGANNYA PMK NO. 260 /PMK.08/2016 PERMENDAGRI No. 96/2016MENGATUR TATA CARA PEMBAYARAN KETERSEDIAAN
LAYANAN (AVAILABILITY PAYMENT) DAERAH :
1. Kriteria Pembayaran
2. Tahapan Pelaksanaan KPBU Daerah;
3. Pembayaran; dan
4. Ketersediaan Anggaran
Saling melengkapi dengan : 1. PP 27/2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah Pemanfaatan BMN/BMD : a. Sewa b. Pinjam Pakai c. Kerjasama Pemanfaatan d. Bangun Guna Serah/Bangun Serah Guna e. Kerjasama Penyediaan Infrastruktur = KPBU 2. Rancangan PP Pengganti PP 50/2007 tentang Tata Cara Kerjasama Daerah Pada bagian Kerjasama dengan Pihak Ketiga akan diselaraskan dengan ketentuan yang terdapat di dalam PP 27/2014 dan Perpres 38/2015 tentang KSPI/KPBU21
KAJIAN KOMPREHENSIF TERMASUK KAJIAN HUKUM DAN RISIKO
PENYUSUNAN DRAF KAJIAN AWAL PRA STUDI KELAYAKAN OUTLINE BUSINESS CASE (OBC)
KONSULTASI PUBLIK
PENYEMPURNAAN KAJIAN AWAL PRASTUDI KELAYAKAN OUTLINE BUSINESS CASE (OBC) PENJAJAKAN MINAT PASAR (PRE MARKET SOUNDING) KAJIAN AWAL PRA STUDI KELAYAKAN OUTLINE BUSINESS CASE (OBC)Kajian awal Prastudi Kelayakan terdiri dari: a. kajian hukum dan kelembagaan; b. kajian teknis; c. kajian ekonomi dan komersial; d. kajian lingkungan dan sosial;
e. kajian bentuk KPBU dalam Penyediaan Infrastruktur; f. kajian risiko; g. kajian kebutuhan Dukungan Pemerintah dan/atau Jaminan Pemerintah; h. Kajian Pengadaan; dan i. kajian mengenai masalah yang perlu ditindaklanjuti (out standing issues).
KAJIAN
HUKUM
1. MEMASTIKAN KPBU
DILAKSANAKAN SESUAI
PERATURAN PERUNDANG‐
UNDANGAN
2. IDENTIFIKASI RISIKO
HUKUM DAN MITIGASINYA
3. MENGKAJI KEMUNGKINAN
PERUBAHAN PERATURAN
ATAU PENERBITAN
PERATURAN BARU
Pendirian Badan Usaha Penanaman Modal Persaingan Usaha Lingkungan Keselamatan Kerja Pengadaan Tanah Pembiayaan Perijinan Perpajakan Peraturan SektorTUJUAN
ASPEK KAJIAN HUKUM
PEMBELAJARAN RISIKO HUKUM KERETA API
PURUK CAHU – BANGKUANG – BATANJUNG (KALTENG)
• Kementerian Keuangan tidak dapat mengabulkan pemberian
jaminan pemerintah karena Pemenang Lelang tidak meminta
jaminan pemerintah di dalam dokumen penawaran. Apabila
jaminan pemerintah diberikan, menjadi tidak fair bagi peserta
lelang yang lain.
• Lesson learned : klarifikasi sebelum penetapan pemenang lelang
perlu dilakukan dengan cermat.
CONTOH
Skema KPBU Dengan Pengembalian Investasi Melalui Tarif dan VGF
• VGF: fasilitas pemberian dukungan pemerintah
dalam bentuk kontribusi fiskal yang bersifat
finansial.
• VGF diberikan kepada proyek infrastruktur yang
dibangun dengan skema KPBU dan bertujuan
untuk meningkatkan kelayakan finansial proyek.
• Maksimal pemberian VGF sebesar 49% dari
nilai investasi proyek
• Tarif ditetapkan oleh PDAB berdasarkan
perjanjian jualbeli air curah dengan 5 PDAM
Dasar Hukum :
PMK No. 223/PMK.11/2012 tentang Pemberian
Dukungan Kelayakan Atas Sebagian Biaya
Konstruksi Pada Proyek Kerjasama Pemerintah
Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan
Infrastruktur
Contoh : Proyek SPAM Umbulan
2
PEMBELAJARAN PERLINDUNGAN HUKUM KPBU SPAM UMBULAN
• Lokasi mata air : Desa Umbulan, Kecamatan Winongan, Kabupaten pasuruan
• Proyek penyediaan air minum dengan kapasitas 4.000 l/detik untuk Kab. Pasuruan, Kota Pasuruan, Kab. Sidoarjo, Kota Surabaya, dan Kab. Gresik. • Proyek ini merupakan salah
satu showcase nasional proyek KPBU • Proyek ini masuk sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional Struktur Kerjasama PJPK Pemprov Jatim (menugaskan PDAB) Peran Swasta BOT sistem produksi dan transmisi Ruang Lingkup Pembangunan Pipa Transmisi + 93 Km
Pipa Tapping di 16 titik di 5 Wilayah Kab/Kota Ringkasan Proyek Estimasi Capex (Nilai Investasi) Rp. 2,05 T (berdasarkan Berita Acara Capex Mei 2015) Rencana Masa Konstruksi 2 tahun sejak Tgl Efektif Perjanjian Kerjasama Rencana Masa Konsesi 25 tahun sejak COD
IRR 12 %
IndikasI Tarif Rp. 2.370/m3 (PPP Company‐PDAB) Rp. 2.444/m3 (PDAB‐PDAM) Indikasi Dukungan
Pemerintah
Dukungan Kelayakan (Viability Gap Fund/VGF) sebesar Rp. 818,01 M (berdasarkan penawaran Badan Usaha Pemenang Lelang) Indikasi Jaminan Pemerintah Risiko Politik dan kebijakan Skema Pengembalian Investasi Tarif Sumber Pembiayaan Penyiapan Pendampingan PT SMI Jadwal Pelaksanaan Proyek Transaksi Tahun 2014 Penetapan Pemenang Tahun 2015 Pelaksanaan Konstruksi Tahun 2017
1. Meminta Pendapat
Jaksa Pengacara Negara
a. Pelelangan
b. Persetujuan DPRD
dalam Kerjasama
Daerah (sesuai aturan
PP 50/2007)
2. Meminta Pendapat
Akademisi (FH Unair)
Pelelangan
3. Meminta Pendapat LKPP
Pelelangan
CONTOH PROYEK KPBU PEMERINTAH KOTA
NO NAMA PROYEK PJPK PENDAMPINGAN
PENYIAPAN PROYEK STATUS
1 Proyek KPBU SPAM Bandar Lampung PDAM Kota Bandar
Lampung PT. SMI (Persero)
Proses Pengadaan Badan Usaha (Penetapan hasil PQ)
2 Proyek SPAM Pekanbaru PDAM Kota Pekanbaru
Pendampingan
penyusunan OBC oleh Bappenas
Proses pengajuan fasilitas PDF
3 Proyek Penerangan Jalan Umum Kota Bandung Walikota Bandung LKPP Penyusunan OBC
4 Proyek Penerangan Jalan Umum Kota Surakarta Walikota Surakarta Bappenas Penyusunan OBC
5 Proyek LRT dan BRT Kota Medan Walikota Medan Bappenas Penyusunan FBC dengan
Fasilitas PDF
6 Proyek RS Pirngadi Kota Medan Walikota Medan Bappenas
Penyusunan OBC dengan fasilitas pendampingan dari JICA
AKUNTABILITAS PROSES DIKAWAL DAN DIFASILITASI KANTOR BERSAMA
SESUAI KEWENANGAN DAN KOMPETENSI MASING-MASING
Identifikasi dan usulan Tahap Konstruksi dan Operasi Studi Pendahuluan Penyusunan OBC Penyusunan FBC
Tahap Screening dan Seleksi Tahap Penyiapan Proyek
PQ RfP Bid Award PPP Agreement Signing Financial Close Tahap Transaksi
PJPK sebagai Pelaksana Proyek
PJPK – Bappenas
(Perencanaan)
Bappenas menganggarkan Dana OBC PPP Unit di Kemenkeu sebagai penyedia fasilitas PDF dan VGF BKPM memastikan kelayakan investor dan proses market sounding LKPP bertindak sebagai transaction probity PT PII melakukan proses penjaminan pemerintah PT PII secara informal memberikan masukan dalam penyusunan OBC dan FBCKemenko Perekonomian sebagai Fasilitator Debottlenecking
Kantor Bersama KPBU Republik Indonesia PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) Gedung Capital Place Lantai 7 & 8
Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 18, Jakarta 12710 Indonesia Fasilitasi Capacity Building Koordinasi