• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kista Dan Tumor Jinak Rongga Mulut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kista Dan Tumor Jinak Rongga Mulut"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

KISTA DAN TUMOR 

KISTA DAN TUMOR 

JINAK RONGGA MULUT

(2)
(3)

-- Pertimbangan Pertimbangan klini utklini utama ama dalam terdalam terapi tumoapi tumor adalahr adalah

menentukan apakah sifatny

menentukan apakah sifatnya jinak dan membedakan a jinak dan membedakan dari lesidari lesi ganas yang berpotensi

ganas yang berpotensi membahayakamembahayakan jiwa.n jiwa.

-- Biopsi atau eksisi jaringan adalah tahap yang paling vital dalamBiopsi atau eksisi jaringan adalah tahap yang paling vital dalam

menentukan diagnosa dan terapi menentukan diagnosa dan terapi

-- Dua macam biopsi :ilanDua macam biopsi :ilan

-- 1. 1. Biopsi Biopsi eksisional eksisional : : pengambilan pengambilan seluruh seluruh lesiilesii

-- 2. Biopsi insisional : pengambilan sampel 2. Biopsi insisional : pengambilan sampel sebagian yangsebagian yang

representatif  representatif 

-- Biopsi harus segara dilakukan apabila :Biopsi harus segara dilakukan apabila :

-- 1. Ukuran bertambah cepat tanpa ada 1. Ukuran bertambah cepat tanpa ada tanda peradangantanda peradangan

-- 2. Pertumbuhan yang menyebar dan menyeluruh tanpa adanya2. Pertumbuhan yang menyebar dan menyeluruh tanpa adanya

iritan iritan

-- 3. Lesi mengalami 3. Lesi mengalami ulserasi kronik dan perdarahan spontanulserasi kronik dan perdarahan spontan -- 4. Nodus limfe 4. Nodus limfe regional yang kerasregional yang keras

-- 5. Dekstruks5. Dekstruksi i dari akar dari akar gigi dan gigi dan goyangngoyangnya ya gigi-geligigigi-geligi

-- 6. Tanda-tanda ekspansif yang berjalan cepatdari rahang dan6. Tanda-tanda ekspansif yang berjalan cepatdari rahang dan

terangkatnya periosteum terangkatnya periosteum

-- 7. Gambaran “sinar matahari” secara radiografik7. Gambaran “sinar matahari” secara radiografik -- 8. Riwayat tumor ditempat lain8. Riwayat tumor ditempat lain

(4)

 HIPERPLASIA PERADANGANHIPERPLASIA PERADANGAN

 - Rentang yang luas dari pertumbuhan nodular yang terjadi- Rentang yang luas dari pertumbuhan nodular yang terjadi pada mukosa mulut.

pada mukosa mulut.

 - Secara histologi menyerupai jaringan granulasi pada- Secara histologi menyerupai jaringan granulasi pada peradangan.

peradangan.

 - T- Terdapat pertumbuherdapat pertumbuhan keluar dari epitel an keluar dari epitel yang dominan,yang dominan, disertai sedikit stroma jaringan ikat, fibromatosis,

disertai sedikit stroma jaringan ikat, fibromatosis,

angiomatous, kolagenous dan gambaran fibroblastik. angiomatous, kolagenous dan gambaran fibroblastik.

 -F-Faktor etiologi utama aktor etiologi utama suatu trauma kronissuatu trauma kronis

 -Contoh kasus : Hiperplasia papilaris palatal, pregnancy-Contoh kasus : Hiperplasia papilaris palatal, pregnancy epulis, hiperparatiroidsm

epulis, hiperparatiroidsm

 - T- Terjadi pada membran merjadi pada membran mukosa mulut yang merupakukosa mulut yang merupakanan subyek

subyek dari trdari trauma auma pengunyahan pengunyahan yg yg berlebihan danberlebihan dan mengalami ulserasi dan perdarahan.

mengalami ulserasi dan perdarahan.

 Gambaran klinis dilatasi pembuluh darah, eksudat radangGambaran klinis dilatasi pembuluh darah, eksudat radang kronis dan akut, abses setempat, gambaran membengkak kronis dan akut, abses setempat, gambaran membengkak merah sampai ungu

(5)

 1. Hiperplasi inflamasi fibrousa

 -. Terjadi pada permukaan membrana mukosa mulut

sebagai suatu pertumbuhan yang bertangkai dan memiliki dasar yang luas.

 - Lesi fibroma mempunyai dasar yang luas, keras dan

ditutupi oleh epitel gepeng yang tipis.

 - Lesi tetap kecil dengan diameter tidak lebih dari 1cm

 jarang ditemukan di lidah, pipi dan dasar mulut

 - Pertumbuhan hiperplastik m enjadi berkurang setelah

iritan kronisnya dihilangkan, tetapi jarang hilang secara total.

 - Pulpa polip (pulpitis kronika hiperplastika) merupakan

keadaan yang menyerang jaringan ikat pulpa yang

berproliferasi melalui perforasi pulpa dan mengisi kavitas didalam gigi dengan suatu polip berbentuk jamur dengan dihubungkan tangkai kekamar pulpa

(6)

 -Pulpa polip mengandung sedikit serabut saraf sensoris dan

tidak sensitif.

 - Dengan tekanan pengunyahan terjadi keratinisasi pada

epitel yang menutupi lesi ini.

 - Hiperplasia inflamasi fibrosa mungkin tidak memiliki

potensi keganasan dan kekambuhan setelah dieksisi lokal.

 -DD -> papiloma yaitu jari-jari epitel berlapis gepeng,

dengan bagian tegak dari jaringan ikat vaskuler.

Ditimbulkan oleh virus, merupakan gambaran sindroma dengan manifestasi ke organ lain.

(7)

HIPERPLASI PAPILAR PALATAL

 -disebut juga Hiperplasia epitelial palatal atau palatal

papilomatosis.

 - Lesi yang timbul pada palatum keras sebagai respon

terhadap iritasi kronis gigi tiruan.

 - Biasa dikaitkan dengan denture stomatitis yang

disebabkan oleh infeksi kandida kronis -> lesi menjadi mrah dan tonjolan membengkak serta terbungkus rapat menyerupai permukaan buah berry yang sudah matang.

 - Lesi gampang pecah , sering berdarah dan ditutup

eksudat keputihan yang tipis.

 -Bila infeksi kandida disembuhkan, lesi akan berbeda

warnanya dari palatum dan dan terdiri dari tonjolan nodulair yang terbungkus rapat.

(8)

Gambaran Mikroskopis (Hiperplasi papila palatal)

-

Tidak ada invasi epiteldari submukosa dan tidak ada

resorbsi tulang palatum

 - Tidak memiliki potensi neoplastik

 Terapi :

 - Antijamur topikal akan mengeliminasi denture stomatitis

(9)

Granuloma piogenikum

 - Suatu nodul kecil bertangkai, hemorargik dan sering

terjadi pada ginggiva dan memiliki tendensi yang kuat untuk kambuh kembali setelah dieksisi.

 - Lesi biasa pada margin ginggiva, biasa dihubungkan

dengan kalkulus dan margin yang berlebihan dari restorasi gigi.

 - Gambaran histologi : terdiri dari jaringan endotelial yang

berproliferasi, sebagian membentuk kanal yang masuk kejalinan yang vaskuler.

 Terdapat sel-sel polimor dan sel radang kronis terdapat

diseluruh stroma yang edematous disertai pembentukan mikroabses, tetapi tidak ada pus.

 - Lesi yang identik dengan keadaan ini adalah ginggivitis

kemerahan dan periodontitis pada kehamilan yaitu pregnancy epulis

(10)

 Pregnancy epulis (lanj) :

 - Prevalensi meningkat pada akhir kehamilan dan lesi

menyusut setelah kelahiran.

 - Terjadi karena kadar estrogen yang bersirkulasi mencapai

puncaknya.

 - Faktor etiologi penting adalah hormon, kebersihan mulut

yang jelek, dan iritasi lokal.

 Terapi:

 - Bila keadaan ginggiva sehat akan membaik sendiri tanpa

perawatan

 - apabila ukuran lesi meluas, masa perdarahan dan

komplikasi dengan akut nekrotizing ulcerative ginggivitis perlu perawatan periodontal selama dan sesudah

(11)

HEMANGIOMA

 Malformasi seperti tumor, terdiri dari suatu masa yang

mengalami disorganisasi dari pembuluh darah berlapis endotelium, terisi darah dan berhubungan dengan sistem pembuluh darah utama.

 - Lesi menyerang semua permukaan mulut dan bagian

dalam seperti tulang rahang, kelenjar saliva, dan TMJ.

 -Ada 2 jenis :

 1. Karnevous -> td bagian berisi darah dan relatif besar.  2. Kapiler -> masa pembuluh darah berukuran seperti

kapiler dan berproliferasi.

 - Lesi mudah berdarah bila terkena trauma.

 - Bila terletak pada permukaan atau membran mukosa

mulut -> lesi terasa hangat dan berdenyut

(12)

 - Terapi hemangioma perlu pertimbangan yang baik karena

kemungkinan perdarahan hebat. Perlu injeksi larutan

sklerotik( resiko menginduksi perubahan neoplastik). Atau terapi dengan radiasi untuk membuat lesi menjadi sklerotik (Kontraindikasi untuk anak-anak dan terjadi perubahan

neoplastik).

 - Karakteristik hampir sama dengan hipertrofi ginggiva

(13)

LIMFANGIOMA

- Etiologi dan histologi sama dengan

hemangioma, tetapi pembuluh darah yang

abnormal terisi cairan jernih yang kaya protein

dan mengandung beberapa sel bukan darah.

- Lesi sering muncul di lidah, baik muncul sendiri

atau bersamaan dengan hemangioma. ->

penyebab dari makroglosia kongenital.

- Gambaran limfangioma yaitu glositis setempat

(14)

ANEURISMA KISTA TULANG

 - Biasa terjadi pada mandibula

 - Gambaran histologi menyerupai granuloma sel raksasa,

tetapi memiliki ruang vaskuler yang lebih menonjol disertai tanda-tanda perdarahan yang lama dan baru, trombosis dan hialinisasi pada ruang vaskuler.

 - Tidak memiliki epitel , berasal dari hematoma

intraosseus.

 - Terapi : kuretase beserta dindingnya dan pengisian

(15)

CHERUBISM

 Lesi tumor pada rahang yang menyerang anak-anak.

 -Pembengkakan bilateral pada mandibula(sering jg pada

maksila), masa alveolar intra oral yang menonjol, gigi hilang atau berpindah tempat.

 -Gambaran dini limfadenopati submaksilaris

 - Apabila terjadi di maksila mengakibatkan mata berputar

keatas.

 - Perkembangan berjalan cepat , berlangsung beberapa

tahun dengan gambaran klinis yang beragam tergantung anatomi yang diserang.

 - Ekspansi keanterior dan posterior menyebabkan kesulitan

dalam pengunyahan, bicara, menelan, dan respirasi.

(16)

- - Gambaran radiografis : Tampak radiolusen multilokuler,

multipel yang berbatas tegas di RA dan RB.

 -Keadaan ini dimulai dari alveolar posterior dan daerah

ramus, kemudian menyebar ke anterior.

 -Ukuran tidak teratur dan menyebabkan destruksi tulang

alveolar.

 - Sejumlah gigi bergeser dan tidak erupsi, seperti terapung

pada daerah yang radiolusen’ 

 - Secara histologisnya gambaran sama dengan granuloma

sel raksasa. Terdapat gambaran jaringan fibrous dan

kolagen dalam jumlah yang besar dari pada granuloma sel raksasa.

(17)

 -Terapi :

 Tergantung masing-masing individu sesuai derajat

manifestasi tumornya. Perawatan yang diusulkan

Perawatan aktif, pencabutan gigi di daerah yang terlibat, konturisasi dari lesi yang telah berekspansi secara bedah dan kuretase total.

 - Banyak kasus cerubism yang sembuh spontan.  - Terapi sinar merupakan kontraindikasi

 Prognosa :

 - Lebih baik jika mengenai satu rahang, terutama

mandibula.

(18)

 KISTA RAHANG DAN TUMOR ODONTOGENIK JINAK  1. Kista-kista rahang

 -> yaitu kavitas berlapis epitel dan berisi cairan dalam

tulang rahang dan jaringan lunak dari wajah

 - Dapat menyebabkan pembengkakan intra oral dan ekstra

oral seperti tumor jinak

 Radiolusensi unilokuler yang tidak disertai hilangnya

vitalitas pulpa. Lesinya kecil dan tidak mendesak jaringan permukaan

 - Penetapan diagnosa : tanda-tanda klinis, historis,

radiografis, laboratoris

 - Contoh kasus pada kista mandibula-> kista besar pada

mandibula , biasa terjadi pada ramus dankorpus, tidak ada hubungan dengan gigi apapun, tidak sepenuhnya berisi

(19)

Terapi :

 1. Eksisi lokal dengan pengangkatan total dari lapisan

kista.

 2. Marsupialisasi : kuret pada laps kista dengan menjahit

pada mukosa mulut dekat lubng yang dibuat.

 3. Terapi bedah pada kista yang besar perlu diberi artifisial

bone untuk menstimulasi pembentukan fibrosa dan tulang.

(20)

AMELOBLATOMA

 -Bertendensi untuk invasi lokal. Semua sifat dari epitelium

odotogenik.

 - Dapat tumbuh cukup besar

 - Prevalensi terbesar pada usia 20-50 tahun

 - Terjadi pada rahang bawah, duapertiga pada daerah

ramus

 - Gambaran mikroskopis :

 -> suatu stroma fibrous dengan pulau-palau atau masa

epitelium yang berproliferasi

 -> Folikuler, pleksiform, akantomatosa

 -> Sel-sel basal, stalat retikulum, skuamosa  Ameloblastoma folikuler ->

 - cenderung menyerupai organ email dengan gambaran

epitelium gigi disebelah dalam.

 - Bagian tengah pulau epitel mengandung jalinan sel

(21)

Ameloblastoma akantomatous ->

 - metaplasia skuamosa dari sel epitel kedalam daerah

sentral

 -Degenerasi kistik dan stroma.

Ameloblastoma pleksiform ->

 -masa yang tidak beraturan dan untaian sel-sel ameloblas

atau sel basal.

 - Degenerasi kistik bagian tengah

 Terapi :

 - kuretase dan eksisi dinding tulang kista

(22)

 Adenomatoid odontogenik tumor:

 - Lesi berkapsul yang jarang kambuh meskipun hanya

dilakukan kuretase .

 - Biasa terjadi pada maksila dan bagian anterior

 - Nodul terdiri dari masa yang khas dengan struktur

seperti duktus yang dilapisi sel basal atau sel kolumner dengan nukleus yang terletak ditepi.

 - Terdapat kalsifikasi amorphus terlihat dalam gambran

(23)

AMELOBLASTIK ODONTOMA

 - Jarang terjadi kalsifikasi

 -Jaringan ameloblastikyang berhubungan dengan suatu

masa abnormal dari jaringan gigi yang terkalsifikasi sebagian

 -Gambaran histologi mengandung email, dentin,

osteodentin, sementum, tulang

(24)

Califying Epitelial Dontogenic tumor

 - Memperlihatkan kalsifikasi yang hebat, dan bersifat

infasif 

 - Terdiri dari masa epitelial polihedral dengan sedikit

stroma

 - Sel eosinofil, pleomorfik dengan nukleus raksasa yang

multipel

 - Lokasi sentral di rahang dengan ekspansi ke kortek  - Irisan tumor berisi hialin , globulus yang terkalsifikasi  -Terapi : Eksisi lokal

(25)

Tumor epitelial odontogenik lainnya

 1. Ameloblastik fibroma

 -> Tumor epitelial odontogenik dimana mariks email dan

dentin ada dalam beberapa derajat.

 - Tumor odontogenik pada anak-anak, dengan gambaran

radiologis hampir sama dengan ameloblastoma, kecuali stromanya terdiri dari jaringan pulpa

 - perkembangan kurang agresif 

 2. Komplek dan compound odontoma

 => Lesi berukuran kecil, tidak agresif , yang tersembunyi

tidak ada penampakan secara klinis

 - Mengandung jaringan gigi yang sudah terkalsifikasi,

tetapi belum berdeferensiasi

 Gambaran radiografis : gambaran radiopague dalam

ruangan yang jernih dikelilingi lamina dura yang berbatas tegas

(26)

 3. Miksoma

 -> Tumor yang terdiri dari jaringan ikat seluler yang sangat

longgar, mengandung sedikit kolagen dan substansi interselulair, dan kaya akan asam hialuronat.

 - Sering terjadi pada tulang rahang, tumbuh dengan

lambat, tetapi invasif 

 - Biasa dijumpai pada anak-anak merupakan kondisi yang

(27)

KISTA KELENJAR SALIVA

 1. Mukokel

 - Lesi yang terjadi pada sisi sebelah dalam dari pipi dan

bibir merupakan gelembung mukosa kecil berisi mukos akibatri ekstravasasi dan akumulasi dari sekresi kelenjar minor dalam jaringan periduktus.

 - Penyebab ; trauma, ekstravasasi dari sekresi yang

menyebabkan reaksi radang yang kuat dalam periduktus.

 - Mayoritas akan ruptur selama pengunyahan dan sembuh

spontan

 - Dilakukan eksisi jaringan terkena apabila terjadi

(28)

2. Mucous retention cyst

 - Pembengkakan sebesar kacang polong dari duktus

kelenjar mukous dari permukaan faringeal lidah.

 - Hampir sama dengan mukokel, terjadi pada kelenjar

saliva minor, tetapi jarang terjadi pada bibir bawah.

 3. Kista Retensi ( Retention Cyst)

 - Terjadi pada kelenjar submandibularis dan submaksilaris  - Biasa disebut Ranula , terpendam dalam jaringan

didaerah leher sampai terjadi pembengkakan yang pucat di dasar mulut berisi cairan hijau kebiruan

 - Pada pengangkatan yang tidak bersih akan menyebabkan

(29)

 3. Branchial cleft cyst

 - Ditandai dengan epitelium berlapis gepeng dikelilingi oleh satu

lapis nodulus limfoid.

 - Lesi pada kelenjar parotis akibat degerasi kistik dari epitelium

kelenjar saliva yang terperangkap dalam nodulus limfoid selama perkembangan

 4. Stomatitis nikotina

 - Pembengkakan nodulair dari kelenjar saliva minor pada palatum

posterior

 - Lesi yang ditemukan pada perokok berat

 -Ditandai dengan pembengkakan dan blokade terhadap kelenjar

tersebut, dengan sumbat kecoklatan dari debris kelenjar saliva yang ternoda oleh kalkulus.

 - Lesi nodulair mengandung elemen hiperkeratosis dan akantosis,

metaplasia skuamos dari duktus dan terjadi sialadenitis kronis

 - Lesi mengalami regresi dengan berhentinya kebiasaan merokok  - Lesi ini mungkin salah satu tanda precancer

(30)

 4. Necrotizing sialometaplasia

 - Lesi ukceratif yang jinak dari kelenjar saliva minor pada

palatum keras.

 - Lesi ini berkembang dengan ccepat dan sembuh spontan

dalam waktu 6-12 minggu.

 - Terjadi pada usia 40-60 tahun, lebih sering terjadi pada

laki-laki.

 - Terjadi metaplasia skuamos dan nekrosis jaringan hanya

pada duktus dan lobulair kelenjar saliva.

 5. Sjogren’s Syndrom

 - Pembesaran cepat dari kelenjar parotis atau kelenjar

saliva mayor lainnya, akibat proses autoimun yang menyerupai tumor

 -Terjadi perubahan limfomatosis maligna pada kelenjar

saliva.

(31)

-

TOMOR JINAK KELENJAR SALIVA

 - Diagnosa untuk tumor jinak atau ganas didasarkan pada

riwayat pasien, palpasi, tanda dan gejala klinis, sialografi, radiosotop scan dan biopsi

 -Tumor-tumor ganas menunjukkan:  1. Tidak ada dominasi jenis kelamin  2. Terjadi pada usia diatas 50 tahun

 3. Tanda dan gejala klinis : rasa sakit, pertumbuhan

mendadak, paralisis nervus facialis, konsistensi keras, batas tidak jelas, dan infiltrasi ke jaringan sekitar

 - Paling sering terjadi pada kelenjar parotis 80%, klj

(32)

1. Adenoma Pleomorfik

 - Disebut juga mixed salyivary tumor

 - terjadi perubahan induktif dalam stroma jaringan ikat

yang ditimbulkan oleh sel mioepitel neoplastik dari tumor.

 - kriteria histologi blm begitu jelas , biasanya terjadi

perubahan nuklear, invasi hematogenesis, limfatik atau neural, lokal nekrosis dan infiltrasi periferal

 - Beberapa kasus menyerang n.facialis sehingga

menyebabkan paralisis otot facialis

 - Terapi dengan pengangkatan lobulus kelenjar yang

(33)

2, Adenoma nonmorfik

 - Neoplasma epitelial kelenjar saliva yang tidak ada

perubahan induktif dala stroma

 - Biasanya jinak

 - Gambaran histologi terdiri dari gambaran proleferasi

epitel berlapis tiga dalam dinding kista.

 -struktur vilous terdiri dari epitel 2lapis dan 1 jaringan

limfositik dengan pusat-pusat germinal.

(34)

-

TUMOR JINAK MULUT YANG DIINDUKSI VIRUS

 - Papiloma, keratoakantoma, fokal epitelial hiperplasia,

warts (veruka vulgaris)

 -warts ditandai dengan kumpulan lesi, bila terjadi pada

permukaan yang berkeratinisasi, lesi juga akan mengalami keratinisasi dengan baik dan menyerupai kutil.

 - Karena mengganggu penampilan dilakukan eksisi lokal

dengan elektrokoagulasi

 - Hiperplasia epitelial fokal ditandai sejumlah papul lunak

yang terdistribusi di seluruh mukosa mulut :

 -> gambaran histologis menunjukkan akantosis nodulair

nondiskeratotik yang merupakan dasar dari papul, dan infiltrasi subepitelial

Referensi

Dokumen terkait

Memperhatikan ketentuan-ketentuan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah terakhir dengan

Rekomendasi dari penelitian ini yaitu, diperlukan penyebaran kuisioner yang lebih luas mengenai tingkat kepatuhan dalam membaca label pangan kepada responden yang

-luarga mngatakan >rang tua (ari %stri prnah mmmiliki riwaat pnakit (arah tinggi,kluarga mngatakan (arah tinggi itu a(alah Darah naik,ang

Dengan demikian yang dimaksud penanaman nilai-nilai aqidah melalui kegiatan hadrah merupakan suatu cara atau usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk

Pertama-tama, orang harus mengeluarkan uang yang banyak, termasuk pajak yang tinggi, untuk membeli mobil, memiliki surat ijin, membayar bensin, oli dan biaya perawatan pun

Penerapan Pendekatan Client Centered untuk Meningkatkan Konsistensi dalam Pemilihan Karir pada Siswa Kelas XI IPA MA Tarbiyatul Banin Tahun Ajaran 2014/2015.. Bimbingan dan

ada de%ek pada eni "ang #erperan pada langka$(langka$ proses $oronogenesis. Keadaan ini dit!r!nkan) #ersi%at resesi%. Apa#ila de%ek #erat aka kas!s s!da$ dapat