• Tidak ada hasil yang ditemukan

esens1 NARKOBA dr. Subagyo Partodiharjo Kesehatan Pmentit, Kelua Umum Komite Nasional Anti F'enyalahgunaan N8111oba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "esens1 NARKOBA dr. Subagyo Partodiharjo Kesehatan Pmentit, Kelua Umum Komite Nasional Anti F'enyalahgunaan N8111oba"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

.

, esens1

NARKOBA

dr. Subagyo Partodiharjo

�� Kesehatan Pmentit, Kelua Umum Komite Nasional Anti F'enyalahgunaan N8111oba

(2)

<26()�

0004 t)..l/' < Jv· 364-oM>

l

k

(3)

KENALI

NARKOBA

DAN MUSUHI PENYALAHGUNAANNYA

dr. SUBAGYO PAR TOOIHARJO OIREKTUR LEMBAGA KESEHATAN PREVENTIF

KETUA UMUM KOMITE NASIONAL ANTIPENYALAHGUNAAN NARKOBA

(4)

n\,

Perpustakaan BNN

\::::1

08201000049

65-16-008-0

Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya dr. Subagyo Partodiharjo

Editor: Daniel P. Purba, S.Sos. Theresia Vini S., S.E. Margaretha H. Eddy, M.B.A.

Ilustrator: Will A dan Mochammad Jehan

ESENSI

Setting dan lay-out: Bagian Produksi Penerbit Erlangga Dicetak: PT Gelora Aksara Pratama

08 07 7 6 5 4 3 2

Dilarang mengutip, menjiplak, atau memfotokopi sebagian otau seluruh isi buku ini serta memperjuolbelikannyo tonpo izin tertulis dari Penerbit Erlangga.

(5)

KENALI

NARKOBA

DAN MUSUHI PENYALAHGUNAANNYA

(6)
(7)

PENGA NTA R

Kampanye antinarkoba di Indonesia dapat dikatakan telah "sukses". Buktinya, hampir semua orang Indonesia telah mengetahui bahwa narkob a itu jahat. Kalau kita mengajak seseorang memakai narkoba, ia pasti menolak, bahkan marah. Orang Indonesia sangat benci kepada narkoba. Hal ini terlihat dari banyaknya 1 spanduk dan poster antinarkoba di mana-mana.

Namun, di sisi lain, jumlah pemakai narkoba di Indonesia meningkat secara mengerikan. Dalam kurun waktu 30 tahun (1970 - 2000 ) , jumlah pemakai naik 150 kali lipat atau 15.000 persen. Fantastis! Mengapa demikian? Itulah Indone­

sia.

"Benci narkoba, tetapi TIDAK TAHU apa itu narkoba"

Sangat sedikit jumlah rakyat Indonesia yang tahu dengan benar tentang narkoba. Tatkala presiden mengajak seluruh rakyat untuk berperang melawan narkoba, tetjadilah pertempuran tanpa kita ketahui siapa musuhnya. Dengan kondisi seperti itu, bagaimana mungkin pertempuran dapat kita menangkan?

Pedagang narkob a adalah orang- orang jahat yang cerdik dan pandai. Mereka memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat. Mereka tidak menawarkan narkoba sebagai narkoba, melainkan sebagai pil sehat, pil pintar, food supplement, dan lain-lain. Akibatnya, orang yang menyatakan antinarkoba itu tertipu, kemudian t<mpa sadar malah mengonsumsi narkoba.

Buku yang membahas tentang narkoba dari berbagai aspek telah banyak diterbitkan. Ada yang menguraikannya dari aspek farmakologi, aspek medis, aspek psikologi, sosial, hukum, dan lain-lain.

Buku ini menguraikan narkoba dengan b erbagai aspeknya secara populer dengan harapan masyarakat awam dan generasi muda atau pelajar pada khususnya dapat mengenali narkoba dengan mudah sehingga:

1. Tidak mengonsumsi narkoba.

2. Menolak ajakan untuk mengonsumsi narkob a.

3. Berpartisipasi secara aktif dalam upaya menanggulangi masalah penyalahgunaan narkoba di Indonesia.

PENYUSUN: dr. Subagyo Partodiharjo

Ketua umum Komite Anti Penyalahgunaan Narkoba

(8)
(9)

DAFTARISI

Pengantar •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• v

Daftar lsi ... vii

Bab I PENDAHULUAN •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• 1 1. Kita Telah Kalah Perang ... 2

2. Lalu, Mau Apa? ... 4

1 Bab II NARKOBA ITU APA? ... 7

1. Pengertian ... 10

2. Jenis-Jenis Narkoba ... 11

- Narkotika ... 11

- Psikotropika ... 15

- Bahan Adiktif lainnya ... 17

3. Mekanisme Kerja Narkoba dalam Tubuh ... 18

Bab Ill MENGAPA NARKOBA SANGAT BERBAHAYA? ... 25

1. 3 Sifat Jahat Narkoba ... 28

- Habitual . . ... . .. ... ... ... ... .. . ... .. . . ... . . . ... 28

- Adiktif ... 29

- Toleran ... 30

2. Dampak Terhadap Fisik ... 31

3. Dampak Terhadap Mental dan Moral... 32

4. Dampak Terhadap Keluarga, Masyarakat. dan Bangsa ... 33

5. Penyakit Akibat Pemakaian Narkoba ... 34

Bab IV NARKOBA POPULER YANG BANYAK DISALAHGUNAKAN ... 41

1. Ganja ... 44

2. Obat (Psikotropika) ... 45

3. Ekstasi ... 47

4. Shabu ... 48

5. Putaw ... 49

Bab V ROKOK ADALAH NARKOBA... 55

1. Nikmat dan Murah ... 58

2. Dua Puluh Racun Maut dalam 4000 Macam Zat Kimia ... 59

3. Perokok Pasif ... 60

4. Lebih Jahat daripada Narkoba ... 61 Oaftar isi vii

(10)

5. Perangsang Kreativitas yang Berbahaya ... . . . ... 62

6. Perokok Cilik, Riwayatmu Nanti ... . ... . 63

7. Rokok Adalah Jembatan Em as ... ... . . . ... ... 63

8. Tolak Ajakan Merokok ... ... ...•... 65

Bab VI MENGAPA ORANG MEMAKAI NARKOBA? ... 67

1. Ingin Kenikmatan yang Cepat ... ... ... 70

2. Ketidaktahuan ... 71

3. Alasan Internal . . . ... . ... ... ... . ... 72

4. Alasan Keluarga ... ... ... ... . . ... . ... ... ... 77

5. Alasan Orang Lain . . . . .. . . .. ... 78

6. Jaringan Peredaran Luas Sehingga Narkoba Mudah Didapat ... . 79

7. Strategi Pemasaran yang Jitu ... ... ... .. 81

Bab VII CIRI-CIRI UMUM PENGGUNA NARKOBA ... 85

1. Tahapan Pemakaian ... ... 88

2. Multiple Drugs... 91

3. Kew aspadaan Orang Tua . . . . ... ... ... 91

4. Perubahan Sikap dan Perilaku Anak .. ... ... 93

Bab VIII UPAYA PENANGGULANGAN PENGGUNA NARKOBA ... 97

1. Promotif ... .. . . ... ... ... ... . . ... . . ... 100

2. Preventif ... ... . . . . ... 100

3. Kuratif ... . ... ... 102

4. Rehabilitatif ... . ... . . ... ... ... 105

5. Represif ... ... . 107

6. Sikap Terhadap Pengguna Narkoba ... ... . . ... 109

Bab IX NARKOBA DAN HUKUM ... 115

1. Undang-Undang .... ... . . ... .. . ... ... . . 118

2. Penerapan Hukum dalam Keseharian . ... .... ... . . . ... 118

3. Pelanggaran Terhadap UU No. 12 Th. 1997 Tentang Narkotika ... 120

4. Pelanggaran Terhadap UU No. 5 Th. 1997 Tentang psikotropika ... . ... . . . ... 121

5. Peran Serta Masyarakat ... . ... . ... 122

6. Istilah InternalfKode Rahasia ... .. . . ... ... 123

DAFTAR PUSTAKA... 125

TENTANG PENGARANG ... 126

(11)
(12)
(13)

BABI

PENDAHULUAN

Kita telah kalah dalam perang melawan narkoba. Buktinya, jumlah dan kualitas penyalahgunaan narkoba semakin meningkat. Dampak buruk penyalahgunaannya pun semakin menyengsarakan.

Sumber segala musibah ini adalah ketidaktahuan rakyat tentang narkoba di tengah kegetiran hidup yang menghimpit.

Pengetahuan tentang seluk-beluk narkoba harus dimiliki oleh seluruh rakyat agar mereka tahu, sadar, dan karena itu dapat ikut berperang dan menang. Itulah kunci sukses untuk memenangi perang melawan penyalahgunaan narkoba.

(14)

1. KITA TELA H KA LA H PERA NG

Walaupun perang melawan penyalahgunaan narkoba belum seles

h

i, tetapi dalam pertempuran itu ternyata kita telah mengalami kekalahan yang besar. Tanda-tandanya adalah sebagai berikut:

• Jumlah Pemakai Naik 150 Kali Lipat dalam Waktu 30 Tahun Pada tahun 1970, jumlah pemakai narkoba diperkirakan 130.000 orang. Namun, pada akhir tahun 2000, jumlahnya menjadi 2 juta orang. Berarti. dalam waktu 30 tahun, jumlah pengguna narkoba naik sebanyak 150 kali lipat atau 15.000%. Perhatikanlah perbedaan yang sangat menyolok itu.

Jangankan turun, bertahan saja tidak! Jumlahnya malah naik secara spektakuler. Banyak korban yang telah berjatuhan. Kalau hari ini keluarga kita belum terkena, jangan sombong dan lengah. Siapa tahu besok anggota keluarga kita menjadi korban baru? Kita harus waspada.

• Kelompok Pemakai Makin Bervariasi

Bila di masa lalu pengguna narkoba adalah para pemuda berandalan yang berasal dari keluarga berantakan, sekarang pengguna narkoba lebih bervariasi. Bukan hanya pemuda, ada juga wanita, lansia, anak-anak, ibu rumah tangga, bahkan ada juga eksekutif, pejabat, aparat pemerintah, tokoh masyarakat, polisi, politisi, pengangguran, ahli hukum, dokter, pemuka agama, dan sebagainya.

Mereka bukan hanya dari keluarga berantakan, melainkan juga dari keluarga harmonis.

• Daerah Penyebaran Semakin Meluas

Dulu pengguna narkoba hanya ada di kota-kota besar. Sekarang pelakunya meluas ke kota kecil, bahkan ke desa-desa di seluruh pelosok negeri. Di sebuah desa di tepi di lereng gunung Raung, Jawa Timur, pun narkoba telah akrab dengan masyarakat. Desa-desa di luar Pulau Jawa telah dijamahnya. Tidak ada wilayah yang bebas narkoba di Indonesia.

(15)

• Keterlibatan Indonesia Meningkat

Dalam perdagangan narkoba di dunia, dulu Indonesia hanya menjadi tempat singgah sementara (transit) narkoba dari daerah segitiga emas (Birma, Kamboja, Thailand) yang akan dibawa ke Eropa, Amerika, Australia, atau Jepang.

Sekarang Indonesia sudah meningkat menjadi daerah pemasaran. Artinya, pedagang narkoba sengaja datang ke Indonesia untuk beljualan narkoba, dan pembelinya adalah orang Indonesia. Peran Indonesia kini bahkan sudah meningkat menjadi daerah pembuat (produsen). Belakangan, narkoba yang dibuat di Indonesia kemudian diekspor ke luar negeri. Indonesia telah menjadi daerah pengekspor narkoba. Dari daerah transit, Indonesia menjadi pasar, produsen, dan akhirnya eksportir narkoba.

• Penyakit yang-Menyertainya Semakin Berbahaya

Meningkatnya jumlah pemakai narkoba, terutama yang menggunakan jarum suntik, telah menambah jumlah penderita penyakit menular seksual, seperti HIV /AIDS, hepatitis B, hepatitis C, sifilis, dan sebagainya. HIV/AIDS dan hepatitis adalah penyakit yang mematikan, mudah menular, dan belum ada obatnya.

Berdasarkan penelitian lembaga-lembaga penanggulangan masalah narkoba, 70% pemakai narkoba yang menggunakan jarum suntik di Jakarta telah tertular HIV/AIDS. Penyakit itu awalnya menular di antara sesama pemakai narkoba, namun akhirnya dapat menular kepada keluarganya dan masyarakat luas.

• Jenis dan Kualitas Narkoba Meningkat

Dulu kebanyakan pemakai narkoba hanya mengonsumsi ganja, psikotropika, atau paling tinggi morfin. Sekarang jenis narkoba sudah bertambah banyak - ekstasi, shabu, kokain, heroin (putaw). Kini bahkan ada heroin generasi baru dengan daya adiksi yang lebih kuat. Reaksinya lebih cepat serta lebih berat (lebih 'greng') . Peningkatan jenis dan kualitas narkoba membuat dampak ikutan yang ditimbulkannya semakin berbahaya.

(16)

• Sindikat Narkoba Semakin Piawai

KeterampiLan tenaga pemasar dan pengedar narkoba semakin hebat. Sindikat perdagangan narkoba adaLah tenaga-tenaga manajemen dan pemasaran profesional. Mereka kini sudah menggunakan fasilitas teknoLogi modern, seperti teLepon seLuLer, internet, dan Lain-Lain. Untuk konsumen tertentu, pemasaran dilakukan dengan cara memaksa, menipu, sampai bujuk rayu.

Sindikat narkoba terdiri dari penjahat sampai ke pejabat dan aparat, dari pedagang 'asongan' yang diuber-uber petugas, sampai oknum berpenampiLan dermawan. Bahkan ada yang tampil sebagai pengurus Lembaga sosiaL yang pura-pura ikut memerangi penyaLahgunaan narkoba.

• Dampak Negatifnya Semakin Parah dan Luas

PenyaLahgunaan narkoba tidak hanya berdampak pada merosotnya kuaLitas manusia, tetapi juga meningkatnya jumLah dan kuaLitas kriminaLitas. Jenis kejahatan bukan hanya kejahatan kecil, meLainkan sudah menjadi kejahatan besar dan sadis, penipuan, penyiksaan, pembunuhan, sampai korupsi, koLusi, nepotisme, bahkan pengaturan personil pejabat.

Dunia narkoba sangat erat dengan peLacuran, korupsi, manipuLasi, serta kriminaLitas. Demi narkoba, tidak jarang seorang anak tega membunuh saudara, ayah, ibu, kakek, atau neneknya.

Narkoba dapat mengubah man usia menjadi kej a m , tidak berperikemanusiaan, berbudi pekerti rendah, berperangai dan berakhLak Lebih buruk dari binatang.

Ada 8 indikasi 'kekaLahan' kita daLam pertempuran meLawan narkoba. Harus ada terobosan baru u ntuk menghadapi Laju badai penyaLahgunaan narkoba.

2. LAL U, MAU A PA?

BiLa kuaLitas manusia bangsa kita rendah, sementara kriminaLitas terus meningkat, ekonomi kacau baLau, produktivitas menurun, korupsi, koLusi, dan nepotisme meningkat, kehancuran Indonesia Lambat-Laun pasti akan terwujud. KaLau demikian, apa day a kita?

(17)

Masalah narkoba ini adalah malapetaka yang dapat membumihanguskan tujuan proklamasi 17 Agustus 1945. Siapa yang harus menghadapinya? Polisikah? Jaksa dan hakim? Badan imigrasi? Departemen Kesehatan? TNI? Siapa?

Sebagaimana nenek moyang kita dulu bersama-sama berjuang melawan penjajah, kali ini pun musuh tidak dapat dikalahkan jika seluruh rakyat tidak berjuang bersama. Perjuangan rakyat tidak boleh sendiri-sendiri, melainkan harus bersama, serentak, dan bahu membahu. Jadi, perang melawan narkoba harus menjadi gerakan nasional.

Keluarga Berencana berhasil menurunkan angka kelahiran karena menjadi gerakan nasional. Penanggulangan penyalahgunaan narkoba juga harus demikian.

Pemerintah dengan segenap institusinya, lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyar�katan, dan masyarakat luas harus menyatu dalam satu gerakan yang terencana, terarah, terpadu, sistematis, dan berkelanjutan dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba sampai tuntas. Gerakan ini bukan gerakan sporadis atau gerakan 'hangat-hangat tahi ayam' untuk mencari popularitas semata.

Bagaimanapun bentuk gerakan penanggulangan itu, ada satu hal yang tidak boleh dilupakan: rakyat harus mengenal seluk-beluk narkoba. Hanya rakyat yang mengenal narkoba yang tidak dapat diperdaya oleh sindikat narkoba sehingga dapat ikut berperang dan menang.

Dalam pertempuran, ada satu syarat yang harus dipenuhi jika ingin menang, yaitu mengenali musuh. Bila tidak mengenali musuh, kita akan mati ditembak oleh lawan yang kita sangka kawan.

Banyak orang yang membenci, memusuhi, dan menyatakan ikut memberantas penyalahgunaan narkoba, tetapi justru memakai narkoba. Mengapa demikian? Hal itu terjadi karena ia tidak tahu bahwa yang ia minum setiap hari adalah narkoba. Ia ditipu oleh 'pedagang' yang menawarkan food supplement, 'pil sehat', atau 'pil pintar', dan berbagai sebutan lainnya.

Jumlah korban sudah banyak, tetapi jumlah rakyat yang belum menjadi korban masih jauh lebih banyak, kira-kira 99%. Oleh karena itu, sambil memberantas pengedar dan bandar serta mengobati korban yang semakin meluas itu, mari kita selamatkan mereka yang belum memakai narkoba. Pendahuluan 5

(18)

Caranya adalah dengan menambah wawasan dan membangun kesadaran mereka agar waspada dan tidak tedebak dalam perilaku menyimpang penyalahgunaan narkoba.

Narkoba musuh nomor satu bangsa Indonesia INDIKASI

JUMLAH PEMAKAI BERTAMBAH TERUS.

Naik pesat, spektakuler dalam 30 tahun - 150 x lipat.

JENIS KELOMPOK PEMAKAI. Makin bervariasi.

OAERAH PENYEBARAN SEMAKIN MELUAS. Kota besar - kota kecil - desa di seluruh Indonesia. MENINGKATNYA "PERANAN" INDONESIA.

Transit - Pasar - Produsen - Eksportir.

PENYAKIT PENYERTA MAKIN BERBAHAYA. HIV/AIOS, Hepatitis, Sift/is

JENIS, KUALITAS, DAN JUMLAH NARKOBA.

Semakin meningkat.

SINDIKAT MAKIN KUAT, PIAWAI, PROFESIONAL. Penjahat - Pejabat - Aparat: Kolusi. DAMPAK NEGATIF SEMAKIN MELUAS.

Kriminalitas, korupsi, kolusi, nepotisme.

AKIBATNYA: 1. Kualitas SDM merosot 2. Kriminalitas meningkat 3. Kamtibmas terganggu 4. Kerawanan ekonomi 5. Kerawanan politik 6. Kerawanan sosial-budaya 6 Pendahuluan AN CAM AN KEUTUHAN DAN KEHANCURAN NEGARA

(19)

BAB II

NARKOBA

ITU APA?

(20)
(21)

BABII

NARKOBA

ITU APA?

Kepanjangan narkoba yang populer namun keliru adalah "narkotika dan obat berbahaya". Yang benar, narkoba adalah singkatan dan· narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya.

Dengan pertolongan dokter, banyak jenis narkoba yang besar manfaatnya untuk kesembuhan dan keselamatan manusia. Masalahnya, apabila narkoba itu disalahgunakan, bukan manfaat yang didapat, melainkan malapetaka.

Jadi, yang harus diperangi adalah penyalahgunaannya, bukan narkobanya.

(22)

1. PENGERTIA N

Awalnya kita dulu "sepakat" untuk menamai barang haram itu 'narkoba' dengan kepanjangan narkotika dan obat berbahaya.

lama-kelamaan disadari bahwa kepanjangan narkoba tersebut keliru, sebab istilah obat "berbahaya" dalam ilmu kedokteran adalah obat­ obatan yang tidak boleh dijual bebas karena pemberiannya dapat membahayakan bila tidak melalui pertimbangan medis. Jenis obat seperti itu sangat banyak dan sifatnya tidak tergolong narkoba, misalnya antibiotik, obat jantung, obat darah tinggi, dan sebagainya. Semua obat tersebut adalah obat berbahaya, tetapi bukan narkoba.

Kepanjangan narkoba yang tepat adalah narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif Lainnya.

Banyak jenis narkotika dan psikotropika memberi manfaat yang besar bila digunakan dengan baik dan benar dalam bidang kedokteran. Narkotika dan psikotropika dapat menyembuhkan banyak penyakit dan mengakhiri penderitaan. Jasa narkotika dan psikotropika sangat besar dalam kehidupan di masa Lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Tindakan operasi (pembedahan) yang dilakukan oleh dokter harus didahului dengan pembiusan. Padahal, obat bius tergolong narkotika. Orang yang mengalami stres dan gangguan jiwa diberi obat-obatan yang tergolong psikotropika oleh dokter agar dapat sembuh.

Dengan pengertian seperti itu, narkoba jelas tidak selalu berdampak buruk. Banyak jenis narkoba yang sangat bermanfaat dalam bidang kedokteran. Karenanya, sikap antinarkoba adalah keliru. Yang benar adalah anti penyalahgunaan narkoba. Jadi, yang kita perangi bukan narkoba, melainkan penyalahgunaannya.

Salah Kaprah

Pemerintah dan rakyat sudah terlanjur memberikan stempel negatif kepada kata narkoba, seolah-olah narkoba tidak berguna. Karena itu, di mana­ mana banyak spanduk, poster, dan brosur yang berbunyi "perangi narkoba", "basmi narkoba", "haramkan narkoba", dan sebagainya. Banyak pemimpin dan pejabat yang menyerukan agar rakyat memusuhi narkoba, berperang melawan narkoba, jihad terhadap narkoba, dan sebagainya. Padahal, sebagian besar narkoba bermanfaat.

(23)

Apabila kekeliruan itu dianggap benar karena terlanjur dibiasakan, kepanjangan narkoba harus diubah Lagi menjadi:

"Narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lain YANG DISALAHGUNAKAN". Kata "yang disalahgunakan" memberikan pengertian bahwa narkoba itu tidak selalu berkonotasi negatif. Dengan begitu, narkotika dan psikotropika yang digunakan dengan baik dan benar oleh dokter untuk mengobati pasiennya tidak termasuk narkoba. Yang diberi nama narkoba hanya yang disalahgunakan.

Di dalam jajaran tenaga medis, narkoba diberi nama Lain NAPZA. Kepanjangannya adalah narkotika, psikotropika, zat adiktif Lainnya.

2. JENIS-JENIS NA RKOBA

Narkoba dibagi dalam 3 jenis, yaitu narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif Lainnya. Tiap jenis dibagi-bagi Lagi ke dalam beberapa kelompok. • Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun bukan sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran dan hilangnya rasa. Zat ini dapat mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Narkotika memiliki daya adiksi (ketagihan) yang sangat berat. Narkotika juga memiliki daya toleran (penyesuaian) dan daya ha­ bitual (kebiasaan) yang sangat tinggi. Ketiga sifat narkotika inilah yang meyebabkan pemakai narkotika tidak dapat Lepas dari "cengkeraman" -nya.

Berdasarkan Undang-Undang No. 22 tahun 1997, jenis narkotika dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu narkotika golongan I, golongan II, dan golongan III.

Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan apa pun, kecuali untuk penelitian atau ilmu pengetahuan. Contohnya adalah ganja, heroin, kokain, morfin, opium, dan Lain­ Lain.

(24)

Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah petidin dan turunannya, benzetidin, betametadol, dan lain­ lain.

Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah kodein dan turunannya.

Berdasarkan cara pembuatannya, narkotika dibedakan ke dalam 3 golongan juga, yaitu narkotika alami, narkotika semisintetis, dan narkotika sintetis.

1) Narkotika Alami

Narkotika alami adalah narkotika yang zat adiktifnya diambil dari tumbuh-tumbuhan (alam). Contohnya:

1. Ganja

Ganja adalah tanaman perdu dengan daun menyerupai daun singkong yang tepinya bergerigi dan berbulu .

halus. Jumlah jarinya selalu ganjil, yaitu 5, 7, 9. Tumbuhan ini banyak tumbuh di beberapa daerah di In­ donesia, seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, Pulau Jawa, dan lain-lain.

Daun ganja sering digunakan sebagai bumbu penyedap masakan. Bila digunakan sebagai bumbu masak, daya adiktifnya rendah. Namun, tidak demikian bila dibakar dan asapnya dihirup.

Cara penyalahgunaannya adalah dikeringkan dan dicampur dengan tembakau rokok atau dijadikan rokok lalu dibakar serta dihisap.

(25)

2. Hasis

Hasis adalah tanaman serupa ganja yang tumbuh di Amerika Latin dan Eropa. Daun ganja, hasis, dan mariyuana juga dapat disuling dan diambil sarinya. Dalam bentuk cair, harganya sangat mahal. Gunanya adalah untuk disalahgunakan oleh pe­ madat-pemadat "kelas­ tinggi".

3. Koka

Koka adalah tanaman perdu mirip pohon kopi. Buahnya yang matang berwarna merah seperti biji kopi. Dalam komunitas masyarakat Indian kuno, biji koka sering digunakan untuk menambah kekuatan orang yang berperang atau berburu binatang. Koka kemudian diolah menjadi kokain.

4. Opium

Opium adalah bunga dengan bentuk dan warn a yang indah. Dari getah bunga opium dihasilkan candu (opiat). Di Mesir dan daratan Cina, opium dulu digunakan untuk mengobati beberapa penyakit, memberi

kekuatan, atau menghilangkan rasa sakit pada tentara yang terluka sewaktu berperang atau berburu.

(26)

Opium banyak tumbuh di "segitiga emas" antara Burma, Kamboja, dan Thailand, atau di daratan Cina dan "segitiga emas" Asia Tengah, yaitu daerah antara Afganistan, Iran, dan Pakistan.

Dalam kalangan perdagangan internasional, ada kebiasaan (keliru) menamai daerah tempat penanaman opium sebagai daerah "emas". Diberi nama demikian karena perdagangan opiat sangat menguntungkan.

Karena bahayanya yang besar, daerah seperti itu keliru jika diberi predikat emas. Daerah sumber produksi opiat sepantasnya disebut "segitiga setan" atau "segitiga iblis". 2) Narkotika Semisintetis

Narkotika semisintetis adalah narkotika alami yang diolah dan diambil zat aktifnya (intisarinya) agar memiliki khasiat yang Lebih kuat sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kedokteran.

Contohnya:

1. Morfin: dipakai dalam dunia kedokteran untuk meng­ hil!lngkan rasa sakit atau p e m bi usan pada operasi (pembedahan).

2. Kodein: dipakai untuk obat penghilang batuk.

3. Heroin: tidak dipakai dalam pengobatan karena daya adiktifnya sangat besar dan ma nfaatnya secara medis belum dite m u kan. Dalam perdagangan gelap, heroin diberi nama putaw, atau pete/pt. Bentuknya seperti tepung terigu: halus, putih, dan agak kotor.

4. Kokain: hasil olahan dari biji koka.

(27)

3) Narkotika Sintetis

Narkotika sintetis adalah narkotika palsu yang dibuat dari bahan kimia. Narkotika ini digunakan untuk pembiusan dan pengobatan bagi orang yang menderita ketergantungan narkoba (substitusi). Contohnya:

1. Petidin: untuk obat bius lokal, · operasi kecil, sun at, dsb. 2. Methadon: untuk pengobatan pecandu narkoba.

3. Naltrexon: untuk pengobatan pecandu narkoba.

Selain untuk pembiusan, narkotika sintetis biasanya diberikan oleh dokter kepada penyalahguna narkoba untuk menghentikan kebiasaannya yang tidak kuat melawan suggesti (relaps) atau sakaw. Narkotika sintetis berfungsi sebagai "pengganti sementara". Bila sudah benar-benar bebas, asupan narkoba sintetis ini dikurangi sedikit demi sedikit sampai akhirnya berhenti total. • Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintetis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku.

Psikotropika adalah obat yang digunakan oleh dokter untuk mengobati gangguan jiwa (psyche). Berdasarkan Undang-Undang No. 5 tahun 1997, psikotropika dapat dikelompokkan ke dalam 4 golongan.

Golongan I adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan sedang diteliti khasiatnya. Contohnya adalah MDMA, ekstasi, LSD, dan STP.

Golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah amfetamin, metamfetamin, metakualon, dan sebagainya.

Golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah lumibal, buprenorsina, fleenitrazepam, dan sebagainya.

Golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah nitrazepam (BK, mogadon, dumolid), diazepam, dan lain-lain.

(28)

Berdasarkan ilmu farmakologi, psikotropika dikelompokkan ke dalam 3 golongan: depresan, stimulan, dan halusinogen.

1) Kelompok depresanfpenekan saraf pusatfpenenangfobat tidur Contohnya adalah valium, BK, rohipnol, mogadon, dan lain-lain. Jika diminum, obat ini memberikan rasa tenang, mengantuk, tentram, damai. Obat ini juga menghilangkan rasa takut dan gelisah.

2) Kelompok stimulanjperangsang saraf pusatjantitidur Contohnya adalah amfetamin, ekstasi, dan shabu.

am bien centrax equanil 6 Narkoba itu a a? amytalsodium dalmane halcion ativan doriden klonopin

(29)

Ekstasi berbentuk tablet beraneka bentuk dan warna. Amfetamin berbentuk tablet berwarna putih. Bila diminum, obat ini mendatangkan rasa gembira, hilangnya rasa permusuhan, hilangnya rasa marah, ingin selalu

)

r ::- ·.·· .

-

(

,

-'·

(

{�

/ ',

·

�!

'

/

.

·

.

'

1y

,.

aktif, badan terasa fit, dan tidak merasa Lapar. Daya kerja otak menjadi serba cepat, namun kurang terkendali. Shabu berbentuk tepung kristal kasar berwarna putih bersih seperti garam. 3) Kelompok halusinogen

Halusinogen adalah obat, zat, tanaman, makanan, atau minuman yang dapat menimbulkan khayalan. Contohnya adalah LSD (Lysergic Acid Oiethyltamide), getah tanaman kaktus, kecubung, jamur tertentu (misceline), dan ganja.

Bila diminum, psikotropika ini dapat mendatangkan khayalan tentang peristiwa-peristiwa yang mengerikan, khayalan tentang kenikmatan seks, dsb. Kenikmatan didapat oleh pemakai setelah ia sadar bahwa peristiwa mengerikan itu bukan kenyataan, atau karena kenikmatan-kenikmatan yang dialami, walaupun hanya khayalan.

• Bahan Adiktif lainnya

Golongan adiktif Lainnya adalah zat-zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan. Contohnya:

1. Rokqk

2 . Kelompok alkohol dan minuman Lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan.

3. Thinner dan zat-zat Lain, seperti Lem kayu, penghapus cair, a seton, cat, bensin, yang hila dihisap, dihirup, dan dicium, dapat memabukkan.

Jadi, alkohol, rokok, serta zat-zat Lain yang memambukkan dan menimbulkan ketagihan juga tergolong narkoba.

(30)

3. MEKANISME KERJA NARKOBA DALAM TUBUH Bagaimana narkoba bekerja di dalam tubuh manusia? Cara kerja narkoba berbeda-beda, tergantung cara pemakaiannya.

Cara pemakaian narkoba dapat dibedakan atas:

1. Melalui saluran pernapasan: dihirup melalui hidung (shabu), dihisap sebagai rokok (ganja).

2 . Melalui saluran pencernaan: dimakan atau diminum (ekstasi, psikotropika).

3. Melalui aliran darah: disuntikkan melalui pembuluh darah (putaw), ditaburkan ke sayatan di kulit (putaw, morfin).

• Melalui Saluran Pemapasan

Narkoba yang masuk ke saluran pernapasan setelah melalui hidung atau mulut, sampai ke tenggorokan, terus ke bronkus, kemudian masuk ke paru-paru melalui bronkiolus, dan berakhir di alveolus.

Di dalam alveolus, butiran "debu" narkoba itu diserap oleh pembuluh darah kapiler, kemudian dibawa melalui pembuluh darah vena ke jantung. Dari jantung, narkoba disebar ke seluruh tubuh. Narkoba masuk dan merusak organ tubuh (hati, ginjal. paru, usus, limpa, otak, dan lain­ lain).

Narkoba yang masuk ke dalam otak merusak sel otak. Kerusakan pada sel otak menyebabkan kelainan pada tubuh (fisik) dan jiwa (mental dan moral). Kerusakan sel otak menyebabkan terjadinya perubahan sifat, sikap, dan perilaku.

(31)

Reaksi pemakaian narkoba akan terasa bila sudah masuk ke otak 1 - Hidung 2 = Kerongkongan 3 - Bronkus 4 = Bronkiolus otak ginjal

(Aj

paru-paru

)J

lam bung

5 -Kapiler 6 = Vena 7 -Jantung usus

(32)

• Melalui Saluran Pencemaan

Narkoba masuk melalui saluran pencernaan setelah melalui mulut, diteruskan ke kerongkongan, kemudian masuk ke lambung, dan diteruskan ke usus.

Di dalam usus halus, narkoba dihisap oleh jonjot usus, kemudian diteruskan ke dalam pembuluh darah kapiler. Narkoba lalu masuk ke pembuluh darah balik, selanjutnya masuk ke hati. Dari hati, narkoba diteruskan melalui pembuluh darah ke jantung, kemudian menyebar ke seluruh tubuh.

Narkoba masuk dan merusak organ-organ tubuh (hati, ginjal, paru-paru, usus, limpa, otak, dll.).

Setelah di otak, narkoba merusak sel-sel otak. Karena fungsi dan peranan sel otak, narkoba tersebut menyebabkan kelainan tubuh (fisik) dan jiwa (mental dan moral). Cara pemakaian seperti ini mendatangkan reaksi setelah relatif lebih lama karena jalurnya panjang.

Reaksi pemakaian narkoba akan terasa bila sudah masuk ke otak

otak ginjal paru-paru

)J

lam bung usus 1 = Mulut 2 = Kerongkongan 3 = Lambung 4 = Usus 5 = Kapiler 6 = Vena 7 -Hati 8 = Jantung

(33)

Melalui Aliran Darah

Berbeda dengan dua jalan sebelumnya, jalan ini adalah jalan tercepat atau "jalan tol". Narkoba langsung masuk ke pembuluh darah vena, terus ke jantung, dan seterusnya sama dengan mekanisme melalui saluran pencernaan dan pernapasan.

Skema allran narkoba dalam tubuh pemakainya

0

Melalui Saluran Pernapasan 1. Hidung

2. Tenggorokan 3. Bronkus

4. Paru-paru (D) 5. Jantung (C)

6. Dtak (E) dan organ tubuh (F) v Melalui Saluran Pencernaan

1. Mulut 2. Lambung 3. Usus (A) 4. Hati (B) 5. Jantung (C) 6. Paru-paru (D) 7. J antung (C)

8. Otak (E) dan organ tubuh (F) Melalui Pembuluh Darah

1. Pembuluh darah Balik (Vena)

!. Jantung (C) 3. Paru-paru (D) 4. J antung (C)

5. Otak (E) dan organ tubuh (F) Aliran narkoba melalui jalan ke-3 (pembuluh darah) adalah yang tersingkat dan tanpa penyusutan kadar narkoba sehingga disebut jalan tol. Aliran paling lambat dengan kadar narkoba yang banyak berkurang adalah aliran ke-2 (pencernaan).

(34)

PENGGOLONGAN NARKOBA

BERDASARKAN UU NO. 22 TAHUN 1997 & UU No. 5 TAHUN 1997

1. Narkotika GOLONGAN 1:

- Oaya adiktif sangat tinggi

- Tidak berguna untuk pengobatan

- Hanya untuk penelitian resmi oleh pemerintah

Contoh: ganja, kokain, heroin

GOLONGAN II:

- Daya adiktif tinggi dan berguna untuk kedokteran Contoh: morfin, petidin

GOLONGAN III:

Oaya adiktif ringan dan berguna untuk kedokteran Contoh: kodein

2. PSIKOTROPIKA GOLONGAN 1:

- Daya adiktif sangat kuat

-Tidak berguna untuk kedokteran

- Hanya untuk penelitian resmi oleh pemerintah

GOLONGAN II:

Oaya adiktif tinggi dan berguna untuk kedokteran

Contoh: morfin, petidin

GOLONGAN III:

Daya adiktif sedang dan berguna untuk kedokteran Contoh: obat antidepresi

GOLONGAN IV:

Oaya adiktif ringan, berguna untuk kedokteran Contoh: obat penenang dan obat tidur

(35)

JENIS-JENIS NA RKOBA BERDASARKAN FARMAKOLOGI DAN PEMBUATAN

I. GOLONGAN NARKOTIKA: ALAM

GANJA, HASIS, OPIUM, KOKA, DLL.

SEMISINTETIS

MORFIN, HEROIN, KOKAIN, DLL. SINTETIS

METADON, PETIDIN, NALTREXON, DLL.

II. GOLONGAN PSIKOTROPIKA:

DEPRESAN/PENENANG/OBAT TIDUR VALIUM, BK, ROHIPNOL, MOGADON, DLL. STIMULAN/PERANGSANG OTAK

AMFETAMIN, EKSTASI, SHABU-SHABU, DLL.

HALUSINOGEN/KHAYALAN

LSD, DLL.

III. GOLONGAN ADIKTIF LAIN:

I

L

ROKOK, ALKOHOL, THINNER, BENSIN, PENGHAPUS CAIR, LEM, SPIRITUS, DLL.

(36)

Kualitas suatu bangsa dibangun di atas kualitas sumber daya manusianya. Narkoba tidak hanya merusak generasi muda, tetapi juga pejabat dan aparat, polisi dan politisi, pengusaha dan penguasa, ayah dan ibunda, semua lapisan dan kelompok masyarakat. Dalam peperangan melawan penyalahgunaan narkoba, pecinta negeri ini harus bersatu padu

bahu-membahu.

(37)

BAB III

MENGAPA

NARKOBA SANGAT

BERBAHAYA?

(38)
(39)

BAB III

MENGAPA

NARKOBA SANGAT

BERBAHAYA?

Narkoba memiliki 3 sifat jahat sekaligus, yaitu:

v Habitual

v Adiktif v Toleran

Ketiga sifat jahat itulah yang menyebabkan pemakai narkoba terperosok ke dalam jebakan; maju lebur, mundur hancur.

Ketiga sifat inilah yang membuat pemakai narkoba menjadi budak setia selamanya atau mati merana sia-sia.

(40)

1. 3 SIFAT JAHAT NARKOBA

Berbeda dengan obat atau zat lainnya, narkoba memiliki 3 sifat jahat yang dapat membelenggu pemakainya untuk menjadi budak setia. Ia tidak dapat meninggalkannya, selalu membutuhkannya, dan mencintainya melebihi siapa pun. Tiga sifat khas yang sangat berbahaya itu adalah habitual. adiktif, dan toleran.

• Habitual

Habitual adalah sifat pada narkoba yang membuat pemakainya akan selalu teringat, terkenang, dan terbayang sehingga cenderung untuk selalu mencari dan rindu (seeking). Sifat inilah yang menyebabkan pemakai narkoba yang sudah sembuh kelak bisa kambuh (relapse) dan memakai kembali. Perasaan kangen berat ingin memakai kembali disebabkan oleh kesan kenikmatan yang dalam bahasa gaul disebut nagih (suggest). Sifat habitual juga mendorong pemakai untuk selalu mencari dan memiliki narkoba. Walaupun di sakunya masih banyak narkoba, ia tetap ingin punya Lebih banyak lagi. Sifat seperti itu disebut craving (membutuhkan).

Semua jenis narkoba memiliki sifat habitual dalam kadar yang bervariasi. Sifat habitual tertinggi ada pada heroin (putaw). Kemungkinan kambuh pemakai putaw sangatlah tinggi sehingga pemakainya dianggap mustahil dapat bebas selamanya, 100%.

Secara medis diambil kesepakatan bahwa mantan pemakai yang dapat bebas narkoba (tidak memakai narkoba sama sekali) selama lebih dari 2 tahun dapat dianggap sukses atau 'sembuh: Walaupun setelah itu orang tersebut memakai kembali, kemudian berhenti dan 2 tahun kemudian kumat dan seterusnya berulang-ulang, orang seperti itu secara medis 'dianggap' telah sembuh.

Suggest adalah penggoda terkuat yang menyebabkan pemakai narkoba yang sudah sembuh pada suatu saat kembali memakai. Jenis makanan apa pun tidak akan menyebabkan suggest kecuali narkoba.

Suggest hanya dapat dikalahkan oleh TEKAD yang sangat besar yang lahir dari kesadaran tinggi yang didasari oleh pengetahuan yang benar, didukung oleh iman yang teguh, dan anugerah dari Tuhan Yang Maha Pengasih.

Suggest akan terasa lebih ringan kalau dihadapi sambil aktif bekerja atau mengembangkan hobi.

(41)

• Adiktif

Adiktif adalah sifat narkoba yang membuat pemakainya terpaksa memakai terus dan tidak dapat menghentikannya. Penghentian atau pengurangan pemakaian narkoba akan menimbulkan 'efek putus zat' atau withdrawal effect, yaitu perasaan sakit luar biasa, atau dalam bahasa gaul disebut SAKAW (sakit karena kau, narkoba!).

Jadi, narkoba itu unik. Bila pemakaian dihentikan mendadak sekaligus, badan bukannya langsung menjadi sehat, melainkan malah menjadi sakit luar biasa. Rasa nyaman dan sehat baru akan datang setelah sakaw berlalu atau bila yang bersangkutan kembali memakai narkoba. Rasa sakit untuk setiap jenis narkoba berbeda-beda. Perasaan sa kit yang paling berat dan menyiksa adalah sakaw akibat putus zat putaw dan shabu.

Beratnya rasa sakit itu tidak dapat dihilangkan dengan pemberian obat antisakit apa pun atau narkoba apa pun, kecuali narkoba yang telah atau sedang digunakan. Sakaw shabu hanya dapat hilang bila mengonsumsi shabu. Sakaw putaw hanya dapat hilang bila diberi putaw.

Penderita sakaw yang mengalami rasa sakit luar biasa itu biasanya mengatasi rasa sakitnya melalui 2 cara:

1. Kembali mengonsumsi narkoba yang sama. Orang ini seterusnya akan menjadi pemakai yang patuh, pecandu yang setia, budak dan abdi selamanya. Orang seperti ini disebutjunkies, pemadat, atau pecandu. Bila sedang memakai narkoba, orang tersebut tampak normal. Namun, bila sedang tidak memakai, ia justru tampak tidak normal, lesu, gelisah, tidak fit, dan tidak percaya diri.

2. Bila tidak kembali memakai tetapi juga tidak tahan rasa sakit, orang tersebut akhirnya mencari jalan pintas, yaitu BUNUH DIRI. Cara bunuh diri yang paling sering adalah:

v' Menyuntikkan kembali narkoba ke dalam badannya dengan dosis yang sangat besar sehingga ia mengalami overdosis (OD) dan meninggal dunia dengan jarum masih menancap di badan. v' Melompat dari gedung bertingkat tinggi.

v' Menabrak kendaraan.

(42)

Sakaw tidak hanya terjadi karena penghentian pemakaian narkoba, tetapi juga karena pengurangan dosis pemakaian. BiLa sudah terbiasa dengan dosis 0 , 1 gram, kemudian dikurangi, misaLnya 0,05 gram, yang bersangkutan akan mengaLami sakaw.

• Toleran

ToLeran adaLah sifat narkoba yang membuat tubuh pemakainya semakin Lama semakin menyatu dengan narkoba dan menyesuaikan diri dengan narkoba itu sehingga menuntut dosis pemakaian yang semakin tinggi. BiLa dosisnya tidak dinaikkan, narkoba itu tidak akan bereaksi, tetapi maLah membuat pemakainya mengaLami SAKAW. Untuk memperoLeh efek yang sama dengan efek di masa sebeLumnya, dosisnya harus dinaikkan. Bila Lama-keLamaan kenaikan dosis itu teLah meLebihi kemampuan toLeransi tubuh, maka terjadiLah efek sa kit yang Luar biasa dan mematikan. Kondisi seperti itu disebut overdosis.

Intensitas rasa sakit karena OD sama dengan rasa sakit pada sakaw, waLaupun bentuknya berbeda. Bedanya, tanpa bunuh diri pun OD dapat membunuh dengan sendirinya. Tanda-tanda OD pada setiap jenis narkoba berbeda-beda.

Tiga sifat jahat yang khas (habitual, adiktif, dan toLeran) hanya ada pada narkoba. ItuLah yang menyebabkan narkoba sangat berbahaya. Adanya 3 sifat jahat yang khas ini membuat pemakai narkoba mengaLami perubahan sifat dan sikap menjadi:

1. Tergila-gila pada narkoba. Lebih mencintai narkoba daripada diri sendiri, orang tua, atau saudara-saudaranya.

2. Tidak dapat meLepaskan diri dari narkoba, sebab kaLau Lepas, penderitaan yang Luar biasa (sakaw) akan datang.

3. Dosisnya akan terus bertambah tinggi sampai suatu saat maut menjemput di puncak overdosis.

4. MengaLami perubahan sikap dan sifat menjadi ekskLusif, egois, sombong, asosial, jahat (psikosis).

5. MengaLami kerusakan organ tubuh (hati, paru, ginjaL, otak, dan Lain-Lain).

(43)

2. DAMPA K TERHA DA P FISIK

Pemakai narkoba dapat mengalami kerusakan organ tubuh dan menjadi sakit sebagai akibat langsung adanya narkoba dalam darah, misalnya kerusakan paru-paru, ginjal, hati, otak, jantung, usus, dan sebagainya. Kerusakan jaringan pada organ tubuh akan merusak fungsi organ tubuh tersebut sehingga berbagai penyakit timbul.

Pemakai narkoba juga dapat terkena penyakit infeksi, seperti hepatitis, HIV/AIDS, sifilis, dan sebagainya. Kuman atau virus masuk ke tubuh pemakai karena cara pemakaian narkoba.

Lima pintu kematian yang disebabkan pemakaian narkoba adalah: • Sakaw, bunuh diri: mati

Bila pemakaian narkoba dihentikan, yang bersangkutan akan mengalami sakaw. Sakaw itu rasanya sakit sekali. Bila tidak tertahankan, biasanya yang bersangkutan putus asa kemudian bunuh diri dan mati sia-sia.

• Kriminalitas: mati terbunuh

Bila tidak dapat menahan diri karena sakaw, pemakai narkoba kembali memakai narkoba. Selanjutnya, ia akan menjadi pemakai yang setia atau pecandu. Orang seperti ini sering kali menjadi penjahat yang berbahaya bagi masyarakat. Penjahat narkoba sering kali meninggal karena dibunuh oleh sesama pemakai, sindikat narkoba, tertembak oleh aparat karena melarikan diri saat ditangkap, atau mati karena dihukum mati oleh pengadilan.

• Overdosis: mati

Pemakai narkoba yang setia suatu saat akan mengalami kelebihan dosis sehingga merasakan penderitaan luar biasa yang disebut overdosis. Penderitaan pada overdosis biasanya berakhir dengan kematian.

• Penyakit berbahaya: mati

Penggunaan alat untuk memakai narkoba (alat suntik, silet, pisau, garpu, dan lain-lain) sering kali menyebabkan terjadinya penularan penyakit berbahaya yang mematikan (HIV/AHJS, hepatitis B/C, dan

(44)

sifiLis). Banyak pemakai narkoba yang hidupnya berakhir dengan kematian akibat menderita hepatitis, AIDS, sifiLis, dan Lain-Lain. Penggunaan narkoba sering kaLi mendatangkan penyakit atau kerusakan pada organ tubuh (otak, jantung, hati, paru, dan seba­ gainya) yang dapat mematikan. Narkoba mengotori dan meracuni organ tubuh sehingga tidak dapat berfungsi normal. Banyak pemakai narkoba yang meninggaL akibat serangan jantung, stroke, gagaL ginjal, dan Lain-Lain.

• Salah tolong, mengakibatkan kematian

Tanda-tanda sakaw dan overdosis pada berbagai jenis narkoba suLit dibedakan. ApaLagi kaLau yang bersangkutan menggunakan berbagai jenis narkoba. OLeh karena itu, saLah toLong tidak jarang terjadi. Akibatnya bisa fatal.

Dikira sakaw, padahaL overdosis. BiLa ditoLong sebagai sakaw, keadaannya maLah bertambah parah sehingga dapat menyebabkan kematian.

3. DAMPA K TERHA DA P MENTA L DA N MORA L

Pemakaian narkoba menyebabkan kerusakan pada seL-seL otak, syaraf, pembuLuh darah, darah, tuLang, dan seLuruh jaringan pada tubuh manusia.

Kerusakan jaringan itu kemudian menyebabkan terjadinya kerusakan pada seL-seL organ tubuh, seperti otak, pembuLuh darah, jantung, paru-paru, hati, ginjaL, usus, tuLang, gigi, dan Lain-Lain.

Kerusakan organ menyebabkan terjadinya gangguan fungsi organ yang dapat mendatangkan stres sehingga peLaku dapat mengaLami kematian akibat serangan jantung, stroke, gagaL ginjaL, dan Lain-Lain.

Semua penderitaan yang diaLami akibat penyakit seperti tersebut di atas mendatangkan perubahan sifat, sikap, dan periLaku.

Pemakai narkoba berubah menjadi tertutup karena maLu akan dirinya, takut mati, atau takut perbuatannya diketahui. Karena menyadari buruknya perbuatan yang ia Lakukan, pemakai narkoba berubah menjadi pemaLu,

(45)

rendah diri, dan sering merasa sebagai pecundang, tidak berguna, dan sampah masyarakat.

Sebagai akibat dari adanya 3 sifat jahat narkoba yang khas, pemakai narkoba berubah menjadi orang yang egois, eksklusif, paranoid (selalu curiga dan bermusuhan), jahat (psikosis), bahkan tidak peduli terhadap orang lain (asosial).

Karena 'tuntutan' kebutuhan fisik tersebut, sangat banyak pemakai narkoba yang mental dan moralnya rusak. Banyak yang terjebak menjadi pelacur, penipu, penjahat, bahkan pembunuh. Kejahatan itu tak jarang dilakukannya terhadap saudara, bahkan ayah dan ibunya sendiri. Ditunjang oleh kondisi fisik yang semakin buruk dan lemah, pemakai narkoba akan berubah menjadi pemalas. Karena malas, ia tidak berkembang dan menjadi bodoh. Karena bodoh dan boros, ia akan menjadi miskin. Orang miskin yang mempunyai kebutuhan mahal akan berubah menjadi jahat.

Kalau saja pemakai narkoba itu cepat mati, mungkin akibatnya lebih ringan bagi masyarakat. Namun, karena sebelum mati ia mengalami

perubahan mental dan moral, pemakai narkoba sungguh-sungguh menjadi

ancaman, penyakit, dan malapetaka bagi bangsa.

4. DA MPA K TERHA DA P KEL UA RGA , MA SYA

-RA KAT, DA N BA NGSA

Pemakai narkoba tidak hanya mengalami gangguan kesehatan fisik karena kerusakan fungsi organ, tetapi juga karena datangnya penyakit menular. Selain itu, kerusakan yang tidak kalah bahayanya adalah gangguan psikologis serta kerusakan mental dan moral.

• Masalah psikologi

Bila seorang anggota keluarga terkena narkoba, pelbagai masalah akan muncul dalam keluarga itu. Mula-mula yang timbul adalah masalah psikologis, yaitu gangguan keharmonisan rumah tangga karena munculnya rasa malu pada diri ayah, ibu, dan saudara­ saudaranya kepada tetangga dan masyarakat.

(46)

• Masalah ekonomi/keuangan

Masalah psikologi tadi kemudian meningkat menjadi masalah ekonomi. Banyak uang terbuang untuk berobat dalam jangka waktu lama. Banyak uang dan barang yang hilang karena dicuri atau dijual oleh pemakai untuk membeli narkoba.

• Masalah kekerasan dan kriminalitas

Masalah ekonomi dapat meningkat lagi menjadi munculnya kekerasan dalam keluarga: perkelahian, pemaksaan, penganiayaan, bahkan pembunuhan sesama anggota keluarga. Kejahatan tadi kemudian dapat menyebar ke tetangga, lalu ke mayarakat luas. Dimulai dari masalah narkoba, masalah-masalah lain yang lebih luas dan berbahaya, seperti kriminalitas, prostitusi, korupsi, kolusi, nepotisme, dan lain-lain dapat muncul.

Bila kerusakan tatanan kehidupan ini meluas ke seluruh pelosok negeri, pembangunan akan terhambat, kemiskinan meluas, kekacauan merata, dan kejahatan muncul di mana-mana. Jika demikian, sekeras apa pun usaha kita membangun negara, kehancuran bangsa ini tinggal menunggu waktu saja.

5. PENYA KIT A KIBAT PEMA KA IA N NA RKOBA

Penyakit berbahaya sebagai akibat dari penyalahgunaan narkoba dibedakan atas 3 kelompok, yaitu penyakit langsung karena narkoba, penyakit akibat infeksi karena cara pemakaian narkoba, penyakit sebagai akibat tidak langsung dari pemakaian narkoba.

• Penyakit langsung karena narkoba

Penyakit ini adalah penyakit sebagai akibat kerusakan organ tubuh karena sel-selnya dirusak oleh narkoba.

1) Kerusakan pad a otak

Kerusakan pada otak akan mengganggu fungsi otak. Bentuknya tergantung dari sel dan bagian otak yang rusak. Penyakit akibat gangguan fungsi otak dapat berupa stroke atau cacat mental maupun moral.

(47)

2) Kerusakan pada hati

Narkoba dapat merusak sel hati sehingga mengganggu fungsi hati. Akibatnya dapat menurunkan daya tahan tubuh karena gangguan netralisasi racun (fungsi detoksifikasi) dan gangguan fungsi kekebalan (imunitas). Kerusakan pada hati juga menyebabkan gangguan metabolisme.

3) Kerusakan pad a ginjal

Narkoba dapat merusak fungsi ginjal sebagai penyaring zat-zat yang tidak berguna di dalam darah untuk dibuang melalui air seni. Penderita tak jarang meninggal karena infeksi ginjal atau gagal ginjal.

4) Kerusakan pad a jantung

Narkoba dapat merusak sel-sel pada jantung a tau pembuluh darah jantung. Dampak yang sering terjadi adalah serangan jantung koroner. Penyempitan pembuluh darah jantung dapat menyebabkan rusaknya otot jantung karena kekurangan darah (iskemia) atau infark.

5) Kerusakan pada limpa, sumsum tulang, paru-paru, dan lain­ lain

• Penyakit infeksi karena cara pemakaian narkoba

Penyakit akibat penyalahgunaan narkoba yang lain adalah penyakit infeksi berbahaya, seperti HIV/AIDS, hepatitis, dan sifilis. 1) HIV/AIDS

HIV/AIDS menular di kalangan pemakai narkoba melalui pemakaian jarum suntik bersama, hubungan seks, berciuman, dll.

Kelompok pemakai narkoba lebih senang menggunakan alat suntik bersama-sama sebab mereka menganggap:

v Lebih terasa nikmat karena terkesan setia kawan.

v Lebih menghemat narkoba karena tertinggal sedikit di satu jarum.

(48)

2) HEPATITIS

Ada 8 jenis hepatitis atau radang hati yang disebabkan oleh virus. Dari 8 jenis tersebut, yang paling banyak menular di lingkungan penyalahguna narkoba adalah hepatitis B dan Hepa­ titis C.

Hepatitis B sangat berbahaya dan mudah menular. Di Indonesia, sumber penularannya banyak dan belum ada obatnya.

Jumlah penderita hepatitis B di Indonesia sangat banyak. Di antaranya sudah banyak yang meninggal dunia. Korban hepatitis B tidak hanya masyarakat biasa, tetapi juga selebritis, eksekutif sukses, pejabat tinggi negara. Pada tahun 1996, Menteri Kesehatan menyatakan bahwa di Indonesia hepatitis B seratus kali lebih berbahaya daripada AIDS.

Hepatitis C biasanya terjadi pada orang yang telah lebih dahulu mengidap hepatitis B.

Penyakit hepatitis B biasanya berawal dari kondisi yang disebut

carrier, yaitu orang yang mengidap virus hepatitis B tetapi tidak

merasa sakit, tidak tampak sakit, dan tidak memperlihatkan gejala hepatitis B. Hanya darahnya yang mengandung virus hepatitis B dan menunjukkan H BSAg + dalam pemeriksaan laboratorium. Carrier dapat berubah menjadi Hepatitis B akut ganas (fulmi­ nant) yang sangat berbahaya dan dapat meninggal dalam waktu 3 bulan.

Seperti HIV/AIDS, hepatitis B belum ada obatnya. Untungnya, penyakit ini sudah dapat dicegah melalui imunisasi hepatitis B. Sayangnya, imunisasi hepatitis B memerlukan biaya yang mahal karena vaksinnya masih diimpor. Indonesia belum dapat memproduksi vaksin hepatitis B sendiri.

Untuk memperoleh imunisasi hepatititis B profesional dengan biaya murah, hubungi:

(49)

LEMBAGA KESEHATAN PREVENTIF KARYA BHAKTI Graha Cempaka Mas Blok C No. 9 JL. Letjend Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta Pusat

Telp. (021) 4216020, 4216022, 4262292

Gejala hepatitis B antara lain: tubuh terasa lemah, letih, lesu, suhu tubuh naik sedang sampai tinggi, air seni berwarna kuning, sklera mata kuning, perut eneg dan mau muntah, terutama kalau makan lemak atau goreng-gorengan.

Pacta keadaan lanjut. penderita menjadi kurus, pucat, dan lemah, mudah jatuh sakit, penyakit lain ikut masuk ke dalam darah, dan akhirnya meninggal dunia.

Penularan penyakit hepatitis B sangat mudah, yaitu melalui kontak langsung dan tidak langsung.

Contoh kontak langsung adalah hubungan seks, berciuman, dan berpelukan.

Contoh kontak tidak langsung adalah pinjam sisir, alat suntik bekas, kerokan, transfusi darah, akupunktur, tindik, tato, cukur. imunisasi hepatitis B perlu bagi anak maupun orang dewasa. 3) SIFILIS

Sifilis sering menular di antara pemakai narkoba karena kedekatan hubungan pribadi satu pemakai dengan yang lain sehingga kemungkinan untuk melakukan ciuman dan hubungan intim terbuka lebar.

Sifilis disebabkan oleh kuman berbentuk spiral bernama Triponema Pallidium.

Penyakit Sifilis terdiri dari 3 tahapan. Penderita sifilis sangat tersiksa karena penyakitnya dapat menyebabkan tumbuhnya koreng di muka, mulut. hidung, leher, kemaluan, dan menimbulkan kebutaan bahkan kegilaan.

(50)

r-4) Penyakit sebagai akibat ikutan (tidak langsung) pemakaian narkoba

Karena kondisi fisik yang memburuk - tubuh lemah dan kehilangan kemampuan untuk menangkal penyakit - pemakai narkoba akan menjadi orang yang mudah terkena penyakit. Ia sering jatuh sakit dan cepat meninggal dunia. Pemakai narkoba biasanya tidak berumur panjang.

Mengapa narkoba sangat berbahaya MEMILIKI 3 SIFAT JAHAT

KHAS N A RKOBA

1. HA BITUAL

2. ADIKTIF 3. TOLERAN

TERBIASA, AKRAB, FAMILIAR DENGAN

SUGGEST NARKOBA:

RELAPSE f--INGIN BERTEMU, MENCARI = SEEKING TERUS PAKAI SANGAT MEMBUTUHKAN = CRAVING

I

'

' TIDAK DAPAT BERPISAH ' '

r-SAKAW MEMAKAI LAG! BILA BERPISAH TIMBUL RASA SAKIT = PEMADAT +--r- '

TIDAK MAU MEMAKAI = BUNUH DIRI

PENYAKIT

I

BUNUH

I

OD BERBAHAYA DIRI

I

TUBUH MENUNTUT

l

00515 NAIK TERUS

I

' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '

l�.

" "

DIJATUHI HUKUMAN MAL AS JIWA RUSAK

- BODOH SIFAT & SIKAP

MAT! DIBUNUH SINDIKAT

- MIS KIN MENTAL & MORAL TERTEMBAK APARAT - -JAHAT JADI BURUK

(51)

5 Plntu kematfan ba pemakal narkoba

t/ OVERDOSIS: SAKIT LUAR BIASA, TIDAK SADAR DIRI

l

t/ SAKAW: SAKIT LUAR BIASA, BUNUH DIRI

t/ PENYAKIT INFEKSI HEPATITIS B/C. HIV/AIDS,

SIFILIS, DLL. GANGGUAN FUNGSI JANTUNG, OTAK, HAT!, PARU-PARU, GINJAL, DLL.

l

t/ SALAH TOLONG

SAKAW - OVERDOSIS

t/ KRIMINA LITAS

01 HUKUM MAT!, TERTEMBAK PETUGAS,

DIBUNUH OLEH SINDIKAT

(KAWAN, BANDAR, PENGEDAR)

1

(52)

""�'"

{

I

FISIK MENTAL MORAL KELUARGA

-c

SOSIAL EKONOMI KETAGIHAN KERACUNAN PENYAKIT J MENULAR GANGGUAN FUNGSI ORGAN

• JAHAT DISHARMONI

I

MIS KIN TERKUCIL FISIIC: LEMAN MALAS BOOOH JAHAT ASOsw.

KAWAN KUNfUK UAN KKIMINAUTA:I

MASYARAKAT APATIS DAN APA RTISIPATIF

(53)

BABIV

NARKOBA

P O P ULER

YANG BAN YAK

(54)
(55)

BABIV

NARKOBA

P O P ULER

YANG BAN YAK

DISALAHGUNAKAN

Sangat banyak jenis narkoba yang disalahgunakan. Berikut adalah jenis narkoba yang paling banyak disalahgunakan:

1. Ganja

2. Obat (Boat) 3. Ekstasi

4. Shabu

(56)

1. GA NJA

Nama Lainnya adalah Canabis indica. Tanaman perdu setinggi ± 1,5 meter ini termasuk satu kelompok dengan Canabis sativa, hasis, dan mariyuana. Oaunnya banyak, berbentuk mirip dengan daun singkong, berjari 5, 7, atau 9, dengan pinggiran agak bergerigi dan berbulu. Ada beberapa jenis yang tumbuh di Sumatera dan Jawa. Di beberapa daerah, daunnya sering digunakan sebagai bumbu penyedap masakan. Sebagai penyedap masakan, efek adiktif (ketagihan) dan mengantuknya tidak terlalu kuat karena masuk ke otak melalui usus terlebih dahulu (lihat proses pada halaman 20).

Zat aktif dari ganja adalah THC (Tetra Hydro Cannabinol) yang banyak terdapat di daun, batang, dan bunga. Bila daun ganja dikeringkan, efek dari zat aktif ini lebih mantap, karena cairannya menguap sehingga mudah dikonsumsi dengan cara mencampurnya dalam rokok, dibakar, kemudian dihisap. Bila dilihat sepintas, bentuk ganja kering seperti sampah daun. Ibu-ibu banyak yang terkecoh ketika menemukan ganja dalam tas anaknya karena mengira hanya sampah daun biasa.

Nama sebutan ganja dalam pergaulan di lingkungan bandar dan pemakai adalah cimeng, mariyuana, rumput, bunga, ikat, labang, atau jayus.

Cara kerja ganja adalah sebagai berikut. Asap yang mengandung ganja masuk ke paru-paru. Di dalam paru-paru, asap tadi diserap oleh darah, kemudian dibawa ke jantung. Dari jantung, asap ganja kemudian beredar ke seluruh tubuh, termasuk otak sehingga terjadi on (lihat proses halaman 19).

Rukst Tenang, rileks, lupa masalah-masalah yang pelik, mengantuk, logika berpikir berkurang sehingga mudah diajak melakukan hal·hal buruk, seperti mencuri, melacur, berkelahi, dan lain-lain. Efek lainnya adalah makan dengan lahap, mudah tergelincir, bengong, berkhayal (halusinasi).

::===

OV.rdosts

=-

Bila dosis pemakaian terlalu banyak. Akibatnya adalah sangat mengantuk sampai tertidur, pupil mengecil. denyut nadi dan daya berpikir melemah, detak jantung melambat, tekanan darah turun,

:=

====-kesadaran turun, pingsan, koma, mati.

_

Salcaw

• .. i:.

·

Bila pecandu dipaksa berhenti memakai ganja (atas kemauan sendiri

maupun orang lain), ia akan mengalami sakaw atau withdrawal

effect. Gejalanya adalah keluarnya keringat dingin, pikiran kacau, mudah tersinggung, pupil melebar, jantung berdebar-debar, sulit tidur, hilang nafsu makan .

(57)

Ciri-ciri orang yang sedang memakai ganja:

Pupil matanya mengecil, mata kemerahan dan berair, mulut dan kerongkongan terasa kering sehingga sering minum dan akibatnya sering kencing. Kewaspadaan dan perhatian terhadap hal yang ada di sekelilingnya menurun. Reaksi otak, pikiran, perasaan, dan fisik menurun. Sikapnya apatis, bicara cadel, asosial, malas makan, malas mandi, kurus, sering sakit.

Bentuk ganja yang dipakai:

1. Terbanyak: daun kering sebagai "tembakau". 2. Budha Stick, dibentuk jadi batang. 3. Minyak ganja (hasis).

Untuk mewaspadai kemungkinan anak memakai ganja, orang tua hendaknya sering memeriksa lemari pakaian/buku, tas atau saku anaknya, atau tempat-tempat mencurigakan lain, misalnya di bawah kasur, sepatu, kotak pensil, dan lain-lain.

Adakah sampah atau daun kering? Ganja biasanya dibungkus kertas koran atau kadang-kadang sudah diramu dalam rokok.

Waspadailah rokok yang sudah tidak utuh, disilet atau dibelah, dan tembakaunya dicampur.

2. OBAT (PSIKOTROPIKA)

Di kalangan pengguna narkoba, istilah 'OBAT' atau 'BOAr sangat populer. Kata obat diperuntukkan bagi obat-obatan medis yang tergolong psikotropika dan neuroleptika yang banyak digunakan oleh dokter untuk mengobati gangguan jiwa dan syaraf. Obat untuk gangguan psikologis disebut psikotropikum. Obat untuk mengobati gangguan syaraf disebut neuroleptikum.

Psikotropika dan neuroleptika yang sering disalahgunakan adalah sebagai berikut:

• Tranquilizer Mayor (Atartikum) = Neuroleptikum

Dalam dunia kedokteran, obat ini digunakan untuk mengobati kecemasan, ketegangan, atau kegelisahan. Setelah pemberian obat, 45

(58)

pasien menjadi tenang, baru dilanjutkan dengan pemberian nasihat dan bimbingan mental psikologi secara individual sehingga pasien dapat mengatasi masalahnya sendiri dan kemudian sembuh.

Obat ini biasanya disalahgunakan oleh orang yang tidak sakit untuk mendapatkan ketenangan jiwa. Efek sampingnya, orang menjadi teler, tertidur, perhitungan sering meleset, kesadaran menurun sehingga sering bertindak ngawur, dapat berubah menjadi sakit dan kejam. Obat ini sering diminum oleh anak atau orang yang akan berkelahi atau tawuran. Contohnya adalah anatensol, largactil, stelazine, haldol, serenace.

• Antidepresan

Dalam dunia kedokteran, obat ini digunakan untuk mengobati rasa tertekan (depresi).

Contohnya adalah anafrinie, herzox, nopness, prozac, zolof. Tanda pemakaian: bicara kacau, pengendalian diri hilang, seperti mabuk tetapi tidak berbau alkohol.

Overdosis: napas pendek, kulit dingin, pupil melebar, koma.

Sakaw: gelisah, sukar tidur, tertawa tidak wajar.

• Stimulansia (perangsang syaraf pusat atau simpatomimetik) Contohnya adalah amfetamin. Obat ini menghilangkan perasaan lapar, Lelah, sedih, mengantuk, tertekan, depresi, meningkatkan aktivitas. Sakaw: lesu, tidur lama, cepat marah, depresi.

Overdosis: gelisah, suhu tubuh naik, tertawa tidak wajar, berkhayal. • Hipnotika (obat tidur)

Contoh: halcion, BK, golongan benzodiazepin (dumolid, mogadon), dalmadorm, halcion, golongan fenotiazin (malleryl. fenergan), esilgan, obat tidur.

• Penenang (Tranquilizer minor)

Contoh: ativan, aurorix, frisum, dan lain-lain.

Seperti psikotropika, neuroleptika juga digunakan untuk menenangkan diri atau tidur pulas. Obat ini juga sering diminum oleh anak-anak yang akan tawuran agar lebih "berani" dan tega. Pemakai obat ini sering menjadi kurang perhitungan dan bertindak kejam.

(59)

3. EKSTASI

Psikotropika stimulan yang bentuknya bermacam-macam - bulat, lonjong, wajik, segitiga, jambu, jeruk, dan sebagainya (lihat halaman 17). Tablet ini tidak digunakan dalam dunia kedokteran. Tablet ini diproduksi oleh pabrik gelap, bukan oleh pabrik obat. Ekstasi diproduksi khusus untuk disalahgunakan, yaitu untuk mendapatkan perasaan gembira, hilangnya rasa sedih, hilangnya rasa kecewa, hilangnya rasa marah, tubuh terasa fit dan segar. Daya adiktifnya cukup tinggi.

cara pakaf Jstnya Golongan Reaksf Overdosts Sakaw Perhatian

Biasanya diminum dengan air mineral. Oi pasaran, ekstasi dijual dengan nama sandi INEX, XTC, Leon, kancing, benik, venus, biskuit, tango, pinx lady, melon, dan lain-lain.

Metildioksimetamfetamin (MOMA) Psikotropika stimulan

Bila sedang ON atau mengalami reaksi, pemakai merasa gembira berlebihan (euforia), hilang rasa sedih, hilang rasa malu, hilang rasa lapar, pusing, dan kantuk. Perasaan malas, lemah, dan lemas juga hilang. Pemakai akan merasa fit, sehat, dan kuat. Reaksi ini akan berlangsung lebih kurang 4-8 jam, tergantung kadar MOMA­ nya.

Setelah itu, reaksinya hilang atau disebut periode OFF. Pada periode OFF, pemberian ekstasi berapa pun tidak akan mendatangkan reaksi (ON).

Oalam kondisi OFF seperti itu, karena ingin ON, banyak pemakai ekstasi yang terus-menerus menelan ekstasi dengan dosis tinggi sehingga akhirnya malah mengalami overdosis dan meninggal. Hipertensi (tekanan darah naik), hipertermia (merasa panas), debar jantung dan denyut nadi naik, dada terasa sakit, pupil melebar, tidak dapat tidur, sekarat, dan akhirnya meninggal.

Bila kebiasaan memakai ekstasi dihentikan, akan timbul reaksi putus zat. Reaksi putus zat berupa perasaan lemah, letih, lesu, sedih, sunyi, hampa, merasa tidak berguna, putus asa, kemudian bunuh diri.

Orang tua perlu mewaspadai adanya tablet berwarna-warni dengan berbagai bentuk yang tersimpan atau tercecer di tas, tempat pensil, saku, dompet, dan lain-lain. Biasanya anak-anak menipu orang tuanya dengan mengatakan bahwa itu adalah vitamin atau obat pusing.

(60)

4. SHA BU

Banyak orang menyebutnya shabu·shabu, SS, sasa, coconut, crystal, atau gold river.

Bubuk '"mengilat berbentuk kristal kasar ini mirip garam dapur. Shabu berisi metamfetamin yang dicampur dengan berbagai psikotropika. Shabu tidak digunakan dalam dunia kedokteran karena tidak berguna dalam

pengobatan. Efek sampingnya sangat banyak dan berbahaya. Shabu tergolong psikotropika stimulan.

Realcsf

Cara pakai

Overdosis

Sakaw

Euforia yang lebih hebat dari amfetamin, merasa gembira berlebihan, hilangnya rasa duka, hilangnya kesal, hilangnya malu, hilangnya lapar, hilangnya kantuk, hilangnya capek, badan terasa segar, fit, dan ene�ik. Efek negatif: paranoid, ketakutan, sulit konsentrasi, dan ketagihan. Narkoba ini sering dipakai oleh para seniman, pelawak, penyanyi, pelukis, dan lain-lain. Shabu juga banyak dipakai oleh para eksekutif, profesional, mahasiswa, pelajar, dan ibu-ibu untuk menambah rasa percaya diri dan meningkatkan kine�a seketika (instan).

Oengan ngebong. Caranya. bubuk dibakar di atas kertas timah. Asapnya ditampung melalui corong dan masuk ke pipajselang/ sedotan dan dialirkan ke botol, lalu dihisap atau dihirup dengan

hidung (lihat halaman 52).

Gelisah, ketakutan, badan terasa seperti terbakar, kepala pusing, leher seperti dicekik, dada sakit. jantung berdebar, napas sesak, kejang, pupil lebar, eneg, muntah, sekarat, mati.

Bila kebiasaan mengonsumsi shabu dihentikan, akan timbul reaksi putus zat, yaitu perasaan rendah diri, sangat sedih, hampa, sepi, malu, ngantuk, lemas, badan dingin, pupil mengecil, tekanan darah menurun, pingsan, putus asa, bunuh diri.

Orang tua diharapkan selalu mewaspadai adanya bubuk putih bersih, kasar, mengilat seperti garam, sedotan Limun, pipa kecil, korek api, kertas timah/perak, Lilin, Lampu kecil, atau botol di dalam kamar atau kamar mandi.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini mendapatkan data bahwa jumlah lansia yang memiliki fungsi kognitif normal sedikit lebih banyak yaitu sebesar 54,8% karena lansia di

Ketentuan tersebut mengandung arti bahwa bentuk atau model pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan yang wajib dilakukan oleh perusahaan diserahkan pada

Bagi kajian pengecaman wama ini, segala data (wama) yang didapati adalah daripada RHS Colour Chart yang dikeluarkan oleh The Royal Horticultural Society (Anon,

Penerapan sistem akuntansi penjualan tunai masih terdapat beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki, seperti dokumen yang digunakan masih dinilai kurang lengkap, karena hanya

Dalam proses kerja alat kompresor udara menitik beratkan pada tekanan kompresi pada ruang bakar motor bakar torak, dari dari ruang bakar tersebut dilanjutkan

Kawasan tapak berada pada wilayah yang memiliki area terbuka yang cukup luas dengan orientasi pergerakan matahari dari timur ke barat sehingga.. Arah angin

Siswa menyimak bacaan tentang materi yang dibagikan oleh guru Tidak menyimak bacaan tentang materi yang dibagikan oleh guru Menyimak bacaan tentang materi yang

Penelitian ini ditujukan untuk menentukan berapa besarnya tarif PDAM dari sisi produsen.Tarif air minum dari sisi produsen diperoleh berdasarkan seluruh biaya operasional dengan