• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DI TENGAH PANDEMI COVID 19 DALAM MENDUKUNG PROSES BELAJAR SISWA DI DESA PUTER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DI TENGAH PANDEMI COVID 19 DALAM MENDUKUNG PROSES BELAJAR SISWA DI DESA PUTER"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DI TENGAH PANDEMI COVID – 19 DALAM MENDUKUNG PROSES

BELAJAR SISWA DI DESA PUTER

PENULIS :

(3)

ii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DI TENGAH PANDEMI COVID – 19 DALAM MENDUKUNG PROSES

BELAJAR SISWA DI DESA PUTER

PENULIS:

Rizky Oktaviani Putri Dewi | Mukhtarul Anam

PENYUNTING :

Madekhan | Abdullah Farih| Husen | Abid Muhtarom | Kusuma Wijaya | Sudarto Murtaufiq | Azza Abidatin Bettaliyah | Nur Qomariyah Nawafilah |Nanto Purnomo | Mimatun Nasihah |

Hammam Rofiqi Agustapraja

LAYOUT DAN DESAIN SAMPUL : Tim Litbang Pemas

Cetak Pertama, Agustus 2020 56 Halaman 15,5cm x 23cm ISBN: ...

IKAPI: 249/Anggota luar biasa/JTI/2020

PENERBIT :

LITBANG PEMAS UNISLA

Lembaga Penelitian, Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Universitas Islam Lamongan

Jl. Veteran, No. 53A Lamongan Jawa Timur Website : www.litbangpemas.unisla.ac.id Email : litbangpemas@gmail.com Telp. ( 0322 ) 324706 CP. 082257012322 / 085649208712

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmad, taufik dan hidayah-Nya kepada kami semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan program Kuliah Kerja Nyata Dari Rumah ( KKN DR ) di Desa Puter, Kecamatan Kembangbahu, Lamongan.

Buku Profil Desa yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Di Tengah Pandemi Covid – 19 Dalam Mendukung Proses Belajar Siswa Di Desa Puter“ disusun sebagai bentuk tanggungjawab penulis dalam rangka mengikuti program KKN DR UNISLA 2020.

Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada :

1. Bapak H. Bambang Eko Moeljono, S.H, Sp. N, MMA, M. Hum, selaku Rektor Universitas Islam Lamongan.

2. Bapak Mukhtarul Anam, M. Pd, selaku Dosen Pembimbing Lapangan kelompok KKN DR 38.

3. Bapak Mulyar, selaku Kepala Desa Puter beserta jajaran perangkat Desa Puter.

4. Narasumber baik guru, orangtua siswa, siswa dan warga desa Desa Puter yang telah berkenan untuk memberikan informasi kepada penulis terkait dengan isi buku yang disusun.

5. Orangtua penulis atas dukungannya selama ini.

6. Kepada rekan-rekan penulis yang telah membantu proses penyusunan buku.

Dalam penyususnan ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Semoga buku profil desa ini dapat memberitan manfaat.

Lamongan, Agustus 2020

(5)

iv

SAMBUTAN KEPALA DESA PUTER Bismillahirrahmanirrohim,

Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh.

Yang saya hormati para alim ulama dan tokoh masyarakat desa Puter.

Yang saya hormati jajaran perangkat desa Puter.

Yang saya muliakan mahasiswa KKN DR dari UNISLA tahun 2020.

Puji syukur kepada Tuhan Yang maha Kuasa, atas rahmad-Nya kepada kita semua. Sholawat dan salam kita sanjungkan pada Nabi Besar Muhammad SAW, kepada Keluarga, Shohabat dan juga para pengikutnya.

Saya selaku Kepala Desa Puter mengucapkan, Selamat Datang Kepada Mahasiswa KKN-DR UNISLA 2020, di Desa Puter. Saya mengucapkan berterima kasih atas kehadiran adik-adik Mahasiswa KKN-DR UNISLA 2020 di desa kami ini. Berharap dengan adanya kegiatan KKN ini adik-adik mahasiswa akan lebih mengenal dan mengetahui tentang desa tempat tinggalnya, yakni Desa Puter.

Mengenai beberapa hal yang diperlukana mengenai informasi-informasi yang berkaitan dengan desa Puter baik administrasi ataupun pelaporan lainya, silahkan datang saja ke kantor desa. InshaaAllah kami selaku perangkat desa siap membantu adik-adik mahasiswa.

Sekali lagi kami berterima kasih atas kedatangan para mahasiswa KKN DR UNISLA 2020. Jika ada yang kurang berkenan, harap dimaklumi.

Sekian sambutan dari saya selaku kepala desa Puter, terima kasih atas perhatiannya. Saya akhiri, Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh.

Kepala Desa Puter Mulyar, S. Pd

(6)

v DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman ISBN ... ii

Kata Pengantar ... iii

Sambutan Kepala Desa Puter ... iv

Daftar Isi ... v

BAB I Profil Desa Puter ... 1

A. Asal-usul Desa ... 1

B. Sejarah Pemerintahan ... 2

C. Geografis Desa ... 3

D. Perekonomian Desa ... 4

E. Sosial Budaya Desa ... 5

F. Produk Kreatifitas Masyarakat ... 6

G. Sarana Prasarana ... 6

H. Mata Pencaharian... 9

I. Agama ... 10

J. Pendidikan ... 11

BAB II Ruang Lingkup Covid – 19 ... 12

A. Pengertian Covid – 19 ... 12

B. Proses Penularan Covid – 19 ... 14

C. Penanggulangan Covid – 19 ... 16

D. Kebijakan Pemerintah Desa Puter di Masa Pandemi Covid – 19 ... 18

BAB III Dunia Pendidikan Desa Puter di Masa Pandemi .. 22

A. Keadaan Pendidikan di Masa Pandemi Covid – 19 . 22 B. Dampak Siswa Tidak Sekolah di Masa Pandemi Covid – 19 ... 26

(7)

vi

BAB IV Ruang Lingkup Era New Normal ... 28

A. Pengertian New Normal ... 28

B. Fase-fase dalam Penerapan Era New Normal ... 30

C. Protokol Kesehatan di Era New Normal ... 32

BAB V Desa Puter Menyambut Era New Normal ... 37

A. Pandangan Masyarakat Desa Puter Tentang New Normal ... 37

B. Kebijakan Desa Puter Menyambut Era New Normal 39 BAB VI Pelaksanaan Pendidikan Desa Puter di Masa Pandemi Covid – 19 ... 42

A. Model Pembelajaran Sebelum Era New Normal... 42

B. Model Pembelajaran di Era New Normal ... 43

BAB VII Tanggapan Penyelenggaraan Model Pembelajaran di Masa Pandemi ... 46

A. Tanggapan Guru ... 46

B. Tanggapan Orangtua ... 47

C. Tanggapan Siswa ... 48

BAB VIII Hikmah Di Balik Covid – 19 ... 51

A. Kreatifitas Guru dalam Merancang Model Pembelajaran ... 51

B. Teknologi Tak Menggantikan Peran Guru ... 52

Daftar Pustaka ... 53

Lampiran Gambar ... 54

(8)

1 BAB I

PROFIL DESA PUTER

A. Asal-Usul Desa

Sebenarnya tidak ada ceritanya secara jelas mengenai awal mula desa Puter dikarenakan tidak ada data yang mendukung, baik berupa prasasti atau situs. Cerita asal-usul desa hanya berdasarkan cerita dari para sesepuh desa Puter yang di ceritakan secara turun temurun. Munculnya nama desa Puter berawal dari sebuah tempat yang sering digunakan masyarakat desa Puter ini untuk berjualan beras. Lokasi tempat transaksi jual-beli berat tepatnya ada di bagian wilayah desa bagian utara, yang saat ini tepatnya perbatasan antara desa Puter dan Desa Rungkut. Akhibat adanya transaksi jual-beli tersebut, banyak beras yang berceceran di tanah yang menyebabkan banyak burung puter yang datang dan mematuk beras-beras yang berceceran tersebut. Dari sinilah warga sepakat untuk memberikan nama desa tersebut dengan nama desa Puter.

Versi lain yang diceritakan oleh narasumber adalah bahwa dahulu mbah Lamong pernah singgah di Desa Puter, beliau datang tepatnya menjelang waktu magrib. Saat itu beliau berjalan ke arah bagian barat Desa Puter dan meminta sebuah kelapa muda kepada salah seorang warga desa untuk buka puasa. Namun sayangnya tidak diberi oleh warga desa tersebut. Akhirnya pada pagi hari beliau berpindah ke bagian utara desa. Disana beliau tidak betah karena pada saat itu ada warga desa yang sedang bertengar dengan suara yang keras. Kemudian beliau melanjutkan perjalanannya dan tiba-tiba warga Puter sudah mendengar kabar bahwa beliau – mbah Lamong – sudah berada di wilayah Lamongan kota. Dari kejadian berpindah-pindah lokasi ( istilah orang Jawa : muter atau berputar ) mbah Lamong ini akhirnya terciptalah nama

(9)

2 Desa Puter.

Versi ketiga yakni nama Desa Puter diambil dari adanya sungai yang memutari wilayah Desa Puter. Sungai tersebut dari wilayah Desa Bener kemudian terus memanjang ke Desa Maor dan kemudian melintasi Desa Puter.

Namun dari ketiga versi diatas yang lebih diterima adalah versi yang pertama. Yakni nama Desa Puter diambil dari banyaknya burung-burung Puter yang mematuk beras-beras yang berceceran dilokasi dimana terjadi transaksi jual-beli beras di wilayah Desa Puter pada jaman dahulu.

B. Sejarah Pemerintahan

Sejarah pemerintahan Desa Puter dalam buku ini hanya memperoleh informasi tentang nama-nama yang pernah menjabat sebagai kepala Desa Puter. Nama-nama tersebut adalah sebagai berikut :

No. Nama Periode/Tahun

1. Sardin Ditetapkan - 1990 2. Soetardjo 1990 - 1998 3. Suwono 1998 - 2001 4. Sigit Wicaksono 2001 - 2006 5. Harianto 2007 - 2013 6. Mulyar 2013 – 2018 2019 – sekarang

Struktur Pemerintahan Desa Puter ( 2019 – 2024 ) : Kepala Desa : Mulyar, S. Pd

(10)

3

Sekretaris Desa : Heru Sutikno Kepala Sek. Pemerintahan : M. Suparto Kepala Sek. Kesejahteraan : M. Rohim Kepala Sek. Pelayanan : Shonhaji

Kepala Urusan Tata Usaha dan Umum : Ahmad Munir Kepala Urusan Perencanaan : Nikrom

Kepala Dusun Puter : Suwoto Kepala Dusun Tempuran : Turino Kepala Dusun Pucung : H. Ikhsan Kepala Dusun Miru : Rupiadi

C. Geografis Desa

Secara umum letak geografis Desa Puter terletak di garis 60 5’ 54” sampai dengan 70

23’ 12” Lintang Selatan dan diantara garis Bujur Timur 1120 4’ 4” sampai dengan 1120 33’ 12”. Desa Puter memiliki luas wilayah kurang lebih 685 Ha, tegal atau ladang 59 Ha, pemukiman warga 36 Ha, perkantoran 0,25 Ha, sekolah 2,7 Ha dan lapangan bola 0,5 Ha.

Desa Puter terdiri dari 4 dusun dengan 4 kepala dusun, 7 rukun warga ( RW ) dan 33 rukun tetangga ( RT ). Kondisi tipografi Desa Puter, Kecamatan Kembangbahu adalah datar dan agak tinggi dibanding dengan desa lain jika ditinjau dari jarak IKK.

Kelurahan Desa Puter adalah salahsatu desa yang terletak di kecamatan Kembangbahu, kabupaten Lamongan. Kode pos adalah 62282 yang beralamatkan di Jalan Raya Mantup – Lamongan Km. 13, No. 80, Provinsi Jawa Timur.

Batas-batas wilayah Desa Puter :

 Utara : Desa Randubener

 Selatan : Desa Pelang

 Timur : Desa Pelang

 Barat : Desa Maor

(11)

4

 Dusun Puter

 Dusun Tempuran

 Dusun Pucung

 Dusun Miru

Desa Puter terdiri berdiri pada tahun 1982, dipilihnya Dusun Puter sebagai Desa Puter karena wilayahnya lebih luas disbanding dengan dusun-dusun yang lain. Selain itu Dusun Puter lebih banyak jumlah penduduknya.

Gambar 1. 1 Peta Desa Puter D. Perekonomian Desa

Melihat kondisi lingkungan Desa Puter, dimana memiliki luas lahan pertaniannya mencapai 354, 27 Ha. Maka yang mendominasi adalah perekonomian sektor pertanian, sehingga hampir sebagian besar penduduk adalah sebagai petani. Sisanya adalah disektor perdagangan yakni toko bangunan, sayur, bahan kebutuhan pokok dan rumah tangga. Sektor lain adalah pegawai negeri dan buruh pabrik baik buruh di luar kabupaten Lamongan maupun buruh pabrik dalam kabupaten Lamongan. Selain itu ada pula yang perekonomiannya bergerak pada sektor peternakan.

Keadaan perekonomian masyarakat Desa Puter tergolong menengah ke bawah ( sebagaian besar ) sampai dengan

(12)

5

golongan menengah ke atas. Hal tersebut dapat dilihat dari masih adanya anak desa yang hanya bersekolah sampai pada tingkat SMP saja. Kemudian langsung bekerja. Salahsatu penyebabnya juga dikarenakan pendidikan masyarakat desa yang tidak merata.

E. Sosial Budaya Desa

Jumlah penduduk desa Puter sebanyak 4.497 jiwa dengan jumlah rumah tangga 1.316 kepala keluarga. Rinciannya adalah jumlah penduduk perempuan sebanyak 2.272 jiwa sedangkan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2.225 jiwa.

Masyarakat Desa Puter cenderung masih memegang teguh budaya leluhur. Seperti budaya sedekah bumi yang dilaksanakan ketika musim panen tiba ataupun ketika ada permasalahan dengan keadaan lingkungan. Seperti sedekah bumi yang dilakukan sekitar bulan Juli awal lalu yakni akibat tanaman sawah habis dimakan tikus, akhirnya warga berinisiatif untuk mengadakan tradisi sedekah bumi.

Selain itu keadaan sosial masyakakat juga cenderung agamis. Hal ini dikarenakan salahsatu faktornya adalah adanya keberadaan pondok pesantren dan peran para tokoh agama dalam mengajak warganya melaksanakan kegiatan keagamaan. Contohnya adalah seperti rutinan tahlil, yasin, dan istighosah.

Disisi lain masyarakat Desa Puter masih memegang erat budaya gotong-royong dalam bermasyakat. Hal ini dapat tercermin ketika apabila ada warga yang memiliki hajatan, maka warga sekitar turut membantu. Contoh lain adalah ketika kegiatan kerja bakti desa membersihkan lingkungan yang biasanya dilaksanakan secara bergilir.

Disisi lain di Desa Puter juga memiliki satu pasar yang letaknya di sebelah utara kantor desa. Pasar tersebut adalah pasar pon, dinamakan pasar pon karena pasar tersebut hanya

(13)

6

buka saat pasaran pon. Pasar pon juga membantu dalam perekonomian masyarakat Desa Puter. Pasar pon juga baru saja direnovasi.

Keadaan sosial Desa Puter, khususnya Dusun Puter sebenarnya masyarakat kesulitan dalam memperoleh air bersih. Hal ini disebabkan karena tidak ada sumber mata air. Pihak pemerintahan desa sebenarnya sudah berupaya untuk memberikan yang tetbaik untuk warganya dalam memperoleh air bersih. Yakni salahsatunya dengan melakukan pengeboran. Namun, walaupun sudah di lakukan pengeboran dengan kedalaman yang cukup dalam, tetap saja tidak ditemukan sumber mata air.

Akhirnya masyarakat Dusun Puter memanfaatkan waduk desa untuk kebutuhan rumah tangga. Bagi masyarakat kalangan menengah keatas, mereka membuat seperti tempat cor-coran di bawah tanah sebagai tempat penampuangan air yang kemudian diisi air memberi tangkian.

Dengan melihat keadaan tersebut, pemerintahan desa akhirnya melakukan perluasan waduk yang bertujuan agar daya tamping air hujan lebih banyak.

F. Produk Kreatifitas Masyarakat

Produk kreatifitas masyarakat Desa Puter diantaranya adalah meubel furniture rumah tangga. Selain itu ada pula produk pembuatan rebana dan juga berdiri satu pabrik makanan ringan yang pekerjanya adalah warga Desa Puter yang ada disekitar pabrik tersebut. Pabrik tersebut membuat makanan ringan seperti kacang sanghai, aneka krupuk dan juga kacang atom.

G. Sarana Prasarana

Sarana Prasarana Desa Puter adalah sebagai berikut :

(14)

7

No. Jenis Sarana Keterangan

1. Kantor Desa Ada dan Baik

2. Ruang Kerja Kepala Desa Ada dan Baik 3. Ruang Sekretaris Desa Tidak Ada

4. Ruang Staf Ada dan Baik

5. Ruang LMD Tidak Ada

6. Ruang LKMD Tidak Ada

7. Ruang PKK Tidak Ada

8. Ruang Rapat Tidak Ada

9. Komputer Ada dan Baik

10. Mesin Ketik Tidak Ada

11. Lemari Arsip Ada dan Baik

12. Telepon Tidak Ada

13. Kursi Ada dan Baik

14. Meja Ada dan Baik

 Sarana Kesehatan

No. Jenis Sarana Keterangan

1. Poliklinik Tidak Ada

2. Puskesmas Tidak Ada

(15)

8

 Sarana Keagamaan 1. Dusun Puter

Masjid Mushola TPQ Pesantren Jumlah Nama Jumlah Jumlah Jumlah Nama

2 Baitul Muttaqin dan al – Mu’minun 6 1 2 An-Nur dan As-Saadah 2. Dusun Tempuran

Masjid Mushola TPQ Pesantren Jumlah Nama Jumlah Jumlah Jumlah Nama

1 At-Taqwa

3 1 - -

3. Dusun Pucung

Masjid Mushola TPQ Pesantren Jumlah Nama Jumlah Jumlah Jumlah Nama

1 Al-Huda 5 1 - -

4. Dusun Miru

Masjid Mushola TPQ Pesantren Jumlah Nama Jumlah Jumlah Jumlah Nama

(16)

9

 Sarana Pendidikan Formal

No. Jenjang Pendidikan Negeri Swasta

Gedung Gedung 1. TK - 4 2. Sekolah Dasar ( SD ) 3 1 3. Madrasah - 4 4. SMP/MTs - 3 5. SMA/SLTA 1 5 6. Kejar Paket B - 1 7. Kejar Paket C - 1  Sarana Lain

No. Jenis Sarana Keterangan

1. Waduk Desa 5

2. Lapangan Bola 4

3. Lapangan Volly 4

H. Mata Pencaharian

Dilihat dari kondisi lingkungan Desa Puter sebagian besar masyarakat adalah bermata pencaharian sebagai petani. Yang mendominasi adalah pertanian padi, tebu dan jagung. Potensi pertanian ini dengan memanfaatkan sistem sawah tadah hujan mengingat Desa Puter termasuk desa yang tandus dan sulit air. Pertanian di Desa Puter juga memiliki keorganisasian yang resmi yakni Kelompok Tani yang berfungsi sebagai wadah dalam memberdayakan para petani Desa Puter sekaligus

(17)

10

sebagai wadah dalam mengatasi permasalahan-permasalahan bertanian di Desa Puter. Kelompok Tani ini juga sering mengadakan seminar maupun acara-acara pertanian.

Selain itu mata pencaharian lain adalah sebagai peternak. Potensi peternakan ini juga memberikan pengaruh terhadap pendapatan masyarakat Desa Puter. Binatang ternak yang mendominasi adalah sapi, kambing, ayam boiler dan ayam kampung.

Bahkan salahsatu peternak sapi yang cukup besar di Desa Puter berhasil mengelolah kotoran sapi menjadi bio gas yang sangat bermanfaat untuk kebutuhan energi gas bagi masyarakat sekitar. Peternakan sapid an kambing ini cukup banyak, salahsatu faktor adalah adanya lahan dan juga banyaknya sumber makanan binatang ternak sapi dan kambing yakni rumput yang mudah didapatkan diarea persawahan maupun di tanah lapang atau ladang.

I. Agama

Hampir semua masyarakat Desa Puter beragama Islam. Sedangkan untuk latar belakang organisasi keagamaan mayoritas adalah warga Nahdatul Ulama ( NU ) sedangkan lainnya ada yang Muhammadiyah dan juga LDII. Walaupun demikian, namun masyarakat Desa Puter sangat menjunjung tinggi keberagaman. Sebagai contoh kadang ada perbedaan penetapan tanggal hari raya, walaupun demikian antar warga tetap saling menghargai dan menghormati.

Untuk kegiatan keagamaan hampir setiap minggu selalu ada majlis ta’lim di lingkungan masyarakat, baik jamaah yang muda maupun yang tua dan laki-laki maupun perempuan.

Jamaah ibu-ibu adalah jamaah istighosah dan ngaji bersama di pondok pesantren setiap hari Minggu sore. Sedangkan untuk jamaah bapak-bapak adalah jamaah yasiin tahlil dan juga jamaah ngaji di pondok. Sedangkan bagi anak-anak muda

(18)

11

sebagian masih mengaji kitab kuning di pondok dan juga jamaah diba’ dan manaqib setiap Senin setelah sholat isya’.

Nilai-nilai keagamaan di Desa Puter dapat dibilang baik. Masyarakat menjaga kehidupan keberagamaan dengan baik dan saling menghargai satu sama lain. Keberadaan pondok pesantren dan peran serta para tokoh agama memberikan andil dalam kehidupan religius warga Desa Puter.

J. Pendidikan

Di Desa Puter memiliki beberapa lembaga pendidikan formal. Mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) sampai pada tingkat Madrasah Aliyah ( MA ).

Pada tingkat PAUD ada sebanyak 4 lembaga yang tersebar di Desa Puter. Tingkat Sekolah Dasar ada 3 lembaga, yakni SDN 1 Puter, SDN 2 Puter dan SDN 3 Puter. Sedangkan untuk Madrasah Ibtida’iyah hanya memiliki 1 lembaga. Pada Tingkat Mts memiliki 1 yakni Mts Maarif Puter. Begitu pula pada tingkat MA memiliki 1 yakni MA Maarif Puter.

Kondisi pendidikan di Desa Puter dapat dikatakan cukup baik. Hanya saja menurut pengamatan penulis ada satu lembaga Sekolah Dasar dimana Sarana Gedungnya sebaiknya harus dilakukan perbaikan. Setelah dilakukan wawancara, ternyata hal tersebut sudah didiskusikan oleh lembaga pemerintahan terkait dan nantinya memang akan diadakan renovasi gedung.

Selain itu, siswa di Desa Puter juga sering memperoleh kemenangan dibeberapa ajang perlombaan seperti siswa berprestasi, lomba cerdas cermat maupun olimpiade-olimpiade. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun Desa Puter merupakan satu diantara Desa yang letaknya lumayan jauh dari pusat kota Lamongan, namun tidak menyurutkan semangat para siswanya untuk tetap ikut perpartisipasi dalam berbagai ajang perlombaan dan bahkan keluar sebagai juara.

(19)

12 BAB II

RUANG LINGKUP COVID – 19

A. Pengertian Covid – 19

Coronavirus adalah keluarga besar dari virus yang menyebabkan penyakit ringan sampai berat, seperti common cold atau pilek dan juga penyakit yang serius seperti MERS dan SARS. WHO (World Health Organization) memberikan nama pada virus baru tersebut yakni Severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan nama penyakitnya sebagai Corona virus disease 2019 (COVID-19) (WHO, 2020). Pada awalnya transmisi virus ini belum dapat di tentukan apakah dapat melalui antara manusia-manusia. Jumlah kasus terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Selain itu, ada kasus 15 petugas medis terinfeksi oleh salah satu pasien. Pasien tersebut dicurigai kasus “superspreader” (Channel News Asia, 2020).

Akhirnya dapat dikonfirmasi bahwa transmisi pneumonia ini dapat menular dari manusia ke manusia (Relman, 2020). Hingga saat ini virus ini dapat dengan cepat menyebar masih misterius dan penelitian masih terus berlanjut hingga saat ini. Patogenesis infeksi dari COVID-19 belum diketahui seutuhnya. Pada awalnya virus ini diketeahui kemungkinand memiliki kesamaan dengan SARS dan MERS CoV, tetapi hasil dari evaluasi genomik isolasi dari 10 pasien, terdapat kesamaan mencapai 99% yang menunjukkan suatu virus baru, dan memiliki kesamaan (identik 88%) dengan batderived severe acute respiratory syndrome (SARS) like coronaviruses, bat-SL-CoVZC45 dan bat-SLCoVZXC21, yang diambil pada tahun 2018 di Zhoushan, Cina bagian Timur, kedekatan dengan SARS-CoV adalah 79% dan lebih jauh lagi dengan MERS-CoV (50%). Analisis filogenetik mengetahui COVID-19 merupakan bagian dari subgenus Sarbecovirus dan genus Betacoronavirus.

(20)

13

Penelitian lain juga menunjukkan protein (S) dapat memfasilitasi masuknya virus corona ke dalam sel yang ditarget.

Proses ini akan bergantung pada pengikatan protein S ke reseptor selular dan priming protein S ke protease selular. Penelitian hingga saat ini menunjukkan kemungkinan proses masuknya COVID-19 ke dalam sel mirip dengan SARS. Hai ini didasarkan pada kesamaan struktur 76% antara SARS dan COVID-19. Sehingga diperkirakan virus ini ditarget Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE2) sebagai reseptor masuk dan menggunakan serine protease TMPRSS2 untuk priming S protein, meskipun hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Proses imunologik melalui host selanjutnya masi belum banyak diketahui. Dari data kasus yang ada, pemeriksaan sitokin yang berperan di ARDS menunjukkan hasil terjadinya badai sitokin (cytokine storms) misal pada kondisi ARDS lainnya. Dari penelitian saat ini, ditemukan beberapa sitokin dalam jumlah yang cukup tinggi, yaitu: interleukin-1 beta (IL-1β), interferon-gamma (IFN-γ), inducible protein/CXCL10 (IP10) dan monocyte chemoattractant protein 1 (MCP1) serta kemungkinan besar mengaktifkan T-helper-1 (Th1).

Selain sitokin itu, COVID-19 juga dapat meningkatkan sitokin T-helper-2 (Th2) (Seperti, IL4 and IL10) yang mensupresi inflamasi berbeda dari SARS-CoV. Data lain juga menunjukkan, pada pasien COVID-19 di ICU ditemukan kadar granulocyte-colony stimulating factor (GCSF), IP10, MCP1, macrophage inflammatory proteins 1A (MIP1A) dan TNFα yang lebih tinggi dibandingkan pasien yang tidak memerlukan perawatan ICU. Hal ini dapat mengindikasikan badai sitokin akibat infeksi COVID-19 berkaitan dengan derajat keparahan penyakit.

(21)

14 B. Proses Penularan Covid – 19

Virus corona merupakan zoonosis, sehingga terdapat kemungkinkan virus berasal dari hewan dan ditularkan ke manusia. Pada COVID-19 belum diketahui dengan pasti proses penularan dari hewan ke manusia, tetapi data filogenetik memungkinkan COVID-19 juga merupakan zoonosis. Perkembangan data selanjutnya menunjukkan penularan antar manusia (human to human), yaitu diprediksi melalui droplet dan kontak dengan virus yang dikeluarkan dalam droplet. Hal ini sesuai dengan kejadian penularan kepada petugas kesehatan yang merawat pasien COVID-19, disertai bukti lain penularan di luar Cina dari seorang yang datang dari Kota Shanghai, Cina ke Jerman dan diiringi penemuan hasil positif pada orang yang ditemui dalam kantor.

Bahkan pada laporan kasus kasus ini dikatakan penularan ini terjadi pada saat indeks kasus belum mengalami gejala (asimtomatik) atau dalam masa inkubasi. Laporan lain mendukung penularan antar manusia adalah laporan 9 kasus penularan langsung antar manusia di luar Cina dari kasus index ke orang kontak erat yang tidak memiliki riwayat perjalanan manapun

Penularan ini dapat terjadi umumnya melalui droplet dan kontak dengan virus yang kemudian virus dapat masuk ke dalam mukosa yang sedang terbuka. Ada suatu analisis mencoba untuk mengukur laju penularan berdasarkan masa inkubasi, gejala dan juga durasi antara gejala dengan pasien yang diisolasi. Analisis ini mendapatkan hasil penularan dari 1 pasien ke sekitar 3 orang di sekitarnya, namun kemungkinan penularan di masa inkubasi dapat menyebabkan masa kontak pasien ke orang sekitar menjadi lebih lama sehingga risiko jumlah kontak tertular dari 1 pasien kemungkinan dapat lebih besar

(22)

15

Penularan dari hewan ke manusia (zoonosis) dan penularan dari manusia ke manusia cukup terbatas, Untuk Covid-19 masih belum jelas bagaimana penularannya, masi diduga dari hewan ke manusia karena kebanyakan kasus yang muncul di Wuhan Cina semuanya mempunyai riwayat kontak dengan pasar hewan Huanan Wuhan Cina. Ada sebanyak 65 negara saat ini yang terinfeksi virus corona. Menurut data dari WHO per tanggal 2 Maret 2020 total jumlah penderita 90.308 terinfeksi Covid-19.

Angka kematian saat itu mencapai 3.087 atau 2.3% dengan angka kesembuhan mencapai 45.726 orang. Disini dapat terbukti pasien konfrimasi Covid-19 di Indonesia berawal dari suatu acara di Jakarta dimana orang tersebut kontak dengan seorang warga negara asing (WNA) asal jepang yang tinggal di malaysia. Setelah pertemuan tersebut orang itu merasa demam, batuk dan sesak napas (WHO, 2020). Berdasarkan data pada 2 Maret 2020, angka mortalitas diseluruh dunia 2,3% sedangkan khusus di kota Wuhan Cina yaitu 4,9%, dan di daerah Hubei 3,1%. Angka ini di daerah lain di Tiongkok Cinta adalah 0,16%.8,9 Ber dasarkan penelitian ada 41 pasien pertama di Wuhan Cina terdapat 6 orangyang meninggal (5 orang pasien di dalam ICU dan 1 orang pasien di luar ICU) (Huang,et.al. ,2020). Kasus kematian banyak terjadi pada orang tua dan dengan penyakit penyerta. Kasus kematian pertama pasien lelaki berusia 61 tahun dengan penyakit bawaan tumor intraabdomen dan kelainan diliver (The Straits Time, 2020).

Dibawah ini tanda-tanda virus covid – 19 ( dikutip dari www.kemkes.go.id ) adalah sebagai berikut : Gejala demam > 380 C, batuk, sesak nafas yang membutuhkan perawatan di rumah sakit. Gejala ini diperberat jika penderita adalah usia lanjut usia dan mempunyai penyakit penyerta lainnya, seperti penyakit pari obstruktif menahun atau penyakit jantung.

(23)

16 C. Penanggulangan Covid – 19

Prinsip tatalaksana secara keseluruhan menurut rekomendasi WHO yaitu: Triase : identifikasi pasien segera dan pisahkan pasien dengan severe acute respiratory infection (SARI) dan dilakukan dengan memperhatikan prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) yang sesuai, terapi suportif dan monitor pasien, pengambilan contoh uji untuk diagnosis laboratorium, tata laksana secepatnya pasien dengan hipoksemia atau gagal nafas dan acute respiratory distress syndrome (ARDS), syok sepsis dan kondisi kritis lainnya

Hingga saat ini tidak ada terapi spesifik anti virus nCoV 2019 dan anti virus corona lainnya. Beberapa peneliti membuat hipotesis penggunaan baricitinib, suatu inhibitor janus kinase dan regulator endositosis sehingga masuknya virus kedalam sel terutama sel epitel alveolar. Pengembangan lain adalah penggunaan rendesivir yang diketahui memiliki efek antivirus RNA dan kombinasi klorokuin, tetapi keduanya masi belum mendapatkan hasil yang di inginkan.

Vaksinasi juga belum ada sehingga tata pelaksanaan utama pada pasien adalah terapi suportif disesuaikan kondisi pasien yang terpapar, terapi cairan adekuat sesuai kebutuhan, terapi oksigen yang sesuai derajat penyakit mulai dari penggunaan kanul oksigen, masker oksigen. Bila dicurigai terjadi infeksi ganda diberikan antibiotika spektrum luas. Salah satu yang harus diperhatikan pada tata laksana adalah pengendalian komorbid. Dari gambaran klinis pasien COVID-19 diketahui komorbid berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas. Komorbid yang diketahui berhubungan dengan luaran pasien adalah usia lanjut, hipertensi, diabetes, penyakit kardiovaskular dan penyakit serebrovaskular

Pencegahan utama adalah membatasi mobilisasi / pergerakan orang yang berisiko hingga masa inkubasi selesai.

(24)

17

Pencegahan lain adalah meningkatkan daya tahan tubuh melalui asupan makanan sehat, meperbanyak cuci tangan, menggunakan masker bila berada di daerah berisiko atau padat, melakukan olah raga, istirahat cukup serta makan makanan yang dimasak hingga matang dan bila sakit segera berobat ke RS rujukan untuk dievaluasi Hingga saat ini tidak ada vaksinasi untuk pencegahan primer. Pencegahan sekunder adalah segera menghentikan proses pertumbuhan virus, sehingga pasien tidak lagi menjadi sumber infeksi.

Upaya pencegahan yang lain dan cukup penting yaitu berhenti merokok untuk mencegah kelainan parenkim paru. Pencegahan pada petugas kesehatan juga harus dilakukan dengan cara memperhatikan penempatan pasien di ruang rawat atau ruang intensif isolasi. Pengendalian infeksi di tempat pelayanan kesehatan pasien yang terduga terpapar di ruang instalasi gawat darurat (IGD) isolasi serta mengatur alur pasien masuk dan keluar. Pencegahan terhadap petugas kesehatan dimulai dari pintu pertama pasien termasuk triase. Pada pasien yang mungkin mengalami infeksi COVID-19 petugas kesehatan perlu menggunakan APD standar untuk penyakit menular. Kewaspadaan standar dilakukan rutin, menggunakan APD termasuk masker untuk tenaga medis (N95), proteksi mata, sarung tangan dan gaun panjang (gown).

Berikut adalah bentuk kesiap-siagaan Indonesia dalam mengantisipasi covid – 19 ( dikutip dari www.kemkes.go.id ) :

a. Kemenkes telah menerbitkan Surat Edaran kepada seluruh Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota, RS rujukan, Kantor Kesehatan Pelabuhan ( KPP ) dan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan ( BTKL ) untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.

b. Bandara-bandara di seluruh Indonesia terutama yang mempunyai penerbangan langsung dari Cina, meningkatkan kewaspadaan diantaranya dengan

(25)

18

mengaktifkan themal scanner, memberikan health alert card dan KIE pada penumpang.

c. Penyebaran KIE kepada masyarakat agar tidak panik namun tetap waspada terhadap penyakit ini.

Kemenkes juga memberikan himbauan-himbaun kepada masyarakat, diantara adalah :

a. Menerapkan PHBS dengan sering cuci tangan dengan sabun atau cairan pembersih tangan mengandung alcohol.

b. Menghindari kontak dengan hewan, pasar hewan

D. Kebijakan Pemerintah Desa Puter Di Masa Pandemi Covid – 19

Sejalan dengan kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah pusat, pemerintah Desa Puter pun juga langsung mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk mencegah masuknya virus corona ke dalam lingkungan Desa Puter. Kepala Desa Puter langsung mengerahkan jajarannya dibantu oleh para ketua rukun tetangga ( RT ) dan juga rukun warga ( RW ) untuk turun langsung memberikan himbauan dan mensosialisasikan kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah Desa Puter di masa pandemic covid – 19 ini.

Kebijakan-kebijakan di masa pandemi covid – 19 ( sebelum new normal diberlakukan ) tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Kepala desa beserta jajarannya dibantu oleh ketua RT dan RW mengintruksikan kepada warga agar ditiap masing-masing rumah warga disediakan tempat mencuci tangan lengkap dengan sabun cairnya. Warga dihimbau untuk segera mencuci tangan sebelum masuk ke rumah.

b. Kepala desa beserta jajarannya dibantu oleh ketua RT dan RW juga melakukan penyuluhan tentang

(26)

19

pembatasan sosial agar warga Desa Puter mengurangi interaksi sosialnya dengan warga Desa Puter lainnya dan menghimbau agar tetap tinggal dirumah masing-masing.

c. Pembagian masker kepada warga yang dilakukan oleh masing-masing ketua RT dan menghimbau warganya agar setiap keluar rumah untuk selalu memakai masker dan segera mencuci setelah dipakai.

d. Segera membuat portal di jalan keluar-masuk Desa Puter. Membagi jam jaga warga desa untuk bergantian berjaga di pintu portal dan setiap warga yang keluar-masuk Desa Puter harus disemprot dengan cairan disenvektan.

e. Warga Desa Puter boleh masuk ke Desa Puter maksimal jam 23.00 WIB setelah jam tersebut, portal ditutup dan akan dibuka kembali pada pukul 05.00 WIB.

f. Para pengemis, pemulung dan pengamen dilarang masuk Desa Puter.

g. Warga yang bekerja di luar kabupaten Lamongan, untuk sementara waktu dilarang untuk pulang atau kembali ke Desa Puter. Begitu pula sebaliknya, warga Desa Puter dilarang untuk keluar kabupaten Lamongan.

h. Apabila masih ada yang pulang ke Desa Lamongan dari luar kabupaten Lamongan, maka warga tersebut harus melakukan isolasi diri/karantina di tempat yang sudah disediakan di kantor balai desa dengan mendapat vasilitas yang memadai.

i. Dilakukan penyemprotan disenvektan dan sosialisasi secara menyeluruh dengan melakukan keliling di Desa Puter setiap minggu.

j. Bekerja sama dengan para tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan protokol kesehatan utamanya selalu

(27)

20

menggunakan masker saat keluar rumah dan mencuci tangan setelah pulang dari luar.

k. Berkerja sama dengan TNI di tingkat kecamatan untuk melakukan pengamanan lingkungan. Memberikan pengarahan kepada warga apabila kedapatan keluar rumah tanpa mengikuti anjuran protokol kesehatan. l. Menghimbau kepada lembaga-lembaga pendidikan

utamanya lembaga pendidikan non-formal ( untuk lembaga formal sudah mendapat himbauan dari dinas terkait dari pusat ) untuk tidak melaksanakan kegiatan pembelajaran secara langsung atau tatap muka.

m. Menghimbah kepada warga untuk tidak melaksanakan kegiatan yang melibatkan banyak orang. Seperti hajatan, kegiatan keagamaan jamaah yasiin tahlil, istighosah, maupun kegiatan lain yang serupa. Juga membatasi jumlah jamaah di tempat ibadah ( mushola maupun masjid ) dan lebih menganjurkan untuk sementara waktu beribadah di rumah saja.

n. Membatasi jam buka warung kopi wilayah Desa Puter dan membatasi jumlah pembeli yang berkumpul di warung-warung tersebut.

o. Setiap malam diadakan petugas jaga yang akan berkeliling Desa Puter dan akan memberikan tindakan nasehat kepada orang-orang yang masih berkumpul. p. Pembatasan sosial diarea umum lainnya seperti pasar,

dimana warga juga dihimbau untuk selalu melaksanakan protokol kesehatan, utamanya memakai masker, mengatur jarak antar orang dan mencuci tangan di tempat yang sudah disediakan di pintu keluar-masuk pasar desa.

q. Apabila ada warga desa yang meninggal, maka jumlah pelayat juga dibatasi serta karena Desa Puter masih memegang tradisi seperti adanya tahlilan, maka jumlah

(28)

21

jamaah yang diperbolehkan hadir maksimal hanya tujuh orang saja.

(29)

22 BAB III

DUNIA PENDIDIKAN DESA PUTER DI MASA PANDEMI

A. Keadaan Pendidikan Di Masa Pandemi Covid – 19 Pada awal-awal pandemik covid – 19 mulai masuk ke Indonesia, kemudian diikuti kebijakan dari Kemendikbud bahwa sekolah-sekolah diliburkan selama pandemi menyebabkan sedikit kebingungan di masyarakat. Termasuk pula masyarakat Desa Puter. Beberapa wali murid, terlebih mereka yang secara pendidikan rendah memunculkan pertanyaan dibenak mereka kenapa sekolah harus diliburkan. Mereka beranggapan bahwa wilayah mereka, yakni Desa Puter adalah satu diantara wilayah yang cukup jauh dari wilayah perkotaan. Dimana wilayah perkotaanlah yang mendominasi pasien positif corona.

Namun dengan bantuan warga lain yang lebih berpengetahuan dan bantuan dari pihak sekolah akhirnya mereka faham bahwa memang kondisi pandemi ini adalah kondisi yang cukup berbahaya bagi semua orang terlebih bagi anak-anak jika mereka tetap dipaksa untuk belajar di sekolah. Apalagi penyebaran virus corona ini sangat mudah dalam penularannya.

Keadaan pendidikan di Desa Puter awal mula diliburkan pasca dikeluarkannya kebijakan dari pemerintah bahwa sekolah diliburkan belum terlihat dampak yang cukup signifikan. Siswa terlihat justru “senang” dengan kondisi “baru” mereka. “mendadak libur dan tanpa tugas”.

Ditambah lagi, terlihat euphoria dari siswa yang berada di kelas akhir yang seharusnya menempuh ujian nasional ( UN ), namun karena adanya pandemi ini, akhirnya pemerintah memutuskan untuk meniadakan ujian nasional. Hal ini diputuskan oleh pemerintah sebagai salahsatu upaya dalam

(30)

23

menjaga kesehatan dan keselamatan rakyat Indonesia. Utamanya anak-anak bangsa.

Seminggu dua minggu berlalu. Mulai terdengar perbincangan warga mengenai berlangsungnya proses belajar siswa. Muncul pertanyaan-pertanyaan. “kapan sekolah akan masuk”. Ada info jika sekolah akan masuk pada tanggal sekian, namun ternyata pada tanggal tersebut sekolah masih juga diliburkan.

Bulan berganti, siswa mulai merasakan kejenuhan tidak berkegiatan seperti yang biasa mereka lakukan di sekolah. Apalagi ditengah pandemi covid – 19 ini, masyarakat dihimbau untuk berada dirumah dan membatasi kegiatan diluar. Siswa terlihat mulai bosan, yang akhirnya mulai mencari kegiatan lain. seperti contoh, ketika awal mula kebijakan new normal mulai berlaku, muncul gaya hidup bersepeda. Akhirnya bersepeda menjadi satu diantara kegiatan yang dipilih siswa untuk mengurangi kejunuhannya selama libur pandemi covid – 19.

Sedangkan untuk vasilitas gedung sekolah dan prasarana pendidikan formal yang lain. memang awalnya terlihat beberapa gedung dan halaman kotor. Namun kemudian, pihak sekolah seperti membuat jadwal kedatangan guru yang tentu jumlahnya juga dibatasi untuk membersihkan dan mengkondisikan sekolahan agar tetap dalam kondisi yang baik.

Selama pandemi, pemerintah terus berupaya untuk memberikan yang terbaik bagi pendidikan nasional. Hingga akhirnya muncul pemberitahuan belajar secara online. Disamping itu, siswa dianjurkan untuk mengikuti dan melihat tayangan materi pembelajaran yang disiarkan melalui TVRI.

Namun, hal tersebut akhirnya memunculkan sedikit permasalahan kecil khususnya ditengah masyarakat Desa Puter. Hal tersebut adalah dikarenakan sinyal dari TVRI tersebut tidak semua bisa dilihat atau dipasangkan di TV yang dimiliki oleh

(31)

24

masyarakat Desa Puter. Akhibatnya baik siswa maupun orangtua harus melihat tayangan materi pembelajaran di TVRI secara online yakni melalui aplikasi di smartphone.

Lagi-lagi permasalahan muncul. Tidak semua siswa maupun orangtua memiliki smartphone yang memadai. Andai kata mereka memiliki, namun mereka tetap terbatas dalam hal paket data. Mereka beralasan, ditengah pandemi seperti ini, dimana imbas dari adanya corona juga berimbas pada pekerjaan mereka yang akhirnya hal tersebut juga berimbas pada pendapatan mereka. Hampir semua merasakan adanya penurunan pendapatan di masa pandemi covid ini. Sehingga pendapatan mereka lebih diutamakan untuk kebutuhan makan dan kebutuhan pokok yang lain dan lebih penting, sedangkan kebutuhan untuk pembelian paket data misalnya, menurut mereka itu bisa dikesampingkan.

Sehingga tidak sedikit yang siswa yang akhirnya tidak mengikuti dan melihat tayangan meteri pembelajaran di TVRI. Namun, disinilah hebatnya masyarakat Indonesia. Jiwa kepedulian dan sosialnya masih cukup tinggi. Beberapa wali murid yang lebih mampu segi ekonominya membantu siswa yang secara latar belakang ekonominya rendah. Yakni dengan membantu berbagi informasi dan materi di tayangan TVRI. Biasanya hal ini dilakukan mereka-mereka yang rumahnya bertetangga atau berdekatan. Cara lain adalah menshare informasi dan materi melalui grup whatshapp. Sebab memang tidak semua orangtua bisa mendampingi anak ketika tayangan tersebut berlangsung dikarena mereka harus bekerja di sawah, entah itu sebagai buruh tani maupun melihat kondisi sawah mereka. Sebab memang sebagian besar penduduk di Desa Puter adalah bermata pencaharian sebagai petani maupun sebagai peternak.

Kondisi ini terus berlanjut. Hingga pada 13 Juli yakni awal mula tahun ajaran baru. Masyarakat Desa Puter mengira bahwa

(32)

25

pada tanggal tersebut, sekolah akan kembali buka dan mengaktifkan kegiatan pembelajaran. Namun ternyata kebijakan pemerintah masih tetap sama. Yakni menggunakan sistem belajar dari rumah.

Pada kondisi ini, guru memberikan materi kepada siswa melalui berbagai cara secara online. Disinilah siswa kembali merasakan kejenuhan dan kebosanan. Mereka diberi materi hanya melalui media online sehingga menurut siswa hal tersebut tidak efektif. Materi tidak dapat ditangkap oleh siswa. Siswa banyak yang akhirnya tidak faham terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Sehingga mereka hanya sekedar mendapat tugas, kemudian tugas dikerjakan sebisanya tanpa memahami benar materinya. Bagi walimurid tingkat pendidikan seperti SMP/MTs maupun SMA/MA hal tersebut tidak terlalu berdampak bagi mereka. Namun bagi walimurid ditingkat bawah seperti PAUD sampai pada tingkat sekolah dasar ( SD ), pembelajaran secara online sangat menyusahkan mereka.

Para orangtua dituntut layaknya seorang guru. Mengajari anak mereka, membantu menyelesaikan tugas anak dan beberapa kegiatan lain yang mereka anggap cukup memberatkan orangtua. Disinilah akhirnya beberapa dari mereka akhirnya memahami betapa tugas seorang guru benar-benar besar bagi putra-putri mereka, calon pemimpin bangsa.

Sedangkan untuk kegiatan di sekolah, sama sekali tidak diperbolehkan melakukan kegiatan tatapmuka untuk wilayah pendidikan formal baik sebelum new normal maupun sesudah new normal diberlakukan di Desa Puter. Pembelajaran benar-benar dilakukan dari rumah dengan memanfaatkan teknologi membelajaran ( e – learning ) yang ada.

(33)

26

B. Dampak Siswa Tidak Sekolah Di Masa Pandemi Covid – 19

Berbicara dampak siswa tidak sekolah selama masa pandemi covid – 19 adalah siswa benar-benar kurang memahami materi yang disampaikan pihak sekolah melalui sistem pembelajaran online. Mereka kesulitan memahami meteri yang bisa dikatakan terbatas jika disampaikan secara online. Beberapa dari siswa justru hanya sekedar ikut “nimbrung” di forum online tersebut kemudian jika mereka mendapatkan tugas, mereka mengerjakannya kurang maksimal. Dampak lain yang dirasakan adalah tentang akhlaq siswa. Hal ini dikarenakan mereka kurang mendapat asupan tentang pendidikan karakter. Bagaimanapun pembelajaran secara online memang dinilai kurang memberikan ruh karakter kepada siswa. Tidak seperti pembelajaran tatap muka, dimana guru dan siswa belajar secara langsung, berdiskusi satu sama lain yang di dalam proses tersebut tentu guru akan memberikan contoh-contoh perilaku baik atau nasehat-nasehat kebaikan kepada anak didik mereka.

Dampak lain adalah siswa lebih banyak yang malas untuk belajar karena kita tahu bahwa pembelajaran secara online guru tidak bisa mengawasi secara langsung. Tugas bisa saja dikerjakan secara copy-paste dengan siswa yang lain. berbeda ketika guru memberikan tugas dikelas dan diawasi secara langsung oleh guru dalam proses pengerjaannya.

Dampak lain yang dapat dirasakan adalah kurang meratanya materi yang diterima oleh siswa. Seperti yang sudah dijelaskan di awal pembahasan, bahwa tidak semua siswa maupun wali murid memiliki smartphone yang memadai dengan paket internet yang cukup. Hal inilah yang akhirnya menyebabkan kadang materi tidak sampai kepada siswa yang bersangkutan. Sehingga siswa akan tertinggal materi pembelajarannya.

(34)

27

Dampak lain yang terlihat adalah siswa, terlebih siswa di tingkat sekolah dasar mereka banyak menghabiskan waktu untuk bermain. Di Desa Puter sendiri, pada era new normal sedang booming anak-anak kecil membuat miniatur truk dari kardus. Sehingga bila biasanya waktu pagi adalah jadwal mereka untuk berangkat sekolah dan beraktivitas belajar di sekolah, untuk di era new normal ini mereka gunakan untuk membuat miniatur tersebut bersama teman sebaya mereka.

Sedangkankan bagi siswa kelas atas, seperti siswa tingkat sekolah menengah pertama dan atas, dampak yang dirasakan adalah terkadang mereka justru banyak bermain sosial media di smartphone mereka. Hal tersebut adalah disebabkan karena bosan dan malas dengan pembelajaran daring atau online yang mereka anggap terlalu monoton dan tidak terfokus. Sehingga untuk menghilangkan rasa bosan tersebut, tidak jarang disela-sela waktu pembelajaran daring mereka juga membuka akun sosial mereka.

Dampak lain adalah siswa bahkan lupa dengan materi-materi yang pernah diajarkan oleh guru mereka. Jika biasanya dengan kegiatan belajar mengajar yang normal di sekolah, guru mereka akan mengulang atau mereview pembelajaran sebelumnya, namun di masa pandemi ini mereview pembelajaran jarang dilakukan oleh guru. Sehingga mereka lupa akan pelajaran sebelumnya.

(35)

28 BAB IV

RUANG LINGKUP DI ERA NEW NORMAL

A. Pengertian New Normal

New normal jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia adalah masa kenormalan baru. Istilah ini dapat muncul dari konteks mengingatkan kepercayaan para ekonomi dan juga pembuat kebijakan bahwa ekonomi industri dapat kembali ke cara terbaru mereka setelah krisis keuangan 2007-2008 (El-Erian, 2010: 12). New Normal adalah istilah dalam bisnis dan ekonomi yang mengacu pada kondisi keuangan selepas krisis keuangan 2007-2008, setelah resesi global 2008-2012, dan pandemi COVID-19. Istilah ini sejak ini sudah digunakan dalam berbagai konteks lain untuk mengungkapkan bahwa sesuatu yang sebelumnya tidak normal akan menjadi biasa. Jika kita mengacu pada istilah yang sedang hype tersebut maka new normal era pada masa pandemi covid-19 ini memang ditujukan untuk mencegah bencana ekonomi seperti resesi atau krisis pada istilah awamnya.

Pilihan kebijakan ini memang tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Banyak negara yang sudah mempersiapkan tas besarnya untuk menggelar perhelatan new normal era ini. Indonesia juga menyadari kebutuhan dalam negerinya, yaitu ekonomi. Berwick didalam medical papernya sendiri memempertanyakan kesiapan dunia jika menghadapi fase new normal. Pertanyaan tersebut adalah The most consequential question in the new normal for the future of US and global health is this: Will leaders and the public now at last commit to a firm, generous, and durable social and economic safety net ? (Berwick, 2020:1).

Akan tetapi, sebagai kisi-kisi saja, pemberlakukan new normal era lebih dititik beratkan pada ketidak sanggupan suatu negara untuk menahan lebih lama beban ekonomi yang di akibatkan berhentinya produksi dan kegiatan ekonomi sektor riil. Pertanyaan ideal tersebut bisa saja terwujud sebagai sebuah

(36)

29

realita di saat diberlakukannya new normal, namun bisa juga terjadi sebaliknya. Pertumbuhan ekonomi bisa saja kembali berjalan, namun tidak pada pemberhentian penyebaran virus SARS Cov-2 ini. Perbaikan kondisi ekonomi akan diiringi dengan seleksi alam. Kita sedang gandrung menyebutnya dengan herd immunity.

Menurut Gypsyamber D’Souza dan David Dowdy (2020)6 pengertian herd immunity adalah ketika sebagian besar populasi kebal terhadap penyakit menular, ini memberikan perlindungan, tidak langsung - atau kekebalan kawanan juga disebut sebagai perlindungan kawanan bagi mereka yang tidak kebal terhadap penyakit. Souza dan Dowdy juga memberikan penjelasan seperti, jika 80% populasi kebal terhadap virus, empat dari setiap lima orang yang melakukan pertemuan, seseorang dengan penyakit tidak akan sakit dan tidak akan menyebarkan penyakit lebih jauh. Dengan demikian penyebaran penyakit menular bisa dikendalikan. Bergantung pada seberapa kuat menularnya suatu infeksi, biasanya 70% hingga 90% populasi membutuhkan kekebalan agar dapat mencapai kekebalan kelompok.

Lebih lanjut Souza dan Dowdy juga menjelaskan bagaimana herd immunity atau kekebalan dapat dibentuk. Seperti juga halnya infeksi lainnya, ada dua cara untuk mendapat atau mencapai kekebalan kawanan. Seperti yang mereka telah disebutkan di paragraph diatas, syarat terbentuknya herd immunity yaitu 70 – 80% populasi suatu penduduk telah terinfeksi. Hal ini juga dapat berlaku di Indonesia, pada tingkatan Kota / Kabupaten, Provinsi, yang dapata dikumulasi secara Nasional. Lalu di mana masalahnya herd immunity sebelum ditemukannya vaksin? Souza dan Dowdy juga menjelaskan laju persebaran virus Covid-19 yang sangat cepat, tingkat kematiannya hingga 10 kali lipat dari kasus flu biasa, dan keterbatasan kemampuan tenaga medis juga menghasilkan resiko yang harus dihadapi sebuah

(37)

30

penduduk atau negara jika memberlakukan era new normal atau praktik herd immunity ini.

Pendapat medis yang diungkapkan oleh Berwick dan Souza – Dowdy adalah sisi yang mempertimbangkan kesiapan dan kesanggupan penyelenggaran era new normal, yakni negara jika dihadapkan pada konsekuensi medis semacam itu. Akan tetapi menjadi wajar jika ekonomi menjadi sisi penting bagi suatu negara memepertimbangkan pemberlakuan era new normal.

Untuk mencegah terjadinya resesi atau krisis yang akhirnya berujung pada resiko kematian baru, yaitu kebangkrutan suatu negara dan kelaparan rakyat. Untuk Indonesia sendiri, Presiden Republik Indonesia mempertimbangkan jalannya roda perekonomian. Sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan (Joko Widodo, 2020). Bukan tanpa alasan, pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal I (Q1) 2020 hanya mencapai 2,97 persen. Pemerintahaan Indonesia tentu akan mengusahakan semaksimal mungkin menghindari momok resesi ekonomi di mana kondisi tersebut akan memicu krisis berkepanjangan. Kita masih memiliki trauma krisis moneter 1998 dan tidak akan mau begitu saja mengulanginya. Kebijakan new normal era adalah pilihan logis yang diambil oleh Pemerintah Republik Indoensia

B. Skenario Fase-fase Dalam Penerapan Era New Normal Pemerintah menerapkan lima fase new normal yang diterapkan mulai 1 Juni. Skenario tahapan lima fase tersebut adalah sebagai berikut :

Fase I ( 1 Juni 2020 ) :

 Protokol untuk perlindungan karywan, pelanggan, pemasok, mitra bisnis, dan pemangku lainnya.

 Karyawan BUMN yang berusia lebih dari 45 tahun tetap bekerja dari rumah.

(38)

31

 Pembukaan sektor industry dan jasa. Meliputi pembukaan layanan cabang secara terbatas dan pengaturan jam masuk.

 Dilakukan pembatasan kapasitas. Kementrian BUMN akan membuka pabrik, pengolahan, pembangkit dan hotel melalui sistem shifting pembatasan karyawan masuk.

 Mall belum beroprasi kecuali toko penjual masker dan fasilitas kesehatan.

 Berkumpul maksimal 2 orang dalam ruangan. Fase II ( 8 Juni 2020 ) :

 Sektor jasa dan ritel termasuk pusat perbelanjaan dan toko ritel diperbolehkan mulai buka dengan tetap memberlakukan batasan jumlah pengunjung dan jam buka serta implementasi protokol kesehatan secara efektif.

 Usaha dengan kontak fisik seperti salon dan spa belum diperbolehkan.

 Kegiatan berkumpul dan olahraga outdoor belum diperbolehkan.

Fase III ( 15 Juni 2020 ) :

 Sektor jasa wisata dan pendidikan mulai dibuka dengan sistem shift ( namun untuk pendidikan sampai bulan Agustus awal pemerintah belum berani untuk membuka pembelajaran secara tatap muka di sekolah ). Sedangkan untuk tempat wisata dibuka dengan memberlakukan tiket online dan sistem scan.

 Diatur layanan minim kontak fisik diarea wisata, batasan jumlah pengunjung dan jaga jarak sosial.

(39)

32

 Ada pengaturan jumlah siswa dan jam masuk menggunakan sistem shifting.

Fase IV ( 6 Juli 2020 ) :

 Seluruh sektor mulai membuka kegiatan ekonomi, meliputi tambahan kapasitas operasi menuju normal dengan protokol kesehatan ketat dan kriteria pencegahan penyebaran pandemi sesuai masing-masing daerah.

 Seluruh sektor mulai membuka kegiatan ekonomi yaitu meliputi : pembukaan bertahap restoran, kafe, fasilitas kesehatan dengan tetap menjaga protokol kesehatan yang ketat.

 Seluruh sektor mulai membuka kegiatan ekonomi yaitu meliputi : pembukaan tempat ibadah dengan protokol kesehatan ketat. Perjalanan dinas sesuai prioritas dan urgensi.

 Seluruh sektor mulai membuka kegiatan ekonomi yaitu meliputi : kegiatan outdoor dengan protokol kesehatan ketat.

Fase V ( 20 dan 27 Juli 2020 ) :

 Evaluasi untuk 4 fase.

 Pembukaan tempat-tempat atau kegiatan ekonomi dan kegiatan sosial berskala besar

 Akhir Julia tau awal Agustus 2020 diharapkan seluruh kegiatan ekonomi sudah mulai dibuka.

C. Protokol Kesehatan di Era New Normal

Indonesia sudah melaksanakan masa tanggap darurat untuk penanganan covid sejak awal Maret 2020, kemudian disusul memodifikasi kebijakan karantina wilayah menjadi PSBB yang

(40)

33

dimulai pada 10 April 2020 di Jakarta, dan kemudian disusul beberapa kota satelit Jakarta, lalu diikuti oleh beberapa wilayah lain dalam lingkup provinsi, kabupaten, atau kota yang menunjukkan kecenderungan peningkatan kasus ini secara signifikan. Meskipun kebijakan PSBB tidak dilaksanakan secara serentak ke seluruh wilayah, dampaknya terhadap sosial ekonomi masyarakat sangat terasa se-Indonesia.

Praktis setelah 3 bulan setelah melewati masa tanggap darurat dan PSBB, pemerintah Indonesia mulai menjajaki dan mencoba penerapan kehidupan normal yang baru atau new normal dan melonggarkan PSBB. Pada 28 Mei 2020 Pemerintah Indonesia melalui Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas pada 28 Mei 2020 dalam jumpa persnya bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan juga Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan virus Covid-19 menyampaikan Protokol Masyarakat Produktif dan Aman virus Covid-19 menuju era Normal Baru atau new normal, hidup berdampingan dengan Covid-19.

Pemerintah menyebutnya ‘Penyesuaian PSBB ini’, dimana sedang disusun kriteria dan juga langkah-langkah mengatasinya, serta menentukan bagaimana penyesuaian PSBB diberlakukan. Monoarfa juga ikut menjelaskan bahwa berdasarkan berbagai studi tentang pengalaman di berbagai negara yang berhasil menangani pandemic virus Covid-19.

Ada beberapa prasyarat agar masyarakat indonesia dapat produktif tetapi keamanan dari bahaya virus Covid-19 tetap terjamin, yaitu:

1) penggunaan data dan ilmu pengetahuan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk Penyesuaian PSBB;

2) Penyesuaian PSBB dilakukan secara bertahap dan memperhatikan zona;

3) Penerapan protokol kesehatan yang ketat; dan

4) Review pelaksanaan Penyesuaian PSBB yang dimungkinkan adanya pemberlakuan kembali PSBB dengan

(41)

34

efek jera yang diberlakukan secara ketat apabila masyarakat tidak disiplin dalam beraktivitas.

Dalam rilis pers tersebut diuraikan juga tentang kesulitan pemerintah memberlakukan pembatasan sepenuhnya, sementara roda perekonomian harus tetap berjalan. Pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 sudah menunjukkan kinerja menurun di 2,97 persen. Pemerintah harus mengedukasi masyarakatnya tentang era normal baru sedini mungkin dan semasif mungkin, setidaknya hingga vaksin dan obat virus Covid-19 tersedia atau kasus Covid-19 dapat ditekan hingga sangat kecil. Protokol kesehatan juga harus diterapkan dengan disiplin dan ketat dalam setiap kegiatan sehari-hari. Monoarfa juga menyampaikan bahwa Indonesia berpatokan pada tiga kriteria yang direkomendasikan badan internasional WHO dalam membuat dan menentukan keputusan Penyesuaian PSBB.

Kriteria pertama yaitu epidemiologi, yaitu Angka Reproduksi Efektif (Rt) yang menunjukkan rata-rata jumlah orang yang terinfeksi oleh satu orang yang terinfeksi. Saat Rt = 2,5 berarti satu orang yang terinfeksi dapat menularkan virus ke 2 hingga 3 orang lainnya. Diharapkan Rt < 1 selama dua minggu berturut-turut, artinya, walaupun virus ini masih ada tetapi penyebaran virus sudah bisa dikendalikan.

Metode ini sudah diadopsi diberbagai negara, antara lain Amerika Serikat dan 54 negara bagiannya dan juga Inggris dan Jerman. Rt juga tetap dipengaruhi physical distancing. Studi di Inggris yang berjudul “Quantifying the Impact of Physical Distance Measures on the Transmission of Covid-19 in the UK” menemukan pengurangan 74 persen kontak harian ratarata dapat mengurangi Rt dari angka 2,6 ke 0,62.

Kriteria kedua yaitu sistem kesehatan, rasio jumlah tempat tidur rumah sakit untuk perawatan akan dibandingkan jumlah kasus yang memerlukan perawatan > 1,2. Sistem kesehatan itu mencakup tenaga kesehatan, peralatan, dan tempat tidur, mampu menangani peningkatan kasus Covid-19 ≥ 20 persen

(42)

35

dari kapasitas saat ini. Misal di rata-rata jumlah kasus baru harian adalah 100, maka paling sedikit harus ada 120 tempat tidur di rumah sakit yang dibutuhkan untuk pasien Covid-19. Selain itu juga direkomendasikan juga menyediakan IGD dan ruang isolasi, APD, serta petugas medis yang cukup. Kriteria ketiga adalah surveilans, yang artinya jumlah tes per 1 juta penduduk ≥ 3.500. WHO merekomendasikan untuk melakukan tes mingguan 1 orang dari setiap 1.000 orang per minggu dimana Indonesia perlu menerapkan 270 ribu tes Covid-19 per minggu.

Namun pemerintah pusat dapat merasionalisasikan dari jumlah tes yang diperlukan dengan kondisi dan kebutuhan lapangan. Di tingkat daerah, DKI Jakarta telah melakukan 132 ribu tes, dimana angka tersebut melebihi 50 persen dari batas yang diperlukan. Namun secara nasional Indonesia masih harus melakukan lebih banyak tes lagi dengan meningkatkan kapasitas laboratoriumnya dan kesadaran masyarakatnya untuk melakukan tes mandiri. Catatan berikutnya dari pemerintah adalah tantangan untuk mendorong contactless society dan cashless society sebagai salah satu upaya pengendalian virus di Indonesia.

Merujuk pada Korea Selatan yang teknologi digital dan robot banyak digunakan agar dapat mengurangi kontak dengan orang. Sementara pemerintah Jepangpun telah merilis 10 langkah untuk mengurangi kontak social di negaranya, seperti mendorong belanja online, memakai masker, serta bekerja dari rumah kecuali untuk layanan dasar. Pemerintah belum menetapkan waktu yang pasti kapan pelaksanaan kebijakan Penyesuaian PSBB akan diberlakukan. Berbagai spekulasi waktupun akhirnya bermunculan dari beberapa lembaga pemerintah yang mestinya dapat dikoordinasikan dengan baik agar tidak timbul spekulasi di dalam masyarakatnya. Namun pada kenyataanya ketidakpastian timeline juga membuat masyarakat abai terhadap kedisiplinan yang sebenarnya tetap harus terjaga.

(43)

36

Namun Panji Hadisoemarto (2020), epidemiolog Universitas Padjadjaran dalam artikelnya yang dipublikasikan Majalah Tempo (30/05/2020) mengingatkan tentang akan terjadinya risiko ledakan kasus Covid-19 yang akan selalu ada. Sebabnya ada dua hal, yaitu: (1) kasus yang menjadi sumber penularan virus, dan (2) orang rentan yang akan menjadi sasaran penularan virus. Menurut Hadisumarto, kerentanan populasi akan bahaya Covid-19 tidak akan berkurang secara signifikan kecuali jika ada perkembangan drastis tentang ditemukannya vaksin dan setidaknya digunakan oleh 60 persen populasi rentan terpapar virus. Contoh kasus Swedia yang diklasifikasikan menerapkan strategi herd immunity baru mencakup sekitar 7 persen dari populasi Kota Stockholm yang memiliki respon antibody terhadap Covid-19.

Membaca dua hal tersebut maka kebijakan Normal Baru atau Penyesuaian PSBB akan sangat mungkin untuk dikembalikan kepada PSBB, atau bahkan kebijakan yang lebih kuat dari PSBB. Sejalan dengan pemerintah dan WHO, Hadisoemarto menambahkan tentang kebutuhan akan sistem surveilans dan pemeriksaan laboratorium yang kuat. Sementara dengan kapasitas Indonesia yang sangat terbatas dalam menghadapi virus yang serba baru ini, dimana negara-negara maju dengan sistem kesehatan yang kuat juga kewalahan, perlu disadari bahwa hidup normal baru bukanlah hidup berdampingan, apalagi berdamai dengan Covid-19. Hidup normal baru adalah kehidupan dimana manusia selalu dihadapkan adanya ancaman Covid-19.

(44)

37 BAB V

DESA PUTER MENYAMBUT ERA NEW NORMAL

A. Pandangan Masyarakat Desa Puter Tentang New Normal

Bagi sebagian masyarakat Desa Puter, mereka berpandangan bahwa tidak ada bedanya antara masa sebelum dan sesudah new normal diberlakukan. Utamanya pandangan ini datang dari masyarakat usia tua dengan latar belakang pendidikan yang rendah, bahkan mereka masih bingung dan tidak tahu bagaimana kebijakan era new normal ini. Yang mereka ketahui adalah bahwa aktivitas yang awalnya dilarang seperti jamaah sholat jumat dan aktivitas jamaah keagamaan sudah mulai dilakukan kembali hanya saja harus tetap patuh pada protokol kesehatan. Seperti saat memasuki masjid harus mencuci tangan dan diseprot dengan cairan disenvektan serta tetap berjarak saat didalam forum maupun saat beribadah, serta tetap memakai masker.

Sedangkan bagi masyarakat dengan tingkat pendidikan lebih tinggi dan beberapa masyarakat yang berprofesi seperti pegawai negeri mereka lebih bisa memberikan pandangan yang objektif mengenai new normal ini.

Mereka memberikan dua sudut pandang mengenai kebijakan new normal yang dikeluarkan oleh pemerintah. Sebenarnya kebijakan ini tentu membawa dampak negatifnya. Utamanya bagi dunia pendidikan tingkat bawah yakni tingkat PAUD dan sekolah dasar ( SD ). Mereka berpendapat apabila kebijakan new normal ini dengan memperbolehkan sekolah tetap melakukan aktifitas belajar mengajar bagi siswa tingkat bawah maka bisa jadi Indonesia akan terjadi kasus positif corona seperti halnya kasus di negara Korea Selatan.

Kita ketahui bahwasannya usia anak-anak biasanya suka bergerombol dengan teman sebayanya. Sedangkan di era new

(45)

38

normal seperti saat ini kita diatur untuk menerapkan social distancing, tentu hal itu tidak mudah untuk menerapkannya bagi anak-anak. Namun disisi lain dengan metode daring atau online, juga tidak semua orangtua dapat mendampingi anak-anak mereka selama proses pembelajaran online tersebut. “ Kondisinya memang seperti buah simalakama”, tutur salahsatu narasumber. Jika dipaksakan untuk tetap belajar offline ditakutkan justru berpotensi kenaikan kasus positif corona.

Bagi beberapa masyarakat, kebijakan new normal ini sepertinya memang keputusan yang berat bagi pemerintah. Di satu sisi pemerintah memang tengah berupaya keras untuk menekan kasus positif corona, namun disisi lain pemerintah juga berupaya bagaimana roda ekonomi nasional harus tetap digerakkan. Tentu sudah banyak pengeluaran negara akhibat dari adanya virus corona ini.

Beberapa yang lain menyambut baik kebijakan new normal ini. Kegiatan keagamaan dan pendidikan non formal seperti mengaji di taman pendidikan al – qur’an ( TPQ ) sudah dibuka. Namun, pemerintah desa tetap memantau dan menghimbau untuk menjalankan sosial distancing dan protokol kesehatan. Kegiatan berkumpul tetap dibatasi jumlahnya dan juga menggunakan sistem shifting bagi kegiatan mengaji TPQ. Mereka menyambut baik karena selama adanya corona, mereka beranggapan kehidupan sedikit berjalan tidak normal. Jika biasanya setiap seminggu sekali atau dua kali mereka mengikuti kegiatan keagamaan baik di pondok pesantren maupun rutinan bergantian di rumah-rumah jamaah, dimasa sebelum new normal mereka harus tetap tinggal di rumah masing-masing dan benar-benar berkurang aktivitas yang biasa dilakukan.

Dengan mengizinkan beberapa aktivitas berkumpul bagi masyarakat dengan tetap memberlakukan protokol kesehatan, pemerintah Desa Puter bekerja sama dengan para tokoh agama untuk membantu mensosialisasikan tentang new normal dan

(46)

39

protokol-protokol kesehatan. Sehingga masyarakat diharapkan akan lebih teredukasi dan memahami bagaimana menyesuaikan diri dengan kondisi new normal ini.

Kesimpulannya adalah beberapa masyarakat Desa Puter memang masih bimbang dan bingung dengan kebijakan new normal ini. Beberapa yang lain sudah memahami bahkan setuju dan menyambut baik dengan kebijakan new normal karena menurut mereka bagaimanapun masyarakat harus dapat “berdamai” dengan kondisi baru ini.

Kerjasama antar lapisan masyarakat sangatlah berperan penting dalam mensosialisasikan kebijakan new normal ini. Masyakarakat saling bantu membantu dalam memahamkan maupaun mengedukasi masyarakat yang lain. Sehingga diharapkan masyarakat Desa Puter tetap dapat menjaga kesehatan kondisi tubuhnya namun juga tetap produktif di masa pandemi ini.

B. Kebijakan Desa Puter Menyambut Era New Normal Pemerintah pusat telah mengumumkan kebijakan era new normal. Demikian pula dengan pemerintah Desa Puter juga tengah bersiap menghadapi era new normal. Masyarakat diperbolehkan untuk melakukan aktivitas di luar rumah namun tetap wajib mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Masyarakat Desa dihimbau untuk selalu membawa dan memakai masker ketika berada di luar rumah. Pemerintah Desa juga melakukan kegiatan pembagian masker yang dilewatkan melalui perwakilan tiap rukun tetangga ( RT ). Jadi setiap RT di Desa Puter diberi tugas untuk membagi-bagikan masker kepada warganya sambil mensosialisasikan bahwa masyarakat harus taat pada protokol kesehatan.

Setiap rumah harus ada tempat untuk mencuci tangan lengkap dengan sabunnya. Hal ini sebernarnya sudah diterapkan di awal-awal masa pendemi. Sehingga masyarakat di

(47)

40

era new normal ini sudah mulai terbiasa ketika pulang dari beraktivitas di luar rumah, begitu sampai di rumah mereka langsung mencuci tangan terlebih dahulu.

Untuk tempat ibadah, mereka memberikan batasan jumlah jamaah. Satu contoh saat pelaksanaan sholat Jum’at, dianjurkan untuk jamaah anak-anak sebaiknya untuk tetap di rumah dulu. Sedangkan para jamaah dewasa harus patuh dengan protokol kesehatan seperti : saat masuk masjid, mereka akan di cek suhu badan dan disemprot sedikit cairan disenfektan. Tangan diberi handsanitiser dan saat ibadah harus ada jarak satu meter antar jamaah. Kemudian untuk kutbah, waktunya juga dipersingkat.

Untuk kegiatan jamaah seperti yasiin tahlil dan istihghosah, para jamaah juga dihimbau untuk menjaga jarak satu sama lain. Selalu memakai masker, bahkan ketika ada jamaah yang kedapatan tidak memakai masker, maka tidak diperbolehkan untuk mengikuti pengajian tersebut. Sedangakan untuk ceramah waktunya juga dipersingkat.

Untuk kegiatan pendidikan non formal, seperti ngaji diniah bagi anak-anak, digunakan sistem shifting. Mereka juga diharuskan memakai masker saat berangkat dan mencuci tangan terlebih dahulu sebelum mengikuti kegiatan belajar.

Untuk tempat-tempat pelayanan seperti kantor Desa, mereka juga mengatur jarak tempat duduk bagi warga yang ingin mengurus administrasi-administrasi kependudukan atau keperluan lain. kursi-kursi ditata berjarak sebagai langkah dalam menerapkan sosial distancing.

Didepan kantor Desa juga disediakan tempat mencuci tangan dan terdapat tulisan bahwa yang berperluan harus memakai masker. Jika masyarakat yang datang tidak memakai masker, maka tidak boleh masuk ruangan. Hal ini sebagai upaya untuk mendisiplinkan masyarakat, khususnya bagi masyarakat Desa Puter.

Gambar

Gambar 1. 1 Peta Desa Puter  D.  Perekonomian Desa
Gambar : Model Pembelajaran Home Visit
Gambar : Penyuluhan  Kepada Warga Desa

Referensi

Dokumen terkait

Pernikahan yang terjadi di Desa Baebunta selama masa pandemi covid- 19, Maret 2020-April 2021, berjumlah 42 kasus. Jumlah ini menurun dibandingkan sebelum masa pandemi

Jumlah kasus TB paru terinfeksi di daerah Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta pada masa pandemi COVID - 19 terus mengalami peningkatan. Penelitian ini dilakukan dengan

PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENANGANI PENYEBARAN PANDEMI COVID-19 DI WILAYAH ZONA MERAH (STUDI KASUS KECAMATAN CIRACAS JAKARTA

Sumber: Press Conference LANGKAH PENGUATAN PERLINDUNGAN SOSIAL DAN STIMULUS EKONOMI MENGHADAPI DAMPAK COVID-19, Kementerian Keuangan RI Jakarta, 1 April 2020.. • Pandemi

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, 2020, Pemerintah Larang ASN, TNI, Polri, dan Pegawai BUMN untuk Mudik di Tengah Pandemi COVID-19,

Terdapat poin penting dalam menanggapi fenomena industri video gim di tengah pandemi COVID-19: (i) Dalam beberapa tahun terakhir, minat masyarakat dunia

Penelitian ini menyimpulkan bahwasannya dalam proses pendistribusian logistik di tengah situasi bencana, beberapa kecamatan di Kota Depok dengan penyebaran Covid-19 tak

Berbeda dengan penelitian sebelumnya, yang berjudul : “Pembelajaran Online di tengah Pandemi Covid-19 Tantangan Yang Mendewasakan (Gogot suharoto,11 April 2020) “ ada 5 isu penting