• Tidak ada hasil yang ditemukan

*Yohanes Wahyu N, * Kristiana Puji P *) Dosen Akper GSH Wonogiri ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "*Yohanes Wahyu N, * Kristiana Puji P *) Dosen Akper GSH Wonogiri ABSTRAK"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERBEDAAN KADAR GLUKOSA PADA MAHASISWA OBESITAS AKPER GSH WONOGIRI 2011-2014 YANG RUTIN BEROLAHRAGA DENGAN TIDAK RUTIN BEROLAHRAGA SELAMA 30 MENIT BEROLAHRAGA

*Yohanes Wahyu N, * Kristiana Puji P *) Dosen Akper GSH Wonogiri

ABSTRAK

Kadar gula darah adalah jumlah glukosa yang terdapat didalam darah. Kadar gula ini juga disebut juga kadar gula plasma. Obesitas merupakan penyakit yang multifaktorial, yang terjadi akumulasi jaringan lemak yang berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan. Peningkatan aktifitas fisik merupakan komponen penting dari penurunan kadar gula darah. Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui perbandingan kadar gula darah pada mahasiswa yang obesitas yang berolahraga dengan yang tidak berolahraga.

Penelitian ini menggunakan metode “Analitik” dengan pendekatan intervensional (eksperimen). Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai bulan oktober 2014 di akper giri satria husada wonogiri, dengan menggunakan teknik purposive sampling, sampel yang digunakan sebanyak 30 orang, yang memenuhi kriteria inklusi. Data dikumpulkan dengan meminta responden untuk berolahraga dan diperiksa kadar gula darah, kemudian hasil ditabulasi dan dilakukan pengolahan pada tiap-tiap kadar gula darah yang didapat. Kadar gula darah tersebut kemudian dianalisa, yang hasilnya dihasilkan dalam bentuk angka, kemudian diinterpretasikan.

Setelah dilakukan penelitian didapatkan data dari 30 responden mengenai perbandingan kadar gula darah pada mahasiswa obesitas akper giri satria husada wonogiri 2011 - 2014 yang rutin berolahraga dengan tidak berolahraga. Hasil rata-rata kadar gula darah setelah berolahraga pada obesitas yang berolahraga adalah sebesar 120 mg/dl dan kadar gula darah setelah berolahraga pada obesitas yang tidak berolahraga adalah sebesar 124 mg/dl. Dari penelitian tersebut dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan kadar gula darah obesitas yang berolahraga dengan yang tidak berolahraga.

Perbedaan tersebut dikarenakan adanya perbedaan dari sistem respiratory cardiovaskular dan ketahanan seseorang pada saat berolahraga. Untuk itu perlu diberikan tambahan materi kepada mahasiswa fakultas kedokteran mengenai olahraga, dan mahasiswa dihimbau agar banyak membaca dan mencari informasi dari berbagai sumber.

(2)

Pendahuluan

Kadar gula darah adalah

jumlah glukosa yang terdapat

didalam darah. Kadar gula ini juga disebut dengan kadar gula plasma. Kadar gula darah ini diukur dengan satuan milimol per liter (mmol/L). kadar gula darah normal berkisar antar 4 sampai 8 mmol/L (Campbell, 2008). Insulin memiliki 4 efek yang dapat menurunkan kadar gula darah (1) insulin mempermudah masuknya glukosa kedalam sebagian besar sel, jaringan yang tidak bergantung pada insulin adalah otak, otot yang aktif dan hati.(2) Insulin merangsang glikogenesis, pembentukan glikogen dari glukosa, baik di otot maupun

dihati. (3) insulin menghambat

glikogenolisis, penguraian glikogen

menjadi glukosa (4) Insulin

selanjutnya menurunkan penguaran glukosa oleh hati dengan menghambat

glukoneogenesis, perubahan asam

amino menjadi glukosa di hati (Sherwood, 2001).

Pada orang dengan

metabolisme normal, insulin

dilepaskan dari sel-sel beta (ß) pulau Langerhans pankreas setelah makan ( "postprandial"), dan mengirim sinyal ke jaringan sensitif terhadap insulin dalam tubuh (misalnya, otot, adiposa ) untuk menyerap glukosa. Hal ini akan menurunkan kadar

glukosa darah. Sel-sel beta

mengurangi output insulin saat kadar glukosa darah turun, dengan akibat glukosa darah dijaga pada sekitar 5 mmol / L (mM) (90 mg / dL). Pada orang dengan resistensi insulin, kadar normal insulin tidak memiliki efek yang sama pada sel-sel otot dan adiposa, dengan hasil kadar glukosa tetap lebih tinggi dari biasanya. Untuk mengkompensasi hal ini, pankreas dalam individu resistensi insulin dirangsang untuk melepaskan lebih banyak insulin ( Darmawan, 2008).

Obesitas merupakan suatu

penyakit multifaktorial, yang terjadi akibat akumulasi jaringan lemak

berlebihan, sehingga dapat

mengganggu kesehatan. Obesitas

terjadi bila besar dan jumlah sel lemak bertambah pada tubuh seseorang. Bila seseorang bertambah berat badannya

maka ukuran sel lemak akan

bertambah besar dan kemudian jumlah bertambah banyak (Sugondo, 2007).

Olahraga yang optimal 30 sampai 40 menit dan dimulai dengan periode pemanasan selama 5 sampai 10 menit, melakukan peregangan dan merengangkan dari badan, otot kaki dan lengan dan bahu. Pemanasan ini

membantu mencengah dari

ketengangan otot dan mempersiapkan

sistem cardiopulmonar untuk

melakukan olahraga. Latihan harus dimulai dengan periode 2 sampai 4 menit pada intensitas latihan dan latihan denyut jantung, dipisahkan periode 1 sampai 2 menit penurunan intensitas (Hartley, 1984).

Berdasarkan hal di atas,

memberi dasar bagi peneliti untuk

merumuskan pertanyaan sebagai

berikut bagaimana hubungan kadar gula darah orang obesitas yang rutin berolahraga dengan yang tidak rutin berolahraga setelah 30 menit berolahraga?

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian

analitik dengan pendekatan

eksperimen. Yaitu penelitian yang memberi perlakuan terhadap subjek penelitian dan hasil perlakuan tersebut diamati, diukur, dan dianalisis dimana dalam penelitian ini perlakuan tersebut

berupa olahraga. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar gula darah orang obesitas yang

berolahraga dan yang tidak

berolahraga di Akper Giri Satria Husada Wonogiri 2014.

(3)

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Oktober 2014. Penelitian dilaksanakan di gym yang berada di jalan A Yani dan di Akper giri satria husada wonogiri. Teknik pengambilan

sampel dilakukan dengan cara

Purposive Sampling, dengan studi

eksperimen. Yaitu sampel yang

berdasarkan tujuan penelitian ini dan sesuai kriteria inklusi/eksklusi. Dimana pada penelitian ini diambil sebanyak 30 sampel.

Hasil dan Pembahasan

Karakteristik responden berdasarkan kelompok angkatan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Distribusi Sampel Bedasarkan Angkatan

Tahun Frekuensi Persen

2011 2 6.7

2012 9 30

2013 7 23.3

2014 12 40

Total 30 100

Berdasarkan kelompok angkatan,

distribusi sampel terbanyak pada penelitian ini berada dalam angkatan 2014, yaitu sebanyak 12 orang, diikuti oleh angkatan 2012 sebanyak 9 orang dan angkatan 2013 sebanyak 7 orang. Selanjutnya angkatan 2011 sebanyak 2 orang.

Tabel 2. Distribusi Sampel Berdasarkan Berolahraga dan Tidak Berolahraga

Obesitas Frekuensi Persen

Berolahraga 10 33.3

Tidak Berolahraga

20 66.7

Total 30 100.0

Berdasarkan kelompok angkatan,

distribusi sampel yang melakukan

olahraga sebanyak 10 orang, dan yang tidak berolahraga sebanyak 20 orang.

Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Nilai KGD baik yang Berolahraga dan Tidak Berolahraga

Keterangan Mean max Min

KGD setelah 30 menit berolahraga pada semua responden 92.13 109 80 KGD setelah 30 menit berolahraga pada riwayat tdk rutin OR 98.9 103 93 KGD setelah 30 menit berolahraga pada riwayat rutin OR 88.75 109 80

Berdasarkan Nilai KGD setelah 30 menit olah raga pada mahasiswa yang rutin dan tidak rutin berolah raga sebagai berikut: rata – rata nilai KGD

mahasiswa setelah 30 menit

berolahraga pada semua responden adalah 92,13 mg/dl; rata – rata nilai KGD mahasiswa setelah 30 menit berolahraga pada riwayat tidak rutin berolahraga adalah 98,9 mg/dl, dan rata – rata nilai KGD mahasiswa setelah 30 menit berolahraga pada riwayat rutin berolahraga adalah 88,75 mg/dl.

Tabel 4. KGD-obesitas dengan riwayat tidak rutin berolahraga 2 jam setelah makan dan setelah berolahraga selama 30 menit. T Df Sig. (2- tailed) Pair 1 Obesitas – KGD 2 jam setelah makan 198.355 19 .000 Pair 2 Obesitas – KGD setelah OR 46.305 19 .000

(4)

Dari hasil hasil analisa dengan mengunakan SPSS didapatikan hasil output hasil uji t adalah 198.355 dan p value 0.000 (tepatnya 0.0001). Hal ini berarti terdapat perbedaan rata-rata kadar 2 jam setelah makan dan setelah olahraga pada riwayat tidak rutin OR.

Tabel 5. Perbandingan KGD 2 jam

setelah makan dengan 30 menit olahraga pada obesitas dengan riwayat rutin berolahraga. T Df Sig. (2- tailed) Pair 1 Obesitas – KGD 2 jam setelah makan - 57.802 9 .000 Pair 2 Obesitas – KGD setelah OR -110.301 9 .000

Dari hasil hasil analisa dengan mengunakan SPSS didapatkan hasil output Hasil uji t adalah 57.802 dan p value 0.000 (tepatnya 0.0001). Hal ini berarti terdapat perbedaan rata-rata KGD 2 jam setelah makan dan setelah olahraga pada riwayat rutin OR.

Glukosa darah merupakan homeostatis antara masukan dengan pengeluaran. Glukosa darah berasal dari makanan, glukoneogensis dan glikogenolisis. Pengeluaran glukosa terjadi akibat pengambilan glikosa darah oleh jaringan ekstrahepatik terutama otot rangka dan jaringan adiposa. (Mayes, 2003)

Pada orang yang dewasa yang

memerlukan energi maka orang

dewasa memerlukan sekitar 2000 kkal/hari, sedangkan kebutuhan energi dengan pekerjaan mahasiswa hanya memerlukan 500 kkal.(Ganong, 2003).

Dapat dilihat pada angkatan 2014 pada mahasiswa Akper GSH sebanyak 20 orang memungkinkan

untuk menjadi obesitas karena

kurangnya aktifitas fisik, maka

glukosa akan disimpan dalam bentuk lemak.

Rata-rata KGD 2 jam stelah makan semua responden masih dalam batas normal (80-120 mg/dl). Hal ini

mungkin dikarenakan oleh tidak

adanya masalah pencernaan dan enzim pencernaan pada semua responden.

Rata-rata KGD 2 jam setelah makan pada obesitas yang rutin

berolahraga adalah 114,4 mg/dl

sedangkan pada obesitas yang tidak rutin berolahraga adalah 119,15. Nilai tertinggi pada obesitas dengan riwayat rutin berolahraga adalah 120 mg/dl sedangkan pada obesitas dengan riwayat tidak rutin berolahraga 124 mg/dl. Nilai terendah pada obesitas dengan riwayat rutin berolahraga adalah 93 mg/dl sedangkan pada obesitas dengan riwayat tidak rutin berolahraga adalah 115 mg/dl.

Rata-rata KGD setelah

olahraga selama 30 menit pada semua responden adalah 92,13 mg/dl. Nilai tertinggi adalah 109 mg/dl dan nilai terendah adalah 80 mg/dl. Hal ini diakarenakan sejumlah hormon berperan dalam homeostatis glukosa darah, seperti insulin, glukagon, dan hormon pertumbuhan. Insulin dapat meningkatkan ambilan glukosa oleh

jaringan ekstrahepatik sehingga

mengakibatkan hipoglikemia seketika. Efek hipoglikemia diperkuat oleh efek

insulin yang menghambat

glikogenolisis dan glukoneogenesi

(Mayes, 2003).

Dapat dilihat rata-rata kadar gula darah orang yang obesitas yang rutin berolahraga dengan yang tidak rutin berolahraga adalah 98,9 dan 88.75 mg/dl. Nilai tertinggi pada kedua kelompok sebesar 103 dan 109 mg/dl. Nilai terndah pada kedua kelompok sebesar 93 dan 80 mg/dl. Didapati ada perbedaan rata-rata kadar gula darah antara orang obesitas yang rutin berolahraga dengan yang tidak rutin berolahraga. Kadar gula darah

(5)

orang obesitas yang tidak rutin berolahraga lebih rendah dari obesitas yang rutin berolahraga. Hal ini

kemungkinan dikarenakan adanya

perbedaan dari sistem respiratory, cardiovascular dan ketahanan saat berolahraga.(Sutton 1984).

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian

dan pembahasan, maka dapat

disimpulkan hasil penelitian ini

sebagai berikut: Terdapat perdedaan antara KGD 2 jam setelah makan pada obesitas dengan riwayat rutin berolahraga dengan riwayat yang tidaka rutin berolahraga. Dan terdapat

perbedaan antara KGD setelah

olahraga selama 30 menit antara obesitas dengan riwayat rutin berolahraga dengan riwayat tidak berolahraga.

Berdasarkan penelitian ini, peneliti menyarankan untuk peneliti

selanjutnya untuk memperbanyak

sampel pada penelitian. Dan peneliti menyarankan untuk menentukan frekuesi dan jenis olahraga untuk sampel dengan riwayat rutin berolahraga.

Daftar Pustaka

Barasi, Mary E. 2009. At a Glance

Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Campbell, Ian W. 2008. Blood

Glucose Levels. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Darmawan, Iyan. 2008.

Resistensi Insulin. Jakarta:

EGC.

Fait, Hollis F. 1967. Health and

Fitness for Modern Living.

USA: Allyn and Bacon, Inc. Fox, Edward L. 1984. Physiology of

Exercise and Physical Fitness.

In: Strauss, Richard H, ed. Sports Medicine. 1st ed. Italy:

W. B. Saunders Company.

Hartley, L Howard. 1984. Exercise

Prescription. In: Strauss,

Richard H, ed. Sports Medicine. 1st ed. Italy: W. B. Saunders Company.

Mayes, Peter A. 2003A. Glikolisis dan Oksidasi Piruvat. In: Murray, R.K., Granner, D.K., Mayes, P.A., dan Rodwell, V.W., eds. Biokimia Harper. Edisi ke-25. Jakarta: EGC. Mayes, Peter A. 2003. Metabolisme

Glikogen. Jakarta: EGC.

Murray, R.K., Granner, D.K., Mayes, P.A., dan Rodwell, V.W., eds.

Biokimia Harper. Edisi ke-25.

Jakarta: EGC.

Mayes, Peter A. 2003.

Glukoneogenesis dan Pengontrolan Kadar Glukosa Darah. Yogyakarta: Kanisius.

Murray, R.K., Granner, D.K., Mayes, P.A., dan Rodwell, V.W., eds.

Biokimia Harper. Edisi ke-25.

Jakarta: EGC. 195-205.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005.

Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sastroasmoro, Sudigdo. 2010.

Pemilihan Subyek Penelitian. In: Sastroasmoro S, Ismael S, ed.

Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ketiga.

Jakarta: Sagung Seto.

Schonfeld, S.A., and Dixon, G. F. 1984. The Respiratory System.

In: Strauss, Richard H, ed. Sports Medicine. 1st ed. Italy:

W. B. Saunders Company. Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi

Manusia: dari Sel ke Sistem.

Jakarta: EGC. Smith, Nathan J. 1984. Nutrition. In: Strauss, Richard H, ed. Sports Medicine. 1st ed. Italy: W. B. Saunders Company.

Sugondo, Sidartawan. 2007. Obesitas.

(6)

Alwi, I., K Simadibrata, M., Setiati, S., eds. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam 4th ed. Jakarta:

Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas

Kedokteran Universitas

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis ARC, ARD, perhitungan kebutuhan luas area yang dibutuhkan untuk masing-masing stasiun kerja, dan hasil simulasi yang telah dilakukan pada

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jumlah anakan tanaman padi umur 15, 30 dan 45 dipengaruhi oleh semua faktor perlakuan yang dicobakan tetapi perlakuan

[r]

Pipit Utami (2010), Pengembangan sequential Digital Teaching Media (SDTM) Pada Mata Pelajaran Teknik Kontrol di Kelas XI Program keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri

Penggunaan Vancomycin sebagai terapi defenitif harus pada pasien dengan hasil uji laboratorium yang terbukti positif terinfeksi bakteri jenis Meticillin-resistant

1 Juara I kelompok lomba antar sekolah Tingkat Kota Yogyakarta 10 2 Juara II antar sekolah Tingkat Kota Yogyakarta 7 3 Juara III antar sekolah Tingkat Kota Yogyakarta 5 Juara

Semua hal yang terjadi pada kelenjar tiroid dapat mengganggu atau menurunkan sintesis hormon tiroid (bahan/obat goitrogenik, tiroiditis, pascatiroidektomi,

Pembelajaran berbasis multikultur dan budaya di tingkat sekolah dasar (SD/MI) disesuaikan dengan tingkat perkembangan berfikir anak SD yang masih dalam taraf