KERANGKA ACUAN
KERANGKA ACUAN
PROGRAM PEMBERIAN OBAT CACING
PROGRAM PEMBERIAN OBAT CACING
Ditetapkan Kepala Puskesmas Siwuluh Ditetapkan Kepala Puskesmas Siwuluh
Dr. Suparto Hary Wibowo,M.Kes Dr. Suparto Hary Wibowo,M.Kes
NIP: 196707032002121003 NIP: 196707032002121003
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM PEMBERIAN OBAT KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM PEMBERIAN OBAT
CACING
CACING PUSKESMAS PUSKESMAS SIWULUHSIWULUH
Nomor Nomor Revisi Ke Revisi Ke Berlaku Tgl. Berlaku Tgl. DINAS
DINAS KESEHATAN KESEHATAN KABUPATEN KABUPATEN BREBESBREBES
PUSKESMAS SIWULUH
PUSKESMAS SIWULUH
Jalan Raya Siwuluh Bulakamba Brebes 52253
Jalan Raya Siwuluh Bulakamba Brebes 52253
a.
a. PendahuluanPendahuluan
Di Indonesia masih banyak penyakit yang menjadi masalah Di Indonesia masih banyak penyakit yang menjadi masalah kesehatan salah satu diantaranya adalah cacingan yang kesehatan salah satu diantaranya adalah cacingan yang ditularkan melalui tanah. Cacingan ini dapat mengakibatkan ditularkan melalui tanah. Cacingan ini dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktifitas menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktifitas penderitanya sehingga secara ekonimo banyak menyebabkan penderitanya sehingga secara ekonimo banyak menyebabkan kerugian. Prevalensi cacingan di Indonesia umumnya sangat tinggi kerugian. Prevalensi cacingan di Indonesia umumnya sangat tinggi terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu dengan terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu dengan sanitasi yang buruk.
sanitasi yang buruk.
WHO juga menyatakan bahwa selain malaria, lebih dari WHO juga menyatakan bahwa selain malaria, lebih dari separuh kesakitan penduduk di Negara berkembang disebabkan separuh kesakitan penduduk di Negara berkembang disebabkan oleh infeksi parasitik cacing. Bank Dunia menyimpulkan bahwa di oleh infeksi parasitik cacing. Bank Dunia menyimpulkan bahwa di Negara berkembang tindakan kesehatan masyarakat paling cost Negara berkembang tindakan kesehatan masyarakat paling cost effektif adalah dengan memberikan pengobatan cacingan untuk effektif adalah dengan memberikan pengobatan cacingan untuk anak usia sekolah.
anak usia sekolah.
Pengendalian kecacingan bukan semata mata tugas dari Pengendalian kecacingan bukan semata mata tugas dari kementrian kesehatan, melainkan menjadi tanggung jawab kementrian kesehatan, melainkan menjadi tanggung jawab bersama baik pemerintah, masyarakat maupun sektor lain bersama baik pemerintah, masyarakat maupun sektor lain sebagai mitra. Untuk itu peningkatan kerja sama lintas program sebagai mitra. Untuk itu peningkatan kerja sama lintas program dan lintas sektor sangat penting dalam pengendalian kecacingan. dan lintas sektor sangat penting dalam pengendalian kecacingan.
Dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian kecacingan Subdit Dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian kecacingan Subdit Fillariasis dan Kecacingan Direktorat Pemberantasan Penyakit Fillariasis dan Kecacingan Direktorat Pemberantasan Penyakit bersumber Binatang menitik beratkan sasarannya pada anak bersumber Binatang menitik beratkan sasarannya pada anak sekolah dasar (SD/MI) karena karena infeksi cacingan pada anak sekolah dasar (SD/MI) karena karena infeksi cacingan pada anak sekolah adalah yang tertinggi dibandingkan golongan umur sekolah adalah yang tertinggi dibandingkan golongan umur lainnya. Namun demikian cacingan dapat mengenai siapa saja lainnya. Namun demikian cacingan dapat mengenai siapa saja mulai dari bayi, balita, anak remaja bahkan dewasa. Untuk mulai dari bayi, balita, anak remaja bahkan dewasa. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka program pengendalian mendapatkan hasil yang maksimal maka program pengendalian Kecacingan di Indonesia menrtapkan sasaran bahwa selain anak Kecacingan di Indonesia menrtapkan sasaran bahwa selain anak usia Sekolah Dasar/MI juga anak anak usia 1- 4 th mengingat usia Sekolah Dasar/MI juga anak anak usia 1- 4 th mengingat dampak yang ditimbulkan penyakit Cacingan pada anak usia dini dampak yang ditimbulkan penyakit Cacingan pada anak usia dini akan menimbulkan kekurangan gizi yang menetap, yang akan menimbulkan kekurangan gizi yang menetap, yang dikemudian hari akan menimbulkan dampak pendek menurut dikemudian hari akan menimbulkan dampak pendek menurut
umur (stunting). Untuk itu Priogram pengendalian Cacingan perlu diintegrasikan dengan berbagai program yang memiliki sasaran yang sama antara lain program Pengendalian Fillariasis, program UKS untuk anak SD/MI sedang untuk lebih menjangkau anak usia 1- 4 tahun maka integrasi dengan program pemberian vitamin A di Posyandu.
Untuk mengakselerasi pengendalian kecacingan WHO dalam roadmapnya menetapkan target cakupan pemberian obat cacing minimal 75% pada populasi beresiko. Kementrian RI telah menetapkan tujuan program pengendalian kecacingan pada anak usia sekolah dan anak balita sehingga menurunkan angka kecacingan dan tidak menjadi masalah di masyarakat. Sampai saat ini pemberian obat cacing obat cacing di Indonesia belum mencapai target yang ditetapkan WHO. Saat ini kementrian RI menggunakan albendazol sebagai obat dalam program pengendalian kecacingan karena obat ini relative aman, pemberian dosis tunggal, tidak mahal dan mudah dalam pendistrisibusian b. Latar Belakang
Puskesmas Siwuluh terletak di wilayah kecamatan Bulakamba dengan banyak penduduk yang tempat tinggalnya kurang memenuhi syarat kesehatan. Wilayah kerja Puskesmas Siwuluh memiliki 6 desa, 43 Posyandu, 31 SD dan MI, serta 30 TK /RA dan PAUD. Dari hasil monitoring dan evaluasi layanan yang dilakukan tahun 2017 tidak ditemukan kasus kecacingan , tetapi tidak menutup kemungkinann adanya kasus kecacingan di masyarakat karena tidak semua kasus kecacingan ke layananan kesehatan karena banyak obat cacing yang bisa dibeli bebas di apotik.
Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan tentang PHBS dan penyakit kecacingan ke sekolah dan posyandu, dan sejak tahun 2017 sudah dilakukan pemberian obat cacing setahun sekali pada bulan Agustus bersamaan dengan pemberian Vit A di Posyandu.
Dalam pelaksanaan program Puskesmas tak terkecuali program kecacingan harus sesuai dengan Tata Nilai yang berlaku di Puskesmas Siwuluh
c. Tujuan
a). Tujuan Umum
Setiap anak usia balita dan anak usia sekolah terbebas dari kecacingan.
b). Tujuan Khusus
1. Meningkatkan cakupan pemberian obat cacing pada anak usia 12 bulan sampai dengan 12 tahun.
2. Menurunkan kejadian kasus kecacingan pada anak usia 12 bulan sampai 12 tahun
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit kecacingan
4. Meningkatkan kemitraan dalam pengendalian cacingan di masyarakat dengan seluruh pemangku kebijakan lintas sektor, organisasi masyarakat.
d. Tata Nilai Program
Dalam pelaksanaan kegiatan Pemberian Obat Cacing sesuai dengan tata nilai Puskesmas Siwuluh yaitu Profesional, Kerjasama tim, ikhlas, inisiatif dan inovatif, empati.
1. Profesional
Sesuai dengan kewenangan dan SOP 2. Kerjasama Tim
Kerja kelompok dengan ketrampilan dan yang saling melengkapi serta berkomitmen serta bersama
3. Inisiatif
Mempunyai kemampuan dalam menemukan peluang ide serta cara
–
cara baru dalam permasalahan kesehatan4. Inovatif
Mempunyai kemampuan dalam mendayagunakan kemampuan dan keahliannya dalam karya baru
Mampu merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpati dan mencoba untuk menyelesaikan
6. Ikhlas
Memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa meminta jasa atau imbalan.
e. Hubungan Lintas Program Lintas Sektor Lintas Program :
1. Program KIA :
Deteksi dan penanganan dini balita sakit melalui MTBS,
pemeriksaan anemia dan telur cacing di faskes
KIE pada ibu hamil dan keluarga tentang kecacingan
pada ibu hamil dan balita melalui pelaksanaan kelas bumil.
2. Program Promkes :
Edukasi dan sosialisasi penyakit cacingan
Edukasi program PHBS melalui kegiatan cuci tangan dan
penggunaan jamban 3. Program UKS :
Edukasi dan sosialisasi penyakit cacingan pada sekolah
dasar dan sekolah menengah
Penjaringan kesehatan anak masuk SD/MI dengan
pemberian obat cacing
Modul dokter kecil termasuk materi tentang kecacingan. Pemeriksaan berkala para peserta didik setiap enam
bulan termasuk pemberian obat cacing SD/MI yang disesuaikan dengan waktu penjaringan
4. Program Gizi
Pemberian obat cacing SD/MI pada program
penanggulangan anemia
Pemberian obat cacing balita pada program pemberian
5. Program Kesehatan Lingkungan
Peningkatan kesehatan lingkungan kesehatan di tempat
tempat umum termasuk pembinaan kesehatan di sekolah
Pembinaan dan pengawasan Tempat Pengolahan
Makanan
Pemantauan Kwalitas air minum yang memenuhi syarat Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) salah satu
pilarnya adalah stop BAB sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), pengelolaan air minum rumah tangga, pengelolaan sampah, pengelolaan limbah cair rumah tangga
6. Program Imunisasi
Pemberian obat cacing pada anak SD terintegrasi
dengan pemberian BIAS pemberian imunisasi campak
Peran Lintas Sektor 1. Camat
Pemberian dukungan dalam pelaksanaan program
pemberian obat cacing
Penyebaran informasi kepada masyarakat
Pemantauan dan evaluasi program pemberian obat
cacing
2. Kepala Desa
Pemberian dukungan dalam pelaksanaan program
pemberian obat cacing
Penyebaran informasi kepada masyarakat
Pemantauan dan evaluasi program pemberian obat
cacing 3. Kader
Ikut serta dalam kegiatan pemberian obat cacing Penyebaran informasi kepada masyarakat
Pemberian dukungan dalam pelaksanaan program
pemberian obat cacing khusunya di sekolah
Pemantauan dan evaluasi program pemberian obat
cacing
f. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan a. Kegiatan Pokok
Kegiatan pokok Program Kecacingan adalah Penyuluhan dan pemberian Obat Cacing secara gratis.
b. Rincian Kegiatan
Kegiatan Pada Puskesmas Siwuluh terdiri dari : 1. Distribusi Obat Cacing ke Dinas Kesehatan Kota
2. Sosialisasi pada petugas Kesehatan Puskesmas, Kader Posyandu dan Sekolah
3. Membuat Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
4. Mengirim surat ke TK, SD, PAUD dan Posyandu 5. Pelaksanaan pemberian obat cacing sesuai jadwal g. Cara Melaksanakan Kegiatan
1. Pendataan sasaran yang akan mendapatkan obat cacing
2. Mengirim permintaan obat cacing ke Dinas Kesehatan sesuai kebutuhan
3. Memastikan obat cacing sudah ada di Puskesmas sebelum pelaksanaan kegiatan.
4. Merencanakan jadwal pemberian obat Cacing
5. Sosialisasi ke Sekolah, TK, Posyandu tentang pemberian obat cacing.\
6. Melaksanakan pemberian obat cacing sesuai umur a. Anak usia 12
–
23 bulan ½ tablet Albendazol 400 mgb. Anak usia 24 bulan
–
12 tahun 1 tablet Albendazol 400 mg 7. Sasaran yang saat pemberian obat cacing tidak masuk karenasakit dilakukan sweeping ulang untuk pemberian obat cacing. 8. Pencatatan dan Pelaporan
h. Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah anak usia 12 Bulan sampai dengan 12 tahun
i. Jadual Kegiatan dan Lokasi Kegiatan
N O Kegiatan Lokasi Pelaksanaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Distribusi Obat Cacing ke DKK Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes
√ √
2 Sosialisasi /pertemuan pada petugas Kesehatan Puskesmas, 6 Desa Wilayah Puskesmas SIWULUH√
3 Membuat jadwal Pelaksanaan Puskesmas Siwuluh√
4 Mengirimkan surat ke SD/MI, TK dan Posyandu Sekolah, TK/RA/PA UD, dan Posyandu√
5 Pelaksanaan pemberian Obat Cacing Sekolah MI/SD, TK/RA/PA UD ,Posyandu√ √
6 Pencatatan dan pelaporan√
j. Sumber Biaya APBN dan BOKk. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan Monitoring Pelaksanaan Kegiatan :
Monitoring pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Penanggung Jawab program sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
atau pedoman lainnya.
Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
Meningkatnya Angka Bebas Jentik ( ABJ ) sampai dengan
lebih dari 95 % pada kegiatan Pemantik petugas
Menurunnya angka kesakitan DBD di wilayah Kabupaten
Menurunnya angka kematian DBD di wilayah Kabupaten
Brebes Pelaporan
Laporan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dibuat oleh Koordinator P2 Puskesmas Siwuluh
l. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan 1. Jadwal Kegiatan Sipetik
2. Group Wa Kabupaten 3. Buku Kegiatan Harian
k. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan
Pemeriksaan kesehatan berjalan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan kegiatan
Pelaporan dilaksanakan sebelum dan sesudah jamaah haji
berangkat
l. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan
- Mengisi buku bantu CJH melalui E BKJH atau entry data kesehatan di siskohatkes
- Membuat laporan kedinas kesehatan tentang pelaksanaan program haji di puskesmas dari pemeriksaan awal sampai kunjungan rumah paska kepulangan jemaah dari tanah suci
f. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan a. Kegiatan Pokok
- Pemeriksaan Calon jamaah Haji tahap I dan tahap II
- Pembinaan dan Pelaksanaan pengukuran kebugaran CJH - Kunjungan Rumah pada CJH / Pelacakan (bila 1 minggu
setelah kedatangan )
- Pencatatan dan pelaporan
g. Cara Melaksanakan Kegiatan Pemeriksaan tahap I dan II
1. Calon jamaah haji (CJH) datang Ke puskesmas dengan mengambil nomor Antrian yang sudah disediakan
2. CJH dipanggil oleh petugas untuk masuk ke ruang pemeriksaan dokter
3. Kemudian dokter melakukan pemeriksaan medis dasar, antara lain : anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan kejiwaan, pemeriksaan penunjang, memeriksa kemandirian dan kebugaran, penetapan diagnosis serta menentukan factor resiko calon jemaah haji.
4. Petugas Merujuk calon jemaah haji yang mempunyai factor resiko yang diperkirakan dapat mempengaruhi kesehatan jemaah haji selama menunaikan ibadah haji.
5. Merekam hasil pemeriksaan kesehatan dasar dalam catatan medic dan atau entry data kesehatan calon jemaah di Siskohatkes
6. Melaporkan dan mengumpulkan entry data hasil pemeriksaan kesehatan awal siskohatkes kedinas Kesehatan
Cara Melaksanakan Kegiatan Pembinaan dan Pengukuran Kebugaran
1. Petugas mengumpulkan CJH untuk datang ke Puskesmas lewat surat
2. Kemudian CJH dikumpulkan ditempat yang sudah disediakan 3. dokter dan petugas kesehatan memberikan komunikasi kepada
CJH agar mendapatkan pembinaaan dan konseling informasi tentang kesehatan
4. Memberikan informasi kepada CJH yang sudah ditemukan penyakitnya ( resiko tinggi ) agar selalu melakukan pemeriksaan rutin
5. Memberikan nasehat kepada CJH haji agar selalu berperilaku hidup bersih dan Sehat ( PHBS )
Pengukuran Kebugaran
a. CJH benar benar dalam keadaan sehat dan siap untuk melaksanakan tes.
b. Diharapkan sudah makan, sedikitnya 2 jam sebelum melakukan tes.
c. Disarankan CJH memakai pakaian olahraga dan bersepatu olahraga.
d. Memberikan Informasi kepada CJH tata cara dan memahami cara pelaksanaan tes .
e. Melakukan pemanasan (warming up) lebih dahulu sebelum melakukan tes oleh petugas kesehatan
f. Kemudian diikuti oleh CJH
g. Tes kebugaran yang digunakan dengan jalan kaki sepanjang 1,8 km dengan metode Rockpot dan metode Six minutesWalking Test (6MWT)
` Cara Melaksanakan Kegiatan pelacakan /Kunjungan Rumah JH
1. Petugas memberikan informasi tentang Pelacakan Kesehatan Haji pada calon jamaah haji pada saat pemeriksaan kesehatan tahap awal.
2. Petugas mendata jamaah haji di wilayah kerja Puskesmas Siwuluh
3. Petugas menghubungi jamaah haji untuk mengatur pertemuan dengan jamaah haji dan menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan
4. Petugas mengunjungi jamaah haji
5. Petugas menganamesa keluhan jamaah
6. Petugas melakukan pemeriksaan fisik terhadap jamaah meliputi pemeriksaan tensi , nadi , dan suhu .
7. Petugas menentukan status kesehatan jamaah haji dan tindak lanjut yang akan dilakukan.
8. Petugas mengumpulkan lembar kuning dari buku kesehatan .jamaah haji .
9. Petugas mendokumentasikan kegiatan
10. Petugas meminta tanda tangan kepada jamaah yang telah dikunjungi.
11.Petugas menyerahkn laporan hasil kegiatan dan kartu kuning jamaah kepada Dinas Kesehatan
h. Sasaran
CJH (calon jamaah haji yang sudah mempunyai nomor porsi)
Semua CJH mendapat penilaian kesehatan yang baik dan benar
i. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
N o Jenis Kegiatan Bulan K e t 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Pemeriksaan kesehatan Tahap I CJH X 2 Pembinaan dan Pengukuran Kesehatan CJH X
3 Pemeriksaan
kesehatan Lanjutan tahap II
X
4 Kunjungan Rumah jemaah haji setelah
dari tanah suci
X
5 Evaluasi dan
Pelaporan X
m. Sumber Biaya
BLUD dan BOK pemeriksaan kesehatan CJH di kenai biaya sebesar 526.000 (perjamaaah)
k. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan
Pemeriksaan kesehatan berjalan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan kegiatan
Pelaporan dilaksanakan sebelum dan sesudah jamaah haji
berangkat
l. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan
- Mengisi buku bantu CJH melalui E BKJH atau entry data kesehatan di siskohatkes
- Membuat laporan kedinas kesehatan tentang pelaksanaan program haji di puskesmas dari pemeriksaan awal sampai kunjungan rumah paska kepulangan jemaah dari tanah suci
KERANGKA ACUAN
PEMERIKSAAN CALON JAMAAH HAJI a. Pendahuluan
dalam tiap tahun Indonesia khususnya umat islam melaksanakan ibadah haji , Amanat UU nomor 13 tahun 2008,
pasal 3 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji bahwa Penyelenggaraan Ibadah Haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jemaah haji sehingga jemaah haji dapat menunaikan ibadahnya sesuai ketentuan ajaran agama Islam. Sesuai dengan PERMENKES NO 15 tahun 2016 , tujuan Penyelenggaraan Kesehatan Haji adalah meningkatkan kondisi kesehatan jemaah haji sebelum keberangkatan, menjaga agar jemaah haji dalam kondisi sehat selama menunaikan ibadah, sampai tiba kembali di Tanah Air dan mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa keluar / masuk oleh jemaah haji
Pemeriksaan Kesehatan Tahap Pertama merupakan pemeriksaan kesehatan bagi seluruh jemaah haji di Puskesmas untuk mendapatkan data kesehatan bagi upaya-upaya perawatan dan pemeliharaan, serta pembinaan dan perlindungan. Pelaksanaannya dilakukan oleh Tim Pemeriksa
b. Latar Belakang
Penyelenggaraan kesehatan haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi Jemaah Haji pada bidang kesehatan, sehingga Jemaah Haji dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam. Tujuan tersebut dicapai melalui upaya-upaya peningkatkan kondisi kesehatan sebelum keberangkatan, menjaga kondisi sehat selama menunaikan ibadah sampai tiba kembali ke Indonesia, serta mencegah transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa keluar/masuk oleh jemaah haji.
Puskesmas merupakan salah satu pelayanan yang membantu dalam proses pemeriksaan CJH dari mulai pemeriksaaan oleh dokter, pemeriksaan labooratorium dan lain lainnya sehingga bisa membantu CJH dalam proses keberangkatan ke tanah suci.
Kesehatan adalah modal perjalanan ibadah haji, tanpa kondisi kesehatan yang memadai, niscaya prosesi ritual peribadatan menjadi tidak maksimal. Oleh karena itu setiap jemaah haji perlu menyiapkan diri agar memiliki status kesehatan optimal dan mempertahankannya. Untuk itu, upaya pertama yang perlu ditempuh adalah pemeriksaan kesehatan.
Pemeriksaan kesehatan merupakan upaya identifikasi status kesehatan sebagai landasan karakterisasi, prediksi dan penentuan cara eliminasi faktor risiko kesehatan. Dengan demikian, prosedur dan jenis-jenis pemeriksaan mesti ditatalaksana secara holistik.
c. Tujuan
a). Tujuan Umum
Terselenggaranya pemeriksaan, perawatan, dan pemeliharaan kesehatan Calon jemaah haji sebelum keberangkatan melalui pendekatan etika, moral, keilmuan, dan profesionalisme dengan menghasilkan kualifikasi data yang tepat dan lengkap sebagai dasar pembinaan dan perlindungan kesehatan Calon jemaah haji di Indonesia dan pengelolaan kesehatan jemaah haji di Arab Saudi.
b).Tujuan Khusus
1. Tercapainya identifikasi status kesehatan Calon jemaah haji berkualitas.
2. Tersedianya data kesehatan sebagai dasar upaya perawatan dan pemeliharaan, serta upaya-upaya pembinaan dan perlindungan Calon jemaah haji.
3. Terwujudnya pencatatan data status kesehatan dan factor risiko jemaah haji secara benar dan lengkap dalam Buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH) Indonesia atau print out entry data kesehatan calon jemaah di Siskohatkes
4. Terwujudnya fungsi BKJH/ print out data kesehatan calon jemaah di siskohatkes sebagai sumber informasi medic jemaah
5. Tersedianya bahan keterangan bagi penetapan layak
kesehatan (istitho’ah) jemaah haji.
6. Tercapainya peningkatan kewaspadaan terhadap transmisi penyakit menular berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB) pada masyarakat Internasional/Indonesia
5. Tata Nilai Program
Dalam pelaksanaan kegiatan Pemeriksaan Calon Jamaah Haji sesuai dengan tata nilai Puskesmas Siwuluh yaitu Profesional, Kerjasama tim, ikhlas, inisiatif dan inovatif, empati.
7. Profesional
Sesuai dengan kewenangan dan SOP 8. Kerjasama Tim
Kerja kelompok dengan ketrampilan dan yang saling melengkapi serta berkomitmen serta bersama
9. Inisiatif
Mempunyai kemampuan dalam menemukan peliuang ide serta cara
–
cara baru dalam permaslahan kesehatan10. Inovatif
Mempunyai kemampuan dalam mendayagunakan kemampuan dan keahliannya dalam karya baru
11. Empati
Mampu merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpati dan mencoba untuk menyelesaikan
12. Ikhlas
Memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa meminta jasa atau imbalan.
6. Hubungan Lintas Program Lintas Sektor
Peran lintas Sektor yang berrkait dengan Pemeriksaan Calon Jamaah Haji adalah LABKESDA untuk pemeriksaan Rongsen (OR)dan EKG sedangkan RSUD sebagai rujukan apabila ada Calon jamaah haji yang perlu dilakukan penanganan lebih lanjut.
Peran lintas program terkait adalah UKP dan UKM membantu dalam dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.Diantaranya kepala Puskesmas melakukan monitoring saat pelaksanaan kegiatan tersebut dan ikut membantu pemeriksaan pada calon jamaah haji dan mengentri data haji, dokter memeriksa calon jamaah haji dan perawat ikut membantu dalam pemeriksaan dan petugas laboratorium melakukan pemeriksaan darah pada Calon jamaah haji.
f. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan a. Kegiatan Pokok
- Pemeriksaan Calon jamaah Haji tahap I dan tahap II
- Pembinaan dan Pelaksanaan pengukuran kebugaran CJH - Kunjungan Rumah pada CJH / Pelacakan (bila 1 minggu
setelah kedatangan )
- Pencatatan dan pelaporan
g. Cara Melaksanakan Kegiatan Pemeriksaan tahap I dan II
7. Calon jamaah haji (CJH) datang Ke puskesmas dengan mengambil nomor Antrian yang sudah disediakan
8. CJH dipanggil oleh petugas untuk masuk ke ruang pemeriksaan dokter
9. Kemudian dokter melakukan pemeriksaan medis dasar, antara lain : anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan kejiwaan, pemeriksaan penunjang, memeriksa kemandirian dan kebugaran, penetapan diagnosis serta menentukan factor resiko calon jemaah haji.
10. Petugas Merujuk calon jemaah haji yang mempunyai factor resiko yang diperkirakan dapat mempengaruhi kesehatan jemaah haji selama menunaikan ibadah haji.
11. Merekam hasil pemeriksaan kesehatan dasar dalam catatan medic dan atau entry data kesehatan calon jemaah di Siskohatkes
12. Melaporkan dan mengumpulkan entry data hasil pemeriksaan kesehatan awal siskohatkes kedinas Kesehatan
Cara Melaksanakan Kegiatan Pembinaan dan Pengukuran Kebugaran
6. Petugas mengumpulkan CJH untuk datang ke Puskesmas lewat surat
7. Kemudian CJH dikumpulkan ditempat yang sudah disediakan 8. dokter dan petugas kesehatan memberikan komunikasi kepada
CJH agar mendapatkan pembinaaan dan konseling informasi tentang kesehatan
9. Memberikan informasi kepada CJH yang sudah ditemukan penyakitnya ( resiko tinggi ) agar selalu melakukan pemeriksaan rutin
10. Memberikan nasehat kepada CJH haji agar selalu berperilaku hidup bersih dan Sehat ( PHBS )
Pengukuran Kebugaran
a. CJH benar benar dalam keadaan sehat dan siap untuk melaksanakan tes.
b. Diharapkan sudah makan, sedikitnya 2 jam sebelum melakukan tes.
c. Disarankan CJH memakai pakaian olahraga dan bersepatu olahraga.
d. Memberikan Informasi kepada CJH tata cara dan memahami cara pelaksanaan tes .
e. Melakukan pemanasan (warming up) lebih dahulu sebelum melakukan tes oleh petugas kesehatan
f. Kemudian diikuti oleh CJH
g. Tes kebugaran yang digunakan dengan jalan kaki sepanjang 1,8 km dengan metode Rockpot dan metode Six minutesWalking Test (6MWT)
` Cara Melaksanakan Kegiatan pelacakan /Kunjungan Rumah JH
12. Petugas memberikan informasi tentang Pelacakan Kesehatan Haji pada calon jamaah haji pada saat pemeriksaan kesehatan tahap awal.
13. Petugas mendata jamaah haji di wilayah kerja Puskesmas Siwuluh
14. Petugas menghubungi jamaah haji untuk mengatur pertemuan dengan jamaah haji dan menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan
15. Petugas mengunjungi jamaah haji
16. Petugas menganamesa keluhan jamaah
17. Petugas melakukan pemeriksaan fisik terhadap jamaah meliputi pemeriksaan tensi , nadi , dan suhu .
18. Petugas menentukan status kesehatan jamaah haji dan tindak lanjut yang akan dilakukan.
19. Petugas mengumpulkan lembar kuning dari buku kesehatan .jamaah haji .
20. Petugas mendokumentasikan kegiatan
21. Petugas meminta tanda tangan kepada jamaah yang telah dikunjungi.
22.Petugas menyerahkn laporan hasil kegiatan dan kartu kuning jamaah kepada Dinas Kesehatan
h. Sasaran
CJH (calon jamaah haji yang sudah mempunyai nomor porsi)
Semua CJH mendapat penilaian kesehatan yang baik dan benar
i. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 e t 1 Pemeriksaan kesehatan Tahap I CJH X 2 Pembinaan dan Pengukuran Kesehatan CJH X 3 Pemeriksaan kesehatan Lanjutan tahap II X 4 Kunjungan Rumah jemaah haji setelah
dari tanah suci
X
5 Evaluasi dan
Pelaporan X
n. Sumber Biaya
BLUD dan BOK pemeriksaan kesehatan CJH di kenai biaya sebesar 526.000 (perjamaaah)
k. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan
Pemeriksaan kesehatan berjalan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan kegiatan
Pelaporan dilaksanakan sebelum dan sesudah jamaah haji
berangkat
l. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan
- Mengisi buku bantu CJH melalui E BKJH atau entry data kesehatan di siskohatkes
- Membuat laporan kedinas kesehatan tentang pelaksanaan program haji di puskesmas dari pemeriksaan awal sampai kunjungan rumah paska kepulangan jemaah dari tanah suci
Kegiatan Kesehatan dan olah raga dan Sosialisasi dilaksanakan dalam 2 tahap sebagai berikut:
1. Peserta
a. Tes ini memerlukan banyak tenaga, oleh sebab itu peserta harus benar-benar dalam keadaan sehat dan siap untuk melaksanakan tes. b. Diharapkan sudah makan, sedikitnya 2 jam sebelum melakukan tes.
c. Disarankan memakai pakaian olahraga dan bersepatu olahraga. d. Hendaknya mengerti dan memahami cara pelaksanaan tes .
e. Diharapkan melakukan pemanasan (warming up) lebih dahulu sebelum melakukan tes.
2. Petugas
a. Harap memberikan pemanasan lebih dahulu
b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mencoba gerakan-gerakan
c. Harap memperhatikan perpindahan pelaksanaan butir tes satu ke butir tes berikutnya secepat mungkin.
d. Harap memberikan nomor dada yang jelas dan mudah dilihat oleh petugas.
e. Bagi peserta yang tidak dapat melakukan satu butir tes/lebih diberi nilai 0 (nol).
f. Untuk mencatat hasil tes dapat mempergunakan formulir tes perorangan atau gabungan.