• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Perbaikan Mutu Dan Keselamatan Pasien

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Program Perbaikan Mutu Dan Keselamatan Pasien"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM PERBAIKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

1. Pendahuluan/Latar Belakang

Mutu dalam pelayanan di rumah sakit berguna untuk mengurangi tingkat kecacatan atau kesalahan. Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan di rumah sakit dan hal itu terkait dengan isu mutu dan citra rumah sakit.

Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi penilaian risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan pasien koma, pelaporan dan analisis accident, kemampuan belajar dari accident dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko (Dep Kes R.I, 2006).

Mutu dan keselamatan berakar pada pekerjaan sehari-hari setiap profesional perawatan kesehatan dan staf lainnya. Pada saat dokter atau perawat melakukan asesmen tentang kebutuhan pasien dan memberikan perawatan kepadanya, pengetahuan ini dapat membantu mereka memahami bagaimana cara membuat perbaikan nyata yang dapat menolong si pasien dan mengurangi risiko yang dihadapi. Demikian pula, para manajer, staf pendukung dan Iain-lain dapat menerapkan standar-standar tersebut dalam pekerjaan sehari-hari untuk memahami bagaimana membuat proses lebih efisien, memanfaatkan sumber daya lebih bijaksana, dan mengurangi risiko-risiko fisik.

Mutu merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Mutu atau Kualitas merupakan suatu tingkat yang dapat diprediksi dari keseragaman dan ketergantungan pada biaya yang rendah dan sesuai dengan pasar ( Tjiptono 1998 ).

Upaya perbaikan mutu dapat diartikan sebagai keseluruhan upaya dan kegiatan secara komprehensif dan integrative memantau dan menilai mutu pelayanan Rumah Sakit Pluit, memecahkan masalah-masalah yang ada dan mencari jalan keluarnya, sehingga mutu Rumah Sakit Pluit akan menjadi lebih baik.

Di Rumah Sakit Pluit upaya perbaikan mutu adalah kegiatan yang bertujuan memberikan asuhan atau pelayanan sebaik-baiknya kepada pasien. Upaya perbaikan

(2)

mutu Rumah Sakit Pluit akan sangat berarti dan efektif bilamana upaya perbaikan mutu menjadi tujuan sehari-hari dari setiap unsur di Rumah Sakit Pluit termasuk pimpinan, pelaksana pelayanan dan staf penunjang.

2. Pengertian 2.1. Mutu

a. Definisi secara konvensional.

Mutu atau Kualitas merupakan gambaran karakteristik langsung dari suatu produk seperti kinerja (performance), keandalan (realibility), kemudahan penggunaan (ease of use), estetika (esthetics), dan sebagainya. (Gaspersz, 2002)

b. Definisi secara strategi

Mutu atau Kualitas adalah segala yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers). (Gaspersz, 2004)

c. Menurut ISO 8402 (Quality Vocabulary)

Mutu atau Kualitas didefinisikan sebagai totalitas dari karakteristik suatu produk menunjang kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan atau ditetapkan. (Gaspersz, 2005)

d. Menurut A.V. Feigenbaum

Mutu adalah keseluruhan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran rekayasa, pembuatan dan pemeliharaan yang membuat produk dan jasa yang digunakan memenuhi harapan-harapan pelanggan. (Feigenbaum, 1996).

e. Menurut American Society For Quality Control

Mutu adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang atau jasa yang menunjukan kemampuannya untuk kebutuhan-kebutuhan yang tampak jelas maupun tersembunyi.

Dari definisi-definisi di atas, pengertian mutu secara garis besar orientasinya merujuk kepada kepuasan pelanggan yang merupakan tujuan perusahaan. Jadi, baik tidaknya suatu mutu produk dan jasa adalah sejauh mana kepuasan pelanggan atau konsumen.

(3)

2.2. Keselamatan Pasien

Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

Sejalan dengan waktu, rumah sakit yang mengikuti kerangka kerja yang baik akan dapat mengembangkan dukungan kepemimpinan yang lebih besar untuk program di tingkat rumah sakit; melatih dan melibatkan lebih banyak staf; menetapkan prioritas yang lebih jelas mengenai apa yang harus diukur; mengambil keputusan berdasarkan pengukuran data; dan membuat perbaikan atas dasar perbandingan terhadap rumah sakit lain, di tingkat nasional maupun internasional.

3. Kebijakan

Pembentukan suatu Panitia kerja dengan struktur organisasi yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan susunan personil tertentu guna memastikan pelaksanan program Perbaikan Mutu dan Keselamatan Pasien di RS Pluit bisa berlangsung baik.

Standar yang digunakan dalam program PMKP di RS Pluit mengacu kepada standar akreditasi KARS 2012 . Standar yang dipergunakan di dalam Perbaikan Mutu Keselamatan Pasien (PMKP) adalah :

PMKP A.1. Mereka yang bertanggung jawab untuk mengatur dan mengelola rumah sakit berpartisipasi dalam perencanaan dan pengukuran program

perbaikan mutu dan keselamatan pasien.

PMKP.A.2 Pemimpin rumah sakit bekerja sama melaksanakan program perbaikan mutu dan keselamatan pasien.

PMKP.A 3 Pemimpin menetapkan mana prioritas yang harus diukur dan kegiatan perbaikan serta keselamatan pasien mana yang harus dilaksanakan.

PMKP.A.4 Pemimpin menyediakan dukungan teknologi dan lain-lain bagi program perbaikan mutu dan keselamatan pasien.

(4)

PMKP.A.5 Informasi perbaikan mutu dan keselamatan pasien dikomunikasikan kepada staf.

PMKP.A. 6 Staf dilatih untuk berpartisipasi dalam program.

Rancangan Proses Klinis dan Manajerial

PMKP.B.1 Rumah sakit merancang sistem dan proses, baik yang baru maupun dari hasil modifikasi berdasarkan prinsip-prinsip perbaikan mutu

PMKP.B.2 Clinical practice guidelines (pedoman praktik klinis), clinical pathways alur klinis), dan/atau protokol klinis digunakan untuk memandu perawatan klinis.

Pengumpulan Data untuk Pengukuran Mutu

PMKP. C.1 Pemimpin rumah sakit mengidentifikasi ukuran-ukuran penting dalam struktur, proses, dan hasil kerja rumah sakit untuk digunakan dalam

rencana perbaikan mutu dan keselamatan pasien di tingkat keseluruhan organisasi.

4. Tujuan 4.1. Umum

Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui upaya perbaikan mutu pelayanan Rumah Sakit secara efektif dan efisien agar tercapai derajat kesehatan yang optimal.

4.2. Khusus

Tercapainya perbaikan mutu pelayanan Rumah Sakit melalui : a. Optimasi tenaga, sarana, dan prasarana.

b. Pemberian pelayanan sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan

kebutuhan pasien.

c. Pemanfaatan teknologi tepat guna, hasil penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan

(5)

5. Program Kegiatan , Cara dan Jadwal Pelaksanaan

Program kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :

a. Mengadakan pertemuan berkala sesama anggota Panitia PMKP Pluit untuk membahasa mengenai program kerja.

Cara : Membuat undangan dan memesan tempat pertemuan Waktu : Setiap hari Selasa Pk. 10.00 di Ruang Serbaguna

b. Membuat presentasi sasaran mutu kepada bagian-bagian untuk pengenalan kepada setiap bagian mengenai mutu dan sasaran mutu di RS Pluit dan bagian tersebut. Cara : Membuat undangan dan memesan tempat pertemuan

Waktu : 9 September 2013 untuk bagian manajemen dan 11 September 2013 untuk bagian medis.

c. Pembuatan sasaran mutu di setiap bagian-bagian

Cara : Setiap bagian membuat sendiri sasaran mutu bagiannya Waktu : bulan Oktober 2013

d. Pembahasan sasaran mutu tiap bagian

Cara : Masing-masing bagian melakukan pembahasan dengan panitia mutu

Waktu : bulan November 2013

e. Penetapan sasaran mutu tiap bagian

Cara : Membuat SPO sasaran mutu setiap bagian Waktu : bulan November 2013

f. Sosialisasi dan implementasi mutu setiap bagian Cara : Sosialisasi SPO dalam rapat koordinasi Waktu : Minggu pertama bulan Desember 2013 g. Pembuatan indikator mutu

Cara :

Waktu :

h. Monitoring dan Evaluasi

Cara :

(6)

Tabel 1.1 Rencana kerja kegiatan PMKP No K E G I A T A N B U L A N Jul-13 Agst 13 Sep-13 Oct-13 Nov-13 Dec-13 Jan-14 Feb-14 Mar-14 1 Pembentukan komite PMKP X

2 Presentasi sasaran mutu X

3 Setiap bagian diminta membuat sasaran mutu X 4 Pembahasan sasaran mutu setiap bagian X 5 Penetapan sasaran mutu setiap bagian X 6 Sosialisasi dan inplementasi mutu setiap bgn X

7 Pembuatan indikator mutu X

8 Monitoring dan Evaluasi X

6. Pencatatan dan Pelaporan

Setiap program kegiatan akan dibuat pencatatan meliputi surat undangan, daftar hadir dan notulen rapat. Hasil kegiatan dilaporkan oleh panitia mutu kepada Direksi secara berkala.

7. Monitoring dan Evaluasi

Pimpinan rumah sakit Pluit secara berkala melakukan monitoring dan evaluasi program perbaikan mutu dan keselamatan pasien yang dilaksankan oleh Komite PMKP rumah sakit Pluit. Komite PMKP setiap tahun melakukan evaluasi pedoman, kebijakan, sasaran dan indikator mutu yang dilaksanakan di setiap bagian.

8. Rekomendasi dan Tindak Lanjut

Rekomendasi dan tindak lanjut dirumuskan setiap akhir tahun kepada setiap bagian dan dilaporkan ke Direksi.

Gambar

Tabel 1.1 Rencana kerja kegiatan PMKP  No  K E G I A T A N  B  U   L   A   N   Jul-13  Agst 13   Sep-13   Oct-13   Nov-13   Dec-13   Jan-14   Feb-14   Mar-14  1  Pembentukan komite PMKP  X

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu tempat pembuangan sampah akhir di kota Pekanbaru, Riau yaitu TPA Muara Fajar menampung sampah- sampah yang berasal dari seluruh kota Pekanbaru, baik

Kepemilikan manajerial merupakan isu penting dalam teori keagenan sejak dipublikasikan oleh Jensen dan Meckling (1976) dalam Ujiyantho (2007) menyatakan bahwa

a) Untuk jalan arteri 2 arah terbagi dengan 4 lajur atau lebih, dilengkap Untuk jalan arteri 2 arah terbagi dengan 4 lajur atau lebih, dilengkapi dengan jalur lambat; i dengan

Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta untuk memenuhi kebutuhan tenaga Fasilitator Masyarakat (FM) reguler dalam melaksanakan tugas pendampingan

Hasil Penelitian : Melihat dari data responden dalam penelitian tentang IMT dan V maks menyatakan bahwa IMT dan V maks mahasiswa anggota Tapak Suci di Universitas

Proyek Akhir ini menggunakan metode eksperimen dengan teknik uji laboratorium, variabel yang berpengaruh dalam penelitian ini adalah variabel terikat (macam

Pada luka insisi operasi dilakukan infiltrasi anestesi local levobupivakain pada sekitar luka karena sekresi IL-10 akan tetap dipertahankan dibandingkan tanpa

Mohon kehadiran seluruh Pengurus Lengkap Pelkat PKLU dalam rapat yang akan dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 03 Juli 2017 pukul 12.00 WIB bertempat di Ruang