• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Iklan Sampo Pantene di Televisi Terhadap Preferensi Konsumen (Studi Kasus Mahasiswi AMIK MBP Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Iklan Sampo Pantene di Televisi Terhadap Preferensi Konsumen (Studi Kasus Mahasiswi AMIK MBP Medan)"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH IKLAN SAMPO PANTENE DI TELEVISI TERHADAP

PREFERENSI KONSUMEN (STUDI KASUS MAHASISWI

AMIK MBP MEDAN)

OLEH

PRISCILYA A.V MUNGKUR 070502047

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Iklan Sampo Pantene di Televisi Terhadap Preferensi Konsumen (Studi Kasus Mahasiswi AMIK MBP Medan)”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklan terhadap preferensi konsumen mahasiswi AMIK MBP Medan.

Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanasi. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi linear berganda. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi AMIK MBP Medan dan yang dijadikan sebagai sampel adalah mahasiswi tahun ajaran 2010-2011 yang berjumlah 175 orang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel props, setting,dan

lighting berpengaruh positif dan signifikan terhadap preferensi konsumen, sementara variabel video, audio, dan talent berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat pada analisis regresi linear berganda dan pada koefisien determinasi, nilai R sebesar 0,563 berarti hubungan antara video, audio, talent, props, setting, dan lighting terhadap preferensi konsumen sebesar 56,3%, artinya hubungan antar variabel cukup erat. Variabel lighting merupakan variabel yang paling berpengaruh dan signifikan dari antara semua variabel bebas. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,271 yang berarti 27,1% preferensi konsumen pada mahasiswi AMIK MBP Medan dapat dijelaskan oleh faktor video, audio, talent, props, setting, dan lighting. Sedangkan sisanya 72,9% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(3)

ABSRACT

The titled of this study is "The Influence of Television Advertising Shampoo Pantene Against Consumer Preferences (AMIK MBP students case study field)". The purpose of this study was to determine the effect of advertising on consumer preferences AMIK MBP Medan’s students.

The study is research explanation. Hypothesis testing is done by multiple linear regression analysis. Data processing was performed using SPSS 16,0 for windows. Population in this study are the student of AMIK MBP Medan and which serves as the sample are students of the school year 2010, amounting to 175 people.

The result of this study indicate that the props, setting, and lighting variables has a positive and significant impact on consumer preferences, while the video, audio, and talent variables has a negative effect and insignificant. This can be seen in multiple linear regression analysis and the coefficient of determination, the R value of 0,563 means to the relationship between video, audio, talent, props, setting, and lighting to consumer preferences by 56,3%, meaning the relationship between variables is quite closely. A lighting variables is the variable most influential and significant of all independent variables. Adjusted R Square value 0,271 which means 27,1% of consumer preferences in the AMIK MBP students can be explained by factors of video, audio, talent, props, setting, and lighting. The remaining 72,9% can be explained by other factors not examined in this study.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul Pengaruh Iklan Sampo Pantene di Televisi Terhadap

Preferensi Konsumen (Studi Kasus Mahasiswi AMIK MBP Medan).

Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan tahun akademik 2010/2011. Penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua

tercinta, Pdt. Elier Mungkur, S.Th dan Melva Sitompul atas dukungan, kasih

sayang, pengorbanan serta doa yang tulus dan tidak pernah berhenti untuk penulis.

Pada kesempatan ini dengan hati yang tulus juga ingin mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi S1

(5)

5. Ibu Dra. Lucy Anna, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang selama ini

telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku dosen penguji I yang telah banyak

memberikan masukan dan bimbingan untuk perbaikan skripsi ini.

7. Ibu Dr. Beby Karina Fauzia, SE, MM selaku dosen penguji II yang telah

banyak memberikan masukan dan bimbingan untuk perbaikan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen dan seluruh Pegawai Departemen Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

9. Seluruh Dosen dan seluruh pegawai AMIK MBP Medan.

10.Keluarga yang teramat saya sayangi: Bang Androuw Hilman Mungkur

(Bandrot) abangku satu-satunya yang paling bandel dan perhatian, Kak

Mega dan keluarga, Bang Lucen, Enjelina, Bang Tian dan seluruh

keluarga. Terima kasih buat Doa, dukungan, perhatian dan cinta kalian.

Tuhan Yesus memberkati keluarga kita.

11.Sahabat tercinta sekaligus teman seperjuangan: Rekha (Borek), Jessica

(Bojes), Christy (Bokiz), Diana. Terimakasih buat cinta dan dukungan

kalian. Kelompok kecilku NATANIA (Kak Yanti, Reka, Rani) dan seluruh

rekan di bangku perkuliahan terutama teman-teman stambuk 2007

Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

12. Abangku Harlen Manalu yang terkasih buat dukungan dan motivasinya

selama mengerjakan Tugas Sarjana ini.

(6)

Medan, September 2011 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix Kognitif Komunikasi Massa ... 10

2.1.1.3... Media Komunikasi Massa ... 10

2.1.1.4... Karakteristik Program Televisi ... 10

2.1.2... Periklanan ... 12

2.1.2.1... Iklan dan Komunikasi ... 12

2.1.2.2... Tujuan Periklanan Televisi ... 13

2.1.2.3... Langkah-langkah dalam Merancang Iklan Televisi .... 14

2.1.2.4... Jenis Periklanan ... 15

(8)

2.1.3... Preferensi ... 19 2.2...

Penelitian Terdahulu ... 20 2.3...

Batasan Operasional ... 24 3.4...

Defenisi Operasional ... 24 3.5...

Skala Pengukuran Variabel ... 26 3.6...

Populasi dan Sampel ... 27 3.7...

Metode Pengumpulan Data ... 29 3.8... Uji

Validitas dan Reliabilitas ... 30 3.9...

Teknis Analisis ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34 4.1...

Gambaran Umum Perusahaan... 34 4.1.1...

Sejarah Singkat Perusahaan P&G ... 34 4.1.2... Visi

dan Misi Perusahaan P&G ... 36 4.1.3...

Produk-produk P&G ... 36 4.1.4...

Sampo Pantene ... 37 4.2...

(9)

4.3...

Analisis Deskriptif ... 42

4.3.1...Anali sis Deskriptif Responden ... 42

4.3.2...Anali sis Deskriptif Variabel ... 44

4.4... Uji Asumsi Klasik ... 54

4.4.1...Uji Normalitas ... 54

4.4.2...Uji Kolmogrov-Smirnov ... 56

4.4.3...Uji Multikolinearitas ... 57

4.5... Analisis Regresi Linear Berganda ... 58

(10)

DAFTAR TABEL

 

Halaman

 

Tabel 1.1 Top Brand Index (TBI) Tahun 2011 ... 3

Tabel 1.2 Word of Mouth (WOM) Tahun 2011 ... 4

Tabel 3.1 Definisi Operasional... 26

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 27

Tabel 4.1 Uji Validitas ... 39

Tabel 4.2. Uji Validitas (Lanjutan) ... 40

Tabel 4.3 Uji Reliabilitas ... 41

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 42

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Sampo ... 43

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Penggunaan ... 44

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Video ... 45

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Audio ... 46

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Talent ... 47

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Props ... 49

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Setting ... 50

Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Lighting ... 52

Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Preferensi Konsumen ... 53

Tabel 4.14 Uji Kolmogrov-Smirnov ... 56

Tabel 4.15 Uji Multikolinearitas ... 57

Tabel 4.16 Pengujian Determinan R ... 58

Tabel 4.17 Uji Regresi Simultan (Uji F) ... 60

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Iklan Model Sampo Pantene ... 4

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 22

Gambar 4.1 Pengujian Normalitas Data - PP Plot ... 55

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuisioner Penelitian ……… 81

Lampiran 2 Tabulasi Validitas dan Reliabilitas ……….. 82

Lampiran 3 Tabulasi Regresi ……….. 83

Lampiran 4 Analisis Deskriptif ……….. 84

Lampiran 5 Uji Asumsi Klasik ………... 85

Lampiran 6 Regresi Linear Berganda ……… 86

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(13)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Iklan Sampo Pantene di Televisi Terhadap Preferensi Konsumen (Studi Kasus Mahasiswi AMIK MBP Medan)”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklan terhadap preferensi konsumen mahasiswi AMIK MBP Medan.

Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanasi. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi linear berganda. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi AMIK MBP Medan dan yang dijadikan sebagai sampel adalah mahasiswi tahun ajaran 2010-2011 yang berjumlah 175 orang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel props, setting,dan

lighting berpengaruh positif dan signifikan terhadap preferensi konsumen, sementara variabel video, audio, dan talent berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat pada analisis regresi linear berganda dan pada koefisien determinasi, nilai R sebesar 0,563 berarti hubungan antara video, audio, talent, props, setting, dan lighting terhadap preferensi konsumen sebesar 56,3%, artinya hubungan antar variabel cukup erat. Variabel lighting merupakan variabel yang paling berpengaruh dan signifikan dari antara semua variabel bebas. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,271 yang berarti 27,1% preferensi konsumen pada mahasiswi AMIK MBP Medan dapat dijelaskan oleh faktor video, audio, talent, props, setting, dan lighting. Sedangkan sisanya 72,9% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(14)

ABSRACT

The titled of this study is "The Influence of Television Advertising Shampoo Pantene Against Consumer Preferences (AMIK MBP students case study field)". The purpose of this study was to determine the effect of advertising on consumer preferences AMIK MBP Medan’s students.

The study is research explanation. Hypothesis testing is done by multiple linear regression analysis. Data processing was performed using SPSS 16,0 for windows. Population in this study are the student of AMIK MBP Medan and which serves as the sample are students of the school year 2010, amounting to 175 people.

The result of this study indicate that the props, setting, and lighting variables has a positive and significant impact on consumer preferences, while the video, audio, and talent variables has a negative effect and insignificant. This can be seen in multiple linear regression analysis and the coefficient of determination, the R value of 0,563 means to the relationship between video, audio, talent, props, setting, and lighting to consumer preferences by 56,3%, meaning the relationship between variables is quite closely. A lighting variables is the variable most influential and significant of all independent variables. Adjusted R Square value 0,271 which means 27,1% of consumer preferences in the AMIK MBP students can be explained by factors of video, audio, talent, props, setting, and lighting. The remaining 72,9% can be explained by other factors not examined in this study.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berbagai industri yang berkembang pesat saat ini mengakibatkan semakin

ketatnya persaingan dalam mempengaruhi publik untuk memilih produk. Banyak

perusahaan yang menjual jenis produk yang sama namun bersaing dengan

memberikan keunggulan atau spesifikasi tertentu pada produknya. Misalnya,

Pond’s meluncurkan produk dengan keunggulan baru yaitu remove make up yang mengandung ekstrak bunga chamomile yang belum ada sebelumnya.

Perusahaan-perusahaan tersebut bersaing untuk menarik perhatian dan mempengaruhi publik

agar memilih produk perusahaannya dan tidak memilih yang lain.

Perusahaan harus mampu mengkomunikasikan produknya secara efektif

untuk dapat memperkenalkan produknya serta menarik perhatian publik. Salah

satu caranya adalah melalui iklan. Periklanan merupakan cara yang banyak

digunakan oleh perusahaan untuk mempublikasikan produk dan untuk

menanamkan informasi/mengembangkan sikap atau mengharapkan suatu tindakan

yang menguntungkan bagi pengiklan. Melalui tayangan iklan, maka konsumen

akan merasakan keberadaan dari produk tersebut. Untuk membuat agar iklan

tersebut menjadi efektif maka televisi adalah media komunikasi yang paling tepat.

Saat ini, televisi merupakan suatu media yang paling efektif dalam menyampaikan

(16)

Sebagian perusahaan iklan menggunakan media elektronik (televisi) sebab

jangkauannya luas, juga adanya unsur hiburan yang sangat mendukung

pembentukan persepsi konsumen terhadap suatu produk, yang pada gilirannya

dapat mengarah pada tindakan pertukaran untuk memuaskan berbagai pihak yang

terlibat di dalam aktivitas pemasaran. Selain itu iklan juga dipandang sebagai

media hiburan dan media komunikasi yang efektif terutama jika ditayangkan di

televisi. Hal ini dapat dilihat dari perkembngan biaya pengeluaran iklan yang

makin meningkat setiap tahunnya.

Setiap iklan harus ditata sedemikian rupa sehingga isinya dapat

membangkitkan kesadaran khalayak bahwa suatu produk yang diperlukan selama

ini ternyata disediakan oleh orang lain, lalu mencoba dan terakhir peneguhan pada

produk sehingga konsumen akan tetap ingat dan memahami produk tersebut.

Untuk itu, dalam pembuatan iklan di televisi, perusahaan harus memperhatikan

video, audio, talent, props, setting,dan lighting dari iklan tersebut sehingga dapat menarik perhatian khalayak. Masih banyak iklan yang terlalu manipulatif dan

berbenturan dengan kaidah-kaidah beriklan. Keberhasilan beriklan tidak

semata-mata dilihat dari hasil penjualan, tapi lebih dari itu, iklan harus dapat memberikan

nilai lebih sebagai edukasi produk tanpa manipulatif berlebihan. Misalnya

perusahaan jasa telekomunikasi seluler yang berlomba untuk memperluas pangsa

pasarnya dengan iklan yang berlebihan namun sangat kurang dalam segi

edukasinya.

(17)

(consumer goods) di Indonesia. Posisi Unilever Indonesia yang kuat sebagai pemimpin pasar telah diakui melalui berbagai penghargaan nasional dan

internasional yang diterima oleh perusahaan. Salah satu produk Unilever yang

gencar ditampilkan dalam iklan adalah produk kecantikan. Sebagai perusahaan

terkemuka dan terbesar dalam bidang produk perawatan rambut, Pantene selalu

berkomitmen untuk menghadirkan solusi perawatan secara menyeluruh yang

dapat membuat rambut wanita lebih indah dari yang pernah ia miliki. Hal ini

dapat dilihat dari prestasi yang diukir Pantene yang memperoleh Top Brand Index

untuk kategori sampo seperti yang ditampilkan oleh Tabel 1.1 berikut ini.

Tabel 1.1

Top Brand Index (TBI) Tahun 2011 Kategori Sampo

No Merek TBI

1 Sunsilk 25,8%

2 Pantene 24,2%

3 Clear 21,0%

4 Lifebuoy 10,7%

5 Rejoice 6,0%

6 Dove 5,2%

7 Zinc 3,2%

8 Emeron 1,8%

Sumber: Majalah Marketing (2011)

Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa Top Brand Index Pantene yang diukur dari top of mind, last usage, dan future intention menempati posisi kedua yaitu sebesar 24,2%. Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa Pantene merupakan produk

sampo nomor dua dalam benak masyarakat, serta merupakan produk yang

(18)

Selain itu juga, Pantene merupakan merek sampo yang direkomendasikan

melalui strategi pemasaran dari mulut ke mulut pada Indonesia Word of Mouth

Marketing Index 110 Most Recommended Brands untuk kategori sampo seperti

yang ditampilkan pada tabel 1.2 berikut ini.

Tabel 1.2

Word of Mouth (WOM) Tahun 2011

Kategori Sampo

No Merek WOM

1 Clear 33,9%

2 Pantene 29,0%

3 Rejoice 27,6%

4 Sunsilk 26,5%

Sumber: Majalah SWA (2011)

Masyarakat memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk memilih

produk perawatan rambut mana yang akan dikonsumsi. Diantara beberapa produk

perawatan rambut di pasar, Pantene merupakan salah satu produk unggulan. Salah

satu iklan produk Pantene yang menarik adalah iklan yang dibintangi oleh

penyanyi Anggun C Sasmi. Dengan slogannya,”Aku sudah mulai mengucapkan

selamat tinggal pada rambut rontok dengan sisir bergigi rapat. Kamu?” dan “150

juta wanita di Asia, termasuk saya, memilih Pantene” seperti yang ditampilkan

(19)

Gambar 1.1

Iklan Model Sampo Pantene Anggun C Sasmi

Sumber: Majalah SWA (2011)

Anggun C Sasmi adalah penyanyi sekaligus musisi Indonesia yang sekarang

memiliki kewarganegaraan Perancis. Pada usianya yang sangat muda, Anggun

telah berhasil menggapai puncak popularitasnya sebagai penyanyi rock di

Indonesia engan diraihnya penghargaan “Artis Indonesia Terpopuler” tahun

1990-1991. Pada tahun 1994, Anggun memutuskan untuk meninggalkan Indonesia dan

mewujudkan impiannya menjadi artis bertaraf internasional. Hingga tahun 2005,

ia telah sukses menjual sebanyak 12 juta kopi album internasionalnya di seluruh

dunia, menjadikannya artis Asia paling sukses di luar Asia. Hingga saat ini ia

masih satu-satunya penyanyi Indonesia yang berhasil menaklukkan pasar musik

dunia. Saat iniia bermukim di Paris, Perancis dan Montreal, Kanada untuk

(20)

Dengan dipilihnya Anggun C Sasmi sebagai iklan model sampo Pantene

yang berlatar belakang musisi yang sukses di Asia bahkan di dunia, dapat

menambah nilai positif bagi Pantene karena bisa menarik perhatian dan minat

kawula muda khususnya wanita untuk menggunakan sampo tersebut.

Demikian juga halnya dengan mahasiswi AMIK MBP MEDAN menyadari

pentingnya berpenampilan menarik dan juga memiliki pertimbangan untuk

memilih menggunakan produk perawatan rambut. Pemilihan mahasiswi AMIK

MBP MEDAN sebagai responden disini adalah karena mahasiswi AMIK MBP

MEDAN dianjurkan untuk berpenampilan yang meyakinkan, dan yang

diutamakan adalah wanita (mahasiswi).

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Iklan Sampo Pantene di Televisi Terhadap Preferensi

Konsumen (Studi Kasus Mahasiswi AMIK MBP MEDAN)”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(21)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

‘Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel video, audio, talent, props, setting, dan lighting dalam iklan produk Pantene di televisi terhadap preferensi konsumen pada mahasiswi AMIK MBP MEDAN.”

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Bagi Perusahaan

Sebagai masukan atau informasi tambahan bagi perusahaan dan

pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan dan akan menjadi bahan

pertimbangan untuk menetapkan kebijakan baru perusahaan tentang

strategi pemasaran yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian

konsumen.

b. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini dapat menjadi masukan atau referensi dan bahan

perbandingan bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian objek

maupun masalah yang sama dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan

penelitian di masa yang akan datang.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi Peneliti untuk melihat

penerapan teori-teori tentang strategi pemasaran yang diperoleh di bangku

(22)

perusahaan dan akaitannya dengan keputusan pembelian yang manfaatnya

dapat memperluas wawasan penulis tentang strategi pemasaran dan

(23)

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah suatu proses dimana suatu organisasi yang

kompleks dengan bantuan satu atau lebih mesin-mesin produksi dan

mentransmisikan pesan-pesan publik secara langsung kepada audience yang besar,

heterogen dan tersebar luas.

Komunikasi massa memiliki karakteristik sebagai berikut (Effendy,

2003:81-83):

a. Komunikasi Massa Bersifat Umum

Pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka

untuk semua orang. Semua orang berarti bahwa khalayak itu besar dan

pada umumnya agak sukar untuk didefenisikan.

b. Komunikasi Bersifat Heterogen

Massa dalam komunikasi massa terdiri dari orang-orang yang heterogen

yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang

sangat berbeda dengan kebudayaan yang beragam, berasal dari berbagai

lapisan masyarakat, mempunyai pekerjaan yang berjenis-jenis, oleh

karena itu mereka berbeda pula dalam kepentingan, standar hidup derajat

kehormatan, kekuasaan dan pengaruh. Komunikan dalam komunikasi

(24)

sama terhadap media massa yang mempunyai bentuk tingkah laku yang

sama dan terbuka bagi pengaktifan tujuan yang sama.

c. Media Massa Menimbulkan Kebersamaan

Keserempakan adalah kebersamaan kontak dengan sejumlah besar

penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut

satu sama lainnya berada dalam lokasi yang terpisah.

d. Hubungan Komunikator – Komunikan Bersifat Non-Pribadi

Komunikasi dengan menggunakan media massa berlaku dalam satu arah

(oneway communication). Sifat non-pribadi ini timbul disebabkan teknologi dari penyebaran yang massal dan sebagian lagi karena

syarat-syarat bagi peranan komunikator yang bersifat umum.

2.1.1.1. Efek Komunikasi Massa

Efek komunikasi massa adalah bagaimana massa menambah pengetahuan,

mengubah sikap dan menggerakkan perilaku kita (Rakhmat, 2003:217). Ada 3

(tiga) macam efek komunikasi massa antara lain :

a. Efek Kognitif: terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,

dipahami atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi

pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi.

b. Efek Afektif: timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan,

disenangi, atau dibenci khalayak. Efek ini ada hubungannya dengan

(25)

c. Efek Behavioral: merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati,

meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, dan kebiasaan perilaku.

2.1.1.2. Efek Kognitif Komunikasi Massa

Komunikasi, demikian pula komunikasi massa, tidak secara langsung

menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita

mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan dan citra inilah yang

mempengaruhi cara kita berperilaku (Rakhmat, 2003:223).

Efek kognitif komunikasi massa terbagi dalam 3 (tiga) hal, antara lain:

a. Pembentukan dan perubahan citra

b. Agenda setting

c. Efek proporsional kognitif

2.1.1.3. Media Komunikasi Massa

Dalam komunikasi massa dibutuhkan saluran-saluran atau media untuk

menyalurkan pesan yaitu media massa. Media massa terdiri dari berbagai jenis,

antara lain: televisi, radio, surat kabar, majalah, rekaman suara, buku yang

dipublikasikan, komputer, film, billboard, direct mail, dan sebagainya. Membicarakan tentang media akan terhubung dengan orang-orang, kebijakan,

(26)

2.1.1.4. Karakteristik Program Televisi

Sejarah periklanan televisi dimulai pada tahun 1947 berupa iklan

sponsorship. Adanya iklan televisi memperbaiki keterbatasan penyiaran radio dan

kebekuan karakter iklan cetak. Selain itu, iklan televisi menjadikan jangkauan

penyiaran lebih luas dan membuat karakter menjadi hidup (Suyanto, 2003:1).

Televisi dikenal sebagai media penyampai pesan berbasis audio-visual,

yang ditayangkan secara massal sehingga dapat mencapai pemirsa dalam jumlah

besar pada saat bersamaan melintasi batas geografis yang luas. Secara khusus,

program televisi memiliki 4 (empat) karakteristik utama, yaitu (Pannen dan

Rahayu, 2004:75):

a. Fidelity or realism artinya program televisi menggambarkan perwujudan asli dari suatu peristiwa, seseorang, kejadian, dan proses sehingga

pemirsa memiliki kepercayaan terhadap objek yang ditontonnya.

b. Immediacy artinya pemirsa dapat melihat siaran langsung tentang suatu peristiwa pada saat yang bersamaan dengan terjadinya peristiwa tersebut,

bertemu dengan seseorang, atau berkunjung ke suatu tempat dalam waktu

yang sangat cepat.

c. Dynamic spacing dimana program televisi memiliki fitur yang memungkinkan pemirsa untuk menonton informasi yang ditayangkan

secara lambat, cepat, atau diulang-ulang, terutama untuk tayangan gerak

atau psikomotor: olah raga, tari, memasak.

(27)

seringkali merupakan informasi tentang orang, tempat, atau peristiwa

yang berada di luar jangkauan pemirsa. Dengan adanya televisi, pemirsa

tidak harus pergi ke suatu tempat atau peristiwa tersebut secara langsung,

cukup menontonnya di televisi.

2.1.2. Periklanan

2.1.2.1. Iklan dan Komunikasi

Periklanan adalah komunikasi persuasif. Periklanan berkaitan dengan

pengalaman konsumen yang memahami proses periklanan dan maksud

persuasifnya. Meskipun konsumen diekspos pada ratusan pesan tiap hari,

periklanan tetap merupakan metode promosi yang memotivasi pembeli untuk

mencoba merek baru (Lane, 2000:6). Dalam peran komunikasi, periklanan adalah

suatu bentuk dari komunikasi massa.

Iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk

memotivasi seorang pembeli potensial dan mempromosikan penjual suatu produk

atau jasa, untuk memotivasi seseorang, memenangkan dukungan publik untuk

berpikir atau bertindak sesuai dengan keinginan pemasang iklan. Inti pesan yang

disampaikan dalam iklan adalah untuk membuat konsumen menyadari keberadaan

suatu produk atau perusahaan, meskipun sebagian besar periklanan mencoba

untuk membujuk atau mempengaruhi konsumen untuk melakukan sesuatu. Pesan

tersebut disampaikan melalui beberapa jenis media massa yang berbeda untuk

(28)

Menurut Sutherland (2000:130) ada 5 (lima) cara agar pesan iklan dapat

mempengaruhi respons audiens secara keseluruhan, yaitu:

a.tidak membuat penonjolan

b. berbicara pelan atau mengurangi penonjolon

c.menempatkan informasi sebagai sesuatu yang telah diketahui

d. mengemas informasi itu sebagai hiburan

e.membuat audiens merasa memiliki peran, bukan sekadar memposisikan

diri sebagai penonton.

2.1.2.2. Tujuan Periklanan Televisi

Menurut Suyanto (2005:53), tujuan periklanan televisi dapat digolongkan

menurut saasrannya, yaitu untuk memberi informasi, persuasi, meningkatkan

jumlah pembeli, menambah nilai, dan membantu aktivitas lain yang dilakukan

perusahaan.

a.Iklan Informatif

Iklan informatif bertujuan untuk membentuk permintaan pertama.

Caranya dengan memberitahu pasar tentang produk baru, mengusulkan

kegunaan baru suatu produk, memberitahukan pasar tentang perubahan

harga, menjelaskan cara kerja suatu produk, menjelaskan pelayanan yang

tersedia, mengoreksi kesan yang salah, mengurangi kecemasan pembeli,

dan membangun citra perusahaan (biasanya dilakukan besar-besaran

(29)

b.Iklan Persuasif

Iklan persuasif bertujuan untuk membentuk permintaan selektif suatu

merek tertentu, yang dilakukan pada tahap kompetitif dengan membentuk

preferensi merek, mendorong alih merek, mengubah persepsi pembeli

tentang atribut produk, membujuk pembeli untuk membeli sekarang, dan

membujuk pembeli menerima, mencoba, atau menstimulasikan

penggunaan produk.

c. Iklan Pengingat

Iklan pengingat bertujuan mengingatkan pembeli pada produk yang

sudah mapan bahwa produk tersebut mungkin akan dibutuhkan

kemudian, mengingatkan pembeli di mana mereka dapat membelinya,

membuat pembeli tetap mengingat produk itu meskipun sedang tidak

musim, dan mempertahankan kesadaran puncak.

d. Iklan Penambah Nilai

Iklan penambah nilai bertujuan untuk menambah nilai merek pada

persepsi konsumen dengan melakukan inovasi, perbaikan kualitas, dan

penguatan persepsi konsumen. Iklan yang efektif akan menyebabkan

merek dipandang lebih elegan, lebih bergaya, lebih prestisius, dan

mungkin super dalam persaingan.

2.1.2.3. Langkah-langkah Dalam Merancang Iklan Televisi

Periklanan merupakan penggunaan media bayaran oleh seorang penjual

(30)

ataupun organisasi sebagai alat promosi yang kuat. Iklan mempunyai berbagai

macam bentuk yang dirancang untuk mencapai berbagai macam tujuan (penjualan

seketika, pengenalan merek, preferensi, dan sebagainya).

Menurut Suyanto (2005:4) strategi merancang iklan televisi mencakup:

1. Strategi menetapkan audien sasaran

2. Strategi menetapkan sasaran dan anggaran iklan televisi

3. Strategi mencari keunggulan produk yang dipasarkan

4. Merancang ide penjualan utama sebagai tema kampanye (strategi kreatif)

5. Strategi merancang daya tarik pesan iklan

6. Strategi merancang gaya dalam mengeksekusi pesan iklan

7. Strategi merancang kata, logo, dan simbol

8. Strategi merancang naskah dan stroryboard

9. Strategi memproduksi iklan televisi.

2.1.2.4. Jenis Periklanan

Menurut Lamb (2001:205), ada 2 (dua) jenis utama periklanan, yaitu:

a. Periklanan Institusi

Bentuk dari periklanan yang didisain untuk meningkatkan citra sebuah

perusahaan daripada mempromosikan suatu produk tertentu.

b. Periklanan Produk

Periklanan produk mempromosikan manfaat suatu produk maupun jasa

tertentu. Tahap produk ini dalam siklus hidupnya sering kali menentukan jenis

(31)

1) Periklanan Perintisan

Bentuk periklanan yang didisain untuk merangsang permintaan primer

terhadap produk atau kategori produk baru.

2) Periklanan Bersaing

Bentuk periklanan yang didisain untuk mempengaruhi permintaan untuk

suatu merek tertentu atau lebih yang bersaing.

2.1.2.5. Gaya Periklanan

Menurut Suyanto (2005:113), gaya eksekusi pesan iklan televisi meliputi:

a. Menjual Langsung (Straight Sell)

Salah satu gaya dasar yang paling banyak dipakai dalam mengeksekusi pesan

adalah menjual langsung atau pesan faktual. Gaya menjual langsung tertuju

langsung pada informasi produk atau jasa. Gaya eksekusi ini sering digunakan

bersama daya tarik rasional, yang menfokuskan pesan pada produk atau jasa dan

manfaat dan atau atribut spesifiknya.

b. Gambaran Kehidupan

Gambaran kehidupan umumnya didasarkan pada pendekatan pemecahan

masalah sehari-hari, kemudian pengiklan menunjukkan bahwa produk yang

diiklankan sebagai pemecah masalah. Pengiklan banyak memakai gaya ini karena

keefektifannya dalam menyajikan situasi dimana sebagian besar konsumen dapat

(32)

c. Gaya Hidup (Life Style)

Gaya ini menekankan bagaimana suatu produk sesuai dengan suatu gaya

hidup.

d. Fantasi (Fantasy)

Gaya ini menggunakan pendekatan dengan menciptakan fantasi di sekitar

produk atau cara penggunaannya, dimana produk menjadi bagian pusat dari situasi

yang diciptakan oleh pengiklan. Tim kreatif dapat menghasilkan urutan fantasi

yang seolah-olah nyata dengan menggunakan teknologi digital (multimedia). Iklan

yang sering menggunakan gaya ini untuk menaril konsumen adalah iklan

kosmetika.

e. Suasana atau Citra (Mood or Image)

Gaya ini menggunakan pendekatan yang membangkitkan suasana atau citra di

sekitar produk tersebut, seperti kecantikan, cinta, atau ketenangan. Untuk

mendapatkan pengakuan atas produk yang diiklankan, pengiklan harus membuat

sugesti untuk dapat bersaing.

f. Simbol Kepribadian (Personality Symbol)

Gaya ini menggunakan pendekatan dengan menciptakan suatu karakter yang

menjadi personifikasi produk yang diiklankan. Karakter tersebut dapat berupa

orang, binatang, atau animasi.

g. Musik (Musical)

Gaya ini menggunakan latar belakang musik jingle, lagu terkenal, dan

aransemen klasik, atau menunjukkan satu atau beberapa orang atau tokoh kartun

(33)

menarik perhatian, menyampaikan titik penjualan, menetapkan nada emosi untuk

suatu iklan, dan mempengaruhi perasaan pendengarnya. Banyak praktisi dan

akademisi periklanan memikirkan bentuk variasi musik yang berguna untuk

fungsi komunikasi, mencakup musik sebagai penarik perhatian, membuat

konsumen lebih menerima pesan iklan, dan membuat komunikasi yang

mengandung arti terhadap produk yang diiklankan.

h. Keahlian Teknis (Technical Expertise)

Gaya ini menggunakan pendekatan dengan menunjukkan keahlian,

pengalaman, dan kebanggan perusahaan dalam membuat produk tersebut.

i. Bukti Ilmiah (Scientific Evidence)

Gaya ini menggunakan pendekatan dengan menyajikan bukti survei atau

bukti ilmiah atau laboratorium bahwa merek tersebut lebih disukai atau

mengungguli merek lain.

j. Bukti Kesaksian (Testimonial Evidence)

Banyak pengiklan lebih menyukai gaya ini, yaitu menghargai produk

berdasarkan pengalaman personal selama menggunakan merek atau menfaat yang

diperoleh selama menggunakannya. Bukti kesaksian sangat efektif ketika

seseorang memberikan kesaksian kepada orang yang menjadi target pasarnya dan

kesaksian tersebut menarik untuk diceritakan. Bukti kesaksian harus berdasarkan

penggunaan nyata suatu produk untuk menghindari masalah yang berkaitan

dengan hukum. Kesaksian akan lebih efektif jika berasal dari sumber yang dikenal

atau sumber yang populer, yaitu seorang sumber yang sangat terpercaya, disukai,

(34)

k. Demonstrasi (Demonstration)

Gaya demonstrasi dirancang untuk mengilustrasikan keunggulan kunci dari

suatu produk. Gaya ini dapat sangat efektif untuk meyakinkan konsumen terhadap

kualitas suatu produk dan manfaatnya setelah memiliki atau menggunakan merek

tersebut.

l. Animasi

Saat ini animasi menjadi gaya eksekusi pesan iklan yang sangat populer.

Pertama-tama seniman menggambar skenario yang akan dianimasikan atau

menciptakannya di dalam komputer dalam bentuk kartun. Animasi kartun akan

sangat populer bila target pasarnya anak-anak.

m. Dramatisasi

Dramatisasi merupakan gaya eksekusi yang baik untuk televisi. Dramatisasi

berfokus pada sebuah cerita pendek dengan produk atau jasa sebagai bintang.

Dramatisasi serupa dengan potongan kehidupan, tetapi menggunakan tekanan dan

sesuatu yang luar biasa dalam membawakan cerita. Tujuan penggunaan deama

adalah untuk memberi gambaran kepada penonton terhadap peran suatu produk

atau jasa.

n. Kombinasi

Gaya kombinasi merupakan gabungan dari berbagai teknik untuk

mengeksekusi pesan dalam iklan. Kebanyakan iklan televisi yang bagus

(35)

2.1.3. Preferensi

Preferensi merek merupakan kecenderungan terhadap suatu merek yang

didasarkan pada kepercayaan pelanggan yang kuat pada saat tertentu (Mitchel dan

Olson, 1981 dalam Kartika, 2003).

Kotler (2000) mengatakan bahwa konsumen memproses informasi tentang

pilihan merek untuk membuat keputusan terakhir. Pertama, kita melihat bahwa

konsumen mempunyai kebutuhan. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan

selanjutnya mengevaluasi atribut produk. Konsumen akan memberikan bobot

yang berbeda untuk setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya.

Kemudian konsumen mungkin akan mengembangkan himpunan kepercayaan

merek. Konsumen juga dianggap memiliki fungsi utilitas, yaitu bagaimana

konsumen mengharapkan kepuasan produk bervariasi menurut tingkat alternatif

tiap ciri. Akhirnya konsumen membentuk sikap terhadap alternatif-alternatif

merek yang tersedia melalui prosedur tertentu.

2.2. Penelitian Terdahulu

Setiati (2006) melakukan penelitian yang berjudul “Persepsi Masyarakat

Surabaya Terhadap Iklan Testimonial Sabun Sunlight di Televisi”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi penduduk perempuan

Surabaya terhadap iklan testimonial sabun Sunlight “Mencuci 10.000 Piring” di

televisi. Populasi penelitian ini adalah penduduk perempuan Surabaya dan teknik

pengambilan sampelnya adalah dengan menggunakan Multistage Sampling

(36)

dalam gugus yang merupakan satuan tempat pengambilan sampel. Alat analisis

yang digunakan adalah distribusi frekuensi dan tabulasi silang (crosstabs). Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian bahwa persepsi penduduk

perempuan Surabaya terhadap iklan testimonial sabun Sunlight versi mencuci

10.000 piring di televisi adalah persepsi yang positif, kemudian bagian iklan yang

membuat penonton paling mengerti tentang keunggulan sabun Sunlight adalah

pembuktian mencuci hingga 10.000 piring dengan sedikit sabun Sunlight.

Simangunsong (2007) melakukan penelitian, dengan judul “Analisis

Pengaruh Iklan Televisi Rexona Anti Perspirant Deodorant Terhadap Keputusan

Pembelian Siswa SMA Negeri 4 Medan”. Tujuan penelitian adalah untuk

mengetahui dan menganalisis pengaruh iklan televisi Rexona Anti Perspirant

Deodorant terhadap keputusan pembelian oleh siswa SMA Negeri 4 Medan.

Teknik pengambilan sampel menggunakan Propotionate Stratified Random Sampling dan Purposive Random Sampling. Alat analisis yang digunakan adalah Metode Regresi Linear Berganda. Hasil dari penelitian adalah koefisien

determinasi (R2) bernilai 0,624 artinya variabel iklan mampu menjelaskan

variabel keputusan pembelian sebesar 62,4% dan sisanya sebesar 37,6%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat pada persamaan model.

2.3. Kerangka Konseptual

Menurut Wells (2000), periklanan menginformasikan dan

(37)

untuk membuat konsumen menyadari keberadaan suatu produk atau perusahaan,

meskipun sebagian besar iklan mencoba untuk membujuk atau mempengaruhi

konsumen untuk melakukan sesuatu. Pesan tersebut disampaikan melalui

beberapa jenis media massa yang berbeda untuk mencapai audience secara luas yang merupakan konsumen yang potensial. Iklan melalui media televisi memiliki

beberapa unsur, yaitu video, audio, talent, props, setting,dan lighting.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber: Wells (2000)

Video  (X1) 

Audio (X2) 

Talent  (X3) 

Preferensi (Y)  Props (X4) 

Setting (X5) 

(38)

2.4. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara atas rumusan

masalah, yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis (Sugiono,

2003:306). Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis penelitian ini

adalah: “Variabel video, audio, talent, props, setting, dan lighting dalam iklan produk sampo Pantene di televisi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

preferensi pada mahasiswi AMIK MBP MEDAN.”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(39)

 

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian menurut tingkat eksplanasi. Tingkat eksplanasi adalah tingkat

penjelasan. Jadi penelitian menurut tingkat eksplanasi adalah penelitian yang

bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan

antara satu variabel dengan variabel yang lain.

a. Penelitian Deskriptif

Adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri,

baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan,

atau penghubungan dengan variabel yang lain.

b. Penelitian Komparatif

Adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Variabel Penelitian

expost Facto, Deskriptif, Komperatif, Penelitian Asosiatifnya masih sama

dengan penelitian varabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu,

atau dalam waktu yang berbeda.

c. Penelitian Asosiatif/Hubungan

Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

dua variable atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun

suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan

(40)

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari bulan Mei 2011 sampai dengan Juni 2011.

Tempat penelitian adalah AMIK MBP MEDAN.

3.3. Batasan Operasional

a. Variabel Independen (X) adalah iklan televisi shampoo Pantene yang

terdiri dari video ( ), audio ( ), talent ( ), props ( ), setting ( ), dan lighting ( ).

b. Variabel Dependen (Y) adalah keputusan pembelian mahasiswi AMIK

MBP Medan.

3.4. Defenisi Operasional

Berdasarkan pada permasalahan dan hipotesis yang akan diuji, maka

definisi operasional variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel Iklan (X)

Iklan adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan

kepada masyarakat melalui suatu media. Iklan merupakan media

informasi yang dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat

khalayak sehingga terdorong untuk melakukan tindakan yang diinginkan

pengiklan. Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam iklan di televisi:

(41)

1) Video : Tayangan alur cerita, tampilan gambar dan tulisan iklan sampo Pantene.

2) Audio : Penerimaan pesan, musik dan slogan iklan sampo Pantene oleh responden

3) Talent :bakat seseorang/model iklan sampo Pantene yaitu Anggun C Sasmi untuk memerankan adegan dalam iklan yang menggunakan

manfaat, cara kerja, kehebatan dan lainnya dari produk agar konsumen

mendapat informasi yang cukup. Menurut William B. Michael bakat

adalah kapasitas seseorang dalam melakukan tugas, yang sedikit sekali

dipengaruhi atau tergantung dari latihan.

4) Props : menonjolkan keunggulan produk agar konsumen tidak lupa akan produk sampo Pantene

5) Setting : Kesesuaian lokasi yang digunakan dalam iklan sampo Pantene

6) Lighting :Kesesuaian pencahayaan dan kombinasi warna iklan sampo Pantene

b. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Preferensi mahasiswi AMIK MBP Medan (Y)

Preferensi merupakan kecenderungan terhadap suatu merek yang

didasarkan pada kepercayaan pelanggan yang kuat pada saat tertentu

(Mitchel dan Olson dalam Kartika, 2003).

(42)

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Pengukuran

(1) (2) (3) (4)

Video

(X1)

Rangkaian adegan berupa gerakan, kata-kata yang menceritakan tentang produk

1. Tayangan alur cerita

Perpaduan suara, musik dan efek

suara yang menarik

4. Penerimaan pesan 5. Musik 6. Slogan iklan

Skala Likert

Talent

(X3)

Bakat seseorang/model iklan untuk memerankan adegan dalam iklan yang menggunakan manfaat, cara kerja, kehebatan dan lainnya dari produk agar konsumen mendapat informasi cukup

agar konsumen tidak lupa produknya

Pemilihan tempat pengambilan adegan

12. Kesesuaian

lokasi Skala Likert

Lighting

(X6)

Pencahayaan dalam iklan untuk membuat iklan dapat menarik untuk dilihat

Kecenderungan terhadap suatu merek yang didasarkan pada kepercayaan pelanggan yang kuat pada saat tertentu

15. Produk unggul 16. Iklan yang

bermutu 17. Kebutuhan

Skala Likert

(43)

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Variabel yang diukur dalam pen\elitian ini adalah video, audio, talent, props, setting, dan lighting. Keenam variabel tersebut diukur dengan Skala Likert, yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2003:104). Peneliti

memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan

skala 1 sampai dengan 5 untuk keperluan analisis kualitatif penelitian yang dapat

dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono (2003:105)

3.6. Populasi dan Sampel

3.6.1. Populasi

Menurut Sugiyono (2003:72), “Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas subyek atau obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik suatu

(44)

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi AMIK MBP

MEDAN angkatan 2010-2011 yang yang telah menggunakan sampo Pantene dan

yang telah melihat iklan sampo Pantene yang jumlahnya tidak diketahui. Alasan

penetapan kampus tersebut karena kampus tersebut didominasi oleh mahasiswi

yang menjadi segmen pasar Pantene. Jumlah mahasiswi dari AMIK MBP Medan

adalah 175 orang.

3.6.2. Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi (Kuncoro, 2003:103). Metode penarikan sampel yang dipakai adalah Purposive Sampling, yaitu sampel dipilih dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2003:78). Sampel

diambil berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang

yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data dengan tujuan tertentu

yaitu dengan kriteria bahwa mahasiswi yang dijadikan sampel dalam penelitian ini

adalah mahasiswi yang pernah membeli sampo Pantene dan pernah melihat

iklannya yaitu iklan sampo Pantene yang dibintangi oleh penyanyi Anggun C

Sasmi.

Untuk mengetahui jumlah sampel populasi yang sulit diketahui

(unidentified) ditentukan dengan menggunakan rumus Supramono dan Haryanto

(2003:63) adalah sebagai berikut:

n =

(45)

n = jumlah sampel

Zα = nilai standar yang mormal besarnya tergantung α

Bila α = 0,05 Z = 1,67

Bila α = 0,01 Z = 1,96

p = estimator proporsi populasi

q = 1 – p

d = penyimpangan yang ditolerir = 10%

Untuk memperoleh n (jumlah sampel) yang besar dan nilai p belum diketahui,

maka dapat digunakan p = 0,5. Populasi pra survey adalah 30 orang, 15 orang

sesuai kriteria, yaitu sebesar 50 %. Dengan demikian, jumlah sampel yang

mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:

n =

n =

n = 96,04

n = 97 orang

3.7. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

a. Daftar Pertanyaan (Questionaire)

Menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden terpilih tentang

(46)

interpretasi berpengaruh terhadap pembentukan preferensi terhadap

produk Pantene pada mahasiswi AMIK MBP Medan.

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dibuat untuk mengumpulkan data dan informasi

dengan bantuan bermacam-macam buku yang memberikan landasan bagi

perumusan hipotesis, penyusunan kuesioner, dan pembahasan teoritis.

Peneliti juga menyertakan informasi yang didapat melalui artikel yang

relevan dari jurnal-jurnal ilmiah dan buku-buku lain yang berkaitan

dengan penelitian.

3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum instrumen digunakan maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas

dan reliabilitas. Valid artinya data yang diperoleh melalui kuisioner dapat

menjawab tujuan penelitian.

Pengujian validitas instrumen dilakukan pada 30 orang diluar sampel. Uji

validitas dilakukan pada mahasiswi AMIK MBP Medan dimana kriterianya

adalah mahasiswi yang telah melakukan pembelian Pantene dan yang telah

melihat iklan Pantene. Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini

menggunakan program SPSS 16.0 for windows dengan kriteria sebagai berikut: Jika rhitungrtabel, maka penyataan tersebut dinyatakan valid.

(47)

Reliabel artinya data yang diperoleh melalui kuisioner hasilnya konsisten bila

digunakan peneliti lain. Pengujian dilakukan dengan program SPSS 16.0 for windows.

Butir pernyataan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan

ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

Jika ralpha positif ataurtabel maka pernyataan reliabel.

Jika ralpha negatif ataurtabel maka pernyataan tidak reliabel.

3.9. Teknis Analisis

3.9.1. Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda yaitu regresi yang memiliki satu variabel dependen

dan lebih dari satu variabel independen (Nugroho, 2005:43). Analisis regresi linier

berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas (video,

audio, talent, props, setting, dan lighting) terhadap variabel terikat (preferensi konsumen).

Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan

SPSS 16.00for windows. Adapun model persamaan yang digunakan yaitu:

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e

Dimana:

Y = preferensi konsumen

b0 = konstanta

b1,b2,….,b7 = koefisien regresi

(48)

X2 = audio

X3 = talent

X4 = props

X5 = setting

X6 = lighting

e = standard error

3.9.1.1. Metode Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah salah satu dari metode analisis, dengan cara data

disusun dan dikelompokkan, kemudian dianalisis sehingga diperoleh gambaran

tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan.

3.9.1.2. Normalitas

Bertujuan ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau

mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data

yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yaitu

distribusi dta tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.

3.9.1.3.Multikoleniaritas

Merupakan hubungan linear yang sempurna atau eksak diantara

variable-variabel bebas dalam model regresi.

3.9.2. Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara serentak

mempunyai pengaruh positif signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Model

(49)

H0 : b1 , b2 , b3 , b4 , b5 , b6 = 0

(variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh positif signifikan

terhadap variabel terikat)

H0 : b1 , b2 , b3 , b4 , b5 , b6≠ 0

(Variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh positif signifikan terhadap

variabel terikat)

Nilai Fhitung dapat diperoleh dengan menggunakan bantuan aplikasi software

SPSS 16.00for windows. Selanjutnya nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai

Ftabel.

Kriteria pengambilan keputusan, yaitu:

H0 diterima bila Fhitung < Ftabel pada α = 5 %

H0 ditolak bila Fhitung > Ftabel pada α = 5 %

3.9.3. Pengujian Koefisien Determinan (R2)

Menurut Situmorang (2008:112) koefisien determinasi mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen.

Nilainya adalah 0 – 1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau

variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati

(50)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Perusahaan Protec & Gamble

Procter & Gamble Co. merupakan perusahaan internasional yang

memproduksi barang konsumen yang bermarkas di Cincinnati, Ohio, Amerika

Serikat. Perusahaan ini didirikan tahun 1837. Perusahaan ini mempekerjakan

140.000 pekerja pada tahun 2005. P&G didirikan oleh William Procter, seorang

pembuat lilin, dan James Gamble, seorang pembuat sabun. Keduanya menjadi ipar

ketika menikah dengan kakak beradik Olivia dan Elizabeth Norris. Ide pendirian

usaha bersama ini dirintis oleh Alexander Norris, mertua mereka, yang

mengadakan pertemuan dimana ia membujuk Procter dan Gamble untuk menjadi

partner bisnis.

Pada tahun 1858-1859, penjualan P&G berhasil mencapai $1 juta. Di titik

ini, P&G memiliki sekitar 80 karyawan yang bekerja disana. Pada masa Perang

Saudara Amerika Serikat, P&G memenangkan kontrak untuk menyuplai sabun

dan lilin kepada Tentara Union. Selain memberikan profit tambahan, kontrak

tersebut secara tidak langsung juga memperkenalkan produk P&G ke

tentara-tentara di seluruh wilayah Amerika Serikat. Pada tahun 1880, Procter & Gamble

mulai memasarkan sebuah produk baru berupa sabun yang dapat mengambang di

atas air. Perusahaan menyebut itu sebagai Ivory. Ivory Flakes adalah sebuah flake

(51)

William Procter, mulai mengembangkan program bagi hasil ke tenaga kerja P&G

pada tahun 1887. Dengan memberikan saham kepada pekerja, ia secara tepat

memperkirakan resiko mogok kerja (strike) dari pekerja menjadi kecil. Perusahaan mulai membangun pabrik di lokasi lain di seantero Amerika Serikat

seiring dengan meningkatnya permintaan. Perusahaan juga ulai melakukan

pengembangan produk. Pada tahun 1911, P&G memproduksi Crisco, sejenis minyak yang terbuat dari lemak nabati alih-alih lemak binatang. Ketika radio

menjadi populer di tahun 1920-an dan 1930-an, perusahaan mensponsori beberapa

acara,. Acara-acara yang disponsori oleh P&G ini di kemudian hari disebut

sebagai acara “opera sabun”.

Ketika mendekati ulkangtahunnya yang ke 150 tahun pada tahun 1986,

P&G dianggap sebagai masa perkembangan yang paling dramatis dalam sejarah

perusahaannya. Perusahaan yang memulai sebagai mitra usaha kecil di

midwestern relah berkembang menjadi perusahaan multinasional terbesar di

Amerika. Dua perubahan penting yang menandai masa perkembangannya.

Pertama, perusahaan yang muncul sebagai pemain baru yang berperan penting

dalam bidang kesehatan (dengan memperoleh penghargaan dari Norwich Eaton

Parmaceotical dan Richardson Viks dan pembukaan pusat di Annanti) dalam

bidang kosmetik dan pewangi dengan memperoleh penghargaan dari Noxell, Mac

Faction, Ellen beat Rix dan Giorgio dari Beverly Hills. Kedua, P&G

merencanakan globalisasi perusahaan, P&G mendirikan sebuah jaringan

penelitian dan pengembangan terbesar, yang berpusat di Amerika, Eropa, Jepang,

(52)

dagang yang mendunia. Merek-merek ini diantaranya Pantene, Always/Whisper,

Ariel dan Tide, Crest, Pampers Vick dan Oil Olf Olay.

4.1.2. Visi Misi Perusahaan P&G

Kami menyediakan merek produk dan jasa yang memiliki nilai dan

kualitas superior yang dapat meningkatkan kehidupan konsumen di dunia.

Sebagai hasilnya, konsumen akan memberikan penghargaan kepada kami dengan

kepemimpinan dalam penjualan, laba sehingga masyarakat dimana kami hidup

dapat mencapai kemakmuran.

4.1.3. Produk-Produk P&G

Perusahaan P&G yang didirikan pada tahun 1837 yang pada awalnya

merupakan sebuah perusahaan kecil keluarga. Pada saat ini telah berkembang

menjadi suatu perusahaan yang besar, memiliki jaringan yang luas dan memiliki

produk-produk yang beragam. Berikut ini adalah produk-produk yang diproduksi

oleh P&G.

a. Pribadi dan Kecantikan (Personal and Beauty)

1) Antipespirants/Deodorants: secret. Old, spice, sure

2) Colognes: old spices

3) Cosmetics: max factor, olay, covergirl

4) Perlindungan wanita: whisper, always, tampax

5) Perawatan rambut: infusium 23, head and shoulders, pantene,

(53)

6) Parfum: giorgio beverly hills, hugo boss

7) Perawatan kulit: Noxzema, olay

b. Rumah (house and home)

1) Perawatan peralatan rumah tangga: dawn, ivory, cascade, joy

2) Pembersih peralatan rumah tangga: mr.clean, swiffer, bounty

3) Laundry: cheer, downy

4) Makanan dan minuman ringan: home café, millstone

5) Perawatan khusus pabrik: febreze

c. Kesehatan (health and wellness)

1) Perawatan kesehatan: viks, thermacare, petabismol

2) Perawatan mulut: scope, fixodent

3) Obat-obatan: actonel, macrodantin

d. Bayi dan Keluarga (baby and family)

1) Perawatan bayi: pampers

2) Produk kertas: puffs, bounty, charmin

e. Perawatan dan nutrisi binatang peliharaan (pet nutrition and care)

1) Nutrisi dan kesehatan peliharaan: eukanuba, iarns

4.1.4. Sampo Pantene

Peruasahaan P&G mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1989 dengan

memiliki beberapa merek yang sudah tidak asing lagi, seperti Pampers, Whisper,

(54)

Zest. Sampo Pantene sebagai salah satu produk dari P&G pada kategori hair care

selain dari rejoice, head&shoulders, dan herbal essences.

4.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

4.2.1 Uji Validitas

Menurut Situmorang,et.al (2010:68), validitas menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Untuk mendapatkan data

yang lebih akurat peneliti terlebih dahulu melakukan uji validitas internal yaitu

menguji validitas setiap butir pertanyaan. Untuk melihat validitas maka kolom

yang dilihat adalah corrected item total correlation dimana R tabel untuk sampel 30 adalah sebesar 0, 361.

Dalam hal ini peneliti menggunakan kuesioner yang terdiri atas 5 butir

pertanyaan video, 5 butir pertanyaan audio, 5 butir pertanyaan talent, 5 butir pertanyaan props, 5 butir pertanyaan setting, dan 5 butir pertanyaan lighting dan 5 butir pertanyaan preferensi konsumen sehingga keseluruhan pertanyaan adalah 35

butir (item). Setiap butir pertanyaan disiapkan 5 interval jawaban, dimana dimana

jawaban terendah diberi skor 1 dan jawaban tertinggi diberi skor 5. Pengujian

validitas ditujukan kepada 30 orang mahasiswi AMIK MBP Medan. Hasil

(55)

Tabel 4.1

Uji Validitas Pertama

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

VAR00001 130.2667 200.271 .117 .926 Tidak Valid

VAR00002 130.2000 202.303 .005 .926 Tidak Valid

VAR00003 130.2667 194.202 .434 .923 Valid

VAR00004 130.4667 191.223 .555 .921 Valid

VAR00005 130.3667 191.551 .513 .922 Valid

VAR00006 130.5000 190.672 .612 .921 Valid

VAR00007 130.5667 187.978 .675 .920 Valid

VAR00008 130.8000 184.441 .629 .920 Valid

VAR00009 130.5667 192.737 .474 .922 Valid

VAR00010 130.8667 185.499 .637 .920 Valid

VAR00011 130.1667 196.971 .281 .924 Tidak Valid

VAR00012 130.1333 194.395 .501 .922 Valid

VAR00013 130.3667 188.999 .539 .921 Valid

VAR00014 130.3333 192.851 .407 .923 Valid

VAR00015 130.6000 189.007 .439 .923 Valid

VAR00016 130.4667 192.120 .444 .923 Valid

VAR00017 130.6000 190.248 .638 .921 Valid

VAR00018 130.5000 194.603 .485 .922 Valid

VAR00019 130.6000 191.145 .480 .922 Valid

VAR00020 130.9333 186.202 .671 .920 Valid

VAR00021 130.5000 201.017 .070 .926 Tidak Valid

VAR00022 130.7667 185.909 .769 .919 Valid

VAR00023 130.5000 190.672 .500 .922 Valid

VAR00024 130.9000 185.679 .659 .920 Valid

VAR00025 130.5333 191.016 .577 .921 Valid

VAR00026 130.5000 192.948 .422 .923 Valid

VAR00027 130.4333 195.220 .492 .922 Valid

VAR00028 130.7000 186.976 .685 .920 Valid

VAR00029 130.7000 186.976 .685 .920 Valid

VAR00030 130.9000 182.507 .654 .920 Valid

VAR00031 130.4667 198.671 .173 .925 Tidak Valid

VAR00032 130.5667 200.461 .176 .925 Tidak Valid

VAR00033 130.4667 194.326 .323 .924 Tidak Valid

VAR00034 130.6667 187.333 .719 .919 Valid

VAR00035 130.3000 191.183 .424 .923 Valid

Sumber: Data diolah dengan spss 16.0 (2011)

(56)

tidak valid yaitu pertanyaan pada variabel 1, 2, 11, 21, 31, 32, dan 33 karena tabel R untuk sampel 30 sebesar 0,361, sedangkan nilai corrected item total correlation variabel 1, 2, 11, 21, 31, 32, dan 33 di bawah 0,361. Berarti variabel 1, 2, 11, 21, 31, 32, dan 33 harus dibuang dan setelah itu dilakukan pengujian kembali.

Tabel 4.2 Uji Validitas kedua

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

VAR00004 102.5333 169.499 .549 .932 Valid

VAR00005 102.4333 169.840 .506 .933 Valid

VAR00006 102.5667 168.737 .620 .931 Valid

VAR00007 102.6333 165.757 .707 .930 Valid

VAR00008 102.8667 161.637 .685 .930 Valid

VAR00009 102.6333 171.482 .438 .933 Valid

VAR00010 102.9333 163.444 .662 .931 Valid

VAR00012 102.2000 173.131 .450 .933 Valid

VAR00013 102.4333 167.702 .520 .933 Valid

VAR00014 102.4000 170.110 .447 .933 Valid

VAR00015 102.6667 165.471 .509 .933 Valid

VAR00016 102.5333 171.154 .399 .934 Valid

VAR00017 102.6667 167.678 .685 .931 Valid

VAR00018 102.5667 173.289 .437 .933 Valid

VAR00019 102.6667 168.230 .532 .932 Valid

VAR00020 103.0000 164.483 .680 .930 Valid

VAR00022 102.8333 164.626 .757 .930 Valid

VAR00023 102.5667 168.875 .500 .933 Valid

VAR00024 102.9667 164.585 .641 .931 Valid

VAR00025 102.6000 169.628 .553 .932 Valid

VAR00026 102.5667 170.737 .436 .934 Valid

VAR00027 102.5000 173.845 .442 .933 Valid

VAR00028 102.7667 164.599 .726 .930 Valid

VAR00029 102.7667 165.633 .673 .931 Valid

VAR00030 102.9667 160.516 .680 .930 Valid

VAR00034 102.7333 166.409 .683 .931 Valid

VAR00035 102.3667 169.344 .424 .934 Valid

(57)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa, pada pengujian kedua seperti yang terlihat

pada kolom Corrected Item-Total Correlation tidak ada lagi nilainya yang dibawah 0,361. Dengan demikian, jika keseluruhannya telah memenuhi syarat,

maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi

yang baik dan instrumen tersebut layak untuk digunakan sebagai kuesioner

penelitian.

4.2.2 Uji Reliabilitas

Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya,

jika alat ukur itu mantap, dalam pengertian bahwa alat ukur tersebut stabil, dapat

diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan (predictability).

Untuk melihat reliabilitas maka kolom yang dilihat adalah cronbach’s alpha if item deleted >0.60 atau> 0.80. Tabel 4.3 berikut ini merupakan tabel pengolahan data untuk uji reliabilitas pada variabel video, audio, talent, props, setting, dan

lighting.

Tabel 4.3 Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.934 28

Sumber: Data diolah dengan spss 16.0 (2011)

Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa hasil Cronbach’s Alfa 0,934 > 0,60 atau 0,80. Maka dapat disimpulkan bahwa pertanyaan tersebut dinyatakan

reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai

(58)

4.3. Analisis Deskriptif

Analisis Deskriptif dalam penelitian ini adalah untuk merumuskan dan

menginterpretasikan hasil penelitian berupa identitas responden dan deskriptif

variabel. Kuisioner berisikan 28 pernyataan yang terdiri dari 3 butir untuk variabel

deskriptif video, 5 butir untuk variabel deskriptif audio, 4 butir untuk variabel deskriptif talent, 5 butir untuk variabel deskriptif props, 4 butir untuk variabel deskriptif setting, 5 butir untuk variabel deskriptif lighting, dan 2 butir untuk variabel terikat (preferensi). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi

AMIK MBP Medan stambuk 2010 yang berjumlah 175 orang dan dijadikan

sampel dengan menggunakan metode purposive sampling, dimana mahasiswi

yang telah membeli dan menggunakan sampo Pantene.

4.3.1. Analisis Deskriptif Responden

1 ) Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.4

Karakteristik Responden berdasarkan Usia

Usia Jumlah Responden Persentase (%)

17-18 tahun 44 45,4

19-20 tahun 49 50,5

21-22 tahun 4 4,1

Total 74 100

Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2011)

Pada Tabel 4.4 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan usia.

(59)

karyawan yang berusia 19-20 tahun yaitu sebanyak 49 orang atau sebesar 50,5%,

responden yang berusia 21-22 tahun yaitu sebanyak 4 orang atau sebesar 4,1%.

Dari data identitas responden berdasarkan usia diperoleh bahwa mahasiswi AMIK

MBP Medan yang lebih banyak menggunakan Pantene berusia 19-20 tahun

dengan jumlah 49 orang atau sebesar 50,5%.

2) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Sampo yang digunakan

Tabel 4.5

Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Sampo yang Digunakan Jenis Sampo Jumlah Responden Persentase (%)

Sunsilk 48 49.48

Rejoice 20 20,62

Clear 14 14,43

Lifebuoy 2 2,06

Zinc 5 5,16

Sogo 6 6,19

Head&Shoulder 2 2,06

Total 97 100

Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2011)

Tabel 4.5 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan jenis sampo

yang digunakan sebelum Pantene. Responden yang memakai sampo Sunsilk yaitu

sebanyak 48 orang atau sebesar 49,48%. Responden yang memakai sampo

Rejoice yaitu sebanyak 20 orang atau sebesar 20,62%. Responden yang memakai

sampo Clear yaitu sebanyak 14 orang atau sebesar 14,43%. Responden yang

memakai sampo Lifebuoy yaitu sebanyak 2 orang atau sebesar 2,06%. Responden

yang memakai sampo Zinc yaitu sebanyak 5 orang atau sebesar 5,16%.

Responden yang memakai sampo Sogo yaitu sebanyak 6 orang atau sebesar

Gambar

Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa Top Brand Index Pantene yang diukur
Tabel 1.2 Word of Mouth (WOM) Tahun 2011
Gambar 1.1 Iklan Model Sampo Pantene Anggun C Sasmi
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab dan kesetiaan profesi (Dedi, 1998). Tinggi rendahnya pengakuan profesionalisme sangat tergantung pada keahlian

Tidak adanya perbedaan pendapatan antara nelayan yang menggunakan perahu motor dan perahu tanpa motor, maka sangat beralasan untuk menghitung pendapatan nelayan

Skripsi ini menjelaskan tentang pola rekrutmen Partai Politik lokal Aceh dalam menetapkan Calon Kepala Daerah yang akan di usung pada Pilkada Tahun 2017 di Kabupaten Aceh

Tujuan penelitian kelas ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan meningkatkan keterampilan dan kualitas belajar dengan memadukan observasi berbasis eksperimen

Pendataan siswa yang kurang berprestasi di bidang akademik untuk.. mendapatkan bimbingan dari

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode desriptif kuantitatif karena peneliti ingin menggambarkan tingkat pengetahuan pemilih pemula di Surabaya tentang

Dilihat dari permasalahan, Jurusan Manajemen Informatika membutuhkan sistem informasi akademik yang dapat menunjang proses belajar mengajar, mengelola data absen dosen,

Gambar 4.1 Hubungan antara Tegangan Jepit Transformator dengan Kecuraman Muka Gelombang untuk Jarak 4 meter