PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP
KINERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN
Shinta Anggraini
Shinta_anggraini28@yahoo.com
Titik Mildawati
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)
ABSTRACTThis Research studies the influence of budgeting participation to the managerial performance with the organization commitment and leadership style as the moderating variables. The purpose of the research is to examine the influence of budgeting participation to the managerial performance at Department of Revenue and Financial Management of Surabaya. This Research is meant to find out whether the organization commitment and leadership style moderates of budgeting participation to the managerial performance.
This Research is conducted by using questionnaires survey method wich is distributed to 30 respondents. The result of the research shows that the first hypothesis wich states that budgeting participation has an influence to the managerial performance shows that the significant level is 0.003 is smaller than α=0.05 which indicates that H1 is accepted which means that the budgeting participation has an influence to the managerial performance. The second hypothesis shows that the significant level is 0.417 which is bigger than α=0.05 which indicates that H2 is insignificant. It means that the organization commitment does not moderate the budgeting participation to the managerial performance, and the third hypothesis test (H3) shows that the significant level of 0.004 which is smaller than α=0.005. It means that the leadership style moderates the budgeting participation to the managerial performance.
Keywords: Budgeting Paticipation, Managerial Performance, Organization Commitment, Leadership Style.
ABSTRAK
Studi ini meneliti pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan sebagai variabel moderating. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Surabaya. Penelitian ini juga bertujun apakah komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan memoderasi partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial.
Penelitian ini dilakukan dengan metode survey kuisioner yang dibagikan kepada 30 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial menunjukkan bahwa tingkat signifikan 0.003 lebih kecil dari α=0.05 menandakan H1 diterima yang berarti partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hipotesis yang kedua menunjukkan bahwa tingkat signifikan 0.417 lebih besar dari α=0.05 menandakan H2 tidak signifikan. Berarti bahwa komitmen organisasi tidak memoderasi partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial, dan uji hipotesis ketiga (H3) menunjukkan tingkat signifikasi 0.004 lebih kecil dari α=0.05 berarti gaya kepemimpinan memoderasi partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial.
Kata Kunci : Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kinerja Manajerial, Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan
PENDAHULUAN
Sistem pengendalian manajemen yang menjamin tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efisien diperlukan setiap organisasi baik sektor publik maupun swasta. Anggaran merupakan salah satu elemen yang penting dalam suatu sistem pengendalian manajemen.. Kenis ( 1979 ) menyatakan bahwa anggaran bukan hanya rencana finansial mengenai biaya dan pendapatan dalam suatu pusat pertanggung jawaban, tetapi juga berfungsi sebagai alat pengendalian, koordinasi, komunikasi, evaluasi kinerja serta motivasi.
Dalam penyusunan anggaran diperlukan adanya partisipasi dari bawahan agar bawahan merasa terlibat dan harus bertanggung jawab pada pelaksanaan anggaran. Dengan demikian diharapkan bawahan dapat memberikan informasi sesuai dengan realita yang ada di lapangan. sehingga partisipasi bawahan dalam menyusun anggaran mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Adanya partisipasi penyusunan anggaran akan meningkatkan kinerja dari manajer tingkat bawah dan menengah. Manajer tingkat menengah dan bawah dapat menyampaikan ide-ide kreatif yang dimilikinya kepada manajer atas, yang mana ide tersebut mempunyai tujuan untuk mencapai tujuan organisasi
Proses penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan bebarapa pendekatan
yaitu topdown, bottom up, dan partisipasi (Ramadhani dan Nasution,2009). Sistem penganggaran top down dimana rencana dan jumlah anggaran telah ditetapkan oleh atasan sehingga bawahan hanya melakukan apa yang telah ditetapkan oleh anggaran tersebut. Akibatnya penerapan sistem ini mengakibatkan kinerja bawahan menjadi tidak efektif karena target yang diberikan terlalu menuntut namun sumberdaya yang diberikan tidak mencukupi (overloaded). Atasan/pemegang kuasa anggaran kurang mengetahui potensi dan hambatan yang dimiliki oleh bawahan sehingga memberikan target yang sangat menuntut dibandingkan dengan kemampuan
Penganggaran partisipatif ( participative budgeting) merupakan suatu pendekatan penganggaran yang berfokus pada upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan mencapai tujuan organisasi. Dalam sektor swasta (bisnis) konsep penganggaran ini sudah berkembang pesat namun tidak demikian halnya pada sektor publik. Dalam sektor publik, penganggaran partisipatif belum mempunyai sistem yang mapan sehingga penerapannya menjadi tidak optimal.
Kecukupan anggaran tidak hanya secara langsung meningkatkan prestasi kerja, tetapi juga secara tidak langsung (moderasi) melalui komitmen organisasi. Komitmen organisasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja yang tinggi pula (Sumarno,2007). Komitmen organisasi merupakan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran yang ingin dicapai suatu organisasi. Pada pemerintah daerah, aparat yang ikut dalam penyusunan anggaran akan lebih bertanggung jawab jika didukung dengan komitmen aparat yang tinggi terhadap organisasi atau instansi pemerintah daerah. Keberhasilan dalam mengelola organisasi tidak lepas dari faktor kepemimpinan. Peran kepemimpinan merupakan suatu karakteristik penting dalam sebuah organisasi. Selain untuk menghasilkan kinerja yang baik, seorang pemimpin harus memahami peran serta kompetensi yang diperlukan agar organisasi mampu bertahan hidup dan berkembang di dalam kepemimpinannya.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial pada organisasi sektor publik, pada penelitian ini juga digunakan dua variable moderating yaitu komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan. Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendapatan Surabaya, dengan judul “ Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran
Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Komitmen Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating Pada Dispenda Surabaya”
TINJAUAN TEORITIS Pengertian Anggaran
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar, dan suatu ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun (Mulyadi,2001:488). Anggaran disusun manajemen dalam jangka waktu satu tahun untuk membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diperhitungkan. Dengan anggaran manajemen mengarahkan jalannya kondisi perusahaan.
Fungsi Anggaran
Anggaran mempunyai bebrapa fungsidi antaranya adalah (1) Fungsi Perencanaan yaitu Anggaran merupakan perencanaan awal dari penentuan tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan, (2) Fungsi Koordinasi dimana Anggaran digunakan sebagai alat pengkoordinasian rencana dan tindakan berbagai unit yang ada di organisasi agar dapat bekerja sacara selaras menuju arah pencapaian tujuan, (3) Fungsi Komunikasi yaitu dalam penyusunan anggaran, seluruh bagian dan tingkatan organisasi berkomunikasi dan berperan serta dalam proses penyusunan anggaran serta bertanggung jawab terhadap anggaran yang telah disusun, (4) Fungsi Motivasi yaitu aggaran berfungsi sebagai alat untuk memotivasi para pelaksana dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan. Selain itu anggaran dapat mendorong para karyawan dalam partisipasi anggaran dengan pemberian bonus atau hadiah pada karyawan yang berprestasi, (5) Fungsi Pengendalian dan Motivasi yaitu anggaran digunakan sebagai alat pengendalian kegiatan karena anggaran yang telah disetujui merupakan komitmen dari para pelaksana yang ikut berperan serta dalam penyusunan anggaran tersebut. (6) Fungsi Pendidikan bahwa anggaran berfungsi sebagai alat untuk mendidik para manajer mengenai cara bekerja secara terperinci pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya dan menghubungkannya dengan pusat pertanggungjawaban lain dalam organisasi yang bersangkutan.
Partisipasi penyusunan anggaran
Partisipasi adalah tingkat keterlibatan dan pengaruh setiap individu yang bersifat mental maupun emosional dalam situasi kelompok bagi pencapaian tujuan organisasi. Partisipasi tidak hanya melibatkan aktifitas secara fisik setiap individu, tetapi juga sisi psikologis yaitu seberapa besar pengaruh setiap individu di dalam pengambilan keputusan. Brownell (1982) menjelaskan bahwa partisipasi merupakan suatu proses yang melibatkan individu-individu secara langsung di dalamnya dan mempunyai pengaruh terhadap penyusunan tujuan anggaran yang prestasinya akan dinilai dan kemungkinan akan dihargai atas dasar pencapaian tujuan anggaran mereka. Partisipasi tersebut menunjukkan adanya interaksi antara para karyawan dengan atasannya, dan karyawan melakukan aktivitas yang diperlukan dari awal penyusunan anggaran, negosiasi, penetapan anggaran akhir dan revisi anggaran yang diperlukan. Definisi partisipasi dalam penganggaran secara terperinci adalah sebagai berikut : (a) Sejauh mana anggaran dipengaruhi oleh keterlibatan para pengurus (b) Alasan-alasan para manajer pada saat anggaran diproses (c) Keinginan memberikan partisipasi padda penyusunan anggaran kepada pihak manajer pada saat anggaran diproses tanpa diminta (d) Sejauh mana para manajer mempunyai pengaruh dalam anggaran akhir (e) Kepentingan manajer dalam partisipasinya terhadap anggaran (f) Anggaram didiskusikan antara pihak manajer puncak dengan manajer pusat pertanggung jawaban pada saat anggaran disusun
Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial merupakan efektifitas dan efisiensi seorang manajer yang bekerja untuk mencapi tujuan organisasinya (Stoner,1995). Menurut Mahoney dalam Saragih (2008) menyebitkan bahwa kinerja manajerial merupakan kinerja para pekerja/individu anggota organisasi dalam kegiatan manajerial. Sedangkan menurut T. Hani Handoko (1996:34), definisi kinerja manajerial merupakan tingkat kecakapan manajer dalam melaknsanakan aktivitas manajemen. Kinereja manajerial merupakan faktor yang dapat dipakai untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Kinerja manajerial meliputi kemampuan manajer dalam perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staff,negosiasi, perwakilan dari kinerja secara menyeluruh. Cara penilaian kinerja setiap individu yaitu melihat tingkat keefektifan dan efisiensi. Kinerja karyawan yang efektif dan efisien dapat menambah produktifitas perusahaan. Penilaian kinerja harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga dapat meningkatkan komitmen karyawan untuk lebih berproduktif sehingga tujuan perusahaan/organisasi dapat tercapai sesuai dengan target yang ditentukan.
Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan faktor guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien., karena adanya kebijakan atau progam yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan.
Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu : (1) Faktor Individu : kemampuan, keterampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial, dan demografi seseorang. (2) Faktor psikologis : persepsi, peran, sikap, keperibadian, motivasi, dan kepuasan kerja. (3) Faktor organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, system penghargaan (reward system)
Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi adalah dorongan dari dalam individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan organisasi dibandingkan dengan kepentingan sendiri (Weiner dalam Coryananta, 2004:619). Dorongan yang ada pada setiap individu dapat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi dalam penyusunan anggaran dan dapat meningkatkan kinerja manajerial. Porte (1974) komitmen organisasi adalah kuatnya pengenalan dan keterlibatan seseorang dalam suatu organisasi tertentu. Maslow (2000) menyatakan bahwa kebutuhan seseorang dalam memenuhi kebutuhannya yang mulai dari paling mendasar yaitu keamanan, sosial, penghargaan, serta aktualisasi diri. Faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi antara lain : karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan pengalaman kerja (Tri Mardiana,2004:175). Sedangkan komponen dalam komitmen organisasi sendiri ada 3 diantaranya yaitu keyakinan yang kuat dari dalam diri seseorang dan penerimaan tujuan organisasi. Komitmen dianggap penting bagi organisasi karena pengaruhnya pada turnover dan hubungannya dengan kinerja yang mengansumsikan bahwa indidu yang memiliki komitmen cenderung mengembangkan upaya yang lebih besar pada pekerjaan (Morrison,1997)
Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan seorang manajer pada saat ia mempengaruhi perilaku bawahannya. Seseorang yang menjalankan fungsi manajemen berkewajiban mempengaruhi karyawan yang dibawahinya agar mereka tetap melaksanakan tugas dengan baik, memiliki dedikasi terhadap organisasi dan tetap merasa
berkewajiban untuk mencapai tujuan organisasi (Sedarmayanti, 2007). Effendi (1992) mendefinisikan bahwa gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin melaksanakan kegiatannya dalam upaya membimbing, memandu, mengarahkan, dan mengontrol pikiran, perasaan, atau prilaku seseorang atau sejumlah orang untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan Luthans (2002) gaya kepemimpinan (leadership styles) merupakan cara pimpinan untuk mempengaruhi orang lain/bawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau melakukan kehendak pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi. Fungsi kepemimpinan dalam sebuah organisasi atau kelompok sangat penting karena fungsi kepemimpinanlah sebuah organisasi dapat mencapai tujuannya melalui jalan dan cara yang benar. Dengan gaya kepemimpinan akan membuat kepercayaan dan loyalitas para bawahan/karyawan kepada pemimpin semakin bertambah karena pemimpin akan membawa mereka pada pertimbangan penuh, menggunakan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam mengambil dan menerima masukan mereka, sebelum tiba saat pengambilan keputusan.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran dan Dari Populasi Penelitian
Penelitian merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan yang bersifat ilmiah, melalui prosedur yang telah ditetapkan.
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu menitikberatkan pada pengujian hipotesis, data yang di analisis, sifatnya terukur dan kesimpulan yang dihasilkan
merupakan generalisasi. Populasi penelitian adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2012:108). Hasil penelitian diharapkan dapat mewakili keseluruhan populasi
penelitian yang telah ditetapkan di awal penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang memiliki otoritas dalam proses penyusunan anggaran di Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya.
Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai. Construct adalah abstraksi dari fenomena-fenomena kehidupan nyata yang diamati. Variabel merupakan penjelasan dan penegasan dari suatu construct sehingga construct dapat diukur. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (1) variabel Independen yaitu merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain. yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah pertisipasi penyusunan anggaran. Partisipasi dalam penelitian
ini diukur menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Milani ( 1975 ) (2) Variabel Dependen merupakan Variabel yang dipengaruhi oleh variabel-variabel
independen. Yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kinerja manajerial pada Dispenda Surabaya, (3) Variabel Moderating merupakan Variabel independen yang menguatkan atau melemahkan hubungan antara variabel independen lainnya terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel moderating adalah komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan.
Teknik Analisis Data
(1) Uji Validitas adalah suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi sebenarnya yang diukur. Analisis validitas item bertujuan untuk menguji apakah tiap butir pertanyaan benar-benar telah sah, palinf tidak kita dapat menetapkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang kita yakini dalam pengukuran. Sebagai acuan yaitu melihat r hasil untuk tiap item ( variabel ) pada kolom item total correlation, (2)
Uji Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Analisis keandalan butir bertujuan untuk menguji konsistensi butir-butir pertnyaan dalam mengungkap indikator. Perhitungan keandalan butir-butir dalam penelitian ini dengan melihat r hasil yaitu nilai ALPHA ( terletak di akhir output ). Selain validitas juga dilakukan pengujian reliabilitas. Reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana item, skala, atau instrument dapat memberikan hasil yang konstant apabila dilakukan pengukuran ulang dengan skala tersebut (Malhorta,2004:268)
Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah teknik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60 (Ghozali, 2006). Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 19.0. (3) Uji asumsi klasik yang dimaksud adalah Model regresi dikatakan model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi klasik statistik yang terbebas, baik itu multikolinearitas, autokorelasi, normalitas, dan heteroskedastisitas. Pada penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas. Untuk uji asumsi klasik dalam penelitian ini digunakan SPSS ( Statistic Package of Social Science ) versi 15.0. Uji autokorelasi tidak dilakukan karena data yang digunakan tidak berbentuk deret waktu, sebab autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan data deret waktu (Ghozali, 2006).
(1) Uji normalitas adalah pengujian yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak (Ghozali, 2006). Pengujian normalitas distribusi data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan berdistribusi normal jika koefisien Asymp.sig (2-tailed) lebih besar dari α= 0,05. (2) Uji heteroskedastisitas adalah suatu pengujian untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang dioperasikan telah memiliki varian yang sama (homogen) atau sebaliknya (heterogen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas digunakan metode Glejser. Metode Glejser digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas. Metode ini dilakukan dengan meregresikan nilai absolut residual terhadap variabel bebas. Model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas apabila nilai signifikansi variabel bebasnya terhadap nilai absolut residual lebih besar dari α=0,05 (Ghozali,2006). (3) Uji multikolinearitas merupakan pengujian yang bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variable independen. Ghozali (2006), multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), jika nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan VIF kurang dari 10, maka dikatakan tidak ada multikolinearitas.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Validitas
Validitas merupakan unsur penting bagi suatu alat ukur karena uji ini menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Pengujian ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total variabel. Koefisien korelasi yang tinggi menunjukkan kesesuaian atara fungsi item dengan penelitian secara keseluruhan. Data yang diuji sebanyak 30 responden dengan menggunakan SPSS 11.5. Berdasarkan Masrun (1979) dalam Solimun (2005) “menyatakan
bahwa bilamana koefisien korelasi positif dan lebih besar dari 0,3 maka indikator bersangkutan dianggap valid”.
Tabel 1
Uji Validitas Variabel Penelitian
Variable Indikator Korelasi r standar Keterangan
Partisipasi Penyusunan Anggaran X1.1 0,811 0,3 Valid X1.2 0,840 0,3 Valid X1.3 0,822 0,3 Valid X1.4 0,805 0,3 Valid X1.5 0,836 0,3 Valid Kinerja Manajerial Y1.1 0,672 0,3 Valid Y1.2 0,713 0,3 Valid Y1.3 0,798 0,3 Valid Y1.4 0,726 0,3 Valid Y1.5 0,741 0,3 Valid Komitmen Organisasi Z1.1 0,640 0,3 Valid Z1.2 0,686 0,3 Valid Z1.3 0,765 0,3 Valid Z1.4 0,752 0,3 Valid Z1.5 0,736 0,3 Valid Gaya Kepemimpinan Z2.1 0,444 0,3 Valid Z2.2 0,587 0,3 Valid Z2.3 0,402 0,3 Valid Z2.4 0,692 0,3 Valid Z2.5 0,565 0,3 Valid
Item pertanyaan dikatakan valid jika koefisien korelasi antara item dan total item > 0.3. Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat seluruh item pertanyan memiliki koefisien korelasi dengan skor total > 0.3.
Dengan demikian seluruh item pertanyaan mampu mengukur indikator variabel-variabel bebas, tergantung dan moderator. Atas dasar tersebut maka seluruh item memenuhi syarat validitas dan akan tetap dipertahankan dalam skala dan dipergunakan dalam analisis selanjutnya.
Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keandalan (konsistensi) instrumen (alat ukur) berupa kuisioner dalam suatu penelitian dengan menggunakan tekhnik Cronbach’s
Alpha, yakni menghitung koefisien alpha. Reliabilitas instrumen diukur dengan
mengkorelasikan skor masing–masing butir pertanyaan pada setiap variabel. Nilai reliabilitas merupakan kombinasi dari skor-skor korelasi tersebut.
Tabel 2
Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach
Variabel Koefisien Alpha Alpha standar Reliabel
Partisipasi Penyusunan
Anggaran 0,932 0,6 Reliabel
Kinerja Manajerial 0,881 0,6 Reliabel
Komitmen Organisasi 0,765 0,6 Reliabel
Gaya Kepemimpinan 0,887 0,6 Reliabel
Berdasarkan tabel 2 Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach terlihat bahwa seluruh variabel penelitian memiliki koefisien Alpha Cronbach > 0.6, sehingga dapat disimpulkan bahwa skala untuk mengukur setiap variabel dalam penelitian ini memiliki reliabilitas yang cukup tinggi. Reliabilitas yang cukup tinggi ini berarti bahwa skala yang dipergunakan memberikan hasil pengukuran yang konsisten jika pengukurannya diulang.
Pengujian variabel pengaruh partisipasi penyusunan anggaran tanpa Variabel Moderator terhadap Kinerja manajerial
Analisis model dan pengujian hipotesis pengaruh partisipasi penyusunan anggaran
terhadap kinerja manajerial tanpa variabel moderator dilakukan dengan metode regresi linier
berganda. Berdasarkan hasil pengelolaan data dengan menggunakan uji regresi linier
berganda maka diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut :
Tabel 3
Hasil Uji Regresi Linier Berganda Tanpa Variabel Moderator
Variabel Koefisien Regresi (B) Beta t Sig.
Konstanta 2.120 6.181 0,000 Partisipasi penyusunan anggaran 0.422 0,629 4.286 0,000 F Sig R R2 18,373 0,000 0,629 0,396
Berdasarkan hasil perhitungan regresi diatas maka dapat dirumuskan persamaan regresi sebagai berikut :
Koefisien yang bertanda positif menunjukkan arah perubahan yang berlawanan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Interpretasi dari koefisien regresi pada variabel diatas adalah :
Koefisien variabel partisipasi penyusunan anggaran (X1) sebesar 0,422 menunjukkan bahwa apabila variabel faktor partisipasi penyusunan anggaran (X1) ditingkatkan maka kinerja manajerial akan meningkat dan sebaliknya jika partisipasi penyusunan anggaran diturunkan maka kinerja manajerial juga akan menurun dengan asumsi variabel lain tetap dengan koefisien regresi sebesar 0,422. Demikian sebaliknya
Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai R2 atau koefisien determinasi adalah sebesar 0,396 hal
ini berarti bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial (Y) sebesar 0,396 atau 39,6 % sedangkan sisanya sebesar 0,604 atau 60,4 % dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel bebas yang digunakan dalam penelitian.
Sedangkan nilai koefisien korelasi hasil perhitungan diperoleh nilai 0,629. Koefisien korelasi 0,629 tersebut termasuk pada kategori korelasi yang lemah (Sugiono : 1998, 112).
Pengujian Hipotesis
Pada regresi linier sederhana, maka uji hipotesis yang digunakan uji t. Pengujian hipotesis koefisien regresi secara parsial (uji t) ditunjukkan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat dalam satu model
Berdasarkan tabel 4.14 dapat dijelaskan nilai uji t untuk variabel partisipasi
penyusunan anggaran (X1) adalah sebesar 4,286 dengan tingkat signifikasi 0,000. Nilai
signifikasi ini lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat dinyatakan ada pengaruh secara parsial yang signifikan variabel partisipasi penyusunan anggaran (X1) kinerja manajerial.
Pengujian Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial dengan Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan sebagai variabel moderator
Pada bagian pertama pengujian hipotesis telah terbukti bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh pada kinerja manajerial. Maka langkah selanjutnya adalah menguji komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan apakah memoderasi terhadap kinerja manajerial. Analisis model dan pengujian hipotesis dilakukan dengan metode moderated regression analysis.
Pada pengujian dengan moderated regression analysis dipastikan terkena asumsi multikolinieritas. Uji gejala multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antar masing-masing variabel bebas yang diteliti. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala ini digunakan indikasi nilai VIF (Varian Inflation Factor). Uji gejala multikolinieritas dimaksudkan untuk lebih mengetahui adanya hubungan yang sempurna antar variabel dalam model regresi. Hakim (2001 : 301) menyebutkan angka toleransi VIF untuk terhindar dari gejala multikolinieritas ini < 10. Adanya gejala multikolinieritas tersebut terjadi karena variabel interaksi X * Z dibentuk dari perkalian variabel bebas dan variabel moderator.
Untuk mengatasi masalah multikolinieritas ini dapat diatasi dengan menggunakan kaidah “CENTERING”. Yaitu dengan mengubah variabel bebas pada penelitian dalam bentuk nilai z score. Kemudian interaksi antara variabel bebas dan moderator juga diperoleh dari perkalian z score. Berikut adalah hasil pengujian regresi setelah dilakukan proses centering.
Tabel 4
Hasil Uji Moderated Regression Analysis
Variabel Koefisien
Regresi Beta t Sig.
(Constant) -0,171 -1,404 0,173
Zscore: Pengaruh partisipasi
penyusunan anggaran 0,341 0,341 2,255 0,033
Zscore: Komitmen Organisasi -0,115 -0,115 -0,742 0,465
Zscore: Gaya Kepemimpinan 0,316 0,316 2,233 0,035
Zscore: Pengaruh partisipasi penyusunan
anggaran*Komitmen Organisasi
-0,119 -0,141 -0,827 0,417
Zscore: Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran*Gaya kepemimpinan 0,521 0,576 3,152 0,004 F Sig R R2 12.312 0,000 0,848 0,719
Berdasarkan hasil perhitungan regresi diatas maka dapat dirumuskan persamaan regresi sebagai berikut :
Koefisien regresi yang bertanda positif menunjukkan perubahan yang searah antara variabel bebas terhadap variabel terikat, sedangkan koefisien yang bertanda negatif menunjukkan arah perubahan yang berlawanan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam perhitungan menunjukkan ada variabel bebas memiliki koefisien bertanda positif dan negatif. Interpretasi dari koefisien regresi pada masing – masing variabel diatas adalah :
(1) Koefisien variabel partisipasi penyusunan anggaran (X1) sebesar 0,341 menunjukkan
bahwa apabila variabel partisipasi penyusunan anggaran (X1) ditingkatkan maka kinerja
manajerial akan meningkat dan sebaliknya jika partisipasi penyusunan anggaran diturunkan maka kinerja manajerial juga akan menurun dengan asumsi variabel lain tetap dengan koefisien regresi sebesar 0,341. Demikian sebaliknya, (2) Koefisien komitmen organisasi (Z1) sebesar -0,115 menunjukkan bahwa komitmen organisasi ditingkatkan maka kinerja manajerial akan menurun dan sebaliknya dengan asumsi variabel lain tetap dengan koefisien regresi sebesar -0,115. (3) Koefisien variabel Gaya kepemimpinan (Z2) sebesar 0,316 menunjukkan bahwa apabila gaya kepemimpinan dalam organisasi (X3) ditingkatkan maka kinerja manajerial akan meningkat dan sebaliknya jika gaya kepemimpinan dalam organisasi diturunkan maka kinerja manajerial juga akan menurun dengan asumsi variabel lain tetap dengan koefisien regresi sebesar 0,316. Demikian sebaliknya. (4) Koefisien variabel partisipasi penyusunan anggaran (X1) dengan komitmen oraganisasi (Z1) sebesar -0,119 menunjukkan bahwa apabila interaksi partisipasi penyusunan anggaran (X1) dengan komitmen organisasi (Z1) ditingkatkan maka kinerja manajerial menurun dengan asumsi variabel lain tetap dengan koefisien regresi sebesar -0,119. Demikian sebaliknya. (5) Koefisien Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran (X1) dengan dukungan Gaya kepemimpinan (Z2) sebesar 0,521 menunjukkan bahwa apabila pengaruh partisipasi
penyusunan anggaran (X1) dengan dukungan gaya kepemimpinan (Z2) ditingkatkan
maka kinerja manajerial juga akan meningkat dengan asumsi variabel lain tetap dengan koefisien regresi sebesar 0,521. Demikian sebaliknya
Pada tabel Hasil Uji Moderated Regression Analysis dapat dilihat bahwa nilai R2 atau
koefisien determinasi adalah sebesar 0,719 hal ini berarti bahwa pengaruh partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial (Y) sebesar 0,719 atau 71,9 % sedangkan sisanya sebesar 0,281 atau 28,1 % dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel bebas yang digunakan dalam penelitian.
Sedangkan nilai koefisien korelasi hasil perhitungan diperoleh nilai 0,848. Koefisien korelasi 0,848 tersebut termasuk pada kategori korelasi yang sangat kuat (Sugiono : 1998, 112).
Y = -0,171 + 0,341 X
1- 0,115 Z
1+ 0,316 Z
2-0,119X
1* Z
1Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis Koefisien Regresi secara bersamaan (Uji F)
Pengujian hipotesis regresi secara bersamaan (uji F) ditunjukkan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat dalam satu model.
Berdasarkan data hasil regresi diketahui bahwa nilai F hitung hasil regresi adalah sebesar 12,312, dengan nilai probabilitas kesalahan (Sig) sebesar 0,000. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 sehingga ada pengaruh variabel partisipasi penyusunan anggaran, komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, partisipasi penyusunan anggaran*komitmen organisasi, pengaruh partisipasi penyusunan anggaran*gaya kepemimpinan terhadap variabel terikat kinerja manajerial (Y). Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan “Terdapat pengaruh ada pengaruh variabel partisipasi penyusunan anggaran, komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, partisipasi penyusunan anggaran*komitmen organisasi, pengaruh partisipasi penyusunan anggaran*gaya kepemimpinan” diterima kebenarannya.
Setelah diketahui adanya pengaruh secara bersama – sama, langkah selanjutnya adalah mengetahui pengaruh secara parsial. Pengujian hipotesis koefisien regresi secara parsial (uji t) ditunjukkan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat dalam satu model.
Berdasarkan tabel 4.19 dapat dijelaskan sebagai berikut:: (1) Nilai uji t untuk variabel
partisipasi penyusunan anggaran (X1) adalah sebesar 2,255 dengan tingkat signifikasi 0,033.
Nilai signifikasi ini lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat dinyatakan ada pengaruh secara
parsial yang signifikan variabel pengaruh partisipasi penyusunan anggaran (X1) terhadap
kinerja manajerial. (2) Nilai uji t untuk variabel komitmen organisasi (Z1) adalah sebesar
-0,742 dengan tingkat signifikasi 0,465. Nilai signifikasi ini lebih besar dari 0,05, sehingga dapat dinyatakan ada pengaruh secara parsial yang tidak signifikan variabel komitmen organisasi (Z1) terhadap Kinerja manajerial. (3) Nilai uji t untuk variabel gaya kepemimpinan (Z2) adalah sebesar 2,233 dengan tingkat signifikasi 0,035. Nilai signifikasi ini lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat dinyatakan ada pengaruh secara parsial yang signifikan variabel gaya kepemimpinan (Z2) terhadap kinerja manajerial. (4) Nilai uji t untuk variabel partisipasi penyusunan anggaran*komitmen organisasi (X1*Z1) adalah sebesar -0,827 dengan tingkat signifikasi 0,417. Nilai signifikasi ini lebih besar dari 0,05, sehingga dapat dinyatakan ada pengaruh secara parsial yang tidak signifikan pengaruh partisipasi penyusunan anggaran*komitmen organisasi (X1*Z1) terhadap kinerja manajerial. (5) Nilai uji t untuk variabel pengaruh partisipasi penyusunan anggaran*gaya kepemimpinan (X1*Z2) adalah sebesar 3,152 dengan tingkat signifikasi 0,04. Nilai signifikasi ini lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat dinyatakan ada. (6) pengaruh secara parsial yang signifikan pengaruh partisipasi penyusunan anggaran*gaya kepemimpinan (X2*Z) terhadap kinerja manajerial
Hasil pengujian asumsi klasik atas model analisis
Berdasarkan hasil pengujian statistik, model persamaan regresi yang diajukan harus
memenuhi syarat atau dikenal dengan istilah BLUE atau Best Linier Unbiased Estimation. Tetapi agar model persamaan tersebut dapat diterima secara ekonometrik, perlu diadakan uji asumsi klasik yaitu Multikolinieritas dan heterokedastisitas.
Tabel 5
Uji Gejala Multikolinieritas Variabel Bebas
Variabel
Collineriaty Statistics
Keterangan
Tolerance VIF
Zscore: Pengaruh partisipasi
penyusunan anggaran 0,512 1,952 Bebas Multikol
Zscore: Komitmen organisasi 0,489 2,043 Bebas Multikol
Zscore: Gaya kepemimpinan 0,582 1,717 Bebas Multikol
Zscore: Pengaruh partisipasi penyusunan
anggaran*Komitmen organisasi
0,400 2,500 Bebas Multikol
Zscore: Pengaruh partisipasi
penyusunan anggaran*Gaya
kepemimpinan
0,350 2,854 Bebas Multikol
Dalam pengujian asumsi klasik terhadap analisis moderated linier regression dengan
metode centering menyatakan bahwa penelitian ini tidak terjadi multikol atau non multikol karena nilai VIF dari masing-masing variabel kepuasan pada pekerjaan, persepsi mendapatkan pekerjaan lain dan interaksi kepuasan pada pekerjaan dengan persepsi mendapatkan pekerjaan lain < 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi adanya multikol.
Uji heterokedastisitas
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena
varian terganggu berbeda antara satu observasi ke observasi lain. Jika yang terjadi pada model adalah gejala homokedastisitas, berarti tidak terjadi hubungan antara variabel pengganggu dengan variabel bebas, sehingga variabel tergantung benar – benar hanya dijelaskan oleh variabel bebasnya. Jika nilai signifikansi pada hasil korelasi lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) maka dapat dikatakan item bebas dari gejala heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas.
Tabel 6
Uji Gejala Heterokedastisitas Variabel Bebas
Variabel t hitung Signifikansi Keterangan
Zscore: Pengaruh partisipasi
penyusunan anggaran -0,153 0,880 Homokedastis
Zscore: Komitmen Organisasi
-0,405 0,689 Homokedastis
Zscore: Gaya kepemimpinan -0,362 0,721 Homokedastis
Zscore: Pengaruh partisipasi penyusunan
anggaran*Komitmen organisasi -0,629 0,536 Homokedastis
Zscore: Pengaruh partisipasi
penyusunan anggaran*Gaya
kepemimpinan 0,190 0,851 Homokedastis
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi untuk semua variabel lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi gejala homokedastisitas atau tidak terjadi hubungan antara nilai residu atau sisa dengan variabel bebas, sehingga variabel tergantung benar – benar hanya dijelaskan oleh variabel bebas.
SIMPULAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka simpulan yang dapat diambil adalah :
(1) Ada pengaruh secara bersama – sama variable bebas terhadap variabel terikat kinerja managerial (Y) berdasarkan hasil uji F. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan “Terdapat pengaruh secara bersama-sama yang signifikan antara partisipasi penyusunan terhadap kinerja manajerial”diterima kebenarannya. Nilai dari koefisien determinasi dari hasil perhitungan adalah 0,396 yang berarti bahwa sebesar 39,6 % kinerja manajerial (Variabel terikat) mampu dijelaskan oleh variabel bebas, sedangkan 60,4 % dijelaskan oleh variabel moderator yang mempengaruhi partisipasi penyusunan anggaran. Hasil perhitungan secara parsial diketahui bahwa seluruh variabel bebas berpengaruh secara parsial terhadap kinerja manajerial dengan nilai signifikansi hasil uji t kurang dari 0,05. (2) Variabel gaya kepemimpinan merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap kinerja managerial.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diambil maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut :
(1). Oleh karena partisipasi penyusunan anggaran dapat berpengaruh pada kinerja manajerial maka sebaiknya perusahaan berupaya untuk mengikutsertakan karyawan yang
terlibat dalam penyusunan anggaran turut berpartisipasi dan ikut serta dalam pengambilan keputusan. (2) Oleh karena gaya kepemimpinan merupakan variable yang berpengaruh dominan maka sebaiknya pimpinan pada sebuah perusahaan harus memperhatikan bawahan dengan mensuport kinerja mereka, memberikan apresiasi terhadap prestasi yang diperoleh oleh bawahan. (3) Karena variabel komitmen organisasi tidak mampu memoderasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial maka sebaiknya komitmen organisasi pada Dispenda Surabaya perlu ditingkatkan dengan cara mempererat hubungan kerja antar karyawan atau saling membagi tugas dengan karyawan lain.
DAFTAR PUSTAKA
Mursyidi, Akuntansi Pemerintahan di Indonesia, Rafika Aditama, 2009, Bandung
Tanjung, Abdul Hafis, Penatausaaan Dan Akuntansi Keuangan Daerah, Salemba Empat, Buku 2, 2009, Bandung
Pengaruh Partisipasi Penganggaran Pada Kinerja Manajerial Dengan Komitmen Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating Pada Bank, Sripsi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali
Susmitha, I Putu Yoga, 2010, Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Pada Kinerja Manajerial Dengan Locus Of Control Dan Komitmen Organisasional Sebagai Variabel Pemoderasi, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia Nuriati, Fatta, 2012, Pengaruh Group Cohesiveness Terhadap Kinerja Manajerial Dengan
Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating Pada Dispenda Surabaya, Skripsi Fakultas Ekonomi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA), Surabaya
Krishna Yogantara, Komang, 2011, Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Pada Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali
Sumarno, J., 2005, Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dan Kinerja Manajerial, Skripsi Fakultas Ekonomi STIE Y.A.I
Wulandari, Nur, 2011, Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah : Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Demak, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang
Ngatemin, 2009, Pengaruh Komitmen Organisasi dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, Skripsi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan
Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 8 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Surabaya
Peraturan Walikota Surabaya No. 42 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas Dan Fungsi Dinas Kota Surabaya